Analisis Kualitas Soal.... (Nindha Permana Dewi) 1
ANALISIS KUALITAS SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI THE QUALITY ANALYSIS OF ECONOMIC-ACCOUNTING MIDTERM TEST QUESTION Oleh:
Nindha Permana Dewi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Moh. Djazari Staf Pengajar Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektivitas Pengecoh soal Ulangan Tengah Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2015/2016. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi untuk memperoleh data berupa kisi-kisi soal, soal ulangan, kunci jawaban dan lembar jawaban siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan program Anates versi 4.0.9 dan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari: (1) Validitas, soal valid 12 butir (60%), tidak valid 8 butir (40%); (2) Reliabilitas, soal tidak reliabel dengan koefisien 0,288; (3) Tingkat Kesukaran, soal tergolong sukar 3 butir (15%), sedang 15 butir (75%), sangat mudah 2 butir (10%); (4) Daya Pembeda, soal memiliki Daya Pembeda sangat buruk 3 butir (15%), buruk 4 butir (20%), cukup 5 butir (25%), baik 4 butir (20%), sangat baik 4 butir (20%); (5) Efektivitas Pengecoh, soal memiliki pengecoh sangat baik 12 butir (60%), baik 6 butir (30%), cukup 1 butir (5%), kurang baik 1 butir (5%). Kata kunci: Analisis Kualitas Soal, Ekonomi Akuntansi, SMA Negeri 1 Piyungan Abstract The research aimed to acknowledge validity, reliability, level of difficulty, level of differentiation and distraction effectiveness of Economic-Accounting midterm test question for 11th grade social class student in SMA Negeri 1 Piyungan 2015/2016. Paper data are question framework, question sheet, answer key and answer sheets which is taken through documentation. Quantitative Descriptive used as data analysis method which assisted with computer software called Anates version 4.0.9 and Microsoft Excel. The result brings to the conclusion that from: (1) validity aspect, there are 12 valid questions (60%) and 8 invalid questions (40%); (2) reliability aspect, research showed that midterm test question has low rate reliability coefficient on 0,288; (3) level of difficulty aspect, there are 3 hard questions (15%), 15 average questions (75%) and 2 easy questions (10%); (4) level of differentiation aspect, there are 1 questions (5%) which have very poor differentiation level, 8 questions (40%) which have poor differentiation level, 10 questions (50%) which have average differentiation level, 1 questions (5%) which have good differentiation level; (5) distraction effectiveness aspect, there are 12 questions (60%) which have very good distraction level, 6 questions (30%) which have good distraction level, 1 question (5%) which has average distraction level and , 1 question (5%) which has poor distraction level. Keywords: Test Quality Analysis, Economic-Accounting, SMA Negeri 1 Piyungan.
2 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 1 Tahun 2016
digunakan harus sesuai dengan kurikulum
PENDAHULUAN Evaluasi pembelajaran dapat efektif jika
yang berlaku. Alat evaluasi juga diharapkan
menggunakan alat ukur yang tepat. Salah
dapat memiliki kualitas yang memenuhi
satu alat ukur yang dapat digunakan untuk
syarat secara kuantitatif ditinjau dari aspek
evaluasi pembelajaran adalah tes. Tes
Validitas,
merupakan alat evaluasi pendidikan yang
Tingkat
berperan penting dalam mengukur hasil
Pengecoh.
belajar
siswa.
Kesukaran,
Daya dan
Pembeda, Efektivitas
digunakannya
Analisis butir soal merupakan suatu
instrumen tes maka dapat diperoleh hasil
proses untuk mengkaji kualitas soal pada
yaitu berupa penilaian yang digunakan
setiap butirnya. Tujuan analisis butir soal
sebagai sarana evaluasi. Bentuk-bentuk tes
antara lain bertujuan untuk mengadakan
atau soal secara garis besar dibagi menjadi
identifikasi soal-soal yang baik, kurang
dua yaitu, tes subjektif dan tes objektif. Tes
baik, dan soal yang tidak baik. Informasi
objektif terdiri dari tes benar-salah, pilihan
butir soal yang baik maupun butir soal yang
ganda, menjodohkan, dan tes isian. Soal
tidak baik dapat diketahui dengan analisis
pilihan ganda adalah soal yang lebih mudah
soal. Butir soal yang tidak baik sebaiknya
dikerjakan, sebab sudah terdapat pilihan
tidak digunakan lagi agar tes benar-benar
jawaban. Dalam soal pilihan ganda (multiple
terdiri dari butir soal yang berkualitas untuk
choice) terdiri atas pertanyaan dan jawaban.
mengukur hasil belajar siswa. Analisis butir
Jawaban yang tersedia terdiri atas satu
soal dilakukan dengan menghitung beberapa
jawaban benar dan beberapa pengecoh
aspek yaitu Validitas, Tingkat Kesukaran,
(distractor).
Daya Pembeda, dan Efektivitas Pengecoh.
Penyusunan
Dengan
Reliabilitas,
beberapa
Analisis butir soal merupakan hal yang
kegiatan yaitu menetapkan tujuan, analisis
penting dan diperlukan sebelum pelaksanaan
sumber materi belajar, menyusun kisi-kisi
tes. Dengan dilakukannya analisis butir soal,
soal, menulis indikator soal, menulis soal,
pengukuran
uji
soal,
proses pembelajaran tidak hanya mengacu
menentukan soal yang baik, serta merakit
pada ketercapaian siswa dalam meraih skor
soal menjadi tes. Analisis soal menjadi
nilai yang sama atau melampaui Kriteria
langkah
untuk
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
menentukan kualitas soal sehingga soal
ditetapkan, akan tetapi didukung oleh
tersebut dapat digunakan atau tidak. Sesuai
kualitas butir soal yang digunakan dalam
dengan
coba,
tes
analisis
yang
meliputi
soal,
penting
perkembangan
pendidikan,
maka
alat
revisi
karena
keberhasilan
siswa
dalam
dalam
dunia
tes. Jika kualitas tes yang digunakan kurang
evaluasi
yang
baik, maka hasil yang diperoleh dari tes
Analisis Kualitas Soal.... (Nindha Permana Dewi) 3
tersebut menjadi kurang baik, artinya hasil
yang akan datang. Soal tidak baik adalah
yang diperoleh peserta didik kurang objektif
soal yang hanya memenuhi dua kriteria atau
dan
ini
kurang dari empat kriteria yang ada. Soal
dikarenakan soal yang kurang baik atau
yang tidak baik dapat ditindaklanjuti dengan
bahkan tidak baik sehingga tidak mampu
dibuang karena memerlukan perbaikan yang
mengukur sesuai dengan yang seharusnya
signifikan.
tidak
adil.
Ketidakobjektifan
diukur serta tidak dapat diandalkan. Apabila
SMA Negeri
1 Piyungan
sebagai
banyak siswa yang memperoleh skor nilai
institusi pendidikan yang melaksanakan
rendah, dapat dimungkinkan soal yang
evaluasi
dibuat
sulit.
menyelenggarakan tes sebagai evaluasi hasil
Demikian pula jika kebanyakan siswa
belajar. Soal tes yang diujikan adalah soal
memperoleh skor nilai yang tinggi, dapat
tes yang dibuat sendiri oleh masing-masing
dimungkinkan bahwa soal yang dibuat
guru pengampu mata pelajaran. Dari hasil
adalah soal yang terlalu mudah. Interpretasi
tes yang telah dilaksanakan akan diperoleh
terhadap soal tes akan menjadi lebih objektif
hasil akhir yaitu skor nilai siswa yang yang
apabila tes itu sudah disusun dengan baik
dijadikan acuan berhasil atau tidaknya
dan dilakukan analisis terhadap kualitasnya.
sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan
guru
cenderung
terlalu
Apabila telah dilakukan analisis, guru dapat menindaklanjuti masing-masing butir
kegiatan
pembelajaran,
pembelajaran. Pada pelaksanaan Ulangan Tengah
soal sesuai dengan kategorinya. Kategori
Semester
tersebut meliputi soal baik, soal kurang baik,
2015/2016, soal yang diujikan kepada siswa
dan soal tidak baik. Soal baik adalah soal
kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Piyungan
yang memenuhi kriteria butir soal secara
merupakan soal buatan guru pengampu mata
keseluruhan
Validitas,
pelajaran yang terdiri atas soal objektif dan
Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan
soal subjektif. Berdasarkan informasi yang
Efektivitas Pengecoh. Soal yang memiliki
diperoleh, diketahui bahwa soal tersebut
kategori baik dapat ditindaklanjuti yaitu
masih belum diketahui kualitasnya karena
disimpan di bank soal. Soal kurang baik
guru belum melakukan analisis soal. Guru
adalah soal yang hanya memenuhi tiga
hanya beranggapan bahwa soal sudah baik
kriteria butir soal dari empat kriteria yang
asalkan sesuai dengan materi yang diajarkan
ada. Soal kurang baik dapat ditindak lanjuti
dan tidak menyimpang dari kurikulum, serta
dengan memperbaikinya agar memenuhi
keberhasilan pembelajaran hanya bercermin
empat kriteria, sehingga agar dapat disimpan
pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
di bank soal dan dapat digunakan pada tes
Pencapaian skor nilai siswa yang sama atau
yang
meliputi
(UTS)
Gasal
Tahun
Ajaran
4 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 1 Tahun 2016
melebihi KKM dipandang merupakan tolok
Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan, Bantul.
ukur
pembelajaran
Tepatnya pada kelas XI IPS 1, XI IPS 2, dan
dengan kurang memperhatikan pentingnya
XI IPS 3. Proses pengambilan data untuk
kualitas terhadap soal yang diujikan, di
penelitian ini dilaksanakan pada bulan
mana soal tes sebagai alat evaluasi perlu
Januari 2016.
keberhasilan
proses
diketahui kualitasnya dari segi ketercapaian syarat
Validitas,
Reliabilitas,
Tingkat
Subjek dan Objek Penelitian
Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektivitas
Subjek pada penelitian ini adalah
Pengecoh. Selain itu, guru di SMA Negeri 1
seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1
Piyungan beranggapan bahwa analisis soal
Piyungan
merupakan kegiatan yang cukup rumit
Terdapat 3 kelas XI IPS yaitu XI IPS 1, XI
sehingga memerlukan banyak waktu dalam
IPS 2, dan XI IPS 3 yang berjumlah 65
pengerjaan dan memerlukan pemahaman
siswa.
analisis.
Tahun
Ajaran
2015/2016.
Objek dalam penelitian ini adalah kisikisi, soal, kunci jawaban, dan lembar jawab
METODE PENELITIAN
siswa pada Ulangan Tengah Semester Gasal
Jenis Penelitian
Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Kelas
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
kuantitatif.
Menurut
Nana
XI IPS SMA Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2015/2016.
Syaodih (2012: 53) penelitian deskriptif kuantitatif
merupakan
penilitian
yang
ditujukan untuk menggambarkan fenomena
Definisi Operasional Variabel a. Validitas
yang ada secara verbal atau dengan kalimat
Validitas adalah ketepatan suatu alat
dan numerik, yang berlangsung pada saat ini
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
atau masa lampau. Data yang diperoleh
Tes sebagai alat ukur hasil belajar
dianalisis secara deskriptif kuantitatif yang
dikatakan valid apabila tes tersebut dapat
mencakup Validitas, Reliabilitas, Tingkat
tepat mengukur hasil belajar yang hendak
Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektivitas
diukur. Pengukuran tersebut berkaitan
Pengecoh
dengan
kemudian
hasilnya
diinterpretasikan untuk ditarik kesimpulan
ketercapaian
tujuan
pembelajaran. Suatu tes atau perangkat pengukuran dapat dikatakan memiliki
Tempat dan Waktu Penelitian
Validitas tinggi apabila tes tersebut
Penelitian ini dilaksanakan di SMA
menjalankan fungsi ukur secara tepat
Negeri 1 Piyungan yang beralamat di
atau memberikan hasil ukur yang sesuai
Analisis Kualitas Soal.... (Nindha Permana Dewi) 5
dengan maksud diadakannya pengukuran
mengerjakan soal. Soal yang memiliki
tersebut.
Daya
b. Reliabilitas
Pembeda
akan
mampu
menunjukkan hasil yang tinggi bila
Reliabilitas adalah keajegan atau
diberikan kepada siswa dengan prestasi
kesamaan hasil pengukuran objek yang
tinggi dan hasil
dilakukan berkali-kali pada waktu yang
diberikan
berbeda. Reliabilitas tes terkait sejauh
rendah.
mana sebuah tes dapat menghasilkan skor
kepada
yang rendah bila siswa
berprestasi
e. Efektivitas Pengecoh
yang konsisten walaupun diteskan pada
Efektivitas Pengecoh adalah keadaan
situasi dan waktu yang berbeda. Suatu tes
yang menunjukkan berfungsi tidaknya
dikatakan
alternatif jawaban butir soal sebagai
reliabel
memberikan
hasil
jika
tes
yang
tersebut
sama
bila
pengecoh (distractor) kepada peserta tes
diberikan pada kelompok yang sama
dalam
pada waktu yang berbeda.
Pengecoh yang baik ditandai dengan
c. Tingkat Kesukaran
pada
pilihan
jawaban.
dipilih oleh sedikitnya 5% dari peserta
Tingkat Kesukaran adalah derajat kesulitan
menentukan
yang
dapat diketahui dengan melihat pola
dalam
sebaran jawaban peserta tes dalam
menjawabnya. Derajat kesulitan tersebut
menjawab soal yang berbentuk pilihan
ditunjukkan dengan banyaknya siswa
ganda.
menentukan
butir
peluang
soal
tes. Efektivitas penggunaan pengecoh
siswa
yang menjawab butir soal dengan benar dari jumlah keseluruhan siswa peserta
Metode Pengumpulan Data
tes. Tingkat Kesukaran menunjukkan
Metode yang digunakan peneliti dalam
apakah butir soal tergolong sukar, sedang
pengumpulan data adalah dokumentasi.
atau mudah. Butir soal dikategorikan
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:
baik apabila butir tersebut tidak terlalu
221) teknik dokumentasi merupakan suatu
mudah dan tidak terlalu sukar.
teknik
d. Daya Pembeda
pengumpulan
data
dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-
Daya Pembeda adalah kemampuan
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar
suatu butir soal untuk membedakan
maupun elektronik. Sumber data yang
antara siswa yang pandai (memiliki
diambil dalam penelitian ini meliputi kisi-
prestasi tinggi) dengan siswa yang bodoh
kisi soal, perangkat soal, kunci jawaban, dan
(memiliki prestasi rendah). Hal tersebut
lembar jawab seluruh siswa kelas XI IPS
ditunjukkan dengan kemampuan dalam
6 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 1 Tahun 2016
SMA Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran
q = Proporsi siswa yang menjawab
2015/2016.
salah (Suharsimi Arikunto, 2013: 93)
Teknik Analisis Data
Koefisien korelasi point biserial (
Teknik analisis data yang digunakan
dari
hasil
perhitungan
)
kemudian
dalam menganalisis kualitas soal Ulangan
dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf
Tengah Semester Gasal Mata Pelajaran
signifikansi 5% sesuai dengan jumlah
Ekonomi Akuntansi Kelas XI IPS SMA
lembar
Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2015/2016
Interpretasi dari pengonsultasian tersebut
adalah deskriptif kuantitatif dengan mencari
menggunakan ketentuan apabila
Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektivitas Pengecoh.
jawab
siswa
yang
diteliti. ≥ r
tabel , maka soal berkategori valid dan apabila
< r tabel, maka soal
Masing-masing kriteria tersebut dihitung dengan menggunakan bantuan komputer
berkategori tidak valid.
melalui program Anates Versi 4.0.9 dan b. Reliabilitas
Microsoft Excel.
Pada soal
a. Validitas Validitas menggunakan
item rumus
dihitung korelasi
point
pilihan ganda untuk
mencari Reliabilitas dapat menggunakan K-R 20, sebagai berikut: =
biserial, dengan rumus sebagai berikut: Keterangan:
= Reliabilitas tes secara keseluruhan n = banyaknya item Keterangan: = Koefisien korelasi biserial = Rerata skor dari subjek yang
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
menjawab betul bagi yang dicari
s = standard deviasi dari tes
Validitasnya = Rerata skor total = Srandar deviasi dari skor total p = Proporsi siswa yang menjawab benar
(Suharsimi Arikunto, 2013: 115) Interpretasi terhadap hasil perhiungan koefisien Reliabilitas tes (
) pada
umumnya digunakan patokan sebagai berikut:
Analisis Kualitas Soal.... (Nindha Permana Dewi) 7
1) Apabila
sama dengan atau lebih besar
Kategori untuk menafsirkan indeks
daripada 0,70 berarti tes hasil belajar
kesukaran butir soal, yaitu:
yang
P = 0,00 - 0, 30 kategori sukar
sedang
diuji
Reliabilitasnya
dinyatakan telah memiliki Reliabilitas
P = 0,31 - 0,70 kategori sedang
yang tinggi (=reliable).
P = 0,71 - 1,00 kategori mudah
lebih kecil daripada 0,70
(Suharsimi Arikunto, 2013: 225)
berarti bahwa tes hasil belajar yang
Semakin kecil indeks yang diperoleh berarti
sedang diuji Reliabilitasnya dinyatakan
semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya
belum
semakin
2) Apabila
memiliki
Reliabilitas
yang
indeks
yang
diperoleh
semakin mudah soal tersebut. Soal yang
tinggi(un-reliable). (Anas Sudijono, 2015: 209) Apabila
besar
sama dengan atau lebih besar
dikategorikan sebagai soal baik adalah soal yang memiliki kategori sedang.
dari 0,70 maka tes hasil belajar yang sedang diuji dinyatakan reliabel. Namun jika
kurang dari 0,70 maka dapat
dinyatakan tidak reliabel. reliabel
adalah
Tes yang
apabila
koefisien
Reliabilitasnya tinggi dan kesalahan baku pengukurannya
(standard
error
of
measurement) rendah.
untuk
Subjek pada penelitian ini sebanyak 65 siswa sehingga termasuk kelompok kecil. Pada kelompok kecil dilakukan dengan cara membagi seluruh kelompok peserta tes menjadi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Rumus untuk mencari Daya Pembeda sebagai berikut:
c. Tingkat Kesukaran Rumus
d. Daya Pembeda
mencari
indeks
kesukaran soal, yaitu:
Keterangan : D = Daya Pembeda
Keterangan:
= banyaknya peserta kelompok atas
P = indeks kesukaran soal
= banyaknya peserta kelompok bawah
B = banyaknya siswa yang menjawab
= banyaknya peserta kelompok atas
soal benar JS = jumlah seluruh peserta tes (Suharsimi Arikunto, 2013: 223)
yang menjawab dengan benar = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
8 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 1 Tahun 2016
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar = proporsi peserta kelompok bawah yang
IP = indeks pengecoh P = jumlah peserta didik yang memilih pengecoh
menjawab benar
N = jumlah peserta didik yang ikut tes
(Suharsimi Arikunto, 2013: 228-229)
B = jumlah peserta didik yang menjawab
Interpretasi terhadap hasil perhitungan
benar pada setiap soal
Daya Pembeda dapat digunakan kriteria
n = jumlah alternatif jawaban (opsi)
sebagai berikut:
1 = bilangan tetap (Zainal Arifin, 2013: 280)
D = 0,00 – 0,20 = jelek (poor) D = 0,21 – 0,40 = cukup (satistifactory) D = 0,41 – 0,70 = baik (good)
Intepretasi
terhadap
D = 0,71 – 1,00 = baik sekali (excellent)
Efektivitas
Pengecoh
D =negatif, semuanya tidak baik. Jadi,
kriteria sebagai berikut :
sebaiknya dibuang.
Sangat baik IP = 76% - 125%
(Suharsimi Arikunto, 2013: 232)
Baik IP
hasil dapat
perhitungan digunakan
= 51% - 75% atau 126% - 150%
Semakin tinggi indeks Daya Pembeda
Kurang Baik IP = 26% - 50% atau 151% -
soal berarti semakin mampu soal yang
175%
bersangkutan membedakan siswa yang
Jelek IP
= 0% - 25% atau 176% - 200%
sudah memahami dan belum memahami
Sangat Jelek IP = lebih dari 200% (Zainal Arifin, 2013: 280)
materi. Semakin tinggi Daya Pembeda suatu soal maka semakin baik soal tersebut. Jika Daya Pembeda negatif
Untuk
menginterpretasikan
Efektivitas
berarti soal menggambarkan kualitas
Pengecoh seiap butir soal digunakan skala
peserta tes secara terbalik, dimana siswa
dengan rentang antara sangat baik sampai
pandai disebut bodoh dan siswa bodoh
tidak baik.
disebut pandai.
1) Apabila keempat jawaban pengecoh soal dapat berfungsi dengan baik, maka soal
e. Efektivitas Pengecoh Efektivitas Pengecoh pada soal tes dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
dapat dikatakan memiliki Efektivitas Pengecoh yang sangat baik. 2) Apabila terdapat tiga jawaban pengecoh yang berfungsi maka soal dikatakan memiliki Efektivitas Pengecoh yang baik. 3) Apabila terdapat dua jawaban pengecoh
Keterangan :
yang berfungsi maka soal dikatakan
Analisis Kualitas Soal.... (Nindha Permana Dewi) 9
memiliki
Efektivitas Pengecoh
yang
cukup baik.
tertentu. Validitas dapat diuji secara logis (Validitas
Isi)
dan
secara
empiris
4) Apabila hanya terdapat satu jawaban
(Validitas Item). Validitas isi dapat
pengecoh yang berfungsi maka soal
diketahui dengan melihat kisi-kisi soal,
dikatakan memiliki Efektivitas Pengecoh
apakah butir soal tes sudah sesuai dengan
yang kurang baik.
indikator
yang
dicapai.
Pengujian
5) Apabila semua jawaban pengecoh tidak
Validitas item pada soal Ulangan Tengah
berfungsi maka soal dikatakan memiliki
Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi
Efektivitas Pengecoh yang tidak baik.
Akuntansi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Piyungan
HASIL
PENELITIAN
DAN
Tahun
menggunakan
Ajaran
rumus
2015/2016
point
biserial
PEMBAHASAN
dengan bantuan program Anates versi
a. Validitas
4.0.9. Hasil dari perhitungan tersebut
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemudian dikonsultasikan dengan
dalam soal Ulangan Tengah Semester
pada taraf signifikansi 5%. Jumlah
Gasal
Ekonomi
subyek penelitian adalah 65 siswa,
Akuntansi kelas XI IPS SMA Negeri 1
sehingga pada taraf signifikansi 5% dan
Piyungan Tahun Ajaran 2015/2016 yang
n=65 diperoleh nilai
adalah 0, 244.
≥
maka butir
Mata
Pelajaran
ditinjau dari Validitas butir terdapat 12 butir soal (60%) valid dan 8 butir soal (40%) tidak valid. Hasil analisis yang
Apabila Jika
soal dikatakan valid, sebaliknya jika maka soal tersebut tidak
ditinjau dari Validitas isi menunjukkan bahwa soal Ulangan Tengah Semester Gasal
Mata
Pelajaran
Ekonomi
Akuntansi kelas XI IPS tergolong soal yang valid. Hal tersebut dibuktikan dengan kesesuaian antara materi yang telah dipelajari di kelas XI IPS dengan indikator soal yang diberikan. Validitas berkaitan dengan ketepatan suatu instrumen tes sebagai alat ukur hasil belajar. Tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur objek yang seharusnya diukur berdasarkan kriteria
valid. Soal valid berjumlah 12 butir (60%) berarti butir soal tersebut sudah dapat menjalankan
fungsinya
yaitu
dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur. Soal yang tidak valid berjumlah 8 butir (40%) dapat disebabkan dari berbagai faktor. Butir soal yang valid sebaiknya dipertahankan dan dimasukkan dalam bank soal untuk dapat diujikan kembali pada tes yang akan datang. Butir soal yang tidak valid sebaiknya diperbaiki
10 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 1 Tahun 2016
dengan cara dikoreksi kembali apakah
yang menyatakan bahwa tes yang terdiri
soal yang dibuat sudah sesuai dengan
dari banyak butir akan lebih valid
indikator yang dibuat atau tidak. Soal
daripada tes yang terdiri dari beberapa
menjadi valid karena mencakup materi
butir saja. Tinggi rendahnya tingkat
sesuai dengan sasaran ukurannya.
Validitas
b. Reliabilitas
dapat
rendahnya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa soal Ulangan Tengah Semester Gasal
menunjukkan
koefisien
tinggi
Reliabilitas,
sehingga semakin panjang tes maka Reliabilitasnya semakin tinggi.
Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Piyungan Tahun
c. Tingkat Kesukaran
Ajaran 2015/2016 memiliki koefisien
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Reliabilitas sebesar 0,288 yang berarti
dalam soal Ulangan Tengah Semester
tingkat
Gasal
Reliabilitas
tersebut
rendah
Mata
Pelajaran
Ekonomi
karena memiliki koefisien Reliabilitas
Akuntansi kelas XI IPS SMA Negeri 1
kurang dari 0,70.
Piyungan Tahun Ajaran 2015/2016 yang
Reliabilitas adalah keajegan atau
ditinjau dari Tingkat Kesukaran terdapat
kesamaan hasil pengukuran objek yang
3 soal (15%) tergolong dalam soal sukar,
dilakukan berkali-kali pada waktu yang
17 soal (85%) tergolong dalam soal yang
berbeda. Perhitungan Reliabilitas pada
sedang, dan tidak ada soal yang tergolong
soal Ulangan Tengah Semester Gasal
mudah. Butir soal dapat dinyatakan
Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi kelas
sebagai butir soal yang baik jika diujikan
XI IPS SMA Negeri 1 Piyungan Tahun
tidak terlalu sukar atau tidak terlalu
Ajaran 2015/2016 dilakukan dengan
mudah, tetapi soal yang baik jika diujikan
menggunakan rumus KR 20 dan bantuan
masuk dalam kategori sedang. Hal ini
program Microsoft Excel.
sudah sesuai dengan pendapat dari Anas
Rendahnya
koefisien
Reliabilitas
(2015: 370) yang menyatakan bahwa
soal karena terbatasnya jumlah butir soal
butir item yang baik apabila butir item
yang dibuat oleh guru, sehingga guru
tersebut tidak terlalu sukar dan tidak
dapat menambahkan jumlah soal yang
terlalu mudah, dengan kata lain derajat
valid. Suatu instrumen tes yang memiliki
kesukaran item adalah sedang atau
Validitas yang baik pada setiap butirnya
cukup. Soal yang terlalu mudah tidak
juga akan memiliki tingkat Reliabilitas
merangsang siswa untuk mempertinggi
yang tinggi juga. Hal ini selaras dengan
usaha memecahkannya. Sebaliknya, soal
teori dari Suharsimi Arikunto (2013: 101)
yang terlalu sukar akan menyebabkan
Analisis Kualitas Soal.... (Nindha Permana Dewi) 11
siswa putus asa dan tidak mau untuk
dikeluarkan lagi pada tes hasil
mencobanya
belajar yang akan datang.
lagi
karena
di
luar
jangkauannya.
3) Butir
soal
tetap
dipertahankan
Tingkat Kesukaran adalah proporsi
untuk digunakan lagi pada tes-tes
banyaknya siswa yang menjawab suatu
yang sifatnya sangat ketat, dalam
soal dengan benar dengan jumlah seluruh
arti sebagian besar dari testee tidak
siswa yang mengikuti tes. Menurut Anas
akan diluluskan dalam tes seleksi
Sudijono (2015: 376-378), hal-hal yang
tersebut.
dapat dilakukan setelah analisis Tingkat
c. Butir soal yang termasuk kategori
Kesukaran setiap butir soal yaitu:
mudah, ada 3 kemungkinan tindak
a. Butir soal yang memiliki Tingkat
lanjut yaitu:
Kesukaran (derajat
dalam
kategori
kesukarannya
baik
1) Butir soal tersebut dibuang dan
sedang),
tidak akan dikeluarkan lagi di tes
sebaiknya butir soal tersebut disimpan dalam
bank
soal
agar
dapat
hasil belajar yang akan datang. 2) Diteliti
ulang,
dilacak,
secara
cermat
dan
dikeluarkan lagi pada waktu yang
ditelusuri
untuk
akan datang.
mengetahui faktor penyebab butir
b. Butir soal yang termasuk kategori
soal tersebut dapat dijawab benar
sukar, ada 3 kemungkinan tindak
oleh hampir seluruh testee. Ada
lanjut yaitu:
kemungkinan
1) Butir soal tersebut dibuang dan
dipasangkan pada butir soal terlalu
alternatif
tidak akan dikeluarkan lagi dalam
mudah
tes hasil belajar yang akan datang.
Perbaikan dapat dilakukan dengan
2) Diteliti
ulang,
dilacak,
dan
diketahui
oleh
yang
testee.
memperbaiki opsi dan membuat
ditelusuri sehingga dapat diketahui
kalimat
faktor yang menyebabkan butir
kompleks.
item
sulit
perbaikan, soal dapat dikeluarkan
Perbaikan
lagi pada tes hasil belajar yang
yang
bersangkutan
dijawab oleh dapat
testee.
dilakukan
menyederhanakan sehingga multitafsir.
tidak
dengan
kalimat
soal
menimbulkan
Setelah
dilakukan
perbaikan, butir soal tersebut dapat
soal
menjadi
Setelah
lebih
dilakukan
akan datang. 3) Butir soal dipertahankan untuk dimanfaatkan
pada
sifatnya
longgar,
sebagian
besar
tes dalam testee
yang arti akan
dinyatakan lulus dalam tes seleksi
12 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 1 Tahun 2016
tersebut. Dalam kondisi seperti ini
dikeluarkan kembali saat tes hasil
tes hanyalah formalitas saja
belajar yang mendatang. b.
d. Daya Pembeda
Butir item dengan Daya Pembeda rendah, ada dua kemungkinan tidak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
lanjut yaitu:
dalam soal Ulangan Tengah Semester
1) ditelusuri
Gasal
Mata
Pelajaran
Ekonomi
untuk
diperbaiki
dan
kemudian selanjutnya
Akuntansi kelas XI IPS SMA Negeri 1
digunakan kembali dalam tes
Piyungan Tahun Ajaran 2015/2016 yang
hasil belajar mendatang guna
ditinjau dari segi Daya Pembeda terdapat
mengetahui Daya Pembedanya
terdapat 1 soal (5%) termasuk dalam soal
meningkat atau tidak.
berkategori sangat buruk, 8 soal (40)% termasuk dalam soal berkategori jelek, 10
2) Dibuang (didrop). c. Butir
item
yang
angka
bertanda
indeks
soal (50%) termasuk dalam soal yang
diskriminasinya
negatif,
tergolong cukup, 1 soal (5%) termasuk
sebaiknya dibuang karena kualitas
dalam soal yang tergolong baik, dan tidak
butir soalnya sangat jelek.
ada soal yang tergolong sangat baik. Daya Pembeda adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa
berkemampuan
siswa
berkemampuan
tinggi rendah
dengan yang
e. Efektivitas Pengecoh Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam soal Ulangan Tengah Semester Gasal
Mata
Pelajaran
Ekonomi
ditunjukkan dengan kemampuan dalam
Akuntansi kelas XI IPS SMA Negeri 1
mengerjakan soal. Semakin tinggi Daya
Piyungan Tahun Ajaran 2015/2016 yang
Pembeda
pada
ditinjau dari segi Efektivitas Pengecoh
semakin
mampu
soal
mencerminkan
suatu
soal
dalam
terdapat
12
soal
(60%)
memiliki
membedakan siswa dalam dua kategori
pengecoh yang berfungsi sangat baik, 6
tersebut.
soal (30%) memiliki pengecoh yang
Menurut Anas Sudijono (2015: 408-
berfungsi baik, 1 soal (5%) memiliki
409) tindak lanjut butir soal sesudah
pengecoh yang berfungsi cukup, dan 1
dianalisis Daya Pembedanya sebagai
soal (5%) memiliki pengecoh yang
berikut:
berfungsi kurang baik.
a.
Butir item yang memiliki Daya
Pola
Pembeda baik disimpan dalam bank
pengecoh
soal. Butir item
dengan baik apabila paling sedikit dipilih
tersebut dapat
sebaran dapat
jawaban
dikatakan
suatu
berfungsi
Analisis Kualitas Soal.... (Nindha Permana Dewi) 13
oleh 5% pengikut tes. Seluruh siswa
memenuhi empat kriteria yang ada. Butir
kelas XI IPS yang mengikuti Ulangan
soal berkategori kurang baik yang hanya
Tengah Semester Gasal Mata Pelajaran
memenuhi dua kriteria atau kurang dari
Ekonomi Akuntansi sebanyak 65 siswa,
empat kriteria berjumlah 8 butir (40%),
jadi pengecoh yang berfungsi sekurang-
sehingga
kurangnya dipilih oleh 5% dari 65 yaitu
dilakukan perbaikan secara signifikan
3,25
jadi
sehingga
dalam
penelitian
ini
diambil sejumlah 4 siswa.
butir
sebaiknya
soal
butir
tersebut
soal
perlu
tersebut
dibuang. Berikut adalah tabel hasil
Menurut Anas Sudijono (2015: 417),
analisis butir soal Ulangan Tengah
tindak lanjut yang dapat dilakukan dalam
Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi
analisis Pengecoh yaitu sebagai berikut:
Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 1
a. Pengecoh
yang
telah
berfungsi
Piyungan Tahun Ajaran 2015/16 menurut
dengan baik dapat dipakai lagi pada
Validitas,
tes hasil belajar yang akan datang.
Pembeda, dan Efektivitas Pengecoh:
b. Pengecoh yang belum berfungsi dengan baik sebaiknya diperbaiki atau diganti dengan pengecoh yang lain.
f. Analisis Butir Soal Menurut Validitas, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektivitas Pengecoh Berdasarkan hasil analisis diketahui butir soal baik yang memenuhi kriteria Validitas item, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda,
dan
Efektivitas
berjumlah
10
butir
Pengecoh
(50%)
dengan
Tingkat
Kesukaran,
Daya
Tabel 1. Hasil Analisis Butir Soal Menurut Validitas, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektivitas Pengecoh N Kualitas Nomo Jumla Prese o Butir Soal r Butir h ntase 1 Butir Soal 2,3,4, 10 50% Baik 6,8,9, (Diterima) 10, 18,19, 20 2 Butir Soal 11,17 2 10% Kurang Baik (Direvisi) 3 Butir Soal 1,5,7, 8 40% Tidak 12,13, Baik 14,15, (Dibuang) 16 Kriteria kualitas butir soal adalah
Reliabilitas sebesar 0,533, sehingga butir
sebagai berikut:
soal tersebut dapat dimasukan dalam
a.
Butir soal dikatakan memiliki kualitas
bank soal. Butir soal berkategori kurang
yang baik apabila:
baik yang memenuhi tiga kriteria dari
1) Ditinjau dari Validitas, butir soal
empat kriteria berjumlah 2 butir (10%), sehingga dilakukan
butir
soal
perbaikan
tersebut
perlu
agar
dapat
dikatakan valid apabila
≥ r tabel
14 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 1 Tahun 2016
pada taraf signifikan 5% sesuai
Kesukaran,
dengan jumlah peserta tes.
Efektivitas Pengecoh). Pada kondisi ini
dan
butir soal tidak bisa dimasukkan ke
butir soal yang tergolong sedang
bank soal. Butir soal harus direvisi
apabila
secara signifikan sehingga lebih baik
Indeks
Tingkat
dibuang.
3) Ditinjau dari Daya Pembeda, butir
Kegagalan butir soal disebabkan oleh
soal dengan kriteria sedang apabila
tidak memenuhinya salah satu atau lebih
Indeks Daya Pembedanya 0,21 –
dari standar kualitas yang telah diterapkan.
0,40, baik apabila Indeks Daya
Kegagalan butir menyebabkan soal menjadi
Pembedanya 0,41 – 0,70, sangat baik
kurang berkualitas dan tidak berkualitas.
apabila Indeks Daya Pembedanya
Penyebab terbesar terdapat pada Daya
0,71 – 1,00.
Pembeda yang berarti butir soal tidak dapat
4) Ditinjau dari Efektivitas Pengecoh,
membedakan siswa yang menguasai materi
butir soal yang baik minimal harus
dengan siswa yang tidak menguasai materi.
memiliki
Penyebab kegagalan butir soal yang kedua
dua
pengecoh
yang
berfungsi baik.
disebabkan oleh Validitas yang memiliki
Butir soal dikatakan memiliki kualitas
pengertian bahwa
soal
yang kurang baik apabila butir soal
mengukur
sesuai
dengan
hanya memenuhi tiga kriteria dari
seharusnya
diukur.
Soal
empat
mengukur kompetensi sebagaimana yang
kriteria
Kesukaran,
c.
Pembeda,
2) Ditinjau dari Tingkat Kesukaran,
Kesukarannya 0,31 – 0,70.
b.
Daya
(Validitas,
apa
yang
belum
dapat
menjadi tujuan pembelajaran. Penyebab
Efektivitas Pengecoh) sedangkan satu
kegagalan butir soal yang ketiga disebabkan
kriteria masuk dalam kategori yang
oleh Tingkat Kesukaran yang berarti soal
tidak sesuai dengan aspek yang telah
yang
ditentukan. Pada kondisi ini butir soal
kecenderungan yaitu mudah atau sukar.
belum dapat dimasukkan ke bank soal.
Penyebab
kegagalan
butir
Butir
keempat
disebabkan
oleh
harus
Pembeda,
mampu
dan
soal
Daya
Tingkat
belum
direvisi
sampai
digunakan
masih
memiliki
soal
dua
yang
Efektivitas
memenuhi 4 kriteria dan baru bisa
Pengecoh yang berarti pengecoh yang
dimasukkan ke bank soal.
dipasang tidak berfungsi dengan baik.
Butir soal dikatakan memiliki kualitas
Berikut adalah tabel penyebab kegagalan
yang
hanya
butir soal Ulangan Tengah Semester Gasal
memenuhi dua kriteria atau kurang dari
Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Kelas
empat
tidak
kriteria
baik
apabila
(Validitas,
Tingkat
Analisis Kualitas Soal.... (Nindha Permana Dewi) 15
XI IPS SMA Negeri 1 Piyungan Tahun
a.
Dari segi Validitas, butir soal Ulangan
Ajaran 2015/16:
Tengah Semester Gasal Mata Pelajaran
Tabel 2. Penyebab Kegagalan Butir Soal Ulangan Tengah Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi N Penyebab No. Juml Present o Butir ah ase 1 Validitas 1,5,7, 8 40% (Tidak 12,13, Valid) 14,15, 16 2 Tingkat 12,13, 3 15% Kesukaran 14 (Sukar dan Mudah) 3 Daya 1,5,7, 9 45% Pembeda 11,13, (Jelek dan 14,15, Sangat 16,17 Buruk) 4 Efektivitas 1 1 5% Pengecoh (Kurang baik dan Tidak Baik)
Ekonomi Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2015/2016 yang valid berjumlah 12 butir (60%) sedangkan yang tidak valid 8 butir (40%). Secara rasional (Validitas Isi), soal yang dibuat juga sudah sesuai dengan
indikator
pencapaian
yang
berarti soal tersebut memiliki Validitas yang tinggi. b.
Dari segi Reliabilitas, soal Ulangan Tengah Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2015/2016 termasuk soal yang tidak reliabel.
Hal
tersebut
ditunjukkan
dengan koefisien Reliabilitas soal yang rendah yaitu 0,288. c.
Dari segi Tingkat Kesukaran, butir soal
KESIMPULAN DAN SARAN
Ulangan Tengah Semester Gasal Mata
Kesimpulan
Pelajaran Ekonomi Akuntansi Kelas XI
Berdasarkan
hasil
penelitian
IPS SMA Negeri 1 Piyungan Tahun
dan
pembahasan pada bab sebelumnya dapat
Ajaran
disimpulkan bahwa pada soal Ulangan
kategori sedang berjumlah 17 butir
Tengah Semester Gasal Mata Pelajaran
(85%), berkategori sukar berjumlah 3
Ekonomi Akuntansi Kelas XI IPS SMA
butir (15%), dan tidak ada soal yang
Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2015/2016
berkategori mudah.
terdapat 10 butir soal (50%) memiliki
d.
2015/2016
yang
memiliki
Dari segi Daya Pembeda, soal Ulangan
kualitas baik dengan koefisien Reliabilitas
Tengah Semester Gasal Mata Pelajaran
sebesar 0,533; 2 butir soal (10%) memiliki
Ekonomi Akuntansi Kelas XI IPS SMA
kualitas kurang baik, dan 8 butir soal (40%)
Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran
memiliki kualitas tidak baik.
2015/2016 yang berkategori tidak baik berjumlah 1 butir (5%), soal yang
16 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 1 Tahun 2016
e.
berkategori jelek berjumlah 8 butir
b. Soal yang memiliki kualitas kurang baik
(40%), soal yang berkategori cukup
yaitu nomor 11, 17 dilakukan revisi
berjumlah 10 butir (50%), dan soal
apabila masih bisa diperbaiki maka
yang berkategori baik berjumlah 1 butir
langsung dimasukkan ke dalam bank
(5%).
soal.
Dari segi Efektivitas Pengecoh, butir
c. Soal yang memiliki kualitas tidak baik
soal Ulangan Tengah Semester Gasal
yaitu nomor 1, 5, 7, 12, 13, 14, 15, 16
Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi
sebaiknya langsung dibuang saja.
Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Piyungan
d. Setiap selesai melaksanakan ulangan
Tahun Ajaran 2015/2016 yang memiliki
hendaknya
soal
harus
selalu
pengecoh yang berfungsi sangat baik 12
ditindaklanjuti dan dianalisis agar dalam
butir (60%), pengecoh yang berfungsi
membuat soal untuk ulangan berikutnya
baik berjumlah 6 butir (30%), pengecoh
akan semakin baik dan berkualitas.
yang berfungsi cukup berjumlah 1 butir (5%), dan pengecoh yang berfungsi
DAFTAR PUSTAKA
kurang baik berjumlah 1 butir (5%).
Anas Sudijono. (2015). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Granfindo Persada.
Saran Berdasarkan hasil analisis kualitas soal yang
ditinjau
Reliabilitas, Kesukaran,
dari
Daya dan
aspek Pembeda,
Efektivitas
Chabib Thoha. (2003). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Validitas, Tingkat
Daryanto. (2012). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Pengecoh
terhadap soal Ulangan Tengah Semester Gasal Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2015/2016 maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: a. Soal yang memiliki kualitas baik yaitu nomor 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 18, 19, 20 dimasukkan ke dalam bank soal dan dijaga kerahasiannya sehingga soal dapat
Desi Fila Sari. (2015). Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi Kelas XI Akuntansi SMK Negeri 1 Pengasih Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. FE UNY. Djaali dan Puji Muljono. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Graindo. Eko Putro Widoyoko. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dipakai kembali pada tes yang akan datang.
Kunandar. (2013). Penilaian Autentik Kurikulum 2013. Jakarta : Rajawali Pers.
Analisis Kualitas Soal.... (Nindha Permana Dewi) 17
Nana Sudjana. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto. (2006). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Septi Diastuti. (2015). Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan Kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Klaten Tahun Ajaran 2014/2015. Skirpsi. FE UNY. Siti Nur Indrawati. (2015). Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi Dan KeuanganKelas X Akuntansi Di SMK Negeri 1 Tempel Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. FE UNY. Sudaryono. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Suharsimi Arikunto. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sumarna Supranata. (2006). Analisis Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Zainal Arifin. Pembelajaran. Rosdakarya.
(2013). Bandung:
Evaluasi Remaja