Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
ANALISIS KEMAMPUAN FISIK SISWA SUKU BAJO SD MI NURUL ULUM BAJOE DI KABUPATEN BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN Andi Ogo Darminto Universitas Islam “45” Bekasi, Jl. Cut Meutia No.83 Bekasi 17113, E-mail:
[email protected]
Abstrak: Analisis Kemampuan Fisik Anak Suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe Di Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan. Thesis. Program Pasca Sarjana, Universitas Negeri Makassar. Tujuan penelitian yaitu “untuk mengetahui sejauh mana gambaran kemampuan fisik anak Suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe di kabupaten Bone Provinsi Sulawesi selatan”. Permasalahan penelitian adalah “Sejauh mana gambaran kemampuan fisik anak Suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe di Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan?” Populasi penelitian ini adalah semua Siswa Suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe di Kabupaten Bone. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode total sampling, yaitu mengambil sampel secara keseluruhan, dengan syarat kedua orangtuanya asli Suku Bajo yang berjumlah 31 siswa Suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe sebagai sampel penelitian. Variabel penelitian ini kemampuan fisik siswa. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan tes pengukuran olahraga. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan sistem komputerisasi program SPSS 16.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan fisik anak Suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe Kabupaten Bone, berdasarkan indikator kekuatan terdapat dua siswa yang memenuhi kriteria baik sekali sebesar 6,7%, indikator daya tahan terdapat lima siswa yang memenuhi kriteria baik sekali sebesar 16,7%, aspek kelentukan terdapat dua siswa yang memenuhi kriteria baik sekali sebesar 6,7%, aspek kelincahan terdapat empat siswa yang memenuhi kriteria baik sekali sebesar 13,3%, aspek kecepatan terdapat sebelas siswa yang memenuhi kriteria baik sekali sebesar 36,7%, aspek keseimbangan terdapat dua siswa yang memenuhi kriteria baik sekali sebesar 6,7%, dan aspek koordinasi terdapat sepuluh siswa yang memenuhi kriteria baik sekali sebesar 33,3%. Kata-kata kunci: Analisis, kemampuan fisik, suku bajo.
PENDAHULUAN Kemampuan fisik merupakan bagian
Menurut Kasmad Yahya (1984 : 30 )
yang esensial dalam berfungsinya tubuh
bahwa: kemampuan fisik meliputi empat sub
manusia dalam menanggulangi hidup sehari-
kategori besar yaitu : kekuatan, ketahanan,
hari
fleksibilitas, dan agilitas. Kekuatan di ukur
yang
dituntut
oleh
lingkunganya.
Kemampuan fisik yang baik merupakan dasar
sebagai
dan landasan untuk perkembangan gerakan-
dikerahkan oleh suatu otot atau sekelompok
gerakan yang trampil dan pembentukan
otot. Kalau kekuatan otot meningkat menjadi
kesegaran
diharapkan
lebih baik, akan berpengaruh baik pula pada
terbentuknya kesegaran motorik baik, maka
hasil perbuatannya. Peningkatan kekuatan otot
landasan utamanya adalah kemampuan fisik
dapat dilakukan dengan menambah frekuensi
dengan komponen-komponennya.
ulangan motorik melalui angkatan, tekanan,
motorik.
Jika
Analisis Kemampuan Fisik Siswa Suku Bajo
jumlah
maksimun
daya
yang
1
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
tarikan
pada
pembebanan
otot
untuk
menghasilkan kontraksi yang maksimal. Kontraksi
maksimal
ISSN: 2355-3774
otot
Beberapa olahragawan terutama angkat besi mempunyai kekuatan otot yang jauh
banyak
melebihi kebutuhan hidup sehari-hari
baik
dipengaruhi oleh jumlah sel dan besarnya
untuk pekerjaan dan kegiatan lain; sedangkan
ukuran otot. Tetapi kita menjadi heran bahwa
olahragawan
golf
seseorang yang kurus mempunyai kekuatan
olahragawan
berkuda
otot yang tidak dapat diduga kuatnya;
kekuatan
sebaliknya orang yang gemuk kemungkinan
Untuk menjawab masalah ini, kita harus
tidak menunjukan adanya kekuatan yang
kembali ke kepada prinsip syarat minimum
berarti. Dalam hal yang terahir ini, hanya otot
yang diperlukan oleh masing-masing tugas
yang ada dibawanya yang menghasilkan
dan prinsip struktur kekuatan otot yang
kekuatan.
menunjukkan sifat individual. Dari uraian di
Dipandang
dari
kompetensi
dalam
umpamanya tidak
bahkan
memerlukan
sebesar olahragawan angkat besi.
atas dapat disimpulkan bahwa kelemahan
pendidikan olahraga dan kesehatan, kekuatan
kekuatan
yang diperlukan seseorang yaitu yang cukup
kemampuan motorik atau kemampuan fisik
kuat untuk melakukan tugas sehari-hari dan
pada umumnya.
mampu
ikut
serta
dalam
otot akan beroengaruh kepada
kegiatan
Menurut Kasmad Yahya ( 1984 : 33 )
kemasyarakatan tampa merasakan kelelahan
bahwa: Ketahanan adalah kemampuan tubuh
yang berarti. Dalam kehidupan sehari-hari
ubtuk memenuhi dan mengunakan oksigen
dalam masyarakat, bila diukur
dengan
sehingga memungkinkan untuk melenjutkan
kelentukan dan persyaratan di atas, maka
aktivitas, termasuk kemampuan tubuh untuk
orang tidak akan mempunyai cukup kekuatan
membuang bertambahnya konsentrasi asam
yang diperlukan. Sebab itu yang dituntut
laktat.
diatas, diturunkan yaitu yang diperlukan
muscular dan daya tahan kardiovaskular.
cukup kekuatan untuk kehidupan sehari-hari.
Daya tahan maskular adalah kemampuan otot
Selebihnya adalah terdapat kekuatan
untuk
untuk sekelompok otot untuk bertahan dalam
menjaga diri terhadap tantangan terhadap
jangka waktu yang panjang. Sedangkan daya
bahaya dari luar dirinya, kekuatan
untuk
tahan kardiovaskuler adalah kapasitas untuk
merangsang berfungsinya tubuh lebih baik
meneruskan aktivitas yang giat dalam waktu
dan cadangan kekuatan untuk keadaan yang
yang lama dan meliputi intraksi yang efisien
darurat mendadak. Fungsi strength dalam diri
dari aliran darah, jantung dan paru-paru.
Ketahanan
meliputi
daya
tahan
seseorang sangat luas; sebagaimana yang
Kondisi fisik itu dapat dibina untuk
digambarkan di atas, mempunyai fungsi yang
ditingkatkan; dan satu-satunya cara untuk
kompleks untuk mendukung kerja fisik dan
membina
psikis.
dengan melakukan latihan olahraga. Latihan
dan
mengembangkanya
adalah
olahraga diberikan secara teratur, sistematis, Analisis Kemampuan Fisik Siswa Suku Bajo
2
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
dan berlanjut agar dapat memberi dampak
Konon, nenek moyang Suku Bajo berasal dari
yang nyata dalam mengembankan kondisi
Johor Malaysia. Alkisah, dahulu kala seorang
fisik individu. Untuk itu latihan olahraga perlu
puteri dari kerajaan Johor hilang entah
disajikan secara formal dan terperinci; tempat
kemana.
yang mudah dan sesuai pelaksanaanya adalah
mencarinya
di sekolah-sekolah yang disajikan sebagai
warganya untuk mencari keberadaan sang
kegiatan belajar dari tingkat taman kanak-
puteri.
kanak sampai pada tingkat perguruan tinggi.
tersebut, bukan hanya ke negeri di Johor, tapi
Menurut Harsono ( 1988 : 216 ) menga-
melakukan
gerakan-gerakan
sang
raja
menitahkan
Tersebarlah
bukan
kepada
main
segenap
orang-orang
Johor
juga sampai ke daerah Sulawesi.
takan bahwa: Kecepatan adalah kemampuan untuk
Maka
Menurut sejumlah versi menyebutkan
yang
bahwa sang puteri memilih untuk menetap di
sejenis secara berturut-turut dalam waktu
Sulawesi, dan sejalan dengan itu orang-orang
yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan
yang disuruh
untuk menempuh suatu jarak dalam waktu
menetap di Sulawesi dan tak kembali lagi di
yang sesingkat-singkatnya. Sementara Suku
Johor. Sang puteri pada akhirnya menikah
Bajo itu sendiri terletak di kepulalauan besi
dengan seorang raja bugis tersohor kemudian
(dulu) yang sekarang berubah nama menjadi
menempatkan masyarakatnya dari Johor di
Wakatobi, di
sebuah kampong bernama Bajo, maka sampai
Sulawesi Tenggara,
suatu
wilayah yang terkenal dengan keindahan alam
sekarang tersebutlah Suku Bajo itu
bawa lautnya. Wakatobi yang menjadi wilaya atau tempat berkoloninya suku laut
paduka raja memilih untuk
Dari pernyataan diatas bahwa realita
Bajo
yang terjadi dan diketahui bersama bahwa
merupakan kependekatan dari nama-nama
Suku Bajo banyak ditemukan di pesisir pantai
pulau-pulau
dan
besar,
yaitu:
Wangi-wangi,
Kaledupa, Tomea, Binongko (Wakatobi).
hampir
setiap
kehidupanya
tak
terpisahkan dengan laut itu dikarenakan
Suku Bajo betah menetap tinggal di
hampir semua warga Suku Bajo lahan
pulau Wakatobi, di atas perairanya. Suku ini ,
pekerjaannya adalah nelayan maka tak salah
semakin intensif berekspansi ke wilayah
jika banyak orang yang mengatakan rumah
nusantara
kedua Suku Bajo adalah laut.
lainya.
Mereka
juga
semakin
banyak terdapat di Nusa Tenggara Timur
Keadaan pendidikan Suku Bajo masih
(NTT) dan Johor. Tak hanya di dua tempat
kurang ini berdasar pada banyak orang tuah
tersebut, suku tersebut juga semakin banyak
lebih cenderung memilih anaknya ikut melaut
terdapat di wilayah lain di berbagai wilayah
manangkap ikan ketimbang menyekolahkan
lain di berbagai wilayah kepulauan nusantara.
anaknya sendiri karena dipikiran orangtuanya
Dan mereka membangun komunitas sendiri.
mencari uang jauh lebih penting dari pada
Menurut wawancara kepada Tokoh Masyarakat di desa Bajoe mengatakan bahwa: Analisis Kemampuan Fisik Siswa Suku Bajo
bersekolah maka dari itu boleh dikatakan yang mengikuti SLTP, SMA. Bisa dihitung jari. 3
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
Dari penjelasan latar belakang masalah maka saudara peneliti mangangap betapa penting penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
mana gambaran kemampuan fisik anak siswa
ISSN: 2355-3774
dapat dilihat pada gambar di bawah berikut ini: kekuatan Daya tahan
SD Bajo di Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini diharapkan
Fleksibilitas
dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi berbagai
pihak
berkenaan
yang
dengan
terkait,
minat
terutama
belajar
Kelincahan
Suku Bajo
penjas
terhadap kemampuan bermain sepakbola pada
Kecepatan
pelajaran penjas. Disamping itu diharapkan juga hasil penelitian ini dapat menambah
Keseimbangan
khasanah ilmu pengetahuan di tanah air pada umumnya dan di provinsi Sulawesi khususnya
Koordinasi
Gambar 1. Desain Penelitian
METODE Metode penelitian adalah suatu ilmu
Lokasi penelitian dilaksanakan di Jalan
yang
Cakalang Bajoe Tanete Riattang Timur
dilakukan dalam penelitian dengan usaha
Kabupaten Bone yang terletak di Provinsi
menemukan, mengembangkan, dan menguji
Sulawesi Selatan. Alasan kenapa dipilihnya
suatu kebenaran suatu pengetahuan yang
Tanete Riattang sebagai lokasi penelitian
menggunakan
guna
karena lokasinya strategis, mudah di akses
memperoleh hasil penyidikan ilmiah dan
juga dekat dari rumah siswa Suku Bajo yang
objektif.
menetap dilaut. Selain itu Kepala Sekolah SD
yang
membicarakan
tentang
metode
cara
ilmiah
Desain penelitian sebagai rancangan
MI Nurul Ulum Bajoe menyarankan semua
atau gambaran yang dijadikan sebagai acuan
kegiatan
penelitian
dilaksankan
disekitar
dalam melakukan suatu penelitian. Penelitian
sekolah yang masih berada didalam ruang
ini adalah jenis penelitian yang bersifat
lingkup sekolah.
deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana gambaran kemampuan fisik
anak siswa SD Bajo di Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan
demikian
model
desain
penelitian yang digunakan secara sederhana
Analisis Kemampuan Fisik Siswa Suku Bajo
4
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara sipenanya
dan
sipenjawab
pewawancara
dengan
responden
dengan
atau
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). 2. metode tes dan pengukuran olahraga: a) Kemampuan fisik aspek kekuatan Reliabilitas : 0,96 Validitas : 0,64 alat/ pasilitas: alat/ fasilitas yang dibutuhkan yaitu: (1) lantai yang rata dan bersih (2) palang
tunggal,
yang
tinggi
rendahnya dapat diatur, sehingga testee dapat bergantung (3) stopwatch Gambar 2. Peta Kecamatan Tanete Riattang Timur Kab. Bone
(4) formulir pencatat hasil tes. Pelaksanaan:
Populasi
merupakan
keseluruhan
subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa suku Bajoe di SD MI Nurul Ulum Bajoe Kabupaten Bone yang berjumlah 31 Siswa.
populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan Total Sampling atau sampel secara keseluruhan, dengan syarat kedua orangtuanya asli Suku Bajo yang berjumlah 31 siswa Suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe.
penelitian
pengumpulan ini
tungkai
kepala, lurus.
badan
Kedua
dan
lengan
dibuka selebar bahu dan keduanya
b. kemudian
testee
mengangkat
tubuhnya,
dengan
membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau melewati palang tunggal. Gerakan ini di tahan sekuat testee dan waktu terlama itulah hasilnya.
data
menggunakan
dari metode
wawancara dan tes dan pengukuran olahraga 1. Metode wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden
sehingga
lurus. Seperti gambar berikut ini
Sampel adalah sebagian atau wakil
Metode
a. testee bergantung pada palang,
b) Kemampuan fisik aspek daya tahan Tes PushUp Tujuan: untuk mengukur daya tahan otot lengan dan bahu Realibilitas : 0,92
atau proses memperoleh
Analisis Kemampuan Fisik Siswa Suku Bajo
5
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
Validitas : 0,88
Kemudian
Alat/fasilitas:
serendah
membungkukkan mungkin
badan
dengan
tangan
1. Stopwatch
menjangkau ke bawah belakang sajauh
2. Matras / alat datar
mungkin melalui samping kedua kaki,
3. Blanko / kertas
tetapi tidak boleh berpegangang pada kaki.
4. Pinsil/ pulpen
Yang diukur berapa derajat badan dapat
Petugas:
dihubungkan ke depan. Check point yaitu
a. Pemandu tes
pada tulang yang menonjol pada bahu
b. Pencatat tes
(acromion) sumbuhnya pada tulang yang
Pelaksanaan: peserta tes telungkup, kedua
menonjol
di
lengan lurus ke bawah dipakai menyangga
superior
spina
berat badan, telapak tangan lurus dengan
perpanjangan sudutnya dengan mata kaki.
bahu, lutut di tekuk (knee push up) untuk
Penilaian: yang dicatat adalah berapa
menyangga badan bagian bawah. Dengan
derajat sudut yang dapat dilakukan peserta
aba-aba
“ya”
peserta
tes
(stopwatch mulai
dijalankan)
menurunkan
dan
pangkal
paha
(anterior
iliaca)
dengan
tes. Catatan: kalau tidak ada alat, dapat
menaikkan badannya dan aba-aba “stop”
dilakukan
(stopwatch dihentikan) diberikan ketika
peserta tes berdiri dengan sisi kanan (kiri)
peserta tes tidak mampu lagi melakukan
menghadap
push up dengan sikap sempurna
melakukan gerakan seperti yang telah
Penilaian: jumlah gerakan yang berhasil
dijelaskan di atas.
dilakukan dengan sempurna selama 60
pada
tembok dengan
ke
tembok,
cara
kemudian
d) Kemampuan fisik aspek kelincahan
detik dihitung sebagai hasil akhir peserta
Tes Lari Hilir Mudik (Shuttle Run Test) 4×
tes.
10 meter
c) Kemampuan fisik aspek pleksibilitas
Tujuan : untuk mengukur kelincahan
Tes kelentukan tubuh ke depan
seseorang dalam mengubah arah
Tujuan : untuk mengukur kelentukan tubuh
Reliabilitas : 0,98
ke depan
Validitas : 0,82
Reliabilitas : 0,99
Fasilitas/alat:
Validitas : 0,86 Fasilitas/ alat:
1. Lintasan lari sepanjang 10 meter dengan kedua ujungnya
1. Mistar
dibatasi oleh garis lurus, lebar
2. Blanko/kertas
1,2 m. kedua ujung garis
3. Pinsil/ pulpen
lintasan
dibuat
setegan
Pelaksanaan: peserta tes berdiri tegak,
lingkaran dengan jari-jari 30
tangan disamping badan, kedua kaki rapat.
cm untuk tempat balok.
Analisis Kemampuan Fisik Siswa Suku Bajo
6
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
2. Balok kayu dua buah dengan ukuran 5 × 5 cm.
Tujuan: untuk mengukur kecepatan lari Reliabilitas: 0,86
3. Stopwatch
Validitas : 0,65
4. Blanko/kertas
Fasilitas/alat:
5. Pinsil/pulpen
1. Lintasan lari
Petugas:
2. Stopwatch
a. Starter ( pemberi tanda aba-
3. Meteran ( pita ukuran )
aba star) satu orang.
4. Pistol/ bendera start
b. Beberapa orang pengambil waktu
sesuai
5. Balok star
dengan
6. Pita finish
kebutuhan
7. Blanko/kertas
c. Pengawas satu orang
8. Pinsil/pulpen
d. Pencatat skor satu orang Pelaksanaan:
peserta
tes
berdiri
Petugas: di
a. Satu orang pemberi aba-aba
belakang garis start. Bersamaan aba-aba
start
“ya” stopwatch dijalankan, peserta tes
b. Beberapa orang pengambil
segera berlari menuju garis batas untuk
waktu dan pencatat skor
mengambil dan memindahkan (meletakkan
Pelaksanaan:
) balok pertama setengah lingkaran yang
belakang
berada pada garis start. Kemudian kembali
“bersedia” peserta tes berjalan ke depan
lagi menuju garis ke garis batas untuk
mengambil posisi start jongkok. Aba-aba
mengambil dan memindahkan balok kedua
yang digunakan “bersedia”, ” siap” , dan
kesetengah lingkaran yang berad di tempat
.”ya” atau “bunyi tembakan pistol” atau “
garis start. Bersamaan pada saat balok
tanda bendera start”.setelah mendegar aba-
terakhir diletakkan, stopwatch dihentikan.
aba pemberangkatan, peserta tes berlari
Kesempatan diberikan dua kali. Waktu
secepat mungkin sepanjang lintasan 50
yang diambil adalah waktu yang dicapai
yards (45,73 m) sampai melewati garis
peserta tes dalam menempuh jarak 4 × 10
finish.
m.
Penilaian: waktu yang berhasil ditemput
Penilaian: waktu terbaik dari dua kali
dari saat start, sampai dada peserta tes
kesempatan sebagai hasil akhir peserta tes.
menyentuh pita garis finis dicatat sebagai
Catatan: balok tidak boleh dilemparkan
hasil akhir peserta.
tetapi diletakkan, dan balok tidak boleh keluar dari setegah lingkaran. e) Kemampuan fisik aspek kecepatan Tes lari cepat 50 yards (45, 73 m) Analisis Kemampuan Fisik Siswa Suku Bajo
peserta
garis
start,
tes
berdiri
pada
di
aba-aba
f) Kemampuan fisik aspek keseimbangan Stork stand test Tujuan: untuk mengukur keseimbangan statis 7
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
Reliabilitas: 0,98
ISSN: 2355-3774
Fasilitas/alat:
Validitas: 0,77
1. Sasaran berbentuk lingkaran
Fasilitas :
terbuat dari kertas dengan
a. Ruang yang datar
gari tengah 30 cm
b. Stopwatch atau jam tangan
2. Kapur
c. Blanko/kertas
atau
pita
untuk
membuat batas
d. Pinsil/kertas
3. Meteran
Petugas:
dengan
tingkat
ketelitian 1 cm 1) Pemandu tes
4. Blanko/kertas
2) Pencatat skor
5. Pinsil/pulpen
Pelaksanaan: peserta tes berdiri tegaak
Petugas:
dengan satu titik tumpu (kaki kanan atau
a. Pemandu tes
kiri). Ujung jari dari kaki yang lain
b. Pencatat skor
diletakkan di belakang lutut kaki yang lain
Pelaksanaan: sasaran ditematkan di tembok
dan letakkan kedua tangan pada pinggang
setinggi bahu peserta tes. Peserta tes
(bertolak pinggang). Bersamaan dengan
berdiri dibelakang garis batas lemparan
aba-aba
“ya
“
diberikan,
stopwatch
sejauh 2,5 meter. Peserta tes diberi
dijalankan, peserta tes mengankat tumitnya
kesempatan untuk melempar bola kearah
dari lantai atau menjinjit. Pertahankan
sasaran, dan menang-kap bola kembali
sikap ini selama mungkin tampa tumit
sebanyak sepuluh kali ulangan dengan
menyentuh lantai atau menggeserkan ujung
menggunakan salah satu tangan. Peserta
telapak kaki dari tempat semula, atau
tes diberikan
memindahkan kedua tangan dari pinggang.
melakukan lempar tangkap bola dengan
Kesempatan diberikan tiga kali. Stopwatch
menggunakan salah satu tangan yang
dihentikan bila peserta tes tidak mampu
berbeda sebanyak sepuluh kali ulangan.
mempertahankan sikapnya seperti semula
Setiap peserta diberi kesempatan untuk
atau
melakukan percobaan agar mereka dapat
tidak
dapat
mempertahankan
lagi
kesempatan
untuk
keseimbangan tubuhnya.
beradaptasi dengan alat tes yang akan
Penilaian: waktu terbaik dari tiga kali
digunakan.
kesempatan dicatat sebagai hasil akhir
Penilaian: skor yang dihitung adalah
peserta tes.
lemparan
g) Kemampuan fisik aspek koordinasi
yang
sah,
yaitu
lemparan
mengenai sasaran dan dapat ditangkap
Tujuan: untuk mengukur koordinasi mata
kembali, serta pada pelaksanaan lempar
tangan
dan tangkap bola, peserta tidak menginjak
Reliabilitas : 0,96
garis
Validitas : 0,89
memperoleh skor 1 (satu) apabila lemparan
Analisis Kemampuan Fisik Siswa Suku Bajo
batas.
Sebuah
lemparan
akan
8
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
tersebut mengenai sasaran dan dapat
Keterangan :
ditangkap kembali dengan benar, jumlah
X1
: Kekuatan
skor adalah keseluruhan hasil lempar
X2
: Data Tahan
tangkap bola dengan tangan yang sama dan
X3
: Fleksibilitas
dengan tangan yang berbeda.
X4
: Kelincahan
X5
: Kecepatan
X6
: Keseimbangan
X7
: Koordinasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Data Analisis kemampuan fisik siswa Suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe
Tabel 1, hasil rangkuman deskriptif data
kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan
kondisi fisik akan diuraikan sebagai berikut:
yang terdiri atas kekuatan, daya tahan,
a. Kemampuan fisik dari aspek kekuatan
fleksibilitas,
kelincahan,
keseimbangan
dan
kecepatan,
koordinasi
yang
lengan siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum
Kabupaten
Bone
Provinsi
diperoleh dalam penelitian akan dianalisis
Sulawesi Selatan diperoleh nilai rata-
dengan teknik statistik deskriptif melalui
rata 19.537 dengan standar deviasi
crosstabs.
9.018. Nilai minimal 0 detik dan nilai
Analisis deskriptif (gambaran umum)
maksimal 45.21 detik.
data penelitian kemampuan fisik siswa Suku
b. Kemampuan fisik dari aspek daya tahan
Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe kabupaten
siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum
Bone Provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri
Kabupaten
atas
Selatan diperoleh nilai rata-rata 17.8
kekuatan,
daya
tahan,
fleksibilitas,
Bone
Provinsi
Sulawesi
kelincahan, kecepatan, keseimbangan dan
dengan standar deviasi
koordinasi dapat dilihat dalam rangkuman
minimal 10 kali dan nilai maksimal 24
hasil analisis deskriptif yang tercantum pada
kali.
tabel.
3.388. Nilai
c. Kemampuan fisik dari aspek fleksibilitas
Tabel 1. Rangkuman Deskrptif Data Kondisi Fisik siswa suku Bajo SD Nurul Ulum Bajoe Kabupaten Bone Statis X X X X X X X tik 1 2 3 4 5 6 7
(kelentukan togok ke depan) siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum Kabupaten Bone
Provinsi
Sulawesi
Selatan
diperoleh nilai rata-rata 4.367 dengan N
30
30
30
30
30
30
30
standar deviasi 2.965. Nilai minimal 2cm dan nilai maksimal 13 cm.
Ratarata
19. 537
17. 8
4.3 67
29. 157
9.9 19
11. 744
12. 467
Sd
9.0 18
3.3 88
2.9 65
3.3 27
1.3 377
5.5 25
3.7 76
0 45. 21
10
-2
24
13
20. 24 34. 46
7.2 5 13. 12
2.8 9 22. 8
Maks imal Mini mal
Analisis Kemampuan Fisik Siswa Suku Bajo
d. Kemampuan fisik dari aspek kelincahan siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum Kabupaten
6 20
Bone
Provinsi
Sulawesi
Selatan diperoleh nilai rata-rata 29.157 dengan standar deviasi
3.327. Nilai 9
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
minimal 34.46 detik dan nilai maksimal
Grafik 1 menunjukkan rangkuman data
20.24 detik.
kemampuan fisik dari aspek kekuatan siswa
e. Kemampuan fisik dari aspek kecepatan
suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe
siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum
Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan
Kabupaten
Sulawesi
dapat dikemukakan bahwa hasil kategori
Selatan diperoleh nilai rata-rata 9.191
baik sekali 2 orang (6.7%), kategori baik 6
dengan standar deviasi 1.338. Nilai
orang (20%), kategori sedang 7 orang
minimal 13.12 detik dan nilai maksimal
(23.3%), kategori kurang 14 orang (46.7%)
7.25 detik.
dan kategori kurang sekali 1 orang (3.3%).
f.
Kemampuan
Bone
Provinsi
fisik
dari
aspek
keseimbangan siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum Kabupaten Bone Provinsi
Grafik 2. Data kemampuan fisik dari aspek daya tahan lengan siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan diperoleh nilai ratarata 11.744 dengan standar deviasi 5.525. Nilai minimal 2.89 detik dan nilai maksimal 22.8 detik. g. Kemampuan fisik dari aspek koordinasi siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum Kabupaten
Bone
Provinsi
Sulawesi
Selatan diperoleh nilai rata-rata 12.467 dengan standar deviasi 3.776. Nilai minimal 6 kali dan nilai maksimal 20 kali.
Grafik 2 menunjukkan rangkuman data kemampuan fisik dari aspek daya tahan lengan siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum
Grafik 1. Data Kemampuan fisik dari aspek kekuatan siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan
Bajoe Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan dengan hasil kategori baik sekali 5 orang (16.7%), kategori baik 13 orang (43.3%), kategori sedang 8 orang (26.7%), kategori kurang 2 orang (6.7%) dan kategori kurang sekali 2 orang (6.7%).
Analisis Kemampuan Fisik Siswa Suku Bajo
10
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
Grafik 3. Data kemampuan fisik dari aspek kelentukan siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan
ISSN: 2355-3774
kategori sedang 14 orang (46.7%), kategori kurang 7 orang (23.3%) dan kategori kurang sekali tidak ada (0%) Grafik 5. Data kemampuan fisik dari aspek kecepatan siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan
Grafik 3 menunjukkan rangkuman data kemampuan fisik dari aspek kelentukan siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan dengan hasil kategori baik sekali 2 orang (6.7%), kategori baik 7 orang (23.3%), kategori sedang
9 orang (30%), kategori
kurang 8 orang (26.7%) dan kategori kurang sekali 4 orang (13.3%). Grafik 4. Data kemampuan fisik dari aspek kelincahan siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan
Grafik 5 menunjukkan rangkuman data kemampuan fisik dari aspek kecepatan siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan dengan hasil kategori baik sekali 11 orang (36.7%), kategori baik 5 orang (16.7%), kategori sedang 10 orang (33.3%), kategori kurang 2 orang (6.7%) dan kategori kurang sekali 2 orang (6.7%). Grafik 6. Data kemampuan fisik dari aspek keseimbangan siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan
Grafik 4 menunjukkan rangkuman data kemampuan fisik dari aspek kelincahan siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan dengan hasil kategori baik sekali 4 orang (13.3%), kategori baik 5 orang (16.7%), Analisis Kemampuan Fisik Siswa Suku Bajo
Garfik 6 menunjukkan rangkuman data kemampuan fisik dari aspek keseimbangan 11
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe
karena kekuatan merupakan daya penggerak
Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan
setiap aktifitas fisik. Kedua, karena kekuatan
dengan hasil kategori baik sekali 2 orang
memegang peranan yang sangat penting
(6.7%), kategori baik 11 orang (36.7%),
dalam
kategori sedang 5 orang (16.7%), kategori
kemungkinan cedera. Ketiga, karena dengan
kurang 6 orang (20%) dan kategori kurang
kekuatan, seseorang akan dapat lari lebih
sekali 6 orang (20%).
cepat, melempar atau menendang lebih jauh
Grafik 7. Data kemampuan fisik dari aspek koordinasi siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan
dan lebih efisien, memukul lebih keras, serta
melindungi
seseorang
dari
seseorang akan lebih mudah melakukan aktiftitas lebih karena membantu memperkuat stabilitas sendi-sendi. Hal ini disebabkan karena anak Suku Bajo memiliki aktifitas rutin melaut maka kemungkinan
faktor
ini
menyebabkan
mengapa kekuatan lengan suku anak bajo berada antara 50% hal ini juga dibuktikan karena dalam merakit perahu posisi tangan yang harus lurus dan tidak menahan beban sehingga ketika dia merakit perahu
cepat
Grafik 7 menunjukkan rangkuman data
kondisinya berbanding terbalik seperti ketika
kemampuan fisik dari aspek koordinasi
dia melakukan latihan pull up. Anak suku
siswa suku Bajo SD MI Nurul Ulum Bajoe
Bajo tidak kuat dengan menahan beban tubuh
Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan
sehingga presentasinya menunjukkan bahwa
dengan hasil kategori baik sekali 10 orang
50 % kurang tapi di kemampuan fisik yang
(33.3%), kategori baik 7 orang (23.3%),
lain hampir anak suku Bajo dalam kategori
kategori sedang 8 orang (26.7%), kategori
sedang keatas ini juga di buktikan dari hasil
kurang 5 orang (16.7%) dan kategori kurang
presentasi kondisi fisik anak suku Bajo, maka
sekali tidak ada (0%).
dari itu instrument yang cocok dengan anak
Dari
hasil
analisis
data
tentang
suku Bajo adalah instrument dayung hal ini
kemampuan fisik siswa Suku Bajo SD MI
disebabkan dengan keseharian anak suku Bajo
Nurul Ulum Bajoe Kabupaten Bone Provinsi
yang kehidupanya sehari-hari adalah dengan
Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut:
melaut.
a) aspek kekuatan
b) aspek daya tahan
Kekuatan otot adalah komponen yang
Daya tahan adalah keadaan atau kondisi
sangat penting ( kalau bukan yang paling
tubuh yang mampu untuk bekerja dalam
penting ) guna meningkatkan kondisi fisik
waktu yang lebih lama, tanpa mengalami
secara
keseluruhan.
Mengapa?
Analisis Kemampuan Fisik Siswa Suku Bajo
Pertama, 12
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
kelelahan
yang
berlebihan
setelah
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
ISSN: 2355-3774
badan secara cepat dan tepat, seperti gerak menghindari lawan dalam permainan bola
Ini dibuktikan dengan aktifitas anak
basket dan lain-lain.
Suku Bajo dimana sebagian besar hidupnya
Hal ini dibuktikan karena Anak Suku
dihabiskan diatas air. Mencari nafkah sampai
Bajo memiliki kelincahan yang baik selain
pada
seluruhnya
karena aktifitas keseharian yang memang
dilakukan diatas air. Olehnya itu anak Suku
membutuhkan kelincahan seperti pada saat
Bajo tidak bisa di dipisahkan dengan lautan.
melaut, dimana untuk mendapatkan hasil
Ini juga yang menyebabkan mengapa anak
tangkapan yang memuaskan maka anak suku
Suku bajo memiliki persentase 86,7% atau 26
Bajo harus gesit dan lincah, anak suku Bajo
orang memiliki aspek daya tahan pada otot
juga sangat gembira ketika belajar penjas
perut dan lengan baik karena Anak Suku Bajo
yang berkaitan dengan lari. Dengan demikian
sejak kecil di ajarkan bekerja melaut faktor
ini membuktikan bahwa Suku Anak Bajo
inilah yang menyebabkan mengapa Suku anak
memiliki hasil persentasi diatas sebesar 86,7%
Bajo memiliki daya tahan baik.
atau 26 orang bisa melakukan lari hilir mudik
c) aspek fleksibilitas
dengan baik.
kegiatan
reproduksi
Fleksibilitas adalah kemampuan untuk
e) aspek kecepatan
melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi.
Kecepatan adalah kemampuan untuk
Kecuali oleh ruang gerak sendi, kelentukan
menempuh jarak tertentu, terutama jarak
juga ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot,
pendek,
tendon dan ligament. Dengan demikian orang
singkatnya.
yang memiliki otot fleksibel adalah orang
waktu reaksi, yaitu waktu mulai mendengar
yang mampunyai ruang gerak yang luas dalam
aba-aba sampai, gerak pertama dilakukan,
sendi-sendinya dan mempunyai otot-otot yang
maupun waktu gerak, yaitu waktu yang
elastis.
dipakai untuk menempuh jarak. Waktu reaksi Ini
dihasilkan
karena
dalam
waktu
Kecepatan
yang
sesingkat-
dipengaruhi
oleh
keseringan
tergantung pada proses rangsang syaraf
melakukan aktifitas di laut seperti menangkap
pendengaran dan syarat perintah. Waktu
ikan, menyelam di kedalaman laut sehingga
reaksi anak-anak yang lebih tua, lebih cepat
kelentukan togok kedepannya baik, hal ini
dibanding waktu reaksi anak-anak lebih muda.
dibuktikan pada hasil persentasi sebesar 60%
Karena keseharian mereka yang tak
atau 18 orang dalam kategori sedang.
lepas dari kehidupan laut, Anak Suku Bajo
d) aspek kelincahan
sangat cepat ketika berlari ini disebabkan
Kelincahan
adalah
kemampuan
karena aktifitas yang sepenuhnya dilakukan
merubah arah dengan cepat dan tepat, selagi
didalam air dimana aktifitas seperti menyelam
tubuh bergerak dari satu tempat ketempat lain.
harus dilakukan dalam waktu yang cepat. dan
Yaitu suatu kemampuan untuk merubah posisi
semua organ tubuh harus bergerak. Ini
Analisis Kemampuan Fisik Siswa Suku Bajo
13
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
ISSN: 2355-3774
dibuktikan dari hasil persentase 86,7% atau 26
SIMPULAN
orang Anak Bajo dalam kategori cepat dalam
Setelah
dilakukan
penelitian
dan
berlari.
analisis data maka dapat disimpulkan Hasil
f) aspek keseimbangan
penelitian menunjukkan bahwa kemampuan
Keseimbangan
adalah
kemampuan
fisik anak Suku Bajo SD MI Nurul Ulum
untuk mempertahankan system neuromuscular
Bajoe Kabupaten Bone, berdasarkan indikator
kita dalam kondisi statis, atau mengontrol
kekuatan terdapat dua siswa yang memenuhi
system neuromuscular tersebut dalam suatu
kriteria baik sekali sebesar 6,7%, indikator
posisi atau sikap yang efisien selagi kita
daya
bergerak.
memenuhi kriteria baik sekali sebesar 16,7%,
tahan
terdapat
lima
siswa
yang
Hal ini disebabkan karena sejak kecil
aspek kelentukan terdapat dua siswa yang
anak Suku Bajo diajarkan oleh orang tuanya
memenuhi kriteria baik sekali sebesar 6,7%,
bagaimana cara menyeimbangkan perahunya
aspek kelincahan terdapat empat siswa yang
ketika berada ditengah laut dan terjadi badai
memenuhi kriteria baik sekali sebesar 13,3%,
sehingga dapat dipastikan bahwa sebagian
aspek kecepatan terdapat sebelas siswa yang
besar
memiliki
memenuhi kriteria baik sekali sebesar 36,7%,
keseimbangan baik, ini juga dibuktikan dari
aspek keseimbangan terdapat dua siswa yang
hasil persentase sebesar 60% atau 18 orang
memenuhi kriteria baik sekali sebesar 6,7%,
anak Suku Bajo memiliki keseimbangan baik .
dan aspek koordinasi terdapat sepuluh siswa
g) aspek koordinasi
yang memenuhi kriteria baik sekali sebesar
anak
Suku
Bajo
koordinasi adalah suatu kemampuan,
33,3%.
biomotorik yang sangat kompleks. Koordinasi erat hubunganya dengan kecepatan, kekuatan,
DAFTAR RUJUKAN
daya tahan, dan fleksibilitas dan sangat
Aco. (2015). Percampuran Suku dan Bahasa
penting
untuk
mempelajari
dan
menyempurnakan teknik dan taktik. Hal ini berdasarkan dari kesenangan Anak Bajo menyelam di laut dan menangkap ikan maka dari itu Suku Anak Bajo kuat dalam koordinasi mata tangan, hasil lain
Langara Bajo. Konawe Kepulauan. Arikunto,
Suharsimi.
(2006).
Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto,
Suharsimi.
(2002).
Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rienka Cipta.
menyebutkan bahwa 83,3% atau 25 orang
Aslan, La Ode Muhamad dan Nadia, La Ode
Anak Bajo dapat melakukan koordinasi mata
Abdul Rajak. (2009). Potret Masya-
tangan dengan baik.
rakat Pesisir Sulawesi Tenggara. Kendari: Unhalu Press. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologi Dalam Coaching. Jakarta:
Analisis Kemampuan Fisik Siswa Suku Bajo
14
Jurnal Bina Gogik, Volume III No. 2, September 2016
PT. Dirjen Dikti P2LPT.
Sajoto. (2003). Peningkatan dan Pembinaan
Ismaryati. (2011). Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Kasmad
Yahya.
ISSN: 2355-3774
Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olah Raga. Semarang: Dahara prize. Sugiyono.
(1984).
Peran
Ilmu
(2009).
Kualitatif
Guna Melatih Dan Meningkatkan
Alfabeta.
Sajoto. (2002) . Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan kondisi fisik. Semarang:
Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kinesiologi Dalam Memulai Gerakan
Kemampuan Atlet.
Metode
Sujiono,
dan
Bambang
R&D).
dkk.
Pengembangan
2010. Fisik.
Bandung:
Metode Jakarta:
Universitas Terbuka.
Effhar dan Dahara Prize.
Analisis Kemampuan Fisik Siswa Suku Bajo
15