ANALISIS HUBUNGAN RISIKO-RISIKO TERHADAP PENGUKURAN EFISIENSI BANK YANG LISTING DI INDONESIA PERIODE 2007-2011 Dimas Adiyasa W. Ririen Setiati Riyanti, M.M, CFP Program Studi S1 Reguler Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Penelitian oleh akademisi mencoba menggali dan menemukan hubungan antara risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional terhadap kinerja perbankan. Variabel-variabel yang digunakan untuk mewakili risiko masing-masing menunjukkan hasil yang secara signifikan memiliki hubungan terhadap tingkat efisiensi dari perbankan di Indonesia. Risiko kredit mempunyai hubungan yang signifikan dalam mempengaruhi teknikal efisiensi dari perbankan. Risiko pasar mempunyai hubungan yang signifikan dalam mempengaruhi teknikal efisiensi dari perbankan. Risiko operasional mempunyai hubungan yang signifikan dalam mempengaruhi teknikal efisiensi dari perbankan. Kata Kunci :Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Pasar, teknikal efisiensi, kinerja perbankan
1.
Latar Belakang Krisis moneter yang sempat melanda Indonesia pada tahun 1998 merupakan
pelajaran berharga bagi dunia perekonomian nasional terutama industri perbankan, dimana saat itu ketahanan bank masih sangat lemah sehingga menyebabkan kondisi perekonomian saat itu menjadi sangat labil. Dampak negatif yang secara langsung dirasakan saat krisis ketika kepercayaan masyarakat menjadi turun terhadap kinerja perbankan, sehingga terjadi penarikan dana ketiga secara besar-besaran dikarenakan kepanikan sesaat (Suta dan Soebowo, 2003). Dampak lainnya turunnya jumlah kredit yang disalurkan sektor perbankan kepada sektor riil dari sebelumnya di atas 80% pada periode sebelum krisis hingga menjadi 64% pada periode krisis (Survei Kredit Perbankan, Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah). Selain itu, beberapa bank juga mengalami kesulitan likuiditas serta meningkatnya risiko kredit macet yang ada pada sektor perbankan. Selain itu dampak yang terbesar dari krisis
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
1998 adalah dilikuidasinya 16 bank pada akhir tahun 1997 karena dinyatakan bermasalah. Bank merupakan institusi yang sangat penting dan berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara. Dalam Ikhtisar Perbankan oleh Bank Indonesia (Bank Indonesia, 2011), bank berfungsi sebagai penunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Untuk menjalankan fungsinya tersebut bank-bank di Indonesia dituntut untuk memiliki kinerja yang efisien. Penelitian mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi bank telah banyak dilakukan. Burger dan Humprey (1997) melakukan studi mengenai efisiensi bankbank di Amerika, Eropa dan beberapa negara berkembang menunjukkan bahwa masih sedikit yang menandakan bahwa kinerja bank-bank khususnya di kawasan Asia yang berkerja secara efisien. Menurut World Bank dan Asian Development Bank (ADB), penyebab krisis keuangan yang melanda beberapa negara, terutama di negara Asia pada 1997, adalah buruknya pelaksanaan tata kelola perusahaan (Simanjuntak, 2010). Krisis finansial yang menyebabkan banyak bank-bank di Indonesia dlikuidasi, meningkatnya suku bunga dan turunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing telah membuka mata dan menarik perhatian untuk mengembangkan ekonomi di negara-negara Asia khususnya dalam sektor perbankan. Penelitian ini menggunakan Metode SFA (Stochastic Frontier Approach) untuk mengukur efisiensi perbankan dalam mengolah inputnya menjadi output. Penggunaaan rasio keuangan yang tradisional dianggap tidak dapat lagi relevan untuk menggambarkan kinerja perusahaan secara valid. Pendekatan efficient frontier dianggap lebih unggul dibandingkan penggunaan rasio keuangan dalam mengukur performa perusahaan (Wang, 2002). Sufian dan Majid(2007) mendefinisikan metode ini sebagai metode yang memungkinkan dekomposisi perbedaan dari efisiensi dan produktivitas menjadi satu, untuk mewakilkan efisiensi dan level produktifitas dari bank dibandingkan dengan bank lain dalam frontier. SFA merupakan pemrograman linear yang membentuk sebuah non-parametrik frontier dari data-data input dan
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
output untuk menentukan efisiensi dari masing-masing DMU (Decision Making Unit) terhadap frontier tersebut. Pertimbangan utama yang diambil karena pendekatan non parametrik mengabaikan gangguan acak (random shock) yang tidak dapat dikendalikan oleh bank. Metode ini telah menjadi populer untuk mengukur efisiensi dari institusi keuangan dan non-keuangan dan telah digunakan oleh banyak peneliti di seluruh dunia. Sherman dan Gold(1985) pertama kali mengaplikasikan metode SFA untuk menganalisa efisiensi dari 14 cabang bank-bank di Amerika Serikat. Kemudian penelitian tersebut dikembangkan oleh Parkan (1987) dan Rangan et al (1988). Selain pada perbankan AS, Fukuyama (1995) menilai efisiensi lembaga keuangan di Asia dengan menggunakan metode ini. Avkiran (2004) menemukan bahwa bank komersil di Australia mengalami penurunan efisiensi yang disebabkan oleh beban bunga. Sehingga bisa dikatakan bahwa metode SFA merupakan satu dari berbagai metode lainnya yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari perbankan di Indonesia. Ide penelitian yang diterapkan penulis yaitu melihat hubungan antara risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional terhadap pengukuran tingkat efisiensi perbankan. Hubungan antara masing-masing risiko dengan pengukuran tingkat efisiensi dilakukan dengan menggunakan variabel determinan yang berbeda-beda. Penelitian ini dibatasi hanya mencakup bank umum yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2007 hingga 2011. Bagian penelitian ini akan disusun sebagai berikut: Bab 2 penjelasan tinjauan pustaka. Metodologi penelitian pada bab 3. Hasil, analisis dan pembahasan pada bab 4 serta kesimpulan pada bab 5. 2.
Tinjauan Pustaka
2.1.
Pengertian Bank Bank merupakan suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga
perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana (idle fund surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan (Lukman Dendawijaya, 2009:14). Berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
Perbankan yang berbunyi sebagai berikut : “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. 2.1.1. Jenis-jenis Bank Jenis-jenis bank berdasarkan fungsinya menurut Undang-Undang (UU) No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan ada dua jenis yaitu : 1. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2.2.
Teori Efisiensi Efisiensi adalah suatu hal yang sering dibincangkan, terutama dalam
kaitannya dengan kinerja suatu perusahaan. Disamping itu, efisiensi sering kali dikait-kaitkan dengan tingkat produktivitas. Dalam beberapa literatur, terminologi efisiensi maupun produktivitas dianggap tidak memiliki perbedaan, karena keduanya menunjukkan perbandingan antara input dan output. Produktivitas dan efisiensi pada dasarnya merupakan indeks yang menunjukkan hasil perbandingan antara input dan output. Kedua rasio tersebut dapat menunjukkan bahwa indeks efisiensi atau produktivitas dapat dikendalikan dengan jalan memanipulasi besaran input atau besaran output, atau bahkan kedua-duanya sekaligus. Efisiensi dan produktivitas dapat digunakan untuk mengukur kinerja suatu unit kegiatan ekonomi, keduanya bersifat saling melengkapi. Beberapa pengertian mengenai efisiensi dalam ilmu ekonomi dijelaskan sebagai berikut : a. Efisiensi merujuk pada kemampuan sektor keuangan untuk menyediakan produk dan jasa berkualitas tinggi pada biaya terendah (World Bank, 2005)
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
b. Efisiensi memperhatikan mengenai bagaimana sumber daya secara efektif, atau mendapatkan yang terbanyak dari sumber daya yang terbatas. Efisiensi terjadi ketika barang dan jasa dengan kualitas yang diinginkan dapat diproduksi dengan biaya terendah mungkin. (Welch & Welch, 2009) c. Efisiensi berarti masyarakat mendapatkan keuntungan maksimum dari sumber dayanya yang terbatas (Mankiw, 2008) Efisiensi lebih berkaitan dengan pola atau cara pemanfaatan input untuk menghasilkan output, sementara produktivitas lebih banyak berhubungan dengan rasio atau hubungan antara input dan output. Dengan demikian untuk memperbaiki produktivitas dapat dilakukan melalui pengurangan sejumlah input untuk menghasilkan output tertentu, atau dengan menghasilkan lebih banyak output dari sejumlah input tertentu. Dalam teori ekonomi, konsep efisiensi yang biasanya digunakan untuk mengukur kinerja suatu unit kegiatan ekonomi adalah efisiensi ekonomi. Efisiensi ekonomi terdiri dari efisiensi teknis (technical efficiency) dan efisiensi alokasi (allocative efficiency). Efisiensi teknis merupakan proses transformasi input menjadi output. Dengan demikian konsep ini hanya berlaku pada hubungan internal yang bersifat teknis antara input dan output. Inefisiensi menunjukkan keadaan dimana unit pengambil keputusan gagal menghasilkan output maksimum dari kombinasi input yang dipilih. Dengan kata lain, efisiensi teknis merupakan kapasitas merupakan kemampuan unit kegiatan ekonomi untuk memproduksi tingkat output maksimum dari input-input dan teknologi yang konstan. Efisiensi
alokatif
merupakan
kemampuan
unit
ekonomi
dalam
memperhitungkan tingkat nilai marjinal produk (marginal value product) dan biaya marjinal (marginal cost). Efisiensi alokasi tidak hanya berlaku terbatas pada hubungan internal yang bersifat teknis antara input dan output, tetapi mencakup juga semua faktor yang mempengaruhi perbandingan nilai input dan output, baik faktor internal ataupun eksternal bagi organisasi atau badan usaha yang bersangkutan. Dalam rangka menentukan ukuran yang dijadikan dasar untuk mengukur efisiensi lembaga perbankan, langkah awal yang diperlukan adalah menentukan
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
konsep efisiensi yang akan digunakan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Berger dan Mester (1997), salah satu yang membuat hasil penelitian mengenai efisiensi itu berbeda adalah perbedaan konsep efisiensi yang digunakan. Dalam dunia ekonomi dan bisnis terdapat banyak konsep efisiensi yang dikemukakan oleh para peneliti sebelumnya meskipun dasarnya mengerucut kepada satu hal yang sama. Berger dan Mester (1997) mengemukakan tiga konsep efisiensi ekonomis (economic of efficiency) yang dianggap paling penting, yaitu : 1. Cost Efficiency Cost efficiency yang dimaksud adalah ukuran tingkat jumlah biaya yang paling optimal atau paling sedikit yang dikeluarkan oleh bank
untuk
menghasilkan jumlah output yang sama dalam kondisi yang sama mengacu kepada Bank terbaik (The Best Bank). Apabila biaya yang dikeluarkan semakin mendekati dengan biaya yang dikeluarkan oleh Bank yang menjadi acuan maka tingkat efisiensinya akan semakin tinggi dan begitu juga sebaliknya. 2. Standard Profit Efficiency Konsep yang kedua ini memilih pendekatan standard profit efficiency dengan menggunakan variabel profit sebagai variabel pengukur. Standard profit efficiency mengukur seberapa besar kemampuan suatu bank untuk menghasilkan profit maksimum pada tingkat harga input dan output tertentu. 3. Alternative Profit Efficiency Pendekatan terakhir yang digunakan adalah alternative profit efficiency, dimana sebuah analisa efisiensi yang merupakan jembatan dari dua pendekatan sebelumnya. Pendekatan ini membantu apabila beberapa asumsi yang mendasari pendekatan cost efficiency dan standard profit efficiency tidak terpenuhi. Pendekatan ini menekankan kepada kemampuan bank untuk memperoleh profit maksimum dengan tingkat output tertentu, bukan tingkat harga dari output.
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
2.3.
Teori Risiko
Pengertian dari risiko adalah kemungkinan dalam investasi dimana suatu pihak akan menerima return yang berbeda dari return yang diharapkan (Damodaran, 2002). Risiko sering kali diibaratkan dengan sesuatu hal yang berbau negatif. Namun, sebenarnya risiko memiliki arti yang lebih luas dari sekadar itu. Risiko bukan sematamata kemungkinan mengalami kerugian tetapi juga terdapat kemungkinan memperoleh keuntungan. Sedangkan menurut Megginson (1997: 95), risiko merupakan “variability of returns associated with a given asset” yang dapat diartikan sebagai keragaman dari return sebuah asset. Dalam penelitian ini kita akan lebih fokus untuk membahas dan mengenal lebih jauh mengenai 3 risiko yang terjadi pada bank, yaitu risiko pasar (market risk), risiko operasional (operational risk), dan risiko kredit (credit risk) 2.3.1. Risiko Pasar (Market Risk) Menurut Saunders dan Cornett (2002: 233) risiko pasar diartikan sebagai risiko yang berkaitan dengan ketidakpastian pendapatan suatu institusi finansial yang diakibatkan perubahan kondisi pasar seperti harga aset, nilai tukar, fluktuasi pasar, dan likuiditas pasar. Risiko pasar dapat muncul mengambil dua bentuk: risiko absolut, yang diukur dalam mata uang suatu negara, dan risiko relatif, yang diukur relatif terhadap suatu indeks acuan. Risiko absolute terfokus pada volatilitas dari total return sedangkan risiko relatif mengukur risiko dalam hal melacak penyimpangan dari indeks yang dijadikan acuan. 2.3.2. Risiko Operasional (Operational Risk) Risiko operasional merupakan salah satu risiko finansial yang menjadi perhatian banyak manajer perusahaan setelah Bassel Capital Accord meminta bank komersial untuk mengalokasikan modal untuk merestrukturisasi manajemen bank agar terhindar dari potensi kerugian. Kejadian yang sering dialami oleh banyak perusahaan terkait dengan risiko operasional adalah bagaimana risiko operasional diidentifikasi, diukur, dipantau, dan dikendalikan. Seringkali risiko operasional
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
dianggap remeh walaupun sebenarnya sangat rumit karena memang risiko ini terlihat cukup sederhana namun sebenarnya sangat rumit. Oleh sebab itu untuk memahami pengertian akan risiko operasional penulis mencoba secara lebih mendalam melihat pengertian-pengertian mengenai risiko operasional. Definisi risiko operasional menurut Laycock (1998) adalah segala risiko yang terkait dengan pergerakan atau dinamisme suatu hasil usaha akibat pengaruh dari halhal yang terkait dengan kegagalan sebuah sistem pengawasan dan peristiwa yang tidak dapat dikontrol oleh perusahaan. Selain itu, Crouchy, Galai & Mark dalam bukunya AA Risk Book (1998) mendefinisikan risiko operasional sebagai risiko dari kejadian eksternal (external events), atau kelemahan dalam sistem pengendalian intern (internal control system), yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Kerugian akibat terjadinya risiko tersebut sebagian dapat diantisipasi dengan baik, namun sebagian yang lainnya tidak dapat diantisipasi sama sekali. Sedangkan menurut Bank Indonesia yang tertuang dalam PBI No.05/08/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, risiko operasional merupakan risiko yang disebabkan ketidakcukupan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Risiko operasional dapat menimbulkan kerugian keuangan secara langsung maupun tidak langsung dan kerugian potensial atas kehilangan meraih kesempatan memperoleh keuntungan yang lebih besar. 2.3.3. Risiko Kredit (Credit Risk) Michel Crouchy (2001) berpendapat bahwa risiko kredit adalah risiko terjadinya perubahan dalam kualitas kredit debitur yang dapat mempengaruhi nilai dari suatu bank. Default atau gagal bayar yang terjadi bila debitur tidak ingin atau tidak sanggup untuk memenuhi kewajibannya merupakan contoh ekstrim dari risiko kredit. Risiko kredit menjadi pertimbangan utama bila berkaitan dengan nilai aset suatu bank, atau memiliki replacement value yang positif. Menurut PBI No.5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, menyatakan bahwa risiko kredit diartikan sebagai risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan counterparty memenuhi kewajibannya. Risiko kredit
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
berkaitan dengan pihak peminjam tidak dapat atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya. Pinjaman yang dimaksud adalah aktiva produktif bank, yaitu alokasi dana Bank yang ditempatkan pada pihak lawan transaksi atau peminjam atau debitur, dimana peminjam berkewajiban untuk mengembalikannya kembali pada waktu yang disepakati. Pengembalian dana dari peminjam berupa pokok pinjaman ditambah bunga. Sedangkan berdasarkan komponen utama dari risiko kredit, terbagi menjadi tiga komponen, yakni : 1. Probability of default, adalah kemungkinan debitur gagal untuk melakukan pembayaran pada jatuh tempo sesuai dengan perjanjian. 2. Recovery Rate, adalah bagian yang dapat diterima oleh Bank apabila debitur mengalami bangkrut atau gagal bayar. 3. Credit exposure, adalah hal-hal yang berkaitan dengan jumlah pinjaman pada saat terjadi default. 3.
Metodologi Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 bank umum yang
listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2007-2011. Metode yang digunakan adalah Stochastic Frontier Approach (SFA) untuk melihat hubungan antara risiko-risiko yang diuji terhadap pengukuran tingkat efisiensi bank. Beberapa studi mengembangkan metode SFA untuk menginvestigasi determinan
yang
membuat
inefisiensi
pada
Decision
Making
Unit
dan
mengasumsikan dampak inefisiensi sebagai fungsi dari beberapa faktor DMU yang spesifik (Battese dan Coelli, 1995). Baru-baru ini penelitian dalam memodelkan hetereskedastis pada dampak efisiensi (Uit) mempertimbangkan spesifikasi yang lebih fleksibel dalam dua asumsi, yaitu Uit (i.e., µit) dibedakan antar Decision Making Unit (DMU)(Khumbakar et al, 1991). Asumsi yang kedua µit diasumsikan konstan namun memperbolehkan varians dari pre-truncated distribution (
) menjadi observasi yang
spesifik (Caudill et al, 1995).
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
Wang (2002) mengkombinasikan sifat dari model tradisional dan model yang dikembangkan di atas dan memperbolehkan µit dan
diteliti dengan observasi yang
spesifik. Untuk menentukan biaya total pada bank ke-x pada tahun t ditunjukkan dengan TCit, kemudian Yit dan Pit adalah vektor dari output dan harga (price) dari input masing-masing. Model heteroscedastic stochastic frontier untuk fungsi biaya dapat ditunjukkan di bawah ini :
(3.1) Dimana, = stochastic error term dengan distribusi normal. = error yang memiliki distribusi normal yang dengan observasi spesifik mean ( dan varians (
)
) dari pre-truncated distribution.
Lebih dari itu heteroscedastic stochastic frontier model juga mengasumsikan
dan
adalah fungsi dari beberapa determinan (Zit). Lai dan Huang (2010) mengilustrasikan model yang dibuat oleh Wang (2002) merupakan spesifikasi terbaik diantara delapan model stochastic frontier. Berdasarkan pendekatan intermediasi, penulis menetapkan output sebanyak empat buah dan input sebanyak dua buah. Variabel output meliputi Total Loans (TL), Other Earning Assets (OEA), Total Deposits (TD), dan Liquid Assets (LA). Keempat output variabel ini diadopsi dari penelitian sebelumnya yaitu Sun & Chang et al (2009) dan Bonin et al (2005). Hal yang patut diperhatikan adalah bahwa kualitas dari pinjaman (non performing loans) mendapatkan perhatian khusus dalam studi yang telah dilakukan. Oleh sebab itu, cadangan piutang tak tertagih (loan loss provision) dikurangi dari total pinjaman untuk memastikan output ini memerlukan kualitas yang sebanding.
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
Sedangkan untuk variabel input, peneliti menggunakan variabel price of capital dan price of funds (Sun & Chang, 2009). Price of funds dihitung dengan menggunakan rasio dari beban bunga (interest expense) dengan total deposits. Price of capital dihitung dengan menggunakan rasio dari non-interest expense dengan total fixed assets. Biaya Total (Total Cost) dari setiap sampel bank terdiri dari interest expense dan non-interest expense. Penelitian ini mengestimasi efisiensi biaya dengan cara memspesifikasi secara umum menggunakan bentuk fungsi translog untuk fungsi biaya. Mengingat bahwa biaya total (Total Cost) dan Price of Capital diskalakan dengan Price of Funds untuk memastikan linear homogeneity pada variabel input dari fungsi biaya. Dengan kata lain pengskalaan ini menunjukkan bahwa penjumlahan koefisien untuk Price of Capital dan Price of Funds adalah sama dengan satu kesatuan. Tabel 3.1. Input dan Ouput Variabel NO.
INPUT VARIABLE
OUTPUT VARIABLE
1.
Price of Capital
Total Loans
2.
Price of Funds
Total Other Earning Assets
3.
Total Deposits
4.
Liquid Assets
Variabel input dan ouput yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabelvariabel yang digunakam untuk melihat observasi spesifik mean ( (
) dan varians
) dari pre-truncated distribution yang mempengaruhi pengukuran tingkat efisiensi,
diantaranya :
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
Tabel 3.2. Variabel Determinan No
Variabel Determinan
1
Loan Loss Reserves Ratio
Proxy Loan Loss Reserves Gross Loans
2.
Exchange Rate Volatility
Annualized Standard Deviation from daily exchange rate return
3.
Interest Volatility
Monthly standard deviation of the interest rate
4.
Ex Change
Difference between exchange rate of t and t-1
5.
Interest Change
Difference
between
the
interest rate of t and t-1 6.
ROA Volatility
5-year standard deviation of ROA
7.
Return Volatility
Annualized
standard
deviation from the monthly log return 8.
ETA ratio
Total Equity Total Asset
Dimana : 1. Risiko kredit diukur dengan menggunakan rasio Loan Loss Reserves (LLR) yaitu cadangan piutang tak tertagih dibagi dengan gross loans. Penggunaan rasio ini bertujuan untuk mengukur kualitas output dan bagaimana manajer menginvestasikan pada aset yang berisiko tinggi (Sun & Chang, 2009).
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
2. Risiko operasional, terdapat tiga variabel untuk menghitung risiko operasional yaitu, volatilitas ROA, volatilitas return saham, dan equity to asset ratio. Volatilitas ROA adalah indikator volatilitas berbasis akuntansi yang dihitung dengan me-log-kan standar deviasi dari ROA selama 5 tahun (ROA_V). Volatilitas return saham adalah indikator volatilitas berbasis pasar yang dihitung dengan memasukkan standar deviasi secara annual dari log return bulanan (Ret_V). Equity to Asset Ratio menghitung posisi modal suatu bank sebagai fraksi terhadap total aset. Rasio ini bisa digunakan sebagai proxy apakah manajer bank seorang risk-averse atau risk lovers (Sun & Chang, 2009). Sedangkan untuk risiko pasar penelitian ini menggunakan standar deviasi dari return nilai tukar harian (Ex_V), standar deviasi dari suku bunga bulanan (interest_V) dan perubahan nilai tukar (Ex change) dan tingkat suku bunga (Interest change) dari t-1 hingga t (Sun & Chang, 2009). 4.
Analisa dan Pembahasan Penelitian
Model 1 : - Credit Risk Variabel Determinan
Signifikansi
Parameter Coefficient
P-Value
Loan Loss Reserves
Signifikan
δ1
-21.83949
0.001
ROA
Signifikan
δ2
-15.01032
0
Inefficiency Model (Effects on μit)
Variance Parameter (Effects on σ2it) Tidak Loan Loss Reserves
Signifikan
δ1
-17.6326
0.17
ROA
Signifikan
δ2
-44.4938
0.031
Sumber : Output Stata 12, Olahan Penulis *Signifikan pada tingkat 5% Hasil estimasi parameter untuk explanatory variabel adalah sebagai berikut :
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
•
Loan Loss Reserves
Estimasi nilai rata-rata teknikal efisiensi dari variabel Loan Loss Reserves menunjukkan angka yang negatif dan signifikan, namun tidak dengan variansnya. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi rasio Loan Loss Reserves maka bank akan memiliki tingkat efisiensi biaya yang lebih rendah. Dengan kata lain, Bank dengan Loan Loss Reserves yang semakin tinggi sangat mungkin mengalami risiko nonperforming. •
ROA
Estimasi nilai rata-rata teknikal inefisiensi ROA menunjukkan angka yang positif dan signifikan, begitu pula dengan variansnya. Model 2 : - Market Risk Variabel Determinan
Signifikansi
Parameter
Coefficient
P-Value
Interest Change
Signifikan
δ1
14.22016
0
Ex Change
Signifikan
δ2
6.338108
0.008
Interest Volatility
Signifikan
δ3
7.231303
0
Ex Volatility
Signifikan
δ4
-828.0326
0
Signifikan
δ5
-2.365554
0.669
Interest Change
Signifikan
γ1
30.37107
0
Ex Change
Signifikan
γ2
4.719516
0
γ3
12.26994
0.688
Inefficiency Model (Effects on μit)
Tidak ROA Variance Parameter (Effects on σ2it)
Tidak Interest Volatility
Signifikan
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
Variabel Determinan
Signifikansi
Parameter
Coefficient
P-Value
γ4
-1854.759
0.441
γ5
9.865947
0.556
Tidak Ex Volatility
Signifikan Tidak
ROA
Signifikan
Sumber : Output Stata 12, Olahan Penulis *Signifikan pada Tingkat 5% Hasil estimasi parameter untuk explanatory variabel adalah sebagai berikut : •
Interest Change
Estimasi nilai rata-rata teknikal inefisiensi Interest Change atau perubahan tingkat bunga menunjukkan angka yang positif dan signifikan, namun tidak demikian dengan variansnya yang tidak signifikan. Hal ini bisa diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada tingkat bunga pasar secara teknis mempengaruhi tingkat inefisiensi dari suatu bank, perubahan bunga yang semakin tinggi dapat membuat tingkat inefisiensi yang semakin tinggi pula. •
Exchange
Estimasi nilai rata-rata teknikal inefisiensi Ex Change atau perubahan nilai tukar menunjukkan angka yang positif dan signifikan, namun tidak demikian dengan variansnya yang tidak signifikan. Hal ini bisa diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada nilai tukar secara teknis mempengaruhi tingkat inefisiensi dari suatu bank, perubahan nilai tukar yang semakin positif mengindikasikan nilai tukar mata uang lokal terdevaluasi. •
Interest Volatility
Estimasi nilai rata-rata teknikal Interest Volatility atau volatilitas dan pergerakan tingkat bunga menunjukkan angka yang positif dan signifikan. Semakin tinggi volatilitas tingkat bunga maka semakin inefisien bank tersebut. •
Ex Volatility
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
Estimasi nilai rata-rata teknikal Exchange Volatility atau volatilitas dan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar menunjukkan angka yang negatif dan signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa bank yang beroperasi pada suatu lingkungan yang memiliki tingkat volatilitas nilai tukar yang tinggi akan beroperasi dengan lebih efisien dibandingkan dengan bank yang beroperasi di pasar yang volatilitas nilai tukarnya rendah. •
ROA
Estimasi nilai parameter ROA menunjukkan angka yang negatif dan tidak signifikan. Variabel ROA yang dijadikan sebagai indikator risiko pasar dapat dikatakan tidak dapat menolak H0 yang berarti risiko pasar tidak mempengaruhi tingkat efisiensi dari suatu bank. Rata-rata error dari variabel ROA tidak signifikan mempengaruhi efisiensi pada suatu bank. Dengan kata lain variabel error yang dijadikan indikator sebagai risiko pasar menunjukkan tidak signifikan. Dari kelima variabel yang digunakan untuk melihat risiko pasar, dimana empat diantaranya menunjukkan hasil yang signifikan maka dapat dikatakan risiko pasar mempengaruhi tingkat inefisiensi dari suatu bank. Variabel Determinan
Signifikansi
Parameter Coefficient P-Value
Signifikan
δ1
-27.166
0
δ2
2.997283
0.187
Inefficiency Model (Effects on μit) Return Volatility
Tidak ROA Volatility
Signifikan Tidak
ETA
Signifikan
δ3
-7.45952
0.201
ROA
Signifikan
δ4
-7.98495
0.011
Variance Parameter (Effects on σ2it)
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
Variabel Determinan
Signifikansi
Parameter Coefficient
P-Value
Return Volatility
Signifikan
γ1
27.38118
0.008
ROA Volatility
Signifikan
γ2
-16.6544
0
γ3
-5.94768
0.4
γ4
-41.1696
0.215
Tidak ETA
Signifikan Tidak
ROA
Signifikan
Sumber : Output Stata 12, Olahan Penulis *Signifikan pada tingkat 5% Hasil estimasi parameter untuk explanatory variabel adalah sebagai berikut : •
Return Volatility
Estimasi nilai rata-rata teknikal efisiensi dari variabel Return Volatility
atau
pergerakan tingkat pengembalian saham menunjukkan angka yang negatif dan signifikan mempengaruhi efek inefisiensi. Hal ini menandakan bahwa bank dengan tingkat return volatility yang tinggi akan memiliki performa atau kinerja yang lebih stabil dibanding bank lain. •
ROA Volatility
Estimasi nilai rata-rata teknikal inefisiensi dari variabel ROA volatility atau volatilitas dan pergerakan
Return on Asset menunjukkan angka yang positif namun tidak
signifikan. •
ETA (Equity to Total Asset Ratio)
Estimasi nilai rata-rata teknikal inefisiensi dari variabel Equity to Total Asset Ratio atau volatilitas dan pergerakan ETA menunjukkan angka yang positif namun tidak signifikan
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
•
ROA
Estimasi nilai rata-rata teknikal inefisiensi dari variabel ROA menunjukkan angka yang negatif dan signifikan. Dalam model ini dua variabel menunjukkan hasil yang signifikan mempengaruhi inefisiensi dari suatu bank dan dua variabel lainnya menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa risiko operasional juga memiliki pengaruh terhadap tingkat inefisiensi dari kinerja suatu bank. 5.
Kesimpulan Kegiatan Bank sangat erat kaitannya dengan performa atau kinerja. Bank yang
satu dengan yang lain saling berusaha untuk selalu lebih baik dari yang lain. Namun, kinerja bank tidak bisa dilepaskan dengan faktor risiko yang terdapat dalam semua jenis usaha. Risiko yang cukup jelas terkait diantaranya, risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional. Oleh karena itu, industri perbankan yang terkenal dengan tingkat persaingan yang sangat kompetitif mau tidak mau diperhadapkan antara efisiensi dengan faktor-faktor risiko yang telah disebutkan di atas. Banyak faktorfaktor yang mempengaruhi efisiensi kinerja dari sebuah bank baik dari internal bank itu sendiri ataupun dari eksternal bank. Pada dasarnya faktor internal akan lebih mudah untuk dibenahi. Namun, tidak demikian halnya dengan faktor-faktor eksternal, seperti tingkat suku bunga, perubahan nilai tukar, risiko gagal bayar, dan lainnya. Hal inilah yang menjadi perhatian bagi pihak manajemen bank supaya dapat meminimalisir faktor-faktor eksternal tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa risiko kredit memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat efisiensi dari perbankan. Begitu juga dengan risiko pasar yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat efisiensi dari perbankan. Risiko operasional yang menjadi indikator risiko terakhir dalam penelitian ini menunjukkan bahwa risiko operasional memiliki hubungan yang signifikan terhadap tingkat efisiensi dari perbankan. Namun, hasil yang diperoleh dengan mengolah seluruh explanatory variable menunjukkan hasil yang anomali dimana mayoritas variabel tersebut menjadi tidak signifikan apabila diolah secara bersamaan.
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan variabel input dan output yang berbeda dari penelitian sehingga dapat lebih menunjukkan variabel yang mempengaruhi efisiensi. Selain itu explanatory variabel yang mewakili risiko kredit, risiko pasar, dan risiko data menggunakan variabel lain yang dapat lebih menggambarkan faktor-faktor risiko untuk melihat teknikal inefisiensi dari perbankan. Selain itu untuk metode penelitian selanjutnya dapat menggunakan pendekatan produksi (production approach) ataupun pendekatan aset (asset approach). 6.
Referensi
Aigner, Dennis, C., Lovell, K., & Schmidt, P. (1977). Formulation and Estimation of Stochastic Frontier Production Function Models. Journal of Econometrics, 21-37. Battese, George.E., & Coelli, T. J. (1995). A Model for Technical Inefficiency Effects in a Stohasti Frontier Production Function for Panel Data. Empirical Economics, 325-332. Berger, A., & Humphrey, D. (1997). Efficiency of financial institutions: international survey and directions for future research. European Journal of Operational Research, 175-212. Bonin, J., Hasan, I., & Watchel, P. (2005). Bank performance, efficiency, and ownership in a transition countries. Journal of Banking and Finance, 31-53. Caudill, S., Ford, J., & Gropper, D. (1995). Frontier estimation and firm specific inefficiency meaures in the presence of heteroscedasticity. Journal of Business and Eonomic Statistic, 105-111. Coelli, T. (2007). A Computer Program for Stochastic Frontier Production and Cost Function Estimation. New South Wales, New South Wales, Autralia: University of New England. Goddard, J., Molyneux, P., & Wilson, J. (2001). European Banking : Efficiency, Technology, and Growth. New York: Wiley. Gujarati, & Damodaran. (2003). Basic Econometrics. New York: Mc-Graw Hill.
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013
Hadad, M. D., Santoso, W., Hall, M. J., Simper, R., & Karligash. (2010, July 18). Banking efficiency and stock market performance: an analysis of listed Indonesian banks. Hsiao, H., Cianci, A., & Huang, L. (2010). First fiancial restructuring and operatingefficiency: evidence from Taiwanese commercial banks. Journal of Banking and Finance, 1461-1471. Kumar, S., & Gulati, R. (2010). Measuring efficiency, effectiveness, and performace of Indian public sector Banks. International Journal of Productivity and Performance Management, 51-74. Kumbhakar, Ghosh, S., & McGuckin. (1991). A generalized production frontier approach for estimating determinants of inefficiensy in US diary farms. Journal of Business and Economic Statistic, 279-286. Mishkin, F. S. (n.d.). The Economics of Money Banking and Financial Market. Boston: Pearson Education. Pasiouras, F. (2008). Estimating the technical and scale efficiency of Greek commercial banks. Research in International Business and Finance, 301-318. Perbankan, D. P. (2011). STATISTIK PERBANKAN INDONESIA. Jakarta: Bank Indonesia. Rochet, J.C, Freixas, X. (2008). Microeconomics of Banking. London : The MIT PRESS Cambridge, Massachusetts. Sun, L., & Chang, T.-P. (2010). A comprehensive analysis of the effects of risk measures on bank efficiency : Evidence from emerging Asian countries. Journal of Banking & Finance. Wang, H.-J. (2002). Heteroscedasticity and non-monotonic efficiency effects of a stochastic frontier model. Journal of Productivity Analysis, 241-253
Analisis hubungan...,Dimas Adiyasa Wiryaatmaja, FE UI, 2013