BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perencanaan dan Pengendalian Laba Perusahaan 1. Proses Penyusunan Anggaran
Setiap tahun PT. PELNI menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Penyusunan RKAP pada umumnya mulai disusun pada awal bulan September , untuk tahun berikutnya.
Penyusunan RKAP dilaksanakan dengan cara
memperkirakan/ menentukan kegiatan-kegiatan (program kerja) apa yang harus dilaksanakan di tahun anggaran yang bersangkutan. Mengingat RKAP sebagai salah saru alat pengendalian biaya dan pencapaian target perusahaan agar tujuan perusahaan dapat dicapai pada tahun anggaran yang
bersangkutan maka ketepatan proyeksi, keakuratan data dan relevansi rencana kerja dengan anggaran adalah sangat penting. Dikaxenakan penyusunan RKAP melibatkan semua pihak dalam perusahaan sehingga kesamaan bahasa dan konsistensi menjadi hal yang sangat penting. Untuk menjamin tercapainya kondisi-kondisi diatas maka perlu disusun suatu petunjuk penyusunan RKAP yang dapat digunakan dalam proses oenyusunan RKAP tersebut. PT. Pelni telah mempunyai pedoman penyusunan
rencana kerja dan anggaran perusahaan dan laporan realisasi anggaran melalui Surat Keputusan (SK) Direksi nomor : 60A/HK.0.01/DIR/TV/2001 tanggal 28 April 2001.
33
34
Proses penyusunan anggaran pada PT. Pelni dimulai dari pembentukan Tim Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang masing-masing mempunyai tugas dan fungsi yang sesuai dengan lampiran Surat Keputusan Direksi PT. Pelni
tentang pembentukan Tim Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. Tim tersebut terdiri dari: a. Tim Pengarah
Anggota Tim Pengarah terdiri dari Direksi PT. Pelni yang bertugas : 1. Menetapkan tujuan (objective) dari sasaran/goal dari RKAP
2. Menetapkan petunjuk dan kebijakan umum perusahaan dalam penyusunan RKAP.
3. Melakukan koreksi-koreksi yang dipandang perlu agar sasaran dari RKAP tersebut dapat tercapai. b. Koordinator Tim
Dipercayakan kepada Direktur Keuangan dan wakil koordinator Tim dipercayakan kepada Kepala Divisi Akuntansi. Koordinator tirn dan wakilnya bertugas : 1. Mengkoordinir
kegiatan
penyusunan
RKAP
diseluruh
perusahaan
untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan perusahaan. 2. Mengkoordinir evaluasi atas pelaksanaan penyusunan RKAP. 3. Menyampaikan laporan yang berkenaan dengan penyusunan RKAP kepada Direksi.
35
c. Sekretaris Tim
Fungsinya dilaksanakan oleh kepala bagian laporan keuangan dan anggaran dan memiliki anggota-anggota pelaksana yang terdiri dari: 1. Kepala Divisi
2. Kepala Biro
3. Anggota lain di kantor pusat yang ditunjuk Tugas-tugas Sekretaris Tim adalah sebagai berikut:
1. Menyampaikan data-data yang diperlukan untuk menyusun RKAP 2. Menyiapkan laporan mengenai penyusunan RKAP.
3. Menyiapkan bahan dan menyelenggarakan rapat penyusunan RKAP. 4. Menyiapkan bahan-bahan untuk rapat dengan para pemegang saham. d. Pusat Kendali
Merupakan unit organisasi di lingkungan PT. Peini yang berfungsi raelakukan pengendalian di dalam penyusunan anggaran menuait jenis anggaran tertentu
sesuai dengan kegiatan dan fungsinya. Dalam hal ini, pusat kendali umumnya
adalah divisi akuntansi, dan dibantu oleh 7 pusat kendali bantuan sebagai berikut: 1. Pusat Kendali 1 (Usaha Perkapalan) 2. Pusat Kendali 2 (Usaha Keagenan)
3. Pusat Kendali 3 (Usaha Angkutan Bandar) 4. Pusat Kendali 4 (Usaha Perbengkelan/ Galangan) 5. Pusat Kendali 5 (Usaha RS. Peini Petamburan)
6. Pusat Kendali 6 (Usaha Wisma Bahtera Cipayung)
36
7. Pusat Kendali 7 (Perusahaan Anak).
Secara umum tugas-tugas yang diemban Pusat Kendali adalah sebagai berikut: a) Menerima, mengevaluasi usulan anggaran masing-masing pusat biaya yang menyangkut aspek-aspek kuantitatis, dan nilai manfaat urgensinya. b) Memprioritaskan dan mengesahkan usulan anggaran masing-masing pusat biaya untuk selanjutnya dikirim ke divisi akuntansi.
Selanjutnya, anggaran
yaitu
sekretaris :
formulir
tim
mempersiapkan
standar
yang
formulir pengumpulan
digunakan
sekretaris
tim
data dalam
mengumpulkan seluruh data anggaran.
Formulir-formulir yang telah disiapkan didistribusikan kepada semua unit organisasi untuk memperoleh data yang diperiukan dalam penyusunan anggaran.
Untuk menerapkan Anggaran Partisipasi, formulir anggaran dan formulir rencana
kerja di distribusikan kepada semua unit organisasi sesuai dengan jenis formulir dan
data yang berkaitan dengan yang dibutuhkan. Guna mengurangi tingkat kesalahan dalam pengisian, maka pengiriman formulir hams disertai dengan pedoman pengisian formulir.
Semua formulir data anggaran yang telah diisi dan disetujui oleh pejabat yang
berwenang dari unit organisasi yang bersangkutan dikirim kembali kepada divisi
akuntansi. Data-data anggaran yang masuk ke divisi akuntansi akan diperiksa ketepatan dan kelengkapannya serta dikelompokkan ke dalam masing-masing jenis anggarannnya. Data-data tersebut dikirim kepada Pusat-pusat kendali. Data-data yang
telah dievaluasi oleh pusat kendali selanjutnya dikirim kembali kepada Divisi
37
Akuntansi yang akan menjadi bahan dalam penyusuna anggaran. Semua usulan dan Rencana Kerja seluruh unit organisasi yang telah dievaluasi oleh pusat kendali dihimpun ke dalam suatu format anggaran yang akan disusun.
Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul pada sekretaris tim, maka
dilakukan penghitungan anggaran. Semua penghitungan yang akan dilakukan hams didasarkan kepada asumsi-asumsi yang telah ditetapkan. Penetapan asumsi-asumsi tersebut harus dilakukan dengan cermat sehingga anggaran-anggaran yang disusun menjadi realistis. Dari hasil penghitungan tersebut akan dihasilkan laporan-laporan sebagai berikut: 1. Neraca
Merupakan salah satu dari bagian laporan keuangan yang disusun secara sistematis dan memberikan gambaran mengenai posisi keuangan PT. Pelni pada saat akhir tahun anggaran.
2. Perhitungan Laba/ Rugi
Merupakan bagian dari laporan keuangan yang disusun secara sistematis dan memberikan gambaran mengenai hasil operasi PT. Pelni pada suatu periode anggaran.
3. Cash Flow
Merupakan bagian dari laporan keuangan yang disusun secara sistematis dan memberikan gambaran mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara
kas sehingga kas dan setara kas yang dihimpun dan digunakan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dapat dianggarkan secara jelas.
38
4. Investasi
Merupakan peiengkap dari suatu laporan keuangan yang disusun secara sistematis dan memberikan gambaran mengenai investasi yang dilakukan perusahaan pada tahun anggaran.
Setelah semua perhitungan selesai dilaksanakan dan laporan-laporan yang
dihasilkan dinilai kelayakannya pada rapat-rapat intern PT. Pelni oleh Tim Penyusun
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) selanjutnya akan diajukan kepada tahap pengesahan. RKAP PT. Pelni yang akan digunakan sebgai dasar atau pedoman dalam menjalankan seluruh aktivitas perusahaan, sebelumnya melalui beberapa tahapan proses pengesahan sebagai berikut: a. Rapat Direksi
Pada tingkat rapat ini, melibatkan semua Direksi untuk membahas, mengevaluasi dan mengoreksi secara detail semua aspek dari unsure-unsur RKAP. b. Rapat Direksi dan Komisaris
Pada tingkat rapat ini, melibatkan semua Direksi dan Komisaris untuk membahas dan mengevaluasi Draft RKAP PT. Pelni untuk meminta masukan dan koreksian dari para KOmisaris. c. PraRUPS
Pada tingkat rapat ini, melibatkan semua Direksi dan Komisaris serta Pemegang
Saham yang diwakili Asisten Deputi Kementerian BUMN yang meminta tanggapan dari wakil dari kuasa pemegang saham mengenai perubahan dan perbaikan yang perlu diambil dari Draft RKAP PT. Pelni.
39
d. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
Pada tingkat rapat ini, pemegang saham dari kementrian BUMN diwakili oleh
pejabat setingkat Deputi dan dihadiri oleh para komisaris dan para direksi perusahaan. Hasil akhir rapat ini adalah pengesahan RKAP untuk tahun yang bersangkutan.
2. Jadwal Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaaa (RKAP) a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini akan dikirimkan surat untuk mengirimkan data-data anggaran sesuai kebutuhan untuk masing-masing
pihak sesuai dengan formulir yang
ditetapkan dalam pedoman penyusunan RKAP. b. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data anggaran dilakukan mulai triwulan ketiga, dan menjadi tiga tahap pengumpulan data yaitu 1) Tahap Pertama
Setiap bidang kerja di Kantor Pusat, Cabang-cabang, Unit Usaha Sampingan dan Perusahaan Anak wajib menyusun rancangan program kegiatan dan anggaran sesuai bidang kerja masing-masing, yang meliputi a) Program Kerja, berisi rancangan-rancangan kegiatan yang akan dilakukan dan pelaksanaanya dilaporkan setiap triwulan bersamaan dengan laporan realisasi anggaran.
40
b) Anggaran, berisi penjabaran usaha masing-masing unit/ bidang kerja meliputi : produksi, penghasilan, biaya, investasi, proyeksi keuangan pokok dan Iain-lain. 2) Tahap Kedua
Rancangan
program
kerja
kegiatan
dan
anggaran
tahunan
disusun
berdasarkan realisasi kegiatan tahun berjalan yang terdiri dari realisasi sampai dengan triwulan III dan estimasi realisasi tahun 20QJ, 3) Tahap Ketiga
Tahap perhitungan dan penyusunan anggaran, rancangan program kegiatan dan anggaran dari bidang kerja di Kantor Pusat, Cabang-cabang, Usaha Sampingan dan Perusahaan Anak paling lambat akhir bulan Agustus tahun berjalan sudah diterima Direktorat Keuangan cq. Divisi Akuntansi dan bidang kerja terkait di Kantor Pusat 4) Tahap Keempat
Tahap pengesahan anggaran, anggaran yang telah disiapkan dan disusun dalam bentuk sebuah buku diajukan untuk pengesahannya melalui beberapa tahap proses pengesahan yaitu Rapat Staf, Rapat Direksi, Rapat Direksi dan Para Komisaris, Pra RUPS dan RUPS yang dilaksanakan pada awal bulan tahun berjalan.
41
3. Pengendalian Anggaran
Pengendalian anggaran pada PT. Pelni terdiri dari 2 (dua) metode yaitu : a. Metode Pra Audit yaitu pengendalian anggaran yang dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan.
b. Metode Post Audit yaitu pengendalian anggaran yang dilakukan setelah kegiatan dilaksanakan melalui mekanisme pelaporan. 1) Metode Pra Audit
Realisasi seluruh pengeluaran harus berpedoman pada RKAP yang telah disahkan RUPS. Permintaan realisasi anggaran menurut waktunya dilakukan
secara triwulan dan tahunan dan setiap cabang yang telah mengirimkan realisasi seluaruh anggarannya akan dievaluasi oleh bagian laporan keuangan dan
anggaran divisi akuntansi. Selanjutnya akan dibandingkan antara realisasi cabang dengan anggaran cabang yang telah disetujui. Apabila ada kekurangan
penghasilan atau melebihi biaya yang telah dianggarkan kantor cabang harus membuat memori penjelasan mengapa hal ini terjadi. Selanjutnya divisi
akuntansi akan memberikan saran-saran. Apabila suatu program yang tidak diduga sebelumnya maupun yang belum dianggarkan, mengingat urgensinya harus dilaksanakan dalam bulan dan triwulanan yang sedang berjalan maka
pelaksanaan program tersebut harus diajukan melalui permintaan realisasi revisi anggaran susulan dengan memberikan memori penjelasan mengapa hal tersebut terjadi. Pengajuan program anggaran revisi tersebut harus disetujui oleh kepala cabang dan Direktur Keuangan.
42
Permintaan alokasi dana untuk program yang tidak dianggarkan sebelumnya, hanya bisa dilakukan dengan cara mengalihkan dari pos anggaran lain yang tidak direalisir untuk pusat biaya yang bersangkutan. Sedangkan bila tidak tersedia pos anggaran yang dapat dialihkan, maka pengajuan harus melalui prosedur permintaan revisi anggaran susulan.
Dalam hal terjadi kekurangan anggaran yang disebabkan kekurangan anggaran
oleh kenaikan harga atau salah taksiran harga atau volume kurang dari yang dianggarkan
atau
spesifikasi
berubah
maka
perubahan
tersebut
harus
dipertanggungjawabkan dengan membuat memori penjelasan dan memberikan
bukti-bukti yang konkret oleh cabang atau bagian yang bersangkutan. 2) Metode Post Audit
Pengendalian realisasi anggaran diluar yang dikendalikan secara pra audit akan dilakukan dengan post audit. Pengendalian post audit ini dilakukan secara periodik (triwulanan).
Pengendalian post audit dilakukan oleh satuan pengawasan intern untuk mengevaluasi dan mengkaji realisasi mata anggaran tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Mekanisme
pengendalian
post
audit
dilakukan
dengan
cara
membandingkan antara realisasi dengan target/anggaran yang telah ditetapkan
dalam
RKAP
dan
mengambil
langkah-langkah
tindakan
terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Periode pelaksanaan anggaran di PT. Pelni dilakukan berkala secara bulanan, triwulan dan tahunan beserta realisasinya. Kepala bagian laporan keuangan dan
43
anggaran bertanggungjawab untuk memantau pelaksanaan anggaran dan secara berkala membuat laporan realisasi anggaran bulanan, triwulanan dan tahunan serta perbandingannya. Secara berkala para direksi,kepala divisi dan kepala
bagian yang terkait mengadakan pertemuan untuk membahas pelaksanaan anggaran dan mengevaluasinya. Pertemuan secara berkala dilakukan agar
atasan dan bawahan mempunyai pengertian yang sama tentang tanggung jawab dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Koordinasi yang dilakukan oleh tim anggaran adalah dalam bentuk melakukan cek silang antara divisi dengan divisi yang lain atau antara satu
bagian dengan bagian yang lain dalam hal pengajuan anggaran, dan melakukan kompilasi
atas
komponen-komponen
anggaran yang
terpisah yang
pada
akhirnya akan menjadi final draft.
Komponen-komponen anggaran pada PT. PELNI, meliputi beberapa hal sebagai berikut: a)
Anggaran perusahaan
b)
Anggaran usaha perkapalan
c)
Anggaran usaha penunjang
d)
Anggaran usaha angkutan bandar
e)
Anggaran usaha keagenan
f)
Anggaran usaha sampingan
44
Untuk dapat berfungsi secara efektif, para staf dibagian anggaran harus
mempunyai kejujuran (integritas) yang tinggi, Jika tidak maka akan sulit bagi mereka untuk menjelankan sistem pengendalian anggaran yang efektif. Di
samping integritas personil bagian anggaran juga harus mempunyai ketrampilan individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Mekanisme pemilihan tim anggaran pada PT. PELNI sudah baik dimana
tim anggaran telah dipersiapkan sebelumnya dan tim ini melibatkan semua unit organisasi yang ada dalam lingkungan PT. PELNI serta masing-masing tim anggaran ini mempunyai tugas dan fungsi yang sesuai dengan lampiran Surat Keputusan Direksi PT. PELNI.
B.
Peranan Anggaran Dalam Perencanaan dan Pengendalian Laba Anggaran merupakan suatu alat perencanaan. Target yang akan dicapai sedapat mungkin dituangkan ke dalam bentuk angka-angka (kuantitatif) yang
digunakan untuk membantu terselenggaranya kegiatan perusahaan. Lebih
lanjut, anggaran ini dipecah sedemikian rupa berdasarkan waktu, proses ini disebut penjadwalan,
baru kemudian anggaran ini
dilaksanakan.
Dengan
demikian, pelaksanaan adalah suatu proses realisasi anggaran.
Telah dikemukakan bahwa perencanaan merupakan proses pengembangan rencana-rencana rinci jangka pendek yang mengintegritaskan semua rencana itu menjadi suatu kesatuan menyeluruh. Pengembangan rencana-rencana tersebut
dilakukan melalui suatu proses yaitu mencapai rencana yang wajar, mengukur
45
pelaksanaan yang sebenarnya terhadap rencananya, dan mengambil keputusan serta melaksanakan tindakan perbaikan.
Perencanaan diarahkan kepada sasaran akhir perusahaan, oleh karena itu biasanya perencanaan mencakup
unsur-unsur penting
seperti
pendapatan,
tingkat biaya, tingkat operasi sumber keuangan dan tenaga kerja. Meskipun
perencanaan dirumuskan dan ditetapkan oleh manajemen menengah dalam membantu merencanakan laba dan mengendalikan biaya, sehingga dalam perencanaan terkandung unsur pengendalian manajemen. Demikan pula bahwa suatu anggaran adalah bagian dari suatu perencanaan
dan proses pengendalian yang lebih luas. Anggaran termasuk juga suatu rencana yang merinci pendapatan dan bagaimana dana-dana akan dikeluarkan untuk
tenaga
kerja,
bahan
baku,
barang-barang
modal
lainnya,
seperti
pemeriksaan berkala dari jumlah sesungguhnya dibandingkan dengan jumlah yang direncanakan dalam anggaran untuk tujuan pengendalian. Anggaran disamping berfungsi sebagai alat perencanaan sebagaimana
diatas, juga berfungsi sebagai alat pengendalian. Dalam hal ini, anggaran digunakan
sebagai
tolak
ukur
terhadap
pelaksanaan
yang
dilakukan.
penyimpanan yang terjadi perlu dilaporkan kepada pimpinan dan kepada pelaksanaan, untuk itu diperlukan suatu prosedur penyimpangan.
Pimpinan
dan
perusahaan
dan
pelaksana
operasi
perlu
mengetahui
kesesuaian antara realisasi yang mereka lakukan dan anggaran yang ditetapkan. Pekerjaan ini disebut sebagai suatu pekerjaan pengendalian.
46
Anggaran sebagai alat pengendalian tercermin pada saat penyusunan
anggaran. Setelah anggaran disahkan oleh RUPS, sejak itu anggaran digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan produksi. Setiap
periode
pelaksanaan
anggaran,
perusahaan
membuat
laporan
reaiisasi pelaksanaan anggaran laporan ini berupa laporan bulanan, semesteran
dan laporan tahunan. Laporan tersebut menunjukkan perbandingan reaiisasi pelaksanaan
anggaran
dengan
anggarannya
dan
kemajuan
pelaksanaan
anggaran.
Dalam perusahaan pelayaran, penyusunan anggaran merupakan salah satu kegiatan dari proses anggaran keseluruhan secara terinci dan terpenting, agar dapat diketahui penyimpangan yang terjadi.
Kegiatan Utama PT. PELNI seperti perusahaan jasa pelayaran lainnya adalah melayani trayek perairan Indonesia diikuti dengan kegiatan penunjang lainnya dan usaha sampingan. Bagi para perusahaan yang telah maju seperti PT. PELNI, anggaran merupakan suatu alat perencanaan laba yang penting dan sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian.
Setiap tahunnya RKAP disusun untuk pelaksanaan pekerjaan pada tahun anggaran
yang
bersangkutan.
Penyusunan
dilakukan,
berdasarkan
pada
Rencana Jangka Panjang (RPJ), perusahaan serta harus mencerminkan usaha peningkatan efisiensi dan produktifitas dari tahun sebelumnya.
47
Dalam setiap penyusunan RKAP, harus dinyatakan secara jelas terlebih dahulu sasaran umum perusahaan yang ingin dicapai dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Sasaran umum pada PT. PELNI yang telah ditetapkan harus mengacu pada RJP perusahaan yang ditetapkan sebagai dasar bagi seluruh direktorat dalam perusahaan.
Telah
disebutkan
bahwa
dalam
penyusunan
anggaran,
manajemen
sekaligus juga hendaknya merencanakan pemanfaatan sumber daya seefisien mungkin. Ini berarti dengan sumber daya terbatas yang dimiliki perusahaan,
manajemen
harus
dapat
memanfaatkan
untuk
mendapatkan
alternatif
keuntungan yang paling optimal.
Dalam
menyusun
anggaran
perusahaan
harus
mempunyai
yang
mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan. Pada PT. PELNI faktor yang mempengaruhi, antara lain 1.
Rencana Investasi
2.
Kapasitas mesin dan peralatan produksi yang tersedia, serta kemungkinan perluasan di waktu yang akan datang
3.
Tenaga kerj a yang tersedia
4.
Kebijakan perusahaan
5.
Perusahaan pelayaran dan moda transportasi ainnya.
Adakalanya anggaran yang sudah disusun baik dan sempurna, kemudian
hari terjadi penyimpangan. Penyimpangan dapat terjadi karena faktor internal
48
maupun eksternal. Faktor internal misalnya perubahan kebijakan perusahaan, mutasi pegawai, penyelewengan dan Iain-lain.
Bentuk penyimpangan yang terjadi terdiri dari dua macam yaitu bentuk penyimpangan
yang
menguntungkan
perusahaan
dan
yang
merugikan
perusahaan.
Untuk mengungkapkan keadaan ini, maka evaluasi atau penilaian terhadap pelaksanaan anggaran tidak kalah pentingnya dibandingkan dengan perhitungan
dan penyusunan anggaran itu sendiri. Melalui evaluasi, diharapkan dapat diketahui kelebihan atau kekurangan yang telah dibuat sehingga setelah
dilakukan penyesuaian dapat dijadikan tolok ukur untuk pembuatan anggaran berikutnya. Dengan demikian peranan anggaran dalam perencanaan telah terlaksana. Demikian pula dengan mengevaluasi pelaksanaan anggaran yang bertolok ukur anggarannya akan memberi peran yang besar pada anggaran dalam hal pengendalian laba.
Salah satu alat yang biaya digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan anggaran adalah laporan kinerja. Laporan ini didesain untuk membantu manajemen dalam hal pengendalian atas hal kegiatan dan operasi perusahaan. Laporan ini juga disusun secara sistematis dan terinci serta dibuat secara periodik tentang realisasi pelaksanaan anggaran yang dilengkapi dengan berbagai
analisa
perbandingan
sesungguhnya dicapai.
apa
yang
dianggarkan
dan
apa
yang
49
Laporan ini tidak mempunyai bentuk standar yang berlaku umum pada semua perusahaan. Hal ini berarti bahwa tiap-tiap perusahaan bebas untuk menentukan bentuk atau formatnya sesuai dengan keadaan maupun kepentingan perusahaan masing-masing.
Laporan kinerja pada PT. PELNI disebut dengan istilah laporan realisasi anggaran. Laporan realisasi anggaran disiapkan oleh staf anggaran kemudian diteruskan kepada kepala bagian keuangan sebagai atasan langsung staf anggaran. Biasanya laporan realisasi anggaran hanya berisi perbandingan antara realisasi dengan anggarannya yang seterusnya menunjukkan besarnya selisih antara keduanya.
Pengendalian terhadap pelaksanaan anggaran dapat berupa penggunaan anggaran sebagai garis batas seperti yang dilakukan perusahaan dan ditambah
lagi dengan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi antara realisasi dengan anggarannya.
Untuk
mendapat hasil
analisis
yang
baik,
maka realisasi
pelaksanaan anggaran yaitu catatan-catatan akuntansi harus baik. Catatan-catatan
akuntansi
yang
baik
adalah yang
memenuhi
tujuan
perencanaan dan pengendalian dengan memilih bagian-bagian dalam organisasi
sebagai sasaran biaya. Maksudnya adalah bahwa dalam pelaporan harus dapat
diidentifikasikan tanggung jawab perseorangan atas terjadinya pendapatan atau biaya, sehingga jika catatan akuntansi ini dibandingkan dengan anggaran, selisihnya
dapat
ditanyakan
sebab-sebab
terjadinya
kepada
orang
yang
50
mempunyai tanggung jawab atas terjadinya biaya atau pendapatan untuk dijadikan bahan evaluasi.
Pada PT. PELNI catatan-catatan akuntansi sudah dilaksanakan dengan baik, dimana untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, perusahaan telah menghitung harga pokok penjualan dalam ikhtisar penjualannya (Iaporan rugi/laba) dan telah dipatuhinya sistem pelaporan yang mengidentifikasikan tanggung jawab perseorangan dan biaya-biaya yang dapat dikendalikan oleh manajemen.
Agar supaya suatu anggaran menjadi efektif, maka penyusun anggaran
harus yakin bahwa anggaran bersifat adil (fair). Hal ini berarti bahwa sistem anggaran harus merupakan sistem dari bawah ke atas, dimulai dengan para
manajer yang menyusun usulan anggaran.
Hal ini
menyebabkan proses
penilaian dan pengesahan anggaran menjadi sangat penting. Jika pimpinan perusahaan mengubah jumlah yang
tercantum dalam
anggaran, maka perubahan tersebut harus bisa menyakinkan penyusunnya
dengan alasan yang dapat diterima. Hal ini tidak selalu terjadi dengan mudah. Orang yang menyusun anggaran selalu kesal dengan perubahan-perubahan anggaran yang dilakukan pimpinan perusahaan seenaknya saja. Sekurang-
kurangnya pimpinan perusahaan harus mendengarkan anggaran sebelum mengambil keputusan.
maksud penyusun
51
Pilihan metode dalam penyusunan anggaran pada PT. PELNI adalah
campuran. Di sini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan
bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh sesuai dengan pengarahan atasan.
Hal lain yang patut dipertimbangkan adalah pandangan penyusun anggaran mengenai kewajaran anggaran, yaitu setnua mempunyai tingkat kesulitan yang sama dalam mencapai anggaran. Seseorang yang semula menerima anggaran yang wajar, akan berubah pendapatnya jika para manajer lainnya menerima tugas yang lebih mudah. Suatu sistem pengendalian anggaran bisa tidak efektif,
jika terjadi ketimpangan atau ketidakseimbangan tugas. Hal ini merupakan alasan mengapa diperlukan adanya review (penilaian kembali) oleh manajemen puncak.
C.
Tahap Pelaporan dan Analisis Anggaran
Pelaksanaan pengendalian manajemen di PT. PELNI (Persero) seperti halnya pada landasan teori / macam-macam tahapnya tergantung pada informasi-informasi yang terbaru.
Berikut ini dapat dilihat tabel-tabel mengenai perbedaan yang timbul mengenai analisis atas perbedaan yang timbul antara actual dan anggarannya terhadap kinerja PT. Pelni yaitu :
52
Tabel 1. Usaha Kapal Penumpang
PERBANDINGAN ANGGARAN & REALISASI RUGI / LABA USAHA KAPAL PENUMPANG TAHUN 2003 (Rp . 000,000) REALISASI NO.
U RAIAN
THN.2002
AUDITED 2.
1.
3.
PROSENTASE
TAHUN 2003 ANGGARAN
REALISASI
4.
5
5:4
5:3
6
7
1.
Unit
30
30
30
100,00%
100,00%
2.
GRT/DWT
66.803
66.803
66.803
100,00%
100,00%
3.
Commission Days
10.399
10.450
8.944
85,59%
86,01%
4.
Frekwensi
1.392
1.395
757
54,27%
54,38%
5.
Penumpang (Orang)
6.851.709
8.151.677
5.108.763
62,67%
74,56%
6.
Muatan
a. Barang(Ton/M3)
339.273
398.523
507.555
127,36%
149,60%
b. Kendaraan (Unit)
45.896
155.205
29.609
19,08%
64,51%
1.118.046
1.614.032
920.364
57,02%
82,32%
78.370
139.678
93.623
67,03%
119,46%
I.
PENGHASILAN
I.
Uang Pasasi
2.
Uang Tambang
3.
Lain-lain penghasdan JUMLAH PENGHASILAN
2.546
2.152
2.081
96,71%
81,74%
1.198.962
1.755.862
1.016.069
57,87%
84,75%
535.190
586.685
562.068
95,80%
105,02%
23.150
47.664
24.870
52,18%
107,43%
162.319
181.172
137.972
76,16%
85,00%
II.
BIAYA
1.
BIAYA VARIABEL
a.
Biaya Bahan Bakar
b.
Biaya Kepelabuhanan
c.
Biaya Penumpang & Muatan
d.
Biaya Pemasaran
24.822
35.005
24.078
68,79%
97,00%
«.
PremiABK
41.088
63.914
36.678
57,39%
89,27%
786.569
914.440
785.666
85,92%
99,89%
104,81%
JUMLAH BIAYA VARIABEL 2.
BIAYA TETAP
3.
Biaya ABK
b.
Biaya Pemeliharaan
c.
Biaya Asuransi
d.
Biaya Charter/Leasing
e.
Biaya Penyusutan JUMLAH BIAYA TETAP JUMLAH BIAYA
III.
L/R KOTOR PERKAPALAN
Sumber: PT. Pelni
85.210
110.769
89.308
80,63%
257.466
343.909
229.190
66,64%
89.02%
49.637
44.705
40.100
89,70%
80,79%
7.356
6.300
4.601
73,03%
62,54%
208.305
213.506
214.772
100,59%
103,10%
607.975
719.189
577.971
80,36%
95,06%
1.394.544
1.633.629
1.363.636
83,47%
97,78%
0,00%
177,71%
(195.581)
122.233
(347.568)
53
a.
Alat Produksi.
Pengoperasian alat produksi kapal penumpang pada Tahun 2003 sebanyak 30 unit, yang terdiri dari:
-
13 Unit type 2000
-
9 Unit type 1000
-
3 Unit type
-
5 Unit type Ro-Ro
500
Alat produksi berupa kapal penumpang pada tahun 2003 masih sesuai dengan yang dianggarkan dan juga masih sama apabila dibandingkan dengan jumlah alat produksi yang digunakan dengan tahun lalu.
b.
Produksi.
-
Jumlah angkutan penumpang yang dilayani dalam tahun 2003 sebanyak 5.108.763 penumpang atau 62,67% dari anggaran sebanyak 8.151.677 penumpang.
Bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2002 sebanyak
6.851.709 penumpang terdapat penurunan sebanyak 1.742.946 penumpang atau 25,44%. Hal ini disebabkan karena adanya persaingan dengan moda transportasi angkutan udara yang semakin ketat yang sudah tersebar di seluruh wilayah Nusantara.
-
Muatan barang yang diangkut sebanyak 507.555 T/M3 atau 127,36% dari anggaran sebanyak 398.523 T/M3 bila dibandingkan dengan realisasi tahun
2002 sebanyak 339.273 T/M3 terdapat kenaikan sebanyak 168.282 TYM3
54
atau 49,60 %. Hal ini disebabkan karena angkutan muatan barang dengan kapal penumpang dapat lebih cepat sampainya dan lebih tepat waktu.
-
Muatan kendaraan yang diangkut terealisir sebanyak 29.609 19,08% dari target anggaran sebanyak 155.205
unit atau
unit, bila dibandingkan
dengan realisasi tahun 2002 terdapat penurunan sebanyak 16.287 unit atau
35,49%. Hal ini disebabkan karena masih tingginya tariff muatan kendaraan dan masih dikhususkan pengangkutannya dengan kapal ro-ro.
c.
Penghasilan Kapal Penumpang.
Realisasi penghasilan pada Tahun 2003 mencapai sebesar Rp 1.016.069 juta atau
57,87% dari anggaran sebesar Rp 1.198.962 juta bila dibandingkan realisasi Tahun 2002 mengalami penurunan 15,25%.
Tidak
tercapainya
target
penghasilan
adalah
proporsional
dengan
tidak
tercapainya target penumpang dan kendaraan yang diangkut.
d.
Biaya Usaha Kapal Penumpang
Jumlah realisasi biaya Tahun 2003 sebesar Rp. 1.363.636 atau 83,47% dari anggaran sebesar Rp 1.633.629 juta. Apabila dibandingkan realisasi sampai dengan Tahun 2002 turun sebesar 2,22%. Biaya BBM mengalami kenaikan 5,02% dari tahun 2002 disebabkan adanya kenaikan harga BBM dari Rp. 1.550 per liter menjadi 1.650 per liter.
55
Biaya ABK mengalami kenaikan 4,81% dari tahun 2002 disebabkan adanya biaya pendidikan ABK untuk update sertifikasi sesuai kebutuhan IMO.
e.
Laba / Rugi Usaha Kapal Penumpang
Dengan demikian usaha kapal penumpang Tahun 2003 rugi sebesar Rp 347.568
juta yang semula dianggarkan laba sebesar Rp
122.233 juta. Apabila
dibandingkan dengan realisasi Tahun 2002 mengalami penambahan kerugian sebesar 77,71%. Hal ini disebabkan karena adanya pergeseran penumpang ke pada moda transportasi angkutan udara yang memberikan tariff murah.
56
Tabel 2. Usaha Kapal Barang dan Perintis PERBANDINGAN ANGGARAN & REALISASI RUGI / LABA USAHA KAPAL BARANG DAN PERINTIS TAHUN 2003 (Rp. 000,000)
No
UR AT AN
1
2
Realisasi
Perbandingan
Tahun 2002
Anggaran
Realisasi
5:4
5:3
3
4
5
6
7
- Unit kapal
22
4
22
550,00% 100,00%
37.100
13.300
37.100
278,95% 100,00%
6.700
1.320
6.457
489,17%
96,37%
171
0
156
0,00%
91,23%
20.211
0
4.830
0,00%
23,90%
271.340
0
237.414
0,00%
87,50%
45.215
9.805
38.785
395,57%
85,78%
- Biaya Variabel
23.837
0
22.130
0,00%
92,84%
- Biaya Tetap
35.755
2.772
22.304
804,62%
62,38%
TOTAL BIAYA
59.592
2.772
44.434
0,00%
74,56%
(14.377)
7.033
(5.649)
0,00%
39,29%
-DWT
- Commission days
- Frekwensi - Penumpang (Orang) - Barang (T/M3)
n
Tahun 2003
LABA (RUGI) PENGHASILAN BIAYA
LABA (RUGI)
Sumber: PT. Pelni a.
Alat Produksi Dalam RKAP Tahun 2003, 18 unit kapal barang dianggarkan untuk dijual, 4 unit
kapal
type
Caraka
di
Bare
boat
charterkan.
Dalam
tahun
2003
telah
direalisasikan penjualan 9 unit kapal barang sehingga kapal barang yang dioperasikan penuh selama tahun 2003 sebanyak 13 unit, diantaranya 2 unit dioperasikan pada trayek angkutan laut perintis.
57
b.
Produksi
Muatan barang yang diangkut sebanyak 237.414 T/M3. Bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2002
sebanyak 271,340 T/M3
terdapat penurunan
sebanyak 33.926 T/M3 atau 12,50%.
c.
Laba (Rugi) Usaha Kapal Barang dan Perintis
Realisasi
pada
tahun
2003
kapal
barang/perintis
menderita
rugi
sebesar
Rp 5.649 juta dari yang semula dianggarkan laba sebesar Rp. 7.033 juta dan
apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2002 menurun kerugiannya sebesar 60,71%.
58
Tabel 3. Usaha Penunjang PERBANDINGAN ANGGARAN & REALISASI RUGI / LABA USAHA PENUNJANG TAHUN 2003
(Rp. 000,000)
TAHN2003
RE^LISAS LRAIAN
Nx
1HM20Q2
AUIIED 2
1
L
3
HCSENttSE
ANQGM*AN REAUS^SI 4
5
5:4
5:3
6
7
MIXKS! 1 .An^ataiBandar
- SBwakgBdapftricteti^fiafri)
2 Keagnan(call)
2592
9.556
116683
212488
114260
4.538
4KB
3.899
sem
85.5EX
41
75,93°/i
93,18°/ QOOP/
36^6?/ %92A
3 reroengdan(Gaa^n) -Uiitkapal
-Raster Ton (Ten)
44 0
0
16
opoy*
929
L224
986
8058K
7.016
6011
6567
9.191
12115
2Q699
17.136
19350
28252
146,00^
1.183
1.536
857
55,77°/
824
0
559
QOCP/i
6507
&580
16051
187,09^
560
551
5EM
Juridibi^a
9.074
1Q6S7
17.971
IV. IAB^RUamiCR
&062
am
10281
n.
PENGttSIAN
dKeagpnan
m.
2253°^ l
HAYA
dlta^usutan
Sumber: PT. Pelni
24^68P/i
9^02°/ 168,48°/i
127.SK
59
a.
Alat Produksi Usaha Angkutan Bandar
. Alat Produksi Angkutan Bandar pada Tahun 2003 sebanyak 3 unit motor boat.
b.
Produksi
1.
Usaha Angkutan Bandar.
Usaha angkutan bandar untuk menunjang kegiatan usaha kapal penumpang terutama dipelabuhan rede pada tahun 2003 jumlah embarkasi/debarkasi penumpang dicapai
sebanyak
114.260 orang atau 53,77.% dari yang
ditargetkan sebanyak 212.488 orang
dan apabila dibandingkan dengan
tahun 2002 turun sebesar 2,08%, hal ini adalah sejalan dengan penurunan jumlah penumpang. 2.
Usaha Keagenan Kapal.
Jumlah kapal pihak ketiga yang diagena^pada tahun 2003 sebanyak 3.899 call atau 95,03% dari yang dianggarkan sebanyak 4.103 call dan apabila dibandingkan dengan tahun 2002 turun sebesar 14,08%, hal ini disebabkan
adanya pembatalan kunjungan kapal-kapal turis ke Indonesia karena SARS, Bom, dll.
3.
Usaha Perbengkelan. Realisasi unit kapal yang dilayani untuk FRD pada tahun 2003 dicapai sebanyak 41 unit atau 75,93% dari yang dianggarkan sebanyak 54 unit kapal, dan apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2002 turun sebesar 6,82%.
60
c.
Penghasilan Usaha Penunjang
Realisasi penghasilan usaha penunjang pada tahun 2003 dicapai sebesar Rp 28.252 juta atau 146% dari yang dianggarkan sebesar Rp 19.350 juta, dan apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2002 naik sebesar Rp. 11.116 juta atau 64,87%.
d.
Biaya Usaha penunjang
Realisasi biaya usaha penunjang yang dicapai pada tahun 2003 sebesar Rp. 17.971 juta atau 168,48%
dari target
anggaran sebesar Rp 10.667 juta,
dan apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2002 naik sebesar Rp. 8.898 atau 198,04%.
e.
Laba (Rugi) Usaha Penunjang.
Dengan demikian usaha penunjang pada tahun 2003 memperoleh laba sebesar Rp 10.281 juta atau 118,39% dari target anggaran sebesar Rp 8.684 juta dan apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2002 naik sebesar Rp. 2.218 juta atau 27,53%.
61
Tabel 4. Usaha Sampingan
PERBANDINGAN ANGGARAN & REALISASI RUGI / LABA USAHA SAMPINGAN TAHUN 2003 (Rp. 000,000) ReaJisasi
RKAP
Realisasi
Tata 2002
Tahun2003
Tahun2003
5:4
5:3
3
4
5
6
7
84.866
95.687
88.954
92,96°/
104,82%
197.224
207.553
190.416
91,74°/
96,55%
19.186
19.440
21.772
112,00%
113,48%
87.728
104.516
11&013
112,91%
134,52%
2. WRGpayung
1.615
1.744
2690
154^6°/
166,59%
3.UahaPeri
2.742
3.684
4.159
112,90%
151,69%
92.085
109.944
124.862
113,57%
135,60%
86.832
101.930
117.838
115,61%
135,71%
1.541
1.509
2336
154,78%
151,56%
0
0
0
0,00%
0,00%
88.373
103.439
120.173
116,18%
135,98%
3.712
6.505
4.689
72,08%
126,33%
No.
Uraian
1
2
I
RS. PETAMBURAN -tfarirawat -Pasien((>arg)
n.
Wa OPAYUNG - Jutriahtanu (Oang)
i
HASIL USAHA
l.RS.Petanturan
n
Perbandingin
HAYAUSAHA l.RS.Petanturan 2. WB. Gpayung
3. Uteaha Periontoran
LABA (RUG)
Sumber: PT. Pelni
62
a.
Produksi Usaha Sampingan 1.
RS. Pelni "Petamburan" Realisasi pelayanan pasien rawat inap pada tahun 2003 mencapai sebanyak
190.416 orang dengan hari rawat selama 88.954 hari atau 92% dibawah anggaran. Hal ini disebabkan kurangnya pengunjung yang datang ke rumah sakit
2.
Wisma " Bahtera " Cipayung. Realisasi tamu yang menginap pada tahun 2003 dicapai sebanyak 21.772 orang atau 12% diatas anggaran dan bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2002 naik sebesar 13% .
b.
Penghasilan Usaha Sampingan Realisasi penghasilan usaha sampingan tahun 2003 sebesar Rp. 124.862 juta atau 113,57% dari anggaran sebesar Rp 109.944 juta dan bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2002 sebesar Rp. 92.085
juta naik sebesar Rp 32.777
juta
kenaikan
atau
35,60
%.
Hal
ini
disebabkan
dari
penghasilan
RS. Petamburan dari penghasilan obat-obatan dan kenaikan dari Penghasilan WB. Cipayung dari penghasilan makanan/minuman serta naiknya penghasilan sewa dari usaha perkantoran.
63
c.
Biaya Usaha Sampingan
Realisasi biaya usaha sampingan tahun 2003 dicapai sebesar Rp. 120.173 juta atau 116,18% dari anggaran sebesar Rp. 103.439 juta dan bila dibandingkan
dengan realisasi tahun 2002 sebesar Rp. 88.373 juta naik sebesar Rp 31.800 juta atau
35,98%.
Petamburan
Hal
dan
mi
disebabkan naiknya
naiknya
biaya
biaya obat-obatan pada RS.
service,
renovasi
ruangan
dan
makanan/minuman pada WB. Ciapyung
d.
Laba rugi Usaha Sampingan
Laba usaha sampingan tahun 2003 dicapai sebesar Rp. 4.689 juta atau 72,08% dari anggaran sebesar Rp. 6.505 juta dan bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2002 naik sebesar Rp. 977 juta atau 26,33%. Laba Usaha Sampingan termasuk Laba usaha perkantoran sebesar Rp. 4.159 juta.
64
Tabel 5. Perusahaan Anak
PERBANDINGAN ANGGARAN & REALISASI RUGI / LABA PERUSAHAAN ANAK TAHUN 2003 (ftp. 000,000) XAHN20Q3
RBMISAS Na
UWAN
TFN20Q2
AUHH) 2
1 L
3
TOSENiaSE
ANOG^RAN
REAUSAST
5:4
53
4
5
6
7
Q000/
OJXPA
PROOKS 1
-CaOKapal
2101
0
0
1.406l409
0
0
229.882
1.074.100
21&958
©.091
0
71.480
5.771
28.720
6.409
2232°/
111,00k
68.862
28.720
77.889
271^0P/
113,11°/
54.008
0
65216
aoo3/
5.924
19.994
6.743
33,72°/
113,83°/
59.932
19.994
71.959
339,90*
120,07°/
LibaSehAinPajak
a93i
&T26
5.930
67,99°/
66^40°/
I^jakRngBsilan
2894
0
2876
aotF/
9938^/
6.037
8.726
KM
35,00°/
5Q590/
0
0
4
QOCP/
aoop/
6037
&T26
3.050
3^95°/
5Q520/
-Ton^pVeiset
qm
2 FHIIAINDCN^ADfAYAOCKP.
-Tonagp\to n
95^5°/
PBMOWSIIAN SARANAa^Mi^NASCNAL J-H-ii I 1A IMFi iMl-^^f A III A ifA (T TRf*
jLiTfahftT^usaari m.
ZX&A
11330^
HAYA
SARANABAISO^RNASIONAL FHIIAINIXWE^r»A^\OCRP. JintihRava
IV. IABASEMAHPAIAfC H^KKBPBVILlKANMNCRriAS l^a^HSEIH^HPAr^
Sumber: PT. Pelni
65
Dalam RKAP tahun 2003, PT.Sarana Bandar Nasional tidak dianggarkan lagi karena akan di merger, tetapi sampai dengan berakhimya tahun 2003 pelaksanaan merger masih dalam proses.
Selama tahun 2003 anak perusahaan memberikan kontribusi laba sebesar Rp. 5.443 juta, yang terdiri dan : PT. Sarana Bandar Nasional (PT.SBN)
Pada tahun 2003 PT. SBN memperoleh laba sebesar Rp 5.771 juta atau 13% dibandingkan dengan realisasi tahun 2002. PT. Pelita Indonesia Djaya Corporation (PT.PIDC) Pada tahun 2003 PT. PIDC memperoteh rugi sebesar Rp 328 juta yang semula
dianggarkan laba sebesar Rp 8.726 juta.
66
Tabel 6. Biaya Overhead PERBANDINGAN ANGGARAN & REALISASI RUGI / LABA BIAYA OVERHEAD TAHUN 2003 (Rp. 000,000)
REALISASI URAIAN
Nn
THN.20O2
TAHUN 2003
PROSENTASE
ANGGARAN
REALISASI
4
5
5:4
53
6
7
AUDOED 1
2
L
BIAYAPEGAWAI 1 GajidanTirjan^n
3
36.798
44.465
32.832
73,84%
89,22%
2 Biajft Kesehatan&Kesejalteraan
9.609
14.690
13.467
91,67%
140,14%
3 Baja Perjabnan Dinas
2.808
6.013
1.163
19,35%
41,44%
13.006
16.568
11.996
72,41%
923%
62.221
81.736
59.458
72,74%
95,56%
13.623
4 AngsuanPSL
Jwiah Biaya Pegpwai BIAYA BARANG & JASA
n.
t Ba>a PenEL & Pemak aktiva
13.660
15.583
114,08%
114,39%
2 Bnya Penelitian dan Pai^rterigan
2.310
753
4.201
557,87%
181,84%
3 Biaya Perasaran dan Hums
6.193
7.835
1.393
17,78%
22,49%
4 Biaya AdiiirailiusiKaiior
11.113
10.795
8.628
79,92%
77,64%
5 Bia^a Rurah Tang^
17.250
14.722
20.984
142,54%
121,65%
6 Bfe^a Po^oBiten Aktiva
13.728
13.922
14.065
101,02%
102,45%
7 Biaja Pe^isihanPiLteng
498
0
512
0,00%
102,93%
64.715
61.687
65.366
105,96%
101,01%
126.936
143.424
124.825
87,03%
98,34%
1.739
0
1.739
579540%
100,00%
125.198
143.424
123.086
85,82%
98,31%
Juriahbiaja barang & Jasa
Jurfah tna>a owricad m
Biaja Os^tcad Beban SBN
BIAYAOVERHEAD
Sumber: PT. Pelni
67
Realisasi biaya overhead dalam tahun 2003 dicapai sebesar Rp. 123.086 juta atau 85,82% dari anggaran sebesar Rp. 143.424 juta, dan bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2002 sebesar Rp. 125.197 juta turun sebesar Rp.2.111 juta atau 1,69%.
Pada biaya barang dan jasa untuk biaya pemakaian/pemeliharaan, biaya litbang dan rumah tangga realisasinya diatas anggaran. Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan beberapa gedung di Cabang dan kenaikan harga BBM untuk pemeliharaan aktiva, sedangkan untuk biaya rumah tangga karena adanya kenaikan tarif telepon dan listrik.
68
Tabel 7. Laba-Rugi Diluar Usaha PERBANDINGAN ANGGARAN & REALISASI RUGI / LABA LABA - RUGI DILUAR USAHA TAHUN 2003
(ftp. 000,000)
mLN200B LRAIAN
THM2IE
HCffNDSE
KM
54
53
5
6
7
AUHED 1
3
2
4
L
231611
1
2
3 LteSfchKxs
2L1&
■
TWPA
42B
47E
5X30PA ■
11Q1?/
44741
7238
4 JasaAfahsttaa
6125
49S
5
99B
73B
16S9
6
93Q5
3l9B
S@5
«05
66056
1 H^aBig^dnAh&k
10487
17.7B
19888
2 RgjSdshKis
13l9T7
15505
36840
L
l^W
CD Q10/ 7/JM /I
9S23P/1
E
3 4 lahfehfci^a
3
2957
3805
4544
8135
28212
37837
6Z830
5&T8
28319
(4238)
2138CP/i l'^F/i
WA
Sumber: PT. Pelni
^
A
69
Sektor luar usaha dalam tahun 2003 mengalami kerugian sebesar Rp. 4.258
juta dari
yang
semula dianggarkan laba sebesar Rp
28.249 juta,
dan bila
dibandingkan dengan realisasi tahun 2002 sebesar Rp. 56.743 juta turun sebesar Rp. 61.001 juta.
Dari sektor pendapatan diluar usaha secara keseluruhan terealisir sebesar Rp. 63.652 juta atau 102,35% dari anggaran, untuk laba penjualan aktiva mencapai
227% dari anggaran, hal ini disebabkan karena penjualan 9 unit kapal barang. Dari sector biaya diluar usaha realisasinya mencapai 179,38% dari anggaran, hal ini disebabkan karena menguatnya kurs mata uang asing terutama Euro terhadap
rupiah, sehingga rugi selisih kurs atas kredit jangka panjang dari KFW mencapai Rp. 19.608 juta dan Utang Jangka Panjang jatuh tempo atas pembelian kapal mencapai Rp. 7.604 juta.