ANALISIS KREDIBILITAS MEREK BLOOP (STUDI PADA: DISTRO BLOOP DI JAKARTA)
MUFLIH EL GHUFRON dan IXORA LUNDIA SUWARYONO PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Abstrak Penelitian ini secara empiris menguji tentang kredibilitas merek. Secara khusus studi ini menganalisis kredibilitas merek Bloop pada distro Bloop di Jakarta. Distro akan melakukan sesuatu hal pada mereknya agar bisa mendapatkan kredibilitas. Dalam hal ini perlu adanya pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari responden yang mengunjungi distro Bloop yang berada didaerah Tebet, Jakarta Selatan. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan analisis univariat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik penarikan sample purposive sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kredibilitas merek Bloop yang ada pada distro bloop sangat baik. Kata Kunci : Kredibilitas Merek Abstract This research is empirically examining about the Brand Credibility. Specifically, this study analysis about Bloop Brand Credibility at BLOOP Distro in Jakarta. This Distro has to create something to they brand to get credibility. Therefore BLOOP must have decided for get this credibility. The information in this research area gotten from costumer who come to Bloop Distro. The data applying on this research is derived from several respondents which have come to shop in Bloop Distro. It is located on Tebet, South Jakarta. Finally, data were obtained and conducted by an analysis by using a Univariate analysis. This research result is show that brand credibility of Bloop Distro so good. This research used quantitative approach with simple purposive technical sampling. Keyword : Brand Credibility PENDAHULUAN Perekonomian nasional saat ini dihadapkan pada dampak krisis ekonomi global, namun banyak bisnis perekonomian yang mulai beranjak naik atau dapat keluar sedikit demi sedikit dari krisis ekonomi dunia. Dalam hal bisnis dan usaha di bidang ekonomi dibutuhkan adanya pembeda, dalam hal ini merek lah yang menjadi pembedanya. Merek itu sendiri diartikan sebagai suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. (Kotler dan Amstrong, 2002:460). Menurut Hermawan Kertajaya dalam (Simamora, 2002), merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, kredibilitas merek yang baik, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan serta loyalitas pelanggan yang tinggi terhadap suatu merek. Dengan demikian suatu merek akan terus dikenal dan semakin meningkatkan kepercayaan orang terhadap merek, terkait dengan kredibilitas yang ada pada merek. Pengertian kredibilitas itu sendiri secara luas diartikan sebagai tingkat kepercayaan akan intensi suatu entitas pada suatu waktu dan diposisikan memiliki dua komponen utama yaitu: trustworthiness dan expertise (Erdem dan Swait, 1998). Sedangkan pengertian kredibilitas merek itu sendiri diartikan sebagai tingkat kepercayaan terhadap informasi produk yang terdapat dalam suatu merek, yang mana bertujuan untuk membuat konsumen merasa bahwa merek tersebut mempunyai kemampuan (expertise) dan kemauan (trustworthiness) untuk terus menerus memberikan apa yang telah dijanjikan. (Erdem and Swait, 1998). Expertise diartikan sebagai kapabilitas perusahaan yang dirasakan oleh konsumen (perceived capability) untuk menepati janji melalui produk yang diproduksi oleh perusahaan. Sedangkan trustworthiness diartikan sebagai kemauan perusahaan yang dirasakan oleh konsumen (perceived intention) untuk menepati janji melalui produk yang diproduksi oleh perusahaan (Erdem dan Swait, 1998). Dari penjelasan diatas salah satu contoh yang bisa kita ambil adalah industri fashion, perlu diketahui bahwa industri fashion merupakan salah satu contoh yang akan terkait dengan adanya kredibilitas merek. Dewasa ini semakin sering kita dengar perkembangan gaya atau mode remaja dan anak muda mulai dari atas rambut sampai ke ujung kaki. Banyak anak muda yang menuntut dirinya untuk tampil lebih beda agar tidak ketinggalan jaman (Linstorm, 2005). Konsumen akan tetap setia memakai produk atau jasa yang disediakan penyedia sepanjang ia merasa tidak ditipu oleh merek. Akan tetapi kredibilitas merek tidak akan bisa didapatkan oleh sebuah perusahaan dengan mudah, semua tergantung bagaimana strategi dari perusahaan masing-masing. Distribution store atau distribution outlet yang biasa kita sering sebut Distro adalah suatu jenis konsep toko di Indonesia yang menjual jenis pakaian serta aksesoris dengan label produksi toko tersebut, tetapi banyak juga label yang menitipkan produknya ke distro lainnya dengan sistem konsinyasi. Keberadaan distro menjadi sebuah tren setter untuk menghadirkan
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
gaya busana remaja dan anak muda dengan berbagai macam keunikan dan kelebihannya. Kualitas merek yang ada dari distro tidak kalah dari suatu merek terkenal yang terpampang pada butik atau gerai di sebuah tempat perbelanjaan. Dari sekian banyak distro yang ada hanya ada beberapa distro saja yang masih terus mengembangkan distronya menjadi lebih besar. Beberapa distro lainnya terlihat perkembangannya naik turun. Di kalangan remaja Jakarta sendiri, salah satu yang ramai didatangi adalah distro BLOOP, Tendencies, Endorse atau Gummo. Perkembangan yang signifikan diperlihatkan oleh distro Bloop, distro ini merupakan salah satu distro yang sudah mulai muncul sejak akhir tahun 2003. Sampai saat ini distro ini sudah maju dan mulai berkembang pesat, sehingga menjadikan BLOOP sebagai salah satu favorit pilihan masyarakat khususnya anak muda sekitar Jakarta untuk berbelanja. Keberhasilan dari BLOOP mendatangkan banyak pengunjung tersebut diharapkan bukan hanya dari volume penjualan yang meningkat saja, tetapi juga diharapkan ada pembelian ulang atau angka beralihnya pelanggan rendah. Dengan semakin banyak bermunculan distro-distro khususnya di kota Jakarta ini dan demi mendapatkan keunggulan bersaing pada bisnis ritel, maka dengan adanya kredibilitas dari suatu merek diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan orang untuk membeli atau sekedar tahu merek tersebut yang akan berdampak terhadap bertambah banyaknya konsumen. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisa kredibilitas terhadap merek Bloop pada distro Bloop di Jakarta. Oleh karena itu pokok permasalahan yang diangkat dalam laporan penelitian ini adalah bagaimanakah kredibilitas merek Bloop dari sudut pandang pengunjung. Sedangkan pokok permasalahan yang diangkat, maka dalam melakukan penelitian ini peneliti mempunyai tujuan penelitian untuk menganalisis kredibilitas merek Bloop pada Distro Bloop di Jakarta. TINJAUAN TEORITIS Penelitian mengenai kredibilitas merek mengacu pada beberapa penilitian sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian mengenai pengaruh kredibilitas merek sebelumnya telah dilakukan oleh Jill Sweeney dan Joffre Swait pada Journal of Retailing and Consumer Services pada tahun 2008, dengan judul “The effects of brand credibility on consumer loyalty” (Pengaruh kredibilitas merek terhadap loyalitas pelanggan). Sedangkan dalam penelitian ini penulis ingin meneliti merek dari sebuah distro yaitu BLOOP.
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
Penelitian Jill Sweeeney dan Joffre Swait melihat bagaimana alat-alat manajemen hubungan pelanggan yang biasa, seperti kepuasan dan kualitas layanan, berhubungan dengan kredibilitas merek yang dapat membentuk loyalitas pelanggan. Penelitian tersebut mengambil contoh bank retail dan pelanggan perusahaan telepon jangka panjang yang mengindikasikan bahwa, kredibilitas merek bekerja dalam sebuah peran yang defensif, dan meningkat secara signifikan dan mengurangi perubahan perilaku diantara pelanggan yang dimediasikan oleh kepuasan pelanggan dan komitmen untuk loyal. Penelitian yang dilakukan oleh Jill Sweeeney dan Joffre Swait ini menjelaskan bahwa brand credibility akan mempengaruhi satisfaction, consumer loyalty, dan continuance commitment yang akan mempengaruhi WOM dan switching propensity. Merek Merek (brand) telah menjadi elemen krusial yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi pemasaran, baik perusahaan bisnis maupun nirlaba, organisasi lokal maupun global. Merek merupakan hal utama dalam penetapan strategi pemasaran. Merek didefinisikan oleh American Marketing Association dalam Kotler (2002:460) sebagai: “A brand is a name, term, sign, symbol, design, or a combination of them, intended to identify the goods or services of one seller or group of sellers and to differentiate them from those competitors”. Dari definisi tersebut, maka merek sekurang-kurangnya memiliki karakteristik berupa nama, istilah, logo, simbol, atau rancangan. Menurut Aaker (1991 : 7), merek didefinisikan sebagai: “ A distinguishing name and / or symbol (such as logo, trade mark, or package design ) intended to identify to goods or services of either one seller of a group of seller, and to differentiate those goods or services from those of competitors”. Suatu merek pada gilirannya memberi tanda pada konsumen mengenai sumber produk tersebut. Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan keistimewaan, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek merek terbaik memberikan jaminan mutu. Akan tetapi, merek lebih dari sekadar simbol. Pada intinya merek adalah penggunaan nama, logo, trade mark, serta slogan untuk membedakan perusahaan perusahaan dan individu-individu satu sama lain dalam hal apa yang mereka tawarkan. Suatu merek dapat mengandung tiga hal, yaitu sebagai berikut: 1. Menjelaskan apa yang dijual perusahaan.
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
2. Menjelaskan apa yang dijalankan oleh perusahaan. 3. Menjelaskan profil perusahaan itu sendiri. Kredibilitas Merek Agar perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis, maka produk yang dihasilkan perusahaan harus memiliki citra yang kuat. Dan untuk menjadi produk dengan citra yang kuat, suatu produk perlu memiliki kredibilitas merek. Kredibilitas secara umum didefinisikan oleh Erdem & Swait (2002) sebagai berikut: “The believeability of an entity’s intentions at a particular time ad is posited to have to main components; trustworthiness and expertise” Dari definisi kredibilitas tersebut, maka (Erdem dan Swait, 2002) mendefinisikan kredibilitas merek sebagai tingkat kepercayaan konsumen terhadap sebuah produk yang diposisikan oleh informasi yang terkandung di dalam merek. Konsep kredibilitas merek memiliki dua dimensi utama, yaitu keterpercayaan (trustworthiness) dan keahlian (expertise). Trustworthiness mengimplikasikan bahwa sebuah merek bersedia memberikan apa yang telah dijanjikan dan expertise mengimplikasikan bahwa merek mampu memberikan apa yang dijanjikan. Sehingga dengan kata lain kredibilitas merek dikatakan sebagai tingkat kepercayaan terhadap informasi produk yang terkandung di dalam merek yang mengharuskan konsumen memberikan persepsi bahwa merek tersebut mempunyai kemampuan dan kepercayaan atau kemauan (Erdem dan Swait, 2002). Kredibilitas penting bagi efektifitas suatu merek sebagai sinyal posisi merek. Semakin besar kredibilitas dari sinyal sebuah merek untuk menunjukkan posisi produknya semakin rendah persepsi konsumen mengenai resiko, semakin sedikit biaya pengumpulan dan pengolahan informasi yang dilakukan dan ditanggung konsumen pada saat pengambilan keputusan. Selanjutnya semakin besar kredibilitas semakin tinggi persepsi konsumen mengenai kualitas, sebab konsumen mengganggap bahwa merek yang lebih besar kredibilitasnya memiliki kualitas yang lebih baik. Meskipun tidak semua merek yang mempunyai kredibilitas tinggi memiliki kualitas yang lebih baik (Erdem dan Swait, 2002).
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
Berdasarkan analisisnya. Yoo, Donthu & Lee (2000) menyusun kerangka konseptual kredibilitas merek berdasarkan tiga pemikiran utama, yaitu menciptakan nilai bagi pelanggan dan perusahaan, nilai bagi pelanggan meningkatkan nilai bagi perusahaan dan adanya brand awareness. Kemampuan Merek (Expertise) Sementara itu kemampuan merek sebagai dimensi kedua dari kredibilitas merek didefinisikan sebagai tingkat persepsi konsumen bahwa perusahaan yang memproduksi produk bermerek tersebut mempunyai kesanggupan dan sumber daya yang dapat diandalkan dalam memenuhi janji yang terkandung dalam merek tersebut. Merek yang memiliki kemampuan merek dibenak konsumen akan di asosiasikan sebagai perusahaan yang konsisten memenuhi janjinya kepada konsumen (Erdem dan Swait, 2004). Dalam (erdem dan swait, 2008) mengenai kemampuan merek (expertise), terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan pembuat merek untuk membangun kredibilitas mereknya: 1. Menciptakan berbagai aktivitas pemasaran yang menitikberatkan pada faktor kepuasan pelanggan. Dalam proses penciptaan sikap terhadap merek, konsumen melakukan interpretasi berbagai informasi yang disajikan oleh merek melalui berbagai media, kemudian informasi tersebut akan dievaluasi dan diintegrasikan (Ali, 2006) 2. Perusahaan harus mau dan mampu mendatangkan banyak konsumen serta pelanggan. Perusahaan harus mampu memberi dorongan kepada para konsumen untuk percaya kepada merek serta produk atau jasa yang dipasarkan. 3. Perusahaan bertanggung jawab penuh terhadap kualitas barang atau jasa yang dihasilkan. Konsumen akan merasa percaya terhadap kemampuan merek yang mereka beli dengan adanya timbal balik berupa kualitas barang yang dihasilkan oleh perusahaan. Kualitas barang akan menentukan minat atau tidaknya seorang konsumen terhadap barang yang ditawarkan. Apalagi tingkat persaingan saat ini yang semakin tinggi, membuat banyak perusahaan untuk melakukan peningkatan kualitas barang atau jasa yang dihasilkannya. 4. Perusahaan berusaha mengimbangi harga jual produk dengan kualitas produk dari suatu merek. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan mengimbangi harga jual adalah dimana suatu perusahaan dengan image merek yang sudah melekat di hati konsumen
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
tetap harus bisa mengontrol harga jual produk-produknya. Bagaimanapun juga daya beli konsumen terhadap suatu barang atau jasa terbatas dan berbeda-beda. Apalagi dengan semakin terkenal dan diminati merek dari produk-produknya yang ada, maka perusahaan akan semakin mudah untuk melakukan tindakan menaikkan harga. Maka dari hal tersebut sangat memungkinkan konsumen akan berpikir ulang untuk membeli kembali produk dari merek-merek tersebut.
Tahapan Kredibilitas Merek McEnally dan de Chernatony (1999) mengembangkan model konseptual evolusi proses brand credibility yang terdiri atas enam tahap utama: 1. Unbranded Goods Dalam tahap ini, barang diperlakukan sebagai komoditas dan sebagian besar di antaranya tidak diberi merek. Tahap ini biasanya bercirikan situasi permintaan jauh melampaui penawaran. 2. Merek Sebagai Referensi atau Acuan Dalam tahap ini, tekanan persaingan menstimulasi para produsen untuk mendeferensiasikan produknya dari output produsen-produsen lain. Diferensiasi diwujudkan terutama melalui penyediaan atribut fungsional yang unik atau perubahan atribut fisik. 3. Merek Sebagai Kepribadian Dalam tahap ini, konsumen menghadapi begitu banyak merek yang semuanya menyampaikan janji fungsional. Kemajuan teknologi membuat setiap perusahaan sukar mengandalkan keunggulan fungsional dalam jangka panjang, karena setiap merek yang bersaing dalam kategori produk yang sama cenderung menjadi serupa atau mirip dalam hal fungsionalitas. 4. Merek Sebagai Ikon ( iconic brands ) Pada tahap ini, makna berbagai merek telah berkembang sedemikian rupa sehingga merek telah menjadi symbol tertentu bagi konsumen. Bila pada tahap-tahap sebelumnya, merek cenderung dimiliki pemanufaktur yang lebih memahami kapabilitas fungsional dan nilai emosialnya dibandingkan konsumen, maka pada tahap ini merek justru “dimiliki” konsumen.
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
5. Merek Sebagai Perusahaan Merek memiliki identitas kompleks dan banyak point kontak
antara
konsumen dan merek. Karena merek sama dengan perusahaan, semua stakeholder akan mempersepsikan merek (perusahaan) dengan cara yang sama. Merek Sebagai Kebijakan (policy) Konsumen saat ini lebih bersifat menuntut. Mereka tidak lagi seperti dulu yang cenderung hanya menerima semua perlakuan penjual. Dahulu merek sering ditawarkan hanya dengan pendekatan fungsional artinya kinerja atau kemampuan merek untuk memberikan apa yang telah dijanjikannya menjadi hal yang ditonjolkan. Harapan konsumen tidak lain adalah janji konsumen yang harus dipenuhi bila ingin mendapatkan kepercayaan konsumen. Akhirnya, yang tidak boleh dilupakan perusahaan adalah kenyataan bahwa kepercayaan bersumber dari harapan konsumen akan terpenuhinya janji merek. Ketika harapan mereka tidak terpenuhi maka kepercayaan akan berkurang bahkan hilang. Ketika kepercayaan konsumen hilang maka akan sulit bagi perusahaan untuk menumbuhkannya kembali. Janji Kinerja Merek
Harapan Konsumen
(+) Trust (-) Distrust
Dengan demikian dari penjelasan diatas dapat mendefinisikan kredibilitas merek sebagai tingkat kepercayaan terhadap informasi produk yang terdapat dalam merek, yang mana bertujuan untuk membuat konsumen merasa bahwa merek tersebut mempunyai kemampuan (expertise) dan kepercayaan (trustworthiness) untuk terus menerus memberikan apa yang telah dijanjikan. Hal ini juga berkaitan dengan konsep ekuitas merek yang bersifat dinamis di mana ketika janji tidak dipenuhi ekuitas merek dapat berkurang ( Erdem dan Swait, 1998). TABEL 2 OPERASIONALISASI KONSEP VARIABEL
DIMENSI
INDIKATOR
Trustworthiness Mempunyai
nama
SKALA merek
Interval
yang dikenal masyarakat
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
Mempunyai
nama
yang Interval
dapat dijadikan acuan oleh konsumen Kejujuran pernyataan pada Interval produk Pelayanan yang baik kepada Interval konsumen Memiliki SDM yang dapat
Interval
dipercaya oleh konsumen Memiliki Kredibilitas
program
atau Interval
kegiatan rutin untuk para
Merek
konsumen Bloop
peduli
akan Interval
kepentingan para konsumen. Expertise
Mampu
mendatangkan Interval
banyak pengunjung Mampu produk
menghasilkan Interval yang
berkualitas
tidak kalah dengan merek luar. Memberikan
harga
yang Interval
terjangkau serta sebanding dengan kualitas Secara fisik, merek mudah Interval dibedakan
dengan
merek
lain Merek
memiliki Interval
pengalaman
mengenai
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
produknya
Merek
up-to-date
dalam Interval
memberikan informasi” Mempunyai akses tempat Interval yang strategis Sumber : Hasil Olahan Peneliti
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengamati, mengumpulkan informasi dan menyajikan analisis hasil penelitian. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang bersifat objektif, mencakup pengumpulan data dan analisis data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik. (Hermawan, Asep, Penelitian Bisnis: Paradigma Kuantitatif, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. 2006). Berdasarkan tujuan penelitian, dilihat dari jenis penelitiannya maka penelitian berdasarkan tujuan penelitian menggunakan penelitian deskriptif. Jenis penelitian berdasarkan manfaat penelitian adalah penelitian murni, yaitu penelitian yang memiliki orientasi akademis dan ilmu pengetahuan. Jenis penelitian berdasarkan waktu penelitian adalah penelitian cross sectional, karena penelitian ini hanya digunakan dalam waktu yang tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain waktu yang berbeda untuk diperbandingkan. Dalam penelitian ini, studi kepustakaan dilaksanakan untuk memperoleh data sekunder, yang diperoleh dan disusun oleh peneliti agar dapat mendukung tinjauan literatur yang didapat dari sumber tertulis seperti buku, artikel, jurnal dan juga dari beberapa situs di internet yang menyediakan data terbaru yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Pada penelitian ini, studi lapangan dilaksanakan untuk memperoleh data primer yang dilakukan melalui metode survei untuk mengumpulkan data dari responden. Data didapat melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang dianggap sesuai untuk menjawab pertanyaan penelitian, karena peneliti tidak dapat mengandalkan data dari sumber lain. Dalam hal ini populasi sasaran yang merupakan batasan ideal tentang populasi yang disesuaikan dengan tujuan penelitian adalah pengunjung BLOOP yang membeli produk Bloop. Sampel disini adalah sebagian dari pengunjung BLOOP. Jumlah sampel dalam
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
penelitian ini ditentukan berdasarkan pada pendekatan non-statistik ukuran sampel, yaitu berjumlah 100 orang. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling(penarikan sampel secara tak acak). Prosedur non probability sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Untuk itu responden yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah responden yang sedang berkunjung ke distro BLOOP dengan kriteria pernah datang ke BLOOP. Untuk mengolah data survei akan dilakukan dengan menggunakan program software SPSS 17.0 for Windows Evaluation Version. Data diolah untuk mendapatkan informasi deskriptif dan analisis model penelitian. Analisis deskriptif dilakukan untuk mendapatkan gambaran jawaban responden secara deskriptif. Pada analisa deskriptif latar belakang dan karakteristik demografi akan diuraikan mengenai jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir, pengeluaran, pengetahuan tentang BLOOP, kepemilikan atas produk BLOOP, dan darimana pengetahuan itu didapatkan responden. Karakteristik ini dianalisis dengan menggunakan analisis frekuensi. Analisis deskriptif dilakukan untuk memperoleh gambaran jawaban secara responden secara deskriptif yang dijelaskan melalui pengukuran rata-rata (mean) dari hasil penilaian responden terhadap indikator-indikator penilitian. Tabel 3 Tabel Rumus Nilai Mean
Nilai tertinggi – Nilai terendah = 5 – 1 = 0.8 Banyaknya kelas
5
Pemberian batas kelas dimaksudkan untuk mempermudah peneliti memutuskan apakan nilai mean yang didapat termasuk ke dalam kategori sangat lemah, lemah, sedang, kuat atau sangat kuat.
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
Tabel 4 Pemakaian Kategori Baru Dalam Analisa Data Kategori Baru
Skala Likert
Batas Kelas
Sangat Lemah
1
1 .00 < x < 1.80
Lemah
2
1 .80 < x < 2.60
Sedang
3
2 .60 < x < 3.40
Kuat
4
3 .40 < x < 4.20
Sangat Kuat
5
4 .20 < x < 5.00
Sumber: Hasil olahan peneliti
HASIL PEMBAHASAN
Analisis Variabel Kredibilitas Merek Analisis ini bertujuan untuk memberikan gambaran dari tanggapan responden mengenai kredibilitas merek. Indikator yang paling mempengaruhi penilaian konsumen terhadap variabel ini harus diukur dengan menggunakan mean (nilai rata-rata) jawaban responden dan uji statistik deskriptif. Analisis Deskriptif Dimensi Trustworthiness dan Expertise Analisis deskriptif dimensi Trustworthiness memiliki sebelas indikator pertanyaan penelitian. Sedangkan analisis deskriptif dimensi Expertise memiliki enam belas indikator pertanyaan penelitian Analisis Keseluruhan Dimensi Penelitian Mengacu pada hasil gambaran analisis jawaban responden pada dua dimensi dalam kredibilitas merek, yaitu trustworthiness dan expertise maka penulis akan memberikan hasil keseluruhan analisis tersebut ke dalam bentuk tabel yang akan disajikan dibawah ini pada tabel 5
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
Tabel 5 Tabel Hasil Keseluruhan Indikator Penelitian Dimensi Trustworthiness
STS
TS
RR
S
SS
Nama BLOOP mudah diingat
0
1
4
44
51
BLOOP menjadi trademark distro, khususnya di Jakarta
5
2
7
55
31
Menurut informasi BLOOP merupakan salah satu distro terbesar di Jakarta
3
4
7
40
46
Saya percaya akan merek BLOOP
0
4
5
35
56
Menurut Informasi yang saya dapatkan, pelayanan yang dilakukan di BLOOP sudah baik.
7
6
10
35
42
Kecepatan pelayanan pegawai distro BLOOP mesti ditingatkan
0
9
10
35
46
Pegawai mempunyai kemampuan yang baik dalam memberikan perhatian kepada pelanggan (personal service)
0
3
6
43
48
Pegawai tidak membedabedakan dalam memberikan pelayanan terhadap setiap pelanggan
0
6
10
32
60
BLOOP sering memberikan program undian berhadiah
2
4
4
34
56
BLOOP sering memberikan diskon harga khusus kepada para pelanggannya
24
12
9
25
40
Program-program promo diskon perlu sering diadakan BLOOP
0
1
10
32
57
Dimensi Expertise
STS
TS
RR
S
SS
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
Faktor nama BLOOP menjadi penyebab saya datang ke BLOOP
3
10
4
29
54
Saya selalu akan datang ke BLOOP dalam waktu 1 (satu) bulan
0
12
9
28
51
Merek BLOOP ini berpengalaman dalam kategori produk distro
4
6
6
57
27
Saya selalu membeli produk BLOOP tiap datang ke BLOOP
12
7
10
30
41
Harga barang yang ditawarkan di BLOOP masih relatif terjangkau untuk dibeli
4
12
6
25
53
Menurut Informasi yang saya dapatkan, produk-produk BLOOP termasuk kedalam barang yang berkualitas
2
11
5
32
50
Dari kualitas yang telah ada, harga yang ditawarkan sebanding dengan kualitas produk-produk BLOOP
0
12
8
23
57
Secara fisik produk-produk BLOOP mudah dibedakan dibandingkan dengan merek lain
5
19
12
34
30
Menurut saya produk yang ditawarkan BLOOP lebih menjangkau anak-anak muda saja
6
11
14
22
47
Saya mengetahui sekarang ini BLOOP telah melakukan perluasan pemasaran melalui media Online Shop lewat situs www.bloopendorse.com
7
10
9
29
45
10
11
20
27
32
Menurut saya penjualan yang dilakukan lewat media online
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
seperti itu efektif.
Selain melalui online shop, BLOOP juga melakukan interaksi dengan para pelanggannya melalui jejaring social (Facebook dan Twitter).
0
11
8
31
50
Dengan adanya situs dan melalui media tersebut, informasi mengenai BLOOP akan terasa up-to-date
3
11
10
29
47
Lokasi Bloop strategis dengan tempat tinggal saya
2
30
18
31
34
Lokasi BLOOP yang berada didaerah Tebet ini sangat berpengaruh pada keramaian pengunjung
2
30
18
31
34
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, Desember 2012 Hampir keseluruhan indikator memiliki nilai yang sangat tinggi di kedua dimensi yang ada. Mayoritas responden menjawab dengan jawaban “sangat setuju” yang memiliki skor penilaian 5. Kemudian jawaban tertinggi kedua adalah responden yang menjawab jawaban “setuju” dengan skor penilaian 4. Dapat disimpulkan bahwa tingkat nilai indikator penelitian mengenai distro Bloop ini sangat tinggi. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa selain jawaban “setuju” dan “sangat setuju” diatas ada juga jawaban rendah dari para responden. Ada beberapa responden menjawab dengan jawaban “ragu-ragu” yang memiliki nilai 3, “tidak setuju” yang memiliki nilai 2 dan “sangat tidak setuju” yang hanya bernilai 1. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan dilain waktu analisis jawaban penelitian ini bisa berubah atau berbalik. Untuk itu perlu peran dari perusahaan yang dalam hal ini adalah distro Bloop untuk mempertahankan respon yang baik dari para konsumennya.
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
Grafik 1 Grafik Kontinum Keseluruhan Indikator Penelitian
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Desember 2012 Dari grafik ini kita bisa melihat gambaran keseluruhan hasil analisis indikator penelitian. Terdapat 5 batasan kelas yang disusun berdasarkan 5 warna yang berbeda, yaitu warna biru muda untuk kategori “Sangat Tidak Setuju”, warna merah untuk kategoi “Tidak Setuju”, warna hijau untuk kategori “Ragu-ragu”, warna ungu untuk kategori “Setuju”, dan warna biu muda untuk kategori “ Sangat Setuju”. Dari grafik tersebut kita bisa mengetahui bahwa analisis penelitian ini secara keseluruhan memiliki kategori yang tinggi bahkan sangat tinggi. Dapat kita simpulkan bahwa kredibilitas merek Bloop yang ada pada distro Bloop ini sangat baik.
KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian melalui pengumpulan data dan analisis maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terbentuk kredibilitas merek yang tinggi yang dihasilkan oleh analisis deskriptif dari para konsumen dengan merek Bloop. Dari dua dimensi yang ada dalam kredibilitas merek, yaitu Trustworthiness dan Expertise dapat dilihat bahwa merek Bloop mampu membuat konsumen tertarik membeli atau sekedar datang berkunjung ke distro Bloop, serta merek Bloop dapat dipercaya oleh para konsumennya dalam kategori produk
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
distro khususnya di kalangan anak muda. Berbagai indikator positif berhasil dibentuk dari dua dimensi tersebut dan diterima oleh konsumen. Akan tetapi dalam penelitian ini juga menghasilkan nilai yang dirasa masih kurang baik, nilai ini didapat dari berbagai indikator yang dibentuk. Persentase kecil jawaban raguragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju ada dalam hasil penelitian.
DAFTAR REFERENSI Buku : Aaker, David. 1991. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Spektrum. Ali, Moi. 2006. Marketing Effectively. Jakarta. Dian Rakyat. Durianto, Darmadi, Sugiarto & Sitinjak, Toni. 2001. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Griffin, Jill. 2005. Costumer Loyalty. Jakarta: Erlangga. Hermawan, Asep. 2006. Penelitian Bisnis: Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kartajaya, Hermawan; Yuswohadi; Taufik. 2005. Positioning, Diferensiasi Brand, Memenangkan Persaingan Dengan Segitiga Positioning-Diferensiasi-Brand. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta: Prentice Hall. Kotler, Philip.2002. Manajemen Pemasaran Jilid 2 Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Prentice Hall. Linstrom, Martin. 2005. Brand Child: Menancapkan Merek Kedalam Benak ABG dan Mengikat Mereka Menjadi Pelanggan Loyal. Jakarta: PPM. Malholtra, K.Naresh. 2004. Marketing Research: An Applied Orientation (Edisi II.USA: Prentice Hall International). Permana, Irvan. 2012. Brand is like a donut. Jakarta: PT BIP.
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Schiffman, Leon G, dan Leslie Lazar Kanuk. 2001. Perilaku Konsumen. Jakarta: Prentice Hall. Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Untuk Strategi dan Penelitian Bisnis Pemasaran. Jakarta: Prenada Media. Simamora, Bilson. 2002. Aura Merek (7 Langkah Membangun Merek yang Kuat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Jakarta: Alfabeta. Syamsurizal. 1999. Branding. Bandung: Humaniora Utama Press. Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset. Umar, Husein. 2003. Metode Penelitian: Aplikasi Dalam Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Jurnal: Erdem, Tulin and Joffre Swait. 2002. Brand Credibility, Brand Consideration and Choice. University of California at Berkeley. Swait, Joffre and Jill Sweeney. 2008. The Effect of Brand Credibility on Costumer Loyalty. Journal of Retailing and Costumer Services. Yoo, B. and N. Donthu. 2001. Developing ad validating a multidimensional consumer-based brand equity scale. Journal of Business Research, Vol.52,pp.1-14
Analisis kredibilitas...Muflih El Ghufron, FISIP-UI, 2013