Analisis Kebutuhan Singkong di Jawa Timur, Tahun 2010 Masyhuri Machfudz Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Unisma
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran kebutuhan singkong di Propinsi Jawa Timur dalam rangka untuk melanjutkan penelitian tentang optimalisasi distribusi singkong tahun 2010 yang sebelumnya telah dianalisis yang sama tahun 2008. Metode analisisnya adalah melakukan statistis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 29 kabupaten terdapat jumlah kabupaten yang kelebihan 15 kabupaten dan kekurangan hanya 14 kabupaten; (1) kabupaten yang kelebihan adalah Pacitan, Ponorogo, Malang, Trenggalek, Sampang, Sumenep, Probolinggo, Tuluagung, Tuban, Ngawi, Magetan, Pasuruan, Madiun, Bangkalan, kabupaten Nganjuk dan (2) kabupaten yang kekurangan adalah Sidoarjo, Jember, Gresik Banyuwangi, Jombang, Mojokerto, Lamongan, Bojonegoro, Blitar, Situbondo, Pamekasan, Lumajang, Kediri, dan kabupaten Bondowoso, Rekomendasinya adalah setelah melihat hasil deskriptif ini cukup menarik untuk dilanjutkan analisis distribusi singkong sebagaimana pada penelitian tahun 2008 sebelumnya dalam rangka memperoleh paket kebijakan distribusi singkong di Jawa Timur. Key word: kebutuhan, singkong,
PENDAHULUAN Roadmap penelitian ini berawal dari tahun 2008-2010, tahun 2010 dengan menggunakan data BPS tahun 2009 menarik untuk diteliti sehingga akan dapat diketahui dampaknya. Secara riil produksi singkong di kabupaten Pacitan mncapai 472.518 ton, kabupaten ponorogo sebesar 435.966 ton, kabupaten Trenggalek sebanyak 262.941 ton, kabupaten Tulugung sebanyak 130.950 ton, kabupaten Blitar sebanyak 43.604 ton. Kabupaten sebelah baratnya Blitar yaitu kabupaten Kediri sebesar 96.872 ton, yang masih kalah dengan kabupaten Malang sebanyak 426.902, kabupaten Lumajang sebanyak 49.991 ton, lebih rendah lagi kabupaten Jember sebesar 67.214 ton, diikuti kabupaten Bondowoso, Banyuwangi, dan Situbondo berturut-turut produksinya mengalami decreasing atau
peurunan 55.388 ton, 53.817 ton, dan hanya 6.183 ton. Lebih menggembirakan lagi kabupaten probolinggi 165.565 ton dan kabupaten Pasuruan 139.056 ton. Sedangkan kabupaten yang kena musibah lumpur lapindo Sidoarjo tidak ada data produksi, sebelahnya kabupaten Mojokerto dan Jombang secara berurutan produksinya 16.963 ton dan 32.539 ton. Kabupaten Nganjuk 89.67o ton, kabupaten Madiun 68.148 ton, kabupaten Magetan 76.411 ton, kabupaten Ngawi 96.858 ton, kabupaten 96.858 ton dan kabupaten Bojonegoro 59.602 ton. Untuk kabupaten Tuban 121.484 ton disusul kabupaten Sampang mencapai 212.346 ton dan kabupaten Sumenep 184.525 ton. Selebihnya produksi dibawah seratus ton yaitu berturut-turut kabupaten Bangkalan 71,775 ton, kabupaten 45.276
Jurnal Penelitian Al-Buhuts Universitas Islam Malang
19
ton, kabupaten 29.327 ton dan terakhir kabupaten 17.967 ton. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder tahun 2009 tentang produksi singkong dan jumlah penduduk. Analisis dilakukan dengan menggunakan deskripsi secara mendalam. Informasi harga beras, harga singkong di pasar merupakan data yang dibutuhkan untuk melakukan analisis konversi beras sebagai langkah untuk menentukan perbandingan jumlah produksi singkong yang dihasilkan dan yang dibutuhkan. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Deskripsi Singkong di Jawa Timur, Tahun 2009. Kebutuhan konsumsi singkong per kapita per tahun berdasarkan dari Biro Pusat Statistik Jawa Timur adalah sebesar 8 % dari keseluruhan konsumsi makanan seseorang. Atas dasar itu, maka deskripsi kebutuhan singkong di seluruh Jawa Timur pada tahun 2009 dapat tergambarkan pada Tabel 1. Secara berurutan 15 kabupaten yang kelebihan produksi setelah dikurangi 8% konsumsi ketela pohon per tahun per kapita, diantaranya adalah 5 kabupaten yakni Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Malang dan Sampang dengan total kelebihan 1.339.811,6 ton; dan 5 kabupaten Sumenep, Probolinggo, Tulungagung, Tuban dan Ngawi dengan total kelebihannya sebanyak 270.596,36 ton; sedanghkan sisa lima kabupaten lainnya adalah Magetan, Pasuruan, Madiun, Bangkalan dan Nganjuk dengan total kelebihan sebanyak 63.093,71 ton sehingga dari 15 kabupaten tersebut totol keseluruhannya sebanyak 1.673.501, 6 ton. Kabupaten yang kekurangan singkong adalah 14 kabupaten, secara berurutan adalah kabupaten Sidoarjo, Jember, Gresik, Banyuwangi, Jombang, Mojokerto, Lamongan, Bojonegoro, Blitar, Situbondo, Pamekasan, Lumajang, Kediri
dan Bondowoso. Total kekurangannya sebanyak 918.722 ton – kekurangan ini jika dibandingkan dengan kelebihannya dapat tertutupi. Hal ini dapat diimplikasikan bahwa produksi singkong di Jawa Timur masih dapat memenuhi kekurangan-kekurangan singkong dari 14 kabupaten di atas. Prosentase kekurangannya adalah 55 % dari kelebihan sehingga kelebihannya masih tersisa 45 % (Tabel 1). Tabel 1: Data Dasar, Deskripsi Kebutuhan Singkong 8 Prosen (%) Per Kapita/ Tahun di Jawa Timur, Tahun 2009 No
Kabupaten (A)
Jumlah ∑ Kebutuhan Penduduk Beras Konver (orang)(B) Singk(C)(Kg)
1.
Pacitan
557.029
16.042.435
Nilai Kbutuhan Beras pasca konversi Singkong (D) (Rp.) 96.254.610.000,-
472.518
424.390,70
2.
Ponorogo
895.921
25.802.524
154.815.140.000,-
77.407.570
435.966
358.558,43
3.
Trenggalek
675.380
19.450.944
116.705.660.000,-
58.352.830
262.941
204.588,17
4.
T.Agung
988.731
28.475.452
170.852.710.000,-
85.426.355
130.950
45.523,65
5.
Blitar
1.070.122
30.819.513
184.917.070.000,-
92.458.535
43.604
-48.854,54
6.
Kediri
1.451.630
41.806.944
250.841.660.000,-
125.420.830
96.872
-28.548,83
7.
Malang
2.413.779
70.606.944
423.641.660.000,-
211.820.830
426.902
215.081,17
8.
Lumajang
1.024.849
29.515.651
177.093.900.000,-
88.546.950
49.991
-38.555,95
9.
Jember
2.320.844
66.840.307
401.041.840.000,-
200.520.920
67.214
-133.306,92
10.
Bayuwangi
1.531.753
44.114.486
264.866.910.000,-
132.433.450
53.817
-78.616,45
11.
Bondowoso
707.242
20.368.569
122.211.410.000,-
61.105.705
55.388
-5.717,71
12.
Situbondo
623.042
17.943.609
107.661.650.000,-
53.830.825
6.183
-47.647,83
13.
Probolinggo
1.043.671
30.057.724
180.346.340.000,-
90.173.170
165.565
75.391,83
14.
Pasuruan
1.448.370
41.713.056
250.278.330.000,-
125.139.160
139.056
13.916,84
15.
Sidoarjo
1.781.405
51.304.464
307.826.780.000,-
153.913.390
-
-163.913.390
16.
Mojokerto
1.005.486
28.957.996
173.747.970.000,-
86.873.985
16.963
-69.910,99
17.
Jombang
1.285.739
87.029.283
222.175.690.000,-
111.087.840
32.539
-78.548,84
18.
Nganjuk
1.000.132
28.803.801
172.822.800.000,-
86.416.400
89.670
3.258,60
19.
Madiun
642.518
18.504.518
111.027.100.000,-
55.513.550
68.148
12.634,45
20.
Magetan
625.424
18.012.211
108.073.260.000,-
54.036.630
76.411
22.374,37
21.
Ngawi
834.847
24.043.593
144.261.550.000,-
72.130.775
96.858
24.727,23
22.
Bojonegoro
1.263.551
36.390.268
218.341.600.000,-
109.170.800
59.602
-49.568,82
23.
Tuban
1.078.641
31.064.860
186.389.160.000,-
93.174.580
121.484
28.289,42
24.
Lamongan
1.189.087
34.245.705
205.474.230.000,-
102.737.110
45.276
-57.461,11
25.
Gresik
1.194.821
34.410.844
206.465.060.000,-
103.232.530
17.967
-85.265,53
26.
Bangkalan
956.996
27.561.484
165.368.900.000,-
82.684.450
71.775
10.909,45
27.
Sampang
902.429
25.986.955
150.305.440.000,-
75.152.720
212.346
137.193,28
28.
Pamekasan
835.101
24.050.908
144.305.440.000,-
72.152.720
29.327
-42.825,72
29.
Sumenep
1.016.907
29.286.921
175.721.520.000,-
87.860.760
184.525
96.664,24
Sumber
Jumlah Kebutuhan Singk (E) (ton) 48.127.305
Produksi Singk(tersedia) (ton) (F)
Kelebihan/ Kekur.Singk. G=F-E(ton)
: Jawa Timur Dalam Angka, Tahun 2009.
Keterangan: 1. Kolom C adalah Jumlah kebutuhan beras setelah dikonversi dengan singkong 8% dari konsumsi pangan per kapita per tahun (360 kg beras), yang diperoleh; C = 360 kg beras per kapita per tahun x 8% kebutuhan singkong x jumlah penduduk Jawa Timur, dengan satuannya adalah kilogram (Kg).
Jurnal Penelitian Al-Buhuts Universitas Islam Malang
20
2. Kolom D adalah nilai kebutuhan beras setelah dikonversi dengan singkong, yang diperoleh; D = kolom C x harga beras Rp.6000,satuannya adalah rupiah (Rp.). 3. Kolom E adalah jumlah kebutuhan Singkong, yang diperoleh; E = D/harga singkong per kilogram Rp.2.000,dengan satuan kilogram (Kg) 4. Kolom F adalah jumlah singkong yang tersedia atau produksi singkong Jawa Timur. 5. Kolom G adalah jumlah singkong dikurangi dengan kebutuhan singkong. Tanda negative (-) adalah kabupaten yang kekurangan singkong, dan merupakan tujuan distribusi singkong dari yang kelebihan ke daerah kekurangan tersebut.
Tabel
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tabel 2. Rekapitulasi Kelebihan dan Kekurang Produksi Singkong Setelah Memenuhi 8% Kebutuhan Singkong Per Kapita Per Tahun, Tahun 2009. No.
Kelebihan Kabupaten Jumlah (ton)
Kekurangan Kabupaten Jumlah (ton)
1.
Pacitan
424.390,70 Sidoarjo
153.913,39
2.
Ponorogo
358.558,43 Jember
133.306,92
3.
Malang
215.081,17 Gresik
85.265,53
4.
Trenggalek
204.588,17 Banyuwangi
78.616,45
5.
Sampang
137.193,28 Jombang
78.548,84
6.
Sumenep
96.664,24 Mojokerto
69.910,39
7.
Probolinggo
75.391,83 Lamongan
57.461,11
8.
Tulungagung
45.523,65 Bojonegoro
49.568,82
9.
Tuban
28.289,42 Blitar
48.854,54
10. Ngawi
24.727,23 Situbondo
47.647,83
11. Magetan
22.374,37 Pamekasan
42.825,72
12. Pasuruan
13.916,84 Lumajang
38.555.95
13. Madiun
12.634,45 Kediri
28.548,83
14. Bangkalan
10.909,45 Bondowoso
15. Nganjuk Jumlah
Sumber; Jawa Timur Dalam Angka, Tahun 2009.
Sidoarjo (D1) Jember (D2)
Gresik (D3) Banyuwangi (D4) Jombang (D5) Mojokerto (D6)
153.913,39
133.306,92
85.265,53
78.616,45
78.548,84
69.910,39
Lamongan (D7) Bojonegoro (D8)
57.461,11
Blitar (D9)
48.854,534
10.
Situbondo (D10)
47.825,72
11.
Pamekasan 42.825,72 (D11) Lumajang (D12)
8.
9.
12.
Kediri (D13)
13.
14.
Bondowoso (D14)
Sumber
57.461,11
38.555,95
28.548,83 5.717,705
Alternatif Kab. yg Memenuhi (Si) Pasuruan Bangkalan Malang Probolinggo(S1) Probolinggo
Kelebihan Produksi (ton) 13.916,84 10.909,45 215.081,17 75.391,83 75.391,83
Jarak Antar Kab. (Km)
Total Ongkos (Rp)
37 51 66 76 96
185.000,255.000,330.000,380.000,480.000,-
Kelebihan/ kekurangan dari yg dikirim (ton) + 161.385,90 Rp.1.150.000** +171.082,92
Pasuruan
13.916,84
137
685.000,-
Malang (S2)
215.081,17
192
960.000,-
Bangkalan
10.909,45
46
230.000,-
+ 728,52
Pasuruan
13.916,84
78
390.000,-
Rp.1.760.000**
Rp.2.125.000** + 81.774,75
Malang (S3)
61.167,76*
107
1.140.000,-
*sisanya
Probolinggo
75.391,83
189
945.000,-
+ 10.692,22
Pasuruan (S4)
13.916,84
228
1.140.000,-
Rp.2.085.000**
Nganjuk
3.258,6
40
200.000,-
Tulungagung
45.523,65
75
375.000,-
- 1.477,17
Tuban (S5)
28.289,42
81
405.000,-
Rp.980.000,-**
Pasuruan
13.916,84
61
69.584,2
Nganjuk
3.258,60
70
350.000,-
+ 3.698,15
Bangkalan
10.909,45
77
385.000,-
Rp.804.584,2**
Tuban
28.289,42
58
290.000,-
Bangkalan
10.909,45
73
365.000,-
- 4.345,4
Pasuruan (S7)
13.916,84
105
525.000,-
Rp.1.180.000**
Tuban
28.289,42
65
325.000,-
+ 3.447,83
Ngawi (S8)
24.727,23
78
390.000,-
Rp.715.000**
Tulungagung
45.523,65
33
165.000,-
+201.257,3*
Trenggalik (S9)
204.588,17
64
320.0000,-
Probolinggo (S10)
75.391,83
95
475.000,-
+155.733,64 Rp.485.000** + 27.744,01 Rp.900.000**
Sampang
137.193,28
33
165.000,-
Sumenep
96.664,24
52
260.000,-
+53.838,52
Bangkalan (S11)
10.909,45
95
475.000,-
Rp.900.000,-**
Probolinggo
75.391,83
46
230.000,-
+ 36.835,88
Pasuruan (S12)
13.916,84
85
425.000,-
+ 50.752,72* Rp.655.000**
+94.367,56*
Nganjuk
3.258,60
28
140.000,-
Tulungagung
45.523,65
31
155.000,-
+ 16.674,82
Trenggalek (S13) Probolinggo (S14)
204.588,17
63
315.000,-
75.391,83
92
460.000,-
+ 176.039,34 Rp.610.000** + 69.674,125 Rp.460.000,-**
: Jawa Timur Dalam Angka, Tahun 2009. (diolah)
Keterangan: * Sisa dari total keseluruahan. ** Total ongkos pengiriman (Lihat tabel 4) *
Jumlah
Kabupaten Kekurangan Tujun (Di ) Produksi (ton)
5.717,71
3.258,60 1.673.501,60
3: Rekap Kabupaten Tujuan (Demand, Di) dan Altenatif Pilihan Kabupaten yang Memenuhi (Supply, Si) Di Jawa Timur, Tahun 2009.
918.722,00
Perhitungan jarak terdekat dikalikan dengan ongkos sebesar Rp.5000/ton/ km) dipakai sebagai dasar menentukan teknis analisisnya.
Jurnal Penelitian Al-Buhuts Universitas Islam Malang
21
Tabel 4 : Simulasi Daerah yang Dikirim/ Dituju (Di) terdekat DARI Daerah yang Memenuhi (Supply, Si) dan Total Ongkos (Cost) di Jatim, Tahun 2009. No
Kabupaten yg dituju (Di )
1.
Sidoarjo (D1)
2.
Jember (D2)
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kebutuhan Singkong (ton)
153.913,39
200.520,92
Gresik 103.232,53 (D3) Banyuwangi (D4) 132.433,45 Jombang (D5) Mojokerto (D6)
111.087,84
69.910,39
Lamongan 102.737,11 (D7) Bojone- 109.170,80 goro (D8)
9.
Blitar (D9)
92.458,535
Alternatif Kab. Terdekat yg Memenuhi (Si)
Total Produksi Kab yg Memenuhi (ton)
Jarak Antar Kab. (Km)
Total Ongkos (Rp) per Kab.
Pasuruan Bangkalan Malang Probolinggo(S1) Probolinggo
13.916,84 71.775 426.902 165.565 165.565
37 51 66 76 96
185.000,255.000,330.000,380.000,480.000,-
Pasuruan
139.056,84
137
685.000,-
Malang (S2)
426.902
192
960.000,-
Bangkalan
71.775
46
230.000,-
Pasuruan
139.056
78
390.000,-
Malang (S3)
426.902
107
1.140.000,-
Probolinggo
165.565
189
945.000,-
Pasuruan (S4)
139.056
228
1.140.000,-
Nganjuk
89.670
40
200.000,-
Tulungagung
130.950
75
375.000,-
Tuban (S5)
121.484
81
405.000,-
Pasuruan
139.056
61
69.584,2
Nganjuk
89.670
70
350.000,-
Bangkalan
71.775
77
385.000,-
Tuban
121.484
58
290.000,-
Bangkalan
71.775
73
365.000,-
Pasuruan (S7)
139.056
105
525.000,-
Tuban
121.484
65
325.000,-
Ngawi (S8)
96.858
78
390.000,-
Tulungagung
130.950
33
165.000,-
Trenggalik (S9)
262.941
64
320.0000,-
Probolinggo (S10)
165.565
95
475.000,-
Sampang
10.
Situbondo 53.830,825 (D10)
212.346
33
165.000,-
11.
Pamekasan 72.152,72 (D11)
Sumenep
184.525
52
260.000,-
Bangkalan (S11)
71.775
95
475.000,-
Lumajang (D12)
Probolinggo
165.565
46
230.000,-
Pasuruan (S12)
134.056
85
425.000,-
12.
Kediri (D13)
13.
14.
88.546,95
125.420,83
Bondowoso 61.105,705 (D14)
Sumber
Nganjuk
86.670
28
140.000,-
Tulungagung
130.950
31
155.000,-
Trenggalek (S13) Probolinggo (S14)
762.941
63
315.000,-
165.565
92
460.000,-
Total ongkos dari kab.Alternt (Rp.) dan Total Produksinya (Ton) Rp.1.150.000** S1=803.298 ton
Rp.2.125.000** S2=731.523 ton
Bangkalan, kabupaten Nganjuk dan (2) kabupaten yang kekurangan adalah Sidoarjo, Jember, Gresik Banyuwangi, Jombang, Mojokerto, Lamongan, Bojonegoro, Blitar, Situbondo, Pamekasan, Lumajang, Kediri, dan kabupaten Bondowoso, Atas dasar hasil analisis ini, mak setelah melihat hasil deskriptif ini cukup menarik untuk dilanjutkan analisis distribusi singkong sebagaimana pada penelitian tahun 2008 sebelumnya.
Rp.1.760.000** S3=637.733 ton Rp.2.085.000** S4=304.621 ton
Rp.980.000,-** S5=342.104 ton
Rp.804.584,2** S6=300.501 ton
Rp.1.180.000** S7=332.315 ton Rp.715.000** S8=218.342 ton
Rp.485.000** S9=393.891 ton Rp.900.000** S10=165.565ton Rp.900.000,-** S11=468.646ton Rp.655.000** S12= 304.621
Rp.610.000** S13=480.581 ton
Rp.460.000,-** S14=165.565ton
: Jawa Timur Dalam Angka, Tahun 2009. (diolah)
Keterangan: * Perhitungan jarak terdekat dikalikan dengan ongkos sebesa Rp.5000/ton/km) dipakai sebagai dasar menentukan teknis analisisnya ** Total ongkos pengiriman.
KESIMPULAN Dari 29 kabupaten terdapat jumlah kabupaten yang kelebihan 15 kabupaten dan kekurangan hanya 14 kabupaten; (1) kabupaten yang kelebihan adalah Pacitan, Ponorogo, Malang, Trenggalek, Sampang, Sumenep, Probolinggo, Tuluagung, Tuban, Ngawi, Magetan, Pasuruan, Madiun,
DAFTAR PUSTAKA Biro Pusat Statistik, (1995). Kabupa ten Malang Dalam Angka. Malang. Biro Pusat Statistik, (2007-2009). Jawa Timur Dalam Angka. Malang. Gittinger, J.,Price, (1982). Economic Analysis of Agricultural Projects. Jakarta : University of Indonesia Press (UI-Press). Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi, (1997). Mimbar Sosek. Journal of Agricultural and Resource Social-Economics. Volume 10, Number 3, August, 1997. ISSN : 0215-8434. Landis, John, D., (1995). Imagining Land Use Futures: Applying The California Urban Futures Model. Journal Of The American Planning Associatio n (AIP) ISSN:0194-4363 Vol.:61 Iss: 4 Date Autumn 1995 p:438-457. Marsudi, Dj., (1994). Ilmu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: FE Universitas Indonesia. Masyhuri, (1996). Pola Alokasi Tenaga Kerja Keluarga Dalam Menunjang Perekonomian Ru mah Tangga pada Daerah Pengembangan Kawasan Indus
Jurnal Penelitian Al-Buhuts Universitas Islam Malang
22
tri. DIKTI. No.116/P2lPT/DPPM/LITMUD/ 1996. -------, (1998). Studi Kelayakan Mendirikan Cold Storage (CS) dan Milk Treatmen (MT) pada Beberapa Koperasi Unit Desa (KUD) Produsen Susu Sapi Perah di Kab. Malang. DIKTI. No.130/P2lPT/DPPM/98 LITMUD/V/1998. -------, (1998). Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan pada Industrialisasi Pedesaan sebagai Upaya Menanggulangi Kemiskinan dalam Rangka Menghadapi Era Globalisasi. Penelitian Hibah Bersaing, DIKTI. No.75/P2lPT/PHB/VII1/V/1999. (tahun I). -------, (1999). Pemberdayaan Masyar akat Pedesaan pada Industrialisasi Pedesaan sebag ai Upaya Menanggulangi Kemiskinan dalam Rangka Me nghadapi Era Globalisasi. Penelitian Hibah
Bersaing, DIKTI. No.044/P2lP T/HB/VII-2/1999. (tahun I dan II). -------,(2000). Usaha Pembentukan "koperasi Tani" pada Masyarakat Pedesaan Guna Menuju Masyarakat Mandiri sebagai Sarana untuk Pemberdayaan Usahatani PALAGUNG (padipalawija-jagung). Penelitian Dosen Muda, DIKTI. No.089/P2lPT/ DM/VI/2000. -------, (2002). Analisis Perencanaan Sumberdaya Pertanian Yang Optimal. Disertasi S-3. Surabaya: Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan PPS UNAIR Surabaya. -------, (2008). Optimalisasi Distribusi Singkong yang Berimbang (balance) Guna Mendukung Ketahanan Pangan. PHB: DP2M Ditjen Dikti Depdiknas, No Kontrak: 231/SP2H/PP/DP2M/III/2008. Tgl. 6 Maret 2008 (tahunI)
Jurnal Penelitian Al-Buhuts Universitas Islam Malang
23