ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING (Studi Kasus Triple Combo, Bogor)
Oleh ADE PUTRI MULFI H24104022
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
ABSTRACT ADE PUTRI MULFI. H24104022. Analisys Cost Of Good Manufactured With Job Order Costing Method ( A Case Study Of Triple Combo, Bogor). Under the guidance of ALI MUTASOWIFIN. Triple Combo is one of the subsidiaries of Hotel Salak The Heritage are producing food cakes typical Dutch state and the typical traditional Indonesian food. Combo Triple Production costs consist of the cost of direct materials, direct labor costs, and factory overhead costs. Triple Combo in activity are faced with the possibility of a gap between the cost of production which has been calculated by the cost of production actually happened. In every production company made 65% of the production order and 35% produced for supply to the outlet and cafe Triple Combo. This study focuses on the production-order because the company generated revenues of 65% was contributed by the sales order. The purpose of this study was (1) Know the comparison between the methods used Triple combo with Job Order Costing method in calculating the production cost of each booking. (2) Knowing the differences that occur between the price of production is calculated by the method of Job Order Costing with Cost of production is determined by the company. (3) Knowing the differences that occur between the selling price set by Triple Combo ideal selling price based Job Order Costing method. (4) Analyze the difference between the profit / loss recognized on the profit / loss occurred. This research was conducted in the Triple Combo is currently located at Jalan Bogor Pangrango number 25. This study took a sample 3 types of cakes produced are Klappertart, Macaroni and Fruit tarlet schotel. The type of data used are primary data and secondary data consisting of qualitative and quantitative data. Primary data was sourced from interviews conducted on Coordinating company executives and chefs, while secondary data sourced from the literature along with other literature that supports the writing of this study. The data processing method is qualitatively and quantitatively. The research was conducted by calculating the cost of production with job order costing method for actual costs because the company had only calculate direct materials without counting the cost of direct labor and manufacturing overhead, and analyze the differences that occur between the standard cost by the company with the costs realized with different t test analysis. Cost of production based on the order in Triple Combo obtained 2.021 and t t count table for 1655 with a significant level (α) used was 0.05 and the degrees of freedom (df) 142. The results of the t test showed t count greater than t table, then H0 is rejected, so the cost of goods manufactured by the company with the cost of production, according to calculations by the method of Job Order Costing significant differences occurred. Selling price to order at Triple Combo obtained 2.019 and t t count table for 1655 with a significant level (α) used was 0.05 and the degrees of freedom (df) 142. The results of the t test showed t count greater than t table, then H0 is rejected, so the cost of production on average by the company with the cost of production on average, according to calculations by the method of Job Order Costing significant differences occurred.
Earnings are based on revenue from the sale of the orders in the Triple Combo count obtained t 4.284 and t table for 1655 with a significant level (α) used was 0.05 and the degrees of freedom (df) 142. The results of the t test showed t count greater than t table, then H0 is rejected, so the cost of goods manufactured by the company with the cost of production, according to calculations by the method of Job Order Costing significant differences occurred.
RINGKASAN ADE PUTRI MULFI. H24104022.Analisis Harga Pokok Produksi Dengan Metode Job Order Costing (studi kasus Triple Combo, Bogor). Di bawah bimbingan ALI MUTASOWIFIN. Triple Combo merupakan salah satu anak perusahaan dari Hotel Salak The Heritage yang memproduksi makanan kue-kue khas negara Belanda dan makanan khas tradisional Indonesia. Biaya produksi Triple Combo terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Triple Combo dalam aktivitasnya dihadapkan pada kemungkinan terjadinya perbedaan antara biaya produksi yang telah dihitung dengan biaya produksi yang sebenarnya terjadi. Dalam setiap produksinya perusahaan melakukan 65% produksi berdasarkan pesanan dan 35% diproduksi untuk menyuplai ke outlet dan cafe Triple Combo. Penelitian ini menitikberatkan pada produksi yang berdasarkan pesanan karena pendapatan yang dihasilkan perusahaan 65% adalah kontribusi dari penjualan berdasarkan pesanan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui perbandingan antara metode yang digunakan Triple combo dengan metode Job Order Costing dalam menghitung biaya produksi tiap pemesanan. (2) Mengetahui perbedaan yang terjadi antara Harga pokok produksi yang dihitung dengan metode Job Order Costing dengan Harga pokok produksi yang ditentukan oleh perusahaan. (3) Mengetahui perbedaan yang terjadi antara harga jual yang ditetapkan Triple Combo dengan harga jual ideal berdasarkan metode Job Order Costing .(4) Menganalisis perbedaan antara laba/ rugi yang diakui dengan laba /rugi yang terjadi. Penelitian ini dilaksanakan di Triple Combo yang saat ini berlokasi di Jalan Pangrango nomor 25 Bogor. Penelitian ini mengambil contoh 3 jenis kue yang diproduksi yaitu Klappertart, Macaroni schotel dan Fruit tarlet. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Data primer bersumber dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap koordiantor pelaksana perusahaan dan juru masak, sedangkan data sekunder bersumber dari studi pustaka beserta literatur lainnya yang mendukung penulisan penelitian ini. Metode pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan perhitungan harga pokok produksi dengan metode job order costing untuk mendapatkan biaya yang aktual karena sebelumnya perusahaan hanya menghitung bahan baku langsung tanpa menghitung biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, serta menganalisis perbedaan yang terjadi antara biaya standar menurut perusahaan dengan biaya yang terealisasi dengan analisis uji t beda . Harga pokok produksi berdasarkan pesanan di Triple Combo diperoleh t hitung 2,021 dan t tabel sebesar 1.655 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 142. Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak, sehingga harga pokok produksi menurut perusahaan dengan harga pokok produksi menurut perhitungan dengan metode Job Order Costing terjadi perbedaan yang signifikan.
Harga jual berdasarkan pesanan di Triple Combo diperoleh t hitung 2,019 dan t tabel sebesar 1.655 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 142. Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak, sehingga harga pokok produksi rata-rata menurut perusahaan dengan harga pokok produksi rata-rata menurut perhitungan dengan metode Job Order Costing terjadi perbedaan yang signifikan. Laba yang berdasarkan pendapatan dari penjualan dengan pesanan di Triple Combo diperoleh t hitung 4,284 dan t tabel sebesar 1.655 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 142. Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak, sehingga harga pokok produksi menurut perusahaan dengan harga pokok produksi menurut perhitungan dengan metode Job Order Costing terjadi perbedaan yang signifikan.
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING (STUDI KASUS TRIPLE COMBO, BOGOR) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh : ADE PUTRI MULFI H24104022
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Nama
: Analisis Harga Pokok Produksi Dengan Metode Job Order Costing (studi kasus Triple Combo, Bogor) : Ade Putri Mulfi
NRP
: H24104022
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ali Mutasowifin, S.E., M.Ak. NIP 196609042005011002
Mengetahui: Ketua Departemen
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc NIP 196101231986011002
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Ade Putri Mulfi dilahirkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 1988. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari Keluarga Bapak Muhilfan Nasution dan Ibu Selfia Salim. Penulis memulai pendidikannya ketika berusia 5 tahun di Taman Kanak-Kanak (TK) Setya Jakarta Timur, kemudian di Sekolah Dasar (SD) Negeri Malaka Jaya 05 Pagi Jakarta Timur dan setelah itu melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Bogor dan pada tahun 2003 masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5, Kota Bogor. Penulis melanjutkan ke bangku kuliah dan diterima di Program Diploma Universitas Indonesia pada Program Akuntansi Keuangan dan lulus pada tahun 2009. Penulis pernah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan selama tiga (3) bulan sebagai Auditor di KAP Yansen Pasaribu berlokasi di Jakarta. Setelah lulus pada Program Diploma, penulis diterima bekerja di PT. Koperasi Telkomsel selama 3 bulan, lalu bekerja di RS PMI Bogor selama 1 tahun 8 Bulan, lalu berlanjut di Triple Combo Hotel Salak selama 6 bulan dan saat ini penulis bekerja di PT Prodia Widyahusada. Selanjutnya mengikuti pendidikan Strata 1 pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2010.
v
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmaanirrahiim, Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW atas segala rahmat dan karunia-Nya, hingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul “ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING (STUDI KASUS TRIPLE COMBO, BOGOR)” sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen, FEM IPB. Dengan segala keterbatasan dalam hal pengetahuan, kepustakaan, wawasan, pengalaman, maupun kemampuan, penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, maka mengharapkan kritik, ataupun saran yang membangun sebagai bekal untuk penyempurnaan dikemudian hari. Penulis mengucapkan terima kasih dan syukur Alhamdulillah, semoga Allah SWT selalu menuntun, memberikan hidayah-Nya dan kasih sayang-Nya kepada kita semua, Amin. Akhirul kata, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bogor, Febuari 2013
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP ..........................................................................................
v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vii DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii I.
PENDAHULUAN Latar Belakang .................................................................................... 1 1.1 1.2 Perumusan Masalah .............................................................................3 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................3 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................4 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................5 1.5
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya ......................................................................6 2.1.1 Peranan Akuntansi Biaya .............................................................7 2.1.2 Konsep Dasar Biaya ...................................................................8 2.1.3 Pengertian Biaya ........................................................................8 2.1.4 Klasifikasi Biaya ..........................................................................9 2.2. Tahapan Produksi Dan Arus Biaya Manufaktur ................................ 11 2.3. Sistem Pengumpulan Biaya ..............................................................11 2.4. Perhitungan Harga Pokok Produksi ..................................................13 2.5. Biaya Standar dan Biaya Aktual .........................................................15 2.6 Konsep Biaya Standar .........................................................................15 2.6.1. Pengertian biaya standar............................................................15 2.6.2. Tujuan penetapan biaya standar ................................................15 2.7. Job Order Costing System .................................................................16 2.7.1. Penerapan Job Order Costing System .....................................18 2.7.2 Manfaat Job order costing system..............................................18 2.8. Konsep pengendalian ........................................................................20 2.9. Uji T Beda ...........................................................................................21 2.10. Penelitian terdahulu .............................................................................21
ix
III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ..........................................................24 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................26 3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................26 3.4 Pengolahan dan Analisis Data ............................................................27 3.4.1 Penentuan baiya standar perusahaan dengan metode JOC ..... 27 3.4.2 Metode analisis data .............................................................. 28 3.4.3 Uji hipotesis............................................................................ 28 3.4.4. Analisis Deskriptif ..................................................................30 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan .............................................................31 4.2 Bahan Baku Utama Yang Digunakan Dalam Proses Produksi Triple Combo (Klappertart,macaroni schotel dan Fruit Tartlet) ....................32 4.3 Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi .......................................35 4.3.1 Menurut Metode Perhitungan Perusahaan .................................36 4.3.2 Metode perhitungan dengan Job Order Costing ........................36 4.4 Analisa perhitungan menurut perusahaan dan menurut perhitungan dengan metode Job Order Costing .....................................................40 4.5 Uji Hipotesis .......................................................................................41 4.5.1 Uji Hipotesis Harga Pokok Produksi .........................................42 4.5.2 Uji Hipotesis Harga Jual ............................................................42 4.5.3 Uji Hipotesis laba .......................................................................43 4.6 Implikasi Manajerial ...........................................................................43 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan..........................................................................................44 Saran ...................................................................................................45 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................47 LAMPIRAN ..................................................................................................... ....48
x
DAFTAR TABEL
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Halaman Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang Makanan Kota Bogor 2009-2011 ............................................... 2 Contoh Job cost Sheet ........................................................................... 17 Contoh perhitungan harga pokok produksi menurut Perusahaan. ........ 36 Biaya bahan baku Klappertart .............................................................. 37 Biaya bahan baku Macaroni schotel...................................................... 37 Biaya bahan baku Fruit Tarlet ............................................................... 38 Contoh Lembar kerja biaya dengan metode JOC.................................. 40
xi
DAFTAR GAMBAR
No 1. 2. 3. 4. 5.
Halaman Grafik Laju pertumbuhan kumulatif makanan,minuman dan tembakau .......................................................................................... 1 Proses produksi .................................................................................... 11 Alur produksi Job Order Costing ......................................................... 12 Alur produksi Process Costing .............................................................. 13 Kerangka Pemikiran .............................................................................. 25
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Halaman Kuesioner Wawancara ............................................................................. 47 Struktur Organisasi Triple Combo .......................................................... 48 Daftar Harga Bahan Baku ........................................................................ 49 Perhitungan HPP dengan Job order costing ............................................ 55 Hasil Uji Perbedaan rata-rata Harga Pokok Produksi ................................ 65 Hasil Uji Perbedaan rata-rata Harga Jual ................................................... 66 Hasil Uji Perbedaan rata-rata Laba .......................................................... 67
xiii
1
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pada tahun 2011 industri makanan dan minuman kembali bersinar dengan mengalami peningkatan sekitar 9,34% pada kuartal kedua. Asosiasi Pengusaha Bakery Indonesia (APEBI) mengungkapkan angka penjualan roti dan kue pada tahun 2011 sebesar Rp 5,6 triliun-Rp 5,72 triliun dan akan meningkat sekitar 15% di tahun 2012 mencapai sekitar Rp 6,44 triliun-Rp 6,58 triliun. Kenaikan tersebut karena daya beli masyarakat yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. (www.m.iyaa.com) Hal senada yang disampaikan oleh Kementerian Perindustrian bahwa pertumbuhan industri makanan, minuman dan tembakau di tahun 2011 cenderung mengalami kenaikan. Namun terjadi sedikit penurunan pada kuartal I(satu) dan II(dua) di tahun 2012, Kementrian Perindustrian memperkirakan industri makanan, minuman dan tembakau akan meningkat kembali di kuartal III dan kuartal IV. Seperti digambarkan pada Gambar 1 berikut ini :
Keterangan: **
angka sangat sementara
Gambar 1. Grafik laju pertumbuhan kumulatif makanan,minuman dan tembakau (sumber : www.kemenperin.go.id, 2012)
2
Pertumbuhan ekonomi yang tetap stabil dan daya beli masyarakat yang cukup baik membuat konsumsi makanan dan minuman di Indonesia mengalami peningkatan yang tajam. Peningkatan ini juga terlihat di Kota Bogor, seperti ditunjukkan oleh data pada Tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang Makanan Kota Bogor 2009-2011 Kelompok barang makanan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10
Padi-padian Umbi-umbian Ikan/cumi/kerang Daging Telur dan susu Sayur-sayuran Kacang-kacangan Buah-buahan Makanan/minuman jadi non alkohol Tembakau dan sirih
Jumlah
2009
2010
2011
37.370 1.762 17.376 18.630 26.874 15.776 11.184 12.903 87.691 33.382
38.789 1.857 15.297 10.988 15.581 14.397 9.817 5.552 46.024 25.420
42.227 3.247 24.420 23.591 26.541 23.826 9.569 18.298 92.341 34.518
262.948
183.722
298.578
Sumber : Kota Bogor Dalam Angka 2012
Seperti terlihat pada Tabel 1 di atas, pengeluaran per kapita pada tahun 2009 hingga tahun 2011 yang tertinggi adalah pengeluaran untuk makanan atau minuman non alkohol yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Perkembangan yang pesat ini dalam industri makanan harus disertai dengan kemampuan manajemen dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan untuk operasional perusahaan. Oleh karena itu manajemen membutuhkan informasi yang dapat dipercaya dan diandalkan, agar mampu mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan aktivitas perusahaan yang telah dijalankan dalam organisasinya. Perusahaan juga harus mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu maksimalisasi laba dan minimalisasi biaya. Namun demikian, banyak perusahaan belum mampu menerapkan praktik manajemen yang baik, misalnya dalam penetapan harga jual dan harga pokok produksinya. Salah satunya adalah Triple Combo, sebuah produsen kue dan roti
3
terkemuka di Kota Bogor. Dalam setiap produksinya perusahaan melakukan 65% produksi berdasarkan pesanan dan 35% diproduksi untuk menyuplai ke outlet dan cafe Triple Combo. Penelitian ini menitikberatkan pada produksi yang berdasarkan pesanan karena pendapatan yang dihasilkan perusahaan 65% adalah kontribusi dari penjualan berdasarkan pesanan. Oleh karena itu metode pengumpulan biaya yang lebih tepat digunakan adalah dengan metode Job order Costing. Dalam praktik perhitungan harga pokok produksinya, Triple Combo menghitung biaya bahan baku dan bahan baku pembantu yang dijadikan dasar perhitungan harga pokok produksinya, sedangkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik belum diperhitungkan dalam harga pokok produksinya. Oleh karena itu, Triple Combo kurang tepat dalam penetapan harga jual setiap produknya. Pengakuan laba juga tidak sesuai dengan laba aktual karena harga pokok produksi yang menjadi dasar perhitungan laba, tidak mangakui biaya-biaya produksi keseluruhan yang telah berkontribusi langsung terhadap pendapatan. Adapun perusahaan yang penulis teliti merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan kue-kue (pastry) dengan produk antara lain Klappertart, Macaroni Schutel, dan Fruit tartlet. Perhitungan biaya dalam penetapan harga produksi terhadap tiga produk dinilai belum tepat, dimana ketiga produk tersebut berkontribusi 40% terhadap pendapatan. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Harga Pokok Produksi Dengan Metode Job Order Costing (studi kasus Triple Combo, Bogor). 1.2.Perumusan Masalah Tujuan suatu perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan untuk merealisasikannya diperlukan penekanan biaya produksi yang optimal, oleh karena itu diperlukan suatu metode akuntansi yang dapat menghasilkan informasi akuntansi dengan keandalan yang sangat baik, khususnya akuntansi biaya. Pada Triple Combo penetapan harga yang dilakukan masih terlalu sederhana sehingga hasilnya kurang akurat dan akan mempengaruhi harga jual dan laba yang diakui oleh peusahaan. Berdasarkan uraian masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
4
1) Metode apakah yang digunakan Triple Combo dalam menghitung biaya produksi atas setiap pemesanan? 2) Bagaimana perbedaan antara Harga pokok produksi dengan metode Job Order Costing dengan Harga pokok produksi pada Triple Combo? 3) Bagaimana perbedaan antara harga jual yang ditetapkan oleh Triple Combo dengan harga jual ideal berdasarkan HPP metode Job Order Costing? 4) Bagaimana perbedaan antara laba/ rugi yang diakui dengan laba atau rugi yang terjadi? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Menganalisis perbandingan antara metode yang digunakan Triple combo dengan metode Job Order Costing dalam menghitung biaya produksi tiap pemesanan. 2) Menganalisis perbedaan yang terjadi antara Harga pokok produksi yang dihitung dengan metode Job Order Costing dengan Harga pokok produksi yang ditentukan oleh perusahaan. 3) Menganalisis perbedaan yang terjadi antara harga jual yang ditetapkan Triple Combo dengan harga jual ideal berdasarkan metode Job Order Costing. 4) Menganalisis perbedaan antara laba/ rugi yang diakui dengan laba /rugi yang terjadi. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak: 1) Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi sistem perhitungan biaya produksi yang tepat, sehingga dapat memiliki informasi biaya yang akurat sebagai dasar untuk mengevaluasi profitabilitas produk, efisiensi operasi dan untuk membuat keputusan yang tepat. 2) Bagi pihak akademis, penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan penunjang untuk dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.
5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini akan menganalisa bagaimana proses produksi pada Triple Combo serta menelaah perhitungan biaya yang telah diterapkan oleh perusahaan. Penelitian ini berfokus pada harga pokok produksi, harga jual dan laba yang diakui perusahaan terhadap tiga produk unggulan yaitu Klappertart, Macaroni Schutel, dan Fruit Tartlet yang diproduksi berdasarkan pesanan pada bulan Juni 2012.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Akuntansi Biaya Menurut
Mulyadi (2005), biaya merupakan pengorbanan sumber
ekonomi yang sudah terjadi atau yang mungkin akan terjadi untuk tujuan tertentu dan dihitung dalam satuan uang. Pengorbanan sumber ekonomi untuk tujuan tertentu disebut dengan istilah harga pokok . Istilah harga pokok juga digunakan untuk menunjukkan pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku menjadi suatu produk barang jadi. Untuk membedakan antara biaya dan beban ialah dimana biaya belum berkontribusi langsung terhadap pendapatan sedangkan beban diakui saat barang terjual dan sudah berkontribusi lansung terhadap pendapatan. Sistem akuntansi mencatat kejadian serta transaksi ekonomi, seperti penjualan dan pembelian bahan, dan memproses data dalam transaksi tersebut menjadi informasi yang berguna bagi manajemen, tenaga penjual, penyelia produksi. Akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan memiliki tujuan yang berbeda. Akuntansi manajemen mengukur, menganalisis dan melaporkan informasi keuangan dan non keuangan yang membantu manajer dalam pengambilan keputusan guna mencapai tujuan organisasi. Akuntansi keuangan berfokus pada pelaporan kepada pihak eksternal yang disusun berdasarkan prinsip PABU (Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum). Menurut Carter dan Usry (2006), Akuntansi biaya menyediakan informasi yang dibutuhkan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Di masa lalu, akuntansi biaya secara luas dianggap sebagai cara perhitungan atas nilai persediaan yang dilaporkan di neraca dan nilai harga pokok penjualan yang dilaporkan di di laporan laba rugi. Pandangan ini membatasi cakupan manajemen untuk pengambilan keputusan menjadi sekedar data biaya produk guna memenuhi aturan pelaporan eksternal.
7
Akuntansi biaya modern memiliki perspektif bahwa mengumpulkan informasi tentang biaya merupakan fungsi keputusan manajemen yang sedang dibuat. 2.1.1. Peranan Akuntansi Biaya Secara umum tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyediakan informasiyang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya. Menurut Carter dan Usry (2006), tujuan dari akuntansi biaya adalah : a)
Perencanaan biaya (Anggaran) Perencanaan merupakan suatu usaha untuk merumuskan tujuan-tujuan dan menyusun program operasi yang lengkap untuk pencapaian, termasuk pula proses penentuan strategi yang disusun untuk jangka panjang dan jangka pendek. Peranan anggaran memberikan dampak positif atas sikap dan kinerja manajer. Karena dengan adanya anggaran dapat menetapkan citacita, menginformasikan apa yang harus dilakukan, memotivasi kerja, evaluasi kerja dan memeberikan gambaran kapan tindakan korektif perlu dilakukan.
b)
Pengendalian biaya Untuk membantu pengendalian biaya, akuntan dapat menggunakan jumlah biaya yang telah ditetapkan sebelumnya atau biaya standar. Biaya standar juga dapat dijadikan dasar untuk anggaran dan laporan biaya.
c)
Penetapan biaya Selain permintaan dan penawaran, biaya memegang peran
dalam
penetapan harga karena dalan penetuan harga dari suatu produk barang atau jasa perlu diperhatikan biaya yang digunakan untuk produksi barang atau jasa tersebut. Akuntan biaya dapat memperhitungkan besar biaya tersebut. d)
Penentuan laba Akuntansi biaya digunakan untuk menghitung biaya output yang dijual dalam suatu periode, biaya-biaya tersebut ditandingkan dengan pendapatan untuk menghitung laba.
8
2.1.2 Konsep Dasar Biaya Langkah awal yang penting dalam memperlajari Akuntansi Biaya adalah dengan memahami pengertian biaya itu sendiri. Selain itu, Akuntan manajemen secara terus menerus menghadapi keputusan terkait dengan alokasi sumber daya seperti misalnya akan membeli mesin cetakan roti atau mempekerjakan karyawan baru. Pendekatan biaya manfaat (cost benefit approach) seharusnya digunakan untuk membuat keputusan tersebut. Sumber daya hanya boleh dikeluarkan jika diperkirakan akan mampu mencapai tujuan perusahaan dengan lebih baik. Biaya dan manfaat yang diharapkan itu mungkin tidak mudah dihitung. 2.1.3 Pengertian Biaya Para akuntan mendefinisikan biaya (cost) sebagai sumber daya yang di mana tidak satupun dari biaya- biaya tersebut dilaporkan dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya aktual (actual cost) adalah yang terjadi (biaya historis), yang dibedakan dari biaya yang dianggarkan (bugdeted cost) yang merupakan biaya yang diprediksi. Istilah biaya lebih spesifik lagi bila deskripsinya dimodifikasi menjadi biaya langsung, biaya utama, biaya konversi, biaya tidak langsung, biaya tetap, biaya variabel, biaya terkendali, biaya produk, biaya periode, biaya bersama (joint cost ), biaya estimasi, biaya standar, biaya tertanam ( sunk cost) atau biaya tunai. Seringkali istilah biaya digunakan dalam pengertian yang sama dengan beban, untuk itu perlu ditegaskan perbedaan antara biaya dan beban. Carter (2006), mendefinisikan beban sebagai : “Outflow of good or service, which is matched with revenue or determine income”. Setiap beban merupakan biaya, tetapi tidak setiap biaya adalah beban. Karena setiap penbelian aktiva adalah biaya maka belum menjadi beban jika biaya belum berkontibusi terhadap pendapatan, jika biaya sudah berkontribusi terhadap pendapatan maka biaya terebut dibukukan sebagai beban pada laporan laba rugi. Setiap biaya dicatat dan diakumulasikan saat manajemen membebankan biaya ke persediaan, menyiapkan laporan, merencanakan dan mengendalikan biaya, membuat perencanaa dan keputusan strategis dalam laporan keuangan eksternal.
9
2.1.4 Klasifikasi Biaya Beberapa biaya jumlah totalnya bervariasi secara langsung terhdap perubahan dalam aktivitas, sedangkan biaya yang lain tidak terpengaruh. Klasifikasi biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas data biaya. Menurut Carter dan Usry ( 2006 ) klasifikasi yang paling umum digunakan berdasarkan pada hubungan biaya dengan berikut ini : a)
Produk ( Satu lot, batch, atau unit dari suatu barang jadi atau jasa)
b)
Volume produksi
1.
Departemen, proses, pusat biaya, atau sub divisi lain dari manufaktur
2.
Periode akuntansi
3.
Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi.
Setiap manajemen akan membuat suatu klasifikasi yang berbeda, tergantung tujuan yang akan dicapai oleh manajemen yang bersangkutan. Menurut Mulyadi (2005), Biaya digolongkan sebagai berikut; a)
Berdasarkan Objek Pengeluaran. Penggolongan ini merupakan penggolongan yang paling sederhana, yaitu berdasarkan penjelasan singkat mengenai suatu objek pengeluaran, misalnya pengeluaran yang berhubungan dengan telepon disebut biaya telepon.
b)
Berdasarkan Fungsi Pokok dalam Perusahaan, biaya dapat digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1.
Biaya Produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat digolongkan ke dalam biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
2.
Biaya Pemasaran, adalah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya sampel dan lain-lain.
3.
Biaya Administrasi dan Umum, yaitu biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan produksi dan pemasaran produk, contohnya gaji bagian akuntansi, gaji personalia.
10
c)
Menurut Hubungan Biaya dengan Sesuatu Yang Dibiayai. Ada 2 golongan, yaitu:
1.
Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
2.
Biaya Tidak Langsung (indirect cost), biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, dalam hubungannya dengan produk, biaya tidak langsung dikenal dengan biaya overhead pabrik.
d)
Menurut Perilaku dalam Kaitannya dengan Perubahan Volume Kegiatan, biaya dibagi menjadi 4, yaitu:
1.
Biaya Tetap (fixed cost), biaya yang jumlahnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkat kegiatan tertentu, contohnya; gaji direktur produksi.
2.
Biaya Variabel (variable cost), biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas, contoh; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
3.
Biaya Semi Variabel, biaya yang jumlah totalnya berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel, contoh; biaya listrik yang digunakan.
4.
Biaya Semi Fixed, biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
e) Menurut Jangka Waktu Manfaatnya, biaya dibagi 2 bagian, yaitu; 1.
Pengeluaran Modal (Capital Expenditure), yaitu pengeluaran
yang akan
memberikan manfaat/benefit pada periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada periode akuntansi yang akan datang. 2.
Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure), pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode akuntansi dimana pengeluaran itu terjadi.
11
2.2. Tahapan Produksi Dan Arus Biaya Manufaktur Dalam perusahaan manufaktur, tahapan dalam produksi secara garis besar terdiri dari bahan baku yang belum masuk dalam proses produksi (raw material), barang dalam proses (work in process), dan barang jadi ( finished good ). Ketiga tahapam dalam proses produksi tersebut menggunakan sumber daya perusahaan yang tersedia. Elemen-elemen dari biaya manufaktur yang terdiri dari direct materials, direct labor, factory overhead digunakan dalam proses produksi seperti yang ditunjukan pada Gambar 2. Untuk itu diperlukan perhitungan untuk mengukur biaya yang digunakan pada ketiga proses produksi tersebut. Direct Material Direct Labor
Work in Process
Factory Overhead
Finished Good
Cost of Good Sold
Gambar 2. Proses produksi ( Sumber : nagy dan van derbeck 1996 ) Menurut sistem akuntansi biaya, terdapat 3 katergori umum dari persediaan yaitu : a) Persediaan Bahan Baku Merupakan bahan baku langsung dalam persediaan dan akan dignakan dalam proses produksi. b) Persediaan Barang Dalam Proses Merupakan barang yang sudah dalam tahap produksi, namun belum seluruhnya selesai. c) Persediaan Barang Jadi Barang atau produk yang sudah selesai dalm proses produksi namun belum terjual. 2.3. Sistem Pengumpulan Biaya Manajer perusahaan bertugas untuk membuat kebijakan yang tepat bagi perusahaan. Oleh karena itu manajer membutuhkan informasi yang akurat yang dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat keputusan. Biaya atas suatu
12
hal seperti produk , mesin, proses atau jasa tertentu yang disebut cost pool,yaitu kelompok item biaya merupakan salah satu informasi yang sangat dibutuhkan oleh manajer.untuk menghitung biaya atas
produk, perusahaan harus
menggunakan sistem perhitungan biaya atau costing system yang tepat. Hilton, Maher dan Selto (2003) mendefinisikan product costing system sebagai berikut : “A product costing system, which accumulates the cost of production process and assign them to the product or service that constitutethe organization’s output”. Menurut Horngren, (2010) dalam mengitung biaya atas sebuah objek biaya, pada umumnya, ada dua tahap yang harus dilalui yaitu cost acumulation dan cost assignment. Akumulasi biaya adalah proses mengumpulkan data biaya dan menggunakan sistem akuntansi, sedangkan cost assignment atau penentuan biaya, merupakan proses yang meliputi : 1. Menelusuri akumulasi biaya ang memiliki hubungan langsung kepada objek biaya. 2. Mengalokasikan akumulasi biaya yang memiliki hubungan tidak langsung dengan obyek biaya. Secara umum, sistem pembiayaan terdiri dari job order costing dan process costing. Alternatif sistem perhitungan biaya ini dapat digunakan perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik dari perusahaan. a) Pembiayaan berdasarkan pesanan (Job Order Costing ) Job order costing merupakan sistem perhitungan biaya yang memperlakukan tiap pekerjaan atau pesanan sebagai sebuah output dan mengalokasikan biayanya ke masing-masing pesanan sesuai dengan sumber daya yang digunakan. Seperti yang ditunjukan pada Gambar 3 berikut ini: Job 100 Direct Material Direct Labor
Job 101
Finished
COGS
Goods
FOH Job 102
Gambar 3. Alur produksi Job Order Costing (sumber: Hilton,Maher, dan Selto. 2003)
13
Hal serupa diungkapkan oleh Supriyono (2000), metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak. b) Pembiayaan berdasarkan proses (Process costing) Process costing memperlakukan semua nit produksi pada periode tertentu sebagai output yang akan dihitung biayanya dan tidak memisahkan dan melakukan pencatatan biaya untuk tiap unit yang diproduksi tersebut. Sistem perhitungan biaya ini dapat digunakan perusahaan untuk perusahaan yang melakukan produksi massal. Seperti yang ditunjukan pada Gambar 4. Process A
Direct Material Direct Labor
Finished
Process B
COGS
Goods
FOH
Process C
Gambar 4. Alur produksi dan Process Costing (sumber: Hilton,Maher, dan Selto. 2003) 2.4. Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode
penentuan
harga
pokok
produksi
adalah
cara
untuk
memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, dimana perusahaan industri sebagai modal utamanya, terdapat beberapa metode perhitungan harga pokok yaitu metode full costing, metode variable costing, dan ABC System. Perbedaan pokok diantara metode full costing dan variable costing adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi yang bersifat tetap. Adanya perbedaan perlakuan terhadap biaya overhead pabrik tetap ini akan mempunyai pengaruh terhadap perhitungan harga pokok produk dan penyajian laporan rugi-laba.
14
Menurut Mulyadi (1999), metode penentuan harga pokok produksi adalah cara untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi. Perbedaan unsur biaya dalam pendekatan full costing, variabel costing, dan ABC System dapat diuraikan sebagai berikut : a) Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi , yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Dengan demikian harga pokok produksi dengan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langusung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum). b) Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berprilaku variabel kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langung dan biaya overhead pabrik variabel c)
Activity Based Costing System (ABC System) Metode perhitungan harga pokok produksi yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produksi yang cermat bagi kepentingan manajemen, dengan digunakan untuk menghasilkan produk. Jika full costing dan variabel costing menitikberatkan penentuan harga pokok produksi hanya pada faseproduksi saja, ABC System menitikberatkan pada penentuan harga pokok produksi disemua fase pembuatan produk, sejak fase desain dan pengembangan produk sampai dengan penyerahan produk ke konsumen. Perbedaan penggunaan metode ABC System disebabkan oleh pengalokasian biaya overhead pabrik ke setiap produk berdasarkan 3 pemicu biaya yaitu unit,
jam mesin, dan jam tenaga kerja langsung, sedangkan untuk
full
costing dan variabel costing hanya memakai unit untuk produksi sebagai pemicu biaya. ABC System ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang telah menggunakan teknologi maju dalam pembuatan produknya guna menghadapi persaingan global.
15
2.5. Biaya Standar dan Biaya Aktual Menurut Hammer dan Usry (1999) pengertian biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu-satuan produk atau untuk membiayai proses produksi tertentu dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.” Menurut Mulyadi (2000), Biaya aktual atau biaya historis , informasi biaya dikumpulkan pada saat biaya terjadi, tetapi penyajian hasilnya ditunda sampai semua operasi produksi untuk periode akuntansi tersebut telah setelah dilakukan, atau dalam bisnis jasa, semua jasa untuk periode tersebut telah diselesaikan. Dengan adanya biaya standar dan yang menjadi nilai acuan bagi perusahaan
dalam
menjalankan
bisnisnya
maka
perusahaan
dapat
mengontrol perbedaan yang terjadi pada biaya aktual atau yang disebut dengan varian untuk mengukur kefektifitasan operasional perusahaan. 2.6. Konsep Biaya Standar Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi sejumlah produk selama periode tertentu di masa yang akan datang. Serta sebagai tolak ukur pengendalian biaya. 2.6.1. Pengertian Biaya Standar Secara umum standar diartikan sebagai suatu kesatuan pengukuran yang ditetapkan sebagai suatu pedoman dalam melaksanakan pekerjaan. Standar adalah suatu ukuran kuantitas yang harus dicapai sehubungan dengan adanya operasi atau kegiatan tertentu Harga pokok yang seharusnya adalah harga pokok yang digunakan sebagai pedoman untuk menilai harga pokok yang sesungguhnya yang paling efisien. 2.6.2 Tujuan Penetapan Biaya Standar Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Sistem biaya standar menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar
16
memungkinkan manajemen melaksanakan pengelolaan mereka dengan “prinsip kelainan” (Exception principle). Dengan memusatkan perhatian mereka terhadap keadaan yang meyimpang dari keadaan yang seharusnya, manajemen dilengkapi dengan alat yang efektif untuk mengendalikan kegiatan perusahaan. Mulyadi (2006) Biaya standar membantu perencanaan dan pengendalian operasi. Biaya standar memberikan wawasan mengenai dampak-dampak yang mungkin dari keputusan atas biaya dan laba. Biaya standar digunakan untuk : a) Menetapkan anggaran b) Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi karyawan dan mengukur efisiensi operasi. c) Menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat laporan keuangan. d) Membebankan persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. e) Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual. 2.7. Job Order Costing System Job order costing system merupakan sistem kalkulasi biaya berdasarkan pesanan dimana biaya yang dikumpulkan akan dibebankan ke unit produksi. Kunci dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan adalah biaya suatu pekerjaan berbeda dari pekerjaan lainnya, dan harus tetap ditelusuri secara terpisah. a)
Pengertian Job Order Costing System Yaitu metode pengumpulan biaya produksi yang diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan. Metode ini paling tepat diterapkan bila jenis bahan dan cara pelaksanaannya berbeda. Dengan demikian setiap produk biasanya
dibuat menurut spesifikasi pesanan
pembeli, sedangkan harga yang ditawarkan erat kaitannya dengan biaya yang ditaksir. b) Karakteristik Sistem Harga Pokok Pesanan 1. Kegiatan produksi dilakukan atas dasar pesanan sehingga bentuk barang atau produk tergantung pemesan. Produksi terputus-putus, tergantung ada tidaknya pesanan yang diterima
17
2. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan sehingga perhitungan, total biaya produksi dihitung pada saat pesanan selesai. Biaya per unit adalah dengan membagi total biaya produksi dengan total unit yang dipesan. 3. Pengumpulan biaya produksi dilakukan dengan membuat kartu biaya 4. produksi ( job order cost sheet ) yang berfungsi sebagai buku pembantu biaya yang memuat informasi umum seperti nama pemesan, jumlah dipesan, tanggal pesanan, dn sebagainya, informasi biaya seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik 5.
Setelah pesanan selesai dikerjakan biasanya produk selesai langsung diserahkan. Supaya sistem ini dapat berjalan dengan baik, setiap pekerjaan harus dapat
diidentifikasikan secara fisik dan dipisahkan biayanya. Setiap pesanan atau pesanan kelompok (bacht) diberikan nomor tersendiri. Dalam job order costing masing-masing pesanan dibuatkan satu kartu pesanan yang dinamakan dengan Job order cost sheet, yang berisikan, nama pemesan, kualifikasi dan jumlah produk yang dipesan, waktu, jumlah biaya yang diperhitungkan dan harga jual yang ditetapkan. Seperti Tabel 2 berikut: Tabel 2. Contoh Job Cost Sheet PT X
No Pesanan :
Pemesan
:
Tgl pesanan
:
Nama Barang
:
Tgl pengerjaan :
Spesifikasi
:
Tgl selesai
Jumlah
:
Tgl pengiriman :
Biaya bahan baku tgl
jam
Tarif
jml
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead pabrik
tgl
tgl
Jam
tarif
x Biaya Bahan Baku
:
Jml
x Rp xx
Harga jual
tarif
jml
x Rp xx
Biaya TKL
xx
HPP
xx
Biaya overhead
xx
Laba Kotor
xx
Biaya produksi
Rp xx
Sumber : Nurbani, Ani. 2007
jam
18
Harga pokok pesanan adalah cara perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan. Apabila suatu pesanan diterima segera dikeluarkan perintah untuk membuat produk sesuai dengan spesifikasi masingmasing pesanan. Untuk mempermudah perhitungan biaya produksi tiap-tiap pesanan maka masing-masing produk yang dikerjakan diberi nomor identitas. 2.7.1 Penerapan Sistem Job Order Costing Terdapat tujuh langkah untuk membebankan biaya ke sebuah pekerjaan : Langkah 1
:
mengidentifikasikan job atau order yang akan dijadikan obyek biaya.
Langkah 2
: mengidentifikasikan biaya langsung dari job atau .
Langkah 3
:
memilih dasar pengalokasian biaya untuk mengalokasikan biaya tidak langsung kepada setiap job atau order.
Langkah 4
: mengidentifikasikan biaya-biaya tidak langsungdan
berasosiasi
dengan tiap dasar pengalokasian biaya. Langkah 5
: menghitung rate per unit untuk tiap dasar alokasi biaya yang akan digunakan untuk mengalokasikan biaya-biaya tidak langsung kepada job atau order.
Langkah 6
: menghitung biaya biaya tidak langsung yang dialokasikan kepada setiap job
Langkah 7
: menghitung biaya total dari tiap job atau order dengan menambahkan
semua
biaya
langsung
dan
tidak
langsungdikenakan kepada setiap job atau order. 2.7.2 Manfaat Job order costing system Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk : a)
Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan
b)
Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan
c)
Memantau realisasi biaya produksi
d)
Menghitung laba atau rugi tiap pesanan
e)
Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dalam proses yang disajikan dalam neraca. Jadi, dalam penentuan perhitungan harga pokok
19
secara pesanan, perusahaan perlu memperhatikan penggunaan sumber daya untuk masing-masing pesanan. Dalam kalkulasi biaya Job Order, setiap Job atau pesanan adalah suatu satuan akuntansi yang dibebankan biaya bahan, upah dan biaya overhead dengan menggunakan nomor-nomor order, biaya untuk pesanan yang dikerjakan untuk pelanggan tertentu dicatat dalam suatu kartu yang disebut kartu biaya Job Order (Job Order Cost Sheet) kartu induknya disusun untuk mengumpulkan semua biaya bahan, upah, dan biaya overhead yang dibebankan khusus pada pesanan yang bersangkutan. Pesanan yang diselenggarakan atas dasar spesifikasi khusus dari pelanggan memungkinkan penjabaran laba atau rugi untuk setiap pemesanan. Bilamana pesanan itu menyangkut produksi suatu jumlah persediaan barang, maka kalkulasi Job Order memungkinkan dijabarkannya biaya satuan untukkeperluan kalkulasi biaya atau harga pokok persediaan. Penentuan harga pokok dan pengendalian biaya, mengemukakan syarat-syarat penggunaan metode harga pokok pesanan, yaitu : a)
Bahwa masing-masing pesanan pekerjaan atau produk dapat dipisahkan identitasnya secara jelas dan perlu dilakukan penentuan harga pokok pesanan secara individual
b) Bahwa biaya produksi harus dipisahkan ke dalam dua golongan, yaitu biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, sedangkan biaya produksi tidak langsung terdiri dari biaya-biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. c)
Bahwa biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dibebankan atau diperhitungkan secara langsung terhadap pesanan yang bersangkutan, sedangkan biaya produksi tidak langsung (overhead) dibebankan pada pesanan tertentu atas dasar tarif yang ditentukan dimuka (Predetermined rate).
d) Bahwa harga pokok tiap – tiap pesanan ditentukan pada saat pesanan selesai. e)
Bahwa harga pokok per satuan produk dihitung dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dibebankan pada pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.
20
2.8 Konsep Pengendalian Pengendalian dibutuhkan dalam setiap pekerjaan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan agar sesuai dengan yang direncanakan semula. Pengendalian adalah melihat ke belakang, memutuskan apakah yang sebenarnya telah terjadi dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya (Hansen dan Mowen, 2006). Biaya produksi harus dapat dikendalikan agar tidak terjadi pemborosan. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang dapat mengendalikan biaya produksi agar berjalan secara efisien. Tanggung jawab atas pengendalian biaya sebaiknya diberikan kepada individu-individu tertentu yang bertanggung jawab untuk menganggarkan biaya yang berada dibawah kendali mereka. Setiap tanggung jawab manajer sebaiknya dibatasi pada biaya dan pendapatan yang dapat dikendalikan oleh manajer tersebut, dan kinerja secara umum diukur dengan membandingkana antara biaya dan pendapatan aktual terhadap anggaran. Untuk membantu mengendalikan biaya, akuntan biaya dapat menggunakan jumlah biaya yang telah ditetapkan sebelumnya yang disebut biaya standar. Biaya standar juga dapat dijadikan dasar untuk anggaran dan laporan biaya. Pengendalian biaya dipandang sebagai usaha manajemen untuk mencapai sasaran biaya dalam kegiatan tertentu. Pengendalian biaya dapat dilakukan dengan berbagai
cara,
misalnya
melalui
program-program
pengurangan
biaya,
perencanaan biaya, dan perhatian yang terus menerus terhadapa pengambilan keputusan biaya dalam kaitannya dengan pengeluaran biaya. Selain itu pengendalian biaya dapat dilakukan dengan membandingkan antara biaya yang di standarkan dengan biaya sesungguhnya. Pengendalian memerlukan standar sebagai dasar yang dipakai sebagai tolak ukur pengendalian. Biaya yang menjadi tolak ukur disebut biaya standar. Dalam pengendalian biaya dengan menggunakan biaya standar akan menimbulkan selisih biaya dari biaya sesungguhnya. Selisih yang akan timbul antara lain adalah selisih menguntungkan dan selisih biaya merugikan, dan tidak ada selisih.
21
2.9. Uji T-beda Uji beda t-test digunakan untuk menguji hipotesa komparatif (uji perbedaan), digunakan untuk sample kecil dan varian populasi tidak diketahui, merupakan salah satu teknik statistik parametrik dan membedakan rata- rata kelompok. Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan rata-rata dua sampel. Uji t-test merupakan prosedur pengujian parametrik rata-rata dua kelompok data. Berikut ini jenis uji t-test yang dapat digunakan sesuai dengan data yang akan diolah. a)
Uji Satu Sampel (One sample t-test) Digunakan untuk satu sample untuk menguji apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Nilai yang dimaksud pada umumnya adalah nilai parameter untuk mengukur suatu populasi
b) Uji sampel berpasangan (Paired sample t-test) Digunakan untuk membandingkan rata- rata dari suatu sampel yang berpasangan (paired). Sampel berpasangan adalah sebuah kelompok sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda. c)
Uji sampel tidak berhubungan (Independent sample t-test) Digunakan untuk membandingkan dua kelompok rata- rata dari dua sampel yang berbeda (independent). Prinsipnya ingin mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata antara dua populasi, dengan membandingkan dua rata-rata sampelnya.
2.10 Penelitian Terdahulu Khsesariani (2011) dalam penelitiannya menganalisis varians digunakan untuk menghitung varians yang terjadi antara biaya standar dan biaya aktual dari bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead di UKM Wingko Babat Cap Kapal Terbang. Dari hasil analisis varians diketahui bahwa kelapa memiliki varians unfavorable. Bahan baku gula jawa yang memiliki
22
varians favorable. Hasil analisis varians untuk tenaga kerja langsung menunjukkan bahwa tarif memiliki varians favorable. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan dengan uji t, disimpulkan bahwa varians untuk bahan baku langsung yang masih dalam batas pengendalian yaitu kelapa, gula pasir, tepung ketan, mentega, dan gula jawa. Sedangkan varians bahan baku yang diluar batas pengendalian yaitu nangka dan durian. Uji hipotesis pada varians tenaga kerja langsung terhadap tarif tenaga kerja langsung masih dalam batas pengendalian manajemen, sedangkan varians terhadap efisiensi tenaga kerja langsung diluar batas pengendalian manajemen. Varians yang terjadi pada overhead tetap dan overhead variabel tidak dilakukan uji menggunakan t test karena data dihitung selama satu bulan selama bulan Desember 2010. Dewi Kasita Rachmayanti (2011) dalam penelitiannya menganalisis harga pokok produksi dengan metode full costing di UKM Galaksi. UKM Galaksi menerapkan perhitungan harga pokok produksi masih sangat sederhana. Elemen biaya yang dihitung dengan menggunakan metode perusahaan meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (biaya lain-lain). Perbedaan utama antara metode perhitungan Perusahaan dengan metode Full costing terletak pada perlakuan biaya overhead pabrik. Perbedaan nilai yang dihasilkan disebabkan oleh metode yang digunakan oleh perusahaan tidak membebankan biaya overhead pabrik secara tepat, sehingga biaya produksi yang dihitung perusahaan kurang akurat. Kesalahan dalam perhitungan harga pokok produksi dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Perhitungan harga pokok produksi menjadi salah satu hal penting untuk dilakukan bagi setiap perusahaan. Diane (2003), dalam penelitiannya menganalisis peranan Job Order Costing dalam menetapkan harga pokok produksi. Dari hasil analisisnya dapat disimpulkan harus ada pemisahan biaya menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Khusus pada penetapan taksiran overhead pabrik, perusahaan menetapkan berdasarkanpada biaya yang dibebankan langsung pada pesanan yang dibuat, dilihat dari perhitungan tahun buku sebelumnya. Penentuan harga pokok dilakukan saat pesanan tersebut selesai.harga pokok per item produk
23
dihitung dengan membagi jumlah biaya produksi yang dibebankan pada pesanan tertentu dengan jumlah produk yang dipesan. Hendra Setiawan, Tarida Marlin S. Manurung dan Yunita (2010) dalam penelitiannya menganalisis evaluasi penerapan Metode Job Order Costing dalam penentuan harga pokok produksi. Dari hasil analisisnya dapat disimpulkan dengan menhitung harga pokok secaa benar akan berdampak pada harga jual, seperti hasil dari evaluasinya bahwa dengan menggunakan metode jam kerja langsung maka harga pokok produksi dapat lebih rendah sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba yang lebih maksimal.
24
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Penelitian Kinerja
perusahaan
ditentukan
oleh
bagaimana
perusahaan
mampumenerapkan fungsi pengendalian yang baik atas aktivitas perusahaan. Biayaproduksi
yang
timbul
dari
proses
produksi
juga
harus
dilakukanpengendalian yang baik agar tidak terdapat varians dan dapat berjalan secaraefisien. Triple Combo merupakan salah satu anak perusahaan dari Hotel Salak The Heritage yang memproduksi makanan kue-kue khas negara Belanda juga makanan khas tradisional Indonesia . Biaya produksi Triple Combo terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerjalangsung, dan biaya overhead pabrik. Triple Combo dalam aktivitasnya dihadapkan pada kemungkinan terjadinyaperbedaan antara biaya produksi yang telah ditetapkan dengan biayaproduksi yang sebenarnya terjadi Biaya yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan perhitungan yang tidak menyeluruh melainkan berdasarkan perkiraan biaya yang digunakan dari setiap produknya tanpa memperhitungkan biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian biaya aktual dengan metode Job Order Costing . Hal ini dapat mempermudah dalam mengendalikan biaya dan dapat mengoptimalkan laba yang ingin didapat. Penelitian ini juga mengkaji tentang varians yang terjadi antara biaya yang diakuiperusahaan dengan biaya yang sebenarnya terjadi, harga jual yang ditetapkan perusahaan dengan harga jual ideal berdasarkan HPP metode Job Order Costing serta mengkaji perbedaan laba yang diakui dengan laba yang terjadi . Alat analisis yang digunakan yait uji independent sample (t-test). Analisis varians dilakukan untuk mengetahui deskripsi perbedaan rata-rata yang terjadi apakah hasilnya signifikan atau tidak signifikan. Setelah dilakukan analisis, dari hasil analisis tersebut dapat memberikan saran dan rekomendasi kepada
25
perusahaan untuk perbaikan manajemen perusahaan. Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Kerangka Pemikiran
26
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Perusahaan yang menjadi objek penelitian berlokasi di Jalan Pangrango nomor 25 Bogor. Lokasi tersebut merupakan salah satu tempat wisata kuliner yang strategis dan terkenal di Bogor dan sekitarnya.Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni 2012 sampai dengan Agustus 2012. Waktu tersebut digunakan untuk memperoleh data-data yang relevan dari perusahaan yang kemudian diolah dan dievaluasi hasilnya 3.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam penyusunan penulisan ini dibutuhkan data yang tepat dan lengkapyang dapat mendukung penelitan dan menjadi dasar permasalahan. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah studi kasus, karena penelitian ini dilakukan dengan cara memusatkan perhatian pada suatu masalah atau kasus tertentu yang terdapat di dalam suatu perusahaan dan berusaha akan memberikan rekomndasi terbaik untuk memecahkan masalahmasalah yang timbul dalam kasus. Data yang ada dalam penulisanskripsi ini diperoleh dengan teknik-teknik sebagai berikut : a)
Penelitian lapangan ( Field Research ) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara penelitian langsung ke lapangan. Adapun teknik penelitiannya adalah sebagai berikut :
1.
Pengamatan ( observation ) Yaitu mengadakan peninjauan secara langsung ke tempat lokasi penelitian, tujuannya adalah melihat langsung semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam pelaksanaan sehubungan dengan objek penelitia..
2.
Wawancara ( interview) Yaitu mengadakan waancara langsung kepada pimpinan perusahaan yang berwenang untuk memperoleh informasi dan penjelasan tentang kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan objek penelitian.
b) Data sekunder diperoleh dari data perusahaan berupa data historis Triple Combo, studi literatur, karya ilmiah, serta referensi lain yang relevan dengan penelitian ini.
27
3.4. Pengolahan dan Analisis Data Data
yang
telah
didapat
dari
penelitian
akan
diuji
dengan
menggunakanmetode pengumpulan harga pokok produksi Job Order Costing . Hal ini dilakukan untukmenelusuri objek biaya langsung dan tidak langsung serta mengetahui biayaoverhead pabrik dari perusahaan tersebut. Data yang diperoleh kemudian dirincidan diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel. Hasil perhitungankemudian dianalisis untuk melihat perbandingannya kemudian dijadikan dasarpenetapan harga pokok produksi yang paling efektif dan efisien bagi perusahaan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadianalisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif dilakukan padaperhitungan harga pokok produksi dengan metode yang telah dilakukanperusahaan dengan perhitungan harga pokok produksi dengan metode Job Order Costing , analisis kualitatif dengan perbandingan data dengan uji t-test dan analisis deskriptif 3.4.1 Penentuan Biaya Perusahaan Dengan Metode Job Order Costing Langkah awal dalam penelitian ini, peneliti melakukan perhitungan terhadap biaya langsung dan biaya tidak langsung menggunakan job cost sheet setiap job order untuk penentuan biaya perusahaan dengan metode Job Order Costing .Menurut Horngren, Datar dan Foster (2006) perhitungan biaya langsung dan biaya tidak langsung sebagai berikut: a)
Menghitung biaya bahan baku iaya bahan baku kuantitas material yang digunakan
biaya unit material
b) Menghitung biaya tenaga kerja langsung (Biaya TKL) arif
aktual
iaya
aktual
c)
biayatenaga kerja l jam kerja perhari
tarif
aktual
...................................... (1)
lama jam kerja ................................... (2)
Menghitung tarif per unit dari setiap dasar alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasi biaya tidak langsung ke Job. arif H manufaktur aktual
biaya overhead manufaktur aktual ............... (3) total kuantitas aktual dr dasar alokasi biaya
28
3.4.2 Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Job Order Costing
untuk mendapatkan perhitungan biaya produksi yang aktual
dengan menghitung biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku dan biaya overhead pabrik. Setelah ditemukan biaya aktual, selanjutnya dilakukan pengolahan data menggunakan t-test. Analisis t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan biaya produksi yang sebenarnya terjadi dengan biaya produksi menurut perusahaan. Analisis t-test memperlihatkan perbedaan yang terjadi antara standar biaya produksi dengan realisasi biaya produksi. Setelah mendapatkan perhitungan harga pokok produksi menurut Job Order Costing , akan dilakukan penentuan harga jual ideal dengan margin sesuai yang diharapkan oleh manajemen yaitu 30% dari harga pokok produksi, serta akan dibaandingkan dengan harga jual yang telah ditentukan oleh perusahaan. Dari harga jual yang telah ditentukan perusahaan akan didapat laba yang diakui oleh perusahaan yang merupakan selisih antara harga jual perusahaan dengan harga pokok produksi Triple Combo. Nilai rata-rata laba atau rugi akan dibandingkan dengan laba yang terjadi yaitu selisih antara harga jual Triple Combo dengan harga pokok produksi menurut metode Job Order Costing . Pengolahan data menggunakan alat bantu piranti lunak dari komputer yaitu MicrosoftExcel 2010. Data yang telah diolah selanjutkan akan dilakukan pengujian dengan uji t atau disebut sebagai t-test menggunakan SPSS 15.0. 3.4.3 Uji Hipotesis Uji t (t-test) dilakukan untuk mengukur varians yang terjadiantara biaya standar yang seharusnya terjadi dengan realisasinyaapakah masih dalam batas pengendalian. Uji t (t-test) menggunakanalat bantu berupa piranti lunak Statistical Packages for the SocialSciences SPSS 15.0 beserta analisis deskriptif . Uji t (ttest) bertujuan untuk membandingkan apakah kedua data (variabel)tersebut sama atau berbeda. Langkah-langkah dalam melakukan ujit (t-test) yaitu:
29
1. Pengujian dua arah Buatlah H0 dan H1 dalam uraian kalimat. Ho μ1 = μ2 (Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap HPP dan harga jual menurut perusahaan dengan menurut metode JOB ORDER COSTING ) Hi
μ1 = μ2 (ada perbedaan yang signifikan terhadap HPP dan harga jual menurut perusahaan dengan menurut metode JOB ORDER COSTING )
2. Mencari t hitung. Rumus : .......................................................................................................................... (4) x1 − x2 = 1 S 1 + 1 1
2
S²1 -S²2 S= ............................................................................................................................... (5) 1+ 2
dimana : x1= Rataan nilai biaya standar x2= Rataan nilai biaya aktual (realisasi) n1= Jumlah laporan biaya standar n2= Jumlah laporan biaya aktual (realisasi) x1= Biaya standar x2= Biaya aktual (realisasi) S1= Simpangan baku x1 (biaya standar) S2= Simpangan baku x2 (biaya aktual) entukan terlebih dahulu taraf signifikan (α) kemudian dicarit tabel dengan ketentuan df = n – 2 araf nyata yang digunakan yaitu α = 5 % 4. Tentukan kriteria pengujian. Jika t hitung < t tabel maka H0diterima dan H1 ditolak. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. 5. Bandingkan antara t hitung dengan t tabel dan gambar posisinya. 6. Buatlah kesimpulan dan saran.
30
3.4.4 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif memberikan uraian atau menjelaskantentang penyebab terjadinya perbedaan antara metode menurut perusahaan dengan metode Job Order Costing . Selain itu, analisis deskriptifmemberikan penjelasan tentang tindakan
korektif
yang
harusdilakukan
untuk
memperbaiki
metode
yangdigunakan untuk menghindariterjadinya perbedaan yang di masa yang akan datang.
31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan Berawal dari berdirinya sebuah cafe di Hotel Salak yang namanya Den Haag Café yang menjual kue-kue khas Belanda antara lain Indische Pastei (Pastel Tutup), Macaroni Schotel (Macaroni Panggang), Klappertaart, Hollandsche Kroketten, Spekkoek, Ontbijtkoek, Pannenkoeken, Oliebollen, Bitterballen & Poffertjes. Setelah beberapa bulan berjalan, terlihat ketiga penganan paling diminati pelanggan adalah Indische Pastei (Pastel Tutup), Macaroni Schotel (Macaroni Panggang), Klappertaart, kemudian dicarikanlah nama dari gabungan ketiga penganan tersebut untuk lebih dipopulerkan dan tercetuslah nama Triple Combo yang mulai dipergunakan pada awal bulan Juli 2007 Dalam
memperkenalkan
Triple
Combo,
dilakukan
terobosan
pemasarannya melalui apa yang dikenal dengan nama “Pengasong” dan untuk meningkatkan derajat pengasong, mereka tidak disebut pengasong tetapi Micro Enterpreneur (ME). Mereka dibekali rompi serta topi yang bertuliskan Triple Combo lengkap dengan nama-nama produknya serta 3 lapis keranjang tenteng untuk mengisi ketiga macam penganan tadi. Dari para ME tersebut, produk Triple Combo mulai dikenal oleh masyarakat dan berkembang cukup pesat sehingga yang pada awalnya tempat produksinya gabung dengan dapur Hotel Salak, tetapi karena sudah tidak memadai lagi maka mulai pertengahan tahun 2008, Hotel Salak menyewa sebuah rumah di Jalan Pangrango 8 untuk dijadikan tempat produksi sekaligus gerai untuk menjual. Untuk memberikan pilihan pada para pelanggan, hingga kini telah tercipta lebih dari 10 macam rasa Klappertart sebagai produk yang paling unggul. Aneka rasa Klappertart tersebut yaitu : Original, Strawberry, Blueberry, Coklat, Pandan, Tape (3 macam tape), Keju, Triple Cheese (3 macam keju), Cookie n Cream, Fruits n Nuts, Tutti Frutti, Ogura, Mint, Green Tea, Low Calorie, Klappertart Cake dengan Tape Singkong, Klappertaart Panggang dan Klappertart Combo.
32
Karena Klappertart yang paling diminati oleh pelanggan, maka rumah tempat produksi maupun gerai penjualan tersebut dinamakan Klappertart Huize atau Rumah Klappertart. Selain citarasa yang baik, satu keunggulan dari Klappertartnya Triple Combo adalah Halal yang mana Triple Combo telah mengantongi Sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh MUI karena hampir semua Klappertart yang ada di Indonesia menggunakan rum (alcohol) karena penganan ini awal terkenalnya di Manado yang mayoritas masyarakatnya Nasrani. Kini Triple Combo telah dikenal dibeberapa kota besar di Indonesia dan Klappertart Huize telah menjadi salah satu tujuan orang yang melakukan wisata kuliner di Bogor. Melihat perkembangan dunia kuliner di Bogor yang dapat dikatakan sebagai surga kuliner (Culinary Paradise) kedua setelah Bandung, maka pada awal tahun 2007, Hotel Salak The Heritage berkeinginan untuk menambah semarak dunia kuliner di Bogor dengan
membuat produk oleh-oleh yang
bernuansa Belanda sesuai dengan sejarah Hotel Salak yang merupakan warisan atau peninggalan masa penjajahan Belanda dan dapat diterima oleh lidah masyarakat Indonesia. Struktur organisasi dari Triple Combo dibuat sederhana agar dapat lebih mudah dalam memberikan koordinasi yang dikepalai oleh Koordinator lapangan yang mengelola proses produksi dan sistem pelayanan. Pengawasan dilakukan oleh manajemen PT. Anugerah Jaya Agung (Hotel salak The Heritage). Saat ini Triple Combo memiliki 4 orang karyawan tetap, 7 orang karyawan kontrak dan 25 karyawan harian. Adapun struktur organisasi di Triple Combo seperti yang terlampir di Lampiran 2. 4.2 Bahan Baku Utama Yang Digunakan Dalam Proses Produksi Triple Combo (Klappertart,Macaroni Schotel dan Fruit Tartlet) Proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada. Klappertart, Macaroni Schotel dan Fruit Tartlet diproduksi oleh Triple Combo berdasarkan pesanan dan berdasarkan ketersedian produk di outlet-outlet Triple Combo.
33
1. Bahan baku yang digunakan dalam pengolahan Klappertart terdiri dari : a) Kelapa muda Kelapa muda merupakan bahan utama dalam pengolahan Klappertart. Kelapa muda dibeli setiap hari dengan tujuan agar kualitas dan kesegaran kelapa selalu terjamin. Pemilik menetapkan standar sendiri untuk kelapa yang akan digunakan dalam proses produksi Klappertart yaitu kelapa yang masih muda dan teksturnya sangat lembut. b) Susu cair Klappertart, Macaroni Schotel dan pastel tutup ketiga produk tersebut menggunakan bahan baku susu cair yang sudah di sterilisasi agar tidak ada fermentasi. Pencampuran kelapa dan susu dangat diperhatikan karena jika salah satu dari bahan tersebut kurang segar maka akan menyebabkan rasa yang masam dan tidak tahan lama terhadap ketiga produk makanan tersebut. c) Tepung Custard dan Maizena Tepung custard dan tepung maizena dicampur dengan bahan lain untuk menyatukan adonan Klappertart. Tepung Custard dan Maizena dikirim oleh penyuplai yang sudah memenuhi standard yang ditentukan Triple Combo setelah dibandingkan dengan penyuplai dengan merek lain. Tepung Custard dan Maizena dikirim 10 kg setiap 2 (dua) hari agar dapat menghemat biaya penyimpanan bahan baku. d) Margarine Margarine yang digunakan harus sesuai dalam proses produksi yaitu aromanya segar, tidak berjamur, warnanya kuning muda atau pucat hingga kuning tua, dan teksturnya lembut., tidak pucat, dan tidak ada rasa. Margarin dibeli di toko grosir khusus bahan-bahan kue yang dekat dengan lokasi produksi e) Gula Pasir Kriteria gula pasir yang digunakan dalam proses pembuatan wingko yaitu gula pasir lokal yang berwarna putih dan bersih agar tidak mempengaruhi warna produk jadi. f) Telur Dalam pembuatan Klappertart telur yang digunakan hanya bagian putih nya saja, maka sebelum pencampuran adonan putih telur dipisahkan dengan
34
kuning telurnya. Kuning telur akan digunakan untuk membuat kue bolu atau lapis Surabaya. Sedangkan dalam pengolahan Macaroni Schotel, telur langsung dicampurkan kedalam adonan. 2. Bahan baku utama yang digunakan dalam pengolahan Macaroni Schotel terdiri dari: a) Macaroni Macaroni merupakan bahan utama dalam pengolahan Macaroni Schotel. Kriteria dari macaroni yang digunakan adalah yang ukurannya kecil hingga sedang, warna tidak pucat, tidak dalam keadaan lembab dan tidak berbau.Macaroni dibeli di toko bahan-bahan kue yang terdekat dengan lokasi produksi. b) Corned beef Corned beef digunakan untuk dicampurkan ke dalam adonan Macaroni Schotel. Corned beef yang diguakan adalah corned beef dalam kemasan kaleng yang dibeli di toko grosir bahan-bahan kue terdekat dari lokasi, harga dan kualitasnya sudah sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan. c) Keju Keju digunakan sebagai topping dari Macaroni schotel dengan yang memliki protein yang tinggi dan kualitas nomor 1(satu). Kualitas keju yang baik merupakan hal yang penting karena menciptakan rasa yang khas dan penampilan yang baik untuk produk Macaroni schotel. Keju disuplai oleh pembekal yang langsung diantar ke Triple combo setiap 1(satu) minggu sekali, untuk menjaga kualitas keju dan tidak terlalu lama tersimpan di gudang penyimpanan bahan baku. d) Susu cair Macaroni Schotel menggunakan bahan baku susu UHT (Ultra High Temperature) yang dikirim oleh pembekal tetap dari Jakarta. Pengiriman dua kali dalam seminggu. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas dari susu tersebut dan tidak terlalu lama tersimpan di gudang penyimpanan bahan baku. .
35
3. Bahan baku utama yang digunakan dalam pengolahan Fruit tarlet terdiri dari: a) Buah Kaleng Buah yang digunakan sebagai toping dari Fruit Tartlet adalah buah kaleng dengan berbagai macam buah di dalamnya. Buah kaleng dibeli di toko aneka macam bahan kue yang berlokasi di jalan Gedong Sawah Bogor. b) Telur Dalam fruit tarlet telur yang digunakan seluruhnya dalam pembuatan adonan utama dari fruit tarlet. c) Margarine Margarine yang digunakan harus sesuai dalam proses produksi yaitu aromanya segar, tidak berjamur, warnanya kuning muda atau pucat hingga kuning tua, dan teksturnya lembut., tidak pucat, dan tidak ada rasa. Margarin dibeli di toko grosir khusus bahan-bahan kue yang dekat dengan lokasi produksi d) Tepung terigu Tepung terigu dalam pembuatan adonan fruit tarlet merupakan bahan baku yang digunakan paling banyak dari bahan baku yang lain. Kualitas dari tepung terigu pun di perhatikan karena akan mempengaruhi hasil akhir dari adonan tersebut. Harga bahan baku dapat sewaktu-waktu berubah karena ada penyesuaian harga pasar dan permintaan yang terjadi di pasar. Namun, perusahaan memiliki acuan harga yang merupakan harga pasar rata-rata untuk menentukan harga pokok. Harga pasar rata-rata menurut perusahaan terlampir di Lampiran 3. 4.3 Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi Penentuan harga pokok produksi menurut perusahaan dan menurut metode Job Order Costing terhadap data pesanan bulan Juni sebanyak 72 pesanan dimana pesanan tersebut terdapat produk Klappertart, Macaroni Schotel dan Fruit tarlet. Dalam menentukan biaya yang dialokasikan pada setiap faktor-faktor produksi.
36
4.3.1 Menurut Metode Perhitungan Perusahaan Berikut ini perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan. Dalam menghitung harga pokok produksinya perusahaan hanya menghitung biaya bahan baku dan bahan baku pembantu seperti Tabel 3 berikut ini : Tabel 3. Contoh perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan Pemesan :
Apri Wulandari Nama Barang 1. Klappertart : 2. Mac.schotel 3. Fruit Tartlet Spesifikasi medium Jumlah
:
Nama produk
Klappertart Mac.Schotel Fruit Tartlet
Tgl pesanan :
3-Jun
Tgl pengiriman :
4-Jun
60 pcs/ produk Bahan baku & bahan baku pembantu bahan Plastik Sendok baku (Rp) (Rp) (Rp) 2.314 100 100 2.474 100 100 2.550 100 100
Alumuniumc up (Rp) 385 385 385
Jumlah (Rp) 173.940 183.540 188.100
Total
545.580
Harga Jual
990.000
Laba menurut perusahaan
444.420
Sumber : Data produk pesanan Bulan Juni 2012 (data olahan 2012)
4.3.2 Metode perhitungan dengan Job Order Costing Berikut ini metode perhitungan dengan menggunakan Job Order Costing. Dalam perhitungannya metode ini menghitung biaya bahan baku & bahan baku pembantu, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik. a)
Biaya Bahan Baku dan bahan baku pembantu.
Terdapat biaya bahan baku dan biaya bahan baku pembantu yang dialokasikan untuk pentuan harga pokok produksi Klappertart, Macaroni Schotel dan Fruit Tartlet. 1.
Klappertart Dalam pembuatan Klappertart dengan ukuran 1(satu) resep akan menjadi 10 buah Klappertart yang dikemas dengan alucup ukuran 60mm x 60 mm atau medium bahan baku yang dibutuhkan seperti dijelaskan pada Tabel 4 berikut ini:
37
Tabel 4. Biaya bahan baku Klappertart NO.
KETERANGAN
SATUAN
HARGA(Rp)
Bahan Baku Langsung 1
Kelapa muda
300 gr
8.100
2
Tepung Terigu
50 gr
350
3
Maizena
20 gr
150
4
Tepung custard
50 gr
2.700
5
Blue band margarine
120 gr
2.040
6
Gula Pasir
100 gr
1.100
7
Susu UHT
800 ml
8.500
8
Kismis
20 gr
200
Total biaya bahan baku
23.140
Biaya per item (10 buah)
2.314
Sumber : Daftar harga bahan baku bulan Juni 2012 (data olahan 2012)
2.
Macaroni Schotel Dalam pembuatan Macaroni Schotel dengan ukuran 1(satu) resep akan menjadi 10 buah Macaroni Schotel yang dikemas dengan alucup ukuran 60mm x 60 mm atau medium , bahan baku yang dibutuhkan seperti dijelaskan pada Tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Biaya bahan baku Macaroni Schotel NO.
KETERANGAN
SATUAN
HARGA(Rp)
Bahan Baku Langsung 1
Macaroni
200 gr
2060
2
Corned beef
150 gr
7169
3
Susu UHT Indo milk
380 mL
4161
4
Tepung mustard
5 gr
150
5
Blue band margarine
25 gr
6
Keju Parut
250 gr
10000
7
Bawang bombay
25 gr
500
700
Total biaya bahan baku
24.740
Biaya per item (10 buah)
2.474
Sumber : Daftar harga bahan baku bulan Juni 2012 (data olahan 2012)
38
3.
Fruit Tarlet Dalam pembuatan Fruit tartlet dengan ukuran 1(satu) resep akan menjadi 10 buah Fruit tartlet bahan baku yang dibutuhkan seperti dijelaskan pada Tabel 6 berikut ini:
Tabel 6. Biaya bahan baku Fruit Tarlet NO.
KETERANGAN
SATUAN
HARGA(Rp)
4150
Bahan Baku Langsung 1
Margarin
400 gr
2
Icing sugar
300 gr
3
Telur
3 butir
3600
4
Tepung terigu
1 kg
6000
5
Apricot
100 gr
2800
6
Strawberry
5 buah
1400
7
Tepung vla
100 gr
3550
4000
Total biaya bahan baku
25.500
Biaya per item (10 buah)
2.550
Sumber : Daftar harga bahan baku bulan Juni 2012 (data olahan 2012)
4.
Biaya bahan baku pembantu Selain bahan baku langsung terdapat pula bahan baku pembantu dalam mengemas produk jadi agar memiliki nilai jual. Bahan baku pembantu yang digunakan yaitu plastik kemasan dengan harga Rp.100,00 per buah, alucup dengan harga Rp.385,00 per buah dengan ukuran 60mm x 60mm serta sendok plastik dengan harga Rp.100,00 per buah.
b) Biaya tenaga kerja langsung Dalam perhitungan biaya tenaga kerja langsung ditentukan tarif tenaga kerja langsung per jam dengan perhitungan sebagai berikut: Tarif Tenaga kerja langsung : Upah 1 hari / 8 jam kerja = Rp 36.000 / 8 jam = Rp 4.500 / jam Untuk perhitungan biaya tenaga kerja langsung ditentukan dari waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi produk pesanan.
39
c) Biaya overhead pabrik Dalam perhitungan biaya overhead pabrik antara lain biaya listrik, air, telepon dan gas dihitung dengan cara penentuan besar tarif biaya listrik, air, telepon dan gas. Tarif untuk biaya overhead pabrik diperhitungkan sebagai berikut : 1. Biaya air = total biaya air bulan Juni / total produksi = Rp1.386.400 / 11.742 buah = Rp 118 / buah 2. Biaya listrik = total biaya listrik bulan Juni / total produksi = Rp6.250.500 / 11.742 buah = Rp 532 / buah 3. Biaya telepon = total biaya telepon bulan Juni / total produksi = Rp1.692.000 / 11.742 buah = Rp 144 / buah 4. Biaya gas = total biaya gas bulan Juni / total produksi = Rp1.227.000 / 11.742 buah = Rp 104 / buah c.
Penentuan Margin Laba Berdasarkan hasil wawancara dengan Direktur Keuangan Hotel Salak The Heritage yang merupakan induk perusahaan dari Triple Combo, sesungguhnya perusahaan mengharapkan margin 30% dari harga pokok produksi dari setiap pemesanan. Berikut salah satu contoh perhitungan dengan metode Job Order Costing. Perhitungan untuk masing pemesanan selengkapnya terlampir di Lampiran 4.
Dalam perhtungan denga metode Job Order Costing faktor produksi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Seperti yang terlihat pada Tabel 7 berikut ini :
40
Tabel 7. Contoh Lembar kerja biaya dengan metode JOB ORDER COSTING Pemesan : Nama Barang :
Apri Wulanbdari
Spesifikasi : Jumlah :
medium
1. klappertart 2. mac.schotel 3. Fruit Tartlet
Tgl 03-Jun Tgl pengiriman : 04-Jun
No pemesanan :
5
60 pcs/ produk
Bahan baku & bahan baku pembantu BTKL BOP bahan Plastik(Rp) Sendok(Rp) Alucup(Rp) jumlah(Rp) Jam tarif(Rp) Jumlah air(Rp) listrik(Rp) Telpon(Rp) gas(Rp) Jumlah(Rp) Baku(Rp) Pekerja Jumlah(Rp) Klappertart 2.314 100 100 385 173.940 18.000 7.084 31.939 8.647 6.270 53.941 2 4500 2 Mac.Schotel 2.474 100 100 385 183.540 - 7.084 31.939 8.647 6.270 53.941 Fruit tartlet 2.550 100 100 385 188.100 2 4500 2 18.000 7.084 31.939 8.647 6.270 53.941 Total 545.580 36.000 161.822 Biaya Bahan Baku Rp545.580 Harga jual Rp990.000 Biaya TKL Rp36.000 xx Biaya kirim Rp60.000 Biaya overhead Rp161.822 HPP Rp824.402 Biaya Box isi 6 Rp21.000 nama produk
Biaya produksi Rp764.402 Laba Rp165.598 Sumber : Data pesanan produk bulan Juni 2012 (data olahan 2012)
4.4. Analisa perhitungan menurut perusahaan dan menurut perhitungan dengan metode Job Order Costing Perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan total biaya untuk memproduksi pesanan Klappertart 60 buah dengan biaya bahan baku dan bahan baku pembantu sebesar Rp 2.314 per produk, Macaroni Schotel 60 buah dengan biaya bahan baku dan bahan baku pembantu sebesar Rp 2.474 per produk dan fruit tarlet 60 buah dengan biaya bahan baku dan bahan baku pembantu sebesar Rp 2.550 per produk dan total biaya untuk pekerjaan atau pesanan tersevut sebesar Rp.545.580 dengan harga jual untuk pesanan tersebut sebesar Rp.990.000 dan mengakui laba sebesar Rp.444.420 Sedangkan, berdasarkan perhitungan dengan metode Job Order Costing total biaya untuk memproduksi pesanan Klappertart 60 buah, Macaroni Schotel 60 buah dan fruit tarlet 60 buah sebesar Rp 764.402 dan ditambah dengan biaya kirim sebesar Rp 60.000. Dengan Harga Pokok Produksi per unit untuk Klappertart sebesar Rp 3.948, Macaroni Schotel Rp.4.108 dan Fruit tarlet sebesar Rp 4.334. Harga jual untuk pesanan tersebut yang ditentukan perusahaan yaitu sebesar Rp 990.000 dan laba yang sebenarnya terjadi sebesar Rp 165.598 dari pekerjaan pesanan tersebut. Berarti margin laba yang terjadi adalah 22% dari harga pokok produksi, margin laba 30% yang
41
diharapkan belum terpenuhi. Dari perhitungan yang diakui perusahaan dengan menurut metode Job Order Costing margin yang terjadi sebesar terdapat perbedaan dalam pengakuan biaya dan laba perusahaan.. Perbedaan ini dapat menjelaskan permasalahan manajemen perusahaan dalam penentuan biaya dan laba perusahaan. Permasalahan yang selama ini terjadi manajemen menganggap bahwa biaya dari setiap bahan baku terlalu mahal sehingga laba yang sebenarnya terjadi tidak sesuai dengan perhitungan menurut perusahaan. Langkah yang sudah dilakukan manajemen untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan mengganti produk yang selama ini digunakan dengan produk lain yang harganya lebih murah. Dampak yang muncul dari keputusan ini adalah kualitas dari setiap produk yang dipesan menjadi menurun. 4.5. Uji hipotesis Uji hipotesis yang dilakukan yaitu menggunakan uji t (t-test) dengan bantuan SPSS 15 for Windows. Uji t ini dilakukan untuk menganalisis perbedaan yang terjadi antara Harga pokok produksi menurut perusahaan dengan harga pokok produksi menurut metode Job Order Costing signifikan atau tidak signifikan dan untuk menganalisis perbedaan yang terjadi antara harga jual standar dengan harga jual aktual signifikan atau tidak signifikan. Pengujian ini dilakukan untuk menindaklanjuti fungsi manajemen di Triple Combo sebagai pengendalian dan pengawasan terhadap komponen-komponen biaya produksi. Hasil dari uji t terhadap komponen-komponen biaya produksi dijelaskan sebagai berikut. 4.5.1. Uji Hipotesis Harga Pokok Produksi Sebelum mengambil keputusan uji hipotesis, terlebih dahulu lihat hasil dari evene’s test untuk melihat homogenitas varians. Untuk uji hipotesis homogenitas varians : H0 δ12 = δ12 (varians di populasi yang sama) H1 δ12 ≠ δ12 (varians di populasi yang tidak sama) Dari hasil analisis uji homogenitas terlihat bahwa nilai p = 0,068. Nilai ini lebih besar dari nilai α = 0,05.
erarti H0 diterima ( varians di populasi sama).
42
Dengan demikian, digunakan t untuk asumsi varians di populasi sama (Equal variance assumed) Hasil dari uji t seperti yang terlampir di Lampiran 5, untuk harga pokok produksi berdasarkan pesanan di Triple Combo diperoleh t hitung 2,021 dan t tabel sebesar 1.655 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 142. Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak, sehingga harga pokok produksi menurut perusahaan dengan harga pokok produksi menurut perhitungan dengan metode Job Order Costing terjadi perbedaan yang signifikan. 4.5.2 Uji Hipotesis Harga Jual Sebelum mengambil keputusan uji hipotesis, terlebih dahulu lihat hasil dari
evene’s test untuk melihat homogenitas varians. Untuk uji hipotesis
homogenitas varians : H0 δ12 = δ12 (varians di populasi yang sama) H1 δ12 ≠ δ12 (varians di populasi yang tidak sama) Dari hasil analisis uji homogenitas terlihat bahwa nilai p = 0,083. Nilai ini lebih besar dari nilai α = 0,05.
erarti H0 diterima (varians di populasi sama).
Dengan demikian, digunakan t untuk asumsi varians di populasi sama (Equal variance assumed) Hasil dari uji t seperti yang terlampir di Lampiran 6, untuk harga jual berdasarkan pesanan di Triple Combo diperoleh t hitung 2,019 dan t tabel sebesar 1.655 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 142. Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak, sehingga harga pokok produksi rata-rata menurut perusahaan dengan harga pokok produksi rata-rata menurut perhitungan dengan metode Job Order Costing terjadi perbedaan yang signifikan. 4.5.3
Uji Hipotesis Laba Sebelum mengambil keputusan uji hipotesis, terlebih dahulu lihat hasil
dari
evene’s test untuk melihat homogenitas varians. Untuk uji hipotesis
homogenitas varians :
43
H0 δ12 = δ12 (varians di populasi yang sama) H1 δ12 ≠ δ12 (varians di populasi yang tidak sama) Dari hasil analisis uji homogenitas terlihat bahwa nilai p = 0,52. Nilai ini lebih besar dari nilai α = 0,05.
erarti H0 diterima (varians di populasi sama).
Dengan demikian, digunakan t untuk asumsi varians di populasi sama (Equal variance assumed) Hasil dari uji t seperti yang terlampir di Lampiran 7, untuk laba yang berdasarkan pendapatan dari penjualan dengan pesanan di Triple Combo diperoleh t hitung 4,284 dan t tabel sebesar 1.655 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 142. Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak, sehingga harga pokok produksi menurut perusahaan dengan harga pokok produksi menurut perhitungan dengan metode Job Order Costing terjadi perbedaan yang signifikan. 4.6. Implikasi Manajerial Berdasarkan analisis t-test diperoleh bahwa varians yang terjadi dikategorikan terdapat perbedaan yang signifikan dan tidak signifikan. Jika perbedaan yang terjadi tidak signifikan, perusahaan harus tetap melakukan pengawasan dalam proses produksi mulai dari awal hingga akhir produksi. Apalagi terhadap perbedaan yang signifikan, perusahaan harus melakukan perbaikan dalam perhitungan harga pokok produksi sehingga harga jual dan laba yang diakui sesuai dengan laba aktual. Dalam menjalankan bisnisnya perusahaan harus mampu menerapkan metode pembiayaan yang tepat, agar lebih mudah dalam pengawasan biaya produksi dan tepat dalam penentuan harga jual produknya. Serta perusahaan akan lebih mudah dalam pengambilan keputusan dalam pembiayaan. Jika metode penetapan biaya kurang tepat, akan mempengaruhi harga pokok produksi, harga jual dan laba perusahaan dan akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan.
44
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Triple Combo
terhadap harga pokok produksi yang diakui perusahaan dengan harga yang sebenarnya terjadi dengan metode Job Order Costing , maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: a)
Sebagai salah satu contoh pesanan untuk klappertart, macaroni schotel, fruit tarlet masing-masing 60 unit dengan harga jual sebesar Rp.990.000 dan mengakui biaya produksi sebesar Rp 545.580 dan laba yang diakui sebesar Rp.444.420. Sedangkan, berdasarkan perhitungan dengan metode Job Order Costing total biaya untuk memproduksi pesanan Klappertart 60 buah, Macaroni schotel 60 buah dan Fruit tarlet 60 buah sebesar Rp 764.402 dengan harga jual yang ditentukan perusahaan yaitu sebesar Rp 990.000 dan laba yang sebenarnya terjadi sebesar Rp. 165.598 . Berarti margin laba yang terjadi adalah 22% dari harga pokok produksi, margin laba 30% yang diharapkan belum terpenuhi. Dari perhitungan yang diakui perusahaan dengan menurut metode Job Order Costing terdapat perbedaan dalam pengakuan biaya dan penetapan harga jual. Perbedaan ini dapat menjelaskan permasalahan manajemen perusahaan dalam penentuan biaya dan laba perusahaan.
b) Pengujian hipotesis perbedaan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan menurut perhitungan dengan metode JOC. Dengan hasil analisis uji homogenitas terlihat bahwa nilai p = 0,068. Nilai ini lebih besar dari nilai α = 0,05. Berarti H0 diterima ( varians di populasi sama). Dengan demikian, digunakan t untuk asumsi varians di popilasi sama (Equal variance assumed). Hasil dari uji t untuk harga pokok produksi berdasarkan pesanan di Triple Combo diperoleh t hitung 2,021 dan t tabel sebesar 1.655 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 142. uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak. Sehingga rata-rata harga pokok produksi menurut perusahaan dengan rata-rata harga
45
pokok produksi menurut perhitungan dengan metode JOC ada perbedaan yang signifikan. c)
Dari hasil analisis uji homogenitas terlihat bahwa nilai p = 0,083. Nilai ini lebih besar dari nilai α = 0,05. erarti H0 diterima( varians di populasi sama). Dengan demikian, digunakan t untuk asumsi varians di popilasi sama (Equal variance assumed). Hasil dari uji t untuk harga pokok produksi berdasarkan pesanan di Triple Combo diperoleh t hitung 2,019 dan t tabel sebesar 1.655 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 142. Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak. Sehingga rata-rata harga jual menurut perusahaan dengan rata-rata harga jual ideal menurut perhitungan dengan metode JOC terjadi perbedaan yang signifikan
d) Dari hasil analisis uji homogenitas terlihat bahwa nilai p = 0,522. Nilai ini lebih besar dari nilai α = 0,05. erarti H0 diterima( varians di populasi sama). Dengan demikian, digunakan t untuk asumsi varians di popilasi sama (Equal variance assumed).Hasil dari uji t untuk laba berdasarkan pendapatan dari penjualan dengan pesanan di Triple Combo diperoleh t 4,284 dan t tabel sebesar 1.655 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 142. Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak. Sehingga rata-rata laba menurut perusahaan dengan rata-rata laba ideal menurut perhitungan dengan metode JOC terjadi perbedaan yang signifikan. 2.
Saran Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah:
a)
Perbedaan yang terjadi dinilai signifikan, hal ini harus menjadi perhatian khusus dari manajemen, koordinator pelaksana serta koordinator pemasaran terutama dalam penentuan faktor-faktor produksi yang menjadi dasar perhitungan penentuan harga pokok produksi dan penentuan presentase margin yang diharapkan perusahaan. Tindakan yang harus diambil adalah dengan melakukan
koreksi perhitungan harga pokok produksi dengan
menghitung biaya bahan baku dan pembantu, biaya tenaga kerja langsung dan
46
biaya overhead pabrik. Hal ini bertujuan agar perbedaan yang terjadi antara standar yang seharusnya dengan realisasi yang terjadi tidak terlalu besar dan manajemen dapat mengantisipasi kemungkinan yang terjadi karena akan mempengaruhi harga jual produknya dan laba yang akan didapatkan sesuai dengan nilai yang menjadi target manajemen. b) Perusahaan harus menggunakan komposisi bahan baku langsung yang sesuai dengan takaran yang telah distandarkan serta karena akan mempengaruhi hasil jadi produk yang diproduksi. c)
Perusahaan menggunakan kartu waktu agar dapat mempermudah dalam menghitung jam kerja karyawan untuk sebuah pekerjaan atau pesanan yang dikerjakan.
d) Standar yang ditetapkan oleh perusahaan yang berkaitan dengan harga sebaiknya dilakukan penyesuaian karena adanya faktor musim, ketersediaan bahan baku, dan inflasi. Selain itu harus ada penetapan harga jual minimum sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian potongan harga untuk pelanggan.
47
DAFTAR PUSTAKA Carter, W.K., danUsry,M. 2006. Cost Accounting 14th e.Mason, Ohio : Thomson. Hansen & Mowen. 2001. Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Salemba Empat. Henry Simamora.2002. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat, Jakarta. Hilto., Maher., Selto.2003.Cost Management Strategies for Decision Making. Horngren, C. T., Srikant M. Datar, George Foster. 2010. Akuntansi Biaya; Penekanan Manajerial Edisi Sebelas. Desi Adhariani, penerjemah. Jakarta: Indeks. Terjemahan dari: Cost Accounting; A Managerial Emphasis Eleventh Edition Iyaa.2012. Nippon Indosari Targetkan Penjualan Tumbuh 30% pada 2013 (www.m.iyaa.com/finance/berita/industri)[artikel].[diunduh 28 februari 2013) ] Junaidi. 2010. Titik presentasi (www.junaidichaniago.wordpress.com) Kemenperin. 2013. Data laju pertumbuhan (www.kemenperin.go.id) [5 Februari 2013]
distribusi industri
t tahun
(df=1-200). 2011-2012.
Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. Erlangga,Jakarta. Ksheshariani,W. 2011. Analisis Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi (Studi Kasus Ukm Wingko Babat Cap Kapal Terbang Semarang). [skripsi].Institut Pertanian Bogor, Bogor Mulyadi. 2005. Akuntansi Biaya. Yogyakarta. STIE YKPN. Mulyadi. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta. STIE YKPN. Neraca.2013. Industri Makanan Dan Minuman Tumbuh Di Atas Target. http://neraca.com/ Industri Makanan Dan Minuman Tumbuh Di Atas Target[artikel] [4 februari 2013] Nurbani, A. 2007 Perhitungan biaya produksi dengan menggunakan sistem Job order costing pada perusahaan Garmen (studi kasus pada PT SBC, Depok) [skripsi]. Universitas Indonesia, Depok Pujiastuti, D. 2003. Peranan Job Order Costing Method Dalam Menetapkan Harga Pokok Produksi ( Studi Kasus ptdt PT. Harost Ismi, Bandung) [skrpsi]. Universitas Widyatama, Bandung Rachmayanti, D.K. 2011. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Sepatu Dengan Metode Full Costing ( Studi kasus UKM Galaksi Kampung Kabandungan Ciapus,Bogor) [skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor Setyawan,H. Manurung,T.M. dan Yunita. 2010. Evaluasi Penerapan Metode Job order costing dalam penentuan Harga Pokok Produksi (Studi kasus PT.Organ Jaya) [jurnal]. STIE Kesatuan Bogor, Bogor Supriyono. 2000. Akuntansi Biaya, Buku 1, Edisi Dua, Yogyakarta
48
LAMPIRAN
49
Lampiran 1. Kuesioner wawancara
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB ORDER COSTING (Studi Kasus: Triple Combo, Bogor) Dalam rangka memenuhi tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana,saya Ade Putri Mulfi (H24104022), mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, memohon kesediaan Bapak untuk melakukan wawancara guna penelitian saya. Saya melakukan wawancara ini sebagai data primer dalam penelitian saya yang berjudul Analisis Harga Pokok Produksi Dengan Metode Job Order Costing (Studi Kasus: Triple Combo, Bogor). A. Sumber Informasi 1. Direktur Keuangan Triple Combo, Bogor. 2. Bagian Produksi atau Juru Masak Triple Combo, Bogor. a)
Bagaimana sejarah dan perkembangan Triple Combo?
b) Apa visi dan misi Triple Combo? c)
Bagaimana struktur organisasi Triple Combo ?
2.
Konsep Biaya Standar
a)
Apa saja komposisi dalam pembuatan Klappertart, Macaroni Schotel, dan fruit tartlet?
b) Apakah bahan baku yang digunakan diperoleh dengan cara membeli semua dari pemasok atau ada yang diproduksi sendiri? c)
Bagaimana caranya agar memperoleh (membeli) bahan baku dengan harga yang wajar?
d) Apakah dasar dalam menentukan tarif upah yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja? e)
Berapa lama waktu standar yang diperlukan untuk memproduksi Klappertart, Macaroni Schotel, dan fruit tartlet?
f)
Apakah dasar dalam menentukan tarif biaya overhead pabrik?
Berapa target laba yang diharapkan oleh perusahaan?
50
Lampiran 2. Struktur Organisasi Triple Combo Coordinator Dwi Irfan
R/D Haris
HRD Daily Worker
Purchasing Mulyadi
Driver DailyWorker
Waiter DailyWorker
Supervisor Riska
Op.Support DailyWorker
Accounting Ade Putri
Security DailyWorker
Prod. Asst Sanudin
TC Snack box DailyWorker
Chef Yahizkiel
Cost/QC Herlia
Coor.Marketing Usman
TC SPC Kwardian.W
TC SPC DailyWorker
Markt.officer Dita, Lutfi
51
Lampiran 3. Daftar Harga Bahan Baku NO.
ITEM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
ABC kecap asin 620ml ABC kecap manis refill ABC sambal Abc Tomat Abon Agar2 Matahari plain 7gr Agar2 star plain Alania chocolate Anchor bakers mix blending Anchor cooking cream Anggur Apricot B. bombay B.daun B.merah B.putih Baker Bonus Baking powder Bakso Bensdorp (dutchedcocoa) Biji pala bubuk biker mix Bimoli 5 lt Boneless dada Brownies amanda Buntut Butter croissant Carlo Cerry tanpa tangkai Cheese favourite
HARGA
SATUAN
7.250 Dus (isi 12) 11.252 600 ml 73.500 6 kg 58.300 6 kg 410.000 6 kg 17.500 (12x2x1 deus) 19.500 7 gr 276.000 dus (isi 240 sc) 500.000 15 kg 61.000 1 lt 45.000 14.000 500 gr 10.000 Kg 10.000 Kg 16.000 Kg 16.000 Kg 35.000 500 gr 3.000 pack 12.500 1 pack 91.000 1kg 8.650 37 gr 500.000 15 kg 62.500 isi 4 48.000 kg 24.000 Dus 80.000 kg 1.600 pcs 11.900 / 500gr 30.000 1 kg 1.015.000 Karton (isi 8x2kg)
SUPPLIER
UD. Berkah Jaya (Pak Imron) UD. Berkah Jaya (Pak Imron) UD. Berkah Jaya (Pak Imron) UD. Berkah Jaya (Pak Imron)
TAS The Cake House
Dairyfood Internusa
52
Lanjutan lampiran 3 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
Choco cashew Choco chips chcolate Choco chips White Cip cornet Coklat pasta 500gr Cooking Cream Cornet Pronas 340gr Curry powder Croisant 30gr Cuspy Daging giling Dairygold dark compound block Danish chocolate 30gr Danish raisin 30gr Daun pisang Delmonte ext hot 10gr Delmonte fruit cocktail Delmonte Peach Delmonte tomat pasta Delmonte whole kernel corn Diva bolu kukus putih Diva ess banana spesial Diva ess tutti frutti D'ND f/mlk pln Emping Es batu Es Krim Farmhouse smoked beef Fermipan Forvita Fresh Milk Frisian flag manis putih Fruit Cocktail meily
36.000 1 Kg 11.450 3 kg 14.000 250gr 193.000 lusin 55.000 61.000 1 ltr 189.000 / 0.5 lusin 8.800 50 gr 2.000 494.900 1 dus = 10 kg 50.000 kg 340.000 Karton (isi 12x2kg) 1.600 200 pcs 1.950 400 pcs 10.000 86.000 21 x 1 dus 26.500 825 gr 25.000 kaleng 9.700 170gr 10.000 15.900 22.000 21.000 30 ml 11.790 8.500 250gr 12.000 Kg 69.090 / 5 ltr 22.000 225 gr 32.500 500gr 159.000 15 kg 10.505 ltr 9.000 13.500 565 gr
Le Viennois Le Viennois CV.Dua Sekawan Dairyfood Internusa Le Viennois Le Viennois
EVER Ice PT. Campina Ice Cream Industry
PT.Sukanda Jaya
53
Lanjutan lampiran 3 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97
Garam 250 gr Gula ILP Gula halus 500gr Han crema instant Happy Salad oil Jagung kacang Tanah Kacang Almond Bbk Kacang almond Iris Kacang Bogor Kacang Hijau-golden farm Kacang kenari kupas Kara nata de coco Kacang ijo kupas Kecap bango 620 ml Keju Prochiz Kelapa muda Kemiri Kenari kupas Kentang Ketan Ketan Ketan hitam cap gunung Kismis Kismis (11.35kg) Koepoe2 bumbu spekoek koepoe2 biji pala bubuk 37gr Krupuk Udng Finna Lada bubuk halus 1 kg Lagie cok chip 1/2bulat 3kg Lapis Pepe Lemper ayam lasagna sanremo Macaroni Sedani
19.500 (410x1 bal) 500.000 Bal (50kg) 110.500 dus (isi 16) 257.000 dus (isi 12) 35.690 / liter 7.500 kg 10.000 Kg 45.000 /500gr 37.000 / 500gr 11.000 / kg 24.400 1 kg 60.000 1 kg 7.700 1kg 17.000 1 kg 18.200 Dus (isi 12) 104.000 2 kg 27.000 Kg 8.200 250 gr 80.000 Kg 6.500 Kg 8.300 ltr 8.500 bgks 4.750 250 gr 230.000 10 kg 340.500 dus 4.850 (12x6x1dus) 8.650 12*6*1dus 12.500 250gr 92.000 11.450 1.300 Pcs 1.800 pcs 18.000 26lmbr 128.000 per karton/10kg
UD. Berkah Jaya (Pak Imron)
Zafa coconut Toko mekar jaya UD. Berkah Jaya (Pak Imron)
yoeks
Toko Nuning/Empang Order dari luar (mas Dwi)
54
Lanjutan lampiran 3 98 Madu alam sumbawa 99 Maggie ayam block isi 50 100 Mandarin orange 101 Masako kaldu ayam 102 Masako kaldu sapi 103 Mayonaise 104 Mero Lepatta tropicana blueberry 5 kg 105 Mero Lepatta tropicana straw 5 kg 106 Meses 5 kg 107 Mini butter croissant 108 Mini sultana croissant 109 Minyak Majuan 110 Mothers Choice 111 Multi napkin 10 112 Mushroom 425 gr 113 Mustard 245 114 Nasi Uduk 115 Nutrijell 10gr 116 Nutrijell anggur 15 gr 117 Nutrijel lychee 15gr 118 Nutrijel jambu 15gr 119 Nutrijell orange 15gr 120 Nutrijel melon 15gr 121 Oregano 20 gr 122 Palmsuiker Pigo 250gr 123 Parsley 124 Pasta mangga 125 Pasta Melon 126 Pasta nanas cap koepoe2 127 Pasta pandan 128 Pasta pisang ambon 129 Pasta strawberry 130 Pasta Toffieco Vanilla 131 Peach Halves
38.500 1 ltr 16.000 30x1 dus 7.500 klng kecil 7.000 7.000 85.500 4x1dus 61.000 61.000 164.500 dus (isi 2) 1.450 30gr 1.700 30gr 193.000 18 liter 204.000 15 kg 3.290 9.500 (12x2x1 dus) 18.000 (12x2x1dus) 3.500 bgks 12.100 dus (isi 12) 31.700 (12x12x1 dus) 31.700 dus/12 31.700 12*12*1dus 31.700 (12x12x1 dus) 31.700 dus/12 6.500 (50x1kg) 51.500 (12x4x1 dus) 11.248 4.500 4.700 (12x6x1dus) 4.700 (12x6x1dus) 32.000 250 gr 4.700 (12x6x1dus) 4.700 (12x6x1dus) 16.000 100gr 30.000 825gr
Toko Yoeks
55
Lanjutan lampiran 3 133 134 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170
Pro chiz cheddar 2 kg Pronas cornet 340 gr Sambal ABC 10 gr Sania refill Santan Cocomas1lt Sari roti tawar Selai Pindekas 1/2 kg Serabi Slai Strawbery Shindongbang maizena Smoked beef Sossis soun Biru 250 gr Soun biru 500gr Spikel warna Strawberry Sukade green apple Susu kental manis putih Susu murni Susu murni Tahu Cina Talas Tape Tatakan coklat Telor ayam Tepung roti kasar putih 500 gr (bread Crumb) Tepung almond Tepung beras rose Tepung Gula Kenari 500 gr Tepung Gula Tebu 500gr Tepung hunkwe cap Boenga Hitam Tepung ketan Tepung ketan rose Tepung Maizena
104.000 (8x1 dus) 195.000 dus (isi 12) 86.500 dus (isi 21) 23.800 2 ltr 262.000 (12 x 1 Dus) 7.500 370 gr 12.000 (20x2x1dus) 1.300 pcs 61.000 5 kg 180.000 25 kg 22.000 225 gr 33.000 kg 4.000 (20x5x1 dus) 7.750 dus (isi 50) 12.500 250 gr 14.990 dus 12.500 (4x110x1 dus) 6.800 385 gr 4.500 ltr 6.000 ltr 35.000 20 pcs 8.000 kg 5.000 kg 2.900 19.200 kg 17.500 95.000 1 kg 5.850 /500gr 109.000 (20x1 dus) 118.500 (20 x 1 dus) 13.500 (20x5x1 bgks) 6.000 5.850 /500gr 175.500 25kg
Pak RT Ibu Lisa
56
Lanjutan lampiran 3 171 Tepung Roti Kasar mix brdcamp 172 Tepung roti kasar putih 1 kg 173 Tepung Tani 174 Terigu cakra 175 Terigu segitiga 176 Toffieco mocca super 177 Toffieco Pandan pasta 178 Toffieco Vanil a pasta 179 Topping ice 180 Tulip choco crème 181 Tulip chocolate compound 1 kg 182 Tulip Décor dark Chocilate Compound 183 Tulip white compound 1 kg 184 Tuna Wilmond 180gr 185 Toping Pride 186 Ubi 187 Ultra milk coklat 188 Ultra milk low fat plain 189 Vanil a Crystal 190 Wijen putih 191 Wilmond Mandarin Orange 312 gr 192 Wilmond Tuna 185 gr 193 Wortel 194 Wortel Super 195 Zimuffin vanil a
16.000 / kg 16.500 11.000 1 kg 157.000 25 kg 145.200 /25kg 5.500 500 gr 5.500 500 gr 16.000 100 gr 33.500 ltr 19.000 (2.5kgx2) 34.300 kg 37.000 1 kg 51.000 1 kg 10.500 dus (12x4xdus) 366.000 dus/10 4.000 Kg 11.500 12.850 2.750 / pack 9.000 (12x2x1 dus) 10.500 (12x4x1 dus) 6.000 Kg 8.500 22.500 1 kg
UD. Berkah Jaya (Pak Imron)
UD. Berkah Jaya (Pak Imron) yoeks
57
Lampiran 4. Perhitungan HPP dengan Job order costing (job cost sheet) No pemesanan :
Pemesan : Nama Barang : Spesifikasi : Jumlah :
Tgl pesanan : Tgl pengiriman :
Mba Tika 1. klappertart
31-Mei 01-Jun
medium 36 pcs
Bahan baku Food cost 2.314
Plastik
Sendok
Alucup
100
100
385
Total Biaya Bahan Baku Biaya TKL xx Biaya overhead
4.200 149.928
104.364
Harga jual
Jam 1
Laba
78.072
No pemesanan :
Tgl pesanan : Tgl pengiriman :
2.314
4.251
listrik 19.164
Telpon 5.188
gas 3.762
Jumlah 32.364 32.364
2
31-Mei 01-Jun
medium 30 pcs
Bahan baku Food cost
9.000
air
60.000
209.928
1. klappertart
Jumlah
9.000
HPP
Ibu Susan
BOP
288.000
Biaya kirim
32.364
Biaya produksi
jumlah
BTKL Jumlah tarif Pekerja 4500 2
104.364
104.364 9.000
Biaya Box isi 6
Pemesan : Nama Barang : Spesifikasi : Jumlah :
1
Plastik
Biaya TKL Biaya overhead
18.000 26.970
Biaya Box isi 6 Biaya produksi
3.500 135.440
Alucup
100
385 Harga jual Biaya kirim
jumlah 86.970 86.970
Jam 2
BOP Jumlah
18.000 18.000
air 3.542
listrik 15.970
Telpon 4.324
gas 3.135
Jumlah 26.970 26.970
240.000 60.000
HPP
195.440
Laba
44.560
57
Biaya Bahan Baku
100 Total 86.970
Sendok
BTKL Jumlah tarif Pekerja 4500 2
58
Lanjutan lampiran 4 No pemesanan :
Pemesan : Nama Barang : Spesifikasi : Jumlah :
Pak Salim
Food cost
Plastik
Tgl pesanan : Tgl pengiriman :
1. klappertart
31-Mei 01-Jun
medium 70 pcs
Bahan baku
2.314
Sendok
Alucup
100
385
100 Total 202.930 18.000
Biaya Bahan Baku Biaya TKL xx Biaya overhead
jumlah 202.930 202.930
2
Biaya produksi
292.261
BTKL Jumlah Pekerja 4500 2 tarif
352.261
Laba
109.739
Spesifikasi : Jumlah :
medium
Tgl pesanan : Tgl pengiriman :
1. klappert art 2.mac.schot el
8.265
listrik 37.262
Telpon
gas
10.089
7.315
Jumlah 62.931 62.931
60.000
HPP
No pemesanan :
Pak Salim
18.000
air
462.000
PERTAMINA PUSAT JAKARTA Pemesan : Nama Barang :
BOP Jumlah
18.000
Biaya kirim
8.400
4
03-Jun 04-Jun
1. 60pcs 2.100pcs
Plastik
2.314 100 2.474 Biaya Biaya xx Biaya Biaya Biaya
Jam
Harga jual
62.931
Biaya Box isi 6
Bahan baku Food cost
3
Bahan Baku TKL
100 Total 479.840 18.000
overhead Box isi 6 produksi
143.842 18.900 660.582
Sendok
Alucup
100 100
385 385 Harga jual Biaya kirim
jumlah
BTKL Jam
173.940 2 305.900 479.840
BOP tarif 4500
Jumlah air Pekerja Jumlah 2 18.000 18.000
listrik 7.084 11.807
31.939 53.232
Telpon 8.647 14.412
gas
Jumlah 6.270 10.450
53.941 89.901 143.842
1.056.000 60.000
HPP
720.582
Laba
335.418
58
59
Lanjutan lampiran 4 Pemesan : Nama Barang :
Apri Wulanbdari
Spesifikasi : Jumlah :
medium
nama produk
Bahan baku & bahan baku pembantu bahan Plastik(Rp) Sendok(Rp) Alucup(Rp) jumlah(Rp) Jam Baku(Rp) 2.314 100 100 385 173.940 2 2.474 100 100 385 183.540 2.550 100 100 385 188.100 2 Total 545.580 Rp545.580 Harga jual Rp990.000 Rp36.000
Klappertart Mac.Schotel Fruit tartlet
Biaya Biaya xx Biaya Biaya
Bahan Baku TKL
Tgl pesanan : Tgl pengiriman :
1. klappert art 2. mac.schot el 3. Fruit T art let
03-Jun 04-Jun
No pemesanan :
60 pcs/ produk
Biaya kirim
Rp161.822 Rp21.000
HPP
Rp824.402
Biaya produksi
Rp764.402
Laba
Rp165.598
2.314 2.474 2.550
2. mac.schotel
4500
2
BOP air(Rp) Jumlah(Rp) 18.000 2 18.000 36.000
7.084 7.084 7.084
listrik(Rp)
Telpon(Rp) gas(Rp)
31.939 31.939 31.939
8.647 8.647 8.647
6.270 6.270 6.270
Tgl pesanan Tgl pengiriman :
6
03-Jun 04-Jun
Masing-masing 50
Plastik
Bahan Baku TKL
100 100 100 Total 454.650 36.000
overhead Box isi 6 produksi
134.852 17.500 643.002
Sendok
Alucup 100 100 100
385 385 385 Harga jual Biaya kirim
jumlah
BTKL Jam
144.950 1 152.950 1 156.750 2 454.650
BOP tarif 4500 4500 4500
Jumlah air Pekerja Jumlah 2 9.000 2 9.000 2 18.000 36.000
listrik 5.904 5.904 5.904
26.616 26.616 26.616
Telpon 7.206 7.206 7.206
gas
Jumlah 5.225 5.225 5.225
44.951 44.951 44.951 134.852
825.000 60.000
HPP
703.002
Laba
121.998
59
Biaya Biaya xx Biaya Biaya Biaya
1. klappertart medium
4500
BTKL Jumlah Pekerja
22%
No pemesanan :
Ibu Indra
tarif(Rp)
Rp60.000
overhead Box isi 6
Pemesan : Nama Barang : Spesifikasi : Jumlah : Bahan baku Food cost
5
60
Lanjutan lampiran 4 No pemesanan :
Pemesan :
Spesifikasi Jumlah
Tgl pesanan : 03-Jun
Ibu Nita
Nama Barang : : :
7
1. klappert art 2. Risol wggl
Tgl pengiriman04-Jun :
medium 1. 25 pcs 25 pcs
2.
Bahan baku Food cost Plastik Sendok 2.314 100 100 2.000 100 100 Total Biaya Bahan Baku 137.100 Biaya TKL 22.500 xx Biaya overhead 44.951 Biaya Box isi 6 6.300 Biaya produksi 210.851
Alucup 385 385
BTKL Jam 72.475 0,5 64.625 2 137.100
jumlah
Harga Jual
BOP
968.663
listrik 13.308 13.308
Telpon gas 3.603 3.603
listrik 117.110
Telpon gas Jumlah 31.707 22.989 197.783 197.783
2.612 2.612
Jumlah 22.475 22.475 44.951
60.000 HPP
270.851
Laba
(23.351)
Tgl pesanan :
04-Jun
Tgl pengiriman :
Alucup 385 Biaya kirim
HPP Harga jual Laba
8
05-Jun
BTKL jumlah Jam 672.980 4 672.980
BOP tarif 4500
Jml Pekerja Jumlah
4
72.000 72.000
air 25.976
60.000
1.028.663 506.000 (522.663)
60
Biaya produksi
2.952 2.952
4.500 18.000 22.500
Biaya kirim
Bidakara
Macaroni Nama Barang : Spesifikasi : medium 220 P cs Jumlah : Bahan baku Food cost Plastik Sendok 2.474 100 100 Total Biaya Bahan Baku 672.980 Biaya TKL 72.000 xx Biaya overhead 197.783 Biaya Box isi 6 25.900
2 2
air
247.500
No pemesanan :
Pemesan :
Jml Pekerja Jumlah
tarif 4500 4500
61
Lanjutan lampiran 4 No pemesanan :
Pemesan :
Tgl pesanan :
Pak Legiman
P ast el t ut up Nama Barang : Spesifikasi : medium 55 Jumlah : Bahan baku Food cost Plastik Sendok 2.314 100 100 Total Biaya Bahan Baku 159.445 Biaya TKL 18.000 xx Biaya overhead 49.446 Biaya Box isi 6 7.000 Biaya produksi 233.891
04-Jun
Tgl pengiriman :
Alucup 385
05-Jun
BTKL jumlah Jam 159.445 2 159.445
Biaya kirim
293.891
Harga jual
220.000
Laba
Nama Barang :
Spesifikasi : Jumlah : Bahan baku Food cost 2.314 1.500 2.474 2.500 Biaya Biaya xx Biaya Biaya Biaya
1. klappert art 2. Nagasari 3. Macaroni 4. T eh Kot ak
Jml Pekerja Jumlah
2
air 6.494
18.000 18.000
listrik 29.278
Telpon gas 7.927
listrik 91.027 91.027 91.027
Telpon gas Jumlah 24.645 17.869 153.731 24.645 17.869 153.731 24.645 17.869 153.731 461.193
5.747
Jumlah 49.446 49.446
(73.891)
Tgl pesanan :
Ibu Shelly
BOP tarif 4500
60.000
HPP
No pemesanan :
Pemesan :
9
10
05-Jun
Tgl pengiriman :
06-Jun
medium 171 pcs masing2
Plastik 100 100 100
Bahan Baku TKL
Total 1.802.853 72.000
overhead Box isi 6 produksi
461.193 79.800 2.415.846
Sendok 100 100 100
Alucup 385 385 385
jumlah 495.729 356.535 523.089 427.500 1.802.853
Biaya kirim
BOP tarif 4500 4500 4500
Jml Pekerja Jumlah
5 5 3
air 45.000 45.000 27.000 72.000
20.190 20.190 20.190
60.000
HPP
2.475.846
Harga jual
2.565.000
Laba
BTKL Jam 2 2 2
89.154
61
62
Lanjutan lampiran 4 No pemesanan :
Pemesan :
Tgl pesanan
Nama Barang : Spesifikasi : Jumlah : Bahan baku Food cost 2.314 2.474
1. klappertart medium
05-Jun
:
Pak salim
Biaya Biaya xx Biaya Biaya Biaya
11
2. mac.schotel
Tgl pengiriman :
06-Jun
135 Klapet 25 Macaroni
Plastik
Bahan Baku TKL
100 100 Total 467.840 36.000
overhead Box isi 6 produksi
143.842 18.900 666.582
Sendok
Alucup 100 100
BTKL Jam
jumlah
385 385
391.365 2 76.475 2 467.840
Harga jual
BOP tarif 4500 4500
726.582
Laba
329.418
19.457 3.603
Jumlah 14.107 2.612
121.367 22.475 143.842
12
Tgl pesanan
05-Jun
:
Pak Legiman
1. klappertart medium
Tgl pengiriman :
06-Jun
165 Klapet
Plastik
Bahan Baku TKL
100 Total 478.335 18.000
overhead Box isi 6 produksi
148.337 19.600 664.272
Sendok
Alucup 100
385
jumlah
478.335 2 478.335
Harga jual
BOP tarif 4500
Jumlah air Pekerja Jumlah 2 18.000 18.000
listrik 19.482
87.833
Telpon 23.780
gas
Jumlah 17.242
148.337 148.337
660.000
Biaya kirim
60.000
HPP Laba
BTKL Jam
724.272 (64.272)
62
Biaya Biaya xx Biaya Biaya Biaya
71.863 13.308
gas
60.000
HPP
Pemesan :
2.314
15.940 2.952
Telpon
36.000
No pemesanan :
Bahan baku Food cost
listrik
1.056.000
Biaya kirim
Nama Barang : Spesifikasi : Jumlah :
Jumlah air Pekerja Jumlah 2 18.000 2 18.000
63
Lanjutan lampiran 4 No pemesanan :
Pemesan :
Tgl pesanan
Nama Barang : Spesifikasi : Jumlah : Bahan baku Food cost 2.314
05-Jun
:
Ibu Fani
Biaya Biaya xx Biaya Biaya Biaya
13
1. klappertart medium
Tgl pengiriman :
06-Jun
65 Klapet
Plastik
Bahan Baku TKL
100 Total 188.435 18.000
overhead Box isi 6 produksi
58.436 7.700 272.571
Sendok
Alucup 100
BTKL Jam
jumlah
385
188.435 2 188.435
Harga jual
BOP tarif 4500
9.368
Jumlah 6.792
58.436 58.436
332.571
Laba
(7.571) 14
Tgl pesanan
06-Jun
:
Ila Karsila
Biaya Biaya xx Biaya Biaya Biaya
34.601
gas
60.000
HPP
Pemesan :
2.314 1.350 2.100
7.675
Telpon
18.000
No pemesanan :
Spesifikasi : Jumlah : Bahan baku Food cost
listrik
325.000
Biaya kirim
Nama Barang :
Jumlah air Pekerja Jumlah 2 18.000
1. klappertart 2. Bika Ambon 3. Sosis Solo medium
Tgl pengiriman :
07-Jun
masing2 50
Plastik
Bahan Baku TKL
100 100 100 Total 375.950 36.000
overhead Box isi 6 produksi
134.852 6.300 553.102
Sendok
Alucup 100 100 100
385 385 385 Harga jual Biaya kirim
HPP Laba
jumlah
BTKL Jam
144.950 2 96.750 2 134.250 2 375.950
BOP tarif 4500 4500 4500
Jumlah air Pekerja Jumlah 1 9.000 1 9.000 2 18.000 36.000
listrik 5.904 5.904 5.904
26.616 26.616 26.616
Telpon 7.206 7.206 7.206
gas
Jumlah 5.225 5.225 5.225
44.951 44.951 44.951 134.852
550.000 60.000
613.102 (63.102)
63
64
Lanjutan lampiran 4 No pemesanan :
Pemesan :
Tgl pesanan
Nama Barang : Spesifikasi : Jumlah : Bahan baku Food cost 2.314 2.474
06-Jun
:
Pak Salim
Biaya Biaya xx Biaya Biaya Biaya
15
1. klappertart medium
2. mac.schotel
Tgl pengiriman :
07-Jun
70 Klaper 35 Macaroni
Plastik
Sendok
Bahan Baku TKL
100 100 Total 309.995 27.000
overhead Box isi 6 produksi
94.396 12.600 443.991
Alucup
BTKL Jam
jumlah
100 385 100 385
202.930 1 107.065 1 309.995
BOP tarif 4500 4500
37.262 18.631
gas
10.089 5.044
Jumlah 7.315 3.657
62.931 31.465 94.396
60.000
HPP
503.991
Laba
189.009
Pemesan :
16
Tgl pesanan
06-Jun
:
Bidakara
Biaya Biaya xx Biaya Biaya Biaya
8.265 4.133
Telpon
693.000
No pemesanan :
2.550
listrik
27.000
Harga jual Biaya kirim
Nama Barang : Spesifikasi : Jumlah : Bahan baku Food cost
Jumlah air Pekerja Jumlah 3 13.500 3 13.500
Fruit tarlet medium
Tgl pengiriman :
07-Jun
220
Plastik
Bahan Baku TKL
100 Total 689.700 27.000
overhead Box isi 6 produksi
197.783 25.900 940.383
Sendok
Alucup 100 385 Harga jual Biaya kirim
HPP Laba
jumlah
BTKL Jam
689.700 3 689.700
BOP tarif 4500
Jumlah air Pekerja Jumlah 2 27.000 27.000
listrik 25.976
117.110
Telpon 31.707
gas
Jumlah 22.989
197.783 197.783
805.000 60.000
1.000.383 (195.383)
64
65
Lanjutan lampiran 4 No pemesanan :
Pemesan :
Tgl pesanan
Nama Barang : Spesifikasi : Jumlah : Bahan baku Food cost 2.300 Bahan Baku TKL
06-Jun
:
Pak Legiman
Biaya Biaya xx Biaya Biaya Biaya
17
Pastel tutup medium
Tgl pengiriman :
30
Plastik
Sendok
100 Total 86.550 4.500
Alucup 100
BTKL Jam
jumlah
385
86.550 1 86.550
Harga jual
26.970 3.500 121.520
BOP tarif 4500
3.135
26.970 26.970
18
07-Jun
:
Nama Barang :
Arem2 Lapis Surabaya aqua
Spesifikasi : Jumlah :
medium
Tgl pengiriman :
08-Jun
40 pcs masing2
Plastik 100 100 100 Total 95.400 18.000
Sendok
Alucup 100 100 100
385 385 385 Harga jual Biaya kirim
35.960 14.000 163.360
jumlah
BTKL Jam
95.400 2 112.400 2 43.400 2 95.400
BOP tarif 4500 4500 4500
Jumlah air Pekerja Jumlah 2 18.000 2 18.000 2 18.000 18.000
listrik 4.723 4.723 4.723
21.293 21.293 21.293
Telpon 5.765 5.765 5.765
gas
Jumlah 4.180 4.180 4.180
35.960 35.960 35.960 35.960
440.000 60.000
HPP
223.360
Laba
216.640
65
overhead Box isi 6 produksi
4.324
Jumlah
(61.520)
Tgl pesanan
Bahan Baku TKL
15.970
gas
181.520
Laba
Ibu Septi
Biaya Biaya xx Biaya Biaya Biaya
3.542
Telpon
60.000
HPP
Pemesan :
1.800 2.225 500
listrik
4.500
No pemesanan :
Bahan baku Food cost
Jumlah air Pekerja Jumlah 1 4.500
120.000
Biaya kirim
overhead Box isi 6 produksi
07-Jun
66
Lanjutan lampiran 4 No pemesanan :
Pemesan :
Tgl pesanan :
19
07-Jun
Ibu Nita
Nama Barang : Spesifikasi : Jumlah : Bahan baku Food cost 2.314 2.550 2.000 Biaya Biaya xx Biaya Biaya Biaya
1. klappert art 2. mac.schot el 3. Fruit T art let
Tgl pengiriman :
08-Jun
medium 15 pcs masingmasing
Plastik
Sendok
Bahan Baku TKL
100 100 100 Total 129.285 22.500
overhead Box isi 6 produksi
40.456 5.600 197.841
Alucup 100 100 100
385 385 385
BTKL Jam
jumlah
43.485 1 47.025 1 38.775 1 129.285
BOP tarif 4500 4500 4500
listrik 1.771 1.771 1.771
7.985 7.985 7.985
Telpon
gas
2.162 2.162 2.162
Jumlah 1.567 1.567 1.567
22.500
Harga jual
13.485 13.485 13.485 40.456
214.500
Biaya kirim
60.000
HPP
257.841
Laba
(43.341) No pemesanan :
Pemesan :
Jumlah air Pekerja Jumlah 2 9.000 2 9.000 1 4.500
Tgl pesanan :
20
07-Jun
Bidakara
Nama Barang : Spesifikasi : Jumlah : Bahan baku Food cost 2.550 Bahan Baku TKL
Tgl pengiriman :
300
Plastik 100 Total 940.500 72.000
Sendok
Alucup 100
385 Harga jual Biaya kirim
overhead Box isi 6 produksi
08-Jun
269.704 35.000 1.317.204
HPP Laba
jumlah
BTKL Jam
940.500 4 940.500
BOP tarif 4500
Jumlah air Pekerja Jumlah 4 72.000 72.000
listrik 35.422
159.696
Telpon 43.237
gas
Jumlah 31.349
269.704 269.704
690.000 60.000
1.377.204 (687.204)
66
Biaya Biaya xx Biaya Biaya Biaya
Fruit t arlet
medium
67
Lampiran 5. Hasil Uji Perbedaan rata-rata Harga Pokok Produksi
TTest Group Statistics
HPP
Metode JOC TC
N 72
Mean 611.367,5833
Std. Deviation 705.372,18749
Std. Error Mean 83.128,90951
72
408.071,2778
480.524,41095
56.630,34492
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
HPP
Equal variances assumed Equal variances not assumed
F 3,384
Sig. 0,068
t-test for Equality of Means
2,021
142
Sig. (2-tailed) 0,045
Mean Difference 203.296,30556
2,021
125,222
0,045
203.296,30556
t
df
Std. Error Difference 100.585,34466
95% Confidence Interval of the Difference Upper Lower 4.458,09042 402.134,52069
100.585,34466
4.228,87025
402.363,74086
67
68
Lampiran 6. Hasil Uji Perbedaan rata-rata Harga Jual T-Test
Group Statistics Metode Hargajual JOC TC
Std. Error N Mean Std. Deviation Mean 72 876.389,0278 922.136,66543 108.674,84822 72 606.579,1667 660.037,20252 77.786,13029 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Hargajual Equal variances assumed Equal variances not assumed
3,044
Sig. 0,083
t-test for Equality of Means
t
Sig. (2tailed)
df
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Upper
Lower
2,019
142
0,045 269.809,86111 133.644,69574 5.619,55732
534.000,16490
2,019
128,625
0,046 269.809,86111 133.644,69574 5.383,25819
534.236,46404
68
69
Lampiran 7. Hasil Uji Perbedaan rata-rata Laba
TTest Group Statistics
laba
Metode TC JOC
Std. Error N Mean Std. Deviation Mean 72 198.507,8889 297.556,94834 35.067,42266 72 -4.788,4167 271.347,39254 31.978,59689 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F laba
Equal variances assumed Equal variances not assumed
0,413
Sig. 0,522
t-test for Equality of Means
t
Sig. (2tailed)
df
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Upper Lower
4,284
142
0,000 203.296,30556 47.458,98009 109.478,87197
297.113,73914
4,284
140,810
0,000 203.296,30556 47.458,98009 109.472,05533
297.120,55578
69
70