ANALISIS KERAGAAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI RAWIT DI KOTA GORONTALO
JURNAL ILMIAH
MEIKO SAIDI 614409062
JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2013
1
ANALISIS KERAGAAN PERMINTAAN PENAWARAN CABAI RAWIT DI KOTA GORONTALO*) PERFORMANCE OF SUPPLY DEMAND ANALYSIS CAYENNE PEPPER CITY GORONTALO) Meiko Saidi1), Mahludin Baruwadi2), Yuriko Boekoesoe3)
ABSTRACT This study aims to determine the demand and supply variability pepper, and cayenne pepper price fluctuations. Implemented in April - June of 2013. This type of research is the survey method. The data used are secondary data, secondary data obtained from Koperindag City and BPS Gorontalo Gorontalo city. Techniques of data collection were interviews. Data analysis techniques used were descriptive statistical analysis. The results showed that the variability of demand and supply of cayenne pepper in the city of Gorontalo to the projection approach and varied production, and cayenne pepper prices in the city of Gorontalo fluctuate month by month span. Keywords : Demand and supply, price, distribution, cayenne pepper
Ket: ** 1) 2) 3)
: Skripsi Mahasiswa Jurusan Agribisnis : Mahasiswa : Pembimbing Utama : Anggota Pembimbing
2
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaan Permintaan dan penawaran cabai, dan fluktuasi harga cabai rawit. Dilaksanakan pada bulan april – juni tahun 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survei. Data yang digunakan adalah data sekunder, data sekunder diperoleh dari Koperindag Kota Gorontalo dan BPS Kota Gorontalo. Tehnik pengumpulan data yaitu wawancara. Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaan permintaan dan penawaran cabai rawit di Kota Gorontalo dengan pendekatan proyeksi dan produksi bervariasi, dan harga cabai rawit di Kota Gorontalo berfluktuasi menurut bulan rentang bulan. Kata kunci : Permintaan dan penawaran, harga, distribusi, cabai rawit
PENDAHULUAN Salah satu sektor yang sangat berperan dalam pembangunan Indonesia di masa depan adalah sektor agribisnis. Peranan agribisnis terutama dibidang holtikultura mengalami perkembangan cukup pesat, baik dalam usaha produksi, industri olahan dan pangsa pasar. Sektor holtikultura merupakan salah satu sektor yang sangat perlu dikembangkan oleh pemerintah untuk meningkatkan kontribusi di bidang pertanian dan juga dapat menunjang usaha pemerintah untuk meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan kesempatan kerja dan melestarikan sumber daya alam (Wiryanta, 2003:1). Harga cabai rawit yang ada di Kota Gorontalo sering mengalami fluktuasi harga. Produksi yang tinggi sering menyebabkan turunnya harga cabai yang ada di Pasar Kota Gorontalo. Tahun 2013 ini, harga cabai rawit pada bulan Januari adalah 15.000/kg, pada bulan Februari harga cabai rawit 20.000/kg, dan pada bulan Maret harga cabai rawit melonjak naik sampai 47.000/kg (Koperindag Kota Gorontalo). Fluktuasi harga komoditas cabai rawit pada dasarnya terjadi akibat ketidak seimbang antara kuantitas pasokan dan kuantitas permintaan yang dibutuhkan konsumen. Jika terjadi kelebihan pasokan maka harga komoditas akan turun, sebaliknya jika terjadi kekurangan pasokan maka harga akan meningkat. Dalam proses pembentukan harga tersebut perilaku petani dan pedagang memiliki peranan penting karena mereka dapat mengatur volume penjualannya yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Dari uraian di atas penulis melakukan penelitian tentang “Analisis Keragaan Permintaan dan Penawaran Cabai Rawit di Kota Gorontalo”.
3
Berdasarkan tujuan penelitian untuk mengetahui keragaan permintaan dan penawaran cabai di Kota Gorontalo dan fluktuasi harga cabai rawit di Kota Gorontalo?
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian berada di Kota Gorontalo, penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan terhitung sejak bulan April sampai bulan Juni, 2013 Jenis penelitian ini yang akan digunakan adalah penelitian dengan menggunakan metode survei. Penelitian survei merupakan suatu cara pendekatan dengan mempergunakan teknik yang berhubungan dengan survei. Soekartawi (1995:17) Pada penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder, data sekunder adalah data yang diperoleh dari dinas terkait seperti, BPS Provinsi Gorontalo,BPS Kota Gorontalo, Perindag Kota Gorontalo, Jurnal. Dalam tehnik pengumpulan data yang digunakan dengan menggunakan dokumenter dan observasi yang diperoleh dari wawancara pada instansi terkait dan pendekatan dengan rumah tangga . Data yang diperoleh menggunakan analisis statistik deskriptif, yaitu penyajian data berupa tabel dalam bentuk angka dan presentase, kemudian dinarasikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keragaan Permintaan dan Penawaran Cabai
Keragaan permintaan dan penawaran Cabai yaitu yang meliputi perkembangan harga, permintaan dan penawaran cabai, distribusi cabai. 1. Harga Fluktuasi harga terjadi pada komoditas cabai rawit merupakan fenomena dari komoditas hortikultura. Fluktuasi harga cabai rawit cukup besar, sehingga harga cabai rawit tidak memiliki kepastian harga. Identifikasi data harga cabai rawit di Kota Gorontalo untuk 2 tahun terakhir menunjukkan adanya harga yang berfluktuasi hal ini dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini. Tabel 1. Perkembangan Harga cabai rawit yang ada di Kota Gorontalo Tahun 2011 No
Tahun 2012
Tahun 2013
Januari –
Juli –
Januari –
Juli –
Januari –
Juni
Desember
Juni
Desember
Juni
4
1
60.000
50.000
7.000
28.000
15.000
2
50.000
28.000
14.000
50.000
20.000
3
68.000
75.000
16.000
27.000
47.000
4
50.000
25.000
30.000
30.000
30.000
5
48.000
25.000
25.000
30.000
40.000
6
50.000
50.000
25.000
45.000
-
Sumber : Koperindag Kota Gorontalo, 2013
Berdasarkan Tabel 1 bahwa harga cabai rawit dari tahun 2011 – 2013 sangat berfluktuasi, hal ini disebabkan karena produksi cabai rawit pada berbagai pasar sentra produksi banyak dipengaruhi oleh iklim, mengingat cabai rawit merupakan komoditas pertanian yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Harga cabai rawit pada bulan tertentu mengalami peningkatan dan penurunan harga yang cukup tajam. Pada tahun 2011, bulan januari sampai dengan bulan juni harga cabai rawit mengalami peningkatan yang cukup tajam yaitu pada bulan maret harga cabai rawit mencapai Rp 68.000/kg, faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan harga tersebut karena keadaan iklim yang menyebabkan petani gagal panen. Sedangkan pada bulan juli sampai dengan bulan desember harga cabai mengalami fluktuasi, pada bulan September harga cabai rawit mencapai 75.000/kg, faktor yang menyebabkan peningkatan harga tersebut karena menjelang hari besar keagamaan, kebutuhan cabai meningkat melampau ketersediaannya di pasar. Sepanjang tahun 2011, harga tertinggi mencapai Rp 75.000/kg yaitu pada bulan September sedangkan harga cabai terendah mencapai 25.000/kg yaitu pada bulan oktober sampai dengan bulan desember. Pada tahun 2012, bulan januari sampai dengan bulan juni, harga cabai rawit terendah pada bulan januari yaitu Rp 7.000/kg, faktor yang menyebabkan rendahnya harga cabai tersebut karena bertepatan dengan masa panen, sedangkan pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember harga cabai rawit melonjak naik pada bulan Agustus yaitu Rp 50.000/kg, hal ini terjadi karena Hari-hari besar keagamaan yang menyebabkan Permintaan cabai rawit meningkat. harga cabai rawit selalu berfluktuasi, sepanjang tahun 2012, harga cabai rawit terendah yaitu pada bulan januari, sedangkan harga cabai rawit tertinggi terjadi pada bulan Agustus. Pada tahun 2013, bulan januari sampai dengan bulan Mei harga cabai rawit berfluktuasi hal ini dapat dilihat bahwa harga cabai terendah terjadi pada bulan januari yaitu Rp 15.000/kg, sedangkan harga tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu Rp 47.000/kg, hal ini menyebabkan bahwa harga komoditas pertanian sangat dipengaruhi oleh iklim karena sewaktu – waktu harga cabai sangat tinggi namun tidak berselang lama harga cabai dapat turun drastis. Harga tertinggi dan terendah pada komoditi cabai rawit cukup besar. Sepanjang tahun 2011 – 2013 cabai rawit terendah
5
berada pada harga Rp 7.000/kg sedangkan harga tertinggi adalah Rp 75.000/kg. Di lihat pada gambar 5 di bawah perbandingan harga cabai rawit yang ada di Kota Gorontalo dari tahun 2011-2013. Harga
80,000 70,000 60,000 50,000 40,000 30,000 20,000 10,000 0
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Gambar 1. Perbandingan Harga dari Tahun 2011-2013 Berdasarkan Gambar 1 di atas bahwa perbandingan harga dari tahun 2011 sampai dengan 2013 sangat jelas pada hari-hari besar keagamaan harga cabai rawit melonjak naik, pada tahun 2011, bulan September harga cabai rawit melonjak naik hingga Rp 75.000/kg sedangkan harga terendah berada pada tahun 2012 bulan januari harga cabai rawit menurun hingga Rp 7.000/kg, dan pada bulan Agustus melonjak naik sampai Rp 50.000/kg, sedangkan pada tahun 2013 harga tertinggi berada pada bulan Maret yaitu Rp 47.000/kg. Hal ini disebabkan harga cabai rawit mengalami fluktuasi harga atau ketidakstabilan harga sehingga harga cabai rawit mengalami penurunan dan kenaikan harga. Harga cabai rawit akan mengalami kenaikan pada saat cabai rawit langka dipasaran atau pada saat hari-hari besar seperti pada saat bulan puasa, hari raya idul fitri atau hari natal. 2. Permintaan Komoditi cabai Jumlah Permintaan cabai rawit di Kota Gorontalo berdasarkan hasil survei tidak diperoleh baik dalam bentuk time series maupun cross sectian untuk mendapatkan data ini maka digunakan proyeksi konsumsi cabai rawit rumah tangga di Kota Gorontalo. Berdasarkan hasil survei konsumsi cabai di Kota Gorontalo ratarata perorang 1 ltr/bulan atau 4kg/tahun. Berdasarkan angka ini maka proyeksi
6
jumlah Permintaan cabai rawit di Kota Gorontalo selang tahun 2007-2011 tersaji pada Gambar 2. 200000
720,5 ton 660,7 ton
180000 160000 140000
560,50 ton
680,58 ton
649,3 ton
120000 100000 80000
jumlah penduduk
60000 40000 20000 0 2007
2008
2009
2010
2011
Gambar 2. Jumlah Permintaan cabai rawit di Kota Gorontalo dengan pendekatan proyeksi tahun 2007-2011 Berdasarkan Gambar 2 di atas bahwa permintaan cabai rawit berdasarkan pendekatan proyeksi jumlah Permintaan konsumsi tertinggi pada tahun 2010 yaitu 720,8 ton dengan jumlah penduduk 180.127 orang, sedangkan jumlah Permintaan konsumsi terendah pada tahun 2011 yaitu 560,50 ton dengan jumlah penduduk 140.124 ton. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta, jika jumlah penduduk dalam suatu wilayah bertambah banyak, maka jumlah barang yang diminta akan meningkat. 3. Penawaran Komoditi Cabai Jumlah cabai yang ditawarkan di Kota Gorontalo tidak tersedia oleh karena itu digunakan asumsi bahwa produksi yang dihasilkan di wilayah Kota Gorontalo dan sekitarnya adalah merupakan jumlah cabai yang ditawarkan. Berdasarkan lokasi maka wilayah dalam lingkup administrasi Provinsi Gorontalo dijadikan sebagai dasar analisis jumlah penawaran cabai di Kota Gorontalo, penawaran cabai dibandingkan pula dengan jenis komoditi sayuran lainnya. Data jumlah penawaran produksi cabai dan sayuran lainnya disajikan pada tabel 2.
7
Tabel 2. Jumlah penawaran cabai rawit dengan pendekatan produksi di Provinsi Gorontalo (ton) Jenis Sayuran
Tahun 2007
2008
2009
2010
2011
415
307
405
240
173
10.023
11.462
15.002
17.233
9.640
192
33,4
231
74
37
Tomat
1.783
1.805
3.522
3.827
1.080
Terong
1.070
1.018
1.835
91
155
220
224
108
48
83s
Bawang Merah Cabai Daun Bawang
Petsai/Sawi
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, 2013
Berdasarkan Tabel 2 di atas bahwa produksi penawaran tanaman sayuran yang ada di Provinsi Gorontalo, menunjukkan tanaman sayuran selama lima tahun terakhir ini produksi tanaman sayuran yang paling tinggi adalah tanaman cabai dibandingkan dengan tanaman sayuran lainnya, produksi cabai yang paling tinggi dapat di sajikan dengan diagram batang berikut ini Produksi (ton) 17.233 15.002
10.023
2007
11.462 9.640
2008
2009
2010
2011
Gambar 3. Produksi Cabai Rawit yang ada di Provinsi Gorontalo dari tahun 20072011
8
Berdasarkan Gambar 3 diatas bahwa produksi cabai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mengalami peningkatan, sedangkan pada tahun 2012 produksi cabai rawit mengalami penurunun yang sangat tajam hal ini terjdi karena pada tahun 2011 mengalami musim kemarau oleh karena itu produksi cabai mengalami penurunan. 4. Distribusi Cabai Rawit Distribusi cabai rawit yang berada di Kota Gorontalo berpengaruh pada jumlah Permintaan dan penawarannya. Berdasarkan hasil survei komoditi cabai rawit di Kota Gorontalo di Supplay dari wilayah Provinsi Gorontalo dan luar Gorontalo. Wilayah Provinsi Gorontalo yang mensupplay kebutuhan cabai rawit di Kota Gorontalo adalah Kabupaten Pohuwato, Bualemo, Gorut, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango, sedangkan luar Gorontalo adalah dari Kabupaten Buol, Palu. Distribusi cabai rawit di Kota Gorontalo tersaji pada Gambar 4.
Wilayah luar Gorontalo
Petani
Pedagang Pengumpul ul
Pedagang pengecer ul
Konsumen
Wilayah Gorontalo Gambar 4. Distribusi cabai rawit di Kota Gorontalo dan luar Gorontalo Berdasarkan Gambar 4 di atas bahwa distribusi cabai rawit untuk wilayah Gorontalo dari petani ke pedagang pengumpul setelah itu ke pedagang pengecer terakhir pada konsumen, selain berhubungan langsung dengan pedagang pengumpul dan pedagang pengecer namun mereka juga berhubungan langsung ke petani produsen. Sedangkan untuk wilayah luar Gorontalo ada juga yang berhubungan langsung dari pedagang pengumpul ke konsumen.
9
KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Keragaan permintaan dan penawaran cabai rawit di Kota Gorontalo dengan pendekatan proyeksi dan produksi bervariasi. 2. Harga cabai rawit di Kota Gorontalo berfluktuasi menurut rentang bulan.
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. 2013. Kota Gorontalo Dalam Angka Tahun 2011. BPS Kota Gorontalo Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo. 2013. Produksi Cabai di Provinsi Gorontalo. BPS Provinsi Gorontalo. Gorontalo Dinas Perdagangan dan Koperasi.2013. Harga Cabai rawit yang ada di Kota Gorontalo.Perindagkop Kota Gorontalo. Gorontalo Soekartawi . 1995 . Analisis Usahatani. Universitas Indonesia; Jakarta Wiryanta, Wahyu. 2003. Bertanam Cabai Hibrida Secara Intensif ; PT AgroMedia Pustaka. Jakarta
10