Analisis varians pendapatan rawat inap pada rumah sakit umum daerah dr. Moewar di tahun anggaran 2002-2004
TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Derajat Ahli Madya Program Studi D3 Akuntansi
Oleh :
Nurul Qomariyah F 3302180
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2005
HALAMAN PERSETUJUAN
1
Surakarta,
2005
Disetujui dan diterima oleh Pembimbing
Afis Setyorini, SE.,Ak NRP 040400004
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
2
Telah disetujui dan diterima baik oleh Penguji Tugas Akhir Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk meraih gelar Ahli Madya Ekonomi jurusan Akuntansi.
Surakarta,
2005
Tim Penguji Tugas Akhir 1. Dra. Rahmawati, M.Si., Ak NIP 132049464 Penguji
(..................................)
2. Afis Setyorini, SE.,Ak NRP 040400004 Pembimbing
(..................................)
HALAMAN MOTTO
3
Sesungguhnya ALLAH tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Surat Ar Ra’du:11)
Bagaimanapun banyak dan beratnya tantangan yang dihadapi manusia dalam kehidupan, maka harapan harus mengalahkan patah semangat, optimis mengalahkan pesimis, dan cita-cita mengalahkan putus asa, sebagaimana matahari mengalahkan kegelapan.
Janganlah berputus asa, karena putus asa salah satu penyebab terjadinya kegagalan.
HALAMAN PERSEMBAHAN
4
Goresan tinta ini aku persembahkan kepada: J Bapak dan Ibu, terima kasih atas cinta dan do’anya yang mengiringi setiap langkah kakiku. J Kakak-kakakku dan keponakanku, terima kasih atas kasih sayangnya yang tak dapat dinilai dengan apapun. J Sahabat-sahabatku, terima kasih atas dukungannya dan kesabaran kalian mengisi hari-hariku. J Almamater.
KATA PENGANTAR Bismillahirohmanirrohim,
5
Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat-Nya yang dilimpahkan kepada umatnya. Meskipun dengan segala keterbatasan kemampuan dan waktu, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul ANALISIS VARIANS PENDAPATAN RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.MOEWARDI TAHUN ANGGARAN 2002-2004. Penulis menyadari tanpa adanya bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak, penyusunan tugas akhir ini tidak mungkin dapat selesai sesuai dengan harapan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan rendah hati menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah bersedia membantu penulis hingga selesainya tugas akhir ini, khususnya kepada: 1. Ibu Salamah Wahyuni, SU selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 2. Ibu Dra. Evi Gantyowati, M.Si.,Ak, selaku Ketua Program DIII Akuntansi Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 3. Bapak Drs. Subekti Djamaluddin, M.Si.,Ak selaku Pembimbing Akademik Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 4. Ibu Afis Setyorini, SE.,Ak selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk, nasihat, bimbingan hingga tersusunnya laporan Tugas Akhir ini. 5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ilmu dan nasehat yang bermanfaat bagi penulis.
6
6. Seluruh staf dan karyawan Program Diploma DIII Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan bantuan administrasi kepada penulis. 7. Bapak Dr. Mardiatmo, Sp. R, selaku Direktur RSUD Dr. Moewardi yang telah memberikan ijin penelitian untuk penulisan laporan Tugas Akhir ini. 8. Bapak Drs. Syahrudin Hamzah, MM, selaku Kepala Bagian Akuntansi Keuangan dan Mobilisasi Dana yang telah memberikan arahan kepada penulis. 9. Bapak Ari Subagio, SE, selaku Kepala Sub Bagian Akuntansi Keuangan dengan penuh kesabaran telah banyak memberikan bimbingan serta arahan yang berguna bagi penulis. 10. Seluruh Staf bagian Akuntansi dan Mobilisasi Dana yang telah, memberikan segala data yang penulis perlukan. 11. Ibu dan Bapak, terima kasih atas cinta, kasih sayang, doa, dan dukungannnya selama ini kepada penulis yang tidak dapat dibalas dengan apapun juga. 12. Kakak-kakakku semuanya, terima kasih atas doa, dukungan, dan bantuannya selama ini. Kasih sayang dari kalian tidak bisa diganti dengan apapun. 13. Ke-6 Keponakanku yang lucu dan menggemaskan, tawa dan senyum dari kalian semua membuat hati tante bahagia. 14. Teman-teman seangkatan khususnya Akuntansi A, kekompakan kelas kita tidak ada yang bisa menandingi. 15. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebut satu persatu yang telah membantu hingga terselesainya penulisan Tugas Akhir ini.
7
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan Tugas Akhir ini.
Surakarta,
2005
PENULIS
DAFTAR ISI Halaman
8
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i ABSTRAKSI ................................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI.................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum RSUD Dr. Moewardi 1. Sejarah Berdirinya RSUD Dr. Moewardi. .................................... 1 2. Falsafah, Visi, Misi, Tujuan, dan Prestasi RSUD Dr. Moewardi. . 3 3. Struktur Organisasi RSUD Dr. Moewardi ..................................... 5 4. Deskripsi Jabatan. .......................................................................... 7 5. Tugas dan Fungsi RSUD Dr. Moewardi........................................ 10 6. Jenis dan Kemampuan Pelayanan yang diberikan RSUD Dr. Moewardi. ................................................................................ 11 B. Latar Belakang Masalah. ..................................................................... 14 C. Perumusan Masalah............................................................................. 16 D. Pembatasan Masalah............................................................................ 16 E. Tujuan Penelitian................................................................................. 17
9
F. Manfaat Penelitian............................................................................... 17 G. Metode Penelitian. ............................................................................... 18 BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Anggaran Perusahaan 1. Definisi anggaran........................................................................... 20 2. Unsur-unsur Anggaran .................................................................. 21 3. Tujuan Penyusunan Anggaran....................................................... 22 4. Manfaat Anggaran. ........................................................................ 23 5. Kelemahan Anggaran. ................................................................... 24 6. Penggolongan Anggaran. .............................................................. 24 7. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran. .......... 27 B. Metode Anggaran Incremental............................................................ 29 C. Analisis Varians Anggaran.................................................................. 30 D. Prosedur Penyusunan Anggaran pada RSUD Dr. Moewardi. ............. 32 E. Analisis Varians Pendapatan Rawat Inap............................................ 34 BAB III TEMUAN A. Kelebihan............................................................................................. 70 B. Kelemahan ........................................................................................... 71 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan.......................................................................................... 72 B. Saran ................................................................................................... 74 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
10
DAFTAR GAMBAR Halaman
11
Gambar I.1 Bagan Organisasi RSUD Dr. Moewardi....................................... 6
DAFTAR TABEL Halaman
12
Tabel I.1
Fasilitas Ruang Perawatan........................................................... 13
Tabel II.1
Anggaran Pendapatan Rawat Inap .............................................. 35
Tabel II.2
Realisasi Pendapatan Rawat Inap................................................ 35
Tabel II.3
Anggaran dan Realisasi Pendapatan Rawat Inap ........................ 36
Tabel II.4
Data Pendapatan Akomodasi ...................................................... 37
Tabel II.5
Data Pendapatan Visite Dokter/Konsul....................................... 41
Tabel II.6
Data Pendapatan Tindakan Medis Non Operasi ......................... 45
Tabel II.7
Data Pendapatan Tindakan Medis Kebidanan ............................ 49
Tabel II.8
Data Pendapatan Administrasi .................................................... 53
Tabel II.9
Data Pendapatan Rawat Intensif ................................................. 57
Tabel II.10 Perhitungan Anggaran Pendapatan Akomodasi Metode Least Square ................................................................... 62 Tabel II.11 Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Akomodasi............................................................... 63 Tabel II.12 Perhitungan Anggaran Pendapatan Visite Dr/ Konsul Metode Least Square ................................................................. 63 Tabel II.13 Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Visite Dr/ Konsul..................................................... 64 Tabel II.14 Perhitungan Anggaran Pendapatan Tindakan Medis Non Operasi Metode Least Square ................................................... 64 Tabel II.15
Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Tindakan Medis Non Operasi ................................ 65
Tabel II.16 Perhitungan Anggaran Pendapatan Tindakan Medis
13
Kebidanan Metode Least Square ............................................. 65 Tabel II.17
Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Tindakan Medis Kebidanan..................................... 66
Tabel II.18 Perhitungan Anggaran Pendapatan Administrasi Metode Least Square ................................................................. 67 Tabel II.19 Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Administrasi............................................................. 67 Tabel II.20 Perhitungan Anggaran Pendapatan Rawat Intensif Metode Least Square ................................................................. 68 Tabel II.21
Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Rawat Intensif.......................................................... 69
Tabel II.22
Analisis Perbandingan Selisih Pendapatan Rawat Inap ............. 69
14
BAB I PENDAHULUAN
Gambaran Umum RSUD Dr. Moewardi 1. Sejarah berdiri RSUD Dr. Moewardi Sebelum menjadi RSUD Dr. Moewardi seperti sekarang ini, terjadi 3 (tiga) tahap pembentukan dalam prosesnya adalah sebagai berikut. a. Jaman Penjajahan Belanda sampai tahun 1942 Pada waktu itu di kota Surakarta terdapat 3 buah rumah sakit swasta adalah sebagai berikut. 1) Zieken Zorg, berkedudukan di Mangkubumen. 2) Zending Ziekenhuis, yang berkedudukan di Jebres. 3) Pantirogo (Rumah Sakit Pemerintah Kasunanan/Kraton Surakarta) di Kadipolo. b. Jaman Pendudukan Jepang (tahun 1942-1945) Pada waktu itu rumah sakit Zieken Zorg dipakai sebagai rumah sakit Internering Kamp tetapi pindah ke Jebres yang saat ini bernama RSUD Dr. Moewardi, sedangkan Zending Ziekenhuis harus pindah ke belakang, dimana didirikan Rehabilitasi Centrum Prof. Dr. Soeharso. c. Jaman Kemerdekaan Pada saat itu di Surakarta terdapat 3 rumah sakit yaitu sebagai berikut. 1) Rumah Sakit Pusat Surakarta (Mangkubumen). 2) Rumah Sakit Surakarta (Jebres). 3) Rumah Sakit Kadipolo1 (Kadipolo).
15
2
Dikalangan masyarakat masih sering terjadinya perbedaan pendapat mengenai nama rumah sakit Surakarta, maka Inspektur Kepala Jawatan Kesehatan Propinsi Jawa Tengah mengusulkan pada Gubernur Jawa Tengah untuk mengganti nama rumah sakit di Surakarta sebagai berikut. a. Rumah
Sakit
Pusat
Surakarta
menjadi
Rumah
Sakit
Mangkubumen. b. Rumah Sakit Surakarta menjadi Rumah Sakit Jebres. Penggantian nama rumah sakit tersebut dikukuhkan dengan SK Menteri Kesehatan RI 9 Juli 1954 No. 44751/R/S) dan pada akhirnya Gubernur Jawa Tengah melalui SK No.445/29684 tanggal 24 Oktober 1988 menetapkan nama RSUD Dr. Moewardi. Pada tahun 1993 sampai sekarang RSUD Dr. Moewardi Surakarta menempati gedung barunya yang terletak di Jl. Kol. Soetarto 132 Kompleks Jebres Surakarta. RSUD Dr. Moewardi adalah milik Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dan berdasarkan Surat Keputusan bersama Menteri Kesehatan Kebudayaan
No:544/Menkes/SKB/X/1981, No.0430/V/Th.1981
dan
Menteri Menteri
Pendidikan Dalam
dan
Negeri
No.3241/A/Th.1981 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan sebagai pusat rumah sakit rujukan untuk Jawa Tengah Bagian Tenggara dan Jawa Timur Bagian Barat. Profil RSUD Dr. Moewardi adalah sebagai berikut. a. Pemilik
: Pemerintah Propinsi Jawa Tengah.
b. Kelas
: B2 Pendidikan sejak tahun 1981.
3
c. Kapasitas
: 473 tempat tidur.
d. Luas Tanah
: 39.915 m2.
e. Luas Bangunan
: 37.756 m2.
f. Keterangan
:
1) Dokter
: 162 orang
2) Perawat
: 525 orang
3) Tenaga Kesehatan Non Perawat : 184 orang 4) Administrasi Jumlah
: 448 orang 1.319 orang
2. Falsafah, Visi, Misi, Tujuan, dan Prestasi RSUD Dr. Moewardi Falsafah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan dengan mutu yang setinggi-tingginya dan melaksanakan fungsi pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sebaik-baiknya yang diabdikan bagi kepentingan peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Visi Menjadi rumah sakit pilihan utama masyarakat Jawa Tengah tahun 2010. Misi 1) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu prima dan memuaskan.
4
2) Memberikan pelayanan yang terjangkau bagi semua golongan masyarakat. 3) Memberikan kontribusi nyata untuk pendidikan dan penelitian kesehatan yang terintegrasi dengan pelayanan dalam rangka peningkatan mutu sumber daya manusia dan Iptek kesehatan. Tujuan RSUD Dr. Moewardi Dalam menjalankan aktivitasnya dan kegiatannya RSUD Dr. Moewardi mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Tujuan tersebut sebagai
berikut ini. 1) Kemandirian finansial rumah sakit. 2) Kepuasan pelanggan. 3) Proses pelayanan yang prima. 4) Sumber Daya Manusia berkomitmen tinggi dan kompeten. Penghargaan atau prestasi yang pernah diperoleh RSUD Dr. Moewardi adalah sebagai berikut. 1) Juara I Penampilan Kerja Rumah Sakit Pendidikan Tingkat Propinsi Jawa Tengah tahun 1995. 2) Juara I Penampilan Kerja Rumah Sakit Pendidikan Tingkat Propinsi Jawa Tengah tahun 1996. 3) Juara I Penampilan Kerja Rumah Sakit Pendidikan Tingkat Propinsi Jawa Tengah tahun 1997.
5
4) Akreditasi Nasional Rumah Sakit Sayang Bayi dari Kepala BKKBN, Menteri UPW, Menteri Kesehatan 1993. 5) Akreditasi Internasional Rumah Sakit Sayang Bayi dari WHO 1994. 6) Akreditasi penuh 5 pelayanan Rumah Sakit Umum dari Komite Gabungan Akreditasi Rumah Sakit 1997. 7) Akreditasi penuh 12 pelayanan Rumah Sakit Umum dari Komite Gabungan Akreditasi Rumah Sakit 2000. 8) Citra Pelayanan Prima 2002 dari Presiden Republik Indonesia.
3. Struktur Organisasi RSUD Dr. Moewardi Struktur organisasi RSUD Dr. Moewardi yang teratur telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Propinsi Tingkat I Jawa Tengah No. 3 tahun 1997. Peraturan yang mengatur struktur organisasi ini diatur dengan suatu Peraturan Daerah karena instansi RSUD Dr. Moewardi ini merupakan suatu rumah sakit untuk daerah Jawa Tengah. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi dari RSUD Dr. Moewardi dinyatakan pada gambar I.1 sebagai berikut ini.
DIREKTU Wadir Penunjang &Pendidikan
Bidang Keperawatan
Seksi Pelayanan Medis I
Komite Medis
Wadir Umum dan Keuangan
Bidang Penunjang Medis
Bidang Diklat dan Penelitian
Bidang Sekretaris
Seksi Keperawatan I
Seksi Penunjang Medis I
Seksi Diklat Medis Dan Penelitian
Sub. Bag. Tata Usaha
Sub. Bag. PPT & SIM RS
Sub. Bag. Anggaran
Sub. Akuntansi Keuangan
Seksi Pelayanan Medis II
Seksi Keperawatan II
Seksi Penunjang Medis II
Sub. Bag. Kepegawaian
Sub. Bag. Rekam Medik
Sub. Bag. Perbendaharaan
Sub. Bag. Akuntansi Manajemen
Seksi Pelayanan Medis III
Seksi Keperawatan III
Sub. Bag. RT & Logistik
Sub. Bag. Humas Pmsr Hk.
Sub. Bag. Verifikasi
Sub. Bag. Mobilisasi Dana
Seksi Diklat Medis &
para
non
Bagian Perencanaan Rekam Medis
Bagian Anggaran & Perbendaharaan
&
Bagian Akuntansi & Mobilisasi Dana
Medis
Bag.
Inst. Sterilisaasi sent & Loundry
Kel. Bedah Syaraf
Kel. Bedah Medik
Kel.Radiologi
Kel. Pathologi
Kel. Peny. Gigi & Mulut Kel. Anesthesi
Kel. Peny. Jiwa
Kel. Peny. Syaraf
Kel. Peny. Kulit
Kel. Peny. THT
Kel. Peny. Mata
Kel. Peny. Obsgyn
Kel. Peny. Anak
Kel. Peny. Jantung
Kel. Peny. Paru
Kel. Peny. Dalam
Kel. Bedah
Staf Medis Fungsional
Inst. Pemeliharaan sarana RS
Inst. Pemulangan Jenazah
Inst. Sanitasi RS
Inst. Gizi
Inst. Laboratorium
Inst. Bedah Medik
Inst. Farmasi
Inst. Radiologi
Inst. Pelayanan Kesehatan Inst. Perawatan Medis
Inst. Bedah Sentral
Inst. Gawat Darurat
Perpust Inst. Rawat Inap III
Inst. Rawat Inap II
Bidang Pelayanan Medis
Inst. Rawat Inap I
Inst. Rawat Jalan
Wadir Pelayanan Medis dan Perawat
Gambar I.1 Bagan Organisasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta
6
7
4. Deskripsi Jabatan Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah, maka susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Surakarta adalah sebagai berikut. a. Direktur Tugasnya adalah memimpin, menyusun
kebijaksanaan pelayanan,
membina pelaksanaan, mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Wakil direktur pelayanan medis dan keperawatan Tugasnya adalah mengkoordinasikan, melaksanakan pengembangan, pengawasan dan pengendalian terhadap peningkatan pelayanan medis dan perawatan dengan unit-unit yang terkait. c. Wakil direktur penunjang medis dan pendidikan Tugasnya adalah mengkoordinasikan, melaksanakan pengembangan, pengawasan dan pengendalian terhadap unit-unit penunjang medis serta unit pendidikan dan pelatihan. d. Wakil direktur umum dan keuangan Tugasnya adalah mengkoordinasikan, melaksanakan pengembangan, pengawasan dan pengendalian terhadap bagian sekretariat, bidang keuangan dan akuntansi, bendaharawan, bagian rekam medis dan kepanitiaan yang berhubungan dengan administrasi kesekretariatan dan keuangan.
8
e. Komite medik Tugasnya adalah mengkoordinasikan, melaksanakan pengembangan, pengawasan, dan pengendalian terhadap pelaksanaan tindakan medis. f. Bidang Pelayanan Medis Tugasnya adalah melakukan pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas,
kegiatan
pelayanan,
pengawasan,
dan
pengendalian
penerimaan dan pemulangan pasien pada instalasi yang terkait. g. Bidang Keperawatan Tugasnya
adalah
membantu
direktur
dalam
mengatur
dan
mengendalikan kegiatan tenaga dan kebutuhan perawatan di unit pelaksana fungsional dan instalasi terkait dalam pelaksanaan pelayanan. h. Bidang Penunjang Medis Tugasnya adalah mengkoordinasikan kebutuhan pelayanan penunjang medis, melaksanakan perencanaan, pemantauan, pengawasan, dan penilaian terhadap penggunaan fasilitas penunjang medis. i. Bidang Pendidikan Latihan dan Penelitian Tugasnya membantu direktur untuk mengkoordinasikan kegiatan pendidikan dan latihan penelitian serta rujukan dan kegiatan perpustakaannya. j. Bagian Sekretaris Tugasnya mengkoordinir penyelenggaraan administrasi dan umum, organisasi dan ketatalaksanaan terhadap seluruh unsur di rumah sakit
9
yang meliputi: penyusunan program dan laporan, ketatalaksanaan, kepegawaian, kerumahtanggaan, catatan medik serta memberikan layanan administrasi kepada direktur dalam rangka pelaksanaan tugasnya. k. Bagian Perencanaan dan Rekam Medis Tugasnya mengelola dokumen medik yang meliputi kegiatan pencatatan, penyusunan, penyimpanan, pengelolaan data medis dan pengambilan kembali, pelaporan data medis yang dibutuhkan oleh unit kerja lain di rumah sakit atau instalasi lain diluar rumah sakit. l. Bagian Anggaran dan Perbendaharaan Tugasnya melaksanakan pengelolaan anggaran dan perbendaharaan rumah sakit yang meliputi penyusunan anggaran perbendaharaan dan verifikasi. m. Bagian Akuntansi Mobilisasi Dana Tugasnya memimpin, merencanakan, mengkoordinasikan, membina, mengawasi pelaksanaan tugas, dan kegiatan bagian sesuai dengan fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang telah ditentukan. n. Staf Medis Fungsional Tugasnya melaksanakan pengelolaan dan mengkoordinasi semua kegiatan medis di rumah sakit sesuai dengan kode etik profesi dokter. o. Instalasi Tugasnya adalah mengatur, melaksanakan, dan mengoperasikan kegiatan sesuai dengan tugas dalam instalasi tersebut.
10
5. Tugas dan Fungsi RSUD Dr. Moewardi Tugas dan Fungsi RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah sebagai berikut ini. a. Tugas Pokok RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tugas Pokok RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah sebagai rumah sakit umum untuk melaksanakan pelayanan kesehatan yang meliputi upaya penyembuhan penderita, pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa, disamping upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan serta penyediaan fasilitas pendidikan, penataran, penelitian, dan latihan bagi calon dokter umum, calon dokter spesialis serta tenaga kesehatan lainnya seperti perawat dan tenaga kesehatan non perawat. b. Fungsi RSUD Dr. Moewardi Surakarta Untuk menyelenggarakan tugasnya RSUD Dr. Moewardi mempunyai fungsi adalah sebagai berikut. 1. Melaksanakan pengurusan tata usaha rumah sakit. 2. Sebagai upaya pelayanan medik. 3. Sebagai upaya Rehabilitasi medik. 4. Sebagai upaya pencegahan penyakit dan peningkatan pemulihan kesehatan. 5. Membantu dan melaksanakan sistem rujukan pada rumah sakit sebagai tempat penelitian dan melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu teknologi di bidang kesehatan.
11
6. Jenis Dan Kemampuan Pelayanan Yang Diberikan RSUD Dr. Moewardi a.
Instalasi Rawat Darurat Instalasi ini buka 24 jam yang didukung dengan tenaga-tenaga yang profesional dan terampil di bidangnya, memberikan pelayanan darurat bedah dan non bedah.
b. Instalasi Pavilyun Cendana Instalasi ini buka hari Senin-Sabtu, dilayani oleh dokter spesialis yang dipilih oleh pasien dengan pelayanan yang lebih pribadi. c.
Instalasi Rawat Jalan Instalasi ini buka hari Senin-Sabtu, mempunyai 14 klinik Spesilis dengan sub spesialisnya adalah sebagai berikut. 1) Klinik Penyakit dalam. 2) Klinik Kesehatan anak. 3) Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan. 4) Klinik Bedah. 5) Klinik THT. 6) Klinik Kulit dan Kelamin. 7) Klinik Paru. 8) Klinik Jantung. 9) Klinik Mata. 10) Klinik Kesehatan jiwa. 11) Klinik Gigi dan Mulut. 12) Klinik Nyeri.
12
13) Klinik Konsultasi gizi. 14) Klinik Penyakit saraf. d. Instalasi Rawat Inap Dalam hubungannya dengan hal tersebut RSUD Dr. Moewardi memberikan pelayanan kesehatan kepada pasiennya dengan menyediakan ruang rawat inap. Ruang perawatan tersebut terdiri dari berbagai kelas yaitu kelas III, II, I, Utama, VIP B, VIP A, VVIP yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Rincian fasilitas ruang perawatan dinyatakan pada tabel I.1. e.
Instalasi Bedah Sentral.
f. Instalasi Radiologi. g. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik. h. Instalasi Rehabilitasi Medik. i. Instalasi Perawatan Intensif. j. Instalasi Gizi. k. Instalasi Farmasi. l. Instalasi Pusat Pencuci Hama dan cuci Jahit. m. Instalasi Pemeliharaan Sarana. n. Instalasi Sanitasi.
Tabel I.1 Fasilitas Ruang Perawatan No. 1.
Kelas Perawatan III 1 kamar 10 pasien
2.
II
Fasilitas · Lemari pasien · Tempat tidur pasien · Kipas Angin · Lemari pasien
13
1 kamar 3 pasien 3.
I 1 kamar 3 pasien
4.
Utama 1 kamar 2 pasien
5.
VIP B 1 kamar 2 pasien
6.
VIP A 1 kamar 1 pasien
7.
VVIP 1 kamar 1 pasien
· · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · · ·
Tempat tidur pasien Kipas Angin Lemari pasien Tempat tidur pasien AC Televisi Lemari pasien Tempat tidur pasien AC Televisi Telepon Kamar Mandi Kursi Sofa Lemari pasien Tempat tidur pasien AC Televisi Telepon Kamar Mandi Lemari Es 2 Lemari pasien Tempat tidur pasien AC Televisi Telepon Sofa Bed Kamar Mandi Lemari Es Lemari pasien Tempat tidur pasien AC Televisi Telepon Sofa Bed Kamar Mandi Lemari Es Meja Makan Pantry
Sumber: data primer
Latar Belakang Masalah Jika sebuah perusahaan berkembang menjadi besar atau sebuah perusahaan yang didirikan dengan skala perusahaan besar baik yang berorientasi pada profit atau non profit, maka perencanaan dan pengawasan kegiatan yang dilaksanakan haruslah memadai dengan besarnya perusahaan tersebut. Kegiatan yang ada di dalam perusahaan semacam ini mempunyai pengaruh dari masing-masing kegiatan di dalam perusahaan terhadap pelaksanaan kegiatan yang lainnya, sehingga bagi manajemen perusahaan tidak ada pilihan lain kecuali berupaya sebaik-baiknya agar pelaksanaan seluruh kegiatan dalam perusahaan yang bersangkutan dapat berjalan dengan baik.
14
Upaya yang tepat dalam mencegah terjadinya kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan dengan menyusun sistem perencanaan, koordinasi, dan pengawasan yang memadai bagi perusahaan tersebut. Alat yang dapat digunakan sebagai perencanaan, koordinasi, dan pengawasan dari seluruh aktivitas perusahaan adalah anggaran. Dengan mempergunakan anggaran, perusahaan akan dapat menyusun perencanaan dengan lebih baik, dapat mengkoordinasikan kegiatan yang akan dilaksanakan serta dapat mengawasi pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan yang bersangkutan. Anggaran merupakan penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang yang dinyatakan dalam unit moneter. Untuk mengetahui apakah target anggaran telah tercapai atau belum maka perlu untuk melakukan suatu analisis terhadap pelaksanaan anggaran. Alat analisis yang dapat digunakan yaitu analisis varians. Analisis varians ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan anggaran dengan realisasinya. Apabila realisasi pendapatan yang diperoleh lebih besar dari anggaran yang berarti bahwa target yang telah dibuat telah tercapai (terjadi penyimpangan yang bersifat menguntungkan (favorable)). Namun apabila realisasi pendapatan yang lebih kecil dari anggaran yang telah dibuat, hal itu berarti bahwa target tidak tercapai (terjadi penyimpangan yang bersifat merugikan (unfavorable)). Selain itu dapat juga untuk mencari penyebab terjadinya penyimpangan tersebut, apakah dikarenakan oleh volume (unit) yang tidak sesuai dengan anggaran yang biasa disebut varians volume, atau dikarenakan oleh harga/tarif per unit yang tidak sama dengan anggaran yang biasa disebut varians harga.
Demikian halnya dengan Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Moewardi
Surakarta sebagai salah satu institusi non profit yang bergerak dibidang kesehatan selain menyusun sebuah anggaran yang digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan pelayanannya juga melakukan analisis setiap bulan terhadap pelaksanaan anggaran yang telah dibuatnya untuk menilai kinerja rumah sakit. Motivasi penulis memilih RSUD Dr. Moewardi sebagai objek penelitian karena RSUD Dr. Moewardi sebagai satu-satunya rumah sakit di wilayah surakarta yang bersifat non profit dan juga RSUD Dr. Moewardi digunakan sebagai rumah sakit rujukan bagi rumah sakit lainnya. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik memberi judul Tugas Akhir ini ANALISIS VARIANS PENDAPATAN RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN
ANGGARAN
2002-2004.
Perumusan Masalah Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan analisis varians terhadap pelaksanaan anggaran pendapatan rawat inap untuk mengetahui apakah target
15
yang telah ditetapkan pada anggaran oleh RSUD Dr. Moewardi sudah tercapai atau belum serta mencari penyebab penyimpangan yang sering terjadi dari pelaksanaan anggaran tersebut. Permasalahan akan berfokus pada: 1. Apakah target yang telah ditetapkan dalam anggaran pada tahun tersebut telah tercapai atau tidak? 2. Berapa besar terjadi selisih yang menguntungkan atau merugikan pada pendapatan rawat inap? 3. Apakah penyebab terjadinya selisih karena varians volume atau varians harga yang menguntungkan atau merugikan pada pendapatan rawat inap?
Pembatasan Masalah Untuk mempermudah dalam pembahasannya, maka permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini dibatasi hanya untuk pendapatan rawat inap, alasannya karena dalam rangka meningkatkan kemandirian rumah sakit salah satu upaya yang dilakukan oleh RSUD Dr. Moewardi dengan mengoptimalkan penerimaan terutama dilihat dari sisi pendapatan rawat inap.
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah target yang telah ditetapkan dalam anggaran pada tahun tersebut telah tercapai atau tidak.
16
2. Untuk mengetahui berapa besar terjadi selisih yang menguntungkan atau merugikan pada pendapatan rawat inap. 3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya selisih yang dikarenakan varians volume atau varians harga yang menguntungkan atau merugikan pada pendapatan rawat inap.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Rumah Sakit a. Diharapkan dapat mengetahui bagaimana kinerja rumah sakit. b. Diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran untuk kemajuan rumah sakit di masa mendatang. 2. Bagi Pembaca Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi tambahan, wawasan, pengetahuan, dan referensi sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan topik ini.
Metode Penelitian 1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini diadakan di RSUD Dr. Moewardi yang berlokasi di Jln. Kol. Sutarto 132 kompleks Jebres Surakarta. 2. Sumber data
17
a. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari RSUD Dr. Moewardi antara lain sejarah berdirinya, struktur organisasi, deskripsi jabatan, dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari rumah sakit berupa data keuangan dan buku-buku referensi yang berhubungan dengan penelitian ini. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data melalui penelitian laporan keuangan yaitu melakukan peninjauan langsung ke perusahaan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan cara sebagai berikut. a. Interview (wawancara) Dalam hal ini penulis melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak dari RSUD Dr. Moewardi bagian Akuntansi.
18
b. Dokumentasi Dalam hal ini data dikumpulkan berdasarkan dokumen yang berisi data keuangan dari RSUD Dr. Moewardi bagian Akuntansi dan bagian Pencatatan Medik.
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Anggaran Perusahaan 1. Definisi Anggaran Didalam melaksanakan kegiatan usahanya, setiap perusahaan akan selalu dihadapkan pada masa depan dengan ketidakpastian, hingga akan menimbulkan masalah pemilihan dari berbagai alternatif kebijakan yang akan ditempuhnya dengan melaksanakan kegiatan usaha tersebut. Disamping itu dengan pelaksanaan kebijakan yang telah diputuskan tersebut perlu adanya suatu alat untuk mengkoordinasikan semua kegiatan agar dapat berjalan secara serasi dan terkendali. Untuk keperluan tersebut sarana manajemen yang dapat dipergunakan yaitu anggaran. Anggaran perusahaan mempunyai definisi yang beraneka ragam namun apabila diamati dengan teliti masing-masing definisi tersebut akan mempunyai pengertian yang sama atau hampir sama. Banyak para ahli mendefinisikan pengertian dari anggaran adalah sebagai berikut. a. Menurut Munandar (1986 : 1) Anggaran yaitu suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
b. Menurut Ahyari (1994 : 8) Anggaran perusahaan merupakan perencanaan formal dari seluruh kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam unit kuantitatif (moneter).
c. Menurut Adisaputro (1996 : 6)
20
21
Anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggungjawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
d. Menurut Supriyono (1999 : 340) Anggaran yaitu suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif untuk menunjukkan bagaimana sumber-sumber akan diperoleh dan digunakan selama jangka waktu tertentu, umumnya satu tahun.
e. Menurut Nafarin (2000 : 9) Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.
Berdasarkan berbagai definisi dari para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu tertentu yang akan datang dan disusun secara sistematis daripada pelaksanaan tanggungjawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan.
2. Unsur-unsur anggaran Menurut Munandar (1986 : 1) dari definisi anggaran secara garis besar mempunyai unsur-unsur sebagai berikut. a.
Rencana, adalah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas yang akan datang. Anggaran juga merupakan rencana, karena anggaran merupakan penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang.
b.
Anggaran meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.
c.
Anggaran dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Unit moneter yang berlaku di Indonesia adalah rupiah.
d.
Anggaran mempunyai jangka waktu yang akan datang, menunjukkan bahwa anggaran berlaku untuk masa yang akan datang dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
3. Tujuan penyusunan anggaran Menurut Nafarin (2000 : 12) ada beberapa tujuan disusunnya anggaran adalah sebagai berikut. a.
Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana.
b.
Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
c.
Untuk merinci jenis sumber dana
yang dicari maupun jenis penggunaan dana, sehingga dapat
mempermudah pengawasan. d.
Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
e.
Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.
f.
Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.
22
4. Manfaat anggaran Menurut Ahyari (1994 : 5) penggunaan anggaran di dalam perusahaan akan mendapatkan beberapa manfaat yang cukup besar, antara lain sebagai berikut ini. a.
Terdapatnya perencanaan terpadu Dengan mempergunakan anggaran perusahaan akan dapat menyusun perencanaan seluruh kegiatan secara terpadu, karena dengan mempergunakan anggaran berarti seluruh kegiatan dalam perusahaan akan “disentuh” oleh anggaran perusahaan .
b.
Terdapatnya pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan Dengan adanya anggaran perusahaan, maka kegiatan yang ada dalam perusahaan tersebut dapat dilaksanakan dengan lebih pasti, karena dapat mendasarkan diri pada anggaran yang telah ada.
c.
Terdapatnya alat koordinasi dalam perusahaan Pelaksanaan kegiatan dengan mempergunakan anggaran sebagai pedoman berarti melakukan kegiatan perusahaan tersebut dibawah koordinasi yang baik.
d.
Terdapatnya alat pengawasan yang baik. Anggaran disamping berfungsi sebagai alat perencanaan juga dapat mempunyai fungsi ganda sebagai alat pengawasan pelaksanaan kegiatan perusahaan.
e.
Terdapatnya evaluasi kegiatan perusahaan Perusahaan yang mempunyai anggaran untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya akan dapat melaksanakan evaluasi rutin setiap selesai melaksanakan kegiatan tersebut.
5. Kelemahan anggaran Menurut Nafarin (2000 : 13) anggaran disamping mempunyai banyak manfaat, namun anggaran juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain sebagai berikut. a.
Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan, sehingga mengandung unsur ketidakpastian.
b.
Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap.
c.
Bagi pihak yang merasa dipaksa melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang, sehingga anggaran tidak akan efektif.
6. Penggolongan anggaran Menurut Nafarin (2000 : 17) anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa sudut pandang berikut ini. a.
Menurut dasar penyusunan 1)
Anggaran variabel Anggaran variabel yaitu anggaran yang disusun berdasarkan Interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas yang berbeda. Anggaran ini sering juga disebut juga anggaran fleksibel. Misalnya anggaran penjualan disusun berkisar antara 500 unit sampai 1000 unit.
2)
Anggaran tetap Anggaran tetap yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap dapat juga disebut anggaran statis. Misalnya penjualan direncanakan 1000 unit, dengan demikian anggaran lainnya dibuat berdasarkan anggaran penjualan 1000 unit.
b.
Menurut cara penyusunan 1)
Anggaran periodik
23
Anggaran periodik yaitu anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periode satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. 2)
Anggaran kontinue Anggaran kontinue adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.
c.
Menurut jangka waktunya 1)
Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) Anggaran jangka panjang adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
2)
Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) Anggaran jangka pendek adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.
d.
Menurut bidangnya 1)
Anggaran operasional Anggaran operasional yaitu anggaran untuk menyusun anggaran laporan rugi-laba.
2)
Anggaran keuangan Anggaran keuangan yaitu anggaran untuk menyusun neraca.
e.
Menurut kemampuan menyusun 1)
Anggaran komprehensif Anggaran komprehensif yaitu rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
2)
Anggaran partial Anggaran partial yaitu anggaran yang disusun tidak secara lengkap. Anggaran partial hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran operasional.
f.
Menurut fungsinya 1)
Appropriation Budget Appropriation Budget adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. Misalnya anggaran untuk penelitian dan pengembangan.
2)
Performance Budget Performance Budget adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai apakah biaya/beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran Menurut Munandar (1986 : 10) untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan berbagai data, informasi, dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam menyusun anggaran. Faktor-faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai berikut. a.
Faktor Intern Faktor Intern yaitu data, informasi, dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktorfaktor intern ini sering disebut sebagai faktor yang controlable (dapat diatur) yaitu faktor-faktor yang dalam batas-batas tertentu masih bisa disesuaikan dengan keinginan atau kebutuhan untuk periode yang akan datang. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut. 1)
Tahun-tahun yang lalu.
24
b.
2)
Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual.
3)
Kapasitas yang dimiliki perusahaan.
4)
Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan.
5)
Modal kerja yang dimiliki Penjualan perusahaan.
6)
Fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan.
7)
Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terkait dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan.
Faktor Ekstern Faktor Ekstern yaitu data, informasi, dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor ekstern sering disebut sebagai faktor yang Un controlable (tidak dapat diatur) yaitu faktor-faktor yang tidak dapat diatur dan tidak dapat disesuaikan dengan keinginan perusahaan. Akibatnya perusahaan yang harus menyesuaikan dirinya, menyesuaikan kebijaksanaannya dengan faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor ekstern adalah sebagai berikut. 1)
Keadaan persaingan.
2)
Tingkat pertumbuhan penduduk.
3)
Tingkat penghasilan masyarakat.
4)
Tingkat pendidikan masyarakat.
5)
Tingkat penyebaran penduduk.
6)
Agama, adat istiadat, dan kebijaksanaan masyarakat.
7)
Kebijaksanaan pemerintah.
8)
Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi, dan lain sebagainya.
B. Metode anggaran Incremental Pada organisasi pemerintah dan nirlaba untuk memudahkan dalam menyusun anggaran lazim menggunakan metode anggaran incremental. Pengertian anggaran incremental menurut Simamora (1994 : 196) adalah metode anggaran yang hanya mempertimbangkan perubahan sumber-sumber daya dari anggaran tahun sebelumnya. Definisi yang hampir sama mengenai anggaran incremental menurut Muljono (1996 : 22) adalah metode yang berdasarkan pengalaman tahun lalu, kemudian diproyeksikan beberapa volume usaha yang akan dicapai pada tahun yang akan datang. Berdasarkan definisi dari para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran incremental adalah metode penyusunan anggaran dengan mendasarkan pada realisasi yang terjadi pada tahun lalu kemudian digunakan untuk menentukan anggaran pada periode yang akan datang. Keunggulan dengan menggunakan metode anggaran incremental yaitu relatif mudah, menyederhanakan proses penganggaran dengan hanya mempertimbangkan kenaikan-kenaikan dalam berbagai pos anggaran, dan tidak perlu mengadakan berbagai evaluasi dari kegiatan operasional itu sendiri tetapi hanya menggunakan angka-angka rupiah yang telah dipakai. Kelemahan dengan menggunakan metode incremental tetap ada yaitu pemborosan dan inefisiensi dapat menumpuk dari tahun ke tahun tanpa pernah diketahui serta sering kali pihak pelaksana anggaran berusaha menghabiskan semua jatah anggaran pengeluaran sehingga tidak terdapat anggaran yang tersisa pada akhir tahun sekarang dan memungkinkan untuk meminta tambahan dana untuk tahun anggaran berikutnya.
C. Analisis Varians Anggaran Perusahaan yang mempunyai anggaran untuk kegiatan operasionalnya, akan dapat melaksanakan evaluasi rutin setiap kali selesai melaksanakan kegiatan tersebut, misalnya satu tahun satu kali. Kegiatan evaluasi ini pada intinya membandingkan antara apa yang direncanakan dalam bentuk anggaran dan realisasinya. Penyimpangan antara realisasi dengan anggaran memerlukan penelitian untuk mencari penyebab terjadinya penyimpangan tersebut dan juga diperlukan tindakan segera seperti koreksi, revisi, dan saran oleh manajemen yang pada dasarnya ingin mendapatkan informasi untuk perbaikan penyusunan anggaran yang akan datang.
25
Definisi varians menurut Muljono (1996 : 441) merupakan perbedaan antara satu hal dengan hal lain yang diperbandingkan. Welsch (2000 : 498) juga memiliki definisi tersendiri tentang analisis varians yaitu analisis matematis dari dua perangkat data untuk mendapatkan pendalaman penyebab terjadinya suatu penyimpangan/varians. Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis varians yaitu analisis yang membandingkan dua perangkat data untuk mencari penyebab terjadinya penyimpangan/varians/selisih. Menurut Muljono (1996 : 442) analisis varians dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis varians secara kualitatif Analisis varians secara kualitatif untuk mengetahui apakah target yang pada anggaran telah tercapai atau belum. Apabila realisasi pendapatan yang diperoleh lebih besar dari anggaran pendapatan yang berarti bahwa target yang telah dibuat telah tercapai (terjadi penyimpangan yang bersifat menguntungkan (favorable)). Namun apabila realisasi pendapatan yang lebih kecil dari anggaran pendapatan yang telah dibuat, hal itu berarti bahwa target tidak tercapai (terjadi penyimpangan yang bersifat merugikan (unfavorable)). Rumus untuk menghitung persentase penyimpangan yang terjadi (Welsch, 2000:485, Muljono, 1996:445) adalah: Persentase penyimpangan =
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran
2. Analisis varians secara kuantitatif Analisis varians secara kuantitatif untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan. Apabila penyimpangan tersebut dikarenakan oleh volume (unit) yang tidak sesuai dengan anggaran yang biasa disebut varians volume, tetapi dapat juga disebabkan oleh harga/tarif per unit yang tidak sama dengan anggaran yang biasa disebut varians harga. Menurut Welsch (2000:499) untuk mencari penyebab terjadinya penyimpangan apakah disebabkan karena volume atau harga, maka langkah perhitungan yang pertama adalah menghitung harga jual ratarata realisasi dan harga jual rata-rata anggaran sebagai berikut: Hrt R = Total PR : VR Hrt A = Total PA : VA Selanjutnya menghitung varians volume dan varians harga sebagai berikut: Varians Volume = (VR - VA) X Hrt A Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X VR Keterangan:
26
Hrt R
= Harga rata-rata Realisasi.
Hrt A
= Harga rata-rata Anggaran.
PR
= Pendapatan Realisasi.
PA
= Pendapatan Anggaran
VR
= Volume Realisasi.
VA
= Volume Anggaran
D. Prosedur Penyusunan Anggaran Pada RSUD Dr. Moewardi Penyusunan anggaran tidak hanya terbatas pada perusahaan yang bertujuan utamanya mencari laba, melainkan organisasi pemerintah dan nirlaba juga menyusun anggaran dalam kegiatannya. Dasar penyusunan anggaran yang digunakan pada perusahaan yang berorientasi pada laba biasanya memakai anggaran statis (anggaran tetap) atau anggaran fleksibel (anggaran variabel), sedangkan pada organisasi pemerintah dan nirlaba lazim menggunakan metode incremental. Demikian halnya dengan RSUD Dr. Moewardi metode yang digunakan dalam menyusun anggarannya aadalah metode incremental, yaitu dengan mendasarkan pada realisasi yang terjadi pada tahun yang lalu kemudian digunakan untuk menentukan kebijakan penerimaan tahun yang akan datang apakah persentasenya akan dinaikkan atau akan diturunkan. RSUD Dr. Moewardi tetap konsisten menggunakan metode ini karena hal tersebut memang sudah merupakan ketetapan dari Pemda Propinsi. Tolok ukur yang digunakan oleh RSUD Dr. Moewardi untuk menentukan apakah anggaran penerimaan akan dinaikkan atau diturunkan adalah:
1. Adanya penambahan pasien kunjungan rawat jalan maupun rawat inap. 2. Adanya perubahan tarif/penerapan tarif baru. 3. Adanya perkembangan pola penyakit dari masyarakat. 4. Adanya tingkat kompetisi dengan rumah sakit lain. Proses penyusunan anggaran pada RSUD Dr. Moewardi secara garis besar adalah sebagai berikut: User/penanggung jawab kegiatan pada triwulan ke tiga pada tahun berjalan menyusun usulan Daftar Rencana Kerja (DRK) dan mengajukan usulan DRK tersebut melalui Bagian Perencanaan rumah sakit. Di dalam bagian ini usulan DRK akan dibahas bersama User dan setelah disepakati dari usulan DRK tersebut akan disusun usulan Program Kerja dan usulan Daftar Skala Prioritas (DSP). Usulan Program Kerja dan usulan DSP tersebut untuk tahun kedepan diajukan kepada Direksi melalui Wadir Umum dan Keuangan. Oleh Wadir Umum dan Keuangan usulan Program Kerja dan usulan DSP tersebut
27
diteruskan ke panitia anggaran dibahas bersama dan menentukan besaran anggaran dan daftar skala prioritas (DSP) serta menyusun program untuk rumah sakit kedepan. Besaran anggaran dan DSP dimasukkkan dalam dokumen RASK (Rencana Anggaran
Satuan Kerja) rumah sakit. RASK
rumah sakit tersebut kemudian diajukan ke Pemerintah propinsi yaitu Gubernur Jawa Tengah melalui lewat Biro Keuangan SETDA (Sekretariat Daerah), BAPPEDA, Biro Pembangunan Daerah. Bersama-sama eksekutif dan legislatif RASK tersebut dibahas dan apabila semua pihak setuju kemudian ditetapkan sebagai DASK (Dokumen Anggaran Satuan Kerja) untuk tahun berikutnya, tetapi bila RASK tersebut belum disetujui maka akan dilakukan revisi terhadap RASK tersebut.
E. Analisis Varians Pendapatan Rawat Inap Anggaran dengan realisasi jarang terdapat kesamaan, sehingga hampir selalu terjadi penyimpangan/selisih (varians). Dalam realisasinya yang kita harapkan bila terjadi penyimpangan tersebut merupakan selisih yang menguntungkan (favorable), bukan selisih yang merugikan (unfavorable). Penyimpangan tersebut dapat disebabkan oleh varians volume (unit) yang tidak sesuai dengan anggaran, tetapi dapat juga karena harga/tarif per unit yang tidak sama dengan anggaran. Berikut ini daftar anggaran pendapatan rawat inap RSUD Dr. Moewardi dari tahun anggaran 2002-2004.
Tabel II.1 Anggaran Pendapatan Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun Anggaran 2002-2004
Jenis Pendapatan
2002
Akomodasi
2003
2004
Rp. 2.625.000.000
Rp. 2.505.000.000
Visite dr/Konsul
Rp. 1.205.000.000
Rp. 1.479.000.000
Rp. 1.530.000.000
Tnd Md non OP.
Rp.
Rp.
499.000.000
Rp.
519.000.000
Tnd Kebidanan
Rp.
95.000.000
Rp.
530.000.000
Administrasi
Rp.
195.000.000
Rp.
203.000.000
468.000.000
28
Rawat Intensif
Rp.
138.000.000
Jumlah
Rp. 4.548.000.000
Rp.
143.000.000
Rp. 5.036.000.000
Rp.
198.000.000
Rp. 5.485.000.000
Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi Tabel II.2 Realisasi Pendapatan Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun Anggaran 2002-2004
Jenis Pendapatan
2002
2003
2004
Rp. 2.050.614.745
Rp. 1.879.926.925
Visite dr/Konsul
Rp. 1.150.980.891 Rp. 1.211.917.524
Rp. 1.487.265.431
Tnd Md non OP.
Rp.
Akomodasi
360.519.550 Rp.
410.784.975
Rp.
337.162.850
Tnd Kebidanan
Rp.
419.039.525
Rp.
358.022.200
Administrasi
Rp.
159.352.000
Rp.
252.114.125
Rp.
122.077.700
Rp.
187.756.000
Rawat Intensif
Rp.
91.707.250
Jumlah
Rp. 4.398.523.156 Rp. 4.373.786.469
Rp. 4.502.247.531
Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi
Tabel II.3 Anggaran Dan Realisasi Pendapatan Rawat Inap Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun
Anggaran
Realisasi
Selisih Jumlah
%
Ket
2002
Rp.4.548.000.000
Rp.4.398.523.156
(Rp.149.476.844)
(3,29%)
(UF)
2003
Rp.5.036.000.000
Rp.4.373.786.469
(Rp.662.213.531)
(13,15%)
(UF)
2004
Rp.5.485.000.000
Rp.4.502.247.531
(Rp.982.752.469)
(17,92%)
(UF)
Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi. Berdasarkan tabel anggaran dan realisasi pendapatan rawat inap RSUD Dr. Moewardi di atas dapat dilihat bahwa selama tiga tahun berturut-turut target tidak dapat tercapai atau dengan kata lain selalu terjadi selisih yang merugikan. Hal tersebut disebabkan jumlah pasien rawat inap yang menurun sehingga menyebabkan rata-rata kapasitas tempat tidur yang rendah, pasien yang mempunyai kartu sehat akan memperoleh keringanan biaya pengobatan dari rumah sakit karena RSUD Dr. Moewardi yang mengemban misi sosial tetap konsisten dalam melayani pasien tidak mampu yaitu melalui jalur fasilitas Jaring Pengaman Sosial (JPS), yang terdiri dari pasien
29
pemegang Kartu Sehat dan pasien pemegang Surat Keterangan Tidak Mampu, pola penyakit masyarakat yang relatif tetap. Selain itu dipengaruhi juga persaingan dengan rumah sakit lain yang semakin ketat. Dari tabel diatas penulis akan membahas satu persatu penyimpangan yang mungkin terjadi dan mencoba mencari menyebabnya apakah karena varians volume atau varians harga.
1.
Pendapatan Rawat Inap Komponen Akomodasi
Tabel II.4 Data Pendapatan Akomodasi Tahun Anggaran 2002-2004 Anggaran Tahun
Realisasi
2002
Hari Perawatan 99.758
Jumlah Rp. 2.171.000.000
Hari Jumlah Perawatan 96.757 Rp. 2.348.659.700
2003
106.652
Rp. 2.625.000.000
82.429 Rp. 2.050.614.745
2004
90.672
Rp. 2.505.000.000
89.840 Rp. 1.879.926.925
Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi a. Tahun Anggaran 2002 Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran
Persentase Penyimpangan =
=
Rp.2.348.659.700 - Rp.2.171.000.000 x100% Rp.2.171.000.000
= 8,18 % (Menguntungkan) Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 2.171.000.000 : 99.758 = Rp. 21.763
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp. 2.348.659.700 : 96.757 = Rp. 24.274
Varians Hari Perawatan (HP) = (HP R – HP A) X Hrt A = (96.757-99.758) X Rp. 21.763 = ( Rp. 65.310.763) Varians Harga
Merugikan
30
= (Hrt R – Hrt A) X HP R = (Rp.24.274 - Rp.21.763) X 96.757=Rp. 242.956.827
Menguntungkan
Rekapitulasi Varians Hari Perawatan
= (Rp. 65.310.763)
Merugikan
Varians Harga
= Rp. 242.956.827
Menguntungkan
= Rp. 177.646.064
Menguntungkan
Analisis: Terdapat varians yang menguntungkan sebesar Rp. 177.646.064 atau dalam persentase sebesar 8,18% di atas target. Meskipun terjadi varians hari perawatan yang merugikan sebesar Rp. 65.310.763, tetapi hal ini dapat ditutup dengan terjadi varians harga yang menguntungkan sebesar Rp. 242.956.827. Hal ini terjadi karena pendapatan akomodasi meliputi penerimaan dari biaya sewa kamar, pelayanan gizi/makanan dan kebersihan, sedangkan pembelian barang yang diperlukan untuk memenuhi pelayanan gizi/makanan dan kebersihan tersebut diperoleh rumah sakit dari KPRI RSUD Dr. Moewardi dengan harga yang lebih murah. b. Tahun Anggaran 2003 Persentase Penyimpangan =
=
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran Rp.2.050.614.745 - Rp.2.625.000.000 x100% Rp.2.625.000.000
= - 21,88 % (Merugikan) Harga rata-rata:
31
1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 2.625.000.000 : 106.652 = Rp. 24.613
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp. 2.050.614.745 : 82.429 = Rp. 24.877
Varians Hari Perawatan (HP) = (HP R – HP A) X Hrt A = (82.429 – 106.652) X Rp. 24.613 = (Rp. 596.200.699)
Merugikan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X HP R = (Rp. 24.877 – Rp. 24.613) X 82.429 = Rp. 21.761.256 Menguntungkan Rekapitulasi Varians Hari Perawatan
= (Rp. 596.200.699)
Merugikan
Varians Harga
= Rp.
Menguntungkan
21.761.256
= (Rp. 574.439.443)
Merugikan
Analisis: Pada tahun anggaran ini terdapat varians yang merugikan sebesar Rp. 574.439.443 atau sekitar 21,18% di bawah target. Penyebabnya karena terjadi selisih merugikan yang sangat besar pada varians hari perawatan yaitu Rp 596.200.699, dimana hal ini tidak bisa diimbangi dengan selisih menguntungkan pada varians harga yang hanya sebesar Rp. 21.761.256. Varians hari perawatan ini dipengaruhi oleh menurunnya jumlah pasien rawat inap karena pola penyakit masyarakat yang relatif tetap c. Tahun Anggaran 2004 Persentase Penyimpangan =
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran
32
=
Rp.1.879.926.925 - Rp.2.505.000.000 x100% Rp.2.505.000.000
= - 24, 95 % (Merugikan)
33
Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 2.505.000.000 : 90.672 = Rp. 27.627
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp. 1.879.926.925 : 89.840 = Rp. 20.925
Varians Hari Perawatan (HP) = (HP R – HP A) X Hrt A = (89.840 – 90.672) X Rp. 27.627 = (Rp.
22.985.664)
Merugikan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X HP R = (Rp. 20.925–Rp. 27.627) X 89.840 = (Rp. 602.107.680)
Merugikan
Rekapitulasi Varians Hari Perawatan
= (Rp. 22.985.664)
Merugikan
Varians Harga
= (Rp. 602.107.680)
Merugikan
= (Rp. 625.093.344)
Merugikan
Analisis: Pendapatan rawat inap komponen akomodasi, pada tahun anggaran ini tidak mencapai target yang telah ditetapkan yaitu mengalami varians yang merugikan sekitar 24,95% atau sebesar Rp. 625.093.344. Hal ini disebabkan terjadi selisih yang sama-sama merugikan pada varians hari perawatan yaitu sebesar Rp. 22.985.664 dan varians harga sebesar Rp. 602.107.680. Selisih yang merugikan pada varians harga ini disebabkan harga rata-rata anggaran sebesar Rp. 27.627, tetapi pada realisasinya harga rata-rata hanya sebesar Rp. 20.925, karena pada pasien kelas III dengan biaya yang lebih murah pada umumnya mempunyai Kartu
34
Sehat atau Askes yang memanfaatkan kartu tersebut untuk memperoleh keringanan biaya pengobatan. 2. Pendapatan Rawat Inap Komponen Visite Dokter/ Konsul RSUD Dr. Moewardi tidak membuat laporan tentang volume pelayanan visite pada rawat inap sehingga penulis menggunakan data hari perawatan karena hari perawatan juga berhubungan dengan pendapatan visite dokter/konsul. Tabel II.5 Data Pendapatan Visite Dokter/ Konsul Tahun Anggaran 2002-2004
Anggaran Tahun
Realisasi
2002
Hari Perawatan 113.142
Jumlah Rp. 1.205.000.000
Hari Jumlah Perawatan 107.731 Rp. 1.150.980.981
2003
118.504
Rp. 1.479.000.000
92.741 Rp. 1.211.917.524
2004
102.015
Rp. 1.530.000.000
99.675 Rp. 1.487.265.431
Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi a. Tahun Anggaran 2002 Persentase Penyimpangan =
=
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran Rp.1.150.980.981 - Rp.1.205.000.000 x100% Rp.1.205.000.000
= - 4,48% (Merugikan) Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 1.205.000.000 : 113.142 = Rp. 10.650
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp. 1.150.980.981 : 107.731 = Rp. 10.684
35
Varians Hari Perawatan (HP) = (HP R – HP A) X Hrt A = (107.731–113.142) X Rp. 10.650 = ( Rp. 57.627.150)
Merugikan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X HP R = (Rp. 10.684 - Rp. 10.650) X 107.731 = Rp. 3.662.854 Menguntungkan Rekapitulasi Varians Hari Perawatan
= (Rp. 57.627.150)
Merugikan
Varians Harga
= Rp.
Menguntungkan
3.662.854
= Rp. (53.964.296)
Merugikan
Analisis: Realisasi pendapatan visite dokter/konsul pada tahun anggaran ini berada 4,48% di bawah target atau selisih merugikan sebesar Rp. 53.964.296. Apabila dilihat dari harga rata-rata terdapat selisih yang tipis pada harga rata-rata realisasi dengan harga rata-rata anggaran sehingga meskipun terjadi selisih menguntungkan pada varians harga sebesar Rp. 3.662.854 tetap belum dapat mengimbangi terjadinya selisih merugikan pada varians hari perawatan sebesar Rp. 57.627.150, karena menurunnya jumlah pasien rawat inap sehingga mempengaruhi hari perawatan.Varians harga terjadi karena ada kenaikan tarif visite dokter/konsul yang setiap tahun selalu berubah seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran. b. Tahun Anggaran 2003 Persentase Penyimpangan =
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran
36
=
Rp.1.211.917.524 - Rp.1.479.000.000 x100% Rp.1.479.000.000
= -18,06 % (Merugikan) Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 1.479.000.000 : 118.504 = Rp. 12.480
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp. 1.211.917.524 : 92.741
= Rp. 13.067
Varians Hari Perawatan (HP) = (HP R – HP A) X Hrt A = (92.741 – 118.504) X Rp. 12.480 = ( Rp. 321.552.240)
Merugikan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X HP R = (Rp. 13.067 - Rp. 12.480) X 92.741=Rp. 54.438.967
Menguntungkan
Rekapitulasi Varians Hari Perawatan
= (Rp. 321.552.240)
Merugikan
Varians Harga
= Rp.
Menguntungkan
54.438.967
= (Rp. 267.083.273)
Merugikan
Analisis: Pendapatan dari visite dokter/konsul sama halnya dengan tahun sebelumnya, masih berada dibawah target yaitu 18,06% atau sebesar Rp. 267.083.273. Hal ini disebabkan karena selisih merugikan terjadi pada varians hari perawatan yaitu sebesar Rp. 321.552.240. Pada varians harga yang terjadi
justru sebaliknya yaitu selisih menguntungkan
Rp. 54.438.967, meskipun belum
sebesar
cukup untuk menutup varians hari
perawatan. Varians harga terjadi karena adanya pasien pribadi dari dokter
37
yang dirujuk untuk mendapatkan perawatan di RSUD Dr. Moewardi dengan alasan dana yang dikeluarkan tentu lebih murah dibandingkan jika dirawat di rumah sakit swasta. c. Tahun Anggaran 2004 Persentase Penyimpangan =
=
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran Rp.1.487.265.431 - Rp.1.530.000.000 x100% Rp.1.530.000.000
= - 2,79 % (Merugikan) Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 1.530.000.000 : 102.015 = Rp. 14.998
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp. 1.487.265.431 : 99.675
= Rp. 14.921
Varians Hari Perawatan (HP) = (HP R – HP A) X Hrt A = (99.675 – 102.015) X Rp. 14.998 = (Rp. 35.095.320)
Merugikan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X HP R = (Rp. 14.921 - Rp. 14.998) X 99.675= (Rp. 7.674.975)
Merugikan
Rekapitulasi Varians Hari Perawatan
= (Rp. 35.095.320)
Merugikan
Varians Harga
= (Rp. 7.674.975)
Merugikan
= (Rp. 42.770.295)
Merugikan
38
Analisis: Meskipun pada tahun ini pendapatan dari visite dokter/konsul masih belum mencapai target, tetapi hanya sekitar 2,79% dibawah target. Pada varians harga dan varians hari perawatan sama-sama terjadi selisih merugikan
yaitu
masing-masing
sebesar
Rp.
7.674.975
dan
Rp. 35.095.320 sehingga secara keseluruhan terjadi selisih merugikan sebesar Rp. 42.770.295. Hal ini karena dipengaruhi oleh pasien rawat inap pada kelas perawatan III yang mencapai 30%, sedangkan biaya visite dokter/konsul pada kelas perawatan ini murah. 3.
Pendapatan Rawat Inap Komponen Tindakan Medis Non Operasi
Tabel II.6 Data Pendapatan Tindakan Medis Non Operasi Tahun Anggaran 2002-2004 Anggaran Tahun
Realisasi
2002
Tindakan Medis 123.127
Jumlah Rp. 468.000.000
Tindakan Jumlah Medis 115.357 Rp. 360.519.550
2003
126.893
Rp. 499.000.000
104.401 Rp. 410.784.975
2004
114.841
Rp. 519.000.000
75.792 Rp. 337.162.850
Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi a. Tahun Anggaran 2002 Persentase Penyimpangan =
=
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran Rp.360.519.550 - Rp.468.000.000 x100% Rp.468.000.000
= - 22,97 % (Merugikan)
39
Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 468.000.000 : 123.127 = Rp. 3.800
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp. 360.519.550 : 115.357 = Rp. 3.125
Varians Tindakan Medis (TM) = ( TM R – TM A) X Hrt A = (115.357 – 123.127) X Rp. 3800 = (Rp. 29.526.000)
Merugikan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X TM R = (Rp. 3.125 - Rp. 3.800) X 115.357 = (Rp. 77.865.975)
Merugikan
Rekapitulasi Varians Tindakan Medis
= (Rp. 29.526.000)
Merugikan
Varians Harga
= (Rp. 77.865.975)
Merugikan
= (Rp. 107.391.975)
Merugikan
Analisis: Realisasi pendapatan dari tindakan medis non operasi belum mencapai target yaitu 22,97% di bawah target. Secara keseluruhan terdapat selisih yang merugikan sebesar Rp.107.391.975, dikarenakan selisih merugikan sama-sama terjadi pada varians tindakan medis dan varians harga masingmasing sebesar Rp. 29.526.000 dan Rp. 77.865.975. Hal ini dipengaruhi oleh tindakan perawatan yang semakin menurun karena menurunnya jumlah pasien rawat inap. b. Tahun Anggaran 2003 Persentase Penyimpangan =
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran
40
=
Rp.410.784.975 - Rp.499.000.000 x100% Rp.499.000.000
= - 17,68 % (Merugikan) Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 499.000.000 : 126.893 = Rp. 3.932
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp. 410.784.975 : 104.401 = Rp. 3.935
Varians Tindakan Medis (TM) = ( TM R – TM A) X Hrt A = (104.401 – 126.893) X Rp. 3.932 = (Rp. 88.438.544)
Merugikan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X TM R = (Rp. 3.935 - Rp. 3.932) X 104.401 = Rp. 313.203
Menguntungkan
Rekapitulasi Varians Tindakan Medis
= (Rp. 88.438.544)
Merugikan
Varians Harga
= Rp.
Menguntungkan
313.203
= (Rp. 88.125.341)
Merugikan
Analisis: Target yang telah ditetapkan tidak tercapai pada tahun anggaran ini. Selisih merugikan secara keseluruhan sebesar Rp. 88.125.341 atau sekitar 17,68%
di
bawah
target.
Pada
varians
harga
terjadi
selisih
menguntungkan, namun hanya sebesar Rp. 313.203. Jika dilihat dari target volume tindakan medis sebesar 126.893, sedangkan realisasinya hanya 104.401 sehingga menyebabkan
varians tindakan medis sebesar
41
Rp. 88.438.544. Hal ini disebabkan pola penyakit masyarakat yang relatif tetap. c. Tahun Anggaran 2004 Persentase Penyimpangan =
=
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran Rp.337.162.850 - Rp.519.000.000 x100% Rp.519.000.000
= - 35,04% (Merugikan) Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 519.000.000 : 114.841 = Rp. 4.519
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp. 337.162.850 : 75.792 = Rp. 4.449
Varians Tindakan Medis (TM) = ( TM R – TM A) X Hrt A = (75.792 – 114.841) X Rp. 4.519= (Rp. 176.462.431)
Merugikan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X TM R = (Rp. 4.449 - Rp. 4.519) X 75.792= Rp. 5.305.440
Merugikan
Rekapitulasi Varians Tindakan Medis
= (Rp. 176.462.431)
Merugikan
Varians Harga
= (Rp.
5.305.440)
Merugikan
= (Rp. 181.767.871)
Merugikan
Analisis: Pada tahun anggaran ini, target tidak dapat tercapai yaitu penyimpangan dibawah target sebesar 35,04%. Penyebabnya adalah volume tindakan
42
medis yang realisasinya hanya 75.792, tetapi pada target volume tindakan medis sebesar 114.841, sehingga hal ini yang menyebabkan terjadinya selisih merugikan pada varians tindakan medis sebesar Rp. 176.462.431. Demikian pula terjadi pada varians harga selisih merugikan sebesar Rp. 5.305.440, maka totalnya selisih merugikan sebesar Rp. 181.767.871. Hal ini karena tindakan perawatan yang berada dibawah target dan pola penyakit dari masyarakat yang relatif tetap. 4.
Pendapatan Rawat Inap Komponen Tindakan Medik Kebidanan
Tabel II.7 Data Pendapatan Tindakan Medik Kebidanan Tahun Anggaran 2002-2004 Anggaran Tahun
Realisasi
2002
Jumlah Persalinan 2.332
Jumlah Rp. 511.000.000
Jumlah Jumlah Persalinan 1.843 Rp. 384.193.700
2003
456
Rp. 95.000.000
1.481 Rp. 419.039.525
2004
1.629
Rp. 530.000.000
1.381 Rp. 358.022.200
Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi a. Tahun Anggaran 2002 Persentase Penyimpangan =
=
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran Rp.384.193.700 - Rp.511.000.000 x100% Rp.511.000.000
= - 24,82 % (Merugikan) Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 511.000.000 : 2.332 = Rp. 219.125
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp. 384.193.700 : 1.843 = Rp. 208.461
43
Varians Jumlah Persalinan (JP) = (JP R – JP A) X Hrt A = (1.843 – 2.332) X Rp. 219.125= (Rp. 107.152.125)
Merugikan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X JP R = (Rp. 208.461 - Rp. 219.125) X 1.843 = (Rp. 19.653.752)
Merugikan
Rekapitulasi Varians Jumlah Persalinan
= (Rp. 107.152.125)
Merugikan
Varians Harga
= (Rp. 19.653.752)
Merugikan
= (Rp. 126.805.877)
Merugikan
Analisis: Anggaran pendapatan tindakan medik kebidanan sebesar Rp. 511.000.000, pada realisasinya hanya sebesar RP. 384.193.700, atau sekitar 24,82% di bawah target. Terdapatnya selisih merugikan yang hampir 25% disebabkan terjadi selisih merugikan pada varians jumlah persalinan dan varians harga yang besarnya masing-masing Rp. 107.152.125 dan
Rp.
19.653.752, maka selisih merugikan secara total berjumlah
Rp.
126.805.877. Hal ini terjadi karena persaingan dengan klinik bersalin, rumah sakit swasta, maupun dengan bidan praktek dengan menawarkan biaya yang lebih murah sehingga dapat menarik pasien untuk mendapatkan pelayanan disana. b. Tahun Anggaran 2003 Persentase Penyimpangan =
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran
44
=
Rp.419.039.525 - Rp.95.000.000 x100% Rp.95.000.000
= 341% (Menguntungkan) Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 95.000.000 : 456
= Rp. 208.333
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp. 419.039.525 : 1.481 = Rp. 282.944
Varians Jumlah Persalinan (JP) = (JP R – JP A) X Hrt A = (1.481 – 456) X Rp. 208.333 = Rp. 213.541.325
Menguntungkan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X JP R =(Rp. 282.944 - Rp. 208.333)X1.481 = Rp. 101.498.891 Menguntungkan Rekapitulasi Varians Jumlah Persalinan
= Rp. 213.541.325
Menguntungkan
Varians Harga
= Rp. 101.498.891
Menguntungkan
= Rp. 324.040.216
Menguntungkan
Analisis: Realisasi pendapatan dari tindakan medis kebidanan pada tahun anggaran ini telah dapat mencapai target yaitu 341% di atas target. Hal ini dikarenakan anggaran dibuat hanya sebesar Rp. 95.000.000 dan realisasinya
sebesar
Rp.
419.039.525,
sehingga
terdapat
selisih
menguntungkan sebesar Rp. 324.040.216. Varians jumlah persalinan dan varians harga sama-sama di atas anggaran yang telah dibuat yaitu masing-
45
masing sebesar Rp. 213.541.325 dan Rp. 101.498.891. Hal ini karena RSUD Dr. Moewardi berusaha memberikan pelayanan yang dapat meningkatkan kembali penerimaannya dari komponen tindakan medik kebidanan dan juga meningkatnya jumlah kelahiran resiko tinggi. c. Tahun anggaran 2004 Persentase Penyimpangan =
=
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran Rp.358.022.200 - Rp.530.000.000 x100% Rp.530.000.000
= - 32,45% (Merugikan) Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 530.000.000 : 1.629 = Rp. 325.353
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp. 358.022.200 : 1.381 = Rp. 259.245
Varians Jumlah Persalinan (JP) = (JP R – JP A) X Hrt A = (1.381 –1.629) X Rp. 325.353
= (Rp. 80.687.544)
Merugikan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X JP R =(Rp. 259.245 -Rp. 325.353)X 1.381 = (Rp. 91.295.148)
Merugikan
Rekapitulasi Varians Jumlah Persalinan
= (Rp. 80.687.544)
Merugikan
Varians Harga
= (Rp. 91.295.148)
Merugikan
= (Rp. 171.982.692)
Merugikan
46
Analisis: Setelah dapat mencapai target pada tahun lalu, pada tahun anggaran ini target kembali tidak dapat tercapai yaitu 32,45% di bawah target. Penyebabnya adalah jumlah persalinan maupun harga rata-rata realisasi tidak dapat mencapai target, sehingga terjadi varians jumlah persalinan sebesar Rp. 80.687.544 dan varians harga sebesar Rp. 91.295.148, jadi secara
keseluruhan
target
yang
tidak
dapat
dicapai
sebesar
Rp. 171.982.692. Hal ini terjadi karena kelahiran untuk tiap-tiap tahun tidak dapat diprediksi perkembangannya, sedangkan persaingan dengan klinik bersalin, bidan praktek, dan rumah sakit swasta yang semakin ketat. 5. Pendapatan Rawat Inap Komponen Administrasi Tabel II.8 Data Pendapatan Administrasi Tahun Anggaran 2002-2004 Anggaran Tahun
Realisasi
2002
Hari Perawatan 113.142
Jumlah Rp. 55.000.000
Hari Jumlah Perawatan 107.371 Rp. 62.462.065
2003
118.504
Rp. 195.000.000
92.741 Rp. 159.352.000
2004
102.015
Rp. 203.000.000
99.675 Rp. 252.114.125
Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi a. Tahun Anggaran 2002 Persentase Penyimpangan =
=
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran Rp.62.462.065 - Rp.55.000.000 x100% Rp.55.000.000
= 13,57% (Menguntungkan)
47
Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 55.000.000 : 113.142 = Rp. 486
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp.62.462.065 : 107.731 = Rp. 580
Varians Hari Perawatan (HP) = (HP R – HP A) X Hrt A =(107.731–113.142) X Rp. 486 = (Rp. 2.629.746)
Merugikan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X HP R =(Rp. 580 - Rp. 486)X 107.731 = Rp. 10.126.714
Menguntungkan
Rekapitulasi Varians Hari Perawatan
= (Rp. 2.629.746)
Merugikan
Varians Harga
= Rp. 10.126.714
Menguntungkan
= Rp. 7.496.968
Menguntungkan
Analisis: Pada tahun anggaran ini target dapat tercapai tepatnya 13,57% di atas target. Meskipun jika dilihat dari varians hari perawatan terjadi selisih merugikan sebesar Rp. 2.629.746, tetapi hal ini dapat ditutup dengan selisih menguntungkan pada varians harga sebesar Rp.10.126.714, sehingga selisih menguntungkan secara keseluruhan menjadi sebesar Rp. 7.496.968. Penyebabnya karena besarnya hari perawatan pavilyun cendana yang sehingga mempengaruhi pendapatan administrasi. b. Tahun Anggaran 2003 Persentase Penyimpangan =
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran
48
=
Rp159.352.000 - Rp.195.000.000 x100% Rp.195.000.000
= -18,28% (Merugikan) Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 195.000.000 : 118.504 = Rp. 1.646
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp.159.352.000 :
92.741 = Rp.1.718
Varians Hari Perawatan (HP) = (HP R – HP A) X Hrt A =(92.741–118.504) X Rp. 1.646 = (Rp. 42.405.898)
Merugikan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X HP R =(Rp. 1.718 - Rp. 1.646)X 92.741= Rp. 6.677.352
Menguntungkan
Rekapitulasi Varians Hari Perawatan
= (Rp. 42.405.898)
Merugikan
Varians Harga
= Rp.
Menguntungkan
6.677.352
= (Rp. 35.728.546)
Merugikan
Analisis: Pendapatan administrasi tidak bisa mencapai target yaitu 18,28% di bawah target. Apabila dilihat dari varians harga terjadi selisih menguntungkan sebesar Rp. 6.677.352, tetapi belum bisa mengimbangi selisih merugikan pada varians hari perawatan sebesar Rp. 42.405.898. Secara keseluruhan selisih merugikan sebesar Rp. 35.728.546. Hal ini karena menurunnya jumlah pasien rawat inap sehingga menyebabkan rata-rata kapasitas
49
tempat tidur yang rendah, menyebabkan pula pendapatan administrasi menurun. c. Tahun Anggaran 2004 Persentase Penyimpangan =
=
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran Rp.252.114.125 - Rp.203.000.000 x100% Rp.203.000.000
= 24,19% (Menguntungkan) Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 203.000.000 : 102.015 = Rp. 1.990
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp. 252.114.125:
99.675 = Rp.2.590
Varians Hari Perawatan (HP) = (HP R – HP A) X Hrt A =(99.675–102.015) X Rp. 1.990 = (Rp. 4.656.600)
Merugikan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X HP R =(Rp. 2.590 - Rp. 1.990)X 99.675 = Rp. 59.805.000
Menguntungkan
Rekapitulasi Varians Hari Perawatan
= (Rp. 4.656.600)
Merugikan
Varians Harga
= Rp. 59.805.000
Menguntungkan
= Rp. 55.148.400
Menguntungkan
Analisis: Realisasi pendapatan administrasi melebihi anggaran yang berarti bahwa target tercapai sebesar 24,19%. Penyebabnya karena varians harga terjadi
50
selisih menguntungkan sebesar Rp. 59.805.000, meskipun pada varians hari perawatan terjadi selisih merugikan sebesar Rp. 4.656.600, tetapi hal tersebut dapat ditutup varians harga, maka secara total selisih menguntungkan
sebesar
Rp.
55.148.400.
Besarnya
pendapatan
administrasi dari pavilyun cendana dan rawat intensif karena ada kenaikan harga. 6. Pendapatan Rawat Inap Komponen Rawat Intensif Tabel II.9 Data Pendapatan Rawat Intensif Tahun Anggaran 2002-2004 Anggaran Tahun
Realisasi
2002
Hari Perawatan 13.384
Jumlah Rp. 138.000.000
Hari Jumlah Perawatan 10.774 Rp. 91.707.250
2003
11.851
Rp. 143.000.000
10.312 Rp. 122.077.700
2004
11.343
Rp. 198.000.000
9.835 Rp. 187.756.000
Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi a. Tahun Anggaran 2002 Persentase Penyimpangan =
=
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran Rp.91.707.250 - Rp.138.000.000 x100% Rp.138.000.000
= - 33,55% (Merugikan) Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 138.000.000 : 13.384 = Rp. 10.311
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp.91.707.250 : 10.774 = Rp. 8.512
51
Varians Hari Perawatan (HP) = (HP R – HP A) X Hrt A =(10.774–13.384) X Rp. 10.311 = (Rp. 26.911.710)
Merugikan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X HP R =(Rp. 8.512 - Rp. 10.311) X 10.774 = (Rp. 19.382.426)
Merugikan
Rekapitulasi Varians Hari Perawatan
= (Rp. 26.911.710)
Merugikan
Varians Harga
= (Rp. 19.382.426)
Merugikan
= (Rp. 46.294.136)
Merugikan
Analisis: Pendapatan rawat intensif tidak dapat mencapai target yaitu terjadi selisih merugikan sebesar Rp. 46.294.136 atau sekitar 33,55% dibawah target. Hal ini dikarenakan jumlah hari perawatan dan harga rata-rata anggaran jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah hari perawatan dan harga rata-rata realisasi. Perincian besarnya varians hari perawatan dan varians harga masing-masing sebesar Rp. 26.911.710 dan Rp. 19.382.426. Hal ini karena keringanan biaya yang diberikan kepada pasien pemegang kartu sehat maupun Askes yang dirawat di ruang rawat intensif. b. Tahun Anggaran 2003 Persentase Penyimpangan =
=
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran Rp.122.077.700 - Rp.143.000.000 x100% Rp.143.000.000
52
= - 14,63% (Merugikan) Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 143.000.000 : 11.851 = Rp. 12.066
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp.122.077.700 : 10.312 = Rp.11.838
Varians Hari Perawatan (HP) = (HP R – HP A) X Hrt A =(10.312–11.851) X Rp. 12.066 = (Rp. 18.569.574)
Merugikan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X HP R =(Rp. 11.838 - Rp. 12.066) X 10.312 = (Rp. 2.351.136)
Merugikan
Rekapitulasi Varians Hari Perawatan
= (Rp. 18.569.574)
Merugikan
Varians Harga
= (Rp. 2.351.136)
Merugikan
= (Rp. 20.920.710)
Merugikan
Analisis: Sama halnya dengan tahun anggaran 2002, pendapatan rawat intensif masih terjadi selisih merugikan tepatnya sebesar 14,63%. Penyebabnya karena hari perawatan dan harga rata-rata realisasi masih berada di bawah target. Besarnya selisih merugikan pada varians hari perawatan Rp.18.569.574
dan varians harga Rp. 2.351.136, sehingga totalnya
menjadi Rp. 20.920.710. Hal ini karena pola penyakit masyarakat yang relatif tetap artinya tidak adanya wabah penyakit yang menyerang masyarakat.
53
c. Tahun Anggaran 2004 Persentase Penyimpangan =
=
Re alisasi - Anggaran x100% Anggaran Rp.187.756.000 - Rp.198.000.000 x100% Rp.198.000.000
= - 5,17% (Merugikan)
Harga rata-rata: 1. Anggaran (Hrt A)
= Rp. 198.000.000 :11.343 = Rp. 17.456
2. Realisasi (Hrt R)
= Rp.187.756.000:9.835 = Rp. 19.091
Varians Hari Perawatan (HP) = (HP R – HP A) X Hrt A =(9.835 –11.343) X Rp. 17.456 = (Rp. 26.323.648)
Merugikan
Varians Harga = (Hrt R – Hrt A) X HP R =(Rp. 19.091 - Rp. 17.456) X 9.835 = Rp. 16.080.225 Menguntungkan Rekapitulasi Varians Hari Perawatan
= (Rp. 26.323.648)
Merugikan
Varians Harga
= Rp. 16.080.225
Menguntungkan
= (Rp. 10.243.423)
Merugikan
Analisis: Meskipun pada tahun anggaran ini masih belum dapat mencapai target tetapi hanya beda tipis yaitu 5,17% di bawah target. Hal ini disebabkan harga rata-rata anggaran sehingga Rp. 16.080.225, namun hari perawatan
54
realisasi belum bisa mencapai target sehingga terjadi selisih merugikan pada varians hari perawatan sebesar Rp. 26.323.648. Target yang tidak dapat dicapai secara keseluruhan yaitu Rp. 10.243.423. Varians harga yang menguntungkan karena ada penerapan tarif baru di ruang rawat intensif Dari tabel pendapatan rawat inap setiap komponen diatas target banyak yang belum tercapai, maka penulis mencoba menghitung anggaran pendapatan rawat inap dengan menggunakan metode least square. Metode least square sering digunakan dalam melakukan penghitungan peramalan di perusahaan karena dianggap paling mudah untuk dipraktekkan. Metode ini menggunakan variabel yang sedikit dan cukup sederhana sehingga penghitungannya lebih mudah dibandingkan dengan metode lainnya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Y = a + bX (i) a =
(ii) b=
åy n
å xy åx 2
Perlakuan perhitungan untuk menentukan nilai prediksi (x) antara data genap dan data ganjil itu berbeda. Penetuan nilai x untuk data ganjil yaitu dengan cara mengambil data yang paling tengah dari data yang tersedia lalu diberi angka nol (0) sebagai tahun dasar. Selanjutnya selisih untuk setiap tahunnya harus sama, dimana sesudah tahun dasar berarti positif dan sebelum tahun dasar beraarti negatif. Penentuan nilai prediksi
55
dalam data genap membutuhkan ketelitian tersendiri dengan tetap
å x = 0 . Cara
memegang konsep bahwa untuk metode least square ini
yang digunakan untuk menentukan nilai x dalam data genap yaitu mengambil 2 data yang paling tengah dari data yang tersedia lalu digunakan interval. Untuk prediksi selanjutnya, selisih tiap tahunnya harus sama. Apabila bergerak menurun maka nilai x berarti negatif dan begitu juga untuk sebaliknya, apabila bergerak naik maka nilai x positif. 1. Pendapatan Rawat Inap Komponen Akomodasi Tabel II.10 Perhitungan Anggaran Pendapatan Akomodasi Metode Least Square Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun 2002
Pendapatan (Y) 2.348.659.700
X -1
X2 1
XY -2.348.659.700
2003
2.050.614.745
0
0
0
2004
1.875.926.925
1
1
1.879.926.925
Total 6.279.201.370 Sumber: Data yang diolah
0
2
-468.732.775
a=
b=
åy n
=
å xy åx 2
6.279.201.370 = 2.093.067.123 3
=
- 468.732.775 = -234.366.387,5 2
= - 234.366.388 (Pembulatan) Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y = 2.093.067.123 – 234.366.388X Peramalan Pendapatan Akomodasi adalah sebagai berikut. Tahun 2002 = 2.093.067.123 – 234.366.388 (-1) = 2.327.433.511
56
Tahun 2003 = 2.093.067.123 – 234.366.388 (0) = 2.093.067.123 Tahun 2004 = 2.093.067.123 – 234.366.388 (1) = 1.858.700.735 Tabel II.11 Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Akomodasi Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun
Anggaran
Selisih
Realisasi Jumlah
%
Ket
2002
Rp.2.327.433.511
Rp.2.348.659.700
Rp.21.226.189
0,91%
F
2003
Rp.2.093.067.123
Rp.2.050.614.745
(Rp.42.452.378)
(2,03%)
(UF)
2004
Rp.1.858.700.735
Rp.1.879.926.925
Rp.21.226.190
1,14%
F
Sumber: Data yang diolah 2. Pendapatan Rawat Inap Komponen VisiteDokter/Konsul Tabel II.12 Perhitungan Anggaran Pendapatan VisiteDokter/Konsul Metode Least Square Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun 2002
Pendapatan (Y) 1.150.980.981
X -1
X2 1
XY -1.150.980.981
2003
1.211.917.524
0
0
0
2004
1.487.265.431
1
1
1.487.265.431
Total 3.850.163.936 Sumber: Data yang diolah
0
2
336.284.450
a=
b=
åy
=
n
å xy åx 2
3.850.163.936 = 1.283.387.979 3
=
336.284.450 = 168.142.225 2
Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y = 1.283.387.979 + 168.142.225X
57
Peramalan Pendapatan VisiteDokter/Konsul adalah sebagai berikut. Tahun 2002 = 1.283.387.979 + 168.142.225 (-1) = 1.115.245.754 Tahun 2003 = 1.283.387.979 + 168.142.225 (0) = 1.283.387.979 Tahun 2004 = 1.283.387.979 + 168.142.225 (1) = 1.451.530.204 Tabel II.13 Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Visite Dokter/Konsul Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun
Anggaran
Selisih
Realisasi Jumlah
%
Ket
2002
Rp.1.115.245.754
Rp.1.150.980.981
Rp. 35.735.227
3,2%
F
2003
Rp.1.283.387.979
Rp.1.211.917.524
(Rp.71.470.455)
(5,57%)
(UF)
2004
Rp.1.451.530.204
Rp.1.487.265.431
Rp. 35.735.227
3,2%)
F
Sumber: Data yang diolah 3. Pendapatan Rawat Inap Komponen Tindakan Medis Non Operasi Tabel II.14 Perhitungan Anggaran Pendapatan Tindakan Medis Non Operasi Metode Least Square Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun 2002
Pendapatan (Y) 360.519.550
X -1
X2 1
XY -360.519.550
2003
410.784.975
0
0
0
2004
337.162.850
1
1
337.162.850
0
2
-23.356.700
Total 1.108.467.375 Sumber: Data yang diolah a=
b=
åy n
=
å xy åx 2
1.108.467.375 = 369.489.125 3
=
- 23.356.700 = -11.678.350 2
58
Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y = 369.489.125 – 11.678.350X Peramalan Pendapatan Tindakan Medis Non Operasi adalah sebagai berikut. Tahun 2002 = 369.489.125 – 11.678.350 (-1) = 381.167.475 Tahun 2003 = 369.489.125 – 11.678.350 (0) = 369.489.125 Tahun 2004 = 369.489.125 – 11.678.350 (1) = 357.810.775 Tabel II.15 Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Tindakan Medis Non Operasi Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun 2002
Anggaran
Selisih
Realisasi
Jumlah
Rp.381.167.475
%
Ket
(Rp.20.647.925)
5,42%
UF
Rp.360.519.550
2003
Rp.369.489.125
Rp.410.784.975
Rp.41.295.850
11,18%
F
2004
Rp.357.810.775
Rp.337.162.850
(Rp.20.647.925)
5,42%
UF
Sumber: Data yang diolah 4. Pendapatan Rawat Inap Komponen Tindakan Medik Kebidanan Tabel II.16 Perhitungan Anggaran Pendapatan Tindakan Medik Kebidanan Metode Least Square Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun 2002
Pendapatan (Y) 384.193.700
X -1
X2 1
XY -384.193.700
2003
419.039.525
0
0
0
2004
358.022.200
1
1
358.022.200
0
2
- 26.171.500
Total 1.161.255.425 Sumber: Data yang diolah
59
a=
b=
åy n
=
å xy åx 2
1.161.255.425 = 387.085.141,7 = 387.085.142 (Pembulatan) 3
=
- 26.171.500 = -13.085.750 2
Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y = 387.085.142 – 13.085.750X Peramalan Pendapatan Tindakan Medik Kebidanan
adalah sebagai
berikut. Tahun 2002 = 387.085.142 – 13.085.750 (-1) = 400.170.892 Tahun 2003 = 387.085.142 – 13.085.750 (0) = 387.085.142 Tahun 2004 = 387.085.142 – 13.085.750 (1) = 373.999.392 Tabel II.17 Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Tindakan Medik Kebidanan Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun
Anggaran
Selisih
Realisasi
Jumlah
%
Ket
2002
Rp.400.170.892
Rp.384.193.700
(Rp.15.977.192)
3,99%
UF
2003
Rp.387.085.142
Rp.419.039.525
Rp.31.954.383
8,25%
F
2004
Rp.373.999.392
Rp.358.022.200
(Rp.15.977.192)
3,99%
UF
Sumber: Data yang diolah
60
5. Pendapatan Rawat Inap Komponen Administrasi Tabel II.18 Perhitungan Anggaran Pendapatan Administrasi Metode Least Square Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun 2002
Pendapatan (Y) 62.462.065
X -1
X2 1
XY -62.462.065
2003
159.352.000
0
0
0
2004
252.114.125
1
1
252.114.125
Total 473.928.190 Sumber: Data yang diolah
0
2
189.652.060
åy
473.928.190 = 157.976.063,3 = 157.976.063 (Pembulatan) n 3 å xy = 189.652.060 = 94.826.030 b= 2 å x2
a=
=
Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y =157.976.063 + 94.826.030X Peramalan Pendapatan Administrasi adalah sebagai berikut. Tahun 2002 = 157.976.063 + 94.826.030 (-1) = 63.150.033 Tahun 2003 =157.976.063 + 94.826.030 (0) = 157.976.063 Tahun 2004 = 157.976.063 + 94.826.030 (1) = 252.802.093
Tahun
Tabel II.19 Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Administrasi Tahun Anggaran 2002-2004 Selisih Anggaran Realisasi Jumlah %
Ket
2002
Rp.63.150.033
Rp.62.462.065
(Rp.687.968)
(1,09%)
UF
2003
Rp.157.976.063
Rp.159.352.000
Rp.1.375.937
0,87%
F
2004
Rp.252.802.093
Rp.252.114.125
(Rp.687.968)
(1,09%)
UF
Sumber: Data yang diolah
61
6. Pendapatan Rawat Inap Komponen Rawat Intensif Tabel II.20 Perhitungan Anggaran Pendapatan Rawat Intensif Metode Least Square Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun 2002
Pendapatan (Y) 91.707.250
X -1
X2 1
XY -91.707.250
2003
122.077.700
0
0
0
2004
187.756.000
1
1
187.756.000
Total 401.540.950 Sumber: Data yang diolah
0
2
96.048.750
a=
b=
åy n
=
å xy åx 2
401.540.950 = 133.846.983,3 = 133.846.983 (Pembulatan) 3
=
96.048.750 = 48.024.375 2
Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y = 133.846.983 + 48.024.375X Peramalan Pendapatan Rawat Intensif adalah sebagai berikut. Tahun 2002 = 133.846.983 + 48.024.375 (-1) = 85.822.608 Tahun 2003 =133.846.983 + 48.024.375 (0) = 133.846.983 Tahun 2004 = 133.846.983 + 48.024.375 (1) = 181.871.358
62
Tabel II.21 Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Rawat Intensif Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun
Anggaran
Selisih
Realisasi Jumlah
2002
%
Ket
Rp.91.707.250
Rp.5.884.642
6,86%
F
Rp.85.822.608 2003
Rp.133.846.983
Rp.122.077.700
(Rp.11.769.283)
(8,79%)
(UF)
2004
Rp.181.871.358
Rp.187.756.000
Rp.5.884.642
6,86%
F
Sumber: Data yang diolah Berdasarkan tabel perhitungan anggaran dengan metode least square, penulis membandingkan selisih penyimpangan antara perhitungan anggaran di rumah sakit dengan perhitungan penulis yaitu sebagai berikut. Tabel II.22 Analisis Perbandingan Selisih Pendapatan Rawat Inap Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun 2002
Tahun 2003
Tahun 2004
Jenis Pendapatan
Metode
Rumah
Metode
Rumah
Metode
Rumah
Least
Sakit
Least
Sakit
Least
Sakit
Square
Square
Square
Akomodasi
0,91%
8,81%
-2,03%
-21,88%
1,14%
-24,95%
Visite dr/Konsul
3,2%
-4,48%
-5,57%
-18,06%
3,2%
-2,79%
Tin. non Op
-5,42%
-22,97%
11,18%
-17,68%
-5,42%
-35,04%
Tin. Kebidanan
-3,99%
-24,82%
8,25%
341%
-3,99%
-32,45%
Administrasi
-1,09%
13,57%
0,87%
-18,28%
-1,09%
24,19%
Rawat Intensif
6,89%
-33,55%
-8,79%
-14,63%
6,88%
-5,17%
Sumber: data yang diolah
Dari tabel tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode least square persentase penyimpangan realisasi pendapatan lebih kecil. BAB III TEMUAN
Dari hasil analisis data pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini penulis akan mengungkapkan temuan-temuan yang berhasil penulis peroleh yang akan diklasifikasikan dalam kebaikan dan kelemahan dari pelaksanaan anggaran pendapatan rawat inap tersebut, yaitu: 1. Kelebihan a.
RSUD Dr. Moewardi setiap akan melakukan kegiatan usahanya, khususnya dalam bidang keuangan, terlebih dahulu menyusun suatu perencanaan dalam bentuk anggaran yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga memiliki pedoman dalam melaksanakan kegiatan usahanya dan dapat melakukan evaluasi dari pelaksanaan anggaran.
b.
Setiap bulan RSUD Dr. Moewardi selalu mengadakan evaluasi dari pelaksanaan anggaran yang telah dibuat, dengan membandingkan antara anggaran dan realisasinya sehingga pihak manajemen dapat melakukan penilaian tentang sukses atau tidaknya kerja rumah sakit selama periode yang bersangkutan.
c.
RSUD Dr. Moewardi dalam menyusun anggaran untuk periode yang akan
datang
selalu
mempertimbangkan
70
faktor-faktor
seperti
71
perubahan tarif/penerapan tarif baru, adanya
penambahan pasien
kunjungan rawat jalan maupun rawat inap, adanya perkembangan pola penyakit dari masyarakat, dan adanya tingkat kompetisi dengan rumah sakit lain. d.
Penyusunan anggaran pada RSUD Dr. Moewardi melibatkan semua bagian yang ada dalam rumah sakit, sehingga anggaran yang tersusun merupakan hasil kesepakatan bersama sesuai dengan kondisi, fasilitas serta kemampuan masing-masing instalasi secara terpadu.
2. Kelemahan a.
Pendapatan rawat inap secara akumulatif selama tiga tahun berturutturut belum bisa mencapai target yang telah ditetapkan. Penurunan ini terjadi selain karena penurunan jumlah pasien rawat inap sehingga mempengaruhi hari perawatan dan menyebabkan rata-rata kapasitas tempat tidur rendah.
b.
Jika dilihat dari per komponen masih banyak komponen pendapatan rawat inap yang targetnya tidak tercapai terutama untuk komponen visite dokter/konsul, tindakan medis non operasi, dan rawat intensif yang selama tiga tahun berturut-turut tidak dapat mencapai target.
c.
Dalam
menyusun
anggaran
RSUD
menggunakan metode incremental
Dr.
Moewardi
hanya
yang hanya berdasarkan pada
realisasi pendapatan tahun yang lalu untuk menentukan anggaran untuk periode yang akan datang.
BAB IV REKOMENDASI
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada RSUD Dr. Moewardi tentang realisasi anggaran pendapatan rawat inap tahun anggaran 2002-2004 maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ini. Pendapatan rawat inap RSUD Dr. Moewardi selama tiga berturut-turut tidak dapat mencapai target. Untuk tahun anggaran 2002 target yang tidak dapat dicapai sebesar 3,29%, tahun anggaran 2003 sebesar 13,15% di bawah target, sedangkan untuk tahun anggaran 2004 sebesar 17,92% target yang tidak dapat dicapai. Jika dilihat dari per komponen masih banyak komponen pendapatan yang targetnya tidak dicapai yaitu sebagai berikut ini. a. Komponen Akomodasi Tahun Anggaran 2002 berada 8,18% diatas target karena pembelian barang yang diperlukan untuk memenuhi pelayanan gizi/makanan dan kebersihan tersebut diperoleh rumah sakit dari KPRI RSUD Dr. Moewardi dengan harga yang lebih murah, sedangkan tahun anggaran 2003 dan 2004 berada 21,88% dan 24,95% di bawah target. Hal ini karena menurunnya hari perawatan rawat inap karena pola penyakit masyarakat yang relatif tetap sehingga menyebabkan rata-rata kapasitas tempat tidur rendah.
72
73
b. Komponen Visite Dokter/Konsul Selama tiga tahun berturut-turut berada di bawah target yaitu 4,48%, 18,06%, dan 2,797%. Hal ini dikarenakan menurunnya jumlah pasien rawat inap, menurunnya pasien pribadi dari dokter yang dirujuk untuk mendapatkan perawatan di RSUD Dr. Moewardi, dan pasien rawat inap kelas III dengan biaya visite dokter/konsul yang relatif lebih murah. c. Komponen Tindakan Medis Non Operasi Selama tiga tahun berturut-turut berada dibawah target yaitu 22,97%, 17,68%, dan 35,04%. Hal ini dipengaruhi oleh tindakan perawatan yang semakin menurun dan pola penyakit masyarakat yang relatif tetap. d. Komponen Tindakan Medik Kebidanan Untuk tahun anggaran 2002 dan 2004 sekitar 24,82% dan 32,45% di bawah target, sedangkan untuk tahun 2003 berada 341% diatas target. Hal ini karena kelahiran untuk tiap-tiap tahun tidak dapat diprediksi perkembangannya, sedangkan persaingan dengan klinik bersalin, bidan praktek, dan rumah sakit swasta yang semakin ketat. e. Komponen Administrasi Untuk tahun anggaran 2002 dan 2004 sekitar 13,57% dan 24,19% di atas target, karena kontribusi yang besar dari pendapatan administrasi pada pavilyun cendana dan rawat intensif, sedangkan untuk tahun 2003 berada 18,28% dibawah target. Hal ini karena menurunnya
74
jumlah pasien rawat inap sehingga menyebabkan rata-rata kapasitas tempat tidur yang rendah, menyebabkan pula pendapatan administrasi menurun. f. Komponen Rawat Intensif Selama tiga tahun berturut-turut berada dibawah target yaitu 35,55%, 14,63%, dan 5,17%. Hal ini karena keringanan biaya yang diberikan kepada pasien pemegang kartu sehat maupun Askes yang dirawat di ruang rawat intensif, dan pola penyakit masyarakat yang relatif tetap artinya tidak adanya wabah penyakit yang menyerang masyarakat.
B. Saran 1. Hendaknya pembuatan anggaran yang akan datang perlu perencanaan yang lebih matang dan mempertimbangkan realisasi tahun sebelumnya sehingga target pendapatan dapat tercapai. 2. Upaya peningkatan pendapatan rumah sakit di masa mendatang hendaknya tetap bertumpu pada peningkatan mutu pelayanan secara terus-menerus dan melibatkan semua komponen di rumah sakit dengan tetap berorientasi pada kepuasan pasien sebagai kunci utama untuk dapat meningkatkan kembali
kinerja RSUD Dr.
Moewardi
Surakarta,
menumbuhkan
kepercayaan dan citra positif masyarakat terhadap rumah sakit yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan rumah sakit dalam jangka panjang, apalagi menghadapi persaingan ketat dan berkurangnya subsidi dari pemerintah.
75
3. Hendaknya rumah sakit mempertimbangkan menggunakan metode selain Incremental dalam menyusun anggaran seperti menggunakan metode Least Square, karena dengan metode ini lebih cocok dengan terbukti selisih merugikan antara anggaran dan realisasi lebih kecil.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan. 1996. Anggaran Perusahaan. Edisi ketiga. Yogyakarta: BPFE. Ahyari, Agus. 1994. Anggaran Perusahaan Pendekatan Kuantitatif. Yogyakarta: BPFE. Muljono Pudjo, Teguh. 1996. Bank Budgeting Profit Planning&Control. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.
Munandar. 1986. Budgeting. Yogyakarta: BPFE.
Nafarin,M. 2000. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Simamora,Henry. 1994. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Supriyono,RA. 1999. Akuntansi Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.
Welsch, Glenn A. 2000. Anggaran Perencanaan dan Pengendalian laba. Buku dua. Terjemahan oleh Purwatiningsih, Maidy Warauw. Jakarta: Salemba Empat.
ii