KEBIASAAN MAKAN SAYUR DAN BUAH IBU SAAT KEHAMILAN KAITANNYA DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH ANAK USIA PRA SEKOLAH
RIZKA FEBRIANA
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kebiasaan Makan Sayur dan Buah Ibu Saat Kehamilan Kaitannya dengan Konsumsi Sayur dan Buah Anak Usia Pra Sekolah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, September 2014
Rizka Febriana NIM I14100133
ABSTRAK RIZKA FEBRIANA. Kebiasaan Makan Sayur dan Buah Ibu Saat Kehamilan Kaitannya dengan Konsumsi Sayur dan Buah Anak Usia Pra Sekolah. Dibimbing oleh AHMAD SULAEMAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalis tingkat konsumsi dan kesukaan sayur dan buah anak usia pra sekolah dan hubungannya dengan kebiasaan makan sayur dan buah ibu saat kehamilan. Desain cross sectional dengan purposive sampling 102 orang siswa PAUD yang tersebar di Kelurahan Tanah Baru, Beji, Depok digunakan pada studi ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 99.0% anak kurang mengonsumsi sayur (<150 g/hari) dan 74.5% anak kurang mengonsumsi buah (<100 g/hari). Sebanyak 57.7% contoh suka sayur dan 77.5% suka buah. Variabel yang berhubungan dengan konsumsi sayur dan buah anak adalah dukungan ibu (p<0.05), pendapatan per kapita (p<0.05), kesukaan anak (p<0.05), dan skor morbiditas pada konsumsi sayur (p<0.05), sedangkan variabel yang berhubungan dengan kesukaan anak terhadap sayur dan buah adalah kesukaan ibu sewaktu hamil (p<0.05), frekuensi konsumsi sayur dan buah ibu sewaktu hamil (p<0.05), dan usia pengenalan awal pada buah (p<0.05). Faktor-faktor yang mempengaruhi kesukaan sayur dan buah pada anak adalah kesukaan ibu sewaktu hamil, selain itu dukungan ibu juga mempengaruhi kesukaan anak terhadap sayur. Kata kunci: anak pra sekolah, buah, kesukaan, konsumsi, sayur
ABSTRACT RIZKA FEBRIANA. Vegetable and fruit eating habits of mothers during pregnancy related to consumption of vegetable and fruit pre school-aged children. Supervised by AHMAD SULAEMAN. The aim of this study was to analyze the preferences and consumption levels on vegetables and fruits among preshool-aged children and its relation with the habit of their mother in consuming vegetable and fruit during pregnancy. Cross sectional design with purposive sampling on 102 early childhood school students in village Tanah Baru, Beji, Depok was applied in this study. Almost all children (99.0%) consuming less vegetable (<150 g/day) and 74.5% children consuming less fruit (<100 g/day). About 57.7% children liked vegetable and 77.5% liked fruit. Variables related to children’s vegetable and fruit consumption were mother’s support (p<0.05), per capita income (p<0.05), child’s preference (p<0.05), and morbidity score on vegetable (p<0.05), meanwhile variables related to child’s preference on vegetable and fruit were mother’s preference during pregnancy (p<0.05), vegetable and fruit consumption frequency of mother during pregnancy (p<0.05), and the age of initial introduction on fruit (p<0.05). Factors affected child’s preference on vegetable and fruit was mother’s preference during pregnancy, moreover mother’s support also affected child’s preference towards vegetable. Keywords: consumption fruit, preference, pre school-aged children, vegetable.
KEBIASAAN MAKAN SAYUR DAN BUAH IBU SAAT KEHAMILAN KAITANNYA DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH ANAK USIA PRA SEKOLAH
RIZKA FEBRIANA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi: Kebiasaan Makan Sayur dan Buah Ibu Saat Kehamilan Kaitannya dengan Konsumsi Sayur dan Buah Anak Usia Pra Sekolah Nama
: Rizka Febriana
NIM
: 114100133
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Ahmad Sulaeman, MS Pembimbing
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
·1 1 SEP 2014
PRAKATA Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah Kebiasaan Makan Sayur dan Buah Ibu Saat Kehamilan Kaitannya dengan Konsumsi Sayur dan Buah Anak Usia Pra Sekolah. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof Dr Ir Ahmad Sulaeman, MS sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan dalam pelaksanaan penelitian hingga penyelesaian skripsi ini. 2. Ibu Dr Ir Lilik Kustiyah, MS sebagai dosen pembibing akademik atas bimbingannya dalam pelaksanaan kuliah selama di departemen gizi masyarakat. 3. Ibu Prof Dr Ir Siti Madanijah sebagai dosen pemandu seminar dan penguji yang telah banyak membantu dan memberikan saran dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Orang tua (Kosasih dan Ii Heriani), Demissa Erviana dan Akmal Willyandra (Kakak), Muhammad Zikry (Adik), dan seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya selama ini. 5. Keluarga Gizi Masyarakat 47 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan. 6. Annizaf yang telah memberikan semangat, bantuan, dukungan, kritik, dan saran kepada penulis. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak memberikan bantuan hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Demikian yang bisa penulis sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf.
Bogor, September 2014
Rizka Febriana
DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan
3
Manfaat Penelitian
3
KERANGKA PEMIKIRAN
3
METODE
6
Desain, Tempat, dan Waktu
6
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh
6
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
7
Pengolahan dan Analisis Data
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
Gambaran Umum PAUD
10
Karakteristik Orangtua
11
Usia Orangtua
11
Pendidikan Orangtua
11
Pekerjaan Orangtua
12
Besar Keluarga
12
Pendapatan Per Kapita
13
Pengetahuan Gizi dan Dukungan Ibu
13
Perilaku, Kesukaan, dan Konsumsi Sayur dan Buah Ibu Selama Kehamilan
14
Karakteristik Contoh
16
Usia Pengenalan, Kesukaan, Frekunsi, dan Konsumsi Sayur dan Buah Anak 17 Status Kesehatan
19
Konsumsi Suplemen
21
Hubungan Antar Variabel
22
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesukaan Sayur dan Buah Anak
25
SIMPULAN DAN SARAN
26
Simpulan
26
Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
32
RIWAYAT HIDUP
39
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Distribusi alokasi proporsi responden Pengkategorian variabel penelitian Sebaran orangtua berdasarkan usia, pendidikan, dan pekerjaan Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga Sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori kemiskinan Sebaran ibu berdasarkan tingkat pengetahuan gizi Sebaran ibu berdasarkan dukungan ibu terhadap konsumsi sayur dan buah Sebaran ibu berdasarkan kesukaan selama kehamilan terhadap sayur dan buah Sebaran ibu berdasarkan frekuensi konsumsi sayur dan buah saat hamil Sebaran contoh berdasarkan usia Sebaran contoh berdasarkan usia pengenalan sayur dan buah Sebaran contoh berdasarkan kesukaan terhadap sayur dan buah Sebaran contoh berdasarkan tingkat konsumsi sayur dan buah Rata-rata frekuensi konsumsi (kali/bulan) dan jumlah konsumsi (g/hari) berdasarkan jenis sayur dan buah Sebaran contoh berdasarkan status sakit dan jenis penyakit dalam tiga bulan terakhir Sebaran contoh berdasarkan frekuensi sakit dan lama sakit dalam tiga bulan terakhir Sebaran contoh berdasarkan skor morbiditas Sebaran contoh berdasarkan konsumsi suplemen Sebaran variabel yang berhubungan dengan jumlah konsumsi sayur dan buah anak Hubungan antara kesukaan ibu terhadap sayur dan buah sewaktu hamil dengan kesukaan anak usia pra sekolah
7 8 11 12 13 14 14 15 16 17 17 18 18 19 20 21 21 22 24 25
DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran konsumsi sayur dan buah anak kaitannya dengan kebiasaan makan sayur dan buah ibu saat kehmilan
5
DAFTAR LAMPIRAN 1 Sebaran jawaban pertanyaan pengetahuan gizi ibu berdasarkan jenis pertanyaan 2 Sebaran jawaban pertanyaan dukungan ibu berdasarkan jenis pertanyaan 3 Sebaran jenis sayur dan buah yang tidak disukai ibu 4 Sebaran jenis sayur yang dikonsumsi ibu berdasarkan trimester kehamilan 5 Sebaran jenis buah yang dikonsumsi berdasarkan trimester kehamilan 6 Kuisioner
32 32 32 33 33 31
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Sayur dan buah memiliki banyak manfaat kesehatan. Umumnya, sayur dan buah memiliki kalori yang rendah dan merupakan sumber serat dan mikronutrien seperti vitamin dan mineral. Beberapa sayur dan buah juga mengandung senyawa flavonoid yang dapat membantu mencegah kenaikan berat badan serta mengurangi resiko obesitas (Buijsse et al. 2009). Anjuran untuk mengonsumsi sayur dan/ atau buah adalah minimal 5 porsi per hari selama tujuh hari dalam seminggu, namun proporsi kurang makan sayur dan buah di Indonesia sangat tinggi, yakni 93.6% (Riskesdas 2013). Almatsier (2009) menyebutkan porsi buah yang dianjurkan sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 200-300 gram (2-3 potong per hari) dan porsi sayuran dalam bentuk tercampur yang dianjurkan sehari adalah 150-200 gram (11/2-2 mangkok per hari). Sepuluh pesan pedoman gizi seimbang di Indonesia juga menganjurkan untuk banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan. Hal ini disebabkan karena dengan melakukan diet yang tinggi dengan sayur dan buah maka dapat mengurangi resiko penyakit kronis seperti penyakit jantung koroner, beberapa jenis kanker (Hung et al. 2004), diabetes (Liu et al. 2004), dan struk (Johnsen 2003). Guillain et al. (2013) menyebutkan beberapa survei yang dilakukan melaporkan konsumsi sayur dan buah pada remaja dan anak-anak kurang dari rekomendasi yang dianjurkan terutama pada sayur. Kebiasaan makan yang salah pada masa anak-anak dapat berlanjut dan menjadi bibit masalah kesehatan yang serius di usia dewasa. Konsumsi makanan yang kurang sehat, tinggi kalori, tanpa disertai dengan makan sayur dan buah yang cukup sebagai sumber serat dan mineral dapat mengakibatkan kelebihan berat badan atau obesitas pada anak-anak (Ratu 2011). Tidak sarapan pagi, jajan yang tidak sehat disekolah, kurangnya konsumsi sayur dan buah, terlalu banyak mengonsumsi fast food dan junk food, makan makanan yang mengandung pengawet, pewarna, dan penambah cita rasa merupakan perilaku gizi yang salah pada anak (Nirmala 2012). Beberapa penelitian menyebutkan anak yang makan lebih banyak sayur dan buah memiliki resiko rendah terkena penyakit struk (Ness et al. 2005) dan hipertensi (Moore et al. 2005) di usia dewasa. Sangat penting untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kebiasaan konsumsi sayur dan buah pada anak-anak. Menurut Krolner et al. (2011), faktor yang mempengaruhi konsumsi sayur dan buah diantaranya yaitu sosial dan demografi (gender, usia, budaya), ketersediaan/ akses di rumah, pengaruh orang tua dan preferensi anak. Keluarga terutama orangtua sebagai lingkungan terdekat anak sebaiknya membangun kebiasaan makan sayur dan buah anak sejak dini. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak terbiasa menjalani diet yang sehat sepanjang hidup mereka. Selain itu, pengetahuan mengenai sayur dan buah penting untuk diketahui. Sunaryo (2004) mengatakan bahwa dari sebuah pengetahuan, seseorang akan merasa sadar, tertarik, lalu menimbang-nimbang tentang baik atau tidaknya sesuatu, kemudian ia akan mencoba dan akhirnya mengadopsi perilaku tersebut, sedangkan Notoatmodjo (2007) menyebutkan pengaruh pengetahuan terhadap perilaku dapat bersifat langsung maupun melalui
2
perantara sikap. Namun, suatu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk praktik. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan yang nyata (praktik) diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan. Kesamaan konsumsi sayur dan buah pada orang tua dan anak telah ditemukan di beberapa studi. Pengaruh kebiasaan konsumsi sayur dan buah bahkan dapat dimulai pada masa kehamilan. Mennella et al. (2001) menjelaskan bahwa flavors (rasa) pada diet ibu saat masa kehamilan dapat diteruskan kepada janin melalui cairan amniotik dan selanjutnya diteruskan kembali setelah bayi lahir yang mulai mengonsumsi Air Susu Ibu (ASI). Beberapa studi juga menyebutkan bayi yang minum ASI dapat menerima beragam makanan pada saat masa penyapihan dibandingkan dengan bayi yang minum susu formula. Studi eksperimental yang dilakukan oleh Mennella et al. (2001) menunjukkan bahwa kelompok ibu yang rutin diberikan jus wortel pada trimester ketiga, bayinya dapat menerima sereal dengan rasa wortel lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol pada saat mulai diberikan MP ASI. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti kesukaan dan preferensi sayur dan buah ibu pada saat hamil yang dikaitkan dengan kesukaan anak terhadap sayur dan buah di usia prasekolah. Menurut Widyawati (2009) semakin tinggi tingkat kesukaan dan preferensi anak terhadap sayur dan buah maka akan semakin tinggi pula tingkat konsumsinya.
Perumusan Masalah Konsumsi sayur dan buah pada masyarakat Indonesia masih kurang dari rekomendasi yang dianjurkan yaitu penduduk dikategorikan ‘cukup’ mengonsumsi sayur dan buah apabila makan sayur dan/atau buah minimal 5 porsi per hari selama 7 hari dalam seminggu, namun proporsi kurang makan sayur dan buah pada penduduk Indonesia juga sangat tinggi yakni 93.6% (Riskesdas 2013) tidak berubah dari Riskesdas 2007. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan konsumsi sayur dan buah pada penduduk Indonesia dalam kurun waktu 6 tahun. Sayur dan buah mengandung banyak vitamin serta mineral yang merupakan komponen gizi penting bagi tubuh. Selain itu, sayur dan buah juga merupakan sumber serat yang sangat berguna bagi pencernaan makanan dalam tubuh. Anak-anak adalah masa dimana kebutuhan gizinya harus terpenuhi agar dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Mereka sebaiknya mulai dibiasakan makan sayur dan buah sejak dini. Namun, kebanyakan anak-anak tidak menyukai rasa dari sayur dan buah terutama pada sayur yang umumnya memiliki rasa pahit. Anak-anak lebih menyukai makanan yang gurih dan manis yang banyak mengandung gula dan lemak serta mengandung pengawet, pewarna, dan penambah cita rasa. Jika anak dapat diperkenalkan dan dibiasakan dengan mengonsumsi sayur dan buah sejak dini, maka diharapkan kebiasaan tersebut dapat berlanjut hingga dewasa serta memiliki efek kesehatan jangka panjang. Preferensi konsumsi sayur dan buah ibu semasa hamil kemungkinan dapat berpengaruh terhadap kesukaan anak terhadap sayur dan buah. Oleh karena itu, perlu diperhatikan faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kebiasaan konsumsi sayur dan buah pada anak.
3
Tujuan Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat konsumsi dan kesukaan sayur dan buah anak usia pra sekolah dan hubungannya dengan kebiasaan makan sayur dan buah ibu saat kehamilan. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini antara lain: 1. Mengidentifikasi karakteristik contoh, karakteristik keluarga, dan karakteristik ibu. 2. Mengidentifikasi kebiasaan dan perilaku makan sayur dan buah ibu saat kehamilan, pengetahuan gizi ibu, dukungan ibu, kesukaan dan kebiasaan makan sayur dan buah anak, serta status kesehatan anak. 3. Menganalisis hubungan antara karakteristik ibu, dukungan ibu dengan pengetahuan gizi ibu. 4. Menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga, kesukaan anak, skor morbiditas, dukungan ibu dengan jumlah konsumsi sayur dan buah anak. 5. Menganalisis hubungan antara kebiasaan dan kesukaan makan sayur dan buah ibu saat hamil, usia pengenalan awal sayur dan buah anak dengan kesukaan makan sayur dan buah anak. 6. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang berpengaruh pada kesukaan anak terhadap sayur dan buah.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa informasi yaitu pendidikan gizi sebelum kehamilan sebagai faktor yang berperan penting dalam pembentukan kebiasaan makan sayur dan buah anak yang dimulai sejak dini. Dengan demikian, pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil langkah atau kebijakan yang tepat dan efektif dalam upaya meningkatkan konsumsi sayur dan buah di Indonesia.
KERANGKA PEMIKIRAN Usia anak pra sekolah merupakan usia ketika mulai mengalami fase sulit makan. Pada usia ini anak-anak sudah mulai picky terhadap makanan. Umumnya mereka menyukai makanan yang manis-manis dan gurih. Makanan yang manis dan gurih mengandung banyak gula dan lemak, pewarna, serta pengawet makanan. Oleh karena itu banyak anak-anak yang ketika berusia sekolah sudah ada yang mulai mengalami obesitas. Konsumsi pangan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya oleh kemampuan ekonomi, ketersediaan, serta pengetahuan seseorang (Riskesdas 2007). Kebiasaan makan dapat mulai terbentuk dari lingkungan yang terkecil yaitu keluarga. Keluarga, terutama orangtua sangat berperan dalam hal penyediaan makanan bagi anaknya. Besar keluarga dan
4
pendapatan keluarga merupakan salah satu faktor yang berperan dalam hal penyediaan pangan bagi keluarga. Jika pendapatan seseorang semakin tinggi, maka semakin besar daya beli dan semakin banyak dan beragam jumlah pangan yang dikonsumsi. Semakin besar keluarga juga mempengaruhi pembagian makanan yang ada dalam keluarga. Konsumsi sayur dan buah memiliki banyak manfaat kesehatan. Buah dan sayur memiliki kalori yang rendah namun menjadi sumber serat dan mikronutrien seperti vitamin dan mineral. Beberapa sayur dan buah juga mengandung senyawa flavonoid yang dapat membantu mencegah kenaikan berat badan serta mengurangi resiko obesitas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2008) menunjukkan bahwa semakin sering frekuensi konsumi sayur dan buah maka semakin singkat lama sakit flu dan diare yang diderita sampel. Zakaria et al. (2000) menyebutkan intervensi sayur dan buah yang mengandung vitamin E dan C yang tinggi dapat menanggulangi radikal bebas dan kerusakan sistem imun. Sayur dan buah merupakan pangan yang kaya akan sumber zat gizi, termasuk senyawa fitokimia. Fitokimia ini mempunyai mekanisme aksi saling melengkapi atau tumpang tindih dengan zat gizi lain, termasuk didalamnya untuk menstimulasi sistem kekebalan tubuh (Lampe 1999). Guillain et al. (2013) menyebutkan beberapa survey melaporkan konsumsi sayur dan buah kurang dari rekomendasi yang dianjurkan terutama pada remaja dan anak-anak. Banyak dijumpai anak prasekolah tidak suka mengonsumsi sayur dan buah yang terasa asing baginya. Hal ini bisa disebabkan karena mereka tidak pernah dikenalkan secara dini terhadap sayur dan buah tersebut. Kebiasaan keluarga mempengaruhi reaksi serta kebiasaan anak terhadap makanan. Makanan dapat disukai atau dihindari oleh anak jika orangtuanya tidak pernah memakan makanan tersebut. Sangatlah penting untuk memperkenalkan sayur dan buah sejak dini kepada anak. Pengenalan sayur dan buah terhadap anak dapat dilakukan sejak ibu dalam masa kehamilan. Menurut penelitian eksperimental yang dilakukan oleh Mennella et al. (2001), rasa wortel yang diberikan kepada ibu saat trimester ketiga masa kehamilan dapat dikenal dengan baik oleh bayinya saat mulai diberikan makanan tambahan dengan rasa wortel dibandingkan dengan bayi yang ibunya tidak mengonsumsi wortel. Jika kebiasaan makan sayur dan buah yang baik pada ibu saat masa kehamilan dapat dikembangkan, maka kebiasaan tersebut dapat diajarkan kepada anaknya selama hidup (Arisman 2010). Jika anak menyukai sayur dan buah, maka diharapkan jumlah konsumsi sayur dan buah anak semakin meningkat dan memiliki efek kesehatan jangka panjang. Bagan kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 1
5
Karakteristik Orangtua Usia Pendidikan Pekerjaan
Pengetahuan Gizi Ibu
Dukungan Ibu Ketersediaan sayur dan buah Ajakan memakan sayur dan buah
Karakteristik Keluarga Pendapatan Keluarga Besar Keluarga
Konsumsi Suplemen
Riwayat kebiasaan makan sayur dan buah Ibu saat hamil Kesukaan Jenis Frekuensi
Kebiasaan Makan Sayur dan Buah Anak Frekuensi Jenis Jumlah
Status Kesehatan Anak Status sakit Jenis penyakit Frekuensi sakit Lama sakit Skor morbiditas
Kesukaan Anak
Usia pengenalan sayur dan buah
Karakteristik Anak Jenis kelamin Usia
Keterangan :
: variabel yang diteliti : variabel yang tidak diteliti : hubungan yang diteliti : hubungan yang tidak diteliti Gambar 1 Kerangka pemikiran konsumsi sayur dan buah anak kaitannya dengan kebiasaan makan sayur dan buah ibu saat kehamilan
6
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive yaitu di Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Kota Depok yang dapat mewakili daerah Kota Depok. Terdapat enam tempat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dijadikan sasaran penelitian, yaitu PAUD Al-Muqorrobin, PAUD Rumah Iqra, PAUD Nurul Anwar, PAUD AlFattah, PAUD Madani, dan PAUD Asy-Syifa. Pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan April hingga Mei 2014, sedangkan pengolahan, analisis, dan interpretasi data dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2014.
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Penarikan contoh menggunakan metode purposive sampling. Penentuan jumlah anak minimal didasarkan pada rumus perhitungan Lemeshow et al. (1991). n ≥ (Z1-α)2 (p) (1-p) d2 Keterangan n : Jumlah contoh minimum Z1-α : Tingkat kepercayaan 95% p : Proporsi responden dengan dukungan orangtua positif terhadap konsumsi sayur dan buah 32.3% atau 0.323 (Fibrihirzani 2012) d : Ketetapan penelitian = 0.1 Berdasarkan rumus di atas, maka besaran sampel minimal yang menjadi sasaran penelitian ini adalah 84 orang. Untuk mengantisipasi adanya responden yang drop-out maka jumlah responden tersebut ditambah menjadi 100 orang. Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi: 1) Sampel berusia 3-6 tahun. 2) Sampel tinggal bersama kedua orangtuanya (ibu kandung). 3) Ibu dari sampel bersedia untuk diwawancara dengan memberikan jawaban dan keterangan yang jelas. Karena pengambilan data diambil pada enam tempat PAUD yang tersebar di Kelurahan Tanah Baru, maka pengambilan sampel dilakukan dengan cara proportional random sampling dengan menggunakan rumus: n = × N min Keterangan: n : jumlah contoh PAUD b : jumlah anak di PAUD p : populasi anak diseluruh PAUD N min : jumlah contoh minimal Maka diperoleh distribusi alokasi proporsi responden adalah sebagai berikut:
7
No 1 2 3 4 5 6
Tabel 1 Distribusi alokasi proporsi responden Nama PAUD Jumlah sampel Rumah Iqra =31/286×100 =11 Al-Muqorrobin =48/286×100 =17 Nurul Anwar =43/305×100 =15 Al-Fattah =65/305×100 =23 Madani =41/305×100 =15 Asy-Syifa =58/305×100 =21 Total 102
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik keluarga (besar keluarga dan pendapatan orangtua), karakteristik contoh (jenis kelamin dan usia), karakteristik orangtua (usia, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan gizi ibu, dukungan ibu), status kesehatan anak (status sakit, jenis penyakit, frekuensi penyakit, lama sakit, dan skor morbiditas), kebiasaan makan sayur dan buah ibu saat hamil (jenis, frekuensi, dan kesukaan), dan konsumsi sayur dan buah anak (frekuensi, jenis, jumlah, kesukaan, usia pengenalan) diperoleh melalui wawancara terstruktur dengan kuisioner yang dilakukan terhadap ibu. Data kesukaan dan preferensi anak diperoleh menurut pandangan ibu. Konsumsi pangan dilakukan secara kuantitatif yaitu dengan menggunakan kuisioner food frequency semi quantitative untuk mengetahui frekuensi makan, jenis pangan, dan jumlah sayur dan buah yang dikonsumsi anak. Data sekunder meliputi kondisi umum dan jumlah siswa di sekolah PAUD yang diperoleh melalui wawancara pengelola sekolah dan arsip sekolah.
Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data Data yang diperoleh berupa data nominal, ordinal, dan skala. Pengolahan data diawali dengan pemeriksaan kelengkapan data kemudian mengolah dan menganalisis data berdasarkan kategori pengukuran masing-masing dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excel 2010. Karakteristik contoh yaitu jenis kelamin dan usia contoh. Usia dikategorikan menjadi 3-4 tahun, 4-5 tahun, dan 5-6 tahun. Pendidikan orangtua dikategorikan menjadi tamat SD/sederajat, tamat SMP/sederajat, tamat SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi/ Akademi. Pekerjaan orangtua dikategorikan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan swasta, wiraswasta, ibu rumah tangga (IRT), buruh, dan lainnya. Status kesehatan anak meliputi frekuensi sakit (satu kali, dua kali, tiga kali, dan empat kali) dan lama sakit (1-4 hari, 5-8 hari, dan >8 hari). Usia pengenalan sayur dan buah dikategorikan menjadi <6 bulan, 6-7 bulan, 8-9 bulan, 10-11 bulan, dan ≥12
8
bulan. Berikut merupakan pengkategorian dan analisis variabel penelitian yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Pengkategorian variabel penelitian Variabel Karakteristik keluarga Besar keluarga
Kategori pengukuran
1. 2. 3. Pendapatan 1. perkapita 2. Karakteristik orangtua 1. Usia 2. 3. 4. Pengetahuan gizi ibu 1. 2. 3. Skor morbiditas 1. 2. 3. Frekuensi makan sayur 1. dan buah ibu saat hamil 2. 3. Konsumsi sayur dan buah anak Sayur 1. 2. Buah 1. 2. Kesukaan ibu, anak, dan 1. dukungan ibu 2.
Sumber
Kecil (≤4 orang) Sedang (5-6 orang) Besar (≥7 orang) Miskin (
80%) Rendah (0-19) Sedang (20-39) Tinggi (40-58) Jarang (≤1 kali/hari) Kadang-kadang (1˂x˂2 kali/hari) Sering (≥2 kali/hari)
BKKBN 1998
Kurang (˂150 g/hari/ <1,5 porsi/hari) Cukup (≥150 g/hari/ ≥1,5 porsi/hari) Kurang (<100 g/hari/ <1 ptg/hari) Cukup (≥100 g/hari/ ≥1 ptg/hari) Positif ≥0.5 Negatif <0.5
Serrano & Powell 2013
World Bank $2/hr Turner & Helms 1991
Khomsan 2000
Dijaissyah 2011
Almatsier 2009
Sandvik 2005
et
al.
Analisis Data Analisis data menggunakan program komputer Microsoft Excel 2010 dan SPSS 16.0 for Windows, dengan analisis sebagai berikut: 1. Analisis deskriptif meliputi: a. Karakteristik contoh meliputi usia dan jenis kelamin. b. Karakteristik keluarga meliputi besar keluarga dan pendapatan perkapita. c. Karakteristik ibu meliputi usia, pendidikan, dan pekerjaan. d. Pengetahuan gizi ibu, dukungan ibu, dan kesukaan, perilaku, dan konsumsi sayur dan buah ibu selama kehamilan. e. Kebiasaan makan sayur dan buah anak meliputi: Frekuensi, jenis, jumlah, dan kesukaan serta usia pengenalan anak terhadap sayur dan buah. f. Status kesehatan anak meliputi status sehat, jenis penyakit, frekuensi sakit, lama sakit, dan skor morbiditas. 2. Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan variabel antara: a. Lama pendidikan dan usia ibu dengan pengetahuan gizi. b. Pengetahuan gizi dengan dukungan ibu.
9
c. Pendapatan per kapita dan besar keluarga dengan jumlah konsumsi sayur dan buah anak. d. Dukungan ibu dengan jumlah konsumsi sayur dan buah anak. e. Jumlah konsumsi dengan skor morbiditas. f. Kesukaan anak dengan jumlah konsumsi sayur dan buah. g. Usia pengenalan sayur dan buah dengan kesukaan anak. 3. Uji korelasi Chi Square digunakan untuk melihat hubungan variabel antara: a. Kesukaan ibu sewaktu hamil dengan kesukaan anak saat ini. b. Frekuensi konsumsi sayur dan buah ibu saat hamil dengan kesukaan anak saat ini. 4. Uji beda Independent Sample t-test digunakan untuk melihat perbedaan konsumsi suplemen dengan frekuensi sakit, lama sakit, dan skor morbiditas, serta untuk melihat perbedaan pekerjaan ibu dengan pengetahuan gizi ibu. 5. Uji regresi logistic digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesukaan anak terhadap sayur dan buah.
Definisi Operasional Sayur dan Buah semua tumbuhan pangan yang dapat dimakan kecuali butir gandum, kacang-kacangan, benih, daun teh, biji kopi, coklat, rempahrempah, dan bumbu. Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah dan satu dapur serta bergantung pada sumber penghidupan yang sama. Pendapatan perkapita adalah pendapatan keluarga (ayah dan ibu) dibagi dengan jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh ayah dan ibu. Anak usia pra sekolah adalah anak laki-laki atau perempuan berusia 3-6 tahun yang menjadi contoh dalam penelitian dan tinggal bersama orangtua. Karakteristik orangtua adalah orangtua dari siswa PAUD yang diketahui dari usia, pendidikan, dan pekerjaan yang menjadi responden (ibu kandung) dalam penelitian. Usia orangtua adalah usia orangtua saat dilakukan pengambilan data penelitian. Pendidikan orangtua adalah jenjang pendidikan formal yang dicapai oleh orangtua. Pekerjaan orangtua adalah pekerjaan yang dilakukan orangtua sebagai sumber pendapatan bagi keluarga. Pengetahuan gizi ibu adalah wawasan ibu tentang hal-hal yang berhubungan dengan sayur dan buah yang tercermin dari kemampuan ibu menyebutkan jawaban yang benar dari sejumlah pertanyaan yang diajukan. Dukungan ibu adalah upaya yang dilakukan ibu dengan cara menganjurkankan serta menyediakan sayur dan buah sehari-hari. Status kesehatan anak adalah kondisi kesehatan (riwayat sakit) anak dalam tiga bulan terakhir yang meliputi status sakit, jenis penyakit, frekuensi sakit (beberapa kali sakit), dan lama sakit (dalam hari).
10
Kebiasaan makan sayur dan buah ibu saat hamil mencakup frekuensi dan jenis sayur dan buah yang sering dikonsumsi ibu pada saat kehamilan. Konsumsi sayur dan buah anak dinilai berdasarkan frekuensi makan sayur dan buah, jenis, serta jumlah yang dikonsumsi oleh anak. Kesukaan adalah penilaian suka atau tidaknya ibu dan anak terhadap jenis sayur dan buah untuk dikonsumsi setiap hari. Usia pengenalan anak terhadap sayur dan buah adalah usia pertama kali ketika anak mulai diperkenalkan dengan sayur dan buah. Konsumsi suplemen adalah pernyataan ya atau tidak-nya ibu bahwa anak mengonsumsi suplemen setiap hari
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PAUD Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini diatur secara rinci pada pasal 28 ayat 4 Undang-Undang Republik Indonesia nomer 20 tentang Sistem Pendidikan Anak Usia Dini bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau berbentuk lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini (PAUD) yang menjadi sasaran dalam penelitian ini merupakan PAUD yang bergabung dalam kesatuan Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia (HIMPAUDI) yang ada di Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Kota Depok. Terdapat enam PAUD di Kelurahan Tanah Baru, Beji yang menjadi sasaran penelitian, yaitu PAUD Rumah Iqra, Al-Muqorrobin, Nurul Anwar, Al-Fattah, Madani, dan Asy-Syifa. Anakanak yang dapat bersekolah di PAUD tersebut yaitu yang berusia 3-7 tahun. Dasar pembelajaran yang ada pada PAUD ini mengajarkan anak mengenai moral dan agama. Kurikulum yang diajarkan pada PAUD non-formal ini berdasarkan kurikulum pusat yang penyusunannya diselenggarakan oleh HIMPAUDI. Anak-anak diberikan buku paket berupa majalah yang dibagikan pada saat awal masuk. Operasi PAUD ini berasal dari iuran per bulan yaitu sebesar Rp40 000-Rp55 000 dan uang kas Rp10 000,-/bulan. Jumlah tenaga kerja dan guru yang bekerja pada PAUD ini berbeda-beda. Rata-rata jumlah guru yang dipekerjakan sebanyak 3-6 orang serta memiliki satu orang kepala sekolah yang merangkap sebagai petugas administrasi. Jumlah murid paling banyak terdapat pada PAUD Al-Fattah yaitu sebanyak 65 orang. Rata-rata PAUD memiliki 3 kelas dan pada kelas tersebut diberlakukan jam masuk secara bergantian yang dibagi menjadi 2 shift pada pagi dan siang hari tergantung jumlah kelas yang ada. Kegiatan belajar mengajar dilakukan selama 35 kali dalam seminggu dengan lama belajar 2-3 jam. Sarana yang dimiliki sekolah antara lain ruang kelas, ruang bermain, ruang admisnistrasi, dapur, keran untuk mencuci tangan, dan toilet, sedangkan prasarana yang dimiliki sekolah adalah lemari untuk buku kelas, whiteboard, spidol, penghapus, dan alat bermain seperti perosotan, ayunan, puzzle, balok kayu, lego, dan lain-lain.
11
Karakteristik Orangtua Usia Orangtua Usia ibu pada penelitian ini berkisar antara 23-44 tahun dengan rata-rata 32.7 ± 4.8 tahun sedangkan usia ayah berkisar antara 27-57 tahun dengan rata-rata 37.2 ± 5.5. Berdasarkan pengelompokan usia menurut Turner dan Helms (1995), 37.3% ibu dan 13.7% ayah tergolong usia dewasa muda yaitu pada usia 20-30 tahun. Sebanyak 62.7% ibu dan 85.3% ayah tergolong usia dewasa madya (31-50 tahun) dan sisanya 1.0% ayah tergolong usia dewasa lanjut dengan rentang usia 51-75 tahun (Tabel 3). Ibu berusia muda terkadang lebih memperhatikan kepentingannya sendiri daripada kepentingan anaknya, sehingga kuantitas dan kualitas pengasuhan kurang terpenuhi (Ariefani 2009). Sebaliknya, ibu yang lebih berumur cenderung menerima perannya dengan sepenuh hati (Hurlock 1998). Tabel 3 Sebaran orangtua berdasarkan usia, pendidikan, dan pekerjaan Ibu Ayah Karakteristik orangtua n % n % Usia Dewasa muda 38 37.3 14 13.7 Dewasa madya 64 62.7 87 85.3 Dewasa lanjut 0 0.0 1 1.0 Total 102 100.0 102 100.0 Pendidikan Tamat SD/sederajat 3 2.9 4 3.9 Tamat SMP/sederajat 9 8.8 2 2.0 Tamat SMA/sederajat 64 62.7 64 62.7 PT/Akademi 26 25.5 32 31.4 Total 102 100.0 102 100.0 Pekerjaan PNS 3 2.9 10 9.8 Karyawan swasta 8 7.8 47 46.1 Wiraswasta 4 3.9 26 25.5 IRT 80 78.4 0 0.0 Buruh 3 2.9 Lainnya 7 6.9 16 15.7 Total 102 100 102 100.0 Pendidikan Orangtua Tingkat pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh anak termasuk pemberian makan, pola konsumsi pangan, dan status gizi (Sukandar 2008). Orang yang berpendidikan tinggi juga cenderung memilih makanan yang murah tetapi kandungan gizinya tinggi, sesuai dengan jenis pangan yang tersedia dan kebiasaan makan sejak kecil sehingga kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi dengan baik. Dalam penelitian ini, lama pendidikan formal orangtua dikelompokkan menjadi tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, dan tamat Perguruan Tinggi/Akademi. Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar 62.7% ibu dan 62.7% ayah berpendidikan SMA dan Perguruan
12
Tinggi/Akademi pada 25.5% ibu dan 31.4% ayah. Sisanya, sebanyak 8.8% ibu dan 2.0% ayah berpendidikan SMP dan masih terdapat orangtua yang berpendidikan SD sebesar 2.9% ibu dan 3.9% ayah. Pekerjaan Orangtua Pekerjaan atau mata pencaharian berperan penting dalam kehidupan sosial ekonomi dan terkait dengan faktor-faktor lain seperti kesehatan. Tabel 3 menunjukkan bahwa pada umumnya ibu tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga (78.4%) dan hanya sebesar 21.6% yang bekerja yaitu antara lain sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan swasta, wiraswasta, dan guru. Seorang istri yang merangkap sebagai wanita pekerja harus membagi waktunya antara bekerja dan pekerjaan domestik seperti membersihkan rumah serta mengasuh dan mendidik anaknya. Berdasarkan hal tersebut bisa diperkirakan bahwa porsi terbesar pendapatan diperoleh dari ayah untuk menghidupi keluarga. Ayah yang berperan sebagai kepala keluarga paling banyak bekerja sebagai karyawan swasta yaitu sebesar 46.1%. Sisanya ayah bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) (9.8%), wiraswasta (25.5%), buruh (2.9%), dan lainnya (15.7%).
Besar Keluarga Besar keluarga menurut Sukandar (2008) adalah banyaknya anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lain yang hidup dari pengelolaan sumberdaya yang sama. Hasil dari penelitian ini jika digolongkan menurut BKKBN (1998), yaitu sebagian besar (72.5%) responden tergolong dalam keluarga kecil yang memiliki jumlah anggota keluarga kurang dari empat orang. Sisanya sebesar 27.5% termasuk dalam kategori keluarga sedang dengan jumlah anggota keluarga 5-6 orang (Tabel 4). Menurut Suhardjo (1989), jumlah anggota keluarga memiliki andil dalam permasalahan gizi. Jika jumlah anggota keluarga sedikit, maka keluarga akan lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Sebaliknya, jika jumlah anggota keluarga banyak, maka keluarga akan berusaha membagi makanan yang terbatas sehingga makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan masing-masing anggota keluarga. Oleh karena itu, besar keluarga juga akan mempengaruhi kesehatan anggota keluarga. Rata-rata keluarga pada penelitian ini yaitu 4 ± 0.8 orang yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan 1-2 orang anak. Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan besar keluarga Besar keluarga n Kecil (≤ 4 orang) 74 Sedang (5-6 orang) 28 Besar (≥7 orang) 0 Total 102 Rata-rata ± SD 4 ± 0.8
% 72.5 27.5 0.0 100.0
13
Pendapatan Per Kapita Pendapatan per kapita per bulan menunjukkan garis kemiskinan penduduk di suatu wilayah. World Bank menggunakan dasar jumlah pendapatan per kapita dalam standar mata uang dollar, yaitu dikatakan miskin jika pendapatan per kapita dibawah 2$ per hari. Tabel 5 menunjukkan sebagian besar contoh berada pada kategori rumah tangga tidak miskin (72.5%). Namun, masih terdapat contoh yang termasuk dalam kategori rumah tangga miskin (27.5%). Rata-rata pendapatan perkapita per bulan per orang adalah Rp1 065 866. Porsi terbesar pendapatan pada penelitian ini diperoleh dari ayah selaku kepala keluarga. Suhardjo (1989) menyebutkan dengan meningkatnya pendapatan perorangan, maka terjadilah perubahan-perubahan dalam hal susunan makanan sehingga kebiasaan makan pun cenderung berubah. Tabel 5 Sebaran keluarga contoh berdasarkan kategori kemiskinan Kategori kemiskinan n % Miskin (
Pengetahuan Gizi dan Dukungan Ibu Pengetahuan Gizi Pengetahuan gizi ibu dalam penelitian ini menggambarkan tingkat pemahaman ibu terhadap sayur dan buah. Beberapa pertanyaan yang diajukan diantaranya adalah porsi sayuran dan buah minimal yang harus dimakan setiap harinya dan akibat dari jika kekurangan makan sayur dan buah. Menurut Khomsan et al. (2013), pengetahuan gizi tentang sayur dan buah sangat penting untuk dipahami oleh ibu. Hal ini dikarenakan sering kali dalam praktik konsumsi pangan sehari-hari, sayuran merupakan pangan yang tidak disukai oleh balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu tidak mengetahui porsi minimal mengonsumsi sayur dan buah per harinya, yakni hanya 8.8% yang menjawab benar untuk buah dan 41.2% untuk sayur. Menurut Almatsier (2009) porsi buah yang dianjurkan untuk orang dewasa sehari adalah sebanyak 200-300 gram atau 2-3 potong sehari sedangkan porsi sayuran dalam bentuk tercampur yang dianjurkan adalah 150-200 gram atau 11/2-2 mangkok sehari. Selain itu, hanya sebesar 37.3% ibu yang mengetahui sayur-sayuran yang mengandung vitamin A, asam folat, dan B1 yang penting pada masa kehamilan ada pada sayuran yang daunnya berwarna hijau tua (Sriwahyuni et al. 2013). Cara pengolahan sayur yang baik penting diketahui untuk meminimalisir terjadinya kehilangan zat gizi pada sayuran. Namun hanya sebesar 66.7% ibu yang mampu menjawab benar dalam pengolahan sayur yaitu dengan cara dicuci, dipotong, baru kemudian dilakukan pemasakan (Lampiran 1). Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar (48.0%) ibu memiliki tingkat pengetahuan gizi dengan kategori sedang. Sisanya masuk dalam kategori baik
14
(36.3%) dan masih ada ibu yang memiliki pengetahuan gizi kurang yaitu sebesar 15.7%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan gizi ibu mengenai sayur dan buah sudah tergolong cukup baik (74 ± 12.3). Tabel 6 Sebaran ibu berdasarkan tingkat pengetahuan gizi Tingkat pengetahuan gizi ibu n % Kurang (<60%) 16 15.7 Sedang (60-80%) 49 48.0 Baik (>80%) 37 36.3 Total 102 100.0 Rata-rata ± SD 74 ± 12.3 Dukungan Ibu Dukungan ibu dalam penelitian ini adalah dukungan yang diberikan ibu kepada anak dalam hal mengonsumsi sayur dan buah. Pertanyaan diberikan dalam bentuk ketersediaan sayur dan buah di rumah serta peran ibu untuk mengajak anaknya mengonsumsi sayur dan buah. Dukungan ibu dikatakan positif artinya ibu memberikan dukungan terhadap anaknya untuk mengonsumsi sayur dan buah. Sebaliknya, dukungan dikatakan negatif artinya ibu kurang memberikan dukungan terhadap anaknya untuk mengonsumsi sayur dan buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat diketahui lebih banyak ibu yang memiliki dukungan yang positif (56.9%) dibandingkan yang negatif (43.1%) untuk mendukung konsumsi sayur dan buah anaknya (Tabel 7). Dukungan ibu tergolong positif jika semakin tinggi ketersediaan sayur dan buah di rumah dan ibu rajin mengajak anaknya agar mau memakan sayur dan buah. Tabel 7 Sebaran ibu berdasarkan dukungan ibu terhadap konsumsi sayur dan buah anak Dukungan ibu n % Negatif (<0.5) 44 43.1 Positif (≥0.5) 58 56.9 Total 102 100.0 Rata-rata ± SD 2.5 ± 3.5
Perilaku, Kesukaan, dan Konsumsi Sayur dan Buah Ibu Selama Kehamilan Kesukaan adalah keadaan senang atau gemar terhadap sesuatu yang disukai atau diinginkan (Alwi 2001). Adapun kesukaan yang diutamakan dan dijadikan sebagai pilihan disebut sebagai preferensi (Alwi 2001). Kesukaan dan preferensi adalah faktor yang sama walaupun pengukurannya berbeda. Kesukaan diukur dengan cara menanyakan apakah seseorang menyukai sayur dan buah, sedangkan preferensi diukur dengan menanyakan sayur dan buah apa yang paling disukai (Bordheauduij et al. 2008). Kesukaan dalam penelitian ini adalah penilaian suka atau tidaknya ibu terhadap sayur dan buah untuk dikonsumsi setiap hari. Kesukaan positif artinya responden menyukai sayur dan buah untuk
15
dikonsumsi setiap hari sedangkan kesukaan negatif artinya responden kurang menyukai sayur dan buah untuk dikonsumsi setiap hari. Tabel 8 menunjukkan bahwa sebanyak 67.6% ibu memiliki kesukaan positif terhadap sayur dan 85.3% terhadap buah. Sayur yang paling banyak disukai ibu adalah bayam (33.8%), wortel (22.5%), dan katuk (12.5%). Hal ini dikarenakan ibu berpendapat bahwa sayuran tersebut banyak mengandung vitamin, zat besi (pada bayam), dan sayuran katuk dapat memperbanyak ASI. Buah yang paling disukai ibu adalah jeruk (29.7%) dan apel (15.8%) dengan alasan banyak mengandung vitamin C. Jenis sayur yang tidak disukai atau dihindari oleh ibu paling banyak adalah pare (35.0%) dengan alasan rasanya yang pahit. Selain itu kangkung (20.0%) serta daun singkong dan daun pepaya masing-masing 10.0% tidak disukai ibu karena selain rasa dari sayuran tersebut pahit namun juga dihindari karena dapat menyebabkan asam urat/ gout. Gout adalah suatu penyakit artritis yang disebabkan oleh metabolisme abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah. Dalam pengelompokan bahan makanan menurut kadar purinnya, bayam, daun singkong, kangkung, asparagus dan daun pepaya merupakan jenis bahan makanan kelompok 2 yang memiliki kandungan purin sedang (9–100 mg purin/100 g bahan makanan) (Almatsier 2010). Buah yang paling tidak disukai atau dihindari oleh ibu adalah durian (29.1%) dan nanas (12.7%). Tabel 8 Sebaran ibu berdasarkan kesukaan selama kehamilan terhadap sayur dan buah Sayur Buah Kesukaan n % n % Positif 69 67.6 87 85.3 Negatif 33 32.4 15 14.7 Total 102 100.0 102 100.0 Konsumsi sayur dan buah ibu selama kehamilan dalam penelitian ini berupa jenis-jenis yang biasa ibu makan pada saat kehamilan. Ibu paling banyak mengonsumsi bayam (31.0%), wortel (21.0%), dan katuk (10.0%) dibandingkan dengan jenis sayuran lainnya, sedangkan buah yang paling sering dikonsumsi ibu adalah jeruk (23.0%), apel (20.0%), pisang (11.0%), dan pepaya (11.0%). Ibu paling banyak mengonsumsi sayur selama kehamilan yakni pada trimester ketiga (44.2%) dan buah pada trimester kedua (42.0%). Mengonsumsi sayur dan buah sangat penting dilakukan ibu saat kehamilan untuk kesehatan ibu dan janin. Sayuran yang berwarna hijau dan jingga seperti bayam, wortel, tomat, serta buahbuahan bewarna kuning jingga, seperti pepaya, dan mangga, merupakan sumber vitamin A dalam bentuk pro vitamin A (karoten), vitamin C, dan asam folat yang penting untuk kesehatan ibu dan janin (Almatsier et al. 2011). Kebutuhan akan folat ibu meningkat 50.0% disebabkan untuk produksi darah dan pertumbuhan sel bagi janin. Disamping mengonsumsi makanan kaya folat, ibu hamil juga dianjurkan untuk makan suplemen folat. Vitamin A dan vitamin C yang dibutuhkan oleh ibu hamil juga meningkat yakni, sebanyak 300 RE (vitamin A) dan 10 mg (vitamin C) untuk setiap trimester (Almatsier et al.
16
2011). Vitamin A memegang peranan penting dalam reproduksi, penglihatan, sistem imun, dan diferensiasi sel, sedangkan vitamin C merupakan antioksidan yang diperlukan untuk mencegah infeksi, kanker, dan penyakit jantung koroner (Almatsier et al. 2011). Berdasarkan Tabel 9, sebagian besar ibu jarang mengonsumsi sayur (47.1%) dan buah (52.9%). Frekuensi konsumsi dikatakan jarang jika mengonsumsi ≤1 kali/hari (Almatsier 2009). Tabel 9 juga menunjukkan sebesar 37.3% ibu mengonsumsi sayur dan 41.2% ibu mengonsumsi buah tergolong sering dalam sehari. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran ibu dalam hal mengonsumsi sayur dan buah selama kehamilan adalah penting untuk dilakukan demi kesehatan ibu dan janin yang dikandung. Tabel 9 Sebaran ibu berdasarkan frekuensi konsumsi sayur dan buah saat hamil Sayur
Frekuensi konsumsi
n
Jarang (≤1 kali/hari) Kadang-kadang (1<x<2 kali/hari) Sering (≥2 kali/hari) Total
48 16 38 102
Buah % 47.1 15.7 37.3 100.0
n 54 6 42 102
% 52.9 5.9 41.2 100.0
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa 87.0% ibu tidak melakukan komunikasi kepada janin saat makan sayur dan buah selama kehamilan. Pendidikan tentang makanan kepada anak dapat dilakukan sejak dalam masa kandungan dengan cara berkomunikasi kepada janin. Berkomunikasi dengan bayi saat dikandungan penting untuk dilakukan karena pada usia 23 minggu kehamilan pendengaran bayi sudah berkembang dan janin sudah mulai bisa mendengar suara-suara diluar perut ibunya. Berkomunikasi dengan calon bayi atau janin saat masih didalam kandungan dapat dilakukan dengan cara memijat perut sambil berbicara dengan calon bayi yang dilakukan setelah umur kehamilan mencapai 3 bulan (Manrique et al. 1996).
Karakteristik Contoh Usia dan Jenis Kelamin Contoh Usia anak prasekolah yang menjadi sasaran pada penelitian ini adalah dari usia 3-6 tahun. Menurut Yuliana (2007) yang dimaksud dengan anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun yang belum memasuki sekolah dasar (SD). Tabel 10 menunjukkan sebagian besar (59.8%) contoh berusia 60-72 bulan (5-6 tahun). Sisanya berusia 48-60 bulan (27.5%) dan 36-48 bulan (12.7%) dengan rata-rata usia 59.8 ± 8.8 bulan. Berdasarkan jenis kelamin, diketahui bahwa pada penelitian ini contoh berjenis kelamin laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Contoh berjenis kelamin laki-laki sebanyak 52 orang dan sisanya perempuan sebanyak 50 orang (Tabel 10). Contoh dalam penelitian ini paling banyak merupakan anak pertama (53.9%) dan anak kedua (32.4%) dikeluarganya. Sisanya merupakan anak ke-3 (11.8%) dan anak ke-4 (2.0%).
17
Umur contoh (bulan) 36-48 48-60 60-72 Total Rata-rata ± SD
Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan usia Laki-laki Perempuan Total (%) n % n % 3 5.8 10 20.0 12.7 13 25.0 15 30.0 27.5 36 69.2 25 50.0 59.8 52 100.0 50 100.0 100.0 61.4 ± 8 58.2 ± 9.3 59.8 ± 8.8
Usia Pengenalan, Kesukaan, Frekuensi, dan Konsumsi Sayur dan Buah Anak Usia Pengenalan Anak Terhadap Sayur dan Buah Sayur dan buah merupakan pangan yang penting untuk diperkenalkan kepada bayi pada awal pemberian makanan pendamping ASI yang sebaiknya diberikan dalam bentuk bubur tanpa tambahan gula, garam, dan margarin (Accredited Practising Dietitiens 2004). Dapat diketahui pada Tabel 11 bahwa sebagian besar anak mulai diperkenalkan dengan sayur (58.8%) dan buah (57.8%) pada usia 6–7 bulan. Namun, masih ada ibu yang baru memperkenalkan anaknya dengan sayur dan buah pada usia ≥12 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa setengah dari perilaku ibu pada penelitian ini dalam hal mengenalkan sayur dan buah kepada anak sudah tergolong cukup baik. Tabel 11 juga menunjukkan adanya ibu yang sudah mulai memperkenalkan sayur dan buah kepada anak ketika anak dibawah usia 6 bulan (3.9% pada sayur dan 8.8% pada buah). Pada usia dibawah 6 bulan, biasanya sistem pencernaan bayi belum terbentuk sempurna, maka dikhawatirkan bayi menjadi alergi dan bisa terkena diare ketika sudah diperkenalkan dengan makanan. Selain itu, pada penelitian ini ibu cenderung memperkenalkan buah terlebih dahulu (34.3%) kemudian anak baru diperkenalkan dengan sayur (21.6%). Sebaiknya sayuran diperkenalkan terlebih dahulu dibandingkan dengan buah agar pada masa awal pemberian bayi tidak terbiasa dengan makanan yang manis yang akibatnya bayi suka menolak pemberian sayur (Accredited Practising Dietitiens 2004). Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan usia pengenalan sayur dan buah Sayur Buah Usia pengenalan (bulan) n % n % <6 4 3.9 9 8.8 6–7 60 58.8 59 57.8 8–9 22 21.6 21 20.6 10–11 1 1.0 2 2.0 ≥12 15 14.7 11 10.8 Total 102 100.0 102 100.0 Kesukaan Anak Terhadap Sayur dan Buah Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak anak yang memiliki kesukaan positif terhadap sayur dan buah. Kesukaan anak dalam penelitian ini
18
merupakan penilaian suka atau tidaknya anak menurut pandangan ibu untuk mengonsumsi sayur dan buah setiap hari. Kesukaan positif menunjukkan bahwa ibu menilai bahwa anaknya menyukai sayur dan buah untuk dikonsumsi setiap hari sedangkan kesukaan negatif menunjukkan ibu menilai bahwa anaknya tidak menyukai sayur dan buah untuk dikonsumsi setiap hari. Menurut Walker (2005) banyak dijumpai anak pra sekolah tidak suka mengonsumsi sayur dan buah yang terasa asing baginya. Hal ini bisa disebabkan karena mereka tidak pernah dikenalkan secara dini oleh sayur dan buah tersebut. Kebiasaan keluarga mempengaruhi reaksi serta kebiasaan anak terhadap makanan. Makanan dapat disukai atau dihindari oleh anak jika orangtuanya tidak pernah memakan makanan tersebut. Tabel 12 menunjukkan anak-anak lebih menyukai buah (77.5%) yang rasanya manis dibandingkan dengan sayur (57.7%). Sayur yang paling banyak disukai anak adalah wortel (45.0%) dikarenakan rasanya yang manis. Selain itu, anak juga menyukai bayam karena teksturnya yang lunak sehingga mudah ditelan. Buah yang paling banyak disukai anak adalah jeruk (26.0%). Hal ini dikarenakan rasanya yang manis dan banyak kandungan air dalam jeruk sehingga anak menyukainya. Selain itu pisang (14.0%) dan apel (11.0%) merupakan buah yang favorit menjadi kesukaan anak. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak anak yang menyukai rasa manis yang banyak ada pada buah dibandingkan rasa pahit yang biasanya ada pada sayur. Buah pada umumnya lebih banyak mengandung vitamin dan sedikit mengandung mineral sedangkan pada sayur umumnya lebih banyak mengandung mineral (Brown 2008) yang penting bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan kesukaan terhadap sayur dan buah Sayur Buah Total Total L P L P Kesukaan (%) (%) n % n % n % n % Positif 35 67.3 24 48.0 57.7 39 75.0 40 80.0 77.5 Negatif 17 32.7 26 52.0 42.3 13 25.0 10 20.0 22.5 Total 52 100.0 50 100.0 100.0 52 100.0 50 100.0 100.0 Jumlah dan Frekuensi Konsumsi Sayur dan Buah Sebaran contoh berdasarkan tingkat konsumsi sayur dan buah disajikan pada Tabel 13 berikut. Konsumsi dikatakan kurang jika contoh mengonsumsi sayur kurang dari 150 g/ hari dan buah kurang dari 100 g/hari. Tabel 13 Sebaran contoh berdasarkan tingkat konsumsi sayur dan buah Sayur Buah Tingkat konsumsi n % n % Kurang [<150 g/ hari (sayur) <100 g/hari (buah)] 101 99.0 76 74.5 Baik [≥150 g/hari (sayur) dan ≥100 g/hari (buah)] 1 1.0 26 25.5 Total 102 100.0 102 100.5 Rata-rata ± SD (g/hari) 56 ± 30 84 ± 77
19
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa hampir semua anak kurang dalam mengonsumsi sayur (99.0%) dan buah (74.5%). Rata-rata konsumsi sayur adalah 56 ± 30 g/hari, yaitu hanya sekitar 37.3% dari yang direkomendasikan, sedangkan, rata-rata konsumsi buah anak per hari lebih baik yaitu 84 ± 77 g/hari yang berarti anak sudah mengonsumsi buah 84.0% dari yang dianjurkan menurut Serrano dan Powell (2013). Anak-anak mengonsumsi buah sebesar 44.1% dan sayur sebesar 60.8% sebanyak ≥7 kali/minggu. Hal Ini menunjukkan bahwa pada penelitian ini, sebesar 44.1% anak mengonsumsi sayur dan 60.8% anak mengonsumsi buah setiap hari dalam seminggu. Tabel 14 menunjukkan bahwa sayur yang paling sering dikonsumsi oleh anak adalah wortel (8.6 kali/bulan), bayam (7.1 kali/bulan), dan buncis (3.5 kali/ bulan) sedangkan buah yang paling sering dikonsumsi oleh anak adalah jeruk (5.6 kali/bulan), pisang (5.3 kali/bulan), dan pepaya (3.4 kali/bulan). Kontribusi jumlah sayur terbesar adalah bayam (19.5 ± 12.5 g/hari) dan wortel (13.7 ± 9.1 g/hari) sedangkan buah adalah semangka (18.7 ± 47.1 g/hari) dan jeruk (13.9 ± 20.6 g/hari). Wortel adalah sumber beta karoten, karotenoid, dan alfa karoten yang nantinya akan diubah menjadi vitamin A didalam tubuh yang merupakan antioksidan yang baik untuk melawan kerusakan akibat radikal bebas (Adams 2013). Selain itu, menurut Almatsier (2011), sayur-sayuran berwarna hijau (bayam, kangkung, daun singkong dan daun papaya) dan yang berwarna jingga (wortel) serta buah-buahan yang berwarna kuning jingga (pisang, papaya, dan tomat) merupakan sumber vitamin A dan vitamin C yang baik untuk sistem imun dan mencegah terjadinya infeksi. Tabel 14 Rata-rata frekuensi konsumsi (kali/bulan) dan jumlah konsumsi (g/hari) berdasarkan jenis sayur dan buah Rata-rata frekuensi Rata-rata Kelompok konsumsi konsumsi/hr Jenis pangan pangan (kali/bulan) (g/hari) Sayuran Bayam 7.1 ± 3.8 19.5 ± 12.5 Wortel 8.6 ± 5.2 13.7 ± 9.1 Buncis 3.5 ± 4.2 3.3 ± 4.0 Kangkung 2.5 ± 3.7 4.2 ± 6.4 Brokoli 2.4 ± 3.9 4.0 ± 7.1 Kacang panjang 2.3 ± 3.1 3.0 ± 4.4 Buah Jeruk 5.6 ± 6.5 13.9 ± 20.6 Pepaya 3.4 ± 5.2 11.0 ± 20.6 Semangka 3.0 ± 4.9 18.7 ± 47.1 Melon 2.2 ± 3.9 12.4 ± 23.9 Pisang 5.3 ± 6.0 9.9 ± 12.8 Apel 2.8 ± 4.5 7.5 ± 13.2
Status Kesehatan Sayur dan buah merupakan pangan yang kaya akan sumber zat gizi, termasuk vitamin, mineral, serat, dan senyawa fitokimia. Fitokimia ini
20
mempunyai mekanisme aksi saling melengkapi dan tumpang tindih, termasuk didalamnya untuk menstimulasi sistem kekebalan tubuh (Lampe 1999). Anak merupakan kelompok yang rentan terkena penyakit karena sistem kekebalan tubuh mereka yang belum sempurna. Dalam penelitian ini, keadaan kesehatan anak dilihat dari riwayat sakit dalam rentang waktu selama tiga bulan sebelum dilakukannya wawancara dengan menanyakan frekuensi sakit, lama sakit, dan jenis penyakit. Dapat diketahui dari Tabel 15, bahwa sebanyak 69.6% anak pernah sakit dalam tiga bulan terakhir dengan jenis penyakit yang dialami oleh sebagian besar anak adalah infeksi saluran pernapasan (ISPA) berupa batuk, pilek, dan panas (84.2%), campak (5.3%), dan tifus (3.9%), sedangkan proporsi jenis penyakit lainnya seperti diare, cacar air, cacar api, dan Demam Berdarah Dengue (DBD) hanya 1.0-3.0%. Menurut Riskesdas (2013) karakteristik penduduk dengan ISPA yang tertinggi terjadi pada kelompok usia 1-4 tahun yaitu sebesar 25.8%. Infeksi saluran pernapasan akut disebabkan oleh virus atau bakteri yang biasanya penyakit ini diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala meliputi tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering, atau batuk berdahak (Riskesdas 2013). Umumnya pada kondisi kesehatan yang prima, jika cukup mengonsumsi pangan antioksidan, maka tubuh akan membentuk antibodi yang dapat melawan dan menangkal infeksi, virus, jamur, maupun bakteri (Amalia 2008). Vitamin A dan vitamin C merupakan sebagian sumber zat gizi yang memiliki peran sebagai antioksidan dan pembentuk zat antibodi. Moreno et al. (2003) membuktikan bahwa konsumsi jus jeruk dengan rata-rata 500 ml per hari selama rentang waktu 2 minggu dapat meningkatkan konsentrasi serum vitamin C dan menurunkan konsentrasi radikal bebas. Tabel 15 Sebaran contoh berdasarkan status sakit dan jenis penyakit dalam tiga bulan terakhir Status kesehatan n % Status sakit Sakit 71 69.6 Tidak sakit 31 30.4 Total 102 100.0 Jenis penyakit ISPA (batuk, pilek, panas) 64 84.2 Diare 2 2.6 Demam Berdarah Dengue (DBD) 1 1.3 Cacar air 1 1.3 Tifus 3 3.9 Campak 4 5.3 Cacar api 1 1.3 Secara umum dapat diketahui pada Tabel 16, bahwa frekuensi sakit yang dialami oleh sebagian anak dalam tiga bulan terakhir yang paling banyak adalah satu kali (62.0%) hingga dua kali (32.4%) dengan lama sakit antara satu sampai
21
empat hari (49.3%) dan lima sampai delapan hari (43.7%). Jika anak usia pra sekolah sering sakit dan dalam jangka waktu yang lama, maka dikhawatirkan anak akan jarang masuk sekolah dan kemudian menjadi malas untuk kembali ke sekolah karena sudah terbiasa di rumah. Tabel 16 Sebaran contoh berdasarkan frekuensi bulan terakhir Status kesehatan n Frekuensi sakit 1 2 3 4 Total Lama sakit 1-4 hari 5-8 hari >8 hari Total
sakit dan lama sakit dalam tiga % 44 23 3 1 71
62.0 32.4 4.2 1.4 100.0
35 31 5 71
49.3 43.7 7.0 100.0
Indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan antara lain yaitu angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (Sugiyono 2009). Untuk keperluan analisis data skor morbiditas dihitung dengan cara mengalikan lama sakit dan frekuensi sakit. Kemudian tingkat morbiditas dikategorikan menjadi rendah (0-19), sedang (20-39), dan tinggi (40-58) (Dijaissyah 2011). Berdasarkan Tabel 17 hampir seluruh anak masuk dalam kategori skor morbiditas rendah (98.0%), sedangkan sisanya (1.9%) masuk dalam kategori skor morbiditas sedang. Skor morbiditas maksimal adalah 30 dan yang terendah adalah 0 dengan rata-rata 4.4 ± 4.7. Hal ini menunjukkan bahwa skor morbiditas pada anak usia pra sekolah di Kelurahan Tanah Baru, Beji sudah cukup baik yang dapat dilihat dari rata-rata sakit dalam tiga bulan hanya satu kali dengan lama sakit rata-rata 1-4 hari. Frekuensi penyakit yang sering dan lamanya anak menderita sakit menjadi penentu semakin tingginya skor morbiditas. Tabel 17 Sebaran contoh berdasarkan skor morbiditas Skor morbiditas n % Rendah (skor 0-19) 100 Sedang (skor 20-39) 2 Tinggi (skor 40-58) 0 Total 102
98.0 1.9 0.0 100.0
Konsumsi Suplemen Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui bahwa sebesar 49.0% anak mengonsumsi suplemen dan sisanya 51.0% tidak mengonsumsi. Alasan ibu memberikan suplemen kepada anak adalah untuk membantu daya tahan tubuh
22
anak, meningkatkan asupan vitamin dan mineral anak, untuk pertumbuhan otak, tulang, dan gigi anak serta untuk meningkatkan nafsu makan anak. Rata-rata anak mengonsumsi suplemen 1-2 kali dalam sehari. Hasil uji beda independent sample t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara yang mengonsumsi suplemen dengan yang tidak terhadap frekuensi sakit (p=0.028). Frekuensi sakit pada anak yang mengonsumsi suplemen lebih rendah dengan rata-rata frekuensi sakit 0.8 kali dibandingkan dengan yang tidak mengonsumsi suplemen (1.2 kali). Namun, hasil uji beda tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap lama sakit (p=0.164), dan skor morbiditas (p=0.052). Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati (2009) menunjukkan bahwa suplementasi vitamin C dan multivitamin dan mineral tidak berpengaruh terhadap status kesehatan wanita pekerja berdasarkan lama sakit. Menurut BPOM (2004), Suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi makanan, sehingga masyarakat perlu mengetahui bahwa suplemen makanan hanya sebagai pelengkap, bukan penganti makanan seharihari. Tabel 18 Sebaran contoh berdasarkan konsumsi suplemen Konsumsi suplemen n % Ya 50 Tidak 52 Total 102
49.0 51.0 100.0
Hubungan Antar Variabel Uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel dalam penelitian ini yaitu dengan uji korelasi Rank Spearman dan Chi Square. Uji hubungan korelasi Chi Square digunakan untuk melihat hubungan kesukaan ibu saat hamil serta frekuensi konsumsi sayur dan buah ibu saat hamil dengan kesukaan anak saat ini. Hubungan Antara Karakteristik Ibu dengan Pengetahuan Gizi Ibu Hasil uji statistik korelasi Rank Spearman menunjukkan hubungan yang nyata (p=0.000; r=0.362) bahwa semakin lama pendidikan yang ditempuh oleh ibu, maka pengetahuan gizi ibu semakin baik. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfa (2006) mengenai kebiasaan makan sayuran ibu di perkotaan dan pedesaan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu berhubungan signifikan dengan tingkat pengetahuan gizi ibu. Diharapkan dengan semakin tinggi tingkat pendidikan formal ibu maka pengetahuan gizinya akan semakin baik. Usia ibu tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan gizi ibu (p=0.417; r=0.081). Menurut Notoatmodjo (2007), usia berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik. Hasil uji beda independent sample t test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan gizi pada ibu yang bekerja dengan yang tidak bekerja
23
(p=0.040). Pengetahuan gizi pada ibu yang tidak bekerja lebih rendah dibandingkan dengan yang bekerja dengan rata-rata nilai skor pendidikan gizi pada ibu yang bekerja sebesar 78.0 dan yang tidak bekerja sebesar 72.7. Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Hal ini disebabkan jika ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain, maka orang akan cenderung lebih banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain (Notoatmodjo 2007). Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Ibu dengan Dukungan Ibu Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi ibu dengan dukungan ibu (p=0.882). Namun, pengetahuan gizi ibu memiliki hubungan yang positif (r=0.015) dengan dukungan ibu yang artinya jika semakin baik pengetahuan gizi ibu maka dukungan ibu terhadap sayur dan buah anak juga semakin baik. Dukungan ibu terhadap sayur dan buah anak menunjukkan perilaku ibu untuk menyediakan sayur dan buah serta menganjurkan anak untuk makan sayur dan buah. Menurut Notoatmodjo (2007) pengaruh pengetahuan terhadap perilaku dapat bersifat langsung maupun melalui perantara sikap. Namun, suatu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk praktik. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan yang nyata (praktik) diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan. Variabel yang Berhubungan dengan Jumlah Konsumsi Sayur dan Buah Berdasarkan Tabel 19 hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan ibu dengan jumlah konsumsi sayur (p=0.000; r=0.607) dan jumlah konsumsi buah (p=0.000; r=0.626). Dukungan ibu dalam meningkatkan sayur dan buah anak meliputi penyediaan sayur dan buah di rumah dan anjuran atau ajakan kepada anak untuk mengonsumsi sayur dan buah. Semakin baik penyediaan dan ajakan untuk mengonsumsi sayur dan buah ibu kepada anak, maka semakin tinggi pula konsumsi anak. Hal ini sejalan dengan penelitian Bordheauduij et al. (2008) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan sayur dan buah di rumah dengan tingkat konsumsi sayur dan buah pada anak. Pendapatan perkapita menunjukkan hubungan yang signifikan dengan jumlah konsumsi sayur (p=0.007; r=0.264) dan buah (p=0.038; r=0.206) anak (Tabel 19). Tingginya tingkat pendapatan seseorang cenderung diikuti dengan tingginya jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi. Tingkat pendapatan akan mencerminkan kemampuan untuk membeli bahan pangan. Makin tinggi tingkat pendapatan maka akan semakin tinggi daya beli keluarga terhadap pangan, sehingga akan membawa pengaruh terhadap semakin beragam dan banyaknya pangan (Sukandar 2008). Besar keluarga tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan jumlah konsumsi sayur (p=0.391; r=-0.086), dan jumlah konsumsi buah (p=0.610; r=0.051) (Tabel 19). Namun besar keluarga memiliki hubungan yang negatif artinya semakin besar jumlah anggota keluarga maka jumlah konsumsi sayur dan buah anak semakin berkurang. Hal tersebut sama seperti yang dijelaskan oleh Suhardjo (1989) bahwa jika jumlah anggota keluarga banyak, maka keluarga akan berusaha membagi makanan yang terbatas sehingga makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan masing-masing anggota keluarga.
24
Terdapat hubungan yang signifikan antara kesukaan dengan jumlah konsumsi sayur (p=0.000) dan jumlah konsumsi buah (p=0.000) anak (Tabel 19). Jika anak semakin suka dengan sayur dan buah, maka jumlah konsumsi sayur (r=0.760) dan buah (r=0.552) cenderung meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bordheauduij et al. (2008) dan Sandvik et al. (2005) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kesukaan dan preferensi dengan konsumsi sayur dan buah pada anak usia 11 tahun. Kesukaan dan preferensi dapat menjadi motivasi besar bagi anak untuk mengonsumsi sayur dan buah. Skor morbiditas menunjukkan hubungan yang signifikan dengan jumlah konsumsi sayur (p=0.031; r=-0.214). Semakin banyak jumlah konsumsi sayur maka skor morbiditas semakin kecil. Sebaliknya pada buah tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (p=0.377; r=-0.088). Namun jumlah konsumsi buah yang semakin banyak cenderung berkurang frekuensi sakit, lama sakit, dan skor morbiditas semakin kecil. Beberapa penelitian menunjukkan kekurangan beberapa antioksidan, termasuk vitamin C dan E dapat merusak atau mempengaruhi sel imun sehingga tidak mengherankan sel imun membutuhkan konsentrasi antioksidan yang tinggi daripada sel lainnya (Zakaria et al. 2000). Riset yang dilakukan oleh Zakaria et al. (2000) untuk mengetahui respon imun pada buruh pabrik dengan status gizi rendah dan rentan pencemaran makanan, menunjukkan bahwa konsumsi vitamin C dan E pada sayur dan buah dapat meningkatkan aktifitas sitoktosik sel Natural Killer. Intervensi yang dilakukan kepada buruh yaitu diberikan jambu biji, mangga, dan pepaya sebagai sumber vitamin C yang tinggi, serta jagung manis, bayam, dan tauge sebagai sumber tinggi vitamin E. Adanya penelitian lain yang dilakukan oleh Amalia (2008) terhadap mahasiswa tingkat persiapan bersama (TPB) IPB yang rentan terkena flu dan diare menunjukkan hasil bahwa semakin sering frekuensi konsumsi sayuran atau buah maka semakin singkat lama sakit yang diderita sampel, baik flu ataupun diare. Tabel 19 Contoh variabel yang berhubungan dengan jumlah konsumsi sayur dan buah anak Jumlah konsumsi Sayur Buah Variabel r p r p Dukungan ibu 0.607 0.000 0.626 0.000 Pendapatan perkapita 0.264 0.007 0.206 0.038 Besar keluarga -0.086 *0.391 -0.051 *0.610 Kesukaan anak 0.760 0.000 0.552 0.000 Skor morbiditas -0.241 0.031 -0.088 *0.377 Keterangan : *hasil yang tidak berhubungan signifikan dengan jumlah konsumsi sayur dan buah
Hubungan Usia Pengenalan Sayur dan Buah Anak dengan Kesukaan Anak Terhadap Sayur dan Buah Hasil uji statistik menunjukkan hubungan yang signifikan bahwa jika semakin lama usia anak baru diperkenalkan dengan buah, maka anak semakin kurang suka dengan buah (p=0.000; r=-0.342) sedangkan terhadap sayur, tidak
25
terdapat hubungan yang signifikan antara usia pengenalan dengan kesukaan anak terhadap sayur (p=0.631; r=-0.048). Namun, usia pengenalan sayur terhadap kesukaan anak memiliki hubungan yang negatif yang artinya semakin lama usia anak diperkenalkan dengan sayur maka anak cenderung tidak menyukai sayuran tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cooke et al. (2003) bahwa ada hubungan antara usia pengenalan dengan konsumsi sayur dan buah anak. Beberapa ahli juga mengatakan bahwa jika bayi terlalu lama baru diperkenalkan dengan berbagai macam bahan makanan (lebih dari enam bulan dan hanya makan makanan bayi yang komersial), maka akan menjadi sulit untuk bayi menerima rasa dan tekstur dari makanan yang baru tersebut (Department of Health Australia 2011). Hubungan Kesukaan dan Frekuensi Konsumsi Ibu Sewaktu Hamil dengan Kesukaan Anak Terhadap Sayur dan Buah Hasil uji korelasi Chi Square menunjukkan bahwa tedapat hubungan yang signifikan antara kesukaan ibu terhadap sayur dan buah sewaktu hamil dengan kesukaan sayur dan buah anak (p=0.000). Selain itu, frekuensi ibu mengonsumsi sayur dan buah saat hamil juga memiliki hubungan dengan kesukaan anak terhadap sayur (p=0.002) dan buah (p=0.005). Studi eksperimental yang dilakukan oleh Mennella et al. (2001) pada tiga kelompok wanita hamil menunjukkan bahwa anak dari kelompok wanita yang rutin diberikan jus wortel pada trimester ketiga dan pada saat masa menyusui lebih menyukai sereal yang memiliki flavours (rasa) wortel dibandingkan kelompok kontrol pada saat pemberian MP ASI. Sebagai contoh pada Tabel 20 dapat dilihat bahwa sebanyak 27 orang ibu yang memiliki kesukaan positif terhadap sayuran juga memiliki anak yang memiliki kesukaan positif terhadap sayur. Hal ini menunjukkan bahwa jika ibu semakin suka dan semakin sering mengonsumsi sayur dan buah selama kehamilan maka anaknya nanti akan cenderung menyukai sayur dan buah tersebut karena sudah terpapar saat masih dalam kandungan. Tabel 20 Hubungan antara kesukaan ibu terhadap sayur dan buah sewaktu hamil dengan kesukaan anak usia pra sekolah Kesukaan ibu Positif Negatif Total
Kesukaan anak Sayur Positif Negatif 27 6 16 53 43 59
Total 33 69 102
Kesukaan anak Buah Positif Negatif 14 1 9 78 0.000 23 79 p value
Total
p value
15 87 102
0.000
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesukaan Sayur dan Buah Anak Uji pengaruh atau regresi menggunakan uji regresi binary logistic SPSS 16.0 for Windows. Uji pengaruh dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kesukaan anak terhadap sayur dan buah. Hasil uji regresi logistic menunjukkan bahwa kesukaan ibu saat hamil dan dukungan ibu berpengaruh terhadap kesukaan anak terhadap sayur dan buah di usia pra sekolah. Berdasarkan uji regresi logistic yang dilakukan didapatkan nilai Odds Ratio (OR) = 9.851
26
(95% CI: 2.833-34.245) untuk kesukaan sayur dan OR = 79.054 (95% CI: 7.963784.804) untuk kesukaan buah ibu sewaktu hamil. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang suka terhadap sayur saat hamil memiliki anak yang juga suka terhadap sayur 9.8 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak suka terhadap sayur saat hamil. Begitu juga dengan buah. Pada nilai selang confident interval tidak terdapat angka 1, maka preferensi ibu yang positif atau suka terhadap sayur dan buah saat hamil merupakan pendukung kesukaan anak terhadap sayur dan buah. Dukungan ibu juga mempengaruhi kesukaan anak terhadap sayur. Berdasarkan hasil uji, didapatkan OR= 3.603 (95% CI:1.265-10.266) yang berarti ibu yang memiliki dukungan yang positif terhadap konsumsi sayur anaknya juga memiliki anak yang suka terhadap sayur 3.6 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang memiliki dukungan negatif. Pada nilai selang CI:1.287-10.152 tidak terdapat angka 1, maka dukungan ibu yang positif merupakan pendukung kesukaan anak terhadap sayur. Hal ini menunjukkan bahwa kesukaan ibu saat hamil dan dukungan ibu memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap kesukaan anak terhadap sayur dan buah.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Contoh dalam penelitian ini merupakan anak usia pra sekolah yang berusia 3−6 tahun dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 52 orang dan perempuan 50 orang. Sebagian besar usia orangtua tergolong dewasa madya (62.7% ibu dan 85.3% ayah) dengan rentang usia 31-50 tahun. Pendidikan terakhir orangtua sebagian besar SMA. Besar keluarga tergolong keluarga kecil (72.5%) dengan rata-rata jumlah anggota keluarga 4 orang. Rata-rata pendapatan perkapita adalah Rp1 065 866 ± 565 041/org/bln dengan sumbangan penghasilan terbesar didapatkan dari ayah selaku kepala keluarga. Sebagian besar ibu memiliki pengetahuan gizi sedang (48.0%) dan baik (36.3%). Begitu juga dengan dukungan ibu terhadap konsumsi sayur dan buah anaknya sebagian besar positif (56.9%). Frekuensi konsumsi sayur dan buah ibu saat hamil masih tergolong jarang pada sayur (47.1%) dan buah (52.9%). Namun, 67.6% ibu memiliki kesukaan positif pada sayur dan 85.3% pada buah. Sebagian anak memiliki kesukaan positif terhadap sayur (57.5%) dan buah (77.5%). Namun, dalam hal konsumsi hampir seluruh anak kurang mengonsumsi sayur (<150 g/hari) (99.0%) dan buah (<100 g/hari) (74.5%). Sayur yang paling sering dikonsumsi oleh anak adalah wortel (8.6 kali/bulan) dan bayam (7.1 kali/bulan), sedangkan buah yang paling sering dikonsumsi oleh anak adalah jeruk (5.6 kali/bulan) dan pisang (5.3 kali/bulan). Status kesehatan anak dalam tiga bulan terakhir menunjukkan 69.6% anak pernah sakit dengan jenis penyakit yang paling banyak adalah ISPA (flu, batuk, demam) (84.2%). Frekuensi sakit rata-rata satu kali dalam 3 bulan dengan lama sakit 3-4 hari. Sebagian anak mengonsumsi suplemen 1-2 kali sehari dan ada perbedaan antara konsumsi suplemen dengan frekuensi sakit (p<0.05).
27
Hubungan antara karakteristik ibu dengan pengetahuan gizi ibu menunjukkan hanya pendidikan yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap pengetahuan gizi ibu (p<0.05), sedangkan usia ibu tidak (p≥0.05). Pengetahuan gizi ibu dengan dukungan ibu tidak memiliki hubungan yang signifikan (p≥0.05), namun berkorelasi positif (r=0.015). Variabel yang berhubungan dengan konsumsi sayur dan buah anak adalah dukungan ibu (p<0.05), pendapatan perkapita (p<0.05), kesukaan anak (p<0.05), dan skor morbiditas pada konsumsi sayur (p<0.05). Variabel yang berhubungan dengan kesukaan anak adalah kesukaan ibu sewaktu hamil (p<0.05), frekuensi konsumsi ibu sewaktu hamil (p<0.05), dan usia awal pengenalan terhadap kesukaan pada buah (p<0.05). Faktor-faktor yang mempengaruhi kesukaan sayur dan buah pada anak adalah kesukaan ibu sewaktu hamil dengan OR = 9.851 (95% CI: 2.83334.245) untuk sayur dan OR = 79.054 (95% CI: 7.963-784.804) untuk buah, selain itu, dukungan ibu [OR= 3.603 (95% CI:1.265-10.266)] juga mempengaruhi kesukaan anak terhadap sayur.
Saran Perlunya dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai faktor yang mempengaruhi kesukaan dan preferensi anak terhadap sayur dan buah, misalnya dari lingkungan sekitar dan pengaruh teman sebaya. Metode Food Recall bisa digunakan untuk menghitung kontribusi zat gizi (vitamin dan mineral) pada sayur dan buah agar dapat diketahui hubungan atau pengaruhnya terhadap status kesehatan anak. Orangtua sebagai pengasuh perlu meningkatkan kesadaran diri untuk selalu mengonsumsi, mengajak, dan mengajarkan anaknya untuk makan sayur dan buah sejak dini agar anak terbiasa melakukannya. Diperlukan peran pemerintah dan swasta untuk mensosialisasikan pentingnya untuk makan sayur dan/ atau buah 5 porsi/hari agar kesehatan tetap terjaga dan konsumsi sayur dan buah orang Indonesia bertambah.
DAFTAR PUSTAKA Accredited Practising Dietitiens. 2004. Starting solid food. Noarlunga Health Services and Flinders University. [ Diunduh 2014 Juli 1]. Tersedia pada http://www.decd.sa.gov.au/familydaycare/files/links/4_Starting_Solid_Food s.pdf Adams I. 2013. The health benefits of dark yellow and orange vegetables. University of Kentucky Cooperative Extension. [Diunduh 2014 Juli 21]. Tersedia pada www2.ca.uky.edu/agc/pubs/FCS3/FCS3569/FCS3569.pdf Almatsier S. 2009. Ilmu Gizi Dasar. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. _________. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
28
_________, Soetardjo S, Soekatri M. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. Alwi, Hasan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta (ID): Balai Pustaka. Amalia L. 2008. Konsumsi sayur dan buah kaya vitamin A dan vitamin C serta kaitannya dengan kejadian sakit flu dan diare di kalangan mahasiswa TPB IPB. Media Gizi dan Keluarga. 32(1): 87-94. Ariefiani R. 2009. Pola asuh makan dan kesehatan pada rumah tangga yang tahan dan tidak tahan pangan serta kaitannya dengan status gizi anak balita di kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Arisman. 2010. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi Dalam Daur Kehidupan (Edisi 2). Jakarta (ID): EGC. [BKKBN]. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 1998. Buku Pengangan Untuk Petugas Lapangan Mengenai Reproduksi Sehat. Jakarta (ID): BKKBN. [BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2004. Keputusan kepala badan pengawas obat dan makanan RI Nomor HK.00.05.23.3644. 2004. Tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen Makanan. Jakarta (ID): BPOM. Buijsse B, Feskens EJM, Schulze MB, Forouhi NG, Wareham NJ, Sharp S, Palli D, Tognon G, Halkjaer J, Tjonneland A et al. 2009. Fruit and vegetable intakes and subsequent changes in body weight in European populations: results from the project on Diet, Obesity, and Genes (DiOGenes01-4). American Journal of Clinical Nutrition. 90: 202−9. Bourdeaudhuij D, Velde S, Brug J, Wind M, Sandvik C, Maes L, Wolf A, Perez CR, Yngve A, Thorsdottir et al. 2008. Personal, social, and environmental predictors of daily fruit and vegetable intake in 11-year-old children in nine european countries. European Journal of Clinical Nutrition. 62: 834-841. Brown A dan Amy. 2008. Understanding Food: Principles and Preparations, Fourth Edition. United States (US): Wadsworth, Cengage Learning. Cooke LJ, Wardle J, Gibson EL, Sapochnik M, Sheiham A, Lawson M. 2003. Demographic, familial, and trait predictors of fruit and vegetable consumption by pre-school children. Public Health Nutrition. 7(2): 295-302. Department of Health. 2011. Baby’s first food. Government of Western Australia Department of Health. [Diunduh 2014 Juli 1]. Tersedia pada http://www.health.wa.gov.au/docreg/Education/Population/Child_Health/Fe eding/HP003055_babys_first_foods.pdf Dijaissyah N. 2011. Riwayat pemberian makan, status gizi, dan status kesehatan siswa PAUD [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Fibrihirzani H. 2012. Hubungan antara karakteristik individu, orangtua dan lingkungan dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SDN Beji 5 dan 7 Depok [skripsi]. Depok (ID): Universitas Indonesia.
29
Guillain BL, Jones L, Oliveira A, Moschonis G, Beteko A, Lopes C, Moreira P, Manios Y, Papadopoulos NG, Emmett P et al. 2013. The influence of early feeding practices on fruit and vegetable intake among preschool children in 4 European birth cohorts1-3. American Journal of Clinical Nutrition. doi:10.3945/ajcn.112.057026 Hung H, Joshipura KJ, Jiang R, Hu FB, Hunter D, Warner S, Colditz GA, Rosner B, Spiegelman D, Willett W. 2004. Fruit and vegetable intake and risk of major chronic disease. Journal of the National Cancer Institute. 96(21): 1577-84. Johnsen SP, Overvad K, Stripp C, Tjonneland A, Husted SE, Sorensen HT. 2003. Intake of fruit and vegetable and the risk of ischemic stroke in a cohort of Danish men and women1-3. American Journal of Clinical Nutrition. 78: 5764. Hurlock EB. 1998. Perkembangan Anak. Jakarta (ID): Erlangga. Khomsan A. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. __________, Faisal A, Neti H, Suhanda NS, Oktarina. 2013. Tumbuh Kembang dan Pola Asuh Anak. Bogor (ID): IPB Press. Krolner R, Rasmussen M, Brug J, Klepp KI, Wind M, Due P. 2011. Determinants of fruit and vegetable consumption among children and adolescents: a review of literature part II:qualitative studies. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity. 8: 1-38. Lampe JW. 1999. Health effects of vegetable and fruit: assessing mechanism of action in human experimental studies1-3. American Journal of Clinical Nutrition. 70: 4755 - 4908. Lemeshow S, Lwanga SK. 1991. Sample Size Determination In Health Studies. Geneva (CH): World Health Organization. Liu S, Serdula M, Janket S, Cook NR, Sesso HD, Willett WC, Manson JE, Buring JE. 2004. A prospective study of fruit and vegetable intake and the risk of type 2 diabetes in women. Diabetes Care. 27(12): 2993-96. doi: 10.2337/diacare.27.12.2993. Manrique B, Contasti, Alvarado M, Zypman, Monica, Palma, Ierrobino N, Ramirez, Carini D. 1998. A controlled experiment in prenatal enrichment with 684 families in Caracas, Venezuela: Results to age six. Journal of Prenatal and Perinatal Psychology and Health. 12(3 and 4): 209-234. Mennella JA, Jagnow CP, Beauchamp GK. 2001. Prenatal and postnatal flavor learning by human infants. Pediatrics. 107(6): 1-12. Moreno CS, Cano MP, Ancos B, Plaza L, Olmedilla B, Granado F, Martin A. 2003. Effect of orange juice intake on vitamin C concentrations and biomarkers of antioxidant status in humans1-4. American Journal of Clinical Nutrition. 78: 454-460.
30
Moore LL, Singer MR, Bradlee ML, Djousse L, Proctor MH, Cupples LA, Ellison RC. 2005. Intake of fruits, vegetables, and diary products in early childhood and subsequent blood pressure change. Epidemiology. 16(1):4-11. Ness AR, Maynard M, Frankel S, Davey S, Frobisher C, Leary SD, Emmett PM, Gunnell D. 2005. Diet in childhood and adult cardiovascular and all cause mortality: the Boyd Orr cohort. Heart. 91: 894-898. doi: 10.1136/hrt.2004.043489. Nirmala D. 2012. Gizi Anak Sekolah. Jakarta (ID): PT Kompas Media Nusantara. Notoatmodjo S. 2007. Ilmu dan Perilaku Kesehatan. Jakarta (ID): Rineka Cipta. Ratu A. 2011. Faktor resiko obesitas pada anak 5-15 tahun di Indonesia. Makara Kesehatan. 5(1):37-43. [Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar. 2007. Laporan Nasional 2007. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. [Riskesdas] Riset Kesehatan Dasar. 2013. Pokok-Pokok Hasil Riskesdas Indonesia Tahun 2013. Jakarta (ID): Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Sandvik C, Bourdeaudhuij D, Due P, Brug J, Wind M, Bere E, Perez CR, Wolf A, Elmadfa I, Thorsdottir I, et al. 2005. Personal, social, and environtmental factors regarding fruit and vegetable intake among school children in nine European countries. Annals Nutrition and Metabolism. 49: 255-266. Serrano E, Powell A. 2013. Healthy eating for children ages 2 to 5 years old: a guide for parents and caregivers. Communications and Marketing, College of Agriculture and Life Sciences, Virginia Polytechnic Institute and State University. [Diunduh 2014 Juli 1]. Tersedia pada http://pubs.ext.vt.edu/348/348-150/348-150_pdf.pdf Sriwahyuni, Indriasari R, Salam A. 2013. Pola konsumsi buah dan sayur serta asupan zat gizi mikro dan serat pada ibu hamil di Kabupaten Gowa 2013. [jurnal] Makassar (ID): Universitas Hasanuddin. Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung (ID): CV Alfabeta. Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sukandar D. 2008. Studi Sosial Ekonomi, Aspek Pangan,Gizi, dan Sanitasi Nelayan di Jeneponto Sulawesi Selatan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sulistiawati F. 2009. Pengaruh suplementasi vitamin C dan multivitamin mineral terhadap status gizi, kesehatan, dan fungsi ginjal [tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta (ID): EGC. Turner JS, Helms DB (1995). Life-span Development Edisi ke-5. New York (US): Holt, Rinehart, and Winston.
31
Ulfa M. 2006. Analisis hubungan pola asuh makan, pengetahuan gizi, persepsi, dan kebiasaan makan sayuran ibu rumah tangga di perkotaan dan pedesaan Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Walker WA. 2005. Eat, Play, and be Healthy. Cambridge (US): McGraw Hill Widyawati, Kusuma I. 2009. Analisis preferensi pangan masyarakat dan daya dukung gizi menuju pencapaian diversifikasi pangan Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Yuliana. 2007. Pengaruh penyuluhan gizi dan stimulasi psikososial terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Zakarian FR, Irawan B, Pramudya SM, Sanjaya. 2000. Intervensi sayur dan buah pembawa vitamin C dan vitamin E meningkatkan sistem imun populasi buruh pabrik di Bogor. Bul. Teknol. dan Industri Pangan. 11(2):21-27.
32
LAMPIRAN Lampiran 1 Sebaran jawaban pertanyaan pengetahuan gizi ibu berdasarkan jenis pertanyaan No
Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Buah dan sayur merupakan bahan makanan sumber Porsi buah minimal yang harus dimakan setiap hari Porsi sayur minimal yang harus dimakan setiap hari Manfaat yang diperoleh dari banyak makan sayur dan buah Sumber serat paling banyak terdapat pada Kekurangan serat dalam tubuh dapat menyebabkan Kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan Jenis sayuran yang dapat menjaga kesehatan mata dan kulit Merebus sayuran terlalu lama dapat menyebabkan Tahapan mengolah sayur yang baik Sayuran yang dapat mencegah dari terjadinya kurang darah/ mengandung tinggi Fe Sayuran yang banyak mengandung vit A, folat, dan vit B1 (penting pada masa kehamilan
12
Lampiran 2
Pertanyaan
2 3 4
Salah (%) 19.6 91.2 58.8 13.7 2.9 6.9 1.0 1.0 1.0 33.3
80.4
19.6
37.3
62.7
Sebaran jawaban pertanyaan dukungan ibu berdasarkan jenis pertanyaan
No
1
Benar (%) 80.4 8.8 41.2 86.3 97.1 93.1 99.0 99.0 99.0 66.7
Ibu selalu menyediakan sayur di rumah Ibu selalu menyediakan buah di rumah Ibu suka menyuruh anak untuk makan buah Ibu suka menyuruh anak untuk makan sayur
Setiap hr (%)
5-6 hr/mgg (%)
3-4 hr/mgg (%)
1-2 hr/mgg (%)
Tdk prnh (%)
Total (%)
34.3
25.5
36.3
3.9
0.0
100.0
28.4
12.7
34.3
24.5
0.0
100.0
27.5
29.4
39.2
2.9
1.0
100.0
23.5
14.7
37.3
23.5
1.0
100.0
Lampiran 3 Sebaran jenis sayur dan buah yang tidak disukai ibu Jenis pangan Sayuran
Buah
Disukai Wortel Buncis Brokoli Bayam Katuk Kacang panjang Daun papaya Daun singkong Kangkung Pisang
%
Tidak disukai 22.5 7.5 7.5 33.8 12.5 5.0 2.5 3.8 2.5 8.9
%
Pare Kol Daun singkong Sawi putih Kangkung Daun papaya Terong
35.0 10.0 10.0 5.0 20.0 10.0 10.0
Durian
29.1
33
Jenis pangan
Disukai
%
Pepaya Jeruk Mangga Apel Alpukat Melon Anggur
Lampiran 4
Tidak disukai 8.9 29.7 14.9 15.8 9.9 3.0 5.9
Kiwi Pisang Kelengkeng Melon Mangga Nanas Alpukat Pepaya
% 3.6 5.5 3.6 10.9 3.6 12.7 3.6 9.1
Sebaran jenis sayur yang dikonsumsi ibu berdasarkan trimester kehamilan
Jenis sayur Bayam Wortel Brokoli Kacang panjang Kangkung Daun singkong Buncis Sawi Tauge Katuk Bayam Wortel
Trimester I n % 49 32.0 32 21.0 10 6.0 10 6.0 7 5.0 2 1.0 16 10.0 10 6.0 5 3.0 14 9.0 49 32.0 32 21.0
Trimester II n % 64 31.0 45 22.0 14 7.0 15 7.0 11 5.0 7 3.0 14 7.0 14 7.0 3 1.0 21 10.0 64 31.0 45 22.0
Trimester III n % 72 30.0 49 21.0 15 6.0 19 8.0 12 5.0 8 3.0 20 8.0 13 5.0 5 2.0 24 10.0 72 30.0 49 21.0
Total (%) 31.0 21.0 7.0 7.0 5.0 3.0 8.0 6.0 2.0 10.0 31.0 21.0
Lampiran 5
Sebaran jenis buah yang dikonsumsi ibu berdasarkan trimester kehamilan
Jenis sayur Pir Apel Jeruk Mangga Anggur Pisang Semangka Melon Alpukat Mangga Pepaya
Trimester I n % 5 3.0 33 20.0 38 23.0 14 9.0 6 4.0 18 11.0 5 3.0 7 4.0 8 5.0 14 9.0 14 9.0
Trimester II n % 9 4.0 40 20.0 44 22.0 13 6.0 8 4.0 21 10.0 4 2.0 18 9.0 12 6.0 13 6.0 19 9.0
Trimester III n % 6 3.0 39 20.0 48 24.0 11 6.0 7 4.0 20 10.0 5 3.0 16 8.0 10 5.0 11 6.0 27 14.0
Total (%) 4.0 20.0 23.0 7.0 4.0 11.0 3.0 7.0 5.0 7.0 11.0
34
Lampiran 6 Kuisioner KUISIONER KONSUMSI SAYUR DAN BUAH SAAT KEHAMILAN SERTA POLA ASUH MAKAN IBU HUBUNGANNYA DENGAN KEBIASAAN MAKAN SAYUR DAN BUAH ANAK USIA PRASEKOLAH TAHUN 2014 Sheet 1. Cover 1. Tanggal Wawancara 2. Enumerator* 3. Kode Responden* 4. Nama lengkap Responden (Ibu) 5. No. Telpon/Hp Responden 6. Alamat tempat tinggal
7. Nama Kepala Keluarga
: ______________________________2014 : __________________________________ : __________________________________ : __________________________________ : __________________________________ : __________________________________ __________________________________ __________________________________ : __________________________________
Ket : *diisi oleh pewawancara/ enumerator
Sheet 2: Data ANK A. DATA ANAK 1 2 3 4
Nama Lengkap Usia Tempat/tanggal lahir Jenis Kelamin
..................tahun..................bulan Laki-laki/ Perempuan
(Coret yang tidak perlu)
5
Anak ke
.........dari.........orang bersaudara kandung 6 Anak Anda sedang atau pernah ya mengalami sakit dalam 3 bulan tidak ini (dilingkari) Jika Ya, isilah jenis penyakit, berapa kali sakit dalam 3 bulan, serta lama sakit (hari) pada tabel di bawah ini No Jenis Penyakit Berapa Kali Sakit Lama Sakit (Hari)
Sheet 3: Data KLRG B. Data Karakteristik Keluarga B1. Jumlah Anggota Keluarga (Isi semua anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah)
No Nama
JK Usia Usia (L/P) (th) (bln)
Pend. Terakhi r *)
Pekerjaan Hub **) Kel ***)
Keterangan : *) : (0) Belum sekolah; (1) Tidak Sekolah; (2) SD; (3) SLTP; (4) SLTA; (5) PT
Suku
35
**) ***)
: (0) Tidak Bekerja; (1) Petani; (2) Pedagang; (3) PNS/ABRI/Polisi; (4) karyawan swasta; (5) Wiraswasta; (6) IRT; (7) Buruh; (8) Lainnya_______ : (1) Suami/Ayah; (2) Istri/Ibu; (3) Anak; (4) Lainnya, sebutkan___________
Sheet 4: Data PO B2. Pendapatan Orangtua / bulan Pendapatan Ayah :Rp_________________________________ Pendapatan Ibu :Rp_________________________________ Sheet 5: Data PENDGIZ C. PENGETAHUAN GIZI IBU Lingkari pada pilihan jawaban yang menurut anda benar! No Pertanyaan Pilihan jawaban 1 Buah-buahan dan sayuran merupakan a. karbohidrat dan protein bahan makanan sumber: b. protein dan lemak c. vitamin dan mineral d. tidak tahu 2 Berapa porsi buah minimal (paling a. 0-1 porsi per hari sedikit) yang harus dimakan setiap b. 1-2 porsi per hari hari? c. 2-3 porsi per hari d. tidak tahu 3 Berapa porsi sayur minimal (paling a. 0-1 porsi per hari sedikit) yang harus dimakan setiap b. 11/2 - 2 porsi per hari hari ? c. 2-3 porsi per hari d. tidak tahu 4 Manfaat yang diperoleh dari banyak a. dapat mencegah penyakit makan buah dan sayur dalam jangka jantung, kanker dan diabetes panjang adalah : b. dapat mencegah sakit maag c. dapat mencegah sakit kepala d. tidak tahu 5 Sumber serat yang paling banyak a. sayur dan buah terdapat pada : b. roti dan susu c. ikan dan telur d. tidak tahu 6 Kekurangan serat dalam tubuh dapat a. cacingan menyebabkan : b. diare c. susah buang air besar d. tidak tahu 7 Kekurangan vitamin C dapat a. Beri- beri mengakibatkan: b. Sariawan & penurunan kekebalan c. Pengeroposan tulang d. tidak tahu 8 Jenis sayuran yang dapat menjaga a. Sawi dan daun singkong kesehatan mata dan kulit adalah : b. Labu dan ketimun c. Wortel dan tomat d. tidak tahu 9 Merebus sayuran terlalu lama dapat a. bertambah lezat menyebabkan: b. vitamin dan mineral banyak berkurang
36
10
Berikut ini adalah tahap mengolah sayur yang baik:
11
Sayuran yang dapat mencegah kita dari terjadinya kurang darah atau yang mengandung zat besi tinggi adalah :
12
Sayur-sayuran yang banyak mengandung vitamin A, asam folat,dan vitamin B1 (penting pada masa kehamilan) adalah sayuran yang
c. d. a. b. c. d. a. b. c. d. a.
tidak mudah dicerna tidak tahu dipotong, dicuci, dimasak dicuci, dipotong, dimasak dipotong, dimasak tidak tahu wortel dan buncis sawi putih dan ketimun brokoli dan bayam tidak tahu yang daunnya berwarna hijau tua b. yang tidak berwarna c. semua jenis sayur-sayuran d. tidak tahu
Sheet 6: Dukungan Ibu D2. DUKUNGAN IBU TERHADAP SAYUR DAN BUAH Lingkari pada pilihan jawaban yang menurut anda, anda lakukan! 1 Apakah Ibu selalu a. Ya, setiap hari menyediakan sayur di b. Ya, hampir setiap hari (5-6 rumah ? hari/minggu) c. Kadang-kadang (3-4 hari/minggu) d. Jarang (1-2 hari/minggu) e. Tidak pernah 2 Apakah Ibu selalu a. Ya, setiap hari menyediakan buah di b. Ya, hampir setiap hari (5-6 rumah ? hari/minggu) c. Kadang-kadang (3-4 hari/minggu) d. Jarang (1-2 hari/minggu) e. Tidak pernah 3 Apakah Ibu suka a. Ya, setiap hari menyuruh anak untuk b. Ya, hampir setiap hari (5-6 makan buah ? hari/minggu) c. Kadang-kadang (3-4 hari/minggu) d. Jarang (1-2 hari/minggu) e. Tidak pernah 4 Apakah Ibu suka a. Ya, setiap hari menyuruh anak untuk b. Ya, hampir setiap hari (5-6 makan buah hari/minggu) c. Kadang-kadang (3-4 hari/minggu) d. Jarang (1-2 hari/minggu) e. Tidak pernah Sheet 7: Data SBI E. KONSUMSI SAYUR DAN BUAH SAAT KEHAMILAN
2 1 0 -1 -2 2 1 0 -1 -2 2 1 0 -1 -2 2 1 0 -1 -2
Lingkari nomor pada pilihan jawaban yang tersedia dan isilah titik-titik sesuai pertanyaan dibawah ini!
No 1
Pertanyaan Jawaban Apakah ibu suka mengkonsumsi sayur 1. Sangat suka
37
selama kehamilan ?
2
Pada usia kehamilan berapa bulan Ibu paling banyak mengkonsumsi sayur ?
3
Berapa kali ibu biasanya makan sayur saat hamil: (isi salah satu) Jenis-jenis sayur yang Ibu sering konsumsi saat kehamilan, urutkan berdasarkan yang paling sering dikonsumsi
4
5
6
7
Adakah jenis sayur yang paling Ibu sukai saat kehamilan ? Jika Ya, sebutkan dan beri alasan Adakah jenis sayur yang paling tidak disukai/ dihindari saat kehamilan? Jika Ya, sebutkan dan beri alasan! Apakah ibu suka mengkonsumsi buah selama kehamilan ?
8
Pada usia kehamilan berapa bulan Ibu paling banyak mengkonsumsi buah ?
9
Berapa kali ibu biasanya makan buah saat hamil: (isi salah satu) Jenis-jenis buah yang Ibu sering konsumsi saat kehamilan, urutkan berdasarkan yang paling sering dikonsumsi
10
11
12
13
Adakah jenis buah yang paling Ibu sukai saat kehamilan ? Jika Ya, sebutkan dan beri alasan Adakah jenis buah yang paling tidak disukai/ dihindari saat kehamilan? Jika Ya, sebutkan dan beri alasan! Apakah ibu suka bercerita mengenai makanan yang ibu makan saat kehamilan kepada janin?
2. Suka 3. Kurang Suka 4. Tidak Suka 5. Sangat tidak suka 1. 0-3 bulan 2. 3-6 bulan 3. 6-9 bulan ………kali/ hari ………kali/ minggu ………kali/ bulan 0-3 bln........................................ ................................................... 3-6 bln........................................ ................................................... 6-9 bln........................................ ................................................... 1. Ya 2. Tidak .................................................. .................................................. 1. Ya 2. Tidak .................................................. .................................................. 1. Sangat suka 2. Suka 3. Kurang Suka 4. Tidak Suka 5. Sangat tidak suka 1. 0-3 bulan 2. 3-6 bulan 3. 6-9 bulan ………kali/ hari ………kali/ minggu ………kali/ bulan 0-3 bln........................................ ................................................... 3-6 bln........................................ ................................................... 6-9 bln........................................ ................................................... 1. Ya 2. Tidak .................................................. .................................................. 1. Ya 2. Tidak .................................................. .................................................. 1. Ya 2. Tidak
38
14
Adakah pesan ibu kepada janin saat Ibu 1. Ya 2. Tidak memakan sayur dan buah ketika hamil? .................................................. Jika Ya, sebutkan ! .................................................. 15 Adakah alasan khusus ibu untuk 1. Ya 2. Tidak mengkonsumsi sayur dan buah selama .................................................. kehamilan? .................................................. Jika Ya, sebutkan! 16 Apakah ada kejadian mengidam saat Ibu 1. Ya 2. Tidak hamil? .................................................. Jika Ya, sebutkan! .................................................. Sheet 8 : Data SBA F. KEBIASAAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH ANAK Lingkari pilihan jawaban yang ditulis tebal dan isilah titik-titik sesuai pertanyaan dibawah ini! 1. Sejak usia berapa anak mulai diperkenalkan dengan sayur ? ______tahun/bulan 2. Apakah anak suka terhadap sayuran ? 1) Sangat suka 2) Suka 3) Kurang suka 4) Tidak suka 5) Sangat tidak suka 3. Apakah anak suka menolak jika diberi makan dengan sayuran 1)Ya 2) Kadang-kadang 3) Tidak jika Ya, berikan alasan ____________________________________________ 4. Berapa porsi anak dalam sekali memakan sayuran (URT)? _______________ 5. Adakah jenis sayuran tertentu yang disukai anak ? 1. Ya 2. Tidak Jika Ya, sebutkan dan beri alasan ___________________________________ 6. Sejak usia berapa anak mulai diperkenalkan dengan buah ? ______tahun/bulan 7. Apakah anak suka terhadap buah ? 1) Sangat suka 2) Suka 3) Kurang suka 4) Tidak suka 5) Sangat tidak suka 8. Apakah anak suka menolak jika diberikan buah ? 1) Ya 2) Kadang-kadang 3) Tidak jika Ya, berikan alasan ____________________________________________ 9. Berapa porsi anak dalam sekali memakan buah (URT)?__________ 10. Adakah jenis buah tertentu yang disukai anak ? 1 Ya 2 Tidak Jika ya, sebutkan dan beri alasan ______________________________ 11. Apakah anak sering mengonsumsi suplemen makanan ? 1 Ya 2 Tidak Jika Tidak, pertanyaan berhenti sampai disini 12. Sebutkan merek supelemen yang anak sering konsumsi, urutkan berdasarkan yang paling sering dikonsumsi, berapa kali dalam sehari suplemen dikonsumsi dan tuliskan alasannya ! Sheet 9: FFQSQ
39
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta tanggal 5 Februari 1992 dari ayah Kosasih dan ibu Ii Heriani. Penulis adalah putri kedua dari tiga bersaudara. Awal pendidikan penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak di Jakarta tahun 1997−1998, kemudian melanjutkan sekolah dasar (TK dan SD BPS&K V) tahun 1998−2004. Tahun 2004−2007 penulis menduduki pendidikan di bangku SMP (SMP Negeri 252 Jakarta) dan tahun 2007−2010 duduk di bangku SMA (SMA Negeri 71 Jakarta). Pada tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 71 Jakarta dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam berorganisasi dan menjadi asisten praktikum metabolisme zat gizi pada tahun 2012−2013. Penulis juga pernah aktif sebagai staf divisi Informasi dan Komunikasi Ecoagrifarma IPB tahun 2012−2013 dan aktif dalam kepanitian acara departemen seperti Nutrition Fair 2012 dan 2013. Penulis juga pernah bekerja sebagai tenaga penyuluh di SDN Palasari 02 Cijeruk Bogor, kerjasama antara Ajinomoto dan IPB (Ajinomoto IPB Nutrition’s Program) dan mengadakan seminar bertemakan ‘Kantin Sehat’ tahun 2013. Juni − Agustus 2013 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Desa Bulakelor, Kecamatan Kubang Sari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah dan Februari − Maret 2014 penulis mengikuti Internship Dietetic (ID) di Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD), Jakarta. Penulis tercatat sebagai penerima beasiswa Goodwill dari Yayasan Goodwill International tahun 2013−2014.