JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ANALISIS KESIAPAN PUSKESMAS SEBAGAI PROVIDER BPJS KESEHATAN (STUDI DI PUSKESMAS KEDUNGMUNDU DAN PUSKESMAS TLOGOSARI KULON) Adhinda Nur Prativi*, Chriswardani S.*, Septo Pawelas A.*** *Kampus Undip Tembalang Jl. Prof. Soedarto, SH, Semarang Telp. (024) 7471604 , Fax : (024) 7460044
E-mail :
[email protected] ** FKM Undip Semarang *** FKM Undip Semarang
ABSTRACT Indonesian government is developing a national helath insurance program held by national health security board (BPJS) to support the implementation of the Universal Health Coverage. Implementation of the program national health security was applied at all levels of health care facilities, ranging from primary to tertiary. In a national health insurance program primary health care has an important role by becoming the gate-keeper so hopefully most of health services finished at primary level. However, not all primary health care have an adequate amount of resources to serve patients. On the other hand the number of patients BPJS participants also continued to increase every month. Research conducted by qualitative study aimed to describe the readiness of Puskesmas Kedungmundu and PuskesmasTlogosari Kulon in the implementation of health insurance program with input and process variable. The subjects were the head of the primary health care, service manager, financial managers, and doctor. Informants triangulation is the head of primary health care management of national health security board and patient. The results reveal that the variables of human resources, financial management processes, infrastructure, regulations BPJS, BPJS patient care process including time and market aspects of the health center is ready to support the implementation of the program JKN at primary level, although there are still some things that need to be repaired or reviewed . Human resources in general still requires additional staff, such as administrative staff, medical personnel and paramedics, socialization aspect is sufficient but need added financial management training; funding comes from capitation, BOK and budget of regional goverment , capitation fund management procedures are in accordance with predetermined rules, but should soon be published rules regarding the management is more detailed; infrastructure is complete but requires repair or rejuvenation; required additional regulations on financial management; The process of patient care; necessary socialization of policies or regulations of national health security board membership to the patient in order to avoid miscommunication, the number of participants continues to grow, the quality of service must be maintained, patient service time is in conformity with the standards. Key words: National Health Security, Primary Health Care, National Health Security Board.
1
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
PENDAHULUAN Badan Penyelenggara Jaminan
kepada
fasilitas
Sosial (BPJS) Kesehatan merupakan
berubah.Pada
badan hukum yang dibentuk untuk
primer
menyelenggarakan
kapitasi.Sedangkan
program
kesehatan
fasilitas
kesehatan
digunakan
sistem
pada
fasilitas
sekunder
dan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
kesehatan
dengan
tersiermenggunakan
tujuan
untuk
tercapainya
juga
sistem
INA-
jaminan kesehatan menyeluruh bagi
CBG’s. Sistem pembayaran Kapitasi
rakyat Indonesia. Jaminan kesehatan
adalah
berguna untuk
pembayaran
masyarakat
mengurangi risiko
menanggung
biaya
adalah
imbalan
sebuah
yang
jasa
sistem
memberikan
kepada
PPK
kesehatan dari kantong sendiri (out of
berdasarkan
pocket), dalam jumlah yang sulit
harus dilayani, yang diterima oleh
diprediksi
PPK
dan
memerlukan besar.
kadang-kadang
biaya
Dalam
yang
sistem
sangat
jumlah
secara
Pra
orang
Upaya
yang
dalam
jumlah tetap, tanpa memperhatikan
asuransi,
jumlah
kunjungan,
pemeriksaan,
peserta membayar premi dengan
tindakan, obat dan pelayanan medik
besaran
demikian
lain. Lewat sistem kapitasi, fasilitas
pembiayaan kesehatan ditanggung
kesehatan primer dituntut bukan
bersama secara gotong royong oleh
hanya
keseluruhan peserta, sehingga tidak
Kesehatan tapi juga memberikan
memberatkan
pelayanan promotif dan preventif
orang.
tetap.
Dengan
secara
orang
per
[1]
mengobati
peserta
BPJS
atau pencegahan.[2]
Pada
awal
Namun, sistem ini bukan tanpa
penyelenggaraannya, peserta BPJS
masalah,
Kesehatan
dana yang rumit dapat menimbulkan
dari
merupakan
asuransi
pemerintah
gabungan
kesehatan
yang
sudah
mekanisme
pencairan
milik
masalah. Puskesmas yang sudah
ada,
menjadi BLU/BLUD dapat langsung
kemudian secara bertahap akan
mengelola
mencakup seluruh rakyat Indonesia
yang diterima dari dari BPJS tidak
pada tahun 2019. Maka jumlah
harus dengan seizin DKK terlebih
peserta
dahulu
BPJS
akan
meningkat.
Dalam
Kesehatan
prosedur
semakin
sistem
sendiri
untuk
dana
kapitasi
membelanjakan.
Sedangkan jika puskesmas belum
BPJS
menjadi
pembayaran
2
BLU
maka
untuk
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Di
membelanjakan dana kapitasi dapat
Puskesmas
Tologosari
lebih rumit sebab harus menunggu
Kulon yang memiliki rawat inap
persetujuan DKK.[3]
besaran BOR pada tahun 2012 cakupan
adalah sebesar 21,18%, kemudian
pemeliharaan
pada tahun 2013 adalah sebesar
kesehatan kota semarang tahun
25,19% sedangkan pada tahun 2014
2012,
(Bulan Januari-September) adalah
Berdasarkan peserta
data
jaminan
jumlah
jaminan
cakupan
pemeliharaan
peserta
sebesar 20,21%.
kesehatan
Untuk melayani pasien peserta
tertinggi di Puskesmas rawat inap adalah
di
Puskesmas
Kulon
yaitu
Tlogosari
sebesar
BPJS yang akan terus bertambah,
9,02%,
puskesmas
memerlukan
sumber
memadai.
Idealnya
sedangkan Puskesmas non rawat
daya
inap yang memiliki cakupan peserta
puskesmas
jaminan
tertinggi
layanan 24 jam, dibutuhkan paling
adalah Puskesmas Kedung Mundu
tidak 3-4 dokter umum yang telah
pemeliharaan
yaitu sebesar 6,18%.
[4]
yang
mempunyai
rawat
inap
sertifikat
dengan
ATLS/ACLS
Di Puskesmas Kedungmundu
yang mengisi jaga 24 jam. Dengan
jumlah kunjungan pasien mengalami
formasi, 1 orang untuk shift pagi
peningkatan,
2013
dengan durasi 8 jam, 1 orang
sebesar
dengan shift sore dengan durasi 8
jumlah
pada
kunjungan
tahun yaitu
59.590 sedangkan pada tahun 2014
jam, 1 orang shift malam dengan
jumlah kunjungan sebesar 70.679.
durasi 8 jam dan 1 orang stand by.
Akan tetapi hal berbeda terjadi di
Begitu juga dengan tenaga bidan
Puskesmas Tlogosari Kulon untuk
yang harus ada di puskesmas 24
kunjungan rawat jalan pada tahun
jam sejatinya juga berjumlah 3-4
2013
53.876
orang. Sementara jumlah perawat
kunjungan sedangkan pada 2014
jaga yang memiliki sertifikat BTLS
(bulan
adalah
jumlahnya harus 2 kali lipat, dengan
31.538 kunjugan, dan rawat jalan
formasi, 2 orang jaga pagi, 2 orang
dari 571 kunjungan menjadi 414
jaga sore, 2 orang jaga malam dan 2
kunjungan. Jumlah peserta BPJS
orang stand by. [5]
yang terdaftar di kedua puskesmas
Selain
pun
yaitu
sebesar
januari-september)
terus
meningkat
setiap
melayani
bulannya.
itu
administrasi
Puskesmasdan
3
petugas
yang
di
loket
bendahara
yang
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
khusus mengelola keuangan juga
bukan untuk menguji variabel karena
diperlukan,
variabel-variabel
sebab
masih
terjadi
biasanya
belum
rangkap tugas di kedua puskesmas.
diketahui dan baru akan diketahui
METODE
melalui riset.[7]
Jenis
penelitian
Fokus
merupakan
dalam
penelitian
ini
dengan
terdiri dari variabel masukan (input)
rancangan kualitatif menggunakan
dan variabel proses. Variabel input
pendekatan deskriptif (explanatory
terdiri
penelitian
observasional
research).
[6]
6,
yaitu
man:
ketersediaan sumber daya manusia,
Metode adalah
dari
penelitian
metode
berlandaskan
penelitian pada
postpositifsime,
money: Dana Kapitasi, materials:
kualitatif
sarana
yang
Peraturan-peraturan
filsafat
digunakan
prasarana,
Kesehatan,
untuk
methods: terkait
Proses
pelayanan
meneliti pada kondisi objek yang
pasien
alamiah (sebagai lawannya adalah
waktu dan market: masyarakat yang
eksperimen) dimana peneliti adalah
berada di wilayah kerjanya.
sebagai
instrument
kunci,
yang
BPJS
mencakup
Informan
utama
dalam
merupakan
kepala
pengambilan sample sumber dan
penelitian
data dilakukan secara purposive dan
Puskesmas Tlogosari Kulon dan
snowbaal, teknik pengumpulan data
Kedungmundu, Kepala Sub Bagian
dilakukan
Tata
dengan
triangulasi
ini
minute:
Usaha,
Petugas
(gabungan) analisis data bersifat
keuangan
induktif
hasil
Informan inti dalam penelitian ini
lebih
berjumlah 4 orang untuk masing-
menekankan pada makna daripada
masing puskesmas, sehingga total
generalisasi.[8]
berjumlah 8 orang.
/
kualitatif,
penelitian
dan
kualitatif
Penelitian dengan pendekatan deskriptif
dimaksudkan
mendeskripsikan secara
suatu
objektif.
research
mengumpulkan
atau
Sedangkan
untuk
triangulasinya
serta
untuk
adalah
Dokter.
informan
dari
pihak
keadaan
BPJS Kesehatan KCU Semarang,
Explanatory
serta empat orang perwakilan pasien
digunakan
mengeksplor
JKN,
pengelola
untuk
Puskesmas Tlogosari Kulon dan
untuk
empat
pemahaman
mendalam mengenai suatu masalah,
4
orang
pasien
puskesmas
Kedungmundu.
Pemilihan
pasien
berdasarkan
kategori
tingkat
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
pendidikan,
tingkat
ekonomi
yang
merangkap
menjadi
(pekerjaan) dan status kepesertaan
bendahara, sehingga diperlukan
PBI atau Non PBI. Untuk BPJS yang
tambahan
pegawai
agar
menjadi informan triangulasi adalah
maksimal
dalam
mengerjakan
Kepala Bagian Fasilitas Kesehatan
tugasnya dan tidak melebihi beban
Primer BPJS kota Semarang. Total
kerja.
informan triangulasi dalam penelitian
lebih
Sedangkan jumlah Sumber
ini berjumlah 9 orang.
Daya
Manusia
di
Puskesmas
HASIL
Tlogosari Kulon adalah sebanyak 44
1.) Sumber Daya Manusia
orang. Yang terdiri dari Kepala
a. Ketersediaan SDM
Puskesmas, Kasubbag TU, Dokter
Jumlah SDM yang dimiliki oleh
umum, dokter gigi, bidan, perawat,
Puskesmas Kedungmundu saat ini
perawat gigi, sanitarian, apoteker,
adalah sebanyak 37 orang, yang
asisten apoteker, analis kesehatan,
terdiri dari kepala puskesmas, dokter
nutrisionis, epidemiolog, pengolah
umum, dokter gigi, bidan, perawat
simpus,
umum, perawat gigi, kepala TU dan
malam, pengemudi, penyuluh dan
TU,
petugas kebersihan. Dengan jumlah
surveilans
petugas
gizi,
epid,
promkes,
analis,
asisten
44
petugas
orang
loket,
tesebut
penjaga
masih
terjadi
apoteker, hygiene sanitasi. Dengan
double job terutama untuk posisi
jumlah
Bendahara.Baik
tersebut
masih
terdapat
bendahara
JKN
rangkap tugas bahkan hampir di
maupun non JKN masih dilakukan
berbagai bidang.Biasanya petugas
oleh paramedis yang merangkap
merangkap tugas untuk mengurus
menjadi bendahara.Untuk pelayanan
bagian
rawat inap meskipun sudah berjalan
penunjang
seperti misalnya
administrasi dan
lancar dan tidak ada kendala berarti
petugas loket pendaftaran.Sehingga
namun untuk menunjang pelayanan
masih
diperlukan
bendahara
lagi
tambahan
rawat inap, diperlukan tambahan
khususnya
bagian
dokter dan paramedis seperti bidan
terjadi
dan perawat. Selama ini petugas
Seperti
yang berjaga saat sore dan malam
Puskesmas
(diluar jam kerja) adalah paramedis
Kedungmundu merupakan apoteker
dan petugas lain seperti petugas
pegawai administrasi
agar
tidak
rangkap
pekerjaan.
bendahara
JKN
di
loket pendaftaran, sedangkan dokter
5
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
menggunakan sistem on call, yaitu
kebingungan-kebingungan
dokter
prosedur pengelolaan dana kapitasi.
akan
datang
ketika
ada
panggilan. b)
untuk
2. Dana Kapitasi
Sosialisasi
dan
pelatihan
Prosedur untuk mendapatkan
mengenai program JKN Seluruh
kapitasi
tidak
rumit,
Puskesmas
Puskesmas hanya perlu melaporkan
Kedungmundu dan Tlogosari kulon
jumlah kunjungan dan rujukan ke
sudah mendapatkan sosialisasi dan
BPJS Kesehatan, kemudian setiap
pelatihan mengenai program JKN
bulan sebelum tanggal 15 BPJS
dan
akan
sudah
staff
dana
memahami
terutama
mentransfer
ke
rekening
yang berkaitan dengan tugasnya.
Puskesmas. Untuk kelancaran aliran
Namun sosialisasi tidak dilakukan
dana,
langsung oleh BPJS, namun dari
Kedungmundu maupun Puskesmas
Kepala Puskesmas atau perwakilan
Tlogosari kulon sama- sama tidak
yang
terdapat
menghadiri
undangan
baik
di
masalah
Puskesmas
/
hambatan.
sosialisasi dari BPJS/ DKK yang
Petugas pengelola keuangan JKN
kemudian di sosialisasikan kembali
baik di Puskesmas Kedungmundu
ke wilayah kerjanya masing-masing.
ataupun Puskesmas Tlogosari Kulon
Namun hal ini tidak mengurangi
sudah mengetahui prosedur untuk
pemahaman petugas akan materi
mendapatkan
sosialisasi karena pada praktiknya
pengelolaannya karena hal tersebut
jika
sudah disosialisasikan.
ada
kebingungan
Puskesmas
dapat
petugas
menghubungi
dana
kapitasi
dan
Alur untuk
mendapatkan dana kapitasi adalah
BPJS langsung untuk mendapatkan
Puskesmas
solusi.
kunjungan dan rujukan pasien bulan
Akan
tetapi
sosialisasi
sebelum
tanggal
5
bulan
berikutnya kepada BPJS, kemudian
dilakukan beberapa kali, petugas
sebelum tanggal 15 akan ditransfer
Puskesmas Kedungmundu merasa
dana
masih
tambahan
Sedangkan
mendetail
penggunaan
diperlukan yang
khususnya pengelolaan petugas
pelatihan
ini
jumlah
telah
informasi
dan
meskipun
melaporkan
lebih untuk
bagian
keuangan masih
kapitasi
oleh
BPJS.
laporan
mengenai
dana
kapitasi
dilaporkan kepada DKK.
sebab
Baik
menemukan
di
Puskesmas
Kedungmundu ataupun Puskesmas
6
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Tlogosari
Kulon
tidak
terdapat
satu dokter umum dan dokter gigi
kendala yang dialami petugas untuk
besaran
memperoleh dana kapitasi.
adalah Rp.6000.
Besaran kapitasi perorang di
kapitasi
Pungutan
yang
diperoleh
biaya
hanya
Puskesmas Kedungmundu adalah
dilakukan
sebesar Rp.6000, untuk mengetahui
(diluar kota Semarang) yang diminta
besaran jumlah dana kapitasi yang
membayar
didapat
5000
setiap
bulannya
adalah
kepada
pasien
retribusi
sesuai
umum
sebesar
dengan
Rp.
Perda,
Rp.6000 dikali jumlah peserta yang
kemudian uang tersebut akan di
terdaftar
setorkan kepada kas daerah setiap
pada
di
Puskesman
tersebut
terakhir.
Untuk
bulan
hari.
Pasien
menetapkan besaran dana kapitasi
termasuk
perorang
tetap
sebesar
sampaiRp.
Rp.
6000
4000
ditentukan
dokter
gigi
yang
Puskesmas
terdapat
tersebut.
warga
di
yang
Semarang
pelayanan
sudah
pemerintah
BPJS
kota
diberikan
sebab
berdasarkan jumlah SDM dokter dan
non
gratis
dijamin
oleh
daerah
Jamkesmaskot.
31
melalui
Untuk
pasien
Untuk
BPJS baik PBI atau non PBI semua
Pueskesmas tanpa dokter umum
tidak ditarik biaya tambahan apapun.
besaran
kapitasi
adalah
Rp.
yang
3000,
diperoleh
Penggunaan
Puskesmas
pelayanan
dokter
presentasinya
Puskesmas
adalah dengan
Rp.4000,
satu
kapitasi
dialokasikan untuk membayar jasa
dengan satu dokter umum tanpa gigi
dana
dokter
dan
operasional,
yaitu
60%
jasa
pelayanan dan 40% operasional
umum dan satu dokter gigi besaran
puskesmas.
kapitasinya
Rp.5000,
kapitasi diawasi oleh DKK bukan
Puskesmas dengan lebih dari satu
oleh BPJS, Puskesmas setiap bulan
dokter umum dan tanpa dokter gigi
melakukan
adalah
sedangkan
tentang penggunaan dana kapitasi di
Puskesmas dengan lebih dari satu
Puskesmas. Untuk membelanjakan
doker umum dan ada dokter gigi
dana
besaran
kapitasinya
persetujuan tim belanja DKK terlebih
Rp.6000.
Maka
Puskesmas
adalah
Rp.5500,
adalah
karena
Kedungmundu
Penggunaan
SPJ
kapitasipun
dahulu. 3
di dan
3. Sarana Prasarana
Tlogosari Kulon memiliki lebih dari
7
kepada
dan
DKK
diperlukan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Ketersediaan
sarana
jumlah pasien yang datang. Kondisi
Puskesmas
ruang perawatanpun tidak terlalu
Kedungmundu diperlukan beberapa
terawat namun fasilitasnya sudah
alat
mencukupi kebutuhan ruang rawat
prasarana
di
kesehatan
belum
penunjang
yang
dan
masih
tersedia
inap di Puskesmas.
menunggu persetujuan tim belanja
Faktor
DKK, seperti kursi roda dan alat
penyediaan
fasilitas
pelayanan
penanganan asma. Untuk kondisi
kesehatan
adalah
pembelian
sarana
beberapa reagen, obat dan alkes
prasarana
penunjang
penghambat
dalam
pelayanan
pasien
yang
masih
masih dalam tahap pembicaraan
dikeluhkan
dan
perlu
untuk
dengan DKK sehingga belum bisa
diperbaiki adalah keadaan ruang
terlaksana
tunggu, dan kursi ruang tunggu yang
komputer dan internet yang kurang
jumlahnya tidak sebanding dengan
memadai.
banyaknya
pendukungnya
pasien
yang
datang.
dan
fasilitas
seperti
Sedangkan
faktor
adalah
beberapa
Untuk sarana penunjang lain yang
ATK
kondisinya tidak terlalu baik adalah
lancarnya internet dan komputer
komputer
serta dana JKN yang lancar. Ada
bendahara.
di
ruang
Karena
loket
dan
komputer
di
dan
aplikasi
alkes
khusus
sudah
yang
dibeli,
digunakan
ruang loket sering kali mengalami
untuk melayani pasien JKN, yaitu
error ketika dipakai untuk bekerja
untuk mengelola simpus Puskesmas
memasukan simpus, hal ini tentu
dan keuangan JKN.
akan
4.
memepengaruhi
kecepatan
petugas loket pendaftaran dalam
Peraturan-
Peraturan
Terkait
BPJS Kesehatan
melayani pasien.
Peraturan – peraturan yang
Puskesmas Tlogosari Kulon
telah
dikeluarkan
baik
oleh
sendiri merupakan Puskesmas yang
pemerintah pusat, seperti undang-
memiliki fasilitas rawat inap pasien.
undang, permenkes, dan peraturan
Namun kondisi sarana prasarana di
oleh
Puskesmas Tlogosari kulon yang
peraturan
masih dikeluhkan hampir seperti di
dinas kesehatan kota ataupun surat
Puskesmas
edaran walikota sudah mencukupi
Kedungmundu
yaitu
kondisi kursi ruang tunggu pasien
pemerintah
dukungan
yang belum mencukupi dibanding
8
daerah,
daerah
seperti
surat
edaran
terhadap
petugas
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Puskesmas
dalam
melakukan
Puskesmas,
tugasnya melayani pasien.
BPJS
Untuk peraturan yang pernah dikeluarkan mengatur
diantaranya program
rujuk
atau
ingin
laboratorium
untuk
dalam
balik,
dilakukan
ketika
melakukan tapi tidak
pelayanan di
pasien cek
termasuk
yang
bisa
Puskesmas
dan
Prolanis, Kapitasi, bidan jejaring,
memaksa untuk bisa dilayani. Untuk
rujukan berjenjang, obat rujuk balik,
penumpukan terkait ramainya pasien
laboratorium
pasca JKN tidak pernah terjadi
Prolanis,
penerapan
aplikasi P.Care, dan lain-lain. Peraturan dirasa
sudah
sebab sudah dilakukan antisipasi
terkait
pelayanan
ketika ramai pasien.
cukup
membantu
Kendala
yang
dialami
di
petugas melaksanakan pelayanan
Puskesmas Tlogosari Kulon adalah
terhadap pasien BPJS Kesehatan,
mengenai pasien yang berikeras
namun untuk peraturan mengenai
meminta
dirujuk
keuangan
penyakitnya
bisa
dirasa
masih
kurang
padahal ditangani
di
mendetail dan perlu ditambah lagi
Puskesmas. Untuk kendala terkait
khususnya
penumpukan pasien tidak pernah
untuk
menunjang
pengelolaan dana kapitasi.
terjadi
5. Kegiatan Pelayanan Pasien BPJS
Kulon, karena ketika pasien yang
Puskesmas
lebih ramai dari biasanya petugas
Kendala yang dialami petugas
di
Puskesmas
Tlogosari
akan bekerja lebih cepat untuk
di Puskesmas Kedungmundu adalah
menghindari
ketika peserta sudah pindah status
ditangani sehingga bisa menumpuk.
kepesertaan tetapi tidak mengetahui
Tidak ada keluhan terkait pelayanan
bahwa
secara
sudah
petugas
pindah,
kemudian
memberitahukan
pasien
umum
di
terlalu
lama
Puskesmas
bahwa
Kedungmundu, namun keluhan yang
seharusnya berobat sesuai dengan
pernah didapatkan petugas adalah
kepesertaannya
akan
saat pasien ASKES yang obatnya
mengira ditolak oleh Puskesmas dan
dulu bisa untuk satu bulan namun
pasien
sekarang hanya untuk satu minggu.
pun
akan
pasien
marah-marah.
Kendala kedua adalah pasien yang
Waktu yang diperlukan pasien
meminta langsung dirujuk ke rumah
untuk mendapatkan pelayanan dari
sakit
awal
yang
penyakitnya
diinginkan bisa
padahal
ditangani
di
hingga
Puskesmas
9
akhir
hampir
di sama,
kedua yaitu
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 2, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
berkisar sekitar 15 menit. Peraturan
Sedangkan di Puskesmas Tlogosari
mengenai
waktu
ada
Kulon jumlah peserta pada bulan
kebijakan
khusus
BPJS
Januari adalah sebanyak 11.113
Kesehatan namun sudah diatur oleh
peserta, dan pada bulan September
SOP
menjadi 13.378 peserta.
ini
dari
Puskesmas
menstandartkan
tidak
ISO
bahwa
yang
DAFTAR PUSTAKA
lamanya
waktu pelayanan di masing-masing
1. Tim Penyusun Bahan Sosialisasi
loket
dan Advokasi JKN.Buku Pegangan
adalah
5
menit,
kecuali
pemeriksaan laboratorium yang bisa
Sosialisasi:
lebih lama. Di kedua Puskesmas
Nasional
petugas sudah melayani dengan
Jaminan
cukup cekatan.Untuk itu aktivitas
Jakarta.2013.
pelayanan pasien berjalan dengan
2.Undang-undang
cukup lancar dan tidak pernah terjadi
Indonesia Nomor 24 Tahun 2011
penumpukan
Tentang
pasien
meskipun
jaminan (JKN)
cukup ramai.
3.
kesehatan
di
Kedungmundu Tlogosari
dan
Kulon
Sistem Nasional.
Republik
Badan
Jaminan Sosial.
pelayanan
dalam
Sosial
pasien yang datang setiap harinya
Pengguna
Kesehatan
Penyelenggara
Kemenkes
Indonesia.Buku
Republik Saku
FAQ
Puskesmas
(Frequently Asked Question) BPJS
Puskesmas
Kesehatan. Jakarta.2013
bukan
hanya
4.Buku
Profil
Kesehatan
peserta BPJS Kesehatan tetapi juga
Semarang
peserta Jamkesmaskot dan pasien
Kesehatan kota Semarang.
umum yang tidak memiliki KTP
5.
Semarang.Alasan pasien datang ke
Administrasi
Puskesmas tersebut rata-rata adalah
Binarupa Aksara. 1996.
karena letaknya yang dekat dengan
6.
tempat tinggalnya.
Administrasi.
Terdapat peningkatan jumlah
tahun
Azwar,
2012.
Azrul. Kesehatan.
Sugiyono.Metode
Kota Dinas
Pengantar Jakarta.
Penelitian Bandung.
Alfabeta.2003.
peserta di kedua puskesmas. Di
7. Isaac, Stephen & William B.
Puskesmas Kedungmundu jumlah
Michael.Guide to Research Designs.
peserta bulan januari hanya 24.468
8. Peraturan Walikota No 28 Tahun
peserta sedangkan bulan september
2009.
sudah mencapai 25.850 peserta.
10