ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR DENGAN UKURAN LINGKAR PINGGANG PADA PEREMPUAN USIA DEWASA MUDA
INFONING PARAMITA
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Ukuran Lingkar Pinggang Perempuan Usia Dewasa Muda adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2013
Infoning Paramita NIM I14090117
RINGKASAN INFONING PARAMITA. Analisis Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Ukuran Lingkar Pinggang pada Perempuan Usia Dewasa Muda. Dibimbing oleh DADANG SUKANDAR. Dewasa ini, dunia sedang mengalami masalah gizi ganda yang dipicu oleh meningkatnya jumlah populasi dengan status gizi lebih. Obesitas merupakan suatu penyakit kronis dengan ciri-ciri timbunan lemak tubuh yang berlebihan. Pengendalian dan penatalaksanaan obesitas dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi asupan kalori dan melakukan diet tertentu. Salah satu diet yang diketahui dapat membantu penurunan berat badan adalah diet tinggi serat, dengan sumber utamanya yaitu buah dan sayur. Sayangnya konsumsi rata-rata buah dan sayur di Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan anjuran konsumsinya. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan konsumsi buah dan sayur dengan ukuran lingkar pinggang pada perempuan usia dewasa muda, sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi karakteristik contoh meliputi usia, uang saku, serta pengeluaran pangan dan non pangan per bulan, (2) mengkaji pengetahuan, sikap dan perilaku gizi pada perempuan usia dewasa muda, (3) mengkaji pengukuran antropometri perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas fisik pada perempuan usia dewasa muda, (5) mengkaji tingkat preferensi perempuan usia dewasa muda terhadap buah dan sayur, (6) mengkaji serta menganalisis konsumsi pangan pada perempuan usia dewasa muda, (7) menganalisis hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan karakteristik individu, status gizi, pengetahuan gizi dan preferensi pangan, serta ukuran lingkar pinggang pada perempuan usia dewasa muda, serta (8) menganalisis pengaruh konsumsi berbagai jenis pangan terpilih dan aktivitas fisik terhadap ukuran lingkar pinggang perempuan usia dewasa muda. Penelitian berlangsung sejak bulan Februari hingga Mei 2013. Penelitian ini menggunakan data primer, dengan desain penelitian cross sectional study. Subjek penelitian ini adalah 75 orang mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat, IPB, yang berjenis kelamin perempuan dan termasuk dalam kriteria inklusi yang ditetapkan. Ukuran contoh yang digunakan diambil secara acak dan dibagi dalam tiga kategori status gizi dengan proporsi yang disesuaikan dengan persentase status gizi penduduk usia dewasa menurut RISKESDAS 2010. Pengolahan data meliputi proses editing, cleaning dan analisis. Data yang telah terkumpul dikategorikan menurut pengkategorian yang telah ditetapkan pada seluruh variabel data sesuai dengan masing-masing cut off point. Kemudian, dilakukan analisis deskriptif dan inferensia (uji hubungan dan pengaruh) menggunakan program komputer Microsoft Office Excel 2010, SPSS 16.0 for Windows dan SAS 9.1.3 Portable. Berdasarkan analisis deskriptif yang telah dilakukan, pada karakteristik individu diketahui sebagian besar (36%) mahasiswa berusia 20 tahun. Rata-rata mahasiswa memiliki besar keluarga kategori sedang, yaitu dengan jumlah anggota rumah tangga 5-7 orang (BKKBN 1998). Uang saku sebagian besar (53,3%)
mahasiswa berada pada kisaran Rp 540.000,00-1.000.000,00 per bulan, dengan rata-rata pengeluaran pangan sebesar Rp 518.173,00 ± 222.760, dan rata-rata pengeluaran non pangan sebesar Rp 431.147,00 ± 241.137. Sebagian besar mahasiswa memiliki pengetahuan gizi (96%) dan sikap gizi (98,7%) yang termasuk dalam kategori baik, namun perilaku gizi sebagian besar (73,3%) mahasiswa masih berada dalam kategori sedang. Pada tingkat preferensi, hampir seluruh mahasiswa menyukai buah dan sayur, namun pada kenyataannya konsumsi buah (69,3%) dan sayur (58,7%) pada sebagian besar mahasiswa masih kurang dari konsumsi yang telah dianjurkan. Sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi adalah nasi, dengan rata-rata 2,5 ± 0,6 kali per hari, sedangkan pangan tinggi lemak yang paling banyak dikonsumsi mahasiswa adalah susu, dengan rata-rata 1,5 ± 0,1 kali per hari. Sebagian besar (89,3%) mahasiswa memiliki tingkat aktivitas fisik yang termasuk dalam kategori ringan, dengan rata-rata tingkat aktivitas fisik yaitu 1,53 ± 0,10. Pada status gizi, persentase terbesar adalah mahasiswa dengan status gizi normal (69,3%), kemudian kegemukan (17,3%), dan yang terkecil adalah mahasiswa dengan status gizi kurus (13,3%). Sebagian besar mahasiswa memiliki ukuran lingkar pinggang (86,67%) dan persen lemak tubuh (68%) normal, namun tidak sedikit mahasiswa yang memiliki persen lemak tubuh lebih (26,67%). Berdasarkan uji korelasi Spearman, terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) antara uang saku dengan konsumsi buah, dan berdasarkan uji korelasi Pearson, terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) pula antara konsumsi buah dengan pengeluaran (pangan dan non pangan). Kecenderungan yang terjadi pada kedua hubungan tersebut adalah positif, sehingga apabila uang saku dan pengeluaran lebih rendah maka konsumsi buah pun rendah. Selain itu, berdasarkan uji korelasi Pearson, terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) antara konsumsi buah dan ukuran lingkar pinggang, serta aktivitas fisik dengan persen lemak tubuh. Uji pengaruh dilakukan menggunakan uji regresi model multiplicative regression. Konsumsi sayur tidak memiliki hubungan yang signifikan (p>0,05) dengan ukuran lingkar pinggang. Satu-satunya faktor yang berpengaruh signifikan terhadap ukuran lingkar pinggang adalah aktivitas fisik, yang memiliki pengaruh sebesar 3,66% terhadap ukuran lingkar pinggang. Perempuan usia dewasa muda disarankan untuk mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur, serta meningkatkan aktivitas fisik dikarenakan rataratanya masih tergolong rendah. Selain itu, penelitian lebih lanjut terkait hubungan konsumsi buah dan sayur lainnya, dengan metode yang tepat, sangat dianjurkan untuk mengetahui pengaturan diet yang tepat.
ABSTRAK INFONING PARAMITA. Analisis Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Ukuran Lingkar Pinggang Perempuan Usia Dewasa Muda. Dibimbing oleh DADANG SUKANDAR. Salah satu diet yang diketahui dapat membantu penurunan berat badan adalah diet tinggi serat, dengan sumber utama buah dan sayur. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari hubungan konsumsi buah dan sayur dengan ukuran lingkar pinggang pada perempuan usia dewasa muda. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Ukuran contoh terdiri dari 75 orang dengan usia berkisar 18-22 tahun, yang seluruhnya merupakan mahasiswi Departemen Gizi Masyarakat IPB. Hasil penelitian ini, dengan menggunakan uji korelasi Pearson, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi buah dengan ukuran lingkar pinggang (p<0,05), namun sebaliknya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi sayur dengan ukuran lingkar pinggang (p>0,05). Hasil uji multiplicative regression menunjukkan bahwa aktivitas fisik berpengaruh terbalik terhadap ukuran lingkar pinggang. Kata kunci: buah, sayur, konsumsi, lingkar pinggang, perempuan dewasa muda
ABSTRACT INFONING PARAMITA. The Correlation Analysis of Fruit and Vegetable Consumption and Waist Circumference in Young Adult Woman. Supervised by DADANG SUKANDAR. One of the diet could help reducting body weight is high fiber diet, with fruit and vegetable as the main sources. The objective of this research was to study the correlation of fruit and vegetable consumption with waist circumference in young adult woman. The design of this study was cross sectional. The subject of this study involved 75 people aged 18-22 years, which are the student of Community Nutrition Department, IPB. Using Pearson correlations, the result showed that there was a significant correlation between fruit consumption and waist circumference (p<0,05). However, there was no significant correlation between vegetable consumption and waist circumference (p>0,05). In addition, the result of multiplicative regression test showed that phisycal activity has inverse significant effect to waist circumference. Keywords: fruit, vegetable, consumpstion, waist circumference, young adult woman
ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR DENGAN UKURAN LINGKAR PINGGANG PADA PEREMPUAN USIA DEWASA MUDA
INFONING PARAMITA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
Judul Skripsi : Analisis Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Ukuran Lingkar Pinggang Perempuan Usia Dewasa Muda Nama : Infoning Paramita NIM : I14090117
Disetujui oleh
Prof. Dr. Ir. Dadang Sukandar, MSc Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Budi Setiawan, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2011 ini ialah buah dan sayur, dengan judul Analisis Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Ukuran Lingkar Pinggang Perempuan Usia Dewasa Muda. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Dadang Sukandar, MSc selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya, memberikan arahan, saran, kritik, serta dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi, 2. Bapak Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS selaku dosen pemandu seminar sekaligus penguji skripsi yang memberikan banyak masukan untuk penyelesaian tugas akhir ini, 3. Mama dan papa tercinta, Bapak dan Ibu, beserta seluruh keluarga (The Herdanies, The Ajinegoro, Dinda dan Kausar, Najwa dan Aulia), atas kasih sayang, dukungan dan doa yang tak ada hentinya diberikan kepada penulis di setiap perjalanan kehidupan, serta selalu menjadi penghibur dalam setiap kejenuhan, 4. Mas Mumtazul Amal yang setia mendampingi penulis saat susah maupun senang, sebagai kekasih, teman terbaik, kakak, dan guru, serta senantiasa memberi dan menjadi motivasi bagi penulis, 5. Sahabat seperjuangan Coconut 46 yang meninggalkan banyak cerita suka duka kebersamaan, keluarga Departemen Gizi Masyarakat 45, 44, 47, dan 48, juga para dosen, staf Komdik, Pak Karya, Mbak Rian, Bu Popon, Mbak Suci, Mas Ogi, Mas Hendra, dan seluruh teman-teman di IPB (teman sekosan, teman KKP, CSS MoRA dan lainnya) yang luar biasa, 6. Seluruh pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah membalas segala kebaikan dengan pahala dan kebaikan yang lebih besar dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2013 Infoning Paramita
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat Penelitian KERANGKA PEMIKIRAN METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Usia Uang saku Alokasi Pengeluaran Besar Keluarga Status Gizi Pengetahuan Gizi Preferensi Konsumsi Pangan Buah dan Sayur Sumber Karbohidrat Pangan Tinggi Lemak Aktivitas Fisik Ukuran Lingkar Pinggang Persen Lemak Tubuh Uji Hubungan Antar Variabel Uji Pengaruh Antar Variabel SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
viii viii 1 1 2 2 3 4 4 4 6 7 9 9 9 9 9 10 11 11 12 12 13 13 14 15 15 16 16 20 21 21 21 22 25 32
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Jenis data, variabel dan cara pengumpulan data Pengkategorian dan analisis variabel penelitian Sebaran mahasiswa menurut usia Sebaran mahasiswa menurut uang saku per bulan Statistik pengeluaran pangan dan non pangan mahasiswa Sebaran mahasiswa menurut besar keluarga Sebaran mahasiswa menurut status gizi Sebaran mahasiswa menurut berbagai aspek pengetahuan gizi Sebaran mahasiswa menurut preferensi terhadap buah dan sayur Sebaran mahasiswa frekuensi konsumsi buah dan sayur sehari Sebaran mahasiswa frekuensi konsumsi beberapa sumber karbohidrat dalam sehari Sebaran mahasiswa frekuensi konsumsi beberapa pangan tinggi lemak dalam sehari Sebaran mahasiswa menurut tingkat aktivitas fisik Sebaran mahasiswa menurut ukuran lingkar pinggang Sebaran mahasiswa menurut persen lemak tubuh Hasil uji hubungan konsumsi buah dan sayur dengan karakteristik individu, status gizi, pengetahuan gizi dan preferensi pangan Hasil uji hubungan ukuran lingkar pinggang dan persen lemak tubuh dengan konsumsi pangan terpilih, tingkat aktivitas dan riwayat sakit
6 7 9 9 10 10 11 11 12 13 14 14 15 15 16 17 18
DAFTAR GAMBAR 1 2
Kerangka pemikiran penelitian Bagan diagram alir tahapan pengambilan contoh
3 6
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Dewasa ini, dunia sedang mengalami masalah gizi ganda yang dipicu oleh meningkatnya jumlah populasi dengan status gizi lebih, yaitu overweight dan obesitas. Data WHO (2008) menunjukkan bahwa lebih dari 1,4 milyar orang dewasa di dunia mengalami overweight, bahkan hampir 300 juta perempuan di dunia mengalami obesitas. Sejalan dengan hal tersebut, Spark (2007) menyatakan bahwa saat ini prevalensi gizi lebih meningkat tajam pada negara-negara berkembang di dunia, salah satunya Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI mengungkapkan dalam Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 bahwa prevalensi obesitas mencapai 11,7% pada usia dewasa, dan perempuan memiliki persentase 2 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan pria. Hal tersebut amat disayangkan mengingat para perempuan tersebut pada akhirnya akan mengalami kehamilan, sehingga kesehatan perempuan sebagai calon ibu tersebut harus diperhatikan, karena akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk melakukan pembuahan, memelihara kesehatan janin, dan memelihara kesehatan diri sendiri (Almatsier 2011). Obesitas adalah suatu penyakit kronis dengan ciri-ciri timbunan lemak tubuh yang berlebihan (Sandjaja et al. 2010). Sedangkan obesitas sentral adalah obesitas yang dinilai salah satunya dengan lingkaran pinggang, dan disebut mengalami obesitas sentral jika lingkaran pinggang lebih dari 102 cm pada lakilaki dewasa dan lebih dari 88 cm pada perempuan dewasa. Berbagai macam faktor dapat menjadi penyebab dari kejadian obesitas tersebut. Menurut Wahyu (2011), terdapat tiga faktor yang berperan besar meningkatkan risiko terjadinya kegemukan dan obesitas, yaitu faktor genetik, pola aktivitas dan pola makan. Obesitas itu sendiri, terutama obesitas sentral, adalah salah satu faktor risiko terbesar dari sindrom metabolik. Obesitas juga dapat meningkatkan risiko berbagai macam penyakit, seperti penyakit jantung koroner, diabetes, hipertensi, beberapa jenis penyakit kanker dan gangguan pernapasan (Breslow 2002). Pengendalian dan penatalaksanaan obesitas dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi asupan kalori dan melakukan diet tertentu. Salah satu diet yang diketahui dapat membantu penurunan berat badan adalah diet tinggi serat. Penelitian Du et al. (2010) menunjukkan bahwa asupan serat memiliki hubungan berbanding terbalik dengan penambahan berat badan dan lingkar pinggang. Serat memiliki manfaat bagi fungsi saluran gastrointestinal. Peran dari serat terlarut dalam pengendalian berat badan adalah dengan memperpanjang waktu transit dalam saluran gastrointestinal, memperlambat absorpsi zat gizi, serta menurunkan absorpsinya dengan mengikat mineral dan kolesterol (Gallagher 2008). Begitu pentingnya serat bagi tubuh sehingga IOM (2002) menyarankan kecukupan asupan (AI) serat adalah sebesar 38 gram/hari untuk pria dan 25 gram/hari untuk perempuan. Asupan serat tersebut banyak didapatkan dari gandum penuh, buah, sayur, serta kacang-kacangan. Buah dan sayur merupakan salah satu makanan alami yang rendah lemak dan sumber yang baik dari serat, selain juga merupakan sumber dari beberapa
2
vitamin dan mineral, serta fitokimia. Konsumsi buah dan sayur sangat berperan penting bagi kesehatan tubuh. Namun masyarakat Indonesia rata-rata hanya mengonsumsi 40 kg sayur per kapita per tahun, jauh lebih sedikit dari yang dianjurkan oleh WHO yaitu 73 kg per kapita per tahun. Sama halnya dengan konsumsi buah, masyarakat Indonesia rata-rata hanya mengonsumsi 32 kg per kapita per tahun, hanya setengah dari yang dianjurkan, yaitu sebesar 65 kg per kapita per tahun (Departemen Pertanian RI 2010). Oleh karena itu dengan tingginya angka obesitas dan rendahnya konsumsi buah dan sayur di Indonesia, penelitian ini penting untuk dilakukan sebagai sarana menggali informasi mengenai hubungan konsumsi buah dan sayur tersebut dengan lingkar pinggang pada perempuan usia dewasa muda. Tujuan Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan konsumsi buah dan sayur dengan ukuran lingkar pinggang pada perempuan usia dewasa muda. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi karakteristik contoh meliputi usia, uang saku, serta pengeluaran pangan dan non pangan per bulan. 2. Mengkaji pengetahuan, sikap dan perilaku gizi pada perempuan usia dewasa muda. 3. Mengkaji pengukuran antropometri perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh. 4. Mengkaji aktivitas fisik pada perempuan usia dewasa muda. 5. Mengkaji tingkat preferensi perempuan usia dewasa muda terhadap buah dan sayur. 6. Mengkaji serta menganalisis konsumsi pangan pada perempuan usia dewasa muda. 7. Menganalisis hubungan antara karakteristik individu, status gizi, pengetahuan gizi dan preferensi pangan, serta ukuran lingkar pinggang dengan konsumsi buah dan sayur pada perempuan usia dewasa muda. 8. Menganalisis pengaruh konsumsi berbagai jenis pangan terpilih dan aktivitas fisik terhadap ukuran lingkar pinggang perempuan usia dewasa muda. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi tambahan dalam hal pentingnya asupan serat (khususnya buah dan sayur), terutama bagi perempuan usia dewasa muda, serta berguna bagi pemerintah maupun instansi mandiri untuk memfasilitasi dan mengusahakan peningkatan konsumsi masyarakat terhadap buah dan sayur. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan untuk penelitian-penelitian mengenai pengaturan pola makan tinggi serat untuk mengontrol berat badan dan ukuran lingkar pinggang selanjutnya.
3
KERANGKA PEMIKIRAN Konsumsi pangan individu, termasuk diantaranya konsumsi buah dan sayur, ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi dan harga, serta faktor sosio budaya dan religi yang ada di suatu daerah. Namun terdapat banyak faktor lain yang menyebabkan seseorang mengkonsumsi suatu bahan pangan, meliputi faktor internal (umur, jenis kelamin, uang saku, preferensi, sikap, perilaku, dan pengetahuan gizi), serta faktor eksternal. Konsumsi buah dan sayur tersebut menjadi salah satu sumber yang berkontribusi besar terhadap asupan serat individu, selain dari sumber serat lainnya (Gallagher 2008). Diet tinggi serat disebut banyak memiliki manfaat terhadap kesehatan gastrointestinal dan berperan penting dalam pengontrolan berat badan. Penelitian Esmaillzadeh A. et al. (2006) menunjukkan bahwa intek buah dan sayur yang lebih tinggi berhubungan dengan rendahnya risiko sindrom metabolik. Obesitas, khususnya obesitas abdominal, diketahui memiliki kaitan dengan berbagai macam penyakit seperti diabetes, hipertensi dan coronary artery disease (CAD) (Hurst 2008), dan salah satu komponen penting untuk mendiagnosanya adalah lingkar pinggang (Jalal et al. 2006). Banyaknya lemak dalam pinggang menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme yang dapat memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh (Susilowati 2008). Selain konsumsi buah dan sayur, peningkatan konsumsi roti dan kue serta status gizi orang tua memiliki hubungan dengan ukuran lingkar pinggang (Kuriyan et al. 2012). Kemudian tentunya konsumsi lemak pun berkontribusi besar pada pembesaran ukuran lingkar pinggang. Perempuan sebagai pencetak generasi baru diharapkan memiliki kesehatan optimal. Oleh karena itu penelitian ini berusaha menggali informasi mengenai hubungan konsumsi buah dan sayur dengan ukuran lingkar pinggang perempuan usia dewasa muda. Secara singkat, kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Karakteristik Individu Usia Uang saku per bulan Pengeluaran pangan dan non pangan
Sikap Gizi
Pengetahuan Gizi
Preferensi Eating Habit
Praktik Gizi Konsumsi Pangan Buah dan Sayur
Sumber KH dan L
Asupan Serat
Aktivitas Fisik
Massa Lemak Tubuh (Abdominal): Ukuran Lingkar Pinggang
Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
Penyakit Infeksi
4
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain cross sectional study untuk mengetahui hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan ukuran lingkar pinggang pada perempuan usia dewasa muda. Pengambilan data tersebut berlokasi di Laboratorium Gizi Olahraga Lantai 3 Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2013, sedangkan pengolahan, analisis dan interpretasi data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2013 di Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa Barat. Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Populasi pada penelitian utama adalah mahasiswi Departemen Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Teknik penarikan contoh dari populasi dilakukan dengan cara random sampling. Berdasarkan data dari Komisi Pendidikan di Departemen Gizi Masyarakat diketahui jumlah populasi sebanyak 233 orang. Selanjutnya, contoh disaring kembali dengan mencocokkan kriteria inklusinya. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1. Perempuan usia dewasa muda, yaitu 18 hingga 24 tahun. 2. Bukan atlet di bidang olahraga apapun. 3. Belum pernah hamil dan melahirkan. Setelah diperoleh data yang memenuhi kriteria inklusi tersebut, dilakukan perhitungan ukuran contoh. Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk menentukan ukuran contoh (Cochran 1982):
Keterangan: n = ukuran contoh N = ukuran populasi mahasiswi Departemen Gizi Masyarakat
= ragam ukuran lingkar pinggang (cm) = nilai peubah acak t-student, sehingga: P(|t|> bebas dari t = presisi antara parameter dengan ̅
D | ̅ | ̅ (
|
|
)
) = ; v = derajat
5
| ̅ ( | ̅
|
)
|
Sehingga n0 dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: | ̅ r = μ
|
; presisi relatif
= rata-rata lingkar pinggang contoh (cm)
Metode yang dilakukan yaitu metode inverse sampling, yang merupakan metode dasar untuk pseudo-random number sampling, seperti untuk melakukan generalisasi nilai contoh acak dari beberapa probabilitas distribusi (Hyvönen et al. 2013). Pengambilan data contoh kecil yang diambil secara acak, berjumlah 12 orang mahasiswi, dilakukan untuk menentukan nilai ragam (cm²) dan rata-rata (cm) lingkar pinggang yang akan digunakan untuk perhitungan ukuran contoh minimal. Berdasarkan perhitungan awal, diketahui ragam ukuran lingkar pinggang mahasiswi sebesar 19,25 cm², sedangkan rata-ratanya sebesar 82,5 cm. Maka dengan nilai peubah acak sebesar 1,96² dan presisi relatif sebesar 0,01 didapatkan nilai n0 sebesar 108,65. Kemudian dapat dihitung ukuran contoh relatifnya sebagai berikut:
= 74,315 ≈ 75 orang Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan 75 contoh dari tiga kategori status gizi yang dibagi jumlahnya sesuai proporsi berdasarkan RISKESDAS (2010) yaitu dengan persentase jumlah penduduk Indonesia dengan jenis kelamin perempuan yang berusia dewasa muda. Pengambilan data diambil secara acak hingga memenuhi jumlah contoh yang diperlukan (sesuai dengan masing-masing kategori status gizi). Awalnya diambil 1 mahasiswa, diukur tinggi badan dan berat badannya, kemudian dikategorikan menurut kategori status gizi berdasarkan IMT (BB/TB²). Apabila jumlah yang dibutuhkan pada setiap kategorinya masih belum mencukupi, maka mahasiswa tersebut akan diambil sebagai contoh. Pengambilan data tersebut akan terus berlangsung hingga memenuhi jumlah contoh setiap kategori yang dibutuhkan (Gambar 2).
6
Gambar 2 Bagan diagram alir tahapan pengambilan contoh dengan invers sampling Secara acak diambil setiap satu orang responden, kemudian diukur berat badan, tinggi badan, ukuran lingkar pinggang dan body composition. Setelah itu dicatat dan dikategorikan sesuai dengan status gizinya, yaitu dengan indeks massa tubuh (BB/TB2) dibawah 18,5 kg/m2, di antara 18,5-25,0 kg/m2 dan lainnya (di atas 25 kg/m2). Lalu, hingga waktu akhir penelitian didapatkan paling tidak 10 orang contoh yang berstatus gizi kurus, 52 orang contoh yang berstatus gizi normal dan 13 orang selebihnya berstatus gizi lebih. Contoh yang berjumlah 81 orang diminta mengisi kuesioner penelitian yang sebelumnya telah dijelaskan mengenai cara pengisian setiap bagian pertanyaannya. Setelah kuesioner dikembalikan, seluruh data direkap dan dilakukan screening dan editing data, sehingga didapatkan jumlah data yang digunakan sebanyak 75 orang sebagai contoh, kemudian dilakukan pengolahan data. Penilaian status gizi pada usia di atas 15 tahun menggunakan perhitungan indeks massa tubuh, dengan pengkategorian status gizi menurut Depkes RI (2007) yaitu kurus (IMT<18,5 kg/m2), normal (18,5
n 10 52 13 75
Persentase (%) 13,3 69,3 17,3 100 21,66 ± 3,31
7
Tabel di atas menggambarkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki status gizi normal (69,3%) dan sebagian kecilnya memiliki status gizi kurus (13,3%), sesuai dengan sebaran perempuan dewasa Indonesia menurut status gizi yang terangkum dalam RISKESDAS (2010), dimana persentase terbesar adalah perempuan dengan status gizi normal, dilanjutkan secara berurutan dengan perempuan dengan status gizi kegemukan dan kurus. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui data pengukuran antropometri serta kuesioner. Tabel 2 berikut merupakan daftar jenis dan cara pengumpulan data berdasarkan variabel yang digunakan dalam penelitian. Tabel 2 Jenis data, variabel dan cara pengumpulan data No Jenis Data 1 Karakteristik individu
2 3
4 5 6 7
Variabel 1. Usia 2. Uang saku/bulan 3. Pengeluaran pangan dan non pangan Pengetahuan, sikap 1. Pengetahuan, sikap dan dan perilaku gizi perilaku gizi Preferensi 1. Tingkat preferensi terhadap buah dan sayur Aktivitas fisik 1. Aktivitas fisik 1. Riwayat sakit Konsumsi pangan 1.Frekuensi makan sehari Penilaian 1.Lingkar pinggang (cm) antropometri 2.Status gizi (BB/TB2) 3.Persen lemak tubuh (%)
Cara Pengumpulan data
Wawancara terstruktur, dan pengisian kuesioner
Food Frequency Questionaire Pengukuran antropometri
Beberapa jenis data seperti karakteristik individu, meliputi identitas personal, identitas keluarga, uang saku dan pengeluaran, pengetahuan gizi, sikap gizi, perilaku gizi, preferensi terhadap buah dan sayur, riwayat penyakit sebulan terakhir dan aktivitas fisik dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner. Konsumsi pangan contoh dikumpulkan dengan cara pengisian Food Frequency Questionaire kualitatif, yaitu hanya memperhitungkan frekuensi saja tanpa keterangan berat porsi maupun zat gizi pangan yang dikonsumsi. Jenis data antropometri dikumpulkan dengan cara pengukuran sendiri oleh peneliti. Berat badan diukur menggunakan timbangan injak, tinggi badan diukur menggunakan microtoise, lingkar pinggan diukur menggunakan meteran, dan persen lemak tubuh diukur menggunakan Body Compostition Analyzer. Status gizi dikategorikan menurut indeks massa tubuh contoh yang dihitung berdasarkan BB/TB2 dengan satuan kg/m2.
8
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data Data yang diperoleh berupa data nominal, ordinal, dan skala. Pengolahan data diawali dengan pemeriksaan kelengkapan e-file data kemudian mengolah dan menganalisis data berdasarkan kategori pengukuran masing-masing dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excel 2010. Berikut merupakan pengkategorian dan analisis variabel penelitian. Tabel 3 Pengkategorian dan analisis variabel penelitian No Jenis Data 1 Karakteristik individu
Variabel Uang saku/bulan
2
Pengetahuan, sikap dan praktik gizi
Pengetahuan, sikap dan praktik gizi
3
Aktivitas fisik
Tingkat aktivitas
4
Preferensi
5
Konsumsi pangan
Tingkat preferensi terhadap buah dan sayur Frekuensi makan
6
Penilaian antropometri
Ukuran lingkar pinggang (cm) Status gizi (BB/TB)
Kategori Pengukuran < Rp 540.000 Rp 540.000 – 1.000.000 ≥ Rp 1.000.000 < 60% (rendah) 60-79% (sedang) >80% (tinggi) Berdasarkan Khomsan (2000) Sangat ringan Ringan Sedang Berat Berdasarkan WHO (2001) Suka Tidak suka >1 kali sehari 1-3 kali sehari >3 kali sehari <88 cm (normal) ≥88 cm (obesitas abdominal) Berdasarkan Sarah (2008) <18,5 (kurus) 18,5-24,9 (normal) ≥25,0 (gizi lebih) Berdasarkan Depkes RI (2007)
Batas interval uang saku per bulan diambil dari batas pendapatan dengan kategori miskin menurut Bank Dunia, yaitu $2 per kapita per hari dikonversikan ke dalam rupiah, secara kasar menjadi Rp 18.000,00. Nilai konversi dalam rupiah tersebut dikalikan dengan jumlah hari dalam sebulan (30 hari) menjadi Rp 540.000,00 per kapita per bulan. Tes pengetahuan gizi dilakukan dengan memberikan 15 butir soal yang berjenis multiple choice dengan satu jawaban benar (correct answer multiple choice) dengan nilai 0 jika salah dan 1 jika benar untuk tiap pertanyan. Pengkategorian tingkat pengetahuan gizi dilakukan dengan menetapkan cut-off point sesuai dengan Khomsan (2000). Konsumsi buah dan sayur dilihat dari frekuensi makan buah dan sayur tersebut dalam sehari, menurut anjuran WHO, dengan konsumsi minimal buah dan sayur adalah 5 porsi per hari.
9
Analisis Data Analisis data yang diolah menggunakan program komputer Microsoft Excel 2010, SPSS 16.0 for Windows dan SAS 9.1.3 Portable, dengan analisis sebagai berikut: 1. Analisis deskriptif yang meliputi: a. Karakteristik contoh meliputi usia, uang saku, pengeluaran pangan dan non pangan per bulan. b. Preferensi contoh terhadap buah dan sayur. c. Pengetahuan, sikap dan praktik gizi contoh. d. Konsumsi pangan contoh meliputi buah, sayur, serta sumber karbohidrat dan lemak terpilih. e. Status gizi, ukuran lingkar pinggang dan persen lemak tubuh contoh. f. Aktivitas fisik contoh. 2. Uji korelasi Pearson digunakan untuk melihat hubungan variabel antara konsumsi buah dan sayur dengan pengeluaran, status gizi dan pengetahuan gizi, serta hubungan antara ukuran lingkar pinggang dengan konsumsi buah, sayur, sumber karbohidrat dan lemak terpilih, dan tingkat aktivitas responden. 3. Uji korelasi Spearman digunakan untuk melihat hubungan variabel konsumsi buah dan sayur dengan usia dan uang saku, serta hubungan antar pengetahuan gizi, sikap gizi dan praktik gizi. 4. Uji korelasi chi square digunakan untuk melihat hubungan variabel kategorikal, meliputi hubungan antara konsumsi buah dengan pengetahuan gizi, konsumsi buah dan sayur dengan preferensi, serta ukuran lingkat pinggang dan persen lemak tubuh dengan riwayat sakit. 5. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap ukuran lingkar pinggang perempuan usia dewasa muda dianalisis dengan menggunakan uji regresi multiplicative (stepwise). Analisis regresi tersebut bertujuan untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel bebas yaitu konsumsi buah (pepaya, semangka, melon, mangga, nanas, jeruk dan alpukat), konsumsi sayur (sayur buah, sayur umbi dan sayur daun), konsumsi sumber karbohidrat (nasi, kentang, mie dan roti), konsumsi pangan tinggi lemak (ayam goreng, gorengan dan susu), serta aktivitas fisik dan variabel terikat (ukuran lingkar pinggang). Komputasi regresi muliplicative yang digunakan untuk menganalisis variabel-variabel yang berpengaruh terhadap terhadap ukuran lingkar pinggang adalah sebagai berikut: Y
= β0 X1β1X2β2 X3β3 X4β4 X5β5 X6β6 X7β7 X8β8 X9β9 X10β10 X11β11 X12β12 X13β13 X14β14 X15β15 X16β16 X17β17X18β18
Kemudian, ditransformasi dengan ln sehinggaberubah menjadi sebagai berikut: lnY = ln β0 + β1ln X1 + β2ln X2 + β3ln X3 + β4ln X4 + β5ln X5 + β6ln X6 + β7ln X7 + β8ln X8 + β9ln X9 + β10ln X10 + β11ln X11 + β12ln X12 + β13ln X13 + β14ln X14 + β15ln X15 + β16ln X16 + β17ln X17 + β18ln X18 + Y* = β0* + β1X1* + β2X2* + β3X3* + β4 X4* + β5X5* + β6 X6* + β7X7* + β8lX8* + β9X9* + β10X10* + β11X11* + β12X12* + β13X13* + β14X14* + β15X15* + β16X16* + β17X17* + β18X18* +
10
Keterangan: Y
X1 X2 X3 X4
= Lingkar pinggang = Konstanta = Koefisien regresi var. independen = Konsumsi pepaya = Konsumsi semangka = Konsumsi melon = Konsumsi mangga
X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12
= Konsumsi nanas = Konsumsi jeruk = Konsumsi alpukat = Konsumsi sayur buah = Konsumsi sayur daun = Konsumsi sayur umbi = Konsumsi nasi = Konsumsi kentang
X13 X14 X15 X16 X17 X18
= Konsumsi mie = Konsumsi roti = Konsumsi ayam goreng = Konsumsi gorengan = Konsumsi susu = Aktivitas fisik (PAL) = Galat
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Usia Contoh dalam penelitian ini merupakan mahasiswa berjenis kelamin perempuan yang seluruhnya tergolong dalam usia dewasa muda, yaitu 18-29 tahun (Soetardjo 2011). Jumlah contoh pada penelitian ini adalah 75 orang dengan rentang usia contoh yaitu 18-22 tahun. Tabel 4 Sebaran mahasiswa menurut usia Usia contoh 18 tahun 19 tahun 20 tahun 21 tahun 22 tahun Total Rata-rata ± SD
n 2 24 27 17 5 75
Persentase (%) 2,7 32,0 36,0 22,7 6,7 100 19,9 ± 0,97
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa mayoritas contoh berusia 20 tahun (36%), dengan rata-rata usia 19,9 ± 0,97 tahun. Uang Saku Uang saku merupakan pendapatan sementara bagi contoh yang merupakan salah satu faktor internal konsumsi suatu bahan pangan (Hardinsyah & Briawan 1994). Batas interval uang saku per bulan dalam penelitian ini diambil dari batas pendapatan ketegori miskin menurut Bank Dunia, yaitu $2/kap/hari yang dikonversikan ke dalam rupiah. Perhitungan secara kasar didapatkan Rp 540.000,00/kap/bulan. Tabel 5 Sebaran mahasiswa menurut uang saku per bulan Uang saku (Rp) < 540.000 540.000 – 1.000.000 > 1.000.000 Total Rata-rata ± SD
n 4 40 31 75
Persentase (%) 5,3 53,3 41,3 100 925.333 ± 329.247
11
Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki uang saku antara Rp 540.000,00-1.000.000,00/bulan (53,3%), sedangkan hanya sebagian kecil saja yang memiliki uang saku di bawah Rp 540.000,00 (5,3%). Hal tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar mahasiswa tidak termasuk dalam kategori miskin yang ditetapkan oleh Bank Dunia. Alokasi Pengeluaran Alokasi pengeluaran dalam penelitian ini dikategorikan menjadi pengeluaran pangan dan non pangan. Pengeluaran pangan dan non pangan merupakan salah satu indikator kesejahteraan rumah tangga maupun individu. Berikut disajikan hasil perhitungan statistik pengeluaran pangan dan non pangan contoh dalam Tabel 6. Tabel 6 Statistik pengeluaran pangan dan non pangan mahasiswa Statistik Rata-rata ± SD Minimum Maksimum
Pengeluaran (Rp) Pangan Non pangan 518.173 ± 222.760 431.147 ± 241.137 150.000 50.000 2.000.000 1.300.000
Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa rata-rata pengeluaran pangan mahasiswa lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran non pangan. Hal tersebut dapat terjadi karena kebutuhan pengeluaran rata-rata mahasiswa untuk non pangan masih belum begitu besar, seperti keperluan pribadi, keperluan akademik (alat tulis), transportasi dan keperluan sosial. Indonesia merupakan negara berkembang yang masyarakatnya masih tinggi dalam pengeluaran konsumsi untuk makanan (pengeluaran pangan), seperti yang ditunjukkan pada data Badan Pusat Statistik, tahun 1999, 2002-2012 menunjukkan hampir 50% pengeluaran konsumsi rata-rata rumah tangga di Indonesia dialokasikan untuk makanan, dan sisanya oleh konsumsi non pangan yang terbagi atas beberapa kelompok, seperti pendidikan, kesehatan, pakaian, tempat tinggal, transportasi, pajak dan lain-lain. Besar Keluarga Besar keluarga adalah banyaknya atau jumlah anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota keluarga lain dari pengelolaan sumber daya yang sama. Menurut BKKBN (1998), besar keluarga dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu keluarga kecil (≤4 orang), keluarga sedang (5-6 orang) dan keluarga besar (≥7 orang). Tabel 7 Sebaran mahasiswa menurut besar keluarga Kategori besar keluarga Kecil Sedang Besar Total Rata-rata ± SD
n 29 36 10 75
Persentase (%) 38,7 48,0 13,3 100 5 ± 1,26
12
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa sebagian besar keluarga mahasiswa berada dalam kategori keluarga sedang (48%), sedangkan sebanyak 38,7% keluarga mahasiswa termasuk dalam kategori keluarga kecil, dan 13,3% sisanya termasuk dalam kategori keluarga besar. Rata-rata jumlah anggota keluarga mahasiswa adalah 5 ± 1,26 orang. Agak berbeda dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga di Indonesia pada tahun 2000 yaitu 4,12 dan tahun 2004 yaitu 4,09 berada pada kategori besar keluarga kecil (Data Statistik Indonesia 2013). Pengetahuan Gizi Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang bersangkutan (Sukandar 2009). Pengetahuan gizi mengacu kepada pemahaman dasar-dasar pangan dan gizi, seperti halnya kelompok pangan atau diet seimbang, mengetahui inti dari MyPiramid (di Indonesia: Tumpeng PUGS), mampu membaca label pangan, mengidentifikasi sumber pangan suatu zat gizi, dan sebagainya (Contento 2011). Tabel 8 Sebaran mahasiswa menurut berbagai aspek pengetahuan gizi Kategori Kurang Sedang Baik Total Rata-rata ± SD
Pengetahuan gizi n % 0 0,0 3 4,0 72 96,0 75 100 89,7 ± 7,21
Sikap gizi n % 0 0,0 1 1,3 74 98,7 75 100 94,13 ± 6,99
Perilaku gizi n % 12 16,0 55 73,3 8 10,7 75 100 67,97 ± 8,48
Berdasarkan Tabel 8, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki pengetahuan gizi (96%) dan sikap gizi (98,7%) yang baik, namun perilaku gizi mahasiswa sebagian besar berada dalam kategori sedang (73,3%) dan masih terdapat 16% mahasiswa yang perilaku gizinya dalam kategori kurang. Tingginya persentase mahasiswa yang memiliki pengetahuan gizi baik dapat disebabkan oleh tingginya tingkat pendidikan mereka (Banwat et al. 2012). Terdapat beberapa pertanyaan dalam pengetahuan gizi yang paling banyak dijawab salah oleh mahasiswa, yaitu pertanyaan mengenai triguna pangan, kecukupan energi, kandungan makanan dan anjuran konsumsi pangan. Kemudian, beberapa pertanyaan dalam sikap gizi yang paling banyak dijawab salah oleh contoh, yaitu mengenai pemahaman dasar pangan dan gizi. Pada perilaku gizi, sebagian besar contoh (>50%) yang menjawab kadang-kadang untuk pertanyaan mengenai PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang). Preferensi Preferensi makanan adalah tindakan atau ukuran suka atau tidak sukanya seseorang terhadap makanan. Preferensi pangan yang diartikan sebagai kesukaan atau pilihan terhadap makanan tersebut akan berpengaruh terhadap konsumsi pangan seseorang. Menurut Elizabeth dan Sanjur (1981), terdapat tiga faktor
13
utama yang berpengaruh terhadap preferensi makanan yang berujung pada konsumsi makanan, antara lain karakteristik individu, karakteristik pangan dan karakteristik lingkungan. Berikut disajikan sebaran mahasiswa berdasarkan preferensi terhadap buah dan sayur dalam Tabel 9. Tabel 9 Sebaran mahasiswa menurut preferensi terhadap buah dan sayur Preferensi Suka Tidak suka Total
Buah n 74 1 75
Sayur % 98,7 1,3 100
n 66 9 75
% 88,0 12,0 100
Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa menyukai buah (98,7%) dan sayur (88%), meskipun tidak sedikit mahasiswa yang tidak menyukai sayur (12%). Hal tersebut amat disayangkan mengingat buah dan sayur merupakan salah satu makanan alami yang rendah lemak dan sumber yang baik dari serat, selain juga merupakan sumber dari beberapa vitamin, mineral, serta fitokimia. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah informasi tentang jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Mengkonsumsi pangan tidak hanya penting untuk kesehatan, tetapi juga untuk kecerdasan, kekuatan, sumber energi dan pendukung pertumbuhan (Hardinsyah et al. 2002). Buah dan Sayur Buah dan sayur merupakan suatu kelompok pangan yang mengandung berbagai zat gizi (vitamin dan mineral), serat, serta senyawa fitokimia yang sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan salah satu sumber serat terbesar dibanding pangan lainnya. Serat sendiri memiliki manfaat yang berpengaruh bagi kesehatan tubuh, seperti mekanismenya dalam penurunan asupan kalori, pengurangan asupan total yang disebabkan lamanya waktu mengunyah dan menelan, serta meningkatkan motilitas, pengosongan lambung dan usus, dan mengurangi absorbsi (Rigaud et al. 1998). Pasman et al. 1997 menambahkan bahwa konsumsi serat mengurangi rasa lapar dan meningkatkan rasa kenyang. Berikut disajikan sebaran mahasiswa berdasarkan frekuensi konsumsi buah dan sayur sehari dalam Tabel 10. Tabel 10 Sebaran mahasiswa menurut frekuensi konsumsi buah dan sayur sehari Kategori Kurang Cukup Lebih Total Rata-rata ± SD
Buah n 52 13 10 75
Sayur % 69,33 17,33 13,33 100
1,7 ± 1,2
n 44 16 15 75
% 58,67 21,33 20,00 100 3,0 ± 2,0
14
Berdasarkan Tabel 10, dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumsi mahasiswa terhadap buah (69,33%) maupun sayur (58,7%) masih kurang dari yang dianjurkan. Hanya sebanyak 13,3% mahasiswa yang cukup mengonsumsi buah dan 20% yang cukup mengonsumsi sayur. Anjuran konsumsi buah dan sayur yang disarankan dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang yaitu 2-3 porsi sehari untuk buah dan 3-5 porsi sehari untuk sayur. Faktor kebiasaan dan ekonomi dapat menjadi alasan rendahnya angka konsumsi buah dan sayur pada mahasiswa. Berdasarkan data SUSENAS (2007), proporsi konsumsi bulanan lebih tinggi pada sayur (6,6%) dibandingkan buah (3%) terhadap total konsumsi makanan. Selain itu, jumlah pembelian sayur juga masih memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan buah. Sumber Karbohidrat Karbohidrat merupakan zat gizi berupa senyawa organik yang terdiri dari atom karbon, hidrogen dan oksigen yang digunakan sebagai pembentuk energi (Sandjaja et al. 2010). Anjuran yang diperoleh dari Pedoman Umum Gizi Seimbang adalah mengonsumsi sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi, yaitu sekitar 3-8 porsi sehari. Bahan pangan sumber karbohidrat antara lain padi-padian dan umbi-umbian. Data ini diperlukan karena penelitian Kuriyan et al. (2012) menunjukkan peningkatan konsumsi roti dan kue, yaitu sebagai salah satu sumber karbohidrat, memiliki hubungan dengan ukuran lingkar pinggang. Pemilihan nasi, kentang, mie dan roti, didasari oleh urutan frekuensi konsumsi sumber karbohidrat terbanyak pada mahasiswa sebagai responden. Berikut disajikan sebaran mahasiswa berdasarkan frekuensi konsumsi beberapa sumber karbohidrat terpilih sehari dalam Tabel 11. Tabel 11 Sebaran mahasiswa menurut frekuensi konsumsi beberapa sumber karbohidrat dalam sehari Frekuensi/hari <1 1-3 >3 Total Rata-rata ± SD
Nasi n % 2 2,67 73 97,33 0 0 75 100 2,5 ± 0,6
Kentang n % 74 98,67 1 1,33 0 0 75 100 0,1 ± 0,2
Mie n % 75 100 0 0 0 0 75 100 0,2 ± 0,2
Roti n % 61 81,33 14 18,67 0 0 75 100 0,4 ± 0,3
Berdasarkan Tabel 11, dapat disimpulkan bahwa pangan sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi mahasiswa dalam sehari adalah nasi, dengan rata-rata 2,5 ± 0,6 kali/hari dan yang paling sedikit dikonsumsi adalah kentang, dengan rata-rata 0,1 ± 0,2 kali/hari. Sebagian besar mahasiswa mengonsumsi nasi 1-3 kali sehari, sedangkan sebagian mahasiswa mengonsumsi kentang, mie dan roti sebanyak kurang dari 1 kali sehari. Pangan Tinggi Lemak Lemak dengan nama ilmiah trigliserida, terdiri dari beberapa jenis yaitu lemak jenuh, tak jenuh dan lemak trans. Lemak itu sendiri merupakan zat gizi berupa senyawa organik yang menyumbangkan energi 9 kkal pada setiap
15
gramnya. Lemak berperan penting dalam tubuh sebagai pembawa vitamin larut lemak, sebagai simpanan energi, bahan pembentuk hormon dan lain sebagainya (Sandjaja et al. 2010). Namun perlu diperhatikan dalam konsumsi makanan tinggi lemak tersebut, karena makanan tinggi kalori, rendah serat dan minim kandungan gizi menjadi salah satu faktor terjadinya kegemukan (Wahyu 2011). Pada penelitian ini, pangan tinggi lemak yang dipilih adalah ayam, gorengan dan susu. Pemilihan ketiga jenis pangan tinggi lemak tersebut berdasarkan urutan bahan pangan yang menyumbang banyak lemak yang paling sering dikonsumsi oleh mahasiswa sebagai responden. Berikut disajikan sebaran mahasiswa berdasarkan frekuensi konsumsi beberapa tinggi lemak terpilih sehari dalam Tabel 12. Tabel 12 Sebaran mahasiswa menurut frekuensi konsumsi beberapa pangan tinggi lemak dalam sehari Frekuensi/hari <1 1-3 >3 Total Rata-rata ± SD
Ayam n % 62 82,67 13 17,33 0 0 75 100 0,3 ± 0,4
Gorengan n % 66 88,00 9 12,00 0 0 75 100 0,6 ± 0,4
Susu n % 50 66,67 25 33,33 0 0 75 100 1,5 ± 0,1
Berdasarkan Tabel 12, dapat disimpulkan bahwa pangan tinggi lemak yang paling banyak dikonsumsi mahasiswa dalam sehari adalah susu, dengan ratarata 1,5 ± 0,1 kali/hari dan yang paling sedikit dikonsumsi adalah ayam, dengan rata-rata 0,3 ± 0,4 kali/hari. Sebagian besar mahasiswa mengonsumsi ketiga jenis pangan tersebut sebanyak kurang dari 1 kali sehari. Aktivitas Fisik Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya, serta memerlukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme basal (Almatsier 2001). Penilaian aktivitas fisik contoh dilakukan dengan menggunakan rumus Physical Activity Level (WHO 2004). Nilai tersebut digunakan untuk menunjukkan keseluruhan aktivitas fisik yang diasumsikan bahwa variasi dalam pengeluaran energi rata-rata per hati tergantung pada ukuran tubuh dan aktivitas fisik (Gibney et al. 2009). Physical Activity Level (PAL) dalam baku WHO diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu ringan (1,40-1,69), sedang (1,70-1,99) dan berat (2,00-2,40). Berikut disajikan sebaran mahasiswa berdasarkan tingkat aktivitas fisik dalam Tabel 13. Tabel 13 Sebaran mahasiswa menurut tingkat aktivitas fisik Kategori aktivitas fisik Sangat ringan Ringan Sedang Berat Total Rata-rata ± SD
n 4 67 4 0 75
Persentase (%) 5,3 89,3 5,3 0,0 100 1,53 ± 0,10
16
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa memiliki aktivitas fisik yang ringan (89,3%), sedangkan sisanya, dengan persentase yang sama yaitu sebanyak 5,3%, mahasiswa memiliki aktivitas fisik yang sangat ringan dan sedang. Rata-rata tingkat aktivitas fisik mahasiswa adalah 1,53 ± 0,10. Hal tersebut dapat terjadi mengingat kegiatan yang dilakukan sebagian mahasiswa menggunakan sekitar 37,5% waktunya dalam sehari untuk duduk dan belajar, dan sekitar 30% untuk tidur, serta jarang sekali berolahraga. Ukuran Lingkar Pinggang Dalam rangka evaluasi distribusi jaringan lemak secara klinis, lingkar pinggang pada individu dievaluasi sebagai pengukuran obesitas abdominal dengan WC>88 cm pada perempuan, yang diperkirakan mengalami risiko tinggi penyakit jantung (NHLBI 1998). Pada usia dewasa, pengukuran lingkar pinggang sudah cukup, karena berbeda dengan pengukuran pada anak-anak, remaja dan lansia, perubahan berat badan pada usia dewasa sebagian besar akan terlihat perubahannya pula pada massa lemak (WHO 1995). Berikut disajikan sebaran mahasiswa berdasarkan ukuran lingkar pinggang dalam Tabel 14. Tabel 14 Sebaran mahasiswa menurut ukuran lingkar pinggang Kategori ukuran lingkar pinggang Normal Obesitas Abdominal Total Rata-rata ± SD
n 65 10 75
Persentase (%) 86,67 13,33 100 78,7 ± 7,91
Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa memiliki ukuran lingkar pinggang normal (86,67%) dan terdapat 13,33% mahasiswa yang mengalami obesitas abdominal. Berdasarkan data yang telah diambil, 3 dari 10 orang yang mengalami obesitas abdominal ini memiliki status gizi normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kategori status gizi yang normal pun dapat saja terjadi obesitas abdominal. Berdasarkan data tersebut, ratarata ukuran lingkar pinggang mahasiswa adalah normal, yaitu 78,7 ± 7,91 cm. Persen Lemak Tubuh Persen lemak tubuh seseorang adalah total massa lemak dibagi dengan total berat badan. Lemak tubuh terdiri atas lemak tubuh esensial dan simpanan lemak tubuh. Persentase lemak tubuh essensial pada perempuan lebih besar dibanding pada laki-laki, untuk kebutuhan dalam melahirkan dan fungsi hormon lain (Fahey et al. 2010). Lemak tubuh pada perempuan normalnya adalah 20-30 persen dari total berat badan (Apovian 2013). Sebagian besar mahasiswa memiliki persen lemak tubuh normal (68%). Masih terdapat sebanyak 26,67% mahasiswa dengan persen lemak tubuh lebih dan 5,33% mahasiswa dengan persen lemak tubuh kurang, namun rata-rata mahasiswa memiliki persen lemak tubuh normal yaitu 26,51 ± 4,98 % (Tabel 15).
17
Tabel 15 Sebaran mahasiswa menurut persen lemak tubuh Kategori persen lemak tubuh Kurang (<20%) Normal (20-30%) Lebih (>30%) Total Rata-rata ± SD
n 4 51 20 75
Persentase (%) 5,33 68,00 26,67 100 26,51 ± 4,98
Nilai rata-rata persen lemak tubuh dalam kategori normal salah satunya berkaitan dengan usia mahasiswa yang masih dalam kategori dewasa muda, dimana dengan bertambahnya usia orang dewasa, aktifitas menurun, lean body mass menurun, sedangkan jaringan lemak bertambah (Soetardjo 2011). Uji Hubungan Antar Variabel Uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel dalam penelitian ini terdiri dari uji korelasi Pearson, Spearman dan Chi square. Terdapat berbagai variabel yang diuji, yaitu hubungan konsumsi buah dan sayur dengan karakteristik individu, status gizi, pengetahuan gizi dan preferensi pangan, hubungan antar aspek pengetahuan gizi (pengetahuan, sikap dan perilaku gizi), serta hubungan ukuran lingkar pinggang dan persen lemak tubuh dengan konsumsi pangan terpilih, tingkat aktivitas dan riwayat sakit. Berikut disajikan hasil uji hubungan antar variabel. Tabel 16 Hasil uji hubungan konsumsi buah dan sayur dengan karakteristik individu, status gizi, pengetahuan gizi dan preferensi pangan Konsumsi pangan Variabel
Buah r
Karakteristik 0,170 Usia 0,309 Uang saku 0,227 Pengeluaran Status gizi 0,212 Pengetahuan gizi 0,063 Preferensi **. Hubungan signifikan pada tingkat 0,01 *. Hubungan signifikan pada tingkat 0,05
Sayur p
r
p
0,145 0,007** 0,050* 0,068 0,592 0,799
0,118 0,029 0,093 -0,037 -0,080 -
0,313 0,806 0,425 0,752 0,493 0,323
Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Usia Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan konsumsi buah (r=0,170, p=0,145) dan sayur (r= 0,118, p=0,313). Hal tersebut terjadi karena mahasiswa berada pada rentang usia yang tidak jauh dan termasuk dalam satu golongan usia yaitu dewasa muda. Kecenderungan yang terjadi adalah positif. Pada usia dewasa, terjadi peningkatan konsumsi buah dan sayur sejalan dengan bertambahnya usia, yang mungkin terjadi karena peningkatan pendapatan, pengetahuan dan lingkungan sosial (Elfhag 2008).
18
Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Uang Saku Terdapat hubungan yang signifikan antara uang saku dengan konsumsi buah (r=0,309, p=0,007), namun tidak terdapat hubungan antara uang saku dengan konsumsi sayur (r=0,029, p=0,806). Kecenderungannya adalah semakin tinggi uang saku mahasiswa, maka semakin tinggi pula konsumsi buah dan sayurnya, atau dapat dikatakan semakin tinggi ekonomi seseorang maka semakin baragam makanan yang mampu disediakannya (Almatsier 2011). Sejalan dengan penelitian Dibsdall et al. (2003) yang mengemukakan bahwa kelompok dengan pendapatan yang lebih rendah mengonsumsi lebih sedikit buah dan sayur dibandingkan kelompok dengan pendapatan lebih tinggi. Hal tersebut berkaitan dengan prioritas pemenuhan konsumsi makanan sumber zat gizi makro. Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Pengeluaran (Pangan dan Non Pangan) Terdapat hubungan yang signifikan antara pengeluaran (pangan dan non pangan) dengan konsumsi buah (r=0,227, p=0,050), namun tidak terdapat hubungan antara pengeluaran dengan konsumsi sayur (r=0,093, p=0,425), dengan kecenderungan yang sama dengan uang saku, yaitu semakin tinggi pengeluaran mahasiswa baik pangan maupun non pangan, maka semakin tinggi pula konsumsi buah dan sayurnya. Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Status Gizi Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan konsumsi buah (r=0,212, p=0,068) dan sayur (r=-0,037, p=0,752). Kecenderungan yang tampak dari hasil uji hubungan tersebut adalah berbanding terbalik meskipun tidak signifikan, dimana semakin tinggi konsumsi sayur, semakin rendah status gizinya. Penilaian status gizi bertujuan untuk identifikasi ketidakseimbangan intek dan kebutuhan dari berbagai zat gizi, sehingga konsumsi buah dan sayur saja belum dapat menggambarkan status gizi seseorang (Khomsan et al. 2003). Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Pengetahuan Gizi Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan konsumsi buah (r=0,063, p=0,592), maupun dengan konsumsi sayur (r=-0,080, p=0,493). Penelitian Husein (2011) juga menunjukkan bahwa pengetahuan gizi saja tidak dapat memprediksi konsumsi buah dan sayur. Faktor psikososial yang paling kuat meramalkan atau menentukan konsumsi buah dan sayur adalah pengetahuan gizi (Shaikh et al. 2008). WHO (2005) menjelaskan bahwa kurangnya kemampuan dalam menyiapkan buah dan sayur untuk dikonsumsi menjadi faktor lain yang menghambat konsumsinya. Hal tersebut membentuk kebiasaan makan seseorang yang sulit untuk diubah meskipun telah dilakukan peningkatan pengetahuan gizi. Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Preferensi Tidak terdapat hubungan antara preferensi dengan konsumsi buah (p=0,799) dan sayur (p=0,241). Tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara konsumsi buah dan sayur dengan preferensi menunjukkan bahwa preferensi hanyalah salah satu faktor yang menentukan perilaku konsumsi seseorang, dan
19
terdapat banyak faktor lain yang menyebabkan seseorang menonsumsi suatu bahan pangan, dalam hal ini buah dan sayur (Hardinsyah & Briawan 1994).
Hubungan Pengetahuan Gizi, Sikap Gizi dan Praktik Gizi Hasil uji hubungan pengetahuan gizi dengan sikap gizi (r=0,158, p=0,117) dan praktik gizi (r=0,195, p=0,093) menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan (p>0,05), namun terdapat hubungan yang signifikan antara sikap gizi dengan praktik (r=0,329, p=0,004), dimana semakin tinggi sikap gizi mahasiswa maka semakin tinggi pula praktik gizinya. Tingginya pengetahuan gizi belum tentu dapat mengindikasikan praktik gizi yang baik, dimana dalam penelitian Banwat et al. (2012) pada masyarakat dewasa kota Nigeria Utara, hampir seluruh responden memiliki pengetahuan gizi yang baik mengenai buah dan sayur, namun persentase responden yang menerapkan kebiasaan konsumsi buah dan sayur yang baik sesuai dengan anjuran masih jauh lebih rendah, yaitu 62,9%. Tabel 17 Hasil uji hubungan ukuran lingkar pinggang dan persen lemak tubuh dengan konsumsi pangan terpilih, tingkat aktivitas dan riwayat sakit Variabel
Ukuran lingkar pinggang r p
Konsumsi pangan 0,293 Buah -0,069 Sayur -0,205 Sumber karbohidrat -0,071 Pangan tinggi lemak Tingkat aktivitas -0,185 Riwayat sakit *. Hubungan signifikan pada tingkat 0,05
0,011* 0,554 0,077 0,544 0,111 0,811
Persen lemak tubuh r p 0,216 0,049 -0,105 -0,018 -0,249 -
0,062 0,676 0,371 0,880 0,031* 0,885
Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan Konsumsi Buah Terdapat hubungan konsumsi buah dengan ukuran lingkar pinggang (r=0,293, p=0,011), namun tidak dengan persen lemak tubuh (r=0,216, p=0,062). Kecenderungan yang positif pada konsumsi buah dengan ukuran lingkar pinggang bisa saja terjadi, karena berdasarkan uji hubungan antara konsumsi buah dengan konsumsi pangan berbahan dasar tepung, seperti bakso, siomay, batagor, kwetiau, pempek dan mie, terjadi hubungan yang signifikan (r=0,283, p=0,014), sehingga seolah-olah semakin tinggi konsumsi buah maka semakin tinggi ukuran lingkar pinggangnya. Park et al. (2008) menunjukkan bahwa selain konsumsi buah dan sayur, terdapat hubungan positif antara konsumsi karbohidrat dengan lingkar pinggang. Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan Konsumsi Sayur Lain halnya dengan konsumsi buah, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi sayur dengan ukuran lingkar pinggang (r=-0,069, p=0,554), maupun dengan persen lemak tubuh (r=0,049, p=0,676). Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Ghalaeh (2012), bahwa tidak terdapat
20
hubungan yang signifikan antara konsumsi sayur dengan ukuran lingkar pinggang. Menurutnya, tidak terdapatnya korelasi tersebut mungkin terjadi karena rendahnya prevalensi responden dengan berat badan lebih dan mayoritas responden memiliki status gizi dan ukuran lingkar pinggang yang normal. Namun demikian, kecenderungan yang ditunjukkan adalah negatif, yang berarti konsumsi semakin tinggi konsumsi sayur maka semakin rendah ukuran lingkar pinggangnya. Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan Konsumsi Sumber Karbohidrat Tidak terdapat hubungan antara konsumsi sumber karbohidrat terpilih (nasi, kentang, mie dan roti) baik dengan ukuran lingkar pinggang (r=-0,205, p=0,077) maupun dengan persen lemak tubuh (r=-0,105, p=0,371). Hal tersebut dapat terjadi karena pada penelitian ini hanya frekuensi konsumsi yang diperhitungkan dan digunakan dalam uji hubungan, sedangkan penelitian Park et al. (2008) yang menunjukkan adanya hubungan positif antara konsumsi karbohidrat dengan lingkar pinggang menggunakan jumlah asupan karbohidrat total yang dikonsumi. Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan Konsumsi Pangan Tinggi lemak Tidak terdapat hubungan antara konsumsi pangan tinggi lemak terpilih (ayam, gorengan dan susu) baik dengan ukuran lingkar pinggang (r=-0,071, p=0,544) maupun dengan persen lemak tubuh (r=-0,018, p=0,880). Menurut Elliot et al. (2011), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ukuran lingkar pinggang dengan persentase asupan zat gizi makro karbohidrat, protein maupun lemak, meskipun pada responden dengan indeks massa tubuh dan lingkar pinggang yang tinggi memiliki kecenderungan konsumsi yang juga lebih tinggi. Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan Aktivitas Fisik Hasil uji hubungan menunjukkan hubungan berbanding terbalik yang signifikan antara tingkat aktivitas dengan persen lemak tubuh (r=-0,249, p=0,031), namun tidak terdapat hubungan antara tingkat aktivitas dengan ukuran lingkar pinggang (r=-0,185, p=0,111). Bar-Or dan Rowland (2004) menyatakan bahwa tingginya kuantitas aktivitas fisik diperlukan untuk mengurangi lemak tubuh, terutama berkaitan dengan pengaturan berat badan. Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan Riwayat Sakit Tidak terdapat hubungan antara riwayat sakit yang dialami responden selama sebulan terakhir dengan ukuran lingkar pinggang (p=0,811) dan persen lemak tubuh (p=0,885). Hal tersebut dapat terjadi karena hanya sekitar 17,33% mahasiswa yang memiliki riwayat sakit tersebut dan tidak terdapat penurunan berat badan yang signifikan yang disebabkan oleh penyakit yang dialaminya.
21
Uji Pengaruh Antar Variabel Uji pengaruh atau regresi menggunakan software SAS 9.1.3 Portable. Model regresi yang digunakan adalah multiplicative regression test dengan alasan model respon belum diketahui dan antar variabel dapat saling berinteraksi dalam memproduksi respon. Berikut merupakan tampilan output uji regresi: Stepwise Selection: Step 1 Variable x18 Entered: R-Square = 0.0366 and C(p) = 0.4050
Source Model Error Corrected Total
Variable Intercept X18
Analysis of Variance Sum of Mean Squares Square 0,02449 0,02449 0,64414 0,00882 0,66862
DF 1 73 74 Parameter Estimate 4,48039 -0,28169
Standard Error 0,07249 0,16910
Type II SS 33,71062 0,02449
F value 2,77
Pr > F 0,1000
F Value 3820,43 2,77
Pr > F <,0001 0,1000
Satu-satunya faktor yang berpengaruh signifikan terhadap ukuran lingkar pinggang (Y) adalah aktivitas fisik (X18). Nilai R-Square mengindikasikan bahwa aktivitas fisik berpengaruh sebesar 3,66% pada ukuran lingkar pinggang, sedangkan selebihnya (96,34%) berkaitan dengan faktor lain. Model persamaan regresi yang diperoleh adalah Y = 4,48039 X18-0,28169 yang berarti peningkatan satu satuan aktivitas fisik menurunkan 1,28 kali ukuran lingkar pinggang. Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap obesitas abdominal yang diukur melalui lingkar pinggang, pada perempuan (Paek & Hong 2006). Penelitian tersebut mengolah data sekunder Korean National Health and Nutrition Examination Survey tahun 2001dengan contoh yang berusia di bawah 20 tahun, dan dari hasil uji regresi dikemukakan bahwa tingkat pendidikan, pendapatan, durasi merokok, dan aktivitas fisik mempengaruhi lingkar pinggang.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Contoh dalam penelitian ini merupakan mahasiswa perempuan yang seluruhnya tergolong dalam usia dewasa muda dengan usia berkisar 18-22 tahun. Lebih dari 90% mahasiswa memiliki jumlah uang saku per bulan di atas kategori miskin menurut WHO, dengan rata-rata pengeluaran pangan lebih besar daripada pengeluaran non pangan. Sebagian besar mahasiswa memiliki pengetahuan dan sikap gizi yang baik, namun pada praktik gizi, sebagian besar hanya mencapai kategori sedang. Mayoritas mahasiswa dalam penelitian ini berada pada kategori status gizi, ukuran lingkar pinggang dan persen lemak tubuh yang normal, dengan aktivitas fisik rata-rata termasuk dalam tingkat aktivitas yang rendah. Hampir
22
seluruh mahasiswa menyukai buah, dan hanya 12% saja mahasiswa yang tidak menyukai sayur, namun pada kenyataannya konsumsi buah dan sayur sebagian besar mahasiswa masih kurang dari yang dianjurkan WHO yaitu 3-5 porsi sehari. Pangan sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi mahasiswa adalah nasi, sedangkan pangan tinggi lemak yang paling banyak dikonsumsi adalah susu. Terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) antara konsumsi buah dengan uang saku dan pengeluaran (pangan dan non pangan), namun tidak terdapat hubungan yang signifikan (p>0,05) antara konsumsi buah dengan usia, status gizi, preferensi, pengetahuan gizi. Selanjutnya, konsumsi sayur tidak memiliki hubungan yang signifikan (p>0,05) dengan seluruh variabel yaitu usia, uang saku, pengeluaran, status gizi, pengetahuan gizi dan preferensi. Konsumsi buah memiliki hubungan signifikan (p<0,05) dengan ukuran lingkar pinggang, sedangkan aktivitas fisik memiliki hubungan signifikan (p<0,05) dengan persen lemak tubuh. Berbagai variabel yang berhubungan dengan ukuran lingkar pinggang, namun hanya satu variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadapnya, yaitu aktivitas fisik. Konsumsi beberapa jenis buah, sayur, sumber karbohidrat dan pangan tinggi lemak terpilih tidak memiliki pengaruh terhadap ukuran lingkar pinggang. Saran Peneliti memahami kekurangan dari penelitian ini, sehingga metode intervensi dirasa adalah metode yang tepat agar pendekatan menuju hasil yang diharapkan menjadi lebih baik. Kemudian, sebaiknya diberikan bimbingan kepada responden dalam mengisi kuesioner, sehingga jawaban yang diberikan tepat dengan yang dibutuhkan oleh peneliti terutama dalam pengisian food frequency quetionaires. Selain itu, sebaiknya usia dari subjek penelitian lebih beragam sehingga dapat diperoleh model regresi dan hasil yang lebih baik. Perlu dilakukan suatu cara, seperti membuat poster atau publikasi mengenai pentingnya konsumsi buah dan sayur bagi kesehatan beserta dampak jika tidak mengonsumsinya, untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur pada mahasiswa, mengingat konsumsinya masih berada di bawah anjuran konsumsi buah dan sayur, yaitu 5-8 porsi sehari meskipun pengetahuan dan sikap gizinya sudah baik.
DAFTAR PUSTAKA Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Almatsier S. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Apovian C. 2013. Di dalam: Anna LK. 2013. Mengukur lemak tubuh. http://health.kompas.com/read/2013/03/18/12014637/Mengukur.Lemak.T ubuh. (9 Mei 2013).
23
Banwat ME, Lar LA, Daboer J, Audu S, Lassa S. 2012. Knowledge and Intake of Fruit and Vegetables Consumption among Adults in an Urban Community in North Central Nigeria. The Nigerian Health Journal 2012; Vol. 12, 1. Bar-Or O, Rowland TW, Thomas W. 2004. Pediatric Exercise Medicine: From Physiologic Principles to Health Care Application. Champaign, IL: Human Kinetics. [BKKBN] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 1998. Gerakan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta: Kantor Menteri Negara Kependudukan. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang Indonesia, tahun 2009, 2002-2012. www.bps.go.id. (27 Mei 2013). Breslow L. 2002. Encyclopedia of Public Health. USA: Macmillan Reference. Cochran WG. 1982. Sampling Technique. New York: John Wiley and Son. Contento I. 2011. Nutrition Education: Linking Research, Theory, and Practice. Ed. 2. London: Jones and Barlett Publisher. Data Statistik Indonesia. 2013. Rata-rata anggota rumah tangga. http://www.datastatistik-indonesia.com/portal. (27 Mei 2013). [DEPKES] Departemen Kesehatan RI. 2011. Laporan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2010. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. [DEPTAN] Departemen Pertanian RI. 2010. Konsumsi buah dan sayur Indonesia. Di dalam: Anonim. 2011. Diet sehat dengan 5 porsi buah dan sayur. http://www.suarapembaruan.com/gayahidup/diet-sehat-dengan-5-porsibuah-dan-sayur/5152. (4 Oktober 2012). Dibsdall LA et al. 2003. Low-income consumers' attitudes and behaviour towards access, availability and motivation to eat fruit and vegetables. Public Health Nutrition 6:159-168. Du H et al. 2010. Dietary fiber and subsequent changes in body weight and waist circumference in European men and women. Am J Clin Nutr 2010; 91:329–36. Elfhag K et al. 2008. Consumption of fruit, vegetables, sweets and soft drinks are associated with psychological dimensions of eating behaviour in parents and their 12-year-old children. Public Health Nutrition 11:914-923. Elizabeth, Sanjur D. 1981. Di dalam: Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan PAU Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Elliot SA. 2011. Associations of body mass index and waist circumference with: energy intake and percentage energy from macronutrients, in a cohort of australian children. Nutrition Journal 2011; 10:58 doi:10.1186/1475-289110-58. Esmaillzadeh A. et al. 2006. Fruit and vegetable intakes, C-reactive protein, and the metabolic syndrome. Am J Clin Nutr 2006; 84:1489-97. Fahey T, Insel P, Roth W. 2010. Body Composition, Fit & Well: Core Concepts and Labs in Physical Fitness and Wellness. New York: McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-352379-8.
24
Ghalaeh RS, Gholi Z, Bank SS, Azadbakht L. 2012. Fruit and vegetable intake, body mass index and waist circumference among young female students in Isfahan. J Educ Health Promot. 2012; 1: 29. Gallagher ML. 2008. The Nutrients and Their Metabolism. Di dalam: Saunders, editor. Krause’s Food and Nutrition Therapy. USA: Elsevier Inc. hlm. 39135. Gibney M et al. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Hartono A. Penerjemah; Widyastuti P, Hardiyanti EA, editor. Jakarta: EGC. Terjemahan dari: Public Health Nutrition. Hardinsyah, Briawan D. 1994. Penilaian dan perencanaan asupan pangan. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. __________________, Retnaningsih, Herawati T, Wijaya R. 2002. Analisis Kebutuhan Konsumsi Pangan. Jakarta: Badan Bimas Ketahanan Pangan, Deptan. Hurst M. 2008. Hurst Reviews Pathophysiology Review. USA: The McGraw-Hill Companies, Inc. Husein RA. 2011. Can knowledge alone predict vegetable and fruit consumption among adolescents? A transtheoretical model perspective. J Egypt Public Health Assoc. 2011;86(5-6):95-103. Hyvönen N, Heino J, Leinonen M. 2013. Computational methods in inverse problems. Twelfth lecture, 22 Februari 2013. Aalto University. Jalal F, Lupito NI, Susanti N, Oenzil F. 2006. Hubungan lingkar pinggang dengan kadar gula darah, trigliserida dan tekanan darah pada etnis Minang di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Padang: Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas. Khomsan A. 2000. Teknik pengukuran pengetahuan gizi. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Kuriyan R et al. 2012. Potential factors related ro waist circumference in urban South Indian children. Indian Perdiatrics. Vol 49:124-128. [NHLBI] National Heart, Lung, Blood Institute. 1998. Clinical guidelines on the identification, evaluation, and treatment of overweight and obesity in adults – The evidence report. Obes Res 1998; 6:51S-209S. Di dalam: IOM. 2003. Weight Management: State of The Science and Opportunities for Military Programs. Washington D.C: The National Academies Press. Paek KW, Hong YM. 2006. Health behavior factors affecting waist circumference as an indicator of abdominal obesity. J Prev Med Public Health. 2006 Jan;39(1):59-66. Park S, Park MS, Ko JA. 2008. The association between carbohydrate intake and waist circumference. Korean J Obes. 2008 Dec;17(4):175-181. Pasman WJ, Saris WH, Wauters MA, Westerterp-Plantenga MS. 1997. Effect of one week of fibre supplementation on hunger and satiety ratings and energy intake. Appetite 1997; 29:77-87. Rigaud D, Paycha F, Meulemans A, Merrouche M, Mignon M. 1998. Effect of psyllium on gastric emptying, hunger feeling and food intake in normal volunteers: a double blind study. Eur J Clin Nutr 1998; 52:239-245. Sandjaja et al. 2010. Kamus Gizi: Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta: Kompas.
25
Shaikh AR, et al. 2008. Psychosocial Predictors of Fruit and Vegetable Consumption in Adults: A Review of the Literature. American Journal of Preventive Medicine 34:535-543.e11 Spark A. 2007. Nutrition in Public Health. New York: CRC Press. Soetardjo. 2011. Gizi usia dewasa. Di dalam: Almatsier S, editor. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama hlm. 349-375. Sukandar D. 2009. Studi sosial ekonomi, aspek pangan, gizi dan sanitasi. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Susilowati. 2008. Pengukuran status gizi dengan antropometri gizi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Ahmad Yani. Wahyu GG. 2011. Obesitas pada Anak. Yogyakarta: B First. WHO Expert Comitee. 1995. Physical Status: The Use and Interpretation of Anthropometry. Switzerland: World Health Organization. FAO/WHO/UNU Expert Consultation. 2004. Human energy requirements: Energy Requirement of Adults. http://www.fao.org/docrep/ 007/y5686e/y5686e07.htm. (19 Juni 2013). [WHO] World Health Organization. 2005. Effectiveness of interventions and programmes promoting fruit and vegetable intake. WHO: Geneva, Switzerland. [WHO] World Health Organization. 2008. Overweight and obesity. http://www.who.org (29 September 2012).
26
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR DENGAN UKURAN LINGKAR PINGGANG PADA PEREMPUAN USIA DEWASA MUDA
“Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi objek penelitian dan bersedia mengisi data berikut dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan dari siapapun.” Tanda tangan
(…………….…) Sheet 1: Cover Nama Lengkap
: G1___________________________________________
NIM
: G2___________________________________________
Tempat Tinggal
: G3___________________________________________
Tanggal Lahir
: G4___________________________________________
No. Telepon/HP
: G5___________________________________________
Berat Badan
: G6_______________________________________kg
Tinggi Badan
: G7_______________________________________cm
Lingkar Pinggang
: G8_______________________________________cm
Golongan Darah
: G9___________________________________________
Tanggal Pengisian
: G10__________________________________________
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
27
Sheet 2: KarIndv A.
Data Karakteristik Individu 1.
Uang saku per bulan: Rp ________________________________/bulan
[A1]
2.
Sumber uang saku/biaya hidup
[A2]
a.
Orang tua, sebesar Rp ______________________________/bulan
[A21]
b.
Beasiswa, sebesar Rp ______________________________/bulan
[A22]
c.
Lainnya, __________(sebutkan) [A231], sejumlah Rp ___________/bulan
[A232]
3.
Alokasi biaya hidup untuk pangan dalam 1 bulan
4.
Alokasi biaya hidup untuk non pangan dalam 1 bulan
5.
Rp ______ [A3] [A4]
a.
Keperluan rumah tangga (listrik, kosan, dll)
Rp _________
[A41]
b.
Keperluan akademik (buku, fotokopi, alat tulis, dll)
Rp _________
[A42]
c.
Keperluan pribadi (perlengkapan mandi, dll)
Rp _________
[A43]
d.
Hiburan
Rp _________
[A44]
e.
Biaya transportasi
Rp _________
[A45]
f.
Biaya pulsa
Rp _________
[A46]
g.
Lainnya ___________(sebutkan) [A461], sebesar Rp ___________/bulan
[A462]
Apakah dalam 1 bulan ini Anda pernah sakit yang menyebabkan penurunan berat badan? (Ya/Tidak) [A5], jika ya sebutkan: a.
……………………………………….. [A51]
b.
……………………………………….. [A52]
6.
Apakah Anda suka memakan buah?
Ya/Tidak
[A6]
7.
Apakah Anda suka memakan sayur?
Ya/Tidak
[A7]
B.
Data Keluarga
B1
B2
No.
Nama
B3 Status dlm keluarga *)
B4 JK (L/P)
B5 Umur
B6 Pendidikan terakhir **)
B7 Pekerjaan ***)
B8 Status gizi (kualitatif)
Keterangan: *)
: (1) Ayah; (2) Ibu; (3) Anak; (4) Lainnya, sebutkan…
**)
: (0) Belum sekolah; (1) Tidak sekolah; (2) SD; (3) SLTP; (4) SLTA; (5) PT
***)
: (0) Tidak bekerja; (1) Petani; (2) Pedagang; (3) PNS/ABRI/Polisi; (4) Karyawan swasta; (5) Wiraswasta; (6) IRT; (7) Buruh; (8) Lainnya______
Sheet 3: PengGiz C. Pengetahuan Gizi Pilihlah jawaban yang Anda anggap benar. [C1]
[C2]
Apakah Anda sebelumnya pernah mendengar dan mengetahui istilah PUGS (Pedoman Umum Gizi seimbang]? 1. Ya 2. Tidak 3. Ragu Makanan yang beragam adalah makanan yang mengandung bahan makanan sumber … 1. Zat tenaga, zat pembangun, dan zat pemelihara
28
[C3] [C4]
[C5]
[C6]
[C7] [C8]
[C9]
[C10]
[C11] [C12]
[C13] [C14] [C15]
2. Zat tenaga, zat pemelihara, dan zat pengatur 3. Zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur Berapa rata-rata kecukupan energi manusia dewasa? 1. 1800 kkal 2. 2000 kkal 3. 2200 kkal Apa akibat kekurangan iodium? 1. Gangguan pencernaan 2. Hipertensi (tekanan darah tinggi) 3. Penyakit Gondok Manakah dari beberapa jenis pangan di bawah ini yang merupakan sumber zat besi? 1. Daging, hati dan bayam 2. Ikan teri, kubis dan wortel 3. Kubis, ayam dan bebek Apakah akibatnya jika tidak sarapan? 1. Kadar gula darah stabil 2. Konsentrasi menurun 3. Mampu menjalankan aktivitas optimal Berapa liter air minum yang dianjurkan un tuk dikonsumsi dalam sehari? 1. 1 liter 2. 2 liter 3. 3 liter Penyakit apa yang umumnya terjadi akibat gangguan pencernaan yang berasal bakteri atau virus yang mengkontaminasi makanan atau air minum? 1. Diare 2. Maag 3. a dan b benar Apa isi keterangan penting dalam label makanan yang dikemas? 1. Jenis makanan, komposisi bahan dan tanggal kadaluarsa 2. Berat kotor, komposisi bahan dan jenis makanan 3. Informasi yang mengecoh konsumen Berapa lama ASI eksklusif yang dianjurkan untuka diberikan kepada bayi? 1. 1-4 bulan 2. 0-6 bulan 3. 0-2 tahun PUFA (Polyunsaturated fattic acid) terutama ditemukan pada ... 1. Minyak sayur 2. Daging 3. Mie kering Bahan makanan mana yang dipercaya dapat mencegah efek pada beberapa macam kanker? 1. Daging 2. Ikan 3. Buah Anjuran untuk mengkonsumsi buah dan sayur ada sebanyak… dalam sehari. 1. 1-3 porsi 2. 3-5 porsi 3. 5-7 porsi Berikut yang bukan merupakan zat antioksidan adalah … 1. Vitamin C 2. Seng 3. Vitamin E Salah satu manfaat yang didapatkan jika mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayur adalah … 1. Dapat mencegah penyakit jantung 2. Dapat mencegah maag 3. Dapat mencegah leukimia
Sheet 4:SikapGz D. Sikap Gizi Beri tanda checklist ( ) pada kolom persetujuan jika Anda setuju dengan pernyataannya. No. 1. 2. 3. 4. 5.
Pernyataan Tidak ada satupun jenis bahan makanan yang lengkap kandungan zat gizinya. Konsumsi makanan pokok setara dengan 3-4 piring sehari untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat. Lemak dan minyak membantuk penyerapan vitamin A, D,E, K, serta menambah lezatnya makanan. Tidak ada hubungan konsumsi iodium dengan kecerdasan. Vitamin, mineral dan serat penting untuk menjaga kesehatan tubuh, serta banyak terkandung dalam buah dan sayur.
Kode D1 D2 D3 D4 D5
Persetujuan
29
D. Sikap Gizi (lanjutan) Beri tanda checklist ( ) pada kolom persetujuan jika Anda setuju dengan pernyataannya. No. 6. 7. 8. 9. 10.
Pernyataan Tingkat penyerapan zat besi yang berasal dari pangan nabati lebih baik dari pangan hewani. Tidak sarapan merupakan salah satu diet untuk menurunkan berat badan. Setiap hari dianjurkan minum air 2 liter (8 gelas) untuk menjaga kesehatan. Orang yang sudah kurus tidak perlu melakukan aktivitas fisik atau olahraga rutin. Label bagi kemasan itu tidak penting, karena makanan dari pabrik sudah terjamin keamanannya.
Kode
Persetujuan
D6 D7 D8 D9 D10
Sheet 4: PrakGz E. Praktik Gizi Lingkari angka di bawah ini sesuai dengan praktik yang Anda lakukan. Kode E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 E10
Tidak KadangSering Selalu pernah kadang
Pernyataan Apakah dalam sehari Anda mengkonsumsi makanan pokok setara dengan 3-4 piring nasi? Apakah dalam sehari Anda mengkonsumsi gula paling banyak 3-4 sendok makan? Apakah setiap hari Anda mengkonsumsi pangan sumber zat besi, seperti lauk hewani dan sayuran hijau? Apakah pada setiap sarapan Anda mengkonsumsi lauk pauk dan sayur atau buah? Apakah setiap hari Anda minum air yang telah dimasak atau air mineral minimal sebanyak 8 gelas? Apakah Anda mengkonsumsi buah setiap hari? Apakah Anda mengkonsumsi sayur setiap sehari? Apakah Anda melakukan olahraga yang teratur? Saat makan, apakah Anda memilih warung makan dengan memperhatikan faktor kebersihan tempat maupun pedagang? Apakah Anda selalu membaca label di setiap kemasan pangan yang Anda beli atau konsumsi?
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
1
2
3
4
1
2
3
4
Sheet 4: FrekPang F. Kuesioner Frekuensi Pangan Isilah pada salah satu kolom saja. F1 No.
F2 Jenis Pangan
1.
Frekuensi pangan … kali per F3 F4 F5 F6 Hari Minggu Bulan Tahun Serealia dan Umbi-umbian
a. b. c. d. e. f.
Nasi Jagung Singkong (goreng/rebus)* Ubi jalar Kentang (goreng/rebus)* ………….
a. b. c. d. e.
Daging ayam Daging sapi Daging kambing Telur ayam Telur bebek
2.
Pangan Hewani
30
F. Kuesioner Frekuensi Pangan (lanjutan) Isilah pada salah satu kolom saja. F1 No.
F2 Jenis Pangan f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q.
Ikan teri Ikan kembung Ikan tongkol Ikan lele Ikan mas Ikan asin Kepiting Cumi Susu Keju Madu …………….
a. b. c. d. e. f.
Tahu Tempe Kacang tanah Kacang hijau Kacang kapri ……………..
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q. r. s. t. u. v. w. x.
Jambu Pepaya Semangka Melon Mangga Nanas Pisang Nangka Rambutan Jeruk Salak Durian Duku Kedondong Alpukat Belimbing Kelapa muda Sirsak Manggis Stroberi Pear Apel Buah naga ……………
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.
Bayam Kangkung Sawi Wortel Kol Daun singkong Daun pepaya Daun melinjo Kacang panjang Buncis Terong
3.
F3 Hari
Frekuensi pangan … kali per F4 F5 F6 Minggu Bulan Tahun
Kacang-kacangan dan Polong-polongan
4.
Buah-buahan
5.
Sayuran
31
F. Kuesioner Frekuensi Pangan (lanjutan) Isilah pada salah satu kolom saja. F1 No.
F2 Jenis Pangan l. m. n. o. p. q. r.
Baby corn Selada Labu siam Tomat Timun Pare …………….
a. b. c. d. e. f. g.
Bakso Siomay Batagor Kwetiau Pempek Mie ………….
6.
7.
F3 Hari
Frekuensi pangan … kali per F4 F5 F6 Minggu Bulan Tahun
Pangan berbahan dasar tepung (makan besar)
Pangan berbahan dasar tepung (snack) Roti/kue (………………………) Biskuit Bakwan Cakue Gorengan (………………………) …………. Pangan lain a. Gula b. Teh c. Kopi d. Saus e. Kerupuk f. Kecap g. Es krim h. Yoghurt i. Agar-agar j. ………….. k. ………….. l. ………….. m. ………….. n. ………….. a. b. c. d. e. f.
8.
Sheet 5: Recall Aktivitas Isilah sesuai yang dikerjakan umumnya sehari-hari. Waktu Pagi (Bangun tidur - 12.00)
Aktivitas
Durasi (jam)
Siang (12.00 – 16.00) Sore (16.00 – 19.00) Malam (19.00 – tidur) Mohon diisi dengan durasi Anda tidur malam Jumlah durasi selama 1 hari
…. 24
32
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 24 Oktober 1991 di Bekasi, anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Bapak Djoko Wibowo Sunindyo dan Ibu RR. Yustiardhani. Tahun 2003 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDI Darussalam Bekasi dan menyelesaikan sekolah menengah pertama di SLTPI Darussalam Bekasi pada tahun 2006. Tahun 2009, penulis menyelesaikan sekolah menengah atasnya di SMA Negeri 4 Magelang. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Angkatan 2009 (46) melalui jalur Seleksi Nasional Menuju Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2009. Selama masa kuliah penulis aktif di organisasi kemahasiswaan HIMAGIZI (Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi) sebagai staff divisi Informasi dan Komunikasi. Penulis juga ikut aktif dalam berbagai kepanitiaan seperti staff divisi Humas INVESTMENT (Investation for Environment) 2010, staff divisi Desain, Dekorasi dan Dokumentasi Nutrition Fair 2010, staff divisi PDD Masa Perkenalan Fakultas Ekologi Manusia dan Masa Perkenalan Departemen Gizi Masyarakat 2011, staff divisi PDD Kampanye Sarapan Sehat 2012, serta staff IT Seminar Nasional Pangan dan Gizi (SEMNAS PAGI) 2013. Penulis memiliki pengalaman kerja di bidang broadcasting pada tahun 2006, serta menjadi Nutritionist pada Pekan Sarapan Nasional oleh Koko Crunch Nestle tahun 2013. Pada bulan Juli-Agustus 2013 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi di Desa Margaayu, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal dan Maret 2013 penulis mengikuti Internship Dietetik (ID) di Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi. Penulis juga pernah menjadi Asisten Praktikum Mata Kuliah Analisis Data Pangan dan Gizi, serta Mata Kuliah Ekologi Pangan dan Gizi tahun 2013.