ANALISIS KINERJA BIDAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN MINAHASA UTARA Marny C. Pangalila*, Grace D Kandou**, Rizald Rompas* *Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja bidan dalam melakukan pelayanan antenatal di Puskesmas Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif di tiga Puskesmas pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni tahun 2016. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam pada 11 orang informan dan observasi kegiatan pelayanan antenatal pada 6 orang bidan Puskesmas. Selanjutnya data dianalisis melalui teknik analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan ketersediaan sumber daya dan organisasi cukup baik dalam menunjang pelayanan antenatal yang dilakukan oleh bidan. Berdasarkan proses pelayanan diantaranya pelaksanaan standar pelayanan bidan telah patuh dalam melakukan pelayanan antenatal. Berdasarkan berdasarkan cakupan indikator kinerja Cakupan K1 dan K4 mendapatkan hasil yang baik secara keseluruhan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja bidan dalam melaksanakan Pelayanan Antenatal di Puskesmas Kabupaten Minahasa Utara baik. Kata kunci: Kinerja, Bidan, Pelayanan Antenatal ABSTRACT Antenatal care is a health service by a health worker for the mother during her pregnancy, carried out in accordance with antenatal care standards specified in the Standard of Midwifery Service (SPK). The purpose of this research is to know the performance of midwife in doing antenatal service at Puskesmas Kabupaten Minahasa Utara. This research was conducted descriptively qualitative in three Puskesmas from May to June of 2016. Data was collected through in-depth interviews on 11 informants and observation of antenatal care activities at 6 midwives of Puskesmas. Further data is analyzed by content analysis technique. The results showed that based on the availability of resources and organization is good enough to support antenatal services performed by the midwife. Based on the service process such as the implementation of midwife service standard has been obedient in performing antenatal services. Based on coverage of performance indicators K1 and K4 coverage get good overall results. So it can be concluded that the performance of midwives in implementing Antenatal Services in Puskesmas Kabupaten Minahasa North good. Keywords: Performance, Midwife, Antenatal Services
15
kelahiran
PENDAHULUAN Pembangunan
hidup,
Filipina
112
per
Kesehatan
100.000 kelahiran hidup, serta Malaysia
meningkatkan
dan Vietnam sama-sama mencapai 160
kesadaran, kemauan dan kemampuan
per 100.000 kelahiran hidup. Dengan
masyarakat untuk hidup sehat secara
kecenderungan seperti ini, pencapaian
mandiri
target Millenium Development Goal
diarahkan
untuk
agar
pencapaian
derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-
(MDG)
tingginya
Dalam
Kematian Ibu (AKI) akan sulit terwujud
pembangunan
kecuali akan dilakukan upaya yang lebih
dapat
terwujud.
pelaksanaannya,
untuk
menurunkan
untuk
Angka
kesehatan diselenggarakan berdasarkan
intensif
mempercepat
laju
azas perikemanusiaan, pemberdayaan,
penurunannya. (Kemenkes RI, 2015)
dan kemandirian serta adil dan merata
Tingginya angka kematian ibu
dengan mengutamakan aspek manfaat
di Indonesia kemungkinan terjadi pada
utamanya bagi kelompok rentan salah
ibu hamil yang beresiko tidak terdeteksi
satunya ibu. Upaya untuk meningkatkan
secara dini. Berdasarkan hal tersebut
status kesehatan ibu dalam rangka
maka peran bidan sebagai ujung tombak
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
pelayanan harus mampu dan terampil
menjadi salah satu program prioritas
dalam memberikan pelayanan sesuai
Pembangunan Kesehatan. (Kemenkes
standar yang ditetapkan. Peran bidan
RI, 2015)
antara
AKI
merupakan
salah
satu
lain
pertama
ibu
meningkatkan hamil
(K1),
cakupan cakupan
indikator yang peka terhadap kualitas
kunjungan ibu hamil (K4) dan semua
dan aksesibilitas fasilitas pelayanan
persalinan harus ditolong oleh tenaga
kesehatan.
kesehatan dan dilakukan di sarana
Berdasarkan
Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun
2012,
AKI
kesehatan. (Depkes RI, 2015)
(yang
Kematian
Ibu
di
Propinsi
berkaitan dengan kehamilan, persalinan,
Sulawesi Utara di Tahun 2015 masih
dan nifas) sebesar 359 per 100.000
cukup tinggi adalah 71 orang atau 173
kelahiran hidup. Angka ini masih cukup
per 100.000 kelahiran hidup meningkat
tinggi jika dibandingkan dengan negara–
dibandingkan tahun 2014 sebesar 141.
negara tetangga di Kawasan ASEAN.
Untuk angka kematian bayi tahun 2015
Pada tahun 2007, ketika
AKI di
sebesar 22 per 1.000 kelahiran hidup,
Indonesia
AKI
menurun
Singapura
mencapai hanya
228, 6
per
di
dibandingkan
tahun
2014
100.000
sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup .
kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000
Penyebab kematian ibu di tahun 2015
16
tersebut disebabkan karena perdarahan
pelayanan kesehatan ibu dan anak
(31%),
kehamilan
dengan target yang telah ditetapkan
(18%), infeksi (7%), serta penyebab
maka peneliti tertarik untuk meneliti
lain-lain (41%). Selanjutnya, jumlah
kinerja
cakupan program adalah K1 96,54%, K4
memberikan pelayanan antenatal kepada
88,37%,
masyarakat di Kabupaten Minahasa
hipertensi
dalam
serta persalinan oleh tenaga
kesehatan
(PN
87,20%).
(Profil
berhubungan
Minahasa
puskesmas
dalam
Utara dan faktor-faktor dominan yang
Kesehatan Sulut 2015) Kabupaten
bidan
Utara
puskesmas
dengan
kinerja
dalam
bidan
memberikan
ternyata juga memiliki jumlah kematian
pelayanan antenatal kepada masyarakat
ibu, kematian bayi serta kematian
di Kabupaten Minahasa Utara.
neonatal yang masih cukup tinggi, berfluktuasi dari tahun ke tahun. Upaya
METODE
pengendalian dan pencegahan dengan
Penelitian ini adalah bersifat kualitatif
melakukan usaha pemeliharaan dan
eksploratif
pengawasan antenatal sedini mungkin,
wawancara mendalam dan observasi
persalinan yang aman dan perawatan
kegiatan pelayanan antenatal. Lokasi
masa
penelitian adalah Puskesmas Airmadidi
nifas
yang
baik.
Penyebab
dengan
pendekatan
kematian ibu hamil pada tahun 2014
Kecamatan
adalah perdarahan dan eklampsia. Pada
Tinongko
tahun 2015, penyebab kematian ibu
Puskesmas Tatelu Kecamatan Dimembe
masih memiliki hubungan yang sama
Kabupaten Minahasa Utara, dan akan
dengan
tahun
dilaksanakan pada bulan September
Kesehatan
sampai Oktober tahun 2015. Informan
penyebab
sebelumnya.
pada
(Profil
Minahasa Utara 2015) Hasil
pada
cakupan
kegiatan
Airmadidi, Kecamatan
penelitian
berdasarkan
Wori
ini
prinsip
Puskesmas dan
ditentukan kesesuaian
pelayanan antenatal (K1, K4) pada tahun
(appropriateness).
2014 dan 2015 di Puskesmas Kabupaten
adalah bidan yang akan dianalisis
Minahasa Utara terjadi kesenjangan dari
kinerjanya. Informan lainnya adalah
target
Kepala
yang
ditetapkan
beberapa Puskesmas
dan
pada
Puskesmas
Informan
tempat
utama
bidan
cukup rendah.
bertugas, Bidan Koordinator Kabupaten
(Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa
dan Kepala Dinas. Instrumen penelitian
Utara, 2015)
terdiri pedoman wawancara mendalam
Bertolak dari latar belakang dan
yaitu dafiar pertanyaan yang akan di
kesenjangan antara cakupan program
jawab oleh responden yang bersedia ikut
17
penelitian, dan lembar observasi dalam
baik dan sesuai standar atau SOP dan
melakukan pengamatan di Puskesmas
sesuai kompetensinya.
sebagai
sampel
penelitian
serta
Dari
hasil
wawancara
perangkat komputer untuk pengolah data
didapatkan bahwa sebagian besar Bidan
dan penyusunan laporan. Data hasil
menyatakan bahwa dalam melakukan
wawancara mendalam diolah secara
pelayanan antenatal diperlukan keahlian
manual
transkrip
khusus dan itu mereka dapatkan pada
bentuk
waktu pendidikan dan ketika mengikuti
hasil
Pelatihan. Begitu juga sebagian besar
dengan
kemudian matriks.
membuat
disusun
dalam
Begitu juga
dengan
observasi sararna dan prasaran serta
memiliki
pendidikan
pelayanan bidan. Selanjutnya dilakukan
dengan pengalaman kerja di atas 10
analisis isi (content analysis) dengan
tahun. Sehingga dapat dikatakan mereka
membandingkan hasil penelitian dengan
terampil
teori-teori dan hasil penelitian sejenis
melaksanakan pelayanan antenatal.
dan kemudian ditarik kesimpulan.
c. Sikap dan Motivasi
dan
DIII
ke
kompeten
atas
dalam
Pertanyaan tentang sikap dan motivasi HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk melihat sejauh mana sikap dan
Berdasarkan Dimensi yang Diteliti
motivasi
a. Pengetahuan
pelayanan antenatal.
Pertanyaan tentang pengetahuan untuk
Bidan
dalam
melakukan
Berdasarkan hasil wawancara
melihat sejauh mana Bidan mengetahui
didapatkan
dan
melaksanakan 5S dalam melakukan
memahami
arti
dan
tujuan
pelayanan antenatal. Dari didapatkan
pelayanan
hasil bahwa
wawancara sebagian
bahwa
walaupun
semua
masih
(100%)
ada
1
(12,5%) pernah mendapatkan keluhan
besar
atas
pelayanannya.
Untuk
tingkat
mengetahui dengan jelas tentang arti dan
kedisplinan semua (100%) mengatakan
tujuan pelayanan antenatal walaupun
bahwa mereka disiplin dengan datang
bukan definisi secara lengkap. Tetapi
dan pulang tepat waktu dan ada yang
sebagian masih mengacu pada definisi
sudah menggunakan finger print. Begitu
berdasarkan kriteria/standar 7T
juga untuk respons mereka terhadap
b. Ketrampilan
pasien cukup baik.
Pertanyaan tentang ketrampilan untuk
d. Sarana, Prasarana, Alat
melihat
sejauh
mana
Bidan
dapat
Kesehatan, dan Logistik (Obat
melaksanakan pelayanan ANC dengan
dan BHP)
18
Pertanyaan tentang Sarana, Prasarana,
Kesehatan
Alat Kesehatan, dan Logistik (Obat dan
Kesehatan dan Bantuan Operasioanal
BHP)
Kesehatan (BOK).
untuk
melihat
ketersediannya
sejauh
dalam
mana
menunjang
Nasional
melalui
BPJS
Berdasarkan hasil wawancara
pelayanan antenatal.
didapatkan
Berdasarkan hasil wawancara
bahwa
mengatakan
6(75%)
menerima
bidan
insentif/jasa
didapatkan bahwa semua bidan (100%)
medis baik dari dana JKN melalui BJS
mengatakan bahwa sarana, prasarana
Kesehatan maupun Bantuan Operasional
dan alat kesehatan sudah memadai
Kesehatan (BOK) Puskesmas. Sebagian
dalam
bidan
melaksanakan
walaupun
hanya
7
pelayanan, bidan
yang
mengungkapkan
bahwa
dana
tersebut belum cukup memadai jika
mengoptimalkannya dan 2 bidan yang
dibandingkan
dengan
menyatakan bahwa pernah ada keluhan
mereka.
dari pasien terhadap keberadaan sarana,
f. Peraturan dan Kebijakan
prasarana dan alat kesehatan tersebut.
Pertanyaan
Sedangkan untuk obat dan bahan habis
kebijakan untuk melihat apakah terdapat
pakai 6 (75%) bidan mengatakan bahwa
peraturan dan kebijakan yang mengatur
cukup dan 2 (25%) mengatakan perlu
dan
ditingkatkan. Untuk pengaruh sarana,
melaksanakan pelayanan antenatal.
tentang
menunjang
beban
kerja
peraturan
Bidan
dan
dalam
prasarana dan alat kesehatan terhadap
Berdasarkan hasil wawancara
pelayanan 6 (75%) mengatakan sangat
didapatkan bahwa hanya 4 (50%) bidan
penting
kinerja
yang mengatakan bahwa ada peraturan
pelayanan antenatal, sedangkan 2 (25%)
sedangkan 4 (50%) mengatakan tidak.
bidan
Sedangkan untuk mekanisme reward
dan
mempengaruhi
tidak
mempengaruhi
dan
dioptimalkan sesuai kondisi di lapangan.
and
e. Dana/Insentif
mengatakan ada dalam bentuk pemilihan
Pertanyaan tentang dana dan insentif
bidan teladan.
untuk melihat ketersediaan dana dalam
g. Supervisi
menunjang pelayanan antenatal yang
Pertanyaan
diterima oleh Bidan dan pengaruhnya
melihat
terhadap pelayanan antenatal.
supervisi tentang pelaksanaan tugas
Sebagian besar bidan mengakui
punishment
termasuk
bahwa terdapat dana dalam menunjang
semunya
tentang
sejauh
supervisi
mana
dalam
(100%)
untuk
pelaksanaan
melaksanakan
pelayanan antenatal.
kegiatan
pelayanan
antenatal
Berdasarkan hasil wawancara
diantaranya
dari
Jaminan
didapatkan bahwa semua (100%) bidan
dana
19
mengatakan bahwa setiap bulan atau
Pertanyaan tentang Standar Pelayanan
tiga bulan dari dinas kesehatan terutama
untuk melihat apakah terdapat SOP
bidang
pelayanan antenatal dan sejauh mana
kesehatan
supervisi.
Untuk
berkisar
pada
melaksanakan materi
laporan,
supervisi
Bidan mengetahui dan menerapkan SOP
pelayanan,
pelayanan antenatal tersebut.
capaian program dan masalah. Semua bidan
(100%)
supervisi
mengatakan
bermanfaat
buat
Berdasarkan hasil wawancara
bahwa
didapatkan
bahwa
semua
mereka
mengatakan
bahwa
terdapat
pelayanan
mengevaluasi
secara konsisten berdasarkan standar
mereka
dan
dan
SOP
dengan alasan memperbaiki yang salah, kinerja
antenatal
bidan
diterapkan
mengevaluasi pelayanan dan pelaporan.
tersebut. Dan semua bidan mengatakan
h. Monitoring dan Evaluasi
tidak ada hambatan dalam penerapan
Pertanyaan
tentang
monitoring
dan
SOP tersebut.
evaluasi untuk melihat sejauh mana
j. Target Kinerja
pelaksanaan monitoring dan evaluasi
Pertanyaan tentang target kinerja untuk
tentang
Bidan
melihat sejauh mana Bidan mengetahui
melaksanakan
dan membuat target kinerja pelayanan
pelaksanaan
termasuk
dalam
tugas
pelayanan antenatal.
antenatal dan upaya pencapaiannya.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan
bahwa
(100%)
didapatkan bahwa semua (100%) bidan
mengatakan telah dilakukan monitoring
mengatakan bahwa mereka membuat
dan evaluasi oleh Dinas Kesehatan
target
Kabupaten tetapi frekwensinya berbeda-
pembuatan berbeda-beda 2 (25%) bidan
beda 6 (75%) bidan mengatakan setiap 3
setiap hari, 4 (50%) bidan setiap bulan,
bulan sedangkan 2 (25%) mengatakan
2(25%) bidan setiap 3 bulan. Untuk
setiap bulan. Untuk materi monitoring
indikator kinerja KIA dan ANC semua
dan
(100) bidan mengetahui dan dapat
evaluasi
semua
Berdasarkan hasil wawancara
mencakup
pelayanan,
kinerja
dengan
pelaporan dan disiplin. Menurut semua
menyebutkannya.
bidan telah dilakukan umpan balik baik
indikator ANC semua (100) bidan
dalam
mengatakan
bentuk
pembinaan
maupun
Untuk
frekwensi
bahwa
pencapaian
tercapai
tetapi
absensi laporan dan mereka semua
terdapat masalah yaitu sasaran ibu hamil
merespon dengan baik umpan balik
yang diberikan terlalu tinggi.
tersebut. i. Standar Pelayanan
20
mereka
minimal
DIII
dan
pengalaman kerja sebagian besar di atas 10 tahun serta semuanya telah Analisis
Kinerja
Bidan
mengikuti
dalam
pelatihan
pelayanan
Pelayanan Antenatal di Puskesmas
antenatal baik yang dilaksanakan
Berdasarkan Ketersediaan Sumber
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Daya
maupun Propinsi.
Unsur masukan yaitu semua hal yang
Hal ini sejalan dengan apa yang
diperlukan
dikemukan
untuk
terselenggaranya
oleh
Mangkunegara
pelayanan kesehatan. Unsur masukan ini
(2006) bahwa salah satu faktor yang
banyak macamnya, yang tepenting yaitu
mempengaruhi
tenaga (man), dana (money), dan sarana
kemampuan (ability) yng ditunjang
(material). Secara umum disebutkan
oleh
apabila tenaga dan sarana (kuantitas dan
pengalaman kerja. Seperti juga yang
kualitas) tidak sesuai dengan standar
dikemukan
yang telah ditetapkan (standart of
bahwa salah satu dari 3 kemampuan
personnels and facilities), serta jika dana
dasar yang harus dimiliki oleh
yang tersedia
dengan
seseorang
diharapkan
kinerjanya
kebutuhan,
tidak sesuai
maka
sulit
baiknya mutu pelayanan. Dalam
teknis
penelitian
tingkat
pendidikan
adalah
dan
oleh Moenir (1995)
dalam adalah
yaitu
meningkatkan kemampuan
pengetahuan
dan
unsur
penguasaan kegiatan yang didapat
masukan (input) dibedakan menjadi 2
melalui pendidikan dan pengalaman
bagian
kerja. Hal ini juga diungkapkan
yang bersifat
ini
kinerja
individu dan
organisasi.
Hayadi
(2007)
dalam
hasil
a. Faktor individu
penelitiannya bahwa secara statistik
Faktor individu yang diteliti disini
terdapat hubungan yang bermakna
adalah
antara pengetahuan dengan kinerja
pengetahuan,
ketrampilan
dan lama kerja.
bidan Puskesmas dalam pelayanan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa
antenatal.
semua
bidan
memahami
mengetahui tentang
dan
b. Faktor Organisasi
pelayanan
Faktor organisasi yang akan dibahas
antenatal dan mampu mengerjakan
di sini adalah sumber daya (sarana,
sesuai dengan standar yang telah
prasarana, alat kesehatan, obat, dan
ditetapkan, hal ini juga ditunjang
dana), supervisi, monitoring dan
dengan bahwa tingkat pendidikan
21
evaluasi,
insentif
dan
standar
ANC. Seperti yang juga dikemukan
pelayanan.
oleh Timple dalam Rostiati (2011)
Faktor organisasi ini adalah sebagai
tentang
faktor penggerak dalam pelaksanaan
mempengaruhi kinerja diantaranya
pekerjaan/kegiatan sehingga sangat
faktor eksternal yaitu fasilitas kerja.
penting
Dari hasil penelitian didapatkan
dalam
memungkinkan
faktor-faktor
pekerjaan/kegiatan dapat berjalan
bahwa
dengan baik sesuai yang diharapkan
tunjangan kinerja daerah yang cukup
atau tidak.
memadai dan jasa medis serta biaya
Sumber daya. Dari hasil penelitian
operasional
ini didapatkan bahwa sumber daya
BPJS, BOK dan APBD Kabupaten.
yang berupa sarana, prasarana, alat
Hal ini juga cukup mempengaruhi
kesehatan
cukup
kinerja mereka walaupun ada 2
memadai dan tersedia seperti yang
bidan mengungkapkan bahwa itu
ungkapkan oleh semua informan
belum sesuai dengan beban kerja
dan hasil observasi di lapangan,
dan tugas mereka.
karena ini juga merupakan faktor
Supervisi dan Monev. Kegiatan
yang
dalam
monitoring merupakan salah satu
pelayanan
upaya untuk meningkatkan kualitas
dan
sangat
menunjang
logistik
penting kinerja
bidan
yang
mendapatkan
kegiatan
dari
antenatal yang baik dan berkualitas.
pelayanan
Ini
antenatal, dengan monitoring dapat
sejalan
dikemukan bahwa
dengan
apa
yang
oleh Moenir (1995)
fungsi
sarana
khususnya
dana
memastikan
pelayanan
pelayanan
bahwa
pelayanan
medis
standar
yang
telah
adalah untuk mempercepat proses
dilaksanakan sesuai dengan rencana,
pelaksanaan
sedangkan
evaluasi
menimbulkan rasa kenyamanan bagi
memastikan
bahwa
orang-orang yang berkepentingan
pelayanan medis memberikan hasil
dan menimbulkan perasaan puas
sebagaimana dikehendaki. (Depkes
pada
RI 2007)
pekerjaan,
orang-orang
yang
standar
berkepentingan.
Untuk
Hal ini juga sesuai dengan hasil
didapatkan
penelitian
konsistensi
dari
apa
(2011) bahwa kelengkapan peralatan
disampaikan
oleh
bidan
merupakan
salah
informan trangulasi bahwa telah
pendukung
dalam
dari
Endang
satu
Rostiati
faktor
pelaksanaan
dilakukan
22
supervisi
dapat
dan
bahwa
supervisi
monev terdapat
dan
yang dan
monev
secara rutin dalam mengevaluasi dan
aplikasi program jaminan mutu di
meningkatkan
Puskesmas,
kinerja
pelayanan
agar
hasil
yang
dari bidan. Karena kita ketahui
diperoleh tetap terjaga kualitasnya,
bersama supervisi dan monev adalah
meskipun pada kondisi lingkungan
bentuk penilaian dan pengawasan
dan
kinerja
berbeda/bergantian.
pegawai
melaksanakan
dalam
tugas
petugas
yang
pokok dan
fungsinya dalam organisasi baik
Analisis
pemerintah maupun swasta. Dan
Pelayanan Antenatal di Puskesmas
dirasakan juga manfaatnya oleh
Berdasarkan
bidan dalam rangka mengevaluasi
Standar Pelayanan (10T)
kinerja mereka dalam melakukan
Azwar (1994) berpendapat bahwa pada
pelayanan.
setiap pelayanan kesehatan salah satu
Standar
Pelayanan.
Menurut
Kinerja
Bidan
Kepatuhan
dalam
terhadap
unsur yang bersifat pokok yakni unsur
Utari,et.al (1999) standar adalah
proses.
suatu suatu pernyataan yang dapat
tindakan yang dilakukan pada pelayanan
dipergunakan untuk mengukur atau
kesehatan. Tindakan tersebut secara
menilai
sistem
umum dapat dibedakan atas 2 (dua)
Sedangkan
standar
macam yakni tindakan medis (medical
Meissenheimer
dalam
procedures) dan tindakan non medis
Koentjoro (2007) adalah ukuran
(non medical procedures). Secara umum
yang
disepakati
disebutkan apabila kedua tindakan ini
bersama, merupakan tingkat kinerja
tidak sesuai dengan standar yang telah
yang diharapakan. Penguasaan dan
ditetapkan (standart of conduct), maka
kepatuhan dalam penerapan standar
sulit
pelayanan akan berdampak pada
pelayanan.
efektifitas
pelayanan. menurut
ditetapkan
suatu
dan
peningkatan kualitas dan kinerja bidan.
Dari
hasil
Unsur
proses
diharapkan
yaitu
baiknya
semua
mutu
Analisis kinerja bidan dalam
penelitian
pelayanan
antenatal
di
Puskesmas
didapatkan bahwa semua bidan telah
berdasarkan dimensi proses dilihat dari
melaksanakan
tingkat
pelayanan
sesuai
kepatuhan
bidan
standar walaupun ada satu kegiatan
melaksanakan
yang tidak dilaksanakan karena
sesuai standar dalam hal ini digunakan
peralatannya tidak tersedia. Menurut
standar berdasarkan standar pelayanan
Ariyani
10T.
penerapan
standar
dan
prosedur tetap pelayanan merupakan
23
pelayanan
dalam antenatal
Berdasarkan didapatkan
hasil
bahwa
melaksanakan
penelitian
semua
pelayanan
yang
bidan
menggambarkan
tingkat
pencapaian suatu sasaran atau tujuan
antenatal
yang
telah
ditetapkan
sesuai dengan standar, dari ke 10
memperhatikan
kegiatan hanya satu kegiatan yang tidak
keluaran, hasil, manfaat dan dampak.
dilaksanakan
karena
memang
indikator
dengan masukan,
tidak
Kinerja merupakan akumulasi
tersedia sarana yang diperlukan dalam
usaha dari beberapa faktor. Ilyas (2001)
pelaksanaan tindakan tersebut dalam hal
menyatakan
reagen untuk pemerisaan urine.
tenaga kesehatan secara makro dapat
Hal ini dapat disebabkan karena berdasarkan
dimensi
tingkat
kinerja
diketahui dengan mempelajari beberapa
hampir
indikator upaya pelayanan kesehatan.
semua terpenuhi sehingga menunjang
Indikator kinerja ini bersifat tidak
dalam pelaksanakan kegiatan pelayanan
langsung, meskipun demikian indikator
antenatal.
Hal
makro masih dapat digunakan untuk
pendapat
Gibson
seseorang
dipengaruhi
individu
ini
input
bahwa
sejalan bahwa
berupa
ketrampilan, organisasi
oleh
kepemimpinan,
perilaku
melihat
faktor
sumber
insentif
dan
gambaran
tingkat
kinerja,
adapun indikator kinerja makro kegiatan
pengetahuan,
pengalaman; berupa
dengan
yang
dilakukan
bidan
diantaranya:
faktor
pelayanan antenatal standar. Sedangkan
daya,
indikator yang berhubungan dengan
desain
pelayanan
antenatal
standar
adalah
pekerjaan dan faktor psikologis dalam
cakupan akses ibu haml (K1) dan
hal ini sikap dan motivasi.
cakupan kunjungan ibu hamil (K4). Untuk mengukur kinerja bidan dalam
dalam pelayanan antenatal berdasarkan
Pelayanan Antenatal di Puskesmas
pencapaian indikator output dan dampak
Berdasarkan
yang berhubungan dengan pelayanan
Analisis
Kinerja
Bidan
Indikator
Kinerja
Pelayanan Antenatal
antenatal itu sendiri yaitu:
Kinerja adalah gambaran mengenai
a. Indikator output: K1 dan K4
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
b. Indikator dampak: Angka Kematian
kegiatan, program dan kebijaksanaan
Ibu (AKI) dan Angka Kematian
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi
Bayi (AKB)
dan visi organisasi. Kinerja diukur
Dari hasil wawancara mendalam
dengan indikator kinerja berdasarkan
baik terhadap bidan maupun informan
target kinerja yang ditetapkan. Indikator
triangulasi bahwa indikator kinerja K1
kinerja merupakan ukuran kualitatif
dan K4 dari Puskesmas lokasi penelitian
24
semuanya mencapai target hal ini juga
hambatan terhadap kinerja Bidan dalam
ditunjang
melaksanakan
dengan
dokumen
Profil
pelayanan
antenatal
Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara
adalah sebagai berikut:
Tahun 2015.
a. Frekwensi mutasi kerja yang terlalu
Untuk indikator dampak dalam hal
ini
Kematian
Puskesmas
Ibu
hanya
dari
1
sering
ke-4
b. Faktor keluarga
Puskesmas
c. Sarana, prasarana dan alat kesehatan
(Airmadidi) yang mengalami 1 kasus kematian
ibu.
Sedangkan
pendukung pelayanan
kematian
d. Rendahnya tunjangan kinerja bidan
neonatal hanya 1 Puskesmas (Tatelu)
e. Kurangnya
yang mengalami 3 kasus kematian
dana
operasional
pelayanan antenatal.
neonatal.
Hal ini juga sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Salamuk dkk
Hambatan-Hambatan Kinerja
Bidan
(2007)
terhadap
dalam
dalam
faktor-faktor
Pelayanan
penelitiannya yang
mempengaruhi
Antenatal di Puskesmas
kinerja
Menurut Sutrisno (2009) ada 2 (dua)
pelayanan antenatal adalah insentif yang
faktor yang mempengaruhi kinerja atau
masih rendah, ketersediaan sarana dan
prestasi kerja yaitu (1)Faktor Individu:
prasarana, supervisi dan pengetahuan
usaha, kemampuan dan sikap/motivasi;
dan ketrampilan bidan dalam melakukan
(2) Faktor lingkungan: kondisi fisik,
pelayanan.
peralatan, waktu, material, pendidikan,
Gibson
dalam
melakukan
Ditegaskan juga oleh Munir
supervisi dan desain pekerjaan. Menurut
bidan
bahwa
(1995)
bahwa
salah
satu
faktor
(1996)
pendukung yang tidak boleh dilupakan
umumnya para karyawan mendambakan
dalam pelayanan adalah faktor sarana
bahwa kinerja mereka akan berkorelasi
atau alat dalam pelaksanaan tugas
dengan imbalan-imbalan yang diperoleh
pelayanan.
dari organisasi. Para karyawan tersebut
dimaksud disini adalah segala jenis
menentukan pengharapan-pengharapan
peralatan,
mengenai
fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat
imbalan-imbalan
dan
Sarana
pelayanan
perlengkapan
dan
kompensasi yang diterima jika tingkat
utama/pembantu
kinerja tertentu telah tercapai.
pekerjaan. Fungsi sarana pelayanan
Dari
hasil
dalam
kerja
yang
pelaksanaan
wawancara
menurut Moenir (1995) diantaranya : 1)
mendalam baik terhadap bidan maupun
Untuk mempercepat proses pelaksanaan
informan triangulasi bahwa hambatan-
pekerjaan, sehingga dapat menghemat
25
waktu, 2) meningkatkan produktivitas
a. Mutasi bidan yang terlalu sering
baik barang ataupun jasa, 3) kualitas
dan faktor keluarga
produk yang lebih baik/terjamin, 4)
b. Tunjangan kinerja bidan dan
lebih mudah/sederhana dalam gerak para
dana
pelakunya,
masih rendah
5)
menimbulkan
rasa
kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan,
6)
operasional
pelayanan
c. Ketersediaan sarana, prasarana
menimbulkan
dan
alat
kesehatan
untuk
perasaan puas pada orang-orang yang
pelayanan serta fasilitas bidan
berkepentingan
yang belum memadai.
sehingga
dapat
mengurangi sifat emosional mereka. SARAN Saran
KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
dan
pembahasan
yang
perlu
berdasarkan hasil penelitian:
didapatkan beberapa kesimpulan sebagai
1. Perlu
berikut:
dilakukan
supervisi
dan
pembinaan teknis yang kontinue
1. Kinerja
bidan
dalam
pelayanan
dalam meningkatkan ketrampilan
antenatal berdasarkan ketersediaan
dan
sumber
meningkatkan
daya
maupun
organisasi
dapat dikatakan baik. 2. Kinerja
bidan
antenatal
dalam
pelayanan
bidan
2. Perlu
kinerja
dalam pelayanan
adanya
konsistensi
dalam
ketersediaan sarana, prasarana, alat
dalam
kesehatan dan logitik yang yang mendukung pelayanan antenatal.
sesuai standar dikategorikan baik.
antenatal
bidan
tingkat
melaksanakan pelayanan antenatal
bidan
motivasi
antenatal.
berdasarkan
kepatuhan
3. Kinerja
disampaikan
dalam
pelayanan
berdasarkan
indikator
3. Perlu berkala
dilakukan dan
evaluasi
berkelanjutan
secara untuk
menjaga konsistensi kinerja bidan
kinerja ouput baik tetapi berdasarkan
dalam pelayanan antenatal.
indikator outcome cukup karena masih terdapatnya kematian ibu dan
DAFTAR PUSTAKA
bayi.
Depkes
4. Masih terdapat hambatan-hambatan terhadap
kinerja
bidan
RI.,
2009.
Pedoman
Pemantauan Wilayah Setempat.
dalam
Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-
melaksanakan pelayanan antenatal
KIA).
diantaranya:
Jakarta.
26
Dirijen
Binkesmas.
Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa
Antenatal
Care
(ANC)
Utara, 2016. Profil Kesehatan
Kecamatan
Kabupaten
Surakarta. Universitas Sebelas
Minahasa
Utara
Tahun 2015, Airmadidi.
Banjarsari
Di Kota
Maret. Surakarta.
Dinkes Sulut, 2016. Profil Kesehatan
Santoso dan Kaswara. 2008. Pengantar
Provinsi Sulawesi Utara Tahun
Teori Pengembangan Sumber
2015, Balai Data, Surveilance
Daya
dan SIK. Manado.
Pertama. Penerbit PT. Rineka
Gibson. 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia.
Edisi
Manusia,
Cetakan
Cipta, Jakarta
Keempat
Wargustini. 2014. Evaluasi Kinerja
Erlangga. Jakarta.
Bidan
Hayadi, Firman dan Kristiani. 2007,
Antenatal
Dalam Care
Pelayanan Di
Bidan
Bidan
Praktik Mandiri ‘K’ Kecamatan
Puskesmas Dalam Pelayanan
Gandus Kota Palembang Tahun
Antenatal di Bengkulu Selatan.
2014. Jurnal Kesehatan Bina
Working Paper Series Nomor 11
Husada, Volume 10 Nomor 3,
April
November 2014. Palembang.
Analisis
Kinerja
2007.
KMPK
UGM.
Yogyakarta. Lamere, Lusiarut dkk. 2012. Analisis Kinerja Bidan pada Pelayanan Antenatal Care Di Puskesmas Sekabupaten Universitas
Gowa.
FKM
Hasanuddin.
Makasar. Purwandari,
Atik.
Kebidanan
2008. Sejarah
Konsep dan
Profesionalisme. EGC: Jakarta. Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi, Edisi 8. Prentice Hall, Jakarta. Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi, Edisi 9. Prentice Hall, Jakarta. Rostiati,
Endang.
2011.
Evaluasi
Kinerja Bidan dalam Pelayanan
27