RANCANG BANGUN JEJARING SENSOR BERBASIS MODUL RCM4510W PADA SISTEM AKUISISI DATA CUACA
RANCANG BANGUN JEJARING SENSOR BERBASIS MODUL RCM4510W PADA SISTEM AKUISISI DATA CUACA Hendhi Hermawan#1, Ali Husen Alasiry #2, Bambang Sumantri #3, Paulus Susetya W #4 #
Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kampus PENS Sukolilo, Surabaya 1
[email protected] 2
[email protected] 3
[email protected] 4
[email protected]
Abstrak— Informasi tentang kondisi cuaca dari beberapa titik tempat yang telah terkumpul dapat digunakan untuk ramalan cuaca harian maupun prediksi tentang kondisi cuaca untuk beberapa hari mendatang. Pada proses pemantauan cuaca secara konvensional, data dari beberapa titik pemantauan tidak dapat diperoleh secara cepat karena data tidak dapat diakses secara bersamaan. Komunikasi serial melalui modul wireless RF digunakan sebagai media komunikasi data antar node sensor yang dilengkapi dengan beberapa sensor. Sensor HSM-20G mampu membaca parameter cuaca berupa temperatur dan kelembaban relative udara dengan persentase error sebesar 6%7% jika dibandingkan dengan Sensirion SHT-11, sedangkan sensor MQ-135 hanya mampu mendeteksi perubahan konsentrasi gas CO2 yang terkandung dalam udara. Komunikasi data secara single hop dan multi hop diaplikasikan untuk proses pengiriman data antar node sensor maupun gateway. Proses komunikasi data yang memanfaatkan frame data API (Application Programming Interface) untuk akses modul wireless RF X-Bee ZB menghasilkan persentase keberhasilan 100% untuk pihak gateway. Mode komunikasi multi hop menghasilkan delay komunikasi sebesar 1-2 detik per hop pada jarak maksimal antar node sensor sejauh 35 meter. GUI (Graphical User Interface) pada komputer yang terhubung dengan gateway menyediakan fasilitas untuk akses ke node sensor dalam jaringan, penyimpanan log data sensor ke dalam database, dan visualisasi data sensor secara grafis dan numerik untuk node sensor tertentu. Kata kunci: cuaca, wireless RF, single hop, multi hop, GUI, node sensor, gateway.
I. PENDAHULUAN Pemantauan kondisi cuaca pada lingkungan sekitar saat ini dirasakan cukup penting. Informasi tentang kondisi cuaca dari beberapa titik tempat yang telah terkumpul dapat digunakan untuk ramalan cuaca harian maupun prediksi tentang kondisi cuaca untuk beberapa hari mendatang. Informasi tentang kondisi cuaca banyak digunakan untuk keperluan di beberapa bidang seperti biro perjalanan, penerbangan maupun industri yang berbasis agrobisnis.
1
Proses pemantauan cuaca yang konvensional menggunakan beberapa perangkat sensor yang terpasang pada suatu modul dan terpasang pada suatu tempat. Proses pengumpulan dari beberapa tempat dilakukan secara manual dengan datang langsung ke tempat pengambilan data. Metode konvensional ini menyebabkan kesulitan untuk menempatkan beberapa perangkat sensor yang sulit dijangkau. Sebuah stasiun pemantau kondisi cuaca yang sederhana dan mampu mengambil data-data beberapa parameter kondisi cuaca dapat dimanfaatkan untuk mengetahui kondisi cuaca lokal pada suatu titik tempat. Proses pengiriman data antara stasiun pemantau kondisi cuaca dapat dilakukan dengan memanfaatkan media komunikasi nirkabel (wireless). Data-data cuaca yang diperoleh dikumpulkan pada suatu tempat untuk selanjutnya diolah dan ditampilkan sehingga dapat dilihat statistika dari beberapa parameter cuaca pada beberapa tempat. Pada tugas akhir ini dikembangkan sistem akuisisi data cuaca yang digunakan untuk melakukan pengambilan data beberapa parameter cuaca seperti temperatur udara, kelembaban udara maupun kualitas udara (CO2). Data-data yang telah diperoleh akan dikirimkan ke gateway untuk selanjutnya ditampilkan pada komputer. Sistem akuisisi data pada aplikasi ini berbasis jejaring sensor yang menggunakan media wireless RF untuk proses komunikasi data. Data-data yang telah diambil pada beberapa tempat dikirimkan menggunakan media wireless RF. Komunikasi singlehop & multihop diaplikasikan pada sistem ini untuk mengantisipasi keterbatasan jarak jangkauan modul wireless RF yang digunakan sehingga dapat memanfaatkan titik terdekat untuk pengiriman data ke gateway. Selanjutnya data-data cuaca yang telah terkumpul ditampilkan pada layar komputer dalam bentuk data angka dan grafis.
II. TEORI PENUNJANG Teori penunjang yang digunakan dalam penyelesaian sistem akuisisi data cuaca ini meliputi Jaringan Sensor Nirkabel (JSN), modul RCM4510w, modul wireless RF X-Bee ZB, protokol komunikasi data dan Visual Basic & database. A. Jaringan Sensor Nirkabel Jaringan sensor nirkabel atau sering disingkat WSN (Wireless Sensor Network) merupakan kumpulan beberapa sistem autonomous (biasa disebut node) dan dilengkapi perangkat komunikasi wireless yang saling bekerja sama untuk menyelesaikan suatu aplikasi tertentu
tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras. Hal – hal yang perlu diperhatikan mengenai protokol adalah : 1. Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya komputer atau mesin lainnya. 2. Melakukan metode "jabat-tangan" (handshaking). 3. Negosiasi berbagai macam karakteristik hubungan. 4. Prosedur untuk mengawali dan mengakhiri suatu pesan. 5. Format pesan yang digunakan. 6. Hal yang harus dilakukan saat terjadi kerusakan pesan atau pesan yang tidak sempurna. 7. Mendeteksi rugi-rugi pada hubungan jaringan dan langkahlangkah yang dilakukan selanjutnya 8. Mengakhiri suatu koneksi.
[1]. Secara sederhana dapat diuraikan bahwa jaringan sensor nirkabel merupakan kumpulan node-node sensor yang dilengkapi perangkat komunikasi wireless dan saling bekerja sama membentuk suatu jaringan. Perangkat komunikasi wireless yang digunakan dapat memanfaatkan media RF (Radio Frequency), cahaya, maupun suara. Blok diagram sederhana dari sebuah node terdapat pada Gambar 2.1
Pada pembuatan protokol ada tiga hal yang harus dipertimbangkan, yaitu efektivitas, kehandalan, dan fleksibilitas. Pada suatu komunikasi data, informasi yang dikirimkan/diterima terletak antara header (penanda awal protokol) dan end delimiter (penanda akhir data).
D. Modul Wireless RF X-Bee ZB [6]
Gambar 2.1 Blok digram sederhana sebuah node [1].
X-Bee ZB merupakan modul wireless RF yang beroperasi pada frekuensi 2.4 GHz dan dilengkapi dengan antarmuka UART TTL.Modul X-Bee ZB juga dilengkapi dengan port I/O yang dapat dikonfigurasikan sebagai I/O digital atau I/O analog. Modul X-Bee ZB menyediakan 4 kanal I/O yang dapat dikonfigurasikan sebagai analog input maupun digital I/O. Pada mode analog input, kanal internal ADC memiliki resolusi 10-bit dengan tegangan referensi internal sebesar 1,2 VDC (single ended). Modul X-Bee ZB mendukung 2 jenis protokol antarmuka serial yaitu transparent mode dan API (Application Programming Interface) mode. Pada transparent mode, terdapat 2 jenis kondisi yaitu command dan data. Pada mode data, modul X-Bee dapat dianalogikan sebagai penggganti kabel dalam komunikasi serial. Mode command digunakan untuk melakukan konfigurasi pada modul X-Bee ZB melalui AT Command. Pada API mode, seluruh data yang keluar/masuk dari/ke X-Bee ZB terdiri dari paket data yang berisi informasi atau operasi yang sedang terjadi di dalam modul. API mode menyediakan fasilitas untuk memudahkan host untuk mengkonfigurasi modul tanpa harus meninggalkan data mode ataupun memudahkan proses routing data. Pada API mode tidak ada perbedaan langsung antara command mode & data mode seperti pada transparent mode. Semua data maupun operasi baik data maupun command mode hanya dibedakan oleh frame API Identifier. API mode sesuai jika digunakan untuk beberapa aplikasi yang membutuhkan: 1. Pengiriman data ke banyak tujuan (multiple destinations). 2. Informasi status pengiriman data (success/failure). 3. Identifikasi alamat pengirim data yang diterima oleh modul.
Saat ini WSN sudah banyak diaplikasikan pada berbagai bidang seperti proses industri untuk monitoring dan kontrol, machine health monitoring, environment & habitat monitoring, home automation, maupun traffic control [2].
B. RCM4510w RCM4510W merupakan salah satu generasi modul RabbitCore yang dilengkapi dengan fungsi ZigBee/802.15.4 pada mikroprosesor Rabbit4000. Penambahan fitur ZigBee/802.15.4 memungkinkan user untuk mengembangkan aplikasi sistem kontrol embedded yang lowcost, low-power, dan berbasis kendali & komunikasi via embedded wireless [3].
Gambar 2.2 Modul RCM4510w RCM4510w beroperasi pada frekuensi clock sebesar 29,49 MHz. RCM4510w dilengkapi dengan flash memory sebesar 512K dan SRAM sebesar 512K. Proses pengisian program dapat dilakukan melalui serial port A yang memiliki fungsi ganda sebagai programming port dan asynchronous serial port. Proses pengembangan program untuk RCM4510w menggunakan Integrated Development System (IDS) Dynamic C 10.6 yang terintegrasi dengan fungsi editing, compiling, linking, loading, dan debugging. Dynamic C dilengkapi kemampuan untuk menyimpan program aplikasi pada static RAM saat prototyping sebelum akhirnya disimpan pada flash memory [4].
E. Visual Basic 6.0 & Database [7][8] Visual Basic merupakan suatu developement tools untuk membangun aplikasi dalam lingkungan Windows. Visual Basic menggunakan pendekatan Visual untuk merancang user interface dalam bentuk form, sedangkan untuk coding-nya menggunakan dialek bahasa Basic. Pada pemrograman Visual, pengembangan aplikasi dimulai dengan pembentukkan user interface, kemudian mengatur properti dari objek-objek yang digunakan dalam user interface, dan baru dilakukan penulisan kode program untuk menangani kejadian-kejadian (event). Visual Basic menyediakan komponen MSCOMM32.OCX yang dapat digunakan untuk mengakses data dari/ke port serial komputer. Suatu database sederhana dapat dibangun melalui bantuan Microsoft Access dengan
C. Protokol [5] Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih perangkat. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Pada
2
mudah dan cepat. Proses manipulasi data dalam database dapat dilakukan melalui query. Query merupakan permintaan data dengan syarat atau kondisi tertentu misalnya menampilan data suatu tabel dalam database. Query dapat digunakan untuk melakukan data processing seperti penambahan data, penghapusan data, perhitungan nilai tertentu dan masih banyak fungsi lainnya. Setelah dilakukan proses query, data hasil query dapat ditampilkan ke sebuah form aplikasi menggunakan komponen Microsof Datagrid Control. Visual Basic dapat terkoneksi dengan database pada Microsoft Access dengan menambahkan beberapa elemen seperti Microsoft ADO Data Control 6.0, Microsoft DataGrid ,maupun Microsoft DataList.
III. PERENCANAAN SISTEM Pada perencanaan sistem ini, terdiri dari diagram blok node sensor & gateway, perencanaan rangkaian sensor & pengkondisi sinyal, perencanaan sistem komunikasi, perencanaan program aplikasi (GUI) pada komputer, serta perencanaan software.
Gambar 3.3 Compartment sensor yang terhubung dengan kontroler node sensor.
A. Perencanaan sistem
B. Sistem Komunikasi
Secara umum sistem akuisisi data ini terdidri dari bagian umum berupa node sensor, gateway, dan server. Node sensor terdiri dari sistem sensor berbasis RCM4510w yang dilengkapi dengan sensor temperatur, kelembaban relative, dan sensor gas (CO2). Rangkaian pengkondisi sinyal disusun dari 2-stage Op-Amp yang dikonfigurasikan pada mode inverting dengan total pelemahan sebesar 4x. Rangkaian pengkondisi sinyal ini digunakan untuk menyesuaikan range tegangan output sensor dengan range tegangan input internal ADC X-Bee ZB pada RCM4510w.
Pada sistem komunikasi ini menggunakan mode komunikasi single hop dan dengan mode pengiriman data secara unicast maupun broadcast. Proses penentuan jenis komunikasi yang digunakan (singlehop atau multihop) ditentukan melalui pengecekan protokol data yang diterima olah sebuah node. Informasi alamat yang disertakan pada protokol data terdiri dari 3 bagian yaitu: • 64-bit alamat asal (source), menunjukkan alamat node yang melakukan request/mengirim data. • 64-bit alamat tujuan (destination), menunjukkan alamat node tujuan data yang dikirimkan. • 64-bit alamat pengirim (sender), menunjukkan alamat node terakhir yang meneruskan data.
C. Perencanaan Software Perencanaan software terdiri dari perencanaan protokol komunikasi data dan perencanaan program aplikasi pada komputer yang terhubung dengan database. Protokol komunikasi data antar node sensor menggunakan frame API X-Bee ZB. Susunan frame data API terdapat pada Gambar 3.4 sebagai berikut: Gambar 3.1 Diagram blok sistem sensor pada node sensor. Gateway berupa modul RCM4510w yang terhubung ke komputer melalui komunikasi serial RS-232. Program aplikasi pada komputer dikembangkan menggunakan IDE Visual Basic 6.0 yang terhubung ke database Microsoft Access sebagai sarana penyimpan log data sensor.
Gambar 3.4 Struktur frame data pada mode API Algoritma pembacaan nilai sensor pada modul RCM4510w dilakukan menggunakan frame API dengan jenis cmdID AT Command untuk membaca nilai ADC X-Bee ZB. Proses request dan respon digunakan dalam proses komunikasi data antar node sensor maupun node sensor dengan gateway. Proses request dan respon ini ditentukan oleh 2 parameter utama yaitu tujuan data yang ditunjukkan melalui 64-bit IEEE Address modul XBee ZB pada masing-masing node sensor dan Function ID dari masing-masing data. Algoritma proses respon dan request dalam komunikasi data terdapat pada Gambar 3.5 sebagai berikut:
Gambar 3.2 Digram blok gateway yang terhubung dengan server. Sistem sensor pada node sensor dikemas dalam sebuah compartment sensor (berbentuk tabung) dengan bahan PVC (plastic). Tampilan compartment sensor yang terhubung dengan kontroler node sensor tedapat pada Gambar 3.3 sebagai berikut:
3
IV. PENGUJIAN DAN ANALISA A. Pengujian Rangkaian Pengkondisi Sinyal (RPS) Graphic of input voltage vs output voltage in signal conditioning circuit 1600
1400
1200
VOUT (mV)
1000 VOUT (mV) 800
VOUT I (mV) VOUT II (mV)
600
VOUT III (mV) VOUT IV (mV)
400
200
0 0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
VIN (x100 mV)
Gambar 4.1 Hasil pengujian RPS dalam bentuk grafik. Pengujian dilakukan dengan menggunakan 4 sumber tegangan input eksternal dari LEADER Regulated DC Power Supply 7183D (18V/3A). Nilai tegangan input diatur mulai 0 mV hingga 5500 mV dengan step kenaikan tegangan sebesar 500 mV. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa rangkaian pengkondisi sinyal yang dirancang cukup mampu mengikuti perubahan tegangan input. Hal ini dibuktikan dengan nilai tegangan output yang dihasilkan oleh RPS hampir sama dan cukup linier terhadap nilai tegangan input hasil perhitungan dengan persentase error berkisar 4% - 5% maksimal.
Gambar 3.5 Flowchart pengecekan penerimaan data pada node sensor Program aplikasi pada komputer dikembangkan menggunakan IDE Visual Basic 6.0 dan database sederhana menggunakan Microsoft Access. Koneksi antara gateway dengan program pada komputer melalui port serial dengan bantuan komponen MSCOMM32.OCX. Program aplikasi menyediakan fasilitas untuk melakukan koneksi dengan port serial, pengiriman/penerimaan data via gateway, penyimpanan log data sensor ke database, dan visualisasi log data sensor untuk node tertentu dalam data numerik dan grafis. Tampilan form program aplikasi pada komputer terdapat pada Gambar 3.6 sebagai berikut:
B. Pengujian internal ADC modul X-Bee ZB ADC value of X-Bee ZB at various input voltage 1400
ADC value (decimal)
1200 1000 800
ADC
600
ADC0
400
ADC1
200
ADC2
0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
VIN (x100 mV)
Gambar 4.2 Grafik nilai hasil konversi internal ADC X-Bee ZB dengan tegangan input yang bervariasi. Pengujian dilakukan menggunakan 3 sumber tegangan eksternal yang berasal dari LEADER Regulated DC Power Supply 718-3D (18V/3A). Nilai tegangan input diatur bervariasi mulai dari 0 mV hingga 1200 mV dengan step kenaikan tegangan sebesar 100 mV. Selanjutnya nilai ADC dibaca secara wireless menggunakan GUI pada komputer yang terhubung dengan gateway. Nilai ADC dibaca melalui pengiriman paket data dengan command function 0x05 (Get ADC Data). Hasil pengujian menunjukkan bahwa internal ADC XBee ZB mampu mengkonversi nilai tegangan analog menjadi data
Gambar 3.6 Tampilan form pada program aplikasi komputer.
4
nilai numerik ADC dengan tegangan referensi internal sebesar 1200 mV.
Time for request/respon Time (s)
C. Pengujian rangkaian sensor Graphic of temperature 30 25
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
Average Time
T(degC)
20 15
T(HSM-20G)
10
T(SHT-11) T(Digital T&H)
5 0 1
3
5
7
9
Command Function
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 n sample
Gambar 4.6 Grafik nilai waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk proses request hingga memperloeh respon.
Gambar 4.3 Grafik nilai temperatur untuk berbagai sensor.
Respon perintah Server Info dan Node Discovery memerlukan waktu yang cukup lama dikarenakan modul RCM4510w harus melakukan proses node discovery untuk melakukan pengecekan modul RCM4510w yang berada di sekitarnya (terdekat/masih dalam jangkauan). Pada pengujian ini request data yang dikirimkan melalui GUI mendapatkan respon yang valid dari gateway dengan persentase keberhasilan 100%.
H (%RH)
Graphic of Humidity 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
H(HSM-20G) H(SHT-11)
E. Pengujian komunikasi data gateway-node sensor secara unicast
H (Digital T&H)
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Data validation ata various command function
n sample
n sample
Gambar 4.4 Grafik nilai humidity untuk berbagai sensor.
D. Pengujian komunikasi data antara server-gateway
12 10 8 6 4 2 0
Valid Data Invalid Data
Data validation at various command function Command function
12
8
Gambar 4.7 Grafik jumlah data valid untuk komunikasi
6
gateway-node sensor secara unicast.
4 Valid Data
2
Invalid Data
0
Time for request/respon n sample
n sample
10
Command Function
40 35 30 25 20 15 10 5 0
Average time
Gambar 4.5 Grafik jumlah data valid untuk komunikasi servergateway. Command function
Gambar 4.8 Grafik nilai waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk proses request hingga memperoleh respon. Pada pengujian ini, paket data dikirimkan ke node tujuan yang memiliki alamat yang spesifik yang berpedoman pada alamat IEEE (64-bit SH SL) X-Bee ZB tujuan. Hanya modul RCM4510w yang
5
memiliki X-Bee ZB dengan alamat IEEE bersesuaian yang akan mengirimkan respon terhadap request data dari gateway.
Data validation at various command function 12
F. Pengujian komunikasi data gateway-node sensor secara
10
n sample
broadcast (multinode) Pada pengujian ini paket data dikirimkan secara broadcast dengan parameter alamat broadcast 0x000000000000FFFF ke semua X-Bee ZB pada PAN (Personal Area Network) yang sama dengan gateway. Paket data diterima oleh modul RCm4510w dalam 1 PAN ID akan direspon sesuai dengan request data yang dikirimkan. Pada pengujian ini digunakan terdeteksi ada 2 modul RCM4510w yang aktif dengan alamat IEEE 00-13-A2-00-40-0A-3C-79 dan 00-13-A200-40-48-69-E3.
4 Valid Data Invalid Data
0
Command Function
Gambar 4.11 Grafik jumlah data valid untuk komunikasi secara multihop dengan fixed route yang diterima oleh Digi X-Bee. Perbandingan Rata-rata Estimasi Waktu untuk Komunikasi Data
Valid data N1 Rata-rata Estimasi Waktu (detik)
n sample
6
2
Data validation at various command function 12 10 8 6 4 2 0
8
Invalid data N1 Valid data N2 Invalid data N2
Command function
45 40 35 30 25 20 15
Single Hop
10
Multi Hop 1 Hop (Model 1)
5 0
Multi Hop 1 Hop (Model 2) Multi Hop 2 Hop
Gambar 4.9 Grafik jumlah data valid untuk komunikasi gatewaynode sensor secara broadcast. Command Function
n sample
Time for request/respon 6 5 4 3 2 1 0
Gambar 4.12. Grafik perbandingan rata-rata estimasi waktu untuk komunikasi data Grafik pada Gambar 4.12 menunjukkan perbandingan waktu yang diperlukan oleh suatu node asal (source) untuk mendapatkan respon dari node tujuan (destination) dengan request paket data yang diinginkan menggunakan mode komunikasi single hop dan multi hop (dengan beberapa alternative jalur). Mode komunikasi multi hop menghasilkan delay komunikasi sekitar 1-2 detik per hop pada jarak maksimal antar node sejauh 35 meter.
Average time N1 Average time N2
Command function
Gambar 4.10 Grafik nilai waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk proses request hingga memperoleh respon.
H. Pengujian program aplikasi (GUI) pada komputer
G. Pengujian protocol komunikasi data secara multihop dengan fixed route. Pada pengujian ini dilakukan pengiriman data ke node tujuan (Digi X-Bee) melalui 2 kali pengujian. Pengujian pertama dilakukan dengan alternatif 2 jalur pengiriman data, dimisalkan R1 dan E1. Gateway yang ingin mengirimkan data ke Digi X-Bee dengan parameter alamat IEEE. Selanjutnya gateway akan melakukan pengecekan rute pengirimn data sesuai dengan tabel routing yang telah didefinisikan sebelumnya. Pengujian kedua dilakukan dengan asumsi jarak maksimal komunikasi antar X-Bee ZB, jadi hanya ada 1 kemungkinan pengiriman data saja. Data yang diterima oleh Digi XBee diamati pada software X-CTU pada komputer yang terhubung dengan Digi X-Bee. Hasil pengujian menunjukkan bahwa frame data yang dikirimkan oleh gateway dapat diterima dengan baik (valid) untuk 10 kali sample pengiriman data dengan command function yang berbeda.
Gambar 4.13 Hasil query database yang menampilkan semua isi field pada tabel tbl_log_data
6
sederhana ( nilai rata-rata, maksimum dan minimum data sensor) untuk node sensor tertentu.
Pada pengujian ini node sensor yang dilengkapi dengan rangkaian sensor akan mengirimkan data sensor ke gateway dengan interval pengiriman data sekitar 2 detik. Selanjutnya data sensor tersebut akan dikirimkan oleh gateway ke komputer untuk di-parsing sesuai dengan jenis command function-nya. Selanjutnya data sensor tersebut akan dimasukkan ke database db_wsn.mdb disertai informasi alamat IEEE pengirim data dan waktu penerimaan data. Pada form View Database Content akan ditampilkan seluruh isi field pada tabel tbl_log_data. Pada form View Graphic Statistic akan ditampilkan visualisasi data sensor untuk node sensor tertentu dalam bentuk bar graphic dan data numerik. Parameter dari tampilan data adalah alamat IEEE node sensor atau nama alias node sensor. Selain itu juga ditampilakan nilai maksimal, rata-rata, dan minimal mengenai nilai parameter data sensor untuk node sensor tertentu. Tampilan visualisasi secara grafis dan data numerik untuk node sensor tertentu terdapat pada Gambar 4.14.
DAFTAR PUSTAKA [1] Gajaweera,Nuwan. Wireless Sensor Network. Univeristy of Moratuwa Sri Lanka. 2010 [2] Wikipedia. Wireless Sensor Network: Applications. 2010. Diakses 19 Desember 2010, dari Wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/Wireless_sensor_network [3] Digi. RabbitCore RCM4510w Series. 2010. Diakses 10 Juli 2010 dari Digi International Inc website. http://www.digi.com/pdf/ds_rcm4510w.pdf [4]. Digi. Dynamic C User Manual for Rabbit4000/5000. Diakses 10 Juli 2010 dari Digi international Inc website http://www.rabbit.com/documentation/docs/manuals/DC/DCUs erManual10/DCPUM.pdf [5] C. Siva Ram Murthy, B. S. Manoj. Ad Hoc Wireless Networks :Architectures and Protocols. Pearson Education Inc, Prentice HallPTR. 2004. [6] Digi. X-Bee/X-Bee Pro ZB datasheet. 2010. Diakses 10 Juli 2010 dari Digi international Inc website. ftp://ftp1.digi.com/support/.../90000976_C.pdf [7] Halvorson, M. (2002) “Microsoft Visual Basic 6.0 Step by Step”, Elex Media Komputindo Jakarta. [8] Yuswanto (2003). Pemrograman Dasar Microsoft visual Basic 6.0. Prestasi Pustaka Publisher Surabaya.
Gambar 4.14 Hasil visualisasi data secara grafis dan data numerik pada form View Graphic Statistic.
V. KESIMPULAN Kesimpulan dari keseluruhan pembuatan, pengujian dan analisa sistem akuisisi data ini adalah sebagai berikut : • Sistem sensor yang dirancang mampu mendeteksi perubahan parameter temperatur udara, kelembaban relative udara dengan persentase error pembacaan 6%7 % jika dibandingkan dengan Sensirion SHT-11. • Sistem sensor untuk pengukuran gas CO2 mampu mendeteksi perubahan konsentrasi gas CO2 pada udara namun belum mampu menunjukkan nilai konsentrasi gas CO2 pada udara secara akurat. • Penggunaan protokol API (Application Programming Interface) memberikan kemudahan untuk pengiriman data baik secara unicast maupun broadcast tanpa harus mengubah alamat modul pengirim data. • Penerapan metode Fixed Route untuk komunikasi data mampu mengirimkan data dengan tingkat keberhasilan 100% dan delay komunikasi data antara 1-2 detik per hop dengan jarak komunikasi maksimal antar node sekitar 35 meter. • GUI pada komputer (server) mampu memvisualisasikan data sensor baik secara bar graphic maupun data numerik untuk 10 data terbaru untuk node sensor tertentu serta mampu menyediakan statistika data
7