Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya Eka Setya Laksana Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya
Abstrak:Di
dalam penyaluran energi listrik, diperlukan kontinuitas pelayanan yang baik kepada konsumen. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi sistem proteksi yang baik agar kontinuitas pelayanan untuk distribusi tenaga listrik dapat terjaga. Salah satu permasalahan yang ada di Gadu Induk (GI) Sukolilo adalah apabila terjadi gangguan pada penyulang Transformator 3 maka pengaman incoming Transformator 3 juga ikut bekerja. Dengan melakukan analisa setting rele arus lebih pada sisi incoming dan penyulang Transformator 3 untuk koordinasi waktu tundanya adalah sama sehingga pada saat terjadi arus hubung singkat pada sisi penyulang maka pada sisi incoming transformator 3 juga trip. Dari hasil analisa, dilakukan resetting pada penyulang dengan setting kelambatan waktu 0.4 detik, untuk sisi sekunder transformator 0.7 detik dan sisi primer transformator 0.1 detik. Koordinasi setting pengaman rele arus lebih yang dilakukan mengacu pada kapasitas daya pada beban, arus hubung singkat minimum dan maksimum. Selain itu juga memberikan waktu tunda (∆t) dalam koordinasinya sesuai dengan urutan grading waktu. I. PENDAHULUAN Di dalam penyaluran energi listrik, diperlukan kontinuitas pelayanan yang baik kepada konsumen. Hal ini akan mempengaruhi keandalan sistem dan menyebabkan tejadinya pemadaman apabila keandalan sistem kurang baik sehingga konsumen akan merasa dirugikan. Untuk menanggulangi hal ini perlu dipasang peralatan pengaman untuk menjaga kontinuitas supply tenaga listrik. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi sistem proteksi yang baik agar kontinuitas pelayanan untuk distribusi tenaga listrik dapat terjaga. Peralatan pengaman tersebut harus mempunyai koordinasi yang baik sehingga apabila terjadi gangguan akan bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing. Dalam hal ini koordinasi peralatan pengaman tentunya akan mempengaruhi dalam supply tenaga listrik. Salah satu permasalahan yang ada di Gadu Induk (GI) Sukolilo adalah apabila terjadi gangguan pada penyulang transformator 3 maka peralatan pengaman incoming transformator 3 juga ikut bekerja. Hal ini perlu dilakukan penelitian untuk menganalisa penyebab terjadinya kurang baiknya koordinasi antar peralatan pengaman. Dengan begitu kontinuitas supply tenaga listrik terhadap konsumen dapat tetap terjamin. Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
II. SISTEM TENAGA LISTRIK Sistem tenaga listrik terdiri atas sumber dan beban. Sumber atau disebut juga dengan pusat tenaga listrik, mempunyai letak yang berjauhan dengan beban. Untuk pengiriman daya dari pusat tenaga listrik menggunakan saluran transmisi. Ada dua kategori saluran transmisi yaitu saluran udara (over head line) dan saluran bawah tanah (underground). Di Indonesia saluran transmisi mempunyai beberapa tingkatan tegangan, untuk tegangan 500 kV dikenal sebagai Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), tegangan 150 kV dikenal sebagai Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), untuk tegangan 70 kV dikenal sebagai sub transmisi. Dari saluran transmisi tegangan di turunkan menjadi 20 kV (Saluran Udara Tegangan Menengah atau SUTM yang dikenal sebagai saluran distribusi primer) di Gardu Induk melalui transformator penurun tegangan. Kemudian untuk penyalurannya ke konsumen tegangan disalurkan melalui SUTM dan untuk konsumen rumah tangga tegangan diturunkan menjadi 380/220 V melalui transformator distribusi seperti pada gambar 1.
Gambar 1 Single Line Diagram Sistem Tenaga Listrik
2.1 Gangguan Hubung Singkat Berikut adalah tabel jenis gangguan hubung singkat. Tabel 1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Jenis Gangguan Hubung Singkat
Gambar Jenis Gangguan Hubung Singkat
Rumus Arus Hubung Singkat
3 Fasa (3φ)
1 Fasa ke tanah (1 φ -ground)
a b c
I hs
F
I hs =
2 Fasa / Line to Line (L-L)
2 Fasa ke tanah/Line - Line to ground (1 φ ground)
Vf Z1 3V f
Z1 + Z 2 + Z 0
I hs =
I hs =
=
3V f Z1 + Z 2 Vf
Z1 + Z 2 Z 0 /( Z 2 + Z 0 )
Halaman 1 dari 6
2.2 Rele Arus Lebih Pada dasarnya rele arus lebih berfungsi sebagai pengaman gangguan hubung singkat, tetapi dalam beberapa hal dapat berfungsi sebagai pengaman beban lebih. Fungsi rele ini disamping sebagai pengaman utama untuk seksi yang diamankan juga berfungsi sebagai pengaman cadangan pada seksi berikutnya. Hal ini apabila rele arus lebih dipakai pada sistem distribusi tegangan menengah. Namun untuk saluran transmisi tegangan tinggi rele arus lebih berfungsi sebagai pengaman cadangan (back up). Pada penyetelan rele arus lebih dikenal adanya Inverse Definite Minimum Time (IDMT). Rele dengan karakteristik ini mempunyai beberapa bagian setelan invers dan definite. Dengan karakteristik ini maka rele harus mampu bekerja untuk gangguan 2 fasa di ujung akhir seksi berikutnya pada kondisi pembangkitan minimal. Arus setting-nya harus lebih besar dari arus beban maksimal. Penyetelannya pun harus memperhatikan kesalahan pick up sesuai dengan British Standard Pick Up = 1.05 s/d 1.3 arus setting. A. Rele Arus Lebih Instant ( Instantaneous Over Current Relay ) Prinsip kerja rele jenis ini adalah tanpa penundaan waktu, tapi masih bekerja dengan waktu cepat sebesar 80 mili detik. B. Rele Arus Lebih Definite (Definite Over Current Relay) Setelan proteksi dengan menggunakan karakteristik definite time yang di-setting pada rele, hanya didasarkan pada waktu kerjanya proteksi dengan tidak melihat besarnya arus gangguan. C. Rele Arus Lebih Invers (Inverse Over Current Relay) Setelan proteksi dengan menggunakan karakteristik inverse time relay adalah karakteristik yang grafiknya terbalik antara arus dan waktu, dimana semakin besar arus gangguan hubung singkat maka semakin kecil waktu yang dibutuhkan untuk membuka pemutus tenaga (PMT) sehingga dalam setting-nya nanti rele jenis ini perlu mengetahui besarnya arus hubung singkat untuk tiap seksi di samping arus nominalnya serta kurva karakteristik rele.
III.
PENGAMAN TRANSFORMATOR 3 DAN PENYULANGNYA
Transformator 3 pada Gardu Induk Sukolilo mencatu 8 penyulang aktif. Beban dari transformator 3 kebanyakan adalah perumahan, misalnya daerah Bratang Kalisumo, Semolo, Bengkel, kalidami, PAM, Lotus, Srikana, Gebang Lor. Single Line diagram Transformator 3 beserta penyulangnya ditunjukkan pada gambar 4.
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
Transmisi 5856 MVAsc 1 50 kV GI Incoming Trafo GI 60 MVA
CB Incoming Penyulang
Bus Penyulang 20 kV CB25
CB6
CB5
CB27 CB7
CB26
CB29 CB28
CB3
Bus1 20 kV
PAM 4320 kVA
Bus2 20 kV Bus6 20 kV
Kali Dami 900 kVA Semolo 1860 kVA Bus8 20 kV
BRT Kalisumo 1240 kVA Bengkel 2000 kVA
Lotus 266 0 kV A
Gambar 2 Single Line Transformator 3 dan Penyulangnya
Data beban penyulang Transformator 3 adalah sebagai berikut: Tabel 2 Beban Penyulang Transformator 3
Penyulang PAM Gebang Lor Srikana Lotus Bratang Kalisumo Semolo Bengkel KaliDami
IV.
Tegangan (kV) 20000 20000 20000 20000
Beban (kVA) 4320 1700 1340 2660
20000
1240
20000 20000 20000
1860 2000 900
ANALISA DAN PERHITUNGAN
Transformator 3 pada Gardu Induk Sukolilo mempunyai daya sebesar 60 MVA Dengan melakukan running pada software ETAP 4.0 maka didapatkan arus hubung singkat maksimum 4 cycle dan arus hubung singkat minimum 30 cycle adalah sebagai berikut. Tabel 3 Arus hubung singkat pada masing-masing penyulang
Penyulang
Tegangan (kV)
PAM Gebang Lor Srikana Lotus Bratang Kalisumo Semolo Bengkel Kali Dami Bus Penyulang GI Incoming
20 20 20 20 20 20 20 20 20 150
Isc maks (kA) 4 cycle 13.129 9.751 13.128 12.968 13.059 10.329 13.045 8.197 13.183 22.612
CB32
Spare 0 MVA
Bus7 20 kV
Srikana 1340 kVA Bus4 20 kV Gebang Lor 1700 kVA
CB30
PC Anom Keputran 0 MVA 0 MVA
Bus9 20 kV Bus5 20 kV
CB4
Isc min (kA) 30 cycle 10.746 8.091 10.748 10.623 10.695 8.570 10.684 6.881 10.792 8.883
Dengan menganalisa kurva koordinasi pada kondisi eksisting dapat diketahui beberapa kondisi existing koordinasi setting rele incoming dan penyulang seperti terlihat pada kurva koordinasi pengaman kurang sempurna. Terutama pada pengaturan grading/kelambatan waktu kerja antara rele. Dengan setting waktu instan pada penyulang Halaman 2 dari 6
Spare2 0 MVA
yang sama dengan incoming, maka dapat dipastikan bahwa saat terjadi gangguan hubung singkat di sisi penyulang, maka rele incoming transformator juga akan ikut trip sehingga sistem kelistrikan pada penyulang akan mengalami pemadaman total. 4.1
Rele Penyulang PAM, Incoming dan Outgoing Transformator 3 Dengan menganalisa kurva koordinasi pada kondisi eksisting dapat diketahui beberapa kondisi existing koordinasi setting rele incoming dan penyulang seperti terlihat pada kurva koordinasi pengaman kurang sempurna. Terutama pada pengaturan grading/kelambatan waktu kerja antara rele. Dengan setting waktu instan pada penyulang yang sama dengan incoming, maka dapat dipastikan bahwa saat terjadi gangguan hubung singkat di sisi penyulang, maka rele incoming transformator juga akan ikut trip sehingga sistem kelistrikan pada penyulang akan mengalami pemadaman total.
FLA:
kVA 3 xkV
3 x 20 : 400/5
= 125 A
Setting waktu ( t > ) Td = 0.1 + Δt = 0.1 + 0.3 = 0.4 sekon
0.4 =
0.4 =
disempurnakan
4320
CT Setting Arus (I>) Tap (curr set) :1.25 FLA ≤ Ipp ≤ 0.8 IscMin30 Bus PAM : 1.25 x 125 ≤ Ipp ≤ 0.8 x 10746 : 156.25≤ Ipp ≤ 8596.8 156.25 8596 .8 : In ≤ Ip ≤ In 400 400 : 0.39 In ≤ Ip ≤ 21.492In Dipilih = 0.4 In Setting aktual(Iset) : 0,4 x 400 = 160 Ampere
Td =
perlu
=
⎤ ⎡ ⎥ ⎢ ⎥ ⎢ 0.14 ⎥ X (tms ) ⎢ ⎢ ⎛ Iscmax ⎞ 0.02 ⎥ ⎟ ⎢⎜ − 1⎥ ⎥⎦ ⎢⎣ ⎜⎝ I Set ⎟⎠ ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ 0.14 ⎢ ⎥ X (tms ) ⎢ 0.02 ⎥ 13129 ⎛ ⎞ ⎢ − 1 ⎥⎥ ⎟ ⎢⎜ ⎣ ⎝ 160 ⎠ ⎦
0.14
0.092 tms = 0,262
X (tms)
Setting arus highset ( I >> ) Iset < 0.8 x Isc 30-min (bus penyulang) 10792 In Iset< 0.8 x 400 Iset < 21.58 In Dipilih = 20 In Setting waktu highset ( t >> ) t>> Æ 0.4 sekon Gambar 3 Kurva Kondisi Exsisiting Rele Incoming, Outgoing Transformator 3 dan Penyulang PAM
Penyulang yang mempunyai kapasitas daya beban terbesar adalah penyulang PAM dengan beban 4320 kVA, berikut adalah perhitungannya:
Gambar 4 Single Line untuk Penyulang PAM
OCR PENYULANG PAM Merk : GEC ALSTHOM Type : MCGG-62 : 13129 A Isc max Bus PAM (4 cycle) Isc min Bus PAM (30 cycle) : 10746 A Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
OCR SEKUNDER TRAFO GI Merk : SEG Type : MR13-15E5D Isc max Bus Penyulang (4 cycle) : 13183 A Isc min Bus Penyulang (30 cycle) : 10792 A kVA 60000 = = 1732 FLA : 3 xkV 3 x 20 CT : 2000/5
A
Setting Arus (I>) Tap (curr set) :1.25 FLA ≤ Ipp ≤ 0.8 IscMin30 Bus Penyulang : 1.25 x 1732 ≤ Ipp ≤ 0.8 x 10792 : 2165≤ Ipp ≤ 8633.6 2165 8633 .6 : In ≤ Ip ≤ In 2000 2000 : 1.08 In ≤ Ip ≤ 4.3 In Dipilih = 1In Halaman 3 dari 6
⎡ ⎤ ⎢ ⎥ 0.14 ⎢ ⎥ 1 = X (tms ) ⎢ 0.02 ⎥ ⎢ ⎛ 1757.7 ⎞ ⎥ − 1⎥ ⎢ ⎜⎝ 320 ⎟⎠ ⎣ ⎦ 0.14 1 = X (tms) 0.03 tms = 0.2
Setting aktual(Iset)
: 1 x 2000 = 2000 Ampere Setting waktu ( t > ) Td = 0,4 + Δt = 0,4 + 0,3 = 0,7 sekon ⎤ ⎡ ⎥ ⎢ ⎥ Td = ⎢ 0.14 ⎢ ⎥ X (tms ) ⎢ ⎛ Iscmax ⎞ 0.02 ⎥ ⎟ ⎢⎜ − 1⎥ ⎢⎣ ⎜⎝ I Set ⎟⎠ ⎥⎦ ⎤ ⎡ ⎥ ⎢ 0.14 ⎥ ⎢ X (tms ) 0.7 = ⎢ 0.02 ⎥ ⎢ ⎛ 13183 ⎞ ⎥ − 1⎥ ⎢ ⎜⎝ 2000 ⎟⎠ ⎦ ⎣ 0.14 0.7 = X (tms) 0.04 tms = 0,2
Setting arus highset ( I >> ) Isc 4- max
> ) t>> Æ 0.1 sekon
Setting arus highset ( I >> ) Iset < 0.8 x Isc 30-min (bus penyulang) 10792 Iset < 0.8 x In 2000
Iset < 4.31In Dipilih = 4 In Setting waktu highset ( t >> ) t>> Æ 0.7 sekon OCR PRIMER TRAFO GI Merk : GEC ALSTOM Type : MCGG-62 Isc max Bus Penyulang (4 cycle) : 13183 A 20 Konversi ke 150 kV : x13183 = 1757.7 150 Isc min GI Incoming (30 cycle) : 8883 A kVA 60000 = = 231 A FLA : 3 xkV 3 x 150 CT : 400/5 Setting Arus (I>) Tap (curr set) :1.25 FLA ≤ Ipp ≤ 0.8 IscMin30 GI Incoming : 1.25 x 231 ≤ Ipp ≤ 0.8 x 8883 : 288.75≤ Ipp ≤ 7106.4 288.75 7106.4 In ≤ Ip ≤ In : 400 400 : 0.7 In ≤ Ip ≤ 17.766 In Dipilih = 0,8 In Setting aktual(Iset) : 0.8 x 400 = 320 Ampere Setting waktu ( t > ) Td = 0,7+ Δt = 0,7 + 0,3 = 1 sekon ⎡ ⎤ ⎢ ⎥ ⎢ ⎥ 0.14 Td = ⎢ ⎥ X (tms ) ⎢ ⎛ Iscmax ⎞ 0.02 ⎥ ⎟ ⎢⎜ − 1⎥ ⎢⎣ ⎜⎝ I Set ⎟⎠ ⎥⎦
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
Gambar 5 Kurva Kondisi Resetting Rele Incoming, Outgoing Transformator 3 dan Penyulang PAM
4.2
Rele Penyulang Srikana, Lotus, Bratang Kalisumo, Bengkel, Incoming dan Outgoing Transformator 3 Penyulang Srikana mempunyai kapasitas daya beban 1340 kVA, Penyulang Lotus mempunyai kapasitas daya beban 2660 kVA, Penyulang Bratang Kalisumo mempunyai kapasitas daya beban 1240 kVA, Penyulang Bengkel mempunyai kapasitas daya beban 2000 kVA permasalahannya adalah sama dengan penyulang PAM yaitu waktu tunda yang sama antara rele penyulang dan rele incoming transformator 3, dengan cara perhitungan yang sama didapatkan kurva koordinasi sebagai berikut:
Halaman 4 dari 6
transformator, sehingga tidak trip jika terjadi gangguan hubung singkat disisi penyulang.
Gambar 6 Kurva Kondisi Resetting Rele Incoming, Outgoing Transformator 3 dan Penyulang Srikana Gambar 8 Kurva Kondisi Resetting Rele Incoming, Outgoing Transformator 3 dan Penyulang Bratang Kalisumo
Gambar 7 Kurva Kondisi Resetting Rele Incoming, Outgoing Transformator 3 dan Penyulang Lotus
Dengan melakukan resetting pada penyulang PAM, srikana, lotus, bratang kalisumo, dan bengkel yang mengacu pada besarnya nilai hubung singkat maksimum dan minimum didapatkan setting untuk rele arus lebih primer transformator besarnya arus setting lebih besar dari pada arus hubung singkat maksimal sisi sekunder transformator. Waktu tunda untuk rele penyulang sebesar 0,4 detik dan selisih waktu tunda dengan sisi sekunder transformator 0,3 detik. Apabila terjadi hubung singkat minimal pada penyulang maka sisi sekunder transformator sebagai backup dari rele penyulang dan untuk rele sisi primer dengan setting arus yang lebih besar dari pada arus hubung singkat maksimal di sisi sekunder Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
Gambar 9Kurva Kondisi Resetting Rele Incoming, Outgoing Transformator 3 dan Penyulang Bengkel
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Terdapat kesalahan koordinasi antara rele arus lebih sisi primer transformator 3 dengan rele penyulang PAM, Srikana, Lotus, Bratang Kalisumo, dan Bengkel. Hal ini disebabkan karena setting waktu instan antara rele arus lebih sisi primer dan rele arus lebih masingHalaman 5 dari 6
masing penyulang adalah sama sehingga dilakukan resetting pada penyulang dan incoming transformator 3. Dengan mengacu pada besarnya arus hubung singkat maksimum dan minimum, setting arus untuk rele arus lebih sisi primer lebih besar dari pada arus hubung singkat maksimum pada sisi sekunder transformator. Setting kelambatan waktu 0.4 detik, untuk sisi sekunder transformator 0.7 detik dan sisi primer transformator waktu instan 0.1 detik. Apabila terjadi gangguan hubung singkat pada penyulang, maka sisi sekunder transformator sebagai backup dengan selisih kelambatan waktu 0.3 detik. Koordinasi setting pengaman rele arus lebih yang dilakukan mengacu pada kapasitas daya pada beban, arus hubung singkat minimum dan maksimum. Selain itu juga memberikan waktu tunda (∆t) dalam koordinasinya sesuai dengan urutan grading waktu.
2.
3.
4.
[9]. [10]. [11]. [12]. [13].
[14].
RIWAYAT HIDUP Eka Setya Laksana dilahirkan di kota Lumajang, 2 April 1986. Penulis adalah putra pertama dari dua bersaudara pasangan Drs. P. Agus Susanto dan Estiningtyas, S.Pd.
DAFTAR PUSTAKA [1]. [2].
[3].
[4].
[5]. [6].
[7]. [8].
R. Wahyudi, Diktat Kuliah Sistem Pengaman Tenaga Listrik SEG, MR13 Digital Multifunctional Relay for Overcurrent Protection SPLN 52-3 , Pola Pengaman Sistem Bagian Tiga, Sistem Distribusi 6 kV dan 20 kV, 1983 SPLN 59, Keandalan Pada Sistem Distribusi 20 kV dan 6 kV, 1985 Sunil. S. Rao, Switch Gear and Protection, Khanna Publishes, 1980. Unit Jasa Pendidikan Dan Pelatihan, Penyaluran Tenaga Listrik, hal 3-6, 2007
Penulis memulai jenjang pendidikannya di TK Muslimat NU Klanting, Sukodono dan SDN Citrodiwangsan 02 Lumajang hingga lulus tahun 1998. Setelah itu penulis melanjutkan studinya di SLTP Negeri 1 Sukodono. Tahun 2001, penulis diterima sebagai murid SMA Negeri 1 Lumajang hingga lulus tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis masuk ke Jurusan D3 Teknik Elektro Universitas Negeri Malang lewat jalur PMDK hingga lulus tahun 2007, kemudian penulis melanjutkan studi Program Sarjana di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya lewat program Lintas Jalur dengan NRP. 2207100639 dan mengambil bidang studi Teknik Sistem Tenaga.
A. Arismunandar, Teknik Tenaga Listrik Jilid II Saluran Transmisi, hal 1, 1993 A. Arismunandar, Teknik Tenaga Listrik Jilid III Gardu Induk, hal 58, 1997 American National Standards Institute, IEEE Recommended Practice for Protection and Coordination of Industrial and Commercial Power System, IEEE Std 242-1986 Djiteng Marsudi, Operasi Sistem Tenaga Listrik, hal 330-332, 2006 Djiteng Marsudi, Pembangkit Energi Listrik, hal 46, 2005 GEC Alsthom, Protective Relays Application Guide, Stafford, England, 1987 P. M. Anderson, Power System Protection, New York : McGraw-Hill, 1999. PT. PLN (PERSERO) P3B SEKTOR SURABAYA, Training Relay Proteksi Transformator
Tabel Tabulasi Resetting Rele Incoming, Outgoing Transformator 3, dan Penyulang Rele
Type
Existing
CT Ratio Curve
GEC PAM ALSTOM 400/5 (MCGG-62) GEC Gebang Lor ALSTOM 400/5 (MCGG-62) GEC Srikana ALSTOM 400/5 (MCGG-62) GEC Lotus ALSTOM 400/5 (MCGG-62) GEC Bratang 400/5 ALSTOM Kalisumo (MCGG-62) GEC Semolo ALSTOM 400/5 (MCGG-62) GEC Bengkel ALSTOM 400/5 (MCGG-62) GEC Kalidami ALSTOM 400/5 (MCGG-62) Sekunder SEG (MR132000/5 Trafo GI 15E5D) GEC Proceeding Primer Trafo Seminar Tugas Akhir ALSTOM 400/5 GI (MCGG-62)
Tap
Time Dial
Resetting Inst
Delay
Curve
Tap
Time Dial
Inst
Delay
0.4
0.262
20
0.4
SI
0.3
0.3
9
0.12
Standart Inverse
SI
0.3
0.3
9
0.12
Standart Inverse
0.2
0.286
20
0.4
SI
0.3
0.3
9
0.12
Standart Inverse
0.12
0.343
20
0.4
SI
0.3
0.3
9
0.12
Standart Inverse
0.24
0.286
20
0.4
SI
0.3
0.3
9
0.12
Standart Inverse
0.12
0.343
20
0.4
SI
0.3
0.3
9
0.12
Standart Inverse
0.17
0.314
20
0.4
SI
0.3
0.3
9
0.12
Standart Inverse
0.2
0.314
20
0.4
SI
0.3
0.3
9
0.12
Standart Inverse
0.1
0.314
20
0.4
NI
1
0.18
4
0.4
Normal Inverse
1
0.2
4
0.7
9
0.121
Standart Inverse
0.8
0.2
Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS 0.325 0.3 SI
Halaman 6 dari 6 6 0.1