ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA BAKU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII DI SMP AL-HIDAYAH LEBAK BULUS JAKARTA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Ade Miftahudin NIM 1811013000013
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
SURAT PERNYATAAN KARYA
ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Ade Miftahudin
Nim
: 1811013000013
Jurusan
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Alamat
:
JI. Kubis IV RT. 05/05 Pondok Cabe llir Pamulang Tangerang
MENYATAKAN DENGAN SEST]NGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Baku dalam Pembelajaran Menulis Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII SMP AlHidayah Lebak Bulus Jakarta adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen: Nama
Pembimbing : I)ra. Hindun, M.Pd.
NIP. Jurusan/Program
:19701215 200912 2001
Studi : Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
ini
saya buat degan sesungguhya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
Demikian surat pemyataan sendiri.
Jakarta.
........2014
Ade Miftghudin
NIM. 1811013000013
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
ANALISIS KESALAHAN PENGGIJNAAI\I KATA BAKU DALAM PEMBNLAJARAN MENT]LIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII SMP AL.HIDAYAH LEBAK BULUS JAKARTA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Ade Miftahudin
NIM:
1811013000013
NIP. 1970121
2009122001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAIIASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN T]NIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2014
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Baku dalam Pembelajaran Menulis Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII SMP AlHidayah Lestari Lebak Bulus Jakarta, disusun oleh Ade Miftahudin NIIvI 181101300013, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian mtrnaqasah pada tanggal 30 Desember 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sa{ana S-l (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra
In
Jakarta,
....2014
Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jurusan Prodi PBSI)
Dra. Hindun" M.Pd. NIP 19701215 200912 2 001 Sekretaris
t
I
$j*ca+,r ?{[;W
Elvi Susanti" M.Pd.
NIP
19680801 200801
Penguji
flnuorri 2nl5
6-t^ xtr
Aji Karunia Putra..M-A. NrP 19840409 201101 1 0t5 Dona
Penguji
Tanggal
2 0t6
II
6.^
Djoko Kentjono. M.A. NIP
t-%tf
Mengetahui: Dekan,
Nurlena
Kifa'i.
M,A.. Ph.D. NrP 19591020 198603 2 001
ABSTRAK
Ade Miftahudin, NIM 181101300009, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi “Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Baku dalam Pembelajaran Menulis Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan penggunaan kata baku pada laporan perjalanan wisata Jakarta-Bandung yang dibuat oleh siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan di SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta. Pada bulan April 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah karya ilmiah siswa yang berupa laporan perjalanan yang dibuat oleh siswa kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta tahun pelajaran 2013/204. Dari dua puluh empat laporan perjalanan yang dianalisis, terdapat dua puluh laporan perjalanan siswa penulisan kata bakunya tidak tepat. Kesalahan yang paling banyak dilakukan dalam laporan perjalanan siswa yaitu ketidakbakuan kata yang diakibatkan oleh pembeda yang berkaitan dengan ejaan, seperti penggunaan kata depan ‘di-’dan ‘ke’. Paling banyak dilakukan oleh siswa kelas 8.2 yaitu 8.39%. kesalahan yang sama juga dilakukan oleh siswa kelas 8.3 dengan perolehan kesalahan yang berkaitan dengan ketidakbakuan kata karena yang berkaitan dengan ejaan mencapai 6.62%. Kesalahan ini dilakukan siswa karena siswa kurang memperhatikan dan bahkan menyepelekan kaidahkaidah penulisan. Ketidakbakuan kata yang diakibatkan oleh penghilangan, pembubuhan, dan pergantian huruf konsonan maupun vokal ini cukup sedikit sekali, tetapi yang berkaitan dengan pergantian huruf vokal terutama dalam kata “Bis” ini cukup banyak sekali kesalahannya. Ini dikarenakan siswa sudah terbiasa mengucapkan kata “Bus” dengan kata “Bis”, sehingga dalam penulisan siswa terbawa ke dalam pengucapannya.
Kata kunci: Kata Baku dan Kata Tidak Baku
iii
ABSTRACT Ade Miftahudin, NIM 801111300009, Language Education and Indonesian Literature, Faculty of Education, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. Entitled “ The Analysis of Inappropriate Standard Word in Students Travel Reports of Grade 8th SMP Al Hidayah Lebak Bulus Jakarta, Academic Year 2013/ 2014”. This study aims to determined The Analysis of Inappropriate Standard Word in Jakarta-Bandung Students Travel Reports of Grade 8th SMP Al Hidayah. This study was conducted on April 2014 in SMP Al Hidayah Lebak Bulus Jakarta. The study design that been used are descriptive qualitative. The resources of the data on this study are students scientific works that made by students grade 8th of SMP Al Hidayah Lebak Bulus Jakarta, academic year 2013/2014. From 24 students travel reports were analyzed, there were 20 students travel reports were not using an appropriate standard word. The mistakes in these students travel reports are the non standard word that caused by distinguished words related with spelling, such us preposition words like “di” and “ke”. There were 8,39% mistakes that done by students of class 8.2 which has the same mistakes as well by class 8.3 with the acquisition of mistakes that reaches 6,62%. These mistakes were done by the students that do not pay attention and even disregard about writing rules. The nonstandard words which is caused by removing, affixing, and changing consonant even vowel is very limited, but the changing of the vowel especially the word “bis” has quite a lot of mistake. This is caused by the students that used to pronounced the word “bus” with the word “bis”, so that the students writing was carried out into the pronounciation.
Keyword: Standard words and non-standard words
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, kemudahan, kelancaran, serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat waktu. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir yang telah disyaratkan dalam memperoleh gelar S-1 di UIN (Universitas Negeri Islam) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penulisan skripsi ini diantaranya kepada: 1.
Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dra. Hindun, M.Pd., Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hdayatullah Jakarta sekaligus sebagai pembimbing dalam penulisan skripsi ini.
3.
Dona Aji Karunia Putra, M.A., Sekretaris Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hdayatullah Jakarta
4.
Seluruh Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Kepala Sekolah dan Guru bidang studi Bahasa Indonesia di SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta, yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian ini.
6.
Ibunda tercinta, Juriah binti Rukiah yang telah memberikan banyak dukungan moril dan materil serta do’a restu dalam masa perkuliahan.
7.
Bapak Mertua dan Ibu Mertua, yang selalu memberikan bantuan semangat untuk cepatnya terselesaikan penelitian ini.
8.
Istriku tercinta Lia Septiani dan putraku yang tersayang Khillany Rafiq Aiyman pengobat lelah dan penyemangat hidupku.
9.
Kakakku tercinta Sa’diayah, Abdul Gofar, dan adik-adikku yang tercinta semoga Allah selalu memberikan kemudahan kepada kita semua.
v
10.
Didi Suryadi, Edisal, Muftiatun, dan Fitri Astuti yang selalu mengingatkan ketika waktunya bimbingan. Rekan-rekan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, sahabat-sahabatku sukses selalu untuk kalian dan terima kasih kalian selalu memberikan semangat kepada saya. Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang terbaik dari
apa yang telah diberikan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis.
Jakarta, ........................2014
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .............................................................. ii ABSTRAK ........................................................................................................... iii KATA PENGANTAR ......................................................................................... v DAFTAR ISI........................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 3 C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 3 D. Perumusan Masalah ....................................................................... 4 E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4 F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
BAB II
KAJIAN TEORETIS A. Menulis .......................................................................................... 6 B. Laporan Perjalanan ........................................................................ 7 C. Kesalahan Berbahasa ..................................................................... 9 D. Hakikat Kata Baku dan Tidak Baku .............................................. 13 E. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 34
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 37 B. Metode Penelitian .......................................................................... 37 C. Sumber Data .................................................................................. 38 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38 vii
E. Teknik Keabsahan Data................................................................. 39 F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 40 BAB IV PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ................................................................................. 41 B. Deskripsi Data ................................................................................ 44 C. Persentase Kesalahan Penulisan Kata Baku ................................... 65 D. Sistematika Laporan ....................................................................... 67 E. Sumber Penyebab Terjadinya Kesalahan ....................................... 68 BAB V
PENUTUP A. Simpulan ......................................................................................... 69 B. Saran ............................................................................................... 69
DAFTAR FUSTAKA .......................................................................................... 71 UJI REFERENSI ................................................................................................ 73 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 76
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.1
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Vokal
Tabel 4.1.2
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Vokal
Tabel 4.1.3
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Konsonan
Tabel 4.1.4
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Konsonan
Tabel 4.1.5
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penghilangan Huruf Konsonan
Tabel 4.1.6
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembeda yang berkaitan dengan Ejaan
Tabel 4.2.1
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Vokal
Tabel 4.2.2
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Vokal
Tabel 4.2.3
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Konsonan
Tabel 4.2.4
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Konsonan
Tabel 4.2.5
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penghilangan Huruf Konsonan
Tabel 4.2.6
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembeda yang berkaitan dengan Ejaan
Tabel 4.3.1
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Vokal
Tabel 4.3.2
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Vokal
Tabel 4.3.3
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Konsonan
ix
Tabel 4.3.4
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Konsonan
Tabel 4.3.5
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penghilangan Huruf Konsonan
Tabel 4.3.6
: Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembeda yang berkaitan dengan Ejaan
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa baku menjadi harapan pecinta bahasa Indonesia. Salah satu wujud bahasa baku adalah penggunaan kata yang mengikuti kaidah yang sudah ditetapkan. Salah satu kaidah tersebut adalah penggunaan ejaan. Ejaan adalah satu kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi seperti kata, kalimat dan lain sebagainya dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta menggunakan tandatanda baca.1 Ejaan yang dikenal dalam bahasa Indonesia kita ini adalah EYD (Ejaan yang Disempurnakan). EYD ini ditetapkan oleh pemerintah pada tahun 1972 dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. Banyak sekali masyarakat bahkan pelajar yang masih rancu dalam menempatkan kata dalam kalimat. Disadari atau tidak, penulisan kata bakunya sering tidak sesuai dengan penulisan kaidah bahasa Indonesia. Di samping itu kerancuan pun kerap membingungkan masyarakat dalam penggunaan bahasa baku. Masyarakat atau pelajar sering kali tidak memperhatikan apakah tulisannya sesuai aturan atau tidak, yang terpenting tujuan dan maksud mereka tersampaikan. Oleh karena itu penggunaan kata baku menjadi salah satu materi esensial dalam pembelajaran bahasa Indonesia, dalam hal ini siswa masih banyak melakukan kesalahan dalam pengunaan kata baku tersebut baik penggunaan secara lisan maupun tulis. Dalam bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Tata bahasa Indonesia yang baku salah satunya meliputi penggunaan kata dan EYD yang sesuai dengan kaidah baku. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh pemerintah pada tahun 1972 dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. Sementara itu, kaidah 1
Dadan Suwarna, Cerdas Berbahasa Indonesia Berbahasa dengan Pemahaman dan Pendalaman, (Ciputat: Jelajah Nusa, 2012) Cet. Pertama. h. 41
1
2
ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Dengan menggunakan bahasa seseorang dapat mengemukakan ide atau gagasannya, baik secara lisan maupun secara tulisan. Bahasa lisan digunakan pada komunikasi yang bersifat langsung sedangkan melalui bahasa tulis seseorang dapat mengemukakan maksudnya apakah itu melalui sebuah karangan atau melalui sebuah laporan tertulis. Seseorang atau dalam hal ini siswa ketika mengadakan studi wisata biasanya diberi tugas untuk membuat suatu laporan yang sering disebut laporan perjalanan wisata atau study tour. Dalam pembuatan laporan perjalanan ini berkaitan erat dengan ragam bahasa tulis, karena menulis pada hakikatnya menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafis (tulisan). Menulis merupakan keterampilan bahasa yang sama pentingnya dari keterampilan bahasa yang lain seperti menyimak, membaca, dan berbicara. Akan tetapi, di sekolah-sekolah keterampilan ini masih mendapatkan porsi yang lebih sedikit dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain. Kenyataan mengungkapkan bahwa masih banyak siswa yang belum dapat menulis dengan baik dan benar. Hal ini tidak hanya terjadi pada siswa SMP atau MTs. (Madrasah Tsanawiyah) saja melainkan juga pada siswa SMK, SMA, atau dan yang sederajatnya. Dalam belajar bahasa, siswa dapat mengembangkan kemampuannya untuk memahami dan memproduksi bahasa. Pengembangan tersebut meliputi belajar atau membiasakan penggunaan bahasa baku dalam berkomunikasi. Kemampuan berbahasa siswa bervariasi. Pada umumnya siswa yang memiliki kemampuan berbahasa yang baik yang diperoleh dari kebiasaan komunikasinya dengan menggunakan bahasa sehari-hari mereka. Siswa yang kacau kemampuan berbahasanya atau perkembangan bahasanya belum sampai pada tingkat kebahasaan yang digunakan dalam bacaan dimungkinkan akan mengalami kesulitan dalam membaca. Salah satu faktor yang mungkin menyebabkan kegagalan siswa dalam belajarnya adalah kurangnya kemampuan siswa menggunakan bahasa yang digunakan dalam teks.
3
Pengamatan peneliti, pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi pembuatan laporan perjalanan yang diajarkan pada kelas kelas VIII SMP AlHidayah Lebak Bulus Jakarta masih ditemukan kesalahan siswa dalam menulis yang tidak mengikuti kaidah bahasa Indonesia. Penyebabnya adalah guru lebih banyak berorientasi pada hasil karangan, bukan pada proses menulis karangan, ketidakcermatan dalam penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta terpengaruhnya siswa dengan bahasa asing atau bahasa ibu. Dari uraian di atas jelas bahwa keterampilan menulis itu tidak dapat datang dengan sendirinya. Keterampilan tersebut menuntut latihan yang cukup dan teratur serta pendidikan yang berprogram agar dapat memperoleh keterampilan menulis yang baik. Karena itu peneliti melakukan penelitian dengan judul ”Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Baku dalam Pembelajaran Menulis Laporan Perjalanan Kelas VIII SMP AlHidayah Lebak Bulus Jakarta” B. Identifikasi Masalah Dari uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang di atas, identifikasi masalah yang ditemukan oleh peneliti yaitu: 1. Kesalahan siswa dalam menuliskan kata baku yang tidak mengikuti kaidah bahasa Indonesia. 2. Ketidakcermatan siswa dalam menggunakan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 3. Ketidakseriusan siswa dalam mengerjakan karya ilmiah laporan perjalanan. 4. Banyak siswa yang dalam berbahasa baik berbicara maupun menulis masih terpengarus oleh bahasa ibu atasu bahasa asing. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan masalah dimaksud, dengan ini penulis membatasi pada permasahan kesalahan penulisan kata baku dalam bab dua yaitu isi laporan perjalanan siswa kelas VIII SMP AlHidayah Lebak Bulus Jakarta.
4
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimanakah kesalahan penulisan kata baku dalam laporan perjalanan siswa kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta?
2.
Apa saja sumber-sumber penyebab kesalahan penulisan kata baku dalam laporan perjalanan siswa kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan penulisan kata baku dan faktor-faktor penyebab kesalahannya dalam laporan perjalanan siswa kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi para pembaca. Secara umum manfaat penelitian dapat dikelompokan menjadi dua yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk membantu pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia, menambah pengetahuan tentang bagaimana cara menulis sebuah laporan perjalanan yang baik dan benar, serta memberi sumbangan pemikiran bagi penelitian-penelitian yang berkaitan selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa yaitu untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam penulisan kata baku. b. Manfaat bagi guru yaitu menambah pemahaman serta ilmu pengetahuan pada guru mengenai penggunaan kata baku dan teknik-teknik penulisan laporan yang baik dan benar. c. Manfaat bagi sekolah dapat memberi sumbangan bagi sekolah dalam upaya perbaikan proses pembelajaran secara menyeluruh di dalam
5
berbahasa terutama dalam aspek menulis sehingga hasil belajar para siswa di sekolah akan lebih meningkat. d. Manfaat bagi peneliti lanjutan yaitu agar menambah khazanah tentang ilmu kebahasaan karena peneliti lanjutan bisa mengembangkan secara lebih luas tentang kesalahan berbahasa.
BAB II LANDASAN TEORETIS A. Menulis Menulis merupakan aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan.1 Menulis juga salah satu kegiatan yang sering dilakukan di dunia pendidikan. Karena, hal ini menjadi salah satu bagian dari keterampilan berbahasa baik itu dalam keterampilan berbahasa bahasa asing maupun bahasa Indonesia. Dalam bahasa Indonesia tahapan pembelajaran keterampilan berbahasa menulis ini menempati urutan terakhir dari keterampilan berbahasa yaitu; menyimak, berbicara, dan membaca. Sebagaimana dikemukakan oleh Nurgiyantoro “aktivitas menulis merupakan suatu bentuk kompetensi berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi mendengarkan, berbicara, dan membaca.”2 Pembelajaran menulis ini sangat penting dikuasai oleh setiap orang tak terkecuali bagi kalangan pembelajar (siswa) mapun mahasiswa. Sebagaimana dikemukan Tarigan “keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa terpelajar”.3 Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa kompetensi menulis, menulis laporan pun dapat dimanfaatkan untuk melatih dan mengungkapkan kemampuan menulis peserta didik, seperti halnya penulisan sebuah laporan kegiatan perjalanan (darmawisata) bagi siswa yang telah melaksanakan kunjungan ke objek-objek wisata tertentu misalnya, gedung bersejarah dan museum.
1
Sri Wahyuni, dan Abd. Syukur Ibrahim, Asesemen Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Refika Aditama, 2012) Cet. Ke-1 h. 36 2 Burhanudin Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Berbahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: BFEE, 2012) Cet. Ke-3 h. 422 3 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008) Ed. Revisi h. 4
6
7
B. Laporan Perjalanan 1. Pengertian Laporan Laporan adalah karangan yang dibuat oleh seorang atau sekelompok orang yang melakukan eksperimen, peninjauan atau survei, observasi, pembacaan dan penelaahan buku, penelitian, dan lain-lain.4 Laporan mempunyai fungsi informasi yaitu laporan dapat dijadikan sebagai sumber pengalaman orang lain jika melakukan hal serupa. Artinya laporan tersebut dapat dijadikan bahan studi dan bahan perbandingan. 2. Dasar-Dasar Laporan Laporan mempunyai beberapa dasar sebagaimana dikemukakan oleh Gorys Keraf “sebuah laporan bertolak dari beberapa dasar yaitu orang yang memberi laporan, pihak yang menerima laporan, dan sifat dan tujuan umum laporan.”5 Orang yang memberi laporan adalah orang atau pihak yang memberi laporan baik perseorangan atau sebuah panitia yang ditugaskan untuk maksud tertentu. Misalnya,
seorang siswa
ditugaskan untuk
berdarmawisata
mengunjungi objek-objek tertentu, seperti museum, gedung bersejarah atau yang lainnya. Setelah melakukan kunjungan siswa tersebut diberi tugas untuk membuat sebuah laporan kunjungan wisata, untuk melaporkan apa saja yang telah mereka lihat dalam kegiatan tersebut. Pihak yang menerima laporan itu adalah orang atau badan yang menugaskan, atau orang atau badan yang dianggap perlu mendapatkan laporan itu.6 Seperti dalam kasus atau contoh pemberi laporan di atas, penerima laporan ini adalah guru atau sekolah yang meberikan tugas tersebut. Tujuan dan
sifat laporan itu sendiri adalah tujuan sebuah laporan
tergantung dari situasi yang ada antara pemberi laporan dan penerima laporan, tetapi pada umumnya tujuan laporan berkisar pada, 1) untuk mengatasi suatu
Khaerudin Kurniawan, Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Perguruan Tinggi”, (Bandung: Refika Aditama, 2012) Cet. I, h. 31 5 Gorys Keraf, Komposisi, Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa, (Ende: Nusa Indah, 1993) Cet. Ke-10, h. 284 6 Ibid. h. 285 4
8
masalah, 2) untuk mengambil suatu keputusan yang lebih efektif, 3) mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah.7 Sifat laporan, laporan akan dianggap baik atau buruk tergantung dari keberhasilannya dalam memenuhi fungsinya yaitu mempengaruhi pembaca seperti yang diharapkan. Hasil yang diharapkan itu hanya bisa dicapai bila sifat laporannya baik. Laporan yang baik harus ditulis dalam bahasa yang baik dan jelas.8 3. Macam-Macam Laporan Gorys Keraf membagi bentuk dan maksud laporan menjadi tujuh yaitu:9 a. Laporan berbentuk formulir isian b. Laporan berbentuk Surat c. Laporan berbentuk Memorandum d. Laporan perkembangan dan laporan keadaan e. Laporan berkala f. Laporan laboratoris g. Laporan formal dan semiformal Dari pengertian laporan di atas bahwa laporan perjalanan ini masuk ke dalam laporan semiformal, walaupun pada dasarnya dibuat oleh siswa tidak akan berujung kepada pengambilan kebijakan, namun dalam hal ini adalah untuk pembelajaran kompetensi menulis, bagaimana membuat laporan perjalanan yang baik dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. 4. Sistematika Penulisan Laporan Secara konvensional, laporan penelitian disusun dengan mengikuti pola atau sistematika sebagai berikut: pendahuluan, kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, dan kesimpulan serta saran atau rekomendasi.10 Jika sebuah laporan disajikan dalam bentuk karya ilmiah, maka laporan tersebut harus memenuhi persyaratan karya ilmiah, misalnya harus
7
Ibid. h. 285 - 286 Ibid. h. 286 9 Ibid. h. 287 - 290 10 op.cit. h. 31 8
9
menggunakan bahasa yang baku dan bentuk standar penulisan ilmiah. Yang paling pokok laporan formal maupun semiformal harus harus menggunakan bahasa yang baku. Pola penyajian laporan dapat disajikan dengan pola penyajian narasi, deskripsi, dan eksposisi. Laporan perjalanan itu sendiri memakai pola penyajian narasi, narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.11 Laporan perjalanan ini termasuk ke dalam jenis laporan semiformal, laporan semiformal adalah laporan yang sistematika penyusunannya tidak memenuhi persyaratan laporan penelitian formal. Sistematika penulisannya lebih sederhana atau memiliki model sistematika sendiri dan tidak bersifat standar. Seperti di bawah ini: a. Judul b. Nama kegiatan c. Latar belakang d. Tujuan pengamatan e. Waktu pelaksanaan f. Tempat/lokasi pengamatan/kunjungan g. Hasil h. Penutup (kesimpulan dan saran) Dari unsur-unsur tersebut, tidak menutup kemungkinan adanya unsur lain, seperti kendala-kendala kegiatan dan pendanaan. Dalam penulisan laporan, unsur-unsur di atas dapat dijadikan sebagai kerangka laporan sebelum dikembangkan menjadi sebuah laporan yang utuh. C. Kesalahan Berbahasa 1. Pengertian Kesalahan Bahasa Kesalahan bahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu komunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata 11
M. Atar Semi. Menulis Efektif. (Padang: Angkasa Raya Padang, 1990) Cet. Ke-1, h. 32
10
bahasa Indonesia. Kesalahan berbahasa di dalam pengajaran ini sangat erat kaitannya dan bahkan
keduanya ini tidak bisa dipisahkan seperti halnya
diungkapkan oleh Tarigan “Hubungan antara pengajaran bahasa dan kesalahan berbahasa dapat kita contohkan sebagai hubungan antara air dan ikan. Sebagaimana ikan hanya dapat hidup dan ada dalam air, maka begitu juga kesalahan berbahasa sering terjadi dan terdapat dalam pengajaran berbahasa.”12 Apa yang dikemukakan tadi memang benar bahwa kesalahan berbahasa itu sering terjadi, dan yang sering melakukan kesalahan tersebut adalah para pembelajar bahasa baik itu pembelajar B2 mapun B1. Ada ahli pengajaran bahasa yang mengemukakan bahwa Anakes mempunyai
lagkah-langkah
meliputi:
1)
mengumpulkan
sampel,
2)
mengidentifikasi kesalahan, 3) menjelaskan kesalahan, 4) mengklasifikasikan kesalahan, dan 5) mengevaluasi kesalahan.13 Sehingga dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk meneliti adanya kesalahan bahasa yang dimulai dari mengumpulkan
sampel
kesalahan,
mengidentifikasi,
menjelaskan,
mengklasifikasikan, serta mengevaluasi kesalahan tersebut. 2. Proses Terjadinya Kesalahan Berbahasa Kesalahan berbahasa di sini tidak hanya dibuat oleh siswa yang mempelajari B2 (bahasa kedua) tetapi juga yang mempelajari B1 (bahasa ibu). Siswa yang mempelajari bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sering membuat kesalahan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Siswa SMP yang mempelajari bahasa ibu seperti bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Batak, bahasa Bali, dan bahasa daerah lainnya sering membuat kesalahan dalam proses belajar mengajar bahasa. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa tujuan proses pembelajaran bahasa belum tercapai secara maksimal.
12 Henry Guntur Tarigan dan Jago Tarigan, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2011) Ed. Revisi, h. 59 13 Ibid. h. 60
11
3. Tujuan Analisis Kesalahan Berbahasa Analisis kesalahan berbahasa bertujuan untuk a. Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku teks, misalnya urutan dari yang mudah ke yang sukar dan dari sederhana ke yang kompleks. b. Menentukan jenjang penekanan, penjelasan, dan pelatihan berbagai butir bahan yang diajarkan; c. Merencananakan pelatihan dan pengajaran remedial; d. Memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran siswa.14 Keempat tujuan di atas dalam pembelajaran di sekolah mempunyai tujuan untuk menganalisis kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa dalam belajar bahasa kedua. Karena kesalahan yang dilakukan siswa tidak bisa diperbaiki oleh siswa itu sendiri. Dengan hasil analisis ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dalam memperbaiki proses pembelajaran, membantu dalam menentukan urutan bahan pengajaran, dan sebagai umpan balik bagi kegiatan evaluasi dan perencanaan materi serta strategi pembelajaran di kelas. 4. Jenis Kesalahan Berbahasa Menurut Tarigan kesalahan berbahasa dalam bahasa Indonesia berdasarkan tataran linguistic dapat diklasifikasikan menjadi kesalahan berbahasa di bidang fonologi, morfologi, sintaksis (frasa, klausa, kalimat), semantic, dan wacana. Berdasarkan komponen bahasa, jenis kesalahan berbahasa terbagi menjadi empat bagian yakni:15 a. Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi Kesalahan berbahasa pada tataran fonologi berhubungan dengan tata bunyi yakni kesalahan yang berhubungan dengan pelafalan (ragam lisan) kesalahan ucapan dan penulisan bunyi-bunyi bahasa (kesalahan ejaan).
14 Loe Indra Ardiana dan Yonohudiyono, Analisis Kesalahan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001) Cet. 4, h. 2.7 15 Loc.cit. h. 178
12
1) Kesalahan Ucapan Kesalahan mengucapkan kata sehingga menyimpang dari ucapan baku atau bahkan menimbulkan perbedaan makna.16 Misalnya: Kata Baku enam saudara Rabu telur alasan tangkap
Kata Tidak Baku (diucapkan) anam; anem sudara, sodara Rebo Telor alesan tangkep
2) Kesalahan Ejaan Kesalahan menuliskan kata atau kesalahan menggunakan tanda baca.17 Misalnya: Kata Baku Tuhan Yang Mahakuasa Tuhan Yang Mahapemurah Melihat-lihat Mempertanggungjawabkan
Tidak Baku (ditulis) Tuhan yang Maha Kuasa Tuhan Yang Mahapemurah Me-lihat2 Mempertanggung jawabkan
b. Kesalahan Morfologi Kesalahan memakai bahasa disebabkan salah memilih afiks, salah menggunakan kata ulang, salah menyusun kata majemuk, dan salah memilih bentuk kata. Contoh: Kesalahan - Banyak pelajar-pelajar barisbaris di tanah lapang itu. - Gerakan tanganmu dengan gerakkan silat!
16 17
Loc.cit. h. 179 Op.cit. h. 179
Pembenaran - Banyak pelajar berbaris di tanah lapang itu - Gerakkan tanganmu dengan gerakan silat!
13
c. Kesalahan Sintaksis Kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian partikel.18 Misalanya: Kesalahan - Kami rela berkorbang demi untuk negara - Mengapa kamu pergi dengan tanpa pamit?
Pembenaran - Kami rela berkorban demi negara - Mengapa kamu pergi tanpa pamit?
d. Kesalahan Leksikon Kesalahan memakai kata yang tidak atau kurang tepat. Contoh dalam tabel berikut: Kesalahan - Demikian agar Anda maklum, dan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. - Saudara-saudara, sebelum kita makan marilah kami berdoa bersama-sama
Pembenaran - Demikianlah agar Anda maklum, dan atas perhatian Anda saya ucapkan terima kasih. - Saudara-saudara, sebelum kita makan marilah kita berdoa bersama-sama.
D. Hakikat Kata Baku dan Tidak Baku 1. Penggertian Kata Baku Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata adalah rangkaian bunyi terkecil yang ada artinya dan merupakan unsur kalimat.19 Sedangkan baku adalah yang menjadi pokok, yang utama, dan standar.20 Menurut pendapat lain Kata baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Kata baku adalah kata-kata yang digunakan adalah katakata umum yang sudah lazim digunakan atau frekuensi penggunaanya cukup tinggi.21
18
Op.cit, h. 181 Badudu dan Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996) Cet. 1, h. 625 20 Ibid. h. 114 21 Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) Cet. Pertama, h. 6 19
14
Diana Nababan dalam bukunya berpendapat bahwa “Kata baku adalah kata-kata yang cara pengucapannya dan penulisannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.22 Dari beberapa pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kata baku adalah kata-kata yang pengucapan dan penulisannya sudah lazim digunakan dan sudah ditetapkan dalam kaidah bahasa Indonesia yang menjadi patokan bagi pemakai bahasa Indonesia. Konteks penggunaannya kata baku digunakan dalam kalimat resmi, baik lisan maupun tulis dengan pengungkapan gagasan secara tepat. Kata baku ditentukan berdasarkan atas tinjauan disiplin ilmu bahasa dari berbagai segi yang ujungnya menghasilkan satuan bunyi yang amat berarti sesuai dengan konsep yang disepakati. 2. Pengertian Kata Tidak Baku Kata tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang ditentukan. Konteks penggunaannya adalah dalam bahasa percakapan sehari-hari atau bahasa tutur. 3. Ciri-ciri Kata Baku Dirgo dalam bukunya memberikan ciri-ciri kosakata baku sebagai berikut:23 a. Kosakata baku mengandung jati diri kata bahasa Indonesia, yaitu kosakata yang bebas kata-kata bahasa daerah yang belum terterima, bebas dari katakata asing yang belum terterima, dan penyerapannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. b. Pembentukannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia c. Ejaannya benar.
22 Diana Nababan, Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA, (Jakarta: Kawan Pustaka, 2008) Cet. 1, h. 44 23 Dirgo Sabariyanto. Mengapa Disebut Bentuk Baku dan Tidak Baku?, (Yogyakarta: Mitra Gama Widya, 1997) Cet. Kedua, h. 367
15
4. Fungsi Kata Baku dan Tidak Baku Kata baku berfungsi sebagai pedoman umum pembentukan istilah yang telah ditetapkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan sistem penulisan dalam ejaan yang disempurnakan. Ejaan itu sendiri adalah cara atau atauran menulis kata-kata dengan huruf menurut disipilin ilmu bahasa.24 Penggunaan ragam baku: a. Surat menyurat antarlembaga b. Laporan keuangan. c. Karangan ilmiah. d. Lamaran pekerjaan. e. Rapat dinas. f. Pidato resmi. g. Surat keputusan. Kata tidak baku berfungsi sebagai bahasa tutur dan percakapan seharihari, terutama pada percakapan remaja. 5. Penyebab Kata Baku dan Tidak Baku a. Dari segi fonologi Penyebab kebakuan dan ketidakbakuan kata dari segi fonologi adalah sebagai berikut: 1) Alternasi (pengganti) vokal. Contoh : Senin (baku), senen (tidak baku) 2) Alternasi (pengganti) konsonan. Contoh : film (baku), pilem (tidak baku) 3) Penyederhanaan deret vokal. Contoh : varietas (baku), varitas (tidak baku) 4) Penyederhanaan gugus konsonan. Contoh : kompleks (baku), komplek (tidak baku)
24
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009) Ed. Revisi, h. 2
16
Ada penyebab lain ketidakbakuan yang diuraikan oleh Dirgo dalam bukunya antara lain:25 a. Penggantian Huruf Vokal 1) Penggantian huruf vokal a dengan huruf vokal e Contoh: Baku
Tidak Baku
malas
males
Rabu
Rebo
ular
uler
2) Penggantian huruf vokal a dengan huruf vokal i Contoh: Baku
Tidak Baku
mayat
mayit
moral
moril
profesional
profesionil
3) Penggantian huruf vokal a dengan huruf vokal o Contoh: Baku
Tidak Baku
rahmat
rohmat
salat
solat
Ramadan
Romadon
4) Penggantian huruf vokal e dengan huruf vokal a Baku
Tidak Baku
macet
macat
sebab
sabab
terjemah
tarjamah
5) Penggantian huruf vokal e dengan huruf vokal i
25
Baku
Tidak Baku
magnet
magnit
Op.cit. h. 334 - 359
17
museum
musium
sirene
sirine
6) Penggantian huruf vokal i dengan huruf vokal e Baku
Tidak Baku
nasihat
nasehat
pengantin
penganten
pistol
pestol
7) Penggantian huruf vokal o dengan huruf vokal u Baku
Tidak Baku
marmot
marmut
pastor
pastur
tolong
tulung
8) Penggantian huruf vokal u dengan huruf vokal e Baku
Tidak Baku
plus
ples
produk
prodek
siklus
sikles
9) Penggantian huruf vokal u dengan huruf vokal i Baku
Tidak Baku
bus
bis
komunis
kominis
kostum
kostim
10) Penggantian huruf vokal u dengan huruf vokal o Contoh: Baku
Tidak Baku
mabuk
mabok
mangkuk
mangkok
saus
saos
b. Pembubuhan Huruf Vokal Pembubuhan huruf vokal dapat mengakibatkan kata-kata baku menjadi tidak baku, misalanya:
18
1) Pembubuhan huruf vokal a Baku
Tidak Baku
narkotik
narkotika
santriwan
santriawan
rohaniwan
rohaniawan
2) Pembubuhan huruf vokal e Baku
Tidak Baku
mantra
mantera
mantri
manteri
mars
mares
c. Penghilangan Huruf Vokal Di samping adanya pembubuhan huruf vokal dapat mengakibatkan kata baku menjadi tidak baku, kata baku dapat menjadi tidak baku karena adanya penghilangan sebuah huruf vokal. 1) Penghilangan huruf vokal a Contoh: Baku
Tidak Baku
makaroni
makroni
pena
pen
2) Penghilangan huruf vokal e Contoh: Baku
Tidak Baku
majelis
majlis
marsekal
marskal
material
matrial
3) Penghilangan huruf vokal u Contoh: Baku
Tidak Baku
sirkuit
sirkit
suporter
sporter
19
d. Pembentukan Deret Vokal Kata baku dapat menjadi tidak baku karena adanya penggantian, pembubuhan, dan penghilangan huruf vokal. Kitidakbakuan kata juga dapat diakibatkan adanya deret vokal. 1) Pembentukan deret huruf vokal ai dari huruf vokal e Contoh: Baku
Tidak Baku
primer
primair
sekunder
sekundair
syekh
syaikh
setan
syaitan
2) Pembentukan deret huruf vokal ou dari huruf vokal u Contoh: Baku
Tidak Baku
misterius
misterious
turis
touris
3) Pembentukan deret huruf vokal oo dari huruf vokal o Contoh: Baku
Tidak Baku
monoton
monotoon
ozon
ozoon
prolog
proloog
4) Pembentukan deret huruf vokal uu dari huruf vokal o Contoh: Baku
Tidak Baku
prematur
prematuur
salut
saluut
vakum
vakuum
e. Penyerderhanaan Deret Huruf Vokal Ketidakbakuan kata yang disebabkan oleh adanya penyederhanaan deret vokal, yaitu:
20
1) Penyederhanaan deret huruf vokal ei menjadi huruf vokal e Contoh: Baku
Tidak Baku
pleidoi
pledoi
survei
surve
2) Penyederhanaan deret huruf vokal eu menjadi huruf vokal e Contoh: Baku
Tidak Baku
neutron
netron
neurologi
nerologi
neurotik
nerotik
3) Penyederhanaan deret huruf vokal ie menjadi huruf vokal i Contoh: Baku
Tidak Baku
suplier
suplir
varietas
varitas
f. Penggantian Huruf Konsonan Selain karena penggantian huruf vokal, ketikdakbakuan kata juga bisa diakibatkan oleh penggantian huruf konsonan, yaitu: 1) Penggantian huruf konsonan b dengan huruf konsonan p Contoh: Baku
Tidak Baku
mujarab
mujarap
nasib
nasip
Sabtu
saptu
wajib
wajip
2) Penggantian huruf konsonan d dengan huruf konsonan t Contoh: Baku
Tidak Baku
masjid
masjit
21
murid
murit
syahid
sahit
sujud
sujut
tekad
tekat
3) Penggantian huruf konsonan f dengan huruf konsonan p Contoh: Baku
Tidak Baku
motif
motip
mufakat
mupakat
nafsu
napsu
negatif
negatip
positif
positip
4) Penggantian huruf konsonan g dengan huruf konsonan j Contoh: Baku
Tidak Baku
regional
rejional
religius
relijius
5) Penggantian huruf konsonan g dengan huruf konsonan h Contoh: Baku
Tidak Baku
pragmatis
prahmatis
pragmatisme
prahmatisme
6) Penggantian huruf konsonan j dengan huruf konsonan g Contoh: Baku
Tidak Baku
manajer
manager
manajemen
managemen
7) Penggantian huruf konsonan j dengan huruf konsonan y Contoh: Baku
Tidak Baku
objek
obyek
22
subjek
subyek
subjektif
subyektif
8) Penggantian huruf konsonan k dengan huruf konsonan c Contoh: Baku
Tidak Baku
maskulin
masculin
vokal
vocal
9) Penggantian huruf konsonan k dengan huruf konsonan h Contoh: Baku
Tidak Baku
teknisi
tehnisi
teknik
tehnik
teknologi
tehnologi
teknokrat
tehnokrat
10) Penggantian huruf konsonan n dengan huruf konsonan ng Contoh: Baku
Tidak Baku
ransum
rangsum
ransel
rangsel
sanksi
sangsi (hukuman)
11) Penggantian huruf konsonan p dengan huruf konsonan f Contoh: Baku
Tidak Baku
napas
nafas
paham
faham
pihak
fihak
pasal
fasal
topan
tofan
23
12) Penggantian huruf konsonan q dengan huruf konsonan k Contoh: Baku
Tidak Baku
musabaqah
musabakah
quran
kuran
13) Penggantian huruf konsonan s dengan huruf konsonan t Contoh: Baku
Tidak Baku
rasio
ratio
rasional
rational
rasionalisasi
rationalisasi
14) Penggantian huruf konsonan v dengan huruf konsonan f Contoh: Baku
Tidak Baku
motivaasi
motifasi
privat
prifat
produktivitas
produktifitas
15) Penggantian huruf konsonan v dengan huruf konsonan p Contoh: Baku
Tidak Baku
November
nopember
revolver
repolper
vakansi
pakansi
vitamin
pitamin
16) Penggantian huruf konsonan y dengan huruf konsonan j Contoh: Baku
Tidak Baku
proyek
projek
proyeksi
projeksi
proyektor
projektor
yuridis
juridis
24
yuris
juris
17) Penggantian huruf konsonan z dengan huruf konsonan d Contoh: Baku
Tidak Baku
mazhab
madhab
mubazir
mubadir
nazar
nadar
18) Penggantian huruf konsonan z dengan huruf konsonan j Contoh: Baku
Tidak Baku
rezeki
rejeki
rezim
rejim
zaitun
jaitun
zaman
jaman
19) Penggantian huruf konsonan z dengan huruf konsonan s Contoh: Baku
Tidak Baku
maizena
maisena
mazhab
mashab
ozon
oson
razia
rasia
20) Penggantian huruf konsonan k dengan huruf konsonan ain (yang dilambangkan ‘) Contoh: Baku
Tidak Baku
makna
ma’na
makmur
ma’mur
maksiat
ma’siat
nikmat
ni’mat
rukyat
ru’yat
25
g. Penggantian Huruf Konsonan dengan Huruf Vokal Kata baku dapat menjadi tidak baku karena huruf konsonannya ada yang diganti dengan huruf vokal sehingga kata itu menjadi tidak baku. Contoh: Baku
Tidak Baku
satwa
satua
syawal
saual
syahwat
syahuat
h. Penggantian Huruf Vokal dengan Huruf Konsonan Contoh: Baku
Tidak Baku
milliar
milyar
mulia
mulya
psikologi
psykologi
i. Pembubuhan Huruf Konsonan Kata baku dapat menjadi tidak baku karena adanya pembubuhan huruf konsonan pada kata baku itu. Yaitu: 1) Pembubuhan huruf konsonan d Contoh: Baku
Tidak Baku
stan
stand
standar
standard
2) Pembubuhan huruf konsonan h Contoh: Baku
Tidak Baku
Magrib
maghrib
naas
nahas
nakhoda
nahkhoda
panteisme
pantheisme
percuma
percumah
rapi
rapih
26
silakan
silahkan
wudu
wudhu
3) Pembubuhan huruf konsonan ain (yang dilambangkan ‘) Contoh: Baku
Tidak Baku
maaf
ma’af
manfaat
manfa’at
rakaat
raka’at
syair
sya’ir
saat
sa’at
taat
ta’at
taawud
ta’awud
ulama
‘ulama
4) Pembubuhan huruf konsonan n Contoh: Baku
Tidak Baku
medali
mendali
pijak
pinjak
rajungan
ranjungan
rente
renten
sajak
sanjak
5) Pembubuhan huruf konsonan hamzah (yang dilambangkan ‘) Contoh: Baku
Tidak Baku
qariah
qari’ah
quran
qur’an
soal
so’al
6) Pembubuhan huruf konsonan ng Contoh: Baku
Tidak Baku
makanya
mangkanya
27
makin
mangkin
semakin
semangkin
ransum
rangsum
7) Pembubuhan huruf konsonan r Contoh: Baku
Tidak Baku
peduli
perduli
tenggiling
trenggiling
ubah
rubah
8) Pembubuhan huruf konsonan s Contoh: Baku
Tidak Baku
publistik
publisistiks
traktor
trakstor
triplek
tripleks
9) Pembubuhan huruf konsonan t Contoh: Baku
Tidak Baku
misal
mitsal
rapor
raport
transpor
transport
10) Pembubuhan huruf konsonan w Contoh: Baku
Tidak Baku
tua
tuwa
uang
uwang
11) Pembubuhan huruf konsonan y Contoh: Baku
Tidak Baku
naluriah
naluriyah
piama
pyama
28
priayi
priyayi
satria
satriya
j. Penghilangan Huruf Konsonan Ketidakbakuan kata dapat disebabkan oleh adanya penghilangan huruf konsonan yang variasinya cukup banyak. 1) Penghilangan huruf konsonan h Contoh: Baku
Tidak Baku
mahkota
makota
pahit
pait
perahu
perau
lihat
liat
tahun
taun
2) Penghilangan huruf konsonan k Contoh: Baku
Tidak Baku
takbir
tabir
teknisi
tenisi
3) Penghilangan huruf konsonan s Contoh: Baku
Tidak Baku
ons
on
respons
respon
revans
revan
spons
spon
transfer
tranfer
transportasi
transfortasi
tuts
tut
29
4) Penghilangan huruf konsonan t Contoh: Baku
Tidak Baku
partner
parner
sprint
sprin
sport
spor
5) Penghilangan huruf konsonan w Contoh: Baku
Tidak Baku
swipoa
sipoa
ruwet
ruet
wujud
ujud
k. Pembentukan Gabungan atau Gugus Huruf Konsonan Kata-kata baku dapat menjadi tidak baku karena adanya pembentukan gabungan huruf atau gugus huruf konsonan. 1) Pembentukan gabungan/gugus huruf konsonan dh Contoh: Baku
Tidak Baku
sandiwara
sandhiwara
weda
wedha
2) Pembentukan gabungan/gugus huruf konsonan kh Contoh: Baku
Tidak Baku
mekanik
mekhanik
monarki
monarkhi
muhrim
mukhrim
3) Pembentukan gabungan/gugus huruf konsonan ss Contoh: Baku
Tidak Baku
misi
missi
profesor
professor
30
wasalam
wassalam
4) Pembentukan gabungan/gugus huruf konsonan sy Contoh: Baku
Tidak Baku
muskil
musykil
permaisuri
permaisyuri
sah
syah
setan
syaitan
5) Pembentukan gabungan/gugus huruf konsonan dz Contoh: Baku
Tidak Baku
mazhab
madzhab
uzur
udzur
zikir
dzikir
l. Penyederhanaan Gabungan atau Gugus Huruf Konsonan Kata-kata baku dapat menjadi tidak baku karena adanya penyederhanaan gabungan atau gugus huruf konsonan menjadi konsonan tertentu. Yaitu: 1) Penyederhanaan gabungan/gugus huruf konsonan kh menjadi huruf konsonan h Contoh: Baku
Tidak Baku
makhluk
mahluk
takhayul
tahayul
takhta
tahta
tarikh
tarih
2) Penyederhanaan gabungan/gugus huruf konsonan kh menjadi huruf konsonan k Contoh: Baku
Tidak baku
makhluk
makluk
31
mukhalaf
mukalaf
nakhoda
nakoda
ukhuwah
ukuwah
3) Penyederhanaan gabungan/gugus huruf konsonan ks menjadi huruf konsonan k Contoh: Baku
Tidak Baku
matriks
matrik
ortodoks
ortodok
paradoks
paradok
prefiks
prefik
seks
sek
4) Penyederhanaan gabungan/gugus huruf konsonan sy menjadi huruf konsonan h Contoh: Baku
Tidak Baku
masyarakat
masarakat
masyhur
mashur
musyrik
musrik
syahadat
sahadat
syawal
sawal
tamasya
tamasa
m. Pembeda yang berkaitan dengan dengan Pembentukan Kata Kebakuan dan ketidakbakuan kata dapat disebabkan oleh bunyi yang merupakan bagian dari bentuknya atau pembentuknya. Yaitu: 1) Bentuk yang tidak baku mengandung bunyi –ir Contoh: Baku
Tidak Baku
melegalisasi
melegalisir
memanipulasi
memanipulir
mengklasifikasi
mengklasifisir
32
nasionalisasi
nasionalisir
normalisasi
normalisir
organisasi
organisir
2) Bentuk yang tidak baku mengandung akhiran –isasi Contoh: Baku
Tidak Baku
pemotoran
motorisasi
pemipaan
pipanisasi
pemilitikan
politisasi
penurian
turinisasi
3) Pembentukan kata dengan awalan meContoh: Baku
Tidak Baku
mewaswas
mawas
mewejang
mejang
mewiru
miru
4) Pembentukan kata dengan awalan meNContoh: Baku
Tidak Baku
mengebom
membom
mengebor
membor
mengecat
mengcat
memfitnah
mengfitnah
memihak
memfihak
menyuplai
mensuplai
menatar
mentatar
mengundang
ngundang
memvonis
mengvonis
33
5) Pembentukan kata dengan imbuhan gabung meN + kan Contoh: Baku
Tidak Baku
memperdebatkan
mendebatkan
memformalkan
mengformalkan
mengkawatirkan
mengewatirkan
menomorsatukan
menomersatukan
memikirkan
memfikirkan
6) Pembentukan kata dengan awalan pe-/peN Contoh: Baku
Tidak Baku
pengebom
pembom
pengebor
pembor
pengecat
pengcat
perusak
pengrusak
7) Pembentukan kata dengan awalan pe- dan akhiran -an Contoh: Baku
Tidak Baku
pegadaian
pergadaian
pekuburan
perkuburan
peluncuran
perluncuran
pelaporan
perlaporan
8) pembentukan kata dengan awalan pen- dan akhiran -an Contoh: Baku
tidak baku
penghapusan
pengapusan
penghijauan
pengijauan
pengetatan
pengketatan
pengesahan
pensahan
penerapan
pengetrapan
34
n. Pembeda yang Berkaitan dengan Ejaan Kebakuan dan ketidakbakuan suatu kata disebabkan oleh adanya perbedaan ejaan. Misalnya, bentuk dimakan merupakan kata baku karena ejaannya sudah benar, sedangkan bentuk di makan merupakan kata tidak baku karena ejaannya salah. o. Pemisahan salah satu atau sebagian bentuknya Contoh: Baku
Tidak Baku
mahaguru
maha guru
mahakuasa
maha kuasa
metafisika
meta fisika
mikrobus
mikro bus
nonaktif
non aktif
paramedis
para medis
p. Penyatuan kedua bentuknya Contoh: Baku
Tidak Baku
maha pengampun
mahappengampun
maha pengasih
mahapengasih
maha penyayang
mahapenyayang
per bulan
perbulan
per hari
perhari
per orang
perorang
E. Hasil Penelitian yang Relevan Sebelum melakukan penelitian ini, penulis telah menelusuri beberapa penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang penuis lakukan. Berikut penulis kemukakan hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini: Penelitian yang dilakukan oleh Khoirul Fadli (2012) dengan “Penggunaan Kosakata Baku dalam Rubrik Lintas Jawa Tengah di Harian Suara Pantura dan
35
Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA”. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Identifikasi data yang diangkat dalam penelitian ini adalah kosakata atau kalimat dalam rubrik lintas Jawa Tengah di Harian Suara Pantura edisi bulan September tahun 2012, kosakata atau kalimatnya berupa kata baku dan kata tidak baku. Tujuan penelitian Khoirrul Fadli adalah mendeskripsikan penggunaan kosakata atau kalimat yang baku dan tidak baku dalam rubrik lintas Jawa Tengah di Harian Suara Pantura. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber datanya berupa rubrik lintas Jawa Tengah di Harian Suara Pantura edisi bulan September tahun 2012. Teknik pengumpulan data adalah dengan teknik simak dan teknik catat. Teknik analisis data menggunakan metode agih. Taknik penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa penggunaan kosakata baku dalam rubrik Lintas Jawa Tengah di Harian Suara Pantura diketahui data kata baku berjumlah 26 kata, dan tidak baku berjumlah 74 kata. Hasil analisis penelitian ini memberikan bentuk bahwa pengetahuan/teori tentang kosakata, serta kajian di bidang bahasa khususnya bentuk penggunaan kosakata baku masih kurang, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penggunaan kosakata baku, agar kualitas bahasa tentang penggunaan kosakata baku bisa lebih tepat digunakan dalam kehidupan sehari-hari khususnya untuk pembelajaran siswa tingkat SMA.26 Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Khoirul Fadli dengan penelitian penulis lakukan yang paling mencolok adalah dari segi sumber data. Penelitian Khoirul Fadli menggunakan sumber data rubrik Litas Jawa Tengah dari harian Suara Pantura. Sementara sumber data yang dipakai penulis adalah laporan perjalanan yang dibuat siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Muriyani dengan judul “Analisis Kesalahan Kata Baku dan Makna Kata dalam Menulis Karangan Pengalaman Pribadi Pada Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kota Tanjungpinang”. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan Muriyani 26
http://perpus.upstegal.ac.id/v4/?mod=opaq.koleksi.form&page=158&barcode= 01509501204 Selasa, 1April 2014 jam 11.00 WIB
36
disimpulkan bahwa penggunaan kata baku dan makna kata dalam menulis karangan pengalaman pribadi pada siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kota Tanjungpinang adalah 53,2 tergolong kurang. Penggunaan kata baku pada siswa kelas VII SMPN 4 Kota Tanjungpinang rata-rata 96, sudah tergolong amat baik. Penggunaan makna denotatif pada siswa kelas VII SMPN 4 Kota Tanjungpinang rata-rata 61, tergolong sedang. Penggunaan makna konotatif pada siswa kelas VII SMPN 4 Kota Tanjungpinang rata-rata 2,8, tergolong kurang sekali. Dalam kesalahan penggunaan kata baku dan makna kata seluruhnya pada siswa kelas VII SMPN 4 Kota Tanjungpinang dalam menulis karangan pengalaman pribadi adalah 53,2 tergolong kurang. Adapun perbedaan dengan penelitan yang peneliti teliti adalah tempat, sumber penelitian, dan makna kata. Peneliti dalam penelitian ini tidak meneliti makna kata, hanya meneliti ketidakbakuan kata yang digunakan siswa dalam menulis karya ilmiah berupa laporan perjalanan. Objek penelitian pun berbeda yaitu penelitian yang sudah dilakukan adalah siswa kelas VII, sementara peneliti objek penelitiannya adalah laporan perjalanan siswa kelas VIII.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Penggunaan metode penelitian kualitatif ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian, ini sejalan dengan apa yang
diungkapkan oleh Moleong “Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitiannya misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.”1 A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai analisis kesalahan penggunaan kata baku ini dilakukan di SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta, berlokasi di Jalan Kana Lestari Blok KI Lebak Bulus Jakarta. Objek penelitian ini adalah karya ilmiah yang berbentuk laporan perjalanan siswa kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap objek penelitian pada suatu saat tertentu. Kata deskriptif berasal dari bahasa Latin “deskcriptivus” yang berarti ‘uraian’. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai subjek penelitian dan perilaku subjek penelitian pada suatu metode tertentu. Penelitian deskriptif kualitatif berusaha mendeskripsikan seluruh
1
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) Ed. Rev. h. 6
37
38
gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.2 C. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.3 Menurut Lofland dan Lofland “sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”.4 Walaupun dikatakan bahwa sumber data di luar kata dan tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal ini tidak bisa diabaikan. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.5 Pendapat J. Moleong ini diperkuat pendapat lain yaitu: data adalah seluruh informasi empiris dan dokumentatif yang diperoleh di lapangan sebagai pendukung ke arah konstruksi ilmu secara ilmiah dan akademis.6 Dari pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa data adalah hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta kata-kata ataupun tindakan, dan atau sumber lain yang berbentuk tulisan. Semua itu bisa dijadikan sebagai kajian penelitian. Wujud data dalam penelitian ini adalah arsip karya ilmiah berupa laporan perjalanan siswa kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta tahun pelajaran 2013/2014. D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam suatu penelitian sangat diperlukan. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode simak dengan teknik catat. Metode simak dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Selanjutnya teknik catat yaitu pencatatan yang dilakukan pada kartu data yang 2
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskrpftif Kualitatif, (Ciputat: Referensi (GP Press Group, 2013) Cet. Pertama, h. 10 - 11 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) Ed. Revisi Cet. 14, h. 172 4 Lofland dan Lofland, dalam J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2013) Ed. Revisi, h. 157 5 Ibid. h. 159 6 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Ciputat: Referensi (GP Press Group, 2013) Cet. Pertama, h. 99
39
dilanjutkan dengan klasifikasi. Penulis mengambil metode ini kerena objek penelitiannya adalah bahasa tulis. Sebagaimana diungkapkan Maksun “apabila peneliti berhadapan dengan penggunaan bahasa secara tertulis, dalam penyadapan itu peneliti hanya dapat menggunakan teknik catat sebagai gandengan teknik simak bebas libat cakap, yaitu mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitiannya dari penggunaan bahasa secara tertulis tersebut.7 Dalam mengumpulkan data, peneliti memulai dengan melakukan menyimak dan membaca karya ilmiah siswa yang berupa laporan perjalanan siswa secara cermat, sehingga mengetahui kesalahan berbahasa yang ada dalam laporan perjalanan yang dibuat siswa. Di dalam penelitian ini teknik pengumpulan data didapatkan dengan cara memberi tugas. Tugas tersebut berupa rekaman perjalanan siswa dari Jakarta ke Bandung pada akhir Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014. Rekaman yang dimaksud merupakan laporan tertulis yang dibuat oleh siswa langsung setelah kegiatan tersebut terlaksana. Tentunya di dalam laporan perjalanan yang dibuat siswa tersebut terdapat kesalahan, baik dari susunan kalimat maupun kata-kata yang digunakannya. Oleh karenanya, perlu diadakan perbaikan. Perbaikan ini hanya bisa dilakukan oleh guru. E. Teknik Keabsahan Data Teknik keabsahan data digunakan untuk mengetahui kebenaran suatu data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik keabsahan data yang berbentuk pemeriksaan sejawat melalui diskusi dan kecukupan referensi. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi merupakan teknik keabsahan data yang dilakukan dengan mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.8 Lebih lanjut Moleong mengemukakan bahwa “tidak ada formula yang pasti tentang bagaimana caranya menyelenggarakan diskusi semacam itu. Diskusi itu 7 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012) Ed. Rev. h. 93 8 Ibid. h. 332
40
ada baiknya apabila memanfaatkan cara wawancara psikoanalitik.”9 Untuk itu teknik wawancara dengan orang yang berwenang dan mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam bidang yang peneliti teliti. Wawancara ini peneliti mengajukan beberapa pertanyaan, yaitu: 1. Kapan waktunya studi wisata ini dilakukan atau dilaksanakan? 2. Apa kaitannya studi wisata dengan pembelajaran siswa? 3. Perlukah siswa yang telah melakukan perjalanan wisata membuat laporan? 4. Apakah studi wisata itu merupakan hiden kurikulum? 5. Berapa lama siswa melakukan studi wisata? Jawaban pertanyaan yang peneliti ajukan ini akan membuktikan bahwa data yang peneliti teliti memang benar ada dan tidak dibuat-buat. F. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menganalisis data. Analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk meneliti langsung
permasalahan
yang
terkandung
dalam
data.
mengungunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengklasifikasian; 2. Pengkoreksian/pembetulan; 3. Pengalkulasian dengan menggunakan rumus: Keterangan: X = Jumlah kata yang dianalisis X2 = Jumlah kesalahan 4. Penginterprestasian atau penyimpulan.
9
Ibid. h. 333
𝑋 𝑋2
𝑥 100%
Data
dianalisis
BAB IV PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah Berdirinya SMP Al-Hidayah Lestari mengungkapkan kisah perjuangan dan perjalanan umat ketika Madrasah Al-Hidayah dibangun oleh H. Muhammad Shaleh sebagai jawaban dari pertanyaan berbagai lembaga masyarakat. Tepatnya pada tahun 1965 didirikan sekolah agama (Madrasah Al-Hidayah) menjadi teramat penting, sejalan dengan tuntutan zaman. Atas dasar hal tersebut didorong oleh motivasi dan tuntutan dari berbagai pihak, maka pada tahun 1995 berdirilah SMP Al-Hidayah Lestari yang merupakan program jangka pendek Yayasan Pendidikan Islam Al- Hidayah Lestari. Harapan
dan
cita-cita
pendidikan
SMP
Al-Hidayah
Lestari terus
diaktualisasikan sebagai respons langsung terhadap perkembangan, tantangan perencanaan sistematis dan sistemik serta terpadu melalui perumusan kembali visi dan misi. Tujuan tersebut, SMP Al-Hidayah Lestari telah melakukan kolaborasi dan pathnershif dengan lembaga-lembaga lain yang kompeten pada bidangnya.
NIS/NSS/NPSN
: 200230/2040163073/20106922
Nama Sekolah
: SMP Al-Hidayah
Status
: Swasta
Nama Yayasan
: Yayasan Pendidikan Islam Al-Hidayah Lestari
Alamat
: Jl. Kana Lestari Blok K/I Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan 12440
Akte Yayasan
: Nomor : 8 Tahun 2008 Tanggal : 11 Desember 2008 Notaris : NY. TOETY JUNIARTO, SH
Tahun Didirikan
: 1985
Tahun Beroperasi
: 1986
Akreditasi Sekolah
: Jenjang : B Tanggal : 29 November 2011
41
42
Lembaga yang Mengeluarkan SK : BAN-SN Nama Kepala Sekolah : Dr. H. Marzuki Mahmud, M.A. Tel./Fax
: 02176699230
Web.
: http://www.smpalstar.sch.id
E-mail
:
[email protected]
V I S I Menjadikan Peserta Didik yang Mampu Mengatasi Perubahan Zaman
M I S I 1) Menyelenggarakan pendidikan yang melahirkan lulusan terbaik, beriman, bertaqwa dengan kemampuan kompetitif serta memiliki keunggulan komparatif; 2) Melakukan pembinaan kesehatan fisik dan psikhis agar seimbang antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik yang pada akhirnya dapat melahirkan lulusan terbaik nusa, bangsa, dan agama; 3) Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan ke-islaman, teknologi, dan sain serta apresiatif pada kecendrungan globalisasi namun tetap berpijak pada kepribadian adat ke-Indonesia; 4) Melakukan pembinaan tenaga pendidik baik dalam bidang keilmuan, skil, maupun komunikasi global; 5) Senantiasa berusaha melengkapi sumber belajar yang dapat memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat belajar dengan baik, sehingga sekolah benar-benar merupakan sebagai center for learning; 6) Melakukan pembinaan kemandirian dan team work melalui berbagai aktivitas belajar intra maupun ekstrakurikuler.
43
Keadaan Guru No
NIP
Nama
Jabatan
Mata Pelajaran
1
20104208001 DR. H. Marzuki Mahmud, MA Kepala Sekolah
2
20104208002 H. Muhyi Khoirudin, S.Ag
Wakasek Kurikulum
Pendidikan Agama
3
20104208003 Drs. Wakidjo
Wakasek Kesiswaan
Bahasa Indonesia
4
20104208004 Amirudin A. Hadi
Wali Kelas
PKnS
5
20104208005 Drs. Abidin Ahmad
-
Bahasa Indonesia
6
20104208006 Kasih Utami, S.Ag
Wali Kelas
Pendidikan Agama
7
20104208007 Zakaria
-
PLKJ
8
20104208008 Abdul Gani, S.Pd
Wali Kelas
Penjasorkes
9
20104208009 Fitroh, S.Pd
Wali Kelas
Bahasa Inggris
10 20104208012 Marlina, S.Pd
Wali Kelas
PKnS
11 20104208013 Tuti Rahayu, S.Pd
Wali Kelas
Seni Budaya
12 20104208014 Iis Istanti, S.Pd
Wali kelas
Matematika
13 20104208015 Yuyun Hermawati, s.pD
Wali Kelas
Ilmu Pengetahuan Alam
14 20104208016 Rika Ayuningsih, S.Pd
-
Bahasa Jepang
15 20104208017 Nur Atiqah Anggawasita, S.S Wali Kelas
Bahasa Inggris
16 20104208018 Azwar Hamid
-
TIK
17 20104208019 Ahmad Tasrifin, S.Pd
Wali kelas
Ilmu Pengetahuan Alam
18 20104208020 Neneng Santi
-
Seni Budaya
19 20104208022 Ayu Soraya, S.Pd.
BK
BK
20 20104208023 Yuli Nahdiyatul Hidayah, S.Pd -
Ilmu Pengetahuan Sosial
21 20104208024 Ade Miftahudin
Ka. Lab Komputer
Bahasa Indonesia
22 20104208025 Muhamad Dopir, S.Pd
Wali Kelas
Matematika
23 20104208026 Dhea Nur Syaadah S, S.Pd
-
Ilmu Pengetahuan Sosial
24 20104208027 Zaenal Abidin
TU
-
44
Keadaan Siswa DATA SISWA
Tahun Pelajaran 2013/2014
Kelas VII
Kelas VIII
Kelas IX
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel 136
3
120
3
126
Jumlah Siswa
3
382
B. Deskripsi Data Sebelum membuat sebuah laporan perjalanan, siswa terlebih dahulu melakukan studi wisata ke Bandung dengan tempat wisata atau objek wisatanya adalah Pusat Penelitian Geologi, Gedung Konferensi Asia Afrika, dan yang terakhir Bosscha. Setelah melaksanakan studi wisata siswa diminta untuk membuat sebuah laporan perjalanan, tetapi sebelum itu siswa terlebih dahulu diingatkan tentang bagaimana cara membuat sebuah laporan perjalanan. Di dalam pembuatan laporan tentunya setiap siswa berbeda-beda dalam menyusun kerangka laporan, atau memaparkan isi laporan tersebut dengan bahasa atau kata-kata yang berbeda pula. Berdasarkan hasil penelitian, banyak siswa yang belum mengerti dan paham tentang pembuatan sebuah laporan perjalanan. Banyak dari siswa yang membuat laporan perjalanan seperti hanya membuat catatan buku harian. Pada bagian deskripsi data ini, penulis akan menguraikan tentang bagaimana kesalahan penggunaan kata baku dalam laporan perjalanan yang dibuat siswa. Setelah diketahui kesalahannya, data-data tersebut kemudian dianalisis. Hasil analisis disajikan dalam bentuk wacana deskripsi. Untuk lebih jelasnya mengenai data kesalahan penulisan kata baku dalam laporan perjalanan yang dibuat siswa dapat diuraikan satu per satu di bawah ini:
45
1.
Data dari Kelas 8.1 Tabel 4.1.1 Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Vokal Jumlah Paragraf Kelompok dalam Laporan I 5 Paragraf
III
5 Paragraf
IV
6 Paragraf
V
13 Paragraf
VI
7 Paragraf
VII
7 Paragraf
VIII
8 Paragraf
Jumlah temuan kesalahan
Temuan Kesalahan
Hasil Analisis
Setelah diberi pengarahan kami berangkat menuju bis. Diperjalanan menuju Bosscha bis kami.... Setelah di beri pengarahan kami berangkat menuju bis. Diperjalanan menuju Bosccha bis kami berhenti.... Di perjalanan menuju Bosscha bis kami berhenti di sebuah rumah makan Musium ini merupakan memorabilia Konferensi Asia Afrika. Sebelum berangkat menuju bis kami berkumpul terlebih dahulu untuk diberi bimbingan oleh Kepala Sekolah. Kami berangkat pukul 06.00, kami berada di bis 3 bersama bapak Tasrifin sebagai guru pembimbing Sebelum berangkat menuju bis kami berkumpul terlebih dahulu dilapangan
Kata bis seharusnya bus.
9
Kata bis seharusnya bus. Kata bis seharusnya bus. Kata bis seharusnya bus. Kata bis seharusnya bus.
Kata Musium seharusnya Museum Kata bis seharusnya bus
Kata bis seharusnya bus
Kata bis seharusnya bus
46
Tabel 4.1.2 Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Vokal
Kelompok
Jumlah Paragraf dalam Laporan 5 Paragraf
I III
5 Paragraf
IV
6 Paragraf
Jumlah temuan kesalahan
Temuan Kesalahan ...menonton filem terjadinya pembentukan bumi ...dan menonton filem terjadinya pembentukan bumi. ...dan menonton filem terjadinya pembentukan bumi.
Hasil Analisis
Kata filem seharusnya film Kata filem seharusnya film Kata filem seharusnya film
3
Tabel 4.1.3 Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Konsonan Jumlah Paragraf Kelompok dalam Laporan II 7 Paragraf
V
13 Paragraf
VI
7 Paragraf
Jumlah temuan kesalahan
Temuan Kesalahan ...tempat ini rusak dan harus direnopasi ulang. Obyek wisata yang ditawarkan terdiri dari wisata belanja, wisata hiburan, dan wisata budaya ...dan menjadi bagian dari ITB (Institut Tehnologi Bandung) 3
Hasil Analisis Kata direnovasi seaharusnya direnovasi Kata obyek seharusnya objek
Kata tehnologi seharusnya teknologi
47
Tabel 4.1.4 Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Konsonan Jumlah Paragraf Kelompok dalam Laporan II 7 Paragraf
IV
6 Paragraf
VI
7 Paragraf
VIII
8 Paragraf
Jumlah temuan kesalahan
Temuan Kesalahan Setelah itu kami dipersilahkan melihat foto-foto.... Saat memasuki ruangan kami dipersilahkan duduk.... Setelah selesai mendengarkan penjelasan tentang sejarah dan fungsi museum kami dipersilahkan menuju ruangan lain ...setelah itu kami dipersilahkan melihat foto-foto,.... Kami memasuki sebuah ruangan disini kami dipersilahkan melihat tayangan proses terjadi bumi yang terpampang didinding dengan layar bermacam-macam layar LCD Kami di sini dipersilahkan mencoba alat peraga simulasi gempa bumi. 6
Hasil Analisis Kata dipersilahkan seharusnya dipersilakan Kata dipersilahkan seharusnya dipersilakan Kata dipersilahkan seharusnya dipersilakan
Kata dipersilahkan seharusnya dipersilakan Kata dipersilahkan seharusnya dipersilakan
Kata dipersilahkan seharusnya dipersilakan
48
Tabel 4.1.5 Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penghilangan Huruf Konsonan Jumlah Paragraf Kelompok dalam Laporan II 7 Paragraf IV
V
6 Paragraf
13 Paragraf
Jumlah temuan kesalahan
Temuan Kesalahan Setelah puas meliat museum KAA.... ...untuk meliat batu alam dan menonton film terjadinya pembentukan bumi Didalam ruangan kami meliat bendera-bendera negara-negara yang tergabung dalam KAA
Setelah puas meliat museum KAA tepat pukul 13.00 kami melanjutkan perjalan menuju Bosscha Setelah puas meliat museum KAA tepat pukul 14.00 kami melanjutkan perjalan menuju Bosscha.
Hasil Analisis Kata meliat seharusnya melihat Kata meliat seharusnya melihat
Kata Didalam seharusnya di dalam (kesalahan yang berkaitan dengan ejaan) Kata meliat seharusnya melihat Kata meliat seharusnya melihat
Kata meliat seharusnya melihat
5
Tabel 4.1.6 Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembeda yang berkaitan dengan Ejaan Jumlah Paragraf Kelompok dalam Laporan I 5 Paragraf
Temuan Kesalahan Kegiatan ini di ikuti oleh....
Hasil Analisis Kata di ikuti seharusnya diikuti
49
Kelompok
Jumlah Paragraf dalam Laporan
Temuan Kesalahan Setelah di beri pengarahan kami berangkat menuju bis
...kami melihat bendabenda yang bersejarah disana, seperti patung dan dokumen-dokumen yang terpajang didinding museum Diperjalanan menuju Bosscha bis kami berhenti disebuah rumah makan Pengkolah untuk makan siang
II
III
7 Paragraf
5 Paragraf
Pusat teropong bintang itu terletak diatas bukit ...sejarah maupun rekreasi dikota Bandung Perang dunia ke II menyebabkan tempat ini rusak dan harus di renovasi Kami berkumpul disekolah pukul 06.00,.... Kami menuju ketempat wisata yang kedua....
Hasil Analisis Kata di beri seharusnya diberi Kata bis seharusnya bus (kesalahan penggantian huruf vokal) Kata disana seharusnya di sana Kata didinding seharunya di dinding Kata diperjalanan seharusnya di perjalanan Kata bis seharusnya bus (kesalahan penggantian huruf vokal) Kata disebuah seharusnya di sebuah Kata diatas seharusnya di atas Kata dikota seharusnya di kota Kata di renovasi seharusnya direnovasi
Kata disekolah seharusnya di sekolah Kata ketempat seharusnya ke tempat Dimuseum Geologi Kata Dimuseum kami mengamati benda- seharusnya di benda seperti,.... museum ...patung-patung dan Kata didinding dokumen-dokumen seharusnya di
50
Kelompok
Jumlah Paragraf dalam Laporan
Temuan Kesalahan yang terpajang didinding museum. Diperjalanan menju Bosccha bis kami berhenti disebuah....
IV
V
VI
6 Paragraf
13 Paragraf
7 Paragraf
...dan dijelaskan pula benda-benda yang ada dilangit Sesampainya didalam kami mencatat pada buku catatan yang diberikan panitia Disana kami diberi waktu 20 menit Disana kami diberi penjelasan tentang dokumen-dokumen Di museum KAA banyak sekali tentara yang berjaga didepan museum Setelah itu kami menuju ruangan Sayap Timur Lantai 1 disana diperagakan bagaimana gempa itu terjadi ...disini adalah salah satu pusat oleh-oleh bagi wisatwan yang berkunjung ke Bandung Proses belajar bagi siswa/i tidak hanya dilakukan didalam kelas saja tetapi dapat juga diluar kelas Disana kami diberi waktu 20 menit.... Disana kami
Hasil Analisis dinding - Kata Diperjalanan seharusnya Di perjalanan - Kata disebuah seharusnya di sebuah Kata dilangit seharusnya di langit Kata didalam seharusnya di dalam
Kata disana seharusnya di sana Kata disana seharusnya di sana Kata didepan seharusnya di depan
Kata disana seharusnya di sana
Kata disini seharusnya di sini
Kata didalam seharusnya di dalam Kata diluar seharusya di luar Kata Disana seharusnya Di sana Kata Disana
51
Kelompok
Jumlah Paragraf dalam Laporan
VII
7 Paragraf
VIII
8 Paragraf
Temuan Kesalahan mendengarkan proses terbentuknya Konferensi Asia Afrika Namun setibanya disana ternyata Bosccha sudah tutup Kami mampir disini untuk berbelanja oleholeh Sebelum berangkat menuju bis kami berkumpul terlebih dahulu dilapangan.... Kami memasuki sebuah ruangan disini kami dipersilahkan melihat tanyangan proses terjadi bumi yang terpampang didinding dengan layar bermacam-macam layar LCD
Kami disini dipersilahkan mencoba alat peraga simulasi gempa bumi Jumlah temuan kesalahan
31
Hasil Analisis seharusnya di sana
Kata disana seharusnya di sana Kata disini seharusnya di sini Kata bis seharusnya busi Kata dilapangan seharusnya di lapangan Kata disini seharusnya di sini Kata dipersilahkan seharusnya dipersilakan (kesalahan pembubuhan huruf konsonan) Kata didinding seharusnya di dinding Kata disini seharusnya di sini
52
2.
Data dari Kelas 8.2 Tabel 4.2.1 Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Vokal Jumlah Paragraf Kelompok dalam Laporan I 7 Paragraf
IV
7 Paragraf
VIII
7 Paragraf
Jumlah temuan kesalahan
Temuan Kesalahan
Hasil Analisis
Setelah semuanya rapih kami berangkat menuju bis.
Kata rapih seharusnya rapi (kesalahan pembubuhan huruf konsonan) Kata bis seharusnya bus Kata bisnya seharusnya busnya
Setelah diberi pengarahan siswa dan siswi kelas VIII langsung menuju bisnya masing-masing. Tepat pukul 06.30 kami Kata bis seharusnya memasuki bis... bus 3 Tabel 4.2.2
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Vokal Jumlah Paragraf Kelompok dalam Laporan I 7 Paragraf Jumlah temuan kesalahan
Temuan Kesalahan ...gedung pertemuan moderen.... 1
Hasil Analisis Kata moderen seharusnya modern
53
Tabel 4.2.3 Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Konsonan Jumlah Paragraf Kelompok dalam Laporan VII 4 Paragraf
VIII
7 Paragraf
Jumlah temuan kesalahan
Temuan Kesalahan ...ini telah berdiri sejak jaman penjajahan belanda Obserpatorium Bosscha ini berada diatas bukit....
Hasil Analisis kata jaman seharusnya zaman Kata Obserpatorium seharusnya observatorium
2
Tabel 4.2.4 Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Konsonan Jumlah Paragraf Kelompok dalam Laporan I 7 Paragraf
III
5 Paragraf
VI
4 Paragraf
VIII
7 Paragraf
Jumlah temuan kesalahan
Temuan Kesalahan Kami memasuki salah satu ruangan dan dipersilahkan duduk.... ...kami dipersilahkan menuju ruangan lain.... Kami memasuki salah satu ruangan dan dipersilahkan duduk.... Kami memasuki salah satu ruangan dan dipersilahkan duduk.... ...kami dipersilahkan menuju ruangan lain.... Setelak masuk kedalam ruangan kami dipersilahkan memasuki.... 6
Hasil Analisis Kata dipersilahkan seharunya dipersilakan Kata dipersilahkan seharunya dipersilakan Kata dipersilahkan seharunya dipersilakan Kata dipersilahkan seharunya dipersilakan Kata dipersilahkan seharunya dipersilakan Kata dipersilahkan seharunya dipersilakan
54
Tabel 4.2.5 Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penghilangan Huruf Konsonan Jumlah Paragraf Kelompok dalam Laporan I 7 Paragraf VII
VIII
7 Paragraf
7 Paragraf
Jumlah temuan kesalahan
Temuan Kesalahan Selesai meliat museum KAA.... Disana kami diberi waktu 20 menit untuk meliat batu alam.... Selesai meliat museum KAA tepat pukul 13.00 kami melajutkan perjalan menuju Bosscha kami diberi waktu 20 menit untuk meliat batu alam dan menonton film terjadinya gempa
Hasil Analisis Kata meliat seharunya melihat Kata meliat seharunya melihat Kata meliat seharunya melihat
Kata meliat seharunya melihat
4
Tabel 4.2.6 Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembeda yang berkaitan dengan Ejaan Jumlah Paragraf Kelompok dalam Laporan I 7 Paragraf
Temuan Kesalahan
Hasil Analisis
Disana kami diberi Kata Disana waktu 20 menit seharunya Di sana Disana kami diberi - Kata Disana penjelasan tentang fotoseharunya Di foto yang terpampang sana didinding - Kata didinding seharusnya di dinding ...banyak sekali tentara Kata didepan yang berjaga didepan seharusnya di depan museum....
55
Kelompok
II
III
IV
Jumlah Paragraf dalam Laporan
7 Paragraf
5 Paragraf
7 Paragraf
Temuan Kesalahan Disana kami diberi penjelasan tentang dokumen-dokumen, foto-foto yang terpampang didinding museum Observatorium Bosscha ini berada diatas bukit.... Tujuan pertama kami yaitu museum Bosccha sampai disana pukul 11.35. Disana kami melihat macam-macam bintang.... Sampai dirumah makan pukul 12.55 Tujuan kedua kami adalah museum Geologi, sampai disana pukul 13.15 ...kami dibariskan didepan museum.... Setelah mendapatkan tiket kami masuk kedalam museum Disana kami diberi pengarahan tentang.... ...dan bendera negara yang ada didunia Sesampainya didalam kami mencatat pada buku catatan Disana kami diberi penjelasan tentang fotofoto.... ... yang terpampang didinding museum. Dimuseum ini juga terdapat informasi
Hasil Analisis Kata Disana seharunya Di sana Kata didinding seharusnya di dinding Kata diatas seharusnya di atas Kata disana seharunya di sana
Kata Disana seharunya Di sana Kata seharusnya di rumah Kata disana seharunya di sana
Kata didepan seharusnya di depan Kata kedalam seharusnya ke dalam Kata Disana seharunya Di sana Kata didunia seharusnya di dunia Kata didalam seharusnya di dalam Kata Disana seharunya Di sana Kata didinding seharusnya di dinding. Kata dimuseum seharunya di
56
Kelompok
V
Jumlah Paragraf dalam Laporan
15 Paragraf
VI
4 Paragraf
VII
15 Paragraf
Temuan Kesalahan mengenai gempa bumi, proses terbentuknya bumi. Dimuseum geologi kami melihat-lihat benda-benda seperti, batu granit, Kurang lebih satu jam berlalu kami melanjutkan perjalanan ketempat wisata yang kedua yaitu: Dimuseum KAA (Konferensi Asia Afrika) kami mendengarkan sejarah tentang KAA ...kami melihat bendabenda yang bersejarah disana seperti fotofoto.... Di perjalanan menuju Bosscha bis kami berhenti disebuah rumah makan Pengkolan Sesampainya didalam kami mencatat informasi.... Disana kami diberi waktu.... Sesampainya didalam kami mencatat.... Disana kami diberi waktu 20 menit Disana kami diberi penjelasan tentang fotofoto yang terpampang didinding ...museum yang menyimpan benda-
Hasil Analisis museum
Kata dimuseum seharunya di museum Kata ketempat seharunya ke tempat
Kata dimuseum seharunya di museum
Kata disana seharunya di sana
Kata disebuah seharunya di sebuah
Kata didalam seharusnya di dalam Kata disana seharunya di sana Kata didalam seharusnya di dalam Kata disana seharunya di sana Kata Disana seharusnya Di sana Kata didinding seharusnya di dinding Kata dimasa seharunya di masa
57
Kelompok
Jumlah Paragraf dalam Laporan
Temuan Kesalahan
Hasil Analisis
benda dimasa purba Dimuseum ini juga....
VIII
7 Paragraf
Jumlah temuan kesalahan
3.
Dimuseum gelogi kami mellihat-lihat bendar seperti.... ...hingga timbulnya revolusi industri didaratan Eropa.... Kurang lebih satu jam berlalu kami melanjutkan perjalanan ketempat wisata yang kedua ...kami melihat bendabenda bersejarah disana... ...,ternyata ada beberapa siswa yang belum datang kesekolah Sesampainya didalam kami mencatat informasi yang ada dimuseum
Kata dimuseum seharunya di museum Kata dimuseum seharunya di museum Kata diratan seharunya di daratan Kata ketempat seharunya ke tempat
Kata disana seharunya di sana Kata kesekolah seharunya ke sekolah Kata didalam seharunya di dalam
34
Data dari Kelas 8.3 Tabel 4.3.1 Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Vokal Jumlah Paragraf Kelompok dalam Laporan I 6 Paragraf
Temuan Kesalahan Setibanya di musium kami menunggu tiket diberikan
Hasil Analisis Kata musium seharusnya museum
58
Kelompok
Jumlah Paragraf dalam Laporan
IV
13 Paragraf
VII
8 Paragraf
Jumlah temuan kesalahan
Temuan Kesalahan Setalah itu kami berangkat menuju bis Setalah itu kami berangkat menuju bis Tempat yang pertama kali kami kujungi musium Geologi Teleskup tersebut memiliki diameter 60 cm....
Hasil Analisis Kata bis seharunya bus Kata bis seharunya bus Kata musium seharusnya museum kata teleskup seharusnya teleskop
5
Tabel 4.3.2 Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Vokal Jumlah Paragraf Kelompok dalam Laporan II 8 Paragraf
Jumlah temuan kesalahan
Temuan Kesalahan
Hasil Analisis
...dan menonton filem Kata filem terjadinya pembentukan seharusnya film bumi. 1
Tabel 4.3.3 Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penggantian Huruf Konsonan
I
Laporan Perjalanan 6 Paragraf
III
13 Paragraf
Kelompok
Temuan Kesalahan
Hasil Analisis
Museum ini telah direnopasi dengan dana bantuan dari JICA... Setelah mengalami renopasi,.... Produk lain yang diekspor adalah alat elektronika seperti kotak amplifier, trapo,
Kata direnopasi seharusnya direnovasi Kata renopasi seharusnya renovasi Kata trapo seharusnya trafo
59
Kelompok
V
Laporan Perjalanan
9 Paragraf
Jumlah temuan kesalahan
Temuan Kesalahan dan parabola ...karena pada jaman dulu kota.... Karena pada jaman dulu kota ini dinilai sangat cantik
Hasil Analisis kata jaman seharusnya zaman kata jaman seharusnya zaman
5 Tabel 4.3.4
Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembubuhan Huruf Konsonan Jumlah Paragraf Kelompok dalam Laporan III 13 Paragraf
IV
9 Paragraf
V
9 Paragraf
Temuan Kesalahan Kami dipersilahkan masuk ke sebuah ruangan yang cukup luas, didalamnya banyak sekali kursi. Kami dipersilahkan duduk untuk mendengarkan sejarah museum ini.
Kata dipersilahkan seharusnya dipersilakan
...stelah itu kami dipersilahkan melihat foto-foto.... Setelah semuanya rapih kami satu persatu dibagikan tiket masuk. Di sana dipersilahkan melihat-lihat bebatuan...
Kata dipersilahkan seharusnya dipersilakan Kata rapih seharusnya rapi
Kami dipersilahkan duduk.... Jumlah temuan kesalahan
Hasil Analisis
5
Kata dipersilahkan seharusnya dipersilakan Kata dipersilahkan seharusnya dipersilakan
60
Tabel 4.3.5 Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Penghilangan Huruf Konsonan Jumlah Paragraf Kelompok dalam Laporan III 13 Paragraf
Jumlah temuan kesalahan
Temuan Kesalahan
Hasil Analisis
Kami disana hanya bisa meliat-liat museum dari luar saja Didalam ruangan kami meliat....
Kata meliat-liat seharusnya melihatlihat Kata meliat seharusnya melihat....
2
Tabel 4.3.6 Kesalahan Penggunaan Kata Baku dikarenakan Pembeda yang berkaitan dengan Ejaan Jumlah Paragraf Kelompok dalam Laporan I 6 Paragraf
II
8 Paragraf
Temuan Kesalahan
Hasil Analisis
Pukul 05.30 WIB kami berkumpul disekolah
Kata disekolah seharusnya di sekolah Kata dibawah seharusnya di bawah
museum berada dibawah perlindungan pemerintah.... Digedung ini kami dipandu leh seorangg petugas dari gedung KAA Digedung ini kami dipandu oleh seorang petugas dari gedung KAA memasuki sebuah ruangan yang cukup luas Tidak banyak aktivitas yang kami lakukan disini.... ...maklum pada waktu
Kata Digedung seharusnya Di gedung Kata Digedung seharusnya di gedung
Kata disini seharusnya di sini Kata kesana
61
III
13 Paragraf
IV
9 Paragraf
V
9 Paragraf
VII
8 Paragraf
VIII
5 Paragraf
itu jalan menuju kesana macet, sehingga kami tidak bisa masuk kedalam ...pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh disana. Kami dipersilahkan masuk ke sebuah ruangan yang cukup luas, didalamnya banyak sekali kursi Digedung ini kami dipandu oleh petugas seorang petugas dari gedung KAA ...disana dipersilahkan melihat-lihat bebatuan yang dipajang di lemari kaca layaknya aquarium, dan diruangan yang lain banyak sekali monitor dengan tampilan yang berbeda-beda ...disana kami dipandu oleh petugas yang ada dalam ruangan tersebut. dan langsung menuju keluar untuk melanjutkan perjalanan kembali. Kami mampir disini untuk berbelanja oleholeh Disana kami bermain dan belajar dengan sungguh-sungguh Kami memasuki sebuah ruangan disini kami dipersilahkan melihat tanyangan proses terjadi bumi yang terpampang didinding dengan layar bermacam-macam layar LCD
seharusnya ke sana Kata kedalam seharusnya ke dalam Kata disana seharusnya di sana Kata didalamnya seharusnya di dalamnya
Kata digedung seharusnya di gedung Kata disana seharusnya di sana Kata diruangan seharusnya di ruangan
Kata disana seharusnya di sana Kata keluar seharusnya ke luar
Kata Disini seharusnya di sini Kata Disana seharusnya Di sana Kata disini seharusnya di sini Kata dipersilahkan seharusnya dipersilakan (kesalahan penambhanan huruf
62
konsonan h lihat tebel 4.3.4) Kata didinding seharusnya di dinding Jumlah temuan kesalahan
18
Bus (Bk) ; bis (Tbk) Kata bis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti kotak surat. Sedangkan bus mempunyai arti mobil tumpangan yang dapat memuat banyak orang. Apabila kata bis dapakai dalam kalimat sebagai contoh “Setelah diberi pengarahan kami berangkat menuju bis” maka penggunaan kata bis tersebut tidak tepat. Seharunya menggunakan kata bus. Di dalam kata bis terdapat penggantian huruf vokal u dengan huruf vokal i menjadikan kata tersebut tidak baku.
teleskop (Bk) ; teleskup (Tbk) Kata teleskop berasal dari bahasa Inggris yaitu telescope. Kata teleskop merupakan kata serapan, yang penyerapannya penggantian huruf c dengan huruf k dan penghilangan huruf vokal e. Kata teleskop sudah menjadi kata baku bahasa Indonesia. Kata teleskup menjadi kata tidak baku karena penulisannya ada pergantian huruf vokal o diganti dengan vokal u.
museum (Bk) ; musium (Tbk) Kata museum adalah kata serapan utuh dari bahasa Belanda atau Inggris yaitu kata museum. Bentuk kata museum merupakan kata baku. Sedangkan kata musium yang mengandung huruf vokal i sebagai pengganti huruf vokal e merupakan kata tidak baku.
film (Bk) ; filem (Tbk) Kata film merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yang penyerapannya secara utuh yaitu kata film dalam bahasa Indonesia. Jadi kata filem ini menjadi tidak baku karena ada penambahan huruf vokal e.
63
modern (Bk) ; moderen (Tbk) Kata
modern
merupakan
kata
serapan
utuh
dari
kata
modern
(Belanda/Inggris). Penambahan huruf vokal e pada kata moderen merupakan kesalahan yang menjadikan kata moderen kata tidak baku.
objek (Bk) ; obyek (Tbk) Kata objek merupakan kata serapan dari bahasa Belanda dan Inggris yaitu object. Penyerapannya dengan mengganti huruf konsonan c dengan huruf konsonan k dan menghilangkan huruf konsonan t. Oleh sebab itu kata objek adalah kata baku. Sedangkan kata obyek kata tidak baku, karena mengganti huruf konsonan j dengan huruf konsonan y.
direnovasi (Bk) ; direnopasi (Tdk) direnovasi kata asalnya adalah renovasi hasil dari penyerepan dari bahasa Inggris yaitu renovation yang penyerapannya menggantikan huruf konsonan t dengan huruf konsonan s dan menghilangkan huruf vokal o dan huruf konsonan n. Kata renovasi merupakan kata baku. Kata direnopasi menjadi tidak baku karena ada penggantian huruf konsonan v dengan huruf konsonan p.
melihat (Bk) ; meliat (Tbk) kata melihat adalah kata kerja yang kata dasarnya adalah lihat. Kata melihat merupakan kata baku. Karena ada penghilangan huruf konsonan h pada kata melihat, kata meliat mejadi kata tidak baku.
konstruksi (Bk) ; kontruksi (Tbk) Kata konstruksi merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia yang mempunyai arti cara membuat dan menyusun bangunan-bangunan. Penghilangan huruf konsonan s pada kata kontruksi menjadi tidak baku.
64
dipersilakan (Bk) ; dipersilahkan (Tbk) Kata dipersilahkan adalah bentukan kata dari pengimbuhan di-per-kan. Kata dasarnya adalah sila, merupakan kata baku. Pembubuhan huruf konsonan h dalam kata dipersilahkan menjadi kata tersebut tidak baku.
Observatorium (Bk) ; obserpatorium (Tbk) Kata obserpatorium ini tidak baku; kata yang sebenarnya adalah observatorium yang diserap keseluhannya dari bahasa Ingris.
teknologi (Bk) ; tehnologi (Tbk) Kata teknologi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yaitu technology. Cara penyerapannya mengganti gugus huruf konsonan ch dengan konsonan k dan mengubah bunyi -gy menjadi bunyi gi sehingga terbentuklah kata teknologi. Kata teknologi merupakan kata baku. Karena mengandung huruf konsonan h sebagai pengganti huruf konsonan k pada kata teknologi, kata tehnologi menjadi kata tidak baku.
trafo (Bk) ; trapo (Tbk) Trafo merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia yang mempunyai arti alat untuk mengatur tinggi rendah tegangan listrik. Karena ada penggantian huruf konsonan f digantikan dengan huruf konsonan p menjadikan kata trafo tidak baku. zaman (Bk) ; Jaman (Tbk) Kata zaman merupakan kata serapan dari bahasa Arab yang penulisan latinnya zaman. Penyerapannya secara utuh menjadikan kata zaman merupakan kata baku. Karena mengandung huruf konsonan j, kata jaman tidak baku.
65
Kata Tidak Baku
Baku
kebandung
ke Bandung
keluar
ke luar
disekolah
di sekolah
dimusium
di museum
disana
di sana
digedung
di gedung
diperjalanan
di perjalanan
disebelah
di sebelah
didepan
di depan
disini
di sini
di beri
diberi
diatas
di atas Kesalahan yang dilakukan siswa dalam penulisan kata depan di- dan ke-
tidak tepat seperti yang dilakukan siswa, penulisan ke- tidak dipisahkan dari kata yang mengikutinya. Kata depan ke- penulisannya harus dipisahkan apabila kata yang mengikutinya adalah kata tempat, seperti pada kalimat tersebut di atas. Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi “...SMP Al-Hidayah Lestari mengadakan studi wisata ke Bandung.” Begitu pula dengan penulisan kata depan di- penulisannya harus dipisah apabila kata yang mengikutinya adalah kata tempat. Tetapi apabila kata yang mengikutinya adalah katakerja maka penulisan di- tidak boleh dipisah harus menyatu dengan kata yang mengikutinya. C. Persentase Kesalahan Penulisan Kata Baku Berikut ini akan dijelaskan mengenai rekapitulasi atau perhitungan kesalahan yang tercatat untuk memperjelas bentuk dan besaran kesalahan yang terjadi.
66
1. Rekapitulasi Hasil Laporan Perjalanan Kelas 8.1 No.
Jenis Kesalahan Penulisan Kata Baku
Jumlah
Presentasi
1 2 3 4 5 6 7
Penggantian Huruf Vokal Pembubuhan Huruf Vokal Penghilangan Huruf Vokal Pembentukan Deret Vokal Penyederhanaan Deret Huruf Vokal Penggantian Huruf Konsonan Penggantian Huruf Konsonan dengan Huruf Vokal Penggantian Huruf Vokal dengan Huruf Konsonan Pembubuhan Huruf Konsonan Penghilangan Huruf Konsonan Pembentukan Gabungan Huruf atau Gugus Huruf Konsonan Penyederhanaan Gabungan atau Gugus Huruf Konsonan Pembeda yang berkaitan dengan Pembentukan Kata Pembeda yang berkaitan dengan Ejaan
9 3 0 0 0 3 0
1.99% 0.66% 0.00% 0.00% 0.00% 0.66%
8 9 10 11 12 13 14
2. Rekapitulasi Hasil Laporan Perjalanan Kelas 8.2 No. Jenis Kesalahan Penulisan Kata Baku 1 Penggantian Huruf Vokal 2 Pembubuhan Huruf Vokal 3 Penghilangan Huruf Vokal 4 Pembentukan Deret Vokal 5 Penyederhanaan Deret Huruf Vokal 6 Penggantian Huruf Konsonan 7 Penggantian Huruf Konsonan dengan Huruf Vokal 8 Penggantian Huruf Vokal dengan Huruf Konsonan 9 Pembubuhan Huruf Konsonan 10 Penghilangan Huruf Konsonan 11 Pembentukan Gabungan Huruf atau Gugus Huruf Konsonan 12 Penyederhanaan Gabungan atau Gugus Huruf Konsonan 13 Pembeda yang berkaitan dengan Pembentukan Kata 14 Pembeda yang berkaitan dengan Ejaan
0 6 6 0 0 0
0.00% 0.00% 1.32% 1.32% 0.00% 0.00% 0.00%
30
6.62%
Jumlah 3 1 0 0 0 2 0
Presentasi 0.66% 0.22% 0.00% 0.00% 0.00% 0.44%
0 6 4 0 0 0 38
0.00% 0.00% 1.32% 0.88% 0.00% 0.00% 0.00% 8.39%
67
3. Rekapitulasi Hasil Laporan Perjalanan 8.3 No. Jenis Kesalahan Penulisan Kata Baku 1 Penggantian Huruf Vokal 2 Pembubuhan Huruf Vokal 3 Penghilangan Huruf Vokal 4 Pembentukan Deret Vokal 5 Penyederhanaan Deret Huruf Vokal 6 Penggantian Huruf Konsonan 7 Penggantian Huruf Konsonan dengan Huruf Vokal 8 Penggantian Huruf Vokal dengan Huruf Konsonan 9 Pembubuhan Huruf Konsonan 10 Penghilangan Huruf Konsonan 11 Pembentukan Gabungan Huruf atau Gugus Huruf Konsonan 12 Penyederhanaan Gabungan atau Gugus Huruf Konsonan 13 Pembeda yang berkaitan dengan Pembentukan Kata 14 Pembeda yang berkaitan dengan Ejaan
Jumlah 6 1 0 0 0 5 0 0 5 2 0 0 0 20
Presentasi 1.32% 0.22% 0.00% 0.00% 0.00% 1.10% 0.00% 0.00% 1.10% 0.44% 0.00% 0.00% 0.00% 4.42%
D. Sistematika Laporan Laporan merupakan satu bentuk informasi, yang diberikan oleh seseorang untuk
mempertanggungjawabkan
sesuatu
atau
sebuah
kegiatan
yang
dilakukannya. Dalam penyusunan laporan aspek isi tercermin dalam penjabaran topik menjadi subtopik yang terangkum dalam kerangka atau tubuh laporan, sedangkan aspek kebahasaan tercermin dalam penggunaan diksi, pemakaian kalimat, penyusunan paragraf, dan aspek simbol tulisan yang meliputi penggunaan ejaan dan pungtuasi (tanda baca). Sistematika penulisan laporan perjalanan yang dibuat oleh siswa/siswi SMP Al-Hidayah hampir seluruhnya (setiap kelompok) sudah memenuhi unsur sistematika penulisan laporan secara sederhana. Namun untuk sistematika penulisan laporan secara formal hanya ada beberapa saja yang memenuhi unsur tersebut.
68
E. Sumber Penyebab Terjadinya Kesalahan Sumber dan sebab adalah dua istilah yang berbeda. Hal ini akan dibahas mengenai kesalahan tertentu sekaligus sumber dan faktor penyebabnya. Sumbersumber kesalahan penulisan karya tulis siswa dapat dijabarkan sebagai berikut. 1.
Sumber Kesalahan yang Berasal dari Guru Pembimbing Hal
ini
karena
guru
pembimbing
tidak
sungguh-sungguh
dalam
membimbing dalam pembuatan karya tulis. Sehingga mengakibatkan kurang teliti dalam mengoreksi karya tulis siswa. 2.
Sumber Kesalahan yang Berasal dari Siswa Sendiri Karena siswa kurang sungguh-sungguh dalam mengerjakan karya tulis,
kurang teliti seperti contoh dalam penggunaan kata depan siswa sering mengabaikan kaidah-kaidah atau aturan-aturan penggunaannya. 3.
Sumber Kesalahan yang Berasal dari Pihak Lain Misalnya karena siswa malas dalam mengetik karya tulis tersebut kemudian
direntalkan pada jasa pengetikan sehingga kesalahan tidak semata-mata terjadi pada penulis.
69
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian kesalahan penggunaan kata baku dalam laporan perjalanan siswa yang dibuat oleh siswa kelas VIII SMP Al-Hidayah setelah mengikuti studi wisata ke Bandung pada Tahun Pelajaran 2013/2014, maka dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut: Dua puluh empat laporan perjalanan yang dianalisis, terdapat dua puluh laporan perjalanan siswa yang penulisan kata bakunya tidak tepat. Kesalahan yang paling banyak dilakukan dalam laporan perjalanan siswa yaitu ketidakbakuan kata yang diakibatkan oleh pembeda yang berkaitan dengan ejaan, seperti penggunaan kata depan ‘di-’dan ‘ke-’. Paling banyak dilakukan oleh siswa kelas 8.2 yaitu 8.39%. Kesalahan yang sama juga dilakukan oleh siswa kelas 8.3 dengan perolehan kesalahan yang berkaitan dengan ketidakbakuan kata karena yang berkaitan dengan ejaan mencapai 6.62%. Kesalahan ini dalakukan siswa karena siswa kurang memperhatikan
dan
bahkan
menyepelekan
kaidah-kaidah
penulisan.
Ketidakbakuan kata yang diakibatkan oleh penghilangan, pembubuhan, dan pergantian huruf konsonan maupun vokal ini sedikit sekali, tetapi yang berkiatan dengan pergantian huruf vokal terutama dalam kata “Bis” ini banyak sekali kesalahannya. Ini dikarenakan siswa sudah terbiasa mengucapkan kata “Bus” dengan kata “Bis”, sehingga dalam penulisan pun siswa terbawa ke dalam pengucapannya. B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, penulis ingin memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Guru pembimbing dalam membimbing siswa dalam pembuatan karya tulis ilmiah hendaknya sungguh-sungguh. 2. Guru bahasa Indonesia di dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan menulis hendaknya selalu menkoreksi tulisan siswa.
69
70
3. Guru bahasa Indonesia di dalam menkoreksi tulisan siswa hendaknya langsung memberikan umpan balik kepada siswa, agar siswa menjadi paham mana tulisannya yang salah dan bagaimana kesalahan yang dilakukannya.
70
71
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2003. Ardiana, Leo Idra dan Yunohudoyono. Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka, 2001. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Azman, Nur. dkk. Kamus Standar Bahasa ndonesia. Jakarta: Fokus Media, 2013. Badudu, J.S. dan Sutan Muhamad Zain. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996. Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009. Keraf, Gorys. Komposisi. Ende-Flores: Nusa Indah, 1994. Kurniawan, Khaerudin. Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Perguruan Tinggi”. Bandung: Refika Aditama, 2012. Mahsun. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Rajawali Pers, 2013. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2013. Muhtar. Metodologi Penelitian Deskriptif Kualitatif. Bandung: Rosdakarya, 2013. Nurgiantoro, Burhanudin. Penilaian Pembelajaran Kompetensi. Yogyakarta: BFEE, 2012.
Bahasasa
Berbasis
Nababan, Diana. Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA. Jakarta: Kawan Pustaka, 2008. Departemen Pendidikan Nasional. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Klaten: Intan Pariwara, 2011. Sabariyanto, Dirgo. Mengapa Disebut Baku dan Tidak Baku?. Yogyakarta: Mitra Gama Widya, 1996.
72
Semi, M. Atar. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya, 1990. Sudaryanto. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. (Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1993. Suwarna, Dadan. Cerdas Berbahasa Indonesia Berbahasa dengan Pemahaman dan Pendalaman. Tangerang: Jelajah Nusa, 2012. Tarigan, Henry Guntur dan Jago Tarigan. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2011. ______________, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2008. ______________, Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia, Bandung: Angkasa, 2009. Tim Penyusun Pusat kamus. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007. Wahyuni, Sri dan Abd. Syukur Ibrahim. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: Refika Aditama, 2012. http://perpus.upstegal.ac.id/v4/?mod=opaq.koleksi.form&page=158&barcode=01 509501204 Selasa. 1April 2014 jam 11.00 WIB
LAPORAN PERJALANAN WISATA JAKARTA - BANDUNG
Disusun oleh: Kelompok
1. 2. 3. 4, 5.
III
Kelas 8.2
Farhan Ramadhan
Aliya Putriyanah Andika Aprian Jesicca Utami Dewi
Delia Dwi Yulianti
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL HIDAYAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) AL HIDAYAH Jl. Kana Lestari Blok Kl Lebak Bulus JAKAR'TA 2014
KATA PENGANTAR Kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karuniaNya kami berhasil menyelesaikan Laporan Perjalanan Study Tour ini. Study Touer tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2014 yang
diikuiti oleh kelas VII dan kelas VIII Kami juga mengucapkan terima kasih khususnya kepada bapak/ibu Jaenal
Abidin selaku pembimbing, orang tua, BapaMbu guru SMP Al Hidayah Lestari, dan Raffa Tour yang ikut serta terlibat dalam study tour tersebut, serta semua pihak yang telah membantu kami sehingga kegiatan Study Tour ini dapat berjalan dengan baik.
Jakart4
Penyusun
Februari 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN ruDUL
PENGANTAR............ DAFTAR ISI............ KATA
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Tujuang Kegiatan C. Peserta D. Tempat Wisata E. Manfaat Laporan Perjalanan
ii ..................... iii
BAB
BAB
II
ISI
LAPORAN
1
I I
I 1
2
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN B. SARAN
3 a
J
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada hari Selasa, 18 Februari 2014 SMP Al-Hidayah Lestari mengadakan
study tour ke Bandung. Kegiatan
VIII
dan kegiatan
ini
ini diikuti oleh siswa kelas VII dan kelas
dilaksanakan berdasarkan keinginan siswa SMP Al-
Hidayah khususnya kelas
VIII yang ingin mengetahui
tempat-tempat atau
obyek wisata yang ada di Bandrurg.
B. Tujuan
Kegiatan
Pentingnya diadakan kegiatan study tour ke Bandung untuk menambah pengetahuan siswa tentang sejarah, teknologi, dan ilmu pengetahuan lain yang secara
ril tidak didapatkan di
sekolah.
C. Peserta Peserta study tour
iti
adalah kelas
VII dan kelas VIII, serta beberapa guru
pembimbing.
D. Tempat Wisata
1.
Museum Geologi
2. Museum KAA (Konferensi AsiaAfrika) 3. Pusat Teropong Bintang Boscha 4. Cihampelas E. Manfaat Laporan Perjalanan 1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
2. Mengenalkan siswa dengan kota Bandung. 3. Memberi pengalaman berkunjung ke Bandung. 4. Menambah erat ukhuwah islamiyah antar siswa dan guru.
BAB
II
ISI LAPORAN
Pada hari Selasa,
l3 Februari 2014 pukul
05.30 kami sudah berkumpul di
sekolah. Sebelum berangkat ke tujuan kami berkumpul untuk berdoa bersama, dan pemberian arahan dari bapak Kepala Sekolah.
Sekitar pukkul 09.30 kami peserta studi wisata tiba
di kota Bandung,
tempat yang pertama kali larqiungi museum Geologk Sebelum memasuki museum Geologi kami menunggu tiket masuk diberikan
oleh pemandu wisata. Setelah tiket diberikan akhirnya kami masuk ke dalam museum Geologi. Sesampainyu@*u- kami menc atat padabuku catakn yang diberikan panitia tentang apa saja informasi yang ada di museum Geologi.@ana
kami diberi waktu 20 menit untuk melihat batu alam dan menonton film terj adinya pembentukan bumi.
Setelah selesai mengunjungi tempat kedua yang kami kunjungi adalah Museum KAA (Konferensi Asia Afrika). Di museum KAA banyak sekali tentara
yang bqlaga
0\
di depan museum. Kami memasuki
salah satu ruangan dan
{ipersil$anduduk untuk mendengarkan penjelasan tentang sejarah dan fungsi *"*"- KAA. Setelah selesai mendengarkan penjelasan tentang sejarah dan fungsi museum kami dipersil@en menuju ruangan lain dengan dipandu oleh +f7t seorang petugas dari gedung I(AA. (Dlana kami diberi penjelasan tentang foto-
foto yang terpampan e @inant fr;;. sekitar 30 menit kami berkeliling --_ ruangan, panitia study tour kami memerintahkan peserta untuk menyudahi kuitjungan. Tetapi sebelum meninggalkan museum KAA, kami tidak lupa berfioto bersama.
Setelah puas melihat museum
perjalan menuju Boscha.
KAA tepat pukul 13.00 kami
Di perjalanan
rnelanjutkan
menuju Boscha bus kami berhenti di
sebuah rumah makan. Kami beristirahat sambil makan siang. Selesai makan kami
melanjutkan perjalanan menuju Boscha. Untuk sampai ke Boscha butuh tenaga
dan stamina yang baik, karena jalan menuju Boscha cukup menanjak. Setelah sampai di Boscha ternyata Boscha sudah tutup.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian sebelumny a dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
l.
Study Tour atau Karya Wisata
ini
dapat menambah pengetahuan dan
wawasan.
2. B.
Siswa dapat menerapkan pembelajaran langsung ke objek wisata.
Saran Adapun saran penulis, sebaiknya panitia mempersiapkan segalanya lebih baik, agar semua objek wisata dapat dikunjungi. Dan mudah-mudahan tahun yang akan datang study tour terlaksana dengan baik.
Daftar Pustaka
Manajemen. Buku Panduan Raffa Tour
& Travel Jakarta. 2014
http //id.wrkipedia. org/wiki/I(ota_Bandung :
http ://id. wikipedia. org/wiki/Gedung_Merdeka
LAPORAi\ PERJALANANI WISATA I(E BAIIDUNG
Disusun oleh: Kelompok
III
Kelas 8.1
1. Amelia Eka Putri 2. Daffa Nabila Desiana 3. Fatzal Nur Alim 4. Julia Maliha 5. Muhammad Fathur Rahman YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AL HIDAYAH SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) AL HIDAYAH Jl. Kana Lestari Blok Kl Lebak Bulus JAKARTA 2014
KATA PENGANTAR Kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karuniaNya kami berhasil menyelesaikan Laporan Perjalanan Study Tour Kelas
VIII ke Bandung Tahun Pelajaran
201312014.
Dalam laporan ini kami akan menjelaskan tentang perjalanan dan kegiatan serta tempat yang menjadi tujuan Study Tour. Melalui laporan ini juga kami akan
mengucapkan terima kasih khususnya kepada BapaMbu guru SMP
Al
Hidayah
Lestari yang telah mendampingi kami dalam kegiatan Study Tour, serta semua pihak yang telah membantu kami sehingga kegiatan Study Tour ini dapat berjalan dengan baik.
Jakarta, Februari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN ruDUL KATA PENGANTAR............ DAFTAR ISI ............ BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalatr B. Identifikasi Masalah C.
Rumusan Masalah
D. E.
Tujuan Laporan Perjalanan Wisata Manfaat Laporan Perjalanan Wisata
BAB II ISI LAPORAN
A. Museum B. Museum C.
Geologi
2
Konfrensi Asia Afrika
2
2
Boscha
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN B. SARAN
4 4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada hari Selasa 18 Februari 2014 SMP
Al Hidayah Lestari mengadakan
study tour keband,rog. Kegiaian ini di ikuti oleh siswa kelas
VIII
dan kegiatan
ini dilaksanakan berdasarkan
B. Identifikasi
Masalah
Pentingnya di adakan kegiatan study tour kebandung untuk menambah pengetahuan siswa tentang sejarah, teknologi dan ilmu pengetahuan.
C. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakeadaan Geologi?
2. 3.
Bagaimana keadaan gedung KAA? Bagaimana keadaan Boscha?
D. Tujuan Laporan Perjalanan Untuk menambah wawasan dan pengetahuan siswa mengenai kota Bandung dan obyek-obyek wisata" sejarah maupun rekreasi dikota Kembang.
E. Manfaat Laporan Perjalanan 1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
2. 3. 4.
Mengenalkan siswa dengan kota Bandung.
Memberi pengalaman berkunjung ke Bandung. Menguatkan ukhuwah islamiyah antar siswa dan guru.
BAB
II
ISI LAPORAN
Kami berkumpul \disekolahl pukul 06.00, sebelum berangkat kami berdo'a bersama-sama dipimpin oleh Pak H. Mukhyi. Setelah berdo'a kami menuju lbl!^l masing-masing sesuai derrganplglyang telah ditentukan.
A.
Museum Geologi
Tempat wisata yang pertama kali kami kunjungi adalah museum Geologi. Kami
tiba di museum Geologi pukul 10.00 wib. Sebelum memasuki museum kami diberikan tiket masuk terlebih dahulu oleh panitia. Setelah mendapatkan tiket kami memasuki ruangan museum Geologi. Museum geologi adalah museum yang menyimpan benda benda-benda langit, seperti batu-batuan meteor, minyak bumi, benda-benda akibat dari gempa bumi, dan lain sebagainya.
B. Museum KAA Setelah dari muesum Geologi, kami melanjutkan perjalan menujuplempatlwisata
yang kedua yaitu rruseum
KAA kami
KAA (Konferensi Asia Afrika).
langsung masuk museum.
Di
Saat
tiballggleuml
sana kamilmehatlsebuah patung
Soekarno yang sedang berpidato. Kami mendengarkan sejarah tentang sebuah numgan yang disampaikan oleh pemandu museum
KAA di
KAA. Museum KAA
adalah tempat berlangsungnya Konferensi Asia Afrika yang dulu dikenal dengan
Gedung Merdeka Bandung.
Di
sinilah sebanyak 29 negara melaksanakan
konferensi tersebut dengan membentuk tiga komite, yaitu Komite Politik, Komite
Ekonomi, dan Komite Kebudayaan. Dalam konferensi ini menghasilkan Dasasila Bandung, yang kemudian menjadi pedornan bagi bangsa-bangsa Asia Afrika daiam menggalang solidaritas dan kerjasama internasional. Setelah mendengarkan sejarah tentang
KAA kami melihat benda-benda yang
bersejarah di sana seperti foto-foto, patung-patung dan dokumen-dokumen yang terpaj
ang[i dirullgg[museum.
C. Boscha Setelah dari museum teropong bintang.
KAA kami melanjutkan perjalan menuju Boscha
Pg!@ggtmenuju noscha[is
pusat
fcami berhenti disebuah rumah
makan Pengkolan untuk makan siang. selesai makan kami melanjutkan perjalaan kembali menuju Boscha. Pusat teropong bintang tertua di Indonesia, letaknya di atas bukit. Di sana kami dibawa ke daram ruangan yang sederhana dan di sana terdapat monitor. Kami mendapatkan penjerasan mengenai teropong bagaimana cara menggunakannya, dan dijelaskan pura benda_benda yang ada lailangitJ setelah mendapatkan penjelasan mengenai Bosch4 kami keruar ruangan unhrk berfoto-foto sambil melepaskan lelah setelah berjalan dengan jalanan yang menanjak.
,
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Dengan Karya wisata ini
peserta dapat menambah pengetahuan dan
wawasan.
2.
Siswa dapat menerapkan pembelajaran langsung ke objek wisata.
B. Saran Adapun saran-saran yang dapatpenulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1.
Sebaiknya panitia mempersiapkan segalanya lebih baik, agar semua objek wisata dapat dikunjungi.
2.
Sebelum berangkat, persiapkan kondisi kesehatan dengan baik, karena menuju tempat wisata itu ada kalanya bis tidak bisa masuk tepat di objek wisata.
4
Daftar Pustaka
Manajemen. Buku Panduan Rafa Tour
& Travel Jakorta.2014
http ://id.wikipedia. org/wiki/Kota-Bandung http ://id.wikipedia. org/wiki/Gedung_Merdeka
LAPORAN PERJALANAN STUDY TOUR BANDUNG
Disusun oleh:
KelompoklV Kelas
8.3
1. Ayu Canita 2, Azrzah Suriyah Ningsih 3. Dzaki Indra Saputra 4. Djunaidi Abdullah 5. Fadhli Dzil Ikram YAYASAN PENDIDIKAI\I ISLAM AL HIDAYAII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) AL HIDAYAH Jl. Kana Lestari Blok
Kl
JAKARTA 2014
Lebak Bulus
KATA PENGANTAR Kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karenaberkat nhmat dan karunia-Nya kami berhasil menyelesaikan Laporan Perjalanan ke Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014.
Melalui laporan ini kami akan menjelaskan hasil perjalanan study tour Jakarta-Bandung yang telah kami laksanakan dengan baik.
Kami penyusun mengucapkan terima kasih khususnya kepada bapak Bapak
Ahmad rasrifin, S.Pd. selaku pembimbing, orang tua, Bapak/Ibu guru sMp Al Hidayah Lestari, sertia semua pihak yang telah membantu kami sehingga kegiatan Study Tour ini dapat berjalan dengan baik.
Jakarta,
Penyusun
Februari 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN.........
MOTTO KATA PENGANTAR............ DAFTAR ISI............
........ ii ....... iii ..................... iv
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Tujuan Kegiatan C. Peserta D. Tempat E. Wakfu
BAB
BAB
II
I
I 1
I
ISI LAPORAN
A. Museum Geologi B. MuseumKonfrensiAsiaAfrika............... C.
1
Boscha
z 2 3
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN B. SARAN DAFTAR PUSTAKA
4 4
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Proses belajar bagi siswa tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja tetapi dapat
juga di luar kelas. Karya wisata adalah salah satu cara belajar di luar kelas. Ka.ya wisata dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita terhadap sesuatu yang belum kita ketahui di datam kelas.
B. Tujuan
Kegiatan
Tujuannya kegiatan karya wisata yaitu unfuk melihat secara langsung
benda-benda atau bangunan-bangrrnan bersejarah, mengetahui sejarahsejarahnya, menambah wawasan, dan memberi pengalaman berkunjung ke Bandung.
C.
Peserta Peserta yang mengikuti karya wisata ke Bandung yaitu siswa-siswi kelas
dan Keals
VIII
VII
dan beberapa pembimbing.
D. Waktu Kunjungan dilaksanakan hanya satu hari yaitu hari Selasa, 18 Februari 2014.
E. Tempat Tempat yang dikunjungi berwisata adalah:
l. Museum Geologi 2. Gedung KAA (Konferensi Asia Afrika) 3.
Teropong Bintang Bosccha
BAB
II
ISI LAPORAN Pada Tanggal 18
Februadz}r{,
tepatnya pada hari selasa
sMp Al-Hidayah
yaitu kelas VII dan kelas VIII melaksanakankaryawisata ke Bandung. Pukul 05.30
WIB kami berkumpul di sekolah. Sebelum berangkat kami diberi pengarahan oleh Kepala Sekolah. Setelah itu kami berangkat menuju@f
A.
Museum Geologi Dengan menempuh perjalanan yang panjang dan jalan tol yang membosankan
akhirnya kami sampai di kota Bandung. Tempat yang pertama kami kunjungi adalah
hgloeologi.
Kami terlebih dahulu berkumpul di halaman\mgglggf
Sambil menunggu panitia membagikan tiket masuk
bgglgtl
Setelah tiket diberikan
akhirnya kami masuk ke datam museum Geologi. Di dalamlrnusiumft
dengan teratur memasuki ruangan-ruangan yang ada
di
-i
dipandu
Fnusium{ Di[eberapa
nrarngan banyak sekali layar monitor yang menempe{didindingtruangan.
Setelah selesai melihatJihat ruangan,
o*t[f:tu&Cmenuju
ruangan lantai
bawah. Pertama kali masuk rualgan itu sangat gelap. Ruangan ini adalah tempat
untuk memperagakan lewat tayangan layar putih yang sangat lebar./frLa kami menonton tayangan awal mula terjadinya atau terbentuknya bumi.
B. Museum KAA Setelah selesai mengunjungi Museum Geologi sekitar pukul 10.30 kami tiba di
Museum KAA Konferensi Asia Afrika). Gedung Merdeka yangg terletak di Jalan Asia Afrika Bandung. Museum KAA pertama kali digunakan oleh perkumpulan orang-orang Eropa pada tahun 1895 dengan nama Societeit Concordia. Pada tahun
lgzl,gedung tersebut dibangun menjacii gedung pertemuan modern oleh perancang c.P. wolff Schoemaker dengan gaya Art Deco, yang berfungsi sebagai tempat rekreasi' Tahun 7940, dilakukan pembenahan agar lebih menarik oleh perancang A.F. Albers dengan gaya arsitetur intemasional.
/^/\
(ni/"@ \-'i---..-.----
ini kami dipandu oleh seorang perugas dari gedung KAA memasuki
sebuah ruangan yang cukup luas.
Di
sana
kami diberi pengarahan tentang sejarah
terbentuknya KAA. Kurang lebih 30 menit kami diberi pengarahan, setelah itu kami dipersilakan melihat foto-foto, dokumen-dokumen yang ada di museum.
C. Boscha Tepat pukul 13.00 kami melanjutkan perjalan menuju Boscha. Di perjalanan
menuju Boscha bus kami berhenti
di
sebuah rumah makan. Kami beristirahat
sambil makan. Selesai makan kami melanjutkan perjalaan kembali menuju Boscha.
Boscha adalah teropong bintang yang ada
di
Bandung tepatrya
di
sebelatr
utara Lembang sekitar 15 km dari pusat kota Bandung. Teropong bintang Boscha sering dikenal juga dengan Teropong bintang Lembang. Tempat ini memiliki hawa yang sejuk, lokasinya yang cukup tinggi dengan luas area 6 hektar berada di ketinggian 1310 m dari permukaan laut menjadikan tempat
cocok sebagai tempat untuk mengamati benda langit. Sejak tahun 2004 teropong bintang Bosccha resmi dijadikan cagar budaya berdasar UU Nomor 211992 tentang
Benda Cagar Budaya oleh pemerintah. Pada tahun 2008 tempat ini ditetapkan pemerintah sebagai salah satu objek pital nasional yang perlu diamankan. Setetalah selesai dari Boscha kami menuju Cihampelas. Cihampelas adalah nama sebuatrjalan yang ada dibandung. Yaitu Jalan Cihampelas, di sini adalah salah satu pusat oleh-oleh bagi wisatawair yang berkunjung ke Bandung. Kami mampir
di sini diberi waktu
sekitar satu jam untuk berbelanja. Setelah kami puas
berbelanj4 kami melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Tiba kembali di jakarta kurang lebih pukul 21.30 wib.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan Jadi kesimpulan yang dapar ditarik dmi laporan ini adalah setiap siswa itu
membutuhkan rekreasi, siswa tidak bisa ditekankan rmtuk terus menerus
belajar karena naati dapat membuat siswa shess- study Tour cocok untuk anak anak kelas
VIII
ini
memang
disamping sebagai wahana rekreasi rlan
menambahpengalaman, siswa jnga bisa mengetahui hal-hal yang baru tentang
i}nu
B.
pengetahuan.
Saran saran yang dapat saya sampaikan adalah s€moga obyek wisata pada
Study Tour tahun depan itu ditambah agar para siswa memperoleh lebih banyak lagi pengalaman dan juga pengetahuan.
Daftar Pustaka
Manajemen. Buku Panduan Raffa Tour
Ixtp
:
II
& Trovel Jakarta.2014
id,.wikipedia. org/wiki/tr4useum_Geolo gi_Bandung
http:i/id.wikipedia.org/wiki/I(ota Bandung http :/iid.wikipedia. org/wikilGedung_Merdeka
ADE MIFTAHUDIN, nama kecil Ade, lahir di Saketi Kabupaten Pandenglang, 18 Agustus 1975 dari pasangan Suprani dan Juriah binti Rukiah. Lulus Sekolah Dasar Negeri Talun (1998), melanjutkan sekolah di MTs. Miftahul Afkar Cisata (1992), kemudian mengenyam pendidikan di Pesantren Salafiah dari tahun 1992 sampai dengan 1994 lebih kurang selama dua tahun. Pemuda berusia 38 tahun ini merantau ke Jakarta tahun 1995 dengan pekerjaan tidak tetap, sampai akhirnya bekerja di SMK YANUSA, yang pada waktu itu masih SMEA YANUSA. Setelah itu menyelesaikan sekolah jenjang SLTA di SMK YANUSA (2002). Menikah tahun 2009 dengan LIA SEPTIANI, mempunyai buah hati KHILLANY RAFIQ AYIMAN (2 Tahun). Pengalaman bekerja, Bekerja di SMK YANUSA dari tahun 1995 sampai dengan sekarang sebagai Tata Usaha, menjadi guru di MTs. dan SMP YANUSA dari tahun 2004 sampai dengan sekarang, mengajar di SMP AL HIDAYAH dari tahun 2012 sampai dengan sekarang, Sebagai Kepala Laboratorium Komputer di SMP Pelita Harapan 2013 sampai sekarang. Anak ke-3 dari tujuh bersaudara ini berminat terhadap dunia pendidikan memang sudah dari kecil, karena orang tua terutama bapak adalah seorang guru. Ketertarikannya ke dalam dunia pendidikan pemuda ini melanjutkan setudinya di Universitas Islam Negeri Sayrif Hidayatullah Jakarta, sampai akhirnya pemuda ini menyelesaikan studinya meraih gelar S-1 dengan judul skripsi “Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Baku dalam Pembelajaran Menulis Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta diselesaikan pada tahun 2014 ini.