Analisis Butir Soal.... (Ratna Candra Wulaningtyas) 1
ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DAN KEUANGAN AN ITEM ANALYSIS OF FINAL EXAMINATION ITEM OF PENGANTAR AKUNTANSI DAN KEUANGAN COURSE Oleh:
Ratna Candra Wulaningtyas Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Sukanti Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan Kelas X Akuntansi SMK Swadaya Temanggung Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah: (1) Ditinjau dari Validitas, soal yang valid berjumlah 30 butir (60%) dan soal yang tidak valid berjumlah 20 butir (40%); (2) Ditinjau dari Reliabilitas, Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan Kelas X Akuntansi SMK Swadaya Temanggung Tahun Ajaran 2015/2016 merupakan soal yang reliabel dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,711; (3) Ditinjau dari Tingkat Kesukaran, butir soal yang tergolong sukar berjumlah 14 (28%), butir soal dengan tingkat kesukaran sedang berjumlah 25 (50%), dan butir soal yang tergolong mudah berjumlah 11 (22%); (4) Ditinjau dari Daya Pembeda, butir soal yang jelek berjumlah 25 (50%), butir soal dengan daya pembeda cukup berjumlah 20 (40%), butir soal yang baik berjumlah 1 (2%), dan butir soal yang memiliki daya pembeda negatif berjumlah 4 (8%); (5) Ditinjau dari Efektivitas Pengecoh, butir soal yang sangat baik berjumlah 1 (2%), butir soal yang baik berjumlah 8 (16%), butir soal yang cukup baik berjumlah 17 (34%), butir soal yang kurang baik berjumlah 19 (38%), dan butir soal yang tidak baik berjumlah 5 (10%). Kata Kunci: Analisis Butir Soal, Pengantar Akuntansi dan Keuangan, SMK Swadaya
Abstract This research aims to determine the quality of Final Examination Item of Pengantar Akuntansi Dan Keuangan Course at Odd Semester Grade X of Accounting Department at SMK Swadaya Temanggung Academic Year 2015/2016. This study is categorized as a quantitative-descriptive research. The results of this research showed that: (1) Based on the Validity, 30 items (60%) are valid and 20 items (40%) are invalid. (2) Based on the Reliability, the test items classified as reliable items, the Reliability equal to 0,771. (3) Based on the level of difficulty, 14 items (28%) are classified as easy, 25 items (50%) are medium, and 11 items (22%) are difficult. (4) Based on Discriminatory Power, 25 items (50%) are poor, 20 items (40%) are enough, 1 item (2%) are good, and 4 items (8%) are negative. (5) Based on effectiveness of Distractor,1 item (2%) are very good, 8 items (16%) are good, 17items (34%) are enough, 19 items (38%) are less good, and 5 items (10%) are not good. Keyword: Test Items Analysis, Pengantar Akuntansi dan Keuangan, SMK Swadaya Temanggung
keberlangsungan kehidupan manusia di dunia.
PENDAHULUAN
yang
Pendidikan adalah investasi peradaban
Oleh karena itu hampir semua negara
mempunyai
menempatkan pendidikan sebagai fokus utama
nilai
strategis
dalam
2 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 7 Tahun 2016
dalam konteks pembangunan bangsa dan
kemampuan evalusai hasil belajar siswa
negara.
sebagai salah satu kompetensinya.
Begitu
pun
bangsa
Indonesia
memandang bahwa pendidikan adalah yang
Pencapaian tingkat pendidikan dapat
utama, seperti yang diketahui bahwa salah satu
dilihat melalui hasil dari proses evaluasi.
tujuan nasional bangsa Indonesia di dalam
“Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data
pambukaan Undang-undang Dasar Negara
untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah
Republik Indonesia tahun 1945 adalah untuk
tercapai” (Suharsimi Arikunto, 2013: 39).
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam
Salah satu faktor yang menentukan
melakukan
evaluasi,
terdapat
pengukuran dan penilaian.
mutu pendidikan suatu negara adalah guru.
Evaluasi pembelajaran dapat efektif
Guru yang menjadi garda terdepan dalam
jika menggunakan alat ukur yang tepat.
menciptakan sumber daya manusia yang
Terdapat dua teknik dalam mengevaluasi hasil
berkualitas. Guru yang berinteraksi langsung
belajar siswa di sekolah yaitu evaluasi dengan
dengan siswa melalui proses belajar mengajar
teknik non-tes dan teknik tes. Dalam evaluasi
di kelas. Dari tangan gurulah akan dihasilkan
pembelajaran, tes merupakan alat yang paling
siswa yang unggul secara akademis, keahlian,
sering digunakan guru untuk mengukur hasil
kematangan emosional, moral, dan spiritual,
belajar siswa. Menurut Djemari Mardapi
yang pada akhirnya akan menjadi generasi
(2008: 67), “tes merupakan salah satu cara
masa depan yang siap menghadapi berbagai
menaksir besarnya kemampuan seseorang
tantangan zaman. Oleh karena itu, penting bagi
terhadap stimulus atau pertanyaan.” Dengan
guru
kualifikasi,
kata lain, tes dapat diartikan sebagai sejumlah
kompetensi, dedikasi yang tinggi dalam
pertanyaan yang harus diberikan jawaban
melaksanakan
dengan
untuk
mempunyai
tugas
profesionalnya.
tujuan
untuk
mengukur
tingkat
Sebagaimana tugas utama guru adalah untuk
kemampuan siswa. Guru dapat mengetahui
merencanakan pembelajaran, melaksanakan
ketercapaian tujuan pengajaran yang telah
proses
mengadakan
ditetapkan dari hasil tes yang didapatkan. Oleh
evaluasi untuk menilai hasil dari proses
karena itu, agar tes dapat mengukur hasil
kegiatan pembelajaran tersebut. Pada dasarnya
belajar dengan tepat, tes harus dikembangkan
keberhasilan pengajaran tidak hanya dapat
dengan benar. Tes baru akan berarti bila terdiri
dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh
dari butir-butir soal yang menguji tujuan
siswa, tetapi juga dari segi prosesnya. Akan
penting dan mewakili seluruh bahan yang
tetapi
diujikan.
pembelajaran,
guru
adalah
bertanggungjawab demikian,
guru
dan
orang
yang
paling
atas
hasilnya.
Dengan
Salah satu jenis tes yang dilaksanakan
wajib
dibekali
dengan
di sekolah adalah tes sumatif. Tes ini
Analisis Butir Soal.... (Ratna Candra Wulaningtyas) 3
merupakan tes pada akhir unit program, yaitu
Keuangan kelas X Akuntasi di SMK Swadaya
akhir semester atau akhir tahun ajaran.
Temanggung, diketahui bahwa soal ujian akhir
Suharsimi Arikunto (2013: 53) menjelaskan
semester yang diujikan di SMK Swadaya
bahwa evaluasi sumatif atau tes sumatif
Temanggung dibuat oleh guru masing-masing.
dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian
Soal tersebut berupa soal objektif atau pilihan
sekelompok program atau sebuah program
ganda yang berjumlah 50 butir soal. Dalam
yang lebih besar. Tujuan dari tes ini adalah
pembuatan soal, guru mengacu pada standar
untuk melihat hasil yang dicapai para siswa,
kompetensi yang telah ditentukan dan soal
yaitu penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan
disusun berdasarkan persyaratan tes. Namun
pembelajaran. Tes sumatif ini bermanfaat
demikian, guru lebih sering mengacu pada soal
untuk menentukan nilai, untuk menentukan
tahun lalu tanpa melakukan usaha perbaikan
seorang siswa dapat atau tidaknya mengikuti
terhadap soal buatannya sebelum diujikan
kelompok
dalam
dalam ujian akhir semester yang sedang
berikutnya,
dan
menerima untuk
mengisi
program catatan
berjalan
untuk
meningkatkan
mutu
tes
kemajuan belajar siswa yang berguna bagi
buatannya. Hal ini tidak dilakukan karena guru
orang tua siswa, pihak bimbingan dan
menganggap bahwa soal buatannya yang telah
konseling di sekolah, dan pihak-pihak lain
digunakan tahun lalu sudah cukup baik,
apabila siswa akan pindah sekolah atau
sehingga guru tidak melakukan analisis butir
memasuki dunia kerja. Tes sumatif terdiri dari
soal. Artinya, soal yang diujikan tersebut
tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif yang
belum diketahui tingkat validitas tiap butir
digunakan adalah tes berbentuk pilihan ganda,
soal, reliabilitas soal, daya pembeda, tingkat
yaitu tes yang terdiri atas suatu keterangan atau
kesukaran, dan efektivitas pengecohnya.
pemberitahuan tentang sesuatu yang belum
Analisis terhadap soal Ujian Akhir
lengkap, dan untuk melengkapinya harus
Semester yang dilakukan guru hanya sebatas
memilih salah satu dari beberapa kemungkinan
melakukan uji validitas logis yang tampak
atau alternatif jawaban yang tersedia. Tes
pada kisi-kisi soal,
subjektif yang digunakan adalah tes yang
kesesuaian soal dengan materi pelajaran, dan
berbentuk uraian, sejenis tes yang menuntut
validitas konstruk yang terlihat dari segi
siswa untuk menguraikan dan menyatakan
susunan atau kerangka tiap butir soal. Hal itu
jawaban dengan kata-kata dalam bentuk,
belum cukup untuk dapat mengetahui dan
teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan
meningkatkan kualitas soal Ujian Akhir
yang lain sesuai pemahaman mereka.
Semester. Oleh karena itu, guru perlu melihat
Berdasarkan wawancara terhadap guru Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan
validitas isi yaitu
hasil yang diperoleh siswa secara jujur.
4 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 7 Tahun 2016
Suharsimi
Arikunto
219)
Sudjana, 2014: 135). Analisis butir soal
menyatakan bahwa secara teoritis siswa dalam
bertujuan untuk mengidentifikasi soal-soal
suatu kelas merupakan populasi atau kelompok
dengan menghitung beberapa aspek yaitu
yang
Dengan
Validitas Butir Soal, Reliabilitas Soal, Tingkat
demikian, apabila dilakukan sebuah tes
Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektivitas
padanya, akan tercermin hasilnya dalam suatu
Pengecoh.
keadaannya
(2013:
heterogen.
kurva normal. Sebagian besar siswa berada di
Guru tidak melakukan analisis butir
daerah sedang, sebagian kecil berada di ekor
soal, karena proses analisis soal untuk
kiri, dan sebagian kecil lainnya berada di ekor
mengetahui Validitas Butir Soal, Reliabilitas
kanan. Apabila keadaan setelah hasil tes
Soal, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan
dianalisis tidak sesuai dengan yang diharapkan
Efektivitas Pengecoh, membutuhkan waktu
pada kurva normal, misal sebagian siswa
yang cukup lama dan proses yang rumit, serta
memperoleh skor jelek atau sebagian besar
membutuhkan ketelitian yang tinggi. Hal itu
siswa memperoleh skor yang baik, maka dapat
membuat guru enggan untuk melakukannya.
diketahui bahwa soal tes tersebut perlu
Di samping alasan tersebut, guru juga tidak
diperbaiki.
begitu memahami adanya alat bantu yang
Menurut Daryanto (2008: 177), cara menilai tes yaitu: (1) meneliti secara jujur soalsoal yang sudah disusun; (2) mengadakan analisis
soal;
(3) mengadakan
checking
dapat
digunakan
untuk
memudahkan
pekerjaannya dalam menganalisis butir soal. Dari dijelaskan
analisis pada
kondisi
uraian
di
yang
telah
atas,
dapat
validitas, dan (4) mengadakan checking
diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
reliabilitas; sehingga soal tes lebih efektif
(1) Kualitas butir soal Ujian Akhir Semester
untuk diujikan kepada peserta didik. Dengan
Gasal Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan
memperoleh keterangan tentang hasil tes
Keuangan Kelas X Akuntansi di SMK
siswa, guru akan dapat mengadakan penilaian
Swadaya Temanggung belum diketahui. (2)
yang objektif terhadap kualitas soal buatannya.
Proses kegiatan analisis butir soal yang cukup
Analisis kualitas tes merupakan tahap
rumit dan membutuhkan konsentrasi serta
yang harus ditempuh untuk mengetahui
ketelitian yang tinggi saat memasukkan data
kualitas suatu tes, baik tes secara keseluruhan
membuat guru enggan melakukan analisis butir
maupun butir soal yang menjadi bagian tes.
soal secara menyeluruh. (3) Kurangnya
“Analisis
item
pengetahuan guru mengenai teknik dan alat
merupakan pengkajian pertanyaan-pertanyaan
bantu analisis butir soal untuk mengetahui
tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang
kualitas soal buatan guru. Peneliti membatasi
memiliki kualitas yang memadai” (Nana
masalah dalam penelitian yaitu pada aspek
butir soal
atau analisis
Analisis Butir Soal.... (Ratna Candra Wulaningtyas) 5
kualitas butir soal yang belum diketahui.
Gilingsari 2 Temanggung 56213, Provinsi
Dengan dilakukan analisis butir soal secara
Jawa Tengah. Pengambilan data dilakukan
kuantitatif terhadap soal Ujian Akhir Semester
padaBulan
Gasal kelas X Akuntansi mata pelajaran
pelaksanaan ujian akhir semester gasal tahun
Pengantar Akuntansi dan Keuangan di SMK
ajaran 2015/2016.
Desember
2015
setelah
Swadaya Temanggung pada tahun ajaran 2015/2016 berdasarkan pada Validitas Butir
Subjek dan Objek Penelitian
Soal, Reliabilitas Soal, Tingkat Kesukaran,
Subjek dalam penelitian ini adalah
Daya Pembeda, dan Efektivitas Pengecoh,
seluruh siswa kelas X Akuntansi SMK
diharapkan soal tersebut dapat diketahui
Swadaya
kualitasnya.
bermaksud
2015/2016 yang terdiri dari dua kelas yaitu
melakukan penelitian yang berjudul “Analisis
sebanyak 92 siswa. Objek penelitian ini adalah
Butir Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata
Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata
Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan
Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan
Kelas
Kelas
X
Maka
peneliti
Akuntansi
SMK
Swadaya
Temanggung
X
Akuntansi
Tahun
SMK
Ajaran
Swadaya
Temanggung Tahun Ajaran 2015/2016.”
Temanggung Tahun Ajaran 2015/2016
METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian “Analisis
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian
Butir Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata
deskriptif kuantitatif untuk mencari informasi
Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan
dan data
digunakan untuk
Kelas X SMK Swadaya Temanggung Tahun
mendeskripsikan kualitas soal ujian akhir
Ajaran 2015/2016” ini meliputi Validitas Butir
semester gasal Mata Pelajaran Pengantar
Soal, Reliabilitas Soal, Tingkat Kesukaran,
Akuntansi dan Keuangan kelas X SMK
Daya Pembeda, dan Efektivitas Pengecoh.
Swadaya
yang dapat
Temanggung
tahun
ajaran
2015/2016. Pendekatan yang digunakan dalam
Definisi Operasional Variabel Penelitian
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
a.
dimana hasil penelitian diwujudkan dalam angka-angka
dan
dianalisis
dengan
Validitas Butir Soal Validitas Butir Soal merupakan tingkat ketepatan yang dimiliki butir soal
menggunakan program ANATES.
dalam mengukur apa yang seharusnya
Waktu dan Tempat Penelitian
diukur. Angka yang menunjukkan tingkat
Penelitian ini dilaksanakan di SMK
validitas diperoleh dengan menghitung
Swadaya Temanggung yang beralamat di Jalan
indeks korelasi antara skor tiap butir soal
6 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 7 Tahun 2016
dengan skor totalnya. Sebutir item dapat
Tingkat
peluang untuk menjawab benar suatu soal
tersebut
atau
pada tingkat kemampuan tertentu yang
kesejajaran dengan skor totalnya. Dengan
biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks.
kata lain ada korelasi positif antara skor
Indeks
item dengan skor total. Validitas Butir
bentuk proporsi antara 0,00-1,00. Semakin
Soal pilihan ganda dihitung dengan
kecil angka indeks kesukaran, maka
menggunakan korelasi point biserial.
semakin susah soal tersebut. Butir soal tes
Setelah diperoleh hasil dari perhitungan
dapat dinyatakan sebagai butir soal yang
dengan
menggunakan
point
baik apabila butir soal tersebut tidak
biserial,
kemudian
dikonsultasikan
terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah.
dengan rtabel pada taraf signifikansi 5%
Dengan kata lain Tingkat Kesukaran butir
sesuai dengan jumlah siswa yang diteliti.
soal tersebut sedang atau cukup, yaitu
Butir
yang memiliki indeks kesukaran antara
memiliki
soal
kesesuaian
korelasi
dikatakan
valid
apabila
dengan rtabel, maka butir soal tersebut tidak
kesukaran
dinyatakan
dalam
0,31-0,70. d.
Daya Pembeda
valid.
Daya Pembeda adalah kemampuan
Reliabilitas Soal
butir soal untuk dapat membedakan antara
Reliabilitas
c.
merupakan
dinyatakan valid jika skor dalam butir item
rhitung>rtabel, jika rpbi kurang dari atau sama
b.
Kesukaran
Soal
merupakan
siswa yang telah menguasai materi yang
pengukuran untuk mengetahui tingkat
ditanyakan dengan siswa yang kurang atau
keajegan skor tes atau mengetahui tingkat
belum menguasai materi yang ditanyakan.
konsistensi
antar
item
soal.
Tinggi
Atau dengan kata lain, dapat membedakan
rendahnya
Reliabilitas
Soal
dapat
siswa yang pandai dengan siswa yang
diketahui dengan melihat besar kecilnya
kurang
pandai
koefisien
tertentu.
Daya
Reliabilitas
Soal
tersebut.
berdasarkan Pembeda
soal
kriteria dapat
Reliabilitas untuk soal pilihan ganda dapat
diketahui dengan melihat besar kecilnya
dihitung dengan menggunakan rumus KR-
angka indeks diskriminasi soal. Angka
20.
apabila
indeks diskriminasi soal adalah sebuah
koefisien Reliabilitas Soal (r11) sama
angka yang menunjukkan besar kecilnya
dengan atau lebih besar dari 0,70. Semakin
Daya
tinggi koefisiennya maka tes tersebut
diskriminasi soal berkisar antara -1,00
semakin reliabel.
sampai dengan 1,00. Semakin tinggi
Tingkat Kesukaran
indeks diskriminasi soal, berarti semakin
Soal
dikatakan
reliabel
Pembeda
butir
soal.
Indeks
mampu soal yang bersangkutan untuk
Analisis Butir Soal.... (Ratna Candra Wulaningtyas) 7
membedakan siswa yang pandai dengan
e.
Teknik Analisis Data
yang kurang pandai. Soal yang baik adalah
Soal ujian akhir semester gasal mata
soal yang dalam kriteria Daya Pembeda
pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan
termasuk dalam kriteria cukup, baik, dan
kelas
sangat baik.
Temanggung
Efektivitas Pengecoh
berbentuk pilihan ganda sebanyak 50 butir
Efektivitas
Pengecoh
dapat
X
Akuntansi tahun
SMK ajaran
Swadaya 2015/2016
soal. Dimana soal pilihan ganda tersebut
diketahui melalui pola sebaran jawaban.
dianalisis
secara
kuantitatif
Pola sebaran jawaban adalah distribusi
menggunakan program ANATES.
dengan
testee dalam menentukan pilihan jawaban
Data tersebut dianalisis berdasarkan
pada bentuk pilihan ganda. Diperoleh
Validitas Butir Soal, Reliabilitas Soal, Tingkat
dengan menghitung banyaknya peserta tes
Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektivitas
yang memilih pilihan jawaban a, b, c, d, e,
Pengecoh.
atau yang tidak memilih apapun. Dari
a. Validitas Butir Soal
Efektivitas Pengecoh dapat diperoleh
Validitas Butir Soal atau validitas
informasi apakah pengecoh (distaktor)
item bentuk pilihan ganda dapat dihitung
berfungsi sebagai pengecoh yang baik atau
menggunakan
tidak.
biserial: 𝑟𝑝𝑏𝑖 =
Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
dokumentasi. Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan adalah lembar soal Ujian Semester
Gasal
Mata
2015/2016 beserta kunci jawabannya, dan
= koefisien korelasi biserial
Mp
= rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
Mt
= rerata skor total
St
= standar deviasi dari skor total proporasi
jawaban siswa untuk soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar
p
=
2015/2016.
proporsi
siswa
yang
menjawab benar
Akuntansi dan Keuangan Kelas X SMK Tahun
𝑀𝑝 − 𝑀1 𝑝 √ 𝑆𝑡 𝑞
rpbi
Pelajaran
SMK Swadaya Temanggung Tahun Ajaran
Temanggung
poin
Keterangan:
Pengantar Akuntansi dan Keuangan Kelas X
Swadaya
korelasi
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi
Akhir
rumus
(𝑝 =
Ajaran q
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 ) 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
=
proporsi
siswa
menjawab salah (q= 1-p)
yang
8 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 7 Tahun 2016
(Suharsimi Arikunto, 2013: 93) Indeks korelasi point biserial yang diperoleh
dari
hasil
perhitungan
dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5% sesuai dengan jumlah siswa yang diteliti. Apabila rpbi lebih besar dari rtabel, maka butir soal dikatakan valid. b. Reliabilitas Soal Reliabilitas untuk soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung dengan
2) Apabila r11 lebih kecil dari 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diujikan reliabilitasnya memiliki
(unreliable) (Anas Sudijono, 2012: 209) c. Tingkat Kesukaran Angka indeks kesukaran item dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑃=
𝐵 𝐽𝑆
Keterangan: P = angka indeks kesukaran item B=
Keterangan:
belum
reliabilitas yang tinggi
rumus K-R 20 sebagai berikut: 𝑛 𝑆2 − ∑ 𝑝𝑞 𝑟11 = ( )( ) 𝑛−1 𝑆2
dinyatakan
banyaknya
testee
yang
dapat
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
menjawab dengan betul terhadap butir
p
item yang bersangkutan
= proporsi subjek yang menjawab
JS = jumlah testee yang mengikuti tas
item dengan benar q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan
hasil belajar (Suharsimi Arikunto, 2013: 223) Kriteria indeks kesukaran soal
q
adalah sebagai berikut:
n
= banyaknya item
0,00-0,30 = soal kategori sukar
S
= standar deviasi dari tes
0,31-0,70 = soal kategori sedang
(Suharsimi Arikunto, 2013: 115) Pemberian interpretasi koefisien reliabilitas tes pada umumnya digunakan
1) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari 0,70 berarti tes hasil belajar sedang
diuji
(Suharsimi Arikunto, 2013: 225) d. Daya Pembeda Rumus
patokan sebagai berikut:
yang
0,71-1,00 = soal kategori mudah
reliabilitasnya
indeks
diskriminasi (Daya Pembeda) adalah sebagai berikut: 𝐷=
dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable)
menentukan
𝐵𝐴 B𝐵 − = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 𝐽𝐴 𝐽𝐵
Keterangan: JA = banyaknya peserta kelompok atas
Analisis Butir Soal.... (Ratna Candra Wulaningtyas) 9
JB
=
banyaknya
peserta
kelompok
B = jumlah peserta didik yang menjawab
bawah
benar.
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
n
= jumlah alternatif jawaban.
1
= bilangan tetap
BB = banyaknya peserta kelompok bawah
(Zainal Arifin, 2012 : 279)
yang menjawab benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar (Suharsimi Arikunto, 2013: 228) Interpretasi Daya Pembeda dapat
Pengecoh dapat berfungsi dengan baik apabila sekurangnya dipilih oleh 5% dari seluruh siswa peserta tes (Anas Sudijono, 2012: 411). Kriteria untuk menilai penggunaan pengecoh diadaptasi dari Skala Likert yaitu sebagai berikut: 1) Efektivitas Pengecoh sangat baik
diklasifikasikan sebagai berikut:
apabila distraktor pada soal berfungsi
0,00-0,19 = jelek (poor)
secara keseluruhan
0,20-0,39 = cukup (satisfactory)
2) Efektivitas Pengecoh baik apabila
0,40-0,69 = baik (good)
distraktor pada soal tidak berfungsi
0,70-1,00 = baik sekali (excellent)
satu alternatif
(Suharsimi Arikunto, 2013: 233)
3) Efektivitas Pengecoh cukup apabila
e. Efektivitas Pengecoh
distraktor pada soal tidak berfungsi
Efektivitas Pengecoh diperoleh
dua alternatif
dengan menghitung banyaknya jawaban
4) Efektivitas Pengecoh kurang baik
testee yang memilih jawaban a, b, c, d, dan
apabila distraktor pada soal tidak
e, atau tidak memilih sama sekali. Kualitas
berfungsi tiga alternative
penggunaan pengecoh (distractor) baik
5) Efektivitas
Pengecoh
tidak
baik
atau tidak yang dapat diidentifikasi dengan
apabila distraktor pada soal tidak
rumus berikut:
berfungsi empat alternatif
𝐼𝑃 =
𝑃 (𝑁−𝐵)
𝑥 100%
(𝑛−1)
Keterangan: IP = indeks pengecoh. P = jumlah peserta didik yang memilih pengecoh. N = jumlah peserta didik yang ikut tes.
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN Hasil yang diperoleh dari analisis terhadap Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan kelas X Akuntansi SMK Swadaya
10 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 7 Tahun 2016
Temanggung Tahun Ajaran 2015/2016 adalah
Gasal Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan
sebagai berikut:
Keuangan kelas X Akuntansi menunjukkan terdapat 30 butir soal yang valid atau sebesar 60% dari keseluruhan soal, dan 20 butir soal
Validitas Butir Soal Validitas Butir Soal Ujian Akhir
atau sebesar 40% tidak valid.
Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar
Dapat disimpulkan jika soal ujian akhir
Akuntansi dan Keuangan kelas X Akuntansi
semester gasal mata pelajaran Pengantar
SMK Swadaya Temanggung tahun ajaran
Akuntansi dan Keuangan kelas X Akuntansi
2015/2016
dengan
SMK Swadaya Temanggung tahun ajaran
melihat korelasi antara skor butir dengan skor
2015/2016 memiliki kualitas yang baik dari
totalnya. Pengujian Validitas Butir Soal Ujian
segi validitasnya karena jumlah butir soal yang
Akhir
Pelajaran
valid lebih dari 50% keseluruhan soal. Artinya,
Pengantar Akuntansi dan Keuangan kelas X
soal Ujian tersebut merupakan soal yang dapat
Akuntansi yang dihitung menggunakan rumus
mengukur apa yang seharusnya diukur. Hal ini
Indeks Poin Biserial dengan taraf signifikansi
sejalan dengan pengertian Validitas Butir Soal,
5% (0,205). Jika rhitung > rtabel maka butir soal
menurut Anas Sudijono (2012: 163), “validitas
dikatakan valid, sebaliknya jika rhitung kurang
item dari suatu tes atau validitas butir soal
dari atau sama dengan rtabel, maka butir soal
adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh
dikatakan tidak valid. Hasil perhitungan
sebutir item dalam mengukur apa yang
dikonsultasikan
seharusnya diukur lewat butir item tersebut.”
dilakukan
Semester
pengujian
Gasal
dengan
Mata
rtabel
pada
taraf
signifikansi 5% dan N= 92, maka diperoleh rtabel sebesar 0,205.
Berdasarkan hasil analisis Validitas Butir Soal yang telah dilakukan, dapat ditindaklanjuti sebagai berikut: (1) Butir soal
Validitas
yang valid dapat disimpan ke dalam bank soal untuk digunakan kembali pada tes hasil belajar
40% 60%
Valid Tidak Valid
yang akan datang. (2) Butir soal yang tidak valid sebaiknya dibuang dan diganti dengan soal yang sesuai dengan indikator materi.
Reliabilitas Soal Gambar 1. Distribusi Soal Berdasarkan Validitas
Pengujian Reliabilitas Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar
Berdasarkan hasil analisis terhadap
Akuntansi dan Keuangan Kelas X Akuntansi
Validitas Butir Soal Ujian Akhir Semester
SMK Swadaya Temanggung Tahun Ajaran
Analisis Butir Soal.... (Ratna Candra Wulaningtyas) 11
2015/2016 dilakukan secara manual dengan
Tingkat Kesukaran
menggunakan rumus KR-20 dengan bantuan
Tingkat Kesukaran Soal dilihat dari
program Excel. Perhitungan dilakukan secara
besarnya indeks kesukaran. Hasil perhitungan
manual dengan Excel. Jumlah butir soal
indeks kesukaran diinterpretasikan dalam tiga
sebanyak 50 sehingga n=50, S2=30,99 dan
kriteria, yaitu: P= 0,00-0,30 adalah soal yang
Σpq=9,4075. Pemberian interpretasi terhadap
sukar, P= 0,31-0,70 adalah soal dengan tingkat
koefisien reliabilitas tes (r11) menggunakan
kesukaran sedang, dan P= 0,71-1,00 adalah
patokan apabila r11 sama dengan atau lebih
soal yang mudah.
besar dari 0,70 maka soal tersebut dinyatakan reliabel. Namun jika r11 kurang dari 0,70 maka
Tingkat Kesukaran
tes hasil belajar dinyatakan tidak reliabel. Berdasarkan
perhitungan
yang
22%
28%
dilakukan, diperoleh hasil r11= 0,711. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa soal
50%
Sukar Sedang Mudah
ujian akhir semester gasal mata pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan kelas X Akuntansi SMK Swadaya Temanggung tahun ajaran 2015/2016 memiliki Reliabilitas yang
Gambar 2. Distribusi soal berdasarkan Tingkat Kesukaran
tinggi karena r11 ≥ 0,70. Suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu dan subjek yang berbeda (Zainal Arifin, 2012: 258). Hal ini sejalan dengan pernyataan Nana Sudjana (2011: 16) bahwa reliabilitas alat penilaian menunjukkan keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan kelas
X
Akuntansi
Temanggung
tahun
SMK ajaran
Swadaya 2015/2016
merupakan soal yang berkualitas baik dari segi Reliabilitasnya.
Berdasarkan hasil perhitungan indeks kesukaran butir soal dengan bantuan program ANATES, butir soal yang tergolong sukar berjumlah 14 atau sebesar 28%, butir soal yang memiliki Tingkat Kesukaran sedang berjumlah 25 atau sebesar 50%, dan butir soal yang tergolong mudah berjumlah 11 atau 22%. Suatu soal dianggap baik jika memiliki Tingkat Kesukaran sedang, yaitu antara 0,310,70 (Suharsimi Arikunto, 2013: 225). Dapat disimpulkan bahwa Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi kelas X Akuntansi di SMK Swadaya Tahun Ajaran 2015/2016
merupakan soal dengan
kualitas yang cukup baik dilihat dari tingkat
12 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 7 Tahun 2016
kesukarannya. Hal ini terlihat dari banyaknya
c. Butir soal yang termasuk kategori mudah,
soal yang memiliki tingkat kesukaran sedang
ada tiga kemungkinan tindak lanjut, yaitu:
yaitu 25 butir atau mencapai 50% dari
(1) Butir soal tersebut dibuang dan tidak
keseluruhan soal.
dikeluarkan kembali pada tes hasil belajar
Anas
376-378)
yang akan datang. (2) Butir soal tersebut
mengungkapkan beberapa tindak lanjut yang
diteliti ulang untuk mengetahui faktor
dapat dilakukan setelah analisis Tingkat
yang menyebabkan hampir semua siswa
Kesukaran butir soal, sebagai berikut:
peserta tes menjawab dengan benar. Ada
a. Butir
Tingkat
kemungkinan alternatif yang dipasangkan
Kesukaran dalam kategori baik (tingkat
pada butir soal terlalu mudah ditebak oleh
kesukaran sedang) sebaiknya disimpan ke
peserta tes. Perbaikan dapat dilakukan
dalam bank soal agar dapat digunakan
dengan memperbaiki opsi jawaban atau
kembali pada waktu yang akan datang.
membuat kalimat soal menjadi lebih
b. Butir soal yang termasuk kategori sukar,
kompleks. Setelah dilakukan perbaikan,
ada tiga kemungkinan tindak lanjut, yaitu:
butir soal dapat disimpan ke dalam bank
(1) Butir soal tersebut dibuang dan tidak
soal dan dikeluarkan pada tes hasil belajar
akan dikeluarkan lagi dalam tes hasil
yang
belajar pada waktu yang akan datang. (2)
dipertahankan dan dimanfaatkan pada tes
Butir soal tersebut diteliti ulang agar
yang bersifat longgar, dalam arti sebagian
diketahui faktor yang menyebabkan siswa
besar peserta tes akan dinyatakan lulus
kesulitan menjawabnya. Perbaikan dapat
seleksi tersebut. Dalam kondisi ini, tes
dilakukan dengan mengubah kalimat agar
hanyalah formalitas.
soal
Sudijono
yang
(2012:
memiliki
akan
datang.
(3)
Butir
soal
tidak menimbulkan salah tafsir atau mengganti
angka/nominal
pada
soal
Daya Pembeda
hitungan. Setelah dilakukan perbaikan,
Daya Pembeda Soal Ujian Akhir
butir soal tersebut dapat disimpan ke bank
Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar
soal dan dikeluarkan kembali pada waktu
Akuntansi kelas X Akuntansi di SMK
yang akan datang. (3) Butir soal tersebut
Swadaya Tahun Ajaran 2015/2016 dihitung
tetap dipertahankan untuk digunakan
dengan rumus Daya Pembeda. Daya Pembeda
kembali pada tes-tes yang sifatnya sangat
dihitung
ketat, dalam arti sebagian besar peserta tes
peserta kelompok atas yang menjawab benar
tidak akan diluluskan dalam tes seleksi
dengan proporsi peserta kelompok bawah yang
tersebut.
menjawab benar. Hasil perhitungan tersebut
dengan
mengurangkan
proporsi
diinterpretasikan dalam lima kriteria, yaitu: D=
Analisis Butir Soal.... (Ratna Candra Wulaningtyas) 13
negatif, berarti soal tidak memiliki Daya
berdasarkan kriteria tertentu.” Jadi dapat
Pembeda dan sebaiknya dibuang, D= 0,00-0,19
disimpulkan bahwa Soal Ujian Akhir Semester
berarti Daya Pembeda soal lemah, D= 0,20-
Gasal Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi
0,39 berarti Daya Pembeda soal cukup, D=
kelas X Akuntansi di SMK Swadaya Tahun
0,40-0,69 berarti Daya Pembeda soal baik, dan
Ajaran 2015/2016 telah memiliki kualitas yang
D= 0,70-1,00 berarti Daya Pembeda soal baik
baik dilihat dari segi Daya Pembeda yaitu lebih
sekali.
dari 50% keseluruhan soal, sehingga dapat membedakan peserta didik kelompok atas dan
Daya Pembeda
kelompok bawah. Sebagai tindak lanjut dari analisis Daya
2% 8% 40%
50%
Jelek
Pembeda, butir soal yang telah memiliki Daya
Cukup
Pembeda baik (kriteria cukup dan baik)
Baik
sebaiknya disimpan ke dalam bank soal, dan
Negatif
butir soal yang memiliki Daya Pembeda jelek agar diperbaiki sehingga bisa disimpan ke dalam bank soal untuk digunakan pada tes hasil
Gambar 3. Distribusi Soal berdasarkan Daya Pembeda
belajar yang akan datang. Sedangkan untuk
Berdasarkan analisis Daya Pembeda
sebaiknya dibuang dan tidak digunakan pada
dengan perhitungan manual menggunakan
tes hasil belajar yang akan datang, karena butir
Microsoft Excel, butir soal yang memiliki Daya
soal tersebut memiliki kualitas yang sangat
Pembeda jelek berjumlah 25 atau sebesar 50%,
jelek.
butir soal dengan Daya Pembeda negatif
butir soal yang memiliki Daya Pembeda cukup berjumlah 20 butir atau 40%, butir soal yang
Efektivitas Pengecoh
memiliki Daya Pembeda baik berjumlah 1 atau
Efektivitas Pengecoh dihitung dengan
sebesar 2%,dan butir soal yang memiliki Daya
rumus Indeks Pengecoh yang dilakukan
Pembeda negatif berjumlah 4 atau sebesar 8%.
melalui
Zainal Arifin (2012: 273) menyatakan
program
ANATES.
Pengecoh
dikatakan baik apabila dipilih ≥ 5% dari jumlah
bahwa “perhitungan daya pembeda adalah
peserta
pengukuran sejauh mana suatu butir soal
Efektifitas
mampu membedakan peserta didik yag sudah
digunakan kriteria yang diadaptasi dari Skala
menguasai materi dengan peserta didik yang
Likert
belum
Pengecoh dikatakan sangat baik apabila
atau
kurang
menguasai
materi
tes.
Dalam
Pengecoh
sebagai
menginterpretasikan setiap
berikut:
(1)
butir
soal,
Efektivitas
keempat pengecoh berfungsi. (2) Efektivitas
14 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 7 Tahun 2016
Pengecoh dikatakan baik apabila terdapat tiga
dari segi Efektivitas Pengecohnya. Karena
pengecoh yang berfungsi. (3) Efektivitas
lebih dari 50% dari keseluruhan tes memiliki
Pengecoh dikatakan cukup baik apabila
Efektivitas Pengecoh dalam kriteria sangat
terdapat dua pengecoh yang berfungsi. (4)
baik, baik, dan cukup baik. Setelah dilakukan
Efektivitas Pengecoh dikatakan kurang baik
analisis Efektivitas Pengecoh, Menurut Anas
apabila terdapat satu pengecoh yang berfungsi.
Sudijono (2012: 417) beberapa tindak lanjut
(5) Efektivitas Pengecoh dikatakan tidak baik
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
apabila semua pengecoh tidak berfungsi.
(1) Butir soal dengan pengecoh yang telah berfungsi dengan baik dapat disimpan dalam
Efektivitas Pengecoh
bank soal untuk digunakan kembali pada tes
Sangat Baik 10% 2%
16%
dengan pengecoh yang berfungsi kurang baik
Baik 38%
atau tidak baik, agar bisa diperbaiki atau
34%
Cukup
diganti dengan pengecoh yang lain.
Kurang Baik
SIMPULAN DAN SARAN
Gambar 4. Distribusi Soal berdasarkan Efektivitas Pengecoh Berdasarkan hasil analisis, terdapat 1 butir soal (2%) dengan Efektivitas Pengecoh sangat baik, 8 butir soal (16%) dengan Efektivitas Pengecoh yang baik, 17 butir soal (34%) dengan Efektivitas Pengecoh yang cukup baik, 19 butir soal (38%) dengan Efektivitas Pengecoh yang kurang baik, dan 5 butir soal (10%) dengan Efektivitas Pengecoh
penjelasan
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa Soal Ujian Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan kelas X Akuntansi SMK Swadaya Temanggung
Simpulan Berdasarkan hasil analisis Validitas, Reliabilitas,
Tingkat
Kesukaran,
Daya
Pembeda, dan Efektivitas Pengecoh, seperti yang terlihat pada lampiran 8 disimpulkan bahwa Soal
maka dapat Ujian Akhir
Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan kelas X Akuntansi SMK Swadaya Temanggung tahun ajaran 2015/2016 merupakan soal yang kualitasnya cukup baik karena terdapat 9 butir soal atau
yang tidak baik. Dari
hasil belajar yang akan datang. (2) Butir soal
tahun
ajaran
2015/2016
merupakan soal yang berkualitas baik dilihat
sebesar 18% dari keseluruhan yang memenuhi empat aspek, dan 14 butir atau sebesar 28% dari keseluruhan yang memenuhi aspek validitas, dan dua aspek lainnya sehingga masih
memungkinkan
untuk
dilakukan
perbaikan agar memenuhi keempat aspek tersebut, serta secara keseluruhan soal tersebut
Analisis Butir Soal.... (Ratna Candra Wulaningtyas) 15
merupakan soal yang reliabel. Kesimpulan
sebesar 50%, dan butir soal yang tergolong
kualitas soal tersebut diperoleh dari hasil
mudah berjumlah 11 atau 22%.
analisis butir soal sebagai berikut:
d. Ditinjau dari Daya Pembeda, dapat
a. Ditinjau dari Validitas Butir Soal, dapat
disimpulkan Soal Ujian Akhir Semester
disimpulkan Soal Ujian Akhir Semester
Gasal
Gasal
Mata
Mata
Pengantar
Keuangan
kelas
Pelajaran
Pengantar
Akuntansi
Keuangan
kelas
X
Akuntansi SMK Swadaya Temanggung
Akuntansi SMK Swadaya Temanggung
tahun ajaran 2015/2016 merupakan soal
tahun ajaran 2015/2016 merupakan soal
yang tidak baik karena sebanyak 29 butir
yang baik karena terdapat 30 butir soal
soal
valid atau 60% dari keseluruhan soal dan
mempunyai Daya Pembeda yang jelek dan
20 butir soal atau 40% tidak valid.
negatif, dengan rincian butir soal yang
Akuntansi
dan
b. Ditinjau dari Reliabilitas Soal, dapat disimpulkan bahwa Soal
atau
dan
Pelajaran
58%
dari
X
keseluruhan
memiliki Daya Pembeda jelek berjumlah
Ujian Akhir
25 atau sebesar 50%, butir soal yang
Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar
memiliki Daya Pembeda cukup berjumlah
Akuntansi
X
20 butir atau 40%, butir soal yang baik
Akuntansi SMK Swadaya Temanggung
berjumlah 1 atau sebesar 2%, dan butir
tahun ajaran 2015/2016 merupakan soal
soal yang memiliki Daya Pembeda negatif
yang reliabel karena memiliki tingkat
berjumlah 4 atau sebesar 8%.
dan
Keuangan
kelas
Reliabilitas sebesar 0,711.
e. Ditinjau dari Efektivitas Pengecoh Butir
c. Ditinjau dari Tingkat Kesukaran, dapat
Soal, dapat disimpulkan Soal Ujian Akhir
disimpulkan Soal Ujian Akhir Semester
Semester Gasal Mata Pelajaran Pengantar
Gasal
Mata
Pelajaran
Pengantar
Akuntansi
Keuangan
kelas
X
Akuntansi SMK Swadaya Temanggung
Akuntansi SMK Swadaya Temanggung
tahun ajaran 2015/2016 merupakan soal
tahun ajaran 2015/2016 merupakan soal
yang baik karena lebih dari 50% soal
yang cukup baik karena sebanyak 25 butir
memiliki Efektivitas Pengecoh yang baik
soal atau sebesar 50% dari keseluruhan
yaitu sebanyak 26 butir soal, dengan
memiliki
sedang,
rincian terdapat 1 butir soal (2%) dengan
dengan rincian butir soal yang tergolong
Efektivitas Pengecoh sangat baik, 8 butir
sukar berjumlah 14 atau sebesar 28%,
soal (16%) dengan Efektivitas Pengecoh
butir
Tingkat
yang baik, 17 butir soal (34%) dengan
Kesukaran sedang berjumlah 25 atau
Efektivitas Pengecoh yang cukup baik, 19
Akuntansi
soal
dan
tingkat
yang
kesukaran
memiliki
dan
Keuangan
kelas
X
butir soal (38%) dengan Efektivitas
16 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 7 Tahun 2016
Pengecoh yang kurang baik, dan 5 butir
dari
segi
Tingkat
Kesukaran
karena
soal (10%) dengan Efektivitas Pengecoh
memiliki proporsi yang pas untuk sebuah
yang tidak baik.
tes hasil belajar. d. Hasil analisis menunjukkan bahwa butir soal yang
Implikasi Implikasi yang dapat disampaikan dari
memiliki
Daya
Pembeda
jelek
berjumlah 25 atau sebesar 50%, butir soal
hasil penelitian adalah sebagai berikut:
yang memiliki Daya Pembeda cukup
a. Hasil analisis menunjukkan soal yang valid
berjumlah 20 butir atau 40%, butir soal yang
berjumlah 30 butir soal atau 60% sedangkan
baik berjumlah 1 atau sebesar 2%,dan butir
soal yang tidak valid berjumlah 20 butir sial
soal yang memiliki Daya Pembeda negatif
atau
valid
berjumlah 4 atau sebesar 8%. Butir soal
dipertahankan. Sedangkan soal yang tidak
dengan daya Pembeda soal yang jelek dapat
valid sebaiknya diperbaiki atau tidak
diperbaiki
digunakan lagi. Perbaikan bisa dilakukan
fungsinya yaitu membedakan peserta tes
dengan meningkatkan kemampuan teknik
kelompok atas dengan kelompok bawah,
penyusunan
dan
sedangkan butir soal dengan daya pembeda
memperhatikan kembali kesesuaian materi
yang negatif sebaiknya dibuang dan tidak
sehingga pada masa yang akan datang dapat
digunakan lagi.
40%.
Soal
tes
yang
hasil
sudah
belajar
digunakan kembali.
agar
dapat
menjalankan
e. Hasil analisis menunjukkan bahwa soal ujian
b. Hasil analisis menunjukkan bahwa soal
memiliki
1 butir soal (2%) dengan
reliabel karena memiliki reliabilitas sebesar
Efektivitas Pengecoh sangat baik, 8 butir
0,711.
tinggi
soal (16%) dengan Efektivitas Pengecoh
menunjukkan soal tersebut merupakan soal
yang baik, 17 butir soal (34%) dengan
yang
Efektivitas Pengecoh yang cukup baik, 19
Reliabilitas
baik
dan
perlu
yang
dipertahankan.
Tingginya tingkat Reliabilitas ini salah
butir
soal
(38%)
dengan
Efektivitas
satunya disebabkan karena jumlah butir soal
Pengecoh yang kurang baik, dan 5 butir soal
yang cukup banyak.
(10%) dengan Efektivitas Pengecoh yang
c. Hasil analisis menunjukkan bahwa butir soal
tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa
yang tergolong sukar berjumlah 14 atau
lebih dari 50% soal memiliki pengecoh
sebesar 28%, butir soal yang memiliki
yang berfungsi dengan baik. Sedangkan
tingkat kesukaran sedang berjumlah 25 atau
butir soal yang pengecohnya kurang atau
sebesar 50%, dan butir soal yang tergolong
tidak berfungsi dengan baik, sebaiknya
mudah berjumlah 11 atau 22%. Hal ini
diperbaiki atau dibuang.
menunjukkan bahwa soal sudah cukup baik
Analisis Butir Soal.... (Ratna Candra Wulaningtyas) 17
d. Soal yang valid, memiliki Daya Pembeda
Saran Berdasarkan hasil analisis butir soal
cukup atau baik, dan Efektifitas Pengecoh
dari segi Validitas, Reliabilitas, Tingkat
yang cukup, baik atau sangat baik, namun
Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektivitas
Tingkat Kesukarannya terlalu mudah atau
Pengecoh terhadap Soal Ujian Akhir Semester
terlalu sukar, sebaiknya diperbaiki dengan
Gasal Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan
menganalisis faktor yang menyebabkan
Keuangan kelas X Akuntansi SMK Swadaya
siswa kesulitan menjawab atau mudah
Temanggung tahun ajaran 2015/2016 maka
menebak jawaban yang benar, agar butir
saran yang dapat peneliti ajukan adalah sebagai
soal tersebut menjadi lebih berkualitas.
berikut: a. Soal
e. Soal yang valid, namun kurang baik pada yang
valid,
memiliki
Tingkat
dua atau tiga dari aspek tingkat kesukaran,
Kesukaran sedang, Daya Pembeda cukup
daya
atau baik, serta Efektifitas Pengecoh yang
pengecohnya,
cukup, baik atau sangat baik dapat
kembali apakah akan diperbaiki untuk
disimpan ke dalam bank soal untuk
digunakan kembali, atau dibuang.
digunakan kembali pada tes hasil belajar yang akan datang. b. Soal
yang
valid,
Tingkat
perlu
dan
efektivitas
dipertimbangkan
f. Soal yang tidak valid, sebaiknya dibuang tanpa
memiliki
pembeda,
memperhitungkan
Kesukaran,
Daya
Tingkat
Pembeda,
dan
Kesukaran sedang, Daya Pembeda cukup
Efektivitas Pengecohnya karena dalam tes
baik, namun Efektifitas Pengecohnya
buatan guru, Validitas merupakan hal
kurang baik atau tidak baik, sebaiknya
yang utama dan mutlak agar tes tersebut
diperbaiki opsi jawabannya agar pengecoh
dapat digunakan.
berfungsi lebih efektif terhadap jawaban siswa. c. Soal
g. Guru mata pelajaran sebagai pembuat soal sebaiknya lebih memperhatikan kriteria
yang
valid,
Tingkat
kualitas butir soal yang baik, agar dalam
Kesukaran sedang, Efektifitas Pengecoh
membuat soal yang akan diujikan kepada
cukup
Daya
siswa dapat lebih berkualitas sehingga tes
Pembedanya jelek atau negatif, ditelusuri
hasil belajar tersebut dapat menjalankan
apa
fungsinya dengan baik.
atau
yang
baik,
menjadi
memiliki
namun
penyebab
Daya
Pembedanya jelek kemudian diperbaiki,
h. Pihak pengembang program ANATES
atau dapat juga dibuang dan tidak
versi 4 diharapkan bisa terus melakukan
digunakan kembali pada masa yang akan
pengembangan sehingga dapat mengatasi
datang.
keterbatasan yang ada dan melengkapi
18 Jurnal Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia Edisi 7 Tahun 2016
dengan fitur-fitur yang lain yang belum ada, agar lebih bermanfaat bagi pengguna.
DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Daryanto. (2008). Evaluasi Jakarta: Rineka Cipta.
Pendidikan.
Djemari Mardapi. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Offset. Nana Sudjana. (2014). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suharsimi Arikunto. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Zainal Arifin. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.