ANALISIS KUALITAS BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR Fikriyah Universitas Muhammadiyah Cirebon Email:
[email protected]
Abstrak Bimbingan dan konseling perlu diberikan kepada siswa Sekolah Dasar karena sebagai individu yang telah berkembang, siswa tidak bisa luput dari tekanan dari dalam diri dan tuntutan dari lingkungannya. Dalam upaya mencapai tugas-tugas perkembanganya, siswa tidak cukup diberi pengajaran saja, tetapi juga perlu mendapat bantuan yang bersifat individual untuk dapat mengambangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kualitas layanan bimbingan dan konseling di SDN 1 Babakan Sumber Cirebon. Metode yang digunakan adalah metode Survey. Populasi dalam penelitian ini kelas V SDN 1 Babakan Sumber Cirebon yang berjumlah 36 siswa. Sampel dalam penelitian ini merupakan sampel jenuh di mana semua anggota populasi menjadi sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling baik, 22 siswa (61,2%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling sedang, dan 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling kurang. Dengan hasil temuan ini penting kiranya bagi institusi untuk meningkatkan kembali kinerja bimbingan dan konselingnya. Kata Kunci : Bimbingan Konseling, Metode Survey, Sekolah Dasar, Abstract Guidance and counseling should be given to the students in elementary school because as a human who have been being develope, students can not on target from the pressure that comes from themselves and from their environment. To reach the duties of their development, students are not enough given a teaching only, however they also need assist individually for developing all of potency fated optimum. This research head for describe quality of guidance service and counseling in SDN 1 Babakan Sumber Cirebon. this research uses survey method. the population in this research in V grade of SDN 1 Babakan Sumber Cirebon has 36 students. The sample of this research is saturated sample where all of population's members become a sample. The result of research elaborates that 7 students (19,4%) stated that guidance service and counseling is good, 22 students (61,2%) state that it is ordinary, and 7 students (19,4%) state that it is minus. Based on this reaserch, the institution must increase guidance and counseling performance. Key Word : Guidence and Conseling, Survey Method, Elementary School
PENDAHULUAN A. LatarBelakang Bimbingan merupakan sebuah istilah yang sudah umum digunakan dalam dunia pendidikan. Bimbingan pada dasarnya merupakan upaya bantuan untuk membantu individu mencapai perkembangan yang optimal. Supriadi (2004 : 207) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan oleh konselor/ pembimbing kepada klien agar klien dapat : (1) memahami dirinya, (2) mengarahkan dirinya, (3) memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, (4) menyesuaikan diri dengan lingkungannya (keluarga, sekolah, masyarakat), (5) mengambil manfaat dari peluang-peluang yang dimilikinya dalam rangka mengembangkan diri sesuai dengan potensi-potensinya, sehingga berguna bagi dirinya dan masyarakatnya. Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar muncul dari karakteristik dan masalah-masalah perkembangan peserta didik. Pendekatan perkembangan dalam bimbingan merupakan pendekatan yang tepat digunakan di SD karena pendekatan ini lebih berorientasi pada pengembangan ekologi perkembangan peserta didik. Konselor yang menggunakan pendekatan perkembangan melakukan identifikasi keterampilan dan pengalaman yang diperlukan siswa agar berhasil di sekolah dan dalam kehidupannya. Latar belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah karena adanya: kesadaran akan perlunya sistem pengajaran dan
pelayanan kependidikan yang berpusat pada kebutuhan dan karakteristik anak, kesadaran akan perlunya penerapan konsep demokrasi dalam pendidikan, kesadaran akan permasalahan individu dalam kehidupan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang, kesadaran akan persoalan yang akan dihadapi dalam kehidupan mereka. Bimbingan dan konseling perlu diberikan kepada siswa Sekolah Dasar karena sebagai individu yang telah berkembang, siswa tidak bisa luput dari tekanan dari dalam diri dan tuntutan dari lingkungannya. Dalam upaya mencapai tugas-tugas perkembanganya, siswa tidak cukup diberi pengajaran saja, tetapi juga perlu mendapat bantuan yang bersifat individual untuk dapat mengambangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal. Potensi anak akan berkembang secara optimal jika kualitas layanan bimbingan dan konseling berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kualitas layanan bimbingan dan konseling di SD Negeri 1 Babakan Sumber Cirebon. A. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar Periode masa anak sekolah dasar merupakan periode anak akhir, yaitu pada usia 7 sampai 12 tahun (Yusuf, 2005:197). Pada usia ini mereka mulai memasuki sekolah dan mendapatkan pengetahuan yang berguna bagi kehidupannya kelak. Pada usia ini, anak-anak lebih sering main dengan teman sebayanya dan senang berkelompok. Mereka mulai membuat aturan sendiri dalam kelompok dan harus patuh untuk mengikuti peraturan tersebut. Anak merasa lebih percaya
diri jika mereka dapat menjadi bagian dari kelompok, sedangkan anak yang tidak dapat menjadi bagian dari kelompok akan merasa rendah diri (inferiority), seperti dalam teorinya Erik H. Erickson (Suyanto, 2005:72) bahwa anak pada usia ini masuk pada tahap industry vs inferiority (usia 6-12 tahun). Tugas-tugas perkembangan pada usia ini (Yusuf, 2005:197) adalah sebagai berikut: a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan b. Belajar membentuk sikap positif, yang sehat terhadap dirinya sendiri c. Belajar bergaul dengan teman sebaya d. Belajar memainkan peran sesuai dengan jenis kelaminnya e. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung f. Belajar mengembangkan konsep (agama, ilmu pengetahuan, adat istiadat) seharihari g. Belajar mengembangkan kata hati (pemahaman tentang benar-salah, baik-buruk) h. Belajar mengembangkan sikap positif terhadap kehidupan sosial i. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi (sikap mandiri) j. Mengenal dan mengamalkan ajaran agama sehari-hari. B. Tinjauan tentang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Bimbingan merupakan terjemahan dari “Guidance” dan Konseling merupakan serapan kata dari “counseling”. Guidance berasal dari akar kata “guide” yang secara luas
bermakna : mengarahkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to manage), menyampaikan (to descript), mendorong (to motivate), membantu mewujudkan (helping to create), memberi (to giving), bersungguhsungguh (to commit), pemberi pertimbangan dan bersikap demokratis (democratic performance). Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan. Myrick dalam Muro & Kotman, l995 yang diperjelas kembali oleh Sunaryo Kartadinata (1998 : 15) dan Ahman (2005 : 11-34) mengemukakan empat pendekatan dapat dirumuskan sebagai pendekatan dalam bimbingan, yaitu pendekatan (a) krisis, (b) remedial, (c) preventif, (d) perkembangan. Dalam pendekatan krisis, pembimbing menunggu munculnya suatu krisis dan dia bertindak membantu seseorang yang menghadapi krisis itu. Teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah teknik-teknik yang secara “pasti” dapat mengatasi krisis itu. Di dalam pendekatan remedial, guru akan memfokuskan bantuannya kepada upaya menyembuhkan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan yang tampak. Tujuan bantuan dari pendekatan ini ialah menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin terjadi. Dalam pendekatan preventifmencoba mengantisipasi masalah-masalah generik dan mencegah terjadinya masalah itu. Masalah-masalah yang dimaksud seperti putus sekolah, berkelahi,
kenakalan, merokok dan sejenisnya yang secara potensial masalah itu dapat terjadi pada siswa secara umum. Sedangkanpendekatan perkembanganmerupakan pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif dibandingkan dengan ketiga pendekatan sebelumnya. Pembimbingan yang menggunakan pendekatan ini beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan di dalam kehidupan. Pendekatan perkembangan ini memberikan perhatian pada tahaptahap perkembangan siswa, kebutuhan dan minat, serta membantu siswa mempelajari keterampilan hidup. Model bimbingan perkembangan memungkinkan konselor untuk memfokuskan tidak sekedar terhadap gangguan emosional klien, melainkan lebih mengupayakan pencapaian tujuan dalam kaitan penguasaan tugastugas perkembangan, menjembatani tugas-tugas yang muncul pada saat tertentu, dan meningkatkan sumberdaya dan kompetensi dalam memberikan bantuan terhadap pola perkembangan yang optimal dari klien (Blocher, 1974:79). Konselor/ guru senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli/ peserta didik. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli/peserta didik
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brainstorming), home room, dan karyawisata. Kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar bertolak dari kebutuhan dan masalah perkembangan siswa, temuan lapangan (Sunnaryo Kartadinata, 1992; Sutaryat Trisnamansyah dkk, 1992) menunjukkan bahwa masalahmasalah perkembangan siswa sekolah dasar menyangkut ranah perkembangan fisik, kognitif, pribadi, sosial da emosional. Masalah-masalah perkembangan ini memunculkan kebutuhan akan layanan bimbingan di sekolah dasar. Sisi lain yang memunculkan layanan kebutuhan akan layanan bimbingan sekolah dasar ialah rentang keragaman individual siswa yang relatif lebar.Adapun orientasi bimbingan perkembangan di sekolah dasar adalah: a. Membantu Murid Mewujudkan Tugas-tugas Perkembangannya. Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang timbul pada suatu masa tertentu dalam kehidupan seseorang. Keberhasilan seorang individu menunaikan tugas-tugas perkembangannya secara baik akan memungkinkan individu itu memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya, dan akan mempermudah dirinya melaksanakan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Havighurst menyatakan ada sejumlah perkembangan yang harus dilaksanakan pada anak-
anak tingkat sekolah dasar (umur 6-12 tahun), yaitu : 1) Mempelajari ketrampilanketrampilan fisik yang diperlukan dalam bermain. 2) Mengembangkan keseluruhan sikap terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh. 3) Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya. 4) Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. 5) Mempelajari peranan social, baik sebagai wanita maupun sebagai pria. 6) Mengembangkan konsepkonsep yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. 7) Mengembangkan kata hati, moralitas dan norma-norma. 8) Mendapatkan kebebasan pribadi. 9) Mengembangkan sikap-sikap terhadap kelompok-kelompok dan badan-badan social. b. Membantu Memenuhi kebutuhankebutuhan Dasar Siswa Sebagaimana manusia umumnya, maka siswa memiliki kebutuhankebutuhan dasar tertentu. Maslow (Ngalim Porwanto, 1990:77) mengemukakan ada lima tingkat kebutuhan dasar manusia. Secara hierarkis, kelima kebutuhan dasar itu antara lain : 1) Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organism manusia, seperti kebutuhan
akan makanan, pakaian dan perumahan. 2) Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan untuk terbebas dari rasa takut, terlindung dari bahaya, dan ancaman penyakit, perlakuan tidak adil dan sebagainya. 3) Kebutuhan kasih saying, yaitu kebutuhan untuk merasa dicintai dan dimiliki serta disayangi oleh orang lain. 4) Kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan atau prestasi, kemampuan, kedudukan, pangkat dan sebagainya yang dimiliki. 5) Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk menampilkan atau menunjukan kemampuan diri secara maksimum dan kreatif. c. Mengatasi Pengaruh Kondisi Rumah Tangga yang Kurang Menguntungkan Anak-anak yang memasuki sekolah dasar berasal dari berbagai latar belakang rumah tangga. Ada yang orang tuanya kaya, ada yang miskin, ada yang rumah tangganya retak (broken home), ada yang ditolak atau diterima sebagaimana mestinya, dan ada anak yang dilindungi dan dipilihkasihi secara berlebihan. d. Mengatasi Pengaruh Kondisi Sekolah yang Tidak Sehat Sekolah tidak selalu menjadi tempat yang menyenangkan bagi setiap siswa. Ada kalanya sekolah menjadi sumber masalah pada diri siswa. Di antara kondisi-kondisi sekolah yang dapat menjadi sumber
masalah pada diri siswa adalah: 1) kurikulum yang tidak sesuai, 2) persaingan yang tidak sehat sesama murid, 3) guru kurang memahami perbedaan- perbedaan individu murid, 4) pelaksanaan administrasi sekolah yang tidak teratur, dan 5) kepribadian guu serta cara-cara pengelolaan kelas yang kurang mantap. e. Mengatasi pengaruh kondisi sosialbudaya yang kurang menguntungkan Kemajuan-kemajuan yang di capai dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dewasa ini telah membuat orang memperoleh banyak kemudahan di jagad raya ini. Akan tetapi dampak yang di timbulakan itu tidak hanya menguntungkan tetpi juga merugikan masyarakat, yaitu beberapa pengaruh-pengaruh buruk sebagai ekses dari pembangunan itu sendiri. C. Tinjauan tentang Penilaian Bimbingan dan Konseling Penilaian layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Hal ini berarti bahwa setiap tindakan layanan bimbingan dan konseling seyogyanya diikuti oleh tindakan penilaian. Karena dengan demikian akan memungkinkan guru (pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah dasar) dapat mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan layanan bimbingan dan konseling yang diberikannya telah tercapai. Secara khusus penilaian layanan bimbingan
dan konseling di sekolah dasar bertujuan: 1. Mengungkapkan sejauh mana layanan pengumpulan data telah dilaksanakan di sekolah dasar 2. Mengungkapkan sejauh mana murid telah memanfaatkan data tentang diri dan lingkungan yang tersedia di sekolah untuk memahami lebih banyak keadaan diri dan lingkungannya. 3. Mengungkapkan sejauh mana layanan bimbingan karier telah dilaksanakan dan sejauh mana murid telah memanfaatkannya untuk menunjang kemajuan belajarnya di sekolah 4. Mengungkapkan sejauh mana layanan bantuan pemecahan masalah telah dilaksanakan, yang meliputi jenis-jenis masalah dan cara penanggulangannya serta banyaknya murid yang telah memanfaatkannya. 5. Mengungkapkan sejauh mana layanan penempatan dan penyaluran telah dilaksanakan, yang meliputi jenis layanan dan banyaknya murid yang telah memanfaatkan layanan penempatan dan penyaluran. 6. Mengungkapkan sejauh mana terjadinya kerjasama antar semua staf sekolah dan antara sekolah dengan orang tua murid. 7. Mengungkapkan sejauh mana terjadinya hubungan kerjasama antara sekolah dan masyarakat. Untuk menentukan sejauh mana tujuan-tujuan di atas telah tercapai, perlu ditetapkan kriteria yang menjadi tolak ukur keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di sekolah
dasar, kriteria yang dimaksud antara lain adalah: 1. Semakin banyak murid yang berhasil dengan baik dalam belajar atau semakin sedikit yang gagal dalam belajar. 2. Sebagian besar murid dapat menyesuaikan dirinya secara baik dengan tuntutan-tuntutan sekolah, dengan teman-teman, dan dengan lingkungan. 3. Sebagian murid memiliki semangat yang tinggi untuk belajar karena memiliki banyak kesempatan untuk memahami secara jelas tujuantujuan dan cara-cara belajar. 4. Sebagian besar murid telah memahami keadaan diri dan lingkungannya dengan baik. 5. Sebagian besar murid di sekolah telah menghayati fungsi dan peranan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh gurunya. 6. Adanya hubungan yang harmonis antara murid sesamanya dan antara murid dengan guru. 7. Sebagian besar murid telah memiliki rencana-rencana yang sistematik untuk menyelesaikan tugas sekolah mereka, serta mengetahui cara membuat rencana yang lebih baik. 8. Adanya hasrat yang lebih besar dari guru-guru untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan menyeluruh mengenai diri muridmuridnya. 9. Sebagian besar murid telah mendapat layanan penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan sifat-sifat pribadi yang dimilikinya. 10. Semakin meningkatnya hubungan kerjasama antara sekolah dengan
orang tua murid dalam membina dan mengembangkan pribadi murid. 11. Semakin banyak warga masyarakat yang menyadari ada dan pentingnya layanan bimbingan dan konseling bagi murid-murid, baik di sekolah maupun di luar sekolah. 12. Semakin banyak murid dan warga masyarakat lainnya yang meminta jasa layanan bimbingan dan konseling. 13. Semakin sedikit murid yang membuat tindakan-tindakan indispliner. 14. Semakin sedikit murid yang putus sekolah. D. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode Survey. Survey merupakan metode yang paling ekonomis dan banyak digunakan dalam penilaian layanan bimbingan. Dengan metode ini dalam waktu yang singkat dapat diperoleh data lebih banyak dan menyeluruh mengenai pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Pendekatan survey dapat digunakan untuk mengungkapkan keadaan proses dan hasil layanan bimbingan dan konseling. Populasi dalam penelitian ini kelas V SD Negeri 1 Babakan Sumber Cirebon yang berjumlah 36 siswa. Sampel dalam penelitian ini merupakan sampel jenuh di mana semua anggota populasi menjadi sampel. Data dalam penelitian ini diambil menggunakan angket. Angket berisi sejumlah pertanyaan mengenai pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Adapun teknik analisis data
yang digunakan adalah analisis deskriptif selanjutnya dilakukan kategorisasi dengan bantuan SPSS 16. E. Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan unuk mengetahui kualitas layanan bimbingan dan konseling di SDN 1 Babakan Sumber Cirebon. Data diperoleh melalui angket dan hasilnya disajikan di bawah ini: No Res. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0
2 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1
4 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
Skor Butir Jawaban 5 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0
7 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0
8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
Jumlah 6 6 5 7 6 7 7 6 6 6 5 5 7 6 5 6 5 6 6 7 6 8 4 5 7 6 5 6 6 7 6 6 5 5 7 6
Uji Normalias Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kualitas Layanan BK 36
N Normal Parametersa
Most Extreme Differences
KolmogorovSmirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Mean Std. Deviation
5,972 0,844 0,236
Absolute Positive Negative
data berdistribusi normal maka kategorisasi data mengunakan rumus: Baik: X > Mean + SD Cukup: Mean-SD ≤ X ≤ Mean+SD Kurang: X < Mean-SD
Hasil analisis dengan SPSS 16 sebagai berikut Statistics Kualitas Layanan BK N Mean Median Std. Deviation Percentiles
Valid Missing
25 50 75
36 0 5,972 6 0,845 5 6 6,75
Tabel di atas dapat dikategorisasikan : Baik X> 6,8 Sedang 5,2≤X≤6,8 Rendah X<5,2 Dengan mengacu pada ketentuan di atas maka dapat dinyatakan bahwa: 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling baik, 22 siswa (61,2%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling sedang, dan 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling kurang.
0,236 -0,235 1,421 0,035
Analisis data di atas dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal. Karena
F. Kesimpulan Berdasarkan survey yang dilakukan pada siswa kelas V SDN 1 Babakan Sumber Cirebon dengan angket sebagai instrumen pengambilan datanya ditemukan bahwa 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan
konseling baik, 22 siswa (61,2%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling sedang, dan 7 siswa (19,4%) siswa menyatakan layanan bimbingan dan konseling kurang. Dengan hasil temuan ini penting kiranya bagi institusi untuk meningkatkan kembali kinerja bimbingan dan konselingnya.
DaftarPustaka Ahman. Bimbingan Perkembangan: Model Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar (Studi Kearah Penemuan Model Bimbingan pada Beberapa Sekolah Dasar di Jawa Barat). Disertasi. Bandung: 1998. Program Pascasarjana UPI Bandung Blocher. Dovelopmental Counseling.New York: 1974. Jhon Willey and Sonmuhlianto.blogspot.com/.../makal ah-bimbingan-anak Sunaryo Kartadinata. Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Perkembangan Murid Sekolah Dasar dan Implikasinya bagi Layanan Bimbingan. IKIP Bandung: l992. Laporan Penelitian _______, dkk. Bimbingan di Sekolah Dasar, Jakarta: 1998. Dirjen Dikti Depdikbud Slamet Suyanto. Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: 2005. Hikayat Publishing. Yusuf, Syamsu LN, dan Juntika, A. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: 2005. Remaja Rosdakarya.