Analisis Fungsi Media Informasi dalam Membangun Opini Publik:1 Sebuah Kajian Peran Perpustakaaan dalam Konteks Sosial dan Budaya Hartono
Abstrak Tulisan ini merupakan artikel yang membahas fungsi media informasi dalam membangun opini publik yang dikemas dalam mata kuliah Informasi dalam Konteks Sosial. Dalam era informasi dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan informasi berdampak pada segala aspek dalam kehidupan manusia. Media yang berkembang dan idealisme yang baik menguasasi keseimbangan dengan baik dan mempunyai pengaruh yang cukup tinggi dalam membentuk opini dan keyakinan masyarakat serta mampu mengubah kebiasaan hidup dalam seseorang dalam masyarakat. Kondisi ini penting bagi lembaga yang bergerak dalam bidang perpustakaan untuk menyediakan informasi bagi masyarakat dan membangun perpustakaan yang cerdas (smart library). Perpustakaan merupakan lembaga sosial perlu membangun media informasi yang menyentuh dan berbasis kebutuhan masyarakat. Media informasi di perpustakaan perlu dikembangkan dan menarik bagi masyarakat misalnya perpustakaan perlu membuat “tagline”, mascot, logo serta keunikan yang dapat menarik bagi masyarakat. Peran media informasi tersebut sangat signifikan terhapap upaya membangun opini public sehingga masyarkat sangat dipengaruhi emosi, sikap, perilaku dan tindakan dan pemikiran. Kemudia fungsi media informasi seharusnya adalah mampu membangun opini masyarakat. Pengaruh yang lebih jauh adalah perkembangan media menjadi salah satu faktor pembenturan budaya serta pembentukan opini masyarakat. Mengingat begitu eratnya perkembangan media informasi dengan kehidupan, seringkali berdampak negative bagi perkembangan manusia. Pesatnya perkembangan media disebabkan pesatnya pengembangan teknologi, pengetahuan dan pikiran rasional manusia. Dalam perkembanganya media dapat membuka cakrawala dunia yang kaya warna, kaya nuansa dan kaya citra. yang konstruktif jauh dari upaya propaganda, pencitraan, black compagne dan upaya-upaya menjerumuskan. Kata Kunci: informasi, media informasi, opini publik dan masyarakat 1
Materi ini Disampaikan dalam rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Informasi dalam Konteks Sosial dan Budaya dosen Dr. Hj. Sri Royanti Z, SAG, SIP, MIP.
Vol.4, No.2, Tahun 2015
47
Hartono
A. PENDAHULUAN Disadari atau tidak bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi seiiring dengan era informasi dewasa ini berdampak pada segala aspek kehidupan masyarakat. Kondisi tersebut ditandai adanya perubahan segala aspek kehidupan masyarakat termasuk berbagai kepentingan kesegala bidang untuk berkehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara. Berbagai kemajuan dan inovasi telah merubah berbagai peran dan fungsi media informasi dalam membangun kualitas masyarakat. Peran media informasi termasuk media masa, perpustakaan dan pusat-pusat informasi menjadi sentral dan strategis dalam masyarakat khususnya terkait membangun opini yang berkembang di masyarakat (public opinion). Dalam era informasi seperti sekarang ini, informasi merupakan tidak saja sebagai sumber informasi semata namun lebih sebagai komuditi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, komuditi tersebut siap dipasarkan untuk diperjualbelikan di masyarakat. Media yang berkembang dan idealisme yang baik menguasasi keseimbangan dengan baik dan mempunyai pengaruh yang cukup tinggi dalam membentuk opini dan keyakinan masyarakat serta mampu mengubah kebiasaan hidup dalam seseorang dalam masyarakat. Mengingat begitu eratnya perkembangan media dengan kehidupan, disamping berdampak positif seringkali berdampak negatif bagi perkembangan manusia. Isu-su strategis dibidang perpustakaan terus menyeruak pada masyarakat yang berpengaruh pada dunia kultur keilmuan perpustakaan, budaya dan sikap mental kepada masyarakat. Isu-isu strategis didunia perpustakaan juga berimbas masalah regulasi, perpustakaan digital, teknologi informasi dan komunikasi, dan berbagai hal terkait dengan hak kekayaan inteletual (intellectual proverty). Demikian juga menyangkut isu perkembangan teknologi informasi dan komunikasi termasuk media informasi.3 Pesatnya perkembangan media disebabkan pesatnya pengembangan teknologi, pengetahuan dan pikiran rasional manusia. Dalam perkembanganya media informasi dapat membuka cakrawala dunia yang kaya warna, kaya nuansa dan kaya citra. Disadari atau tidak dampak positif hadirnya kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi 2 Penulis adalah mahasiswa Program Doktor Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3 Laksmi.2006. Tinjauan Kultural terhadap Kepustakawanan : Inspirasi dari Sebuah Karya Umberto. Depok : Sagung Seto.
48
Jurnal Ilmiah Kepustakawanan "Libraria"
Analisis Fungsi Media Informasi dalam Membangun Opini Publik...
(information communication and technology) telah banyak kita nikmati bersama berbagai kemudahan, kecepatan, kenyamanan dan pelayanan public termasuk perpustakaan. Menurut Akmalunnisa, (2015) bahwa dampak kemajuan media informasi dan teknologi informasi cukup signifikan terutama dalam bidang pendidikan, sosial budaya, perekonomian dan pemerintahan. Disisi lain, hal yang dapat berdampak pada rendahnya kepedualian sosial, terjadinya polusi informasi, merebaknya kejahatan teknologi seperti cybercrime (kejahatan maya), tumbuhnya sifat hedonisme serta konsumtif. Pengaruh yang lebih jauh adalah perkembangan media menjadi salah satu faktor pembenturan budaya4. Kekuatan besar media informasi dapat membentuk prilaku mayarakat seperti cara berbicara dan prilaku anak, merumuskan citra diri dan menentukan pengharapan. Bahkan media berpotensi untuk memutarbalikan norma dan mendegradasi nilai-nilai sosial. Media seing kali mengekspose hal-hal yang tidak layak dikonsumsi maysrakat secara umum, seperti seks, perilaku kejahatan, cara kekarasan dan sebagainya. Kadang media juga mengekspose secara vulgar perilaku kejahatan sehingga anak cenderung menyelesaikan masalah dengan tindak kekerasan. Dalam dunia kepustakawanan bahwa peran perpustakaan sangat strategis dalam membangun opini publik dalam membangun kepercayaan masyarakat untuk dapat menggunakan perpustakaan. Berbagai upaya perpustakaan terus dilakukan serta mengoptimalkan peran perpustakaan dalam menyediakan inormasi, mengorganisasi, melestarikan serta mendayagukan informasi serta memberikan pelayanan berkualitas dengan berbasis teknologi informasi. Media informasi sebagai media sosial agar perpustakaan dapat diterima di hati masyarakat luas yang diharapkan perpustakaan tidak menjadi menara gading namun organisasi yang tumbuh dan berkembang yang hidup ditengah-tengah masyarakat dapat diterima pada masyarakat. Berbagai fungsi media informasi dimanfaatkan untuk dioptimalkan oleh perpustakaan yang berfungsi dapat membangun opini publik serta membangun pencitraan lembaga yang bergerak informasi. Perpustakaan yang cerdas (smart library) diharapkan mampu membangun opini public melalui media informasi untuk mempengaruhi dan membangun persepsi dan opini masyarakat melalui media informasi yang diharapkan sebagai media komunikasi dan informasi bagi masyarakat. Media informasi dalam bentuk berbasis pencitraan dan inovasi baru tersebut akan merebut hati masyarakat luas dalam
Vol.4, No.2, Tahun 2015: 45-67
49
Hartono
membangun opini publik. Media teknologi informasi dan komunikasi berupa media informasi dalam bentuk “mascot”, “tag line”, “branding” yang dapat diakses langsung maupun melalui website. Membangun sebuah media informasi berbasis keunikan dan kearifan local (local content), agar memperoleh nilai tambah (added value) dalam pengembangan perpustakaan modern berbasis sosial budaya. Tulisan ini akan membahas secara khusus fungsi media informasi dalam membangun opini publik baik dari sisi positif maupun negatifnya, kemudian bagaimana peran perpustakaan sebagai lembaga informasi dalam upaya membangun informasi publik. B. Konsep Media Informasi 1. Pengertian Informasi
Sebelum membahas lebih jauh konsep media informasi terlebih dahulu kita bahas pengertian informasi. Pengertian informasi adalah data-data yang telah diolah sehingga dapat berguna bagi siapa saja yang membutuhkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) bahwa informasi adalah penerangan, pemeberitahuan khabar berita tentang sesuatu, ling keseluruhan makna yang menunjang amanat yang terlibat di bagian-bagian amanat tersebut.5 Kemudian pengertian yang sama informasi adalah pesan atau keterangan berupa suara, isyarat atau cahaya yang dengan cara tertentu dapat diterima oleh sasaran, yakni pihak yang dapat menerima seperti makluk hidup dan mesin. (Ensiklopedia Nasional Indonesia, 2004 :152).6 Kemudian informasi dapat direkam atau dikirim. Para ahli memiliki banyak arti lain tentang informasi. Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari belajar, pengalaman atau instruksi. Namun, istilah ini memiliki banyak arti tergantung pada konteksnya. Dalam beberapa pengetahuan tentang peristiwa tertentu yang telah dikumpulkan atau dari berita dapat juga dikatakan sebagai informasi. Dalam ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses atau ditransmisikan. Para ahli meneliti konsep informasi sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman atau instruksi. 4 Rizal Dwi Prayogo. Peran media sebagai pembentuk opini publik. https:// rizaldp.wordpress.com/2010/09/21// 18/11/2015 :24.51http://www.pengertianku.net/ 2014/09/mengetahui-pengertian-media-komunikasi-dan-fungsinya-lengkap.html 5 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed.3. Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002 hlm 433 6 Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta : Delta Pamungkas, 2004 hlm. 152
50
Jurnal Ilmiah Kepustakawanan "Libraria"
Analisis Fungsi Media Informasi dalam Membangun Opini Publik...
Informasi di era globalisasi sekarang merupakan sesuatu hal yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan informasi merupakan bagian penting yang tidak dapat diabaikan begitu saja bagi sejumlah masyarakat. Kemudian menurut Ackoff dalam (Faisal, 2008) menyatakan bahwa pikiran manusia pada dasarnya mempunyai lima tingkatan informasi : (1) Data. Sesuatu yang mentah, kasat mata dan biasanya berbentuk simbol atau data kuantitatif (keuangan), pasti ada meskipun tidak berguna, tidak punya arti (2) Informasi. Data yang telah diberi arti, mempunyai tujuan dan unit analisis. Dalam lingkungan berbasis komputer, sebuah database relasional merepresentasikan informasi. (3) Pengetahuan. Informasi yang telah terintegrasikan ke dalam pikiran manusia, bisa dalam bentuk hapalan akan sesuatu. Dalam lingkungan berbasis komputer, sebuah modul / proses menggambarkan sebuah pengetahuan. (4) Pemahaman. Proses kognitif dan analitis dari suatu pengetahuan, suatu proses pembelajaran, misalnya dengan membandingkan serta mengedepankan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru. Dalam lingkungan berbasis komputer, pemahaman dapat terwakili oleh artificial intelligence. (5) Kebijakan (wisdom). Proses lebih mendalam dari pemahaman, yakni meleburkan pemahaman ke dalam pikiran manusia yang dipenuhi oleh etika, norma, atau nilai. Proses memahami benar atau salahnya sesuatu dengan melihat dari sudut pandang pemahaman yang berbeda. Dalam lingkungan berbasis komputer, kebijakan belum mampu direpresentasikan. Menurut Faisal (2008:27) bahwa informasi adalah data yang telah diolah dan siap digunakan oleh pengambil keputusan. Sedangkan menurut Gaspersz (1988:15) informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang berguna bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang dan keputusan-keputusan yang akan datang. Jadi kesimpulannya informasi adalah suatu data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk yang berguna dan siap digunakan untuk pengambilan suatu kepustusan. 2. Media Informasi dalam Konteks Sosial
Media informasi terus berkembang dan sangat diperlukan setiap saat karena melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi yang sedang berkembang, selain itu manusia juga bisa saling berinteraksi satu samalain. Melalui media informasi juga sebuah pesan dapat tersampaikan dengan baik jika media yang dibuat tepat kepada sasaran dan informasi yang disampaikan bermanfaat bagi pembuat dan target. Definisi Media Informasi Demikian pentingnnya media
Vol.4, No.2, Tahun 2015: 45-67
51
Hartono
informasi pada masa ini, dikarenakan melalui media informasi manusia dapat mengetahui informasi dan dapat bertukar pikiran serta berinteraksi satu sama lainnya. Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Kemudian menurut Outwater (2004 : 34) bahwa “mass media sources constitute the major source of political information for most people, and what they cover and how they cover it can have a significant effect on public opinion (see priming and framing literature such as Nelson, Clawson, and Oxley 1997 and Nelson and Oxley 1999). If the media are able to influence the way people think about issues, the logical extension of this is that media coverage has the potential to affect institutional approval levels. By affecting the way people perceive issues, when those issues are related to Congress and the Supreme Court, approval levels could be affected as well.”7
Tak bisa dipungkiri lagi bahwa tumbuh-kembang manusia pada zaman modern kini tidak terlepas dari peran media. Tak bisa dielakkan lagi bahwa pembentukan mentalitas manusia pada zaman modern kini tidak bisa terhindar dari gesekan media. Tak bisa terbantahkan lagi bahwa pendidikan karakter manusia selalu diikuti dengan embelembel media. Entah itu media cetak, elektronik, maupun media internet. Dalam konteks sosial media informasi merupakan media sosial yang mampu mempengarui dan mengkonstruksi sikap dan perilaku masyarakat sehingga lebih dapat mengarahkan dirinya dalam membangun lingkungan sosialnya menjadi lebih bermakna. 3. Jenis Media Informasi
Berdasarkan jenisnya media informasi sebagaimana Faisal (2008:27) ditinjau bentuknya terbagi dalam 4 (empat) jenis , antara lain (1) Media cetak adalah berbagai macam barang yang di cetak, yang dimana dapat digunakan sebagai sarana penyampaian pesan informasi, seperti contohnya: surat kabar/koran, brosur, bulletin dsb. (2) Media Audio adalah penerimaan informasi yang tersampaikan dengan menggunakan indra pendengaran, seperti contohnya radio dsb, (3) Media visual (media yang di pandang) adalah penerimaan pesan informasi yang tersampaikan menggunakan indra penglihatan, misalnya: TV, foto dsb. Dan (4) Media audio visual adalah suatu media 7
Outwater, Mary Elizabeth.2004. Dissertation. The effect of education and media coverage on public opinion of the supreme Court and Congress. Ohio State University. UMI Microform. Proquest Journal.
52
Jurnal Ilmiah Kepustakawanan "Libraria"
Analisis Fungsi Media Informasi dalam Membangun Opini Publik...
komunikasi yang dapat dilihat sekaligus didengar, jadi untuk mengakses pesan informasi yang disampaikan, digunakan indra penglihatan dan indra pendengaran, seperti contohnya : Televisi, video dsb Kemudian berdasarkan fungsinya jenis media meliputi sebagai berikut : (1) Fungsi produksi media komunikasi yang berguna untuk menghasilkan berbagai macam informasi, Misalnya: PC/Komputer pengolah kata (2) Fungsi reproduksi – media komunikasi yang berguna untuk memproduksi ulang dan menggandakan informasi, Misalnya: Audio tapes recorder serta Video tapes. (3) Fungsi Penyampaian informasi – media komunikasi yang berfungsi untuk komunikasi yang digunakan untuk menyebarluaskan serta menyampaikan pesan kepada komunikan yang menjadi sasarannya, Misalnya: Hand phone, Telephone, Faximile, dsb. Berdasarkan sifatnya bahwa fungsi media meliputi : (a) Efektifitas – dengan adanya media komunikasi akan mempermudah kelancaran dalam penyampaian informasi. (b) Efisiensi – dengan menggunakan media komunikasi akan mempercepat penyampaian informasi., (c) Konkrit – dengan memakai media komunikasi akan membantu mempercepat isi pesan yang memiliki sifat abstrak. (d) Motivatif – dengan menggunakan media komunikasi akan lebih semangat melakukan komunikasi. Selanjutnya berdasarkan jangkauannya, jenis media informasi meliputi 5 (lima) hal sebagai berikut : (1) Media komunikasi tercetak atau tertulis dimaksudkan untuk menjangkau publik eksternal seperti konsumen, pelanggan, mitra kerja, pemagang saham dan sebagainya. Misalnya seperti makalah perusahaan, brosur, bulletin. Media eksternal yang dicetak ini memiliki fungsi sebagai media penghubung, sebagai sarana menyampaikan keterangan, media pendidikan, sarana untuk membentuk opini masyarakat, sarana untuk membangun citra, dll. (2) Radio yaitu alat elektronik yang dapat digunakan sebagai media komunikasi serta informasi yang termasuk media audio yang hanya dapat memberikan rangsangan pendengaran saja. Melalui alat ini orang bisa mendengarkan siaran tentang berbagai peristiwa tang terjadi, kejadian penting yang terbaru, masalah-masalah dalam kehidupan maupun acara hiburan. (3) TV/Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi sendiri berasal dari kata tele dan kata vision, yang memiliki arti jauh (tele) serta tampak (vision). Jadi televisi dapat di artikan tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Untuk menyampaikan pesan informasi kepada masyarakat melalui siaran televisi dapat dipakai dengan memasang iklan, mengundang wartawan
Vol.4, No.2, Tahun 2015: 45-67
53
Hartono
ataupun reporter televisi supaya memuat berita tentang kegiatan atau dapat pula mengajukan permohonan untuk mengisi suatu acara siaran di TV. (4) Telepon yaitu sebagai media komunikasi, telepon sangatlah penting untuk menyampaikan serta menerima berbagai informasi lisan, secara cepat dengan pihak publik eksternal. (5) Telephone Seluler (Handphone) yaitu merupakan salah satu dari perkembangan teknologi dengan kecanggihan teknologi zaman ini, fungsi handphone tidak hanya sebagai alat komunikasi saja tetapi juga dapat mengakses jaringan internet, sms, mms dan dapat saling mengirimkan data. Dengan semakin berkembangnya teknologi handphone, maka akan semakin membantu publik dalam melakukan berbagai aktivitas, sebab sekarang handphone dapat dikatakan sebagai identitas seseorang. (1) Surat adalah media penyampaian informasi secara tertulis, dapat berupa surat konvensional maupun elektronik. Surat-menyurat merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting diperusahaan. Banyak sekali informasi yang keluar masuk perusahaan melalui media ini, sebab surat merupakan media komunikasi yang sangat efektif jika yang terkait tidak dapat berhubungan secara langsung atau secara lisan. (2) Internet adalah Jaringan komputer yang terhubung secara luas dan tersebar di seluruh penjuru dunia. Jaringan ini meliputi jutaan komputer yang saling terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon ( baik kabel maupun wirelles/tanpa kabel). Fungsi media ini diantaranya mudah, cepat dan juga murah dalammenyampaikan informasi dengan jangkauan dunia. Internet menyediakan beberapa aplikasi yang bisa dipakai oleh para peggunanya. Misal seperti: chatting, email, web, dll. Media komunikasi internal adalah semua sarana penyampaian dan juga penerimaan pesan informasi dikalangan publik internal, dan biasanya bersifat non-komersial. Penerima maupun pengirim informasi yaitu orang-orang publik internal. Media yang dapat digunakan secara internal antara lain, seperti: Surat, telephone, papan pengumuman, house jurnal (Majalah Bulanan), printed Material (Media komunikasi cetakan), media Pertemuan dan pembicaraan, dll. 4. Internet
Internet merupakan suatu gabungan dari berbagai jaringan komputer yang ada di seluruh dunia, menurut Utomo (2010 :52) mendefinisikan internet (international network) sebagai sebuah jaringan komputer yang sangat besar yang terdiri dari jaringan-jaringan kecil yang saling terhubung yang menjangkau seluruh dunia. Sedangkan
54
Jurnal Ilmiah Kepustakawanan "Libraria"
Analisis Fungsi Media Informasi dalam Membangun Opini Publik...
menurut Kadir (2010:198) mendefinisikan internet sebagai suatu nama yang menyatakan jaringan global yang menghubungkan seluruh komputer di seluruh dunia ini. Internet juga berarti “interkoneksi dari berbagai jaringan”. Faisal (dalam Cheara, 2006 : 13) mendefinisikan internet sebagai suatu jaringan global terbentuk dari jaringan-jaringan komputer internasional dan regional, memungkinkan komunikasi data antar komputer-komputer yang terhubung dengan jaringan tersebut. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa internet itu adalah suatu jaringan komputer yang saling terhubung dan memungkinkan adanya suatu komunikasi data antar komputer. Internet memiliki berbagai fasilitas layanan yang memudahkan pemustaka dalam menjalankan internet. Menurut Utomo (2010 : 54) Ada berbagai macam jenis layanan di internet antara lain e-mail, IRC, USENET, newsgroup, FTP, Telnet, BBS, www (world wide web), Internet telephoony, internet fax. Adanya berbagai fasilitas yang disediakan internet memudahkan pemustaka untuk menemukan informasi atau sesuatu hal yang diiinginkan oleh pemustaka terlebih lagi di internet juga terdapat search engine yang memudahkan pemustaka menelusur informasi secara cepat dan singkat. Selain fasilitas – fasilitas yang telah dijelaskan diatas di internet juga terdapat game atau permainan sebagai sarana hiburan bagi pemustaka C. Konsep Opini Publik Secara definitif bahwa opini public (public opinion) adalah pendapat sekelompok masyarakat atau sintesa dari pendapat seseorang dan diperoleh dari suatu diskusi sosial dari pihak-pihak yang memiliki kaitan kepentingan. Agregat dari sikap dan kepercayaan ini biasanya dianut oleh populasi orang dewasa. Dalam menentukan opini publik, yang dihitung bukanlah jumlah mayoritasnya (numerical majority) namun mayoritas yang efektif (effective majority). Sedangkan menurut I Gede Titah Pratyaksa (2003) bahwa sejarah opini public muncul bersamaan dengan traktat yang dikeluarkan oleh Rousseau yang memperkenalkan konsep general will, yang kadang dipertukarkan dengan opini public. Subyek opini publik adalah masalah baru yang kontroversial dimana unsur-unsur opini publik adalah: pernyataan yang kontroversial, mengenai suatu hal yang bertentangan, dan reaksi pertama/gagasan baru. Kemudian pendekatan prinsip terhadap kajian opini publik dapat dibagi menjadi 4 kategori : pengukuran kuantitatif terhadap distribusi Vol.4, No.2, Tahun 2015: 45-67
55
Hartono
opini penelitian terhadap hubungan internal antara opini individu yang membentuk opini publik pada suatu permasalahan deskripsi tentang atau analisis terhadap peran publik dari opini publik kajian baik terhadap media komunikasi yang memunculkan gagasan yang menjadi dasar opini maupun terhadap penggunaan media oleh pelaku propaganda dan manipulasi. Konsep opini public (public opinion) diungkapkan oleh Gingras (1996) sebagai berikut : “Public opinion is clearly manipulated because people are only partially informed... we divide information and it is then easier to manipulate people’s opinion on all small aspects.... People never get the big picture. Take the Gulf War, which is probably the best example of how public opinion could be influenced. You give just a bit of information, there is only one discourse, creation of images, and then there is a poll that says: “yes, the people agree with Canada’s intervention in the war.” 8
Menurut Dan Nimmo, opini personal terdiri atas kegiatan verbal dan non verbal yang menyajikan citra dan interpretasi individual tentang objek tertentu, biasanya dalam bentuk isu yang diperdebatkan orang. Opini dapat dinyatakan secara aktif maupun secara pasif. Opini dapat dinyatakan secara verbal, terbuka dengan kata-kata yang dapat ditafsirkan secara jelas, ataupun melalui pilihan-pilihan kata yang sangat halus dan tidak secara langsung dapat diartikan (konotatif).[4] Opini dapat pula dinyatakan melalui perilaku, bahasa tubuh, raut muka, simbol-simbol tertulis, pakaian yang dikenakan, dan oleh tanda-tanda lain yang tak terbilang jumlahnya, melalui referensi, nilainilai, pandangan, sikap, dan kesetiaan. Opini publik itu identik dengan pengertian kebebasan, keterbukaan dalam mengungkapkan ide-ide, pendapat, keinginan, keluhan, kritik yang membangun, dan kebebasan di dalam penulisan. Dengan kata lain, opini publik itu merupakan efek dari kebebasan dalam mengungkapkan ide-ide dan pendapat
8
Gingras, Anne-Marie and Carrer, Jean Pierre, 1996. Public Opiniom and persuasion. Canadian Journal of Communication 21.4 :445. Proquest Journal 4. Rizal Dwi Prayogo. Peran media sebagai pembentuk opini publik. https:// rizaldp.wordpress.com/2010/09/21// 18/11/2015 :24.51
56
Jurnal Ilmiah Kepustakawanan "Libraria"
Analisis Fungsi Media Informasi dalam Membangun Opini Publik...
D. Dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Masyarakat Media telah menjadi semacam jembatan penghubung arus informasi. Berbagai informasi di belahan dunia bagian barat, dengan segera bisa diakses oleh negara-negara di belahan timur. Media telah menjadikan dunia terasa datar, terlebih lagi dengan semakin berkembangnya teknologi Web 2.0. Seperti kata Thomas L Friedman dalam bukunya yang sangat terkenal The World is Flat : When the world goes flat %and you are feeling flattened%reach for shovel and dig inside yourself. Don’t try to build walls. Sebuah pesan yang bijak dalam menyikapi arus informasi dan teknologi yang semakin berkembang dengan melihatnya sebagai sebuah peluang dan tantangan dalam memperluas jaringan informasi dan meningkatkan kapabilitas diri9. Segala arus informasi bisa segera tersebar hanya melalui perantaraan kawat. Kawat yang saling terhubung antara satu dan yang lainnya guna menghantarkan gelombang informasi tentang dunia. Kawat yang bertransformasi menjadi penyampai kabar tentang dunia kepada dunia. Peranan media massa tersebut tentunya tidak dapat dilepaskan dari arti keberadaan media itu sendiri. Marshall McLuhan, seorang sosiolog Kanada mengatakan bahwa “media is the extension of men”. Pada awalnya, ketika teknologi masih terbatas maka seseorang harus melakukan komunikasi secara langsung. Akan tetapi, seiring dengan peningkatan teknologi, media massa menjadi sarana dalam memberikan informasi, serta melaksanakan komunikasi dan dialog. Secara tidak langsung, dengan makna keberadaan media itu sendiri, media telah menjadi sarana dalam upaya perluasan ide-ide, gagasan-gagasan dan pemikiran terhadap kenyataan sosial. Sebagaimana diungkapkan dalam juga Scheuerell (2008). “The author discusses how high school civics teachers can use the Gallup Poll Web site to teach students about the influence of public opinion in politics. As a result, teachers can provide teachable moments on the role of public opinion-in particular, how public opinion influences decisions made by incumbents and those seeking office.”
Menurut Akmalunnisa (2015) bahwa dampak kemajuan media informasi berdampak positif maupun negatif. Dampak positif diantaranya adalah: (1) Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung 9
Rachmad Hermawan S. dan Zulfikar Zen.2006. Etika kepustakawanan : Suatu Pendekatan terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia.Jakarta : Sagung Seto
Vol.4, No.2, Tahun 2015: 45-67
57
Hartono
dipublikasikan dan diterima oleh masyarakat. (2) Sumber informasi tidak hanya berasal dari satu orang saja. Dalam masyarakat, semua orang dapat menjadi sumber informasi. (3) Setiap orang dapat saling bertukar informasi satu sama lain. (4) Informasi itu pun menyebar sampai kepada seluruh lapisan masyarakat dengan cepat melalui media-media TIK yang ada. (5) Hubungan sosial antar masyarakat dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja. (6) Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat lebih cepat disampaikan kepada masyarakat. (7) Peraturan pemerintah serta kebijakannya dapat keluar pada waktu yang tidak dapat diprediksi. Masa berlakunya pun kadang bersifat tentatif. Masyarakat pun sering dibingungkan oleh masalah ini. Karena keterlambatan info, masyarakat dirugikan oleh hal ini. Oleh karena itu, publikasi kebijakan serta peraturan pemerintah memerlukan media TIK, misalnya televisi, radio dan internet. Dengan begitu, masyarakat dapat dengan mudah dan cepat mengetahui peraturan dan kebijakan pemerintah yang sudah maupun baru keluar. (8) Tumbuhnya sikap percaya diri dan motivasi tinggi.Masyarakat memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan adanya TIK. Hal ini dibuktikan dari fakta-fakta yang ada di dunia maya, misalnya jejaring sosial. Mereka berani tampil secara terbuka, baik kepada orang yang dikenalnya bahkan yang tidak kenal sama sekali. Mereka mengekspos pribadinya dengan memberikan informasi-informasi yang sedang terjadi, baik itu penting atau tidak. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan dan menyampaikan info terkini, hal ini juga dapat memperlihatkan tingkat kompetensi antar individu pun semakin besar. (9) Adanya “share” budaya antar daerah. Kebudayaan dimiliki oleh setiap kelompok dari setiap daerah dalam setiap bangsa. Tidak hanya dengan penampilan atau pertunjukkan saja budaya itu dipublikasikan. Dengan TIK pun, antar kelompok masyarakat dapat menyampaikan kebudayaan yang dimiliki oleh masing-masing untuk kemudian dipelajari dan dilestarikan. Tidak hanya dalam satu Negara, tetapi dapat juga antar Negara. Dampak negatif media informasi dalam bidang sosial dan budaya adalah sebagai berikut : (1) Timbulnya jenis kejahatan baru.Kejahatan yang timbul antara lain penipuan, pencurian nomor kartu kredit, pornografi, pengiriman email sampah (spam), pengiriman virus, penyadapan saluran telepon, memata-matai aktivitas seseorang (spyware), dan mengacaukan trafik jaringan. Kejahatan-kejahatan ini sulit dideteksi karena dikerjakan dengan fasilitas TIK, salah satunya internet. (2) Maraknya perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan masyarakat pada umumnya dan remaja pada khususnya. (3) Perilaku menyimpang
58
Jurnal Ilmiah Kepustakawanan "Libraria"
Analisis Fungsi Media Informasi dalam Membangun Opini Publik...
disebabkan oleh merosotnya moral yang ada di masyarakat. Kurangnya filterisasi akan informasi serta budaya yang diterima dari TIK menjadi faktor pokok timbulnya permasalahn ini. Hal yang seharusnya salah justru dibenarkan dan yang benar justru disalahkan. Perilaku yang melawan norma yang ada di masyarakat pun kian merebak, tak hanya pada kalangan remaja atau pelajar saja yang memang masih labil, tetapi juga pada masyarakat “dewasa”. (4) Menurunnya tingkat kepercayaan kepada lingkungan sekitar. Kemudahan akses informasi semakin melemahkan rasa percaya pada orang-orang sekitar. Banyak orang justru lebih men-”dewa”-kan internet (khususnya) untuk mencari informasi dibandingkan bertanya langsung pada orang sekitar yang secara umum mengetahui. Atau bahkan mereka pun kadang sudah sulit sekali percaya pada polisi lalu lintas untuk menanyakan jalan sekalipun. Rasanya kalau tidak “googling” tidak afdol. (5) Kurangnya ruang privasi. Hadirnya situs-situs jejaring sosial tidak hanya membantu untuk menghubungkan Individu yang satu dengan yang lain atau dengan kelompoknya. Layanan ini memberikan penggunanya kebebasan untuk membuka diri dan melihat-lihat info serta privasi orang lain. Privasi bukan lagi menjadi barang mahal. (6) Masuknya budaya asing yang kurang baik dan tidak difilter. Banyak budaya asing, baik penampilan maupun gaya hidup, yang masuk ke kelompok-kelompok masyarakat. Tidak hanya budaya baik yang ada, tetapi budaya yang kurang baik pun dapat masuk dan lambat laun apabila tidak difilter secara dini, budaya tersebut bukannya membangun tapi malah justru menggerogoti budaya asli yang ada di kelompok tersebut. Kemudian keterkaitan dengan perkembangan dibidang perpustakaan bahwa kecenderungan menuju perpustakaan modern, bahwa media informasi merupakan ciri yang ditunjukan terhadap prilaku masyarakat dalam pengelolaan informasi. Hal tersebut sebagaimana yang disampaikan oleh Stueart dan Moraan dalam Rachmad Himawan (2002) berikut ini :
Vol.4, No.2, Tahun 2015: 45-67
59
Hartono
P e r u b a h a n M in d s it e ( S tu e a r t d a n M o rg a n , 2 0 0 2 ) S u m b e r in f o r m a s i ( R e s o u r c e s ) O w n C o lle c t io n s
R e s ou rce s
V ir t u a l L ib r a r y M u l t ip l e M e d i a
O n e M e d iu m S e r v ic e s
S u p e rm a rk e t
U se rs
P ro m o te U se U s e rs
W a re h ou se
W a it fo r U s e r s S t a ff A u t h o r it y
Gb. 1.2 Perubahan Mindsite Perpustakaan) Sebagai organisasi yang tumbuh dan berkembang yang dikemukakan oleh Moran (2002) bahwa perpustakaan yang awalnya hanya terdiri dari koleksi dalam satu media buku akan berubah berkembang menjadi koleksi virtial atau berbagai media (multiple media). Kemudian semula perpustakaan mengimplementasi jasa layanan pada sebuah ruangan sekarang dalam bentuk supermarket. Kemudian pustakawan hannya menunggu pengguna (users) berkembang menjadi promosi untuk pengguna.10 E. Analisis Fungsi Media Informasi dalam Membangun Opini Publik Media informasi memiliki pengaruh dan dampak positif dan negatif yang signifikan bagi kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat termasuk semua sector dalam kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan, pemerintahan, ekonomi maupun dalam sosial budaya maysrakat. Disisi lain media informasi memiliki kesempatan dalam upaya membangun opini positif maupun negative bagi masyarakat. Bagaimana fungsi media informasi dalam upaya membangun opini public tersebut ? Pertama, beragam peristiwa dan informasi yang sampai kepada masyarakat melalui media tidak terlepas dari peranan media informasi dalam hubungannya dengan penyajian informasi dan cara media 10 Outwater, Mary Elizabeth.2004. Dissertation. The effect of education and media coverage on public opinion of the supreme Court and Congress. Ohio State University. UMI Microform. Proquest Journal.
60
Jurnal Ilmiah Kepustakawanan "Libraria"
Analisis Fungsi Media Informasi dalam Membangun Opini Publik...
menginterpretasi suatu kejadian. Satu berita yang sampai kepada masyarakat akan memiliki banyak penafsiran dan tanggapan bergantung pada gaya bahasa (penyajian) dan cara penyampaiannya. Hal ini bisa saja dibumbui dengan gaya bahasa hiperbola untuk menarik minat pembaca berita dan mungkin juga berita yang disajikan telah terkontaminasi oleh opini dan subyektivitas penulis berita. Selalu ada kepentingan yang melatari cara manusia mengungkapkan suatu fakta ke dalam berita. Prinsip semiotika seni berbohong%kadang bermain disini. Maka, keakuratan data dan keterpercayaan suatu berita harus dijunjung tinggi. Jika tidak, berita keliru yang tersebar akan berkembang menjadi opini publik yang juga keliru 11. Kedua, pandangan masyarakat terhadap suatu permasalahan di negeri kita pun tidak terlepas dari peran media informasi . Peran media informasi menjadi sangat vital karena bertanggung jawab dalam membentuk opini masyarakat. Opini yang berkembang di masyarakat akan menjelma menjadi sikap dan mentalitas dari masyarakat itu sendiri. Sebuah pemikiran yang tersampaikan pada masyarakat akan menjadi dasar bagi tindak-tanduk masyarakatnya. Maka, media memiliki pertanggungjawaban yang besar dalam upaya membangun bangsa, minimal pada tahap pemikiran. Jika medianya sendiri sudah tidak memerhatikan kaidah-kaidah dan norma-norma yang berlaku, bagaimana dengan opini yang berkembang di masyarakat? Tentu secara tidak langsung akan banyak terpengaruh oleh media. Dampak media massa dapat meluas kepada siapapun secara holistik dan secara simultan. Dampak media massa membawa masyarakat menuju suatu perubahan. Hanya saja, yang menjadi pertanyaan, mau dibawa kemana perubahan itu? Ketiga, dampak media informasi bisa kita lihat pada fenomena perilaku masyarakat yang lebih mudah bersifat “beringas” begitu mendapat suatu informasi atau berita. Mereka terpengaruh begitu saja oleh pemberitaan media tanpa pernah men-check dan recheck-nya terlebih dahulu. Bisa saja, berita mentah yang sampai pada kita akan berkembang menjadi pencitraan yang negatif dan membuat kita menjadi berburuk sangka terhadap suatu peristiwa atau orang tertentu. Bisa saja, pemberitaan yang simpang-siur dan belum jelas kebenarannya akan berkembang menjadi pandangan dan pola pikir yang salah dalam menyikapi suatu kejadian. Oleh karena itu, tanggung jawab media 11 Juliant Eka (2015). Penerapan Teknologi Informasi Komunikasi dalam Mendukung Smart City. http://artikel-opiniku.blogspot.co.id/2015/02/penerapan teknologi-informasi.html.
Vol.4, No.2, Tahun 2015: 45-67
61
Hartono
sangat besar dalam menggerakkan opini publik. Media massa sebagai penggerak opini publik menjadikannya sebagai alat pengonstruksi masyarakat. Namun, di samping itu, masyarakat pun dituntut untuk bisa berlaku arif dan bijak dalam menyikapi suatu pemberitaan yang diperolehnya, jangan serta-merta terpancing sebelum mengetahui kebenaran dari suatu pemberitaan. Maka, media informasi semakin marak digunakan sebagai penggiring opini masyarakat menuju pencitraan yang diinginkan. Dengan begitu, media pun telah menjadi alat pembentuk citra. Terlebih lagi pada masa kampanye, baik dari tingkat daerah maupun tingkat nasional. Semua kandidat benar-benar menggunakan media secara massif. Terlepas dari konten kampanye yang disampaikan, para kandidat tidak segan-segan mengeluarkan dana kampanye yang tidak sedikit demi menggiring opini masyarakat melalui penguasaan media. Maka, tak heran pula jika para politikus kondang negeri ini adalah para petinggi media. Sebut saja Surya Paloh dan Aburizal Bakrie. Kemudian menurut I Gede Titah Pratyaksa (2003) bahwa peranan media masa dan opini publiik mempunyai hubungan erat dalam melairkan isu-isu yang kontroversial. Menurut Yuliant Eka (2015) fungsi media informasi dalam membangun opini public digambarkan sebagaimana dalam membangun konsep dan gagasan kota cerdas (smart city) yang digagas oleh perusahaan IBM pada intinya untuk membangun smart city diperlukan teknologi informasi untuk menjalankan roda kehidupan kota yang lebih efisien dan selanjutnya diterapkan kota cerdas di Indonesia. Konsep smart city dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup orangoran yang tinggal di kota. Pembangunan smart city akan dapat meningkatkan daya saing ekonomi, membangun masyarakat madani dan melestarikan lingkungan. Selain itu melalui penggunakaan teknologi terkini dalam memberikan pelayanan, pembangunan infrastruktur dapat memberikan pelayanan yang efektif dan murah. Konsep smart city sebenarnya memberikan inspirasi dalam pengembangan perpustakaan cerdas (smart libray).12 E. Peran Perpustakaan dalam Membangun Opini Publik Dalam era globalisasi, hampir setiap orang dalam kegiatannya tidak dapat terlepas dari informasi, karena informasi telah menjadi kebutuhan primer masyarakat. Setiap aspek kehidupan dihubungan 12.
62
Sutarno. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto.
Jurnal Ilmiah Kepustakawanan "Libraria"
Analisis Fungsi Media Informasi dalam Membangun Opini Publik...
dengan ketersediaan informasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan dan kemajuan teknologi informasi sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat. Kemajuan teknologi informasi mendorong masyarakat industri (industry society) pelan-pelan beralih ke masyarakat informasi (information society). Untuk membahas lebih lanjut peran perpustakaan dalam membangun opini public melalui media informasi perlu dijelaskan peran perpustakaan dalam masyarakat. Menurut Sutarno NS (2006: 18-20) menjabarkan pengertian perpustakaan masyarakat sebagai berikut: (a)Perpustakaan adalah milik masyarakat, maksudnya bahwa perpustakaan dibangun dan dikelola oleh masyarakat yang bersangkutan yang berada di sekitarnya dan memanfaatkan perpustakaan. (b) Perpustakaan masyarakat tersebut untuk masyarakat, untuk melayani kepentingan penduduk yang tinggal di sekitarnya misalnya perpustakaan umum. Pengertian umum adalah bahwa warga masyarakat yang berdomisili di wilayah perpustakaan terdiri atas semua lapisan masyarakat tanpa membeda-bedakan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, agama, adat-istiadat, tingkat pendidikan, umur, dan lain sebagainya. Semua orang mempunyai hak yang sama untuk memanfaatkan perpustakaan umum tersebut (demokrasi informasi). Mereka juga mempunyai kewajiban untuk bersama-sama memelihara dan mengembangkan. Hal itu dilandasi suatu konsep bahwa sebuah perpustakaan umum adalah dari, oleh, dan untuk masyarakat. (c) Perpustakaan tersebut menjadi tanggung jawab, wewenang, dan hak masyarakat setempat dalam membangun, mengelola, dan mengembangkannya. Dalam hal itu perlu dikembangkan rasa untuk ikut memiliki, ikut bertanggung jawab, dan ikut memelihara. Masyarakat yang menaruh perhatian dan kepedulian terhadap perpustakaan adalah mereka yang menyadari dan menghayati bahwa perpustakaan bukan saja penting, tetapi sangat diperlukan oleh masyarakat.13 Jadi, pengertian tentang perpustakaan masyarakat adalah perpustakaan yang dimiliki masyarakat. Keberadaan perpustakaan di tengah-tengah masyarakat adalah atas kehendak, keinginan, dan sepenuhnya dipergunakan untuk membantu kebutuhan dan kehidupan mereka sehari-hari dalam bidang informasi. Dari pengertian di atas, dapat dilihat bahwa “antara perpustakaan dan masyarakat terdapat hubungan kausal, yakni hubungan sebab dan akibat. Artinya, adanya 13
Hadesshian, Seta.2006. Public opinion – The Role Media. CCR International Refuge Rightas Conference 17-19 June 2006 di Toronto.
Vol.4, No.2, Tahun 2015: 45-67
63
Hartono
perpustakaan karena ada masyarakat yang membutuhkan, dan keberadaan perpustakaan adalah untuk melayani masyarakat” Keberadaan sebuah perpustakaan di dalam suatu komunitas masyarakat karena hal-hal sebagai berikut: pertama, adanya keinginan yang datang dari kalangan masyarakat luas untuk terselenggaranya perpustakaan, karena mereka yang membutuhan; kedua, adanya keinginan dari suatu organisasi, lembaga, atau pemimpin selaku penanggungjawab institusi di suatu wilayah untuk membangun perpustakaan; ketiga, adanya kebutuhan yang dirasakan oleh kelompok masyarakat tertentu tentang pentingnya sebuah perpustakaan; keempat, diperlukannya wadah atau tempat yang bisa untuk menampung, mengolah, memelihara dan memberdayakan berbagai hasil karya umat manusia dalam bentuk ilmu pengetahuan, sejarah penemuan, budaya dan lain sebagainya. Kemudian menurut Hadheshian (2006) bahwa fungsi media informasi dalam pembentukan opini public antara lain (1) sebagai pembentuk media legislasi dalam pengendalian informasi, (2) mengkapanyekan dalam bentuk lobbying campaigns dalam membentuk opini public, (3) mengembangkan kontak personal berbagai kantor media, (4) menggunakan press release untuk memperkenalkan isu, (5) menggunakan media previews melalui public programs dan (6) menggunakan audio-visual melalui radio interviews, tv talkshows yang lebih sopan dan halus.14 Dalam hubungan ini perpustakaan perlu mencermati berbagai perubahan yang terjadi berkaitan dengan informasi dan kebutuhan informasi dalam masyarakat. Dalam sistem informasi berbasis komputer, fungsi perpustakaan tidak hanya sebagai penyedia informasi dalam bentuk fisik (bahan pustaka), melainkan harus sudah mengarah pada isi dari informasi tersebut. Kemajuan teknologi informasi yang begitu canggih dapat dimanfaatkan oleh perpustakaan dalam pengelolaan informasi berbasis komputer demi kepentingan masyarakat. Kondisi ini sejalan dengan amanah Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan yang mengamantkan perpustakaan perlu mengembangkan layanan informasi dengan memperhatikan kemajuan teknologi informasi dan komunikasai.15 14 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta : Perpustakaan Nasional. 15 Blasius Sudarsono. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto.
64
Jurnal Ilmiah Kepustakawanan "Libraria"
Analisis Fungsi Media Informasi dalam Membangun Opini Publik...
Pemanfaatan media informasi bagi pengembangan perpustakaan dapat dilakukan dalam 3 (tiga) bentuk, yakni automating, informating dan transformating. Pertama automating, dimanfaatkan oleh perpustakaan dalam melakukan pekerjaan rutin, seperti pengadaan bahan pustaka, pengolahan, pelayanan pengguna dan sebagainya. Dalam konteks ini, pemanfaatan teknologi informasi ini dapat mempercepat proses penyelesaian kegiatan perpustakaan jika dibandingkan dengan pekerjaan manual. Program otomasi perpustakaan seperti CDS/ISIS, Dynix atau program buatan sendiri (inhouse) merupakan contoh bentuk automating. Kedua informating, dimanfaatkan untuk mempermudah dalam penyampaikan informasi yang dimiliki perpustakaan kepada penggunanya. Pencarian dan penelusuran informasi dari berbagai arah dapat dilakukan dengan lebih cepat dan tepat. Katalog terpasang, seperti OPAC, CD-ROM, BRS, DIALOG dan sebagainya merupakan contoh pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan informasi, Ketiga, transforming, dimanfaatkan untuk membawa perubahan-perubahan penting dan mendasar bagi perpustakaan dalam mengelola, memberikan layanan dan menjalin hubungan antar unit informasi ataupun institusi. Kehadiran media seperti internet dan multi media lainnya, telah merubah konsep dasar maupun peranan perpustakaan. Konsep perpustakaan tradisional yang berorientasi pada penyediaan akses informasi yang dimiliki, berubah pada konsep tanpa harus memilikinya. Tujuan perpustakaan tradisional untuk memperoleh dan meminjamkan buku berubah menjadi penyediaan hubungan antara pengguna dengan pelbagai jenis dan bentuk informasi dari tempat manapun. Melalui pemanfaatan media informasi seperti itu, peranan perpustakaan sebagai pusat sumber informasi akan berubah menjadi mitra aktif yang mendidik masyarakat sekaligus membangun opini publik. Kemudian untuk dapat memperoleh dan menyeleksi informasi yang benar-benar sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pengguna. Dengan begitu, masyarakat sebagai pengguna dan sebagai penyedia informasi akan semakin dekat dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Media informasi di perpustakaan merupakan media sosial untuk berinteraksi dengan masyarakat sosial yang diharapkan antara masyarakat dan perpustakaan memiliki nilai tambah (added value) masingmasing. Masyarakat sebagai pengguna jasa mendapatkan nilai tambah informasi yang berkualitas sebagai bentuk hak atas informasi dari perpustakaan, namun sebaliknya perpustakaan memiliki upaya jasa
Vol.4, No.2, Tahun 2015: 45-67
65
Hartono
yang dapat termanfaatkan dengan optimal sekaligus membangun kualitas layanan perpustakaan. Sehingga perpustakaan mampu memposisikan sebagai lembaga/institusi yang dapat menyediakan informasi dan mengorganisasikan informasi dan didiseminasikan kepada masyarakat.16 Dari gambaran di atas tampak dengan jelas adanya suatu keterkaitan antara perpustakaan, masyarakat dan media informasi. Perpustakaan memerlukan masyarakat sebagai pemakai jasa informasi, masyarakat membutuhkan perpustakaan untuk memperkaya dan memperluas wawasan berpikir, serta media informasi dapat mempercepat dan mempermudah pencarian dan penelusuran informasi serta memperbarui dan memperlancar tugas-tugas perpustakaan. Itu berarti, perpustakaan, masyarakat dan media informasi merupakan mata rantai yang tak terpisahkan dan selalu saling terkait dalam upaya membangun opini public. Perpustakaan perlu membangun kualitas layanan perpustakaan melalui penyediaan informasi, pengorganisasian informasi, pelayanan bahan pustaka dan mempromosikan produk yang dimiliki perpustakaan. Peran perpustakaan yang tidak kalah pentingnya adalah membangun opini public dengan merekayasa teknologi dan media informasi baik dalam bentuk manual dan elektronik yang dikemas dalam bentyuk mascot, logo dan tagline yang disajikan lebih menarik. Media informasi dalam membangun opini public dapat berbentuk media elektronik yang dikemas dalam “tagline” : Contoh di Perpustakaan Bung Karno dengan tagline” “Bung Karno untuk Indonesia”, “Jas Merah jangan sekali-kali Melupakan Sejarah”, Bung Karno and Nation and Character Building” Kemudian “Bung Karno Smart Library Corner” dan “Cristal Knowledge” dsb. F. Penutup Media informasi merupakan fenomena baru dalam kehidupansehari-hari memiliki peran penting dalam kehidupan di masyarakat. Mengingat begitu eratnya perkembangan media informasi dengan kehidupan makan media informasi disamping bermanfaat secara positif bagi masyarakat seringkali juga berdampak negatif bagi perkembangan manusia. Peran media informasi tersebut sangat signifikan dalam upaya membangun opini publik sehingga masyarakat sangat dipengaruhi emosi, sikap, perilaku dan tindakan dan pemikiran. Oleh karena itu diperlukan secara arif dan bijakasana bagi aktor pengelola media informasi termasuk media masa, media pusat-pusat informasi dan 66
Jurnal Ilmiah Kepustakawanan "Libraria"
Analisis Fungsi Media Informasi dalam Membangun Opini Publik...
perpustakaan untuk secara profesional dan seimbang menyajikan informasi kepada masyarakat yang lebih berkualitas jauh dari unsur propaganda, pencitraan dan penyalahgunaann informasi. Media informasi di perpustakaan merupakan media sosial untuk berinteraksi dengan masyarakat sosial yang diharapkan antara masyarakat dan perpustakaan memiliki nilai tambah (added value) masingmasing. Masyarakat sebagai pengguna jasa mendapatkan nilai tambah informasi yang berkualitas sebagai bentuk hak atas informasi dari perpustakaan, namun sebaliknya perpustakaan memiliki upaya jasa yang dapat termanfaatkan dengan optimal sekaligus membangun kualitas layanan perpustakaan. Sehingga perpustakaan mampu memposisikan sebagai lembaga/institusi yang dapat menyediakan informasi dan mengorganisasikan informasi dan didiseminasikan kepada masyarakat. Peran perpustakaan perlu membangun opini public dapat dilakukan melalui beberapa cara baik melalui media informasi dan teknologi informasi dan komunikasi dapat dilakukan dengan membuat tagline, mascot, logo dan corner. Media ini berperan aktif dalam membangkitkan semangat dan mempengaruhi perilaku dan sikap masyarakat untuk cinta terhadap perpustakaan atau upaya membangun opini publik. Daftar Pustaka Blasius Sudarsono. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto. Ensiklopedia Nasional Indonesia. 2004. Jakarta : Delta Pamungkas, 2004 hlm. 152 Eickelman, Dale F. and Anderson, John W. 2003. New Media in The Muslim World. Bloomington. Faisal, M. 2008. Sistem Informasi Manajemen : jaringan. Malang : UIN Mala ng Press. Gaspersz, Vincent. 1988. Sistem Informasi Manajemen : Suatu Pengantar. Bandung : Armico. Gingras, Anne-Marie and Carrer, Jean Pierre, 1996. Public Opiniom and persuasion. Canadian Journal of Communication21.4 :445. Proquest Journal Hadesshian, Seta.2006. Public opinion – The Role Media. CCR International Refuge Rightas Conference 17-19 June 2006 di Toronto.
Vol.4, No.2, Tahun 2015: 45-67
67
Hartono
I Gede Titah Prayaksa. 2003. Peranan Media Masa dam Opini Publik dalam Membangun Isu-isu Kontroversial. Mahasiswa Program Ilmu Komunikasi Universitas Atmajaya Yogyakarta Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed.3. Jakarta :Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002.Hlm. 433 Laksmi.2006. Tinjauan Kultural terhadap Kepustakawanan : Inspirasi dari Sebuah Karya Umberto. Depok : Sagung Seto. Outwater, Mary Elizabeth.2004. Dissertation. The effect of education and media coverage on public opinion of the supreme Court and Congress. Ohio State University. UMI Microform. Proquest Journal. Pendit, Putu Laxman. 1992. Makna Informasi : Lanjutan dari Sebuah Perdebatan. 63-88. Kepustakawanan Indonesia : Potensi dan tantangan. Jakarta : Kesaint Blanc. Rachmad Hermawan S. dan Zulfikar Zen.2006. Etika kepustakawanan : Suatu Pendekatan terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta : Sagung Seto Rizal Dwi Prayogo. Peran media sebagai pembentuk opini publik. https:/ /rizaldp.wordpress.com/2010/09/21// 18/11/2015 :24.51http:/ /www.pengertianku.net/2014/09/mengetahui-pengertianmedia-komunikasi-dan-fungsinya-lengkap.html Shoffi Akmalunnisa. 2015. Dampak Kemajuan Posistif dan Negatif Pernan TI. http://shoffiakmalunnisaa21.blogspot.co.id/2015/03/ dampak-positif-dan-negatif-dari-peranan.html. 7/12/2015.18.00 Sulistyo Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sutarno. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Sagung Seto Utomo, Budi Sutedjo Darma. 2009. Perencanaan & Pembangunan Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi. Scheuerell, Scott.2008. Gallup Poll: Using the Internet to Learn about the Influence of Public Opinion in Politics The Sosial Studies99.4 (Jul/Aug 2008): 181-186. Proquest Journal. Sutarno. (2006). Perpustakaan dan Masyarakat. CV. Jakarta: Sagung Seto Juliant Eka (2015). Penerapan Teknologi Informasi Komunikasi dalam Mendukung Smart City. http://artikel-opiniku.blogspot.co.id/ 2015/02/penerapan teknologi-informasi.html. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta : Perpustakaan Nasional. 68
Jurnal Ilmiah Kepustakawanan "Libraria"