ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KARANGAN SISWA KELAS IX DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN MENULIS DI SMP NEGERI 19 MATARAM
JURNAL SKRIPSI
Oleh LALU MUHAMMAD SUKANDAR NIM. E1C112064
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
2
Analisis Kesalahan Berbahasa pada Karangan Siswa Kelas IX dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Menulis di SMP Negeri 19 Mataram Lalu Muhammad Sukandar, Syamsinas Jafar, Baiq Wahidah Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP UNIVERSITAS MATARAM Email :
[email protected] ABSTRAK Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk-bentuk kesalahan berbahasa pada karangan siswa kelas IX dan implikasi analisis kesalahan berbahasa dengan pembelajaran menulis di SMP Negeri 19 Mataram? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan berbahasa pada karangan siswa kelas IX, serta implikasinya terhadap pembelajaran menulis di SMP Negeri 19 Mataram. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak dengan teknik catat, metode dokumentasi, dan metode observasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode padan intralingual. Dalam metode penyajian data digunakan metode formal dan informal. Hasil analisis ditemukan bahwa dalam karangan siswa terdapat kesalahan ejaan yang meliputi kesalahan penulisan huruf kapital dan huruf miring, kesalahan penulisan kata yang meliputi imbuhan dan kata depan di, kata depan ke, kesalahan penulisan partikel–pun, kesalahan penulisan kata ganti, kesalahan penulisan angka dan bilangan, kesalahan penggunaan tanda titik (.), tanda koma (,), tanda tanya (?), tanda hubung (-), tanda petik (“…”), dan kesalahan penggunaan tanda apostrof (‘). Kesalahan dalam bentuk pilihan kata atau diksi, serta kesalahan dalam bentuk struktur kalimat yang meliputi kesalahan penyusunan kalimat efektif. Selain itu, implikasi hasil penelitian ini dengan pembelajaran bahasa di SMP sangat fungsional. Hal ini dapat dijadikan sebagai masukan, acuan, dan media pembelajaran bagi guru di sekolah. Kata kunci: Karangan, kesalahan berbahasa, implikasi pembelajaran bahasa.
3
Analysis Of The Error Speaking At The Essay Grade Students IX And The Implications Of The Learning Wrote In Junior High School 19 Mataram Lalu Muhammad Sukandar, Syamsinas Jafar, Baiq Wahidah Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah FKIP UNIVERSITAS MATARAM Email :
[email protected] ABSTRACT Problem studied in this study is how forms error-speaking at the essay grade students XI and the implications of the analysis of the error-speaking with learning wrote in junior high country 19 Mataram? This study aims to describe the forms error-speaking at the essay grade students XI and the implications of the learning wrote in junior high country 19 Mataram. This research is qualitative research the descriptive. The data was collected by using the method listen to the technique of note, documentation method and observation method. Data collected analyzed using paddan intralingual. In the method of the presentation of the data used method formal and informal. Analysis results found that in a bouquet of students are spelling errors which includes the error writing capital letters and italics, error writing said that includes particle and said front, said the front to, error writing particles was, error writing pronouns, errors literary figures and numbers, error use dot (.), comma (,), the question Mark (?), hyphens (-), quotes ("..."), and error use apostrophe ('). errors in the form of word choice or diction, as well as an error in the form of sentence structure which includes the error preparation of the sentence effective. In addition, the implications of these results with language learning in junior very functional. This can be used as input, reference, and learning media for teachers at school. Keywords: Essay, error-speaking, the implications of language learning.
4
pilihan kata atau diksi, dan struktur
A. PENDAHULUAN Proses terdapat
pembelajaran
empat
macam
bahasa
kalimat.
keterampilan
Analisis kesalahan berbahasa dalam
berbahasa, yaitu keterampilan menyimak,
kaitannya dengan pengajaran bahasa sangat
berbicara,
menulis.
fungsional. Dengan analisis tersebut dapat
Keempat aspek tersebut saling berkaitan
diketahui berbagai hal mengenai kesalahan
antara yang satu dengan yang lainnya.
berbahasa yang dilakukan siswa. Hal itu
Berdasarkan
dapat digunakan sebagai umpan balik
membaca,
dan
keempat
keterampilan
berbahasa yang diajarkan di sekolah,
dalam
keterampilan menulis memegang peranan
menyempurnakan
yang
harus
Untuk itu, analisis sangat penting artinya
dikuasai oleh seorang siswa. Tidak hanya
untuk lebih mengefektifkan pengajaran
dituntut untuk sekedar bisa menulis, siswa
mata pelajaran bahasa Indonesia yang
juga diarahkan pada aturan penulisan yang
difokuskan pada pembinaan kemampuan
sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan.
menulis siswa.
sangat
Dalam
menentukan
menulis
dan
siswa
harus
upaya
memperbaiki pengajaran
dan bahasa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti
menguasai kaidah-kaidah penulisan yang
tertarik
baik dan benar sesuai dengan ketentuan
mengenai “Analisis Kesalahan Berbahasa
dalam tata bahasa Indonesia. Kaidah
pada Karangan Siswa Kelas IX dan
bahasa tersebut meliputi beberapa aspek,
Implikasinya
yakni tata bunyi, tata bahasa (kata dan
Menulis di SMP Negeri 19 Mataram”. Hal
kalimat), kosa kata, ejaan, dan makna.
itu dilakukan peneliti karena merupakan
Dengan menguasai kelima aspek tersebut
masalah yang cukup penting untuk dikaji
siswa dapat menulis dengan baik dan
dan
benar. Namun, yang terjadi di lapangan
pembinaan bahasa Indonesia. Tidak hanya
tidak sesuai dengan yang diharapkan.
itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat
Masih banyak kesalahan berbahasa yang
berimplikasi terhadap pembelajaran bahasa
dilakukan siswa dalam menulis. Jenis
dan sebagai masukan untuk para guru
kesalahan yang sering dilakukan adalah
dalam
kesalahan
pembelajaran, serta strategi pembelajaran
dalam
menggunakan
ejaan,
untuk
sebagai
melakukan
Terhadap
penelitian
Pembelajaran
pertimbangan
memperbaiki
metode,
dalam
media
5
sehingga dapat meningkatkan kemampuan
yang diterbitkan Pusat Pembinaan dan
siswa dalam menulis.
Pengembangan
Penelitian
ini
akan
berusaha
Bahasa
(2012:
6-14)
menggolongkan ejaan bahasa Indonesia
mencari kesalahan bahasa pada karangan
dalam
siswa.
secara
Penlisan huruf, penulisan kata, penggunaan
pemahaman
tanda baca, pilihan kata atau diksi seperti
tentang konsep kesalahan. Berikut adalah
struktur kalimat, fungsi kalimat, kalimat
beberapa konsep atau pengertian tentang
efektif, kalimat aktif, kalimat pasif
kesalahan berbahasa. Setyawati (2013: 13)
B. METODE PENELITIAN
Sebelum
mendalam
membahasnya
perlu
adanya
memberikan pengertian tentang kesalahan berbahasa.
Menurutnya,
kesalahan
beberapa
secara
kesalahan
tertulis
yang
lain:
metode simak dengan teknik catat ini digunakan
maupun
antara
Dalam penlitian ini menggunakan
berbahasa adalah penggunaan bahasa baik lisan
macam
untuk
mengetahui
penggunaan
bahasa
letak yang
menyimpang dari faktor-faktor penentu
terdapat pada karangan yang ditulis siswa
berkomunikasi
dari
kelas IX di SMP Negeri 19 Mataram.
norma kemasyarakatan dan menyimpang
Metode simak dengan teknik catat ini
dari kaidah tata bahasa Indonesia. Tarigan
digunakan
dan Lilis (1996/1997: 30) memberikan
menyimak,
pengertian yang berbeda tentang kesalahan
mengumpulkan data pengguna kesalahan
berbahasa.
kesalahan
berbahasa dalam karangan yang ditulis
berbahasa adalah penggunaan bahasa yang
siswa kelas IX di SMP Negeri 19 Mataram.
atau
menyimpang
Menurutnya,
menyimpang dari kaidah bahasa yang
Selain
peneliti mencatat
metode
dengan jenis,
Metode
cara: dan
simak,
berlaku. Penyimpangan bahasa disebabkan
dalam penelitian ini juga menggunakan
oleh salah menerapkan kaidah bahasa dan
metode dokumentasi untuk memperoleh
keliru dalam menerapkan kaidah bahasa.
data dengan cara mengumpulkan karangan
Kesalahan
dalam
yang ditulis siswa kelas IX SMP Negeri 19
konteks bahasa kedua kata itu dibedakan.
Mataram sebagai bahan untuk dianalisis.
Istilah
Selanjutnya, Teknik analisis
dengan
kesalahan
kekeliruan
lebih
erat
dengan
data pada
pengertian error dan kekeliruan dengan
penelitian ini menggunakan teknik hubung
mistake. Dalam Pedoman Umum Ejaan
banding membedakan (HBB) dan teknik
Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan
hubung banding (HBS). Teknik HBS dan 6
HBB ini digunakan untuk membedakan
dilakukan untuk menjawab pertanyaan-
data yang berbeda atau tidak sesuai dengan
pertanyaan yang terdapat pada rumusan
kaidah-kaidah dalam bahasa Indonesia.
masalah, yakni terkait dengan kesalahan
Teknik-teknik tersebut digunakan untuk
berbahasa pada karangan siswa kelas IX A
mendukung metode padan intralingual.
dan implikasinya terhadap pembelajaran
Langkah-langkah dalam menganalisis data
menulis di SMP Negeri 19 Mataram.
ini adalah sebagai berikut.
Kesalahan tersebut meliputi kesalahan
1. Mengidentisifikasi kesalahan bahasa
ejaan, pilihan kata atau diksi dan struktur
dalam karangan yang ditulis siswa
kalimat, kemudian diimplikasikan dengan
kelas IX SMP Negeri 19 Mataram.
pembelajaran menulis.
2. Mengklasifikasi data sesuai dengan
Dalam penelitian ini data yang
kesalahan bahasa dalam karangan
dapat dianalisis adalah 20 karangan. Hal
yang dibuat siswa tersebut. Misalnya,
ini disebabkan karena beberapa karangan
kesalahan dalam ejaan (penulisan
kondisinya rusak, tulisan yang kurang
huruf, kata, dan tanda baca), dan
jelas, dan amburadul atau berantakan.
kesalahan berbahasa dalam pilihan
Hasil analisis kesalahan berbahasa yang
kata atau diksi.
terdapat pada karangan siswa dibahas
3. Membahas data yang mengalami kesalahan
yang
terdapat
dalam
4.1 Bentuk-Bentuk Kesalahan
karangan yang dibuat siswa tersebut,
Berbahasa pada Karangan Siswa
kemudian dianalisis kembali sesuai
Kelas IX A di SMP Negeri 19
dengan penggunaan bahasa Indonesia
Mataram
yang baik dan benar. 4. Mengimplikasikan
Dalam hasil
dengan pembelajaran
5. Menarik
kesimpulan
menulis di
siswa. Adapun bentuk-bentuk kesalahan berbahasa
berdasarkan
yang
ditemukan,
yakni
kesalahan pada ejaan, pilihan kata atau diksi, dan struktur kalimat. Sehubungan dengan hal itu, di bawah ini akan
C. PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas hasil analisis dilakukan.
dianalisis
kesalahan berbahasa dari 20 karangan
hasil analisis data.
sudah
pembahasan
analisis
SMP Negeri 19 Mataram.
yang
secara rinci di bawah ini.
Tahapan
dipaparkan sebagai berikut.
ini 7
4.1.1 Bentuk-Bentuk Kesalahan Berbahasa pada Karangan 1 Lebaran Ketupat Pada hari lebaran ketupat, saya dan keluarga pergi berlibur ke Pantai Senggigi. Saya menyiapkan barang-barang yang akan di bawa, seperti baju dan makanan. Setelah semua di rasa sudah lengkap, saya dan keluarga berangkat ke Pantai Senggigi. Setibanya di Pantai, saya sangat takjub melihat pemandangan pantai yang indah, rasanya langsung kepingin nyebur ke laut. tapi, Ibu menyuruhku makan dulu sebelum mandi, setelah di rasa cukup lama berendam, ibu menyuruhku ganti baju, dan pulang. Hari sudah sore, setelah ke Pantai, kami Pergi ke Makam Bintaro, saat di makam ibu mengajakku untuk masuk ke kuburan salah satu Kiayi yang sangat terkenal, lalu ibu menyeraupkan air yang di campur kembang 7 rupa, setelah itu kita makan Ketupat bersama, rasa kekeluargaan sangat kental, dan kebahagiaan bersama keluarga itu tidak bisa di ganti oleh apapun. Dan hari sudah mulai gelap, saya dan keluarga akhirnya pulang ke rumah dan pada hari Lebaran Ketupat ini, saya merasa sangat senang. (Afelia, IX A)
A. Analasis Kesalahan Ejaan pada Karangan 1 Lebaran Ketupat Pada hari lebaran ketupat, saya dan keluarga pergi berlibur ke Pantai Senggigi. Saya menyiapkan barang-barang yang akan di bawa, seperti baju dan makanan. Setelah semua di rasa sudah lengkap, saya dan keluarga berangkat ke Pantai Senggigi.
Setibanya di Pantai, saya sangat takjub melihat pemandangan pantai yang indah, rasanya langsung kepingin nyebur ke laut. tapi, Ibu menyuruhku makan dulu sebelum mandi, setelah di rasa cukup lama berendam, ibu menyuruhku ganti baju, dan pulang. Hari sudah sore, setelah ke Pantai, kami Pergi ke Makam Bintaro, saat di makam ibu mengajakku untuk masuk ke kuburan salah satu Kiayi yang sangat terkenal, lalu ibu menyeraupkan air yang di campur kembang 7 rupa, setelah itu kita makan Ketupat bersama, rasa kekeluargaan sangat kental, dan kebahagiaan bersama keluarga itu tidak bisa di ganti oleh apapun. Dan hari sudah mulai gelap, saya dan keluarga akhirnya pulang ke rumah dan pada hari Lebaran Ketupat ini, saya merasa sangat senang. (Afelia, IX A) 1. Kesalahan Penulisan Huruf
a. Kesalahan Penulisan Huruf Kapital Pada karangan (1) terdapat kesalahan pada penulisan huruf kapital yakni pada kata “lebaran ketupat” yang
ditulis
dengan
huruf
kecil.
Seharusnya pada huruf pertama awal kata tersebut ditulis dengan huruf kapital,
karena
kata
tersebut
menunjukkan nama hari raya atau hari kebesaran.
Kesalahan
penggunaan
huruf kapital lainnya juga terdapat pada kata
“Pantai”,
”Pergi”,
dan
“Makam”. Pada huruf pertama kata 8
tersebut seharusnya ditulis dengan
dan di ganti” dianggap salah karena
huruf kecil bukan huruf besar, karena
ditulis
kata tersebut tidak termasuk dalam
mengikutinya. Dalam penulisan yang
nama geografi. Jika kata tersebut diikut
benar kata tersebut seharusnya ditulis
nama diri geografi maka ditulis dengan
serangkai, karena menunjukkan kata
huruf kapital. Kesalahan yang lain,
kerja berimbuhan bukan merupakan
yakni kata “Ibu” seharusnya ditulis
kata benda (tempat) yang menyatakan
dengan
arah atau tempat. Penulisan yang sesuai
huruf
kecil,
karena
kata
terpisah
dari
tersebut bukan merupakan penyapaan
dengan
kekerabatan.
dicampur, dan diganti.
Tidak
hanya
itu,
kesalahan yang ditemukan adalah kata “Ketupat”. Kata “Ketupat” ditulis di tengah
kalimat
adalah
yang
“dibawa,
b. Kesalahan Penulisan Partikel – pun
tidak
Pada teks (1) terdapat kesalahan
menggunakan huruf kapital, karena
dalam menulis partikel –pun, yakni
kata tersebut tidak mengacu pada hari-
pada kata “apapun”. Partikel –pun
hari tertentu seperti Lebaran Ketupat,
pada
Perang Ketupat, dan sebagainya. Kata
serangkai, seharusnya ditulis terpisah
tersebut memiliki arti sendiri yaitu
dari kata yang mendahuluinya. Pada
makanan, dibuat dari beras
yang
dasarnya, partikel –pun ditulis terpisah
dimasukkan ke dalam anyaman pucuk
setelah kata benda, kata kerja, kata
daun kelapa, berbentuk kantong segi
sifat, dan kata bilangan karena partikel
empat
kemudian
–pun yang seperti itu merupakan suatu
direbus, dimakan sebagai pengganti
kata utuh yang mempunyai makna
nasi.
penuh.
dan
seharusnya
EYD
kata
sebagainya,
2. Kesalahan Penulisan Kata
yang
tersebut
tidak
ditulis
c. Kesalahan Penulisan Angka dan
a. Kesalahan Penulisan Imbuhan di Kesalahan
kata
ditemukan
Bilangan Penulisan
angka
pada
kata
tidak hanya pada penulisan huruf
“kembang 7 rupa” pada karangan (1)
kapital,
pada
masih kurang tepat. Seharusnya angka
penggunaan imbuhan. Pada karangan
tujuh ditulis dengan menggunakan
(1) terdapat kata “di bawa, di campur,
huruf bukan dengan angka. Pada
tetapi
kesalahan
9
dasarnya penulisan lambang bilangan dengan angka apabila berhubungan
b. Kesalahan Penggunaan Tanda Koma (,)
dengan ukuran baik itu panjang, luas,
Kesalahan tidak hanya terdapat
isi, atau berat, dan satuan waktu, nilai
dalam penggunaan tanda titik (.), tetapi
uang, atau yang digunakan untuk
terdapat juga penggunaan tanda koma
menandai jalan, rumah, kamar pada
(,).
alamat yang bukan dokumen resmi.
penggunaan tanda
Apabila lambang bilangan yang dapat
masih kurang tepat, seperti yang
dinyatakan dengan satu atau dua kata
terdapat pada kata “…ke laut. tapi…”.
ditulis dengan huruf.
Di antara kata “…ke laut dan tapi…”
Pada
karangan
(1)
terdapat
koma (,) yang
3. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca
seharusnya menggunakan tanda koma
a. Kesalahan Penggunaan Tanda
(,) sebagai pemisah, bukan tanda titik
Titik (.)
(.). Penulisan yang benar adalah “…ke
Pada karangan (1) terdapat
laut, tapi…”. Pada kata “…Makam
penggunaan tanda titik (.) yang masih
Bintaro, saat di makam…” terjadi
kurang tepat, seperti yang terdapat di
penggunaan tanda koma (,) yang masih
antara kata “…mandi dan setelah…”,
kurang tepat. Di antara kata “…Makam
“…Makam Bintaro, saat di makam…”,
Bintaro
dan “…kembang 7 rupa, setelah
menggunakan tanda koma (,) sebagai
itu…”. Pada kata tersebut, tanda titik
pemisah,
(.) yang seharusnya digunakan untuk
tanda titik sebagai pemisah antara kata
mengakhiri
justru
tersebut kemudian membuat kalimat
menggunakan tanda koma (,). Hal
yang baru. Selanjutnya, penggnaan
tersebut jelas tidak benar, karena pada
tanda koma (,) yang masih kurang tepat
kalimat berikutnya terdapat gagasan
terdapat pada kata “…kembang 7 rupa,
yang berbeda dari kalimat sebelumnya.
setelah itu…”, sama halnya dengan
Penulisan
adalah
kesalahan pada kata sebelumnya, tetapi
“…Makam
setelah kata “setelah itu” seharusnya
“…mandi. Bintaro.
kalimat
yang
dianjurkan
Setelah…”, Saat
di
makam…”
“…kembang 7 rupa. Setelah itu…”.
dan
dan
saat
di
seharusnya
makam…”
menggunakan
ditaruh tanda koma (,) karena kata tersebut
merupakan
ungkapan
penghubung antar kalimat. Ungkapan 10
penghubung
antar
kalimat
adalah
ungkapan penghubung yang terletak setelah tanda baca akhir, seperti tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru dan dimulai dengan huruf awal kapital. Kesalahan yang lain, yakni pada kata “…baju, dan pulang”, seharusnya tidak perlu menggunakan tanda koma (,). Tanda koma (,) digunakan di antara
kuburan salah satu Kiayi yang sangat terkenal, lalu ibu menyeraupkan air yang di campur kembang 7 rupa, setelah itu kita makan Ketupat bersama, rasa kekeluargaan sangat kental, dan kebahagiaan bersama keluarga itu tidak bisa di ganti oleh apapun. Dan hari sudah mulai gelap, saya dan keluarga akhirnya pulang ke rumah dan pada hari Lebaran Ketupat ini, saya merasa sangat senang. (Afelia, IX A)
unsur-unsur dalam suatu perincian.
Pada karangan (1) di atas terdapat
Kata tersebut tidak termasuk dalam
kesalahan dalam pilahan kata atau diksi,
perincian karena masih terdiri dari dua
salah satunya pada kata “di rasa”. Dalam
kata, cukup menggunakan kata hubung
KBBI kata “di rasa” tidak mengandung
dan untuk memisah dua kata tersebut.
makna atau tidak memiliki arti apa pun.
Penulisan
Kata tersebut dalam konteks kalimatnya
yang
dianjurkan
adalah
“…baju dan pulang”.
tidak perlu digunakan. Pilahan kata yang digunakan pada kata “kepingin nyebur”
B. Analasis Kesalahan Pilihan Kata atau Diksi pada Karangan 1 Lebaran Ketupat Pada hari lebaran ketupat, saya dan keluarga pergi berlibur ke Pantai Senggigi. Saya menyiapkan barang-barang yang akan di bawa, seperti baju dan makanan. Setelah semua di rasa sudah lengkap, saya dan keluarga berangkat ke Pantai Senggigi. Setibanya di Pantai, saya sangat takjub melihat pemandangan pantai yang indah, rasanya langsung kepingin nyebur ke laut. tapi, Ibu menyuruhku makan dulu sebelum mandi, setelah di rasa cukup lama berendam, ibu menyuruhku ganti baju, dan pulang. Hari sudah sore, setelah ke Pantai, kami Pergi ke Makam Bintaro, saat di makam ibu mengajakku untuk masuk ke
masih
dianggap
salah.
Kata
tersebut
membuat kalimat menjadi rancu, dan jika dibaca akan terdengar tidak berhubungan antara kata yang satu dengan kata yang lain. Kata tersebut juga tidak memiliki makna atau arti. Kata tersebut seharusnya diganti dengan kata yang lain, seperti kata “ingin
mandi”,
“berenang”
dan
sebagainya. Penggunaan kata “tapi” yang dianggap salah karena tidak baku. Kata tersebut harus diganti dengan kata yang baku,
yakni
dengan
kata
“tetapi”.
Kesalahan yang lain, yakni kata “kiayi”. Dalam
KBBI
kata
“kiayi”
tidak 11
mengandung makna atau tidak memiliki
C. Analasis Kesalahan Struktur
arti, yang diberi makna adalah kata “kiai”.
Kalimat pada Karangan 1
Itu berarti bahwa kata “kiai” lebih diutamakan
penggnaannya.
Sehingga
penggunaan kata “kiayi” harus diperbaiki menjadi “kiai”. Kata “kiai” diartikan sebagai sebutan bagi alim ulama (cerdik pandai dalam agama Islam), alim ulama, dan sebutan bagi guru ilmu gaib (dukun dan sebagainya). Penggunaan kata yang masih kurang tepat juga terdapat pada kata “menyeraupkan”, yang tidak memiliki arti dalam KBBI. Kata tersebut sebenarnya terdapat dalam bahasa daerah yakni bahasa Sasak. Kata “menyeraupkan”
diganti
dengan kata “membasuhkan”. Kemudian, kesalahan pada pemakaian kata “dan” yang digunakan di awal kalimat. Kata penghubung intrakalimat tidak pernah digunakan pada awal kalimat dalam sebuah paragraf. Oleh karena itu, kata yang tergolong
dalam
ungkapan/kata
penghubung itu tidak pernah/tidak boleh ditulis
menggunakan
huruf
kapital.
Lebaran Ketupat Pada hari lebaran ketupat, saya dan keluarga pergi berlibur ke Pantai Senggigi. Saya menyiapkan barang-barang yang akan di bawa, seperti baju dan makanan. Setelah semua di rasa sudah lengkap, saya dan keluarga berangkat ke Pantai Senggigi. Setibanya di Pantai, saya sangat takjub melihat pemandangan pantai yang indah, rasanya langsung kepingin nyebur ke laut. tapi, Ibu menyuruhku makan dulu sebelum mandi, setelah di rasa cukup lama berendam, ibu menyuruhku ganti baju, dan pulang. Hari sudah sore, setelah ke Pantai, kami Pergi ke Makam Bintaro, saat di makam ibu mengajakku untuk masuk ke kuburan salah satu Kiayi yang sangat terkenal, lalu ibu menyeraupkan air yang di campur kembang 7 rupa, setelah itu kita makan Ketupat bersama, rasa kekeluargaan sangat kental, dan kebahagiaan bersama keluarga itu tidak bisa di ganti oleh apapun. Dan hari sudah mulai gelap, saya dan keluarga akhirnya pulang ke rumah dan pada hari Lebaran Ketupat ini, saya merasa sangat senang. (Afelia, IX A)
Penggunaan kata yang berlebihan atau mubazir
yang
mengakibatkan
polusi
bahasa. Kata yang tidak diperlukan harus
1. Kesalahan Penyusunan Kalimat Efektif Pada karangan (1) di atas terdapat
dihilangkan. kalimat
yang
salah
dalam
penyusunannya, yakni sebagai berikut. “Hari sudah sore, setelah ke Pantai, kami Pergi ke Makam 12
Bintaro, saat di makam ibu mengajakku untuk masuk ke kuburan salah satu Kiayi yang sangat terkenal, lalu ibu menyeraupkan air yang di campur kembang 7 rupa, setelah itu kita makan Ketpat bersama, rasa kekeluargaan sangat kental, dan kebahagiaan bersama keluarga itu tidak bisa di ganti oleh apapun.”
“Dan hari sudah mulai gelap, saya dan keluarga akhirnya pulang ke rumah dan pada hari Lebaran Ketupat ini, saya merasa sangat senang.”
Kalimat di atas tidak ada subjek, subjek kalimat tersebut didahului dengan kata hubung intrakalimat “dan”. Penggunaan kata hubung intrakalimat pada awal
Kalimat di atas salah karena susunan
kalimat
kalimat tidak logis. Tidak hanya itu,
dibenarkan dalam penggunaannya. Tidak
kalimat tersebut tersusun dari beberapa
hanya itu, kalimat tersebut tersusun dari
anak
kalimat
dua kalimat dasar. Perbaikan dapat
Kalimat yang
dilakukan dengan mengubah kalimat
kalimat
menyebabkan
menjadi tidak efektif.
dianggap
salah
benar harus utuh dan lengkap, bukan
tersebut
anak kalimat. Perbaikan dapat dilakukan
mengubah struktur kalimatnya.
dengan
mengubah
kalimat
menjadi beberapa kalimat tunggal yang terpisah. pantai, kami pergi ke makam Bintaro. Saat di makam ibu mengajakku untuk masuk ke area kuburan salah satu Kiai yang sangat terkenal. Kemudian ibu membasuhkan air yang dicampur kembang tujuh rupa. Setelah itu, kami makan ketupat bersama. Rasa kekeluargaan sangat kental dan kebahagiaan bersama keluarga itu tidak bisa diganti oleh apa pun.”
akhir
1
2
3
Kesalahan Berbahasa Penulisan Huruf
Penulisan Kata
Jenis Kesalaha n Penulisan Huruf Kapital Penulisan Imbuhan di
Penulisan Partikel – pun Penulisan Angka dan Bilangan Penggunaa n Tanda Titik (.)
Data Kesalahan
lebaran ketupat, Pantai, Pergi, Makam, Ibu, dan Ketupat di bawa, di campur, dan di ganti
Apapun
kembang 7 rupa
…mandi, setelah… …Makam Bintaro, saat di makam… …kembang 7 rupa, setelah itu…
Penggunaan Tanda Baca Penggunaa n Tanda Koma (,)
karangan, yakni pada 4
kalimat berikut.
atau
Karangan 1: Lebaran Ketupat No
Kesalahan yang lain terdapat pada bagian
bersubjek
tidak
“Hari sudah mulai gelap, saya dan keluarga pulang ke rumah. Pada hari Lebaran Ketupat ini, saya merasa sangat senang.”
tersebut
“Hari sudah sore. Setelah ke
menjadi
dan
Pilihan Kata atau Diksi
…ke laut. tapi.. …Makam Bintaro, saat di makam… …kembang 7 rupa, setelah itu… …baju, dan pulang di rasa, kepingin nyebur, tapi, menyeraupkan, dan dan
kiayi,
13
5
Struktur Kalimat
Penyusuna n Kalimat Efektif
Hari sudah sore, setelah ke Pantai, kami Pergi ke Makam Bintaro, saat di makam ibu mengajakku untuk masuk ke kuburan salah satu Kiayi yang sangat terkenal, lalu ibu menyeraupkan air yang di campur kembang 7 rupa, setelah itu kita makan Ketupat bersama, rasa kekeluargaan sangat kental, dan kebahagiaan bersama keluarga itu tidak bisa di ganti oleh apapun. Dan hari sudah mulai gelap, saya dan keluarga akhirnya pulang ke rumah dan pada hari Lebaran Ketupat ini, saya merasa sangat senang.
4.2
Implikasi
Analisis
Kesalahan
Berbahasa pada Karangan Siswa Kelas IX A dengan Pembelajaran Menulis di SMP Negeri 19 Mataram Analisis kesalahan berbahasa dalam implikasinya dengan pembelajaran bahasa
Berdasarkan dapat
diperbaiki
kesalahan
di
kesalahan
atas yang
sangat
fungsional.
Hasil
penelitian
mengenai analisis kesalahan berbahasa
ditemukan, yakni sebagai berikut.
pada karangan siswa dapat diimplikasikan
Pembenaran Karangan 1
dengan pembelajaran bahasa di SMP
Lebaran Ketupat Pada hari Lebaran Ketupat, saya dan keluarga pergi berlibur ke Pantai Senggigi. Saya menyiapkan barang-barang yang akan dibawa, seperti baju dan makanan.Setelah semua sudah lengkap, saya dan keluarga berangkat ke Pantai Senggigi. Setibanya di pantai, saya sangat takjub melihat pemandangan pantai yang indah, rasanya langsung ingin menyeburkan diri ke laut, tetapi ibu menyuruhku makan dulu sebelum mandi. Setelah cukup lama berendam, ibu menyuruhku ganti baju dan pulang. Hari sudah sore. Setelah ke pantai, kami pergi ke makam Bintaro. Saat di makam ibu mengajakku untuk masuk ke area kuburan salah satu Kiai yang sangat terkenal. Kemudian ibu membasuhkan air yang dicampur kembang tujuh rupa. Setelah itu, kami makan ketupat bersama. Rasa kekeluargaan sangat kental dan kebahagiaan bersama keluarga itu tidak bisa diganti oleh apa pun. Hari sudah mulai gelap, saya dan keluarga pulang ke rumah. Pada hari Lebaran Ketupat ini, saya merasa sangat senang. (Afelia, IX A)
khususnya dalam menulis, seperti yang dijelaskan di bawah ini. 1. Analisis kesalahan berbahasa dapat dijadikan sebagai masukan bagi guru dalam upaya memperbaiki kesalahan dalam
menulis
khususnya
dalam
mengarang. 2. Analisis kesalahan berbahasa dapat dijadikan
sebagai
acuan
untuk
memperbaiki penulisan ejaan, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana. 3. Analisis kesalahan berbahasa dapat dijadikan sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. 4. Dengan
adanya
analisis
kesalahan
berbahasa guru dapat menjadikannya sebagai bahan evaluasi pembelajaran. 5. Analisis kesalahan berbahasa dapat dijadikan sebagai refleksi bagi guru dalam proses pembelajaran di sekolah. 14
menjadikannya sebagai bahan evaluasi
D. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan
hasil
dalam
bab
analisis
dan
sebelumnya,
dan refleksi dalam proses pembelajaran di sekolah.
bahwa dari 20 karangan yang dapat
Berdasarkan hasil analisis data dan
dianalisis terdapat banyak sekali kesalahan.
simpulan yang telah dipaparkan, maka
Bentuk-bentuk kesalahan berbahasa yang
peneliti
ditemukan pada karangan siswa kelas IX di
berikut.
SMP Negeri 19 Mataram sebagai berikut.
1. Semua pihak sekolah agar menerapkan
mengemukakan
saran
sebagai
1. Kesalahan berbahasa yang ditemukan
penggunaan bahasa Indonesia yang
adalah kesalahan dalam bentuk kaidah
baik dan benar dalam situasi formal
ejaan, pilihan kata atau diksi, serta
atau resmi, khususnya dalam menulis.
kesalahan berbahasa dalam bentuk
2. Para siswa, khususnya siswa SMP
struktur kalimat. Dari bentuk kesalahan
disarankan agar lebih sering membaca,
yang ditemukan tersebut, yang paling
karena dengan membaca siswa akan
banyak ditemukan adalah kesalahan
mampu mengusai kosa kata serta
dalam bentuk kaidah ejaan yakni dalam
mampu menggunakan kalimat-kalimat
penulisan huruf kapital. Kesalahan
yang
tersebut
menyampaikan
ditemukan
pada
setiap
karangan yang ditulis siswa.
jelas
dan
efektif
gagasannya
dalam agar
mudah dipahami oleh pembaca.
2. Implikasi analisis kesalahan berbahasa
3. Para guru bahasa Indonesia di sekolah
dengan pembelajaran bahasa Indonesia
harus
di SMP sangat fungsional. Hal ini
menggunakan strategi, metode, dan
dapat dijadikan sebagai masukan dan
media
media pembelajaran bagi guru dalam
meningkatkan keterampilan menulis
upaya memperbaiki kesalahan ejaan,
siswa dengan berpedoman pada kaidah
pilihan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
kata,
keefektifan
kalimat,
bisa
mengembangkan/
pembelajaran
supaya
dapat
keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana dalam karangan yang ditulis siswa. Tidak hanya itu, dengan adanya analisis kesalahan berbahasa guru dapat
15
Daftar Pustaka Andriani, Baiq Nuning. 2006. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Koran Lombok Post Edisi Maret 2006 dan Manfaatnya Sebagai Media Pengajaran dalam Matakuliah Analisis Kesalahan Bebahasa. Skripsi FKIP: Unram. Andriani, Dela. 2012. Kajian Bentuk Pemakaian Kosakata Bahasa Gaul pada Komunitas Motor Mio di Mataram dan Hubungannya dengan Pembelaajaran Bahasa Indonesia di SMP. Skripsi FKIP: Unram. Arifin, E Zaenal dan Amran Tasai. 2010. Cermat berbahasa Indonesia. Cetakan ke-12. Jakarta: Akademi Presindo. Bahri, Saeful. 2012. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Harian Lombok Post dan Kaitannya dengan Pembelajaran Bahassa Indonesia di SMP/MTs. Skripsi FKIP: Unram. Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. https://Kaherudin Kurniawan judul buku Model Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Tingkat lanjut. (Akses Tgl: 13 Januari 2016, pukul 11:15 wita). https://maman-suryaman-mpd-bahan-ajar-bi-smk-rsbi-2012-final.pdf. (Akses tgl: 18 Agustus 2016, pukul 16:20 wita). http://www.KBBI.co.id Husnul, Ade dan M. Ihsan Nugraha. 2011. Mengenal dan Memahami Isi Cerita: Cetakan II. Jakarta Timur: CV. Citraunggul Laksana. Huzaeva. 2014. Analasis Kesalahan Berbahasa dalam Artikel Hasil Lomba Karya Ilmiah Peserta Didik SMAN 1 Gerung Tahun 2013. Skripsi FKIP: Unram. Isnaeni, Sya’baniatun. 2013. Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa Baku dalam Surat Resmi di Kantor Desa Anyar Kecamatan Bayan. Skripsi FKIP: Unram. Mahsun. 2013. Metode Penelitian Bahasa (Tahapan, Strategi, Metode, dan Tekniknya. Edisi Revisi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Muhammad. 2011. Paradigm Kualitatif: Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Liebe Book Press. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdiknas. 2012. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan Dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Surabaya: Palito Media. 16
Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Analisis alimat (Fungsi, Kategori, dan Peran). Singaraja: Refika Aditama. Setyawati, Nanik. 2013. Analisis Kesalahan Berbahasa: Teori dan Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Duta Wacana University Press. Sugono, Dendy. 1997. Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis. Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Djago dan Lilis Siti Sulistyaningsih. 1996/ 1997. Analisis Kesalahan Berbahasa. Direktorat Pendidikan dan Kebudayaan. Widjono Hs. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Edisi Revisi. Jakarta: Grasindo.
17