ANALISIS KOMPARASI KINERJA REKSADANA SAHAM DAN PENDAPATAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE DAN TREYNOR PADA BURSA EFEK INDONESIA Disusun Oleh : Richo Adis Saputra Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Brawijaya
[email protected]
Dosen Pembimbing : Dr. Kusuma Ratnawati, SE., MM.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja reksadana saham dengan reksadana pendapatan tetap. Metode pengukuran kinerja reksadana yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sharpe dan metode treynor. Dalam penelitian ini permasalahan yang disampaikan adalah apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja reksadana pendapatan tetap berdasarkan metode sharpe dan treynor. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap non-syariah yang telah listing selama periode 2012 sampai dengan 2015. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 132 reksadana yang terdiri dari 59 reksadana saham dan 73 reksadana pendapatan tetap. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Mann-Whitney, karena data menunjukan tidak berdistribusi normal. Data yang digunakan adalah data yang bersifat sekunder yang diperoleh laporan publikasi di Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia, dan Kontan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap berdasarkan metode sharpe dan metode treynor. Hal ini dibuktikan melalui uji analisis Mann-Whitney dimana diperoleh P Value < 0.05. Berdasarkan rata – rata, kinerja reksadana saham berada diatas kinerja reksadana pendapatan tetap. Implikasi dari penelitian ini adalah sebaiknya investor memilih reksadana yang memiliki nilai sharpe dan treynor yang positif baik pada reksadana saham maupun reksadana pendapatan tetap. Manajer investasi sebaiknya perlu menentukan alokasi aset terbaik sehingga reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap menghasilkan kinerja yang baik. Kata Kunci : Reksadana Saham, Reksadana Pendapatan Tetap, Metode Sharpe, Metode Treynor
1
COMPARATIVE ANALYSIS ON THE PERFORMANCE OF EQUITY FUND AND FIXED INCOME FUND BY USING SHARPE AND TREYNOR’S METHOD IN INDONESIA STOCK EXCHANGE By : Richo Adis Saputra Faculty Of Economic and Business, University Of Brawijaya
[email protected]
Advisor : Dr. Kusuma Ratnawati, SE., MM.
ABSTRACT The objective of this research is to compare the performance of equity fund and fixed income fund. The methods which is used to measure performance of mutual fund is Sharpe and Treynor’s method. The problem of this research is whether there is significant difference between the performance of equity fund and fixed income fund as based on Sharpe and Treynor’s method. Population of this research consists of all equity fund and fixed income fund for non syariah companies that have listed in Indonesia Stock Exchange during 2012 to 2015 years. Sampling technique in this study uses purposive sampling which involves 132 mutual funds consisting of 59 equity fund and 73 fixed income fund. The analysis used in this research is Mann-Whitney test as the data do not demonstrate normal distribution. The data of this research uses secondary data obtained through public report in Indonesia Financial Services Authority, Indonesia Stock Exchange, and Kontan. The result of this research shows that there is significant difference between the performance of equity fund and fixed income fund based on Sharpe and Treynor’s method. This is justified by Mann-whitney test as the P Value < 0.05. This research indicates that the performance of equity fund is greater than fixed income fund. The implication of this research recommends that investors should choose mutual fund that the Sharpe and Treynor result has positive value either for equity fund or fixed income fund. Further, investment managers should have to determine the best asset allocation so that equity fund and fixed income fund can achieve good performance. Keyword : Equity Fund, Fixed Income Fund, Sharpe Method, Treynor Method
2
PENDAHULUAN
pada sebuah portofolio investasi. Diversifikasi
Latar Belakang
portofolio dapat diartikan sebagai penyebaran
Pada masa globalisasi perkembangan
risiko
pada
portofolio
dengan
cara
dunia investasi sangat pesat, tidak terkecuali di
menanamkan dana investasi pada berbagai
Indonesia. Banyak Masyarakat yang tertarik
macam instrument investasi.
berinvestasi di bursa efek untuk menanamkan
Diversifikasi portofolio bagi sebagian
uangnya dengan harapan mendapatkan return
investor menjadi sebuah kesulitan karena
yang tinggi. Hal ini membuktikan bahwa
investor dituntut untuk memiliki keahlian
berkembangnya
keuangan
untuk menganalisis dan mengamati kinerja
diiringi dengan banyaknya para pengelola dana
pasar secara terus - menerus yang menyita
investasi dengan menciptakan produk – produk
banyak waktu. Kesulitan yang dialami investor
investasi untuk ditawarkan kepada masyarakat.
dalam berinvestasi melahirkan lembaga –
Menurut Bodie, et al (Terjemahan, 2014 : 1)
lembaga keuangan penghimpun dana yang
Investasi adalah komitmen saati ni atas uang
memberikan
atau sumber daya lain dengan harapan untuk
untuk berinvestasi, salah satunya reksadana
mendapatkan keuntungan di masa depan.
(mutual fund). Rekasadana dapat diartikan
Dalam melakukan sebuah investasi terdapat 2
sebagai wadah yang dipergunakan untuk
alternatif yaitu dengan berinvestasi pada rill
menghimpun dan dari masyarakat investor
asset dan financial asset.
untuk
dunia
investasi
Pada saat ini, berinvestasi di pasar modal
kemudahan
selanjutnya
bagi
masyarakat
diinvestasikan
dalam
portofolio efek oleh manajer investasi (fund
menjadi trend masyarakat untuk berinvestasi.
manager)
Pasar modal merupakan penghubung antara
2012:166).
(Darmadji
dan
Fakhruddin,
pihak – pihak yang memerlukan modal dengan
Reksadana berdasarkan alokasi asetnya
investor. Investasi pada pasar modal dapat
terbagi menjadi empat jenis, yaitu reksadana
memberikan keuntungan bagi investor berupa
saham, reksadana pendapatan tetap, reksadana
capital gain dan dividen.
pasar uang, dan reksadana campuran. Kinerja
Seluruh jenis investasi yang dilakukan
dari masing - masing reksadana berbeda –
investor tidak terlepas dari risiko. Menurut
beda. Nilai Aktiva Bersih (NAB) dapat
teori keuangan semakin tinggi risiko pada
dijadikan sebagai acuan untuk menilai kinerja
suatu investasi maka semakin tinggi pula
reksadana. Menurut Darmadji dan Fakhruddin
tingkat
dan
(2012:177) “NAB merupakan alat ukur kinerja
sebaliknya. Terdapat cara untuk meminimalkan
reksadana. NAB merupakan jumlah aset
risiko dan mengoptimalkan suatu investasi
setelah dikurangi kewajiban – kewajiban yang
yaitu dengan cara mendiversifikasikan dana
ada”.
keuntungan
yang
diterima,
3
Informasi mengenai risiko merupakan menjadi
bahan
pertimbangan
TINJAUAN PUSTAKA
dalam
Investasi
membandingkan kinerja dari masing – masing
Menurut Bodie, et al., (2014:1) “ Investasi
jenis reksadana, karena pengukuran kinerja
adalah komitmen saat ini atas uang atau
reksadana berdasarkan tingkat return saja tidak
sumber daya lain dengan harapan untuk
cukup. Oleh karena itu pengukuran kinerja
mendapatkan keuntungan di masa depan.
reksadana harus melibatkan kedua faktor
Menurut Jogiyanto (2014:7) terdapat 2
tersebut yaitu tingkat return dan risikonya atau
tipe investasi keuangan, antara lain :
dapat disebut dengan risk-adjusted return.
1. Investasi Langsung
Menurut Jogiyanto (2014:708) terdapat
Investasi langsung dapat dilakukan dengan
beberapa model perhitungan risk adjusted
cara membeli langsung aktiva keuangan dari
return adalah reward to variability (Sharpe
perusahaan baik melalui perantara maupun
Measure),
dengan cara yang lain
reward
to
volatility
(Treynor
Measure), reward to market risk, reward to
2. Investasi Tidak Langsung
2
diversification, Jensen’s Alpha, M , dan rasio
Investasi
informasi (information ratio). Pada penelitian
investment) adalah pembelian saham dari
yang dilakukan hanya menggunakan 2 metode
perusahaan
yaitu metode sharpe dan metode treynor.
portofolio aktiva – aktiva keuangan dari
Menurut Paranita, et al., (2015) menyebutkan
perusahaan – perusahaan lain
tidak
langsung
investasi
yang
(portofolio
mempunyai
“terdapat dua metode pada risk adjusted return
Menurut Bodie, et al., (2015:2) Secara
yang sering digunakan untuk melakukan
umum dalam aktivitasnya, investasi terdapat
pengukuran kinerja portofolio dan berstandar
dua bentuk, yaitu :
internasonal yaitu metode sharpe dan metode
1. Investasi Nyata (Real Investment)
treynor”.
Investasi nyata (real investment) secara umum
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
merupakan aset yang berwujud.
perbandingan antara kinerja reksadana saham
2. Investasi Keuangan (Financial Investment)
dengan kinerja reksadana pendapatan dengan
Investasi keuangan (financial investment)
menggunakan metode sharpe dan metode
merupakan investasi yang berfokus pada
treynor dengan menganalisis tingkat return dan
keuangan berupa surat – surat berharga.
risiko, serta menentukan kinerja reksdana yang
Reksadana
terbaik.
Menurut UU No.8 tahun 1995 pasal 1 ayat 27 tentang Pasar Modal, “Reksadana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari pemodal untuk kelola 4
melalui investasi dalam portofolio efek oleh
diperdagangkan di pasar modal maupun pasar
manajer investasi”.
uang.
Manfaat Reksadana
2. Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:
Kolektif
166-167) manfaat investasi pada reksadana
Reksadana KIK merupakan reksadana yang
diantaranya :
berdasarkan pada kontrak antara Manajer
1. Investor dapat Melakukan Diversifikasi
Investasi
Investasi
dengan
Bank
Kustodian
yang
mengikat pemegang unit penyertaan.
Diversifikasi bertujuan untuk memperkecil
Menurut
Darmadji
dan
Fakhruddin
risiko. Melalui investasi reksadana akan
(2012:168) reksadana
terkumpul dana dalam jumlah besar yang
dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
nantinya akan memudahkan diversifikasi pada
1. Reksadana Berisfat Tertutup
berbagai macam instrumen seperti pada
Pada reksadana ini investor pemegang unit
deposito, saham dan obligasi.
penyertaannya
2. Mempermudah
Berinvestasi
di
Pasar
berdasarkan sifatnya
tidak
dapat
melakukan
penjualan kembali kepada Manajer Investasi.
Modal
2. Reksadana Bersifat Terbuka
Dalam hal ini investor akan mudah dalam
Pada reksadana ini pemegang unit penyertaan
menentukan saham-saham yang baik, karena
dapat melakukan penjualan kembali kapan pun
investasi reksadana diurus oleh manajer
kepada Manajer Investasi.
investasi yang kompeten.
Menurut
Darmadji
dan
Fakhruddin
3. Efisiensi Waktu
(2012:170) berdasarkan tujuan investasinya
Keseluruhan proses akan diurus oleh manajer
reksadana
investasi, sehingga investor tidak direpotkan
diantaranya :
oleh berbagai macam proses dalam investasi.
1. Growth Fund
Jenis – Jenis Reksadana
Growth fund merupakan jenis reksadana yang
Menurut pasal 18 Undang-undang No. 8
mengejar
terbagi
menjadi
pertumbuhan
nilai
3
kategori,
dana
yang
tahun 1995 ditinjau dari segi bentuknya,
alokasinya berupa saham.
reksadana dapat dibedakan menjadi:
2. Income Fund
1. Reksadana Perseroan
Income fund merupakan jenis reksadana yang
Perusahaan penerbit reksadana menghimpun
lebih mengutamakan pada tingkat pendapatan
dana dengan menjual saham, dan selanjutnya
yang konstan yang dananya dialokasikan
dana
berupa utang atau obligasi.
dari
hasil
penjualan
tersebut
diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang
5
3. Safety Fund
besar unit penyertaan yang dimiliki investor
Safety fund adalah jenis reksadana yang tujuan
kepada Manajer investasi secara bersamaan.
investasi mengutamakan keamanan
3. Risiko Politik Ekonomi
Berdasarkan
peraturan
BAPEPAM
Kinerja perusahaan dapat dipengaruhi oleh
ditinjau dari portofolionya jenis reksadana di
perubahan kebijakan pemerintah di bidang
Indonesia
politik dan ekonomi. Perubahan kebijakan
terbagi
menjadi
4
macam
diantaranya:
akan mempengaruhi harga efek yang termasuk
1. Reksadana Pasar Uang
dalam reksadana.
Reksadana pasar uang adalah reksadana yang
4. Aset Perusahaan tidak Dilindungi
melakukan investasi 100% pada pasar uang.
Sebagian besar aset perusahaan reksadana
2. Reksadana Pendapatan Tetap
adalah sekuritas yang terdiri dari hak dan
Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana
klaim hukum. Hak yang bersifat tidak
yang sekurang-kurangnya berinvestasi 80%
memiliki wujud, dapat dibuktikan oleh surat –
pada efek bersifat hutang.
surat berharga yang disimpan pada kustodian.
3. Reksadana saham
Perlindungan aset reksadana sangatlah penting
Reksadana yang melakukan investasi sekurang
dari
– kurangnya 80% dari asetnya dalam bentuk
penyalahgunaan.
efek bersifat ekuitas.
5. Nilai aset perusahaan tidak bisa ditetapkan
4. Reksadana Campuran Reksadana
campuran
risiko
pencurian,
kehilangan
dan
secara tepat sehingga NAB harian suatu dapat
melakukan
saham reksadana tidak bisa dihitung
investasi pada efek utang dan ekuitas.
akurat. 6. Manajemen Perusahaan Melibatkan Orang
Risiko Berinvestasi Pada Reksadana Menurut (Situmorang, 2010) risiko –
– Orang Tidak Jujur
risiko yang dapat timbul dalam berinvestasi
Kejujuran
reksadana antara lain :
penting.
1. Berkurangnya Unit Penyertaan
sebaiknya di informasikan kepada calon
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga
nasabah dengan secara terbuka.
dari efek
7. Perusahaan Reksadana dikelola menurut
yang merupakan bagian dari
merupakan Kebijakan
portofolio reksadana yang mengakibatkan
kepentingan
turunnya unit penyertaan.
tertentu/kelompok
2. Risiko Likuiditas
dari
salah
dan
satu
risiko
pemegang
faktor
investasi
saham
Return Reksadana
Risiko ini menyangkut penyedian uang tunai
Perhitungan return reksadana didasarkan
atas penjualan kembali (redemption) sebagian
pada Nilai Aktiva Bersih (NAB) per Unit
6
Penyertaan. Return reksadana dirumuskan
dihitung dengan membagi return lebih (excess
sebagai berikut (Jogiyanto, 2014 : 705) :
return) dengan variabilitas (variability) atau
RP =
NABt − NABt−1 NABt−1
standard deviasi return portofolio. Metode pengukuran Sharpe ini dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2014:709) :
Risiko Reksadana Menurut
Suad
Husnan
(2009:161)
2. Reward to Volatility (Treynor Measure)
terdapat 2 macam risiko :
Metode Treynor diasumsikan bahwa portofolio
1. Risiko Sistematis
telah terdiversifikasi dengan baik sehingga
Risiko sistematis adalah risiko yang berasal
risiko yang dianggap relevan adalah resiko
dari kondisi pasar atau makroekonomi. Risiko
yang sistematis (menggunakan beta). Sehingga
sistematis dilambangkan dengan koefisien beta
persamaan
(β). Menurut Bodie,et al., (2014:295) beta (β)
(Jogiyanto, 2014:713) :
diukur dengan menggunakan rumus : 𝛽𝑖 =
RVOL =
𝐶𝑜𝑣 𝑟𝑖 , 𝑟𝑀 2 𝜎𝑀
dari
metode
Treynor
adalah
𝑇𝑅𝑝 − 𝑅𝑅𝐹 β𝑃
3. Motode Jensen (Jensen’s Alpha)
2. Risiko Tidak Sistematis
Metode
Risiko tidak sistematis adalah risiko khusus
menunjukan perbedaan antara tingkat return
yang terdapat pada perusahaan, seperti risiko
actual yang diperoleh portofolio dengan tingkat
kebangkrutan. Risiko tidak sistematis dapat
return harapan apabila portofolio tersebut
disebut dengan risiko total (total risk) yang
berada pada garis modal. Persamaan untuk
dilambangkan dengan standard deviasi (σ).
Metode Jensen adalah (Jogiyanto, 2014:722) :
Menurut Bodie, et al., (2014:139) standard
Jensen
merupakan
metode
yang
𝛼𝑃 = 𝑇𝑅𝑝 − 𝑅𝐵𝑅 − 𝛽𝑃 𝑅𝑀 − 𝑅𝐵𝑅
deviasi dirumuskan sebagai berikut :
𝜎𝑝 =
1 𝑛−1
Kinerja Pasar
𝑛
𝑟 𝑠 −𝑟
Kinerja pasar dapat dijadikan sebagai
2
𝑠=1
tolak ukur dalam mengukur kinerja reksadana. Tolak ukur (benchmark) dapat dijadikan
Kinerja Reksadana Menurut Jogiyanto (2014:708) terdapat
pembanding untuk menentukan baik atau
beberapa model perhitungan kinerja reksadana berdasarkan
perhhitungan
return
tidaknya kinerja reksadana.
yang
Manajer investasi menggunakan IHSG
disesuaikan risikonya, yaitu :
yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia (BEI)
1. Reward to Variability (Sharpe Measure)
untuk dijadikan pembanding. Indeks Harga
Metode Sharpe atau Reward-to-Variability
Saham Gabungan (IHSG), dan dihitung dengan
Ratio
rumus (Jugiyanto, 2014) :
(RVAR)
merupakan
metode
yang 7
Rm =
IHSGt − IHSGt−1 IHSGt−1
Otoritas Jasa Keuangan, Situs Kontan, Bursa Efek Indonesia, dan Bank Indonesia.
Hipotesis
Populasi dan Sampel
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara
Populasi penlitian ini adalah seluruh
kinerja rekasadana saham dengan kinerja
reksadana saham dan reksadana pendaptan
kinerja reksadana pendapatan tetap pada Bursa
tetap konvensional yang aktif dan terdaftar
Efek Indonesia (BEI) berdasarkan metode
pada Bursa Efek Indonesia dan yang memiliki
sharpe.
izin dari Otoritas Jasa Keuangan dari Januari
H2 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara
2012 sampai dengan Desember 2015 yaitu
kinerja rekasadana saham dengan kinerja
berjumlah 80 reksadana saham dan 103
kinerja reksadana pendapatan tetap pada Bursa
reksadana pendapatan tetap.
Efek Indonesia (BEI) berdasarkan metode
Tidak semua reksadana menjadi sampel
treynor.
dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel
METODOLOGI PENELITIAN
yang digunakan adalah purrosive sampling
Jenis Penelitian
yaitu memilih sampel berdasarkan kriteria –
Jenis penelitian yang digunakan dalam
kriteria.
Berdasarkan
teknik
pengambilan
penelitian ini adalah penelitian komparatif.
sampel, diperoleh sebanyak 59 rekasadana
Menurut
Misbahuddin
Hasan
saham dan 63 reksadana pendapatan tetap yang
(2013:8)
“Penelitian
adalah
dijadikan sampel dalam penelitian ini.
penelitian
yang
dan
Iqbal
komparatif dilakukan
untuk
Metode Pengumpulan Data
membandingkan nilai satu variabel dengan
Penelitian
ini
menggunakan
data
variabel lainnya dalam waktu yang berbeda.
sekunder. Data diambil berdasarkan data time
Penelitian ini mengguanakan lebih dari satu
series yaitu data yang dikumpulkan dari waktu
sampel”.
ke waktu pada satu subjek. Data – data dalam penelitian ini diperoleh
Jenis dan Sumber Data Jenis
data
yang
digunakan
dalam
dari beberapa sumber yang merupakan data
penelitian ini adalah data sekunder. Menurut
bulanan periode tahun 2012 sampai dengan
Misbahudin dan Iqbal Hasan (2013:21) “Data
tahun 2015, yaitu :
Sekunder adalah data yang diperoleh atau
1. Daftar reksadana yang aktif yang diperoleh
dikumpulkan oleh orang yang melakukan
dari pusat informasi reksadana yang
penelitian dari sumber yang telah ada”.
tercantum pada Otoritas Jasa Keuangan.
Sumber data yang yang digunakan dalam
2. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana
penelitian ini adalah data yang bersumber dari
bulanan yang diperoleh dari situs Kontan yaitu www.kontan.com. 8
3. Nilai pasar bulanan sebagai benchmark
sebelumnya (t-1) 4. Menghitung rata – rata return pasar
yaitu IHSG diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
(IHSG).
4. Tingkat suku bunga bulanan Sertifikat
5. Mencari
Bank Indonesia (SBI) yang diperoleh dari situs
resmi
Bank
Indonesia
free
Sertifikat
Bank
Indonesia menggunakan rumus :
yaitu
𝑆𝐵𝐼 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
𝑅𝑅𝐹 =
www.bi.go.id.
Keterangan :
Metode Analisis Analisis
risk
data
dalam
penelitian
ini
: Return investasi bebas risiko
dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu :
: Jumlah suku
Analisis Return dan Kinerja Reksadana
bunga
SBI
periode t
1. Mencari return masing – masing reksdana
: Jumlah periode pengamatan
bulanan. Menghitung return reksadana
6. Menghitung total risiko (standard deviasi)
menggunakan rumus (Jogiyanto, 2014) : NABt − NABt−1 RP = NABt−1
–
masing
masing
mengguanakan
rumus
reksadana
(Bodie,
et
al,
2014:139) :
Keterangan : : Return Reksadana NAB
𝜎𝑝 =
: Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada penutupan setiap akhir bulan
pada
hari
: Rata – rata return reksadana return
pasar
(IHSG),
: Jumlah data return selama periode
menggunakan rumus (Jogiyanto, 2014) :
pengukuran
IHSGt − IHSGt−1 = IHSGt−1
7. Menghitung menggunakan
Keterangan :
risiko rumus
2014:295) :
: Return pasar 𝛽𝑖 =
pada penutupan setiap
akhir bulan −1 :
Reksadana
penutupan setiap akhir bulan (n)
reksadana.
: IHSG
2
𝑠=1
: Return
2. Menghitung rata- rata return dari setiap
Rm
𝑟 𝑠 −𝑟
: Standar Deviasi Reksadana
penutupan bulan lalu (t-1)
3. Menghitung
𝑛
Keterangan :
NABt−1 : Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada
Rm
1 𝑛−1
IHSG pada penutupan bulanan
9
𝐶𝑜𝑣 𝑟𝑖 , 𝑟𝑀 2 𝜎𝑀
pasar (Bodie,
(
beta) et
al.,
Keterangan :
tertentu : Rata – rata return investasi
: Nilai Beta reksadana p ,
bebas resiko pada periode t
: Kovarian reksadana p dengan
: Standar pasar 2
–
masing
−
masing
sharpe
portofolio Uji Hipotesis
menggunakan
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian
rumus
ini menggunakan independent sample t-test
(Jogiyanto Hartono, 2014) :
apabila data berdistribusi normal dan apabila
𝑇𝑅𝑝 − 𝑅𝑅𝐹 RVAR = σ𝑃
data tidak berdistribusi norma untuk menguji hipotesis menggunakan uji mann-whitney u
Keterangan : RVAR
test.
: Nilai Sharpe Ratio : Rata –
rata
portofolio
return
dalam
Uji Normalitas
total
Uji
periode
: Standar
deviasi
normalitas adalah Uji Kolomogorof-Smirnov.
return
Data
portofolio
dan
msaing
kinerja
apabila
nilai
benchmarknya
dengan
0.05. Uji Beda T-test Uji beda t-test merupakan uji untuk
menggunakan rumus (Jogiyanto Hartono,
menentukan apakah dua sampel yang tidak
2014) :
berkolerasi (independent) memiliki nilai rata –
𝑇𝑅𝑝 − 𝑅𝑅𝐹 RVOL = β𝑃
rata yang berbeda. Untuk membandingkan rata – rata kinerja reksadana saham dan reksadana
Keterangan : RVOL
normal
berdistribusi normal apabila nilai signifikansi <
portofolio –
berdistribusi
signifikansi > 0.05, sedangkan data tidak
: Return lebih (excess return)
reksadana
untuk
Alat statistik yang digunakan untuk uji
bebas resiko pada periode t
masing
digunakan
normal atau tidak (syofian Siregar, 2014:153).
: Rata – rata return investasi
9. Mencari
normalitas
mengetahui apakah populasi data berdistibusi
tertentu
−
: Return lebih (excess return)
kinerja
reksadana dan benchmark-nya dengan metode
return
portofolio
: Varians dari kinerja pasar
8. Mencari
deviasi
pendapatan tetap menggunakan uji independent
: Nilai Treynor Ratio : Rata – portofolio
rata
return
dalam
sample t-test apabila data berdistibusi normal.
total
periode 10
Tabel 4.8 Uji Normalitas Berdasarkan Metode Sharpe
Uji Mann-Whitney U Test Uji
mann-whitney
digunakan
pada
Item yang Diuji
analisis komparatif untuk menguji hipotesis
Asymp. Sig (2-tailed)
Treynor Rd. Saham Treynor Rd. P. Tetap
komparatif dua sampel yang independen untuk data ordinal (Misbahuddin dan Iqbal Hasan, 2013:194). Uji mann-whitney juga digunakan
Reksadana Keterangan
Berdistribusi Normal Tidak Berdistribusi Normal
0.544 0.000
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan uji Kolomogorov-Smirnov
apabila data tidak berdistribusi normal. HASIL PENELITIAN
pada tabel 4.8 menunjukan bahwa kinerja
Uji Normalitas
reksadana saham berdasarkan metode treynor
Uji
normalitas
uji
berdistribusi normal karena memiliki nilai P
tingkat
Value sebesar 0.544 > 0.05. Sedangkan hasil
menggunakan
Kolomogorof-Smirnov
dengan
signifikansi sebesar 5%. Berikut hasil uji
uji
normalitas
kinerja
reksadana
reksadana
pendapatan
reksadana
saham
tetap
dan
Rd. Rd.
P.
Asymp. Sig (2-tailed)
Berdasarkan
hasil
pada
pengujian
normalitas data menunjukan salah satu data
Berdistribusi Normal Tidak Berdistribusi Normal
0.433
berdasarkan
0.05.
Reksadana Keterangan
0.711
tetap
kinerja
karena memiliki nilai P Value sebesar 0.000 <
Tabel 4.7 Uji Normalitas Berdasarkan Metode Sharpe Sharpe Saham Sharpe Tetap
pendapatan
pada
metode treynor tidak berdistribusi normal
berdasarkan
metode sharpe dan treynor :
Item yang Diuji
Kolomogorov-Smirnov
tidak berdistribusi normal baik pada metode sharpe maupun treynor. Hal ini menunjukan bahwa pengujian hipotesis menggunakan uji
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan uji Kolomogorov-Smirnov
non
parametrik
yaitu
uji
mann-whitney.
pada tabel 4.7 menunjukan bahwa kinerja
Menurut Singgih Santoso (2010:2) “Hal ini
reksadana saham berdasarkan metode sharpe
disebabkan ada data dengan ciri tertentu tidak
berdistribusi normal karena memiliki nilai P
bisa
Value sebesar 0.711 > 0.05. Sedangkan hasil
penggunaan metode parametrik”. Asumsi yang
uji
dimaksud adalah data harus berdistribusi
Kolomogorov-Smirnov
reksadana
pendapatan
tetap
pada
kinerja
berdasarkan
memenuhi
asumsi
–
asumsi
pada
normal.
metode sharpe tidak berdistribusi normal
Hasil Uji Hipotesis
karena memiliki nilai P Value sebesar 0.043 <
Berikut hasil pengujian hipotesis 1 kinerja
0.05.
reksadana
saham
dan
pendapatan
tetap
berdasarkan metode sharpe yang menggunakan uji mann-whitney :
11
atau
Tabel 4.9 Hasil Uji Mann-Whitney Kinerja Reksadana Berdasarkan Metode Sharpe
0.05.
Sehingga
dapat
pendapatan tetap pada Bursa Efek Indonesia
769.000 3470.000 -6.337 .000
(BEI) periode tahun 2012 sampai 2015 berdasarkan metode treynor. INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN
a. Grouping Variable: Jenis Reksadana Sumber : Data Diolah, SPSS Ver. 19.
hasil
<
signifikan antara kinerja reksadana saham dan
Sharpe Reksadana
Berdasarkan
Value
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
Test Statisticsa
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
P
Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana
pengujian
kinerja
Berdasarkan Metode Sharpe
reksadana berdasarkan metode sharpe pada
Metode
sharpe
bertujuan
untuk
tabel 4.9 terlihat bahwa nilai signifikansi
mengetahui seberapa besar penambahan hasil
sebesar 0.000 yang berarti bahwa P Value <
investasi yang diterima untuk setiap unit risiko
0.05. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa
yang diambil. Metode sharpe dapat digunakan
terdapat perbedaan yang signifikan antara
investor apabila berasumsi bahwa return
kinerja
reksadana dipengaruhi sebagian kecil pasar
reksadana
saham
dengan
kinerja
reksadana pendapatan tetap pada Bursa Efek
(systematic
Indonesia (BEI) periode tahun 2012 sampai
merupakan pengukuran yang paling tepat
dengan 2015 berdasarkan metode sharpe.
karena pada dasarnya berinvestasi tidak lepas
Hasil reksadana
pengujian saham
hipotesis
dan
2
kinerja
pendapatan
risk).
Metode
sharpe
juga
dari risiko lain (unsystematic risk) selain risiko
tetap
pasar.
berdasarkan metode treynor ditunjukan oleh
Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukan
tabel uji mann-whitney sebagai berikut :
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
Tabel 4.10 Hasil Uji Mann-Whitney Kinerja Reksadana Berdasarkan Metode Treynor
antara
Test Statisticsa
reksadana
Treynor Reksadana Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
saham
tetap
dengan
berdasarkan
reksadana saham memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan reksadana pendapatan tetap karena komposisi utama dari reksadana
Pada hasil output uji mann-whitney diatas reksadana
pendapatan
saham
komposisi alokasi aset yang berbeda. Pada
619.000 3320.000 -7.023 .000
Sumber : Data Diolah, SPSS Ver. 19
kinerja
reksadana
metode sharpe. Perbedaan ini disebabkan oleh
a. Grouping Variable: Jenis Reksadana
antara
kinerja
saham
diinvestasikan
dengan
pada
adalah
80%
asetnya
aset
saham.
Namun
memberikan tingkat return yang lebih tinggi.
pendapatan tetap berdasarkan metode treynor
Hal
menunjukan nilai signifikansi sebesar 0.000
ini
didukung
oleh
keuangan
yang
menyatakan bahwa semakin tinggi ringkat 12
risiko investasi maka semakin tinggi tingkat
Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana
pengembalian yang didapat.
Berdasarkan Metode Treynor
Berdasarkan rata – rata kinerja reksadana
Metode treynor dapat digunakan apabila
menunjukan bahwa reksadana saham memiliki
investor berasumsi bahwa suatu portofolio
kinerja yang lebih baik yaitu -0.031927
telah terdivesrsifikasi dengan baik, karena
dibandingkan dengan reksadana pendapatan
metode treynor berasumsi bahwa risiko unik
tetap yang memiliki rata – rata kinerja sebesar -
tidak dipertimbangkan selain risiko pasar
0.179282.
investor
(systematic risk). Semakin tinggi nilai treynor
memilih reksadana saham dalam berinvestasi.
maka semakin baik kinerja reksadana tersebut
Namun investor dapat memilih kedua jenis
sehingga investor lebih baik memilih reksadana
reksadana dengan cara memilih reksadana yang
yang memiliki nilai treynor yang tinggi, agar
memiliki kinerja yang positif serta outperform
investor mendapatkan keuntungan yang lebih
terhadap
besar.
Sehingga
kinerja
sebaiknya
pasar
karena
dapat
memberikan tingkat return yang lebih tinggi.
Hasil pengujian hipotesis 2, menunjukan
Berikut reksadana saham dan pendapatan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
tetap terbaik yang dapat diambil sebagai
antara kinerja reksadana saham dengan kinerja
alternatif investasi :
reksadana
Tabel 4.11 Reksadana Saham Terbaik Berdasarkan Metode Sharpe
metode treynor. Sama halnya dengan metode
No
Nama Reksadana Saham
pendapatan
tetap
berdasarkan
sharpe, yang menyebabkan perbedaan kinerja
Sharpe Ratio
1
Reksa Dana Millenium Equity
0.121303
reksadana saham dan pendapatan tetap adalah
2
RHB Alpha Sector Rotation
0.121039
alokasi aset yang berbeda.
3
Sam Indonesian Equity Fund
0.102943
4
Reksa Dana Pratama Equity
0.100826
5
Reksadana Dana Pratama Ekuitas
0.081407
reksadana saham memiliki rata – rata nilai
6
IHSG (Benchmark)
-0.037369
treynor sebesar -0.001439 dan reksadana
Berdasarkan rata – rata kinerja reksadana,
Sumber : Data Diolah
pendapatan tetap sebesar -0.023185. Hal ini
Tabel 4.12 Reksadana Pendapatan Tetap Terbaik Berdasarkan Metode Sharpe No 1
Nama Reksadana Pendapatan Tetap
menunjukan bahwa rata – rata reksadana
Sharpe Ratio
saham lebih unggul dibandingkan reksadana
Simas Danamas Mantap Plus
0.433030
2
Reksadana Danamas Stabil
0.309928
pendapatan tetap. Sehingga sebaiknya memilih
3
Dana Obligasi Stabil Prestasi Alokasi Portfolio Investasi
0.266677
reksadana saham sebagai alternatif investasi.
Syailendra Fixed Income Fund IHSG (Benchmark)
0.252644
4 5 6
0.263745
Investor juga dapat memilih kedua reksadana sebagai
-0.037369
Sumber : Data Diolah
alternatif
investasi
dengan
cara
memilih reksadana yang memiliki nilai treynor yang
tinggi
serta
outperform
terhadap
benchmarknya (IHSG). Selain itu investor juga 13
dapat
memilih
reksadana
yang
aset yang berbeda. Berdasarkan rata – rata
memiliki
peringkat yang konsisten terhadap pengukuran
kinerja
reksadana
kinerja reksadana berdasarkan metode sharpe
dibandingkan
dan treynor.
pendapatan
saham
lebih
kinerja tetap
baik
reksadana
berdasarkan
metode
Berikut reksadana saham dan reksadana
sharpe, sehingga investor sebaiknya lebih
pendapatan tetap terbaik yang dapat dipilih
baik mempertimbangkan reksadana saham
sebagai alternatif investasi :
untuk berinvestasi. Investor dapat memilih
Tabel 4.13 Reksadana Saham Terbaik Berdasarkan Metode Treynor
kedua
No
Nama Reksadana Saham
reksadana
sebagai
alternatif
investasi dengan cara memilih reksadana
Treynor Ratio
1
Reksa Dana Millenium Equity
0.008764
yang memiliki nilai sharpe yang tinggi
2
Sam Indonesian Equity Fund
0.006894
serta outperform terhadap kinerja pasar.
3
RHB Alpha Sector Rotation
0.005098
4
Reksa Dana Pratama Equity
0.004537
5
Reksadana Dana Pratama Ekuitas
0.003658
terdapat perbedaan yang signifikan antara
-0.001367
kinerja reksadana saham dengan kinerja
6 IHSG (Benchmark) Sumber : Data Diolah
2. Hasil
Nama Reksadana Pendapatan Tetap
menunjukan
bahwa
reksadana pendapatan tetap berdasarkan
Tabel 4.14 Reksadana Pendapatan Tetap Terbaik Berdasarkan Metode Treynor No
penelitian
metode treynor. Berdasarkan rata – rata
Treynor Ratio
kinerja
reksadana
saham
lebih
baik
1
Simas Danamas Mantap Plus
2.330025
2
Reksadana Danamas Stabil
0.587469
dibandingkan dengan kinerja reksadana
3
Syailendra Fixed Income Fund
0.104689
pendapatan
4
Dana Obligasi Stabil Prestasi Alokasi Portfolio Investasi
0.031481
5
treynor.
0.030375
6 IHSG (Benchmark) Sumber : Data Diolah
memilih
-0.001367
sebaiknya
investor
saham
sebagai
Sehingga reksadana
mempertimbangkan
hipotesis, dan interprestasi hasil penelitian
kedua
reksadana
dengan cara memilih reksadana yang
yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa
memiliki nilai treynor positif, outperform
kesimpulan yaitu :
terhadap kinerja pasar, dan memilih
penelitian
menunjukan
bahwa
reksadana yang memiliki peringkat yang
terdapat perbedaan yang signifikan antara
konsisten pada metode sharpe dan metode
kinerja reksadana saham dengan kinerja
treynor.
reksadana pendapata tetap berdasarkan
reksadana
metode
pendapatan tetap. Investor juga dapat
Berdasarkan hasil analisi data, pengujian
metode
berdasarkan
alternatif investasi dibandingkan reksadana
KESIMPULAN
1. Hasil
tetap
sharpe. saham
Perbedaan dan
SARAN
kinerja
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
reksadana
dilakukan, maka terdapat saran – saran yag
pendapatan tetap disebabkan oleh alokasi
dapat diberikan adalah sebagai berikut : 14
1. Bagi Calon Investor
kajian lebih ketika mengelola portofolio.
Bagi calon investor reksadana sebaiknya
Sehingga
menentukan tujuan investasi terlebih dahulu,
kinerja baik.
apakah investasi jangka pendek atau jangka
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
panjang. Kemudian calon investor harus
Penelitian
mengetahui profil risiko diri karena dapat
menambahkan berbagai metode pengukuran
menentukan jenis reksadana yang akan dipilih.
kinerja reksadana lainnya, serta melakukan
Dengan mengetahui profil risiko diri, investor
perbandingan kinerja reksadana pada semua
mengetahui apakah investor bertipe agresif
jenis reksadana yang ada.
atau bertipe konservatif dalam memilih jenis
DAFTAR PUSTAKA
reksadana. Serta investor sebaiknya mengenali
Ana Rokhmatussa’dyah dan Suratman. 2011. Hukum Investasi dan Pasar Modal. CV Sinar Grafika : Jakarta Angelina Donna. 2016. Pahami Untung dan Rugi Risiko Investasi Pada Seitap Jenis Reksa Dana (online).Suara.com (http://www.suara.com/bisnis/2016/05/23 /071326/pahami-untung-dan-risikoinvestasi-pada-setiap-jenis-reksa-dana, diakses pada bulan Mei 2016) Badan Pengawas Pasar Modal. 2012. Peraturan Nomor IV.C.3 Tentang Pedoman Pengumuman Harian Nilai Aktiva Bersih Reksadana Terbuka. Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor KEP-516/BL/2012, diakses pada Februari 2016. Bank Indonesia. 2016. Data BI Rate : Pranala Siaran Pers (online). (http://www.bi.go.id/id/moneter/birate/data/Default.aspx, diakses pada April 2016) Bernadiaz Danuarta. 2015. Analisis Pengukuran Kinerja Reksa Dana Saham Menggunakan Mtode Sharpe, Metode Treynor, dan Metode Jensen (Studi Pada Reksa Dana Saham Periode 2012-2014). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Bodie, Zvi., Kane, Alex., dan Marcus, Alan.J. 2014. Manajemen Portofolio dan
berbagai
macam
produk
reksadana
dan
memilih manajer investasi yang baik. Dengan mengetahui
informasi
mengenaik
jenis
reksadana dan manajer investasi yang baik, investor dapat memilih reksadana yang sesuai dengan investor. 2. Bagi Investor Investor sebaiknya memilih reksadana yang memiliki nilai sharpe maupun nilai treynor yang tinggi dan outperform terhadap kinerja pasar,
serta
peringkat pengukuran.
reksadana
yang
yang
konsisten
Selain
mempertimbangkan
itu, tingkat
memiliki
pada
kedua
investor
perlu
risiko
pada
masing – masing reksadana, karena dapat memberikan
potensi
kenaikan
maupun
penurunan kinerja reksadana. 3. Bagi Manajer Investasi Dengan mengetahui bahwa rata – rata kinerja kedua reksadana berdasarkan metode sharpe dan treynor menunjukan nilai negatif, maka manajer investasi perlu mempertimbangkan kembali komposisi portofolio dan melakukan 15
diharapkan
selanjutnya
dapat
memberikan
sebaiknya
perlu
Investasi. Terjemahan Oleh Romi Bhakti. B dan Zuliani D. Edisi Kesembilan. Salemba Empat : Jakarta Bursa Efek Indonesia. 2016. Laporan Statistik Bulanan Bursa Efek Indonesia. (http://www.idx.co.id/idid/beranda/publikasi/statistik.aspx, diakses pada Maret 2016) Cana Paranita, Moch. Dzulkirom, AR., Raden Rustam Hidayat. 2015. Analisis Kinerja Investasi Dalam Reksadana Saham (Equity Fund) dengan Metode Sharpe dan Treynor. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya (Online). (http://administrasibisnis.studentjournal.u b.ac.id, diakses Februari 2016) Volume 27, No.1 Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Pasar Modal. Alfabeta : Bandung Fitaning Intan.P., R. Rustam Hidayat., Topowijono. 2013. Evaluasi Kinerja Reksadana Pendapatan Tetap Berdasarkan Metode Sharpe, Metode Treynor dan Metode Jensen. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya.(Online).(http://administrasibi snis.studentjournal.ub.ac.id, diakses Februari 2016). Volume 3 No.2 Hesi Astria. 2014. Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Dengan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen (Studi pada Reksadana yang Terdaftar di Bapepam LK periode Januari – Desember 2012). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang. Husnan, Suad. 2009. Dasar – Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. UPP STIM YKPN : Yogyakarta Ika Merdekawati. 2015. Analisis Kinerja Reksadana Saham Dengan Menggunakan MEtode Sharpe, Treynor, Jensen dan M2 Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014. Skripsi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Jogiyanto Hartono. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kesembilan. BPFE : Yogyakarta Juwita dan Wijaya, Trisnadi. 2014. Analisis Kinerja Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Terproteksi.(Online). Jurnal Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Multi Data Palembang. (http://eprints.mdp.ac.id/1093/1/18jurnal %20reksadana.pdf, diakses Februari 2016). Kontan. 2016. Data Nilai Aktiva Bersih Reksadana.(http://pusatdata.kontan.co.id/ reksadana/, diakses pada Maret 2016) Marojahan, Elekson., Atur Semartini., dan Anna N.K. 2014. Step By Step “Main” Reksa Dana Untuk Pemula. Cetakan Pertama.Cemerlang Publishing : Jakarta Misbahuddin dan Iqbal Hasan. 2013. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Edisi Kedua. Bumi Aksara : Jakarta Moh Solkhan. 2015. Analisi Perbandingan Kinerja Reksadana Saham, Pendapatan Tetap, dan Campuran dengan Kinerja Pasar Dengan Menggunakan Metode Sharpe dan Treynor (Studi pada Reksadana SyariahPeriode 2011-2013). Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Okky Surya Fatra. 2014. Analisis Perbandingan Kinerja Reksadana Konvensional Dengan Reksadana Syariah Di Indonesia. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Pusat Informasi Reksadana.(http://www.ojk.go.id/id/App s.aspx?code=3, diakses pada Maret 2016) Otoritas Jasa Keuangan. 2010. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (online).(http://www.ojk.go.id/id/kanal/p 16
asar-modal/regulasi/undangundang/Pages/undang-undang-nomor-8tahun-1995-tentang-pasar-modal.aspx, Diakses pada Februari 2016) Pramoto, Eko Priyo dan Ubadillah Nugraha. 2009. Reksa Dana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern. Edisi Revisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Ratu Chaterine Fajri. 2014. Perbandingan Kinerja Reksa Dana Saham dan IHSG, Dengan Menggunakan Metode Sharpe Ratio (Ratio To Variability) dan Metode Treynor Modifikasian ( Reward To Diversification). Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Santoso, Singgih. 2010. Statistik Non Parametrik :Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. PT. Alex Media Komputindo : Jakarta Shinta Franssisca. 2014. Perbandingan Pengembalian Awal dan Kinerja Risiko Yang Disesuaikan Dengan Metode Sharpe, Treynor, dan Jensen Antara Sham Syariah dan Saham Konvensional (Studi Pada Saham LQ-45 Periode 20112013). Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Siregar, Syofian. 2014. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Cetakan Kedua. Bumi Aksara : Jakarta Situmorang, M. Paulus. 2010. Pengantar Pasar Modal. Mitra Wacana Media : Jakarta. Sugiyono. 2010. Metode PEnelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. CV Alfabeta : Bandung Sunariyah. 2010. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keenam. UPP-AMP YKPN : Yogyakarta
Sunariyah. 2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keenam. UPP STIM YKPN : Yogyakarta Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Kanisius : Yogyakarta Tjiptono Darmadji dan Hendry M. Fakhruddin. 2012. Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab. Cetakan Kedua. Salemba Empat : Jakarta. U.S Securities And Exchange Commission. 2008. Invest Wisely : An Introduction to Mutual Funds. (Online). (https://www.sec.gov/investor/pubs/inws mf.htm, diakses Februari 2016)
17