PROSIDING SNIPS 2016
Analisis Intrumen Tes Diagnostik Dynamic-Fluid Conceptual Change Inventory (DFCCI) Bentuk Four-Tier Test pada Beberapa SMA di Bandung Raya Nasihun Amin1,a), Wiendartun1,b) dan Achmad Samsudin1,c) 1
Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung a)
[email protected] (corresponding author) b)
[email protected] c)
[email protected]
Abstrak Telah dilakukan penelitian deskriptif kuantitatif pada siswa SMA di Bandung Raya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsepsi siswa SMA di Bandung raya pada konsep dinamika fluida melalui instrumen tes diagnostik: Dynamic-Fluid Conceptual Change Inventory (DFCCI) bentuk Four-Tier Test. Penelitian deskriptif kuantitatif ini dianalisis menggunakan persentase jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi maupun yang menguasai konsep pada fluida dinamis untuk jenjang SMA. Intrumen tes diagnostik DFCCI diteskan pada 76 siswa untuk tiga sekolah negeri di Bandung Raya, masing-masing sekolah terdiri dari; sekolah A: 30 siswa; sekolah B: 25 siswa; dan sekolah C: 21 siswa. Berdasarkan analisis data tersebut, dapat dianalisis bahwa siswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 18%, tidak paham konsep 14%, memahami konsep 31%, paham sebagian 35% dan tidak dapat dikodekan sebesar 2% untuk sekolah A. Untuk sekolah B diperoleh data pada kategori miskonsepsi sebesar 17%, tidak paham konsep 19%, memahami konsep 24%, paham sebagian 33% dan tidak dapat dikodekan sebesar 7%. Sedangkan sekolah C diperoleh data miskonsepsi sebesar 29%, tidak paham konsep 24%, memahami konsep 19%, paham sebagian 27% dan tidak dapat dikodekan sebesar 1%. Berdasarkan analisis data tersebut dapat disimpulkan bahwa sekolah A memiliki penguasaan konsep paling baik dibandingkan sekolah B dan C. Sedangkan sekolah yang memiliki miskonsepsi paling tinggi adalah sekolah C dibandingkan sekolah A dan B. Kata-kata kunci: Tes diagnostik, Dynamic-Fluid Conceptual Change Inventory (DFCCI), Four-Tier Test, SMA.
PENDAHULUAN Penguasaan konsep yang kurang baik dapat menyebabkan siswa tidak bisa memahahami materi fisika dengan baik. Hal ini bisa mengakibatkan siswa mengalami miskonsepsi atau bahkan tidak paham konsep. Miskonsepsi merupakan hambatan yang tidak disadari siswa. Siswa merasa benar padahal konsep yang dia pahami adalah salah. Maka dari itu perlu dibuat alat diagnosa untuk mengetahui siswa tersebut mengalami miskonsepsi, tidak paham konsep atau sebaliknya siswa benar-benar memahami konsep, terbelebih lagi konsep-konsep fisika yang menjadi dasar pengetahuan. Penguasaan konsep yang baik akan membuat siswa mampu menerima materi selanjutnya dengan baik pula. Instrumen tes bentuk four tier test ini diguanakan untuk menganalisis profil penguasaan konsep siswa SMA. Bentuk soal four tier test ini semi tertutup pada alasan soal pilihan ganda. Susuan soal DynamicFluid Conceptual Change Inventory (DFCCI) Bentuk Four-Tier Test ini memiliki empat level, yaitu: lelel
ISBN: 978-602-61045-0-2
21-22 JULI 2016
570
PROSIDING SNIPS 2016 pertama berisi soal pilihan ganda dengan 5 opsi, level kedua berisi tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban level pertama, level ketiga berisi tentang alasan siswa memilih opsi pada tingkat pertama dengan empat pilihan alasan yang sudah disiapkandan satu alasan kosong yang bisa diisi sendiri oleh siswa, dan level keempat yaitu tingkat keyakinan terhadap pilihan alasan level ketiga. Intrumen tes DFCCI ini diberikan kepada siswa kelas XI di tiga sekolah SMA Bandung Raya dengan tujuan mengetahui tingkat penguasaan konsep siswa.
INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK Dynamic-Fluid Conceptual Change Inventory Konsep merupakan pemberian tanda pada suatu obyek untuk membantu seseorang mengerti dan paham terhadap obyek tertentu [1]. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep adalah dengan menggunakan four tier test [2]. Beberapa kombinasi jawaban four tier test diuraikan pada Tabel 1 [2]. No
Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Miskonsepsi (M)
Tabel 1. Kombinasi jawaban four tier test Tingkat Opsi Alasan Keyakinan
Tidak Paham Konsep (TPK) Paham Konsep (PK)
Paham Sebagian (PS)
Tidak Dapat Dikodekan (TKD)
Tingkat Keyakinan
Salah Yakin Salah Yakin Salah Yakin Salah Tidak Yakin Salah Tidak Yakin Salah Yakin Salah Tidak Yakin Salah Tidak Yakin Benar Yakin Benar Yakin Benar Yakin Benar Tidak Yakin Benar Tidak Yakin Benar Yakin Benar Tidak Yakin Benar Tidak Yakin Benar Yakin Salah Yakin Benar Yakin Salah Tidak Yakin Benar Tidak Yakin Salah Yakin Benar Tidak Yakin Salah Tidak Yakin Salah Yakin Benar Yakin Salah Yakin Benar Tidak Yakin Salah Tidak Yakin Benar Yakin Salah Tidak Yakin Benar Yakin Apabila salah satu, dua, tiga atau semuanya tidak di isi.
Instrument tes DFCCI bentuk four tier test ini terdiri dari 12 soal. Dibawah ini adalah contoh soal DFCCI bentuk four tier test. 1.1. Disediakan satu set percobaan Toricelli. Tujuan dari percobaan ini adalah memprediksikan jarak pancaran terjauh dari sebuah bejana berlubang, namun bejana yang digunakan adalah bejana tertutup seperti yang terlihat pada Gambar 1! (anggap fluida ideal). Prediksikan bagaimana jarak pancaran (R) kedua bejana tersebut ? Kedua bejana tertutup rapat
Gambar 1. Percobaan Toricelli
A. B. C. D. E.
Bejana A memiliki jarak pancaran terjauh. Bejana B memiliki jarak pancaran terjauh. Bejana A dan B tidak memancarakan air. Kedua bejana memiliki jarak pancaran yang sama, dengan R=0. Kedua bejana memiliki jarak pancaran yang sama, dengan R≠0.
ISBN: 978-602-61045-0-2
21-22 JULI 2016
571
PROSIDING SNIPS 2016 1.2. Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban 1.1. 1. Sangat Yakin 2. Tidak Yakin 1.3. Alasan terhadap pilihan jawaban 1.1. A. Bejana A mendapat tekanan udara melalui lubang atas sehingga air memancar. Bejana B tidak mendapatkan tekanan udara sehingga air tidak memancar dari lubang. B. Jarak pancaran bergantung pada kedalaman lubang dari permukaan air, kedua bejana memiliki kedalaman yang sama maka jarak pancarnya pun sama. C. Pada bejana A air keluar dari dua lubang sehingga jarak pancarannya terbagi dua, sementara bejana B terdapat satu satu lubang sehingga pancarannya lebih jauh. D. Kedua bejana tertutup rapat sehingga tidak ada tekanan udara pada bagian atas, sementara lubang bagian bawah bejana tidak berpengaruh pada pancara fluida. E. ………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………… 1.4. Tingkat keyakinan terhadap pilihan jawaban 1.3. 1. Sangat Yakin 2. Tidak Yakin
METODE PENELITIAN Peneltian ini menggunakan metode deskriptif kuatitatif. Dengan metode ini dapat diambil data lalu diolah dan diambil kesimpulan [3,4]. Instrumen tes Dynamic-Fluid Conceptual Change Inventory (DFCCI) bentuk four tier test ini diujikan kepada siswa kelas XI yang telah menerima materi fluida dinamis. Penelitian dilakukan di tiga sekolah menengah atas di Bandung Raya. Sekolah A berada di daerah Babakan Ciparay dengan sampel 30 siswa. Sekolah B berada di wilayah Lengkong dengan sampel 25 siswa. Sementara sekolah C berada di daerah Parongpong dengan jumlah sampel 21 siswa. Adapun tahapan penelitiannya sebagai berikut : 1) Membuat instrumen tes diagnostik DFCCI bentuk fout tier test, 2) Judgement instrumen tes oleh para ahli, 3) Mengambil data, 4) Mengolah dan menganalisis data, 5) mengambil kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pemahaman konsep adalah dasar dari sebuah konsep sebelum siswa menjabarakan konsep tersebut kedalam rumus-rumus. Miskonsepsi adalah adalah hambatan bagi siswa untuk memahani dan manguasai materi. Pada dasarnya semua miskonsepsi adalah kesalahan, akan tetapi beberapa kasus kesalahan tidak bisa disebut miskonsepsi, bisa jadi siswa menjawab salah karna tidak paham konsep atau tidak tahu konsep. Maka instrumen tes DFCCI dalam bentuk four tier test harus dapat membedakan antara miskonsepsi, paham konsep, paham sebagian, tidak paham konsep bahkan pilihan jawaban yang tidak dapat dikodekan. Siswa bisa dikatakan miskonsepsi apabila meyakini benar opsi dan alasan namun kenyataanya adalah salah. Tidak paham konsep terjadi apabila siswa menjawab salah pada opsi dan alasan serta dibubuhi tingkat keyakinan yang yakin atau tidak yakin. siswa dikatakan paham konsep apabila jawaban opsi dan alasan benar dengan tingkat keyakinan yang yakin. Paham konsep sebagian terjadi apabila siswa menjawab benar pada opsi dan alasan dengan tingkat keyakinan yang tidak yakin diantara opsi dan alasan. Paham konsep sebagian juga terjadi apabila siswa menjawab salah diantara opsi atau alasan serta tingkat keyakian yang bervariasi. Sementara itu untuk kategori tidak dapat dikodekan apabila siswa tidak menjawab salah satu dari opsi, alasan dan tingkat keyakinan. Instrumen tes bentuk four tier test dapat menganalisis siswa yang mengalami miskonsepsi dan paham konsep. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga sekolah se-Bandung Raya, didapatkan perbandingan tiga data penguasaan konsep dari ketiga sekolah tersebut. Berikut adalah Persentase penguasaaan konsep untuk tiga sekolah tersebut.
ISBN: 978-602-61045-0-2
21-22 JULI 2016
572
PROSIDING SNIPS 2016
33 27
24
19
17
19
31
35
24 18
14
7
2
SMA C
Paham Sebagian
Paham Konsep
Tidak Paham Konsep
Miskonsepsi
Tidak Dapat Di Kodekan
Paham Sebagian
Paham Konsep
Tidak Paham Konsep
Miskonsepsi
Tidak Dapat Di Kodekan
Paham Sebagian
Paham Konsep
1
Tidak Dapat Di Kodekan
29
Tidak Paham Konsep
40 35 30 25 20 15 10 5 0
Miskonsepsi
Persentase (%)
Perbandingan Konsepsi Tiga Sekolah
SMA B SMA A Konsepsi siswa tiga sekolah di Bandung Raya
Gambar 2. Perbandingan siswa tiga sekolah di Bandung Raya
Siswa yang mengalami miskonsepsi dan tidak paham konsep, dalam memahami suatu konsep fisika hampir tidak begitu berbeda, karna perbedaan pemahaman konsepnya sangat tipis. Berdasarkan gambar 2, dapat dilihat bahwa miskonsepsi dan tidak paham konsep terbesar ada di sekolah C sebesar masing-masing 29 % dan 24 %, hal ini dikarenakan dalam pembelajaran siswa tidak melakukan eksperimen, proses pembelajaran dilaksanakan secara konvesnsional. Begitu pula dengan pemahaman konsep dan paham konsep sebagian, siswa yang mengalami dua kategori ini tidak begitu berbeda dalam memahami sebuah konsep. Berdasarkan Gambar 1, pemahaman konsep yang baik dan paham konsep sebagian terdapat di sekolah A dengan persentase masing-masing sebesar 31 % dan 35 %, hal ini wajar karna proses pembelajaran fluida dinamis sering melakukan praktikum. Senada dengan pelelitian tarigan, yang menyatakan bahwa pembelajaran praktikum dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa dilihat dari hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih unggul dibanding kelas kontrol dengan selisih skor posttest sebesar 6,17 [5]. Sementara itu untuk persentase tidak dapat dikodekan sebesar 7% terdapat pada sekolah B, hal ini terjadi karna siswa tidak begitu tertarik dalam mengisi instrumen tes DFCCI bentuk four tier test ini, terbukti beberapa siswa tidur dan makan saat mengisi tes tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sekolah A memiliki penguasaan konsep paling baik sebesar 31% dibandingkan sekolah B dan C. Sedangkan sekolah yang memiliki miskonsepsi paling tinggi adalah sekolah C sebesar 24 % dibandingkan sekolah A dan B. Beberapa saran untuk pengajar fisika agar materi fluida dinamis lebih mudah dipahami siswa adalah pembelajaran yang dilakukan berbasis praktikum, pembelajaran berorientasi pada siswa, pengajar memilih model pembelajaran interaktif dan partisipatif dan pengajar membuat LKS yang menunutun siswa melakukan penyelidikan terhadap fenomena fisika.
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada DIKTI yang telah memberikan dana hibah terhadap penelitian ini, para ahli yang telah memberikan penilaian terhadap instrumen tes DFCCI bentuk four tier test, dan kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga penelitan ini berjalan lancar.
ISBN: 978-602-61045-0-2
21-22 JULI 2016
573
PROSIDING SNIPS 2016 REFERENSI 1. 2.
3.
4. 5.
Hermawanto, dkk., Pengaruh Blended Learning terhadap Penguasaan Konsep dan Penalaran Fisika Peserta Didik Kelas X, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9, Semarang, ISSN : 1693-1246 (2013) Samsudin, Achmad., Pengembangan Dual Conditioned Learning Model-Ultilizing Multimode Teaching (DCLM-UMT) Untuk Mengoptimalkan Pemahaman Konsep Fisika Dasar Mahasiswa Calon Guru, Disertasi, Universitas Pendidikan Inonesia: Tidak Diterbitkan, Bandung (2016) Ismail, Ismiara Indah, dkk., Diagnostik Miskonsepsi Melalui Listrik Dinamis Four Tier Test, Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sanis, Isntitut Teknologi Bandung, ISSN : 978-60219655-8-0 (2015) Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif,Kualitatif, dan R&D), Alfabeta, Bandung (2015) T.E. Amelia dan R. Diana, Pengaruh Metode Praktikum Berbasis PBL terhadap Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Interaksi Mahluk Hidup dengan Lingkungannya, Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sanis, Isntitut Teknologi Bandung, ISSN : 978-602-19655-8-0 (2015).
ISBN: 978-602-61045-0-2
21-22 JULI 2016
574