e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMBACA PEMAHAMAN PADA WACANA NARASI KELAS V SD NEGERI 1 PENARUKAN Kadek Gustini Mirasanthi1 I Made Suarjana2, Ni Nyoman Garminah3 1,2.3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kemampuan siswa dalam membaca pemahaman pada wacana narasi kelas V SD Negeri 1 Penarukan, (2) menemukan hambatan yang dialami siswa dalam kemampuan membaca pemahaman pada wacana narasi, dan (3) menemukan upaya- upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa pada wacana narasi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode (1) tes, (2) kuesioner, dan (3) wawancara. Data yang sudah terkumpul diolah secara induktif melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Penarukan. Sedangkan objek penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam membaca pemahaman pada wacana narasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) kemampuan membaca pemahaman siswa pada wacana narasi memperoleh nilai 71 berkualifikasi baik, (2) hambatan siswa dalam membaca pemahaman pada wacana narasi yaitu siswa kurang mampu dalam menceritakan kembali wacana yang telah dibaca dan susahnya siswa membuat kesimpulan berdasarkan wacana yang telah dibaca, dan (3) Upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca yaitu dengan cara membimbing siswa dan menjelaskan teknik-teknik di dalam membaca agar siswa mampu memahami isi wacana yang dibaca. Kata kunci: kemampuan membaca pemahaman wacana narasi
Abstract This study aims to (1) determine students abilities in reading comprehension in narrative discourse of class V SD Negeri 1 Penarukan, (2) finding the barriers experienced by students in reading comprehension in narrative discourse, and (3) find the efforts made by teachers to improve students reading comprehension in narrative discourse. This type of research is qualitative descriptive. Collecting data in this study conducted by the method of (1) test, (2) questionnaires, and (3) interview. Data already collected was processed inductively through data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The subjects were fifth grade students of SD Negeri 1 Penarukan. While the object of this study is the students' skills in reading comprehension in narrative discourse. The results showed that (1) the ability of students' reading comprehension in narrative discourse scored 71 well-qualified, (2) barriers to students in reading comprehension in narrative discourse that disadvantaged students in the retelling of discourse that have been read and difficult students make conclusions based discourse that has been read, and (3) Efforts are being made to improve the ability of teachers reading that is by guiding students and explaining the techniques in reading so that students are able to understand the content of the discourse that is read
Keywords: reading comprehension of narrative discourse
1
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
PENDAHULUAN Bahasa adalah salah satu alat komunikasi, sebab melalui bahasa seseorang diharapkan dapat saling mengenal dan berhubungan satu sama lain, saling berbagi pengalaman, serta meningkatkan kemampuan intelektual. Oleh karena itu pembelajaran dan pemahaman bahasa Indonesia amatlah penting. Dilihat dari fungsinya, bahasa dapat digunakan untuk berbagai macam fungsi sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh penutur, misalnya: untuk menyatakan informasi faktual, seperti mengidentifikasi, melaporkan, menanyakan, mengoreksi, maupun menyatakan sikap moral. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan di sekolah. Sumardi (2000), menyatakan bahwa peran bahasa Indonesia sangat strategis, yakni sebagai bahasa pengantar pendidikan dan bahasa nasional. Oleh karena itu mutu pembelajaran bahasa Indonesia sangat kuat pengaruhnya terhadap mutu pendidikan nasional, serta menyatunya kesatuan dan persatuan bangsa. Zuchdi dan Budiasih (1997) menyatakan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah berisikan 4 keterampilan berbahasa yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa. Keterampilan yang dimaksud adalah: a) keterampilan menyimak, b) keterampilan berbicara, c) keterampilan membaca, dan d) keterampilan menulis. Terampil berbahasa seseorang dapat mengungkapkan ide, pikiran, gagasan dan perasaannya kepada orang lain baik secara lisan maupun secara tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan pembinaan dan pengembangan kemampuan dan
keterampilan berbahasa sangat diperlukan dalam proses pendidikan. Farida Rahim (2008 : 1) menyatakan, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptannya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan memalui membaca. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan semakin meningkatakan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang. Pada era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni (IPTEKS) yang berkembang pesat seperti sekarang ini, dirasakan bahwa kehidupan manusia tidak bisa lepas dari kegiatan membaca. Informasi yang setiap hari diterima manusia hampir sebagian besar semuanya itu disampaikan melalui media cetak, elektronik, yang melalui lisan ataupun tulisan. Untuk itu, dibutuhkan keterampilan membaca dalam memahaminya. Kegiatan membaca menjadi kebutuhan hidup manusia seharihari seperti halnya makan dan minum. Kemampuan untuk membaca seseorang dapat diperoleh maupun dilatih melalui lembaga pendidikan. Di lembaga pendidikan khususnya di sekolah dasar, pembelajaran membaca merupakan materi dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Membaca adalah “suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melaui media kata-kata/ bahasa tulis” (Tarigan, 1979: 7). Dalam membaca siswa dituntut untuk aktif dalam menggali informasi yang dibaca. Untuk memperoleh informasi tersebut perlu kemampuan dalam membaca, salah satunya adalah kemampuan membaca pemahaman. Membaca pemahaman merupakan salah satu kegiatan yang penting sebagai upaya untuk memperoleh ilmu pengetahuan, informasi, maupun sekedar 2
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
memperoleh hiburan. Sebagaimana yang dijelaskan Burns, dkk (dalam Rahim, 2008:1) kemampuan membaca merupakan “sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar”. Namun, anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan termotivasi untuk belajar. Belajar membaca merupakan usaha yang terus menerus, dan anak-anak yang melihat tingginya nilai membaca dalam kegiatan pribadinya akan lebih giat belajar dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menemukan keuntungan dari kegiatan membaca (Rahim, 2008). Selain itu dengan seringnya membaca teks narasi dan beragam tema bacaan yang di baca siswa, maka siswa makin terbuka dalam memperoleh tambahan sejumlah kata-kata dan memperkaya katanya serta wawasan pengetahuan dan pengalaman. Penguasaan sejumlah kata diperlukan untuk menentukan sebuah kalimat yang memiliki makna. Usaha memperkaya kata tema-tema dan topik-topik baru melalui membaca pemahaman perlu dilakukan secara terus menerus yang disesuaikan dengan usia tingkat perkembangan dan pengalaman siswa, penggunaannya disesuaikan pula dengan perkembangan dan tingkat kesulitannya. Kemampuan membaca pemahaman merupakan bekal dan kunci keberhasilan seseorang siswa dalam menjalani proses pembelajaran. Sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan siswa melalui aktivitas membaca, dalam hal ini membaca pemahaman. Ilmu yang diperoleh siswa tidak hanya didapat dari proses belajar mengajar di sekolah, tetapi juga melalui kegiatan membaca dalam kehidupan siswa sehari-hari. Oleh karena itu, kemauan membaca dan kemampuan memahami isi bacaan menjadi prasyarat penting bagi penguasaan dan peningkatan pengetahuan siswa. Kemampuan membaca pemahaman pada teks narasi siswa dapat dicapai dengan latihan dan bimbingan yang intensif. Narasi adalah cerita. Cerita ini berdasarkan pada urutan-urutan suatu atau serangkaian kejadian atau peristiwa (Dalman, 2014). Dalam hal ini peranan guru begitu penting dalam membaca.
Guru adalah pendidik yang membelajarkan siswa dalam pembelajaran, bahwa guru harus mampu mengorganisasi pembelajaran, menyajikan bahan belajar dengan pendekatan pembelajaran tertentu, dan melakukan evaluasi dari hasil belajar siswa. Tujuan pembelajaran membaca tentulah mengharapkan siswa sekolah dasar memiliki kemampuan membaca yang baik dan benar sesuai kaidah membaca. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas V SD Negeri 1 Penarukan, yang dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2016, terdapat beberapa permasalahan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya berkaitan dengan materi membaca. Permasalahanpermasalahan tersebut diantaranya (1) siswa sulit memahami isi wacana, (2) siswa sulit menemukan ide pokok tiap paragraf wacana, (3) Siswa mengalami kesulitan dalam menyampaikan pemikirannya dan, (4) siswa mengalami kesulitan dalam merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat utuh dalam menyimpulkan isi suatu wacana. Berdasarkan studi dokumen pada tanggal 11 januari 2016, diketahui pemahaman membaca siswa menunjukan rata-rata di bawah KKM, KKM yang ditetapkan sebesar 70. Jika dipersentasekan hanya 43% siswa yang memenuhi standar KKM dan 57% siswa nilainya masih di bawah KKM. Berdasarkan uraian di atas, untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman pada teks narasi khususnya di Sekolah Dasar 1 Penarukan, dirasa perlu melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan Siswa dalam Membaca Pemahaman pada Wacana Narasi Kelas V Semester Genap SD Negeri 1 Penarukan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2015/2016” Berdasarkan paparan tersebut, maka adapun permasalahan yang muncul untuk dijadikan dasar pada penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakah pemahaman siswa kelas V SD Negeri 1 Penarukan terhadap kemampuan 3
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
membaca pemahaman pada wacana narasi?. (2) Apa sajakah hambatan yang dialami siswa dalam kemampuan membaca pemahaman pada wacana narasi kelas V SD Negeri 1 Penarukan (3) Upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa pada wacana narasi kelas V Sd Negeri 1 Penarukan? Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri 1 Penarukan terhadap pemahaman pada wacana narasi. (2) menemukan hambatan yang dialami siswa dalam kemampuan membaca pemahaman pada wacana narasi kelas V semester genap SD Negeri 1 Penarukan, dan (3) menemukan upaya-upaya yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa pada wacana narasi kelas V SD Negeri 1 Penarukan.
berdasarkan soal yang telah di berikan oleh guru. Data yang diperoleh dari kuesioner adalah data yang bersifat pribadi dan tidak dapat diamati oleh peneliti dengan anggapan bahwa respondenlah yang paling mengetahui tentang dirinya dan pengalamannya sendiri serta data yang disampaikan adalah benar adanya. Metode wawancara yang dilakukan pada penelitian ini yaitu wawancara terstruktur kepada narasumber yang dapat memberikan informasi antara lain, guru kelas V agar memperoleh informasi mengenai upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes objektif, lembar kuesioner, dan pedoman wawancara. Tes yang digunakan berbentuk tes objektif yaitu siswa ditugaskan untuk menjawab pertanyaan berdasarkan soal yang telah di berikan oleh guru. Kuesioner yang digunakan berbentuk skala likert dengan kriteria penilaiannya didasarkan pada rubrik penilaian yang dirancang oleh peneliti dengan nilai maksimum setiap item pernyataan adalah 5 dan nilai minimum adalah 1. Skala Likert, kategori respon yang terdiri dari lima, mulai dari sangat setuju, setuju, ragu-ragu, kurang setuju, dan tidak setuju, bila pernyataan itu sifatnya positif diberi skor 5, 4, 3, 2, 1, dan bila pernyataan itu bersifat negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, 5 (Suharsaputra, 2012).. Pedoman wawancara dalam penelitian ini berisi tentang uraian penelitian yang dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik. Data penelitian yang telah terkumpul berupa kemampuan siswa dalam membaca pemahaman, Hambatan siswa dalam membaca pemahaman, dan upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.
METODE Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat dan model dari fenomena tersebut (Sanjaya, 2013). Tempat penelitian ini di SD Negeri 1 Penarukan Kecamatan Buleleng. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Penarukan. Objek penelitian adalah terkait kemampuan siswa dalam membaca pemahaman, hambatan siswa dalam membaca pemahaman dan upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes, metode kuesioner, dan metode wawancara. Metode tes digunakan untuk mengetahui kemampuan memahami isi wacana yang dimiliki siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini tes objektif yaitu siswa ditugaskan untuk menjawab pertanyaan
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Pertama Hasil tes Kemampuan siswa dalam membaca pemahaman khususnya pada wacana narasi kelas V di SD Negeri 1 Penarukan secara individu 4
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 26,7. Untuk rata-rata hasil tes siswa dalam membaca pemahaman khususnya pada wacana narasi kelas V di SD Negeri 1 Penarukan secara klasikal diperoleh nilai 71 yang termasuk dalam kriteria baik berdasarkan konversi Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima tentang kemampuan siswa dalam membaca pemahaman pada wacana narasi. Perhitungan yang dilakukan sebagai berikut.
M =
x
n 2.201 = 31
= 71 (kualifikasi baik) Kemampuan siswa dalam membaca pemahaman khususnya pada wacana narasi kelas V di SD Negeri 1 Penarukan dapat dilihat dari 8 indikator. Berikut ini disajikan tabel data hasil tes yang ditunjukkan siswa dalam menyelesaikan soal membaca pemahaman pada wacana narasi.
Tabel 1. Hasil Hasil Analisis Per Indikator Kemampuan siswa dalam membaca pemahaman pada wacana narasi No 1 2 3 4 5
6 7
8
Indikator Menentukan kalimat utama masing-masing paragraf. Mengidentifikasi pokokpokok pikiran dalam bacaan. Mengidentifikasi tema yang ada dalam bacaan. Menyebutkan nama-nama tokoh yang ada dalam bacaan. Mengidentifikasi sifat/watak tokoh dalam bacaan.
Persentase 77,42%
Kategori Baik
41,94%
Kurang
59,68%
Cukup
80,65%
Baik
79,03%
Baik
Menyebutkan latar dalam bacaan. Menjelaskan amanat/pesan yang tersirat dalam cerita dengan baik dan benar. Menyimpulkan isi wacana dengan bahasa yang runtut dan komunikatif
85,03%
Sangat Baik
70,97%
Baik
61,29%
Cukup
Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat bahwa Rata-rata persentase menentukan kalimat utama masing-masing paragraf adalah 77,44% termasuk kategori baik. Hasil tes yang diperoleh untuk indikator pertama adalah 77,42%, ini menenunjukkan sebanyak 77,42% siswa sudah menjawab soal mengenai menentukan kalimat utama masingmasing paragraf yang terdapat pada soal yang telah diberikan. Rata-rata persentase mengidentifikasi pokok-pokok pikiran dalam bacaan adalah 41,94% termasuk kategori kurang, ini menunjukkan
sebanyak 41,94% siswa sudah mampu menjawab soal mengenai mengidentifikas. pokok-pokok pikiran dalam bacaan yang terdapat pada soal yang telah diberikan. Rata-rata persentase mengidentifikasi tema yang ada dalam bacaan adalah 59,68% termasuk kategori cukup, ini menunjukkan sebanyak 59,68% siswa sudah menjawab soal mengenai mengidentifikasi tema yang ada dalam bacaan yang terdapat pada soal yang telah diberikan. Rata-rata persentase menyebutkan nama-nama tokoh yang ada 5
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Kedua Hambatan siswa dalam membaca pemahaman pada wacana narasi diperoleh melalui analisis lembar kuesioner yang diisi oleh siswa kelas V di SD Negeri 1 Penarukan yaitu berjumlah 31 siswa. Analisis hasil kuesioner hambatan siswa dalam membaca pemahaman secara keseluruhan dicari dengan menghitung nilai rata- rata, adapun jumlah skor siswa secara keselulurahan yaitu 2.190 dibagi banyaknya siswa sebanyak 31 siswa. Hambatan siswa dalam membaca pemahaman pada wacana narasi memperoleh nilai 70,65 berada pada kualifikasi baik berdasarkan konversi Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima tentang hambatan kemampuan membaca pemahaman wacana narasi. Perhitungan yang dilakukan sebagai berikut.
dalam bacaan adalah 80,65% termasuk kategori baik, ini menunjukkan sebanyak 80,65% siswa sudah mampu menjawab soal mengenai menyebutkan nama-nama tokoh yang ada dalam bacaan yang terdapat pada soal yang telah diberikan. Rata-rata persentase mengidentifikasi sifat atau watak tokoh dalam bacaan adalah 79,03% termasuk kategori baik, ini menunjukkan sebanyak 79,03% siswa sudah menjawab soal mengenai mengidentifikasi sifat atau watak tokoh dalam bacaan, yang terdapat pada soal yang telah diberikan. Rata-rata persentase menyebutkan latar dalam bacaan adalah 85,03% termasuk kategori sangat baik, ini menunjukkan sebanyak 85,03% siswa sudah menjawab soal mengenai menentukan menyebutkan latar atau tempat dalam bacaan yang terdapat pada soal yang telah diberikan. Rata-rata persentase menjelaskan amanat atau pesan yang tersirat dalam cerita dengan baik dan benar adalah 70,97% termasuk kategori baik. Rata-rata persentase menyimpulkan isi wacana dengan bahasa yang runtut dan komunikatif adalah 61,29%, ini menunjukkan sebanyak 61,29% siswa sudah menjawab soal mengenai menyimpulkan isi wacana dengan bahasa yang runtut dan komunikatif yang terdapat pada soal yang telah diberikan termasuk kategori cukup.
M =
x
n 2.190 = 31
= 70,65 (kualifikasi baik) Hambatan siswa dalam membaca pemahaman khususnya pada wacana narasi kelas V di SD Negeri 1 Penarukan dapat dilihat dari 4 indikator. Berikut ini disajikan tabel data hasil kuesioner per indikator yang ditunjukkan siswa dalam mengisi pernyataan membaca pemahaman pada wacana narasi.
Tabel 2. Hasil Analisiss Per Indikator Hambatan Siswa dalam Membaca Pemahaman pada Wacana Narasi No 1 2 3 4
Indikator Menceritakan kembali teks yang telah dibaca Menemukan informasi dalam teks melalui kegiatan membaca Menentukan gagasan utama teks Membuat kesimpulan dari teks yang telah dibaca
Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat bahwa rata-rata persentase menceritakan kembali teks yang telah dibaca adalah 65%, ini menunjukan 35% hambatan siswa dalam menceritakan kembali teks yang telah dibaca. Siswa masih bingung
Persentase 65%
Kategori Cukup
73,4%
Baik
78,0% 60,03%
Baik Cukup
dalam penggunaan kata-kata penting yang dapat digunakan dalam menceritakan kembali wacana narasi yang telah dibaca. Rata-rata persentase menemukan informasi dalam teks melalui kegiatan membaca adalah 73,4%, ini menunjukan 6
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
26,6% hambatan siswa dalam menemukan informasi dalam teks melalui kegiatan membaca. Siswa sudah mampu menemukan informasi dalam teks dan siswa yang sudah memahami isi wacana maka siswa lebih mudah dalam menemukan informasi dalam wacana narasi. Rata-rata persentase menentukan gagasan utama teks adalah 78,0%, ini menunjukan 22% hambatan siswa dalam menemukan informasi dalam teks melalui kegiatan membaca. Hal ini dikarenakan siswa sudah mampu mengetahui mana gagasan utama dari sebuah teks. Ratarata persentase membuat kesimpulan dari teks yang telah dibaca adalah 60,03%, ini menunjukan 39,7% hambatan siswa dalam menemukan informasi dalam teks melalui kegiatan membaca. Hal ini dikarenakan siswa bingung dalam menentukan kata- kata penting yang dapat digunakan dalam menyimpulkan sebuah wacana Ketiga, berdasarkan hasil wawancara yang dilaksanakan peneliti dengan guru kelas V SD Negeri 1 Penarukan menyatakan bahwa upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa pada wacana narasi kelas V SD Negeri 1 Penarukan dilakukan dengan menggunakan metode wawancara. Adapun hasil wawancara yang dilaksanakan peneliti dengan guru kelas V SD Negeri 1 Penarukan, menyatakan bahwa upaya yang dilakukan guru kelas V untuk meningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa pada wacana narasi yaitu selalu membimbing siswa dan memberi arahan kepada siswa bagaimana cara memahami isi wacana secara keseluruhan sehingga siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan maupun pertanyaan yang diajukan guru. Upaya yang dilakukan guru cukup berhasil dan menunjukan peningkatan pada kemampuan membaca pemahaman tetapi masih ada beberapa siswa memerlukan bimbingan yang khusus.
keseluruhan sudah mampu memahami isi wacana narasi yang telah dibaca memperoleh nilai 71 dengan kategori baik. Siswa sudah mampu memahami wacana dengan baik pada indikator: (1) menentukan kalimat utama masingmasing paragraf; (2) menyebutkan namanama tokoh yang ada dalam bacaan; (3) mengidentifikasi sifat/ watak tokoh dalam bacaan; (4) menyebutkan latar dalam bacaan; dan (5) menjelaskan amanat /pesan yang tersirat dalam cerita dengan baik dan benar. Turner (dalam Somadayo, 2011:10) mengungkapkan bahwa seorang pembaca dikatakan mampu memahami bacaan secara baik apabila pembaca dapat: (1) mengenal kata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan dan mengetahui maknanya, (2) menghubungkan makna dari pengalaman yang dimiliki dengan makna yang ada dalam bacaan, (3) memahami seluruh makna secara kontekstual, dan (4) membuat pertimbangan nilai isi bacaan berdasarkan pengalaman membaca. Siswa belum maksimal memahami wacana narasi dengan baik pada indikator mengidentifikasi tema yang ada dalam bacaan dan menyimpulkan isi wacana dengan bahasa yang runtut dan komunikatif. Siswa masih kebingungan mengidentifikasi tema yang sesuai untuk wacana yang disediakan. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurgiyantoro (2009) penyebab dari bingungnya mengidentifikasi tema terhadap wacana narasi dikarenakan siswa tidak membaca keseluruhan wacana dan tidak memahaminya, untuk mengidentifikasi tema perlu membaca berulang-ulang, setelah itu tentukan tokoh utama yang mengalami kejadian atau masalah dan tentukan masalah yang dihadapi tokoh utama, biasanya tema erat kaitanya dengan masalah yang terjadi pada wacana tersebut. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal membaca pemahaman pada wacana narasi terdapat satu indikator yang termasuk dalam kategori sangat baik, tiga indikator yang masuk dalam kategori baik, dan dua indikator yang masuk dalam kategori cukup, dan satu indikator yang termasuk
PEMBAHASAN Pertama berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas V SD Negeri 1 Penarukan secara 7
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
dalam kategori kurang. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada indikator soal yang belum dapat diselesaikan oleh siswa kelas V yaitu terdapat pada indikator ke dua yaitu mengidentifikasi pokok-pokok pikiran dalam bacaan. Jika dilihat dari hasil tes yang telah diberikan secara klasikal, diproleh hasil kemampuan siswa menyelesaikan soal kemampuan membaca pemahaman khususnya pada wacana narasi kelas V di SD Negeri 1 Penarukan memperoleh katagori baik. Kedua, berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa hambatan yang dialami siswa dalam membaca pemahaman pada wacana narasi yaitu siswa kurang mampu dalam menceritakan kembali wacana yang telah dibaca dan susahnya siswa membuat kesimpulan berdasarkan wacanayang te;ah dibaca. Hal ini didukung oleh teori Burton (dalam Makmun,2005) yaitu seorang murid dapat diduga mengalami hambatan belajar kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu dalam batas-batas waktu tertentu. Hambatanhambatan yang dialami siswa diatasi dengan cara mencari suasana yang menyenangkan dan nyaman saat membaca, yang jauh dari kebisingan dan mempunyai cahaya penerangan yang cukup agar bisa memahami atau menyerap informasi dalam wacana dengan maksimal, berkonsentrasi dalam membaca jangan sampai melamun agar mampu memahami isi wacana secara keseluruhan, dapat menemukan informasi penting dalam wacana narasi yang telah dibaca, mampu menjawab pertanyaan sesuai isi wacana, dapat menentukan gagasan utama pada wacana narasi, dan mampu menentukan ide pokok dalam setiap paragraf serta mampu menyimpulkan isi wacana dengan kalimat-kalimat sendiri dengan bahasa yang runtut. Hambatan terjadi dikarenakan siswa masih belum mampu menguasai menguasai beberapa aspek dalam membaca pemahaman. Aspek-aspek dalam membaca pemahaman meliputi : (a) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), (b) memahami signifikasi atau makna, (c)
evaluasi atau penilaian (isi,bentuk), (d) kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan (Tarigan, 2008). Di dalam membaca pemahaman siswa tidak hanya dituntut untuk memahami isi bacaan saja tetapi juga harus mampu menganalisis, mengevaluasi, serta mengaitkanya dalam pengalaman-pengalaman dan pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Ketiga, berdasarkan hasil penelitian upaya-upaya yang telah dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa pada wacana narasi sebagian besar upaya yang telah dilakukan oleh guru berhasil meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, upaya-upaya yang dilakukan guru adalah siswa diberikan motivasi dalam membaca dan memberikan cara maupun langkahlangkah di dalam membaca agar siswa mampu memahami isi wacana yang telah dibaca. Untuk memahami isi bacaan, langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh pembaca yaitu menentukan tujuan membaca. Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. tujuan membaca mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam membaca karena akan berpengaruh pada proses membaca dan pemahaman membaca dan dengan cara membaca keseluruhan isi bacaan dengan cermat sehingga dapat menemukan ide pokok yang tertuang pada setiap paragrafnya. (Suyatmi,2000). Setelah selesai pembelajaran guru sebaiknya intropeksi diri agar guru mencari cara untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa melaui penggunaan metode dan media dalam mengajar yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca siswa, jadi guru hendaknya dapat memilih metode dan menyusun media yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran khususnya pada membaca pemahaman pada wacana narasi. Pembelajaran yang disusun secara menarik dapat menarik minat dan perhatian siswa jadi siswa 8
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
merasa senang dalam mengikiuti pembelajaran. Ada beberapa upaya yang sekiranya mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman yaitu penggunaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review). Sejalan dengan pendapat Pujana (2013) metode SQ3R dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dan membantu siswa mengingat sesuatu yang telah dibaca dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku ataupun teks bacaan. Setiap siswa akan lebih mudah mengetahui isi bacaan yang dibaca karena setiap siswa berperan aktif pada kegiatan membaca yang dilakukan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh guru kelas V untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada wacana narasi seperti penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung pembelajaran khususnya di dalam membaca sudah lengkap salah satunya adalah perpustakaan yang sangat mendukung meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. selain itu guru kelas V juga selalu memberikan latihan latihan kepada siswa yang kurang maupun siswa yang sudah mampu dalam memahami isi wacana.
Sebagian besar upaya yang telah dilakukan oleh guru berhasil meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa pada wacana narasi. Tetapi masih terdapat siswa yang tidak mengalami peningkatan di dalam membaca atau dapat dikatakan upaya yang dilakukan guru tidak berhasil pada siswa tersebut. Guru selalu berusaha agar anak-anak yang sulit memahami isi wacana narasi dapat terbantu sehingga tujuan dari membaca dapat tercapai. Berdasarkan simpulan, adapun saran penelitian ini, (1) Disarankan bagi siswa agar tidak hanya sekedar membaca dengan kecepatan yang tinggi, tetapi siswa harus mampu memahami isi bacaan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. (2) Disarankan kepada guru agar lebih melatih siswa dalam kegiatan membaca pemahaman khususnya pada wacana narasi dengan memberikan lebih banyak wacana atau cerita yang dapat melatih siswa sehingga siswa semakin paham dan mampu memahami isi wacana. (3) kepala sekolah dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan soal membaca pemahaman atau memahami isi wacana khususnya pada wacana narasi, sehingga dapat memperbaiki kualitas dari kegiatan pembelajaran, dan (4) disarankan kepada peneliti lain untuk melakukan uji empiris di sekolah lain dan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sehingga wawasan hasil penelitian ini semakin luas dan dapat dipercaya serta dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan simpulan: (1) kemampuan siswa dalam membaca pemahaman pada wacana narasi memperoleh nilai rata-rata 71 dengan kategori baik, (2) hambatan siswa dalam membaca pemahaman pada wacana narasi yaitu siswa kurang mampu dalam menceritakan kembali wacana yang telah dibaca dan susahnya siswa membuat kesimpulan berdasarkan wacana yang telah dibaca. (3) upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca pada wacana narasi yaitu membimbing siswa dan memberi arahan kepada siswa bagaimana cara memahami isi wacana secara keseluruhan sehingga siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan.
UCAPAN TERIMA KASIH Dalam proses pembuatan skripsi ini, begitu banyak bantuan yang diperoleh dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan setulustulusnya kepada yang terhormat Drs. I Made Suarjana, M.Pd. dan Dra. Ni Nyoman Garminah, M.Hum yang selama ini telah memberikan arahan dan bimbingannya.
9
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1 Tahun: 2016
Indonesi di Departemen Kebudayaan.
DAFTAR RUJUKAN Dalman, H. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers. Makmun, Abin Syamsusuddin. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Pujana, IB Widya Arta. 2013. “Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV di SD Gugus VI Kecamatan Buleleng”. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Undiksha. Rahim,
Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolaha Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sanjaya, Wina. 2013. Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Suharsaputra, Uhar. 2012. Penelitian. Bandung: Aditama.
Penelitian Kencana
Metode Refika
Suyatmi. 2000. Membaca I. Surakarta: UNS Press. Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. -------. 2008. Membaca: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih.1997. Pendidikan Bahasa dan sastra 10
Kelas Rendah : Pendidikan dan