ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO AKTIVITAS PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN BANGKA Oleh : Muhamad Nurdin Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung ABSTRACT
This study examine and analyze the issues of how financial performance of Office of Culture and Tourism Bangka regency is,based on profitability and activity ratio and its limitation. This study is descriptive research with quantitative data using statistical analysis.The data of the study is financial statement of office of culture and tourism of Bangka regency,legislation and theories relate to financial performance analysis which is used to observe whether there is significant improvement on the profitability ratio and activity ratio.There are three methods of date collection,they are literature review of financial statement, dokumentation of financial statement and measure variable of financial statements which include gross profit ratio, operation profit ratio, operation cost ratio, net income ratio, asset turnover ratio, working capital turnover ratio and fixed asset turnnover ratio. Based on the result of study,financial performance based on profitability and activity ratio at office of culture and tourism of Bangka regency from profitability ratio including gross profit ratio of financial performance for four years indicated that the performance was not good because from 2011 to 2013 the performance decreased. Operation profit ratio, rentability of economic and net profit ratio showed that in 2011 and 2013 indicated that the result of ration decreased than the previous year. Financial performance for four years showed good performance, because from 2010 to 2013 was more increasing. In 2013 indicated that the result of ratio was better than previous year. While, based on activity ratio, asset turnover ratio of financial performance for four years indicated that in 2013 showed good performance than previos year. Working capital turnover ratio of financial performance for four years indicated fluctuate performance. Fixed asset turnover ratio indicated that in 2010-2012 showed poor performance than the next year,because of it was not achieve the target of an average standard policy of agency that was circulation speed ratio of fixed asset turnover in the year periodically. But 2013, it run into significant increase so that in showed good performance.
Keywords : financial performance,profitability ratio, activity ratio. Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian dari pembangunan nasional tidak dapat dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Sebagai daerah otonom, setiap daerah
mempunyai
kewenangan
untuk
menyelenggarakan
kepentingan
masyarakat berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah tersebut diperlukan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggungjawab di daerah.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka sebagai pihak pelaksana pemerintah daerah dibidang kebudayaan dan pariwisata yang bertanggung
jawab
melaksanakan
kewenangan
desentralisasi
dibidang
kebudayaan dan pariwisata serta bertugas untuk mengembangkan pariwisata di Kabupaten Bangka dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Laporan Keuangan merupakan laporan tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka. Dengan tujuan untuk menilai kinerja keuangan pada setiap tahunnya. Pengukuran dapat dilakukan secara periode dengan tujuan mengukur atau menghitung pendapatan yang diperoleh dalam periode tertentu, menilai posisi pendapatan sebelumnya dan perkembangan pendapatan dari tahun sebelumnya serta menilai besarnya laba bersih dan produktivitas perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis mencoba untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kinerja instansi dengan menggunakan rasio profitabilitas dan
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 2
rasio aktivitas sebagai ukuran terhadap kinerja keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka. Adapun judul dari skripsi ini adalah : “Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka.”
B. Perumusan Masalah
Mencermati latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kinerja keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka dilihat dari Rasio Profitabilitas pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, meliputi rasio laba kotor, rasio laba operasi, rasio biaya operasi, dan rasio laba bersih? 2. Bagaimana kinerja keuangan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka dilihat dari rasio aktivitas pada tahun 2010 sampai tahun 2013?
C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini masalah hanya dibatasi pada: 1.
Menilai kinerja keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan menggunakan rasio profitabilitas dan rasio aktivitas.
2.
Penelitian ini dibatasi pada periode 2010 sampai dengan 2013.
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 3
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Najmudin (2011:39)Menjelaskan pengertian Manajemen Keuangan adalah sebagai berikut : “Manajemen keuangan adalah keseluruhan keputusan dan aktivitas dan usaha untuk memperoleh dana dan mengalokasikan dana tersebut berdasarkan perencanaaan, analisis dan pengendalian sesuai dengan prinsip manajemen yang menuntut agar dalam memperoleh dan mengalokasikan dana tersebut harus menpertimbangkan efisiensi (daya guna) dan efektifitas (hasil guna). Manajemen keuangan membicarakan pengelolaan keuangan yang dasarnya dapat dilakukan bukan hanya perusahaan, namun juga oleh perorangan, keluarga maupun pemerintah. Teori keuangan yang diterapkan pada konteks perusahaan dikenal dengan keuangan perusahaan (corporate finance) yang secara umum disebut manajemen keuangan (financial management)”. Sonny Sumarsono (2010:V) “Manajemen Keuangan Pemerintahan adalah manajemen dana, baik yang berkaitan dengan usaha pengumpulan dana maupun penggunaan dana untuk pembiayaan operasional maupun untuk kebutuhan investasi secara efektif dan efisien”. Dituntut secara efektif dan efisien karena
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 4
dana itu adanya sangat terbatas dan manajemen itu sangat mahal harganya karena memerlukan peran organisasi, koordinasi, pengarahan dan evaluasi yang baik.
B. Fungsi Manajemen Keuangan Poppy Alexano (2012:44-46) Fungsi Manajemen Keuangan adalah sebagai berikut : a. Merencanakan Tentang Keuangan b. Penganggaran Keuangan c. Pengelolaan Keuangan d. Pencarian Dana e. Penyimpanan dan Pengendalian Dana f. Pemeriksaan Keuangan. C. Jenis - Jenis Rasio Keuangan Laporan Keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada ppihak yang membutuhkannya. Laporan keuangan merupakan seperangkat laporan keuangan formal. Menurut Kasmir (2014:7) “ laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”. Untuk mengetahui posisi keuangan dan kondisi perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan. Adapun bentuk dan jenis laporan keuangan sebagai berikut :
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 5
1.
Neraca
2.
Laporan Laba Rugi
3.
Laporan perubahan posisi keuangan
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari periode tertentu. Tujuan dari neraca adalah menunjukkan posisi keuangan perusahaan dalam periode tertentu.
D. Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Irham Fahmi (2011:2)“ Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh man suatu perusahaan telah melaksanakan dengan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar”. Menurut Sutrisno (2009:53) “Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut”.
Dari pengertian yang dikemukakan oleh parah ahli, dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mengukur prestasi perusahaan dan mengunakan modal secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan perusahaan. Kinerja (Performance) perusahaan adalah hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.
E. Pengertian Rasio Keuangan Angka-angka pada laporan keuangan akan memiliki nilai lebih apabila dapat dibandingkan antara satu komponen dengan komponen yang lain. Setelah Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 6
melakukan perbandingan, maka dapat ditentukan posisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu. Perbandingan ini dikenal dengan nama analisis rasio keuangan. Kasmir (2014:104) menjelaskan pengertian rasio keuangan adalah sebgai berikut: “Kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan cara membagi angka satu dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandimgkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.” Rasio keuangan dapat disajikan dalam dua cara, yaitu membuat perbandingan keadaan pada saat yang berbeda dan untuk membuat perbandingan keadaan keuangan dengan perusahaan lain. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba serta efiktivitas dan efisiensi perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki, perusahaan biasanya menggunakan dua rasio. Rasio yang sering digunakan yaitu : 1. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), yaitu rasio kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. 2. Rasio Aktivitas (Activity Ratio), yaitutingkat efisiensi dan efektivitas dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga perusahaan dapat melihat kondisi dan posisi perusahaan yang dapat dilihat dari perbandingan angka-angka yang dihasilkan dari rasio-rasio yang
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 7
digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja. Menurut Najmudin (2011:86) “ Rasio Profitabilitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki, atau sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh penjualan”. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktiva (asset) dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.Menurut Irham Fahmi (2011:65) “ Rasio Aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan”. Menurut
Najmudin
(2011:79)
“
tujuan
analisis
adalah
untuk
menyederhanakan data agar lebih dimerngerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak yang membutuhkan”. Menurut Kasmir (2014:68), tujuan dari analisis laporan keuangan adalah: 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode. 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki. 4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen kedepan apakah perlu penyegaran atau tiak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 8
6. Dapat digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
F. Kerangka Pemikiran Gambar 1 Kerangka Pemikiran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka
Laporan Keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka tahun2010,2011,2012,2013
„ 1 2
„
Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan Laporan Anggaran Belanja dan realisasi belanja
1 2
Neraca Anggaran dan Realisasi Pendapatan Neraca Anggaran Belanja dan realisasi belanja
Rasio Aktivitas
Rasio Profitabilitas 1. 2. 3. 4. 5.
1. Total Assets Turn Over 2. Working Capital Turn Over 3. Fixed assets turnover
Gross Profit Margin Rentabilitas Ekonomi Operating profit margin Net Profit Margin Return on Investment
Menilai Kinerja Keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka Sumber : kasmir (2014 :106-107), dimodifikasi penulis 2014
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 9
Berdasarkan gambar 1, menjelaskan keterkaitan antar variabel dalam penelitian, serta menujukkan hasil penelitian sebagai alat ukur untuk penilaian kinerja keuangan perusahaan yang selanjutnya dapat digunakan perusahaan dalam mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Objek penelitiaan yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka dan menggunakan data finansial berupa laporan keuangan yang meliputi laporan laba rugi dan neraca. Tahun yang digunakan adalah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Alat ukur yang digunakan adalah Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas untuk mengetahui kinerja perusahaan. Laporan laba rugi, digunakan untuk mengukur rasio profitabilis. Rasio profitabilitas dilakukan meliputi empat rasio yaitu Gross Profit Margin, Rentabilitas Ekonomi, Operating profit marginNet Profit Margin dan Return on Investment, sedangkan neraca digunakan untuk mengukur rasio aktivitas. Rasio aktivitas meliputi rasio Total Assets Turn Over, Working Capital Turn Over dan fixed assets turnover. Hasil pengukuran dengan menggunakan rasio profitabilitas dan rasio aktivitas tersebut dapat menunjukkan kinerja keuangan yang nantinya akan digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui seberapa efektif dan efisiensi kinerja keuangan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka.
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 10
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang berdasarkan datayang dikumpulkan selama penelitian secara sistematis, mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek yang diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variabel yang terlibat didalamnya, kemudian diinterpretasikan berdasarkan teoriteori yang berhubungan dengan analisis kinerja keuangan.Penelitian ini bertujuan untuk melihatapakahterdapat peningkatan yang signifikan atas rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Penelitian ini menggunakan dua variabel pendekatan. Pendekatan variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Variabel independen yaitu Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas sebagai alat untuk mengukur Kinerja perusahaan 2. Variabel dependen menunjukkan Kinerja keuangan perusahaan, yaitu ukuran bagi perusahaan mengenai keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan dan tingkat efisiensi, dan hasil dari penelitiannya sebagai bahan evaluasi kinerja perusahaan selanjutnya.
B. Metode Analisis Data Menurut Sugiyono (2012:148) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 11
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Data-data yang diperoleh di lapangan dicatat dalam bentuk statistik deskriptif, yaitu uraian data laporan keuangan yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka dan pihak terkait lainnya.
C. Definisi Operasional Variabel Menurut Asep Hermawan (2004:42) “ definisi operasional suatu concept atau countruct merupakan suatu definisi yang menyatakan secara jelas dan akurat mengenai
conceptatau
countruct
tersebut
diukur”.
Definisi
operasional
menjelaskan cara-cara tertentu yang digunakan dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan dalam melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran yang lebih baik. Menurut Sugiyono (2012:38) variabel adalah “segala sesuatu yang disebut apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Definisi operasional menjelaskan cara-cara tertentu yang digunakan dalam mengoperasionalkan construct, sehingga memungkinkan dalam melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran yang lebih baik. Dalam definisi operasional variabel berisi informasi tentang variabel penelitian yang meliputi indikator dan skala pengukuran. Secara
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 12
garis besar definisi operasional variabel dalam penelitian ini digambarkan pada tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1 Definisi Operasional variabel
Variabel
Konsep Variabel
Indikator
Skala
Rasio Profitabilitas
a. Rasio laba kotor
b. Rasio daya laba besar
c. Rasio Operation Profit Margin
Menunjukkan tingkat laba kotor terhadap pendapatanDinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka
mengukur efektifitas dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang menunjukkan daya laba besar pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka
mengukur pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari Pendapatan yang didapatkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka
Total penjualan – Biaya Operasional x100% = ... %
Rasio
Total Pendapatan
Laba Bersih Sebelum Pajak X100%=..%
Rasio
Total Aktiva
Laba Bersih Sebelum Pajak
X100% = ...% Total Pendapatan
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 13
Rasio
d. Rasio laba bersih
e.Rasio Return on investment(ROI )
Rasio yang digunakan untuk mengukur marjin laba bersih sesudah pajak terhadap pendapatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka
mengukur kemampuan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka
Laba bersih sesudah pajak
X100% =...%
Rasio
Total Pendapatan
Laba bersih Setelah Pajak
X100% = ...%
Rasio
Total Aktiva
Rasio Aktivitas 1. Total Asset Turn Over
2. Working Capital Turn Over
3. Fixed asset Turn Over
Mengukur kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu
Pendapatan
= ... kali
Rasio
Total aktiva
Mengukur
kemampuan modal kerja (neto) berputar dalam suatu periode siklus kas mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.
Total pendapatan
= ... kali
Rasio
Total Aktiva Lancar
Pendapatan
Rasio
= ... kali
Total aktiva Tetap
Sumber: Berbagai penelitian
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 14
Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Analisis Rasio Profitabilitas Dengan menganalisis Rasio Profitabilitas pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Bangka bertujuan menunjukan kinerja perusahaan dalam memperoleh pendapatan, biaya operasi perusahaan. Rasio menunjukkan kinerja perusahaan selama satu periode akuntasi. Penulis melakukan analisis berupa gross profit margin ratio, operating profit margin ratio, operting cost ratiodan net profit margin ratio, sedangkan tahun yang digunakan adalah tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. a. Gross Profit Margin Ratio (Rasio laba kotor) Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin,2009:61)
Gross profit margin dihitung dengan rumus:
Pendapatan – Biaya Operasional
Gross Profit Margin = Pendapatan
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 15
Tabel 2 Perhitungan Gross Profit Margin ratio Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka Ska Uraian
Pendapatan
Biaya Operasional
Hasil
la
(x)
(y)
( x - y ) : (x)
%
Tahun 2010
Rp 4.714.821.050
Rp 4.082.332.821
13,41%
%
Tahun 2011
Rp 4.841.342.500
Rp 3.932.191.487
18,78%
%
Tahun 2012
Rp 7.487.105.000
Rp 6.365.227.092
14,98%
%
Tahun 2013
Rp 7.653.335.500
Rp 6.820.401.418
10,88%
%
Sumber: Laporan Keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, data diolah 2015
Rasio Laba Kotor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka pada tahun 2010 adalah 13,41%, pada tahun 2011 adalah 18,78%, tahun 2012 adalah 14,98% dan pada tahun 2013 adalah 10,88%. Dari hasil analisis rasio laba kotor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, terjadi peningkatan bahkan penurunan rasio pada setiap tahunnya. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar yaitu 5,37% jika di bandingkan dengan tahun 2010,sedangkan pada tahun 2012 menurun sebesar 3,8% dibandingkan tahun 2011.Penurunan juga terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 4,1% dibandingkan tahun 2012.
b. Rentabilitas Ekonomi/ daya laba besar/ basic earning power
Rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi menunjukkan kemampuan total asset dalam menghasilkan laba. Rentabilitas ekonomi mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya yang menunjukkan
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 16
rentabilitas ekonomi perusahaan (Sawir,2009:19). Rentabilitas Ekonomi dihitung dengan rumus: Laba Bersih Sebelum Pajak
Rentabilitas Ekonomi = Total Pendapatan Tabel IV. 3 Perhitungan Rentabilitas Kabupaten Bangka
Uraian
Ekonomi
Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Laba Bersih
Pendapatan
Hasil
Skala
(x)
(y)
( x ) : (y)
%
Tahun 2010
Rp 128.736.350
Rp 4.714.821.050
2,73%
%
Tahun 2011
Rp 99.829.500
Rp 4.841.342.500
2,06%
%
Tahun 2012
Rp 212.589.000
Rp 7.487.105.000
2,84%
%
Tahun 2013
Rp 190.537.000
Rp 7.653.335.500
2,49%
%
Sumber: Laporan Keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, data diolah, 2015.
Rasio rentabilitas ekonomi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka pada tahun 2010 adalah 2,73%, pada tahun 2011 adalah 2,06%, tahun 2012 adalah 2,84% dan pada tahun 2013 adalah 2,49%. Dari hasil analisis rasio rentabilitas ekonomi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, terjadi peningkatan bahkan penurunan rasio pada setiap tahunnya. Pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar yaitu 0,67% jika di bandingkan dengan tahun 2010,sedangkan pada tahun 2012 meningkat sebesar 0,78% dibandingkan tahun 2011.Penurunan terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,35% dibandingkan tahun 2012.
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 17
Operating profit margin Operating profit margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan penjualan. Operating profit margin merupakan rasio yang menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan (Syamsuddin,2009:61). Apabila semakin tinggi operatig profit margin maka akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan. Operating profit margin dihitung sebagai berikut: Laba Bersih Sebelum Pajak
Operation Profit Margin
= Pendapatan
Tabel IV. 4 Perhitungan operating profit margin ratioDinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka
Uraian
Laba Bersih
Pendapatan
Hasil
Skala
(x)
(y)
( x ) : (y)
%
Tahun 2010
Rp 128.736.350
Rp 4.714.821.050
2,73%
%
Tahun 2011
Rp 99.829.500
Rp 4.841.342.500
2,06%
%
Tahun 2012
Rp 212.589.000
Rp 7.487.105.000
2,84%
%
Tahun 2013
Rp 190.537.000
Rp 7.653.335.500
2,49%
%
Sumber: Laporan Keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, data diolah, 2015.
Rasio operating profit margin ratio Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka pada tahun 2010 adalah 2,73%, pada tahun 2011 adalah 2,06%, tahun 2012 adalah 2,84% dan pada tahun 2013 adalah 2,49%. Dari hasil analisis rasio operating profit margin ratio Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, terjadi peningkatan bahkan penurunan rasio Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 18
pada setiap tahunnya. Pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar yaitu 0,67% jika di bandingkan dengan tahun 2010,sedangkan pada tahun 2012 meningkat sebesar 0,78% dibandingkan tahun 2011. Penurunan terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,35% dibandingkan tahun 2012.
c. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Net profit margin dihitung dengan rumus: Laba Bersih Setelah Pajak
Net Profit Margin
= Pendapatan
Tabel IV.5 Perhitungan Net Profit MarginDinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka
Uraian
Laba Bersih
Pendapatan
Hasil
Skala
(x)
(y)
(x) : (y)
%
Tahun 2010
Rp 128.736.350
Rp 4.714.821.050
2,73%
%
Tahun 2011
Rp 99.829.500
Rp 4.841.342.500
2,06%
%
Tahun 2012
Rp 212.589.000
Rp 7.487.105.000
2,84%
%
Tahun 2013
Rp 190.537.000
Rp 7.653.335.500
2,49%
%
Sumber: Laporan Keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, data diolah, 2015
Rasio Net Profit Margin Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka pada tahun 2010 adalah 2,73%, pada tahun 2011 adalah 2,06%, tahun 2012 adalah 2,84% dan pada tahun 2013 adalah 2,49%.
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 19
Dari hasil analisis rasio net profit margin Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, terjadi peningkatan bahkan penurunan rasio pada setiap tahunnya. Pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar yaitu 0,67% jika di bandingkan dengan tahun 2010,sedangkan pada tahun 2012 meningkat sebesar 0,78% dibandingkan tahun 2011.Penurunan terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,35% dibandingkan tahun 2012.
d. Return on Investment
Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva (Syafri,2008:63). Return on Investment dihitung dengan rumus: Laba Bersih Setelah Pajak
ROI = Total Aktiva Tabel IV. 6 Perhitungan Return Kabupaten Bangka
on
Uraian
Investment
Dinas
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Laba Bersih
Total Aktiva
Hasil
Skala
(x)
(y)
(x) : (y)
%
Tahun 2010
Rp 128.736.350
Rp 48.106.446.454
0,27%
%
Tahun 2011
Rp
99.829.500
Rp 14.928.358.059
0,67%
%
Tahun 2012
Rp 212.589.000
Rp 15.065.811.159
1,41%
%
Tahun 2013
Rp 190.537.000
Rp
12,18%
%
1.487.950.505
Sumber: Laporan Keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, data diolah, 2015.
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 20
Rasio Return on InvestmentDinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka pada tahun 2010 adalah 0,27%, pada tahun 2011 adalah 0,67%, tahun 2012 adalah 1,41% dan pada tahun 2013 adalah 12,18%. Dari hasil analisis rasio Return on InvestmentDinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, terjadi peningkatan bahkan penurunan rasio pada setiap tahunnya. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar yaitu 0,4% jika di bandingkan dengan tahun 2010,sedangkan pada tahun 2012 meningkat sebesar 0,74% dibandingkan tahun 2011.Peningkatan juga terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 10,77% dibandingkan tahun 2012.
B. Analisis Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas (Activity Ratio)merupakan rasio untuk mengukur pendapatan dalam satu periode, mengukur perputaran aktiva, dan mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan. Rasio aktivitas meliputi beberapa rasio sebagai berikut :
1. Total Assets Turn Over (perputaran aktiva)
Total assets turn over merupakan perbandingan antara penjualan dengan total aktiva suatu perusahaan dimana rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu.Total assets turn over merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva
perusahaan
dalam
menghasilkan
volume
penjualan
tertentu
(Syamsuddin,2009:19).
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 21
Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar. Total assets turn over dihitung sebagai berikut: Pendapatan Total Assets Turn Over
= Total Aktiva
Tabel IV.7 Perhitungan Rasio Total Assets Turn Over Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka
Uraian
Pendapatan
Total Aktiva
Hasil
Skala
(x)
(y)
(x : y)
kali
Tahun 2010
Rp 4.714.821.050
Rp 48.106.466.454
0,09
kali
Tahun 2011
Rp 4.841.342.500
Rp 14.928.368.059
0,32
kali
Tahun 2012
Rp 7.487.105.000
Rp 15.065.811.159
0,49
kali
Tahun 2013
Rp 7.653.335.500
Rp
5,14
kali
1.487.950.505
Sumber data : data diolah 2015
Berdasarkan Rasio Total Assets Turn Over pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan pada tahun 2010 sebesar 0,09 kali, pada tahun 2011 sebesar 0,32 kali, pada tahun 2012 sebesar 0,49 kali, pada tahun 2013 sebesar 5,14 kali.
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 22
Dalam hasil analisis Total Assets Turn Over pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka pada tahun 2010 adalah hasil rasio terendah karena hanya mampu menghasilkan perputaran persediaan sebanyak 0,09 kali dalam setahun. Pada tahun 2010, 2011 , serta 2013 terjadi peningkatan secara terus menerus,dan hasil yang sangat baik terjadi pada tahun 2013, yaitu sebanyak 5,14 kali.
2. Working Capital Turn Over (Rasio Perputaran Modal Kerja)\.
Working capital turn over merupakan kemampuan modal kerja (neto) berputar dalam suatu periode siklus kas (cash cycle) dari perusahaan (Riyanto, 2008:335). Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran atau makin tinggi perputarannya (turn over rate-nya). Perputaran modal kerja dihitung dengan rumus: Pendapatan
Pendapatan
Perputaran Modal Kerja =
= Modal kerja rata-rata
Total Aktiva lancar
Tabel IV.8 Perhitungan Rasio Working Capital Turn Over Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka Uraian
Pendapatan
Modal Keja Rata-Rata
Hasil
Skala
(x)
(y)
(x : y)
kali
Tahun 2010
Rp 4.714.821.050
Rp 4.586.084.700
1,03
kali
Tahun 2011
Rp 4.841.342.500
Rp
4.741.513.000
1,02
kali
Tahun 2012
Rp 7.487.105.000
Rp
7.274.516.000
1,03
kali
Tahun 2013
Rp 7.653.335.500
Rp
7.462.798.500
1,03
kali
Sumber: Laporan Keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka 2015.
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 23
Berdasarkan Rasio Working Capital Turn Over pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan pada tahun 2010 sebesar 1,03 kali, pada tahun 2011 sebesar 1,02 kali, pada tahun 2012 sebesar 1,03 kali, pada tahun 2013 sebesar 1,03 kali. Dalam hasil analisis Working Capital Turn Overpada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka menunjukkan penurunan pada tahun 2011 sebesar 0,01 kali jika dibandingkan tahun 2010. Pada tahun 2012 meningkat sebesar 0,01 kali jika dibandingkan pada tahun 2011. Pada tahun 2013 tidak mengalami peningkatan maupun penurunan dibandingkan tahun 2012.
3.Rasio Perputaran Aktiva Tetap (fixed assets turnover)
Rasio ini merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Fixed assets turn over mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinterpretasikan pada aktiva tetap (Sawir,2003 :17). Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan.. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Perputaran aktiva tetap dihitung dengan rumus: Pendapatan Perputaran Aktiva Tetap = Aktiva Tetap
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 24
Tabel IV.9 Perhitungan Rasio fixed assets turnover Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka Uraian
Pendapatan
Total Aktiva
Hasil
Skala
(x)
(y)
(x:y)
kali
Tahun 2010
Rp 4.714.821.050
Rp 48.106.466.454
0,09
kali
Tahun 2011
Rp 4.841.342.500
Rp 14.928.368.059
0,32
kali
Tahun 2012
Rp 7.487.105.000
Rp 15.065.811.159
0,49
kali
Tahun 2013
Rp 7.653.335.500
Rp
5,14
kali
1.487.950.505
Sumber: Laporan Keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, data diolah, 2015.
Berdasarkan Rasio fixed assets turnover pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan pada tahun 2010 sebesar 0,09 kali, pada tahun 2011 sebesar 0,32 kali, pada tahun 2012 sebesar 0,49 kali, pada tahun 2013 sebesar 5,14 kali. Dalam hasil analisis fixed assets turnoverpada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka menunjukkan peningkatan pada tahun 2011 sebesar 0,23 kali jika dibandingkan tahun 2010. Pada tahun 2012 meningkat sebesar 0,17 kali jika dibandingkan pada tahun 2011. Pada tahun 2013 meningkat sebesar 4,65 kali jika dibandingkan tahun 2012.
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 25
PEMBAHASAN HASIL
A. Kinerja Keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka berdasarkan Rasio Profitabilitas pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka berdasarkan Rasio Profitabilitas selama lima tahun yaitu pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Maka berdasarkan hasil analisis rasio profitabilitas pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka berdasarkan Rasio Profitabilitas selama lima tahun yaitu pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, sebagai berikut: Tabel IV.10 Hasil Analisis Rasio Profitabilitas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 Uraian
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
13,41%
18,78%
14,98%
10,88%
2,73%
2,06%
2,84%
2,49%
2,73%
2,06%
2,84%
2,49%
2,73%
2,06%
2,84%
2,49%
0,27%
0,67%
1,41%
12,18%
1. Gross Profit Margin 2. Rentabilitas Ekonomi 3. Operation Profit Margin 4. Net Profit Margin 5. Return on Investmen Sumber: data diolah, 2015.
1.Rasio Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor) Dari hasil analisis rasio laba kotor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, terjadi peningkatan bahkan penurunan rasio pada setiap tahunnya. Pada Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 26
tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar yaitu 5,37% jika di bandingkan dengan tahun 2010,sedangkan pada tahun 2012 menurun sebesar 3,8% dibandingkan tahun 2011.Penurunan juga terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 4,1% dibandingkan tahun 2012. Pada tahun 2011 menunjukan hasil rasio yang meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan biaya untuk menjalankan operasional dengan baik. Dengan kata lain laba kotor yang dihasilkan dari tingkat penjualan mampu meningkatkan presentase laba kotor dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 merupakan kinerja buruk karena menunjukkan angka rasio terendah dalam empat tahun. 2.Rasio Rentabilitas Ekonomi (Daya Laba Besar) Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset. Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba.Pada tahun 2011 terjadi penurunan
sebesar
yaitu
0,67%
jika
di
bandingkan
dengan
tahun
2010,sedangkan pada tahun 2012 meningkat sebesar 0,78% dibandingkan tahun 2011.Penurunan terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,35% dibandingkan tahun 2012. Dari hasil analisis rasio rentabilitas ekonomi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, terjadi peningkatan bahkan penurunan rasio pada setiap tahunnya.Namun peningkatan tersebut tidaklah terlalu signifikan.Pada
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 27
tahun 2011 merupakan kinerja buruk,karena menunjukkan angka rasio terendah dalam empat tahun. 3.Operation profit margin ratio (rasio laba operasi) Operating profit margin merupakan rasio yang menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan (Syamsuddin,2009:61). Apabila semakin tinggi operatig profit margin maka akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan. Dari hasil analisis rasio operating profit margin ratio Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, terjadi peningkatan bahkan penurunan rasio pada setiap tahunnya. Pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar yaitu 0,67% jika di bandingkan dengan tahun 2010,sedangkan pada tahun 2012 meningkat sebesar 0,78% dibandingkan tahun 2011.Penurunan terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,35% dibandingkan tahun 2012. Rasio Operation profit margin memiliki hasil yang sama dengan rasio rentabilitas ekonomi dan rasio net profit margin.Hal itu disebabkan kerena pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka tidak dikenakan pajak pendapatan. 4. Net profit margin ratio (Margin Laba Bersih) Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan. Dari hasil analisis rasio net profit margin Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, terjadi peningkatan bahkan penurunan rasio pada setiap tahunnya. Pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar yaitu 0,67% jika di bandingkan dengan
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 28
tahun 2010,sedangkan pada tahun 2012 meningkat sebesar 0,78% dibandingkan tahun 2011.Penurunan terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,35% dibandingkan tahun 2012. Rasio net profit margin memiliki hasil yang sama dengan rasio rentabilitas ekonomi dan Rasio Operation profit margin.Hal itu disebabkan kerena pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka tidak dikenakan pajak pendapatan.
5.Return on Investment (Rasio Laba Bersih) Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Dari hasil analisis rasio Return on InvestmentDinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, terjadi peningkatan bahkan penurunan rasio pada setiap tahunnya. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar yaitu 0,4% jika di bandingkan dengan tahun 2010,sedangkan pada tahun 2012 meningkat sebesar 0,74% dibandingkan tahun 2011.Peningkatan juga terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 10,77% dibandingkan tahun 2012. Pada tahun 2011 menunjukan hasil rasio yang meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka tersebut terus menerus meningkat hingga tahun 2013. Pada tahun 2013 merupakan kinerja yang sangat baik karena menunjukkan angka rasio tertinggi dalam empat tahun.
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 29
B. Kinerja Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Bangka berdasarkan Rasio Aktivitas pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Tabel IV.11 Hasil Analisis Rasio Aktivitas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, tahun 2010 sampai dengan tahun 2013
Uraian
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
0,09 kali
0,32 kali
0,49 kali
5,14 kali
1,03 kali
1,02 kali
1,03 kali
1,03 kali
0,09 kali
0,32 kali
0,49 kali
5,14 kali
1. Total Assets Turn Over 2. Working Capital Turn Over 3. Fixed Assets Turn Over Sumber: data diolah, 2015.
1. Total Assets Turn Over (perputaran aktiva) Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dalam hasil analisis Total Assets Turn Over pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka pada tahun 2010 adalah hasil rasio terendah karena hanya mampu menghasilkan perputaran persediaan sebanyak 0,09 kali dalam setahun. Pada tahun 2010, 2011 , serta 2013 terjadi peningkatan secara terus menerus,dan hasil yang sangat baik terjadi pada tahun 2013, yaitu sebanyak 5,14 kali. 2. Working Capital Turn Over (rasio Perputaran Modal Kerja)
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 30
Working Capital Turn Over merupakan salh satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja selama periode tertentu. Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputaran atau makin tinggi perputarannya (turn over rate-nya). Berdasarkan Rasio Working Capital Turn Over pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan pada tahun 2010 sebesar 1,03 kali, pada tahun 2011 sebesar 1,02 kali, pada tahun 2012 sebesar 1,03 kali, pada tahun 2013 sebesar 1,03 kali.Dengan kata lain rasio perputaran modal kerja (working capital turn over) pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka berjalan dengan seimbang, karena pada setiap tahunnya rasio yang dihasilkan merata. 3. (Fixed Assets Turn Over)Rasio Perputaran Aktiva Tetap Rasio ini berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan. Kalau perputarannya lambat (rendah), kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan hal hal lain seperti investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output yang akan diperoleh. Jadi semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Berdasarkan Rasio fixed assets turnover pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan pada tahun 2010 sebesar 0,09 kali, pada tahun 2011 sebesar
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 31
0,32 kali, pada tahun 2012 sebesar 0,49 kali, pada tahun 2013 sebesar 5,14 kali. Dalam hasil analisis (Fixed Assets Turn Over)Rasio Perputaran Aktiva Tetap pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka pada tahun 2010 adalah hasil rasio terendah karena hanya mampu menghasilkan perputaran persediaan sebanyak 0,09 kali dalam setahun. Pada tahun 2010, 2011 , serta 2013 terjadi peningkatan secara terus menerus,dan hasil yang sangat baik terjadi pada tahun 2013, yaitu sebanyak 5,14 kali.
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan latar belakang, landasan teoti, analisis data dan hasil analisis Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Kabupaten Bangka Tahun anggaran 2010-2013, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil rasio profitabilitas yang meliputi: a. Gross profit margin ratio. Kinerja keuangan perusahaan selama empat tahun menunjukkan kinerja kurang baik. Karena mulai dari tahun 2011 hingga tahun 2013 semakin menurut. Pada tahun 2013 merupakan tahun yang menunjukkan hasil rasio menurun dibandingkan tahun tahun sebelumnya. b. Operating profit margin ratio, Rentabilitas Ekonomi dan Net profit margin ratio menunjukkan pada tahun 2011 dan tahun 2013 merupakan tahun yang
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 32
menunjukkan hasil rasio menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan tahun 2012 adalah tahun tertinggi dalam empat tahun. Kinerja keuangan perusahaan yang menunnjukan penurunan pada tahun sebelumnya belum efesien yang disebabkan instansi belum dapat memaksimalkan pendapatan dan mengefesienkan dalam melakukan pengendalian biaya-biaya pada tiap tahunnya sehingga dalam menghasilkan laba kotor, laba operasi, biaya operasi dan laba bersih yang dihasilkan mengalami kenaikan dan penurunan. c. Retun on Investment. Kinerja keuangan perusahaan selama tiga tahun menunjukkan kinerja baik. Karena mulai dari tahun 2010 hingga tahun 2013 semakin meningkat. Pada tahun 2013 merupakan tahun yang menunjukkan hasil rasio terbaik dibandingkan tahun tahun sebelumnya.
2. Berdasarkan hasil rasio aktivitas yang meliputi: 1. Rasio Assets Turn Over. Kinerja keuangan perusahaan selama empat tahun menunjukkan pada tahun 2013 merupakan tahun yang menunjukkan hasil kinerja baik dibandingkan tahun sebelumnya selama empat tahun, karena melampaui target dari standar rata-rata kebijakan pemerintah. 2. Rasio Working Capital Turn Over . Kinerja keuangan perusahaan selama empat tahun menunjukkan kinerja yang berfluktuasi. Namun pada tahun 2011, merupakan tahun yang menunjukkan hasil kinerja kurang baik dibandingkan tahun sebelum dan sesudahnya selama empat tahun.
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 33
3. Rasio Fixed assets Turn Over menunjukkan pada tahun 2010 hingga 2012 merupakan tahun yang menunjukkan hasil kinerja kurang baik dibandingkan tahun selanjutnya, karena tidak mencapai target dari standar rata-rata kebijakan instansi yaitu rasio kecepatan peredaran aktiva tetap sebesar 50 kali dan rasio kecepatan peredaran total aktiva sebesar 2 kali dalam setahun periodik.Tetapi pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang signifikan sehingga pada tahun 2013 menunjukkan kinerja yang baik.
B. Keterbatasan Penelitiaan ini mempunyai keterbatasan yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Adapun keterbatasan dalam penelitian tersebut adalah: 1. Penelitiaan ini hanya menggunakan laporan keuangan sebagai data dalam penelitian, untuk mengukur kinerja dapat dilihat pada aspek lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan seperti keadaan pasar, karyawan, dan lainnya. 2. Penelitian ini didasarkan pada satandar kebijakan perusahaan dan hasil pada tahun sebelumnnya sebagai pembadingan, sehingga hanya berlaku pada kinerja yang mencangkup lingkungan perusahaan dan tahun periodik. 3. Penelitian yang menggunakan laporan keuangan perusahaan bersifat privasi perusahaan, sehingga masih banyak faktor-faktor yang belum mendukung dalam hasil analisis baik faktor internal maupun eksternal.
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 34
4. Rasio keuangan yang digunakan adalah Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas, karena lebih baik jika dilakukan analisis rasio keuangan lainnya.
C. Saran Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta kesimpulan pada penelitian ini, adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitiaan ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik sebagai berikut:
1. Bagi pihak manajemen atau perusahaan a. Pihak perusahaan harus memperhatikan dalam pengendalian biaya-biaya dan tingkat penjualan secara efesien dan efektif, sehingga dapat meningkatkan kemampuan instansi dalam menghasilkan pendapatan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan operasionalnya pada setiap tahunnya yang menurun hasil kinerjanya. b. Manajemen perusahaan harus meningkatkan kualitas dalam mengelola, mengontrol dan mengunakkan sember daya yang dimiliki seperti persediaan, aktiva tetap, total aktiva, dan pembelian secara efesien dan efektif sebaik mungkin dalam kegiatan dan aktivitas instansi agar meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan untuk tahun selanjutnya.
2. Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas objek penelitian pada instansi yang sejenis dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 35
Kabupaten Bangka, sehingga hasil penelitian yang dihasilkan dapat mempresentasikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja keuangan berdasarkan Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas. Selain itu, peneliti selanjutnya diharapkan menambah variabel dan mengunakan rasio keuangan lainnya yang dapat mendukung hasil penelitian selain menggunakan Rasio Profitabilitas dan Rasio Aktivitas saja, serta memperdalam metode dan periode pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan Asep, (2004). “ Kiat Praktis Menulis Skripsi, Tesis”. Jakarta, Ghalia Indonesia. Raharjo Budi, (2009). “Menguasai Oracle SQL dan PL / SQL”. Jakarta, Informatika. Chalib Soleh dan Heru Rochmansjah, (2010). “Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah”. Bandung, fokusmedia. Pasolong Harbani, (2012). “ Metode Penelitian Administrasi Publik”. Bandung: Alfabeta. Harahap, Syafri Sofyan, (2009). “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”. Jakarta:RajaGrafindo Persada. Fahmi Irham, (2011). “Analisis Kinerja Keuangan”. Bandung: Alfabeta. Kasmir, (2014). “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta : Rajawali Pers. cetakan ke-7 Laporan Keuangan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangka, tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 36
Mardiani Mamiek, (2013). Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Menggunakan Analisis Rasio Keuangan dan Konsep EVA. (http://administrasibisnis. studentjournal.ub.ac.id/ index . php/ jab/ article/ view/185, diaskes 30 Oktober 2014). Munawir, 2010. “Analisis Laporan Keuangan”. Liberty: edisi 4. Mutmainnah,(2013). Analisis Kinerja Keuangan Koperasi Serba Usaha Putra Mandiri Di Kabupaten Jember. ( http://repository.unej.ac.id/ bitstream/ handle/ 123456789 /6869/ Mutmainnah%20 -% 20090810201175. pdf?sequence=1/, diaskes 30 Oktober 2014). Najmudin, (2011). “Manajemen keuangan dan Akutansi Syariyyah Modern”. Yogyakarta :Ed I. Ni Komang Widiastuti, (2013). PengaruhSektor Pariwisata Terhadap Kinerja Keuangan Daerah dan Kesejahtraan Masyarakat Kabupaten / Kota di Propinsai Bali. (http: //ojs.unud.ac.id/ index. php/ EEB/ article/ view/diaskes 30 Oktober 2014). Alexano Poppy, (2012). “ Manajemen Keuangan Untuk Pemula dan Orang Awam”. Jakarta : Laskar Askara. Sawir,Agnes (2009). “Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan”. Jakarta,Gramedia Pustaka Utama. Qasim Saleem, (2010). “Impact Of Liqudity ratios On Profitability”. Interdicplinary Journal of Research in Business, Vol. 1 Issue.7 halaman 95-98. Sugiyono, (2011). “Statistika Untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta. Sutrisno, (2009). “Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Amplikasi Ekonisia”. Jakarta Sonny Sumarsono, (2010). “Manajemen Keuangan Pemerintahan”. Yogyakarta: graha ilmu.
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 37
Makmur Syarif, (2008). “Pemberdayaan Sumber Daya Manusia dan Efektivitas Organisasi Kajian Penyelenggaraan Pemerintahan Desa”. Rajawali Pers Syamsuddin, (2009). “ Manajemen Keuangan”. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama Taani Khalaf. (2011). “ The effect Of Financial Ratios, Firm Size and Cah Flows From Operating Activities On Earning Per Share: An Applied Study On Jordanian Innustrial Inustrial Sector”. International journal of Social sciences and Humanity studies, Vol 3, No. 1. Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor
32
Tahun
2004
Tentang
Pemerintahan Daerah.
Naskah Publikasi Fakultas Ekonomi, Universitas Bangka Belitung, 2015
Page 38