BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Proses pembelajaran sains lebih menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Hal ini dikarenakan pembelajaran sains memiliki objek kajian berupa benda konkret, dapat ditangkap indera, serta mempelajari kehidupan di alam yang berhubungan dengan makhluk hidup (Widodo, 2009).Kurikulum yang digunakan saat ini yaitu kurikulum KTSP dan kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk mendapatkan pengalaman langsung melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.Pemberian pengalaman belajar secara langsung salah satunya
adalah dengan menggunakan metode praktikum,
seperti
yang
dikemukakan oleh Abraham dan Millar (2008) bahwa kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang dapat membentuk suatu pengetahuan melalui pengalaman langsung. Kegiatan praktikum merupakan bagian integral dalam pembelajaran biologi, karena memiliki peranan yang penting terutama untuk menerapkan konsep atau prinsip. Menurut Supriatno (2009) pembelajaran biologi memerlukan kegiatan yang mampu melibatkan peserta didik dalam mengembangkan pengalaman belajarnya (learning to do), sehingga mereka dapat memaknai pengetahuan yang didapat (learning to know). Oleh karena itu dengan digunakannya metode praktikum akan membuat pembelajaran menjadi berpusat pada siswa sehingga siswa akan memiliki pengalaman langsung yang dikenal dengan learning by doing.Kegiatan praktikum telah lama digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa dengan pengalaman langsungobjek-objek, konsep-konsep dan prosedur eksperimen (Adisendjaja dan Romlah, 2009). Pelaksanaan praktikum menuntut kegiatan yang berpusat pada siswa.Selain guru sebagai fasilitator kegiatan praktikum tidak terlepas dari media ajar untuk membantu siswa dalam mengarahkan proses pelaksanaan praktikum. Menurut Rustaman dan Wulan(2007), salah satu media ajar untuk membantu kegiatan
Shelly DianitaSholeha, 2015 ANALISIS KUALITASDESAIN KEGIATAN LABORATORIUM (DKL)MATERI LINGKUNGANJENJANG SMP DAN SMA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PENCEMARAN
2
praktikum yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS) atau oleh penulis disebut sebagai Desain Kegiatan Laboratorium, selanjutnya disingkat DKL.DKL merupakan instruksi
yang
harus
dilakukan
siswa
ketika
melakukan
kegiatan
laboratorium.DKL dapat melatih siswa untuk menentukan dan mengembangkan kegiatan laboratorium secara mandiri, serta dapat dijadikan pedoman untuk siswa dalam proses pencapaian pemahaman konsep dan prinsip (Supriatno, 2009). Maka dari itu DKL dapat dijadikan arahan untuk melihat pengetahuan dan proses mencari pengetahuan yang dimiliki siswa. Kegiatan praktikum masih memiliki kekurangan, salah satunya disebabkan karena DKL.DKL yang digunakan di sekolah-sekolah saat ini masih banyak yang belum mencapai kriteria ideal layaknya suatu petunjuk praktikum. Berdasarkan hasil analisis dan uji coba beberapa sampel DKL melalui perkuliahan pengembangan praktikum biologi sekolah (PPBS) oleh mahasiswa angkatan 2011 pada tahun 2014, banyak permasalahan-permasalahan yang terdapat pada DKL yang beredar dilapangan. Permasalahan yang muncul diantaranya yaitu tidak terstrukturnya langkah kerja, ketidak sesuaian alat dan bahan dengan kegiatan praktikum, tujuan praktikum yang tidak sesuai dengan praktikum yang dilakukan, serta ada ketidak telitian pembuat DKL yang akan menyulitkan siswa dalam melakukan praktikum. Supriatno (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa hanya 24% dari DKL dapat dikerjakan dengan hasil sesuai dengan prosedur dan tuntas dari segi analisis data dan penarikan kesimpulan, sisanya yaitu sebesar 76% bermasalah dalam hal: (1) Penyusunan langkah kerja tidak teratur, (2) prosedur sulit dikerjakan dan tidak konsisten terhadap, (3) tabel data kaku dan menimbulkan miskonsepsi, dan (4) memerlukan waktu yang lama dalam hal menjalankan kegiatan.Kondisi ini sangat disayangkan terutama dalam pembelajaran konsepkonsep biologi.Ketidak sesuaian DKL yang beredar di lapangan merupakan salah satu kunci ketidak berhasilan praktikum untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ada (Supriatno, 2009). Menurut Novak dan Gowin (1984), diagram Vee dapat digunakan untuk melihat tahapan-tahapan dalam membentuk pengetahuan dan menghasilkan pengetahuan. Diagram Vee memiliki dua sisi penting yaitu sisi konseptual dan sisi Shelly DianitaSholeha, 2015 ANALISIS KUALITASDESAIN KEGIATAN LABORATORIUM (DKL)MATERI LINGKUNGANJENJANG SMP DAN SMA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PENCEMARAN
3
metodologi, dimana kedua sisi ini saling menunjang dalam pencapaian kegiatan ilmiah, dalam hal ini kegiatan praktikum. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2010),komponen pada diagram Vee, menggambarkan tahapan proses pembentukan pengetahuan dan produksi pengetahuan pada kegiatan praktikum. Penggunaan diagram Vee dapat membantu guru dalam merancang atau mengevaluasi DKL, agar DKL dapat menjalankan fungsinya dalam praktikum untuk mengarahkan siswa membentuk pengetahuan secara terstruktur. DKL merupakan salah satu media praktikum,yang akan digunakan siswa sebagai panduan melaksanakan kegiatan praktikum. Hal ini dapat membantu guru untuk memfasilitasi siswa dalam menghubungkan teori dan praktek, hingga membentuk pengetahuan dan hendaknya dapat mencapai tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang berlaku.Tujuan kegiatan pembelajaran pada kegiatan praktikum, harus sesuai dengan tuntutan kurikulum (Rustaman dan Wulan, 2007).Namun berdasarkan kajian Supriatno (2009), menunjukkan bahwa DKL yang digunakan disekolah-sekolah belum atau tidak melalui proses uji coba sebelum diberikan kepada siswa. DKL yang dianalisis kebanyakan tidak menggunakan penyusunan DKL yang benar, tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kurang mengembangkan konsep yang dituntut berdasarkan kompetensi dasar dalam kurikulum.Selain itu ketidak sesuaian pencapaian DKL ditemukan pada materi yang disampaikan.Kesamaan materi antara SMP dan SMA ditemukan pada beberapa DKL praktikum, padahal jenjang kompetensi dasar yang dituntut jelas berbeda (Supriatno, 2007). Dalam dunia pendidikan nasional, merumuskan pembelajaran, pengajaran dan tujuan, baik tujuan pembelajaran ataupun Kompetensi Dasar, lebih sering menggunakan Taksonomi Bloom Revisi tahun 2001 (Gunawan dan Palupi, 2008).Taksonomi Bloom Revisi merupakan kerangka berpikir yang memudahkan guru untuk memetakan tingkatan proses kognitif dan tingkatan pengetahuan,baik pada pengajaran, pembelajaran dan penilaian (Anderson, et al., 2001). Dimensi proses kognitif dapat diidentifikasi melalui kata kerja oprasional dan dimensi pengetahuan dapat diidentifikasi dari kata benda. Pada DKL, terdapat komponen tujuan, langkah kerja dan pertanyaan pengarah yang dapat pula digunakan untuk mengungkap tingkatan kognitif dan tingkatan pengetahuan. Shelly DianitaSholeha, 2015 ANALISIS KUALITASDESAIN KEGIATAN LABORATORIUM (DKL)MATERI LINGKUNGANJENJANG SMP DAN SMA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PENCEMARAN
4
Materi pencemaran lingkungan merupakan salah satu materi yang tertera dalam Kompetensi Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik (KTSP) dan Kurikulum 2013 pada jenjang SMP dan SMA sehingga memungkinkan untuk dilaksanakan kegiatan praktikum baik SMP maupun SMA. Terdapat suatu kegiatan dalam pembelajaran pencemaran lingkungan yang menuntut siswa melakukan pemecahan masalah dan melakukan verifikasi.Namun berdasarkan hasil observasi di lapangan, kegiatan praktikum pada materi pencemaran lingkungan jarang dilakukan dan hal ini yang menjadi daya tarik untuk meneliti kualitas DKL pencemaran lingkungan. Penelitian mengenai DKL telah ada sebelumnya yaitu menganalisis relevansi DKL dengan kompetensi dasar pada konsep struktur dan fungsi hewan (Aisya, 2013). Namun pada penelitian kali ini akan dikaji lebih mendalam mengenai kualitas DKL ditinjau dari struktur DKL dan ranah kognitif yang teridentifikasi dalam DKL materi pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, peneliti ingin menganalisis kualitas DKL materi pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA dengan melakukan uji coba DKL, kemudian dianalisis menggunakan diagram Vee untuk meninjau kualitas struktur DKL, dan menggunakan taksonomi Bloom revisi untuk meninjau ranah kognitif yang teridentifikasi dalam DKL.
B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah dari penelitian ini adalah: “Bagaimanakahkualitas Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) materi pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA?”. C. Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan penelitian yang dapat dikembangkan yaitu: 1. Bagaimanakah hasil uji coba DKL pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA? 2. Bagaimanakah struktur DKLmateri pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA?
Shelly DianitaSholeha, 2015 ANALISIS KUALITASDESAIN KEGIATAN LABORATORIUM (DKL)MATERI LINGKUNGANJENJANG SMP DAN SMA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PENCEMARAN
5
3. Bagaimanakahranah
kognitif
yang
teridentifikasi
padaDKLmateri
pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA?
D. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kualitas DKL ditinjau dari struktur dan ranah kognitif yang teridentifikasi. Struktur mengungkap kelengkapan dan penilaian DKL berdasarkan diagram Vee, sedangkan ranah kognitif mengungkap dimensi proses kognitif C1-C6 dan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif) yang teridentifikasi berdasarkan taksonomi Bloom revisi. 2. Materiyang digunakan dibatasi pada materi pencemaran lingkungan yang dapat dipraktikumkan. 3. Desain Kegiatan Laboratorium(DKL) yang diambil dilapangan merupakan petunjuk praktikum berbentuk resep yang bersumber dari guru dan buku paket penerbit.
E. Tujuan Penelitian Tujuan umumpenelitian ini adalah untuk mendeskripsikankualitas DKL materi pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA ditinjau dari struktur dan ranah kognitif yang teridentifikasi. Adapun tujuan khusus penelitian ini sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan hasil uji coba DKL pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA. 2. Mendeskripsikan struktur Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) materi pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA. 3. Mendeskripsikan ranah kognitif yang teridentifikasi pada Desain Kegiatan Laboratorium (DKL) materi pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, diantaranya yaitu: Shelly DianitaSholeha, 2015 ANALISIS KUALITASDESAIN KEGIATAN LABORATORIUM (DKL)MATERI LINGKUNGANJENJANG SMP DAN SMA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PENCEMARAN
6
1. Memberikan referensi khususnya kepada guru berupa arahan memilih DKL yang sesuai dengan kebutuhan siswa. 2. Memberikan informasi dan gambaran secara umum khususnya bagi gurumengenai kondisi kualitas DKL di lapangan sehingga dijadikan dasar pertimbangan dalam menggunakan DKL pada pembelajaran Biologi. 3. Memotivasi guru untuk membuat dan mengembangkan Desain Kegiatan Laboratorium sendiri yang akan digunakan sebagai petunjuk kegiatan praktikum bagi siswa. 4. Sebagai bahan masukan dan kajian dalam pengembangan Desain Kegiatan Laboratorium.
G. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi secara umum adalah sebagai berikut: 1. BAB I Pendahuluan, berisi tentang: Latar belakang penulis mengenai masalah yang diambil ditunjang dengan teori dan pernyataan dari beberapa penelitian yang sejalan yaitu mengenai kegiatan praktikum.Serta terdapat beberapa fakta mengenai kekurangan DKL yang diakibatkan dari struktur DKL, sehingga perlu dilakukan analisis dengan menggunakan Diagram Vee.Selain itu DKL harus dapat mencapai tujuan pembelajaran yang mengacu pada kurikulum yang berlaku.Penulis menggunakan taksonomi Bloom Revisi untuk melihat dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan yang teridentifikasi dalam DKL. Sehingga dari pemaparan diatas, penulis mengambil judul mengenai analisis kualitas pada Desain Kegiatan Laboratorium materi pencemaran lingkungan. Pemaparan bagian lain yang dilakukan yaitu rumusan masalah beserta pertanyaan penelitian, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. 2. BAB II Dasar Teori, berisi tentang: Penjabaran teori-teori mengenai praktikum, DKL pada praktikum, komponen diagram Vee dan pemberian skor pada diagram Vee, Taksonomi Bloom revisi mengenai dimensi pengetahuan dan dimensi kognitifnya dan penelitian yang relevan yang pernah dilakukan. Penjabaran analisis Kompetensi Dasar dan penjabaran materi konseppencemaran lingkungan. Shelly DianitaSholeha, 2015 ANALISIS KUALITASDESAIN KEGIATAN LABORATORIUM (DKL)MATERI LINGKUNGANJENJANG SMP DAN SMA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PENCEMARAN
7
3.
BAB III Metode Penelitian, berisi tentang: Penjabaran metode yang digunakan yaitu metode deskriptif, penjabaran
definisi operasional, populasi dan sampel, desain penelitian, instrumen penelitian dancara menganalisis data. 4.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang: Pemaparan hasil penelitian disajikan dalam dua bagian yaitu temuan hasil
penelitian berupa hasil uji cobadan hasil analisis dataDKL pencemaran lingkungan jenjang SMP dan SMA, serta pembahasan hasil penelitian.Temuan dan pembahasan berkaitan dengan hasil uji coba DKL,analisis yang dilakukan,dan berdasarkan pertimbangan para ahli.Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, maka diharapkan semua pertanyaan penelitian dapat terjawab. 5.
BAB V Simpulan, Implikasidan Rekomendasi berisi tentang: Penjabaran produk penelitian berupa jawaban pertanyaan penelitian atau
rumusan masalah yang telah dilakukan diawal penelitian.Implikasi dan rekomendasi ditujukan kepada para pengguna hasil penelitian maupun penulis berikutnya yang berniat melakukan penelitian selanjutnya.
Shelly DianitaSholeha, 2015 ANALISIS KUALITASDESAIN KEGIATAN LABORATORIUM (DKL)MATERI LINGKUNGANJENJANG SMP DAN SMA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PENCEMARAN