ANALISIS KELENGKAPAN PERSYARATAN KLAIM BPJS DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP BULAN JANUARI TAHUN 2016 BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BREBES KARYA TULIS ILMIAH Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar diploma (Amd.RMIK) dari progam studi DIII RMIK Oleh : Riyadi Fadila NIM D22.2013.01397
PROGAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2016
i
HALAMAN HAK CIPTA
©2016 Hak Cipta Karya Tulis Ilmiah Ada Pada Peneliti
ii
iii
iv
v
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim adalah doa yang mendasari penulis dalam memulai pembuatan KTI ini, dan
Alhamdulillahirabbilalamin adalah doa penutup saat penulis telah menyelesaikan KTI ini dengan penuh rakhmat dari Allah SWT ………… Sebuah perjalanan pasti ada tujuan, dalam tujuan pasti ada sebuah harapan. Begitu pula dalam manusia menuntut ilmu. Proses pembelajaran mengajarkan kita merangkai harapan dan akhir dari proses itu menumbuhkan tekad menuai tujuan. ………… Tidak terasa 3 tahun berlalu. Penuh perjuangan dan pengorbanan untuk mendapat gelar Amd. RMIK yang menjadi tujuan ku. Doa dan motivasi dari orang tua dan keluarga selalu menjadi pendorong semangat dalam menempuh pendidikan yang disebut “Mahasiswa”. ………… Terimakasih bapa (Alm) Suwarsono,Ibu Retno Darsini yang telah melahirkan dan membesarkan ku. Karena perjuangan kalian lah Yadi kecil tumbuh besar dan dapat merasakan hidup didunia dengan sejuta keindahan. Terimakasih Fitria Nur Amalia yang selalu memberikan semangat hidup untuk terus berjalan. Terimakasih karena sampai saat ini masih setia menemani ku. Terimakasih yanuar , adit yang sudah lulus, dedi yang sering aku repotkan, amar, bagus, lakim, zulfa, arnawan yang selalu memberi dukungan untuk lulus . Semoga kalian segera menyusul dan dipermudahkan jalannya oleh Allah SWT dalam menghadapi dosen pembimbing yang gak karuan. vii
Terimakasih untuk kaka dan teman-teman saya putra, pevilia,mba tias, mas fine, semira, lutfi, m zaa yang telah menyemangati saya untuk mengerjakan tugas akhir ini Terimakasih bapak supriyono yang tidak bosan-bosannya membimbing saya dalam proses proposal hingga dinyatakan lulus saat sidang KTI. Terimakasih juga buat mas azam yang memberi arahan dalam pengerjaan KTI ini. Terimakasih buat angkatan seperjuangan D3 RMIK 2013. ………… Memanglah tugas akhir KTI ini merupakan tugas individu yang wajib dikerjakan mahasiswa sebagai langkah pertanggungjawaban selama menjadi mahasiswa di perguruan tinggi, namun dibalik itu semua terdapat nilai sosial yang melatarbelakangi itu semua. Saya menikmati proses ini dengan segala kesulitan dan kemudahan yang ada. ………… ………… Terimakasih
viii
BIODATA MAHASISWA
Nama Lengkap
: Riyadi Fadila
Nim
: D22.2013,01397
T.T.L.
: Brebes , 5 Desember 1994
Alamat rumah
: Jl. Buton No. 628, Limbangan Wetan, Brebes, Jawa tengah
Hoby
: Membaca, Menulis, Makan
Agama
: Islam
Email
:
[email protected]
Twitter
: @riyadi_f
Riwayat sekolah
:
SD
: SD N 04 Banjaranyar, brebes (2001-2007)
SMP
: SMP N 1 Brebes (2007-2010)
SMA
: SMA N 1 Brebes (2010-2013)
Cita-cita
: Perekam Medis
No. (HP) : +62 85742261855 semarang, 23 oktober 2016
Riyadi Fadila D22.2013.01397
ix
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ANALISIS KELENGKAPAN PERSYARATAN KLAIM BPJS DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP BULAN JANUARI TAHUN 2016 BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BREBES Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat bimbingan semua pihak akhirnya Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat diselesaikan. Dengan kerendahan hati atas segala nikmat yang telah Allah berikan, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan pengarahan, bimbingan serta semangat kepada penulis: 1. Dr. dr. Sri Andarini Indraswari, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Arif Kurniadi, M.Kom selaku Ketua Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Supriyono Asfawi, S.E, M.Kes sebagai dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah. 4. Kedua orang tua penulis yang senantiasa mendoakan penulis dan selalu memberikan dukungan moral maupun materi. 5. Semua anggota keluarga yang menjadi support system penulis. 6. Teman – teman satu angkatan rekam medis yang telah memberikan semangat dan doa dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 7. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan karya tulis ilmiah Penulis menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang sempurna. Begitu juga dengan penyusunan laporan kasus ini tidak luput dari kekurangan. Untuk itu, x
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun, guna memperbaiki laporan kasus ini. Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca, Amin.
Semarang, September 2016 Penulis
xi
Program Study DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2013 ABSTRAK RIYADI FADILA ANALISIS KELENGKAPAN PERSYARATAN KLAIM BPJS DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP BULAN JANUARI TAHUN 2016 BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BREBES xviii + 44 hal + 3 tabel + 4 gambar + 9 lampiran Rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien , diagnosa, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada seorang pasien selama dirawat di rumah sakit. Di RSUD Brebes masih ditemukan ketidaklengkapan pengisian DRM rawat inap, sehingga menyebabkan keterlambatan dalam proses klaim BPJS. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kelengkapan persyaratan klaim BPJS DRM rawat inap bulan Januari 2016 di RSUD Brebes. Analisis dilakukan pada dokumen rekam medis selama periode januari 2016, 93 dokumen diambil secara random sampling. Pengumpulan data dengan melakukan observasi Hasil penelitian terdapat 19 dokumen yang tidak lengkap atau sekitar 20,4 %. Katagori yang tidak lengkap meliputi KTP : 1,1 %, biaya perawatan : 3,2 %, lembar resume : 10,8 grouper INACBG’s : 9,7 %. Alur prosedur dokumen rekam medis setelah dari bangsal seharusnya diserahkan ke bagian asembling dahulu sebelum diserahkan ke bagian BPJS. Waktu untuk melengkapi berkas maksimal 2 x 24 jam. RS sebaiknya membuat prosedur baru tentang pembuatan dokumen rekam medis untuk pasien baru. Kata Kunci: Rekam Medis, kelengkapan, klaim BPJS Kepustakaan: 17 buah (1991-2016)
xii
Diploma Degree (D-3) of Medical Records and Health Information Faculty of Health, Dian Nuswantoro University Semarang 2016 ABSTRACT RIYADI FADILA ANALYSISOF COMPLETENESS THE BPJS CLAIM REQUIREMENTS INPATIENT MEDICAL RECORDS ON JANUARY 2016 IN BREBES REGIONAL PUBLIC HOSPITAL. xviii + 44 pages + 3 tables + 4 figures + 9 appendixs Medical record was records about the identity of the patient, diagnosis, treatment, action and other services provided to a patient during care at the hospital. There were filing incompleteness of inpatient medical records in Brebes regional public hospital, It caused delays in the BPJS claims process. The purpose of this study was to determine the completeness of the BPJS Claims requirements inpatient medical records on January 2016 in Brebes Regional Public Hospital. Analysis was conducted on medical records during January 2016, 93 documents were retrieved by random sampling. Data collection by observation and interviews with BPJS officers claims. The results study, there were 19 incomplete documents (20.4%). Incomplete Category includes identity card 1.1%, the cost of maintenance: 3.2%, resume form: 10.8, and grouper INACBG's: 9.7%. Workflow of Medical Records, medical records should be submitted to the assembling before submitted to BPJS. Time to complete the medical records up to 2 x 24 hours. The Hospital should create a new procedure on making of a new patient medical record. Keywords: Medical Record, completeness, claims BPJS Bibliography: 17 (1991-2016)
xiii
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i Halaman Hak Cipta................................................................................................ ii Halaman persetujuan............................................................................................. iii Halaman pengesahan............................................................................................ iv Peryataan keaslian KTI.......................................................................................... v Halaman persetujuan publikasi KTI....................................................................... vi Halaman persembahan......................................................................................... vii Riwayat hidup........................................................................................................ viii Prakata................................................................................................................... ix Abstrak indonesia.................................................................................................. xii Abstrak inggris......................................................................................................
xiii
Daftar Isi................................................................................................................. xv Daftar tabel............................................................................................................. xvi Daftar Gambar........................................................................................................ xvii Daftar Lampiran...................................................................................................... xviii
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................ 1 A. Latar Belakang...................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................ 3 C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 3 D. Manfaat Penelitian................................................................................ 3 E. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................... 4 F. Keaslian Penelitian................................................................................ 5 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 7 A. Rekam Medis ........................................................................................ 7 1. Pengertian Rekam Medis ............................................................... 7 2. Tujuan dan kegunaan Rekam Medis .............................................. 9 3. Sistem URI ...................................................................................... 10 B. Quality Assurance ................................................................................. 11 C. Badan Peyelenggaraan Jaminan Sosial................................................ 12 1. Pengertian BPJS ............................................................................ 12 2. Administrasi .................................................................................... 15 3. Manfaat BPJS ................................................................................ 17 4. Pengajuan Klaim ............................................................................ 18 xiv
5. Kadaluarsa Klaim ........................................................................... 19 6. Kelengkapan Administrasi Klaim umum.......................................... 19 D. Kerangka Teori ..................................................................................... 21 BAB III : METODIOLOGI PENELITIAN .................................................................. 22 A. Kerangka Konsep .................................................................................. 22 B. Jenis Penelitian ..................................................................................... 23 C. Variabel Penelitian ................................................................................ 23 D. Definisi Operasional ............................................................................. 23 E. Populasi dan Sampel ............................................................................ 24 F. Pengumpulan Data ............................................................................... 25 G. Pengolahan Data .................................................................................. 26 H. Hasil Analisis Data ................................................................................ 26 BAB IV : HASIL PENELITIAN.................................................................................. 29 A. Gambaran Rumah Sakit....................................................................... 27 B. Gambarann umum URM...................................................................... 33 C. Hasil Penelitian.................................................................................... 35 BAB V : PEMBAHASAN........................................................................................ 39 A. Keterbatasan Penelitian....................................................................... 39 B. Alur BPJS untuk pengeklaiman BPJS.................................................. 39 C. Ketidaklengkapan persyaratan
klaim...................................................................................................... 40 D. Cara pengendali BPJS......................................................................... 40 BAB IV : PENUTUP ............................................................................................... 42 A. Kesimpulan........................................................................................... 42 B. Saran..................................................................................................... 43 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 44 Lampiran
xv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 keaslian penelitian.................................................................................... 5 2. Tabel 3.1 definisi operasional................................................................................... 23 3. Tabel 4.1 analisis ketidaklengkapan DRM rawat inap.............................................. 37
xvi
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 kerangka teori ...................................................................................... 21 2. Gambar 3.1 kerangka konsep ................................................................................. 22 3. Gambar 4.1 Struktur Rekam medis RSUD Brebes ................................................. 34 4. Gambar alur prosedur klaim BPJS .......................................................................... 35
xvii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomorn269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktek kedokteran atau kedokteran gigi Rumah sakit merupakan salah satu contoh dari sarana pelayanan kesehatan. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Upaya pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit meliputi pelayanan medis dan non medis. Pelayanan non medis diberikan untuk menunjang pelayanan medis, seperti pelayanan rekam medis. Pelayanan rekam medis
merupakan
pelayanan
non
medis
yang
berkaitan
dengan
pendokumentasian pelayanan yang telah diberikan tenaga medis kepada pasien. Dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, pelayanan rekam medis peranannya sangat penting karena rekam medis merupakan bukti tertulis dari pelayanan kesehatan yang diterima pasien. Oleh karena itu rekam medis memiliki peran yang penting karena di dalamnya terdapat data-data penting mengenai catatan riwayat kesehatan pasien, dimana data-data tersebut jika diolah akan menjadi informasi yang berguna.(1)
1
2
Berkas rekam medis merupakan salah satu penunjang dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit. Hal ini salah satunya dapat ditujukan dengan kegunaan berkas rekam medis ialah untuk mengetahui besarnya pembayaran yang harus dibayar, baik secara tunai atau melalui asuransi dari informasi yang terdapat dalam rekam medis.(2) Asuransi membutuhkan berkas rekam medis sebagai acuan dalam penghitungan biaya pelayanan medis pasien. Asuransi dapat didefinisikan sebagai suatu perjanjian dimana penanggung dengan menerima suatu premi mengikuti dirinya untuk memberi ganti rugi kepada tertanggung yang mungkin diderita karena terjadinya suatu peristiwa yang mengandung ketidakpastian yang akan mengakibatkan kehilangan, kerugian, atau kehilangan suatu..(3) Rumah Sakit Umum Daerah Brebes Kabupaten Brebes pada unit casemix dalam pelaksanaannya sudah sesuai dengan prosedur prosedur pelayanan namun ada masalah yang timbul dari unit tersebut . Berdasarkan survey awal yang di lakukan pada tanggal 21 Desember 2015 sampai dengan tanggal 16 Januari 2016 dari 10 Dokumen Rekam Medis peserta BPJS terjadi ketidaklengkapan pengisian Dokumen Rekam Medis, dimana 40% tidak mengisi Diagnosis dan Diagnosis yang tercantum dalam SEP merupakan diagnosis yang terdapat dalam rujukan pasien saat datang ke pelayanan kesehatan pertama (puskesmas dan dokter pribadi). Ketidaklengkapan yang lain terletak pada auntentikasi dokumen rekam medis yang sering tidak adanya tanda tangan dan nama terang perawat maupun
dokter
yang
merawat.
Pada
verifikasi
data
terjadi
masalah
ketidaklengkapan pengisian Dokumen Rekam Medis yang mengakibatkan proses klaim terlambat. Selain itu persyaratan yang tidak l
2
3
engkap pada klaim BPJS juga mengakibatkan keterlambatan pencairan dana pengobatan pasien rawat inap ke rumah sakit.
(4)
Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis kelengkapan persyaratan klaim BPJS dokumen rekam medis rawat inap bulan Januari tahun 2016 di Rumah Sakit Umum Daerah Brebes”.
B. Rumusan Masalah Bagaimana gambaran kelengkapan persyaratan klaim BPJS Dokumen Rekam Medis Rawat Inap bulan Januari 2016 di Rumah Sakit Umum Daerah Brebes? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui gambaran kelengkapan persyaratan klaim BPJS Dokumen Rekam Medis rawat inap bulan Januari 2016 di RSUD Brebes. 2. Tujuan khusus a. Menggambarkan Alur BPJS untuk pengeklaiman BPJS b. Mengidentifikasi Kelengkapan persyaratan Klaim Dokumen Rekam Medis rawat inap. c. Mengidentifikasi cara pengendalian berkas persyaratan administrasi di bagian pengendali BPJS. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penelitian Memperoleh
pengalaman
dan
menambah
pengetahuan
tentang
kelengkapan Dokumen Rekam Medis pada pasien peserta BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah Brebes yang benar. 2. Bagi Rumah Sakit
3
4
Membantu memberi masukan atau saran bagi pihak Rumah Sakit tentang bagaimana kelengkapan Dokumen Rekam Medis yang tepat serta penerapannya. 3.
Bagi Akademik Memberikan informasi bagi pihak akademik tentang kelengkapan Dokumen Rekam Medis yang di terapkan di lapangan dengan teori yang ada.
E. Ruang Lingkup penelitian 1. Lingkup keilmuan Penelitian ini termasuk lingkup keilmuan tentang rekam medis dan kelengkapan Dokumen Rekam Medis. 2. Lingkup Materi Penelitian ini termasuk lingkup materi tentang Quality Assurance dengan sub materi kelengkapan Dokumen Rekam Medis. 3. Lingkup lokasi Lokasi penelitian berada pada bagian BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah Brebes. 4. Lingkup metode Penelitian ini menggunakan metode observasi dan metode cross sectional. 5. Lingkup objek Objek dalam penelitian in adalah Dokumen Rekam Medis pada pasien rawat inap peserta BPJS yang diambil secara acak. 6. Lingkup waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan juni tahun 2016.
4
5
F. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No
Nama Penelitian
Judul
Variabel
Hasil
1.
Eka Febriyansah
Kelengkapan
Metode yang
Mengetahui
Persyaratan
di gunakan
jumlah
Administrasi
observasi dan
ketidaklengkapan
Klaim BPJS di
wawancara
pada review
bagian rekam
identifikasi,
medis rumah
mengetahui
sakit pantiwilasa
kendala kendala
DR. Cipto
terjadinya klaim.
Semarang 2
Ajeng Cahyaning
Tinjauan
Metode yang
Mengetahui
Tyas
penyebab
di gunakan
jumlah
adanya
adalah
presentase
ketidaklengkapan dengan cara
pengembalian
syarat klaim
observasi
DRM yang
pasien BPJS di
dengan
kurang di sebab
unit rawat inap
cheklish dan
kan karena
rumah sakit
wawancara
auntentifikasi.
bhakti wira tamtama Semarang tahun 2015
5
6
3
Ratna Puspitasari
Tinjauan
Penelitian ini
Prosentase yang
pengetahuan
menggunakan tinggi pegawai
dokter rawat inap
metode
berumur diatas
dalam
observasi dan
30-39 sehingga
kelengkapan
kuisioner
kurangnya
pengisian
terampil dalam
formulir RM. 11
memberikan
(resume keluar)
pelayanan.
di RSUD Brebes
Ketidaklengkapan
tahun 2015
pengisisan RM.11 terbesar pada bagian identifikasi dan auntentifikasi.
Perbedaan : Adapun perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang adalah lokasi yang berbeda, judul yang berbeda, variabel yang hampir sama hanya saja pada penelitian yang sekarang penelitian ingin menambahkan variabel yang di teliti menggunakan metode cross section yaitu pengukuran variabel penelitian di lakukan pada saat yang bersamaan.
6
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, penngobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien.[1] Catatan-catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat dokter mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pelayanan kesehatan. Sedangkan dokumen adalah catatan dokter atau tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan penungjang, catatan observasi dan pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa foto radiologi, gambar pencitraan dan rekaman elektro diagnostic. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Rekam medis harus ditulis secara tertulis, lengkap dan jelas dan dalam bentuk teknologi informasi elektronik yang diatur lebih lanjut
7
8
dengan peraturan tersendiri. Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Catatancatatan tersebut sangat penting dalam pelayanan bagi pasien karena dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi dalam menentukan keputusan, baik pengobatan, penanganan, tindakan medis.[4]
8
2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu factor yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit.[5] Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain: a. Aspek Administrasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga rekam medis dan paramedic dalam mencapai tujuan pelayanan keshatan. b. Aspek Medis Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan tersebut
digunakan
sebagai
dasar
untuk
merencanakan
pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada pasien. c. Aspek Hukum Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dan dalam rangka menegakkan hukum serta sebagai bahan bukti untuk menegakkan keadilan. d. Aspek Keuangan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mangandung data/informasi yang digunakan sebagai financial rumah sakit.. e. Aspek Penelitian 9
10
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai penelitian dan pengambangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan. f.
Aspek Pendidikan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan pengajaran dibidang profesi pemakai.
g. Aspek Dokumentasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.[5] 3. Sistem Pelayanan di URI
Pelayanan unit rawat inap dilakukan oleh perawat ruangan masing-masing dengan menerima pasien beserta admission note, DRM rawat inap lengkap dengan formulir rekam medis, mencatat hasil klinis meliputi pelayanan medis oleh dokter kedalam formulir rekam medis dan pelayanan keperawatan oleh perawat pada formulir rekam medis asuhan keperawatan segera setelah selesai pelayanan. Membuat laporan kegiatan rawat inap setiap bulan, mencatat kegiatan rawat inap ke dalam buku register pasien rawat inap, kemudian DRM di kirim ke bagian keuangan untuk pembayaran atau diklaim asuransi.
11
B. Quality Assurance 1.
Pengertian Quality Assurance Quality Assurance adalah suatu proses penjaminan, penjagaan mutu layanan, mempertahankan dan memlihara kesempurnaan pelayanan untuk memenuhi standar yang telah di terapkan guna mencapai mutu pelayanan kesehatan yang optimum, sesuai dengan sumber daya yang ada.
2.
Tujuan Quality Assurance Tujuan Quality Assurance adalah meningkatkan mutu pelayanan agar berkesinambungan, sistematis, objektif, dan terpadu menetapkan masalah dan penyebab masalah. Mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang berbeda
3.
Fungsi Quality Assurance Fungsi dari Quality Assurance adalah sebagai penjamin mutu internal, dimana seluruh aktivitas yang bertujuan memberikan pelayanan yang efektif dan efisien. Penjaminan mutu ini dapat dilakukan melalui kegiatan monitoring, evaluasi, dan koreksi Peningkatan mutu hasil pelayanan dapat dilakukan dengan meningkatkan kewajaran dalam perawatan pasien, meningkatkan praktik pencegah yang efektif, menurunkan kejadian persalinan seksio tanpa indikasi dan rasionalisasi dalam pemberian terapi. Sedangkan untuk menurunkan biaya, dapat menggunakan teknologi tepat guna, “billing system”, perbaikan pencatatan dan kepatuhan sumber daya manusia terhadap Standard Operating Procedure(3)
12
C. Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) 1. Pengertian BPJS BPJS
adalah
salah
satu
lembaga
sosial
yang
dibentuk
untuk
menyelenggarakan program-program seperti jaminan sosial yang ada diIndonesia, berdasarkan undang-undang nomor 40 tahun 2004 yang menyatakan tentang sistem jaminan sosial nasional, disamping itu juga menurut undang – undang nomor 24 tahun 2011 BPJS mengganti sejumlah lembaga-lembaga jaminan sosial yang ada seperti
lembaga
asuransi
kesehatan
PT
askes
Indonesi
dirubah
menjadi BPJS_Kesehatan, lembaga jaminan sosial tentang ketenaga kerjaan Jamsostek juga dirubah menjadi BPJS ketenaga kerjaan. Perubahan ini akan dilakukan secara bertahap dan bergilir, seperti yang kita ketahui pada awal tahun 2014 lalu PT askes berubah menjasi BPJS kesehatan dan untuk tahun 2015 ini PT jamsostek berubah menjadi BPJS ketenaga kerjaan, disamping itu juga kantor pusat BPJS ini berada dijakarta namun anda tak perlu jauh-jauh kesana karena kantor perwakilannya ada disetiap tingkat provinsi dan juga kabupaten kota.
Untuk dapat tercatat sebagai anggota, masyarakat harus mendaftar melalui kantor BPJS Kesehatan dengan membawa kartu identitas (KTP) serta pasfoto. Setelah mengisi formulir pendaftaran dan membayar iuran lewat bank atau instansi pembayaran, calon anggota akan mendapatkan kartu BPJS Kesehatan yang bisa langsung di gunakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan Iuran yang di bayarkan ke bank di sesuaikan dengan jenis kepesertaan, yang di antaranya adalah: a. Anggota yang terdaftar sebagai penerima bantuan iuran (PBI),(adalah anggota pekerja penerima upah dan bukan penerima upah, dan ada pula bukan
13
pekerja), jumlahnya sudah di tetapkan oleh pemerintah sebanyak 86,4juta orang dengan iuran Rp 19.225 per orang dalam satu bulan. b. Peseerta penerima upah seperti pekerja perusahaan swasta , membayar jumlah iuran sebesar 4,5 % dari upah satu bulan dan ditanggung oleh pemberi pekerja 4 % dan 5 % ditanggung pekerja, sedangkan PNS dan pensiunan PNS membayar iuran sebesar 5 % sebanyak 3 % di tanggung pemerintah dan 2 % ditanggung pekerja. c. Untuk peserta bukan penerima upah seperti pekerja sektor informasi besaran iuran yang harus di bayarkan, sesuai dengan jenis kelas perawatan yang diambil. Untuk ruang perawatan kelas III Rp 25.500, kelas II Rp 42.500 dan kelas I Rp 59.500. Dengan adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS bertujuan untuk memberikan perlindungan kesehatan agar setiap peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan . pengertian definisi jaminan kesehatan, dengan prinsip asuransi sosial berdasarkan: a. Kegotoroyongan antara masyarakat kaya dan miskin, yang sehat dan sakit, yang tua dan muda, dan yang beresiko tinggi dan rendah. b. Anggota yang bersifat wajib dan tidak selektif. c. Iuran yang di bayarkan per bulan berdasarkan persentase upah / penghasilan. d. Jaminan kesehatan nasional bersifat nirbala.
Sedangkan yang dimaksud dengan prinsip ekulasi adalah kesamaan anggota dalam memperoleh pelayana sesuai dengan kebutuhan medis yang terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan. Hal ini adalah bagian dari Jaminan Kesehatan Sosial (BPJS) nantinya.
14
Manfaat Jaminan Kesehatn Sosial (JKN) BPJS Kesehatan meliputi : a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan non spesialistik mencakup: 1)
Administrasi pelayanan
2)
Pelayanan promotif dan preventif
3)
Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis
4)
Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif
5)
Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
6)
Transfusi darah sesuai kebutuhan medis
7)
Pemeriksaan penunjang diagnosis laboratorium tingkat pertama
8)
Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi
b. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan kesehatan mencakup: 1. Rawat jalan, meliputi: a)
Administrasi pelayanan
b) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter spesialis dan sub spesialis c)
Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis
d)
Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
e)
Pelayanan alat kesehatan implant
15
f)
Pelayanan penunjang diagnostic lanjutan sesuai dengan indikasi medis
g)
Rehabilitasi medis
h)
Pelayanan darah
i)
Peayanan kedokteran forensik
j)
Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan
2. Rawat Inap yang meliputi: a)
Perawatan inap non intensif
b)
Perawatan inap di ruang intensif
c)
Pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri
2. Administrasi kepesertaan BPJS
Administrasi kepesertaan meliputi : registrasi, penerbitan, dan pendistribusian kartu sampai kepeserta dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Anggota BPJS Kesehatan untuk umum meliputi :
1) Calon peserta datang ke kantor perwakilan BPJS Kesehatan terdekat dengan
membawa
salah
satu
persyaratan
dokumen
seperti
KTP/SIM/Kartu Keluarga /paspor. 2) Minta kepada salah satu petugas atau costomer service di kantor BPJS Kesehatan formulir pendaftaran. 3) Isi semua data di formullir yang dibutuhkan dengan benar dan lengkap. 4) Setelah formulir selesai diisi dengan lengkap dan diserahkan ke petugas, calon peserta umum akan mendapatkan satu virtual account dari petugas
16
BPJS Kesehatan yang nantinya digunakan untuk identitas saat melakukan pembayaran premi per bulannya. 5) Untuk anggota non PBI, diharuskan untuk membayar iuran premi dulu dan setelah iuran di bayar baru menjadi anggota resmi BPJS Kesehatan. Sedangkan untuk anggota PBI , setelah mendapatkan virtual acoount maka sudah menjadi anggota resmi peserta BPJS Kesehatan karena iuran akan dibayar oleh pemerintah. Setelah itu jika cara daftar anggota BPJS Kesehatan sudah dilakukan semuanya, peserta yang sudah resmi menjadi anggota BPJS Kesehatan akan mendapatkan 1 kartu BPJS Kesehatan sebagai tanda keanggotaan.
b. Anggota BPJS Kesehatan untuk karyawan meliputi :
1) Pertama,
perwakilan
perusahaan
melakukan
pendaftaran
BPJS
Kesehatan terdekat. 2) Bagi perusahaan yang sebelumnya sudah terdaftar sebagai anggota Jamsostek bisa tinggal langsung melakukan pendaftaran ulang seperti biasa dengan mengisikan formulir yang diberikan petugas dengan tanda tangan dari pimpinan atau direktur perusahaan dan cap stempel resmi perusahaan. 3) Selanjutnya petugas akan memberikan nomor virtual acoount dan perusahaan membayar terlebih dahulu iurannya disertai dengan virtual acoount ke bank. 4) Lalu melakukan komfirmasi pembayaran ke petugas BPJS Kesehatan dan perusahaan sudah resmi menjadi anggota BPJS Kesehatan. 5) Sedangkan
bagi
perusahaan
yang
belum
terdaftar
Jamsostek
sebelumnya, bisa melakukan pendaftaran baru dengan melampirkan berkas NPWP, SIUP, Akta pendirian Perusahaan.
17
6) Bagi karyawan yang sebelumnya sudah menjadi anggota Jamsostek, bisa mendaftarkan BPJS Kesehatan langsung lewat perusahaan. 7) Perwakilan perusahaan akan datang ke kantor BPJS Kesehatan dengan mengisi formulir yang diberikan lalu akan mendapatkan umumirtual acoount yang digunakan untuk semua karyawan. 8) Setelah itu perusahaan akan membayarkan jumlah premi sesuai dengan jumlah karyawan. 9) Karyawan sudah resmi menjadi anggota BPJS Kesehatan non PBI dan mendapatkan kartunya.
Anggota BPJS Kesehatan untuk TNI/POLRI, PNS dan pengguna ASKES bagi peserta dari 4 pekerja tersebut cara mendaftar anggota BPJS Kesehatan hampir sama semua. Datanya juga sudah ada di kantor BPJS Kesehatan sehingga lebih mudah daftarnya. Pendaftaran dapat dilakukan secara kolektif maupun sendiri di kantor perwakilan BPJS Kesehatan terdekat dengan dilampirkan bukti kartu Askes. Pembayaran premi dipotong dari gaji bulanan seperti dengan menggunakan Askes sebelumnya. Pendaftaran selesai, dan peserta akan mendapatkan kartu anggota BPJS Kesehatan.
3. Manfaat yang diperoleh peserta BPJS a. Bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif kuratif, rehabilitasi, pelayanan obat, bahan medis habis pakai sesuai dengan indikasi medis yanhh diperlukan. b. Manfaat non medis ditentukan berdasarkan skala besaran iuran yang dibayarkan, termasuk didalamnya manfaat akomodasi. c. Ambulan diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang di terapkan oleh BPJS Kesehatan.
18
4. Pengajuan klaim Klaim adalah suatu proses dari penyiapan berkas dan prosedur penilaian layak tidaknya klaim yang di bayar berkaitan dengan kelengkapan dokumen, yakni surat rujukan, pemeriksaan, pelayanan penunjang, diagnostik, dan tindakan medik yang telah disahkan oleh dokter yang bertanggung jawab, serta obatobatan yang digunakan sesuai dengan tarif yang berlaku sampai dengan pencairan klaim kepada pemberi pelayanan kesehatan. Ketentuan umum administrasi klaim fasilitas kesehatan BPJS Kesehatan : a. Fasilitas Kesehatan mengajukan klaim setiap bulan secara reguler paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, kecuali kapasitas, tidak perlu diajukan klaim oleh Fasilitas Kesehatan b. BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak dokumen klaim diterima lengkap di kantor Cabang/Kantor Operasional Kabupaten BPJS Kesehatan. c. Kendala Mutu dan Biaya. 1) Dalam rangka penyelenggaraan kendali mutu dan kedala biaya, BPJS Kesehatan membentuk tim kendali mutu dan kendali biaya yang terdiri dari unsur organisasi profesi, akademis dan pakar klinis. 2) Tim kendali mutu dan biaya dapat melakukan: a) Sosialisasi kewenangan tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik profesi sesuai kompetensi; b) Utilization review dan audit mesdis; dan/atau c) Pembinaan etika dan disiplin profesi kepada tenaga kesehatan
19
3) Pada kasus tertentu, tim kendali mutu dan kendali biaya dapat meminta informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan
dan
riwayat
pengobatan
peserta
dalam
bentuk
salinan/fotokopi rekam medis kepada Fasilitas Kesehatan sesuai kebutuhan. 5. Kadaluarsa Klaim a. Klaim Kolektif Fasilitas Kesehatan milik Pemerintah maupun Swasta, baik Tingkat Pertama maupun Tingkat Lanjutan adalah 2 (dua) tahun setelah pelayanan diberikan. b. Klaim Perorangan Batas waktu maksimal pengajuan klaim perorangan klaim adalah 2 (dua) tahun setelah pelayanan diberikan, kecuali diatur secara khusus. 6. Kelengkapan administrasi klaim umum a. Fasilitas Kesehatan tingkat Pertama 1) Formulir Pengajuan /klaim (FPK) rangkap 3 (tiga). 2) Sofcopy
data
pelayanan
bagi
Fasilitas
Kesehatan
yang
telah
menggunakan aplikasi P-Care/aplikasi BPJS Kesehatan lain (untuk PMI/UTD) atau rekapitulasi pelayanan secara manual untuk Fasilitas Kesehatan yang belum menggunakan aplikasi P-Care. 3) Kuitansi asli bermaterai cukup. 4) Bukti pelayanan yang sudah ditanda tangani oleh peserta anggota keluarga. 5) Kelengkapan lain yang dipersyaratkan oleh masing-masing tagihan klaim.
20
b. Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan 1) Formulir Pengajuan Klaim (FPK) rangkap 3 (tiga). 2) Softcopy Iuran aplikasi. 3) Kuitansi asli bermaterai cukup. 4) Bukti pelayanan yang sudah ditanda tangani oleh peserta atau anggota keluarga. 5) Kelengkapan lain yang dipersyaratkan oleh masing-masing tagian klaim.
21
D. Kerangka teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep Dokumen Rekam Medis Rawat Inap
URI
Pengendalian BPJS yang bertugas : Varifikasi berkas persyratan administrasi : 1. Surat rujukan. 2. SEP (surat eligibilitas peserta). 3. Fotocopy KTP / KK, Kartu anggota BPJS. 4. Kwitansi pembayaran. 5. Dokumen-dokumen dan pelayanan kesehatan.
Lengkap
Tidak Lengkap
Gambar 3.1 Kerangka Konsep 22
23
B. Jenis Penelitian 1. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan tentang keadaan secara obyektif dan hasil pengamatan dianalisa tanpa uji statistik. 2.
Penelitian ini menggunakan pendekatan studi belah lintang (cross sectional study) yaitu cara observasi dan pengumpulan data dilakukan sekaligus pada waktu yang bersamaan.
C. Variabel Penelitian 1. Alur BPJS untuk klaim. 2. Cara Pengendalian Ketidaklengkapan persyaratan klaim BPJS. 3. Ketidaklengkapan persyaratan peserta BPJS. D. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional NO
Variabel
1
Alur BPJS untuk Prosedur yang menunjukan tahap-tahap Klaim
2
Definis
Klaim.
BPJS pada Dokumen Rekam Medis Rawat Inap.
kelengkapan
Lengkap tidaknya persyaratan administrasi dalam
persyaratan
proses Klaim meliputi adanya surat, SEP, fotocopy
peserta BPJS.
(KTP,
KK,
Kartu
Anggota
BPJS),
kwitansi
pembayaran, dan dokumen pelayanan kesehatan dari pengendali BPJS berdasarkan hasil pedoman wawancara. 3
Cara pengendali Cara Pengendalian DRM di bagian pengendali BPJS.
guna
memverifikasi
kelengkapan
persyratan
administrasi berdasarkan pedoman wawancara.
24
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen klaim BPJS di Rumah Sakit Umum Daerah Brebes pada bulan Januari tahun 2016 dari total 1247 pasien rawat inap. 2. Sampel n = ukuran sampel N = ukuran populasi d = nilai kritis (batas kesalahan yang di inginkan : 0.1)
n=
N 1 + N.d2
n=
1247 1+ 1247.0,12
n=
1247 13,47
n=
92,57
sampel yang diteliti 92,57 atau 93 dokumen dari total 1247 dokumen bulan januari 2016. Sampel yang di ambil menggunakan teknik random sampling yaitu setiap sampel dari populasi di ambil secara acak di bagian filling.
25
F. Pengumpulan Data 1. Jenis dan sumber data a. Data primer Data yang diperoleh langsung. Data ini merupakan data langsung yang diambil saat peneliti melaksanakan observasi berupa jumlah DRM pasien pengguna progam BPJS yang di berikan ke bagian pengendali BPJS dan jumlah DRM pasien pengguna progam BPJS yang di kembalikan lagi dari pengendali BPJS ke bagian URI. Observasi dilakukan 1 minggu. b. Data sekunder Data sekunder yaitu data kedua / penunjang data yang diperoleh atau dikumpulkan dari pihak lain. Peneliti menggunakan data sekunder yaitu protap pelayanan pasien rawat inap di TPPRI berdasarkan jumlah pasien dari sensus harian rawat inap (SHRI) 2. Cara pengumpulan data Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi yaitu peninjauan langsung pada obyek penelitian dengan cara wawancara dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. 3. Instrument penelitian Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara berupa pertanyaan yang akan diajukan kepada petugas bagian pendaftaran dan klaim Rumah Sakit Umum Daerah Brebes.
26
G. Pengolahan Data Data yang telah diperoleh selanjutnya diolah. Semua data yang terkumpul kemudian disajikan dalam susunan yang baik dan rapi. Tahap-tahap dalam pengolahan data adalah: 1. Editing Pengolahan data yang dilakukan dengan meneliti kembali data yang diperoleh dari hasil pembagian kuisioner dan observasi. 2. klasifikasi pengelompokan data kedalam katagori. 3. Tabulating Penyajian data dalam bentuk tabel-tabel atau dalam bentuk angka-angka setelah diperoleh kebenarannya data tersebut. H. Hasil Analisis Data Analisa
adalah cara yang digunakann dalam mengolah data yang diperoleh.
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskripsi yaitu dengan cara memaparkan hasil penelitian serta membandingkan dengan teori kemudian diambil kesimpulan tanpa di uji statistik.
27
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat RSUD Brebes
RSUD Brebes ini merupakan rumah sakit yang sudah terakreditasi penuh 16 pelayanan tertanggal 24 Februari 2012 KARS-SERT/432/II/2012. RSUD Brebes menerima rujukan dari puskesmas – puskesmas dan praktek swasta yang berada di sekitarnya terutama dari wilayah Brebes Utara dan Tengah. Saat ini RSUD Brebes mempunyai 222 tempat tidur, dengan jumlah SDM yang semakin bertambah, baik Dokter Spesialis, Dokter Umum, Dokter Gigi, Paramedis, maupun tenaga non paramedis. Dengan luas tanah keseluruhan 3,99ha dan luas bangunan 14.144 dan mendapatkan izin operasional dari Kepala Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Kabupaten Brebes Nomor : 503.10/KPPT/III/009/2012 yang berlaku sampai dengan tanggal 28 Maret 2017.
RSUD Kabupaten Brebes dalam pelayanannya sudah menggunakan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) sejak per 1 Januari 2010, dari mulai pendaftaran rawat jalan, rawat inap, dan pelayanan penunjang hampir semuanya di fasilitasi dengan seperangkat komputer SIM RS.
Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Tanggal 29 Oktober 2012 Nomor : Hk.03.05/I/2231/12 RSUD Kabupaten Brebes telah memenuhi syarat menjadi RSUD kelas B. Dengan penetapan kelas dari tipe C berubah menjadi tipe B maka RSUD Kabupaten Brebes untuk truktur organisasi Rumah Sakit berubah dalam susunannya, yang tadinya tipe C tidak ada wakil direktur
27
28
sekarang ada 2 wakil direktur yang membantu tugas direktur RSUD Kebupaten Brebes. Yaitu wakil direktur pelayanan yang membawahi 3 kepala bidang dan setiap kepala bidang membawahi 2 orang kepala seksi. Sedang wakil direktur umum dan keuangan membawahi 3 kepala bagian dan setiap bagian membawahi 3 orang kepala sub bagian. Sedangkan Instalasi rekam medis dalam struktur organisasi RSUD Kabupaten Brebes dibawah langsung kepala bidang penunjang. Dan RSUD Bebes sudah menjadi rumah sakit Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sejak tanggal 1 Januari 2011 yang di syahkan dan di tanda tangani oleh Bupati Brebes.
2. Visi, Misi, dan Motto RSUD Brebes
a. Visi
Menjadi rumah sakit rujukan pelayanan kesehatan bagi masyarakat brebes dan sekitarnya yang bermutu, memuaskan dan mandiri.
b. Misi
1) Meningkatkan kapabilitas dan loyalitas sumber daya manusia. 2) Menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, aman dan terjangkau oleh masyarakat luas. 3) Mengembangkan sistem layanan medis penunjang dan administrasi, melelui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara tepat efektif dan efisien. 4) Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan. 5) Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan karyawati. 6) Mengembangkan organisasi menuju kemandirian dengan menetapkan prinsip – prinsip GOOD GOVERNANCE.
29
c. Motto “ MITRA UNTUK SEHAT ”
3. Jenis Pelayanan Yang Ada di Rumah Sakit Umum Daerah Brebes
Rumah Sakit Umum Daerah Brebes ini memiliki 5 jenis pelayanan rumah sakit, diantaranya gawat darurat, instalasi, rawat inap, rawat jalan, dan Trauma center yang kemudian terbagi lagi menjadi sub bagian sebagai berikut ini :
a. Gawat Darurat
Dalam mewujudkan pelayanan yang cepat , tepat dan cermat dalam pelayanan yang komprehensif dengan tersedianya sumber daya manusia yang unggul dibidangnya masing – masing serta fasilitas ruang dan peralatan yang memadai dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kegawat daruratan bagi masyarakat.
b. Rawat Inap
1) Ruang VIP 2) Ruang Utama 1 3) Ruang Utama 2 4) Ruang THT 5) Ruang Bedah 6) Ruang Dalam
30
7) Ruang Kebidanan dan Ginekologi 8) Ruang Perinatalogi 9) Ruang Penyakit Anak 10) Ruang ICU/ ICUU/ PICU/ NICU/ HCU 11) Ruang Kelas 1 12) Ruang Kelas 2 13) Ruang Kelas 3 (Dahlia)
c. Rawat Jalan
1) Poli VCT 2) Poli Syaraf 3) Poli Spesialis Mata 4) Poli Spesialis Orthopedi 5) Poli Spesialis Anak 6) Poli Spesialis Bedah 7) Poli Spesialis Gigi dan Mulut 8) Poli Spesialis Kebidanan/Kandungan 9) Poli Spesialis Kulit dan Kelamin 10) Poli Spesialis THT
31
11) Poli Spesialis Dalam 1 12) Poli Spesialis Dalam 2 13) Poli Jiwa 14) Poli Psikologi 15) Poli Jantung 16) Poli Paru
d. Pelayanan Penunjang medis
1) Laboratorium 2) Fisioterapi 3) Instalasi Farmasi 4) Hemodialisa 5) Bank Darah 6) Ambulance 7) Instalsi Kamar Mayat 8) Radiologi 9) Ruang Bersalin (VK)
32
10) Kamar Operasi 11) Instalsi Rekam Medis
4. Pelayanan Asuransi
a. JKN / BPJS
1) PBI (BPJS Jamkesmas) 2) Non PBI (BPJS ASKES, BPJS TNI/POLRI, BPJS Mandiri)
b. Kerjasama (Rodeo, In-Healt,dll)
5. Pelayanan Lainnya
a. Pelayanan Mobil Ambulance dan Jenazah b. Pelayanan Visum et repertum c. Pelayanan Home Care/Home Visit d. PKBRS (Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit) e. MOW (Medis Operatif Wanita) pasang dan lepas norplant f.
Pemeriksaan Kesehatan/Medical Chek Up (CPNS, PNS, CALEG)
g. PPKPA (Pusat Pelayanan Kekerasan pada Perempuan dan Anak-anak) / KDRT h. Laundry i.
Pelayanan Inkubator Box Bayi
33
j.
USG 4D
k. Mesin Incinerator l.
Pengolahan Limbah Standar
m. Instalasi Gizi n. CSSD o. Pemulasaran jenasah p. Sanitasi.
B. Gambaran Umum URM
Secara susunan organisasi Instalasi Rekam Medis berada dibawah kewenangan kabid pelayanan penunjang, dibawahnya ada kepala instalasi rekam medis. Kepala Instalasi Rekam Medis bertanggung Jawab langsung kepada kepala bidang pelayanan penunjang dan membawahi kinerja unit kerja rekam medis, dan pendaftaran. kepada Instalasi rekam medis membawahi 19 staf rekam medis yang terbagi 8 orang di bagian pendaftarandan 7 staf di unit kerja rekam medis dan 4 orang dibagian itu tim verifikasi . unit kerja rekam medis terdiri dari sub unit kerja assembling, koding/indeking. Unit kerjs rekam medis terdiri dari sub unit kerja assembling, koding / indexing, filling, analising / reporting.
34
1. Stuktur Organisasi Instalasi Rekam Medis RSUD Brebes
Gambar 4.1 Stuktur Organisasi Instalasi Rekam Medis RSUD Brebes
35
C. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengamatan dari 93 berkas klaim, 19 dari 93 berkas tidak lengkap atau terjadi kesalahan pada klaimnya dan sisa 74 berkas sudah lengkap dan bisa divarifikasi uantuk diklaim pada BPJS. 1. Alur BPJS untuk pengeklaiman BPJS
Prosedur BPJS
pendaftaran
Administrasi pendaftaran
URI
BPJS Apotik
Rekam Medis
Keuangan
Keterangan : Garis Tunggal : untuk alur dokumen atau berkas klaim yang nantinya akan diverifikasi BPJS. Garis Lurus Dobel : untuk alur berkas klaim jika dikembalikan karena ada kesalahan atau ketidaksesuaian. Pada bagian pendaftaran merupakan awal pengumpulan berkas yaitu persyaratan pendaftaran peserta BPJS. Kemudian berkas munuju administrasi pendaftaran untuk dilengkapi (seperti bukti pembayaran)
36
Berkas menuju ke bagian Bangsal untuk dilakukan pemeriksaan , dibagian ini berkas akan diisi diagnosis/tindakan dan mendapatkan resep dokter. Berkas menuju apotik untuk pengambilan resep. Berkas menuju keuangan untuk dicek kembali berkasnya dan jumlah administrasinya. Dari keuangan berkas menuju bagian BPJS untuk di kode grouper dan input. Berkas kembali lagi kebagian keuangan untuk dicek kembali sebelum menuju bagian verifikasi BPJS. Setelah dicek kembali di bagian keuangan berkas kemudian di verifikasi. Jika ada keselahan, dokumen akan langsung dikembalikan menuju bagian rekam medis tanpa melalui administrasi, bangsal, apotik dan bagian keuangan. Dokumen atau berkas yang sudah di perbaiki akan di kirim langsung menuju BPJS. 2.
Kelengkapan persyaratan klaim.
Berdasarkan perhitungan jumlah Populasi Dokumen Rekam Medis rawat inap bulan Januari 2016 yaitu 1247 dan sampel 93 DRM untuk di teliti, Berikut adalah hasil analisis kelengkapan persyaratan klaim BPJS. Tabel 4.1 Analisis kelengkapan persyaratan klaim DRM rawat inap. No Katagori Lengkap Tidak Lengkap ∑ ∑ % % ∑ 1 No RM 93 100% 0 0% 93
Total % 100%
2
Surat rujukan
93
100%
0
0%
93
100%
3
93
100%
0
0%
93
100%
4
Surat Eligibilitas Pasien Foto Copy KTP
92
98,9%
1
1,1 %
93
100%
5
Kartu Keluarga
93
100%
0
0%
93
100%
6
Foto Copy kartu BPJS Biaya perawatan Resep
93
100%
0
0%
93
100%
90
96,8%
3
3,2 %
93
100%
93
100%
0
0%
93
100%
Lembar pemakaian obat dan tindakan
93
100%
0
0%
93
100%
7 8 9
37
10 11 12 13
Pemeriksaan penunjang Lembar resume Gruper INACBG’s Lembar Verifikasi
93
100%
0
0%
93
100%
83
89,2%
10
10,8 %
93
100%
84
90,3%
9
9,7 %
93
100%
93
100%
0
0%
93
100%
Dari tabel diatas menunjukan presentase ketidaklengkapan pengisian DRM yang terbanyak adalah di lembar resume yaitu 10,8%, Gruper INACBG’s yaitu 9,7%, biaya perawatan yaitu 3,2% dan KTP yaitu 1,1. Ketidaklengkapan gruper INACBG’s ada 9 dokumen Pada nomor rekam medis 017xxx, 388xxx, 062xxx, 000xxx, 589xxx, 022xxx, 497xxx, 055xxx, dan 054xxx yaitu jumlah tarif pada aplikasi Gruper INACBG’s tidak sesuai dengan tarif rumah sakit, kesalahan berikutnya terjadi ada 10 dokumen pada nomor rekam medis 022xxx, 589xxx, 584xxx, 032xxx, 017xxx, 011xxx, 497xxx, 055xxx, 014xxx, dan 054xxx yang salah pada pengisian resume yaitu dari diagnosa dan kode ICD sementara ada 3 dokumen yang tidaklengkap untuk nomor rekam medis 073xxx, 022xxx, 056xxx kesalahan pada biaya perawatan / administrasi yaitu kwitansi yang tidak sesuai dan 1 dokumen untuk nomor 585xxx keselahan pada KTP yaitu tidak adanya KTP atau hilang.
3. Cara Pengendali BPJS
Interview Pengendalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap yang di wawancara oleh petugas atau karyawan BPJS mengatakan bahwa jika ada Dokumen Rekam Medis yang tidak lengkap akan di kembalikan lagi ke URI dalam waktu 1 minggu , setelah dokumen rekam medis sudah dilengkapi di bagian URI selanjutnya Dokumen Rekam
38
Medis dikirim kembali di bagian pengendalian BPJS dan di teliti kembali jika sudah lengkap maka akan segera di klaim oleh BPJS.
39
BAB V PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengalami kendala dalam hal sebagai berikut: Responden sebanyak 5 orang yang diteliti tidak semua dari petugas pengendali karena 1 orang tidak ada ,untuk bagian pengendali BPJS tidak bergabung dengan Unit Rekam Medis sehingga surat penelitian membuat 2 surat penelitian. B. Alur BPJS untuk pengeklaiman BPJS
Pelayanan unit rawat inap dilakukan oleh perawat ruangan masing-masing dengan menerima pasien beserta admission note, DRM rawat inap lengkap dengan formulir rekam medis, mencatat hasil klinis meliputi pelayanan medis oleh dokter kedalam formulir rekam medis dan pelayanan keperawatan oleh perawat pada formulir rekam medis asuhan keperawatan segera setelah selesai pelayanan. Membuat laporan kegiatan rawat inap setiap bulan, mencatat kegiatan rawat inap ke dalam buku register pasien rawat inap, kemudian DRM di kirim ke bagian keuangan untuk pembayaran atau diklaim asuransi.[4]
Unit Rawat Inap (URI) yaitu segala proses yang berhubungan dengan alur prosedur sampai dengan penyimpanan yang terletak di bagian inap. Alur dan prosedur rekam medis dibagian Unit Rawat Inap belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku, menurut Depkes RI (Dirjen Yanmed). Pedoman pengelolaan rekam medis rumah sakit di Indonesia alur unit rawat inap dimana dokumen rekam medis setelah pasien pulang dokumen di berikan asembling untuk di teliti kelengkapannya dan bertanggun jawab atas ketidaklengkapannya, di alur unit rekam medis di RSUD Brebes dokumen rekam medis 39
40
setelah pasien pulang dokumen di berikan langsung kepada pengendali BPJS tidak di asembling rekam medis sehingga yang bertanggung jawab atas ketidaklengkapanya yaitu pengendali BPJS, tidak asembling sebagai fungsinya. Hal ini bertentangan dengan teori alur unit rawat inap menurut Depkes RI.
C. Kelengkapan persyaratan klaim Berdasarkan pnelitian Jumlah populasi Dokumen Rekam Medis rawat inap bulan januari 2016 yaitu 1247 dan sampel 93 DRM yang di teliti, dari hasil penelitian sampel 93 adanya ketidaklengkapan pengisian dengan hasil
Kelengkapan berkas pada sampel yaitu 93 sampel, terdapat 19 dokumen yang tidak lengkap atau sekitar 20,4 % dari total semua sampel. Katagori yang tidak lengkap meliputi KTP : 1,1 %, biaya perawatan : 3,2 %, lembar resume : 10,8%, grouper INACBG’s : 9,7 % Kesimpulan dari semua kesalahan yang harus diperbaiki, petugas klaim akan mengecek kembali dokumen rekam medis milik pasien untuk dicek dan diperbaiki kesalahannya agar bisa dikirim kembali ke BPJS dan dicairkan dananya untuk rumah sakit. Adanya persyaratan yang tidak lengkap pada klaim BPJS mengakibatkan keterlambatan pencairan dana pengobatan pasien rawat inap ke rumah sakit.
D. Cara Pengendali BPJS
Interview Pengendalian Dokumen Rekam Medis Rawat Inap yang di wawancara oleh petugas atau karyawan BPJS mengatakan bahwa jika ada Dokumen Rekam Medis yang tidak lengkap akan di kembalikan lagi ke URI dalam waktu 1 minggu. Alur pengendali BPJS di RSUD brebes di bagian BPJS ada perbedaan alur dari teori tersebut yaitu setelah pasien pulang dokumen rekam medis diserahkan langsung di bagian pengendali BPJS dan diteliti dan bertanggung jawab atas kelengkapan dokumen. Berdasarkan Depkes RI (Dirjen Yanmen). Pedoman pengelolahan rekam medis rumah
41
sakit di indonesia. Revisi 1. Jakarta. 1997 setelah pasien pulang dokumen rekam medis diserahkan langsung ke asembling untuk di teliti kelengkapannya setelah itu masuk ke pengendali BPJS untuk diklaim.[5]
42
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang kelengkapan Dokumen Rekam Medis terhadap premi Asuransi BPJS bulan Januari 2016 RSUD Brebes. 1. Alur BPJS untuk pengeklaiman BPJS Alur BPJS di rumah sakit umum daerah prosedur rekam medis dibagian Unit Rawat Inap belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku, menurut Depkes RI (Dirjen Yanmed). Pedoman pengelolaan rekam medis rumah sakit di Indonesia alur unit rawat inap dimana dokumen rekam medis setelah pasien pulang dokumen di berikan asembling untuk di teliti kelengkapannya dan bertanggun jawab atas 2.
Kelengkapan berkas pada sampel yaitu 93 sampel, terdapat 19 dokumen yang tidak lengkap atau sekitar 20,4 % dari total semua sampel. Katagori yang tidak lengkap meliputi KTP : 1,1 %, biaya perawatan : 3,2 %, lembar resume : 10,8%, grouper INACBG’s : 9,7 % Kesimpulan dari semua kesalahan yang harus diperbaiki, petugas klaim akan mengecek kembali dokumen rekam medis milik pasien untuk dicek dan diperbaiki kesalahannya agar bisa dikirim kembali ke BPJS dan dicairkan dananya untuk rumah sakit. Adanya persyaratan yang tidak lengkap pada klaim BPJS mengakibatkan keterlambatan pencairan dana pengobatan pasien rawat inap ke rumah sakit.
3.
Alur pengendali BPJS di RSUD brebes di bagian BPJS ada perbedaan alur dari teori tersebut yaitu setelah pasien pulang dokumen rekam medis diserahkan langsung di bagian pengendali BPJS dan diteliti dan bertanggung jawab atas kelengkapan dokumen.
42
43
B. Saran 1. Bagian unit rekam medis evaluasi kembali untuk prosedure karena di teori alur Dokumen Rekam Medis yaitu DRM setelah dari bangsal seharusnya di asembling Rekam Medis tidak langsung di bagian BPJS karena pemeriksaan atau penanggung jawab DRM rekam medis ada di bagian asembling. Waktu untuk melengkapi berkas yang kurang yaitu 2 x 24 jam lebih efesien waktu. 2. Petugas sebaiknya lebih teliti dalam mengumpulkan berkas sehingga tidak ada kekurangan berkas pada bagian sebelumnya sehingga pada saat mengeklaim bisa lebih cepat tanpa melengkapi berkas atau lembar yang kurang. 3. Adanya bagian asembling untuk meneliti kelengkapan Dokumen rekam Medis Rawat inap setelah masuk ke pengendali BPJS untuk diklaim.
44
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. Keputusan Mentri Kesehatan. no. 983/MENKES/SX/XI/1992, Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis Di Rumah Sakit. Jakarta.1992. 2. Departemen
Kesehatan
RI.
Keputusan
Mentri
Kesehatan.
no.
269a/MENKES/PER/III/2008, Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis. Jakarta. 2008. 3. Wiyono djoko. Managemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Cetakan pertama. Jakarta. 1999. 4. Gibony, Kegunaan Rekam Medis. Jakarta. 1991. 5. Depkes RI (Dirjen Yanmen). Pedoman pengelolahan rekam medis rumah sakit di indonesia. Revisi 1. Jakarta. 1997. 6. Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Dewan Jaminan Sosial Nasional, Dkk. Peta Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019. Jakarta 2012. 7. Pamungkas, tiara wahyu. Dkk. Analisa ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis di RS Pku Muhammadiyah Yogyakarta. http://jurnal.uad.ac.id/kesmas 10/6/2016 09:47 8. Loru, angelique. Faktor-faktor penyebab keterlambatan DRM BPJS rawat inap dari bangsal Ke filling di RS. Panti wilasa. Semarang. 2014 9. Febriansyah, eka. Kelengkapan Persyaratan Administrasi klaim BPJS di bagian Rekam Medis Rumah Sakit Panti Wilasa DR. Cipto. Semarang. 2014 10. Mahyunita. Tinjauan Terhadap Pengisian Formulir Pemeriksaan dan Laporan Psikiatrik Rawat Inap Di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum. 2011. 11. Soni hidayat. Tinjauan Terhadap Kelengkapan Pengisian Laporan Tindakan Operasi Di Rumah Sakit Pelni Pertamburan. Jakarta. 2012. 12. Hatta, G, Pendoman Manajemen Kesehatan Di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia. 2009. 13. www.bpjs-kesehatan.go.id/home 14. www.bpjs-kesehatan.go.id/statis-13-manfaat.html 15. Notoatdmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat (prinsip-prinsip dasar). Jakarta: Rineka Cipta. 2013 16. Peraturan menteri kesehatan republic Indonesia nomor 269a/menkes/per/III/2008. Penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit 17. http://www.fusuyraithkab.gq/2015/04/evaluasi-ketidaklengkapanpersyaratan.html?view=timeslide.
44
45