ANALISIS KUALITAS PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH TAHUN 2006-2010 Oleh: Dewi Indriana Alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi & Bisnis UMM Idah Zuhroh Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang E-mail/No. Hp:
[email protected]/Abstract The research is quantitative descriptive research done in three banks titled: “Analysis of Financing Quality in Syariah Banks Period 2006-2010”. The research purpose is to find out how much given debt influence and Loan to Assets Ratio (LAR) to Non Performing Loan. In this research, researcher took hypothesis that there’s a significant influence between given debt, Loan to Assets Ratio (LAR) to Non Performing Loan in Syariah Banks period 2006-2010. From the result, it is found determination coefficient (R2) for data regression 0,467. It means that independence variable altogether are able to explain 47% variance of dependent variables, which is Non Performing Loan. Then from t test, it is found that given-debt variable has significant influence to NPL, it is proven that Tcount > Ttable, while LAR has unsignificant influence, it’s proven that Tcount < Ttable and after f test, it is found that given-debt variable and LAR overall has significant influence to NPL. From data analysis done at once, it’s shown that debt variable given has more significant result to NPL than LAR, which is 0,677%. keywords: given debt, LAR, Non Performing Loan Abstrak Penelitian ini adalah jenis penelitian yang bersifat kuantitatif deskriptif yang dilakukan pada 3 bank yang berjudul “Analisis Kualitas Pembiayaan Perbankan Syariah Tahun 2006-2010”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kredit yang diberikan (pembiayaan) dan Loan to Assets Ratio (LAR) terhadap Non Performing Loan. Dalam penelitian ini, penulis mengambil hipotesa bahwa Di duga terdapat pengaruh yang signifikan antara Kredit yang diberikan, Loan to Assets Ratio (LAR) terhadap Non Performing Loan pada Perbankan Syariah Tahun 2006-2010. Dari hasil diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) untuk regresi data sebesar 0,467. Hal ini berarti variabel bebas secara bersama-sama dapat menjelaskan 47% variasi variabel terikat yakni Non Performing Loan. Kemudian dari uji t dapat diketahui bahwa variabel Kredit yang diberikan secara individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap NPL, hal ini dibuktikan bahwa Thitung > Ttabel, sedangkan LAR mempunyai pengaruh tidak signifikan, hal ini dibuktikan bahwa Thitung < Ttabel dan setelah dilakukan uji f dapat diketahui bahwa variabel Kredit yang diberikan dan juga LAR secara keseluruhan mempunyai pengaruh signifikan terhadap NPL. Dari analisa data yang telah dilakukan secara serentak menunjukkan bahwa variabel Kredit yang
Analisis Kualitas Pembiayaan … (Dewi Indriana)
diberikan memiliki hasil yang lebih signifikan terhadap NPL daripada LAR, yakni sebesar 0,677%. Kata Kunci: Kredit yang diberikan, LAR, Non Performing Loan PENDAHULUAN Dunia Perbankan akan selalu
yang berkaitan bunga bank. Di samping
menjadi sorotan publik, apalagi pada
itu, pengembangan perbankan syariah
negara berkembang seperti Indonesia,
merupakan
yang dimana perbankan menjadi sektor
restrukturisasi
paling berpengaruh dan diperhatikan
kerangka peningkatan ketahanan sistem
sebagai
perbankan
acuan
perekonomian
dan
stabilitas keuangan negara.
10
Tahun
1998
dari
program
perbankan
dan
dalam
meningkatkan
keragaman jasa perbankan.
Dalam Undang-Undang (UU) Nomor
bagian
tentang
Perbankan
syariah
sebagai
“Lebih Dari Sekedar Bank” (beyond
Perbankan dan UU No 23/1999 tentang
banking),
Bank Indonesia (BI). Mengatur tentang
menyediakan produk dan jasa keuangan
perkembangan
pengembangan
yang beragam diantaranya pembiayaan
perbankan
di
dan pendanaan. Menurut Arifin (2000),
syariah
Indonesia.
yaitu
Islam
perbankan
adalah
yang
Indonesia memiliki penduduk yang
konsep
mayoritas beragama Muslim. Apalagi,
keseimbangan antara sektor riil dengan
pengembangan perbankan syariah pada
sektor moneter, sehingga pertumbuhan
dasarnya, untuk memenuhi kebutuhan
pembiayaan tidak akan lepas dari
masyarakat yang selama ini tidak
pertumbuhan
terlayani jasa perbankan konvensional
dibiayainya.
sektor
menjaga
riil
yang
karena masalah keyakinan, terutama Tabel 1. Perkembangan Aset dan Pembiayaan Bank Syariah Aset Pembiayaan Tahun Nominal* Pertumbuhan Nominal* Pertumbuhan 2005 20.880 36,25% 15.232 32,58% 2006 26.722 27,98% 20.445 34,22% 2007 33.016 23,55% 27.944 36,68% 2008 49.555 50,09% 38.199 36,70% 2009 66.090 33,37% 46.886 22,74% 2010 (Sept) 83.454 43,80% 60.970 36,94% Sumber: Diolah Statistik Perbankan Syariah BI
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 2 Desember 2012
FDR 97,91% 98,90% 99,76% 103,7% 89,70% 95,40%
121
Analisis Kualitas Pembiayaan … (Dewi Indriana)
Namun demikian, pertumbuhan
yang dilihat dari naiknya rasio kredit
pembiayaan yang tinggi dan terjaganya
bermasalah (Non Performing Loan),
fungsi intermediasi yang baik selama
atau dalam
tahun 2005 hingga 2010 triwulan ke 3
disebut
ternyata
(NPF). Hal ini dapat dilihat dari tabel
juga
memburuknya
diikuti kualitas
dengan
pembiayaan
terminologi bank syariah
Non
Performing
Financing
1.2 berikut:
Tabel 2. Non Performing Financing (NPF) Bank Syariah NPL (financing) Periode Total Pembiayaan Nominal % 2005-IV 15.332 429 2.82 2006-IV 20.445 971 4.75 2007-IV 27.944 1.131 4.05 2008-IV 38.199 1.509 3.95 2009-IV 46.886 1.882 4.01 2010-III 60970 2.406 3.95 Sumber: Statistik bank syariah BI Inti utamanya adalah dengan Bank Syariah akan menghindarkan diri dari
bunga
masyarakat
yang
pada
muslim
bisa dielakkan, tentunya kontribusinya akan berkurang.
sebagian riba
meneliti Pengaruh Modal Bank, Total
minimal meragukan (Jika meragukan
Aktiva, dan Kredit yang diberikan
lebih baik ditinggalkan). Selain itu
terhadap Risiko Bank (Studi Empiris
Bank Syariah menerapkan prinsip yang
pada Bank yang terdaftar di Bursa Efek
lebih adil dan bersifat kemitraan dengan
Indonesia
nasabah. Sebagai contoh adalah prinsip
Berdasarkan penelitian tersebut peneliti
bagi
menyimpulkan
hasil.
memperoleh
dianggap
Donny Prasetyo (2010) yang
Masyarakat fasilitas
yang
Tahun
–
2003
bahwa
2007).
dalam
uji
pembiayaan
hipotesis secara parsial hanya variabel
dengan prinsip bagi hasil, dalam kondisi
aktiva dan kredit yang diberikan saja
bisnisnya
yang memiliki pengaruh terhadap NPL.
yang
bersangkutan kontribusi
berkembang, akan
yang
yang
memberikan besar
kepada
Anonim, terdahulu
yang
jurnal berjudul,
penelitian Analisis
masyarakat lain pemilik dana, namun
Kinerja NPL Perbankan di Indonesia
jika
serta
kondisi
bisnisnya
mengalami
penurunan karena kondisi yang tidak
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya , bahwa hubungan antara
Non
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 2 Desember 2012
Performing
Financing 122
Analisis Kualitas Pembiayaan … (Dewi Indriana)
terhadap LDR, LAR, BI Rate, Inflasi
1998
dan Kredit adalah positif yang berarti
Nomor 7 Tahun 1992 tersebut, dunia
apabila NPL Naik maka LDR, LAR, BI
perbankan
Rate, Inflasi dan Kredit yang diberikan
perubahan yang cukup mendasar. Ada
pun ikut naik.
beberapa cara dalam pengklasifikasian
Relevansi
penelitian
tentang
Perubahan
Indonesia
atas
UU
mengalami
ini
bank-bank di Indonesia, yaitu dilihat dari segi fungsi atau status operasi;
dibandingkan
dengan
penelitian
sebelumnya
adalah
mencoba
kepemilikan;
dan
penyediaan
jasa.
mengevaluasi kembali tentang faktor
Klasifikasi bank berdasarkan fungsi
yang
atau status operasi.
mempengrauhi
kinerja
NPL,
Menurut M. Syafi’i Antonio
dengan melakukan perubahan pada objek penelitian, tahun penelitian, dan
menjelaskan
variabel. Objek penelitian yaitu pada
merupakan salah satu tugas pokok bank
Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat,
yaitu pemberian fasilitas dana untuk
Bank Mega Syariah. Variabel yang
memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
digunakan dalam skripsi ini adalah;
merupakan deficit unit.
Kredit yang diberikan, LAR.
bahwa
pembiayaan
Sedangkan menurut UU No. 10
Pada Pasal 1 (butir 2) Undang-
tahun
1998
tentang
Perbankan
undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
menyatakan “Pembiayaan berdasarkan
Perubahan Atas Undang-undang Nomor
prinsip syariah adalah penyediaan uang
7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,
atau
dikatakan bahwa Bank adalah badan
dengan itu berdasarkan persetujuan
usaha yang menghimpun dana dari
atau kesepakatan antara bank dengan
masyarakat dalam bentuk simpanan dan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang
menyalurkannya
masyarakat
dibiayai untuk mengembalikan uang
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
atau tagihan tersebut setelah jangka
bentuk
rangka
waktu tertentu dengan imbalan atau
rakyat
bagi hasil.”
kepada
lainnya
meningkatkan
taraf
dalam hidup
banyak.
Kredit
Dengan Nomor
tagihan
7
dikeluarkannya
Tahun
1992
UU
Performing
yang
dipersamakan
bermasalah Loan)
(Non
merupakan
tentang
kegagalan pihak debitur memenuhi
Perbankan dan UU Nomor 10 Tahun
kewajibanya untuk membayar angsuran
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 2 Desember 2012
123
Analisis Kualitas Pembiayaan … (Dewi Indriana)
(cicilan) pokok kredit beserta bunganya
Rasio ini mengukur kemampuan
yang telah disepakati kedua belah pihak
Bank dalam melunasi kewajiban kepada
dalam
Menurut
para deposanya dengan melikuidasi
Joyosumarto (1994) kredit bermasalah
surat-surat berharga yang dimilikinya.
adalah
kolektibilitas
Semakin tinggi rasio ini maka tingkat
macet ditambah dengan kredit-kredit
likuiditasnya rendah karena jumlah
yang memliki kolektibiltas diragukan
asset yang diperlukan untuk membiayai
yang
perjanjian
kredit
dengan
berpotensi
Sedangkan
kredit.
menjadi
macet.
kreditnya
Asrof
(1994)
Setiajatnika, 2012).
menurut
makin
besar.(
Eka
mengatakan bahwa kredit bermasalah adalah
salah
satu
dari
resiko
METODE PENELITIAN
pembayaran, khususnyaapabila sumber pembayaran
Penelitian ini yang digunakan
yang diharapkan tidak
adalah penelitian analisis kuantitatif
cukup tersedia untuk membayar hutang.
deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan
Kredit
bermasalah
Performing
Loan)
(Non
merupakan
data-data mengenai laporan keuangan. Peneliti
melakukan
pengamatan
kegagalan pihak debitur memenuhi
terhadap objek penelitian yang dipilih,
kewajibanya untuk membayar angsuran
kemudian dianalisis dan disimpulkan.
(cicilan) pokok kredit beserta bunganya
Penelitian sumber
dalam
Menurut
penelitian yang dipublikasikan atau
Joyosumarto (1994) kredit bermasalah
telah diterbitkan oleh Bank Syariah
adalah
kolektibilitas
Mandiri, Bank Muamalat, dan Bank
macet ditambah dengan kredit-kredit
Mega Syariah yang di terbitkan kepada
yang memliki kolektibiltas diragukan
masyarakat dalam bentuk dokumentasi.
yang
kredit
dengan
berpotensi
Sedangkan
kredit.
sekunder
menggunakan
yang telah disepakati kedua belah pihak perjanjian
data
ini
yaitu
data
menjadi
macet.
Yakni data mengenai Non Performing
Asrof
(1994)
Loan
menurut
(NPL),
jumlah
diberikan
adalah
website Bank Indonesia tahun 2006-
satu
dari
resiko
pembayaran, khususnya apabila sumber pembayaran
yang diharapkan tidak
cukup tersedia untuk membayar hutang.
LAR
yang
mengatakan bahwa kredit bermasalah salah
(pembiayaan),
Kredit
dari
2010. Populasi penelitian ini adalah perusahaan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 2 Desember 2012
perbankan
syariah
di 124
Analisis Kualitas Pembiayaan … (Dewi Indriana)
Indonesia. Teknik pengambilan sampel
salah satu tugas pokok bank yaitu
yang
pemberian
digunakan
adalah
purposive
fasilitas
dana
untuk
sampling yaitu teknik pengambilan
memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
sampel
merupakan deficit unit.
berdasarkan
pertimbangan-
pertimbangan tertentu. Pertimbangan
Loan to Assets Ratio (LAR)
tersebut adalah perusahaan perbankan
Rasio ini mengukur kemampuan Bank
syariah yang ada di Indonesia dan
dalam melunasi kewajiban kepada para
menerbitkan laporan keuangan secara
deposanya dengan melikuidasi surat-
berturut-turut mulai tahun 2006-2010,
surat berharga yang dimilikinya
serta memiliki catatan pertumbuhan pembiayaan yang semakin meningkat.
Dimana:
Tabel. 2 Status Perbankan No. Status Perbankan Bank Swasta Nasional Devisa 1 Bank BNI Syariah 2 Bank Muamalat 3 Bank Syariah Mandiri Bank Swasta Nasional Nondevisa 1 Bank central Asia (BCA) Syariah 2 Bank BJB Syariah 3 Bank Rakyat Indonesia Syariah 4 Bank Mega Syariah 5 Panin Bank Syariah 6 Bank Syariah Bukopin 7 Bank Victoria Syariah Bank Campuran 1 Bank Maybank Syariah Indonesia Sumber: Wikipedia
Total Kredit yang diberikan= Total
Variabel
bebas
merupakan
kredit yang diberikan, Total Aset= Total Aset atau Total Aktiva Variabel terikat (Dependent Variabel). Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi variabel lain, yang merupakan variabel terikat adalah Non Performing Loan (financing). Non
Performing
Loan
(financing) Merupakan kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibanya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok kredit beserta bunganya yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian kredit.
variabel yang berpengaruh terhadap variabel lain. Variabel bebas dalam
NPL < 2%:
penelitian
sangat baik dengan
ini
adalah
kredit
yang
Dari segi kualitas aset risiko sangat
diberikan (pembiayaan), LAR, dan juga
minimal 2% ≤ NPL < 5%:
BI
diberikan
kualitas aset baik 5% ≤ NPL < 5%: Dari
(pembiayaan) Pembiayaan merupakan
segi kualitas aset cukup baik 8% ≤ NPL
rate.
Kredit
yang
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 2 Desember 2012
Dari segi
125
Analisis Kualitas Pembiayaan … (Dewi Indriana)
< 12% :Dari segi kualitas aset kurang
(1-R2 auxilary) dan berapa nilai VIF-
baik NPL ≥ 12%:
nya. Jka Tolerance < 0,1 atau jka
aset
tidak
Dari segi kualitas
baik
kelangsungan
dan
usaha
diselamatkan.(Surat
diperkirakan
VIF>10,maka terjadi multikolinieritas
bank
(Multikolinieritas berbahaya).
sulit
Edaran
Bank
Indonesia).
Autokorelasi
bertujuan
untuk menguji apakah dalam suatu
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji
Uji
apakah
data
model regresi linier ada korelasi antara
tersebut
kesalahan pengganggu pada periode t
berdistribusi normal atau tidak. Model
dengan kesalahan pada priode t-1
regresi yang baik adalah data yang
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi,maka
memiliki
atau
dinamakan ada problem autokorelasi.
mendekati normal (Ghozali, 2001:74).
Untk mendeteksi adanya autokorelasi
Uji normalitas data dilakukan dengan
didalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan one sample kolmogrov
uji statistik Durbin-Watson dengan
smirnov
jika
pengambilan keputusan ada tidaknya
asymp.Sig (2-tailed)>0,05, maka data
autokorelasi sebagai berikut (Gujarati,
tersebut
2006) :
distribusi
normal
test,dengan
syarat
berdistribusi
Sebaliknya
(2-
Bila nilai DW terletak antara
tailed)<0.05 maka data berdistribusi
batas atas atau upper bound (du) dan (4-
tidak normal.
du), maka koefisien autokorelasi sama
Uji
jika
normal.
Asumsi
Multikolinieritas menguji ditemukan
asymp.Sig
Klasik.Uji
dengan
nol,
berarti
tidak
ada
bertujuan
untuk
autokorelasi. Bila nilai DW lebih rendah
model
regresi
daripada batas bawah atau lower bound
antar
(dl), maka koefisien autokorelasi lebih
apakah adanya
korelasi
variable bebas (independent). Model
besar
regresi yang baik seharusnya tidak
autokorelasi positif. Bila nilai DW lebih
terjadi korelasi diantara variable bebas
besar daripada (4-dl), maka koefisien
(Ghozali,2001:57).
untuk
autokorelasi lebih kecil daripada nol,
multikolinieritas
berarti ada autokorelasi negatif. Bila
dapat dilakukan dengan melihat angka
nilai DW terletak di antara batas atas
variance inflation factor
(du) dan batas bawah (dl) ada DW
mendeteksi
adanya
Metode
(VIF),yaitu
daripada
nol,
berarti
ada
dengan melihat berapa nilai tolerance Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 2 Desember 2012
126
Analisis Kualitas Pembiayaan … (Dewi Indriana)
terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka
variabel
hasilnya tidak dapat disimpulkan.
(pembiayaan), X2
Uji
Heteroskedastisitas
X3
kredit
yang
diberikan
= variabel LAR,
= variabel BI rate e
bertujuan untuk menguji apakah dalam
residualUntuk
model regresi terjadi ketidaksamaan
positif
variance dari residual satu pengamatan
regresi secara parsial atau satu persatu
ke pengamatan yang lain. Jika variance
dari variable bebas terhadap variable
dai
terikat. Rumusnya adalah :
residual
satu
pengamatan
ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda (Ghozali,
disebut
2001:69).
digunakan tidaknya
Heteroskedastisitas
untuk
Metode
yang
mendeteksi
ada
Heteroskedastisitas
dengan
adalah
menggunakan
Scatterplots,
yaitu
metode
dengan
melihat
penyebaran data yang diteliti. Jika ada pola tertentu,seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu,yang teratur
(bergelombang,
kemudian
menyempit)
melebar maka
telah
terjadi Heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas,serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
mengukur
=
maupun
t hitung
negative
signifikan koefisien
bi S bi
Keterangan T
= Koefisien t hitung
bi
= Koefisien regresi
Sbi
= Standar deviasi variable bebas Statement Hipotesa
Ho : β 1, β 2, β 3, = 0, tidak
ada
pengaruh yang signifikan antara variable
bebas
(x)
terhadap
variable terikat (Non Performing Financing) secara parsial. Ha : β1, β 2, β 3, ≠ 0, ada
pengaruh
yang signifikan antara variable bebas (x) terhadap variable terikat (Non
Performing
Financing)
secara parsial. Kriteria Pengujian Jika t hitung > t
Model Regresi linier berganda Alat analisis yang digunakan adalah Least
table, maka Ho ditolak, dan Jika t hitung < t table, maka Ho diterima.
Square Method dengan dasar persamaan sebagai berikut: Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Diamana:Y = variabel NPLa = konstanta b1 = slope X1
=
PEMBAHASAN Multikolinieritas adalah adanya korelasi yang linier antara variabel-
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 2 Desember 2012
127
Analisis Kualitas Pembiayaan … (Dewi Indriana)
variabel bebas dalam model regresi.
Dari hasil analisis diperoleh Nilai R2
Kolinieritas terjadi jika diantara variabel
tinggi, tetapi secara individual variabel
bebas terjadi korelasi satu dengan
bebas signifikan Nilai VIF dibawah 10
lainnya atau berkorelasi tetapi tidak
dan Nilai Tolerance mendekati .Dengan
lebih tinggi dari R2, maka dikatakan
demikian tidak terjadi multikolinieritas.
tidak terjadi multikolinieritas. Tabel 3. Rekapitulasi Uji Multikolinieritas Correlations Model Zero-order Partial Kredit .464 .658 LAR .170 -.323
Part .647 -.253
Collinearity Statistic Tolerance VIF .718 1.392 .50 2.321
Sumber Data : Diolah (SPSS)
Uji ini digunakan untuk melihat
yang menyebar (mengumpul), yaitu
apakah dalam model regresi terjadi
titik-titik mengumpul di angka nol pada
ketidaksamaan variance dari residual
sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak
satu ke pengamatan yang lain.
terjadi
Dengan melihat grafik plot antara nilai
selengkapnya dapat dilihat pada Grafik
prediksi
berikut:
variabel
terikat
(ZPRED)
Heterokedastisitas.
Hasil
dengan Residualnya diperoleh pola Gambar 1. Scatter Plot Scatterplot
Regression Studentized Residual
Dependent Variable: NPL
1
0
-1
-2
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Autokorelasi digunakan untuk
kesalahan pengganggu pada periode t
menguji apakah dalam suatu model
dengan kesalahan pengganggu pada
regresi
peridoe t – 1. Dari hasil perhitungan
linier
ada
korelasi
antara
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 2 Desember 2012
128
Analisis Kualitas Pembiayaan … (Dewi Indriana)
Hasil Uji Durbin-Watson dapat divisualisasikan pada hubungan pola autokorelasi seperti gambar 2. Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Uji Autokorelasi
diperoleh nilai DW = 0.783. Karena nilai
DW
tersebut
berada
antara
dibawah dl, maka diperoleh kesimpulan terjadi korelasi positif.
Tabel 4.
Rekapitulasi hasil uji Autokorelasi
St d. Error of the Estimate 1.51827
Model 1
DurbinWatson .783
Sumber Data : Diolah (SPSS)
Menolak H0, Daerah bukti keragu autokorelasi raguan positif 0
Du 1.681
dl
Daerah Menolak keragu- H0, bukti raguan autokorelasi negatif
Menerima H0 atau H0* atau kedua-duanya
4-du 2.319 Gambar 2. Hasil Uji Durbin-Watson
DW0.783
2
4-dl
4
Tabel 5. Rekapitulasi hasil uji regresi berganda antara Variabel Pembiayaan Yang Diberikan (X1), Variabel LAR (X2) dan Variabel BI Rate (X3) terhadap Nilai NPL(Y) Variabel Koefisien Regresi t hit Sign t Keputusan Log Kredit 3.200 0.008 Signifikan 0.677 Log LAR Constanta
0.055 = -14.470 = 0.467 = 5.266
R Square F-hitung Sig. F t-tabel
0.261
Tidak Signifikan
= 0.023 = 1.984 = 0.5%
Dengan
berdasarkan
hasil
perhitungan regresi pada tabel diatas didapatkan
0.798
suatu
persamaan
nol, maka nilai NPL sama dengan 14.470.
garis
Nilai koefisien regresi sebesar
regresi sebagai berikut:
0.677
yang
berarti
menunjukkan
Y = a + b1 Log X1+ b2 Log X2
pengaruh variabel Pembiayaan atau
Y = -14.470 + 0.677 X1+ 0.055 X2 a
kredit Yang Diberikan terhadap variabel
(intercept) = -14.470 berarti jika
terhadap NPL Yaitu bahwa dengan
variabel Kredit dan LAR sama dengan
adanya perubahan pembiayaan yang diberikan sebesar satu %, maka NPL
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 2 Desember 2012
129
Analisis Kualitas Pembiayaan … (Dewi Indriana)
akan meningkat
sebesar 0.677.Nilai
koefisien regresi sebesar 0.055 yang berarti menunjukkan pengaruh variabel
membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Dengan
pengujian
uji
F
LAR terhadap variabel terhadap NPL
diperoleh nilai Fhitung sebesar 5.266,
Yaitu
adanya
sedangkan Ftabel pada taraf nyata 5 %
peningkatan LAR sebesar satu %, maka
menunjukkan nilai sebesar 3.89 karena
NPL akan menurun sebesar 0.055.
Fhitung > Ftabel maka hipotesis nol (Ho) di
bahwa
dengan
Koefisien
Determinasi
R
2
tolak dan Hipotesa
alternatif (Hi)
sebesar 0.467 Dari besaran R2 tersebut
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
dapat
keduaa variabel independent secara
disimpulkan
bahwa
variabel
Pembiayaan yang Diberikan, LAR dan
bersama-sama
BI rate menjelaskan keragaman dari
Dengan
dependent NPL yaitu sebesar 47 %.
menyatakan
Sedangkan
Diberikan,
sisanya
sebesar
53
%
mempengaruhi
demikian
NPL.
hipotesa
yang
Pembiayaan LAR
secara
yang simultan
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
berpengaruh positif terhadap NPL dapat
dimasukkan
diterima.
Untuk
tidaknya
pengaruh
ke
dalam
model
persamaan. Guna melihat apakah variabel independen
secara
mempengaruhi secara
nyata
bersama-sama
variabel atau
dependent
tidak,
dengan
mengetahui
ada
masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat dilakukan
pengujian
secara
parsial
digunakan uji t. Adapun hasil uji t adalah dapat dilihat pada tabel 6.
menggunakan Uji F yaitu dengan cara Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Uji Parsial Variabel T hitung 3.200 PembiayaanYang Diberikan, 0.261 LAR Variabel
Pembiayaan
T tabel 2.179 2.179
Untuk
Tingkat Signifikansi 0.008 0.798
Tingkat
mengetahui sejauh mana kebenaran
Pembiayaan
terhadap variabel NPL
variabel
Hi : 1 0 : artinya ada pengaruh
Pembiayaan digunakan uji t, dengan
dari variabel Pembiayanan
ketentuan sebagai berikut:
terhadap variabel NPL
koefisien
Ho : 1
Regresi
= 0
:
untuk
artinya tidak ada
pengaruh
dari
variabel
Dengan menggunakan test dua arah, taraf
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 2 Desember 2012
nyata 5%, diperoleh nilai 130
Analisis Kualitas Pembiayaan … (Dewi Indriana)
ttabel sebesar 2.179. Sedangkan dengan
Dengan
pengujian
thitung
kesimpulan bahwa variabel pembiayaan
sebesar 3.200, karena nilai thitung > ttabel,
adalah signifikan pada taraf nyata = 5
maka Ho ditolak dan Hi diterima.
% dengan tingkat kepercayaan 95 %.
statistik
diperoleh
demikian
dapat
diambil
Gambar 3. Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 dengan menggunakan uji t terhadap variabel Pembiayaan Daerah tolak Ho
Daerah tolak Ho Daerah terima Ho -2.179
0
Variabel LAR Untuk mengetahui sejauh mana
kebenaran
koefisien
+ 2.179
3.200 Dengan menggunakan test dua
Regresi
arah, derajat bebas dan taraf nyata 5%,
untuk variabel LAR digunakan uji t,
diperoleh nilai
dengan ketentuan sebagai berikut:
Sedangkan dengan pengujian statistik
Ho : 2
diperoleh thitung sebesar 0.261, karena
= 0
:
artinya tidak ada dari
variabel
nilai thitung < ttabel, maka Ho diterima dan
terhadap
variabel
Hi ditolak. Dengan demikian dapat
pengaruh LAR
diambil kesimpulan
NPL Hi : 2
0 : artinya ada pengaruh dari
ttabel sebesar 2.179
variabel
bahwa variabel
LAR adalah tidak signifikan pada taraf nyata = 5 % dengan tingkat
LAR
kepercayaan 95 %.
terhadap variabel NPL.
Gambar 4. Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 dengan menggunakan uji t terhadap variabel LAR
Daerah tolak Ho
Daerah tolak Ho Daerah terima Ho - 2.179
+ 2.179 0.261
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 2 Desember 2012
131
Analisis Kualitas Pembiayaan … (Dewi Indriana)
mengembalikan
PEMBAHASAN Pembahasan dibawah ini akan
uang
atau
tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu
menjelaskan hubungan antara tujuan
dengan
penelitian dengan hasil penelitan. Di
Pembiayaan yang diberikan merupakan
depan telah dijelaskan bahwa tujuan
putusan jumlah kredit yang diberikan
penelitian adalah untuk mengetahui
bank sesuai dengan batasan jumlah
besarnya pengaruh Pembiayaan yang
kredit serta segmen bisnis masing-
Diberikan, LAR dan BI rate terhadap
masing.
NPL untuk kurun waktu tahun 2006 2010.
imbalan
perhitungan
regresi
diperoleh
nilai
bagi
hasil.
Besarnya jumlah kredit yang disalurkan
Dengan berdasar pada hasil
atau
akan
menentukan
keuntungan yang diperoleh. Akan tetapi tidak berarti bahwa jumah kredit yang
koefisien regresi yang positif antara
disalurkan
pembiayaan dengan NPL untuk kurun
keuntungan yang besar pula. Dan hal ini
waktu 2006 - 2010.
akan berdampak pada tingkat Non
Uji t menunjukkan bahwa t
besar
akan
memberikan
Performing Loan perbankan. Untuk
hitung > t tabel, hal ini menyatakan
itulah
bahwa
mempunyai
pemberian kredit yang tepat dan efektif
Sedangkan
yang diterapkan perbankan agar tingkat
pembiayanan
pengaruh angka
yang
berarti.
koefisien
perhitungan
regresi
menunjukkan
dalam
perlu
adanya
kebijakan
kredit bermasalah dapat berkurang.
pengaruh
Kegiatan
penyaluran
variabel pembiayanan terhadap NPL
mengandung
Hal ini menunjukkan bahwa dengan tiap
mempengaruhi kesehatan usaha bank.
terjadinya
nilai
Likuiditas keuangan, solvabilitas dan
akan
profitabilitas bank sangat dipengaruhi
pembiayaan
peningkatan sebesar
1
%
meningkatkan NPL. Pembiayaan
oleh merupakan
resiko
keberhasilan
mengelola
kredit
yang
kredit
mereka yang
dapat
(bank)
disalurkan.
penyediaan uang atau tagihan yang
pemberian kredit ini memiliki faktor
dipersamakan dengan itu berdasarkan
resiko
persetujuan atau kesepakatan antara
berpengaruh cukup besar pula terhadap
bank
yang
tingkat kesehatan bank serta tidak
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
menutup kemungkinan terjadinya kredit
dengan
pihak
lain
yang
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 2 Desember 2012
cukup
tinggi
dan
132
Analisis Kualitas Pembiayaan … (Dewi Indriana)
yang bermasalah atau kredit macet yang
memadai guna memenuhi kewajibannya
diberikan.
secara tepat waktu dan untuk memenuhi
Dengan berdasar pada hasil
kebutuhan yang lain. Disamping itu bank
nilai
juga harus dapat menjamin kegiatan
koefisien regresi yang negatif antara
dikelola secara efisien dalam arti bahwa
LAR dengan NPL untuk kurun waktu
bank dapat menekan biaya pengelolaan
2006 - 2010.
likuiditas yang tinggi serta setiap saat
perhitungan
regresi
diperoleh
Uji t menunjukkan bahwa t
bank dapat melikuidasi assetnya secara
hitung < t tabel, hal ini menyatakan
cepat dengan kerugian yang minimal (SE.
bahwa LAR tidak mempunyai pengaruh
Intern BI, 2004).
yang
berarti.
Sedangkan
koefisien regresi dalam perhitungan menunjukkan pengaruh variabel nilai LAR
terhadap
menunjukkan
NPL
bahwa
Hal
ini
dengan
tiap
terjadinya peningkatan LAR sebesar 1
kemampuan
merupakan perusahaan
guna
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek.
Rasio
likuiditas
menunjukkan
perbandingan
antara
dibandingkan
volume
volume
kredit
assets
yang
dimiliki oleh bank. Hal ini berarti menunjukkan tingkat likuiditas semakin kecil dan sebaliknya karena assets yang dimiliki telah habis digunakan untuk
% akan menurunkan NPL 0.100. Likuiditas
LAR
angka
yang
digunakan adalah current ratio yaitu
membiayai
financing
portofolio
kreditnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank
yang
bersangkutan
sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar.
perbandingan antara jumlah saldo harta lancar perusahaan dan hutang lancar. Ketersediaan dana dan sumber dana bank pada saat ini dan di masa yang akan datang, merupakan pemahaman konsep
penilaian
Bank aspek
Indonesia, likuiditas
mencerminkan kemampuan bank untuk mengelola
tingkat
Berdasar hasil penelitian dan analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu
likuiditas dalam indikator ini
Menurut
PENUTUP
likuiditas
yang
kesimpulan dan saran sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian sebagai berikut: Dengan berdasar pada hasil perhitungan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 2 Desember 2012
regresi
diperoleh
nilai 133
Analisis Kualitas Pembiayaan … (Dewi Indriana)
koefisien regresi yang positif antara
atau
pembiayaan dengan NPL untuk kurun
nasabahnya, adanya pengecekan dan
waktu 2006 - 2010.
persyaratan
Gambaran tentang pembiayaan
pembiayaan
terhadap
para
yang lebih detail jika
nasabah ingin mengajukan kredit atau
yang disalurkan oleh perbankan syariah
pembiayaan,
dan kualitas pembiayaanya yang dicapai
restrukturisasi pembiayaan kembali agar
selama
hutang
2006-2010
adalah
terjadi
tidak
perlu
terlalu
peningkatan dari tahun ke tahun karena
perbankan,
semakin banyaknya nasabah bank yang
mempengaruhi
membutuhkan
pada perbankan syariah.
fasilitas
pembiayaan
diadakan
banyak
sehingga kualitas
pada dapat
pembiayaan
untuk keperluanya, tetapi ini tidak dibarengi dengan Non Performing Loan yang semakin menurun karena masih saja mendekati 5%. Ini berarti masih saja terjadi kredit bermasalah pada sistem perbankan syariah di Indonesia. Berdasarkan diketahui
bahwa
diberikan,
LAR
hasil
analisis
Pembiayaan secara
yang
serempak
berpengaruh signifikan terhadap Non
DAFTAR PUSTAKA Adnan Akhyar. 2005. Analisis Hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil Dan Markup Keuntungan Terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah. Sinergi Edisi khusus on Finance. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia
Adiningsih, Sri. 2000. Comparing Banking Crisis: The Indonesia and Norway Cases. Gajah Mada University. Oktober
Performing Financing yang ditunjukkan dengan nilai F tabel (3.89) lebih kecil
Arifin,
Johar dan Fakhruddin, Muhammad. 2000. Kamus Istilah Pasar Modal, Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. Elex Media Komputindo. Jakarta
Asrof,
M. 1994. Manajemen Penyelamatan Kredit atas Kredit Bermasalah. Institut Bankir Indonesia, No.47, pp. 65-76
Bank
Indonesia dalam Inflation Targetting Framework
dari F hitung (5.266) Dari hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembiayaan yang diberikan berpengaruh terhadap Non
Performing
Financing
adalah
dengan koefisien 0.677 sedangkan LAR tidak berpengaruh signifikan terhadap NPL Perbankan
seharusnya
lebih
berhati-hati dalam pemberian kredit
Firdaus, Rachmat dan Ariyanti, Maya. 2003. Manajemen Perkreditan bank Umum-Teori, Masalah,
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 2 Desember 2012
134
Analisis Kualitas Pembiayaan … (Dewi Indriana)
Kebijakan dan Aplikasinya lengkap dengan Analisis Kredit. Alfabeta. Bandung
Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syariah. UPP AMK YKPN. Yogyakarta
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Undip. Semarang
Nasution dan Williasih. 2007. Profit Sharing dan Moral Hazard dalam Penyaluran Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. VII No. 02, hal 105-129
Gujarati, Damodar N. 2006 (United States Military Academy, West Point). Essentials of Econometrics. Third Edition. McGraw-Hill International Edition. Hasibuan, Nurdin. 1994. Perkembangan Kredit Macet dan Permasalahanya. Pengembangan Perbankan Institut Bankir Indonesia, No.47, pp. 2341 Joyosumarto, Soebardjo. 1994. Upaya – upaya Bank Indonesia dalam Menyelesaikan Kredit Bermasalah. Pengembangan Perbankan Institut Bankir Indonesia, No.47, pp 9-22 Karim, Adiwarman. 2004. Bank Islam Analisa Fiqih dan Keuangan. PT Raja grafindo Persada. Jakarta Mahmoeddin, As. 2002. Melacak Kredit Bermasalah. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta Muhammad. 2000. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Islam. UII Press. Jogjakarta Muhammad. 2001. Pengantar Akuntansi Syariah. Salemba empat. Jakarta
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/9/PBI/2011 tanggal 18 februari 2011 tentang Perubahan atas PBI Nomor 10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS) Peraturan Bank Indonesaia Nomor tanggal 30 Mei 2011 mengenai Restrukturisasi pembiayaan perbankan syariah PSAK Nomor 31 (Revisi 2000) Rose, Peter S. dan James W.Kolari. 1995. Financial Institution: Understanding and managingfinancial services. Richard D.Irwin, Inc., USA Setiajatnika, Eka. Keuangan
2012.
Jurnal
Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Intermedia. Jakarta Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan Perbankan. FE UI. Jakarta Soehardjono. 2003. Manajemen Perkreditan Usaha Kecil dan
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 2 Desember 2012
135
Analisis Kualitas Pembiayaan … (Dewi Indriana)
Menengah. UPP AMP YKPN. Jogjakarta Surat Edaran Intern Bank Indonesia. 2004 Surat
Syafi’i
Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/267/KEP/DIR/1998 tentang Kualitas Aktiva Produktif Pasal 4 Antonio, Muhammad.2001. Bank Syariah dari teori kepraktek, Gema Insani Press, Jakarta
Tangkilisin, Hessel Nogi S. 2003. Manajemen Keuangan Bagi Analisi Kredit Perbankan: Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate Governance. Balairung dan Co. Jogjakarta Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Mengatur Perkembangan Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia Undang – undang Nomor 23 Tahun 1999 Pasal II dan VIII Bab 4 Poin 1 tentang Bank Indonesia
Undang – Undang Nomor 10 Pasal 1 butir 13 Tahun 1998 tentang Prinsip Syariah Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 butir 2 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Undang – Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 butir 3 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 1 Poin 25 tentang Perbankan Syariah Zainul Arifin. 2000. Memahami Bank Syariah: Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek. Jakarta: Alvabet www.bi.go.id . Surat Edaran Bank Indonesia. Diakses tanggal 3 maret 2012 www.syariahmandiri.co.id .Annual Report. Diakses tanggal maret 2012 www.muamalatbank.com .Annual Report BMI. Diakses tanggal 6 maret 2012 www.bsmi.co.id . Annual Report. Diakses tanggal 6 maret 2012
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 10 No. 2 Desember 2012
136