i
ANALISIS KINERJA KOPERASI PEGAWAI BIOTEK LIPI DENGAN PENDEKATAN PENILAIAN TANGGA PERKEMBANGAN
MUHAMMAD KHOERURIJAL
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI dengan Pendekatan Penilaian Tangga Perkembangan adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2016 Muhammad Khoerurijal NIM H34134047
iv
v
ABSTRAK MUHAMMAD KHOERURIJAL. Analisis Kinerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI Dengan Pendekatan Penilaian Tangga Perkembangan. Dibimbing oleh YANTI NURAENI MUFLIKH. Peran koperasi dalam pembangunan perekonomian dapat terwujud dengan adanya peran aktif anggota dalam setiap kegiatan usaha koperasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja koperasi, kontribusi unit usaha agribisnis terhadap pendapatan koperasi dan tingkat partisipasi anggota koperasi. Metode analisis data menggunakan metode Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) berdasarkan indikator visi, kapasitas, jaringan kerja dan sumber daya. Hasil analisi menggunakan PTP diperoleh hasil bahwa kinerja koperasi berada pada zona hijau, pada indikator jaringan kerja berada pada zona kuning. Dari analisis Penilaian Tangga Perkembangan dapat diketahui bahwa kinerja koperasi berada dalam kondisi yang baik. Unit usaha agribisnis memberikan kontribusi rata-rata sebesar 27 persen terhadap pendapatan koperasi selama lima tahun terakhir. Melalui uji korelasi dengan menggunakan Rank Spearman dapat diperoleh informasi bahwa terdapat hubungan yang searah antara manfaat sosial dan ekonomi dengan partisipasi anggota pada bidang organisasi, permodalan, dan unit usaha. Kata kunci: kinerja, koperasi, partisipasi, manfaat sosial, manfaat ekonomi.
ABSTRACT MUHAMMAD KHOERURIJAL. Performance Analysis of Biotechnology Employee Cooperative of Indonesian Institute of Sciences by Development Ladder Assessment. Supervised by YANTI NURAENI MUFLIKH. The role of cooperatives in economic development can be realized by exsisting their member active participations in every cooperative business activity. This study aims to analyze the performance of cooperative, contribution of agribusiness activity to the income of the cooperative and the level of participation of members of the cooperative. Method of analysis using Development Ladder Assessment (DLA) based on indicators of vision, capacity, network and resource. The result of Development Ladder Assessment was known that performance of cooperative was in green zone, while indicator of network was in yellow zone. The results of analysis of Development Leader Assesment was known that the performance of cooperative was in good condition. Agribusiness activity contributed the average amount is 27 percents to the income coperative during last five years. Through test by using Spearman Rank Correlation it can be obtained information that there was in line relationship between social and economic benefit with the member participation level of organization, capital, and business activity. Key words: cooperative, performance, participation, social benefit, economic benefit
vi
.
vii
ANALISIS KINERJA KOPERASI PEGAWAI BIOTEK LIPI DENGAN PENDEKATAN PENILAIAN TANGGA PERKEMBANGAN
MUHAMMAD KHOERURIJAL
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
viii
ix
x
xi
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Topik penelitian yang dipilih adalah koperasi dengan judul Analisis Kinerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI dengan Pendekatan Penilaian Tangga Perkembangan. Penyelesaian penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih secara tertulis sebagai bentuk penghargaan kepada kedua orang tua serta kelima kakak dan adik saya yang telah memberikan dukungan, doa, dan materi yang mengantarkan penulis pada satu titik menuju masa depan, Yanti Nuraeni Muflikh, SP MAgribuss sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, Dr Ir Ratna Winandi, MS sebagai dosen evaluator kolokium yang telah memberikan banyak saran, Rachmat Yanuar, SP MSi sebagai dosen penguji utama yang telah memberikan banyak saran dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini, Feryanto, SP MSi sebagai dosen penguji komdik yang telah memberikan saran dan masukan dalam perbaikan skripsi ini dan kepeda saudara Elvin sebagai pembahas dalam seminar penelitian saya. Kepada pengurus dan manajer Koperasi Pegawai Biotek LIPI, Ibu Warda Tuharea sebagai pembimbing dalam kegiatan penelitian dan pengumpulan data di lapangan, Bapak Endi Rochandi Rasmadi sebagai manajer yang telah memberikan saran dan masukannya, Bapak Handrie dan Ibu Fifi Afiati sebagai ketua dan wakil pengurus yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan penelitian, seluruh keluarga besar Koperasi Pegawai Biotek LIPI yang telah membantu selama kegiatan pengumpulan data, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2016 Muhammad khoerurijal
i
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
IV
DAFTAR GAMBAR
V
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Rumusan Masalah
4
Tujuan
7
Manfaat Penelitian
7
Ruang Lingkup Penelitian
7
TINJAUAN PUSTAKA
8
Penelitian Terdahulu
8
Kinerja Koperasi dengan Metode Balanced Scorecard dan Penilaian Tangga Perkembangan
8
Penelitian Mengenai Tingkat Partisipasi
9
Tinjauan Penelitian Terdahulu
10
KERANGKA PEMIKIRAN
12
Kerangka Pemikiran Teoritis
12
Konsep Kinerja
12
Pengertian Koperasi
12
Prinsip-Prinsip Koperasi
13
Tujuan Koperasi
14
Koridor Koperasi
15
Manfaat Sosial dan Ekonomi Koperasi
17
Partisipasi Anggota
18
Analisis Kinerja Penilaian Tangga Perkembangan (PTP)
19
Kerangka Pemikiran Operasional
21
METODE PENELITIAN
24
Lokasi dan Waktu Penelitian
24
Jenis dan Sumber Data
24
Metode Pengumpulan Data
24
Metode Penentuan Responden
24
Analisis Deskriptif
25
Metode Pengolahan dan Analisis Data
25
Analisis Penilaian Tangga Perkembangan (PTP)
25
ii
Visi Koperasi
26
Kapasitas Koperasi
26
Sumber Daya Koperasi
26
Jaringan Kerja
27
Analisis Kontribusi Unit Usaha Agribisnis terhadap Pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI
29
Analisis Manfaat
30
Analisis Manfaat Ekonomi dan Sosial Anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI 31 Analisis Korelasi Manfaat Ekonomi dan Manfaat Sosial Terhadap Tingkat
32
Partisipasi dengan Ranks Spearman
32
GAMBARAN UMUM
33
Struktur Organisasi Koperasi
34
Rapat Anggota Tahunan (RAT)
35
Kepengurusan, Pengawas dan Pengelolaan
36
Keanggotaan Koperasi
36
Permodalan Koperasi
37
Deskripsi Kegiatan Bisnis
37
Unit Niaga
37
Unit Usaha Simpan Pinjam
38
Unit Usaha Agribisnis
39
Pendapatan Usaha Jasa Lain-lain
40
HASIL DAN PEMBAHASAN
41
Karakteristik Responden
41
Analisis Penilaian Tangga Perkembangan Koperasi Pegawai Biotek LIPI
43
Indikator-Indikator Pengukuran Kinerja Koperasi
43
Visi
43
Kapasitas
47
Sumber Daya
48
Jaringan Kerja
51
Analisis Kontribusi Unit Usaha Agribisnis terhadap Pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI
53
Analisis Manfaat Ekonomi Anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI
56
Analisis Manfaat Sosial Anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI
58
Analisis Partisipasi Anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI
60
Analisis Korelasi Manfaat Ekonomi Terhadap Tingkat Partisipasi dengan Ranks Spearman
63
iii
Analisis Korelasi Manfaat Sosial Terhadap Tingkat Partisipasi dengan Ranks Spearman
65
Analisis Korelasi Manfaat Ekonomi Bidang Agribisnis Terhadap Kinerja Koperasi
67
Analisis Korelasi Manfaat Ekonomi Bidang Agribisnis Terhadap Tingkat Partisipasi Anggota Bidang Agribisnis
68
SIMPULAN DAN SARAN
69
Simpulan
69
Saran
70
DAFTAR PUSTAKA
70
LAMPIRAN
72
RIWAYAT HIDUP
78
iv
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Perkembangan Jumlah Koperasi Dan Jumlah Anggota Koperasi Di Indonesia 1 Pertumbuhan Modal Sendiri, Modal Luar, Volume Usaha Dan SHU Koperasi Di Indonesia 2 Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) 28 Skor Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) 29 Indikator-Indikator Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) 29 Indikator Manfaat Ekonomi 31 Indikator Manfaat Sosial 31 Indikator Tingkat Partisipasi Anggota 32 Susunan Kepengurusan Dan Manajemen Koperasi Pegawai Biotek LIPI Periode 2013 – 2015 35 Daftar Perkembangan Anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI 37 Perkembangan Jumlah Permodalan Koperasi Biotek LIPI 37 Pendapatan Unit Usaha Niaga Koperasi Pegawai Biotek LIPI 38 Pendapatan Unit Simpan Pinjam Kopersi Pegawai Biotek LIPI 39 Pendapatan Unit Agribisnis Koperasi Pegawai Biotek LIPI 40 Pendapatan Usaha Jasa Lain-Lain Koperasi Pegawai Biotek LIPI 41 Karakteristik Responden Berdasrkan Jenis Kelamin 41 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 42 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan 42 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 43 Skor Penilaian Tangga Perkembangan (Visi) 44 Skor Penilaian Tangga Perkembangan (Kapasitas) 47 Skor Penilaian Tangga Perkembangan (Sumberdaya) 49 Tingkat Kecukupan Modal Koperasi Pegawai Biotek LIPI 49 Tingkat Pertumbuhan Aset Koperasi Pegawai Biotek LIPI 49 Tingkat Pengembalian Koperasi Pegawai Biotek LIPI 51 Skor Penilaian Tangga Perkembangan (Jaringan Kerja) 53 Posisi Indikator Model PTP Koperasi Pegawai Biotek LIPI 53 Kontribusi Unit Usaha Agribisnis Terhadap Pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI 2011 – 2015 55 Nilai Skor Manfaat Ekonomi 56 Nilai Skor Manfaat Sosial 59 Nilai Skor Tingkat Partisipasi 61 Korelasi Manfaat Ekonomi Dengan Tingkat Partisipasi Anggota Koperasi Koperasi Pegawai Biotek LIPI 64 Korelasi Manfaat Sosial Dengan Tingkat Partisipasi Anggota Koperasi Koperasi Pegawai Biotek LIPI 66 Korelasi Manfaat Ekonomi Bidang Agribisnis Terhadap Komitmen Dalam Perkembangan Bisnis 67 Korelasi Manfaat Ekonomi Bidang Agribisnis Terhadap Hubungan Dengan Mitra Kerja 68 Korelasi Manfaat Ekonomi Terhadap Partisipasi Bidang Agribisnis 69
v
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6
Grafik Perkembangan Jumlah SHU, Simpanan dan Aset Koperasi Pegawai Biotek LIPI Periode 2011 – 2015 Dimensi Partisipasi Pada Koperasi Kerangka Pemikiran Operasional Struktur Organisasi Koperasi Pegawai Biotek LIPI Grafik Perkembangan SHU Koperasi Biotek LIPI Grafik Pendapatan Unit Usaha Agribisnis Koperasi Pegawai Biotek LIPI Periode 2011 – 2015
5 18 23 34 50 54
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian Indonesia menurut pasal 33 ayat 1 UUD 1945 disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan (Baga et al, 2011). Ayat tersebut menjelaskan bahwa badan usaha yang sesuai dengan sistem ekonomi kerakyatan adalah koperasi. Hal ini dikarena dalam koperasi lebih mengutamakan kesejahteraan anggotanya dibandingkan dengan kesejahteraan orang perseorangan. Pembangunan ekonomi kerakyatan merupakan salah satu perwujudan dari demokrasi ekonomi yaitu ekonomi yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Koperasi dapat berkembang tidak hanya di berbagai wilayah pedesaan Indonesia seperti masyarakat pedesaan atau lebih dikenal dengan Koperasi Unit Desa (KUD), namun koperasi juga dapat berkembang di masyarakat perkotaan dan dapat dikembangkan menjadi suatu koperasi yang besar tergantung dari peran pengurus dan para anggotanya. Menurut Baga et al (2011), koperasi merupakan kelembagaan sosial dan ekonomi dalam agribisnis. Kelembagaan sosial dan ekonomi dalam agribisnis adalah kelembagaan yang tidak hanya mementingkan aspek sosial saja dalam pengembanganya tetapi juga memperhatikan aspek-aspek ekonomi. Dalam perkembanganya jumlah koperasi yang aktif di Indonesia dari tahun 2011 sampai 2015 mengalami peningkatan, namun terdapat juga peningkatan koperasi yang tidak aktif. Perkembangan koperasi di Indonesia telah menunjukan perkembangan yang signifikan dalam pembangunan koperasi pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 jika diukur dari segi jumlah koperasi, jumlah anggota, modal, dan volume usaha. Pembangunan koperasi di Indonesia mengalami kemajuan, yang tercermin dari peningkatan kinerja koperasi pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Hal tersebut terlihat dari peningkatan beberapa variabel seperti jumlah koperasi dan jumlah anggota koperasi (Tabel 1). Tabel 1. Perkembangan Jumlah Koperasi dan Jumlah Anggota Koperasi di Indonesia Tahun 2011 – 2015 Koperasi (Unit) Tahun Aktif
Anggota (Orang) Jumlah
Kenaikan Tidak Kenaikan Jumlah (persen) aktif (persen) 133 666 7.0 54 515 3.6 188 181 30 849 913 2011 139 321 4.2 54 974 0.8 194 295 33 869 439 2012 143 177 2.7 60 584 10.2 203 701 35 258 176 2013 147 249 2.8 62 239 2.7 209 488 36 443 953 2014 150 223 2.0 61 912 (0.5) 212 135 37 783 160 2015 Rata-rata kenaikan 3.74 3.36 Sumber : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (2016), diolah
Kenaikan (persen) 1.3 9.8 4.1 3.3 3.5 4.4
Jumlah koperasi yang aktif di Indonesia dari tahun 2011 sampai 2015 mengalami peningkatan, namun terdapat juga peningkatan koperasi yang tidak aktif. Proporsi rata-rata peningkatan koperasi yang tidak aktif lebih besar daripada
2
peningkatan koperasi yang aktif seperti yang terlihat pada Tabel 1. Koperasi yang aktif selalu mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2011 jumlah koperasi yang aktif sebesar 133 666 unit mengalami peningkatan menjadi 150 223 pada tahun 2015 dan mengalami kenaikan pertumbuhan rata-rata sebesar 3.74 persen setiap tahunnya selama lima tahun terakhir. Sejalan dengan hal tersebut juga diikuti dengan persentase pertumbuhan jumlah anggota koperasi pada tahun 2011 sebesar 30 849 913 orang meningkat menjadi 36 443 953 orang pada tahun 2014 atau mengalami peningkatan rata-rata sebesar 4.4 persen setiap tahunnya selama lima tahun terakhir. Peningkatan jumlah anggota koperasi dapat dikarenakan bertambahnya jumlah koperasi yang ada di Indonesia. Jumlah koperasi yang tidak aktif dilihat dari presentase rata-rata kenaikan koperasi yang tidak aktif sebesar 3.36 persen setiap tahunnya, dimana pada tahun 2011 koperasi yang tidak aktif berjumlah 54 515 unit mengalami kenaikan menjadi 61 912 unit atau mengalami kenaikan sebesar 3.36 persen setiap tahunnya selama lima tahun terakhir. Banyaknya koperasi yang tidak aktif dan tidak berjalan sesuai koridornya disebabkan pembentukan koperasi dengan cara pendektan top down Baga (2010), (Baga et al, 2011). Proses pembentukan koperasi dengan cara top down kurang sesuai dengan asas koperasi yang seharusnya dibentuk oleh anggota dari anggota dan untuk anggota (bottom up). Keberhasilan koperasi akan sangat tergantung pada konsistensi atas komitmen anggotanya, baik sebagai pemilik maupun sebagai pelanggan atau pengguna jasa koperasi. Sebagai pemilik, anggota dapat memajukan koperasi melalui konstribusi permodalan, ide-ide atau saran-saran yang sifatnya konstruktif, dan ikut serta dalam mengawasi pengelolaan koperasi agar tidak menyimpang dari program yang telah disepakati. Sedangkan sebagai pelanggan, anggota dapat mengembangkan koperasi melalui konstribusinya dalam memanfaatkan layananlayanan koperasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa anggota adalah aset yang penting dan merupakan kunci yang dapat menentukan keberhasilan koperasi. Selain terjadi pertumbuhan pada jumlah koperasi dan jumlah anggota koperasi, juga terjadi pertumbuhan pada beberapa variabel lainnya, seperti modal sendiri, volume usaha dan SHU koperasi (Tabel 2). Tabel 2. Pertumbuhan Modal Sendiri, Modal Luar, Volume Usaha dan SHU Koperasi di Indonesia Tahun 2011 – 2015 Tahun
Modal sendiri Modal Luar Volume Usaha (Rp. Juta) (Rp. Juta) (Rp. Juta) 35 794 284.64 39 689 952.51 95 062 402.21 2011 51 422 621.07 51 403 537.20 119 182 690.08 2012 89 536 290.61 80 840 572.48 125 584 976,19 2013 105 800 829.73 94 861 986.91 189 858 671.87 2014 142 650 992.83 99 794 403.06 266 134 619.42 2015 Sumber : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (2016)
SHU (Rp. Juta) 6 336 480.97 6 661 925.53 8 110 179.69 14 898 647.12 17 320 663.92
Seiring dengan peningkatan jumlah koperasi dan jumlah anggota koperasi di Indonesia, modal sendiri koperasi juga mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2011 sebesar 35.79 Trilyun Rupiah mengalami peningkatan sebesar 142.65 Trilyun Rupiah pada tahun 2015 dengan persentase peningkatan sebesar 200 persen lebih selama lima tahun terakhir. Jika dilihat dari sisi volume usaha, pada tahun 2011 sampai tahun 2015 volume usaha koperasi mengalami peningkatan yang signifikan selama lima tahun terakhir dengan persentase kenaikan hampir
3
150 persen lebih. Dengan meningkatnya volume usaha tersebut, maka terjadi kenaikan SHU yang dihasilkan oleh koperasi. Jumlah SHU pada tahun 2011 sebesar 6.33 Triliun Rupiah mengalami peningkatan sebesar 17.32 Triliun Rupiah pada tahun 2015 dengan persentase kenaikan sebesar 180 persen. Penggunaan modal luar memiliki rata-rata peningkatan lebih kecil daripada penggunaan modal sendiri. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa koperasi Indonesia sudah sesuai dengan jati diri koperasi yang bukan hanya kumpulan modal namun merupakan kumpulan orang-orang yang menghimpun modal bersama untuk kesejahteraan bersama. Oleh sebab itu, pemberdayaan koperasi dan UKM menjadi strategis untuk mendukung peningkatan produktivitas, penyediaan lapangan kerja yang lebih luas dan peningkatan pendapatan bagi masyarakat. Selain itu, koperasi merupakan bagian penting yang mencerminkan kemajuan kesejahteraan rakyat Indonesia, mengingat besarnya potensi koperasi dengan kegiatan usaha yang mencakup hampir semua lapangan usaha serta tersebar di seluruh tanah air. Koperasi yang berhasil adalah koperasi yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan mampu mengatasi permasalahan ekonomi yang dihadapi anggotanya. Segala bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh koperasi harus dapat dirasakan secara langsung atau tidak langsung oleh anggota sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota melalui adanya pemberian manfaat sosial dan ekonomi. Manfaat sosial dan ekonomi bagi anggota koperasi merupakan motivasi bagi anggota untuk terus bergabung menjadi anggota koperasi. Tanpa manfaat sosial dan ekonomi yang diberikan koperasi, maka koperasi akan sama seperti badan usaha lainnya (Hendar dan kusnadi, 2002). Keberhasialan koperasi tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh peran aktif anggota dalam kegiatan koperasi. Karena, partisipasi merupakan kebutuhan dasar bagi usaha koperasi, karena maju mundurnya suatu koperasi sangat tergantung pada partisipasi anggota dalam berbagai aspek seperti pendidikan dan penyuluhan, pertemuan, pembentukan modal, pengembangan usaha dan komunikasi pembuatan program. Semakin besar partisipasi anggota, semakin mudah koperasi berkembang. Rendahnya partisipasi anggota disebabkan oleh kurang mampunya koperasi dalam meningkatkan dan memberikan pelayanan yang baik kepada anggota. Dengan demikian berhasil atau tidaknya dan maju mundurnya suatu koperasi sangat tergantung pada partispasi aktif dari anggotanya. Dalam menjalankan usaha sebuah koperasi harus memiliki organisasi yang efisien agar dapat berkembang dan memberikan manfaat yang maksimal bagi anggotanya. Oleh sebab itu, kinerja koperasi harus ditingkatkan agar dapat menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan anggotanya. Pengukuran kinerja merupakan faktor penting bagi suatu organisasi, khususnya pada Koperasi Pegawai Biotek-LIPI Bogor untuk mengetahui keefektifan pengembangan koperasi. Dalam pengukuran kinerja dibutuhkan suatu instrumen yang dapat mengukur koperasi tidak hanya dari aspek keuangannya saja namun juga dari aspek kelembagaannya sehingga dapat mendorong koperasi untuk terus melakukan perbaikan baik pada kegiatan unit usaha, pelayanan maupun manajemennya.
4
Rumusan Masalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi LIPI memiliki koperasi keluarga pegawai yang beranggotakan para pegawai dan staf. Koperasi tersebut telah berkembang menjadi salah satu koperasi berprestasi dan menjadi koperasi percontohan di wilayah Bogor. Koperasi Pegawai Biotek-LIPI memiliki anggota, pengurus dan pengawas. Pada tahun 2015 tercatat jumlah anggota Koperasi Pegawai Biotek-LIPI yaitu berjumlah 306 anggota dan jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan jumlah anggota pada tahun 2014 sebanyak 294 anggota. Jumlah anggota setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan, hal tersebut karena adanya pegawai baru yang masuk dan ikut bergabung menjadi anggota Koperasi pegawai Biotek LIPI . Peran Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI terhadap Koperasi Pegawai Biotek LIPI adalah menyediakan fasilitas berupa sebagian areal kebun plasma nutfah yang dimanfaatkan untuk unit usaha agribisnis yang berada di area Puslit Bioteknologi LIPI Cibinong. Selain itu peran lembaga Puslit Bioteknologi LIPI terhadap Koperasi Pegawai Biotek LIPI menjalin kerjasama yang diwujudkan dengan dua MOU yaitu MOU No 206a/IPH.2/HK.02.02/2005 pada tentang pengelolaan alat pasteurisasi susu sapi perah dan pemeliharaan ternak sapi perah IPTEKDA dan MOU No 391e/IPH.2/HK.02.02/2006 mengenai pengelolaan dan pemeliharaan ternak sapi dan domba IPTEKDA. Berdasarkan MOU tersebut bahwa pengelolaan ternak sapi dan domba koperasi hanya memperoleh jasa pengelolaan, sedangkan untuk unit pengolahan susu dikelola secara keseluruhan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Unit usaha agribisnis memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI . Unit usaha agribisnis yang dikelola oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI memiliki beberapa usaha diantaranya pengelolaan usaha peternakan, pengolahan susu sapi perah, pembibitan tanaman perkebunan serta pelayanan jasa kerjasama usaha agribisnis. Salah satu usaha agribisnis yang terus berkembang adalah usaha pengolahan susu yang menghasilkan produk olahan susu berupa yoghurt, kefir, dan susu pasteurisasi. Produk tersebut setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan dari segi volume usaha maupun volume penjualannya yang terus meningkat selam lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 usaha pengolahan susu memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 53 738 300 yang merupakan jumlah pendapatan terbesar selama lima tahun terakhir. Permasalahan yang ada di Koperasi Pegawai Biotek LIPI Bogor yaitu adanya target untuk terus berkembang menjadi koperasi yang maju dari segi ekonomi dan sosial sehingga dituntut kepada pengurusnya agar terus berupaya berfikir untuk menciptakan suatu langkah kerja yang baru dalam rangka pengembangan koperasi. Selain itu dalam permasalahan internal yaitu partisipasi anggota yang sebagai kekuatan ekonomi yang dirasakan belum optimal. Sebagian besar anggota koperasi mempunyai daya beli cukup tinggi, namun belum memanfaatkan unit usaha koperasi seperti unit usaha niaga (toko) dan unit usaha agribisnis. Permasalahan lain juga tidak lepas dari permasalahan eksternal seperti adanya kenaikan harga input produksi, nilai tukar, dan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi yang menjadi persoalan penting untuk diantisipasi. Koperasi ini merupakan salah satu wadah dalam bidang ekonomi dan sosial yang
5
berperan meningkatkan kesejahteraan para pegawai Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Cibinong yang tergabung dalam keanggotaan Koperasi Pegawai Biotek LIPI. 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 2011 SHU (Rp Juta)
2012
2013 Simpanan (Rp Juta)
2014
2015 Aset (Rp Juta)
Sumber : Laporan RAT Koperasi Pegawai Biotek LIPI Tahun 2011 – 2015
Gambar 1. Grafik Perkembangan Jumlah SHU, Simpanan dan Aset Koperasi Pegawai Biotek LIPI Periode 2011- 2015 Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan jumlah antara aset ,jumlah simpanan anggota dan SHU hal ini karena adanya peningkatan nilai pendapatan dari jumlah simpanan anggota, piutang pinjaman dan pendapatan setiap usaha yang ada di Koperasi Pegawai Biotek LIPI seperti Unit Simpan Pinjam, Unit niaga, Unit agribisnis dan usaha yang lainnya yang telah dihitung dengan biaya-biaya yang dikeluarkan. Kenaikan nilai SHU Koperasi Pegawai Biotek-LIPI Tahun 2012 sebesar Rp 127 036 372 yang tinggi dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 80 065 442. Kenaikan nilai SHU pada Tahun 2014 sangat tinggi dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya karena pada tahun ini setiap unit usaha memberikan nilai yang besar sehingga total SHU pada Tahun 2014 mencapai Rp 147 057 790. Pada tahun 2015 mengalami penurunan nilai SHU menjadi Rp 131 871 527, karena dari masing-masing unit usaha mengalami penurunan pendapatan. Aset Koperasi Pegawai Biotek LIPI terus mengalami peningkatan cukup pesat dimana pada tahun 2011 sebesar Rp 711 050 378 kemudian pada tahun 2015 meningkat menjadi Rp 1 320 895 448. Unit usaha yang dijalankan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI juga mengalami peningkatan pendapatan selama tahun 2011 sampai dengan 2015. Hal ini membuktikan bahwa koperasi mampu memberikan pelayanan dalam hal memenuhi kebutuhan anggota sehingga banyak anggota yang terlibat dalam usaha koperasi. Kegiatan usaha yang dilakukan berdasarkan pada Program Kerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI tahun 2015 yang disahkan pada Rapat Akhir Tahun (RAT) diantaranya adalah usaha simpan pinjam, usaha niaga/perdagangan umum, usaha agribisnis, usaha kantin, usaha jasa cleaning service, dan usaha jasa lainnya. Tujuan utama koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pelayanan koperasi terhadap anggota harus lebih diutamakan dari pada pengambilan keuntungan sehingga anggota benar-benar dapat merasakan manfaat berkoperasi. Jika manfaat sudah dirasakan oleh para anggota maka akan timbul rasa memiliki terhadap koperasi dan akan timbul semangat untuk mengembangkan koperasi. Selain pelayanan terhadap
6
anggota, partisipasi anggota juga merupakan bagian yang sangat penting dalam perkembangan koperasi. Karena dalam kegiatan usahanya, koperasi banyak ditentukan oleh tingkat partisipasi dari para anggotanya. Manfaat atau benefit yang dirasakan oleh anggota koperasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi anggota. Suatu koperasi dapat dikatakan berhasil jika para anggotanya merasakan adanya manfaat sosial dan ekonomi yang lebih besar dibandingkan manfaat yang diperoleh dari perusahaan lain. Dengan adanya manfaat ekonomi dan sosial yang dirasakan tersebut para anggota akan berpartisipasi menggunakan pelayanan koperasi merupakan salah satu daya tarik bagi para anggota maupun calon anggota koperasi. Jika dilihat dari segi unit usaha, kinerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI sudah berhasil meningkatkan volume asset, volume usaha, jumlah simpanan yang berasal dari anggota, serta volume SHU. Namun keberhasilan suatu koperasi tidak hanya ditentukan oleh keberhasilan dalam unit usahanya saja. Menurut Soedjono (2003) dalam Baga et al (2011) keberhasilan suatu koperasi dalam aspek mikro dapat dilihat dari dua segi yaitu unit usaha dan organisasi. Permasalahan yang ada adalah apakah dengan keberhasilan dalam segi unit usaha merupakan bukti keberhasilan organisasi koperasi. Sehingga untuk melihat perkembangan koperasi secara keseluruhan perlu juga dilihat dari segi organisasinya yaitu berdasarkan kinerja manajemen Kerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI dalam menjalankan kegiatan koperasi. Karena sebagai sebuah koperasi yang memiliki jatidiri, Kerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI dituntut untuk memiliki manajemen yang efisien agar dapat bertahan dan berkembang ditengah persaingan pasar. Pembangunan kinerja mutlak diperlukan agar dapat memberikan manfaat serta pelayanan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan anggota. Partisipasi aktif anggota akan meningkat apabila koperasi mampu memberikan manfaat dalam bentuk pelayanan yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh anggota. Sehingga partisipasi merupakan faktor yang paling penting dalam mendukung keberhasilan suatu koperasi (Hendar dan Kusnadi, 2002). Dalam pembangunan kinerja koperasi dibutuhkan suatu instrumen pengukuran yang tepat. Hal ini dapat dilakukan untuk mengetahui keefektifan perkembangan koperasi agar dapat mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai oleh koperasi sehingga dapat dirumuskan alternatif kebijakan yang dapat digunakan dalam pengembangan koperasi. Salah satu instrumen tersebut yang dapat digunakan dalam pengukuran kinerja koperasi yaitu Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) bagi koperasi. Instrumen ini digunakan karena dapat menjadi dasar pembanding yang sistematis untuk mengukur perkembangan kelembagaan sebuah kinerja koperasi. Penilaian Tangga Perkembangan diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kapasitas kelembagaan koperasi sehingga dapat mempermudah bagi manejemen sebagai pihak dalam mengambil keputusan untuk dapat melakukan sikap-sikap perbaikan dalam hal kegiatan organisasi, unit usaha dan meningkatkan pelayanan kepada anggota. Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka terdapat beberapa permasalahan yang akan dirumuskan dalam penelitian ini. Oleh karena itu rumusan masalah disusun sebagai berikut : 1. Bagaimana kinerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI dengan menggunakan Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) yang meliputi visi, kapasitas, sumberaya dan jaringan kerja ?
7
2. Bagaimana kontribusi unit usaha agribisnis terhadap tingkat pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI ? 3. Bagaimana manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI ? 4. Bagaimana tingkat partisipasi anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI pada aktivitas organisasi, permodalan dan bisnis ? 5. Bagaimana hubungan antara manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI dengan tingkat partisipasi anggota koperasi dengan korelasi Rank Spearman ? Tujuan 1. Menganalisis tingkat kinerja dari Koperasi Pegawai Biotek LIPI dengan menggunakan Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) yang meliputi visi, kapasitas, sumberaya dan jaringan kerja. 2. Menganalisis kontribusi unit usaha agribisnis terhadap tingkat pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI. 3. Menganalisis manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI. 4. Menganalisis tingkat partisipasi anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI pada aktivitas organisasi, permodalan, dan bisnis. 5. Menganalisis hubungan antara manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI dengan tingkat partisipasi anggota koperasi dengan korelasi Rank Spearman. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yakni : 1. Bagi pengurus Koperasi Pegawai Biotek LIPI, memberikan masukan untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan, penetapan strategi dan kebijakan dalam pengembangan koperasi dimasa yang akan datang. 2. Bagi penulis berguna untuk melatih kemampuan dalam menganalisis masalah serta menambah wawasan dan pengetahuan penulis. 3. Bagi akademisi dan pembaca hasil penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan dan dapat dijadikan perbandingan atau acuan dalam melakukan studi lanjut terutama di bidang koperasi. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah menganalisis kinerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI dengan menggunakan empat indikator seperti visi, kapasitas, sumberdaya dan jaringan kerja. Selain itu, pengukuran kontribusi unit usaha agribisnis terhadap pendapatan koperasi. Adapun data yang digunakan dalam menganalisis keragaan koperasi meliputi data laporan RAT dari tahun 2011 sampai 2015. Para pengurus, manajer, pengawas serta perwakilan anggota sebagai narasumber dalam pengukuran kinerja. Anggota koperasi sebagai narasumber dalam pengukuran manfaat ekonomi dan sosial terhadap tingkat partisipasi anggota koperasi.
8
TINJAUAN PUSTAKA Penelitian Terdahulu Kinerja Koperasi dengan Metode Balanced Scorecard dan Penilaian Tangga Perkembangan Balanced Scorecard diciptakan untuk mengatasi problem kelemahan sistem pengukuran kinerja tradisional yang berfokus pada aspek keuangan. Selanjutnya Balanced Scorecard mengalami perkembangan implementasinya tidak hanya sebagai alat pengukur kinerja eksekutif modern namun meluas sebagai pendekatan dalam penyusunan rencana strategik. Menurut pertumbuhan Kaplan (2000) dalam Marisah (2010) Balanced Scorecard menerjemahkan visi dan strategi menjadi sasaran dan ukuran-ukuran yang diorganisasikan ke dalam empat perspektif meliputi perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan. Balanced Scorecard menekankan bahwa pengukuran keuangan dan nonkeuangan harus merupakan bagian dalam sistem informasi bagi seluruh karyawan dari semua tingkatan dalam organisasi. Tujuan pengukuran dalam Balanced Scorecard bukan hanya penggabungan dari ukuran-ukuran keuangan dan nonkeuangan yang ada, melainkan merupakan hasil dari suatu proses dari atas ke bawah yang diturunkan dari visi dan strategi perusahaan atau koperasi (Mulyadi, 2007) dalam (Marisah, 2010). Pada penelitian terdahulu mengenai kinerja koperasi dengan menggunakan metode Balanced Scorecard yaitu suatu metode untuk mengukur dan menganalisis kinerja koperasi. Penelitian analisis kinerja koperasi dengan metode balanced scorecard dilakukan oleh Himpuni (2008), penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan pengukuran kinerja yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam, merumuskan dan menggambarkan peta strategis yang sesuai dengan kondisi KUD serta menganalisis kinerja KUD melalui penerapan BSC (Balanced Scorecard). Pengukuran kinerja yang dilakukan oleh KUD Sumber Alam hanya menfokuskan pada aspek keuangan saja. Indikator yang digunakan dalam pengukuran kinerja adalah total penjualan, biaya administrasi, kantor dan organisasi, perhitungan SHU, dan rasio keuangan. dari penelitian tersebut diperoleh empat perspektif yang digunakan untuk mengukur kinerja KUD Sumber Alam. Adapun empat perspektif yang digunakan untuk mengukur kinerja koperasi mencakup kinerja dari aspek usaha dan aspek organisasi antara lain (1) perspektif pelanggan, sacara umum indikator kinerja hasil yang digunakan seperti peningkatan kualitas pelayanan, indeks kepuasan anggota koperasi, penilaian terhadap pertemuan atau rapat anggota koperasi, peningkatan SHU per tahun dan penurunan complain anggota, (2) perspektif keuangan, secara umum indikator hasil yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas dan total pendapatan, (3) perspektif proses bisnis internal, indikator yang digunakan pada penelitian diatas adalah secara umum disesuaikan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh koperasi untuk memenuhi kebutuhan anggota koperasi masing-masing, dan (4) perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, indikator yang digunakan secara umum adalah jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan, jumlah hari karyawan yang hadir dan jumlah anggota yang mengikuti pendidikan dan pelatihan. Sasaran strategis yang hendak dicapai oleh KUD Sumber Alam
9
adalah kesejahteraan anggota melalui peningkatan kepuasan anggota dan peningkatan SHU. Kinerja KUD Sumber Alam dinilai secara keseluruhan mencapai hasil yang cukup baik, dimana total pencapaian dari keempat perspektif sebesar 74.80 persen. Meskipun kinerja secara keseluruhan dinilai cukup baik, namun adanya ketidakoptimalan dan ketidakberhasilan pencapaian target suatu ukuran kinerja, secara jangka panjang akan membawa akumulasi resiko penurunan kinerja koperasi yang semakin besar jika tidak diantisipasi dengan tindakan yang tepat. PTP atau Development Ladder Assessment (DLA) bagi koperasi menurut Soedjono (2003) dalam Jakiyah (2009) merupakan metode yang dapat mengukur dampak dan hasil pembandingan antar waktu yang memungkinkan bagi siapapun untuk membahas dengan kepastian tentang keefektifan pengembangan koperasi. Komponen dalam PTP antara lain adalah visi, kapasitas, sumber daya dan jaringan kerja. Tujuan dari PTP ini antara lain memberikan dasar pembanding yang sistematis untuk mengukur perkembangan kelembagaan sebuah koperasi pada waktu tertentu, memberikan metode penilaian yang sesuai kinerjanya, dan efektif dari segi biaya (cost effective), dan membantu koperasi-koperasi untuk dapat memahami lebih baik berbagai indikator kinerja dari organisasi mereka dan menggalakan mereka untuk mengambil langkah strategi yang perlu diambil untuk memperbaiki kinerja organisasi berdasarkan empat indikator tersebut. Berdasarkan beberapa penelitian yang menggunakan metode Penilaian Tangga perkembangan (PTP) yang dilakukan oleh Handayani (2011). Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2011), Penelitian ini dilaksanakan di KKT Lisung Kiwari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pengukuran kinerja dengan menggunakan PTP ini dilihat berdasarkan empat indikator yaitu visi, kapasitas, sumberdaya, dan jaringan kerja. Visi digunakan sebagai indikator penilaian dikarenakan koperasi merupakan organisasi yang berbasiskan anggota sehingga perlu diketahui mengenai tujuan jangka panjang koperasi. Sedangkan kapasitas dijadikan salah satu indikator karena koperasi merupakan organisasi perusahaan sehingga diperlukan indikator yang berorientasi pada kapasitas manajemen koperasi. Sedangkan sumberdaya dan jaringan kerja dijadikan salah satu indikator PTP karena koperasi memiliki dua dimensi yaitu sosial dan ekonomi. Sehingga indikator yang berfokus pada sistem dan sumberdaya keuangan sangat diperlukan untuk dimensi ekonomi koperasi dan sebagai sebuah organisasi koperasi dituntut untuk dapat memiliki daya saing. Salah satu cara untuk memenangkan persaingan adalah melalui jaringan kerja yang dibentuk oleh koperasi. Berdasarkan indikator visi, kapasitas dan sumberdaya dapat diketahui bahwa KKT Lisung Kiwari berada dalam zona hijau yang berarti kinerja koperasi berada dalam kondisi yang baik. Sedangkan jika dilihat berdasarkan indikator jaringan kerja, KKT Lisung Kiwari berada dalam zona kuning yang berarti kinerja koperasi memuaskan namun memerlukan perbaikan lebih lanjut bagi perkembangan koperasi. Penelitian Mengenai Tingkat Partisipasi Penelitian yang dilakukan oleh Septianto (2013) yaitu mengenai tingkat partisispasi anggota Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat paratisipasi anggota dalam kegiatan
10
Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat. Metode analisis yang digunakan adalah analisis Rank Spearman untuk mengetahui hubungan antara manfaat sosial ekonomi dengan tingkat partisipasi anggota koperasi. Uji analisis Rank Spearman pada taraf nyata lima persen menunjukan bahwa hasil hubungan antara manfaat sosial dan ekonomi anggota dengan partisipasi pada bidang organisasi, usaha dan permodalan memiliki hubungan yang kuat. Hubungan yang paling kuat terlihat antara manfaat sosial dan ekonomi dengan partisipasi dalam bidang organisasi pada saat menghadiri RAT. Manfaat sosial yang dirasakan yaitu semakin terjalinnya hubungan kerjasama yang baik antara pengurus dengan anggota dalam hal pelayanan dan pemenuhan kebutuhan bagi peternak. Sedangkan manfaat ekonomi yang dirasakan yaitu adanya jaminan pemasaran susu dan penambahan pendapatan setelah menjadi anggota KPSBU Jabar. Satria (2013) melakukan penelitian dengan judul Analisis Kinerja dan Tingkat Partisipasi Anggota Koperasi Peternak Kelinci. Penelitian ini bertujuan menganalisis manfaat ekonomi dan partisipasi anggota KOPNAKCI. Metode analisis data menggunakan analisi manfaat dan Rank Spearman untuk mengetahui hubungan antara manfaat ekonomi dengan tingkat partisipasi anggota. Berdasarkan analisis partisipasi anggota dapat diketahui bahwa tingkat partisipasi anggota pada bidang organisasi, usaha dan permodalan berkategori tinggi. Hasil Analisis Menggunakan Rank Spearman dapat diperoleh hasil bahwa hubungan antara manfaat ekonomi dan partisipasi dibidang organisasi, unit usaha, dan permodalan menunjukkan nilai koefisien korelasi (rs) positif yang artinya terdapat hubungan yang searah antara manfaat ekonomi dan tingkat partisipasi anggota baik pada bidang organisasi, unit usaha, maupun permodalan. Hal tersebut menunjukkan bahwa partisipasi anggota sangat ditentukan oleh manfaat yang diterimanya. Jika manfaat yang diterima oleh anggota sedikit maka anggota tidak akan berperan aktif pada seluruh kegiatan koperasi. Begitu juga sebaliknya, jika manfaat yang diterima oleh anggota besar maka tingkat partisipasinya juga akan tinggi. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan pada Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong, yang berada di Komplek Pusat Penelitian dan Bioteknologi LIPI Cibinong, Kabupaten Bogor. Penelitian ini mengkaji kinerja koperasi melalui Penilaian Tangga Perkembangan (PTP), kontribusi unit usaha agribisnis terhadap pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI, manfaat ekonom dan sosial terhadap tingkat partisispsi anggota, serta hubungan manfaat ekonomi dan partisipasi bidang agribisnis dengan kinerja koperasi. Penelitian yang dilakukan oleh Himpuni (2008) dan Handayani (2011) mempunyai kesamaan dengan penelitian ini dalam mengakaji kinerja koperasi. Perbedaan penelitian ini dengan yang dilakukan oleh Himpuni (2009) adalah dapat dilihat dari alat analisis yang digunakan yaitu menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC) dalam mengukur kinerja koperasi. Penerapan Metode Balanced Scorecard tidak dilakukan pada penelitian ini karena metode BSC biasanya digunakan pada organisasi atau perusahaan yang bertujuan untuk mencari laba (profit seeking organization). Sedangkan koperasi menurut Baga et
11
al (2011) merupakan organisasi dengan karakteristik khusus dimana pemilik dan pelanggan adalah orang yang sama (dual identity) yang keduanya tidak dapat dipisahkan. Walaupun koperasi mempunyai karakteristik yang sama seperti perusahaan yakni membutuhkan laba, namun tujuan utama dari koperasi bukan mencari laba atau keuntungan yang maksimal tetapi lebih mengutamakan pelayanan terhadap anggota. Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2011) dalam menganalisis kinerja organisasi mempunyai kesamaan dalam hal penggunaan alat analisis yaitu Penilaian Tangga Perkembangan (PTP). Kesamaan penelitian ini dengan yang dilakukan Handayani (2011) adalah pada penggunaan PTP ini lebih bertujuan untuk menganalisis kinerja kelembagaan koperasi yang dilihat dari visi, kapasitas, sumberdaya dan jaringan kerja. Apakah dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sudah sesuai dengan jatidiri koperasi dan apakah output yang dihasilkan oleh manajemen koperasi dapat memberikan manfaat bagi anggota sehingga dapat meningkatkan partisipasi anggota pada kegiatan koperasi serta bagaimana kemampuan dan kapasitas koperasi untuk bersaing dalam suatu sistem ekonomi pasar. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dilihat dari jenis, keanggotaan, dan aktivitas bidang usaha koperasi untuk kebutuhan angggota. Penelitian yang dilakukan oleh Himpuni (2011) pada Koperasi Kelompok Tani Lisung Kiwari (KKT Lisung Kiwari) merupakan salah satu koperasi pertanian yang berada di Kabupaten Bogor. Beberapa usaha yang dijalankan oleh KKT Lisung Kiwari adalah pengadaan sarana produksi pertanian, simpan pinjam, penjualan sembako, usaha pulsa telepon, serta pembayaran listrik. Keanggotaan pada KKT Lisung Kiwari adalah para petani padi yang tergabung dalam keanggotaan KKT Lisung Kiwari. Pada Koperasi Pegawai Biotek LIPI ini termasuk jenis koperasi campuran atau memiliki beberapa bidang usaha seperti usaha simpan pinjam, usaha niaga (pengadaaan barang kebutuhan umum), usaha agribisnis (produsen produk agribisnis), dan usaha jasa lainnya. Keanggotaan koperasi ini adalah para pegawai (staf) Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI yang tergabung dalam Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Pengukuran kinerja dengan metode PTP ini diharapkan akan mengangkat masalah-masalah yang terdapat pada koperasi yang memerlukan perbaikan agar dapat diarahkan untuk menuju kualitas yang lebih baik lagi. Hasil akhirnya akan didapatkan informasi mengenai alternatif kebijakan apa yang cocok untuk diterapkan bagi kemajuan Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan Septianto (2013) dan Satria (2013) yaitu dalam mengkaji tingkat partisispasi. Dimana dalam mengkaji tingkat partisispasi berdasarkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota, serta alat analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat partisipasi anggota adalah Rank Spearman. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada responden yang dijadikan sebagai sampel (objek) penelitian. Pada penelitian sebelumnya responden yang diteliti adalah peternak yang tergabung dalam keanggotaan koperasi, sedangkan responden pada penelitian ini adalah para pegawai (staf) Puslit Bioteknologi LIPI yang tergabung dalam keanggotaan Koperasi Pegawai Biotek LIPI. selain itu perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dilihat dari jenis koperasi, keanggotaan dan aktivitas bidang usaha koperasi untuk kebutuhan angggota. Perbedaan jenis
12
koperasi, keanggotaan, dan aktivitas bidang usaha koperasi berpengaruh terhadap tingkat partisipasi anggota dalam memanfaatkan pelayanan usaha.
KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Pengukuran Kinerja Kata kinerja merupakan kata yang sering mendapat perhatian khusus oleh setiap kelompok maupun organisasi perusahaan. Kata ini sering disandingkan dengan kata lain seperti perusahaan, individu, kinerja kelompok, maupun kinerja organisasi. Kinerja menurut kamus besar Bahasa Indonesia dalam Zainal et al (2015) berarti ”suatu yang dicapai” atau prestasi yang dicapai atau diperlihatkan sehingga kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kinerja oleh individu suatau organisasi atau kelompok. Pengukuran kinerja menurut Gibson dan Irnacevich (1994) dalam Zainal et al (2015) adalah suatu tingkatan keberhasilan dalam melaksanakan pekerjaan serta mampu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, kinerja itu sendiri dapat dinyatakan sebagai keberhasilan jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Pengukuruan kinerja atau performance measurement adalah proses suatu organisasi mencapai parameter hasil untuk dicapai oleh program, investasi, dan akusisi yang dilakukan (Zainal et al, 2015). Proses pengukuran kinerja seringkali membutuhkan penggunaan bukti kuantitatif atau statistik untuk menetukan tingkat kemajuan suatu organisasi dalam meraih tujunannya. Tujuan mendasar dilakukannya pengukuran kinerja adalah untuk meningkatkan kinerja secara umum. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dapat dilakukan terhadap berbagai aktifitas dalam rantai nilai yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana organisasi memerlukan penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian tersebut. Menurut Zainal et al (2015), manfaat dilakukannya pengukuran kinerja adalah sebagai berikut: 1 Mengetahui bagian-bagian yang perlu dikembangkan. 2 Mengetahui bagaimana harus mengalokasikan uang dan SDM. 3 Mengetahui kinerja suatu organisasi kita dengan organisasi lainnya. 4 Mengetahui apakah kinerja suatu organisasi sedang dalam keadaan naik atau turun. 5 Mengetahui bagian-bagian program, metode, dan karyawan yang menghasilkan yang juga hemat secara biaya dan tepat secara tujuan. Pengertian Koperasi Kata koperasi berasal dari bahasa latin cooperatio yang berarti kerjasama atau bekerja sama. Dalam ilmu ekonomi koperasi adalah perkumpulan yang memungkinkan beberapa orang dan atau badan hukum bekerjasama atas dasar
13
sukarela melaksanakan pekerjaan untuk memperbaiki kehidupan anggotanya. Koperasi adalah perkumpulan yang otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya mereka yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis (International Cooperative Alliance, 1995) dalam Baga et al (2011). Pengertian koperasi yang dikemukakan oleh ICA selalu mengalami perubahan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan ICA tentang Cooperative Identity, yang mengatakan bahwa koperasi adalah assosiasi yang bersifat otonom dengan keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela untuk meningkatan kebutuhan ekonomi, sosial, dan kultur melalui usaha bersam saling membantu dan mengntrol usahanya secara demokratis (Ann Hoyt, 1996) dalam Hendar dan Kusnadi (2002). Koperasi diartikan sangat beragam oleh para ahli, secara umum pengertian koperasi tidak terlepas dari asas, landasan, tujuan, dan prinsip-prinsip koperasi. Oleh karena itu, pengertian koperasi menjadi sangat penting agar setiap individu memiliki pemahaman yang baik tentang lembaga koperasi. Berikut ini adalah pengertian koperasi : 1 Menurut Ropke (1985) dalam Hendar dan Kusnadi (2002) pengertian koperasi adalah organisasi bisnis yang yang para pemilik atau anggotanya adalah pelanggan utama perusahaan tersebut (kriteria identitas). 2 Menurut UU No 25 tahun 1992 dalam Hendar dan Kusnadi (2002) koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hokum koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Berdasarkan UU No 25 tahun 1992 maka koperasi disejajarkan dan diberlakukan sebagaimana usaha lainnya, yaitu terkena pajak, tidak boleh menjadi monopoli, dan kinerja keberhasilan yang diperbandingkan dengan organisasi lainnya (misalnya besarnya SHU, volume usaha tanpa melihat partisipasi anggota dan lain-lain). Prinsip-Prinsip Koperasi Penyusunan prinsip-prinsip Koperasi tidak lepas dari kondisi dan perkembangan koperasi. Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 dalam Baga et al (2011) yang saat ini berlaku di Indonesia diantaranya sebagai berikut. 1. Keanggotaan Koperasi Bersifat Sukarela dan Terbuka Prinsip ini mengandung pengertian bahwa, seseorang tidak boleh dipaksa untuk menjadi anggota koperasi, namun harus berdasar atas kesadaran sendiri. Setiap orang yang akan menjadi anggota, koperasi diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonominya. Dengan keyakinan tersebut, maka partsipasi aktif setiap anggota terhadap terhadap organisasi dan usaha koperasi akan timbul. Setiap keterbukan mengandung makna bahwa, didalam keanggotaan koperasi tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun. Keanggotaan koperasi terbuka bagi siapapun yang memenuhi syarat-syarat keanggotaan atas dasar persamaan kepentingan ekonomi atau karena kepentingan ekonominya dapat dilayani koperasi. Seorang anggota koperasi dapat
14
mengundurkan diri dari koperasi sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam AD/ART koperasi. 2. Pendidikan Koperasi Keberhasilan koperasi sangat erat hubungannya dengan partisipasi aktif setiap anggotanya. Seseorang anggota pasti ingin berpartisipasi, apabila yang bersangkutan mengetahui tujuan organisasi tersebut bermanfaat terhadap dirinya. Oleh karena itu keputusan seseorang untuk menjadi anggota haruslah didasarkan akan pengetahuan yang memadai tentang manfaat menjadi anggota koperasi. Setiap anggota perlu dibekali pengetahuan yang memadai tentang perkoperasian. Hal ini dikarenakan setiap anggota memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota. Sebagai pengurus, seorang anggota harus mampu membuat kebijakan yang baik. Hal ini menuntut sumber daya manusia anggota koperasi yang berkualitas yaitu memiliki kemampuan, berwawasan luas, dan solidaritas yang kuat dalam mewujudkan tujuan koperasi. 3. Pemberian Balas Jasa Terhadap Modal Angota adalah pemilik koperasi sekaligus sebagai pemodal dan pelanggan. Simpanan yang disetorkan oleh anggota koperasi akan digunakan koperasi untuk melayani anggota, termasuk dirinya sendiri. Modal dalam koperasi pada dasarnya digunakan untuk melayani anggota dan masyarakat sekitarnya, dengan mengutamakan pelayanan bagi anggota. Pemberian balas jasa atas modal yang ditanamkan pada koperasi akan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki koperasi. 4. Pengawasan Demokratis oleh Anggota Koperasi merupakan organisasi demokratis yang diawasi oleh para anggotanya, secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan. Pria dan wanita yang dipilih sebagai wakil anggota bertanggung jawab kepada rapat anggota. 5. Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Ekonomi Para anggota memberi kontribusi permodalan koperasi secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis terhadap modal tersebut. Anggota merupakan pemilik sekaligus pengguna yang memenuhi kebutuhannya melalui koperasi. 6. Otonomi dan Kemandirian Koperasi adalah organisasi otonom, menolong diri sendiri dan diawasi oleh para anggotanya. Apabila koperasi mengadakan perjanjian dengan organisasi lain termasuk pemerintah atau memupuk modal dari luar, koperasi melakukannya berdasarkan persyaratan yang menjamin pengawasan demokratis oleh para anggotanya dan mempertahankan otonomi koperasi itu sendiri. 7. Kepedulian terhadap Masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan untuk mengembangkan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan melalui kebijakan-kebijakan yang diputuskan pada rapat anggota. Tujuan Koperasi Tujuan dari pembentukan koperasi menurut pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992 adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut dalam membangun tatanan perekonomian nasional
15
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur dengan berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pernyataan dalam UU tersebut mengandung makna bahwa tujuan dari koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota melalui pelayanan usaha koperasi. Soedjono (2007) dalam Handayani (2011) juga menyampaikan bahwa koperasi bertujuan untuk memajukan kepentingan anggotanya dan melakukan tindakan-tindakan dimana tindakan tersebut dapat membuktikan bahwa koperasi telah memajukan kepentingan anggotanya. Dalam meningkatkan kesejahteraannya koperasi harus berpegang terhadap prinsip dan asas koperasi. Sehingga koperasi bisa berjalan dengan tujuan yang diinginkan dengan landasan saling memiliki dan kepercayaan yang dimiliki dari setiap anggota koperasi. Bahkan berdasarkan bunyi pasal 3 UU No.25/1992, dapat disimpulkan bahwa tujuan koperasi Indonesia meliputi tiga hal yaitu : 1 Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya. 2 Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat. 3 Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional. Koridor Koperasi Menurut Baga et al (2011), pemberian koridor dalam pengembangan koperasi ini diharapkan mampu menghindarkan koperasi dari krisis kepemimpinan, krisi identitas dan krisis ideologi yang pada gilirannya membuat koperasi dikembangkan jauh dari jati dirinya. Ancaman tiga krisi diatas semakin dirasakan oleh koperasi dalam era pasar bebas dan keterbukaan ekonomi seperti saat ini. Krisis yang pertama terjadi bukan karena koperasi goyah dalam menghadapi globalisasi, akan tetapi lebih karena diakibatkan munculnya keraguan sebagian besar masyarakat mengenai kedudukan sentral koperasi di dalam suatu perekonomian. Hal itu bukanlah suatu perkara yang mudah dalam mencari pemimpin koperasi yang tahan uji mempertahankan ide dan cita-cita kerakyatan, yang tidak mudah terpengaruh dengan perekonomian swasta, tidak meragukan nilai dan asas koperasi yang penuh demokrasi keadilan. Krisis kedua adalah krisis identitas. Krisis identitas sangat telihat ketika koperasi dihadapkan pada berkembangnya koperasi yang sama dengan perusahaan, mengadopsi perilaku dan pola pikir perseroan, atau secara terus terang membentuk pseudo koperasi yang aktivitasnya benar-benar terlepas dari prinsip dan nilai-nilai koperasi. Krisis yang ketiga adalah krisisi idealisme atau ideologi. Krisis idealisme terjadi karena kecenderungan sikap masa bodoh, membiarkan koperasi maju dengan uluran bantuan, bukan dari kesadaran anggota. keadaan ini akan menghilangkan kemandirian koperasi dan menjadikan koperasi yang bergantung pada pihak lain. Menurut Baga et al (2011) dalam rangka mencegah tiga krisis diatas, maka dirumuskanlah koridor-koridor koperasi sebagai berikut : 1. Promosi anggota-anggota yang berhasil Promosi anggota adalah keharusan bagi semua organisasi, termasuk koperasi. Promosi anggota ini dilakukan dengan maksud untuk memacu anggota agar lebih aktif terlibat dalam koperasi, khususnya dalam upaya untuk memengkan persaingan dengan lembaga-lembaga non koperasi. Promosi ini tidak hanya terbatas terhadap anggota saja, tetapi juga ditujukan untuk para manajer yang mengelola koperasi tersebut. Manajer layak mendapatkan promosi adalah
16
manajer yang berusaha mewujudkan efektivitas dan efisiensi yang berorientasi pada anggota. Promosi terhadap anggota juga membedakan koperasi yang baik dengan yang buruk tetapi tidak dapat membedakan organisasi koperasi dengan bukan koperasi (Ropke, 2000) dalam Baga et al (2011). 2. Pembatasan bisnis dengan bukan anggota Pembatasan bisnis dengan anggota harus dilihat sebagai bisnis dengan pihak luar. Hal ini dapat diterima jika bersifat usaha sampingan, atau sebagai cara untuk promosi anggota atau menarik anggota baru. Transaksi dengan bukan anggota tidak boleh dilakukan lebih dari 40 persen dari omset koperasi. 3. Keseimbangan struktur modal anggota dan modal dari luar Koperasi harus mampu membangun modal sendiri yang seimbang antara modal yang bersumber dari anggota dan modal berasal dari luar anggota. keterlibatan anggota dalam membangun permodalan harus ditingkatkan sehingga tingkat ketergantungan koperasi terhadap modal luar dapat dikurangi. 4. Kepemimpinan koperasi Para pemimpin koperasi baik pengurus maupun manajer koperasi harus memahami falsafah-falsafah koperasi agar pengelolaan koperasi tidak sekedar mewakili rasionalitas manajeman yang mengabaikan promosi anggota, tetapi juga mampu membawa kesejahteraan seluruh anggota. oleh karena itu, pendidikan bagi manajer dan karyawan sangat mutlak diperlukan. Pengurus dalam dua tahun masa tugas awal harus menunjukan pemahamannya terhadap koperasi, baik dalam aspek pengelolaan maupun pengembangan organisasinya. 5. Partisipasi anggota Partisipasi anggota memainkan peranan penting dalam pengembangan koperasi. Hal ini karena kekuatan koperasi tidak direpresentasikan oleh akumulasi modalnya, tetapi pada anggota-anggotanya serta terhimpunnya potensi penawaran dan permintaan anggota dan kepentingan ekonomi mereka. Tanpa adanya partisipasi, kemungkinan terjadinya penurunan efisiensi dan efektivitas koperasi akan semakin besar. Hal inilah yang menjadi alasan untuk memasukan partisipasi sebagai salah satu test koperasi komparatif, yaitu kemungkinan koperasi sukses dalam persaingan, tetapi koperasi hanya mampu memberikan pelayanan yang minim terhadap anggota. Tolak ukurnya partisipasi anggota adalah besarnya kontribusi dalam volume usaha koperasi dan dalam berbagai kegiatan koperasi. 6. Rapat delegasi dan penghindaran desintegrasi Penetapan rapat delegasi harus didahului penilaian kelayakan terapannya sehingga disintegrasi dapat dicegah. Sebelum rapat delegasi harus diadakan rapat bagian (kelompok) agar dapat menampung aspirasi anggota. 7. Komite pengawas kompeten Pengawas komite harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Harus ada pelatihan bagi meraka minimal dua hari per tahun. Laporan pengurus harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat dipahami oleh komite pengawas. Harus ada kerjasama antara pengurus dan komite pengawas. Rapat komite pengawas minimal dua kali dalam setahun tanpa dihadiri oleh pengurus. 8. Merjer Merjer (amalgamisasi) koperasi primer bertujuan untuk memperkuat promosi anggota dengan memanfaatkan keunggulan skala ekonomi besar laporan amalgamisasi dari koperasi-koperasi yang merjer harus diaudit dan tidak sekedar
17
berorientasi efisiensi bisnis semata, tetapi memperhitungkan dampak terhadap promosi anggota. 9. Sistem koperasi yang terpadu Pada dasarnya sistem koperasi terpadu menggunakan pendekatan terpadu dan berorientasi pada produksi terpadu. Pembagian tugas dalam sistem koperasi yang terpadu dilakukan berdasarkan prinsip subsidiaritas yaitu apa yang tidak mampu dilaksanakan oleh koperasi primer harus dilaksanakan oleh koperasi sekunder. Koperasi sekuder tidak boleh memperkecil peran koperasi koperasi primer yaitu menjadikan koperasi primer sebagai kantor cabang dalam menjalankan prinsip tersebut. Selain itu koperasi harus mengutamakan hubungan dengan unit-unit anggotanya dalam sistem integrasi daripada hubungan bisnis dengan mitra luar, terutama jika kondisinya sama. Koperasi yang melakukan bisnis dengan pihak luar lebih dari 40 persen dianggap telah meninggalkan koridor koperasi 10. Federasi atau asosiasi Federasi berfungsi di bidang audit, advokasi, informasi dan representasi bagi kepentingan koperasi. Federasi koperasi bertugas meluncurkan ide inovatif bagi pengembangan koperasi, baik untuk koperasi yang ada maupun koperasi yang ada maupun untuk membentuk koperasi yang baru. Federasi memungkinkan koperasi tampil secara menarik dengan cabang bisnis modern dan inovatif. Laporan audit oleh federasi harus ada jaminan bahwa kepentingan anggota secara langsung terwakili pada tingkat federasi. Manfaat Sosial dan Ekonomi Koperasi Manfaat diartikan sebagai nilai yang subjektif dari suatu alternatif yang terbuka bagi seseorang. Manfaat atau value merupakan nilai yang menunjukkan kapasitas potensial dari suatu objek atau aksi untuk memuaskan kebutuhan manusia yang dipandang dari sudut ekonomi dan non ekonomi (Hendar dan Kusnadi, 2002). Kebutuhan anggota koperasi dapat dilihat dari kebutuhan sosial dan ekonomi. Setiap orang yang menjadi anggota koperasi pasti didasari oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu yang dapat diraih dalam koperasi tersebut. Bagi orang yang secara ekonomi cukup kuat, mungkin kebutuhan sosial yang menjadi motivasi bergabung menjadi anggota. Bagi orang yang lemah kondisi ekonominya, motivasi ekonomi lebih dominan menjadi alasan bergabung kedalam koperasi. Kebutuhan sosial yang diinginkan oleh anggota koperasi dilihat dari seluruh kegiatan dan program yang dilakukan oleh koperasi. Kebutuhan sosial terkait dengan hubungan anggota dengan sesama anggota maupun hubungan anggota dengan pengurus koperasi. Kebutuhan sosial lainnya dilihat dari pelayanan dan pembinaan pengurus kepada anggota koperasi. Manfaat sosial yang dirasakan oleh anggota menunjukkan terjalinnya hubungan kekeluargaan dan gotong royong dalam KUD. Manfaat sosial lainnya yang diinginkan oleh anggota adalah adanya jaminan pendidikan bagi anggota maupun keluarga dan adanya jaminan kesehatan. Selain manfaat sosial, terdapat manfaat yang bersifat ekonomi merupakan alasan dasar masyarakat bergabung menjadi anggota dalam koperasi (Hendar dan Kusnadi 2002). Manfaat ekonomi yang dapat dirasakan anggota koperasi, yaitu
18
pengadaan dan penyediaan barang-barang kebutuhan, harga barang kebutuhan, pendapatan SHU, dan lain-lain. Sementara itu, dalam hal manfaat sosial yang dapat dirasakan anggota koperasi berupa hubungan yang baik sesama anggota dan pengurus serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggota. Manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diperoleh anggota koperasi akan menentukan tingkat partisipasinya terhadap kegiatan yang akan dilakukan oleh koperasi. Koperasi yang memberikan tingkat kepuasan dan manfaat yang lebih tinggi kepada seseorang daripada organisasi lain, berarti koperasi lebih tinggi kemampuannya dalam memuaskan keinginan anggota tersebut. Anggota akan membandingkan manfaat yang diterima dari koperasi dengan organisasi lain yang merupakan saingannya. Hendar & Kusnadi (2002) menyatakan manfaat utama yang diharapkan dari keanggotaan koperasi adalah dukungan terhadap kelancaran atau kestabilan usaha dan kebutuhan konsumsi para anggota. Manfaat keanggotaan sering disebut sebagai efek koperasi (cooperative effect). Efek koperasi tidak akan terjadi secara otomatis, tetapi harus dihasilkan dan diperjuangkan oleh koperasi. Partisipasi Anggota Partisipasi merupakan bentuk nyata anggota koperasi untuk ikut berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan koperasi, baik kegiatan ekonomi maupun sosial. Menurut Hendar dan Kusnadi (2002), secara harfiah partisipasi diambil dari bahasa asing participation, yang artinya mengikut sertakan pihak lain dalam mencapai tujuan. Istilah partisipasi dikembangkan untuk menyatakan atau menunjukkan peran serta seseorang atau sekelompok orang dalam aktivitas tertentu. Menurut Hendar dan Kusnadi (2002) istilah partisipasi mempunyai dimensi banyak, tergantung dari sudut mana kita memandang. Partisipasi bisa dipandang dari sifatnya, bentuknya, pelaksanaannya dan peran serta perorangan atau sekelompok orang. Dimensi partisipasi dapat dijelaskan dalam Gambar 2. Dimensi Partisipasi
Sifatnya
Dipaksakan Sukarela
Bentuknya
Formal informal
Pelaksanaanya
Langsung Tidak Langsung
Kepentingannya
Kontributif Insentif
Sumber : Hendar dan Kusnadi (2002)
Gambar 2. Dimensi Partisipasi Pada Koperasi Dilihat dari sifatnya partisipasi terdiri dari partisipasi yang dipaksakan (Forced) dan partisipasi sukarela (voluntary). Partisipasi yang pertama yang bersifat memaksa yang timbul dari pihak manajemen dalam mengambil keputusan dengan cara memaksa anggota untuk berpartisipasi dalam rangka mendukung keputusan yang dibuat manajemen. Partisipasi yang kedua yaitu partisipasi
19
sukarela disini manajemen memulai membuat suatu gagasan dan para bawahan atau anggota menyetujui untuk berpartisipasi dan mendukung gagasan tersebut. Partisipasi yang sesuai dengan koperasi berdasarkan sifatnya adalah partisipasi sukarela. Dengan sifat kesukarelaan anggota dalam berpartisipasi lebih baik dan sesuai dengan prinsip koperasi. Dimensi partisipasi berdasarkan bentukny, terbagi menjadi dua yaitu bersifat formal dan informal. Ciri dari partisipasi yang bersifat formal biasanya dalam setiap kegiatan dan pada saat pengambilan keputusan dilakukan secara formal dan diatur oleh manajemen koperasi. Sedangkan partisipasi yang bersifat informal hanya sekedar persetujuan lisan antara atasan dan bawahan. Kedua bentuk partisipasi tersebut dapat terjadi dalam manajemen koperasi sesuai dengan situasi dan kondisi yang berlaku dalam manajemen koperasi. Dimensi partisipasi dilihat dari pelaksanaannya, partisipasi dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Partisipasi secara langsung terjadi jika anggota memberikan masukan atau pendapat tentang apa yang diinginkannya yang berhubungan dengan kinerja koperasi. Berbeda dengan partisipasi tidak langusng, biasanya terbentuk jika ada salah seorang yang mewakili aspirasi sekelompok anggota. Berdasarkan kepentingannya, partisipasi anggota bisa berupa kontributif dan insentif. Partisipasi kontributif artinya dalam kedudukan sebagai pemilik para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan peningkatan kontribusi dalam hal keuangan seperti penyerahan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, atau dana-dana pribadi yang diinvestasikan pada koperasi. Sedangkan partisipasi insentif dapat berupa pengawasan terhadap jalannya koperasi, penetapan tujuan, serta pembuat keputusan. Analisis Kinerja Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) PTP atau Development Ladder Assessment (DLA) bagi koperasi merupakan metode yang dapat mengukur dampak dan hasil pembandingan antar waktu yang memungkinkan bagi siapapun untuk membahas dengan kepastian tentang keefektifan pengembangan koperasi menurut (Soedjono 2003) dalam Jakiyah (2009). Komponen dalam PTP antara lain adalah visi, kapasitas, sumber daya, dan jaringan kerja dari koperasi yang dipilih. Namun komponen tersebut disesuaikan dengan kondisi yang terdapat pada Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Tujuan dari PTP ini antara lain memberikan dasar pembanding yang sistematis untuk mengukur perkembangan kelembagaan sebuah koperasi pada waktu tertentu, memberikan metode penilaian yang sesuai kinerjanya, dan efektif dari segi biaya (cost effective) dan membantu koperasi-koperasi untuk dapat memahami lebih baik berbagai indikator kinerja dari organisasi mereka dan menggalakan mereka untuk mengambil prakarsa yang perlu untuk memperbaiki organisasi mereka. Visi dalam sebuah organisasi koperasi dilihat dari berbagai aspek antara lain pemerataan penaatan anggota, komunikasi dengan anggota, komitmen terhadap pengembangan bisnis, keefektifan kepemimpinan dan manajemen pengurus, kefektifan rencana strategi, dan penyelesaian masalah atau sengketa (Soedjono 2003) dalam Satria (2013). Penentuan visi dilihat dari cita-cita yang diinginkan koperasi selama waktu tertentu dengan melihat komitmennya dalam memberikan pelayanan kepada
20
anggota. Visi tersebut didukung dengan misi dalam lembaga ini yaitu melakukan kegiatan usaha yang ada kaitannya dengan anggota, meningkatkan potensi anggota dan sumber daya yang dimiliki, dan memberikan hasil yang optimal dalam usahanya. Secara umum visi yang berada di koperasi merupakan realisasi hubungan antara manajemen koperasi dengan anggota. Penentuan kapasitas dilakukan dengan melihat respon staf pengurus dan anggota terhadap kinerja, kebijakan yang ditetapkan, serta kemampuannya dalam mengelola sumber daya. Respon staf memiliki perbedaan dengan anggota sehingga diperlukan cara yang untuk memberikan kesimpulan yang sesuai dengan kondisi di koperasi. Kapasitas dalam PTP dilihat dari tingkat struktur organisasi, tingkat retensi tenaga staf, syarat-syarat pelayanan bagi staf tenaga kerja, pelatihan tenaga staf, langkah atau teknologi untuk mengurangi biaya-biaya, sistem operasi dan pengaturan keuangan, tiga tahun laporan audit, dan pemberian pelayanan terhadap anggota (Soedjono 2003) dalam Handayani (2011). Pada PTP ini sumber daya yang diteliti adalah terkait mengenai pengelolaan sumberdaya keuangan untuk anggota seperti kebijakan simpan pinjam dan kebijakan pembagian SHU. Menurut Soedjono (2003) dalam Handayani (2011), sumberdaya yang dimiliki koperasi dilihat dari kecukupan modal, pertumbuhan aset, manajemen aset, kebijakan perkreditan, dan kebijakan anggaran. Kecukupan modal koperasi didapatkan berdasarkan perhitungan permodalan koperasi dikatakan kuat jika Modal lebih dari 20 persen. Dimana aset jauh melebihi dari pada kewajiban koperasi. Permodalan dapat dikatakan cukup jika Modal lebih dari lima persen. Apabila Modal kurang dari 25 persen maka dapat dikatakan bahwa permodalan koperasi tidak mencukupi yang artinya kewajiban jauh melebihi aset koperasi. Pertumbuhan koperasi dikatakan positif tinggi apabila terjadi pertumbuhan aset sebesar lima persen terus menerus selama tiga tahun berturut-turut. Pertumbuhan koperasi dikatakan negatif tinggi apabila pertumbuhan aset koperasi kurang dari lima persen setiap tahun selama tiga tahun. Berdasarkan indikator sumberdaya keuangan juga dapat diketahui apakah koperasi sudah dapat melindungi ekuitinya dan mengelola aset yang dimiliki oleh koperasi secara menguntungkan. Jaringan kerja dalam PTP dilihat dari hubungan dengan organisasi puncak dan hubungan dengan pihak-pihak lain. Jaringan kerja menurut PTP terdapat dua sifat yaitu jaringan kerja intern dan jaringan kerja eksternal. Jaringan kerja internal merupakan hubungan dalam menetapkan kebijakan dengan anggota sehingga terdapat kontribusi anggota terhadap koperasi. Jaringan eksternal merupakan hubungan dengan pihak luar seperti pemerintah, koperasi induk, koperasi lain, dan distributor. Sifat dari jaringan kerja eksternal memiliki perbedaan dimana hubungan dengan pemerintah bersifat insentif, dengan organisasi puncak dan koperasi lain bersifat sharing atau bersaing, dengan distributor adalah kerjasama dalam penyediaan barang-barang di koperasi. Berdasarkan indikator PTP menempatkan kinerja koperasi pada tiga zona yaitu zona hijau, kuning, dan merah. Penetapan zona tersebut dilihat dari tingkat kumulatif penilaian terhadap komponen-komponen kinerja yang disesuaikan di koperasi dan membaginya ke dalam tiga zona. Penentuan zona tersebut dilihat dari pemberian rentang skala nilai dari keseluruhan skor setiap variabel. Zona hijau merupakan koperasi yang kinerjanya baik dengan adanya manajemen yang efektif dengan pemberian pelayanan yang memuaskan. Zona kuning menunjukkan
21
kinerja koperasi memuaskan namun harus diperhatikan dari segi manajemen ataupun pelayanan anggota. Zona merah menunjukkan koperasi berada dalam kesulitan baik dari segi pelayanan anggota atau organisasi dan usaha. Dengan penilaian kinerja PTP tersebut dapat memberikan alternatif bagi koperasi dalam memperbaikinya. Kerangka Pemikiran Operasional Koperasi Pegawai Biotek-LIPI terbentuk sejak Rapat Calon Anggota pada Tanggal 7 Maret 1987 untuk membentuk suatu wadah koperasi di lingkungan Pusat Penelitian dan Pengemgbangan Bioteknologi LIPI di Bogor. Koperasi ini memperoleh pengakuan badan hukum dari Kantor Wilayah Departemen Koperasi Provinsi Jawa Barat dengan Nomor 8678/BH/KWK.10/22 pada tanggal 20 Agustus 1987. Pengakuan ini diharapkan dapat memperlancar kegiatan koperasi, sehingga kegiatan koperasi dapat berjalan dengan baik. Koperasi Pegawai Biotek LIPI yang bergerak di bidang jasa usaha simpan pinjam (USP), usaha niaga, usaha agribisnis, usaha jasa cleaning service dan usaha kantin. Keberhasila Koperasi Pegawai Biotek-LIPI Bogor akan dirasakan jika kinerjanya berjalan sesuai dengan tujuannya dan konsisten menjalankan unit-unit usahanya dengan pengelolaan yang baik. Hal ini akan memberikan kontribusi yang baik terhadap anggotanya yang berprofesi sebagai pegawai/karyawan Biotek LIPI agar mereka tetap menjadi anggota koperasi. Pengukuran kinerja koperasi sangat diperlukan karena dapat digunakan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas koperasi dalam melaksanakan tugastugasnya, sehingga dapat diketahui apakah pencapaian kinerja koperasi sudah sesuai dengan harapan anggota. Kuantitas koperasi dapat dilihat berdasarkan target kerja yang sudah dicapai oleh koperasi. Sedangkan kualitas kinerja koperasi dapat dilihat kesempurnaan pekerjaan yang telah dilakukan manajemen koperasi. Langkah yang akan dilakukan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI harus dilihat bagaimana kinerja koperasi dari berbagai sisi baik produksi, sumberdaya manusia, keuangan dan sisi lainnya yang harus diketahui oleh koperasi itu sendiri. Instrumen yang digunakan dalam pengukuran Koperasi Pegawai Biotek-LIPI adalah penilaian Penilaian Tangga Perkembangan (PTP). Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kapasitas kelembagaan koperasi. Sehingga dapat mempermudah bagi manejemen sebagai pihak dalam mengambil keputusan untuk dapat melakukan sikap-sikap perbaikan dalam hal kegiatan organisasi, unit usaha dan meningkatkan pelayan kepada anggota. Indikator yang dilihat dari instrumen ini adalah aspek visi, kapasitas, sumber daya, dan jaringan kerja. Visi digunakan sebagai indikator penilaian dikarenakan koperasi merupakan organisasi yang berbasiskan anggota sehingga perlu diketahui mengenai tujuan jangka panjang koperasi. Melalui kesamaan visi diantara anggota dapat meningkatkan partispasi anggota dalam seluruh kegiatan koperasi. Indikator kedua yaitu kapasitas, kapasitas dijadikan sebagai indikator karena koperasi merupakan organisasi perusahaan sehingga diperlukan indikator yang berorientasi pada kapasitas manajemen koperasi. Melalui manajemen yang efektif, koperasi dapat mengembangkan dirinya sebagai sebuah organisasi yang dapat mengelola bisnisnya sehingga dapat
22
memberikan keuntungan bagi anggota. Indikator sumberdaya dipilih karena tidak dapat dipungkiri koperasi memiliki dua dimensi yaitu sosial dan ekonomi, sedangkan indikator jaringan kerja digunakan sebagai sebuah organisasi koperasi dituntut untuk dapat memiliki daya saing. Daya saing tersebut dapat dilakukan menggunakan analisis jaringan kerja. Pengukuran kinerja tersebut dapat diharapkan dapat mengetahui apakah output yang dihasilkan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI sudah sesuai dengan harapan anggotanya. Dalam organisasi bersama ini dibutuhkan kesesuaian antara anggota, manajemen, dan program koperasi. Manajemen koperasi tidak terlepas dari tingkat partisipasi anggota dalam melakukan kinerjanya. Adanya tingkat partisipasi yang tinggi dari anggota koperasi akan terbentuk suatu informasi mengenai kebutuhan dan kepentingan yang sesuai dengan anggota sehingga koperasi dapat menyediakan semua kebutuhan tersebut (high associations). Selain itu, partisipasi anggota akan timbul jika koperasi memberikan manfaat bagi anggota dengan pelayanan dan pengelolaan yang baik dari koperasi. Manfaat yang dirasakan oleh anggota adalah manfaat ekonomi dan manfaat sosial. Manfaat sosial dilihat dari hubungan, pelayanan, dan pelatihan dengan adanya partisipasi dalam hal penyediaan serta pembelian akan membuat koperasi memperoleh keuntungan yang dapat dimanfaatkan oleh anggota. Partisipasi anggota koperasi yang dilihat dari kegiatan RAT dan kegiatan pembelian. Partisipasi usaha dilihat dari kegiatan pembelian terhadap koperasi, sedangkan partisipasi permodalan dilihat berdasarkan kewajibannya melakukan simpanan wajib dan sukarela. Koperasi Pegawai Biotek-LIPI melakukan berbagai kegiatan atau langkah. Semua kegiatan yang dilakukan oleh koperasi dalam meningkatkan pelayanan kepada anggotanya masih terdapat berbagai kendala. Kendala-kendala yang dihadapi oleh adalah mengkoordinasikan kepada seluruh anggota dan distribusi pemasaran terhadap anggotanya. Diperlukan berbagai analisis terhadap anggota dan manajemen dari koperasi sendiri. Hal ini sesuai dengan prinsip koperasi yaitu pengendalian secara demokratis oleh anggota. Tingkat partisipasi anggota pada Koperasi Pegawai Biotek LIPI dapat dilihat dari partisipasi dalam bidang organisasi, partisipasi dalam bidang permodalan, dan partisipasi dalam kegiatan unit usaha. Partisipasi anggota koperasi dalam bidang organisasi yaitu bentuk kehadiran anggota dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan keaktifan anggota dalam memberikan pendapat dan saran kepada manajemen koperasi. Partisipasi anggota dalam bidang permodalan yaitu dalam bentuk keaktifan anggota untuk membayar simpanan yang telah ditetapkan oleh koperasi yaitu simpanan wajib dan sukarela. Sedangkan partisipasi anggota dalam bidang kegiatan usaha dalam bentuk keaktifan untuk dapat menggunakan dan memberikan kontribusi terhadap pembentukan unit usaha yang telah disediakan oleh Koperasi Pegawai BiotekLIPI. Berdasarkan hasil kinerja organisasi dan kinerja usaha akan terlihat kemampuan Koperasi Pegawai Biotek LIPI dalam memenuhi kebutuhan anggota. Secara ringkas dan sistematis bagan alur pemikiran yang mendasari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
23
1. Target untuk terus berkembang menjadi koperasi yang maju dari segi ekonomi dan sosial. 2. Adanya sebagian anggota yang memiliki dayabeli tinggi namun tidak memanfaatkan usaha koperasi. 3. Perkembangan SHU, unit usaha niaga, unit usaha agribisnis yang mengalami fluktuasi kenaikan selama lima tahun terakhir.
Kinerja Kelembagaan
Analisis Peniliaian Tangga Perkembangan
Sumber daya
Visi
Kapasitas
Jaringan Kerja
Unit usaha Koperasi Pegawai Biotek-LIPI
Unit Usaha Simpan Pinjam Unit Usaha Niaga Unit Usaha Jasa lain-lain
Total Pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI
Unit Usaha Agribisnis
Kontribusi Unit Usaha Agribisnis terhadap Pendaptan Koperasi Pegawai Biotek LIPI
Manfaat Sosial
Manfaat Ekonomi
Partisipasi anggota
Analisis Hubungan Rank Spearman
Analisis Kebijakan Bagi Pengembangan Koperasi
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional
24
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Koperasi Pegawai Biotek LIPI yang berada di area Komplek Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Cibinong, Kabupaten Bogor, beralamat di Jalan Raya Bogor Km 46 Cibinong. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), berdasarkan pertimbangan bahwa koperasi ini merupakan koperasi yang telah memperoleh pengakuan badan hukum dari Kantor Wilayah Dinas Koperasi Provinsi Jawa Barat dengan Nomor 8678/BH/KWK.10/22. Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong merupakan salah satu koperasi berprestasi di Wilayah Bogor dan sebagai koperasi percontohan untuk koperasi lainnya yang ada di Kabupaten Bogor. Koperasi Pegawai Biotek LIPI memiliki beberapa unit usaha diantaranya adalah usaha simpan pinjam, usaha niaga/perdagangan umum, usaha agribisnis, usaha kantin, usaha jasa cleaning service, dan usaha jasa lainnya. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2016. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui observasi, wawancara dengan daftar pertanyaan (kuesioner) terhadap pada pengurus, manajer, pengawas dan anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mempelajari buku, jurnal, dan data-data yang bersumber dari instansi yang terkait seperti Kementerian Koperasi dan UKM, dan Laporan Rapat Anggota Tahunan Koperasi pegawai Biotek LIPI selama lima tahun terakhir. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh perangkat Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Langkah-langkah dalam melakukan pengumpulan data antara lain : 1 Melakukan observasi terhadap Koperasi Pegawai Biotek LIPI dengan mengumpulkan berbagai laporan kinerja koperasi (Laporan RAT). 2 Wawancara terhadap anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI untuk menganalisis manfaat ekonomi, sosial serta tingkat Partisipasi anggota. 3 Wawancara dan diskusi dengan manajemen Koperasi Pegawai Biotek LIPI yaitu ketua pengurus, manajer, pengawas dan perwakilan anggota untuk menganalisi kinerja koperasi dengan Penilaian Tangga Perkembangan Metode Penentuan Responden Dalam penelitian ini, yang dijadikan sampel penelitian adalah para pegawai (staf) Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Cibinong yang tergabung dalam keanggotaan Koperasi Pegawai Biotek LIPI yang telah menjadi anggota lebih dari satu tahun. Teknik penentuan responden yang digunakan adalah convenience sampling. Metode convenience sampling digunakan dengan pertimbangan
25
kemudahan, ketersediaan dan kenyamanan dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini dari responden yang dipilih. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah satu per enam dari jumlah total anggota yaitu 50 anggota dari 306 anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Menurut pendapat Gay dalam Umar (2003) yang menyatakan bahwa ukuran sampel dapat diterima berdasarkan pada desain penelitian yang digunakan antara lain: 1 Metode deskriptif, minimal 10 persen dari populasi. Untuk populasi relatif kecil minimal 20 persen dari populasi. 2 Metode deskriptif korelasional yaitu minimal 30 subjek. Kriteria anggota yang dijadikan responden adalah anggota koperasi yang masih aktif yang telah bergabung lebih dari satu tahun, pernah mengikuti RAT, pernah mendapatkan SHU dan masih aktif melakukan transaksi dengan Koperasi Biotek LIPI seperti membayar simpanan wajib dan sukarela kepada Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Responden yang digunakan dalam pengukuran kinerja dengan menggunakan Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) yang terdiri dari, manajer koperasi, pengurus koperasi, pengawas koperasi, serta perwakilan anggota koperasi. Hal ini berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Soedjono (2003) dalam Handayani (2011) bahwa jumlah responden yang diperlukan pada pengukuran kinerja dengan menggunakan PTP terdiri dari satu orang personil senior dari manajemen, pengurus, serta pengawas dan sekurang-kurangnya lima orang anggota biasa. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik umum anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Karakteristik anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI diperoleh dari hasil wawancara melalui kuisioner. Data yang diperoleh kemudian ditabulasikan ke dalam bentuk tabel, karakteristik anggota Koperasi Koperasi Pegawai Biotek LIPI yang dianalisis terdiri dari umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan anggota. Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif melalui tahap pengolahan, deskripsi dan interpretasi data secara deskriptif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui keragaan Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Analisis kualitatif juga menggunakan metode deskriptif untuk menjelaskan secara mendalam mengenai hubungan koperasi dengan anggota yang didukung dengan alat bantu berupa tabulasi frekuensi sederhana berdasarkan jawaban responden. Analisis kuantitatif data diperoleh sebagai berikut: Analisis Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) Penilaian tangga Perkembangan Koperasi atau Deveploment Ladder Assesment (DLA) merupakan suatu alat yang disusun dan digunakan oleh
26
Canadian Co-operative Association (CCA) dalam membangun model koperasi sebagai proyek dari Indonesia Coorperative Assistaince Program (INDOCODAP) Soedjono (2003) dalam Jakiyah (2009). PTP merupakan suatu metode yang dapat mengumpulkan data dasar (baseline data) mengenai kapasitas kelembagaan dari organisasi sebuah koperasi dengan tetap berpedoman pada ketentuan - ketentuan ilmiah. Menurut Soedjono (2003) dalam Jakiyah (2009) PTP merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja khususnya dalam kapasitas kelembagaan koperasi. Kegiatan PTP ini menjadi dua bagian terpisah yaitu bagian kualitatif dan kuatitatif. Bagian kualitatif ini berhubungan dengan konsep yang bersifaat subjektif seperti menilai visi koperasi. Bagian kuantitatif merupakan bagian yang paling besar digunakan dalam PTP seperti dalam menentukan perbaikan mengenai kapasitas manajemen dari koperasi, sumber daya koperasi dan upaya koperasi dalam mengembangkan jaringan kerja. PTP terdiri dari empat indikator utama yaitu visi, kapasitas, sumber daya, dan jaringan kerja. Visi Koperasi Visi dijadikan salah satu indikator karena koperasi merupakan suatu organisasi dimana anggota merupakan modal utamanya, sehingga perlu diketahui bagaimana tujuan dari koperasi tersebut dan apakah tujuan tersebut sudah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh anggota. Selain itu pada indikator visi juga dapat diketahui bagaimana kepemimpinan yang dijalankan oleh pengurus koperasi. Kapasitas Koperasi Kapasitas terkait dengan manajemen organisasi koperasi yaitu dilihat dari tingkat struktur dan staf sudah memenuhi persyaratan, pelayanan yang sesuai kebutuhan anggota, dan langkah-langkah yang dilakukan koperasi untuk menurunkan biaya operasional serta pemeliharaan sistem operasi dan pengaturan koperasi. Penentuan kapasitas dilakukan dengan melihat respon staf pengurus dan anggota terhadap kinerja, kebijakan yang ditetapkan, serta kemampuannya dalam mengelola sumberdaya. Respon staf memiliki perbedaan dengan anggota sehingga diperlukan cara yang untuk memberikan kesimpulan yang sesuai dengan kondisi di koperasi. Cara tersebut dengan melakukan penelitian atau survei mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan koperasi. Sehingga dapat memberikan gambaran yang tepat mengenai kapasitas dari manajemen koperasi. Sumber Daya Koperasi Pada PTP ini sumber daya yang diteliti adalah sumber daya keuangan koperasi yang meliputi kecukupan modal koperasi, pertumbuhan aset koperasi, ekuiti dan pengelolaan aset serta kebijakan dalam perkreditan yang ada dalam koperasi. Kecukupan modal koperasi didapatkan berdasarkan perhitungan sebagai berikut : M% (Tingkat Kecakupan Modal Organisasi)
27
Permodalan koperasi dapat dikatakan kuat jika modal lebih dari 20 persen. Dimana aset jauh melebihi daripada kewajiban koperasi. Permodalan dapat dikatakan cukup jika modal lebih dari lima persen dapat dikatakan permodalan cukup kuat sedangkan permodalan dikatakan kurang apabila modal kurang dari lima persen. Apabila modal kurang dari 25 persen maka dapat dikatakan bahwa permodalan koperasi tidak mencukupi yang artinya kewajiban jauh melebihi aset koperasi. Pertumbuhan aset koperasi dapat diketahui berdasarkan perhitungan sebagai berikut : T
(
) (
)
(
)
Dimana, pertumbuhan koperasi dapat dikatakan positif tinggi apabila terjadi pertumbuhan aset sebesar lima persen terus menerus selama tiga tahun berturut-turut. Pertumbuhan koperasi dapat dikatakan negatif tinggi apabila pertumbuhan aset koperasi minus lima persen setiap tahun selama tiga tahun. Berdasarkan indikator sumber daya keuangan juga dapat diketahui apakah koperasi sudah melindungi ekuitinya dan mengelola aset yang dimiliki oleh koperasi secara menguntungkan. Adapun perhitungannya sebagai berikut : P= Dimana : P = Tingkat Pengembalian/rate of return Ekuiti = Aset – Kewajiban
Koperasi dapat dikatakan telah mengelola organisasi dengan sangat baik apabila ekuiti positif, SHU koperasi positif dan terdapat cadangan modal selama tiga tahun. Apabila ekuiti dan SHU negatif karena inflasi lebih dari minus tiga persen maka koperasi dapat dikategorikan sebagai koperasi yang dikelola dengan sangat buruk. Jaringan Kerja Jaringan kerja dalam PTP dilihat dari hubungan dengan organisasi puncak (apex) dan hubungan dengan pihak-pihak lain. Jaringan kerja menurut PTP terdapat dua sifat yaitu jaringan kerja intern dan jaringan kerja eksternal. Jaringan kerja internal merupakan hubungan dalam menetapkan kebijakan dengan anggota sehingga terdapat kontribusi anggota terhadap koperasi. Jaringan eksternal merupakan hubungan dengan pihak luar seperti pemerintah, koperasi induk, koperasi lain, dan distributor. Sifat dari jaringan kerja eksternal memiliki perbedaan dimana hubungan dengan pemerintah bersifat insentif, dengan organisasi puncak dan koperasi lain bersifat sharing atau bersaing, dengan distributor adalah kerja sama dalam penyediaan barang-barang di koperasi dan pemasaran output koperasi. Berdasarkan indikator PTP menempatkan kinerja koperasi pada tiga zona yaitu zona hijau, kuning, dan merah. Penetapan zona tersebut dilihat dari tingkat kumulatif penilaian terhadap komponen-komponen kinerja yang disesuaikan di
28
koperasi dan membaginya ke dalam tiga zona. Penentuan zona tersebut dilihat dari pemberian rentang skala nilai dari keseluruhan skor setiap variabel. Zona hijau merupakan koperasi yang kinerjanya baik dengan adanya manajemen yang efektif dengan pemberian pelayanan yang memuaskan. Zona kuning menunjukkan kinerja koperasi memuaskan namun harus diperhatikan dari segi manajemen ataupun pelayanan anggota. Zona merah menunjukkan koperasi berada dalam kesulitan baik dari segi pelayanan anggota atau organisasi dan usaha. Analisis Kinerja pada Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) berdasarkan visi, kapasitas, sumberdaya, dan jaringan kerja. Dari berbagai indikator tersebut terdapat komponen-komponen yang disesuaikan dengan kondisi kinerja koperasi Pegawai Biotek LIPI. Variabel penelitian dalam analisis kinerja koperasi dengan menggunakan PTP terdapat berbagai indikator Soedjono (2003) dalam Jakiyah (2013). Indikator untuk menentukan visi, kapasitas, sumberdaya, dan jaringan kerja didasarkan pada tabulasi dengan pemberian nilai untuk setiap variabel, dimana hal tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 3. Tabel 3. Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
16. 17. 18. 19.
20. 21. 22. 23.
Indikator Visi Pemerataan pemanfaatan anggota Keefektifan komunikasi dengan anggota Komitmen terhadap perkembangan bisnis Keefektifan kepemimpinan dan manajemen pengurus Komitmen terhadap perkembangan sosial Keefektifan rencana secara strategis Mekanisme penyelesaian sengketa Subtotal Indikator Kapasitas Struktur organisasi pada kebersihan koperasi Retensi (dipertahankanya anggota staff Syarat-syarat pelayanan bagi tenaga staff Pelatihan tenaga staff Langkah, teknologi untuk mengurangi biaya-biaya Sistem-sistem operasi dan pengaturan keuangan 3 tahun laporan audit Pemberian pelayanan kepada anggota Subtotal Indikator Sumberdaya Kecukupan modal Pertumbuhan asset Manajemen asset Efektivitas kebijakan perkreditan Subtotal Indikator Jaringan Kerja Kebijakan anggaran/fiscal Hubungan dengan pemerintah Hubungan dengan orgasinisasi puncak Hubungan dengan pihak lain (mitra kerja) Subtotal
Skor 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 35 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 1-5 40 1-5 1-5 1-5 1-5 40 1-5 1-5 1-5 1-5 20
Sumber : Soedjono (2003) dalam Jakiyah (2009)
Indikator-indikator dalam PTP sudah sesuai dengan indikator yang terdapat di dalam koperasi. Setiap indikator terdapat berbagai variabel yang menunjukkan tujuan koperasi sebagai lembaga sosial ekonomi. Indikator yang
29
telah diberi skor dilakukan penjumlahan dari setiap variabel. Penjumlahan skor untuk setiap indikator dilakukan secara mean dan ditentukan rentang skala nilai. Skor PTP/DLA menurut Soedjono (2003) dalam Jakiyah (2009) dapat dijelaskan pada Tabel 4. Tabel 4. Skor Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) Keterangan Skor Kemajuan secara konsisten atau baik Kamajuan terjadi sejak penilaian terakhir Kerja naik turun Dalam keadaan yang terbaik, bukti yang ada tidak sempurna/berbeda dalam hal pencapaian Sedikit atau tidak ada pembuktian tentang pencapaian selama periode terakhir
Skala Nilai 5 4 3 2 1
Sumber : Soedjono (2003) dalam Jakiyah (2009)
Penelitian ini dilakukan melalui wawancara dan berdasarkan laporan RAT selama lima tahun terakhir, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya. Hasil dari penelitian PTP ini dibagi menjadi tiga zona yaitu hijau, kuning, dan merah. Keterangan mengenai tiga zona tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 5. Tabel 5. Indikator-Indikator Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) Indikator Visi
Skala nilai menurut Indikator Hijau (35-22) Kuning (21-12) Merah (11-0)
Kapasitas
Hijau (40-26) Kuning (25-13) Merah (12-(-5)
Sumber Daya
Hijau (40-28) Kuning (27-15) Merah (7-0)
Jaringan kerja
Hijau (20-15) Kuning (14-8) Merah (7-0)
Keterangan Hijau = visi yang diterapkan baik Kuning = visi pada umumnya baik namun harus diperhatikan lagi Merah = visi yang diterapkan tidak sesuai Hijau = kapasitas organisasi baik Kuning = kapasitas organisasi baik namun harus diperhatikan lagi Merah = kapasitas organisasi semakin sulit Hijau = sumber daya yang dimiliki baik Kuning = sumber daya yang dimiliki baik namun harus diperhatikan Merah = sumber daya mengalami kesulitan Hijau = jaringan kerja koperasi baik Kuning = jaringan kerja baik namun harus diperhatikan Merah = jaringan kerja mengalami kesulitan
Sumber : Soedjono (2003) dalam Jakiyah (2009)
Indikator-indikator tersebut telah menjadi ketentuan untuk semua koperasi di Indonesia yang terdapat pada PTP. Perolehan rentang tersebut didapat dari tabulasi setiap indikator dengan penjumlahan dari setiap skala indikator. Secara umum PTP dilakukan penempatan pada tiga zona yaitu hijau yang artinya kinerja yang dilakukan baik dimana kegiatan dalam pemanfaatan sumberdaya, kapasitas, dan jaringan kerja sesuai dengan visi di Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Analisis Kontribusi Unit Usaha Agribisnis terhadap Pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI Besarnya nilai kontribusi unit usaha agribisnis terhadap pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI dapat dihitung dihitung dengan menggunakan persamanan sebagai berikut :
30
% KP =
100 %
Dimana : % KP : Kontribusi unit usaha agribisnis terhadap pendapatan koperasi (%) X : Pendapatan unit usaha agribisnis (Rp/tahun) Y : Total pendapatan koperasi (Rp/tahun) Analisis Manfaat Analisis ini menunjukkan persentase jawaban anggota koperasi terhadap manfaat yang diberikan koperasi baik manfaat ekonomi maupun manfaat sosial. Manfaat ekonomi mencakup kepuasan anggota terhadap harga barang agribisnis yang ditawarkan koperasi. Manfaat sosial terjalinnya hubungan baik dengan sesama anggota maupun pengurus, kepuasan terhadap pelayanan koperasi, serta pembinaan dan pelatihan usaha yang diadakan oleh koperasi. Pengukuran manfaat dilakukan dengan cara pemberian nilai dengan tujuan untuk mempermudah pengukuran secara kuantitatif. Responden yang merasakan kepuasan diberi nilai tiga, merasakan kurang puas diberi nilai dua dan kategori merasakan tidak puas diberi nilai satu. Menurut Nazir (2005), nilai responden dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total nilai, kemudian total nilai inilah ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala rating (rating scale). (
)
Dimana :
Xib = Nilai terbesar yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberikan jawaban merasakan manfaat (skor 3) terhadap setiap unsur i dari aspek manfaat yang diperoleh anggota (3x50=150). Xik = Nilai terkecil yang mungkin diperoleh dengan asumsi bahwa semua responden memberikan jawaban tidak merasakan manfaat (skor 1) terhadap setiap unsur i aspek manfaat yang diperoleh anggota (1x50=50) Maka besarnya range untuk tiap kelas yang diteliti adalah : (
)
Sehingga pembagian kelas berdasarkan pengukuran manfaat yang diperoleh adalah : a) 50 – 82 : Kategori Rendah b) 83 – 117 : Kategori Sedang c) 118 – 150 : Kategori Tinggi
31
Analisis Manfaat Ekonomi dan Sosial Anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI Analisis yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dengan melihat manfaat ekonomi. Manfaat ekonomi ini merupakan manfaat yang dirasakan setelah menjadi anggota koperasi. Manfaat ekonomi yang di analisis mencakup kepuasan anggota terhadap harga barang kebutuhan dan produk agribisnis yang ditawarkan koperasi. Hasil dari jawaban responden mengenai manfaat ekonomi yang dirasakan anggota dilakukan pemberian skor untuk mengetahui kesimpulan umum. Indikator-indikator dari manfaat ekonomi dan pemberian skor dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Indikator manfaat ekonomi No 1 2 3 4 5 6 7 8
Skor Manfaat 1 2 3
Indikator Manfaat Ekonomi
Total Skor
Kategori Manfaat
Pendapatan SHU Harga barang kebutuhan Harga produk agribisnsis Kemudahan memperoleh barang kebutuhan Kemudahan memperoleh barang agribisnis Pelayanan cleaning service dan kantin koperasi Kemudahan dalam melakukan pinjaman Keringanan bunga pinjaman
Ket : 1 : Tidak memuaskan 2 : Kurang memuaskan 3 : Memuaskan
Pemberian skor bertujuan untuk mengetahui tingkat manfaat yang dirasakan responden misalnya tidak merasakan manfaat ekonomi dikarenakan tidak adanya transaksi pembelian dan tidak merasakan adanya pendapatan didalam koperasi. Kemudian dilihat dari manfaat sosial yang dirasakan anggota koperasi adalah terjalinnya hubungan baik dengan sesama anggota maupun pengurus, kepuasan terhadap pelayanan usaha koperasi yang diadakan oleh koperasi Pegawai Biotek LIPI. Indikator-indikator dari manfaat sosial dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Indikator Manfaat Sosial Skor Manfaat No
Indikator Manfaat Ekonomi 1
1 2 3
2
Total Skor
Kategori Manfaat
3
Hubungan pengurus dengan anggota Hubungan kerjasama dengan sesama anggota Kepuasan pelayanan
Ket : 1 : Tidak memuaskan 2 : Kurang memuaskan 3 : Memuaskan
Partisipasi anggota dalam bidang organisasi dilihat dari kehadiran anggota dalam RAT dan keaktifan anggota dalam memberikan saran kepada pengurus dan manajemen koperasi. Partisipasi anggota dalam bidang permodalan dilihat dari keaktifan anggota dalam membayar simpanan wajib, simpanan dan simpanan sukarela. Sedangkan dalam bidang usaha dilihat dari keaktifan anggota dalam memanfaatkan unit usaha agribisnis, usaha niaga dan usaha simpan pinjam koperasi yang dapat dijelaskan pada Tabel 8.
32
Tabel 8. Indikator Tingkat Partisipasi Anggota Skor Partisipasi 1 2 3
No
Indikator Partisipasi Anggota
1 2
Kehadiran RAT Keaktifan dalam memberikan pendapat dan saran Aktif membayar simpanan wajib Aktif membayar simpanan sukarela Aktif membeli barang kebutuhan Aktif membeli barang agribisnis Aktif melakukan pinjaman
3 4 5 6 7
Total Skor
Kategori Manfaat
Ket : 1 : Tidak aktif, 2 : Kurang aktif 3 : Aktif
Analisis Korelasi Manfaat Ekonomi dan Manfaat Sosial Terhadap Tingkat Partisipasi dengan Ranks Spearman Korelasi rank spearman dalam penelitian ini digunakan untuk pengukuran korelasi pada statistik non parametric khususnya untuk data ordinal yaitu data yang mempunyai skala pengukuran yang berjenjang. Korelasi rank spearman dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat partisipasi (Y) dengan manfaat ekonomi (X) yang dirasakan oleh anggota koperasi. Selain itu, dapat mengetahui tingkat partisipasi dengan manfaat sosial yang dirasakan oleh anggota. Dimana tingkat partisipasi merupakan variabel Y dan manfaat sosial variabel X. Rumus koefisien korelasinya (Firdaus et all 2011) : =
∑ √(
)(
)
Berdasarkan nilai korelasi, kriteria pengujian hubungan observasi dilakukan pada taraf nyata (α = 5%). Pengambilan keputusan dapat dilihat dari kuat lemahnya hubungan dengan ditunjukkan pada nilai korelasi rank Spearman (Firdaus et all 2011). Nilai korelasi yang positif menunjukkan adanya hubungan searah antar variabel tersebut. Sedangkan nilai korelasi negatif menunjukkan adanya hubungan berlawanan arah diantara variabel tersebut. Dimana nilai rentang nilai korelasi jika lebih dari taraf nyata 0.5 memiliki hubungan kuat dan kurang dari taraf nyata 0.5 memiliki hubungan yang lemah. Pengukuran manfaat dilakukan dengan cara pemberian nilai dengan tujuan untuk mempermudah pengukuran secara kuantitatif. Responden yang merasakan manfaat diberi nilai tiga, kurang merasakan diberi nilai dua dan kategori tidak merasakan diberi nilai satu. Berdasarkan nilai rs yang diperoleh dari sampel, diketahui apakah kedua variabel berkorelasi signifikan di populasinya. Untuk itu dipelukan uji signifikansi rs yang dilakukan melalui uji hipotesis statistik sebagai berikut : H0 : Korelasi kedua variabel tidak signifikan ( ) H1 : Korelasi kedua variabel berkorelasi signifikan Apabila nilai | | ( ) maka disimpulkan tolak H0 yang berarti kedua ). Untuk taraf nyata variabel berkorelasi signifikan pada taraf nyata (α alpha sebesar (5%) diperoleh nilai kritis Zα. Apabila nilai Sig (2-tailed) < α maka disimpulkan tolak H0 pada taraf nyata α sebesar (5%).
33
GAMBARAN UMUM Sejarah Koperasi Pegawai Biotek LIPI terbentuk sejak Rapat Calon Anggota pada tanggal Tujuh Maret 1987 untuk membentuk suatu wadah koperasi di lingkungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi LIPI di Bogor. Koperasi ini memperoleh pengakuan badan hukum dari Kantor Wilayah Departemen Koperasi Provinsi Jawa Barat dengan Nomor 8678/BH/KWK.10/22 pada tanggal 20 Agustus 1987. Pengakuan ini diharapkan dapat memperlancar kegiatan koperasi, sehingga kegiatan koperasi dapat berjalan dengan baik. Usaha pertama yang dilakukan koperasi adalah simpan pinjam dan unit usaha warung untuk memenuhi kebutuhan 118 anggota, denga jumlah modal dari simpanan pada akhir 1987 sebesar Rp 7 871 500. Dalam perkembangannya Koperasi Pegawai Biotek LIPI mendapat kepercayaan dari dinas untuk mengelola sebagian areal kebun plasma nutfah yang berada di area Pusat Puslit Bioteknologi LIPI Cibinong. Tanah ini digunakan untuk kegiatan usahatani yaitu budidaya tanaman pertanian serta pembibitan tanaman buah-buahan dan penghijauan. Hasil budidaya tanaman seperti jagung, pepaya, kacang tanah, cabe merah, singkong, dan tanaman lainnya ada yang langsung dijual ke pasar dan sebagian besar dijual ke tengkulak, sedangkan bibit tanaman sebagian bibit tanaman langsung dijual ke konsumen yang datang langsung ke tempat pembibitan. Perkembangan usaha Koperasi Pegawai Biotek LIPI dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Usaha simpan pinjam meningkat dari Rp 9 064 625 pada tahun 1987 meningkat menjadi Rp 80 730 440 pada tahun 1993. Omset usaha warung meningkat dari Rp 3 267 870 meningkat menjadi Rp 61 596 125. Pada tahun 1992 usaha pemasokan pakan burung untuk Taman Burung TMII memperoleh pendapatan sebesar Rp 122 919 375, sedangkan pada tahun berikutnya omzetnya meningkat sebesar Rp 151 624 600. Omset pada usahatani (budidaya tanaman dan pembibitan tanaman) memperoleh pendapatan sebesar Rp 2 325 875 pada tahun 1987 mengalami peningkatan sebesar Rp 70 720 125 pada tahun 1993. Usaha unit kantin yang baru dimulai pada bulan Juni 1993 memperoleh omzet pada akhir tahun sebesar Rp 17 807 000. Usaha-usaha tersebut sudah termasuk pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI selama kurun waktu empat tahun terakhir, seperti menjadi sub kontraktor dari PT Flora Cipta Sarana untuk pengadaan tanaman penghijauan di proyek jalan tol Jakarta – Cikampek, pengadaan tanaman penghijauan dan hias untuk PT Instrumenindo pada proyek pembangunan lapangan golf di Cijayanti Bogor, sub kontraktor dari CV Tunggal karya Kencana dan CV Mirah Karya dalam pembuatan landscape komplek Puslitbang Bioteknologi LIPI Cibinong. Koperasi Pegawai Biotek LIPI telah melakukan berbagai usaha yang sampai saat ini masih berjalan seperti usaha simpan pinjam, warung/toko, pengadaan pakan burung, pembibitan tanaman (buah-buahan, tanaman hias, penghijauan, dan tanaman kehutanan), budidaya pertanian (papaya, jagung, pisang), transportasi (antar jemput pegawai, penyewaan kendaraan), distribusi dan jual beli beras jatah pegawai, jasa pembayaran rekening (listrik, telepon, PAM, dan BTN). Untuk lebih meningkatkan lagi usaha di segala bidang, koperasi telah melengkapi diri
34
dengan segala persyaratan di bidang usaha yaitu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP), Surat Izin Tempat Usaha (SITU), Surat Izi Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sertifikasi Refensi Usaha dari Kadin, dan Tanda Daftar Rekanan bidang usaha barang dan jasa lain. Perkembangan koperasi masih banyak mengalami kendala seperti kekurangan modal untuk usaha, keterbatasan manajeman usaha dan bebagai kendala di tengah arus globalisasi yang sekarang ini melanda dunia usaha. Kekurangan dan pada koperasi yang sedang berkembang merupakan masalah pokok yang sulit ditanggulangi, karena pada umumnya pihak Bank kurang percaya terhadap pelaku ekonomi yang berasal dari koperasi. Hal ini sangat terasa pada saat Koperasi Pegawai Biotek LIPI memerlukan modal usaha untuk pengembangan salah satu usaha yang tengah dijalankan. Adanya bantuan pinjaman lunak dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan mampu untuk meningkatkan usaha koperasi yang pada akhirnyan dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya. Struktur Organisasi Koperasi Setiap jabatan di dalam kepengurusan Koperasi pegawai Biotek-LIPI memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Peraturan tersebut dibuat berdasarkan hasil kesepakatan bersama pengurus Koperasi pegawai Biotek-LIPI. Peraturan dibuat agar pengurus koperasi lebih memahami tanggung jawabnya sehingga pengelolaan baik organisasi maupun usaha koperasi berjalan dengan baik. Saat ini struktur organisasi dan susunan kepengurusan Koperasi Pegawai Biotek LIPI berdasarkan Rapat Anggota Tahunan ke-28 pada Tanggal 25 Februari 2016 adalah sebagai berikut : Rapat Anggota Tahunan
Pengurus
Pengawas
Manajer
Bagian-bagian Unit Usaha
Anggota Sumber : Koperasi Pegawai Biotek LIPI
Gambar 4. Struktur Organisasi Koperasi Pegawai Biotek LIPI Keterangan : = garis komando = garis fungsional
35
Tabel 9. Susunan Kepengurusan dan Manajemen Koperasi Pegawai Biotek LIPI Periode 2013 - 2015 Dewan Pembina Ketua Anggota
Kepala Puslit Bioteknologi LIPI Kepala Bagian Tata Usaha Kepala Bidang Sarana Penelitian
Badan Pengawas Ketua Anggota
Drs. Ramlanto, M.M Suyamto, A.MD Hayat Raharja, S.E
Pengurus Ketua Wakil Ketua Sekertaris Bendahara Manajemen Manajer Bagian Unit Niaga
Handrie, S.E Fifi Afiati, S.Pt Warda Tuharea, S.St.Pi Munali
Bagian Unit Prosesing Susu Bagian Unit Pengelolaan Ternak Sapi Bagian Unit Simpan Pinjam Bagian Kantin Bagian Layanan Cleaning Service
Endi Rochandi Rasmadi, B.Sc Langgeng Widhi Astuti, A.Md Aris Hidayat A Anisa Alawiah Isep Supriadi Yopi Saputra H. Moch Yachya Rachmat Ramdang Tatang Sudarma
Sumber : Laporan RAT Koperasi Pegawai Biotek LIPI 2015
Rapat Anggota Tahunan (RAT) Rapat anggota dihadiri oleh anggota dan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Keputusan-keputusan rapat anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila musyawarah gagal untuk mencapai mufakat maka pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak para anggota memiliki hak satu suara untuk menyampaikan asipirasinya. RAT Koperasi pegawai Biotek LIPI dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun dengan tingkat kehadiran mencapi 80 persen. Dalam kegiatan RAT para jajaran pengurus dan anggota dapat menetapkan AD ART Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong menetapkan kebijaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi, serta rencana kerja, rencana anggaran pendapatan, dan belanja koperasi, serta pengesahaan laporan keuangan. Selain itu, RAT menetapkan pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya dan pembagian sisa hasil usaha. Pelaksanaan RAT bertujuan untuk mengefektifkan acara RAT dan diskusi mengenai pengembangan yang harus dilakukan pada tahun selanjutnya. RAT dilaksanakan dengan mengundang para anggota yang aktif berdasarkan anggaran dasar. Pelaksanaan RAT Koperasi Pegawai Biotek-LIPI Cibinong tidak dapat dihadiri oleh seluruh anggota. Hal ini dikarenakan adanya anggota yang sedang melakukan dinas diluar Puslit Biotekeknologi LIPI dan adanya halangan lainnya sehingga anggota tidak dapat hadir pada RAT. Pelaksanaan RAT dikatakan sah menurut tata tertib RAT yang telah ditetapakan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong.
36
Kepengurusan, Pengawas dan Pengelolaan Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota. Pengurus dapat dipilih dari dan oleh anggota koperasi didalam RAT dengan masa jabatannya kurang lebih lima tahun. Berdasarkan pasal 30 UU No. 25 tahun1992 pengurus memiliki tugas sebagai berikut: 1. Mengelola koperasi dan usahanya. 2. Mengajukan rancangan kerja, serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi. 3. Menyelenggarakan rapat anggota. 4. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas. 5. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib. 6. Memelihara daftar buku anggota dan pengurus. Dalam menjalankan tugas pengurus Koperasi Pegawai Biotek-LIPI Cibinong memiliki wewenang sebagai berikut: 1. Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan. 2. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta memberhentikan anggota sesuai dengan ketentuan dalam anggaran dasar. 3. Melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan koperasi sesuai dengan tanggung jawab dan keputusan rapat anggota. Sedangkan pengawas merupakan bagian dari perangkat organisai koperasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat melakukan pengawasan terhadap jalannya organisasi meliputi pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi serta berwenang untuk meneliti segala catatan yang ada pada Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong. Pengelola koperasi adalah orang-orang yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus untuk mengembangkan usaha koperasi secara profesional dan effisien. Pengelola juga merupakan pegawai atau pun pengurus yang bertanggung jawab secara operasional sesuai dengan keahlian dalam bidang masing-masing. Keanggotaan Koperasi Anggota merupakan aspek manajemen yang paling penting dalam sebuah koperasi. Hal ini berdasarkan pada prinsip koperasi yang memegang teguh bahwa keputusan koperasi mutlak berada di Rapat Anggota Tahunan, dengan kata lain anggota adalah pemilik koperasi. Kenggotaan Koperasi pegawai Biotek-LIPI terbuka dan sukarela bagi semua yang membutuhkan dan ingin memanfaatkan jasa-jasa Koperasi pegawai Biotek LIPI, tidak ada diskriminasi terhadap agama, laki-laki dan perempuan, serta suku. Anggota dapat masuk dan keluar setiap waktu sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Koperasi pegawai Biotek-LIPI. Setiap kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja koperasi harus berdasarkan keputusan anggota, seperti dalam melaksanakan pemilihan pengurus maupun pengawas, Koperasi pegawai Biotek-LIPI menggunakan sistem satu anggota satu suara (one member one vote) dan semua anggota aktif Koperasi pegawai Biotek-LIPI dapat mengikuti pemilihan dan dipilih. Sistem pemilihan yang dilakukan bersifat demokratis. Dari segi ekonomi, setiap anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI menjunjung tinggi AD/ART koperasi yang telah ditetapkan seperti membayar
37
simpanan yang sudah ditetapkan sebagai bentuk penyertaan permodalan Koperasi. Menurut laporan tahunan Koperasi pegawai Biotek LIPI perkembangan jumlah anggota koperasi selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal itu mengidentifikasikan bahwa Koperasi pegawai Biotek LIPI mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh anggota. Jumlah anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong pada RAT ke-29 pada Tanggal 25 Februari 2015 adalah sebanyak 306 orang yang terdiri dari seluruh pegawai Puslit Bioteknologi LIPI Cibinong, baik PNS maupun Pegawai Honorer. Tabel 10. Daftar Perkembangan Anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI Uraian Jumlah awal Penambahan Pengurangan Jumlah akhir
2011 231 19 0 250
Jumlah Anggota 2012 2013 250 269 22 13 3 2 269 280
2014 280 19 5 294
2015 294 23 11 306
Sumber : Laporan RAT Koperasi Pegawai Biotek LIPI 2011 – 2015
Permodalan Koperasi Pembiayaan Koperasi dalam melakukan kegiatan bisnisnya sebagian besar masih menggunakan dana dari dalam (dana anggota) berupa dana simpanan wajib, simpanan sukarela dan simpanan wajib. Sedangkan dana dari luar berupa pinjaman dari Bank Syariah Mandiri, yang merupakan dana pinjaman untuk anggota serta hutang barang-barang di unit niaga. Penggunaan dana pinjaman belum sepenuhnya dapat dipisahkan penggunaanya dengan penggunaan dari dalam, namun secara berangsur sudah mulai tertata. Tabel 11. Perkembangan Jumlah Permodalan Koperasi Biotek LIPI Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Pokok 25 000 000 50 000 000 55 800 000 58 800 000 61 200 000
Jumlah Simpanan (Rp) Wajib Sukarela 220 140 000 224 019 900 271 815 000 272 184.450 327 910 000 323 554 724 383 536 000 312 841 200 425 156 000 294 453 149
Jumlah Khusus 54 720 000 62 170 000 68 650 000 73 115 000 128 730 000
523 879 900 656 169 450 775 914 727 828 292 200 909 539 149
Sumber : Laporan RAT Koperasi Pegawai Biotek LIPI 2011 – 2015
Deskripsi Kegiatan Bisnis Kegiatan usaha yang dilakukan suatu koperasi tidak dapat dilepaskan dari modal yang dimiliki. Kegiatan usaha yang dilakukan Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong terdiri dari beberapa unit usaha meliputi unit usaha niaga, unit simpan pinjam, unit agribisnis, dan jasa lain-lain. Adapun kegiatan usaha yang dilakukan Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong adalah sebagai berikut. Unit Niaga Unit usaha niaga atau toko (Bioteknologi Mart) yang ada di Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong. Unit ini didirikan untuk menyediakan barang-
38
barang kebutuhan anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong. Kegiatan utamanya adalah menyediakan kebutuhan pokok para anggota seperti sembako, makanan dan minuman, alat mandi, obat-obatan, peralatan kantor, sepatu, sandal, rokok, dan barang kebutuhan lainnya. Untuk mndapatkan barang-barang yang dibutuhkan, anggota tinggal melakukan pembelian barang yang ada di toko, jika barang yang dibutuhkan tidak ada anggota bisa memesannya melalui kasir toko, disana anggota harus mengisi struk pengajuan pembelian barang. Pembayaran dilakukan dengan cara cash atau tunai langsung atau bisa melalui cashbond. Setiap anggota yang berbelanja akan dicatat oleh kasir sehingga dengan dilakukan pencatatan maka bisa diketahui anggota mana yang melakukan transaksi dengan koperasi. Barang-barang yang ada di toko dipasok dari grosir-grosir yang ada di sekitar wilayah Cibinong, selain itu, penyediaan barang-barang kebutuhan juga dipasok dari beberapa agen yang sudah bermitra dengan koperasi. Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong sudah bekerjasama dengan para grosir dalam pengadaan barang kebutuhan yang ada di toko. Harga barang-barang kebutuhan yang ada di toko ditentukan berdasarkan harga pasar. Hal ini dilakukan karena jika harga ditentukan di bawah harga pasar, maka tidak akan dapat menutupi biaya operasional toko. Unit bisnis toko bisa dikatakan salah satu unit yang memberikan kontribusi pemasukan yang cukup besar bagi Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong, karena pendapatan yang diperoleh dari toko cukup besar. Pemasukan yang diperolah Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong dari unit Toko dari Tahun 2011 sampai 2015 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Pendapatan Unit Usaha Niaga Koperasi Pegawai Biotek LIPI Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Total Penjualan (Rp) 581 540 800 547 740 400 669 036 200 777 232 000 749 348 500
Laba Kotor (Rp) 57 974 199 44 705 499 61 707 900 61 137 800 47 819 400
Laba Bersih (Rp) 44 705 499 33 778 371 46 727 300 45 075 800 20 456 300
Pertumbuhan (%) 24 (25) 4.32 (3.53) (54.61)
Sumber : Laporan RAT Koperasi Pegawai Biotek LIPI 2011 – 2015
Unit Usaha Simpan Pinjam Usaha simpan pinjam yang merupakan bagian dari unit usaha inti Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong yang bertujuan memberikan pelayanan para anggota yang membutuhkan pinjaman untuk pengobatan, pendidikan dan pinjaman keperluan lain yang mendesak. Batasan pinjaman pada anggota koperasi adalah sebesar Rp 30 000 000 jika lebih dari itu koperasi merekomendasikan angota untuk melakukan pinjaman ke Bank. Adapun persyaratan yang diajukan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong adalah anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Dibandingkan pengajuan simpan pinjam ke bank, koperasi lebih mudah dalam persyaratan pengajuannya sehingga banyak dari anggota yang tertarik untuk meminjam dana dari koperasi. Pada tahun 2015 koperasi membukukan pendapatan jasa dari Unit Simpan Pinjam sebesar Rp 119 196 285 yang mengalami kenaikan sebesar 12.40 persen dari pendapatan tahun 2014 yaitu sebesar Rp 106 038 595 Unit usaha simpan
39
pinjam sendiri dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan jumlah pendapatan serta laba usaha yang meningkat setiap tahunnya. Berikut data pendapatan dan laba usaha Unit Simpan Pinjam dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Pendapatan Unit Simpan Pinjam Kopersi Pegawai Biotek LIPI Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Total Pendapatan (Rp) 42 232 494 66 487 364 89 973 550 127 546 500 144 475 785
Total Biaya (Rp) 15 365 000 18 700 950 15 297 124 21 507 905 25 279 500
Laba Bersih (Rp) 26 870 594 47 786 414 74 676 426 106 038 595 119 196 258
Sumber : Laporan RAT Koperasi Pegawai Biotek LIPI 2011 – 2015
Unit Usaha Agribisnis Salah satu unit usaha agribisnis yang dikelola koperasi adalah pengelolaan ternak sapi perah. Kegiatan pengeloaan ternak sapi ini bertujuan untuk menambah pendapatan usaha Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Dari pengelolaan ternak sapi perah ini dapat memproduksi susu sapi segar. Susu yang diproduksi kemudian dilakukan pendistribusian ke beberapa Industri Pengolahan Susu (IPS) yang telah bermitra dengan Koperasi Biotek Pegawi Biotek LIPI. Selain dilakukan pendistribusian susu ke luar, sebagian susu yang sudah diproduksi disimpan di cooling unit kemudian dilakukan pengolahan susu untuk dijadikan produk olahan susu seperti yoghurt, kefir, dan susu pasteurisasi. Selain memproduksi susu kegiatan lainnya yaitu memproduksi susu berupa susu olahan yang menjadi final product. Saat ini hasil olahan yang dilakukan oleh Koperasi Biotek Pegawi Biotek LIPI baru berupa yoghurt dengan berbagai varian rasa seperti rasa original yogurt, strawbery, melon, dan anggur. Yoghurt yang dihasilkan oleh Koperasi Biotek memilki brand B-gurt. Unit bisnis yoghurt merupakan suatu usaha Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong dalam meningkatkan nilai tambah dari susu yang dihasilkan di Biotek LIPi Cibinong. Unit usaha prosesing telah melakukan inovasi produk susu olahan lewat produk yoghurt, dengan harapan produk ini mampu menjadi salah satu unit bisnis yang bisa memberikan kontribusi yang baik bagi Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong. Pada awalnya produk yoghurt (B-gurt) dipasarkan di sekiar komplek Puslit Biotek LIPI dan konsumennya sendiri sebagian besar masih dari para pegawai Puslit Biotek LIPI Cibinong. Produk yoghurt (B-gurt) produksinya sudah mulai konstan, dan sudah mulai dipasarkan keluar. Masalah utama yang dihadapi dalam usaha pengolahan yoghurt ini adalah pasar yang masih sulit dijangkau, karena banyak pesaing yang ada di pasaran, namun pendapatan dari pengolahan susu selalu mengalami kenaikan pendapatan setiap tahunnya. Selain usaha pengelolaan ternak sapi dan pengolahan susu, koperasi juga melakukan kerjasama pembibitan tanaman jati, pakan ternak dan lainnya. Pada kegiatan usaha agribisnis ini mampu berperan menambah pendapatan koperasi dan diharapkan usaha ini mampu berkembang lebih besar. Pada tahun 2015 koperasi Biotek LIPI membukukan pendapatan dari sektor pengelolaan agribisnis sebesar Rp 89 178 300 mengalami peningkatan sebesar 28,3 persen dari tahun
40
sebelumnya mencatatkan pendapatan sebesar Rp 69 486 220. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Pendapatan Unit Agribisnis Koperasi Pegawai Biotek LIPI Uraian Pengelolaan susu Kerjasama Penggemukan ternak sapi dan domba Kerjasama Iptekda Kerjasama pembibitan tanaman Pakan ternak Penjualan obat-obatan hewan Sewa lahan Biaya PNBP Total Pendapatan
2011
2012
7 051 500
10 200 000
10 000 000 8 000 000
Pendapatan (Rp) 2013
2014
2015
12 000 000
35 557 120
53 738 300
5 400 000 57 400 000
33 850 000 18 000 000
25 000 000 18 029 000
7 500 000 -
1 300 000
1 600 000 -
12 400 000 -
5 900 000 -
15 000 000 12 940 000 -
5 500 000 22 851 500
74 600 000
76 250 000
(15 000 000) 69 486 220
89 178 300
Sumber : Laporan RAT Koperasi Pegawai Biotek LIPI 2011 – 2015
Usaha agribisnis yang belum masuk ke perhitungan pendapatan adalah pengelolaan peternakan sapi perah, yang sejak bulan agustus 2015 pengelolaannya diserahkan kepada koperasi berdasarkan surat perjanjian kerjasama antara Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI No 1929/IPH.2/KS/VIII/2015 dan Koperasi Pegawai Biotek-LIPI No. 1929/KP.Biotek/VIII/2015, yang ditandatangani pada tanggal 3 Agustus 2015. Pada akhir Desember 2015 usaha dari pengelolaan ternak sapi perah masih belum menguntungkan karena produksi susu belum mencapai titik impas (Break Even Point). Usaha ini diharapakan ke depannya sudah mulai mengalami keuntungan. Pendapatan Usaha Jasa Lain-lain Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong yang merupakan koperasi mempunyai beberapa usaha inti seperti simpan pinjam, unit niaga (toko), unit agribisnis yang berkontribusi dalam memberikan pendapatan bagi koperasi. Selain unit usaha inti tersebut, Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong juga memperoleh pendapatan jasa lain-lain dari kerjasama dengan pihak ketiga yang telah bermitra dengan koperasi. Pada tahun 2015 Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong telah membukukan pendapatan lain-lain sebesar Rp 47 891 387 yang mengalami penurunan dari tahun 2014 sebesar Rp 67 854 900. Hal ini dikarenakan jasa pengadaan ATK yang pada tahun 2015 tidak adanya pemesanan dari Dinas. Pendapatan jasa lain-lain dapat dilihat pada Tabel 15.
41
Tabel 15. Pendapatan Usaha Jasa lain-lain Koperasi Pegawai Biotek LIPI Uraian
Pendapatan (Rp) 2011
SHU dan deviden SPBU PKPRI Jasa pengelolaan agribisnis Jasa pengelolaan adm Iptekda Jasa kerjasama kantin Jasa Bank BSM Jasa Bank Danamon Syariah Takaful keluarga Jasa rekening giro Jasa cleaning service Jasa pakan ternak Jasa penyertaan Modal Jasa stand kantin Widya selaras Jasa ATK Jumlah total
1 718 201 23 861 800 3 050 000 16 685 042 978 000 2 038 512 48 331 555
2012
2013
2014
2015
1 745 500 8 172 250
2 864 500 7 927 000
5 737 000 -
2 862 000 11 900 000
3 850 000 18 038 350 978 000 1 966 790 13 796 000 48 564 890
5 820 000 24 944 135
11 832 000 23 331 933 3 587 700 10 050 000 13 317 000 67 854 900
13 008 532 3 253 191 5 193 196 1 496 468 738 000 6 000 000 3 000 000 480 000 47 891 387
978 000 2 156 242 4 741 000 5 993 000 7 573 000 62 996 877
Sumber : Laporan RAT Koperasi Pegawai Biotek LIPI 2011 – 2015
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap responden melalui penyebaan kuesioner kepada anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI, maka diperoleh gambaran karakteristik resopnden seperti jenis kelamin, umur, tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan. Karakteristik responden dibagi menjadi beberap karakteristik yang terdiri dari usia, pendidikan, jenis kelamin, dan pendapatan per bulan. Responden dalam penelitian ini berjumlah 50 orang. Sebanyak 25 responden berjenis kelamin pria atau 50 persen dan 25 orang responden berjenis kelamin wanita 50 persen. Karakteristik responden tersebut terbagi kedalam jumlah yang sama antara responden pria dan wanita. Sebaran responden menurut jenis kelamin dapat dijelaskan pada Tabel 15. Tabel 16. Karakteristik Responden Berdasrkan Jenis Kelamin No 1 2
Jenis Kelamin Pria Wanita Jumlah
Jumlah 25 25 50
Persentase (%) 50 50 100
Jika dilihat berdasarkan usia, responden yang memiliki usia 21 sampai 30 tahun sebanyak 14 persen. Responden umumnya yang berusia 31 sampai 40 tahun sebanyak 44 persen. Responden umumnya berusia 41 sampai 50 tahun yaitu sebanyak 26 persen. Responden yang berusia 50 sampai 60 tahun sebanyak 16 persen. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar anggota koperasi merupakan usia produktif yaitu berkisar antara 30 hingga 50 tahun. Sebaran responden berdasarkan usia dapat dijelaskan pada tabel 17.
42
Tabel 17. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No 1 2 3 4
Kategori Usia 21 – 30 31 – 40 41 – 50 51 – 60 Jumlah
Jumlah 7 22 13 8 50
Persentase (%) 14 44 26 16 100
Pendapatan responden merupakan salah satu aspek yang berhubungan dengan tingkat partisipasi Responden. Pendapatan responden pada umumnya diperoleh dari gaji yang diterima responden sebagai pegawai Puslit Bioteknologi LIPI Cibinong selama satu bulan dan dari pendapatan lainnya. Pendapatan dapat mempermudah seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari, baik ekonomi maupun sosial termasuk untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Jika dilihat pada Tabel 18 bahwa sebanyak 15 Responden atau 30 persen anggota memiliki pendapatan perbulan antara Rp 5 100 000 sampai Rp 7 000 000. Sementara itu, 46 persen atau 23 orang memiliki pendapatan lebih dari berkisar antara Rp 2 100 000 sampai Rp 5 000 000 per bulan. Responden yang memiliki pendapatan lebih dari Rp 7 000 000 sebanyak 14 orang atau 14 persen dari total responden. Responden yang mempunyai pendapatan antara Rp 1 000 000 sampai Rp 2 000 000 perbulan sebanyak lima orang atau 10 persen. Jika dilihat dari segi pendapatan responden, bahwa pada umumnya anggota koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong memiliki penghasilan yang cukup tinggi. Tabel 18. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Per Bulan No 1 2 3 4 5
Kategori Pendapatan (Rupiah) 1 000 000 – 2 000 000 2 100 000 – 3 000 000 3 100 000 – 5 000 000 5 100 000 – 7 000 000 > 7 000 0000 Jumlah
Jumlah 5 12 11 15 7 50
Persentase (%) 10 24 22 30 14 100
Tingkat pendidikan Responden yang dimaksud adalah pendidikan terakhir yang telah ditempuh oleh Responden. Tingkat pendidikan Responden akan memengaruhi cara berpikir, cara pandang, bahkan persepsi Responden terhadap pelayanan yang diberikan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong. Tingkat pendidikan merupakan salah satu unsur yang berhubungan dengan tingkat partisipasi anggota terhadap kegiatan koperasi. Tingkat pendidikan menggambarkan kemampuan seseorang dalam memahami dan menerapkan fungsi mereka sebagai pemilik dan pengguna koperasi. Oleh karena itu, tingkat pendidikan akan mampu memengaruhi tingkat partisipasi seseorang. Berikut tingkat pendidikan Responden pada tabel 19.
43
Tabel 19. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No 1 2 3 4 5
Tingkat Pendidikan SMA Diploma Strata satu Strata dua Strata tiga Jumlah
Jumlah 18 2 10 14 6 50
Persentase (%) 36 4 20 28 12 100
Pada diatas menunjukan dari keseluruhan Responden pernah mendapat pendidikan secara formal dan sebagian besar responden menempuh pendidikan Perguruan Tinggi. Jumlah anggota yang berpendidikan SMA mencapai 36 persen atau sebanyak 18 Responden. Jumlah responden yang menempuh pendidkan Diploma sebanyak empat persen atau hanya dua orang. Sementara jumlah responden yang menempuh pendidikan Sarjana (Strata 1) mencapai 20 persen atau 10 orang. Jumlah responden yang menempuh pendidikan pascasarjana sebanyak 40 persen yang terdiri dari Strata dua sebanyak 28 persen dan Strata tiga sebanyak 12 persen. Responden yang menempuh pendidikan pascasarjana merupakan jumlah yang terbanyak diantara anggota yang mencapai pendidkan SMA, Diploma, dan Sarjana. Tingkat pendidikan anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong tergolong berkategori tinggi karena 60 persen responden memiliki tingkat pendidikan sarjana dan pasca sarjana. Analisis Penilaian Tangga Perkembangan Koperasi Pegawai Biotek LIPI Indikator-Indikator Pengukuran Kinerja Koperasi Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong merupakan salah satu koperasi pegawai yang berada di komplek Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Cibinong, Kabupaten Bogor dengan mayoritas anggota yang berprofesi sebagai pegawai atau karyawan Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Cibinong. Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong dalam kegiatannya selalu berusaha agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan anggota. Sehingga pengukuran kinerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong. Melalui pengukuran kinerja ini diharapkan dapat diketahui apakah fungsi dari Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong ini sudah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh anggota. Pengukuran kinerja koperasi ini menggunakan indikator-indikator model perkembangan koperasi yang dapat mengukur kinerja koperasi dalam hal kapasitas kelembagaan koperasi. Indikator-indikator yang digunakan dalam pengukuran kinerja koperasi adalah visi, kapasitas, sumber daya, dan jaringan kerja. Visi Pemahaman terhadap misi dan visi merupakan tahap awal yang dilakukan dan harus dilewati dalam manajemen suatu organisasi koperasi, untuk itu dari visi dan misi dapat dilihat dari perkembangan kinerja yang telah dilakukan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI sesuai dengan visi misinya melalui analisis PTP
44
visi, misi, dan tujuan Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong adalah visi Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinon “Terwujudnya lembaga keuangan yang dikelola secara professional berdasarkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi”. Sedangkan misi Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong “pengembangan ekonomi anggota melalui” 1. Usaha penjualan sembako dan kebutuhan sehari-hari. 2. Usaha Agribisnis 3. Usaha kerjasama operasional 4. Usaha pelayanan simpan-pinjam Sedangkan tujuan dari Koperasi Pegawai Biotek LIPI adalah sebagai berikut : 1. Menghimpun permodalan secara bersama 2. Menyediakan pinjaman mudah, cepat dan terarah 3. Menumbuhkan sikap percaya diri terhadap lembaga 4. Meningkatka kesejahteraan anggotanya melalui kegiatan ekonomi 5. Memberikan rasa aman, nyaman, dan damai dalam wadah yang terorganisir 6. Mempererat tali persaudaraan sesama anggotanya 7. Menjalin kerjasama dengan pihak ketiga seperti / instansi /lembaga Dari hasil skor pada Tabel 20 menujukan visi Koperasi Pegawai Biotek LIPI pada indikator ini Koperasi Pegawai Biotek LIPI yang diterapkan baik dengan skor 33. Nilai skor dihasilkan dari tujuh variabel. Indikator visi yang dinilai berdasarkan pemahaman terhadap visi, misi, dan tujuan yang merupakan tahap awal yang harus dilalui oleh koperasi terutama Koperasi Pegawai Biotek LIPI sebagaimana perusahaan umum lainnya yang tentunya memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas demi tercapainya kesejahteraan lembaga koperasi itu sendiri dan para anggota koperasi. Sesuai dengan analisis PTP bahwa visi Koperasi Pegawai Biotek LIPI dilihat dari tujuh variabel yang menggambarkan bahwa nilai visi Koperasi Pegawai Biotek LIPI termasuk dalam katagori baik. Tabel 20. Skor Penilaian Tangga Perkembangan (Visi) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Indikator Visi Pemerataan pemanfaatan anggota Keefektifan komunikasi dengan anggota Komitmen terhadap perkembangan bisnis Keefektifan kepemimpinan dan manajemen pengurus Komitmen terhadap perkembangan sosial Keefektifan rencana secara strategis Mekanisme penyelesaian sengketa Subtotal
Skor 4 5 5 4 5 5 5 33
Zonasi
Hijau
Pemerataan pemanfaatan anggota didalam organisasi Koperasi Pegawai Biotek LIPI dilihat dari integritas anggota yang berpartisipasi, dimana setiap anggota berhak untuk berpartisipasi namun untuk kepengurusan ada persyaratan khusus sesuai dengan kesepakatan anggota. Pelaksanaan visi di Koperasi Pegawai Biotek LIPI berdasarkan PTP menunjukkan adanya hak bagi setiap anggota dalam mengeluarkan pendapatnya pada saat RAT maupun diluar RAT. Pihak Koperasi Pegawai Biotek LIPI memberikan kesempatan terhadap anggota untuk mengeluarkan pendapat dan saran dalam RAT demi terwujudnya kemajuan koperasi, serta dalam perekrutan anggota koperasi melibatkan semua golongan
45
tidak ada diskriminasi perbedaan suku maupun golongan agama, semua orang berhak menjadi anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI dengan mengikuti persyaratan yang ada. Akan tetapi tidak semua anggota bisa hadir dalam kegiatan RAT sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). Tingkat kehadiran dalam RAT sekurang-kurangnya anggota yang mengikuti RAT 1/10 dari jumlah anggota hasil dari RAT akan di informasikan melalui pengumum secara tertulis dalam bentuk laporan. Adanya kebebasan bagi setiap anggota untuk masuk dalam kedudukannya di kepengurusan dengan persyaratan tertentu yang disepakati anggota. Pemilihan kepengurusan tersebut dilakukan pada saat RAT. Nilai perkembangan kinerja dari setiap tahunnya untuk pemerataan anggota mendapatkan nilai empat artinya pemerataan anggota termasuk adil yaitu pengurus Koperasi Pegawai Biotek LIPI melibatkan anggota dalam menjalankan kepengurusan Koperasi Pegawai Biotek LIPI serta anggota berpartisipasi dalam kegiatan koperasi. Keefektifan komunikasi dengan anggota pada tahap pertama untuk atribut ini responden memilih angka lima komunikasi sangat efektif yaitu anggota merasakan memperoleh informasi mengenai perkembangan koperasi. Pada tahap pertama informasi perkembangan koperasi sebagian besar anggota mengetahui perkembangan Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Semua informasi mengenai koperasi diberikan secara langsung pada setiap RAT maupun diluar RAT. Pada saat rapat maupun kegiatan sosial informasi-informasi terkait dengan koperasi selalu disampaikan oleh pengurus, serta jumlah anggota yang begitu banyak menjadi tidak menjadi kendala untuk menyapaikan informasi mengenai perkembangan koperasi. Informasi terus diusahakan berjalan baik dari anggota maupun dari pengurus. Dari anggota informasi yang datang berupa keinginan anggota, saran kritikan, dan usulan yang disampaikan pada saat RAT maupun rapat-rapat pengurus dan anggota. Komitmen terhadap perkembangan bisnis, Koperasi Pegawai Biotek LIPI memiliki komitmen untuk mensejahterakan para anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI sesuai dengan visi misi dan tujuan Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Komitmen terhadap perkembangan bisnis Koperasi Pegawai Biotek LIPI terus dilakukan dan dievaluasi pada setiap RAT yang dilaksanakan dan dituangkan dalam bentuk penyusunan rencana anggaran pendapatan dengan penjualan serta memperkirakan biaya-biaya yang akan dikeluarkan dan memperkirakan berapa SHU yang akan diperoleh oleh anggota, sehingga anggota mendapatkan manfaat dari koperasi. Rencana tersebut dilakukan setiap tahunnya. Pada tahap ini, responden memilih diangka lima yaitu memiliki secara tertulis tujuan ekonomi dan beroreintasi bisnis sasaran berdasarkan kinerja yang telah diimplementasikan dan dievaluasi. Untuk perkembangan bisnis koperasi, para anggota koperasi adanya peran koperasi yang memberikan kemudahan untuk mendukung kegiatan ekonomi anggota dibidang keuangan melalui unit usaha simpan pinjam. Perkembangan koperasi yang telah dicapai yaitu membangun gedung yang berfungsi sebagai kantor dan toko di komplek Puslit Bioteknologi LIPI untuk melayani para anggota koperasi. Keefektifan kepemimpinan dan manajemen memiliki tiga gaya kepemimpinan yaitu otoriter, demokratis dan kebebasan. Gaya kepemimpinan yang dipakai yaitu demokrasi karena sesuai dengan unsur koperasi yaitu kekeluargaan dan kebersamaan. Gaya kepemimpinan ini dapat dilihat dari RAT
46
yang dilakukan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI dimana para anggota diajak untuk membicarakan dan memutuskan tujuan dan merencanakan anggaran belanja Koperasi Pegawai Biotek LIPI pada tahun berikutnya dan memberikan penilaian tentang kinerja dari pengurus dalam satu tahun dengan satu anggota satu suara. Pengambilan keputusan pengurus tertinggi tidak berhak untuk mengambil keputusan secara sepihak karena harus ada keterkaitan dengan mengajak manajer ikut mengambil keputusan. Untuk manajemen pengurus, meskipun pengurus memiliki wewenang dan kekuasan mereka memiliki tanggung jawab dan harus bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian organisasi apabila hal tersebut disebabkan oleh kelalaiannya. Pengurus secara hukum harus bertanggung jawab secara pribadi seperti jika terjadi penyalahgunaan dana Koperasi Pegawai Biotek LIPI, melalaikan tugas dan melakukan tugasnya dengan tidak hati-hati. Dalam hal ini responden kebanyakan memilih diangka empat yaitu kepemimpinan dan kepengurusan Koperasi Pegawai Biotek LIPI berjalan secara efektif dengan peran para pengurus yang jelas dan uraian jabatan yang jelas. Selain komitmen terhadap pengembangan bisnis Koperasi Pegawai Biotek LIPI memiliki komitmen terhadap lingkungan sosial, walaupun tidak tertulis secara laporan di dalam RAT tapi hal tersebut sering dilakukan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Selain itu, Koperasi Pegawai Biotek LIPI mencadangkan dana sebesar delapan persen dari SHU untuk tujuan sosial dan pendidikan, seperti santunan untuk anggota yang sakit atau mengalami musibah, dan memberikan bantuan terhadap anggota yang memiliki anak berprestasi atau ingin bekerja di koperasi dengan memberikan pendidikan dan pelatihan. Dengan begitu manfaat yang dirasakan begitu luas, selain anggota masyarakat diluar anggota dapat merasakan keberadaan Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Oleh karenanya penilaian perkembangan kinerjanya mendapatkan angka lima yaitu memiliki sasaran sosial secara tertulis yang berorientasi komunitas dan sosial. Perkembangan nilai kinerja untuk keefektifan rencana secara strategic di angka lima. Koperasi Pegawai Biotek LIPI memiliki rencana strategis ke depannya yaitu Koperasi Pegawai Biotek LIPI sebagai Koperasi Pegawai yang memiliki rencana agar ke depannya dapat berkembang terus dari segi ekonomi dan bisnis untuk memenuhi kebutuhan ekonomi para anggota. Untuk kedepannya koperasi diharapkan mampu mengelola dan mengembangkan kegiatan unit di bidang agribisnis dan unit niaga untuk melayani kebutuhan anggota dan meningkatkan pendapatan koperasi dengan mengadakan kerjasama dengan pihak luar. Mekanisme penyelesaian sengketa penyelesaian sengketa pada dasarnya tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KP4 untuk penyelesaian masalah yang terjadi di dalam Koperasi Pegawai Biotek LIPI lebih kearah kekeluargaan dan musyawarah untuk penyelesaiannya. Namun, tindakan sanksi yang dilakukan berupa peringatan dan pemberhentian. Dari hasil penelitian pada Tabel 20 menunjukkan nilai perkembangan kinerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI secara keseluruhan termasuk dalam katagori baik dan masuk pada zona hijau dengan skor keseluruhan sebesar 33 dengan nilai skala 28 – 40 yang mengindikasikan bahwa pada tahap visi kinerja koperasi berkategori sangat baik.
47
Kapasitas Skor kapasitas menunjukkan bahwa angka tersebut masuk dalam zona hijau yang artinya kinerja kapasitas Koperasi Pegawai Biotek LIPI termasuk dalam katagori baik dengan skor 36 dan meningkat dengan angka dasarnya 26 – 40 untuk variabel kapasitas dilihat dari struktur organisasi, tenaga staf, pelayanan, teknologi, serta adanya audit tiga tahun sekali. Hasil skor untuk indikator kapasistas dapat dilihat pada pada Tabel 21. Tabel 21. Skor Penilaian Tangga Perkembangan (Kapasitas) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Indikator Kapasitas Struktur organisasi pada keberhasilan koperasi Retensi (dipertahankanya anggota staff Syarat-syarat pelayanan bagi tenaga staff Pelatihan tenaga staff Langkah, teknologi untuk mengurangi biaya-biaya Sistem-sistem operasi dan pengaturan keuangan Tiga tahun laporan audit Pemberian pelayanan kepada anggota Subtotal
Skor 5 5 4 3 4 5 5 5 36
Zonasi
Hijau
Manajemen merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dalam suatu organisasi begitu pula pada koperasi. Manajemen adalah kegiatan untuk mengkordinasikan suatu aktivitas atau pekerjaan tertentu secara efektif dan efisien. Manajemen koperasi harus disesuaikan dengan tujuan, prinsip koperasi dan azas manajemen usaha. Manajemen koperasi berbeda dengan manajemen perusahaan pada umumnya. Dimana pada manajemen koperasi tidak semata-mata mencari keuntungan, namun lebih menfokuskan diri pada pelayanan yang maksimal bagi anggota anggotanya. Selain itu pengendalian koperasi berada ditangan anggota. Hal ini merupakan salah satu perwujudan prinsip koperasi yaitu pengendalian secara demokratis oleh anggota. Kegiatan manajemen Koperasi Pegawai Biotek LIPI meliputi perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian. Perencanaan meliputi suatu proses untuk merumuskan sasaran dari koperasi yaitu mensejahterakan anggota dan masyarakat sekitar Koperasi Pegawai Biotek LIPI melalui program-program yang dibuat oleh koperasi. Sedangkan pengorganisasian mencakup suatu proses untuk menentukan tugas apa saja yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan dan bagaimana untuk mengelompokan tugas-tugas yang ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada pengorganisasian lebih menekankan dalam membuat suatu rancangan pekerjaan agar sasaran dapat tercapai. Struktur organisasi pada keberhasilan Koperasi Pegawai Biotek LIPI meletakan RAT sebagai pemegang kekuasan tertinggi yang memiliki wewenang mengendalikan koperasi bukan pengurus maupun manager dalam struktur organisasi Koperasi Pegawai Biotek LIPI, menetapkan kebijakan-kebijakan didalam Koperasi Pegawai Biotek LIPI dan unit-unit usaha Koperasi Pegawai Biotek LIPI. RAT tersebut merupakan tempat dimana anggota menyampaikan pendapat, saran dan memberikan keputusan terhadap kemajuan Koperasi Pegawai Biotek LIPI kemudian adanya pengurus Koperasi Pegawai Biotek LIPI yang menjalankan tugasnya berupa pemegang mandat dan kebijakan yang sudah
48
ditentukan pada saat RAT, serta mengendalikan dan mengimplementasikan hasil dari RAT agar semua rencana baik, rencana anggaran belanja, maupun rencan pengembangan Koperasi Pegawai Biotek LIPI berjalan sesuai dengan rencana. Jika ada undangan dari pemerintah atau instansi maka penguruslah yang menjadi perwakilannya. Selain pengurus didalam Koperasi Pegawai Biotek LIPI ada yang namanya Dewan Pembina yang berfungsi sebagai pembantu dalam pengambilan keputusan terutama dalam penerapan kebijakan yang sudah ditentukan, serta adanya badan pengawas yang bertugas mengaudit keuangan Koperasi Pegawai Biotek LIPI dan juga memeriksa laporan keuangan setiap harinya. Selain itu, didalam struktur organisasi Koperasi Pegawai Biotek LIPI terdapat manager yang berperan dalam mengelola kegiatan usaha unit-unit Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Retensi (dipertahankannya) tenaga staf anggota yang masuk ke dalam struktur organisasi sebagai tenaga staf memiliki persyaratan khusus diantaranya minimum telah menjadi anggota selama dua tahun, tidak cacat fisik, dan berdasarkan keputusan anggota bersama. Setiap jabatan memiliki tugas masingmasing hasilnya diserahkan kepada ketua pengurus dan manajer. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan pengurus, manajer, dan karyawan agar dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang nantinya akan berdampak pada kemajuan koperasi. Pelatihan yang diberikan mengenai seluk beluk perkoperasian. Pelatihan bagi pengurus maupun karyawan biasanya diadakan pelatihan mengenai manajemen dan kewirausahaan. Komitmen organisasi terhadap pelatihan tergolong cukup, adanya kesadaran kebutuhan pelatihan, namun tidak ada upaya sistematik dari organisasi. Selain struktur dalam organisasi, tenaga staf juga dinilai dari struktur luar organisasi yaitu dengan anggota. Pelayanan tenaga staf Koperasi Pegawai Biotek LIPI terhadap anggota tergolong memuaskan namun perlu adanya peningkatan pelayanan agar pelayanan terhadap anggota maksimal. Anggota merasa perlu mendapatkan pelayanan yang baik agar bisa terus berpartisipasi. Sistem operasional dan pengaturan keuangan di Koperasi Pegawai Biotek LIPI dipelihara dengan baik. Pengendalian keuangan dilakukan oleh auditor atau badan pengawas dan setiap transaksi usaha anggota dengan Koperasi Pegawai Biotek LIPI dilakukan pencatatan oleh pihak pengurus maupun staf manajemen. Jika dilihat dari segi kapasitas manajemen Koperasi Pegawai Biotek LIPI, tenaga staf yang ada dilakukan pelatihan terlebih dahulu mengenai koperasi sehingga staf dapat menjalani fungsi dan peran yang dijalankan. Penilaian kinerja dari segi Kapasitas Koperasi Pegawai Biotek LIPI memiliki skala 29 berada pada zona hijau yang artinya kinerja kapasitas umumnya baik namun perlu melakukan pebaikan-perbaikan lagi agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi anggota. Perbaikan yang perlu dilakukan adalah pelatihan tenaga staf perlunya koperasi mengalokasikan dana tambahan yang diperuntukkan untuk menurunkan biaya sesuai dengan kondisi yang ada, penggunaan teknologi yang sesuai untuk bersaing secara efektif dan efisien. Sumber Daya Indikator sumber daya yang dimiliki termasuk dalam kategori kinerja yang baik dengan nilai 40 sedangkan untuk nilai skala yaitu (28 – 40), perhitungan nilai
49
perkembangan kinerja sumber daya dihitung dengan membandingkan laporanlaporan keuangan pada laporan kegiatan RAT bertujuan untuk memberikan nilai maksimal yang sesuai dengan nilai standar nilai dari perhitungan sumber daya dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Skor Penilaian Tangga Perkembangan (Sumberdaya) No 1. 2. 3. 4.
Indikator Sumberdaya Kecukupan modal Pertumbuhan asset Manajemen asset Efektivitas kebijakan perkreditan Subtotal
Skor 5 5 5 5 40
Zonasi
Hijau
Untuk sumber daya yang dinilai mencangkup kecukupan modal. Kecukupan modal Koperasi Pegawai Biotek LIPI ini berasal dari modal sendiri, modal luar dan modal penyetaraan. Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, hibah dan donasi. Sedangkan untuk modal luar berasal dari bank dan lembaga keuangan lainnya. Tingkat kecukupan modal Koperasi Pegawai Biotek LIPI adalah 104 persen berada diatas 20 persen (Modal > 20 persen). Tingginya tingkat kecukupan modal karena Koperasi Pegawai Biotek LIPI tidak mempunyai kewajiban jangka panjang atau utang jangka panjang kepada pihak luar sehingga tingkat kecukupan modalnya tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa permodalan kuat dimana aset melebihi kewajiban hal ini dapat dilihat dari Tabel 23. Tabel 23. Tingkat Kecukupan Modal Koperasi Pegawai Biotek LIPI Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Aset 711 050 378 933 506 750 1 099 499 988 1 227 847 324 1 320 895 448 Rata-rata
Kewajiban 348 798 453 431 166 301 514 971 692 522 487 957 549 937 897
Kecukupan modal (%) 104 117 114 135 140 122
Sumber : Laporan RAT Koperasi Pegawai Biotek LIPI 2011 – 2015 (Data diolah)
Permodalan Koperasi Pegawai Biotek dikatakan kuat dengan aset jauh melebihi kewajibannya. Aset terbesar yang dimiliki Koperasi Pegawai Biotek terletak pada piutang anggota yang mencapai 482.2 juta rupiah pada tahun 2013, 769.5 juta rupiah di tahun 2014 dan 646.6 juta rupiah di tahun 2015. Piutang anggota terus meningkat yang berasal dari unit simpan pinjam baik piutang belum tertagih maupun piutang lancar. Tingkat pertumbuhan aset dilihat dari jumlah simpanan dan ekuiti tahun sekarang dengan jumlah simpanan dan ekuiti tahun sebelumnya. Tabel 24. Tingkat Pertumbuhan Aset Koperasi Pegawai Biotek LIPI Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah simpanan 560 926 377 709 658 527 860 262 801 944 257 777 1 062 269 173 Rata-rata
Ekuiti 282 186 477 375 304 077 468 058 077 558 301 577 639 086 024
Tingkat pertumbuhan asset (%) 24 31 19 14 11 20
Sumber : Laporan RAT Koperasi Pegawai Biotek LIPI 2011 – 2015 (Data diolah)
50
Tingkat pertumbuhan aset selama lima tahun terakhir dari tahun 2011 sampai 2015 berdasarkan Tabel 24, dimana tingkat pertumbuhan aset Koperasi Pegawai Biotek LIPI sekitar 20 persen yang artinya pertumbuhan positif tinggi. Jumlah simpanan dan ekuiti di tahun 2015 lebih besar dari jumlah simpanan dan ekuiti di tahun 2015. Peningkatan pertumbuhan aset yang tinggi disebabkan adanya peningkatan pada modal sendiri yang berasal dari simpanan wajib, simpanan pokok, cadangan, dan donasi. Koperasi Pegawai Biotek LIPI dapat melindungi ekuitinya dan mengelola aset-aset yang menguntungkan karena dikelola dengan sangat baik. Pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha) pada Koperasi Pegawai Biotek LIPI didasarkan atas banyaknya jasa anggota pada koperasi. Semakin banyak anggota memanfaatkan layanan koperasi maka SHU yang diterima akan semakin besar pula. Pendapatan SHU pada Koperasi Pegawai Biotek LIPI selama lima tahun terakhir mengalami fluktuatif namun cenderung mengalami peningkatan jumlah SHU. Ini bisa disebabkan karena anggota sudah mulai menyadari bahwa semakin banyak mereka melakukan transaksi di koperasi, maka mereka juga akan mendapatkan keuntungan dalam bentuk SHU yang dibagikan setiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi Pegawai Biotek LIPI dapa dilihat pada Gambar 5. 160 140 120 100 80 60 40 20 0 2011
2012
2013
2014
2015
SHU (Rp Juta)
Gambar 5. Grafik Perkembangan SHU Koperasi Pegawai Biotek LIPI Periode 2011 – 2015 (Data diolah) Pada tahun 2015 Koperasi Pegawai Biotek LIPI membukukan pendapatan SHU sebesar Rp 131 871 527 yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar Rp 147 057 790 atau turun sebesar 10.32 persen dari tahun 2014. SHU yang dibagikan pada anggota koperasi berasal dari pendapatan bersih koperasi dimana 45 persen dibagikan pada anggota atas jasa yang sudah dilakukan anggota pada koperasi yang terdiri dari jasa toko dan unit simpan pinjam, serta jasa simpanan pokok dan wajib anggota. Selanjutnya 25 persen digunakan untuk dana cadangan koperasi sedangkan sisanya sebesar 22 persen digunakan untuk pengurus, pegawai dan pengawas. Selain itu, alokasi dana pendidikan untuk kesejahteraan anggota koperasi sebesar lima persen. Sedangkan dana untuk kesejahteraan sosial dan lainnya sebesar tiga persen. Pengelolaan ekuiti dan aset dapat dilihat dari tingkat pengembalian (Rate of Return). Tingkat pengembalian
51
Koperasi Pegawai Biotek LIPI dalam jangka lima tahun yaitu tahun 2011 sampai tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Tingkat Pengembalian Koperasi Pegawai Biotek LIPI Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Pendapatan operasional 156 027 848 204 711 675 230 584 536 288 456 248 276 722 272 Rata-rata
Biaya operasional 75 962 400 77 675 303 134 180 317 156 398 458 144 850 745
Tingkat pengembalian (%) 22 25 16 19 17 20
Sumber : Laporan RAT Koperasi Pegawai Biotek LIPI 2011 – 2015 (Data diolah)
Koperasi Pegawai Biotek LIPI memiliki tingkat pengembalian rata-rata selama lima tahun terakhir sebesar 20 persen. Hal ini menunjukkan ekuiti dan asetnya dikelola dengan sangat baik dimana ekuitinya mengalami peningkatan, Sehingga dapat dikatakan bahwa koperasi mampu melindungi ekuitinya, pembagian SHU menunjukkan hasil yang positif. Koperasi Pegawai Biotek LIPI memiliki kemampuan dalam melindungi ekuiti dan aset yang menguntungkan. Oleh karenanya untuk penilaian perkembangan kinerja sumber daya Koperasi Pegawai Biotek LIPI mendapatkan nilai maksimal dilihat dari hasil kecukupan modal yaitu aset jauh melebihi kewajiban (Modal lebih dari 20 persen), petumbuhan aset positif tinggi secara terus menerus sebesar 20 persen setiap tahun selama lima tahun terakhir dan tingkat pengembalian modal berada diatas nilai standar selama lima tahun terakhir. Koperasi Pegawai Biotek LIPI mempunyai prosedur dalam pengajuan pinjaman bagi anggota. Dimana anggota dapat meminjam dana kepada para anggota maksimal sebesar Rp 30 000 000, namun anggota tetap harus memenuhi persyaratan yakni dilihat dari jumlah simpanannya dan gaji atau pendapatan perbulan. Pembayaran pinjaman bisa dilakukan dengan cara langsung pribadi dengan menyetorkan angsuran perbulan yang telah ditentukan sebelumnya atau potong gaji. Dengan diadakannya sistem seperti itu maka anggota dapat melakukan kewajibannya kepada koperasi sehingga koperasi tidak mengalami tunggakan. Namun ada sebagian anggota yang mengalami tunggakan namun masih dibawah kurang dari lima persen. Untuk menyiasati anggota yang telat melakukan pembayaran koperasi mengirimkan surat peringatan pada anggota yang belum membayar pinjaman. Dengan diadakannya kebijakan surat peringatan tersebut, diharapkan tidak ada anggota yang mengalami tunggakan pinjaman kepada koperasi. Jaringan Kerja Jaringan kerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI dengan instansi pemerintah, kebijakan fiskal, dan hubungan dengan kemitraan lain. Jaringan kerja pada Koperasi Pegawai Biotek LIPI lebih melihat pada kebijakan-kebijakan yang diterapkan dan hubungan antara Koperasi Pegawai Biotek LIPI dengan organisasi atau instansi terkait. Pada penetapan kebijakan-kebijakan anggaran seperti tingkat bunga biasanya didiskusikan dengan anggota koperasi pada RAT ataupun rapat bulanan. Pengurus tidak mempunyai wewenang untuk menetapkan tingkat bunga sesuai dengan keinginan pengurus. Karena pada koperasi keputusan tertinggi tetap berada di tangan anggota. Namun sejauh ini, setiap keputusan yang diambil selalu
52
disetujui oleh anggota sebab keputusan yang diambil memang selalu menguntungkan anggota. Hubungan antara Koperasi Pegawai Biotek LIPI dan pemerintah dalam hal ini adalah Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Deskoperindag) Kabupaten Bogor dan PKPRI berjalan baik. Kedua instansi tersebut tidak pernah turut campur dalam kegiatan operasional koperasi. Peran Deskoperindag disini hanya memberikan dukungan tetapi tidak mencampuri manajemen koperasi. Secara umum hubungan dengan pemerintah hanya sekedar memonitor dan memantau kegiatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI, pelatihan tenaga staf Koperasi Pegawai Biotek LIPI, dan menerima pendapat serta mempertimbangkannya. Koperasi Pegawai Biotek LIPI juga menjalin kerjasama dengan organisasi puncak (Pusat Penelitian dan Bioteknologi LIPI) dalam penerapan program Ilmu Pengetahuan Daerah (Iptekda) LIPI, peran dari koperasi adalah sebagai fasilitator atau penunjang dalam penerapan program Iptekda untuk masyarakat daerah. Selain itu peran lembaga Puslit Bioteknologi LIPI terhadap Koperasi Pegawai Biotek LIPI menjalin kerjasama yang diwujudkan dengan dua MOU yaitu MOU No 206a/IPH.2/HK.02.02/2005 pada tentang pengelolaan alat pasteurisasi susu sapi perah dan pemeliharaan ternak sapi perah IPTEKDA dan MOU No 391e/IPH.2/HK.02.02/2006 mengenai pengelolaan dan pemeliharaan ternak sapi dan domba IPTEKDA. Berdasarkan MOU tersebut bahwa pengelolaan ternak sapi dan domba koperasi hanya memperoleh jasa pengelolaan, sedangkan untuk unit pengolahan susu dikelola secara keseluruhan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Pada Agustus 2015 Pusat penelitian Bioteknologi LIPI menyerahkan unit pengelolaan sapi perah kepada Koperasi Pegawai Biotek LIPI untuk dikelola secara komersil berdasrkan surat perjanjian kerjasama No No 1929/IPH.2/KS/VIII/2015 dan Koperasi Pegawai Biotek-LIPI No. 1929/KP.Biotek/VIII/2015. Selain itu Koperasi Pegawai Biotek LIPI melakukan kerjasama pengadaan jasa alat tulis kantor (ATK) dengan Puslit Bioteknologi LIPI Cibinong. Adanya kerjasama antara koperasi dengan organisasi puncak (Pusat Penelitian dan Bioteknologi LIPI) diharapkan dapat terus berlangsung dan meningkat karena berkontribusi besar terhadap aktivitas peningkatan usaha dan pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Hubungan dengan kemitraan lain berdasarkan pada hubungan yang saling memiliki manfaat seperti jaringan komunikasi tanpa adanya ketergantungan dengan koperasi lain. Hubungan lain yang dilakukan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI yaitu dengan mitra bisnis terjalin dengan baik seperti dengan supplier pemasok barang, kerjasama dengan Bank dalam hal pembiayaan usaha simpan pinjam untuk anggota dan lembaga jasa lainnya. Sesuai dengan visi misi Koperasi Pegawai Biotek LIPI bahwa kerja sama dan jaringan kerja baik itu antar organisasi puncak, mitra bisnis, anggota maupun pemerintah dan lembaga keuangan sangat diperlukan dalam menjalankan organisasi Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Hasil penilaian dapat dilihat pada Tabel 26.
53
Tabel 26. Skor Penilaian Tangga Perkembangan (Jaringan Kerja) No 1. 2. 3. 4.
Indikator Jaringan Kerja Kebijakan anggaran/fiscal Hubungan dengan pemerintah Hubungan dengan orgasinisasi puncak Hubungan dengan pihak lain (mitra kerja) Subtotal
Skor 2 4 3 4 13
Zonasi
Kuning
Dalam jaringan kerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI memiliki zonasi Kuning (8 – 14) yang artinya jaringan kerja baik namun perlu ditingkatkan agar Koperasi Pegawai Biotek LIPI mendapat banyak informasi dan mampu memperluas jaringan kerja untuk perkembangan koperasi yang berkelanjutan. Dilihat dari segi jaringan kerja yang harus diperhatikan adalah dalam hal kebijakan anggaran, Koperasi Pegawai Biotek LIPI harus memperhatikan mengenai kebijakan anggaran seperti penetapan harga jual barang-barang kebutuhan untuk anggota. Selain itu, koperasi perlu mengkaji mengenai kebijakan dana pinjaman anggota yang membutuhkan agar dana pinjaman dari koperasi digunakan untuk kegiatan produktif yang memberikan manfaat untuk kesejahteraan anggota. Koperasi Pegawai Biotek LIPI perlu memperluas hubungan dengan beberapa instansi lainnya dan kurang melakukan kerja sama antar koperasi tetapi hal itu tidak menjadi masalah karena koperasi dapat menjalin kerjasama dengan pihak lainnya untuk mengembangkan jaringan usaha dan organisasinya. Pada Tabel 27 dapat dilihat bahwa nilai keseluruhan dari kinerja Penilaian Tangga Perkembangan yang berada di Koperasi Pegawai Biotek LIPI berdasarkan PTP memiliki skor tinggi yang artinya kinerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI berada pada zona Hijau yaitu dimana kinerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI adalah sangat baik dari segi visi, kapasitas manajemen dan sumber daya, serta jaringan kerja baik namun perlu diperhatikan dan perlu ditingkatkan agar Koperasi Pegawai Biotek LIPI mendapat banyak informasi dan tetap bertahan. Berikut ini disajikan posisi indikator-indikator model pengembangan koperasi yang terletak pada zona tertentu. Posisi indikator Penilaian Tangga Perkembangan Koperasi Pegawai Biotek LIPI dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Posisi Indikator Model PTP Koperasi Pegawai Biotek LIPI Indikator Merah Visi Kapasitas Sumber daya Jaringan kerja
Zonasi Kuning
Hijau √ √ √
√
Analisis Kontribusi Unit Usaha Agribisnis terhadap Pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI Unit Agribisnis berlokasi di lingkungan KPN (Kebun Plasma Nutfah) tumbuhan dan hewan Puslit Bioteknologi LIPI. Unit agribisnis merupakan salah satu unit usaha Koperasi Pegawai Biotek LIPI yang bergerak di bidang pengelolaan usaha peternakan, pengelolaan prosesing susu, pembibitan tanaman perkebunan serta pelayanan jasa kerjasama usaha agribisnis. Pada tahun 2005 Koperasi Pegawai Biotek LIPI telah menjalin kerjasama dengan dengan lembaga
54
Puslit Bioteknologi LIPI yang diwujudkan dengan dua MOU yaitu MOU No 206a/IPH.2/HK.02.02/2005 pada tanggal 1 April 2005 tentang pengelolaan alat pasteurisasi susu sapi perah dan pemeliharaan ternak sapi perah IPTEKDA dan MOU No 391e/IPH.2/HK.02.02/2006 tanggal 1 Mei 2006 tentang pengelolaan dan pemeliharaan ternak sapi dan domba IPTEKDA. Berdasarkan MOU tersebut bahwa pengelolaan ternak sapi dan domba koperasi hanya memperoleh jasa pengelolaan, sedangkan untuk unit prosesing susu dikelola secara keseluruhan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Usaha Agribisnis yang dijalankan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI selama lima tahun terakhir yaitu usaha pengelolaan prosesing susu, kerjasama penggemukan ternak sapi dan domba, kerjasama IPTEKDA, kerjasama pembibitan tanaman, pakan ternak dan penjualan obat-obatan hewan. Unit usaha agribisnis merupakan usaha yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI, namun selama lima tahun terakhir dari periode 2011 sampai 2015 mengalami peningkatan pendapatan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 2011
2012
2013
2014
2015
Pendapatan Unit Usaha Agribisnis (Rp Juta)
Gambar 6. Grafik Pendapatan Unit Usaha Agribisnis Koperasi Pegawai Biotek LIPI Periode 2011 - 2015 Kenaikan pendapatan yang sangat besar terjadi pada tahun 2011 sampai tahun 2012 dengan kenaikan sebesar 226 persen. Kenaikan pendapatan terbesar yang diperoleh dari kerjasama dengan IPTEKDA sebesar Rp 57 400 000 yang pada tahun sebelumnya hanya sebesar Rp 8 000 000. Pada tahun 2014 unit usaha agribisnis memperoleh pendaptan sebesar Rp 84 486 220 yang mengalami kenaikan sebesar 10.8 persen dari tahun 2013 yang memperoleh pendapatan sebesar Rp 76 250 000, namun pada tahun 2014 unit usaha agribisnis dibebani dengan biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk sewa lahan dan ruangan koperasi sebesar Rp 15 000 000, sehingga pendapatan bersih yang diperoleh sebesar Rp 69 486 220. Pada tahun 2015 terjadi peningkatan pendapatan dari unit usaha agribisnis sebesar Rp 89 178 300, pendapatan ini diperoleh dari usaha pengelolaan prosesing susu, kerjasama penggemukan ternak sapi dan domba, pembibitan tanaman dan pakan ternak. Kenaikan pendapatan yang besar diperoleh dari usaha pengelolaan prosesing susu, produk yang dihasilkan dari
55
usaha tersebut yaitu yogurt (B-gurt), susu pasteurisasi dan kefir yang mengalami peningkatan penjualan. Usaha pengelolaan prosesing susu ini diharapkan terus mengalami peningkatan pendapatan, dengan memperluas pasar dan meningkatkan kualitas produk dengan melakukan inovasi produk atau kemasan. Kontribusi unit usaha Agribisnis terhadap pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI merupakan perbandingan antara pendapatan dari usaha agribisnis dengan pendapatan total Koperasi pegawai Biotek Lipi. Besarnya kontribusi pendapatan unit usaha agribisnis terhadap pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI selam lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Kontribusi Unit Usaha Agribisnis terhadap Pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI 2011 - 2015 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015
Pendapatan Unit Agribisnis (Rp) 22 851 500 74 600 000 76 250 000 69 486 220 89 178 300 Rata-rata
Total Pendapatan (Rp) 156 027 848 204 711 675 260 650 635 303 456 248 276 722 272
Kontribusi (%) 15 36 29 23 32 27
Pada Tabel 28 menunjukan bahwa kontribusi rata-rata unit usaha agribisnis terhadap pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI selama lima tahun terakhir sebesar 27 persen. Pada tahun 2011 unit usaha agribisnis memberikan kontribusi sebesar 15 persen dari total pendapatan koperasi, namun pada tahun 2012 unit usaha agribisnis memberikan kontribusi sebesar 36 persen dari total pendapatan koperasi. Pada tahun 2015 unit usaha memperoleh pendapatan sebesar Rp 89 178 300 dan memberikan konribusi sebesar 32 persen dari total pendaptan Koperasi Pegawai Biotek LIPI, yang membukukan pendapatan total sebesar Rp 276 722 272. Pada tahun 2011 dan 2014 Unit usaha Agribisnis memberikan kontribusi terhadap negara melalui setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yang pada tahun 2011 unit usaha agribisnis Koperasi Biotek LIPI memberikan kontribusi senilai Rp 5 500 000 atau 19 persen dari total pendapatan unit usaha agribisnis sebesar Rp 28 851 500, sedangkan pada tahun 2014 unit usaha memberikan kontribusi terhadap PNBP senilai Rp 15 000 000 atau 18 persen dari total pendapatan unit usaha agribisnis Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Unit usaha agribisnis tidak hanya memberikan kontribusi terhadap pendapatan koperasi, tetapi terhadap negara melalui setoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Usaha agribisnis yang belum masuk ke perhitungan pendapatan adalah usaha peternakan sapi perah, yang sejak bulan Agustus dikelola oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Pada awalnya peternakan tersebut dikelola oleh dinas untuk dijadikan objek penelitian kemudian diberikan kepada Koperasi Pegawai Biotek LIPI berdasarkan surat perjanjian kerjasama antara Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI No.1929/IPH.2/KS/VIII/2015 dan Koperasi Pegawai Biotek LIPI No. 1929/KP.Biotek/VIII/2015 yang diresmikan pada tanggal tiga Agustus 2015 untuk dikelola dan dikomersilkan hasil produksi susunya. Unit usaha peternakan sapi perah ini memproduksi susu sebagai produk utamanya. Jumlah total ternak sapi dikelola oleh Koperasi Biotek-LIPI sebanyak 73 ekor. Setiap harinya usaha peternakan sapi perah yang dikelola oleh Koperasi Biotek-LIPI dapat
56
memproduksi susu segar rata-rata setiap harinya sebanyak 185 – 245 liter, namun seiring dengan pengelolaan yang dilakukan sepenuhnya oleh pihak Koperasi Pegawai Biotek-LIPI jumlah produksi susu selalu mengalami peningkatan yang mencapai 300 liter lebih setiap harinya. Hal ini karena adanya perbedaaan dalam manajemen pengelolaan yang sebelumnya dilakukan oleh dinas yang kurang optimal, kemudian dilakukan beberapa perubahan manajemen pengelolaan dari segi budidaya ternak sapi perah dan pengelolaan administrasinya oleh Koperasi Pegawai Biotek-LIPI sehingga unit usaha Pengelolaan sapi perah dapat berjalan dengan optimal. Analisis Manfaat Ekonomi Anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI Manfaat ekonomi memberikan gambaran bagaimana reaksi anggota terhadap aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong meliputi Usaha pengadaan barang kebutuhan (usaha niaga), usaha agribisnis, usaha kantin dan jasa cleaning service, dan usaha simpan pinjam. Tanggapan anggota terhadap manfaat ekonomi yang dirasakan setelah menjadi anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Nilai Skor Manfaat Ekonomi Skor Manfaat No 1 2 3 4 5 6 7 8
Indikator Manfaat Ekonomi Pendapatan SHU Kepuasan harga barang kebutuhan Kepuasan harga produk agribisnsis Kemudahan mendapatkan barang kebutuhan Kemudahan mendapatkan produk agribisnis Kepuasan jasa pelayanan cleaning service dan kantin koperasi Kemudahan dalam melakukan pinjaman Keringanan bunga pinjaman
Total Skor
Kategori Manfaat
1 0 2 14 1 14 6
2 36 20 24 10 22 46
3 96 114 72 135 75 63
132 136 110 146 111 115
Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang
10 10
18 20
93 90
121 120
Tinggi Tinggi
Ket : 1 : Tidak memuaskan, 2 : Kurang memuaskan, 3 : Memuaskan.
Berdasarkan Tabel 29 manfaat ekonomi anggota terhadap unit usaha Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong adalah meliputi pendapatan Sisa Hasil Usaha (SHU), kepuasan anggota terhadap harga barang kebutuhan, kepuasan anggota terhadap harga produk agribisnis, kemudahan anggota dalam memperoleh barang atau produk yang ditawarkan, kemudahan dalam melakukan pinjaman dan pengembaliannya, dan usaha kantin dan jasa cleaning service yang ditawarkan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong. Manfaat ekonomi yang diperoleh anggota diantaranya adalah pendaptan yang diterima dari SHU yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan anggota. Berdasarkan responden penelitian, pendapatan SHU yang diterima setiap anggota berkategori memuaskan atau tinggi. Anggota yang merasakan puas sebanyak 32 orang atau 64 persen. Besaran pendapatan dari SHU tidak terlalu besar dan belum bisa menutupi kebutuhan anggota, mayoritas anggota merasakan adanya sedikit manfaat dari hasil SHU setiap tahunnya untuk menambah pendapatan para anggota koperasi.
57
Manfaat ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan usaha barang kebutuhan umum (Niaga) Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong dapat dilihat berdasarkan kepuasan penetapan harga barang atau produk dan kemudahan memperolehnya. Untuk penetapan harga barang kebutuhan, responden merasa puas. Anggota yang merasa puas berjumlah 38 orang atau 76 persen. Hal ini timbul karena harga barang kebutuhan anggota di toko tidak jauh berbeda dengan harga yang ada di pasaran sehingga banyak anggota yang merasa puas terhadap harga bahan kebutuhan yang disediakan oleh koperasi. Para anggota koperasi masih bisa menerima harga tersebut karena harga yang ditetapkan koperasi relatif sama dengan harga yang ditawarkan di pasaran. Setiap anggota yang melakukan pembelian di toko dilakukan pencatatan oleh kasir untuk mengetahui anggota manasaja yang sering berbelanja di toko. Selain itu, anggota juga mendapat keuntungan dari setiap pembelian di koperasi karena akan menambah jumlah SHU yang diterima oleh anggota. Adanya manfaat tersebut mendorong sebagian besar anggota untuk membeli barang kebutuhan kebutuhan melalui koperasi. Namun, ada sekitar 20 persen anggota yang merasa kurang puas walaupun harga barang kebutuhan yang disediakan di toko relatif sama dengan harga di pasaran. Umumnya para anggota yang kurang atau merasa tidak puas terhadap harga masih sama dengan yang ditawarkan pasar dan ada beberapa barang kebutuhan yang harganya diatas harga pasar, namun sebagian besar anggota tidak terpengaruh dengan hal tersebut. Mengenai penetapan harga produk agribisnis, produk yang ditawarkan oleh unit usaha agribisnis diantaranya adalah yogurt, kefir dan susu pasteurisasi . Responden dalam penelitian ini merasa puas terhadap penetapan harga produk agribisnis. Hal ini dilihat dari jumlah responden yang merasa puas sebanyak 24 orang atau 48 persen. Responden yang merasa puas karena harga yogurt dan produk olahan susu lainnya sangat sesuai dari segi kualitas, namun terdapat anggota yang merasa kurang puas dengan harga yang sudah ditetapkan oleh unit pengolahan susu. Anggota yang merasa kurang puas tersebut sebanyak 24 persen dari total responden. Kekurangpuasan tersebut muncul karena harga yogurt dan produk olahan susu lainnya dirasakan mahal oleh sebagian anggota. selain itu, ada anggota yang merasa tidak puas sebanyak 28 persen, hal ini dikarenakan anggota sangat jarang sekali melakukan pembelian terhadap produk-produk agribisnis terutama yogurt dan produk olahan susu lainnya. Tingkat kepuasan seluruh responden dalam kemudahan mendapatkan barang dari toko berkategori tinggi. Responden yang mengaku merasa puas terhadap kemudahan mendapatkan barang kebutuhan sebanyak 45 orang atau 90 persen. Responden yang merasa puas dikarenakan unit toko sistem pembayaran dilakukan dengan tunai maupun dengan sistem utang atau cashbond. Selain itu, untuk beberapa barang tertentu pembayaran bisa dilakukan melaui angsuran (credit). Sedangkan responden yang merasa kurang sebanyak empat orang atau delapan persen sisanya satu orang atau dua persen merasa tidak puas. Responden yang merasa kurang puas dikarenakan barang kebutuhan yang ditawarkan oleh koperasi kurang lengkap serta jarak antara toko dengan tempat responden bekerja (kantor) yang cukup jauh. Kemudahan dalam mendapatkan produk agribisnis dinilai berkategori sedang dengan skor 111. Responden yang merasa puas sebanyak 25 orang atau 50 persen dari total responden. Sedangkan responden yang kurang puas sebanyak 11
58
orang atau 22 persen, dan responden yang merasa tidak puas sebanyak 14 orang atau 28 persen. Kekurangpuasan responden dalam mendapatkan produk agribisnis lebih dikarenakan jarak antara unit agribisnis atau pengolahan susu cukup jauh dari tempat kerja responden serta sistem pembayaran yang diterapkan tidak seperti pada unit toko. Selain itu, ada anggota yang merasa tidak puas sebanyak 28 persen, hal ini dikarenakan anggota sangat jarang melakukan pembelian terhadap barang-barang agribisnis. Hal itu dikarenakan yogurt dan olahan susu lainnya tidak dijual di toko dan jarak antara tempat kerja yang cukup jauh. Pelayanan kantin dan jasa cleaning service berkategori sedang. Hal itu dilihat dari jumlah responden yang merasa kurang puas dengan layanan sebanyak 23 orang atau 46 persen, sedangkan yang merasa tidak puas sebanyak enam orang atau 12 persen. Kekurangpuasan lebih dikarenakan pada kurang nyamannya ruangan kantin seperti ruangan kantin yang masih panas, meja yang kurang luas, serta kurang lengkapnya menu masakan dan harga yang sedikit lebih mahal jika dibandingkan dengan di tempa lain. Selain kantin, pelayanan cleaning service masih belum maksimal. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa ruangan gedung yang tidak terawat dan sebagian responden yang kurang disiplin sehingga berpengaruh terhadap kebersihan gedung. Responden yang merasa puas berjumlah sebanyak 21 orang atau 42 persen. Sebagian responden yang merasa puas lebih karena pelayanan kantin yang ramah, serta kebersihan kantin yang dirasa sudah bersih. Untuk cleaning service sebagian responden merasa puas. Hal ini karena, sebagian responden merasa kinerja petugas cleaning service yang baik dan cukup disiplin. Selain manfaat harga dan kemudahan memperolehnya, anggota mendapatkan keringanan bunga pinjaman dan kemudahan dalam melakukan pinjaman. Untuk aspek keringanan dan kemudahan pinjaman sebagian besar anggota merasa puas. Responden yang menjawab puas terhadap kemudahan melakukan pinjaman sebanyak 31 orang atau 62 persen persen. Sedangkan untuk keringanan bunga pinjaman, 27 orang merasakan puas. Hal ini dikarenakan prosedur pengajuan pinjaman yang mudah dan cepat serta bunga pinjaman yang rendah sebesar 1.5 persen per bulan dan masih dapat dijangkau oleh anggota, serta anggota yang melakukan pinjaman dapat berpengaruh kepada pendapatan SHU, semakin besar pinjaman anggota maka SHU yang diperoleh akan semakin besar. Hal tersebut dapat menarik minat anggota untuk melakukan pinjaman. Sedangkan sebagian anggota yang merasa tidak puas terhadap keringanan bunga pinjaman sebanyak 15 orang atau 30 persen. Sebagian anggota yang menjawab kurang puas dan tidak puas dikarenakan para anggota koperasi belum pernah melakukan pinjaman, sehingga anggota koperasi tidak mendapat manfaat dari jasa usaha simpan pinjam. Analisis Manfaat Sosial Anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI Keberadaan Koperasi Pegawai Biotek LIPI tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi memberikan manfaat sosial bagi anggotanya. Manfaat sosial bisa diartikan sebagai manfaat yang secara tidak langsung bisa memengaruhi hak dan kewajiban anggota (Hendar dan Kusnadi, 2002). Manfaat sosial merupakan suatu manfaat yang diperoleh anggota secara sosial yaitu adanya hubungan antara anggota dan pengurus Koperasi Pegawai Biotek LIPI dalam
59
kegiatan pembelian dan jasa, hubungan kerja sama dengan sesama anggota, kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Manfaat sosial memberikan gambaran adanya sikap kebersamaan dan hubungan harmonis antar sesama anggota dalam pengembangan diri sehingga manfaat sosial juga dapat memberikan motivasi kepada setiap anggota untuk berpartisipasi. Respon anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI terhadap manfaat sosial dalam penelitian ini digolongkan ke dalam tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hasil jawaban responden dijumlahkan dan digolongkan berdasarkan rentang skala rating (rating scale). Rentang tersebut antara lain kategori rendah 50 sampai 83, kategori sedang 84 sampai 117, dan kategori tinggi 118 sampai 150. Manfaat yang diperoleh anggota sangat dipengaruhi oleh kinerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI dalam memberikan pelayanan dan hubungan dengan anggotanya. Beberapa manfaat sosial yang diberikan Koperasi Pegawai Biotek LIPI terhadap anggotanya adalah hubungan pengurus dengan anggota, hubungan kerja sama dengan anggota, dan kepuasan pelayanan yang diberikan koperasi. Manfaat sosial yang tampak dari tanggapan responden akan memengaruhi sejauh mana Koperasi Pegawai Biotek LIPI memberikan pelayanan sosial terhadap anggotanya dan perasaan memiliki dari anggota terhadap koperasi. Adapun data mengenai tanggapan anggota terhadap manfaat sosial yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Nilai Skor Manfaat Sosial Skor Manfaat No
Indikator Manfaat Sosial
1 2 3
Hubungan pengurus dengan anggota Hubungan kerjasama dengan sesame anggota Pelayanan fasilitas
1 0 0 11
2 20 28 18
3 120 108 90
Total Skor 140 136 119
Kategori Manfaat Tinggi Tinggi Tinggi
Ket : 1 : Tidak memuaskan, 2 : Kurang memuaskan, 3 : Memuaskan.
Berdasarkan Tabel 30 dalam hal hubungan pengurus dengan anggota, hubungan kerja sama dengan anggota, dan kepuasan pelayanan yang diberikan koperasi dinilai tinggi dengan skor masing-masing 140, 136, dan 119. Anggota yang merasakan puas terhadap hubungan dengan pengurus sebanyak 40 orang atau 80 persen menjelaskan bahwa ada manfaat yang diperoleh anggota dari hubungan dengan pengurus dalam hal Rapat Anggota Tahunan dan kegiatan pelayanan lainnya. Selain itu, hubugan pengurus dengan anggota tidak hanya mencakup kegiatan pelayanan koperasi saja, tetapi kegiatan sosial lainnya yang dapat mempererat hubungan pengurus dengan anggota. Kegitan sosial yang sering dilakukan adalah membagikan parcel lebaran kepada para anggota. Tidak hanya itu, jika ada anggota yang mengalami sakit atau musibah pengurus memberikan bantuan atau santunan kepada anggota, baik berupa bantuan materil maupunnon materil. Namun, sebanyak 10 orang atau 20 persen memberikan respons bahwa hubungan dengan pengurus kurang diperoleh. Hal tersebut terjadi karena hubungan anggota dan pengurus hanya berlangsung secara terbatas hanya pada saat Rapat Anggota Tahunan dan membeli barang kebutuhan. Anggota yang merasa puas lebih tinggi persentasenya daripada persentase anggota yang tidak puas dan kurang puas. Hubungan yang terjadi dalam kegiatan pembelian dan jasa sesuai dengan kebutuhan anggota, terutama dalam jasa simpan pinjam yang sangat diperlukan oleh anggota.
60
Hubungan kerja sama antar sesama anggota dinilai tinggi atau memuaskan. Anggota yang merasa puas dengan adanya kerja sama diantara sesame anggota berjumlah 72 persen. Bentuk kerja sama yang dilakukan antara sesama anggota pada wilayah kerja masing-masing kelompok di antaranya adalah saling menolong dalam hal kegiatan yang dilakukan oleh Koperasi. Jika ada anggota yang terkena sakit musibah para anggota membantu dengan menjenguk dan memberikan bantuan baik materil mupun non materil. Setiap anggota mendapat undangan untuk menghadiri RAT yang dilaksanakan setahun sekali dan biasanya dilaksanakan pada bulan Februari. Saling mengingatkan dan menitip pesan agar hadir dalam RAT selalu dilakukan oleh para anggota, RAT merupakan salah satu kegiatan silaturahmi antar anggota. Selain itu, RAT juga merupakan alat komunikasi dengan pengurus mengenai perkembangan koperasi. Kegiatan RAT yang diadakan oleh koperasi mendapat antusias luar biasa dari para anggota untuk hadir. Rata-rata jumlah anggota yang hadir dengan tingkat kehadiran 80 persen lebih dari jumlah anggota yang ada. Jika dilihat dari kepuasan pelayanan yang diperoleh oleh anggota, termasuk berkategori tinggi atau memuaskan. Pelayanan yang diberikan Koperasi Pegawai Biotek LIPI meliputi layanan simpan pinjam, layanan barang kebutuhan (toko), layanan barang agribisnis, layanan kantin dan cleaning service kegiatan layanan lainnya. Para anggota merasa sangat terbantu oleh adanya pelayanan yang diberikan pihak Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Anggota koperasi yang merasa puas dengan pelayanan berjumlah sekitar 30 orang atau 60 persen dan dikategorikan tinggi. Ada juga anggota yang merasa tidak puas akan pelayanan yang diberikan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI yaitu sebanyak 11 orang atau 22 persen. Ketidakpuasan itu muncul karena barang yang dibutuhkan tidak lengkap dan kadang berkualitas jelek. Selain itu barang pesanan yang agak lama dan barang tersebut tidak diantar langsung sampai di rumah. Para anggota berharap agar pelayanan barang-barang kebutuhan bisa ditingkatkan lagi, agar koperasi dapat meningkatkan usahanya, yang bermanfaat untuk seluruh anggota. Analisis Partisipasi Anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI Partisipasi merupakan keikutsertaan dari seseorang atau sekelompok orang dalam meningkatkan potensi terhadap suatu organisasi. Seseorang atau sekelompok orang dalam menyediakan sarana dan prasarana membutuhkan modal serta jejaring kerja sama. Keberhasilan Koperasi Pegawai Biotek LIPI dalam menjalankan unit usahanya tidak terlepas dari adanya partisipasi anggota. Partisipasi memegang peranan yang penting dalam perkembangan koperasi. Tanpa partisipasi anggota, kegiatan koperasi tidak akan berjalan secara efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan koperasi merupakan suatu badan usaha dimana pemilik dan pelanggannya sama yaitu anggota koperasi. Tingkat partisipasi anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI dilihat dari partisipasi organisasi, usaha dan permodalan. Partisipasi dalam organisasi dilihat dari kehadiran dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan keaktifan anggota dalam memberikan saran kepada pengurus dan manajemen. Penentuan indikator RAT pada partisipasi anggota dikarenakan RAT merupakan kegiatan yang paling penting dalam koperasi, sebab RAT yang menentukan seberapa besar perhatian anggota terhadap koperasi. Partisipasi juga dapat dilihat dari keaktifan anggota
61
terhadap kemajuan koperasi yaitu dituangkan lewat saran dan masukan pada saat RAT. Sedangkan partisipasi pada bidang permodalan dilihat dari keaktifan dalam membayar simpanan wajib, simpanan sukarela, dan simpanan lain. Ini karena kemajuan sebuah koperasi sangat tergantung pada simpanan anggota sebagai permodalan untuk memenuhi kebutuhan anggota koperasi. Partisipasi pada bidang usaha dilihat dari seberapa besar keaktifan anggota dalam melakukan pembelian barang-barang yang tersedia di koperasi. Koperasi menyediakan barang melalui jasa unit toko berupa barang kebutuhan pokok bagi anggota dan kebutuhan lainnya dengan tujuan untuk mensejahterakan anggota koperasi. Partisipasi anggota koperasi dinilai tinggi pada kegiatan orgainisasi terutama pada kehadiran anggota pada saat RAT. Skor pertisipasi anggota dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31. Nilai Skor Tingkat Partisipasi No
Indikator Partisipasi Anggota
1 2
Kehadiran RAT Keaktifan dalam memberikan pendapat dan saran Aktif membayar simpanan wajib Aktif membayar simpanan sukarela Aktif membeli barang kebutuhan Aktif membeli barang agribisnis Aktif melakukan pinjaman
3 4 5 6 7
Skor Partisipasi 1 2 3 0 10 135 11 66 18
145 95
Tingggi Sedang
0 0 0 14 10
150 142 130 105 117
Tinggi Tinggi Tinggi Sedang sedang
0 16 40 34 26
150 126 90 57 81
Total Skor
Kategori Manfaat
Ket : 1 : Tidak aktif, 2 : Kurang aktif, 3 : Aktif
Berdasarkan Tabel 31, partisipasi organisasi dilihat dari tingkat kehadiran anggota pada saat RAT berdasarkan hasil penelitian terhadap RAT dinilai tinggi dengan total nilai 145. Kegiatan RAT didahului oleh pemberian undangan kepada seluruh anggota aktif koperasi yang tercatat di dalam buku keanggotaan Koperasi Pegawai Biotek LIPI kemudian undangan tersebut diberikan kepada masingmasing anggota yang tersebar di komplek Puslit Bioteknologi LIPI Cibinong yang selanjutnya disebarkan ke pada anggota yang telah tercantum namanya dalam undangan. Tingginya tingkat partisipasi anggota dalam menghadiri kegiatan RAT karena adanya kegiatan pemberian hadiah (doorprize) kepada para anggota yang hadir melalui undian, anggota yang hadir dan disebut namanya akan mendapat hadiah sesuai dengan kategori masing-masing. Selain itu, disediakan uang duduk yang diberikan pengurus kepada masing-masing anggota yang hadir sebesar Rp 50 000, dengan adanya kegiatan pemberian hadiah (doorprize) dan pemberian uang duduk yang diberikan pihak pengurus membuat kegiatan RAT selalu dihadiri hampir oleh seluruh anggota aktif koperasi. Selain adanya uang duduk yang menjadikan salah satu motivasi anggota untuk menghadiri RAT, banyak diantara anggota lain menggunakan kegiatan RAT untuk silaturahmi antar anggota kelompok dan pengurus karena keterbatasan waktu untuk bertemu sehingga para anggota koperasi bisa lebih akrab dan dekat tidak ada jarak dengan pengurus koperasi. Selain itu RAT merupakan salah satu alat komunikasi antara anggota dengan pengurus untuk membahas masalah, hambatan dan peluang koperasi untuk tetap tumbuh dan berkembang lebih besar dengan tujuan untuk mensejahterakan anggota. Adanya sebagian anggota yang menghadiri RAT hanya untuk mendapatkan undian hadiah dan uang duduk yang di berikan pengurus
62
tanpa memberikan saran dan masukan kepada pengurus dan menyerahkan semua keputusan dan kebijaksanaan kepada pengurus koperasi. Partisipasi organisasi dilihat dari keaktifan memberikan saran dalam kegiatan RAT dinilai sedang dengan nilai 95. Partisipasi dilihat dari keaktifan dalam memberikan saran dan pendapat serta masukan kepada pengurus koperasi. Keaktifan anggota dalam memberikan saran dalam RAT, pada saat pembacaan laporan, da pada saat pembahasan laporan dinilai sedang hal ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu relatif singkat yang diberlakukan pengurus pada saat RAT dalam memberikan saran dan biasanya saran tersebut disampaikan oleh beberapa anggota saja sebagai perwakilan dari setiap anggota koperasi yang hadir. Partisipasi dinilai tinggi pada saat memberikan saran dalam pemilihan pengurus dan keaktifan anggota membaca laporan tahunan. Partisipasi tinggi dikarenakan pada saat melakukan musyawarah pada tiap masing-masing kelompok semua anggota aktif dalam memberikan suara kepada calon pengurus baru, karena para anggota merasa memiliki koperasi dan ikut andil dalam segala keputusan yang akan ditetapkan pengurus demi kemajuan koperasi. Dalam hal ini anggota ikut andil saat penetapan pengurus baru agar terpilihnya pengurus yang tepat untuk memimpin Koperasi Pegawai Biotek LIPI setahun ke depan. Hal ini terlihat dari partisipasi anggota saat tejadi pemilihan pengurus baru yang diamanahkan untuk memimpin Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Para anggota menyampaikan saran dan masukannya sehingga diharapkan akan mendapatkan pengurus yang cakap, jujur, dan mampu menjalankan tugas sebagai pengurus koperasi yang bisa mebawa Koperasi Pegawai Biotek LIPI lebih baik lagi dan mengutamakan pelayanan yang maksimal untuk kemajuan koperasi. Partisipasi anggota dalam permodalan yaitu simpanan wajib dan sukarela yang dinilai tinggi. Keaktifan Anggota dalam melakukan simpanan wajib dan simpanan sukarela dinilai tinggi dengan skor masing-masing 150 dan 142. Hal ini dikarenakan sistem yang diterapkan pihak pengurus dalam memberlakukan simpanan wajib dan sukarela langsung dipotong dari gaji para pegawai Puslit Bioteknologi LIPI yang terdaftar sebagai anggota koperasi. Jumlah simpanan wajib dan sukarela yang harus dikeluarkan oleh anggota koperasi masing-masing sebesar 30.000 dan 20.000 Rupiah. Kesadaran Anggota akan pentingnya simpanan wajib dan sukarela atau manasuka dirasakan ada manfaatnya khususnya pada saat akhir pembagian SHU, serta untuk memeperkuat permodalan koperasi yang akan memberikan dampak perkembangan koperasi yang dirasakan para anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Selain itu juga terdapat kepercayaan anggota terhadap Koperasi Pegawai Biotek LIPI dalam menyimpan uangnya untuk dikelola oleh koperasi. Partisipasi anggota tidak hanya dilihat dalam bidang organisasi melainkan bidang usaha. Bidang ini merupakan bidang yang menjadi tonggak dalam berjalannya kegiatan koperasi dalam menghasilkan keuntungan bersama sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi anggota koperasi. Berdasarkan tabel 31, partisipasi anggota koperasi terhadap barang kebutuhan yang disediakan toko di nilai tinggi sebesar dengan nilai 130. Tingginya minat anggota untuk membeli bahan kebutuhan pokok di toko karena pembayaran barang kebutuhan tersebut bisa dilakukan dengan cara utang (casbond) atau diangsur pembayarannya dengan dilakukan pencatatan melalui nota. Walaupun harga yang ditawarkan sama dengan harga di pasaran pada umumnya, karena jika koperasi menetapkan harga
63
lebih rendah dari harga pasar, hal tersebut akan menyebakan kerugian bagi koperasi. Selain itu, anggota juga bisa melakukan pemesanan barang jika barang yang ingin dibeli tidak ada di toko. Anggota hanya perlu mencatat barang yang akan dibeli di koperasi kemudian catatan tersebut diberikan kepada pengurus Toko kemudian diserahkan ke bendahara untuk diberikan persetujuan pemesanan barang. Kesadaran anggota akan pentingnya membeli barang kebutuhan di Koperasi dirasakan ada manfaat berupa pembagian SHU yang diberikan koperasi kepada anggota yang aktif membeli barang kebutuhan di toko. Koperasi Pegawai Biotek LIPI dalam hal kegiatan usaha intinya tidak hanya usaha pengadaan barang kebutuhan saja, tetapi juga pengadaan produk agribisnis. Produk agribisnis yang disediakan berupa yogurt, susu pasteurisasi, kefir serta bibit tanaman. Partisipasi anggota yang aktif melakukan pembelian produk agribisnis dinilai sedang dengan skor 105. Anggota yang aktif membeli barang agribisnis sebanyak 19 orang yang sering membeli produk agribisnis. Sedangkan anggota yang jarang atau kadang-kadang membeli produk agribisnis sebanyak 17 orang atau 34 persen. Anggota yang aktif melakukan pembelian barang agribisnis karena anggota membutuhkan barang agribisnis berupa yogurt dan produk olahan susu lainnya untuk konsumsi sehari-hari. Sedangkan anggota yang jarang atau kadang-kadang membeli karena anggota jarang mengkonsumsi produk tersebut, berbeda dengan anggota yang aktif membeli dikarenakan produk tersebut untuk dikonsumsi sehari-hari. Partisipasi anggota juga dilihat dari keaktifan anggota dalam melakukan simpan pinjam di koperasi dinilai cukup tinggi. Sebanyak 56 persen anggota aktif dalam kegiatan simpan pinjam di koperasi dan sisanya 26 persen jarang melakukan pinjaman ke koperasi. Fasilitas simpan pinjam yang disediakan koperasi sangat dirasakan manfaatnya oleh anggota. Masih kurangnya pendapatan yang diterima oleh sebagian anggota, sehingga banyak anggota yang menggunakan fasilitas tersebut. Fasilitas simpan pinjam digunakan untuk memenuhi kebutuhan para anggota terutama anggota yang membutuhkan dana pinjaman untuk pengobatan, pendidikan, dan keperluan lain yang mendesak dan tidak terlalu besar. Fasilitas tersebut juga mudah digunakan untuk semua anggota. Sistem pembayarannya juga dilakukan dengan cara kredit yaitu membayar pinjaman dengan dicicil tiap bulannya sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan. Anggota bisa memilih berapa kali cicilan pembayaran pinjaman dilakukan, hal ini disesuaikan dengan pendapatan anggota per bulan. Diantara anggota ada sekitar 20 persen tidak aktif dalam menggunakan fasilitas simpan pinjam di koperasi. Hal ini dikarenakan anggota tersebut belum pernah melakukan pinjaman dan anggota merasa belum perlu untuk melakukan pinjaman di koperasi. Analisis Korelasi Manfaat Ekonomi Terhadap Tingkat Partisipasi dengan Ranks Spearman Partisipasi anggota dapat terjalin jika terdapat manfaat ekonomi yang dirasakan oleh anggota. Sehingga koperasi harus selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota. Untuk melihat hubungan antara manfaat ekonomi dan partisipasi anggota dapat dilihat pada tabel 32 berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Rank Spearman.
64
Tabel 32. Korelasi Manfaat Ekonomi dengan Tingkat partisipasi Anggota Koperasi Koperasi Pegawai Biotek LIPI Manfaat Ekonomi Koefisisen Korelasi (rs) Sig.(2-tailed) N
Organisasi 0.283 0.047 50
Jenis partisipasi Usaha 0.669 0.000 50
Modal 0.242 0.091 50
Berdasarkan Tabel 32, bahwa hubungan antara manfaat sosial dengan partisipasi anggota peternak pada hasil penelitian pada tabel di atas dapat dilihat nilai p-value untuk indikator partisipasi bidang organisasi dan usaha masingmasing sebesar 0.047 dan 0.000 dengan nilai lebih kecil dari nilai α sebesar 0.05, maka terdapat hubungan yang signifikan diantara manfaat sosial dengan partisipasi anggota. Nilai korelasi manfaat sosial dengan partisipasi anggota yang diperoleh memiliki hubungan yang lemah 0.283 dengan partisipasi organisasi, hubungan yang kuat 0.669 dengan partisipasi usaha, dan memiliki hubungan yang lemah 0.242 dengan partisipasi modal. Hubungan antara manfaat ekonomi dan partisipasi di bidang organisasi menghasilkan koefisien korelasi (rs) sebesar 0.283 dengan sig (2-tailed) sebesar 0.047. Sehingga apabila dilihat berdasarkan nilai sig (2-tailed) yang lebih kecil dari alpha pada taraf alpha sebesar lima persen (0.05), artinya terdapat hubungan yang signifikan antara manfaat ekonomi dan partisipasi di bidang organisasi. Partisipasi anggota di bidang organisasi adalah tingkat kehadiran yang tinggi anggota dalam RAT yang diadakan Koperasi Pegawai Biotek LIPI setiap tahunnya. Tinggkat kehadiran anggota peternak aktif dalam kegiatan RAT dengan persentase sebesar 90 persen tiap tahunnya, hal ini menunjukan bahwa adanya manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi dalam kegiatan RAT. Tingginya tingkat partisipasi anggota dalam menghadiri kegiatan RAT karena adanya kegiatan pemberian hadiah (doorprize) kepada para anggota yang hadir melalui undian, anggota yang hadir dan disebut namanya mendapatkan hadiah sesuai dengan kategori masing-masing. Selain itu, disediakan uang duduk yang diberikan pengurus kepada masing-masing anggota yang hadir sebesar Rp 50 000, dengan adanya kegiatan pemberian hadiah (doorprize) dan pemberian uang duduk yang diberikan pihak pengurus membuat kegiatan RAT selalu dihadiri hampir oleh seluruh anggota aktif koperasi. Manfaat ekonomi lain yang diperoleh anggota koperasi adalah keaktifan anggota dalam memberikan saran atau kritik terhadap kinerja pengurus. Hubungan antara manfaat ekonomi yang diperoleh anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI dengan tingkat partisipasi di bidang usaha menunjukan hubungan yang kuat. Hubungan yang kuat diantara keduanya terlihat dari nilai korelasi manfaat ekonomi dengan partisipasi anggota di bidang usaha adalah sebesar 0.669. Nilai korelasi yang lebih besar dari nilai sebaran normal 0.5 menunjukan adanya hubungan yang kuat antara variabel manfaat ekonomi dengan partisipasi anggota di bidang usaha. Selain itu, adanya hubungan yang kuat dapat juga terlihat dari nilai sig. (2-tailed) yang lebih kecil dari taraf nyata sebesar 0.05. Semakin tinggi manfaat ekonomi yang di peroleh anggota maka semakin tinggi keinginan untuk berpartisipasi dalam memanfaatkan bidang usaha di Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Walaupun harga barang kebutuhan umum dan produk agribisnis mengalami kenaikan, seperti harga sembako, susu, yogurt dan barang-
65
barang kebutuhan sehari-hari sama seperti harga dipasaran tidak mengurangi tingkat partisipasi anggota dalam membeli kebutuhan tersebut di koperasi. Selain itu, Karena terdapat kemudahan dalam memperolehnya yang merupakan indikator yang sangat mempengaruhi manfaat ekonomi yang diperoleh anggota. Selain itu, fasilitas simpan pinjam yang disediakan koperasi sangat dirasakan manfaatnya oleh anggota. Karena masih kurangnya pendapatan yang diterima oleh sebagian anggota, sehingga banyak anggota yang menggunakan fasilitas tersebut. Fasilitas simpan pinjam digunakan untuk memenuhi kebutuhan para anggota terutama anggota yang membutuhkan dana pinjaman untuk pengobatan, pendidikan, dan keperluan lain yang mendesak dan tidak terlalu besar. Fasilitas tersebut juga mudah digunakan untuk semua anggota, sehingga anggota dapat merasakan manfaat untuk berpartisipasi pada usaha yang dijalankan Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Nilai koefisien korelasi sebesar 0.242 antara manfaat ekonomi dengan partisipasi dalam hal permodalan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Ini dikarenakan nilai sig (2-tailed) 0.091 lebih besar dari nilai alpha (5%). Namun hubungan yang terbentuk antara manfaat ekonomi dan partisipasi dalam hal permodalan yang lemah. Ini dapat terlihat dari nilai rs yang kurang dari 0,5. Hal ini dikarenakan seluruh anggota koperasi yang membayar simpanan wajib dan simpanan sukarela dilakukan dengan melakukan sistem pemotongan gaji langsung setiap bulannya sehingga koperasi dapat secara langsung menarik uang simpanan wajib dan sukarela setiap bulannya. Selain rutin membayar simpanan wajib, manfaat ekonomi lainnya yang diperoleh anggota koperasi adalah kemudahan anggota dalam memperoleh pinjaman dan cepatnya waktu pencairan uang dengan syarat anggota tersebut memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh kebijkan pengurus koperasi. Adanya manfaat ekonomi terhadap partisispasi anggota dalam bidang permodalan dapat dirasakan anggota meskipun manfaat yang dirasakannya kecil, tetapi sebagian besar anggota menyadari bahwa dengan aktif berpartisipasi dalam permodalan akan mempengaruhi berjalannya kegiatan usaha koperasi yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Analisis Korelasi Manfaat Sosial Terhadap Tingkat Partisipasi dengan Ranks Spearman Manfaat sosial merupakan manfaat yang secara tidak langsung diperoleh anggota koperasi. Manfaat sosial yang diperoleh anggota akan berdampak pada tingkat partisipasi di Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Manfaat sosial yang timbul diakibatkan adanya hubungan baik dengan pengurus atau manajemen koperasi, hubungan dengan sesama anggota dan fasilitas pelayanan yang dilakukan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Adanya hubungan antara manfaat sosial dengan tingkat partisipasi dapat diketahui dengan menggunakan analisis rank spearman. Hasil adanya hubungan antara manfaat sosial dengan tingkat partisipasi yang diperoleh oleh anggota dapat dilihat Tabel 33.
66
Tabel 33.Korelasi Manfaat Sosial dengan Tingkat partisipasi Anggota Koperasi Koperasi Pegawai Biotek LIPI Manfaat Sosial Koefisisen Korelasi (rs) Sig.(2-tailed) N
Organisasi 0.204 0.155 50
Jenis partisipasi Usaha 0.316 0.024 50
Modal 0.121 0.401 50
Berdasarkan Tabel 33, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang kuat antara manfaat sosial yang diperoleh anggota dengan partisipasi organisasi. Berdasarkan tabel 33, bahwa korelasi antaran manfaat sosial dengan partisipasi anggota koperasi pada hasil penelitian pada Tabel 33 dapat dilihat nilai p-value untuk variable partisipasi organisasi dan modal sebesar 0.155 dan 0.401 lebih besar dari nilai α sebesar 0.05, maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara manfaat sosial dengan partisipasi anggota. Sedangkan untuk partisipasi usaha terhadap manfaat ekonomi yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan nilai 0.024 yang lebih kecil dari nilai α sebesar 0.05. Nilai korelasi manfaat sosial dengan partisipasi anggota yang diperoleh memiliki hubungan yang lemah 0.204 dengan partisipasi organisasi, hubungan yang lemah 0.316 dengan partisipasi usaha, dan memiliki hubungan sangat lemah 0.121 dengan partisipasi modal. Hubungan yang lemah diantara keduanya terlihat dari nilai korelasi manfaat sosial dengan partisipasi anggota di bidang organisasi adalah sebesar 0.204. Nilai korelasi yang kurang dari nilai sebaran normal 0.05 menunjukan adanya hubungan yang lemah antara variabel manfaat sosial dengan partisipasi anggota di bidang organisasi. Selian itu, adanya hubungan yang lemah dapat terlihat dari nilai sig. (2-tailed) yang lebih besar dari taraf nyata yaitu 0.05. Hal ini berarti adanya manfaat sosial yang dirasakan oleh anggota ternyata tidak menyebabkan anggota berpartisipasi dalam kegiatan organisasi koperasi yaitu pada kehadiran RAT dan keaktifan anggota dalam mengajukan suara. Tidak signifikannya hubungan antara manfaat sosial dan partisipasi anggota dalam bidang organisasi dapat disebabkan oleh rendahnya keaktifan anggota dalam mengajukan pendapat dalam RAT yang diselenggarakan oleh koperasi. Sehingga koperasi tidak banyak memperoleh informasi yang langsung berasal dari anggota. Hubungan yang lemah terlihat dari nilai korelasi manfaat sosial dengan partisipasi anggota di bidang usaha adalah sebesar 0.318. Nilai korelasi yang lebih kecil dari nilai sebaran normal 0.5 menunjukan adanya hubungan yang lemah antar variabel manfaat sosial dengan partisipasi anggota di bidang usaha. Selain itu dapat dilihat dari nilai sig. (2-tailed) yang lebih kecil dari taraf nyata yaitu kurang dari 0.05 sehingga diperoleh hubungan yang signifikan. Partisipasi anggota di bidang usaha adalah pada pembelian barang kebutuhan, produk agribisnis dan fasilitas unit simpan pinjam untuk kebutuhan anggota. Hubungan yang erat antara manfaat sosial dengan partisipasi anggota dibidang usaha karena anggota dapat langsung melakukan interaksi secara langsung dengan para pengurus dan manajemen maupun dengan sesame anggota koperasi terhadap pelayanan fasilitas yang disediakan oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Hubungan anggota dengan para pengurus, manajemen dan sesame anggota dapat terjalin dengan baik dengan adanya interaksi secara langsung.
67
Hubungan yang sangat lemah juga terlihat dari nilai korelasi manfaat sosial dengan partisipasi anggota di bidang permodalan adalah sebesar 0.121. Nilai korelasi yang lebih kecil dari nilai sebaran normal 0.05 menunjukan adanya hubungan yang sangat lemah antar variabel manfaat sosial dengan partisipasi anggota di bidang permodalan. Selain itu juga dapat terlihat dari nilai sig. (2tailed) yang lebih besar dari taraf nyata yaitu 0 kurang dari 0.05. Tingkat korelasi yang sangat lemah dikarenakan seluruh anggota koperasi yang membayar simpanan wajib dan simpanan sukarela dilakukan dengan melakukan sistem pemotongan gaji langsung setiap bulannya sehingga koperasi dapat secara langsung menarik uang simpanan wajib dan sukarela setiap bulannya tanpa ada interaksi secara langsung dari anggota. Sehingga anggota kurang merasakan manfaat sosial dalam bidang permodalan. Analisis Korelasi Manfaat Ekonomi Bidang Agribisnis Terhadap Kinerja Koperasi Indikator manfaat ekonomi pada bidang agribisnis terdiri dari penetapan harga produk agribisnis dan kemudahan dalam memperoleh produk agribisnis. Untuk indikator kinerja yaitu komitmen terhadap perkembangan bisnis dan hubungan dengan mitra kerja (bisnis). Analisis ini bertujuan untuk mengukur hubungan antara manfaat ekonomi bidang agribisnis dengan indikator kinerja PTP yaitu komitmen terhadap perkembangan bisnis. Hasil dari analisis dengan Rank Spearman dapat dilihat pada Tabel 34. Tabel 34. Korelasi Manfaat Ekonomi Bidang Agribisnis terhadap Komitmen dalam Perkembangan Bisnis Manfaat Ekonomi Bidang Agribisnis Koefisisen Korelasi (rs) Sig.(2-tailed) N
Komitmen Dalam Perkembangan Bisnis 0.943 0.000 10
Hubungan antara manfaat ekonomi yang diperoleh anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI terhadap komitmen dalam perkembangan bisnis menunjukan hubungan yang sangat kuat. Hubungan yang sangat kuat diantara keduanya terlihat dari nilai korelasi manfaat ekonomi bidang agribisnis terhadap komitmen dalam perkembangan bisnis adalah sebesar 0.969. Nilai korelasi yang lebih besar dari nilai sebaran normal 0.5 menunjukan adanya hubungan yang sangat kuat antara variabel manfaat ekonomi bidang agribisnis dengan komitmen terhadap perkembangan bisnis. Selain itu, adanya hubungan yang sangat signifikan diantara kedua variabel tersebut dapat terlihat dari nilai sig. (2-tailed) yang lebih kecil dari taraf nyata sebesar 0.05. Semakin tinggi manfaat ekonomi yang di peroleh anggota maka semakin tinggi komitmen koperasi terhadap perkembangan unit usaha agribisnis Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Komitmen terhadap perkembangan unit usaha agribisnis dilihat dari adanya komitmen untuk mengembangkan unit usaha agribisnis menjadi usaha mandiri yang berkembang lebih baik dari segi ekonomi maupun bisnis. Hal ini sesuai dengan visi misi dan tujuan Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Komitmen terhadap perkembangan bisnis Koperasi Pegawai Biotek LIPI terus dilakukan dan dievaluasi pada setiap RAT yang dilaksanakan dan dituangkan dalam bentuk
68
penyusunan rencana anggaran pendapatan dengan penjualan serta memperkirakan biaya-biaya akan dikeluarkan dan memperkirakan berapa pendapatan yang diperoleh yang akan memberikan kontribusi terhadap jumlah SHU yang diterima oleh anggota koperasi, sehingga anggota mendapatkan manfaat dari unit usaha agribisnis. Analisis hubungan antara manfaat ekonomi bidang agribisnis dengan mitra kerja (bisnis) dapat dilihat pada Tabel 35. Tabel 35. Korelasi Manfaat Ekonomi Bidang Agribisnis terhadap Hubungan dengan Mitra Kerja Manfaat Ekonomi Bidang Agribisnis Koefisisen Korelasi (rs) Sig.(2-tailed) N
Hubungan dengan Mitra Bisnis 0.577 0.081 10
Hubungan antara manfaat ekonomi yang diperoleh anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI terhadap hubungan dengan mitra bisnis menunjukan hubungan yang cukup kuat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.577, dengan nilai yang lebih besar dari nilai sebaran normal sebesar 0.5. Selain itu, adanya hubungan yang tidak signifikan diantara kedua variabel tersebut dapat terlihat dari nilai sig. (2-tailed) yang lebih besar dari taraf nyata sebesar 0.05. Semakin tinggi manfaat ekonomi dalam bidang agribisnis yang di peroleh anggota maka semakin tinggi hubungan antara unit usaha agribisnis Koperasi Pegawai Biotek LIPI dengan mitra bisnis. Unit usaha agribisnis yang dikelola oleh Koperasi Pegawai Biotek LIPI sudah menjalin dengan bebarapa mitra bisnis seperti kerjasama penggemukan domba dengan pihak ketiga, kerja sama IPTEKDA dengan dinas, kerjasama pembibitan tanaman jati, dan beberapa perusahaan pengolahan susu. Hubungan Koperasi Pegawai Biotek LIPI dengan mitra bisnis sudah berjalan dengan baik dan memberikan kontribusi pendapatan kepada unit usaha agribisnis. Koperasi Pegawai Biotek LIPI telah melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan seperti PT SGM, PT Galenium, dan PT Adis. Kerjasama yang dilakukan adalah pendistribusian susu murni ke perusahaan tersebut yang diperoleh dari unit pengelolaan sapi perah, dengan adanya kerjasama tersebut diharapkan dapat meningkat untuk kedepannya, khususnya dalam hal pemasaran susu yang mempunyai potensi untuk berkembang lebih besar produksi susu setiap harinya dan pendistribusian susu ke perusahaan tersebut bisa terus dilakukan. Analisis Korelasi Manfaat Ekonomi Bidang Agribisnis Terhadap Tingkat Partisipasi Anggota Bidang Agribisnis Indikator manfaat ekonomi pada bidang agribisnis terdiri dari penetapan harga produk agribisnis dan kemudahan dalam memperoleh produk agribisnis, sedangkan untuk indikator tingkat partisipasi bidang agribisnis adalah keaktifan anggota dalam membeli produk agribisnis. Tujuan dilakukan analisis ini adalah untuk mengetahui hubungan antara manfaat ekonomi yang diterima anggota terhadap keaktifan anggota dalam membeli produk agribisnis. Untuk melihat hubungan antara manfaat ekonomi dan partisipasi anggota dalam bidang agribisnis dapat dilihat pada tabel 36. berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Rank Spearman.
69
Tabel 36. Korelasi Manfaat Ekonomi terhadap Partisipasi Bidang Agribisnis Manfaat Ekonomi Bidang Agribisnis Koefisisen Korelasi (rs) Sig.(2-tailed) N
Partisipasi Bidang Agribisnis 0.969 0.000 50
Hubungan antara manfaat ekonomi yang diperoleh anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI dengan tingkat partisipasi di bidang agribisnis menunjukan hubungan yang sangat kuat. Hubungan yang sangat kuat diantara keduanya terlihat dari nilai korelasi manfaat ekonomi bidang agribisnis dengan partisipasi anggota di bidang usaha agribisnis adalah sebesar 0.969. Nilai korelasi yang lebih besar dari nilai sebaran normal sebesar 0.5 menunjukan adanya hubungan yang sangat kuat antara variabel manfaat ekonomi bidang agribisnis dengan partisipasi anggota di bidang usaha agribisnis. Selain itu, adanya hubungan yang kuat dapat juga terlihat dari nilai sig. (2-tailed) yang lebih kecil dari taraf nyata sebesar 0.05. Semakin tinggi manfaat ekonomi yang di peroleh anggota maka semakin tinggi keinginan untuk berpartisipasi dalam memanfaatkan bidang usaha agribisnis di Koperasi Pegawai Biotek LIPI. Para anggota Koperasi Pegawai Biotek LIPI pada umumnya membeli produk agribisnis berupa yogurt, susu pasteurisasi dan produk olahan susu lainnya. Harga yang ditetapkan oleh koperasi terhadap produk agribisnis olahan susu bervariasi tergantung dari ukurannya yang terdiri dari yogurt botol 300 Mililiter sebesar Rp 6 000, yogurt cup 200 Mililiter Rp 5 000, dan susu murni 250 Mililiter seharga Rp 2 500. Harga produk agribisnis yang ditetapkan relatif lebih murah dibandingkan dengan harga yang ditetapakan oleh pesaing di pasaran. Harga yang ditawarkan sudah sesuai dengan kualitas dan sebanding kualitasnya dengan produk pesaing. Selain itu, Karena terdapat kemudahan dalam memperoleh produk agribisnis olahan susu, karena anggota yang ingin membeli produk tersebut dapat membeli atau memesan melalui bagian unit pengolahan susu yang berada di lingkungan Puslit Bioteknologi LIPI. Para anggota yang membeli produk olahan susu sudah merasakan manfaat dari membeli produk tersebut dan turut berpartisipasi dalam pengembangan unit usaha prosesing yang merupakan unit usaha milik Koperasi Pegawai Biotek LIPI.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan Pengukuran kinerja yang dilakukan pada Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong dengan menggunakan Penilaian Tangga Perkembangan (PTP) pada indikator visi, kapasitas dan sumber daya berada pada zona Hijau yaitu dimana kinerja Koperasi Pegawai Biotek LIPI adalah sangat baik. untuk indikator jaringan kerja berada pada zona kuning yang berarti kinerja baik tetapi memerlukan perhatian lebih lanjut dari segi jaringan kerja agar koperasi dapat memperluas jaringan usaha maupun organisasainya. Pada kontribusi unit usaha agribisnis terhadap pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI diperoleh hasil, bahwa unit usaha agribisnis memberikan kontribusi rata-rata sebesar 27 persen terhadap pendapatan Koperasi Pegawai Biotek LIPI selama lima tahun terakhir.
70
Pada skor manfaat ekonomi diperoleh kategori yang tinggi yang terdapat pada lima indikator, sedangkan tiga indikator lainnya diperoleh kategori sedang. Skor keseluruhan manfaat sosial diperoleh kategori yang tinggi yang terdapat pada tiga indikator. Pada pengukuran skor tingkat partisispasi diperoleh kategori yang tinggi yang terdapat pada empat indikator, sedangkan tiga indikator lainnya berkategori sedang. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Rank Spearman dapat diketahui bahwa hubungan antara manfaat ekonomi dan manfaat sosial dengan partisipasi dibidang organisasi, unit usaha, dan permodalan menunjukkan nilai koefisien korelasi (rs) positif yang artinya terdapat hubungan yang searah antara manfaat ekonomi dan sosial terhadap tingkat partisipasi anggota baik pada bidang organisasi, usaha, maupun permodalan. Hubungan antar manfaat ekonomi bidang agribisnis dengan tingkat kinerja dan tingkat partisipasi bidang agribisnis menunjukan hubungan yang sangat kuat dan signifikan. Saran Beberapa saran sebagai bahan pertimbangan manajemen Koperasi Pegawai Biotek LIPI dalam upaya meningkatkan kinerja dan kualitas manajemen Koperasi Pegawai Biotek LIPI, maka direkomendasikan beberapa alternatif pengembangan antara lain : 1 Meningkatkan permodalan koperasi dengan cara menaikan jumlah iuran simpanan wajib dan sukarela sesuai dengan golongannya atau tingkat gaji yang diterima anggota per bulan. 2 Memperluas jaringan kerja dan usaha dengan instansi pemerintah maupun dengan instansi swasta untuk mengembangkan unit-unit usaha Koperasi Pegawai Biotek LIPI. 3 Koperasi Pegawai Biotek LIPI harus menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan anggota, pengurus dan karyawan koperasi agar dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berdampak pada kemajuan koperasi. 4 Peningkatan unit usaha agribisnis, terutama usaha pengelolaan sapi perah dan prosesing susu dengan memperluas pasar dan meningkatkan kuantitas dan kualitas produk melalui inovasi produk atau kemasan. Hal ini karena unit usaha agribisnis mempunyai potensi besar untuk dikembangkan, serta dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan koperasi. 5 Modal yang dimiliki oleh koperasi harus digunakan untuk usaha produktif seperti pengembangan usaha agribisnis, usaha pertokoan, usaha kantin, dan usaha cleaning service.
DAFTAR PUSTAKA Baga LM. 2010. Revitalisasi Koperasi Petani. Bogor (ID): Agrimedia. Baga, Yanuar R, Feryanto, Azis K. 2011. Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis. Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Firdaus M, Harmini, Afendi FM. 2011. Metode Kuantitatif Untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press.
71
Handayani PD. 2011. Pengukuran kinerja dan tingkat partisipasi anggota Koperasi Kelompok Tani Lisung Kiwari Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Hendar dan Kusnadi. 2002. Ekonomi Koperasi untuk Perguruan Tinggi. Jakarta (ID) : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Himpuni O. 2009. Analisis kinerja Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Alam Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Jakiyah U. 2011. Analisis partisipasi anggota dan kinerja Koperasi Unit Desa Sumber Alam Studi Kasus Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. [Kemenkop]. Kementrian Koperasi dan UMKM, 2016.Data Koperasi dan UMKM. [Internet]. [Diunduh pada tanggal 2016 Apr 20]. Tesedia pada: www.depkop.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=sectio ns&Itemid=93 Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong. 2011. Laporan Rapat Anggota Tahunan Tahun Buku 2011. Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong. . . 2012. Laporan Rapat Anggota Tahunan Tahun Buku 2011. Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong. . 2013. Laporan Rapat Anggota Tahunan Tahun Buku 2013. Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong. . . 2014. Laporan Rapat Anggota Tahunan Tahun Buku 2014. Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong. . 2015. Laporan Rapat Anggota Tahunan Tahun Buku 2015. Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong. Marisah. 2010. Pengukuran Kinerja Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPBSU) Jawa Barat Melalui Pendekatan Balanced Scorecard [Skripsi]. Bogor. (ID ): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Nazir M. 2005. Metode Penelitian. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia. Satria DP.2013. Analisis Kinerja dan Partisipasi Anggota Koperasi Peternak Kelinci (KOPNAKCI) Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor. (ID) : Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Septianto MH. 2013. Analisis Tingkat Partisipasi Anggota Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara Jawa Barat [Skripsi]. Bogor (ID): Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Umar H. 2004. Riset Sumberdaya Manusia Dalam Organisasi. Edisi Revisi dan Perluasan. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka. Zainal VR, Basri Yz, Gunawan ID, Mardiwasisto. 2015. Manajemen Kinerja untuk Perusahaan dan Organisasi. Edisi Pertama. Yogyakarta (ID): Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada.
72
LAMPIRAN
73
Lampiran 1. Dokumentasi Koperasi Pegawai Biotek LIPI
Unit usaha niaga
Unit prosesing susu
Piagam penghargaan
Unit pengelolaan sapi perah
pakan ternak
Piagam penghargaan
74
Lampiran 2. Aneka Produk Olahan Susu
E
Sumber : Laporan RAT 2011 – 2015
D 16 17 18 19
11 12 13 14 15
C 11
B 9 10
Aktiva Lancar Kas Bank Piutang pinjaman Piutang Barang dan Jasa Piutang Pembibitan Persediaan Barang Uang Muka kerja Unit Penyertaan Jumlah aktiva lancar Aktiva Tetap Peralatan/Perlengkapan Kantor Bangunan Toko Jumlah Aktiv Tetap Jumlah Aktiva Passiva Lancar Simpanan Sukarela Simpanan Khusus Hutang Barang dan Jasa Dana-dana Dana Representasi Anggota Titipan Pinjaman dari pihak ketiga Jumlah Passiva Lancar Modal Sendiri Simpanan pokok Simpanan Wajib Cadangan Donasi Jumlah Modal sendiri Sisa Hasil Usaha (SHU) Jumlah Passiva dan Modal
A 1 2 3 4 5 6 7 8
431 166 301
348 798 453
50 900 000 271 815 000 50 526 174 2 062 903 375 304 077 127 036 372 933 506 750
56 982 531
56 982 531
25 000 000 220 140 000 34 983 574 2 062 903 282 186 477 80 065 448 711 050 378
272 184 450 62 170 000 23 204 750 16 624 570
11 345 750 933 506 750
15 150 750 711 050 378 224 019 900 54 720 000 1 160 900 11 915 122
11 345 750
55 800 000 327 910 000 82 285 174 2 062 903 468 058 077 126 470 219 1 109 499 988
323 554 724 68 650 000 28 019 067 24 199 370 13 566 000 56 982 531 514 971 692
16 448 250 16 448 250 1 099 499 988
1 083 051 738
27 149 600 58 601 667
27 363 400 56 585 368 918 356 000
108 500 756 263 201 286 482 294 829 143 303 600
2013
125 341 083 212 705 020 427 872 629 68 488 500
2012
15 150 750
84 933 254 182 139 290 233 451 329 65 079 700 5 507 000 20 609 529 46 925 758 61 058 768 699 704 628
2011
Lampiran 3. Neraca Koperasi Pegawai Bitek LIPI Cibinong
Uraian
No
58 800 000 383 536 000 113 902 674 2 062 903 558 301 577 147 057 790 1 227 847 324
312 841 200 73 115 000 35 881 037 28 668 189 15 000 000 56 982 531 522 487 957
14 504 500 14 504 500 1 227 847 324
1 213 342 824
28 266,200 75 601,667
88 371 837 80 416 420 769 566 000 171 120 700
2014
61 200 000 425 156 000 152 730 024 639 086 024 131 871 527 1 320 895 448
294 453 149 128 730 000 30 121 004 39 633 744 57 000 000 549 937 897
22 031 250 94 875 000 116 906 250 1 320 895 448
1 203 989 198
33 481 000 78 943 868
103 192 018 174 743 993 646 653 819 166 974 500
2015
75
547 740 400 66 487 364 614 227 764 513 962 029 18 700 950 532 662 979 81 564 785 5 112 500 12 482 500 5 045 000 12 545 303 1 816 000 6 325 000
581 540 800 26 870 594 608 411 394 523 566 601
523 566 601 84 844 793 1 568 700 11 610 100 4 145 000 9 043 600 970 000 6 925 000
74 600 000 8 172 250 3 850 000 1 745 500 978 000
22 851 500 23 861 800 3 050 000 1 718 201 978 000
34 349 000 34 349 000 88 797 890 127 036 372
30 000 000 30 000 000 41 183 055 80 065 448
36 000 000 13 566 000 49 566 000 64 736 742 126 470 318
114 302 742
76 250 000 7 927 000 5 820 000 2 864 500 978 000 4 741 000 5 993 000 7 573 000 2 156 242
84 614 317 61 733 576
738 000
3 587 700 10 050 000 13 317 000
34 500 000 15 000 000 49 500 000 79 509 920 147 057 790
129 009 920
11 900 000 2 862 000
11 832 000 5 737 000
31 000 000 84 654 768 131 871 527
31 000 000
1 496 468 9 480 000 115 654 768
89 178 300
12 055 000 113 850 745 47 216 759
14 300 000 15 100 000
5 041 500
7 966 000 27 028 000 16 682 250 14 202 995 1 475 000
728 892 200 25 279 500 13 008 531 767 180 231 161 067 504
749 348 500 144 475 785 34 423 450 928 247 735
2015
84 486 220
15 000 000 13 200 000 11 250 000 5 250 000 3 700 000 106 898 458 67 547 870
16 500 000 6 750 000
7 672 200 20 724 500 7 843 750 17 573 008 4 685 000
732 156 200 21 507 905 23 331 932 776 996 037 174 446 328
777 232 000 127 546 500 46 663 865 951 442 365
2014
7 486 000 18 706 250 6 072 500 23 640 567 5 459 000
622 308 900 15 297 124 24 944 067 662 550 091 146 347 893
669 036 299 89 973 550 49 888 135 808 897 984
2013
Lampiran 5. Daftar Inventaris dan Penyusutan Koperasi Pegawai Biotek LIPI Per Desember 2015
1 966 790 18 038 350 123 146 890
2 038 512 16 685 042 71 183 055
13 796 000
43 326 303 38 238 482
45 962 400 38 882 393
11 700 000
2012
2011
Lampiran 4. Laporan Laba Rugi Koperasi Pegawai Biotek LIPI Cibinong
Uraian Penjualan Barang dan Jasa Penjualan Barang Pendapatan Jasa USP Pendapatan Jasa Kerjasama dengan Bank Jumlah Penjualan Barang dan Jasa 2 Harga Pokok Penjualan Harga Pokok Penjualan Barang Harga Pokok Pendapatan Jasa Harga Pokok Pendapatan kerjasama dengan Bank Jumlah Harga Pokok Penjualan Laba Usaha 3 Biaya Administrasi dan umum Alat tulis kantor dan cetakan Biaya RAT dan Rapat lainnya Penyusutan Aktiva tetap Pajak Transportasi Kalender dan cetak blanko Biaya Komunikasi Setor PNBP Honor pengurus Honor manager Insentif pengelola unit usaha uang makan karyawan Jumlah Biaya Laba sebelum pendapatan lain-lain 4 Pendapatan Lain-lain Unit Agribisnis Jasa agribisnis Kantin SHU dan deviden PKPRI Takaful keluarga Cleaning Service Jasa Pakan ternak Jasa ATK Jasa Giro Bank Jasa Lainnya Jumlah Pendapatan Lain-lain 5 Biaya Lain-lain Bingkisan Lebaran Representasi anggota Jumlah Biaya lain-lain Sisa Pendapatan Lain-lain 6 Sisa Hasil Usaha Sumber : Laporan RAT 2011 – 2015
No 1
76
Kelompok I (4 Tahun) Komputer AC Split "Nasional" Kulkas kecil merk Denpoo Komputer + software USP dan Unit Toko Dispenser merk Miyako Pesawat telepon merk sahitel Mesin sealer Pompa air Komputer Printer HP Laserjet P1102 CPU Wifi Ac Split "Panasonic" Mesin Potong Rumput Tangga Alumunium Kompor gas Rinai Lemari Es 2 pintu merk sharp Show case merk Politron Magicom merk Miyako Blender Philips Kipas angin Miyako Mesin Digital kasir Unit Niaga Jumlah Kelompok II (8 Tahun) Lemari Etalase Timbangan duduk Rak Etalase Brandkas "gallant" Pintu teralis Rak Besi Bangunan Toko Jumlah Total
Nama Barang
Sumber : Laporan RAT 2011 – 2015
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
No
1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 3 buah 2 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah
Jumlah
1989 1993 1993 1996 2005 2010 2015
1996 1996-2015 2008-2009 2014-2015 2009 2009 2009 2009 2010 2010 2011 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2015
Perolehan Tahun
355 000 41 500 441 050 429 000 500 000 850 000 103 500 000 106 116 550 166 805 550
6 080 000 2 695 000 4 500 000 10 439 000 165 000 85 000 475 000 1 000 000 3 000 000 1 280 000 1 000 000 1 700 000 2 950 000 5 250 000 2 700 000 700 000 3 000 000 2 800 000 300 000 270 000 300 000 10 000 000 60 689 000
Harga (Rp)
350 000 40 500 440 050 424 000 490 000 425 000 2 169 550 58 692 050
6 070 000 1 640 000 4 480 000 1 475 000 155 000 75 000 465 000 990 000 2 990 000 1 270 000 990 000 1 690 000 2 940 000 26 525 000 1 350 000 1 750 000 750 000 700 000 75 000 67 500 75 000 56 522 500
Penyusutan S/d Tahun Lalu
106 250 8 625 000 8 731 250 17 357 250
261 250 2 609 750 1 312 500 675 000 175 000 750 000 700 000 75 000 67 500 750 000 1 250 000 8 626 000
Tahun ini
350 000 40 500 440 050 424 000 490 000 531 250 8 625 000 10 900 800 49 899 300
6 070 000 1 901 250 4 480 000 4 084 750 155 000 75 000 465 000 990 000 2 990 000 1 270 000 990 000 1 690 000 2 940 000 3 937 500 2 025 000 350 000 1 500 000 1 400 000 150 000 135 000 150 000 1 250 000 38 998 500
S/d Tahun ini
5 000 1 000 1 000 5 000 10 000 318 750 94 875 000 95 215 750 116 906 250
10 000 793 750 20 000 6 354 250 10 000 10 000 10 000 10 000 10 000 10 000 10 000 10000 10 000 1 312 500 675 000 350 000 1 500 000 1 400 000 150 000 135 000 150 000 8 750 000 21 690 500
Nilai Sisa Akhir
77
78
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Majalengka, Jawa Barat pada tanggal 16 November 1988. Penulis merupakan anak kedua dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Muhammad Rosyidi dan Ibu Nyi Suhartini. Pendidikan penulis dimulai dari TK Sejahtera 6 pada tahun 1995, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah dasar di SD Negeri 1 Buniwangi, pada tahun 2001 penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Jatiwangi dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke sekolah menengah atas SMA Negeri 1 Rajagaluh dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2009 penulis mendapatkan kesempatan melanjutkan ke perguruan tinggi di Program Diploma Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pada Program Keahlian Teknologi Produksi dan Pengembangan Masyarakat Pertanian dan lulus pada tahun 2011. Tahun 2013 penulis melanjutkan studi ke jenjang strata satu dan diterima sebagai mahasiswa Alih Jenis Agribisnis IPB. Pada tahun 2016 penulis berhasil menyelesaikan studi pada program Alihjenis Agribisnis Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Selama kuliah penulis mengikuti kegiatan pelatihan “BELA NEGARA” dan menjadi anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) Mahawarman Batalyon VII/Surya Kancana, Kompi A IPB, dan tergabung dalam keanggotaan Himpunan Mahasiswa Profesi Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA) IPB.