ANALISIS HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PT. XYZ BAGIAN PRESSING)
Oleh: MUHAMMAD GALA NOTO NOEGROHO H24103130
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
ABSTRAK Muhammad Gala N Noegroho. Analisis Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Karyawan Terhadap Kinera Karyawan (Studi Kasus PT. XYZ Bagian Pressing). Dibawah bimbingan Ma’mun Sarma. Persaingan industri yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi. Proses produksi dapat berjalan baik karena dikendalikan oleh tenaga kerja, Selain tenaga kerja penggunaan berbagai alat dan mesin yang semakin modern menyebabkan karyawan tidak akan terlepas dari resiko yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja sehingga membutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak yang berkaitan seperti manajemen dan tenaga kerja. PT. Pratama Abadi Industri (PAI) merupakan sebuah industri padat karya yang bergerak di bidang industri sepatu olah raga. Aset perusahaan terpenting dalam memberikan produk berkualitas adalah karyawan. Tanpa adanya kinerja karyawan yang baik maka perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. PT XYZ menerapkan K3 karena menyadari bahwa setiap karyawan berhak untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan pada saat bekerja. Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja sangat dibutuhkan oleh karyawan agar merasa aman dan nyaman. Pressing merupakan salah satu Bagian dari factory 5, bagian Pressing menggunakan alat berat dan mesin serta penggunaan mesinnya dilakukan secara manual maka berpotensi terjadinya resiko bahaya kecelakaan dan gangguan kesehatan lebih besar dari bagian lain pada PT. XYZ. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengkaji penerapan program K3 di bagian pressing, 2) Mengkaji kinerja karyawan bagian pressing PT XYZ, 3) Merumuskan solusi alternatif antara program K3 dengan kinerja karyawan bagian pressing PT XYZ. Sampel diambil sebanyak 100 responden karyawan bagian pressing. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menjelaskan data secara umum dengan menggunakan persentase dan rataan yang disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian diinterpretasikan. Korelasi rank spearman digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Karakteristik umum responden karyawan pressing adalah sebagian besar laki-laki, usia responden relatif muda (20-30 tahun), dengan tingkat pendidikan yang paling banyak yaitu SMA, rata-rata responden memiliki masa kerja 1-5 tahun. Berdasarkan hasil analisis bahwa secara umum penerapan K3 di bagian pressing tergolong baik, begitu pun dengan kinerja karyawan di bagian pressing tergolong baik dan berdasarkan hasil uji korelasi rank spearman bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) memiliki hubungan positif, sangat nyata dan berkorelasi substansial (agak kuat) dengan kinerja karyawan di bagian pressing pada PT. XYZ. Berdasarkan hasil penelitian disarankan sebagai berikut: 1) Perusahaan perlu mengontrol fasilitas dan sarana kerja yang dapat menunjang karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya, 2) Perusahaan perlu memperhatikan dan mengontrol kembali pelaksanaan program K3 karena perhatian yang besar dari manajemen perusahaan mengenai masalah K3 dapat memotivasi karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.
ANALISIS HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PT. XYZ BAGIAN PRESSING)
SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh: MUHAMMAD GALA NOTO NOEGROHO H24103130
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus PT. XYZ) SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh: MUHAMMAD GALA NOTO NOEGROHO H24103130
Menyetujui, Mei 2009
Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen
Tanggal Ujian : 13 April 2009
Tanggal Lulus : ......... 2009
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, karunia serta pertolongan-Nya sehingga penyusunan skripsi
yang berjudul
Analisis Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3)
Karyawan
Terhadap
Kinerja
Karyawan PT. XYZ Bagian Pressing dapat penulis selesaikan. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan saran, bimbingan, bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung sejak awal penulisan sampai akhirnya skripsi ini terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Kedua orangtua, H. M Khoeroni R Syafa, SH dan Oyoh Sofiah penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala dukungan baik materi maupun moril serta doa dan kepercayaan yang terus diberikan kepada penulis tanpa lelah, Papih dan Mamih adalah motivasi terbesar penulis untuk melangkah maju menggapai cita-cita, tanpa dukungan semangat dan doa yang kalian berikan penulis hanyalah tunas yang lemah. 2. Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian dan menjalankan studi di Institut Pertanian Bogor. Dari beliaulah penulis banyak mendapatkan pelajaran berarti untuk menjadi seorang yang bermanfaat, semoga Allah SWT membalas segala kebaikan beliau dan melimpahkan barokahNya kepada beliau, Amin. 3. Wita Juwita, STP, MM selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih atas segala motivasi, bimbingan dan saran yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ii
4. Ratih Maria Dhewi, SP, MM selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik serta saran demi perbaikan skripsi ini serta motivasi dan arahan untuk melangkah yang diberikan kepada penulis disaat menjalankan studi di Departemen Manajemen, FEM IPB. 5. Farida Ratna Dewi, SE, MM yang telah memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini serta motivasi dan arahan yang diberikan kepada penulis. 6. Dra. Siti Rahmawati, M.Pd yang telah memberikan kritik, saran dan motivasi yang beliau berikan kepada penulis selama menjalankan studi di Departemen Manajemen, FEM IPB. 7. Kepada pihak perusahaan penulis ucapkan terima kasih yang telah memberikan izin untuk dapat melakukan penelitian di bagian pressing. 8. Bapak Suticno, Pak Munir, Pak Rulian, Pak Nurman, Kang ebel, Pak Takdir dan Pak Sugiono penulis ucapkan terima kasih banyak atas bantuan dan bimbingannya kepada penulis yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian di Bagian pressing. 9. Adikku Mustika Sari, Vanny Aprina, Anna Permata Rani dan Esra Sania Sangra, penulis ucapkan terima kasih atas dukungan dan doa serta hiburan yang diberikan disaat penulis sedang merasakan lemah. 10. Ria Cahyani atas segala doa, motivasi, bantuan, dukungan serta selalu setia berada di samping penulis walau penulis berada dalam keadaan terpuruk sekalipun, berkat dorongan semangat yang dia berikan, penulis perlahan-lahan mulai bangkit dari keterpurukan. You are my sunshine which gives me a new life and light in the darkness. 11. Keluarga besar Ibu Yuni atas segala doa, bantuan serta motivasi dan saran yang telah diberikan kepada penulis selama ini. 12. Seluruh staf pengajar Departemen Manajemen FEM IPB atas segala motivasi yang diberikan kepada penulis selama menjalankan studi di Institut Pertanian Bogor. 13. Mas Hadi, Pak Acep, Mas Yadi, Mas Iwan, Mas Dimas, Pak Maman dan seluruh staf sekertariat Departemen Manajemen FEM IPB atas segala motivasi yang diberikan kepada penulis selama menjalankan studi.
iii
14. Saudara-saudaraku, Om bayan, Om Heri, Tante Nani, A Alam, A ian, A Maman, A asep dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas segala dukungan moril, motivasi dan doa. 15. Keluarga besar A doni atas segala dukungan, motivasi, saran dan doa yang telah diberikan kepada penulis selama ini. 16. Keluarga besar Om Jhoni atas segala doa, saran dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis. 17. Keluarga besar Bapak Zakaria atas segala doa, motivasi, bantuan, serta dukungan yang telah diberikan kepada penulis selama ini. 18. Teman seperjuangan ( Hilman, Citra, Shiera, Dedi, Eko, Roni JW, Linda, Sekar, Dodo, Ikhwan, Ujang, Elang, Gema, Potel, Yudis, Step, Yeni, Hesti, Lisa, Tubagus Edri, Angga P, Ari Kw, Cristo, Kang Sofa, Yoga, Dewi, Dona) atas segala doa, motivasi, kritik, saran serta selalu berada di belakang penulis dalam situasi dan kondisi apapun. 19. Rekan-rekan Manajemen 40 (Okty, Kiki, Hendra, Imel, Rio, Hendry) dan seluruh teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. 20. Rekan-rekan Manajemen 41 (Fakhri, Dase, Vivi, Noti, Icu, Mery, Dina, Intan, Eka, Acil, Nit-nit, Andre, Anggi, Sidik) dan rekan-rekan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 21. Rekan-rekan di BSD (Rahmat, Udjo, Heru, Fadhlik, Dwi, Rohmat, Thia, Widya, Danu, Ranti, Via, Septi, Lia, Rara, Mia, Tika, Kang Heri) atas segala doa, motivasi dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
Bogor, Juni 2009
Penulis
iv
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 25 Desember 1985. Penulis merupakan anak pertama dari lima bersaudara putra pasangan Bapak H. Moch. Khoeroni R Syafa dan Ibu Hj. Oyoh Sofiah. Penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 1 Serpong pada tahun 1997, kemudian melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 5 Serpong dan lulus pada tahun 2000, Pada tahun yang sama penulis diterima di SMU Islam Cipasung, Tasikmalaya dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) , Institut Pertanian Bogor (IPB) Melalui Jalur SPMB, dengan harapan agar penulis dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta wawasan yang berguna bagi penulis untuk diterapkan di masa depan.
i
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ............................................................
i
KATA PENGANTAR ........................................................
ii
DAFTAR ISI .......................................................................
v
DAFTAR TABEL ..............................................................
vii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................
ix
I.
PENDAHULAN .......................................................
1
1.1. Latar Belakang ..................................................... 1.2. Perumusan Masalah ............................................. 1.3. Tujuan Penelitian ................................................. 1.4. Manfaat Penelitian ............................................... 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ..................................
1 5 5 5 6
TINJAUAN PUSTAKA...........................................
7
2.1. Manjemen Sumberdaya manusia.......................... 2.2. Kecelakaan ........................................................... 2.2.1. Faktor-faktor Kecelakaan........................... 2.2.2. Pencegahan Kecelakaan............................. 2.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .............. 2.3.1 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 2.3.2. Program K3 .............................................. 2.3.3. Sistem Manajemen K3.............................. 2.3.4. Manfaat K3 ............................................... 2.3.5. Pengendalian K3 ....................................... 2.3.6. Landasan Hukum K3 ................................ 2.4. Kinerja Karyawan ................................................ 2.5. Penelitian Terdahulu ............................................
7 7 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 20
METODE PENELITIAN ........................................
21
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian............................ 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................... 3.3. Metode Penelitian ................................................ 3.3.1. Jenis dan Sumber Data............................... 3.3.2. Metode Pengambilan Contoh ................... 3.4. Pengujian Kuesioner ............................................ 3.5. Pengolahan dan Analisis Data ............................. 3.5.1. Uji Validitas.............................................. 3.5.2. Uji Reliabilitas .......................................... 3.5.3. Skala Likert...............................................
21 25 25 25 25 27 28 28 29 30
II.
III.
v
3.5.4. Analisis Data.............................................
30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................
34
4. 1. Gambaran Umum Perusahaan............................. 4.1.1. Sejarah Perusahaan .................................... 4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan .......................... 4.1.3. Struktur Organisasi Bagian Pressing ......... 4.1.4. Sumber Daya Manusia............................... 4.1.5. Proses Pembuatan Alas Sepatu di Bagian Pressing ...................................................... 4.2. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)...................................................................... 4.3. Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)...................................................................... 4.4. Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ............................................................. 4.4.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner .................... 4.4.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ................ 4.5. Karakteristik Responden...................................... 4.5.1. Jenis Kelamin............................................. 4.5.2. Usia............................................................ 4.5.3. Tingkat Pendidikan.................................... 4.5.4. Masa Kerja................................................. 4.6. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). 4.6.1. Pelatihan Keselamatan Kerja ..................... 4.6.2. Publikasi Keselamatan Kerja ..................... 4.6.3. Kontrol Lingkungan Kerja......................... 4.6.4. Pengawasan dan Disiplin ........................... 4.6.5. Peningkatan Kesadaran K3 ........................ 4.6.6. Gambaran Umum K3................................. 4.7. Analisis Kinerja Karyawan .................................. 4.7.1. Kemauan Kerja .......................................... 4.7.2. Kemampuan Kerja ..................................... 4.7.3. Lingkungan Kerja ...................................... 4.7.4. Kompensasi ............................................... 4.7.5. Hubungan Kerja......................................... 4.7.6. Gambaran Umum Kinerja Karyawan .................................................. 4.8. Analisis Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Produktivitas Kerja...............
34 34 35 35 35
KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................
65
1. Kesimpulan ...................................................................... 2. Saran .................................................................................
65 66
DAFTAR PUSTAKA .........................................................
67
LAMPIRAN ........................................................................
69
vi
36 36 39 41 41 42 42 42 43 43 44 44 45 47 49 52 54 56 57 57 58 59 60 61 62 63
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1. Jumlah Tingkat Kecelakaan di Setiap Bagian pada PT. PAI........................................................................... 2. Klasifikasi Nilai Alpha ................................................... 3. Bobot Nilai Jawaban Responden ................................... 4. Nilai Skor Rataan ........................................................... 5. Jumlah Karyawan Pressing ............................................ 6. Tingkat Reliabilitas Metode Alpha Cronbach ............... 7. Hasil Jawaban Responden Mengenai Pelatihan Keselamatan ................................................................... 8. Hasil Jawaban Responden Mengenai Publikasi Keselamatan ................................................................... 9. Hasil Jawaban Responden Mengenai Kontrol Lingkungan Kerja........................................................... 10. Hasil Jawaban Responden Mengenai Pengawasan Dan Disiplin 11. Hasil Jawaban Responden Mengenai Peningkatan Kesadaran K3 ................................................................. 12. Faktor-faktor K3 Bagian Pressing PT XYZ ................... 13. Hasil Jawaban Responden Mengenai Kemauan Kerja... 14. Hasil Jawaban Responden Mengenai Kemampuan Kerja ............................................................................... 15. Hasil Jawaban Reponden Mengenai Lingkungan Kerja ............................................................................... 16. Hasil Jawaban Responden Mengenai Kompensasi ........ 17. Hasil Jawaban Responden Mengenai Jaminan Sosial.... 18. Hasil Jawaban Responden Mengenai Hubungan Kerja . 19. Kinerja Karyawan Bagian Pressing…………………... 20. Hubungan Faktor-faktor K3 Dengan Kinerja Karyawan .......................................................................
vii
4 30 30 31 36 43 46 48 51 52 55 57 58 59 59 60 61 61 62 63
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1. Sistem Model Manajemen K3.......................................... 2. Diagram Tahapan Kontrol Bahaya................................... 3. Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................ 4. Tahapan Penelitian ........................................................... 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................................................ 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..................... 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................................................................ 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja..........
viii
14 16 23 24 43 43 44 44
DAFTAR LAMPIRAN No
Halaman
1. Kuesioner Penelitian......................................................... 2. Struktur Organisasi Bagian Pressing................................ 3. Uji Validitas Kuesioner..................................................... 4. Uji Reliabilitas Kuesioner................................................. 5. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman...................................
ix
69 74 75 77 79
1
I. PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Persaingan industri yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi. Kualitas produk yang tinggi dapat membuat perusahaan mempertahankan pelanggan dan meningkatkan pangsa pasar. Kualitas produk yang dihasilkan tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Tenaga kerja merupakan sumber daya yang memegang peranan penting dalam produksi. Proses produksi dapat berjalan baik karena dikendalikan oleh tenaga kerja sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Selain tenaga kerja, perusahaan juga menggunakan peralatan berteknologi tinggi untuk menunjang proses produksi. Penggunaan berbagai alat dan mesin yang semakin modern menyebabkan karyawan tidak akan terlepas dari resiko yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja. Resiko ini dapat menimpa tenaga kerja kapan dan dimana saja, sehingga membutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak yang berkaitan seperti pengusaha, tenaga kerja dan manajemen. Sebab masalah keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah. Perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih dan mempunyai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh proses bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan
keselamatan
dan
kesehatan
kerja
(K3).
Berdasarkan
PEMNAKER 05/MEN/1996 dan mengacu pada Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja dapat dijadikan acuan bagi perlindungan tenaga kerja dari bahaya kecelakaan dan penyakit akibat bekerja maupun akibat lingkungan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah suatu program yang di buat bagi karyawan maupun manajemen sebagai upaya pencegahan
2
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit kerja dalam lingkungan kerja yang berpotensi menimbulkan bahaya. Tujuan dibuatnya program K3 adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Program K3 harus dilakukan secara terencana, periodik, dan terkontrol. Program ini harus di dukung oleh semua karyawan dimana karyawan dilibatkan dalam penyelesaian masalah, pembuatan peraturan kerja, kegiatan pemeriksaan dan pelatihan keterlibatan ini dilakukan agar perusahaan mengetahui dan mengerti hal-hal yang dibutuhkan karyawan. Dengan diterapkannya program K3 diharapkan dapat membangun tenaga kerja yang produktif, sehat dan berkualitas. K3 yang termasuk dalam suatu wadah higiene perusahaan dan kesehatan kerja terkadang terlupakan oleh para pengusaha, meskipun K3 mempunyai tujuan pokok dalam upaya memajukan dan mengembangkan proses industrialisasi, terutama dalam mewujudkan kinerja para karyawan. Penerapan K3 yang baik dan terarah dalam suatu wadah industri tentunya akan memberikan dampak lain, salah satunya adalah sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, terampil dan profesional.
Pada era pasar bebas tentu daya saing dari suatu proses
industrialisasi semakin kompetitif dan sangat menentukan maju tidaknya pembangunan suatu bangsa. Riset yang dilakukan badan dunia ILO menghasilkan kesimpulan, setiap hari rata-rata 6000 orang meninggal, setara dengan satu orang setiap 15 detik atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit atau kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka (Suardi, 2005). Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) seharusnya menjadi prioritas utama dalam suatu perusahaan. Potensi kerugian perusahaan akibat lemahnya implementasi K3 sangat besar diantaranya yaitu terganggunya proses produksi dan perbaikan alat produksi yang rusak karena kecelakaan kerja serta perusahaan kehilangan
kesempatan
mendapatkan
keuntungan
karena
rendahnya
produktivitas kerja karyawan. Perusahaan yang baik yaitu perusahaan yang benar-benar menjaga keselamatan dan kesehatan karyawannya dengan membuat aturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan oleh seluruh karyawan dan pimpinan perusahaan.
3
PT. XYZ merupakan sebuah industri padat karya yang bergerak di bidang industri sepatu olah raga. Perusahaan ini mulai beroperasi pada tahun 1989. Perusahaan ini memiliki status sebagai perusahaan bermodal asing (penanaman modal asing), sahamnya merupakan gabungan antara Korea dan Indonesia. Produk yang dihasilkan berupa sepatu olah raga dengan merek dagang X. PT XYZ selalu berusaha memberikan produk yang terbaik kepada pelanggannya. Aset terpenting perusahaan dalam memberikan produk berkualitas adalah karyawan. Tanpa adanya kinerja karyawan yang baik maka kepuasan pelanggan tidak akan tercapai. PT XYZ menggunakan berbagai peralatan dan mesin dalam membantu proses produksi produknya sebelum menjadi barang jadi, seperti mesin press, mesin jahit, mesin cetak serta peralatan berat lainnya yang dapat menyebabkan timbulnya bahaya kecelakaan dan gangguan kesehatan karyawan akibat kebisingan yang di timbulkan mesin atau gangguan kesehatan akibat bahan-bahan kimia yang di gunakan dalam proses produksi. Oleh karena itu PT XYZ memiliki kebijakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan lingkungan (K3L) yang terus direvisi setiap setahun sekali. Hal ini menunjukan bahwa dari pihak manajemen perusahaan XYZ telah memiliki komitmen untuk melaksanakan program K3L. Sistem K3L di PAI ini mengadopsi sistem MESH (ManagementEnvironment-Safety-Health) yang direkomendasikan oleh perusahaan. Sistem MESH yang diadopsi tersebut merupakan rujukan dari ISO 14000 jadi lebih fokus pada sistem lingkungan dan lemah dalam sistem K3. Pada tahap perkembangan XYZ selanjutnya untuk mengakomodasi sistem K3 maka perusahaan menjalin kerja sama dengan ISOS (International SOS) untuk membangun dan mengembangkan K3 yang hingga saat ini lebih di fokuskan pada kesehatan kerja. PT XYZ menerapkan K3 karena menyadari bahwa setiap karyawan berhak untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan pada saat bekerja. Perlindungan tenaga kerja dari bahaya dan penyakit akibat kerja atau akibat lingkungan kerja sangat dibutuhkan oleh karyawan agar merasa aman dan nyaman dalam bekerja.
4
Pressing merupakan salah satu Bagian dari factory 5, di dalam factory 5 terdapat lima Bagian yaitu Bagian Mixing, Pressing, Pass Pailon, Stock fit, dan Pu Puck (Tabel 1) . Bagian pressing melakukan pembentukan alas sepatu (mold) dan pembentukan model mold sepatu serta pembentukan size mold sepatu dibantu dengan mesin press dengan panas 145oC-155oC, karena pada bagian pressing menggunakan alat berat dan mesin serta penggunaan mesinnya dilakukan secara manual maka berpotensi terjadinya resiko bahaya kecelakaan dan gangguan kesehatan lebih besar. Table 1. Jumlah Tingkat Kecelakaan di Setiap Bagian pada PT. XYZ Tahun 2007 Bagian Jumlah Pressing
5
Pass Pailon
3
Stock fit
2
Pu Puck
2
Mixing
1
Sumber: Departemen CR PT. XYZ Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memperhatikan dan menjaga sumber daya manusia yang dimilikinya salah satunya dengan memberikan rasa aman dan nyaman karyawan dalam bekerja karena tenaga kerja yang sehat akan bekerja produktif, sehingga diharapkan kinerja karyawan meningkat dan dapat mendukung keberhasilan bisnis perusahaan dalam membangun dan membesarkan usahanya. Memperhatikan hal tersebut, maka penerapan program K3 dalam suatu perusahaan perlu dikaji karena apabila penerapan program K3 dapat meningkatkan kinerja karyawan maka pencapaian tujuan perusahaan juga akan berjalan dengan baik.
5
1. 2. Perumusan Masalah Sumber daya manusia (SDM) merupakan partner penting yang dimiliki perusahaan yang mendukung proses produksi. Dalam melakukan proses produksi tersebut, karyawan selalu berhubungan dengan mesin-mesin dan alat-alat berat yang bisa menimbulkan resiko kecelakaan kerja bagi karyawan. Penerapan K3 yang baik disamping memberikan perlindungan terhadap kecelakaan kerja dan mencegah kerugian besar bagi perusahaan, selain itu bisa meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja. Karyawan akan merasa diperhatikan oleh perusahaan, sehingga mereka akan bekerja dengan lebih baik. Oleh sebab itu rumusan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penerapan program K3 di bagian Pressing PT. XYZ ? 2. Bagaimana gambaran kinerja karyawan bagian pressing PT XYZ ? 3 Bagaimana solusi alternatif berdasarkan hasil analisis hubungan antara program K3 dengan kinerja karyawan bagian Pressing PT XYZ ? 1. 3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah maka tujuan penelitian disusun sebagai berikut: 1. Mengkaji penerapan program K3 di bagian Pressing PT XYZ. 2. Mengkaji kinerja karyawan bagian Pressing PT XYZ. 3. Merumuskan solusi alternatif berdasarkan hasil analisis hubungan program K3 dengan kinerja karyawan bagian Pressing PT XYZ. 1. 4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan dalam menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan. 2. Menambah wawasan dan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya yang mengambil tema tentang keselamatan dan Kesehatan Kerja.
6
3. Diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama masa perkuliahan dan mencari solusi bagi permasalahan yang timbul di dunia nyata. 1. 5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini dibatasi, agar lebih terarah dan mudah dipahami. Penelitian ini di lakukan di PT. XYZ, Kabupaten X yang difokuskan pada kajian hubungan penerapan program K3 dengan menganalisis faktor-faktor seperti publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan, pelatihan keselamatan, disiplin serta peningkatan kesadaran K3 dan menganalisis pengaruhnya terhadap kinerja karyawan di bagian pressing. Kinerja karyawan yang di analisis meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Manajemen Sumber Daya Manusia Manjemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur unsur manusia (cipta, rasa dan karsa) sebagai aset suatu organisasi demi terwujudnya tujuan organisasi dengan cara memperoleh, mengembangkan dan memelihara tenaga kerja secara efektif dan efesien (Arep dan Tanjung, 2002). Manajemen sumber daya manusia (SDM) merupakan penerapan pendekatan SDM dimana secara bersama-sama terdapat dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu tujuan untuk perusahaan dan untuk karyawan. Dua kepentingan tujuan tersebut tidak dapat dipisahkan dalam kesatuan kebersamaan yang utuh. Manusia tidak hanya dipandang sebagai unsur produksi tetapi juga manusia yang memiliki emosi dan kepribadian aktif yang dapat dijadikan sebagai kekuatan untuk menggerakkan perusahaan. (Mangkuprawira, 2004). Menurut Mangkunegara (2001), manajemen sumber daya manusia merupakan
suatu
pelaksanaan,
dan
perencanaan, pengawasan
pengorganisasian, terhadap
pengkoordinasian,
pengadaan,
pengembangan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahaan tenaga kerja dalam pencapai tujuan organisasi. 2. 2.
Kecelakaan Kecelakaan adalah suatu kejadian tak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur (Sulaksmono dalam Santoso, 2004). Menurut Sugeng (2005), kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau pariwisata yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1)
Kecelakaan industri (industrial accident) yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja.
8
2)
Kecelakaan dalam perjalanan (community accident) yaitu kecelakaan yang terjadi diluar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja. Kecelakaan terjadi tanpa diduga dan tidak diharapkan tetapi
kecelakaan kerja pada prinsipnya dapat dicegah dan pencegahan ini menurut Bennet dalam Santoso (2004) merupakan tanggung jawab para manajer lini, penyelia, mandor, kepala dan juga kepala urusan. 2. 2. 1. Faktor-faktor Kecelakaan Bannet dalam Santoso (2004) menjelaskan bahwa terdapat empat faktor bergerak dalam satu kesatuan berantai yang menyebabkan kecelakaan, yakni lingkungan, bahaya, peralatan dan manusia. Faktorfaktor penyebab kecelakaan kerja menurut Suma’mur dalam Arep dan tanjung (2004) adalah tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan dan keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman. Ada beberapa sebab yang memungkinkan terjadinya kecelakaan dan gangguan kesehatan pegawai (Mangkunegara, 2001), diantaranya yaitu : 1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja a) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya. b) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak. 2. Pengaturan Udara a) Pergantian udara di ruang kerja yang kurang baik. b) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya 3. Pengaturan Penerangan a) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang kurang tepat b) Ruang kerja yang kurang cahaya 4. Pemakaian Peralatan Kerja a) Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak. b) Penggunaan mesin dan alat elektronik tanpa pengaman yang baik. 5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai a) Kerusakan alat indera dan stamina pegawai yang tidak stabil.
9
b) Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh,cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh dan kurang pengeahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa resiko bahaya. Menurut Dessler (1997), ada tiga alasan dari kecelakaan di tempat kerja yaitu : 1. Kejadian yang bersifat kebetulan. 2. Kondisi tidak aman : a. Pelindung yang tidak memadai b. Peralatan rusak c. Penerangan tidak memadai d. Ventilasi tidak memadai e. Gudang yang tidak aman f. Prosedur yang berbahaya dalam, pada, atau disekitar mesin atau peralatan. 3. Tindakan-tindakan yang tidak aman yang dilakukan karyawan : a. Membuang bahan-bahan tidak pada tempatnya. b. Beroperasi atau bekerja dengan kecepatan yang tidak aman. c. Menggunakan peralatan yang tidak aman. d. Membuat peralatan keamanan tidak beroperasi dengan baik. e. Menggunakan prosedur yang tidak aman. f. Mengambil posisi yang tidak aman. g. Mengangkat secara tidak tepat. h. Pikiran kacau, gangguan, penyalahgunaan, kaget, berselisih. 2. 2. 2. Pencegahan Kecelakaan Suma’mur dalam Santoso (2004) menjelaskan bahwa kecelakaan yang terjadi dapat dicegah dengan hal-hal sebagai berikut : a. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, perawatan, dan pengawasan, pengujian, dan cara kerja peralatan.
10
b. Standarisasi yang ditetapkan secara resmi, setengah resmi, atau tidak resmi misalnya syarat-syarat keselamatan sesuai intruksi peralatan pelindung diri (APD). c. Pengawasan, agar ketentuan undang-undang wajib dipenuhi. d. Penelitian bersifat tekhnik, misalnya tentang bahan-bahan yang berbahaya, pagar pengaman, pengujian APD, pencegahan ledakan, dan peralatan lainnya. e. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi. f. Pendidikan. g. Pelatihan. h. Asuransi, yaitu insentif untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan. i. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan. 2. 3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kesehatan kerja adalah usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman dan sehat bebas dari bahaya kecelakaan. Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang berhubungan dengan mesin, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan kondisi lingkungannya (Sabdoadi, 1999). Keselamatan kerja menunjukan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja (Mangkunegara, 2001). Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Semua itu sering dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan. Kesehatan kerja menunjukan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang
11
bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik. Keselamatan dan kesehatan kerja menunjukan kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Kondisi fisiologis-fisikal meliputi penyakit-penyakit dan kecelakaan kerja seperti cedera, kehilangan nyawa atau anggota badan. Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stress pekerjaan dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap menarik diri, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan dan kecenderungan untuk mudah putus asa terhadap hal-hal yang remeh (Rivai, 2006). 2. 3. 1. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut Mangkunegara (2001), tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut : a.
Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial dan psikologis.
b.
Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaikbaiknya dan seefektif mungkin.
c.
Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d.
Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
e.
Agar meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi kerja.
f.
Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.
g.
Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. Menurut Rivai (2006), tujuan dan pentingnya keselamatan kerja
meliputi : a.
Meningkatnya produktivitasnya karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.
b.
Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang berkomitmen.
c.
Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.
12
d.
Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim.
e.
Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.
f.
Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan. Perusahaan yang dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan
kerja, penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengan stres serta mampu meningkatkan
kualitas
kehidupan
kerja
para
pekerjanya,
maka
perusahaan tersebut akan semakin efektif (Rivai, 2006). 2. 3. 2. Program K3 Menurut Miner dalam Ilham (2002), ada dua aspek yang digunakan untuk mengatasi K3, yakni Safety Psychology
menitikberatkan pada
usaha mencegah kecelakaan itu terjadi dan Industrial Clinical Psychology menitikberatkan pada kinerja karyawan yang menurun, sebab-sebab penurunan dan bagaimana mengatasinya. Faktor-faktor dari kedua aspek tersebut dijabarkan sebagai berikut : a.
Safety Psychology terdiri dari 6 faktor, yaitu : 1). Laporan dan Statistik Kecelakaan Laporan dan statistik mengenai jumlah kecelakaan yang terjadi ditempat kerja. Dengan adanya laporan dan statistik kecelakaan kerja, perusahaan akan memiliki gambaran mengenai potensi terjadinya kecelakaan kerja dan cara mengantisipasinya. 2). Pendidikan dan Pelatihan K3 Pelatihan yang diadakan perusahaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. 3). Publikasi dan Kontes K3 Publikasi keselamatan kerja bertujuan untuk mengingatkan memotivasi
karyawan
agar
menyadari
akan
pentingnya
keselamatn dan kesehatan kerja. Kontes keselamatan kerja bertujuan untuk memotivasi karyawan agar selalu menerapkan K3 sewaktu bekerja.
13
4). Kontrol terhadap Lingkungan Kerja Kontrol lingkungan kerja bertujuan untuk melindungi karyawan dari bahaya kecelakaan kerja yang mungkin terjadi dan menciptakan kondisi atau lingkungan kerja yang aman dan nyaman. 5). Inspeksi dan Disiplin Inspeksi dan disiplin adalah pengawasan terhadap lingkungan kerja dan perilaku karyawan. 6). Peningkatan Kesadaran K3 Peningkatan kesadaran K3 merupakan usaha perusahaan dalam mensukseskan program K3. Adanya komitmen yang kuat dan perhatian yang besar dari manajemen perusahaan dapat memotivasi karyawan untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja. b.
Industrial Clinical Psychology terdiri dari dua faktor, yaitu : 1). Konseling Pembimbingan yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kembali motivasi kerja karyawan setelah diketahui adanya penurunan produktivitas dari karyawan tersebut. 2). Employee Assistance Program Pembimbingan secara insentif yang dilakukan untuk menangani berbagai macam masalah yang dihadapi karyawan terutama yang berhubungan dengan perilaku karyawan.
2. 3. 3. Sistem Manajemen K3 Sistem manajemen K3 (SMK3) merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan untuk pengembangan, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko (Santoso, 2004). Hal tersebut untuk mencapai lingkungan kerja yang aman, efisien, dan produktif. Sistem model manajemen K3 dapat dilihat pada Gambar 1.
14
Komitmen dan kebijaksanaan
Peningkatan berkelanjutan
Peninjauan ulang dan peningkatan manajemen
Perencanaan
Pengukuran
Pelaksanaan
Gambar 1. Sistem model manajemen K3 (Santoso, 2004) Menurut Mangkunegara (2004), pendekatan sistem pada manajemen K3 dimulai dengan mempertimbangkan tujuan keselamatan kerja, teknik, dan peralatan yang digunakan, proses produk, dan perencanaan tempat kerja. Tujuan keselamatan harus diintegrasikan dengan bagian dari setiap manajemen dan pengawasan kerja. Menurut George S. Odiorne dalam Mangkunegara (2004) mengemukakan bahwa sistem pada manajemen K3 mencakup: 1.
Penetapan Indikator Sistem Tahap dasar dalam mengimplementasi sistem keselamatan kerja adalah menetapkan
metode
untuk
mengukur
pengaruh
pelaksanaan
keselamatan kerja, kesehatan, dan kesejahteraan pegawai. Statistik kecelakaan harus dijadikan pedoman dan dibandingkan dengan organisasi
lainnya.
Efektivitas
dari sistem
dapat
diukur
dan
kecenderungan-kecenderungannya dapat diidentifikasikan. Indikatorindikator tersebut merupakan kriterian untuk tujuan keselamatan kerja. 2.
Melibatkan Para Pengawas dalam Sistem Pelaporan Bilamana terjadi kecelakaan harus dilaporkan kepada pengawas langsung dari bagian kerusakan dan laporan harus pula mengidentifikasi kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan. Hal ini agar pengawas tersebut dapat mudah mengadakan perbaikan dan mengadakan upaya preventif untuk masa selanjutnya.
15
3.
Mengembangkan Prosedur Manajemen Keselamatan Kerja Pendekatan sistem yang esensi adalah menetapkan sistem komunikasi secara teratur dan tindak lanjut pada setiap kecelakaan pegawai. Kemudian mengadakan penelitian terhadap penyebab terjadinya kecelakaan dan mempertimbangkan kebijakan yang telah ditetapkan untuk diadakan perubahan seperlunya sesuai dengan keperluan pada saat itu.
4.
Menjadikan Keselamatan Kerja sebagai Bagian Tujuan Kerja Membuat kartu penilaian keselamatan kerja. Setiap kesalahan yang dilakukan pegawai dicatat oleh pengawas dan dipertanggungjawabkan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian prestasi kerja pegawai yang bersangkutan.
5.
Melatih
Pegawai-Pegawai
dan
Pengawasan
dalam
Manajemen
Keselamatan Kerja Melatih pegawai-pegawai untuk menggunakan peralatan kerja dengan baik. Begitu pula pegawai-pegawai dilatih untuk dapat menggunakan alat pengaman jika terjadi kecelakaan ditempat kerja. 2. 3. 4. Manfaat K3 Manfaat K3 (Arep dan Tanjung, 2004) adalah sebagai berikut : 1.
Manfaat Ekonomis : a.
berkurangnya kecelakaan dan sakit karena kerja.
b.
mencegah hilangnya investasi fisik dan investasi sumber daya manusia.
c.
meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja yang nyaman dan aman, serta motivasi kerja yang meningkat.
2.
Manfaat Psikologis a.
meningkatkan kepuasan kerja.
b.
kepuasan kerja tersebut akan meningkatkan motivasi kerja dan selanjutnya akan meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja.
c.
perusahaan akan merasa bangga bahwa telah ikut serta dalam melaksanakan
program
pemerintah
dan
ikut
serta
dalam
pembangunan nasional dan citra baik perusahaan akan meningkat.
16
2. 3. 5. Pengendalian K3 Tahapan Kontrol Bahaya :
Bahaya Diantisipasi
Bahaya Dievaluasi Pemaparan Tinggi Bahaya Dieliminasi
tidak
Monitoring periodik
Bahaya Dikontrol
ya ya
Bahaya Diisolasi
tidak
ya
Bahaya Dikontrol dengan Enginering
tidak ya
Bahaya Dikontrol dengan Cara Administratif
tidak ya
Program APD
Gambar 2. Diagram tahapan kontrol bahaya (Santoso, 2004)
Upaya-upaya Pengendalian : 1. Prosesi isolasi 2. Pemasangan lokal exhauster 3. Ventilasi umum 4. Pemakaian alat pelindung diri (APD) 5. Ketatarumahtanggaan prusahaan 6. Pengadaan fasilitas saniter
17
7. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan berkala 8. Pelatihan/penyuluhan kepada seluruh karyawan 9. Kontrol administrasi Hirarki Pengendalian : 1. Eliminasi 2. Substitusi 3. Pengendalian rekayasa 4. Pengendalian administratif 5. Alat pelindung diri (APD) Usaha-usaha yang diperlukan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja menurut Mangkunegara (2001) adalah sebagai berikut : 1.
Mencegah dan mengurangi kecelakaan kebakaran dan peledakan.
2
Memberikan peralatan perlindungan diri untuk pegawai yang bekerja pada lingkungan yang menggunakan peralatan yang berbahaya.
3.
Mengatur suhu, kelembaban, kebersihan udara, penggunaan warna ruangan kerja, penerangan yang cukup terang dan menyejukkan, serta mencegah kebisingan.
4.
Mencegah dan memberikan perawatan terhadap timbulnya penyakit.
5
Memelihara kebersihan dan ketertiban, serta keserasian lingkungan kerja.
6.
Menciptakan suasana kerja yang menggairahkan semangat kerja pegawai.
2. 3. 6. Landasan Hukum K3 Dasar-dasar hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia telah banyak diterbitkan baik dalam bentuk Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri dan Surat Edaran (Sugeng, 2005), sebagai berikut : 1.
Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003
2.
UUD 1945 pasal 27 ayat 1 dan 2
3.
Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1/1997
4.
Undang-undang tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja No. 3/1992
18
5.
Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja No.14/1993
6.
Keputusan Presiden Penyakit yang timbul Karena Hubungan Kerja No. 22/1993
7.
Peraturan Menteri Perburuhan tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja No. 7/1964
8.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam penyelenggaraan Keselamatan Kerja No. 2/1980
9.
Peraturan MenteriTenaga Kerja tentang Kewajiban melaporkan Penyakit Akibat Kerja No. 1/1981
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pelayanan Kesehatan Kerja No. 3/1982 11. Keputusan Menteri Tenaga Kerja tentang NAB faktor fisika di tempat kerja No. 51/1999 12. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Tentang NAB faktor kimia di udara lingkungan kerja No. 1/1997 2. 4. Kinerja Karyawan Kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan (Simamora, 1995). Kinerja menurut Robbins (1996) adalah ukuran dari hasil yang menggambarkan sejauh mana aktivitas seseorang dalam melaksanakan tugas dan berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Wahyudi (1996) Kinerja adalah prestasi yang diketahui dari suatu jabatan tertentu dengan prestasi kerja yang sesungguhnya dapat dicapai untuk seseorang tenaga kerja. Kinerja seorang karyawan dapat dipengaruhi oleh faktor komunikasi dalam hal-hal berikut (Donnelly et al., 1984). a. Kuantitas kerja, yaitu volume kerja yang dapat diterima dalam kondisi normal. b. Kualitas kerja, mencakup kecepatan, kerapihan, keakuratan kerja. c. Pengetahuan terhadap pekerjaan, metode dan prosedur.
19
d. Kualitas individu, mencakup kepribadian, penampilan, kepemimpinan, integritas, kemampuan bersosialisasi. e. Kooperasi yaitu kemampuan dan kesanggupan untuk bekerja sama dengan rekan kerja, supervisor dan bawahan dalam mencapai tujuan tertentu. f. Kepercayaan, mencakup ketelitian, seksama, disiplin terhadap kehadiran dan waktu istirahat dan lainnya. Menetapkan
kriteria
merupakan
bagian
penting
dalam
mengembangkan system penilaian kinerja. Kriteria adalah ukuran dependen atau diperkirakan untuk menilai efektifitas karyawan. Suatu kriteria yang baik harus relevan, stabil, praktis dan dapat membedakan diantara pihak yang diniai (Gibson, dkk, 1996). System penilaian kinerja yang diterapkan oleh suatu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kondisi manajemen perusahaan tersebut, tingkat kebutuhan perusahaaan tersebut. Stayer dalam Ginting (2004) memberikan aspek-aspek yang terdapat dalam kinerja karyawan, yaitu mutu kerja, hasil kerja, etika kerja, kreatifitas, pengetahuan kerja. Manfaat yang diperoleh perusahaan atas penilaian kinerja karyawan sangat membantu pihak manajemen perusahaan dalam memberikan umpan balik bagi kontribusi karyawan terhadap perusahaan tersebut. Manfaat penilaian kinerja yang dikemukakan oleh Mulyadi (1996) antara lain: 1.
Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisiensi melalui pemotivasian karyawan secara maksimum.
2.
Membantu
pengambilan
keputusan
yang
bersangkutan
dengan
karyawan, seperti promosi, transfer dan pemberhentian. 3.
Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk menyediakan criteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
4.
Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan ,menilai kinerjanya.
20
2. 5. Penelitian Terdahulu Ilham (2002) melakukan penelitian tentang Hubungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Motivasi Kerja Karyawan di PT. Goodyear Indonesia. Dalam penelitiannya Ilham menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa nilai korelasi yang didapat semuanya bernilai positif, nyata dan berkorelasi kuat. Hal ini menunjukan bahwa setiap faktor K3 yang diteliti mempunyai pengaruh yang nyata terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan sehingga perubahanperubahan yang nyata akan menyebabkan perubahan pada tingkat motivasi karyawan. Mahardika
(2005)
melakukan
penelitian
tentang
Pengaruh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Strategis Penyaluran dan Pusat pengatur Beban (UBSP3B) region Jawa Timur dan Bali. Analisis data dengan menggunakan analisis regresi berganda dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa program K3 mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan sehingga penerapan program K3 yang baik akan meningkatkan kinerja karyawan. Dari kajian dan penelitian terdahulu, diperoleh pembelajaran untuk melakukan penelitian tentang analisis pengaruh penerapan program K3 terhadap kinerja karyawan di PT XYZ khususnya di bagian pressing. Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini, dilakukan penganalisisan penerapan program K3 yang difokuskan kepada faktor-faktor, seperti publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan, pelatihan keselamatan, disiplin serta peningkatan kesadaran K3. Data yang diperoleh berasal dari sample yang diambil dari 1300 karyawan jumlah populasi bagian pressing dengan mengambil kelonggaran 10% , sehingga data yang diperoleh dapat teruji kebenarannya.
21
III. METODE PENELITIAN
3. 1. Kerangka Pemikiran PT. XYZ merupakan sebuah industri yang bergerak di bidang industri sepatu olah raga yang bermerek X, PT XYZ menyadari pentingnya akan keselamatan dan kesehatan karyawannya saat bekerja karena setiap perusahaan yang berproduksi tentu saja membutuhkan faktor-faktor seperti modal, sumberdaya alam, mesin, teknologi dan semua itu tidak dapat beroperasi tanpa dikendalikan oleh sumber daya manusia. Sumberdaya manusia merupakan faktor produksi yang sangat penting dan dibutuhkan, terutama dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan sehingga menentukan proses produksi itu sendiri. Industri didirikan dengan menggunakan metode kerja, teknologi dan lainnya untuk mendapatkan tingkat produktivitas yang tinggi, tetapi seringkali tanpa mempertimbangkan efek samping yang dapat ditimbulkannya. Salah satu dari sekian banyak yang timbul dari keadaan ini adalah terjadinya suatu kecelakaan kerja dan tidak jarang pekerja menderita sakit yang pada akhirnya sangat mempengaruhi kinerja pekerja tersebut. Dalam melakukan proses produksi sepatu olah raga PT XYZ khususnya departemen Bottom bagian Pressing telah menggunakan peralatan produksi dengan teknologi cukup modern berupa peralatan berat yang canggih untuk meningkatkan
jumlah
produksi.
Penggunaan
peralatan
tersebut
mengakibatkan potensi bahaya dan resiko terjadinya kecelakaan semakin besar. oleh karena itu PT PAI menerapkan kebijakan sumberdaya manusia. Salah satu kebijakan sumberdaya manusia itu adalah pemeliharaan karyawan seperti sistem kompensasi, jamsostek dan penyediaan fasilitas yang baik untuk keamanan dan kenyaman karyawan dalam bekerja. Pemeliharaan karyawan juga dilakukan dengan menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada karyawan sebagai usaha memenuhi kesejahteraan karyawan.
22
Ada beberapa faktor dalam program K3 yang akan di analisis di bagian pressing pada PT XYZ yaitu publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan, pelatihan keselamatan, disiplin dan peningkatan kesadaran K3. Sedangkan kinerja karyawan yang terdiri dari kemauan kerja, kemampuan kerja, lingkungan kerja, kompensasi, jaminan sosial dan hubungan kerja. Penelitian diawali dengan mengetahui bagaimana penerapan program K3 di PT XYZ melalui wawancara langsung, pengamatan dan beberapa dokumen perusahaan. Penelitian dilakukan pada Bagian yang berkaitan dengan penerapan K3 yaitu bagian pressing, karena di Bagian pressing resiko kecelakaan dan gangguan kesehatan dalam bekerja lebih besar yang disebabkan oleh alat-alat yang di gunakan secara manual dan gangguan suara mesin yang sangat keras, selain itu pada bagian pressing karyawan dituntut memiliki kinerja yang tinggi karena di bagian ini kualitas produk ditentukan. Data yang diperoleh dari hasil analisis diolah dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara program K3 dengan kinerja karyawan. Dengan diterapkannya program K3, diharapkan dapat tercapainya efektivitas. Bila efektivitas tercapai maka tingkat kecelakaan rendah, efisiensi kerja tercapai, tidak ada gangguan pada kesehatan dan lingkungan kerja diharapkan dapat menjadi aman dan nyaman sehingga kinerja karyawan bisa meningkat. Kerangka pemikiran penelitian dapat di lihat pada Gambar 3 dan tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
23
PT. XYZ
Bagian Pressing
Penerapan Program K3 Faktor-faktor K3 : 1. Pelatihan Keselamatan 2. PublikasiKeselamatan Kerja 3. Kontrol Lingkungan Kerja 4. Pengawasan dan Disiplin 5. Peningkatan Kesadaran K3
Kinerja Karyawan Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja : 1. Kemauan Kerja 2. Kemampuan Kerja 3. Lingkungan Kerja 4. Kompensasi 5. Jaminan Sosial 6. Hubungan Kerja
Hubungan antara program K3 dengan kinerja
Adanya rasa aman dalam bekerja sehingga kinerja karyawan meningkat
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian
24
Pra Penelitian
Penentuan Topik Penelitian Penentuan Obyek Penelitian
Perumusan Masalah
Penentuan Tujuan Penelitian
Teknik pengambilan sampel dan pengumpulan data : -
Metode systematic Wawancara Studi Pustaka
Metode dan Analisis Data : -
Analisis deskriptif Metode Uji Korelasi Rank Spearman
Penyusunan Kuesioner Pengumpulan Data Uji Coba Kuesioner
TIDAK
Pengolahan Data
Hasil dan Pembahasan
OK
YA
Kesimpulan dan Saran
Gambar 4. Tahapan Penelitian
25
3. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. XYZ di bagian pressing pada departemen bottom, Jalan Raya Belakang, Kabupaten X. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa perusahaan PT XYZ telah menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai bukti kepedulian kepada tenaga kerjanya sendiri dalam rangka menciptakan produk yang berkualitas bagi pelanggannya. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Oktober-Desember 2008. 3. 3. Metode Penelitian 3. 3. 1. Jenis dan Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu, data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, dengan melakukan wawancara langsung kepada Manajer Sumberdaya Manusia, dan karyawan bagian pressing dan penyebaran kuesioner kepada karyawan. 2. Data Sekunder Data sekunder di peroleh dari studi literatur, baik dari tulisan, data dari perusahaan, referensi yang relevan maupun dari sumber-sumber lain yang menunjang penelitian. Data sekunder meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi, manajemen sumberdaya manusia, faktor-faktor K3 dan kinerja karyawan. Responden yang dipilih adalah para karyawan pada bagian pressing. Teknik pengambilan contoh yang digunakan adalah systematic sampling, yaitu sampel dari populasi karyawan pada bagian pressing. 3.3.2 Metode Pengambilan Contoh Sampel adalah sebagian dari observasi yang dipilih dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat
26
mewakili populasi. Populasi yang menjadi obyek penelitian ini adalah karyawan bagian pressing. Dalam hal ini, rancangan penentuan contoh dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan contoh sistematis (systematic sampling) dengan tujuan agar hasil yang diperoleh kemudian dapat dievaluasi secara objektif dan dengan pertimbangan bahwa unit penelitian yang akan diteliti sifatnya homogen, dapat diidentifikasi, dan mempunyai pola yang beraturan. Selain itu, metode ini digunakan dengan alasan untuk menghindari penelitian angka random berkali-kali dan agar unit populasi yang terpilih merata. Memasukkan siapa yang menjadi sampel dari seluruh populasi terlebih dahulu semua unit penelitian disusun dalam daftar kerangka sampling. Misalkan jumlah satuan-satuan elementer dalam populasi adalah N, dan besar sampel yang akan diambil adalah n, maka hasil bagi itu dinamakan interval sampel dan biasanya diberi kode k. unsur pertama dalam sampel lalu dipilih secara kebetulan di antara satuan elementer bernomor urut 1, dan satuan bernomor urut k dari populasi (Singarimbun dan Effendi, 1995). Andaikan yang terpilih itu adalah satuan elementer bernomor urut s, maka unsur-unsur selanjutnya dalam sampel dapat ditentukan, yaitu : Unsur pertama = s Unsur kedua
=s+k
Unsur ketiga
= s + 2k
Unsur keempat = s + 3k, dan seterusnya Dalam penelitian ini satuan-satuan elementer dalam populasi : N = 1300, diberi no urut (1 – 1300) n = 100, maka k =
1300
= 13
100
Interval sampel yang diperoleh adalah 13. Mengikuti petunjuk diatas, maka urutan sampel adalah no 13 - 1300. Dengan di undi dari nomor 1 - 13 maka yang keluar nomor 3, maka sampel dimulai dari nomor 3 dengan
27
ditambahkan interval sampel yaitu 13, sampai jumlah sampel n= 100, maka diperoleh urutan sampel sebagai berikut : 3
16
29
42
55
68
81
94
107
120
133
146
159
172
185
198
211
224
237
250
263
276
289
302
315
328
341
354
367
380
393
406
419
432
445
458
471
484
497
510
523..........................................1290. Metode ini menggunakan data dari populasi karyawan PT. XYZ bagian pressing. Ukuran sampel dari suatu populasi menggunakan rumus Slovin. Menurut Umar (2005), rumus Slovin adalah : n = N / (1+ N e2) Dimana : n N e
= Jumlah responden = Jumlah populasi = Tingkat kesalahan yang diinginkan. Berdasarkan data perusahaan mengenai jumlah karyawan pada
factory 5 bagian pressing diketahui bahwa jumlah karyawan adalah 1300 orang. Dengan menggunakan tingkat kesalahan 10%, maka jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 100 responden. Perhitungannya sebagai berikut : n = N / (1+ N e2) n = 1300/ (1+ 1300 (0,1)2) n = 1300/ (1+13) n = 1300/14 n = 92,86 ≈ 100 3. 4. Pengujian Kuesioner Kuesioner yang digunakan diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini digunakan agar kuesioner yang digunakan terbukti akurat dan layak untuk disebar kepada responden. Uji validitas digunakan untuk melihat hubungan di antara masing-masing pertanyaan, sehingga memiliki keterkaitan yang erat diantaranya. Sedangkan uji reliabilitas dilakukan agar semua pertanyaan tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan (Umar, 2003).
28
3. 5. Pengolahan dan Analisis Data 3. 5. 1. Uji Validitas Uji validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu dapat mengukur apa yang ingin diukur. Asumsi pokoknya dari uji validitas ini adalah setiap pertanyaan saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan setiap pertanyaan juga berhubungan dengan obyek yang akan diteliti (Umar, 2001). Langkah-langkah dalam menguji validitas kuisioner adalah sebagai berikut (Umar, 2001) : a.
Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, 1. Mencari definisi dan konsep literatur 2. Jika dalam literatur tidak diperoleh definisi atau rumusan konsep yang akan diukur, peneliti harus mendiskusikan dengan para ahli lain. Pendapat para ahli lain kemudian disarikan kedalam bentuk rumusan yang operasional. 3. menanyakan langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang diukur. Dari jawaban yang diperoleh peneliti membuat kerangka konsep dan membuat pertanyaan operasional. 4. Menanyakan langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang menyusun pertanyaan yang operasional.
b.
Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden
c.
Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
d.
Menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan atau pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus Product Moment, yaitu : N(
XY )
(
X
Y)
r N
X
2
(
2
X ) }{ N
Y
2
(
2
Y) }
......................(1)
29
Keterangan : N= Jumlah responden X= Skor masing-masing pernyataan Y= Skor total Kemudian angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi nilai r. Bila nilai r > r tabel, maka pernyataan tersebut valid dan signifikan, angka kritik tabel korelasi untuk nilai r adalah (N-2;
).
3. 5. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas data yang dihasilkan oleh suatu instrumen, artinya menunjukan kestabilan hasil pengukuran, bila alat tersebut digunakan pada kelompok yang sama pada saat berbeda. Menurut Umar (2003), reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Teknik yang digunakan adalah teknik Cronbach, dengan rumus berikut :
r
2
k 11
k
b
1 1
..............................................................(2)
2 t
Keterangan: r
= Keandalan instrumen
11
k
= Banyak butir pertanyaan b
t
2
2
= Jumlah ragam butir = Ragam total
Menurut George (2003), nilai alpha yang dihasilkan dari pengujian reliabilitas suatu instrumen penelitian dapat dibagi berdasarkan beberapa klasifikasi (Tabel 2).
30
Tabel 2. Klasifikasi nilai alpha Klasifikasi Nilai Alpha > 0,9 > 0,8 > 0,7
Kesimpulan Sempurna (excellent) Baik (good) Dapat diterima (acceptable)
> 0,6
Diragukan (questionable)
> 0,5
Lemah (poor)
< 0,5
Tidak dapat diterima (unacceptable)
Sumber : George, 2003 3. 5. 3. Skala Likert Skala pengukuran yang digunakan pada setiap jawaban responden adalah dengan Skala Likert. Cara penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner dangan Skala Likert dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Bobot Nilai Jawaban Responden Jawaban responden
Bobot nilai
Sangat setuju/Sangat mengetahui/Sangat baik
5
Setuju/Mengetahui/Baik
4
Cukup setuju/Cukup mengetahui/Cukup baik
3
Tidak setuju/Tidak mengetahui/Kurang
2
Sangat tidak setuju/Sangat tidak mengetahui/Sangat
1
kurang 3. 5. 4. Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang diarahkan untuk menjelaskan data secara umum dengan menggunakan persentase dan rataan yang disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian diinterpretasikan. Faktorfaktor K3 dan produktivitas kerja karyawan dibagi menjadi lima kategori. Masing-masing kategori ditentukan berdasarkan rumus rentang kriteria (Umar, 2003) yaitu : Rs=
m
i
..................................................................................................(3)
m
Dimana : m = jumlah alternatif jawaban tiap item
31
Nilai skor rataan dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai jawaban berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang skala yang dapat dilihat pada tabel rentang skala yang dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai Skor Rataan Skor Rataan
Keterangan
1,00-1,80
Sangat buruk
1,90-2,60
Buruk
2,70-3,40
Cukup baik
3,50-4,20
Baik
4,30-5,00
Sangat baik
Menurut Pratisto (2004) korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain berdasarkan rankingnya, termasuk dalam statistik non-parametik. Metode uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk pengukuran korelasi pada statistik non-parametrik khususnya untuk data ordinal yaitu data yang skala pengukuran berjenjang. Tahapan kerja pengolahan data kuisioner menggunakan korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut (Umar, 2003) : 1. Memberi skor pada masing-masing jawaban responden berdasarkan bobot tertentu pada setiap jawaban dengan skala Likert. 2. Memindahkan jawaban dari lembar kuisioner ke lembar tabulasi dan menghitung nilai total dari masing-masing variabel dengan program komputer Microsoft Excel. 3. Memindahkan data kelembar kerja untuk diolah dan dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS 13 for windows, menggunakan model uji korelasi pada statistik non parametrik khusus data ordinal, yaitu data yang mempunyai skala pengukuran berjenjang dan merupakan pengamatan dari variabel X dan variabel Y. Rumus koefisien korelasi Rank Spearman yang digunakan adalah sebagai berikut :
32
2
6
rs=1
di
n n
2
......................................................................................................................................(4)
1
Keterangan : rs
= Koefisien korelasi Rank Spearman 2
di
= Selisih antara peringkat X dan Y
n
= Jumlah sampel
Bila banyak terdapat angka bernilai sama, maka rumus yang digunakan adalah : 2
y
2
x .
x
rs =
2
2
di
2
y
.........................................................................(5)
2
dimana : x
2
n
3
n
12 3
Tx
tx
tx 12
3
Ty
Tx
ty
ty 12
Keterangan : T = Faktor koreksi tx = Banyaknya observasi untuk X tertentu yang sama. ty = Banyaknya observasi untuk Y tertentu yang sama. Besarnya nilai r terletak antara -1 < r < 1, artinya : r = +1 Hubungan X dan Y sempurna positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif). r = -1
Hubungan X dan Y sempurna negatif (mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif).
r=0
Hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan. Pengujian signifikansi koefisien korelasi Rank Spearman pada taraf
nyata tertentu adalah membandingkan nilai - p (probability-value) dengan taraf nyata atau α yang digunakan. Kriteria keputusan adalah sebagai berikut :
33
1. Jika nilai – p < 0,05 maka korelasi nyata pada α = 0,05 2. Jika nilai – p < 0,1 maka korelasi nyata pada α = 0,1 (sangat nyata) Menurut Trihendardi (2004), uji korelasi akan mencari besarnya hubungan dan arah hubungan. Nilai korelasi dalam rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai -1, tanda positif dan negatif menunjukkan arah hubungan. Tanda positif menunjukan arah perubahan yang sama, yaitu jika satu variabel naik maka variabel lain ikut naik. Demikian juga sebaliknya, tanda negatif menunjukan arah perubahan yang berlawanan, yaitu jika satu variabel naik maka variabel lain akan turun. Besarnya nilai korelasi berdasarkan Young yang dikategorikan sebagai berikut : 1. 0.7 – 1.0 : Baik positif maupun negatif menunjukan derajat hubungan yang tinggi. 2. 0.4 – 0.7 : Baik positif maupun negatif menunjukan derajat hubungan yang substansial (agak kuat). 3. 0.2 – 0.4 : Baik positif maupun negatif menunjukan derajat hubungan yang rendah. 4. < 0.2 Baik positif maupun negatif menunjukan tidak ada hubungan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : H0 : Program K3 tidak berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan H1 : Program K3 berhubungan dengan produktivitas kerja karyawan Tingkat signifikansi yang dipilih adalah 0,1 (10%). Angka ini dipilih karena dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara dua variabel dan cukup banyak digunakan dalam penelitian tentang ilmu-ilmu sosial. Hasil perbandingan nilai r hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel r yang digunakan dalam memutuskan apakah pendapat diterima atau ditolak. Kriteria pengujian hubungan observasi (H0) adalah sebagai berikut : Tolak H0 jika r hitung > r tabel Tolak H1 jika r hitung < r tabel
34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Perusahaan 4. 1. 1. Sejarah Perusahaan PT. XYZ merupakan sebuah industri padat karya yang bergerak dibidang industri sepatu olah raga yang berlokasi di Kabupaten X. PT. XYZ secara resmi didirikan pada tahun 1989. Perusahaan ini memiliki status sebagai perusahaan bermodal asing (penanaman modal asing) sahamnya merupakan gabungan antara Korea dan Indonesia. Produk yang dihasilkan berupa sepatu olah raga dengan merek dagang X. Demi memperlancar proses produksi PT. XYZ memerlukan bahan baku untuk pembuatan sepatu olahraga seperti kulit, kain, rubber, sponge, benang dan lainnya, untuk memperoleh bahan baku tersebut PT. XYZ melakukan kerjasama dengan PT. Sumber Masanda Jaya, PT. Agung Pelita Industrindo, PT. Sinar Timur Industrindo. PT. XYZ memiliki beberapa departemen dan setiap departemen mempunyai beberapa Bagian seperti departemen bantuan produksi Upper, departemen produksi, departemen Bottom dan departemen lainnya. Departemen Bottom memiliki lima Bagian seperti Bagian Mixing, Bagian Pressing, Bagian Phylon, Bagian PU Puck dan Bagian Pre Stocfit. Setiap bagian memiliki masing-masing fungsi dengan tujuan untuk membantu serta mempermudah dalam melakukan proses produksi, misal bagian Mixing mengerjakan pencampuran bahan karet dengan bahan kimia untuk pembuatan alas dasar sepatu, bagian pressing mencetak alas sepatu dengan bentuk sesuai item yang diinginkan, bagian Phylon membuat atasan alas sepatu atau biasa disebut midsole dan bagian Pre Stocfit menyatukan alas sepatu dengan midsole dengan cara direkatkan atau di press dengan bahan kimia. Setiap departemen mempunyai tugasnya masing-masing yang bertujuan untuk membantu perusahaan dalam memproduksi produk sepatu.
35
4. 1. 2. Visi dan Misi Perusahaan Visi PT. XYZ yaitu menjadi perusahaan terdepan yang selalu tertantang dalam lingkungan global yang dinamis. Misi PT. XYZ yaitu menciptakan nilai bagi pelanggan, karyawan, masyarakat
dan
pemilik
perusahaan
melalui
kerjasama
dan
keterbukaan. 4. 1. 3. Struktur Organisasi Bagian Pressing Bagian pressing dipimpin oleh seorang kepala bagian yang bertanggung jawab untuk mengelola seluruh kegiatan produksi dan dukungan produksi di lingkup bagian pressing. Pelaksanaan tugas kepala bagian dibantu oleh seksi produksi 1 dan produksi 2, setiap seksi mempunyai group leader yang bertugas mengkoordinasikan aktivitas dan hasil kerja dari team leader dan menangani masalah yang terjadi di dalam group yang dipimpinnya untuk menjaga kesinambungan proses produksi yang menjadi tanggungjawabnya. Struktur organisasi pressing untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2. 4. 1. 4. Sumber Daya Manusia Sumberdaya manusia adalah faktor yang paling berperan dalam proses produksi atau pengolahan. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga kerja yang berkualitas dengan memiliki keahlian, keterampilan tenaga kerja yang berkualitas dengan memiliki keahlian, keterampilan dan disiplin kerja yang tinggi di setiap unit kerja perusahaan. Tenaga kerja yang berkualitas akan berdampak pada kinerja yang meningkat dan pada akhirnya mempengaruhi produktivitas perusahaan. Pressing memiliki beberapa sub bagian untuk membantu proses pembentukan karet alas sepatu (mold) yaitu press, trimming, dan proccess dengan jumlah karyawan keseluruhan sebanyak 1300 karyawan dengan tingkat pendidikan mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
sekolah
menengah
atas
sampai
D3.
Pressing
memberlakukan sistem kerja shift yaitu shift pagi dan shift malam, karyawan bekerja selama 7 jam perhari selama 5 hari dan bekerja 5
36
jam hanya untuk hari sabtu, bila ada lembur maka ditambah 3 jam kerja. Karyawan yang dimiliki pressing terdiri dari karyawan pabrik dan beberapa karyawan staf. Dapat dilihat pada tabel 5 untuk rincian populasi bagian pressing. Tabel 5. Jumlah Karyawan Pressing Karyawan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Press
541
161
702
Trimming
21
317
338
Proccess
138
114
252
3
5
8
703
597
1300
Bagian
Staf Jumlah
Sumber : Kepala Bagian Pressing, Tahun 2008 4. 1. 5. Proses Pembuatan Alas Sepatu (mold) di Bagian Pressing Bagian Pressing melakukan tahap pembuatan karet mold yang disesuaikan dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan. Proses pembuatan karet mold tersebut diuraikan sebagai berikut : Karet dari mixing dikirim ke bagian Pressing lalu di cutting selanjutnya di masukan kedalam cetakan mold dengan suhu 1500C-1650C dengan lama waktu 5-8 menit sampai membentuk model yang sesuai ukuran mold dan item yang diinginkan, setelah itu di triming untuk menghaluskan karet yang sudah dibentuk, selesai proses trimming lalu masuk tahap proccess yaitu mold di berikan warna dan diperiksa bagus atau tidak nya mold tersebut hal ini untuk mencegah adanya barang yang cacat dan siap dikirim ke bagian lain untuk di proses lebih lanjut. 4. 2. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) PT. XYZ merupakan industri yang bergerak di bidang sepatu olah raga yang telah menerapkan program K3. Penerapan K3 di PT. XYZ dilakukan diseluruh factory termasuk di bagian Pressing. PT. XYZ memiliki resiko kecelakaan menengah karena usaha dari pihak perusahaan dalam mengontrol
37
K3 sangat ketat. Penerapan K3 di PT. XYZ bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada karyawan yaitu mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, sekaligus melaksanakan tanggungjawab untuk selalu memperhatikan keselamatan karyawan yang sudah menjadi hak karyawan. PT. Pratama Abadi Industri menerapkan K3 berdasarkan pada peraturan-peraturan berikut : 1.
Undang-undang Keselamatan Kerja No. 1 tahun 1970
2.
Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Program K3 yang telah diterapkan di PT. XYZ di tujukan untuk semua
factory, pada dasarnya peraturan program K3 sama diseluruh factory hanya dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan penerapan program K3 di bagian pressing. Adapun program K3 yang telah diterapkan di PT. XYZ bagian pressing yaitu : 1.
Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) Perusahaan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi karyawan yang bertujuan untuk melindungi karyawan dari bahaya dan penyakit yang mungkin terjadi akibat kerja. APD yang disediakan perusahaan disesuaikan dengan jenis bahaya akibat dari pekerjaan yang dilakukan karyawan. Pada bagian pressing karyawan bekerja dengan memakai alatalat berat dan mesin press untuk melakukan proses produksi. Alat-alat berat maupun mesin press dikerjakan secara manual oleh karyawan sehingga bahaya terjadinya kecelakaan bisa lebih besar karna karyawan di hadapi dengan kebisingan mesin press yang dapat mengakibat kan ketulian bila tidak memakai APD dan efek panas yang di keluarkan oleh mesin press dapat menyebabkan terganggunya kesehatan karyawan, adapun alat-alat berat seperti besi yang beratnya lebih dari 3 kilogram dan benda-benda tajam sangat membahayakan karyawan bila tidak memakai APD. Adapun APD yang harus digunakan di bagian pressing yaitu: a. Sepatu pengaman (safety shoes) Sepatu pengaman digunakan oleh seluruh karyawan Bagian pressing yang berfungsi untuk melindungi kaki bila tertimpa alat
38
berat. Sepatu pengaman ini di lengkapi besi pelindung pada ujung sepatu sehingga mampu memberikan perlindungan untuk kaki karyawan. b. Penutup telinga (ear plug) Penutup telinga digunakan untuk menjaga karyawan dari kebisingan yang berlebihan yang dikeluarkan dari mesin-mesin press selama proses produksi sehingga karyawan dapat bekerja lebih nyaman dan terhindar dari gangguan pendengaran. c. Sarung tangan Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan karyawan dari benda panas, benda kasar, benda tajam selama proses produksi berlangsung sehingga karyawan terhindar dari kecelakaan yang mengakibatkan tangan teluka ringan maupun terluka parah. d. Cara pengendalian bahaya lainnya Bagian pressing banyak mesin-mesin yang mengeluarkan panas yang berlebihan ke dalam tubuh yang dapat merugikan kesehatan maka disediakan air mineral untuk menetralisir panas berlebihan di dalam tubuh. Perusahaan juga menyediakan alat pelindung diri bagi para pengunjung yang akan melakukan magang atau ingin melihat proses produksi
di bagian pressing. Hal ini dilakukan untuk melindungi
pengunjung sekaligus mencegah terjadinya gangguan kesehatan bagi pengunjung. APD dibersihkan setiap hari dan di ganti bila sudah tidak layak pakai. 2.
Penyediaan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja Perusahaan menyediakan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berupa peralatan penanganan darurat medis, tombol bahaya (alarm), Alat Pemadam Api Ringan (APAR), tandu. Semua peralatan K3 tersedia di setiap ruangan. Peralatan penanganan darurat medis disediakan sebagai upaya pertolongan pertama apabila terjadi kecelakaan kerja, tombol bahaya berfungsi untuk memberitahukan seluruh karyawan apabila terjadi kejadian yang membahayakan. Alat Pemadam Api Ringan
39
disediakan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran di pabrik, dan tandu disediakan untuk membawa karyawan yang pingsan maupun terluka yang menyebabkan karyawan tak bisa berjalan ketempat yang aman. 3 . Pelatihan keselamatan kerja Perusahaan telah mengadakan beberapa jenis pelatihan mengenai keselamatan kerja yang bertujuan untuk melatih karyawan dalam mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja. Jenis pelatihan keselamatan kerja yang telah diadakan di PT. XYZ bagian pressing yaitu : 1. Pelatihan penggunaan peralatan keselamatan kerja 2. Pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran 3. Pelatihan penggunaan peralatan kerja 4 . Asuransi Perusahaan bekerja sama dengan Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) untuk memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja kepada karyawan. Setiap karyawan di bagian pressing didaftarkan untuk menjadi anggota Jamsostek. 5 . Fasilitas dan Sarana Kesehatan Perusahaan menyediakan klinik khusus bagi karyawan yang dikelola oleh tenaga medis yang berpengalaman dengan tujuan untuk memberikan pertolongan pertama kepada karyawan apabila terjadi kecelakaan atau sakit akibat kerja. Perusahaan membentuk tim khusus disetiap factory dan departemen yaitu P2K3 (Panitia Pembina K3), P2K3 dibentuk untuk memonitoring K3 karyawan di tempatnya masing-masing. Tugas dari P2K3 yaitu melakukan inspeksi K3, investigasi K3, melatih karyawan tentang K3 yang selanjutnya membuat laporan untuk rekomendasi tentang K3 kepada manajeman. 4. 3. Evaluasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Evaluasi Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) di PT. XYZ dilakukan oleh departemen Corporate Responsibility (CR). Departemen CR adalah departemen
yang
menangani,
mengontrol,
mencari
solusi
dan
40
bertanggungjawab dalam permasalahan K3 di PT. XYZ. Mengacu pada ISO 14000 dan ISO 18001 departemen CR melaksanakan tugasnya dengan cara melakukan Hirarki Control atau biasa disebut langkah-langkah pengendalian resiko yaitu Plan, Do, Check, Action (PDCA) untuk memecahkan dan menjawab segala permasalahan K3 di PT. XYZ. Pelaksanaan PDCA yang dilakukan departemen CR yaitu : a. Plan (perencanaan) Sebelum melakukan perencanaan departemen CR terlebih dahulu melakukan penelusuran resiko dan mencari informasi ke setiap factory dengan tujuan untuk mengetahui factory mana yang mempunyai tingkat resiko kecelakaan paling besar, setelah mengetahui resiko yang paling besar tingkat kecelakaan di salah satu factory maka departemen CR memusyawarahkan
untuk
melakukan
pengontrolan
resiko
dan
merencanakan program penanggulangan resiko. b. Do (pelaksanaan) Program yang sudah di rencanakan maka di uji dengan melaksanakan uji coba program yang sudah dibuat untuk menanggulangi resiko dengan tujuan apakah program tersebut efektif dapat mengurangi jumlah kecelakaan sehingga bisa di pakai untuk jangka waktu yang lama. c. Check ( pengecekan/pengontrolan) Program yang sedang di uji coba di kontrol kembali apakah sudah efektif dan efisien untuk mengatasi resiko yang sedang terjadi, pengontrolan dilakukan satu bulan sekali oleh departemen CR. d. Action ( management review) Program yang sudah di uji coba pelaksanaannya dan sudah diketahui keefektifannya maka departemen CR membuat laporan yang menjelaskan bahwa program yang direncanakan untuk mengatasi resiko yang terjadi di salah satu factory itu sangat efektif karena sudah melakukan uji coba untuk program tersebut kepada pemilik perusahaan. Departemen CR melakukan musyawarah dengan pemilik perusahaan untuk mendapatkan keputusan untuk menerapkan program yang sudah di uji coba tersebut.
41
Dalam melaksanakan PDCA departemen CR bekerjasama dengan P2K3 di setiap factory untuk penelusuran resiko dan memonitoring program K3, untuk pengontrolan program yang sudah diterapkan dilakukan setiap satu tahun sekali, Selain itu departemen CR bekerjasama dengan departemen lain seperti engineering, GA, produksi dan Petugas K3 departemen untuk menjamin penetapan K3 dilakukan dengan benar di seluruh area perusahaan.
pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas
departemen meliputi : a. Pemeriksaan kebersihan lingkungan kerja Kebersihan lingkungan kerja yang diperiksa adalah kebersihan mesin-mesin, kebersihan tempat kerja, tata letak ruangan, saluran pembuangan limbah dan kebersihan peralatan kerja. b. Kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) Alat Pelindung Diri yang digunakan karyawan sewaktu bekerja harus sesuai dengan standar keselamatan kerja. Sebelum bekerja karyawan harus menggunakan APD dengan lengkap. c. Ketersediaan peralatan keselamatan Perusahaan wajib memiliki peralatan keselamatan kerja yang digunakan
untuk
mengantisipasi
apabila
terjadi
kecelakaan
dilingkungan kerja. 4. 4. Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 4. 4. 1. Hasil Uji Validitas Kuesioner Uji validitas dilakukan untuk melihat apakah pertanyaanpertanyaan yang diajukan dapat memberikan jawaban yang sesuai dan dapat mengukur aspek-aspek yang ingin diukur. Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment dan hasilnya akan dibandingkan dengan nilai angka kritik tabel korelasi nilai r. Uji validitas dilakukan dengan cara uji coba kuesioner yang disebarkan kepada 30 orang responden. Setelah dilakukan uji validitas terdapat 38 pertanyaan yang valid, artinya seluruh pertanyaan tersebut memenuhi syarat sah untuk diolah lebih lanjut (r hitung > r tabel ), dimana r tabel
42
= 0,296 untuk n = 30. Hasil dari pengujian validitas dapat dilihat pada Lampiran 3. 4. 4. 2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan terhadap hasil pengukuran suatu instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS versi 13.0. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai alpha sebesar 0,918 untuk aspekaspek K3 termasuk dalam kategori excellent dan nilai alpha sebesar 0,827 untuk produktivitas kerja karyawan termasuk dalam kategori baik. Hal ini berarti bahwa kuisioner yang disebarkan telah reliable sehingga pantas digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. Perhitungan lebih rinci menghasilkan nilai alpha terdapat dalam perhitungan uji reliabilitas pada Lampiran 4. 4. 5. Karakteristik Responden 4. 5. 1. Jenis Kelamin Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan bagian pressing berjumlah 100 orang. Sebagian karyawan di bagian pressing adalah pria 88 orang (88%) dimana pada bagian ini kekuatan fisik sangat dibutuhkan dan resiko kecelakaan kerjanya relatif tinggi dibandingkan bagian lain. Sisanya wanita sebanyak 12 orang (12%). Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 5.
43
Gambar 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 4. 5. 2. Usia Usia responden paling banyak diantara 20–30 tahun yaitu sebanyak 63 orang (63%). Sedangkan responden yang berusia 31–40 tahun sebanyak 36 orang (36%) dan responden yang berusia 41–50 tahun sebanyak 1 orang (1%). Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 4. 5. 3. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan karyawan yang paling banyak adalah lulusan SMA yaitu sebanyak 89 orang (89%) dan posisi yang paling sedikit yaitu lulusan D3 sebanyak 2 orang (2%). Hal ini terjadi karena secara keseluruhan pekerjaan yang harus dilakukan tidak menuntut keahlian tinggi, karena karyawan mampu menjalankan pekerjaan dengan
44
keterampilan dan pengalaman yang telah didapatkan. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 4. 5. 4. Masa Kerja Masa kerja karyawan yang menempati posisi paling tinggi yaitu 1-5 tahun sebanyak 60 orang (60%). Sementara yang memiliki persentase paling terkecil adalah karyawan yang masa kerjanya lebih dari 15 tahun yaitu sebanyak 4 orang (4%). Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja 4. 6.
Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang seharusnya menjadi perhatian utama bagi perusahaan. Adanya sistem K3
45
yang baik akan menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, tenaga kerja yang sehat dan produktif, sehingga akan meningkatkan kinerja karyawan. Dengan demikian, dalam penelitian ini perlu dilakukan analisis untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap pelaksanaan K3 dan persepsi karyawan terhadap kinerja. Faktor-faktor K3 yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi : pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin serta peningkatan kesadaran K3. Bobot yang digunakan dalam setiap pertanyaan adalah : 5 = Sangat Setuju (SS) 4 = Setuju (S) 3 = Cukup Setuju (CS) 2 = Tidak Setuju (TS) 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 4. 6. 1. Pelatihan Keselamatan Pelatihan adalah proses secara sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai untuk melaksanakan pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya (Rivai, 2006). Pelatihan merupakan salah satu faktor yang diperlukan oleh karyawan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Pelatihan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan keselamatan kerja. Adanya pelatihan keselamatan yang diberikan oleh perusahaan akan membuat karyawan bekerja dengan lebih berhati-hati dan dapat melindungi diri dari kecelakaan kerja yang mungkin terjadi. Hasil jawaban responden mengenai penerapan pelatihan K3 dapat dilihat pada Tabel 6. Karyawan bagian pressing telah mengikuti tiga jenis pelatihan K3 diantaranya yaitu pelatihan khusus K3 bagi karyawan, pelatihan penggunaan alat–alat keselamatan kerja dan pelatihan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. Rataan skor sebesar 3,77
46
menunjukan bahwa karyawan mengikuti pelatihan khusus K3 bagi karyawan. Rataan skor sebesar 3,67 menunjukan bahwa sebagian besar karyawan
telah
mendapatkan
pelatihan
penggunaan
alat-alat
keselamatan kerja yaitu penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) berupa penutup telinga, sarung tangan, sepatu pengaman serta penjelasan mengenai fungsinya dan tombol bahaya (alarm) yang berfungsi untuk memberitahukan
apabila
terjadi
membahayakan
karyawan.
suatu
Pelatihan
kejadian
yang
penggunaan
dapat alat-alat
keselamatan kerja diberikan agar karyawan dapat menggunakan alatalat tersebut jika terjadi kecelakaan dilingkungan pabrik. Tabel 6. Hasil jawaban responden mengenai pelatihan keselamatan (n = 100) No.
Pertanyaan
1
Perusahaan mengadakan pelatihan khusus K3 untuk Anda Perusahaan memberikan pelatihan penggunaan alat-alat keselamatan kerja Perusahaan memberikan pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran Anda merasakan manfaat dari pelatihan yang diadakan perusahaan Pelatihan memberikan banyak informasi tentang pekerjaan Anda Total
2
3
4
5
Keterangan :
STS (1)
TS (2)
CS (3)
S (4)
SS (5)
Rataan Kategori Skor
0
18
20
29
33
3,77
Baik
0
19
26
24
31
3,67
Baik
0
15
21
30
34
3,83
Baik
0
24
11
35
30
3,64
Baik
0
26
17
22
35
3,66
Baik
0
100
95
137 168
3,75
Baik
Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup Setuju (CS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).
Rataan skor sebesar 3,83 menunjukan bahwa karyawan telah mengikuti
pelatihan
pencegahan
dan
penanggulangan
bahaya
47
kebakaran. Pelatihan ini berupa simulasi dimana seolah-olah terjadi kebakaran dan karyawan diberi pengarahan untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran. Pelatihan diikuti oleh seluruh karyawan press jadi semua karyawan berperan dalam pelaksanaan pelatihan ini. Pelatihan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran diberikan agar karyawan dapat menyelamatkan diri apabila terjadi kebakaran. Sebagian karyawan menyatakan bahwa mereka merasakan manfaat dari pelatihan yang diberikan oleh perusahaan, dapat dilihat dari rataan skor sebesar 3,64. Manfaat yang diperoleh yaitu mereka mendapatkan pelatihan untuk pencegahan kecelakaan sehingga timbul rasa aman pada diri karyawan dan nyaman sewaktu bekerja sehingga karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Rataan skor sebesar 3,66 menunjukan bahwa pelatihan yang mereka jalani memberikan banyak informasi tentang pekerjaan mereka. Adanya pelatihan keselamatan membuat karyawan mengetahui tingkat resiko dari pekerjaan yang dilakukannya dan mengetahui potensi kecelakaan yang mungkin terjadi di lingkungan kerja. Hal ini sangat penting karena dengan semakin banyaknya informasi yang didapatkan mengenai pekerjaannya, karyawan akan mendapatkan gambaran tentang pekerjaan yang akan mereka lakukan sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja adalah kecil. Total rataan skor dari semua pernyataan mengenai pelatihan keselamatan sebesar 3,75. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan keselamatan yang diadakan oleh perusahaan untuk karyawan di bagian pressing sudah dilaksanakan dengan baik. 4. 6. 2. Publikasi Keselamatan Kerja Publikasi dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan pemberian informasi-informasi dan pesan-pesan mengenai keselamatan kerja karyawan yang berupa spanduk dan poster. Propaganda seperti poster-poster keselamatan kerja dapat mengurangi tindakan-tindakan tidak aman (Dessler, 1997). Publikasi dilakukan
48
untuk
memberikan
pemahaman
kepada
karyawan
mengenai
pentingnya K3. Hasil jawaban responden mengenai publikasi keselamatan kerja dapat dilihat pada Tabel 7. Bagian pressing merupakan bagian yang menggunakan alat-alat berat yang penggunaannya dilakukan secara manual. Adanya tandatanda peringatan dilingkungan kerja dimaksudkan untuk melindungi karyawan agar terhindar dari kecelakaan dan cedera akibat kerja. Rataan skor sebesar 3,91 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan mengetahui adanya tanda peringatan yang dipasang oleh perusahaan. Tabel 7. Hasil jawaban responden mengenai publikasi keselamatan (n=100) No Pertanyaan STS TS CS S SS Rataan Kategori (1) (2) (3) (4) (5) Skor 1 Pemasangan 0 9 25 32 34 3,91 Baik
2
3
4
tanda peringatan ditempat yang berpotensi bahaya Di lingkungan perusahaan terdapat pesanpesan tentang keselamatan kerja Perusahaan memberikan informasi tentang tingkat bahaya pekerjaan Atasan anda memberikan contoh yang baik tentang cara-cara bekerja yang aman dan sehat
Total
0
10
28
29
33
3,85
Baik
0
12
24
34
30
3,82
Baik
0
11
26
31
32
3,84
Baik
0
42
103
126
129
3,86
Baik
Keterangan : Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup Setuju (S), Sangat Setuju (SS).
Setuju (CS),
Sebagian besar responden menyatakan bahwa terdapat pesanpesan keselamatan kerja di lingkungan perusahaan dengan rataan skor sebesar 3,85. Pesan-pesan keselamatan kerja berupa spanduk dan poster mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dipasang
dilingkungan
kerja
dibagian
pressing.
Pesan-pesan
49
keselamatan kerja ini merupakan salah satu usaha perusahaan untuk mengingatkan karyawan akan pentingnya keselamatan kerja. Perusahaan memberikan informasi tentang tingkat budaya pekerjaan dan potensi terjadinya kecelakaan akibat kerja pada waktu pertama kali karyawan masuk kerja. Karyawan berhak untuk mengetahui tingkat resiko dari pekerjaan yang dilakukannya. Hal ini sangat penting karena dengan semakin banyak informasi yang diperoleh karyawan tentang tingkat resiko dari pekerjaan yang dilakukannya, maka karyawan mempunyai gambaran tentang cara mencegah dan mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan kerja. Rataan skor sebesar 3,82 menunjukan bahwa sebagian besar karyawan mengetahui tingkat bahaya dari pekerjaan yang dilakukannya. Salah satu usaha pencegahan kecelakaan adalah dengan memotivasi karyawan untuk selalu menjaga keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja dan membangun kesadaran pada diri karyawan akan pentingnya K3. Unsur pimpinan seperti kepala bagian dan mandor sangat berperan untuk selalu mengingatkan bawahannya agar bekerja dengan hati-hati dan harus sesuai prosedur yang ditetapkan. Rataan skor sebesar 3,84 menunjukkan sebagian besar karyawan menyatakan bahwa atasan mereka memberikan contoh yang baik tentang cara-cara bekerja yang aman dan sehat. Berdasarkan Tabel 7 total rataan skor dari seluruh pernyataan mengenai publikasi keselamatan kerja sebesar 3,86. Hal ini menunjukan publikasi keselamatan kerja dilingkungan kerja bagian pressing adalah baik. 4. 6. 3. Kontrol Lingkungan Kerja Kontrol lingkungan kerja dalam penelitian ini adalah pemeriksaan atau pengendalian yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja diantaranya yaitu : suhu ruangan kerja, penerangan, kebersihan tempat kerja, ketersediaan perlengkapan keamanan dan keselamatan kerja serta fasilitas penanganan darurat medis dilingkungan kerja. Mendesain tempat kerja dan peralatan kerja yang digunakan merupakan pendekatan yang banyak dilakukan untuk pencegahan
50
kecelakaan dan juga merupakan salah satu pendekatan yang paling efektif (Cascio, 1998). Hasil jawaban responden mengenai kontrol lingkungan kerja dapat dilihat pada Tabel 8. Pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan memakai Alat Pelindung Diri (APD) sewaktu bekerja. Alat-alat pelindung diri yang dipakai harus disesuaikan dengan tempat kerja dan tingkat resiko pekerjaan masing-masing karyawan. Standar APD yang dipakai oleh karyawan bagian pressing yaitu : penutup telinga, sarung tangan, sepatu pengaman. Rataan skor sebesar 3,80 menunjukan sebagian besar karyawan menyatakan bahwa perusahaan menyediakan alat pelindung diri untuk bekerja. Kondisi fisik lingkungan kerja meliputi suhu ruangan, penerangan dan kebersihan lingkungan kerja. Rataan skor sebesar 3,10 menunjukan bahwa suhu ruangan ditempat kerja mereka cukup baik. Penerangan yang baik dapat menghindari kesalahan dalam bekerja dan menghindari terjadinya kecelakaan kerja serta memberikan rasa nyaman dalam melakukan pekerjaan. Rataan skor sebesar 3,02 menunjukan bahwa penerangan ditempat kerja adalah cukup baik. Bagian pressing sangat memperhatikan kebersihan lingkungan karena
kebersihan
lingkungan
kerja
sangat
mempengaruhi
kenyamanan karyawan dalam bekerja sehingga dapat menghindari kesalahan yang dilakukan karyawan dalam bekerja yang dapat mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan. kebersihan lingkungan kerja harus selalu dijaga karena merupakan tanggung jawab seluruh karyawan.
Bagian
pressing
memiliki
petugas
khusus
yang
membersihkan peralatan, mesin dan untuk membersihkan tempat kerja bagian pressing memberlakukan jadwal piket yang beranggotakan karyawan bagian pressing yang dilakukan sebelum maupun sesudah proses produksi. Adanya tempat sampah dan wastafel yang disediakan perusahaan disetiap ruangan dimaksudkan agar kebersihan lingkungan kerja tetap terjaga. Rataan skor sebesar 3,73 menunjukan bahwa sebagian besar karyawan menyatakan lingkungan kerja mereka bersih.
51
Sebagian besar karyawan menyatakan perusahaan menyediakan perlengkapan keamanan dan keselamatan kerja dapat dilihat dari rataan skor sebesar 3,63. Tabel 8. Hasil jawaban responden mengenai kontrol lingkungan kerja (n = 100). No. Pertanyaan STS TS CS S SS Rataan Kategori (1) (2) (3) (4) (5) Skor 1
2
3
4
5
6
Perusahaan menyediakan alat pelindung diri untuk bekerja Suhu ruangan di tempat kerja Anda cukup baik Penerangan di ruangan kerja Anda cukup memuaskan Ruangan tempat kerja Anda cukup bersih Perlengkapan keamanan dan keselamatan kerja tersedia di lingkungan kerja Anda Perusahaan memiliki fasilitas peralatan penanganan darurat medis di tempat kerja Total
Keterangan :
0
16
21
30
33
3,80
Baik
0
39
25
23
13
3,10
Cukup baik
0
45
22
19
14
3,02
Cukup baik
0
14
29
27
30
3,73
Baik
0
20
24
29
27
3,63
Baik
0
27
18
32
23
3,51
Baik
0
161
139 160 140
3,42
Cukup baik
Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup Setuju (CS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).
Kecelakaan ringan sangat besar kemungkinannya terjadi di pabrik oleh karena itu Sebagian besar karyawan menyatakan fasilitas peralatan penanganan darurat medis tersedia dilingkungan pabrik, dengan rataan skor sebesar 3,51. Berdasarkan hasil jawaban pada tabel 8 diperoleh total rataan skor sebesar 3,42 yang berarti bahwa kontrol
52
lingkungan kerja di bagian pressing dilaksanakan dengan cukup baik baik. 4. 6. 4. Pengawasan dan Disiplin Pengawasan adalah pemeriksaan secara seksama mengenai pelaksanaan peraturan dan tugas. Disiplin kerja adalah suatu alat berkomunikasi dengan karyawan untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan (Rivai, 2006). Hasil jawaban responden mengenai pengawasan dan disiplin dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil jawaban responden mengenai pengawasan dan disiplin (n = 100). No. Pertanyaan STS TS CS S SS Rataan Kategori (1) (2) (3) (4) (5) Skor 1
2
3
4
5
6
Sebelum peralatan kerja dan mesin-mesin digunakan dilakukan pengecekan terlebih dahulu Perusahaan melakukan pengecekan alat-alat keselamatan kerja secara rutin Perusahaan mewajibkan penggunaan alat pelindung diri (APD) saat bekerja Perusahaan memberikan pengawasan terhadap bahan-bahan beracun dan berbahaya Perusahaan mengadakan pemeriksaan kesehatan karyawan secara rutin Perusahaan memiliki peraturan-peraturan keselamatan kerja Total
0
13
30
31
26
3,70
Baik
0
16
25
30
29
3,72
Baik
0
20
28
29
23
3,55
Baik
0
18
20
32
30
3,74
Baik
0
16
24
33
27
3,71
Baik
0
14
26
36
24
3,72
Baik
0
97
153 191 159
3,69
Baik
53
Disiplin merupakan kepatuhan karyawan terhadap peraturan yang ditetapkan perusahaan. Adanya pengawasan terhadap lingkungan kerja dan perilaku kerja karyawan dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Sebelum proses produksi dimulai terlebih dahulu dilakukan pengecekan mesin-mesin dan peralatan kerja yang bertujuan agar mesin atau peralatan kerja yang akan digunakan layak pakai. Rataan skor sebesar 3,70 menunjukan bahwa pengecekan mesinmesin atau peralatan kerja telah dilakukan dengan baik. Perusahaan selalu memperhatikan kondisi mesin dan peralatan kerja yang akan digunakan karena hal itu mempengaruhi proses produksi karena mesin yang kurang bekerja dengan baik akan mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan. Pihak perusahaan juga selalu melakukan pengecekan alat-alat keselamatan kerja yaitu alat pemadam api ringan, sehingga apabila terjadi kebakaran alat pemadam api tersebut dapat bekerja dengan baik. Rataan skor sebesar 3,72 menunjukan bahwa pengecekan alat-alat keselamatan dilakukan dengan baik. Alat Pelindung Diri (APD) wajib dipakai ketika bekerja terutama ditempat-tempat yang memiliki resiko kecelakaan kerja tinggi. APD dapat melindungi diri dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja, setidaknya dengan menggunakan APD dapat memperkecil resiko yang timbul akibat dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Rataan skor sebesar 3,55 menunjukan bahwa sebagian besar karyawan menyatakan bahwa perusahaan mewajibkan penggunaan APD saat bekerja. Meskipun perusahaan mewajibkan penggunaan APD namun masih saja ada karyawan yang tidak menggunakan APD sewaktu bekerja, padahal penggunaan APD itu manfaatnya untuk karyawan sendiri. Penggunaan
bahan
kimia
beracun
dan
berbahaya
dapat
mengancam kesehatan karyawan. Bagian pressing melakukan pengawasan
terhadap
penggunaan
bahan-bahan
beracun
dan
berbahaya dapat dilihat dari rataan skor sebesar 3,74 yang menunjukan bahwa sebagian besar responden mengetahui perusahaan telah melakukan pengawasan terhadap bahan-bahan beracun dan
54
berbahaya dengan baik. Pemeriksaan kesehatan dilakukan pertama kali sebelum bekerja dan pemeriksaan kesehatan dilakukan satu tahun sekali. Rataan skor sebesar 3,71 menunjukan sebagian besar responden menyatakan perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan baik. Peraturan-peraturan
keselamatan
kerja
merupakan
dasar
penerapan K3 dilingkungan pabrik. Peraturan ini dibuat dengan tujuan untuk menghindarkan karyawan dari kecelakaan kerja sekaligus memberikan rasa aman dan nyaman bagi karyawan dalam bekerja, selain itu juga untuk melindungi aset-aset perusahaan dari kemungkinan terjadinya kerusakan. Rataan skor sebesar 3,70 menunjukan
bahwa
karyawan
mengetahui
dan
melaksanakan
peraturan keselamatan kerja dengan baik. Berdasarkan hasil jawaban responden dari pernyataan-pernyataan pada tabel 9 diperoleh total rataan skor sebesar 3,69, ini berarti pengawasan dan disiplin karyawan pabrik bagian pressing tergolong baik. 4. 6. 5. Peningkatan Kesadaran K3 Kurangnya kesadaran karyawan akan pentingnya keselamatan kerja merupakan tantangan perusahaan untuk mendorong karyawan agar memperhatikan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja. Komitmen yang kuat dan perhatian yang besar dari manajemen perusahaan mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja dapat memotivasi karyawan untuk memperhatikan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja. Hasil dari jawaban responden mengenai peningkatannya kesadaran K3 dapat dilihat pada Tabel 10. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memperhatikan masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja dilingkungan perusahaan. Rataan skor 3,78 menunjukan bahwa sebagian besar responden mengetahui perusahaan memberikan perhatian yang besar terhadap masalah keselamatan dan kesehatan kerja yaitu dengan menerapkan
program
K3
dilingkungan
pabrik.
Perusahaan
menempatkan K3 sebagai prioritas utama dalam bekerja, artinya
55
setiap karyawan harus mengutamakan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja. Rataan skor sebesar 3,70 menunjukan sebagian besar karyawan mengetahui bahwa perusahaan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja para karyawan. Tabel 10. Hasil jawaban responden mengenai peningkatan kesadaran K3 (n = 100). No.
Pertanyaan
1
Perusahaan memberikan perhatian yang besar terhadap masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Perusahaan menempatkan K3 sebagai prioritas utama dalam bekerja Perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja Anda Penggunaan alat pelindung diri saat bekerja di tempat yang berbahaya Perusahaan menginginkan masukan-masukan dari Anda terkait dengan masalah K3 Perusahaan menginginkan Anda ikut aktif dalam penerapan program K3 Total
2
3
4
5
6
Keterangan :
STS (1)
TS (2)
CS (3)
S (4)
SS (5)
Rataan Kategori Skor
0
12
26
34
28
3,78
Baik
0
16
23
36
25
3,70
Baik
0
12
27
32
29
3,78
Baik
0
17
29
31
23
3,60
Baik
0
15
22
37
26
3,74
Baik
0
18
25
33
24
3,63
Baik
0
90
152 203 155
3,71
Baik
Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup Setuju (CS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).
56
PT. XYZ menanggung seluruh biaya pengobatan dan perawatan akibat kecelakaan kerja di bagian pressing, artinya perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Rataan skor sebesar 3,78 menunjukan sebagian besar karyawan setuju dengan pernyataan tersebut. Kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja harus ada dalam diri karyawan itu sendiri misalnya dengan penggunaan APD saat bekerja terutama apabila bekerja ditempat yang berbahaya. Rataan skor sebesar 3,60 menunjukan bahwa sebagian besar karyawan menggunakan APD saat bekerja terutama ditempat yang berbahaya, artinya karyawan menyadari akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Penerapan K3 dapat terlaksana dengan baik apabila ada komunikasi dua arah antara pihak perusahaan dengan karyawan. Rataan skor sebesar 3,74 yang menunjukan bahwa masukan-masukan yang disampaikan karyawan mengenai masalah K3 sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Rataan skor sebesar 3,63 menunjukan keikutsertaan karyawan dalam pelaksanaan K3 sangat diharapkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil jawaban responden dari seluruh pernyataan pada Tabel 10 diperoleh total rataan skor sebesar 3,71. Artinya peningkatan kesadaran K3 dilingkungan pabrik bagian pressing adalah baik. 4. 6. 6. Gambaran Umum K3 Secara umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di bagian pressing dikategorikan baik dapat dilihat dari total rataan skor sebesar 3,60. Hal ini menunjukan bahwa program K3 yang diterapkan perusahaan dilaksanakan dengan baik oleh karyawan. Sebagian besar karyawan telah mengetahui pelatihan-pelatihan yang diadakan perusahaan
dan
merasakan
manfaat
dari
pelatihan
tersebut.
Pelaksanaan publikasi keselamatan kerja dinilai cukup baik oleh karyawan, begitu pula dengan pelaksanaan pengawasan dan disiplin serta peningkatan kesadaran K3. Adanya program K3 membuat karyawan
merasa
aman
dan
nyaman
dalam
menyelesaikan
57
pekerjaannya. Untuk lebih jelasnya faktor-faktor K3 bagian pressing dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Faktor-faktor K3 bagian pressing PT. XYZ No. Faktor-faktor K3 1 2 3
4 5
Pelatihan keselamatan Publikasi keselamatan Kontrol lingkungan kerja Pengawasan dan disiplin Peningkatan kesadaran K3 Total
Item (I)
Total Skor (T)
Kategori
1864
Rataan Skor T/(NxI) 3,73
5 4
1542
3,86
Baik
6
2079
3,68
Baik
6
2212
3,69
Baik
6
2223
3,71
Baik
27
9920
3,60
Baik
Baik
4. 7. Analisis Kinerja Karyawan Maju tidaknya sebuah perusahaan ditentukan oleh kinerja kerja karyawan. Apabila kinerja karyawan meningkat maka produktivitas perusahaan juga ikut meningkat. Kinerja karyawan dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yang meliputi enam faktor yaitu : kemauan kerja, kemampuan kerja, lingkungan kerja, kompensasi, jaminan sosial, dan hubungan kerja. Bobot yang digunakan dalam setiap pertanyaan adalah : 5 = Sangat Setuju (SS) 4 = Setuju (S) 3 = Cukup Setuju (CS) 2 = Tidak Setuju (TS) 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 4. 7. 1. Kemauan Kerja Kemauan kerja adalah dorongan yang ada dalam diri tenaga kerja untuk meningkatkan kinerjanya. Kemauan kerja dari seorang karyawan dapat dilihat dari besarnya kontribusi yang diberikan kepada perusahaan yaitu dengan bekerja sungguh-sungguh, adanya kesadaran dalam diri karyawan untuk mengikuti peraturan-peraturan yang telah
58
ditetapkan oleh perusahaan. Total rataan skor sebesar 3,67 menunjukan tingginya kemauan kerja karyawan. Artinya karyawan tidak akan bekerja tanpa adanya kemauan kerja yang kuat. Hasil jawaban responden mengenai kemauan kerja dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Hasil jawaban responden mengenai kemauan kerja (n = 100) No. Pertanyaan STS TS CS S SS Rataan Kategori (1) (2) (3) (4) (5) Skor 1
2
Anda sangat menyukai pekerjaan ini dan berusaha untuk bekerja dengan sungguhsungguh Anda bersedia mematuhi peraturan kerja Total
0
18
24
32
26
3,66
Baik
0
13
29
36
22
3,67
Baik
0
31
53
68
48
3,67
Baik
Keterangan : Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup Setuju (CS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).
4. 7. 2. Kemampuan Kerja Pekerjaan yang dilakukan harus sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan. Kemampuan kerja karyawan dapat dilihat dari menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu. Total rataan skor sebesar 3,71 menunjukan bahwa kemampuan kerja karyawan bagian pressing adalah baik. Hasil jawaban responden mengenai kemampuan kerja dapat dilihat pada Tabel 13.
59
Tabel13.Hasil jawaban responden mengenai kemampuan kerja(n=100) No. Pertanyaan STS TS CS S SS Rataan Kategori (1) (2) (3) (4) (5) Skor 1
2
Anda selalu datang ke tempat kerja tepat waktu dan dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu Anda dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik Total
Keterangan :
0
16
26
27
31
3,73
Baik
0
17
25
31
27
3,68
Baik
0
33
51
58
58
3,71
Baik
Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup Setuju (CS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).
4. 7. 3. Lingkungan Kerja Lingkungan
kerja
mendukung
pekerjaan
yang
dilakukan
karyawan, adanya tanda peringatan dan tanda bahaya ditempat kerja membuat karyawan bekerja dengan lebih berhati-hati. Rataan skor sebesar 3,71 menunjukan bahwa lingkungan kerja karyawan bagian pressing adalah baik. Hasil jawaban responden mengenai lingkungan kerja dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Hasil jawaban reponden mengenai lingkungan kerja (n= 100) No. Pertanyaan STS TS CS S SS Rataan Kategori (1) (2) (3) (4) (5) Skor 1
2
Pemberian tanda peringatan dan tanda bahaya di tempat kerja membuat Anda berhati-hati dalam bekerja Lingkungan kerja yang sehat dan aman akan meningkatkan semangat kerja Anda Total
Keterangan :
0
16
23
33
28
3,73
Baik
0
11
31
37
21
3,68
Baik
0
27
54
70
49
3,71
Baik
Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup Setuju (CS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).
60
4. 7. 4. Kompensasi a.
Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa mereka pada perusahaan. Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan perusahaan baik secara langsung (finansial) maupun tidak langsung (non-finansial). Bonus yang diterima karyawan sebagai imbalan atas prestasi kerjanya akan meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja sehingga diharapkan kinerja karyawan meningkat. Rataan skor sebesar 3,80 menunjukan bahwa kompensasi yang diberikan perusahaan sudah baik dan memuaskan. Hasil jawaban reponden mengenai kompensasi dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Hasil jawaban responden mengenai kompensasi (n= 100). No.
Pertanyaan
1
Perusahaan memberikan bonus kepada karyawan yang berprestasi Total
Keterangan :
STS TS (1) (2)
CS (3)
S (4)
SS (5)
Rataan Skor
Kategori
0
14
22
34
30
3,80
Baik
0
14
22
34
30
3,80
Baik
Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup Setuju (CS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).
b. Jaminan Sosial b.
Adanya jaminan sosial yang diberikan perusahaan membuat karyawan bekerja lebih produktif karena karyawan merasa perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja. Seluruh karyawan bagian pressing mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu menjadi anggota jamsostek. Total rataan skor sebesar 3,59 menunjukan karyawan merasa puas atas jaminan sosial yang diberikan perusahaan. Hasil jawaban responden mengenai jaminan sosial dapat dilihat pada Tabel 16.
61
Tabel 16. Hasil jawaban responden mengenai jaminan sosial (n= 100). No. Pertanyaan STS TS CS S SS Rataan Kategori (1) (2) (3) (4) (5) Skor 1
2
Perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan Perusahaan memberikan asuransi kecelakaan dan kesehatan bagi karyawan Total
Keterangan :
0
21
20
35
24
3,62
Baik
0
20
27
30
23
3,56
Baik
0
41
47
65
47
3,59
Baik
Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup Setuju (CS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).
4. 7. 5. Hubungan Kerja Hubungan kerja yang terjalin baik antara atasan, bawahan dan rekan kerja sangat penting untuk menciptakan situasi kerja yang nyaman. Hubungan kerja yang harmonis dapat dilihat dari kemampuan karyawan untuk bekerjasama dengan orang lain. Total rataan skor sebesar 3,63 menunjukan bahwa hubungan kerja yang terjalin antara karyawan adalah baik. Hasil jawaban responden mengenai hubungan kerja dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel17. Hasil jawaban responden mengenai hubungan kerja (n= 100) No. Pertanyaan STS TS CS S SS Rataan Kategori (1) (2) (3) (4) (5) Skor 1
2
Anda mampu bekerja sama dengan orang lain Anda selalu bertanya dan meminta bantuan kepada rekan kerja Anda apabila mengalami kesulitan dalam bekerja Total
Keterangan :
0
15
32
28
25
3,63
Baik
0
22
21
29
28
3,63
Baik
0
37
53
57
53
3,63
Baik
Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup Setuju (CS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).
62
4. 7. 6. Gambaran Umum Kinerja Karyawan Tabel 18 mendeskripsikan secara umum bahwa kinerja karyawan bagian pressing dikategorikan baik dengan total skor rataan sebesar 3,67. Hal ini menyatakan berarti karyawan bagian pressing memiliki kinerja yang tinggi. Namun perlu diingat bahwa kondisi yang dinamis dan perubahan lingkungan kerja mempengaruhi kinerja karyawan, oleh karena itu kinerja karyawan harus selalu dijaga agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Tabel 18. Kinerja karyawan bagian pressing No
1 2 3 4 5 6
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Kemauan Kerja Kemampuan Kerja Lingkungan Kerja Kompensasi Jaminan Sosial Hubungan Kerja Total
Item (I) 2 2 2 1 2 2 11
Total Skor (T) 733 741 741 380 718 726 4039
Rataan Skor T/(N x I) 3,67 3,71 3,71 3,80 3,59 3,63 3,67
Kategori
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
4. 8. Analisis Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Kinerja Analisis hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan kinerja karyawan dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Nilai korelasi positif (+) menunjukan hubungan yang positif antara faktor-faktor K3 dengan kinerja karyawan sedangkan nilai korelasi negatif (-) menunjukan hubungan yang negatif antara faktor-faktor K3 dengan kinerja karyawan. Hubungan antara faktor-faktor K3 dengan kinerja karyawan dapat dilihat pada Tabel 19.
63
Tabel 19. Hubungan faktor-faktor K3 dengan kinerja No. Faktor K3 Nilai Angka Korelasi Signifikan (rs)
Taraf Nyata
1
Publikasi keselamatan
0,609
0,00
0,1
2
Pelatihan keselamatan
0,575
0,00
0,1
3
Pengawasan dan disiplin
0, 570
0,00
0,1
4
Peningkatan kesadaran K3
0, 410
0,00
0,1
5
Kontrol lingkungan kerja
0,391
0,00
0,1
Hubungan dengan Kinerja Karyawan Sangat nyata, positif, subtansial (agak kuat) Sangat nyata, positif, subtansial (agak kuat) Sangat nyata, positif, subtansial (agak kuat) Sangat nyata, positif, subtansial (agak kuat) Sangat nyata, positif, rendah
Hasil uji korelasi Rank Spearman dengan bantuan software SPSS 13.00 for windows antara faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja dengan kinerja karyawan dapat dilihat pada Lampiran 5. Berdasarkan hasil uji korelasi tersebut, diketahui bahwa semua faktor K3 memiliki hubungan yang positif dan sangat nyata dengan kinerja karyawan dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar 0,557. Hubungan yang sangat nyata dapat dilihat dari nilai sig = 0,00 < taraf nyata = 0,1 dengan derajat keeratan hubungan berada pada kategori subtansial (agak kuat) (0,40 - 0,70). Hasil uji korelasi faktor-faktor K3 dengan kinerja karyawan dapat dilihat pada Lampiran 5. Publikasi keselamatan kerja memiliki hubungan positif dan sangat nyata dengan kinerja karyawan, dapat dilihat dari nilai sig = 0,00 < taraf nyata = 0,1 dengan nilai korelasi yang positif sebesar 0,609 artinya derajat keeratan berada pada kategori subtansial (agak kuat) (0,40 - 0,70). Publikasi keselamatan kerja memiliki nilai korelasi yang paling tinggi dari keempat
64
faktor lainnya, hal ini dikarenakan publikasi yang dilakukan perusahaan sangat efektif dan penempatannya sangat strategis. Pelatihan keselamatan memiliki hubungan positif dan sangat nyata dengan kinerja karyawan, dapat dilihat dari nilai sig = 0,00 < taraf nyata = 0,1 dengan nilai korelasi yang positif yaitu sebesar 0,575, derajat keeratan berada pada kategori subtansial (agak kuat) (0,40 - 70). Adanya pelatihan keselamatan membuat karyawan menjadi semakin terlatih dan terampil serta lebih berhati – hati dalam melakukan pekerjaannya. Pengawasan dan disiplin memiliki hubungan positif dan sangat nyata dengan kinerja karyawan, dapat dilihat dari nilai sig = 0,00 < taraf nyata = 0,1 dan mempunyai nilai korelasi sebesar 0,570, artinya memiliki keeratan hubungan subtansial (agak kuat) (0,40 - 0,70). Hal ini menunjukan pengawasan dan disiplin kerja dapat meningkatkan kinerja karyawan, karena pada umumnya karyawan akan bekerja dengan baik apabila diawasi. Peningkatan kesadaran K3 mempunyai hubungan positif dan sangat nyata dengan kinerja karyawan dapat di lihat dari nilai sig = 0,00 < taraf nyata = 0,1 dan memiliki nilai korelasi sebesar 0,410 yang artinya peningkatan kesadaran K3 mempunyai hubungan keeratan yang subtansial (agak kuat) (0,40 - 0,70). Penerapan program K3 dalam suatu perusahaan menunjukan bahwa perusahaan menjamin keselamatan dan kesehatan setiap karyawan, adanya rasa aman dan nyaman dalam bekerja akan meningkatkan kinerja karyawan. Kontrol lingkungan kerja merupakan usaha perusahaan agar kondisi tempat kerja sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan karyawan. Kontrol lingkungan kerja memiliki hubungan positif dan sangat nyata dengan kinerja karyawan, dapat dilihat dari nilai sig = 0,00 < taraf nyata = 0,1 dengan nilai korelasi yang diperoleh positif yaitu sebesar 0,391, derajat keeratan hubungannya rendah (0,40 - 0,70). Hal ini menunjukan kontrol lingkungan kerja yang dilaksanakan perusahaan kurang dapat meningkatkan kinerja karyawan.
65
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil analisis bahwa secara umum penerapan K3 di bagian pressing tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari total rataan skor sebesar 3,72 yang menunjukan bahwa faktor-faktor K3 yang dianalisis yaitu meliputi pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin, serta peningkatan kesadaran K3 telah dilaksanakan dengan baik. b. Berdasarkan hasil analisis kinerja karyawan di bagian pressing dengan nilai total rataan sebesar 3,67 maka kinerja karyawan bagian pressing tergolong baik, yang artinya karyawan mempunyai kinerja yang tinggi. c. Hubungan antara Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan kinerja karyawan adalah positif, sangat nyata berkorelasi subtansial (agak kuat). Hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi sebesar 0,557. Faktor K3 memiliki hubungan yang positif, sangat nyata dan berkorelasi subtansial (agak kuat) dengan kinerja karyawan kecuali kontrol lingkungan kerja yang memiliki hubungan yang rendah terhadap kinerja karyawan. Publikasi keselamatan memiliki nilai korelasi tertinggi yaitu sebesar 0,609 menunjukan bahwa faktor ini memiliki hubungan yang paling kuat dengan kinerja karyawan dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya. Kemudian diikuti oleh pelatihan keselamatan dengan nilai korelasi sebesar 0,575, pengawasan dan disiplin sebesar 0,570, peningkatan kesadaran K3 memiliki nilai korelasi sebesar 0,410 dan kontrol lingkungan kerja memiliki nilai korelasi sebesar 0,391.
66
2. Saran Beberapa saran yang diajukan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Pada dasarnya pelaksanaan program K3 di bagian pressing sudah terlaksana dengan baik akan tetapi perusahaan perlu mengontrol dan memperhatikan selalu lingkungan kerja, fasilitas dan sarana kerja yang dapat menunjang karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya karena lingkungan kerja yang bersih dan nyaman sangat mempengaruhi karyawan dalam bekerja dan setiap peralatan yang digunakan karyawan memiliki batas waktu pemakaian sehingga apabila tidak diganti karna telah melewati batas waktu pemakaian dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap karyawan yang menggunakannya, hal ini dapat mempengaruhi karyawan dalam melakukan pekerjaanya dan tugas-tugasnya
b.
Perusahaan perlu memberikan sanksi yang tegas kepada karyawan yang melanggar aturan-aturan K3 walaupun program K3 sudah terlaksana dengan baik akan tetapi tidak menjamin untuk karyawan tidak melakukan kesalahan nantinya. Hal ini dimaksudkan agar karyawan lebih disiplin dan juga untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau kerusakan akibat kerja.
c.
Perusahaan perlu mengontrol kembali dan selalu mengawasi pelaksanaan untuk program K3 yang telah diterapkan, hal ini untuk mengantisipasi apabila ada kesalahan-kesalahan prosedur yang dilakukan karyawan, karena komitmen yang kuat dan perhatian yang besar dari manajemen perusahaan mengenai masalah K3 dapat memotivasi karyawan serta meningkatkan kesadaran karyawan untuk memperhatikan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja.
67
DAFTAR PUSTAKA
Arep, I. dan Tanjung, H. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Universitas Trisakti. Jakarta. Bungin, B. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Prenada Media Group, Jakarta. Cascio, W. F. 1998. Managing Human Resources – Productivity Quality of Work Life, Profits. Edisi ke- 5. McGraw-Hill, United States Dessler, G. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Gibson, Ivancevich dan Donelly. 1996. Organisasi (terjemahan, Jilid I). Binarupa Aksara, Jakarta. Istijanto, M. M. M. 2006. Riset Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ilham. 2002. Analisis Hubungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan Motivasi Kerja Karyawan di PT. Good Year Indonesia. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mangkunegara, A. A. A. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. PT Remaja Rosda Karya, Bandung. Mahardhika, R. 2005. Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT. PLN (persero) Unit Bisnis Strategis Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UBSP3B) Region Jawa Timur dan Bali. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mangkuprawira, S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Ghalia Indonesia, Jakarta. Rivai, V. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Robbins, S. P. 1996. Essetial of Organization Behaviour. Prentice Hall. Enfelwood Cliffe. New Jersey.
Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Prestasi Pustaka, Jakarta.
68
Suardi, R. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Penerbit PPM, Jakarta. Sugeng, A.M., dkk. 2005. Bunga Rampal Hiperkes & KK Edisi Kedua. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Santoso, S dan Tjiptono, F. 2004. Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS. PT Gramedia, Jakarta. Singarimbun, M dan Effendi S. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta. Umar, H. 2003. Riset Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wahyudi, B. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia. Sulita, Bandung.