ANALISIS KARAKTER KEMISKINAN PADA MASYARAKAT MISKIN DI DESA BABAKAN DRAMAGA BOGOR BERDASARKAN MAQASHID SYARIAH
KARTIKA NADYA HAQIQA
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SYARIAH DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Karakter Kemiskinan Pada Masyarakat Miskin Di Desa Babakan Dramaga Bogor Berdasarkan Maqashid Syariah adalah benar karya saya dengan arahan Bapak Dr Ir Dedi Budiman Hakim, MAEc dan Ibu Laily Dwi Arsyianti SE, MSc, serta belum pernah dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi dari asal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Desember 2014 Kartika Nadya Haqiqa NIM H54100046
ABSTRAK KARTIKA NADYA HAQIQA. Analisis Karakter Kemiskinan pada Masyarakat Miskin di Desa Babakan Dramaga Bogor Berdasarkan Maqashid Syariah. Dibimbing oleh DEDI BUDIMAN HAKIM dan LAILY DWI ARSYIANTI. Kemiskinan masih menjadi masalah yang dihadapi negara-negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan tersebut, berbagai program telah dilakukan oleh pemerintah dan lembaga sosial. Keberhasilan program penanggulangan kemiskinan tersebut salah satunya dipengaruhi oleh karakter miskin daerahnya. Mengetahui karakter miskin pada masyarakat miskin di suatu daerah akan membantu dalam perencanaan program penanggulangan kemiskinan yang tepat dan sesuai kondisi daerah. Penelitian tentang karakter miskin ini dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu ekonomi konvensional dengan teori budaya kemiskinan dan ekonomi Islam dengan maqashid syariah. Komunitas miskin pada suatu daerah dianalisis bagaimana karakter miskinnya dan pencapaian maqashid syariahnya. Kemudian dengan menggunakan metode analisis Structural Equation Modeling (SEM) dianalisis bagaimana pengaruh maqashid syariah terhadap karakter miskin tersebut. Lokasi penelitian pada Desa Babakan Dramaga Bogor menunjukan hasil karakter yang menonjol pada komunitas miskin di Desa Babakan adalah sikap ekonomi tidak berpikir panjang dan poin maqashid syariah yang berpengaruh terhadap karakter miskin masyarakat adalah poin agama, akal, keturunan, dan harta. Kata kunci: karakter miskin, kemiskinan, maqashid syariah, structural equation modeling ABSTRACT KARTIKA NADYA HAQIQA. Character Poor Analysis of Poor Society in Babakan Dramaga Bogor Village Based on Maqashid Sharia. Supervised by DEDI BUDIMAN HAKIM and LAILY DWI ARSYIANTI. Poverty remains a problem faced by countries around the world, including in Indonesia. To overcome the problem of poverty, various programs have been carried out by government and social institutions. The success of the poverty alleviation program is influenced by the poor character of the area. Knowing the character of the poor in poor communities in an area will assist in the planning of poverty reduction programs are right for local conditions. Research on the character of the poor is done by two approaches, namely conventional economic theory with economic poverty culture and Islamic economic with maqashid sharia. Poor communities in an area analyzed how poor character and achievement maqashid sharia. Then using the method of analysis of Structural Equation Modeling (SEM) analyzed the influence of sharia maqashid against the poor character. Location research on Babakan Dramaga Bogor Village show results prominent character in poor communities in the village of Babakan is not thinking long economic attitudes and points maqashid Islamic influence on the character of poor communities are the points of religion, intellect, lineage, and treasure. Keywords: poor character, poverty, maqashid sharia, structural equation modeling
ANALISIS KARAKTER KEMISKINAN PADA MASYARAKAT MISKIN DI DESA BABAKAN DRAMAGA BOGOR BERDASARKAN MAQASHID SYARIAH
KARTIKA NADYA HAQIQA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SYARIAH DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Karakter Kemiskinan Pada Masyarakat Miskin Di Desa Babakan Dramaga Bogor Berdasarkan Maqashid Syariah” ini dapat diselesaikan. Skripsi ini menjadi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dalam Program Studi Ekonomi Syariah, Departemen Ilmu Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis karakter miskin dan untuk mengetahui pencapaian maqashid syariah pada masyarakat miskin di Desa Babakan Dramaga. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Dedi Budiman Hakim, MAEc dan Ibu Laily Dwi Arsyianti SE, MSc, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran dalam penulisan skripsi ini dan Bapak Dr Irfan Syauqi Beik, SP, MScEc selaku dosen pembimbing akademik. Ungkapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada keluarga penulis, suamiku tercinta Qiyamuddin Robbani, Aba Margaharta Iskandar, Ibu Narni Farmayanti, Abi Arief Munandar, Ummi Rina Ningsih, Aa Muhammad Mikael Tohaga, Muhammad Maroghi Yoshi, Mary Haqiqa Izumi, Salma Mustaqimah, Ghina Zahra Afifah dan Pramono Widagdo selaku teman satu bimbingan, Putri Eka Ayuni Subagyo, Ahmad Fauzi, Fauziah Adzimatinur, Nur Farita, Peni Fitria, Hevi Metalika, Muhjah Fauziah yang telah membantu dalam pengumpulan kuesioner, keluarga Ekonomi Syariah Institut Pertanian Bogor khususnya angkatan 47, KAMMI IPB, Cave Academy, dan seluruh teman atas segala doa dan dukungannya. Akhir kata, semoga karya ini dapat bermanfaat untuk masyarakat luas. Bogor, Desember 2014
Kartika Nadya Haqiqa
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL………………………………………………………………viii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………viii DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………viii PENDAHULUAN………………………………………………………….……...1 Latar Belakang ………………………………………………………….……….1 Perumusan Masalah……………………………………………………….……..3 Tujuan Penelitian……………………………………………………………...…3 Manfaat Penelitian……………………………………………………………….4 TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………..4 Kemiskinan………………………………………………………………………4 Maqashid Syariah…………………………………………………………..……5 Kemiskinan dalam Islam……………………………………………...….……...6 Penelitian Terdahulu………………………………………………………..……7 Kerangka Pemikiran………………………………………………………..……7 METODE PENELITIAN…………………………………………………....…....8 Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………...………..……8 Jenis dan Sumber Data……………………………………………………..….…9 Metode Pengambilan Sampel………………………...……………………….…9 Metode Analisis Data………………………………………………………….…9 HASIL DAN PEMBAHASAN……………………..……………………………17 Deskripsi Data Hasil Kuesioner…………………………………………...……17 Karakteristik Umum Responden………………………………………..………17 Uji Validitas Dan Reliabilitas………………………………………………..…19 Gambaran Umum Variabel Maqashid syariah dan Karakter Miskin………..…19 Pencapaian Maqashid Syariah Pada Masyarakat Miskin di Desa Babakan……25 Faktor Maqashid Syariah Yang Menjadi Pengaruh Karakter Miskin …………26 SIMPULAN DAN SARAN………………………………………………...……33 Simpulan…………………………………………………………………..……33 Saran……………………………………………………………………..……..34 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………34 LAMPIRAN……………………………………………………………..………36 RIWAYAT HIDUP…………………………………………………….………..49
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skala Likert………………………………………………………………10 Variabel Penelitian……………………………………………….………12 Karakter Penilaian Indikator……………………………………..………13 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia…………………………...…17 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………...……18 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan………………………18 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan…………………..……18 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan……….…19 Hasil Uji Quality Criteria Model Reflektif………………………………27 Hasil Analisis Inner Model…………………………………………..…..30 DAFTAR GAMBAR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Grafik Jumlah Penduduk Miskin di Indonesia…………………….………1 Kerangka Pemikiran Penelitian……………………………………………8 Model Umum Penelitian………………………………………………… 12 Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah poin Agama…...… 20 Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid syariah poin Jiwa………... 21 Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid syariah poin Akal……...… 22 Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid syariah poin Keturunan…..23 Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah poin Harta………..24 Hasil Penilaian terhadap Karakter Miskin Masyarakat Babakan……...…25 Hasil Pencapaian Maqashid syariah…………………………………..… 26 Model Awal Penelitian…………………………………………….……..28 Model Akhir Penelitian……………………………………………….…. 29 Hasil Bootstrapping………………………………………………….….. 31 Urutan Faktor Pengaruh Karakter Miskin……………………………..… 32 DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas……………………………...……… 36 2 Hasil Total Skor Indicator Dan Persentase Maqashid syariah……..…… 38 3 Hasil output SEM-PLS (loading factor, quality criteria, cross loading, dan path coefficients) ………………………………………………………... 39 4 Sampel Penelitian…………………………………………………...…... 41 5 Kuesioner Penelitian………………………………………………….…. 42
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia, terutama pada negara berkembang seperti Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 28 066 550 jiwa atau 11.37% dari total penduduk Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang telah mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia sejak tahun 1970-2013.
Jumlah penduduk miskin (juta jiwa)
70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00
1970 1976 1978 1980 1981 1984 1987 1990 1993 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
0.00
Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik 2013 (diolah)
Gambar 1 Grafik jumlah penduduk miskin di Indonesia Pada tahun 1970, jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 70 juta jiwa atau 60% dari total penduduk Indonesia. Jumlah penduduk miskin ini mengalami penurunan sampai tahun 1996. Tahun 1996 sampai dengan 1998, penduduk miskin di Indonesia meningkat, dari 34,01 juta jiwa (11,3%) pada tahun 1996 menjadi 49,50 juta jiwa (24,2%) pada tahun 1998. Hal ini disebabkan krisis finansial yang melanda wilayah Asia pada tahun 1997 dan krisis ekonomi yang menimpa negara Indonesia di tahun 1998. Jumlah penduduk miskin di Indonesia kemudian menurun kembali sampai tahun 2013, kecuali pada tahun 2005 ke tahun 2006 yang mengalami peningkatan sejumlah 4,2 juta jiwa. Upaya pemerintah dalam menurunkan jumlah penduduk miskin di Indonesia sangat dipengaruhi oleh karakteristik suatu daerah. Kemiskinan seperti yang tertuang dalam UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rancangan Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025, tidak hanya dipahami sebagai ketidak
2 mampuan dalam hal ekonomi, tetapi juga menyangkut kegagalan dalam memenuhi hak dasar dan adanya perbedaan perlakuan seseorang atau kelompok masyarakat dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Dalam teori budaya kemiskinan yang diperkenalkan oleh Lewis (1970) menyebutkan bahwa kemiskinan disebabkan oleh adat atau budaya yang berkembang di suatu daerah yang membelenggu individu atau komunitas tersebut. Identifikasi karakter miskin di masing-masing wilayah dapat membantu dalam perencanaan program penanggulangan kemiskinan yang tepat dan sesuai dengan kondisi daerah. Lokasi yang akan menjadi tempat penelitian adalah Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Angka keluarga pra sejahtera atau Rumah Tangga Miskin (RTM) di Kecamatan Dramaga cukup tinggi. Berdasarkan Badan Pemberdaya Masyarakat Desa tahun 2014, di Kecamatan Dramaga terdapat 6 659 RTM. Nilai ini jauh lebih tinggi di bandingkan rata-rata RTM Kabupaten Bogor yaitu sebesar 4 893 RTM. Menurut Ade Iqram, ketua PNPM Desa Babakan (2009-2014), Desa Babakan menyumbang 512 RTM dari total rumah tangga yang berada di Desa Babakan sebanyak 1 975 keluarga. Desa Babakan juga dipilih sebagai lokasi penelitian karena termasuk dua dari sepuluh desa terluas di Kecamatan Dramaga dengan luas 3.34km2 setelah desa terluas yaitu Desa Petir yang luasnya 4.48km2. Namun demikian, Desa Babakan memiliki kepadatan penduduk 407 jiwa/km2 lebih tinggi dari Desa Petir, yaitu 3307 jiwa/km2 pada Desa Babakan dan kepadatan Desa Petir 2900 jiwa/km2. Dalam penelitian ini, pengukuran untuk melihat karakteristik miskin di Desa Babakan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan ekonomi konvensional dan ekonomi Islam. Pada ekonomi konvensional, digunakan pendekatan teori budaya kemiskinan untuk mengukur karakter miskin masyarakat Desa Babakan. Menurut Lewis (1970), terdapat budaya atau karakter yang dapat ditemui pada masyarakat miskin, diantaranya sikap ekonomi tidak berpikir panjang, kehamilan muda atau di luar nikah, sikap hidup pasif, dan aspirasi rendah. Pada ekonomi Islam, dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi karakter miskin berdasarkan ekonomi konvensional dengan melihat pencapaian maqashid syariah masyarakat Desa. Hal utama yang diperhatikan dalam Islam adalah maslahah. Maslahah merupakan tujuan akhir dari diciptakannya aturan-aturan Islam, baik itu mengandung manfaat maupun menghilangkan kerusakan. Konsep ini mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari urusan agama, sosial, dan juga ekonomi (Amalia 2005). Pernyataan ini sesuai dengan UU Nomo 11 Tahun 2009, yang mendefinisikan kehidupan sejahtera bukan hanya saja sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan material, namun juga terpenuhinya kebutuhan spiritual dan sosial warga negara. Menurut Imam Al-Ghazali di dalam bukunya Ihya Ulum AdDin, maslahah dalam aturan Islam adalah untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh manusia, yang terletak pada perlindungan keimanan (agama), jiwa, akal, keturunan, dan harta. Kelima poin yang dipaparkan oleh Imam Al-Ghazali tersebut digunakan sebagai indikator dalam pengukuran karakter miskin. Poin keimanan atau agama menjadi indikator untuk menilai pencapaian spiritual masyarakat, poin jiwa untuk menilai kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok, poin akal untuk mengukur pendidikan, poin keturunan untuk menilai karakteristik kehidupan sosial warga, dan poin harta untuk melihat kondisi perekonomian masyarakat. Kelima poin tersebut dikenal dengan istilah Mqashid Syariah.
3
Perumusan Masalah Kemiskinan merupakan masalah sosial yang perlu mendapat perhatian oleh semua kalangan masyarakat. Kemiskinan merupakan suatu ancaman sosial dan keberagamaan umat manusia (Chamsyah 2006). Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor memiliki angka kemiskinan yang cukup tinggi, yaitu 6 659 RTM. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah rata-rata RTM Kabupaten Bogor, yaitu sebesar 4 893 RTM. Pemerintah maupun lembaga-lembaga sosial berupaya dalam menekan laju pertumbuhan angka kemiskinan. Keberhasilan upaya tersebut sangat dipengaruhi oleh karakteristik miskin suatu daerah. Karakteristik miskin suatu daerah berbeda dengan karakteristik miskin di daerah lainnya. Mengetahui karakteristik miskin masing-masing daerah dapat membantu dalam penyusunan program penanggulangan yang lebih tepat dan sesuai dengan kondisi daerahnya. Untuk mengetahui karakteristik miskin tersebut, dilakukan pengukuran dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan ekonomi konvensional yang mengacu pada teori budaya kemiskinan atau karakter miskin, dan ekonomi Islam yang dilihat dari sisi maqashid syariah. Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor dipilih sebagai lokasi penelitian karena banyaknya rumah tangga miskin yang terdapat di Desa Babakan. Menurut ketua PNPM Desa Babakan (2009-2014), Ade Iqram, terdapat 512 rumah tangga miskin dari 1 975 rumah tangga yang ada di Desa Babakan. Desa Babakan juga merupakan termasuk dua desa terbesar di Kecamatan Dramaga dan memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Dimana rumah tangga miskin Kecamatan Dramaga juga memiliki RTM di atas rata-rata RTM Kabupaten Bogor. Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian kali ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana karakter miskin pada masyarakat Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor dilihat dari budaya kemiskinan dan pencapaian maqashid syariah pada desa tersebut? 2. Apakah ada pengaruh maqashid syariah terhadap budaya kemiskinan pada masyarakat Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor? 3. Faktor-faktor maqashid syariah apa saya yang mempengaruhi karakter miskin masyarakat Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor dilihat dari budaya miskin? . Tujuan Penelitian Berdasarkan pendahuluan dan perumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan: 1. Menjabarkan karakteristik pada masyarakat miskin di Desa Babakan Dramaga Bogor berdasarkan budaya kemiskinan dan maqashid syariah. 2. Menganalisis hubungan maqashid syariah dan budaya kemiskinan pada masyarakat miskin di Desa Babakan. 3. Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi karakter miskin masyarakat Desa Babakan dilihat dari maqashid syariah.
4
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada akademisi ekonomi syariah, pengambil kebijakan, dan lembaga sosial masyarakat untuk dapat mengetahui karakter masyarakat miskin dan cara penanggulangannya yang tepat khususnya di tempat penelitian ini berlangsung. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengambil studi kasus di Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Populasi penelitian ini adalah rumah tangga miskin di Desa Babakan Dramaga Kabupaten Bogor yang berjumlah 512 kepala keluarga. Screening responden pada penelitian ini yaitu: 1)masyarakat yang pernah mendapatkan bantuan berupa tunjangan hidup baik dari pemerintah, lembaga sosial, lembaga keagamaan, dan atau 2)masyarakat dengan pendapatan dibawah nishab zakat, yaitu sebesar Rp2 244 000 pada Juli 2014. Responden yang mendapatkan bantuan berupa tunjangan hidup menunjukan responden tersebut tidak mampu atau pra sejahtera atau dengan kata lain miskin, dan responden dengan pendapatan di bawah nishab zakat menunjukan bahwa responden tersebut tergolong muzaki (golongan miskin). Penelitian ini difokuskan meneliti karakter miskin masyarakat dan mencari faktor-faktor maqashid syariah apa saja yang menjadi pengaruh karakter miskin pada masyarakat miskin di desa tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA Kemiskinan Ada berbagai macam bentuk dan definisi kemiskinan yang dijelaskan oleh Damanhuri (2010), diantaranya: 1. Kemiskinan Relatif Kemiskinan relatif merupakan kondisi kemiskinan yang terjadi karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Ukuran yang dipakai oleh Bank Dunia, apabila 40% penduduk miskin memperoleh kurang dari 12% Pendapatan Domestik Bruto (PDB) adalah ketimpangan buruk, antara 12 hingga 17% adalah ketimpangan sedang, antara 17 hingga 22%adalah relatif merata, dan di atas 22% adalah merata. Selain itu bisa juga dengan Rasio Gini Pendapatan yang nilainya antara 0hingga 1, dimana lebih kecil atau sama dengan 0.3 adalah merata, antara 0.3 hingga 0.4 adalah kemerataan sedang, antara 0.4 hingga 0.5 adalah relatif timpang, dan diatas 0.5 adalah ketimpangan yang sangat buruk. 2. Kemiskinan Absolut Kemiskinan secara absolut merupakan kondisi miskin yang ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan yang diperlukan untuk dapat
5 hidup dan bekerja. Jadi, ukurannya adalahdengan menghitung jumlah penduduk miskin yang berada di bawah “garis kemiskinan”. Di Indonesia, ukuran yang dipakai oleh BPS adalah sama dengan atau di bawah 2100 kalori. Dalam praktiknya, garis kemiskinan absolut yang dimiliki negara-negara kaya lebih tinggi daripada negara miskin. Hal ini pernah diungkapkan oleh Ravallion (1998;26) yang mengungkapkan mengapa, misalnya angka kemiskinan resmi (official figure) pada awal tahun 1990-an mendekati 15% di Amerika Serikat dan juga mendekati 15% di Indonesia(Negara yang jauh lebih miskin). Artinya, banyak dari mereka yang dikategorikan miskin di Amerika belum tentu miskin menurut standar Indonesia. 3. Kemiskinan Struktural Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh kondisi struktur, tatanan kehidupan yang tidak menguntungkan. Salah satu contoh adalah kemiskinan karena lokasi tempat tinggal yang terisolasi. 4. Kemiskinan Kultural Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang diakibatkan oleh faktor-faktor adat dan budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang atau sebuah komunitas. Misalnya sikap malas, etos kerja rendah, tak siap berkompetisi, sikap menerabas dan ambil cara gampangan kalau perlu dengan melanggar hukum/korupsi, dan lain seterusnya. Definisi kemiskinan menurut Bank Dunia Bank Dunia membagi menjadi dua kriteria dalam menilai kemiskinan: a. USD 1 per kapita per hari Ini merupakan ukuran bagi kemiskinan absolut. Masyarakat yang pengeluarannya di bawah USD 1 per hari, digolongkan sebagai masyarakat miskin yang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokoknya. b. USD 2 per kapita per hari Masyarakat dengan pengeluaran di bawah USD 2, digolongkan sebagai masyarakat miskin. Definisi kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik mendefinisikan kemiskinan melalui dua komponen, Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Nonmakanan (GKMN). Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori per kapita sehari. Sedangkan Garis Kemiskinan Non Makanan adalah kebutuhan minimum untuk papan, sandang, kesehatan, dan pendidikan. Maqashid Syariah Secara bahasa maqashid syariah memiliki arti tujuan hukum syariat. Pada dasarnya, syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW merupakan rahmat bagi seluruh alam (Al-Anbiya: 107). Tujuan umum maqashid syariah menurut Imam alSyatibi dalam kitab al-muwafaqat, menerangkan bahwasannya maqashid syariah dibuat bukan lain untuk merealisasikan kemaslahatan hidup manusia dengan mendatangkan manfaat dan menghindari kemudharatan. Kemaslahatan yang
6 menjadi tujuan hukum Islam adalah kemaslahatan yang hakiki yang berorientasi kepada terpelliharanya lima perkara, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya ulum ad-din juga menerangkan bahwa maqashid syariah adalah untuk kemaslahatan hidup manusia. Maslahah atau kemaslahatan merupakan tujuan akhir dari diciptakannya aturan-aturan Ilahi, baik itu mengandung manfaat atau menghilangkan kerusakan. Pandangan Islam tentang Kemiskinan Islam memandang kemiskinan sebagai sunnatullah. Kemiskinan yang ditimpakan kepada manusia bukan bertujuan untuk menghinakan atau merendahkan manusia, namun hadir untuk menguji keimanan. Hal ini diterangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah [2] ayat 155:
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan…” Namun demikian, Islam tetap memperhatikan kaum miskin. Bukti perhatian Islam terhadap kaum miskin adalah dengan pemberian hak untuk mendapatkan zakat. Kaum miskin masuk ke dalam 8 golangan mustahik (orang yang berhak mendapatkan zakat), sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat AtTaubah [9] ayat 60:
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui Maha Bijaksana.” Ulama kontemporer Islam, Yusuf Al-Qardhawi berpendapat bahwa dalam pandangan Islam, tidak dapat dibenarkan seseorang yang hidup di tengah masyarakat Islam, sekalipun Ahl Al-Dzimmah (warga negara non muslim), menderita lapar, tidak berpakaian, menggelandang (tidak memiliki tempat tinggal), dan membujang.
7 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Adianti (2005) mengenai Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di DKI Jakarta: Studi komparatif di permukiman kumuh dan tidak kumuh. Penelitiannya mengkaji mengenai kemiskinan di DKI Jakarta secara spasial pada RW kumuh dan RW tidak kumuh. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik rumah tangga miskin yaitu, status kepala keluarga wanita, besaran anggota keluarga lebih dari enam orang, kepala rumah tangga bekerja disektor jasa dan informal, pendidikan tertinggi kepala rumah tangga adalah SD, sebagaian luas rumah rumahtangga miskin kurang dari 8 m2 berlantai tanah dan tidak memiliki akses terhadap jamban. Penelitian Anggraeni (2012) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di provinsi Sumatra Selatan dengan metode SAR menjelaskan bahwa faktor yang mempengauhi kemiskinan di Sumatra Selatan adalah angka melek huruf dan penerimaan pajak, serta adanya kemungkinan faktor wilayah mempengaruhi kemiskinan karena wilayah yang berdekatan memiliki angka kemiskinan yang relative sama. Mohammed dan Razak (2008) dalam jurnal yang berjudul The Performance Measures of Islamic Banking Based on Maqasid Framework menjelaskan metode operasionalisasi konsepnya Sakaran (Sakaran’s concept operationalization method). Metode ini digunakan dalam menjabarkan ide yang digunakan dalam pengukuran kinerja Bank Islam dalam bingkai maqashid. Cara kerja metode ini adalah dengan cara penjabaran konsep dalam bentuk dimensi, lalu dimensi dijabarkan lagi dalam bentuk elemen yang menjelaskan dimensi tersebut. Sehingga urutan metode ini adalah konsep-dimensi-elemen. Tiga unsur tersebut menjadi poin penting dalam metode operasionalisasi konsep Sakaran. Tidak berbeda jauh dengan metode yang dipakai oleh Mohammed dan Razak (2008), Laldin dan Furqani (2013) menjelaskan tentang maqashid syariah dan wasa’il. Maqashid syariah dinilai sebagai tujuan dari target yang akan dicapai, dan wasa’il adalah cara atau elemen yang menghubungkan agar maqashid syariah tersebut tercapai. Wasa’il disini dapat disetarakan dengan elemen dalam metode operasionalisasi konsep, yang menjadi konsepnya adalah maqashid syariah itu sendiri dan dimensinya adalah kelima poin dari maqashid syariahnya (agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta). Kerangka Pemikiran Kemiskinan masih menjadi masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pemerintah dan organisasi non pemerintah berupaya dalam menangani masalah kemiskinan. Keberhasilan program penanggulangan kemiskinan dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat miskin di suatu daerah . Masyarakat miskin di masingmasing daerah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Mengetahui karakteristik daerah dapat membantu dalam penyusunan program penanggulangan kemiskinan yang tepat dan sesuai kondisi daerahnya. Pada penelitian ini Desa Babakan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor menjadi lokasi penelitian untuk melihat karakteristik masyarakat miskinnya. Kecamatan Dramaga memiliki RTM yang tinggi di atas rata-rata RTM Kabupaten
8 Bogor. Banyaknya RTM pada Kecamatan Dramaga yaitu sebesar 6 659 rumah tangga dan rata-rata RTM Kabupaten Bogor sebesar 4 893 rumah tangga. Dari 10 desa yang ada di Kecamatan Dramag, Desa Babakan menyumbang RTM yang besar yaitu 512 RTM. Pengukuran karakter miskin pada dilakukan dengan 2 pendekatan, yaitu pendekatan ekonomi konvensional dengan teori budaya kemiskinan dan ekonomi Islam dengan pendekatan maqashid syariah. Desa Babakan angka kemiskinannya tinggi Analisis karakter miskin Desa Babakan
Ekonomi Konvensional
Ekonomi Islam
Karakter miskin Sikap ekonomi tidak berpikir panjang Kehamilan muda dan diluar nikah Sikap hidup pasif Aspirasi rendah
Maqashid Syariah Agama Jiwa Akal Keturunan Harta
Faktor-faktor karakter miskin berdasarkan maqashid syariah Kesimpulan Rekomendasi penanggulangan kemiskinan Desa Babakan
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Penelitian
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada masyarakat miskin di Desa Babakan Dramaga Bogor, Jawa Barat. Tempat penelitian dilakukan secara sengaja (purposive
9 sampling) dengan alasan IPB Dramaga Bogor terletak di Desa Babakan. Waktu penelitian ini berlangsung selama bulan Juli samapai dengan bulan November 2014.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk menunjang penelitian ini merupakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuesioner yang diajukan kepada warga miskin atau warga yang pernah mendapatkan bantuan, yang tinggal di Desa Babakan Dramaga. Data sekunder dikumpulkan dari literaturlitelatur yang dapat menunjang penelitian ini seperti Al-Qur’an, Al-Hadist, buku, jurnal, penelitian terdahulu, data dari Badan Pusat Statistik. Metode Pengambilan Sampel dan Data Populasi dalam penelitian ini adalah 512 rumah tangga miskin di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 105 orang dengan jumlah indikator 21. Menurut Chou dalam Laten (2012), jumlah sampel yang diambil dari populasi sebesar 5 kali jumlah variabel indikator. Menurut Firdaus et al. (2008), persyaratan jumlah responden untuk analisis SEM sebaiknya antara 100-200 orang. Hal ini bertujuan agar dapat menggambarkan keadaan karakter masyarakat miskin yang sebenarnya. Teknik pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Riduwan (2010) purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbanganpertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya. Pertimbangan pengambilan sampel atau screening dalam penelitian adalah penduduk di Desa Babakan yang pernah mendapatkan bantuan dan atau penduduk yang pendapatannya tidak mencapai nishab zakat, Rp2 244 000 per Juli 2014. Data warga yang pernah mendapat bantuan dapat diperoleh dari ketua RT masing-masing daerah. Sedangkan warga dengan pendapatan dibawah nishab zakat namun tidak tercantum dalam daftar penerima bantuan, dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu pertama, kemiskinan relatif yang dilihat dari fisik luar atau rumah, kemudian wawancara singkat tentang pendapatannya. Apabila diketahui pendapatannya kurang dari nishab zakat, maka wawancara dilanjutkan dan apabila memenuhi batas nishab zakat, maka wawancara selesai sampai ditahap identitas pendapatan. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan alat analisis data deskriptif dan Partial Least Square-Structure Equetion Model(PLS-SEM) dengan menggunakan software smartPLS versi 2.0. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2010 untuk tabulasi dan SPSS 16 untuk uji validitas dan reliabilitas. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara kelompok. Tujuan analisis deskriptif untuk
10 membuat gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat mengenai faktafakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti (Riduwan 2009). Analisis deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk menjelaskan keadaan demografi masyarakat Desa Babakan. Analisis ini juga digunakan untuk menjelaskan hasil dari kuesioner yang telah disebar. Hasil dari kuesioner penelitian, dibuat dalam tabel-tabel sederhana dan dikelompokan berdasarkan jawaban yang sama. Skala Likert Skala likert dalam penelitian ini digunakan untuk memberi penilaian (skor) terhadap pernyataan dalam angket penelitian. Setiap skala likert diberikan indikator penjabaran untuk memudahkan responden dalam menjawab serta kejelasan perbedaan setiap indikator untuk mengurangi bias. Jumlah skala likert yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah lima, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, ragu-ragu, setuju, sangat setuju (Tabel 1). Penggunaan skala likert ini bertujuan untuk mengukur sikap dan pendapat masyarakat. Menurut Riduwan (2010), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang gejala atau kejadian sosial. Tabel 1 Skala Likert Nilai Skala likert 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Ragu-ragu 4 Setuju 5 Sangat Setuju
Keterangan Indikator A Indikator B Indikator C Indikator D Indikator E
Uji Validitas Validitas adalah kemampuan alat ukur yang mampu mengukur dengan tepat gejala-gejala sosial tertentu (Rianse 2009). Pengujian validitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa tepat instrument pertanyaan mengukur variable yang diteliti. Jumlah responden dalam uji validitas ini 30 orang dengan 21 butir pertanyaan. Pengujian validitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan software SPSS versi 16. Hasil uji validitas dapat dilihat pada hasil output SPSS pada table Correted Item-Total Correlation. Kaidah keputusan validitas: (1) jika thitung≤ ttabelmaka tidak valid dan (2) jika thitung>ttabel maka valid. Nilai ttabelpada uji validitas dengan n sebanyak 30 adalah sebesar 0,361 dengan taraf kesalahan 5%. Uji Reliabilitas Reliabilitas atau keandalan adalah keterpercayaan, stabilitas, konsistensi, prediktabilitas, dan akurasi dari suatu ukuran (Silalahi 2009). Pengujian reliabilitas pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan reliabilitas alat ukur (pertanyaan) dalam mengukur variabel. Alat analisis yang digunakan dalam menguji reliabilitas pada kuesioner penelitian ini adalah SPSS versi 16 dengan metode Alpha Cronbach.Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada hasil output SPSS tabel Reliability. Kaidah keputusan reliabilitas: jika alpha ≤ rtabelmaka tidak reliabel dan
11 (2) jika alpha >rtabel maka reliabel. Nilai rtabel dengan n sebanyak 30, sama dengan nilai ttabel, yaitu sebesaar 0,361.
Analisis Structural Equetion Modeling (SEM) Menurut Sholihin dan Ratmono (2013) Structural Equation Modeling (SEM) merupakan salah satu jenis analisis multivariat dalam ilmu sosial. Analisis multivariat merupakan aplikasi metode statistika untuk menganalisis beberapa variabel penelitian secara simultan atau serempak. Seiring perkembangannya, SEM dibagi dalam dua jenis, (1) covariance-based SEM (CB-SEM) dan (2) variancebased SEM atau Partial Least Square (SEM-PLS). CB-SEM lebih dikenal dengan nama software analisisnya, seperti Lisrel, AMOS, EQS, dan sebagainya. Adapun software yang dapat digunakan untuk metode SEM-PLS diantaranya Smart PLS, PLS Graph, dan Visual PLS. Berdasarkan tujuan penggunaannya, CB-SEM digunakan untuk konfirmasi, yaitu menguji hipotesis dari teori dan konsep yang sudah ada, sedangkan SEM-PLS digunakan untuk eksplorasi, yaitu memprediksi pola data dengan keterbatasan teori dan tidak terpenuhinya kaidah SEM yang berbasis kovarian. Menurut Pirouz (2006) dalam Mustafa dan Wijaya (2012), kelebihan dari SEM-PLS ini mampu mengatasi permasalahan keterbatasan Ordinary Least Squares (OLS) regression ketika data dihadapkan permasalahan seperti ukuran data kecil, adanya missing values, data tidak normal, dan adanya multikolinieritas. Tahapan dalam melakukan analisis dengan metode SEM-PLS ada dua tahapan, yaitu: (1) Mengevaluasi Model Pengukuran Relatif (Outer Model) a. Reliabilitas konsistensi internal: Composite reliability dan cronbach alpha lebih besar dari 0.7 tetapi untuk penelitian eksploratoris 0.5-0.6 masih dapat diterima. b. Validitas konvergen: loading indikator diharapkan lebih besar dari 0.5. c. Validitas diskriminan: (1) akar kuadrat Average Variance Extracted (AVE) lebih besar daripada korelasi antarkonstruk, (2) loading indikator ke konstruk yang diukur lebih besar daripada loading ke konstruk lain (cross-loading rendah). (2) Mengevaluasi Model Struktural (Inner Model) a. Nilai koefisien determinan (R-squared) untuk variable endogen dalam model struktural dapat diinterpretasikan: 0.67 = Subtansial, 0.33 = moderat, 0.19 = lemah. b. Estimasi for path coefficients, merupakan nilai koefisien jalur atau besarnya hubungan pengaruh konstruk laten. Dilakukan dengan prosedur Bootstrapping. Model umum penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3 dan penjelasan mengenai variabel laten dan variabel indikator dapat dilihat pada Tabel 2.
12
Gambar 3 Model Umum Penelitian Tabel 2 Variabel Penelitian Variabel Laten Kode MA1 Maqashid Syariah MA2 dimensi perlindungan MA3 terhadap Agama MA4 MJ1 Maqashid Syariah dimensi perlindungan MJ2 terhadap Jiwa MJ3 MP1 Maqashid Syariah dimensi perlindungan MP2 terhadap Akal/Pikiran MP3 MK1 Maqashid Syariah dimensi perlindungan MK2 terhadap Keturunan MK3 MH1 Maqashid Syariah MH2 dimensi perlindungan MH3 terhadap Harta MH4 KM1 Karakter Masyarakat miskin
KM2 KM3 KM4
Variabel Indikator Menjalankan shalat 5 waktu Membaca Al-Qur'an Mempelajari ilmu agama Berdakwah Terpenuhi kebutuhan pribadi Mengonsumsi makan bergizi Makan di restoran Pendidikan formal Minat membaca buku Pendidikan informal Tidak berpacaran Keluarga harmonis Pesta pernikahan/walimahan Penghasilan layak Bersedekah Menabung Memiliki barang mewah Sikap ekonomi tidak berpikir panjang Kehamilan muda atau di luar nikah Sikap hidup pasif Aspirasi rendah
Sumber
Shidiq S. 2011. Ushul Fiqh. Jakarta: Kencana
Teori Budaya kemiskinan Oscar Lewis
13 Tabel 3 Karakter Penilaian Indikator No
Kode
Indikator
1
MA1
Menjalankan shalat 5 waktu
2
MA2
kelancaran Membaca Almembaca Qur'an Qur'an
3
MA3
Mempelajari ilmu agama
frekuensi mengikuti pengajian
4
MA4
Berdakwah
kemauan dalam menasehati orang terkait keagamaan
5
MJ1
Terpenuhi kebutuhan pribadi
6
MJ2
7
MJ3
8
MP1
Karakter Penilaian
kuantitas menjalani wajib
dalam sholat
dalam Al-
terpenuhinya kebutuhan makanan, pakaian, dan rumah kelengkapan jenis Mengonsumsi makanan dalam makan bergizi menu makanan sehari-hari Makan di frekuensi makan di restoran restoran lamanya waktu Pendidikan yang ditempuh formal untuk bersekolah formal
Landasan Ibnu Qayyim Al Jauziyah mengatakan, ”Kaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.” “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan Kitab ini (Al-Qur`an) dan Allah merendahkan kaum yang lainnya (yang tidak mau membaca, mempelajari dan mengamalkan Alquran).” (HR Muslim). Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan maka Allah menjadikannya ia pandai mengenai agama dan ia diilhami PetunjukNYa [Muttafaq ‘alaih] “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orangorang yang fasik” (TQS. Al-Imran : 110) Kebutuhan pokok manusia adalah sandang, pangan dan papan. (Widyosiswoyo 1991) memelihara jiwa dalam tingkat hajiyat (Shidiq 2011) memelihara jiwa dalam tahsiniyat (Shidiq 2011)
tingkat
semakin tinggi tingkat pendidikan KRT maka semakin rendah risiko rumahtangga menjadi miskin (Adianti 2005)
14
9
10
11
MP2
Minat membaca buku
MP3
Pendidikan informal
MK1
frekuensi membaca buku dalam satuan hari
kuantitas dalam mengikuti seminar, pelatihan, dan kursus proses sebelum pernikahan: proses menuju pacaran, kenalan pernikahan sebentar, ta'aruf/dijodohkan.
12
MK2
Keluarga harmonis
13
MK3
Pesta pernikahan/wa limahan
14
MH1
Penghasilan layak
15
MH2
Bersedekah
‘Iqra’ (bacalah) denqan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Iqra’ (bacalah), dan Tuhanmu lah yang Paling Pemurah, sang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia Mengajarkan kepada manusia apa sang tidak diketahuinya. (Q. Al ‘Alaq: 1-5) ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr) “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (Al-Isra:32)
"Mukmin yang sempurna imannya menilai dari adalah yang paling baik pribadinya, intensitas dan sebaik-baik pribadi ialah seorang pertengkaran dalam yang paling baik terhadap keluarga istri/suaminya" (HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi). Anas berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah berdiam selama tiga malam di daerah antara Khaibar dan Madinah untuk bermalam bersama Shafiyyah (istri baru). Lalu aku skala pesta mengundang kaum muslimin pernikahan: besar, menghadiri walimahnya. Dalam sedang, kecil, tidak walimah itu tak ada roti dan daging. ada pesta Yang ada ialah beliau menyuruh membentangkan tikar kulit. Lalu ia dibentangkan dan di atasnya diletakkan buah kurma, susu kering, dan samin. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari. terpenuhinya Beruntunglah orang yang kebutuhan keluarga menyerahkan diri (masuk Islam), dan selama sebulan, dikaruniakan kepadanya rezki yang mulai dari cukup, serta merasa cukup dengan apa berhutang sampai yang telah Allah Swt berikan ada kelebihan kepadanya. (HR. Muslim) penghasilan Allah Tabaraka wata’ala berfirman (di frekuensi dalam hadits Qudsi): “Hai anak Adam, bersedekah dalam infaklah (nafkahkanlah hartamu), satuan hari niscaya Aku memberikan nafkah kepadamu.” (HR. Muslim)
15
16
MH3
Menabung
17
MH4
Memiliki barang mewah
18
KM1
Sikap ekonomi tidak berpikir panjang
19
KM2
Kehamilan muda atau di luar nikah
20
KM3
Sikap pasif
21
KM4
Aspirasi rendah
hidup
Allah akan memberikan rahmat kepada seseorang yang berusaha dari frekuensi yang baik, membelanjakan uang menabung dalam secara sederhana, dan dapat satuan hari menyisihkan kelebihan untuk menjaga saat dia miskin dan membutuhkannya. (HR. Muslim dan Ahmad) kepemilikan barang mewah, terutama dilihat dari Rasulullah saw menggunakan pedang kepemilikan HP, emas dalam berperang. lalu tablet, laptop, dan perhiasan dinilai dari “ ..hendaklah setiap diri perencanaan memperhatikan apa yang telah keuangan jangka diperbuatnya untuk hari esok” (Alpanjang Hasyr: 18) Ibnu Taimiyah dalam Al-Fatwa dinilai dari ada atau 32/109: “Menikahi perempuan pezina tidaknya tetangga adalah haram sampai ia bertaubat, yang hamil di luar apakah yang menikahinya itu adalah nikah yang menzinahinya atau selainnya. Inilah yang benar tanpa keraguan.” Bersodaqah pahalanya sepuluh, memberi hutang (tanpa bunga) pahalanya delapan belas, keterlibatannya menghubungkan diri dengan kawandalam kegiatan kawan pahalanya dua puluh dan kemasyarakatan silaturrahmi (dengan keluarga) pahalanya dua puluh empat. (HR. Al Hakim) “..Allah tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah diberikan-Nya dinilai dari cita-cita kepada suatu kaum, hingga kaum itu yang dimiliki dan mengubah apa yang ada pada diri usaha dalam mereka sendiri. Sungguh Allah mencapainya MahaMendengar, Maha Mengetahui” (Al-Anfal: 53)
Batasan dan Definisi Operasional Variabel yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut: 1. Umur Umur merupakan perhitungan usia responden sejak lahir yang dihitung dengan satuan tahun 2. Jenis Kelamin Jenis kelamin merupakan identitas gender responden dengan pilihan laki-laki atau perempuan. 3. Agama Agama merupaka keyakinan yang dianut respond an dalam penelitian ini hanya diteliti responden yang menganut agama Islam. 4. Status Pernikahan
16 Status pernikahan merupakan status hubungan suami-istri responden yang dalam penelitian ini hanya hanya menggunakan status menikah, cerai mati, dan cerai hidup. 5. Usia Menikah Usia menikah adalah usia ketika responden pertama kali menikah. 6. Usia Hamil Anak Pertama Usia hamil anak pertama merupakan usia ketika responden (apabila responnya perempuan) atau pasangan responden (apabila respondennya lakilaki) pertama kali mengandung anak pertama. 7. Status Kepala Rumah Tangga Status kepala rumah tangga merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap biaya tanggungan keperluan rumah tangga. 8. Status Rumah Status rumah merupakan status kepemilikan rumah, dalam penelitian ini status rumah yang digunakan adalah pribadi, mengontrak, tinggal bersama orang tua atau warisan orang tua. 9. Pekerjaan Pekerjaan merupakan usaha seseorang dalam mendapatkan penghidupan untuk keluarganya. Buruh: orang yang bekerja pada orang lain yang diberi upah Pegawai: orang yang bekerja disuatu instansi yang diberi honor Pedagang: orang yang menjual barang dagangan usahanya sendiri Jasa: orang yang bekerja menawarkan jasa tenaga Pemulung: orang yang mencari barang yang sudah dibuang untuk dijualnya kembali Menganggur: orang dengan usia produktif yang aktif mencari pekerjaan namun belum mendapatkannya. Ibu Rumah Tangga: wanita usia produktif yang tidak aktif mencari pekerjaan. 10. Jumlah Tanggungan Jumlah tanggungan merupakan jumlah orang yang kehidupannya ditanggung oleh kepala keluarga. 11. Lama Pendidikan Lama pendidikan merapakan hitungan lamanya responden dalam sekolah formal yang dihitung dengan satuan tahun. 12. Pendapatan Pendapatan adalah jumlah uang (rupiah) yang didapatkan rumah tangga dalam sebulan. 13. Pengeluaran Pengeluaran merupakan jumlah uang (rupiah) yang dikeluarkan rumah tangga dalam sebulan. 14. Restoran: rumah makan yang menjual aneka menu makanan dijual di tempat terpisah dari rumah pemilik usaha dan berlokasi di luar Desa Babakan 15. Barang mewah: dinilai dari kepemilikan hand phone (HP) dan tipenya. Dilanjutkan gadget lainnya dan perhiasan.
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Hasil Kuesioner Jumlah responden yang diwawancarai pada penelitian ini adalah 105 responden. Dari 105 data yang terkumpul hanya 102 data yang dianalisis. Ketiga data lainnya tidak dimasukan dalam analisis karena tidak layak (jawaban responden yang inkonsistensi) dan termasuk pencilan. Data yang menjadi pencilan adalah data ke-102, 104, dan 105. Dari hasil analisis data menggunakan SEM, didapat 4 variabel laten yang signifikan, yaitu variabel maqashid syariah poin agama, akal, keturunan, dan harta. Keempat variabel signifikan tersebut, data ke-102 dan 105 menjadi pencilan karena memiliki perbedaan rata-rata nilai variabel akal yang cukup jauh, yaitu sebesar 1.26. Rata-rata nilai variabel poin akal pada data 102 dan 105 sebesar 3.33 dan ratarata keseluruhan nilai variabel akal 2.07. Kondisi responden ke-102 adalah orang yang aktif mengikuti pelatihan atau seminar dan keadaan responden ke-105 adalah seorang pendidik agama walau ia seorang penjual soto mie di grobak pada siang harinya. Sehingga kedua responden ini memiliki nilai variabel maqashid syariah poin akal yang lebih tinggi dari rata-ratanya. Pada data ke-104 menjadi pencilan karena memiliki rata-rata nilai variabel agama 2, sementara rata-rata nilai variabel agama secara keseluruhan sebesar 3.40. Keadaan responden ke-104 ini hampir tidak pernah melakukan sholat dan tidak suka mengikuti majlis taklim atau pengajian. Karakteristik Umum Responden Masyarakat Desa Babakan yang menjadi responden dalam penelitian memiliki karakteristik yang berbeda. Karakteristik umum yang membedakannya antara lain : usia, jenis kelamin, pendidikan, kepala rumah tangga, pekerjaan, dan pengeluaran per bulan. Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner, maka karakteristik responden sebagai berikut: Usia Keragaman usia responden pada penelitian ini hampir rata pada jenjang usia 30 samapai 59. Hal ini menunjukkan usia tidak menjadi faktor kemiskinan pada Desa Babakan. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun) 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 >70 Total Rata-rata
Jumlah (Orang) 12 25 22 22 11 10 102 47
Persentase (%) 11.76 24.51 21.57 21.57 10.78 9.80 100.00
18 Jenis Kelamin Jenis kelamin responden pada penelitian ini didominasi oleh perempuan, yaitu sebanyak 85 orang atau 83.33% dari total responden. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Jumlah (Orang) 17 85 102
Persentase (%) 16.67 83.33 100
Tingkat Pendidikan Responden pada penelitian ini memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Sebanyak 35 orang atau 34.31% tidak tamat sekolah dasar dan tidak ada satu pun responden yang melanjutkan pendidikannya sampai perguruan tinggi. Rata-rata lama pendidikan responden pun hanya 6.76 tahun. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Terakhir (Lama pendidikan) Tidak tamat SD (1-5 tahun) SD (6-8 tahun) SMP (9-11 tahun) SMA (12 tahun) Total
Jumlah (Orang) 35 29 17 21 102
Persentase (%) 34.31 28.43 16.67 20.59 100.00
Pekerjaan Pekerjaan responden didominasi oleh buruh. Buruh disini meliputi buruh bangunan, buruh angkut, dan buruh kebersihan. Mereka bekerja ketika ada yang membutuhkan jasa mereka, sehingga pendapatan setiap bulannya tidak menentu bahkan terkadang tidak ada pemasukan selama berbulan-bulan. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Buruh Pegawai Dagang Jasa Pemulung Total
Jumlah (Orang) 43 13 25 17 4 102
Persentase (%) 42.16 12.75 24.51 16.67 3.92 100.00
19 Pengeluaran Per Bulan Rata-rata pengeluaran respon untuk kebutuhan sehari-hari selama sebulan sebesar Rp1 386 597. Pengeluaran terbesarnya sebesar Rp3 284 000 dan pengeluaran terkecilnya sebesar Rp200 000. Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran per bulan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran per bulan Jumlah Pengeluaran per bulan ≤500000 rupiah 510000-1000000 rupiah 1010000-1500000 rupiah 1510000-2000000 rupiah >2010000 rupiah Total
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
13 18 24 27 20 102
12.75 17.65 23.53 26.47 19.61 100.00
Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil akhir perhitungan uji validitas untuk semua indikator kuesioner memperlihatkan semua pernyataan valid (sah). Kevalidan ini diperlihatkan dengan nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar daripada t tabel sebesar 0.361 untuk 𝛼= 5% dengan n= 30 orang. Hasil uji reliabel untuk semua indikator kuesioner juga menunjukkan semua kuesioner reliabel. Hal ini ditunjukan dengan nilai Alpha Cronbach untuk semua kuesioner lebih besar dari nilai r tabel untuk α= 5% dengan n= 30 orang sama dengan nilai t tabel yaitu 0.361. Hasil lengkap uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 1. Gambaran Umum Variabel Maqashid Syariah dan Karakter Miskin Ada lima variabel maqashid syariah dalam penelitian ini, yaitu maqashid syariah: poin agama (MA), poin jiwa (MJ), poin akal (MP), poin keturunan (MK), dan poin harta (MH). Kelima variabel tersebut masing-masing memiliki indikator penilaian yang menggambarkan variabel maqashid syariah. Adapun karakter miskin mengacu pada penelitian Oscar Lewis mengenai Budaya Miskin. Karakter miskin yang diteliti dalam penelitian ini yaitu sikap ekonomi tidak berpikir panjang, kehamilan muda atau diluar nikah, sikap hidup pasif, dan aspirasi rendah. Berikut hasil penilaian variabel maqashid syariah dan karakter miskin masyarakat Desa Babakan. Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah Poin Agama Penelitian ini menggunakan 4 variabel keagamaan untuk menilai maqashid syariah poin agama, yaitu: manjalankan sholat 5 waktu (MA1), membaca AlQur’an (MA2), mempelajari ilmu agama (MA3), dan berdakwah (MA4). Penilaian terhadap sholat 5 waktu dilihat dari ada atau tidaknya responden meninggalkan kewajiban sholat 5 waktu. Membaca Al-Qur’an dilihat dari kelancaran responden dalam membaca Al-Qur’an. Mempelajari ilmu agama dilihat dari usaha responden dalam mencari ilmu agama, baik melalui mendengarkan dari radio atau menonton televiasi, membaca buku, dan pergi ke majlis taklim.
20 100% 90%
2 7
80% 70%
9
9
10
13
9 7
12
47
49
42
60%
STS
36
50%
RR
40% 30%
31
S
33
20% 10%
TS
18
0% MA1
28 9 MA2
26
SS
3 MA3
MA4
Variabel Maqashid Syariah Poin Agama
Gambar 4 Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah poin Agama Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden belum memperhatikan sholat 5 waktu dengan baik, bahkan masih sering meninggalkan sholat wajib. Sebesar 42% responden meninggalkan sholat 1-2 kali dalam sehari, 7% responden meninggalkan sholat 3 kali dalam sehari, dan 2% meninggalkan sholat 4 kali dalam sehari. Responden juga masih banyak yang terbata-bata dalam membaca Al-Qur’an sebesar 36%. Sebesar 47% responden rutin mengikuti majlis ilmu keagamaan (pengajian) minimal 1 kali dalam seminggu dan sebesar 49% responden suka memberikan nasihat terkait keagamaan (berdakwah) ke keluarganya. Masyarakat miskin di Desa Babakan memiliki semangat menuntut ilmu agama yang tinggi namun kurang dalam pengamalannya, terutama ibadah sholat. Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah Poin Jiwa Maqashid syariah poin jiwa disini lebih melihat pada sisi pemenuhan kebutuhan pangan keluarga responden. Hal ini dimaksudkan jiwa (nyawa) mereka tidak terancam karena kelaparan. Pemenuhan kebutuhan jiwa responden tidak hanya dilihat apakah terpenuhi atau tidak, namun juga bagaimana mereka memenuhinya. Pada variabel maqashid syariah poin jiwa terdapat 3 indikator yang menjadi penilaian yaitu: terpenuhinya kebutuhan pokok pribadi (MJ1), mengonsumsi makanan bergizi (MJ2), dan frekuensi makan di restoran (MJ3). Kebutuhan pokok pribadi, dilihat dari bagaimana kebutuhan pokok individu di keluarga responden terpenuhi, apakah pas-pasan, cukup, lebih dari cukup, atau merasa kurang terpenuhi kebutuhan pokoknya. Makanan bergizi dilihat dari menu makanan sehari-hari yang dimakan oleh keluarga responden. Melihat menu makanannya apakah ada sayur, daging, buah-buahan, atau lebih banyak mengonsumsi makanan instan seperti mie. Poin ketiga, frekuensi makan di restoran dilihat dari seberapa banyak responden bersama keluarganya pergi ke restoran. Hal ini untuk melihat cara pemenuhan jiwa responden pada tingkat tahsiniyat atau tersier.
21
100% 90%
0 13
2 8
80% 70%
40
34
49
60%
STS
50%
TS
40% 30%
26
41
RR S
20%
10%
27
21
15
MJ1
MJ2
0%
9 9 6
SS
MJ3
Variabel Maqashid Syariah Poin Jiwa
Gambar 5 Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah poin Jiwa Gambar 5 menunjukkan bahwa pada MJ1, sebanyak 40% responden hidup dalam keadaan pas-pasan atau pendapatan hanya cukup untuk kebutuhan pokok pribadi keluarga. Menurut penuturan beberapa responden, mereka tidak sampai kekurangan makanan dimana tidak ada makanan sama sekali dalam sehari, namun mereka menghemat dan menerima kondisi makan seadanya. Walau demikian, pada MJ2 dapat dilihat makanan yang dikonsumsi responden justru makanan yang bergizi. Sebesar 41% atau 42 orang menu makanan sehari-harinya minimal sayur dan daging (ikan asin dan ayam). Responden jarang mengonsumsi mie instan atau menu siap saji lainnya karena harga yang mahal. Pada MJ3, sebanyak 49% atau 50 responden tidak pernah makan di restoran sama sekali. Selain karena para responden terbiasa memasak sendiri makanan untuk keluarganya, mereka beranggapan bahwa dengan makan di luar akan membuat boros anggaran pengeluaran keluarga.
Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah Poin Akal Maqashid syariah poin akal disini untuk melihat pendidikan responden. Pada poin akal ini, terdapat 3 indikator yang menjadi penilaian, yaitu: tingkat pendidikan formal (MP1), minat membaca buku (MP2), dan pendidikan informal (MP3). Pendidikan formal dilihat dari lamanya responden menempuh pendidikan formal dan ijazah terakhir yang diperoleh responden. Minat membaca buku dilihat dari intensitas responden membaca buku yang dihitung dengan satuan hari. Sedangkan pendidikan informal dilihat dari banyaknya program pelatihan softskill yang diikuti responden seperti kursus keterampilan, seminar-seminar, workshop, dan lain-lain.
22 100% 90% 80%
23 35
70%
71
60% 50%
STS 45
28
40%
30%
TS RR
13
20% 10%
24
0%
0 MP1
10 9 8 3 MP2
18 9 6
S SS
MP3
Indikator Maqashid Syariah Poin Akal
Gambar 6 Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah poin Akal Berdasarkan hasil wawancara dapat dilihat pada gambar 6, bahwa tingkat pendidikan responden sangat rendah. Sebanyak 35% atau 36 orang tidak tamat sekolah dasar. Mereka hanya bersekolah formal paling lama 5 tahun bahkan ada yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal sama sekali. Menurut penuturan responden, dikehidupan semasa kecilnya, sekolah-sekolah jarang dan walaupun ada harus menempuh jarak yang jauh. Mereka yang tidak mendapat pendidikan formal dengan baik, rata-rata berasal dari keluarga yang orang tuanya tidak mampu. Rendahnya variabel akal juga dapat dilihat pada MP2, yaitu sebesar 71% atau 72 orang yang jarang membaca buku. Pada MP3, dapat diketahui bahwa 45% atau 46 orang tidak pernah mengikuti pendidikan informal sama sekali, baik pelatihan maupun kursus.
Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah Poin Keturunan Maqashid syariah poin keturunan ini untuk melihat karakteristik warga miskin Desa Babkan dalam hal pernikahan. Hal ini penting untuk diteliti, karena pada teori budaya kemiskinan disebutkan bahwa salah satu karakter miskin adalah hamil muda atau di luar nikah. Pada variabel maqashid syariah poin keturunan ini, terdapat 3 indikator yang menjadi penilaian, yaitu proses menuju pernikahan yang baik (MK1), keharmonisan keluarga (MK2), dan acara pernikahan (MK3). Proses menuju pernikahan ini untuk melihat apakah proses yang dijalankan sesuai dengan aturan Islam atau tidak. Keharmonisan keluarga dilihat dari intensitas pertengkaran anggota keluarga dan ada tidaknya kekerasan dalam rumah tangga. Acara pernikahan dinilai dari bagaimana pesta pernikahan (walimah) diadakan. Pesta pernikahan menunjukan pemenuhan maqashid syariah poin keturunan responden pada tingkat tersier.
23 100%
6 4
90% 80% 70%
4 8 20
59
45
STS
60% 31
50% 40%
30%
8 2
20%
24
10% 0%
TS RR
17
S 28
37
SS
8 MK1
MK2
MK3
Variabel Maqashid Syariah Poin Keturunan
Gambar 7 Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah poin Keturunan Berdasarkan gambar 7 dapat dilihat bahwa sebanyak 59% atau 60 responden berpacaran sebelum menikah dengan waktu lebih dari 3 bulan. Keadaan keluarga responden cenderung kepada keluarga yang harmonis, walau terkadang suka terjadi pertengkaran keluarga sebanyak 45% (MK2). Data MK3 menunjukkan bahwa diadakan pesta pernikahan yang besar-besaran, yaitu sebanyak 37% atau 38 orang. Hasil keseluruhan penelitian pada poin keturunan ini menunjukan bahwa aturan Islam dalam berketurunan kurang diindahkan pada budaya di masyarakat miskin Desa Babakan.
Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah Poin Harta Maqashid syariah poin Harta disini untuk melihat keadaan ekonomi responden. Penilaian terhadap poin harta menjadi sangat penting dalam meneliti ini karena menyangkut kemiskinan yang sesungguhnya, yaitu miskin dalam hal harta. Namun demikian, sesungguhnya penilaian poin harta bukan hanya semata seberapa banyak harta yang dimiliki oleh responden, namun bagaimana responden dalam menerima dan mengelola keadaan hartanya. Pada variabel maqashid syariah poin harta, terdapat 4 indikator yang menjadi penilaian, yaitu: memiliki penghasilan yang layak (MH1), frekuensi infak (MH2), frekuensi menabung (MH3), dan barang mewah yang dimiliki (MH4). Penghasilan yang layak dilihat dari kecukupan penghasilan per bulan untuk memenuhi kebutuhan hidup satu keluarga responden. Infak dilihat untuk bagaimana responden dalam menyisihkan sebagian rezekinya di jalan Allah, yang dinilai dari intensitas pengeluaran infaknya bukan besarnya infak. Frekuensi menabung dinilai dari intensitas responden dalam menabung yang dihitung dengan satuan hari. Pada MH4, yaitu kepemilikan barang mewah, yang dilihat dalam hal ini adalah barangbarang canggih dan mahal yang dimiliki oleh responden seperti handphone yang dilihat berdasarkan tipenya, laptop, tablet, dan perhiasan dari emas.
24 100% 90% 80%
9
3 14
38 16
70% 60% 50%
39
43
32
30% 10% 0%
STS
6 19
40% 20%
21
16
25
25 12
10
MH1
MH2
RR 32
30
MH3
TS
S SS
5 6 MH4
Variabel Maqashid Syariah Poin Harta
Gambar 8 Hasil Penilaian terhadap Variabel Maqashid Syariah poin Harta Berdasarkan gambar 8, variabel maqashid syariah poin harta pada masyarakat Desa Babakan cenderung menengah ke bawah. Pada indikator MH1, sebanyak 39% atau 40 orang merasa pendapatan keluarga per bulan pas-pasan dengan kebutuhan keluarga, hal ini dikarenakan pekerjaan kepala rumah tangga mereka yang buruh dan kerja serabutan, sehingga pendapatan mereka rendah dan tidak menentu. Pada MH2 juga menunjukkan sebesar 43% frekuensi infak yang jarang, dan 38% pada MH4 menunjukkan responden tidak memiliki barang mewah berupa handphone. Indikator MH3 menunjukkan sebesar 32% respon memiliki frekuensi menabung yang cukup sering. Kebanyakan dari responden yang menabung adalah menabung di arisan atau sekolah anak.
Hasil Penilaian terhadap Karakter Miskin Masyarakat Desa Babakan Variabel yang digunakan dalam menilai karakter miskin masyarakat ada 4, yaitu sikap ekonomi yang tidak berpikir panjang (KM1), terjadi kehamilan muda atau di luar nikah (KM2), sikap hidup yang pasif (KM3), dan aspirasi masyarakat yang rendah (KM4). Gambar 9 menunjakan bahwa masyarakat Babakan memiliki karakter miskin yang kuat pada sikap ekonomi yang tidak berpikir panjang (KM1) dan terjadi kehamilan dini atau diluar nikah (KM2). Pada KM3, hasil penilaian terhadap sikap hidup masyarakat adalah masyarakat masih suka ikut dalam kegiatan kemasyarakatan walaupun tidak menjadi pengurus organisasi di desanya dan di KM4 menunjukkan bahwa masyarakat kurang memiliki aspirasi dalam hidupnya atau hidup mengalir saja tanpa memiliki tujuan atau cita-cita. Responden yang memiliki cita-cita pun, banyak yang putus asa dalam menggapai impiannya, dikarenakan tidak dapat menempuh pendidikan formal yang tinggi. Indikator jawaban dari setiap penilaian dapat dilihat pada kuesioner responden, Lampiran 5.
25 100% 17
90% 80%
33
33
33 18
70%
11
60% 50%
29
40%
30%
17
20%
26
25
TS 35
12 24
15
0%
6
5
KM1
KM2
RR S
28
10%
STS
14
13
7
KM3
KM4
SS
Variabel Karakter Miskin
Gambar 9 Hasil Penilaian terhadap Karakter Miskin Masyarakat Babakan Pencapaian Maqashid Syariah Pada Masyarakat Miskin di Desa Babakan Persentase hasil pencapaian maqashid syariah diperoleh dari skor variabel yang diperoleh berdasarkan kuesioner dibagi total maksimal skor variabel. Berdasarkan penilaian ini diperoleh hasil pencapaian maqashid syariah tertinggi berturut-turut adalah harta, agama, keturunan, jiwa, dan akal. Harta mendapat nilai pencapaian tertinggi yaitu 79.6%. Pencapaian tertinggi poin harta tidak berarti pendapatan masyarakat Desa Babakan yang tinggi, karena rata-rata pengeluaran per bulan masyarakat miskin Desa Babakan hanya Rp1 386 597 bahkan ada yang pengeluarannya hanya Rp200 000 per bulan. Namun disebabkan oleh sikap masyarakat Desa Babakan yang menerima keadaan hartanya. Pencapaian tertinggi maqashid syariah selanjutnya adalah agama. Agak mirisnya, responden yang 100% agamanya Islam, hanya 36.3% yang sudah menjalankan sholat wajib 5 waktu dengan penuh, selebihnya masih ada yang meninggalkan sholat mulai dari yang hanya 1 kali meninggalkan sholat dalam sehari sampai ada yang tidak sholat sama sekali seharinya. Selebihnya kemampuan membaca Al-Qur’an dan kemauan berdakwah atau memberikan nasehat terkait keagamaan mengikuti usaha mereka dalam menjaga sholatnya. Namun pada mereka terdapat budaya pengajian yang baik, sebesar 75.5% masyarakat aktif mengikuti pengajian rutin minimal sekali dalam seminggu. Aspek keturunan dilihat dari kualitas keluarganya. Kualitas keluarga ini dilihat mulai dari proses menuju pernikahan, seperti berpacaran atau tidak sebelum menikah, lalu proses pernikahannya, dan keharmonisan keluarga. Berdasarkan hasil kuesioner didapati banyak keluarga yang mengadakan pesta pernikahan besarbesaran dan sebagian besar memiliki keluarga yang harmonis. Rankin keempat pencapaian maqashid syariah adalah jiwa. Aspek jiwa dilihat dari pencapaian kebutuhan badan atau kesehatan tubuh. Hal yang menjadi perhatian disini adalah tercukupinya kebutuhan pokok responden, kemampuan responden dalam memenuhi makanan bergizi, dan kemampuan responden dalam mempertersierkan perolehan makanan atau frekuensi makan di restoran. Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa tidak ada yang tidak terpenuhinya
26
41.40%
60.60%
64.10%
67.65%
79.60%
kebutuhan pokok pribadi, lauk yang dimakan sebagian besar keluarga responden adalah sayur mayur dan daging. Kebanyakan daging yang dimakan adalah ikan asin dan ayam. Pencapaian terendah maqashid syariah adalah akal atau aspek pendidikan. Sesuai dengan kenyataan lapangan, pada masyarakat miskin Desa Babakan banyak yang putus sekolah. Sebanyak 55.9% responden tidak pernah mengenyam sekolah sama sekali dan tidak tamat sekolah dasar,juga tidak ada satu pun responden yang mencapai pendidikan perguruan tinggi. Ditambah kemauan membaca buku yang rendah dan jarang yang pernah mengikuti pendidikan informal, maka aspek pemenuhan akal mereka sangat memprihatinkan.
HARTA
AGAMA
KETURUNAN
JIWA
AKAL
Gambar 10 Hasil Pencapaian Maqashid Syariah
Faktor Maqashid Syariah Yang Menjadi Pengaruh Karakter Miskin Analisis SEM PLS ini bertujuan untuk melihat variabel maqashid syariah apa sajakah yang mempengruhi karakter miskin masyarakat Desa Babakan . Ada 2 sub model dalam analisis SEM PLS, yaitu model pengukuran (measurement model) atau sering disebut outer model dan model struktural (structural model) atau disebut juga inner model. Outer model mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya sedangkan inner model menggambarkan hubungan variabel laten. Pada penelitian ini terdapat 6 buah variabel laten, yaitu Maqashid Syariah poin Agama (MA), Maqashid Syariah poin Jiwa (MJ), Maqashid Syariah poin Akal (MP), Maqashid Syariah poin Keturunan (MK), Maqashid Syariah poin Harta (MH), dan Karakter Miskin (KM). Masing-masing variabel laten memiliki beberapa variabel manifest (indikator) seperti yang sudah dijalaskan pada bab sebelumnya.
27 Analisis Outer Model Sebelum melakukan analisis outer model terlebih dahulu dilakukan uji terhadap quality criteria model reflektif. Kriteria yang digunakan sebagai parameter antara lain : loading factor, Average Variance Extracted (AVE), cross loading, akar kuadrat AVE, Cronbach’s Alpha, dan Composite Reliability. Hasil uji pada tabel 9 menunjukkan bahwa model ini memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Tabel 9 Hasil Uji Quality Criteria Model Reflektif No
1
2
3
Parameter
Loading Factor
Average Variance Extracted (AVE)
Cross Loading
Keterangan Kekuatan indikator dalam merefleksikan laten (Validitas konvergen untuk indikator)
Validitas konvergen konstruk
Validitas diskriminan
Rule of Thumb
≥ 0.7 untuk confirmatory research Lihat Gambar atau 0.5 – 0.6 masih 10 Lampiran 3 diterima untuk exploratory research
untuk ≥ 0.5
MA = 0.4441 MJ = 0.6289 MP = 0.5381 MK = 0.5921 MH = 0.4638 KM = 0.5834
Semua indikator MA, MJ, MP, Indikator loading > MK, MH, dan seluruh cross KM memiliki loading nilai loading > seluruh cross loading
4
Akar kuadrat Validitas AVE diskriminan
Akar AVE > kuadrat korelasi antar variabel laten
5
Cronbach’s Alpha
≥ 0.6 masih diterima untuk exploratory research
Reliabilitas
Hasil Estimasi
Semua nilai akar kuadrat AVE dari variabel laten > korelasi variabel laten lainnya MA = 0.6028 MJ = 0.5197 MP = 0.5735 MK = 0.3158 MH = 0.6408
28 ≥ 0.7 untuk confirmatory research
6
Composite Reliability
Reliabilitas
KM = 0.6430
MA = 0.7611 MJ = 0.7594 MP = ≥ 0.6 masih 0.7759 diterima untuk MK = exploratory 0.7426 research MH = 0.7752 KM = 0.8077
Gambar 11 Model Awal Penelitian Gambar 11 di atas menunjukkan model awal penelitian. pada model ini terdapat 21 indikator dari keseluruhan variabel laten, dengan rincian MA, MH, dan KM masing-masing memiliki 4 buah indikator dan indikator MJ, MP, MK berjumlah masing-masing 3 buah. Setelah dilakukan estimasi dengan kriteria loading factor dengan nonimal sebesar 0.5 didapat 3 buah indikator yang nilainya kurang dari 0.5, yaitu MJ1 pada variabel maqashid syariah poin jiwa, MK3 pada variabel maqashid syariah poin keturunan, dan KM2 pada variabel karakter miskin. Pada ketiga indikator tersebut dilakukan dropping dan menghasilkan model akhir yang memiliki indikator dari keseluruhan variabel laten sebanyak 18 buah. Bagan model akhir dapat dilihat pada Gambar 12.
29
Gambar 12 Model Akhir Penelitian Nilai loading factor menunjukkan kekuatan indikator dalam merefleksikan variabel latennya. Pada variabel maqashid syariah poin agama, indikator berdakwah (MA4) memiliki nilai loading factor terbesar, yaitu 0.73. Hal ini menunjukkan indikator berdakwah pada masyarakat Desa Babakan yang paling dominan menyumbang karakter atau budaya miskin mereka pada variabel laten maqashid syariah poin agama. Dimensi dakwah ini secara sederhananya dalam kehidupan adalah saling nasehat-manasehati antar sesama, terutama dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua ke anak. Pada variabel maqashid syariah poin jiwa, frekuensi makan di restoran memiliki nilai loading factor terbesar, yaitu 0.97. Hal ini menegaskan bahwasanya salah satu karakter atau budaya miskin yang berkembang pada masyarakat Desa Babakan adalah jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali makan di restoran. Mereka cenderung berhemat dalam pemenuhan kebutuhan jiwanya dengan mencukupkan diri mengonsumsi masakan rumah dan tidak berhasrat memperindah perolehan makanannya di restoran Kenyataan ini sesuai fakta di lapangan bahwa masyarakat miskin di Desa Babakan banyak yang belum pernah makan di restoran. Taraf pemenuhan kebutuhan akan jiwa mereka belum sampai mencapai pemenuhan tersier. Namun hal ini dapat dinilai bagus dalam agama dan dapat menjadi tidak bagus dalam perekonomian bidang perkembangan bisnis makanan. Pada variabel maqaih syariah poin akal, indikator frekuensi membaca buku (MP2) memiliki nilai loading factor terbesar, yaitu 0.83. Artinya, frekuensi membaca buku ini mendominasi variabel maqashid syariah poin akal dalam menyumbang karakter miskin masyarakat Desa Babakan. Berdasarkan kuesioner didapat data bahwa sebanyak 71% responden jarang membaca buku. Frekuensi membaca buku yang jarang menjadi budaya yang berkembang pada warga miskin di Desa Babakan. Indikator keluarga harmonis (MK2) pada variabel maqashid syariah poin keturunan memiliki nilai loading factor terbesar, yaitu 0.83. Pada kenyataannya, keluarga miskin di Desa Babakan memiliki frekuensi pertengkaran yang hampir sering. Keluarga dengan frekuensi bertengkar yang hampir sering ini menunjukkan karakter masyarakat miskin di Desa Babakan. Berdasarkan wawancara,
30 kebanyakan pertengkaran disebabkan oleh pendidikan anak dan pemenuhan kebutuhan keluarga yang serba kekurangan. Terakhir, pada maqashid syariah poin harta, indikator dengan nilai loading terbesar dimiliki oleh MH2, yaitu frekuensi berinfak dengan perolehan nilai sebesar 0.74. Frekuensi berinfak pada masyarakat miskin di Desa Babakan memiliki intensitas yang hampir jarang. Hal ini sesuai dengan keadaan mereka yang seharusnya menjadi mustahik, atau menerima bantuan. Variabel karakter miskin memiliki indikator yang nilai loading factor berada diatas 0.70 semua. Artinya seluruh indikator dalam karakter miskin merefleksikan karakter miskin dengan sama baiknya semua. Diantara indikator tersebut, KM1 atau sikap ekonomi yang tidak berpikir panjang memiliki nilai loading factor tertinggi, yaitu sebesar 0.78. Hal ini menunjukkan dominansi karakter miskin pada masyarakat Desa Babakan adalah sikap ekonomi yang tidak berpikir panjang, atau dapat diartikan sebagai tidak memilikinya perencanaan keuangan yang baik untuk hidup di masa depan. Analisis Inner Model Terdapat 2 parameter yang digunakan dalam analisis inner model, yaitu R2 (koefisien determinanasi) variabel laten endogen dan hasil estimasi path coeffisients(T-value dan nilai koefisien). Tabel 10 menunjukkanhasil R2 untuk variabel KM sebesar 0.427. Hal ini memaparkan bahwa variabilitas KM dapat dijelaskan oleh variabilitas maqashid syariah (MA, MJ, MP, MK, MH) sebesar 42.7%. Tabel 10 Hasil Analisis Inner Model No Parameter Keterangan Rule of Thumb Variabilitas 0.67 = kuat konstruk endogen 2 R variabel 0.33 = moderat yang dapat 1 laten 0.19 = lemah dijelaskan oleh endogen variabilitas konstruk eksogen
2
Hasil Estimasi R2 untuk KM = 0.4268
Nilai T-statistik MA -> KM = 2.0207 MJ -> KM = 0.1988 MP -> KM = 4.7370 Pengaruh Mengukur MK -> KM = signifikan jika TEstimasi signifikansi 2.1289 statistik > Tpath pengaruh besarnya MH -> KM = tabel, coeffisients pengaruh variabel 2.0558 T-tabel pada laten alpha 5% = 1.96 Nilai Koefisien MA -> KM = 0.1534 MJ -> KM = 0.0175 MP -> KM = 0.3866
31 MK -> KM = 0.1702 MH ->KM = 0.1896 Hasil analisis inner model dapat digunakan untuk melihat poin-poin maqashid syariah apa sajakah yang menjadi faktor terhadap terbentuknya karakter miskin masyarakat. Kelima poin maqashid syariah memiliki nilai signifikansi yang terukur pada nilai T-statistik, dimana nilai T-statistik > 1.96 menunjukkan signifikan terhadap karakter miskin. Nilai T-statistik diperoleh melalui metode bootstrapping, hasil bootstrapping dapat dilihat pada Gambar 12. Berdasarkan nilai T-statistik terdapat 4 poin maqashid syariah yang signifikan, yaitu agama (2.02), akal (4.74), keturunan (2.13), dan harta (2.06), serta terdapat 1 poin maqashid syariah yang tidak signifikan, yaitu jiwa (0.20). Besarnya nilai pengaruh variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen dapat dilihat dari nilai koefisien pada tiap jalur (path coeffisients). MA memiliki pengaruh positif terhadap KM dengan nilai sebesar 0.153. Dapat diinterpretasikan bahwa agama berpengaruh 15,3% terhadap karakter miskin. Variabel MP, MK, dan MH pun memiliki pengaruh yang positif terhadap KM, nilai koefisiennya berturut-turut 0.387, 0.170, dan 0.190. Hal ini menunjukkan akal atau pendidikan memiliki pengaruh sebesar 38.7% terhadap karakter miskin, begitu pun dengan keturunan atau kualitas keluarga memiliki pengaruh sebesar 17.0%, dan harta memiliki pengaruh 19.0% terhadap karakter miskin. Secara urut dari nilai pengaruh terbesar ke terkecil dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 13 Hasil Bootstrapping Hasil menunjukkan terdapat 4 faktor maqashid syariah yang mempengaruhi karakter miskin pada masyarakat Desa Babakan, yaitu agama, akal atau pendidikan, keturunan atau kualitas keluarga, dan harta. Memperbaiki keempat variabel tersebut dapat memperbaiki karakter miskin masyarakat.
HARTA
15.30%
AKAL
17%
19%
38.70%
32
KETURUNAN
AGAMA
Gambar 14 Urutan Faktor Pengaruh Karakter Miskin Faktor utama yang mempengaruhi karakter miskin masyarakat Desa Babakan adalah akal atau aspek pendidikan. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadillah ayat 11:
“….Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” Menurut tafsir, ilmu adalah alat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Adapun fungsi ilmu adalah sebagai petunjuk keimanan dan petunjuk beramal. Beramal disini memiliki makna yang luas, salah satu bentuk amal adalah bekerja dengan niat ibadah. Rendahnya tingkat pendidikan pada masyarakat Desa Babakan menyebabkan mereka sulit dalam bekerja atau beramal. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa banyaknya masyarakat miskin yang bekerja sebagai buruh serabutan, pemulung, pembantu rumah tangga pada wanitanya, tukang parkir, bahkan peengangguran dan sesuai juga dengan penelitian Gandari Adianti (2005), pada masyarakat miskin usaha yang dilakukan kebanyakan usaha jasa, karena mereka tidak memiliki keahlian sehingga yang mereka tawarkan adalah jasa tenaga diri mereka sendiri. Kurangnya pendidikan pada mereka juga menyebabkan akses terhadap sarana dan fasilitas kehidupan yang kurang, sehingga mereka sulit untuk keluar dari kemiskinannya. Faktor kedua yang mempengaruhi karakter miskin masyarakat Desa Babakan adalah harta. Hal ini sesuai dengan definisi miskin dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu tidak berharta atau serba kekurangan (berpenghasilan rendah). Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa rata-rata pengeluaran per bulan mereka hanya Rp1 386 597, besaran tersebut jauh di bawah UMR Kabupaten Bogor yang sebesar Rp2 590 000. Rendahnya penghasilan mereka, menyebabkan mereka sulit
33 mendapatkan fasilitas hidup yang baik, seperti sekolah yang bagus, pelayanan kesehatan yang baik, dan pemenuhan kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang baik juga. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi karakter miskin mereka adalah keturunan. Dalam penelitian dengan maqashid syariah ini, keturunan bukan dilihat hanya dari jumlah keturunan atau anggota keluarga yang menjadi beban keluarga saja (usia < 15 dan > 65), namun dilihat juga dari proses berkeluarga dan kualitas keluarga responden. Hubungan keturunan dan kemiskinan terletak pada keberkahannya. Menurut syariat berkah adalah bertambahnya kebaikan. Para ulama menjelaskan bahwa makna berkah adalah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan spiritual, seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan usia. Allah juga menjelaskan dalam AlQuran surat An-Nur ayat 32:
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orangorang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberianNya) lagi Maha Mengetahui.” Allah SWT tidak pernah ingkar janji. Janji Allah ini akan Allah tepati bagi orang yang menepati juga janji kepada-Nya. Melihat fenomena 68.6% masyarakat Desa Babakan melakukan pacaran sebelum menikah, maka hal ini bisa menjadi salah satu sebab kurangnya keberkahan dalam berketurunan sehingga berpengaruh pada kemiskinan mereka. Faktor keempat yang mempengaruhi karakter miskin masyarakat Desa Babakan adalah agama. Rasulullah pernah menjelaskan bahwa kemiskinan mendekatkan kepada kekufuran, dan kemiskinan yang beliau maksud adalah miskin ilmu agama. Karena miskinnya ilmu agama, baik orang yang miskin harta maupun kaya harta akan mudah sekali melakukan kekufuran. Pemahaman agama yang rendah juga menyebabkan ketidak tahuan akan kewajiban-kewajiban dan petunjuk hidup yang benar. Hal ini dapat menyebabkan kehidupan yang sulit, karena di agama Islam dijelaskan kewajiban hidup. Kewajiban tersebut meliputi menuntut ilmu, memberikan nafkah, memakan makanan yang halal dan toyyib, disamping kewajiban ibadah mahdhah yaitu ibadah yang penghambaan murni kepada Allah yang sudah ditentukan syarat dan rukunnya seperti sholat, puasa, zakat, haji, dan lain sebagainya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pemaparan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
34 1. Pencapaian maqashid syariah pada masyarakat Desa Babakan yang terendah adalah aspek akal dan yang tertinggi adalah harta. Secara berurut hasil pencapaian maqashid syariah dari yang tertinggi hingga ke rendah adalah harta, agama, keturunan, jiwa, dan akal. Karakter miskin yang paling menonjol dilihat dari budaya kemiskinan adalah sikap ekonomi tidak berpikir panjang. 2. Maqashid syariah berpengaruh positih terhadap karakter miskin. Maqashid syariah yang menjadi faktor pengaruh karakter miskin masyarakat Desa Babakan ada 4, yaitu agama, akal, keturunan, dan harta. Variabel akal atau aspek pendidikan menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap karakter miskin mereka. variabel akal berpengaruh positif terhadap karakter miskin sebesar 38.7%. Saran 1. Program pengentasan kemiskinan yang tepat untuk masyarakat Desa Babakan adalah program pendidikan. Program dapat berupa kegiatan untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan program pelatihan sofskill untuk mengasah keterampilan. Program lainnya yang dapat dilakukan dalam jangka pendeknya yaitu mengadakan kelompok belajar. Pengelompokan belaja dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat, misal berdasarkan kelompok umur, jenis pelatihan, gender, dan lain-lain. 2. Mengajak ibu-ibu rumah tangga di Desa Babakan untuk berekonomi kreatif. Sebagian besar ibu-ibu warga miskin Desa Babakan berprofesi sebagai ibu rumah tangga saja. Ibu-ibu ini dapat diajak dalam program ekonomi kreatif untuk mendapatkan tambahan penghasilan keluarga. 3. Saran untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian ini, sebaiknya ditambah untuk indikator setiap variabel agar memperoleh nilai R-square yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA [Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2014. Strategi Pengurangan Ketimpangan Dalam RPJPM 2015-2019. Yogyakarta (ID): Bappenas [BPS] Badan Pusat Statistik. Garis Kemiskinan. [internet]. [diunduh 2014 Jun 2]. Tersedia pada: http://sirusa.bps.go.id/index.php?r=indikator/view&id=50 [Kemenag RI] Kementerian Agama Republik Indonesia. 2012. Al-Qur’anulkarim. Bandung (ID): Syaamil Al-Qur’an [Kominfo RI] Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 2011. Program Penanggulangan Kemiskinan Kabinet Indonesia Bersatu II. Jakarta (ID): KOMINFO [WB] World Bank. 2005. Introduction For Poverty Analysis. Washington DC (US) :World Bank Institut Adianti G, 2005. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di Dki Jakarta [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Afandi WN. Identifikasi Karakteristik Rumah Tangga Miskin Di Kabupaten Padang Pariaman Studi Kasus: Nagari Malai V Suku [tesis]. Padang (ID): Universitas Andalas
35 Amalia E. 2005. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta (ID): Grameta Publishing Anggreni Y, 2012. Analisis Spasial Data PanelUntuk Menentukan Faktor-Faktor Yang MempengaruhiKemiskinan Di Provinsi Sumatera Selatan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor Bempah RT. 2014. Ini UMK Jawa Barat 2015. [internet]. [diunduh 2014 Nov 24]. Tersedia pada: http://regional.kompas.com/read/2014/11/22/07020041/ Ini.UMK.Jawa.Barat.2015 Chamsyah B. 2006. Teologi Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta (ID): RMBooks Damanhuri DS. 2010. Ekonomi Politik dan Pembangunan. Bogor (ID): IPB Press Firdaus M, Harmini, Farid MA. 2008. Aplikasi Metode Kuantitatif untuk Manajemen dan Bisnis. Bogor (ID): IPB Press Laldin MA, Furqani H. 2013. Development Islamic Finance In The Framework of Maqashid Al-Shari’ah. International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management. 6(4):278-289 Latan H. 2012. Structural Equation Modeling, Konsep dan Aplikasi Menggunakan Program LISREL 8.80. Bandung (ID): ALFABETA Lewis, Oscar. 1970. Anthropological Essays. New York (US): Random House. Mohammed MO, Razak, Taib. 2008. The Performance Measures of Islamic Banking Based on the Maqasid Framework. Kuala Lumpur: International Islamic University Malaysia Mustafa Z, Wijaya T. 2012. Panduan Teknik Statistik SEM&PLS dengan SPSS Amos. Yogyakarta (ID): Cahaya Atma Pustaka Nurullah A. 2012. Mengikis Budaya Kemiskinan. [internet]. [diunduh 2014 Jun 14]. Tersedia pada: http://www.jurnas.com/halaman/10/2012-02-03/197726 Rianse U, Abdi. 2009. Metode Penelitian Sosial dan Ekonomi Teori dan Aplikasi. Bandung (ID): Alfabeta Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung (ID): Alfabeta Santoso S. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta (ID): Elex Media Komputindo Shidiq S. 2011. Ushul Fiqh. Jakarta (ID): Kencana Predana Media Group Sholihin M, Ratmono D. 2013. Analisis SEM-PLS dengan WarpPLS 3.0. Yogyakarta (ID): CV Andi Silalahi U. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung (ID): Refika Aditama Umar H. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta (ID): Rajawali Pers Usman AA. 2006. Identifikasi karakteristik rumah tangga miskin yang mempengaruhi kemiskinan di Sumatera Barat [tesis]. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Widyosiswoyo HS. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta Timur (ID): Ghalia Indonesia Wijanto SH. 2008. Structural Equation Modeling dengan Lisrel 8.8. Yogyakarta (ID): Graha Ilmu Zubair A. Kemiskinan Mendekatkan Kekufuran. [internet]. [diunduh 2014 Nov 25]. Tersedia pada: http://www.unhas.ac.id/rhiza/arsip/tarbiyah3/qaislam/QA038.txt
36 Lampiran 1 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Variabel Maqashid Syariah poin Agama Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.633
4 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted MA1 MA2 MA3 MA4
Scale Variance if Item Deleted
10.33 11.37 10.40 11.60
Corrected ItemTotal Correlation
5.264 4.309 5.421 4.455
.432 .512 .312 .414
Cronbach's Alpha if Item Deleted .557 .486 .630 .567
Variabel Maqashid Syariah poin Jiwa Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.623
3 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted MJ1 MJ2 MJ3
Scale Variance if Item Deleted
6.17 5.77 7.07
Corrected ItemTotal Correlation
3.040 3.013 1.789
.365 .541 .477
Cronbach's Alpha if Item Deleted .611 .443 .514
Variabel Maqashid Syariah poin Akal Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.725
3 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted MP1 MP2 MP3
4.60 4.67 4.40
Scale Variance if Item Deleted 4.524 4.575 6.179
Corrected ItemTotal Correlation .643 .556 .462
Cronbach's Alpha if Item Deleted .513 .632 .733
37 Variabel Maqashid Syariah poin Keturunan Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.592
3 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Item Deleted MK1 MK2 MK3
8.10 6.83 6.87
Corrected ItemTotal Correlation
2.921 4.489 5.361
.411 .446 .437
Cronbach's Alpha if Item Deleted .564 .436 .499
Variabel Maqashid Syariah poin Harta Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.726
4 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted Item Deleted MH1 MH2 MH3 MH4
9.17 8.27 8.73 10.13
Corrected ItemTotal Correlation
6.282 8.064 5.789 7.016
.635 .449 .551 .463
Cronbach's Alpha if Item Deleted .593 .706 .651 .696
Variabel Karakter Miskin
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.753
4 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted KM1 KM2 KM3 KM4
8.77 8.97 8.77 9.10
Scale Variance if Item Deleted 8.599 11.551 9.840 10.783
Corrected ItemTotal Correlation .754 .340 .601 .535
Cronbach's Alpha if Item Deleted .569 .807 .665 .703
38 Lampiran 2
Hasil Total Skor Indicktor Dan Persentase Maqashid Syariah
Variabel Indikator
STS
TS
RR
ST
SS
SKOR
Menjalankan shalat 5 waktu
2
7
43
32
18
363
Ragu-ragu
Membaca Al-Qur'an
9
13
37
34
9
327
Ragu-ragu
Mempelajari ilmu agama
9
9
7
48
29
385
Setuju
Berdakwah
3
27
50
12
10
305
Sangat tidak setuju
Terpenuhi kebutuhan pribadi
0
13
41
27
21
362
Ragu-ragu
Mengonsumsi makan bergizi
2
8
35
42
15
366
Setuju
Makan di restoran
50
28
9
9
6
199
Sangat tidak setuju
Pendidikan formal
36
29
13
24
0
229
Sangat tidak setuju
Minat membaca buku
72
10
9
8
3
166
Sangat tidak setuju
Pendidikan informal
23
46
18
9
6
235
Tidak setuju
Tidak berpacaran
60
8
2
24
8
218
Sangat tidak setuju
Keluarga harmonis
6
4
46
17
29
365
Ragu-ragu
8
20
32
38
Pesta pernikahan/walimahan
4
398
SKALA
Sangat setuju
Penghasilan layak
9
16
40
25
12
321
Ragu-ragu
Bersedekah
3
14
44
31
10
337
Ragu-ragu
Menabung
21
16
6
33
26
333
Setuju
Memiliki barang mewah
39
19
33
5
6
226
Sangat tidak setuju
Sikap ekonomi tidak berpikir panjang
34
30
17
15
6
235
Sangat tidak setuju
Kehamilan muda atau di luar nikah
34
27
12
24
5
245
Sangat tidak setuju
Sikap hidup pasif
17
18
25
29
13
309
Setuju
Aspirasi rendah
34
11
36
14
7
255
Ragu-ragu
Persentase Total Skor Maqashid Syariah Maqasahid Syariah
Total Skor
Persentase (%)
Harta
1217
79.60
Agama
1380
67.65
Keturunan
981
64.10
Jiwa
927
60.60
Akal
630
41.40
39
Lampiran 3
Hasil output SEM-PLS (loading factor, quality criteria, cross loading, dan path coefficients)
Loading Factor KM1 KM3 KM4 MA1 MA2 MA3 MA4 MH1 MH2 MH3 MH4 MJ2 MJ3 MK1 MK2 MP1 MP2 MP3
KM 0.7817 0.7700 0.7391
MA
MH
MJ
MK
MP
0.6521 0.6565 0.6267 0.7261 0.6623 0.7436 0.6726 0.6413 0.5577 0.9730 0.7065 0.8276 0.6853 0.8291 0.6761
Quality Criteria AVE MA MJ MP MK MH KM
0.4441 0.6289 0.5381 0.5921 0.4638 0.5834
Composite Reliability 0.7611 0.7594 0.7759 0.7426 0.7752 0.8077
R Cronbachs Communality Redundancy Square Alpha 0.0000 0.6028 0.4441 0.0000 0.0000 0.5197 0.6289 0.0000 0.0000 0.5735 0.5381 0.0000 0.0000 0.3158 0.5921 0.0000 0.0000 0.6408 0.4638 0.0000 0.4268 0.6430 0.5834 0.0595
40
Cross Loading KM1 KM3 KM4 MA1 MA2 MA3 MA4 MH1 MH2 MH3 MH4 MJ2 MJ3 MK1 MK2 MP1 MP2 MP3
KM 0.7817 0.7700 0.7391 0.2335 0.2380 0.1996 0.3698 0.1916 0.4068 0.2537 0.2352 0.1010 0.3635 0.2253 0.2841 0.3601 0.5125 0.3551
MA 0.3441 0.3428 0.2478 0.6521 0.6565 0.6267 0.7261 0.1115 0.3506 0.0464 0.1119 0.1144 0.2199 0.1682 0.2677 0.1580 0.3421 0.3577
MH 0.3655 0.3357 0.2782 0.1725 0.2256 0.1152 0.1946 0.6623 0.7436 0.6726 0.6413 0.3001 0.3606 0.1670 0.1092 0.3764 0.2215 0.3699
MJ 0.2370 0.2361 0.3274 0.2147 0.1987 0.1421 0.0834 0.3958 0.3253 0.2023 0.1534 0.5577 0.9730 0.2439 0.2893 0.2657 0.2712 0.4120
MK 0.2724 0.2657 0.2241 0.3156 -0.0205 0.1667 0.2727 0.1321 0.3995 -0.0286 -0.2120 0.2278 0.3290 0.7065 0.8276 -0.0793 0.2651 0.2279
MP 0.4076 0.4458 0.4510 0.0949 0.3039 0.1684 0.4018 0.2795 0.3089 0.2759 0.2726 0.1833 0.4204 0.0705 0.2306 0.6853 0.8291 0.6761
Path Coefficients
MA -> KM MJ -> KM MP -> KM MK -> KM MH -> KM
Original Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR)
T Statistics (|O/STERR|)
0.1534
0.1650
0.0759
0.0759
2.0207
0.0175 0.3866
0.0266 0.3963
0.0882 0.0816
0.0882 0.0816
0.1988 4.7370
0.1702
0.1675
0.0800
0.0800
2.1289
0.1896
0.2101
0.0922
0.0922
2.0558
41 Lampiran 4
Sampel Penelitian
RW
Alamat
Jumlah RT
Jumlah Sampel
1
Babakan Raya
4
6
2
Leuwikopo
3
17
3
Cangkurawok – Sengked
3
15
4
Cangkurawok
4
18
5
Kampus IPB
10
0
6
Babakan Doneng
3
16
7
Babakan Raya
4
17
8
Babakan Tengah
2
10
9
Babakan Tengah
2
6
Total
105
42 Lampiran 5
Kuesioner Penelitian Bismillahirohmanirohim KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS KARAKTER MISKIN MASYARAKAT PADA DESA BABAKAN DRAMAGA BOGOR BERDASARKAN MAQASHID SYARIAH
Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner penelitian saya KartikaNadyaHaqiqa (H54100046), mahasiswi S1 Departemen Ilmu Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, InstitutPertanian Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat karakteristik masyarakat berdasarkan indeks maqashid syariah. Kuesioner ini hanya digunakan untuk kepentingan penelitian, sehingga jawaban yang Bapak/Ibu sampaikan sepenuhnya akan dijaga kerahasiaannya. Atas kerjasama Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih. Petunjuk Umum 1. Pengisian kuesioner dilakukan oleh responden dan dibantu pewawancara. 2. Pengisian kuesioner dilakukan pada satu waktu untuk menghindari inkonsistensi. 3. Jawaban merupakan hasil dari wawancara responden. No : Pewawancara : Hari/Tanggalwawancara : Jam : Pernah menerima bantuan: Tahun ketika menerima [ ] Ya [ ] Tidak bantuan:Tahun: … s/d … Pernah menerima bantuan berupa: Frekuensi menerima bantuan: [ ] Sumbangan sosial (program LSM) [ ] Hanya sekali [ ] Zakat, infak, sedekah (program [ ] setiap minggu: ……….. kali Lembaga Agama/masjid) [ ] setiap bulan: …………..kali [ ] BLT, PNPM (program pemerintah) [ ] setiap tahun:…………...kali [ ] lainnya.. (sebutkan:………………………….) IDENTITAS RESPONDEN NamaResponden JenisKelamin AlamatLengkap: RT/RW
: : 1. Laki-laki :
2. Perempuan
43
1. Umur :
Tahun
2. Agama : 3. Status pernikahan [ ] Belum Menikah [ ] Menikah [ ] Cerai Mati [ ] Cerai Hidup 4. Usia ketika menikah :
Tahun
5. Usia Anda/istri Anda hamil pertama :
Tahun
6. Status Kepala Rumah Tangga [ ] Suami/Laki-laki [ ] Istri/Perempuan 7. Status Rumah [ ] Pribadi [ ] Mengontrak [ ] Tinggal bersama orang tua/saudara 8. Pekerjaan : 9. 10. 11. Jumlah tanggungan :
Orang
12. Pendidikan Terakhir : …………………… kelas/tingkat: ………………… Struktur Pendapatan Rumah Tangga Sumber Pemasukan Pendapatan/gaji Hasil Jualan/dagang Upah Bantuan Lainnya Total
Bulan (Rp)
Struktur Pengeluaran Rumah Tangga Jenis Pengeluaran Pangan
Pendidikan Kesehatan Transport Komunikasi (Pulsa, telepon, dll) Listrik/Air Perumahan Santunan Total
Bulan (Rp)
44 I. Analisis Indeks Maqashid Syariah Dan Karakter Masyarakat Isilah salah satu kolom pada setiap nomor untuk menunjukkan tingkat persetujuan Anda. Tidak ada jawaban benar atau salah pada pernyataan ini. Lingkarilah salah satu huruh abjad (A, B, C, D, E) pada setiap pernyataan disesuaikan dengan pandangan Anda terhadap diri Anda pribadi. BAGIAN I KODE X11
PERNYATAAN
PILIHAN
Saya senantiasa sholat 5 waktu setiap hari
A
Sehari sholat rata-rata hanya sekali
B
Dalam sehari sering 3x bolong sholat
C
Dalam sehari sering 2x bolong sholat
D
Selalu menjalankan sholat 5 waktu
E X12
Saya mampu membaca Al-Quran dengan baik
A
A B
Belajar Agama hanya di sekolah saja
D E Saya bersuka cita dalam mempelajari ilmu Agama
A
Belajar agama waktu di sekolah dan pernah ikut Taman Pendidikan Al-Quran atau pesantren Sewaktu-waktu menghadiri pengajian dan baca buku tentang Agama Sering mengikuti pengajian, baca buku tentang agama, mendengarkanceramah di tv maupun radio. Tidak pernah dan tidak suka berdakwah
B
Jarang menasehati dalam bentuk apapun
C D E X14
Saya bersemangat menyebarkan ilmu Agama (berdakwah) dengan berbagai media dan kemampuan yang saya miliki
Selalu menjalankan sholat 5 waktu di awal waktu Tidak bisa membaca sama sekali Pernah belajar ngaji sampai iqra/qira’at, namun belum sampai Al-Qur’an Bisa membaca Al-Qur’an namun terbata-bata Lancar membaca Al-Quran namun tidak pernah belajar tahsin Lancar membaca Al-Qur’an dan pernah belajar tahsin Tidak pernah sama sekali belajar Agama
B C
X13
INDIKATOR
C D E
Terkadang suka memberi menasehat, namun ke anak saja Suka member nasehat kepada anak dan saudara Suka memberikan ceramah, punya kelompok binaan, dll
45 BAGIAN II KODE X21
PERNYATAAN
PILIHAN
Kebutuhan pokok diri pribadi saya terpenuhi
A
C
Pernah 2 hari berturut-turut saya tidak makan karena tidak ada makanan Terkadang saya berpuasa karena ga ada makanan Pas-pasan dengan pendapatan saya
D
Terpenuhi semua kebutuhan pokok saya
B
A
Terpenuhi kebutuhan dan suka ada kelebihan uang Setiap hari makan mie instan
B
Dalam seminggu >3x makan mie instan
C
Setiap hari makan sayur saja lauknya
E X22
Makanan yang dimakan saya dan keluarga merupakan makanan yang bergizi dan sehat
B
Setiap hari makan sayur dan daging lauknya Setiap hari makan buah, sayur, dan daging Tidak pernah sama sekali makan di restoran Pernah sekali makan di restoran
C
Pernah minimal 3 kali makan di restoran
D E
X23
Sekali waktu saya bersama keluarga makan makanan enak di rumah maupun di tempat makan (restoran)
INDIKATOR
A
D E
Pernah lebih dari 5 kali makan di restoran Pernah lebih dari 10 kali makan di restoran
BAGIAN III KODE X31
PERNYATAAN Saya memiliki pendidikan formal yang baik
PILIHAN A
Saya tidak lulus Sekolah Dasar
B
Saya hanya sampai lulus Sekolah Dasar
B
Saya hanya samapi lulus Sekolah Menengah Pertama Saya hanya sampai lulus Sekolah Menengah Atas Saya pernah sekolah samapi perguruan tinggi Jarang membaca buku hampir tidak pernah Sebulan sekali saya membaca buku
C
Seminggu sekali saya membaca buku
C D E X32
Saya senang membaca buku
A
D E X33
Saya pernah mengikuti kursus atau
INDIKATOR
A
Seminggu saya membca buku lebih dari 3x Setiap hari saya membaca buku Pernah ada tawaran pelatihan atau kursus, tapi saya tidak ikut
46 program pelatihan untuk mengasah kemampuan softskill saya
B
Tidak pernah ikut pelatihan atau kursus
C
Pernah 1x ikut pelatihan atau kursus
D
Pernah 2-3x ikut pelatihan atau kursus
E
Pernah lebih dari 3x ikut pelatihan atau kursus
PILIHAN
INDIKATOR
BAGIAN IV KODE X41
PERNYATAAN Berpacaran sebelum menikah
A B C D E
X42
Keluarga saya merupakan keluarga yang harmonis dan rukun
A B C D E
X43
Saya mengadakan pesta pernikahan ketika nikah sebagai tanda syukur saya
A B C D E
Saya pacaran dulu sebelum menikah, lebih dari 3 bulan Saya pacaran dulu sebelum menikah, kurang dari 3 bulan Pernah punya pacar namun ketika menikah bukan sama pacarnya dan tidak pacaran dulu Ga pernah punya pacar, langsung menikah Ga pernah punyapacar dan prosesnya ta’aruf Ada anggota keluarga yang lari dari rumah dan sering terjadi pertengkaran hebat Sering terjadi pertengkaran hebat namun tidak ada yang lari dari rumah Sewaktu-waktu terjadi pertengkaran di rumah Pernah terjadi pertengkaran 1x di rumah Tidak ada anggota keluarga yang lari dari rumah dan tidak pernah ada pertengkaran hebat di rumah Tidak ada pesta ataupun syukuran Hanya syukuran untuk 2 keluarga inti saja Syukuran sederhana mengundang keluarga besar Mengadakan pesta dan mengundang beberapa tamu Mengadakan pesta besar-besaran dan mengundang banyak tamu
BAGIAN V KODE X51
PERNYATAAN
PILIHAN A
INDIKATOR Suka berhutang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluuarga
47 Saya memiliki penghasilan yang layak
A
Pendapatan perbulan tidak mencukupi kebutuhan per bulan Pendapatan keluarga pas-pasan dengan pengeluaran untuk kebutuhan Pendapatan keluarga cukup untuk kebutuhan per bulannya Pendapatan keluarga dapat memenuhi kebutuhan perbulan da nada lebihnya Hampir tidak pernah bersedekah
B
Pernah namun jarang bersedekah
B C D E
X52
Saya senang bersedekah
D
Sewaktu-waktu bersedekah ketika ada rezeki Sering bersedekah
E
Rutin bersedekah setiap hari
A
Tidak suka menabung
B
Tidak pernah ada uang untuk menabung
C
X53
Saya suka menabung dari sebagian hasil kerja saya
C D E X54
Saya memiliki barang mewah (misal: HP canggih, laptop, perhiasan mahal)
A B C D E
Pernah menabung tapi sekarang tidak lagi Kalo ada sisa uang belanja suka menabung Rutin menabung dari pendapatan setiap bulannya Tidak mempunyai HP Memiliki HP keluaran dulu dan tidak berwarna Memiliki HP berwarna merk China non android Memiliki HP Adroid merk China, memiliki tablet Memiliki HP Android non merk China, tablet, laptop
BAGIAN VI KODE PERNYATAAN X61
Saya senantiasa berpikir panjang dalam mengatur pengeluaran dan pemasukan rumah tangga saya
PILIHAN INDIKATOR A B C D E
X62
Bagi saya, kehamilan muda atau diluar
A
Tidak pernah merencanakan pengeluaran dan pemasukan Jarang merencanakan pengeluaran dan pemasukan Merencanakan pengeluaran untuk 1 minggu kedepan Merencanakan pengeluaran untuk 1 bulan kedepan Merencanakan pengeluaran untuk 1 tahun kedepan Di lingkungan rumah tangga saya ada yang hamil di luar nikah dan banyak
48 nikah adalah hal yang tidak biasa
A
wanita yang hamil di bawah usia 19 tahun Di lingkungan rumah tangga saya ada yang hamil di luar nikah dan banyak wanita yang hamil di bawah usia 21 tahun Di lingkungan rumah tangga saya tidak ada yang hamil di luar nikah namun banyak wanita yang hamil di bawah usia 19 tahun Di lingkungan rumah tangga saya tidak ada yang hamil di luar nikah dan ratarata wanita hamil diatas usia 19 tahun Di lingkungan rumah tangga saya tidak ada yang hamil di luar nikah dan ratarata wanita hamil diatas usia 22 tahun Saya tidak pernah sama sekali ikut kegiatan kemasyarakatan Saya hampir ga pernah mengikuti kegiatan kemasyarakatan Saya jarang ikut kegiatan kemasyarakatan Saya aktif ikut kegiatan masyarakat namun tidak menjadi pengurus Saya aktif di kegiatan masyarakat dan menjadi pengurus Bagi saya hidup mengalir saja
B
Saya memiliki banyak cita-cita
B
C
D
E X63
Saya aktif terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan
A B C D E
X64
Saya memiliki visi misi hidup yang jelas
C D E
Saya dulu punya cita-cita, tapi saat ini tidak mungkin mencapainya lagi Saya memiliki cita-cita dan dalam proses pencapaian Saya memiliki cita-cita dan telah tercapai
Jumlah Anak Pernah meminum minuman beralkohol?
orang □ Ya
□ Tidak
Program bantuan dari pemerintah seperti apa yang Anda butuhkan? (Berikan tanda √ pada kolom sebelah kanan, sesuai pandangan Anda. Jawaban maksimal 2) 1 Penyediaan lapangan pekerjaan 2
Biaya pendidikan yang memadai
3
Harga kebutuhan pokok yang murah
4
Biaya kesehatan untuk orang miskin
5
Program motivasi dan pengembangan diri
49 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 27 November 1991. Anak kedua dari pasangan Aba Margaharta Iskandar dan Ibu Narni Farmayanti. Kedua orang tua penulis bekerja sebagai peneliti dan dosen di IPB. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Cirebon dan diterima di Program studi Ilmu Ekonomi Syariah sebagai angkatan pertama melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Tahun pertama kuliah, penulis tinggal di Asrama Sylva Sari dan memulai berorganisasi di Dewan Mushola. Memasuki tingkat 2, penulis bergabung di Forum Mahasiswa Muslim dan Studi Islam (FORMASI). Penulis juga aktif di organisasi luar kampus seperti di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Cave Trainer Academy di World Assambly of Muslim Youth (WAMY) serta Yayasan Mentari Pagi sebagai volunteer pengajar anak putus sekolah. Akhir Agustus 2014, penulis menikah dengan suami tercinta, Qiyamuddin Robbani, putra pertama dari Abi Arief Munandar dan Ummi Rina Ningsih.