ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF DI KOTA BOGOR
ALDI MULYADI PUTRA
DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Karakteristik Tipologi Pemilih pada Pemilihan Umum Legislatif di Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2014
Aldi Mulyadi Putra NIM. G14100065
ABSTRAK ALDI MULYADI PUTRA. Analisis Karakteristik Tipologi Pemilih pada Pemilihan Umum Legislatif di Kota Bogor. Dibimbing oleh I MADE SUMERTAJAYA dan HARI WIJAYANTO. Kepercayaan pemilih terhadap institusi politik saat ini semakin berkurang begitu juga dengan angka partisipasi pemilih dalam pemilu dari tahun ke tahun. Kepercayaan dan partisipasi politik adalah dasar pembagian tipe pemilih menjadi 4 tipe yaitu setia, teralienasi, naif dan apatis. Kepercayaan dan partisipasi yang semakin menurun cenderung membuat pemilih menjadi tipe teralienasi, naif dan apatis. Penelitian ini bertujuan untuk membagi pemilih di Kota Bogor menjadi empat tipe pemilih dan mengkaji karakteristik dari masing-masing tipologi pemilih. Untuk mengkaji karakteristik dari masing-masing tipe pemilih peneliti mengunakan analisis regresi logistik multinomial. Secara umum hasil dari penelitian ini ada lima dari sembilan peubah bebas yang berpengaruh terhadap tipologi pemilih. Peubah bebas yang berpengaruh nyata terhadap tipologi pemilih adalah jenjang pendidikan, intensitas diskusi politik, intensitas mengikuti berita politik, evaluasi pemilih terhadap ekonomi dan evaluasi pemilih terhadap kinerja pemerintah. Kata kunci: regresi logistik multinomial, statistika deskriptif
ABSTRACT ALDI MULYADI PUTRA. Analysis of Characteristics of Voter Typology on General Election of Legislative in Bogor City. Supervised by I MADE SUMERTAJAYA and HARI WIJAYANTO. Voter confidence in the current political institutions as well as the diminishing voter participation rates from year to year. Trust and political participation is a basic division of types into 4 types of voters loyal, alienated, naive and apathetic. Diminishing of trust and participation tends to make voters become alienated type, naive and apathetic. This study aims to divide voters in the city of Bogor into four types of voters and examine the characteristics of each typology of voters. To examine the characteristics of each type of voter researchers using multinomial logistic regression analysis. In general, the results of this study there are five of the nine independent variables that influence the voters typology. Independent variables that significantly affect the typology of voters are education level, the intensity of the political debate, the intensity of watching politic news, evaluation of voters on the economy and evaluation of voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression
ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF DI KOTA BOGOR
ALDI MULYADI PUTRA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika
DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Analisis Karakteristik Tipologi Pemilih pada Pemilihan Umum Legislatif di Kota Bogor Nama : Aldi Mulyadi Putra NIM : G14100065
Disetujui oleh
Dr Ir I Made Sumertajaya M.Si Pembimbing I
Dr Ir Hari Wijayanto M.Si Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Anang Kurnia M.Si Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul karya ilmiah ini adalah “Analisis Karakteristik Tipologi Pemilih pada Pemilihan Umum Legislatif di Kota Bogor”. Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr Ir I Made Sumertajaya, M.Si dan Bapak Dr Ir Hari Wijayanto, M.Si selaku pembimbing atas segala arahan dan saran yang telah diberikan, sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik . Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Dr Bagus Sartono M.Si atas saran dan kritikan yang membangun. Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada orang tua tercinta (Muhyat Mulyadi dan Santi Susanti), adik tersayang serta seluruh keluarga atas doa dan dukungannya yang diberikan kepada penulis. Terima kasih kepada teman-teman di Departemen Statistika, staf tata usaha dan dosen-dosen yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada sahabat seperjuangan (Bani, Fikri dan Apro) yang telah memotivasi agar skripsi ini cepat selesai. Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Bogor, Agustus 2014 Aldi Mulyadi Putra
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
METODE
2
Metode Pengumpulan Data
2
Metode Analisis Data
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Deskriptif Karakteristik Responden
5
Pemodelan Regresi Multinomial
9
Karakteristik Tipologi Pemilih SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
11 12 12
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
16
DAFTAR TABEL 1 2 3 4
Tipologi pemilih di Kota Bogor Tipologi pemilih di Indonesia tahun 2013 Dugaan parameter regresi logistik multinomial Tabel ketepatan klasifikasi
8 8 10 11
DAFTAR GAMBAR 1 Bagan penarikan contoh multistage random sampling. 2 Grafik ketertarikan terhadap masalah politik dan pemerintahan di Kota Bogor 3 Grafik ketertarikan terhadap masalah politik dan pemerintahan di Indonesia tahun 2013 4 Persentase kepercayaan pemilih terhadap institusi politik di Kota Bogor 5 Persentase kepercayaan pemilih terhadap institusi politik di Indonesia tahun 2013 6 Gap percaya-tidak percaya terhadap institusi politik di Kota Bogor 7 Gap percaya-tidak percaya terhadap institusi politik di Indonesia tahun 2013
3 5 6 6 7 7 8
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5
Nilai korelasi dan nilai-p uji validitas peubah bebas Nilai reliabilitas cronbach alpha peubah bebas Daftar peubah bebas dan peubah respon Nilai Korelasi Spearman Tabel test rasio likelihood
13 13 14 15 15
PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan umum (pemilu) legislatif merupakan sarana utama bagi rakyat untuk menampung aspirasi rakyat dan juga merupakan dasar dari demokrasi. Rakyat mempunyai arti penting sebagai pemilih, pemahaman atas pola sikap dan perilaku politik rakyat menarik untuk diteliti. Partai politik (parpol) merupakan salah satu sarana untuk menyalurkan aspirasi pemilih. Namun citra negatif semakin melekat pada partai politik. Memburuknya citra partai politik dimata rakyat berkaitan dengan kinerja para kadernya, terutama kader yang menduduki kekuasaan ditingkat parlemen. Berdasarkan catatan Komisi Pemberantasan Korupsi hingga tahun 2013, sudah 73 anggota Dewan Perwakilan Rakyar Daerah (DPRD) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terjerat kasus korupsi. Selain itu, sejumlah politisi dari parpol banyak yang diproses hukum karena terbukti menggunakan pengaruh politiknya untuk mengatur anggaran, menerima atau memberi suap dari pejabat. Hal tersebut membuat tingkat kepercayaan pemilih terhadap partai politik maupun politisi terus merosot. Hasil survei Cirus Surveyor Group terhadap 2.200 responden terdiri dari penduduk Indonesia dengan minimal usia 17 tahun pada tahun 2013 memperlihatkan sebanyak 40% responden tidak percaya terhadap partai politik (Wedhaswary 2013). Sedangkan 39.2% kurang percaya. Hanya 9.4% reponden yang percaya terhadap partai politik. Sementara 11.4% tidak tahu atau tidak menjawab (Atriana 2014). Posisi rakyat dalam politik dan demokrasi adalah sebagai pemegang mandat tertinggi yang berdaulat melalui sistem perwakilan yang dihasilkan oleh suatu pemilihan umum. Rakyat menentukan keputusan politik tentang calon yang pantas dan tidak pantas menjadi pejabat publik, atau partai yang boleh dan tidak boleh berkuasa. Kenyataannya saat ini banyak rakyat yang tidak percaya dengan sistem pemilu, ketidak-percayaan ini menyebabkan partisipasi rakyat menurun terhadap pemilu. Pemilu semakin tidak diminati oleh rakyat terlihat dari partisipasi pemilih yang terus menurun. Pada pemilu pertama tahun 1999 Indonesia di era reformasi partisipasi pemilih mencapai 92.74%. Angka itu menurun pada pemilu 2004 menjadi 84.07% dan pada pemilu 2009 partisipasi terus merosot menjadi hanya 71% (Sibarani 2014). Studi perilaku pemilih yang dilakukan Seligson (1980) menggunakan kepercayaan terhadap institusi politik dan efikasi yang menjadi dasar dalam penentuan tiipologi pemilih. Kombinasi antara kepercayaan pada institusi politik dan efikasi politik (political efficacy) menghasilkan empat jenis pemilih, yaitu: 1. Pemilih yang setia (Allegiant activists), yaitu pemilih yang terlibat aktif secara politik, punya efikasi tinggi dan percaya terhadap institusi politik. 2. Pemilih yang teralienasi (Alienated activists), pemilih yang memiliki efikasi politik, mempunyai political interest tinggi tapi kepercayaan terhadap institusi politik tidak sesuai dengan yang diharapkan. 3. Pemilih yang naif (Allegiant apathetics), yakni pemilih yang tidak terlibat aktif, tidak memiliki efikasi, tidak memiliki ketertarikan politik tapi percaya begitu saja terhadap institusi-institusi politik.
2 4. Pemilih yang apatis (Alienated apathetics), pemilih yang mempunyai efikasi politik dan ketertarikan yang rendah serta memiliki rasa kepercayaan terhadap institusi politik yang rendah. Menurut Mujani (2003) pemilih yang terlibat aktif secara politik dan percaya terhadap institusi politik akan membentuk partisipasi dan dukungan positif terhadap sistem demokrasi. Dalam hal ini keterlibatan politik mencakup ketertarikan pada politik, pengetahuan politik, perasaan dekat dengan partai tertentu (partisanship), dan perasaan pentingnya keterlibatan diri dalam menentukan proses politik atau disebut juga efikasi politik. Sedangkan institusi politik dalam penelitian ini dibatasi hanya mencakup presiden, partai politik, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), politisi dan menteri. Tipe pemilih yang sama menurut Seligson juga dapat dibentuk berdasarkan kombinasi antara kepercayaan terhadap institusi politik dengan ketertarikan pada masalah politik dan pemerintahan. Ketertarikan pada masalah politik dan pemerintahan ditambah dengan kepercayaan penuh terhadap institusi politik akan membentuk pemilih setia yang mendukung stabilitas demokrasi (Mujani 2003). Dalam penelitian ini tipologi pemilih dibentuk berdasarkan ketertarikan pada masalah politik dan kepercayaan terhadap institusi politik. Analisis regresi logistik multinomial digunakan untuk melihat pengaruh dari peubah-peubah bebas terhadap tipe pemilih. Interpretasi model dilakukan dengan menggunakan rasio odds yang diperoleh dengan cara mentransformasi koefisien regresi. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menghitung banyaknya tipe pemilih di Kota Bogor yang mempunyai hak pilih dalam pemilu 2014. 2. Menganalisis karakteristik dari masing-masing tipe pemilih di Kota Bogor.
METODE Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan melalui survei dengan instrumen kuesioner dari bulan Mei sampai Juni 2014. Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan terhadap 35 responden melalui survei pendahuluan. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan kuesioner (Tika 2006). Hasil pengujian untuk semua pertanyaan yang diuji adalah valid pada taraf nyata 5% yang ditunjukkan dengan nilai korelasi positif dan lebih dari 0.3 (Lampiran 1). Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi dan keterandalan alat ukur agar dapat digunakan lebih lanjut (Usman dan Akbar 2003). Hasil pengujian menunjukkan bahwa 8 peubah yang diuji memiliki nilai reliabilitas cronbach alpha lebih besar dari 0.7 yang berarti pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang realibel dan 3 peubah lainnya mendekati nilai 0.7 yang berarti petanyaan tersebut cukup realibel (Lampiran 2).
3 Proses penarikan contoh menggunakan metode penarikan contoh berpeluang dengan prosedur multistage random sampling. Populasi survei adalah seluruh warga Kota Bogor yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum, yakni penduduk yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. Jumlah populasi atau pemilih di Kota Bogor yang tercantum pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) ada sebanyak 677.711 orang. Total contoh yang berhasil dikumpulkan adalah sebanyak 150 dari 170 responden yang direncanakan. Skema penarikan contoh dijelaskan sebagai berikut. Populasi pemilih distratifikasi berdasarkan kecamatan yang jumlah sampelnya ditentukan berdasarkan proporsi pemilih di kecamatan tersebut. Selanjutnya di masingmasing kecamatan dilakukan penarikan contoh secara bertahap. Tahap pertama yaitu mengambil satu kelurahan secara acak. Tahap kedua adalah megambil 2 rukun tetangga (RT) secara acak dari masing-masing kelurahan yang terpilih. Tahap ketiga, di kedua rukun tetangga dipilih beberapa rumah dengan selang 3 rumah sampai jumlah contoh tiap kecamatan terpenuhi. Tahap keempat adalah di rumah yang terpilih di ambil 1 orang secara acak. Skema penarikan contoh dapat dilihat pada Gambar 1. Kota Bogor
Kec1 n1
......
Kec3
Kec2
n3
n2
Kec6 n6
Kelurahan 3
RT1
RT2 2
KK1
KK2
L/P
L/P
Gambar 1. Bagan penarikan contoh multistage random sampling. Metode Analisis Data Tahapan analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan eksplorasi data terhadap tipe pemilih dari peubah kepercayaan terhadap institusi politik, dan ketertarikan terhadap politik dan masalah pemerintahan. 2. Menghitung persentase tipe pemilih di Kota Bogor dalam bentuk tabel kontingensi. Langkah dalam membuat tipologi pemilih adalah sebagai berikut. a. Kepercayaan terhadap institusi politik diperoleh dari indeks gabungan kepercayaan terhadap institusi politik. Indeks gabungan tersebut dihitung dari rata-rata kepercayaan terhadap institusi politik.
4 Kemudian skor dibagi menjadi dua kategori (1.00-2.50 = Percaya dan 2.51-4.00 = Tidak Percaya). b. Ketertarikan terhadap politik dan masalah pemerintahan diperoleh dari pertanyaan “Seberapa tertarik Ibu/Bapak pada politik dan masalah pemerintahan” yang dikode ulang menjadi tertarik (sangat tertarik atau cukup tertarik) dan tidak tertarik (kurang tertarik dan tidak tertarik). c. Menghitung persentase pemilih yang termasuk kategori setia, teralienasi, naif dan apatis. 3. Membuat model regresi logistik multinomial untuk menganalisis pengaruh peubah bebas terhadap tipologi pemilih tersebut. Regresi logistik multinomial merupakan regresi logistik dengan variabel responnya mempunyai skala yang bersifat polychotomus atau multinomial yaitu skala dengan kategori lebih dari dua (Agresti 2002). Misalkan Y adalah variabel respon dengan M kategori, xi = (1,xi1, ...,xik) adalah vektor baris yang unsur-unsurnya merupakan nilai-nilai dari k peubah bebas pada observasi ke-i (i=1,...,n) dan P(Y = c| xi) adalah dugaan peluang munculnya respon kategori ke-c dengan syarat xi. Seandainya kategori ke-1 dijadikan sebagai acuan maka dugaan persamaan model logit multinomialnya adalah: ̂ gc(x) = ln [ ]= c=1,....,M-1 ̂ ) adalah vektor kolom yang unsur-unsurnya dengan ̂ = ( ̂ ̂ merupakan dugaan koefisien regresi logistik multinomial yang diperoleh dengan metode kemungkinan maksimum. Model juga dapat diekspresikan dalam bentuk persamaan dugaan peluang bersyarat. Secara umum dugaan peluang bersyarat munculnya kategori m adalah: ∑ Adapun yang menjadi variabel respon dalam analisis ini adalah tipologi pemilih di Kota Bogor (setia, teralienasi, naif dan apatis). Sedangkan peubah-peubah bebas yang diamati dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 3. 4. Melakukan pengujian parameter secara simultan dengan uji likelihood ratio atau uji G. Pengujian koefisien ̂ secara simultan yang bertujuan untuk membandingkan nilai pengamatan respon dengan penduga nilai respon untuk model penuh dan model intersep (Hosmer dan Lemeshow 2000). Hipotesis yang digunakan dalam uji G ini adalah sebagai berikut: H0 : β1 = β2 = … = βk = 0 H1 : Minimal ada satu βi ≠ 0, i=1,2,...,k Statistik uji G adalah sebagai berikut : G = -2ln( ) ~ Dengan L0 sebagai nilai kemungkinan tanpa peubah penjelas dan Lk sebagai nilai kemungkinan dengan k peubah penjelas. Hipotesis nol ditolak jika G ≥ atau nilai-p < alpha yang berarti minimal ada satu peubah penjelas yang signifikan. 5. Melakukan uji parameter secara parsial untuk melihat pengaruh dari masing-masing faktor. Pengujian koefisien ̂ secara parsial didasarkan pada pembakuan pada penduga koefisien regresi yang mengikuti sebaran normal baku (Z) dengan hipotesis sebagai berikut:
5 H0: βi = 0 H1: βi ≠ 0 (i=1, 2, ... , k) Statistik uji Wald adalah sebagai berikut W=
̂
̂
~Z
Dengan ̂ merupakan penduga bagi dan SE( ̂ merupakan penduga galat baku bagi ̂ . Jika nilai-p < alpha atau nilai |W| > Zα/2 maka peubah penjelas ke-i signifikan, artinya peubah tersebut layak berada dalam model. 6. Melakukan uji kelayakan model dengan uji Pearson. Suatu ukuran yang menjelaskan perbedaan antara frekuensi pengamatan dengan frekuensi harapan dinyatakan oleh statistik . ∑ (
̂)
Jika < maka terima H0 yang berarti model merupakan model layak. 7. Menghitung besar persentase ketepatan pendugaan yang dilakukan model menggunakan tabel ketepatan klasifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Responden Secara umum pemilih di Kota Bogor yang sangat dan cukup tertarik terhadap politik lebih sedikit dibandingkan pemilih yang kurang dan tidak tertarik terhadap politik dan masalah pemerintahan. Pemilih di Kota Bogor yang sangat dan cukup tertarik pada politik dan masalah pemerintahan ada sebanyak 38%. Sedangkan pemilih di Kota Bogor yang sedikit tertarik dan kurang tertarik pada politik dan masalah pemerintahan ada sebanyak 62% (Gambar 2).
38%
62%
Sangat/Cukup Tertarik Sedikit/Tidak Tertarik
Gambar 2. Grafik ketertarikan terhadap politik dan masalah pemerintahan di Kota Bogor Persentase ketertarikan pada politik dan masalah pemerintahan dalam penelitian yang dilakukan di Kota Bogor ini tidak berbeda jauh dengan hasil survei yang dilakukan oleh Indikator Politik dengan responden seluruh warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum di seluruh
6 Indonesia pada bulan Juli 2013. Hasil dari survei Indikator Politik menunjukkan bahwa pemilih yang sangat atau cukup tertarik pada politik dan masalah pemerintahan ada sebanyak 28%, pemilih yang kurang atau tidak tertarik sama sekali ada sebanyak 67% dan sisanya 5% reponden tidak menjawab atau tidak tahu (Gambar 3). 5% Sangat/Cukup Tertarik
28%
Kurang/Tidak Tertarik Tidak Tahu/Tidak Menjawab
67%
Gambar 3. Grafik ketertarikan terhadap politik dan masalah pemerintahan di Indonesia tahun 2013
Persentase
Persentase kepercayaan pemilih di Kota Bogor terhadap institusi politik berbeda-beda. Terdapat tiga intitusi politik yang mengalami krisis kepercayaan yaitu DPR, politisi dan partai politik. Pemilih di Kota Bogor yang percaya dan sangat percaya terhadap DPR, partai politik dan politisi masing-masing sebanyak 27%, 21% dan 24%. Dan sisanya yang kurang dan tidak percaya terhadap DPR, parpol dan politisi masing-masing ada sebanyak 73%, 79% dan 76% (Gambar 4). Sedangkan pemilih di Kota Bogor yang percaya dan sangat percaya terhadap presiden dan lembaga kementrian masing-masing sebanyak 74% dan 64%. Dan sisanya yang kurang dan tidak percaya terhadap presiden dan lembaga kementrian masing-masing ada sebanyak 26% dan 36% (Gambar 4). 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
74%
73%
79%
76% 64% 36%
26%
Presiden
27%
DPR
21%
Kurang percaya/Tidak percaya
24%
Partai Politisi Politik Institusi Politik
Sangat percaya/Cukup percaya
Menteri
Gambar 4. Persentase kepercayaan pemilih terhadap institusi politik di Kota Bogor
7 Persentase kepercayaan pemilih terhadap institusi politik di Kota Bogor memiliki pola yang sama dengan persentase kepercayaan pemilih terhadap institusi politik hasil suvei Indikator Politik. Presiden dan Menteri memiliki persentase kepercayaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan persentase ketidak-percayaannya. Sedangkan DPR, partai politik dan politisi memiliki persentase ketidak-percayaan lebih tinggi dibandingkan dengan persentase kepercayaannya (Gambar 5). 80% 70%
68% 58%
Persentase
60% 49%
50%
41%
40% 30%
6%
10%
54% 36%
31%
26%
20% 10%
57%
30%
11%
13%
10%
Sangat percaya/Cukup percaya Sedikit percaya/Tidak percaya Tidak tahu/Tidak jawab
0% Presiden
DPR
Partai Politik
Politisi
Menteri
Institusi Politik
Gambar 5. Persentase kepercayaan pemilih terhadap institusi politik di Indonesia tahun 2013 Selisih persentase antara banyaknya pemilih yang sangat atau cukup percaya dengan pemilih yang kurang atau tidak percaya terhadap institusi politik membuat gap percaya-tidak percaya. Gap positif menunjukkan bahwa pemilih cenderung lebih percaya sedangkan gap negatif menunjukkan bahwa pemilih kurang percaya terhadap institusi politik. Presiden dan Menteri merupakan institusi politik yang mendapat kepercayaan dari pemilih sedangkan DPR, partai politik dan politisi merupakan institusi politik yang kurang mendapat kepercayaan dari pemilih di Kota Bogor (Gambar 6). 60%
48% 28%
Persentase
40% 20% 0% -20%
Presiden
DPR
Partai Politik
Politisi
Menteri
Gap
-40% -60% -80%
-45% -59% Institusi Politik
-52%
Gambar 6. Gap percaya-tidak percaya terhadap institusi politik di Kota Bogor
8 Gap percaya-tidak percaya di Kota Bogor memiliki pola yang sama dengan hasil survei yang dilakukan oleh Indikator Politik. Presiden dan Menteri merupakan institusi politik yang mendapat kepercayaan dari pemilih sedangkan DPR, partai politik dan politisi merupakan institusi politik yang kurang mendapat kepercayaan dari pemilih di Indonesia (Gambar 7). 50%
43%
40%
Persentase
30% 17%
20% 10%
gap
0% Partai Politik
Politisi
-30%
-26%
-27%
-40%
Institusi Politik
-10% -20%
Presiden
DPR -9%
Menteri
Gambar 7. Gap percaya-tidak percaya terhadap institusi politik di Indonesia tahun 2013 Hasil pembagian tipe pemilih di Kota Bogor menunjukkan bahwa sebagian besar pemilih merupakan pemilih apatis yaitu sebanyak 42.0%. Hanya 17.3% pemilih di Kota Bogor yang merupakan pemilih tipe setia. Sisanya 20.7% merupakan pemilih teralienasi dan 20% merupakan pemilih yang naif (Tabel 1). Tabel 1. Tipologi pemilih di Kota Bogor Kepercayaan Ketertarikan Politik Tinggi Rendah Setia Teralienasi Tertarik 17.3% 20.7% Naif Apatis Tidak Tertarik 20.0% 42.0% Pembagian tipe pemilih di Kota Bogor tidak jauh berbeda dengan pembagian tipe pemilih di Indonesia. Persentase pemilih setia, teralienasi, naif dan apatis di Indonesia ada sebanyak 17.0%, 13.2%, 28.3% dan 41.5% (Tabel 2). Tabel 2. Tipologi pemilih di Indonesia tahun 2013 Kepercayaan Ketertarikan Politik Tinggi Rendah Setia Teralienasi Tertarik 17.0% 13.2% Naif Apatis Tidak Tertarik 28.3% 41.5%
9 Pemodelan Regresi Multinomial Model regresi logistik multinomial memiliki asumsi tidak terdapat multikolinearitas antara peubah bebas. Hasil dari uji korelasi antar peubah bebas menunjukkan adanya korelasi yang nyata antara intensitas mengikuti berita politik dan intensitas diskusi politik yaitu sebesar 0.398. Evaluasi pemilih terhadap kinerja pemerintah juga berkorelasi nyata dengan evaluasi pemilih terhadap keadaan ekonomi yaitu sebesar 0.426. Nilai korelasi dua pasang peubah bebas ini relatif kecil sehingga peubah bebas yang bekorelasi masih bisa dimasukan ke dalam model (Lampiran 4). Model dibangun dengan menggunakan metode stepwise logistic regression. Peubah bebas yang berpengaruh nyata yang masuk ke dalam model adalah jenjang pendidikan, intensitas mengikuti berita politik, intensitas diskusi politik, evaluasi pemilih terhadap ekonomi dan evaluasi pemilih terhadap kinerja pemerintah. Hasil dari pemodelan ini membentuk tiga model logit. Kategori acuan peubah respon adalah kategori pertama yaitu setia. Pengujian koefisien regresi secara simultan menghasilkan nilai-p kurang dari 0.05 maka tolak H0. Ini mengindikasikan minimal ada satu peubah penjelas yang berpengaruh nyata terhadap peubah respon (Lampiran 5). Jenjang pendidikan berpengaruh nyata terhadap kecenderungan seseorang menjadi teralienasi dan apatis dibandingkan menjadi setia. Namun tidak berpengaruh nyata terhadap kecenderungan seseorang menjadi naif dibandingkan menjadi setia (Tabel 3). Setiap penambahan 1 satuan skor jenjang pendidikan akan meningkatkan odds menjadi teralienasi dibandingkan menjadi setia sebesar 2.117 kali dan meningkatkan odds menjadi apatis dibandingkan menjadi setia sebesar 2.248 kali. Semakin tinggi jenjang pendidikan seorang pemilih maka semakin besar kecenderungan pemilih untuk menjadi pemilih yang teralienasi dan apatis. Intensitas mengikuti berita politik berpengaruh nyata terhadap kecenderungan seseorang menjadi naif dibandingkan menjadi setia. Namun tidak berpengaruh nyata terhadap kecenderungan seseorang menjadi teralienasi dan apatis dibandingkan menjadi setia (Tabel 3). Setiap penambahan 1 satuan skor intensitas mengikuti berita politik akan menurunkan odds menjadi naif dibandingkan setia sebesar 0.427 kali. Semakin sering seseorang mengikuti berita politik maka semakin kecil kecenderungan seseorang untuk menjadi pemilih yang naif. Intensitas diskusi politik berpengaruh nyata terhadap kecenderungan seseorang menjadi naif dan apatis dibandingkan menjadi setia (Tabel 3). Setiap penambahan 1 satuan skor intesitas diskusi politik akan menurunkan odds menjadi naif dibandingkan setia sebesar 0.314 kali dan menurunkan odds menjadi apatis dibandingkan setia sebesar 0.248 kali. Semakin sering seseorang berdiskusi tentang politik maka semakin kecil kecenderungan seseorang untuk menjadi pemilih yang naif dan apatis. Evaluasi pemilih terhadap keadaan ekonomi Indonesia berpengaruh nyata terhadap kecenderungan seseorang menjadi teralinasi dan apatis dibandingkan menjadi setia (Tabel 3). Setiap penambahan 1 satuan skor evaluasi pemilih terhadap ekonomi akan menurunkan odds menjadi teralienasi dibandingkan setia sebesar 0.232 kali dan menurunkan odds menjadi apatis dibandingkan setia
10 sebesar 0.242 kali. Semakin baik evaluasi pemilih terhadap ekonomi Indonesia maka semakin kecil kecenderungan seseorang untuk menjadi pemilih yang apatis dan teralienasi. Evaluasi pemilih terhadap kinerja pemerintah Indonesia berpengaruh nyata terhadap kecenderungan seseorang menjadi teralienasi dan apatis dibandingkan menjadi setia (Tabel 3). Setiap penambahan 1 satuan skor evaluasi pemilih terhadap kinerja pemerintah akan menurunkan odds menjadi teralienasi dibandingkan setia sebesar 0.013 kali dan menurunkan odds menjadi apatis dibandingkan setia sebesar 0.373 kali. Semakin baik evaluasi pemilih terhadap kinerja pemerintah Indonesia maka semakin kecil kecenderungan seseorang untuk menjadi pemilih yang apatis dan teralienasi. Tabel 3. Dugaan parameter regresi logistik multinomial Peubah bebas βi Std. Error Wald Odds Ratio Logit 1 : (teralienasi/setia) Konstanta 6.298** 2.622 5.769 X1 0.750* 0.309 5.878 2.117 X5 -0.132 0.367 0.129 0.876 X6 -0.355 0.416 0729 0.701 X8 -1.460** 0.507 8.277 0.232 X9 -1.228* 0.495 6.143 0.293 Logit 2 : (naif/setia) Konstanta 8.193** 2.650 9.558 X1 -0.184 0.309 0.354 0.832 X5 -0.850* 0.369 5.303 0.427 X6 -1.157** 0.427 7.340 0.314 X8 -0.755 0.484 2.431 0.470 X9 0.120 0.479 0.036 1.128 Logit 3 : (apatis/setia) Konstanta 9.872*** 2.550 14.984 X1 0.810** 0.291 7.767 2.248 X5 -0.578 0.344 2.817 0.561 X6 -1.394** 0.405 11.820 0.248 X8 -1.419** 0.472 9.031 0.242 X9 -0.985* 0.462 4.545 0.373 Keterangan: ***p<.001, **p<.01, *p<.05 Model juga dapat dituliskan dalam bentuk dugaan peluang bersyarat berikut: P(Y=Setia|X) = 1 / (1+ exp(6.298+0.750X1-0.132X5-0.355X6-1.460X8-1.228X9) + exp(8.193-0.184X1-0.850X5-1.157X6-0.755X8+0.120X9) + exp(9.872+0.810X1-0.578X5-1.394X6-1.419X8-0.985X9)) P(Y=Teralienasi|X) = exp(6.298+0.750X1-0.132X5-0.355X6-1.460X8-1.228X9) / (1+ exp(6.298+0.750X1-0.132X5-0.355X6-1.460X8-1.228X9) + exp(8.193-0.184X1-0.850X5-1.157X6-0.755X8+0.120X9) + exp(9.872+0.810X1-0.578X5-1.394X6-1.419X8-0.985X9))
11 P(Y=Naif | X) = exp(8.193-0.184X1-0.850X5-1.157X6-0.755X8+0.120X9) / (1+exp(6.298+0.750X1-0.132X5-0.355X6-1.460X8-1.228X9) + exp(8.193-0.184X1-0.850X5-1.157X6-0.755X8+0.120X9) + exp(9.872+0.810X1-0.578X5-1.394X6-1.419X8-0.985X9)) P(Y=Apatis | X) = exp(9.872+0.810X1-0.578X5-1.394X6-1.419X8-0.985X9) / (1+exp(6.298+0.750X1-0.132X5-0.355X6-1.460X8-1.228X9) + exp(8.193-0.184X1-0.850X5-1.157X6-0.755X8+0.120X9) + exp(9.872+0.810X1-0.578X5-1.394X6-1.419X8-0.985X9)) Berdasarkan model tersebut, dapat dihitung dugaan peluang seseorang menjadi salah satu tipe pemilih. Bila X1=5 (pendidikan sarjana), X5=5 (mengikuti berita politik setiap hari), X6=3 (cukup sering berdiskusi tentang politik), X8=3 (mengevaluasi sedang keadaan ekonomi) dan X9= 4 (mengevaluasi baik kinerja pemerintah) maka peluang seseorang menjadi teralienasi adalah P(Y = Teralienasi | X) = exp(6.298+3.750-0.66-1.065-4.38-4.912) / (1+exp(6.298+3.750-0.66-1.065 -4.38-4.91)+exp(8.193-0.92-4.25-3.471-2.265+0.48) + exp(9.872+4.05-2.89-4.18 -4.257-3.94)) = 0.2172. Dengan cara yang sama peluang seseorang menjadi tipe pemilih lain juga dapat diperoleh. Dugaan peluang seseorang menjadi tipe pemilih setia, naif dan apatis masing-masing sebesar 0.5725, 0.0614 dan 0.1489. Dengan demikian pemilih dengan kriteria tersebut masuk ke dalam pemilih yang setia. Hasil uji kesesuaian model menggunakan uji Pearson menunjukkan bahwa model merupakan model yang cukup layak karena nilai-p > 0.05. Nilai ketepatan klasifikasi menunjukkan seberapa baik model dapat menduga peubah respon. Secara total model mempunyai ketepatan klasifikasi sebesar 52.7% (Tabel 4).
Aktual Setia Teralienasi Naif Apatis Persentase Total
Tabel 4. Tabel ketepatan klasifikasi Nilai Dugaan Setia Teralienasi Naif Apatis 13 2 6 5 5 10 0 16 3 1 14 12 8 5 8 42 19.3% 12.0% 18.7% 50.0%
Persentase Total 50% 32.3% 46.7% 66.7% 52.7%
Karakteristik Tipologi Pemilih Berdasarkan interpretasi model, tipe pemilih teralienasi memiliki karakteristik jenjang pendidikan yang semakin tinggi, semakin buruk dalam mengevaluasi keadaan ekonomi dan semakin buruk dalam mengevaluasi kinerja pemerintah Indonesia. Tipe pemilih naif memiliki karakteristik jarang dalam mengakses berita politik dan jarang dalam melakukan diskusi tentang politik. Sedangkan tipe pemilih apatis memiliki karakteristik memiliki jenjang pendidikan yang semakin tinggi, jarang dalam berdiskusi tentang politik, semakin buruk dalam mengevaluasi keadaan ekonomi dan semakin buruk dalam mengevaluasi kinerja pemerintah Indonesia.
12
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Sebagian besar pemilih di Kota Bogor bukan merupakan pemilih yang setia. Hanya 17.3% pemilih Kota Bogor yang merupakan pemilih tipe setia. Sisanya 20.7% merupakan pemilih teralienasi, 20% merupakan pemilih yang naif dan 42% merupakan pemilih yang apatis. Peubah bebas yang berpengaruh nyata terhadap tipologi pemilih adalah jenjang pendidikan, intensitas diskusi politik, intensitas mengikuti berita politik, evaluasi pemilih terhadap ekonomi dan evaluasi pemilih terhadap kinerja pemerintah. Semakin baik evaluasi pemilih terhadap keadaan ekonomi dan kinerja pemerintah maka akan menurunkan kecenderungan pemilih menjadi teralienasi dan apatis. Semakin sering seseorang mengikuti berita politik maka akan menurunkan kecenderungan seseorang menjadi naif. Semakin sering seseorang berdiskusi tentang politik maka akan menurunkan kecenderungan pemilih menjadi naif dan apatis. Dan semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang maka akan meningkatkan kecenderungan pemilih menjadi teralienasi dan apatis.
DAFTAR PUSTAKA Agresti A. 2002. Catergorical Data Analysis 2nd Edition. Florida (US): University of Florida. Atriana R. 2014. Survei Cirus: Hanya 9,4% Publik yang Masih Percaya Partai Politik [Internet]. Jakarta (ID): Detik [diunduh 2014 Januari 31]. Tersedia: http://news.detik.com/read/2014/01/05/174738/2458684/10/survei-cirus-hanya94-publik-yang-masih-percaya-partai-politik?nd772204btr Hosmer DW, Lemeshow S. 2000. Applied Logistic Regression 2nd Edition. Canada (CA): A Wiley Interscience Publication Mujani S. 2003. Religious Democrats: Democratic Culture And Muslim Political Participation In Post-Suharto Indonesia [disertasi]. Ohio (US): Ohio State University. Seligson MA. 1980. Trust, Efficacy and Modes of Political Participation: A Study of Costa Rican Peasants [disertasi]. Cambridge (UK): Cambridge Universty. Sibarani R. 2013. Pemilu 2014, antara Menghitung Sapi dan Kesulitan Menghitung DPT [Internet]. Jakarta (ID): Kompas [diunduh 2014 Mei 2014]. Tersedia: http://politik.kompasiana.com/2014/04/08/politik-dan-demokrasi-diindonesia-menjelang-pemilu-2014-pemerintah-kita-lebih-pintar-menghitungsapi-daripada-menghitung-dpt-645865.html Tika MP. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Usman H, Akbar, RPS. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta (ID): Bumi Aksara Wedhaswari ID. 2013. Rapor Merah Kinerja Partai Politik [Internet]. Jakarta (ID): Kompas [diunduh 2014 Januari 30]. Tersedia:http://nasional.kompas.com/read/ 2013/12/23/1156086/Rapor.Merah.Kinerja.Partai.Politik
13 Lampiran 1 Nilai korelasi dan nilai-p uji validitas peubah bebas. Pertanyaan r Nilai-p Ketertarikan pada politik 0.365 0.031 Intensitas mengikuti berita politik 0.369 0.029 Kepercayaan pada presiden 0.428 0.010 Kepercayaan pada DPR 0.523 0.001 Kepercayaan pada partai politik 0.618 0.000 Kepercayaan pada politisi 0.505 0.002 Kepercayaan pada menteri 0.337 0.048 Intensitas diskusi politik 0.386 0.022 Pandangan terhadap politisi Indikator 1 0.464 0.005 Indikator 2 0.524 0.001 Indikator 3 0.451 0.007 Evaluasi terhadap kondisi ekonomi 0.545 0.001 Evaluasi terhadap kinerja pemerintah 0.620 0.000
Lampiran 2 Nilai reliabilitas cronbach alpha peubah bebas. Pertanyaan Nilai Cronbach Alpha Ketertarikan pada politik 0.729 Intensitas mengikuti berita politik 0.747 Kepercayaan pada presiden 0.712 Kepercayaan pada DPR 0.701 Kepercayaan pada partai politik 0.689 Kepercayaan pada politisi 0.703 Kepercayaan pada menteri 0.720 Intensitas diskusi politik 0.720 Pandangan terhadap politisi Indikator 1 0.709 Indikator 2 0.701 Indikator 3 0.710 Evaluasi terhadap kondisi 0.698 ekonomi Evaluasi terhadap kinerja 0.687 pemerintah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Keterangan Realibel Realibel Realibel Realibel Cukup Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Realibel Cukup Realibel Cukup Realibel
14 Lampiran 3 Daftar peubah bebas dan peubah respon. Peubah Simbol Tipologi Pemilih Y
Pendidikan
X1
Pengeluaran Perbulan
X2
Gender
X3
Partisipanship
X4
Intensitas Mengikuti Berita Politik
X5
Intensitas Diskusi Politik
X6
Pandangan Terhadap Politisi
X7
Evaluasi Terhadap Ekonomi Saat ini
X8
Evaluasi Terhadap Kinerja Pemerintah
X9
Keterangan Setia Teralienasi Naif Apatis SD SMP SMA Diploma Sarjana Magister Doktor X ≤ 1000000 1000000<X≤2000000 2000000<X≤3500000 3500000<X≤5000000 >5000000 Laki-Laki Perempuan Ya Tidak Tidak Pernah ≤ 2 kali sebulan ≤ 2 kali seminggu Hampir Setiap hari Setiap Hari Tidak Pernah Jarang Cukup Sering Sering Buruk Baik Sangat Buruk Buruk Sedang Baik Sangat Baik Sangat Buruk Buruk Sedang Baik Sangat Baik
15 Lampiran 4 Nilai Korelasi Spearman X1 X2 X3 X1 r 1.00 nilai-p X2 r .229 1.00 nilai-p .005 X3 r -.174 -.284 1.00 nilai-p .033 .000 X4 r -.189 .130 -.112 nilai-p .020 .112 .174 X5 r -.019 -.093 .083 nilai-p .821 .260 .315 X6 r -.128 -069 .074 nilai-p .119 .402 .369 X7 r -223 -218 .028 nilai-p .006 .007 .737 X8 r .044 .097 .037 nilai-p .594 .238 .657 X9 r .050 .159 .045 nilai-p .540 .051 .585
X4
X5
X6
X7
X8
X9
1.00 -.174 .034 -.036 .661 .168 .040 -.011 .894 -.011 .898
1.00 .398 .000 .014 .864 .112 .172 .024 .771
1.00 .058 .481 .058 .483 -.031 .703
1.00 -.076 .358 -.151 .065
Lampiran 5 Tabel test rasio likelihood Model Fitting Likelihood Ratio Test Criteria Model -2 Log Chi-Square Df Likelihood Intercept Only 369.696 Final 270.557 99.138 15
1.00 -.151 .065
1.00
Nilai-p 0.000
16
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Purwakarta pada tanggal 03 Febuari 1993 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Muhyat Mulyadi dan Ibu Santi Susanti. Tahun 2007 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Purwakarta. Tahun 2010 penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Purwakarta dan pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Saringan Masuk IPB (USMI). Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asistem praktikum Metode Statistika pada tahun ajaran 2011/2012. Penulis juga aktif dalam beberapa kepengurusan yaitu menjadi anggota Departemen Database Center Himpunan Profesi Gamma Sigma Beta 2012 dan menjadi bendahara organisasi mahasiswa daerah Purwakarta Student Comunity (PUSCOM). Penulis juga pernah mengikuti beberapa kepanitiaan seperti Statistika Ria 2011 dan 2012, dan menjadi Ketua D3 Welcome Ceremony of Statistics (WCS) 2013.