ISSN No. 1978-3787
Media Bina Ilmiah73
ANALISIS FEASIBILITY STUDY USAHA JAMUR TIRAM PADA UD. NIHIDA FARM MATARAM oleh : I Made Murjana Dosen Kop. Wil. VIII dpk pada STIE AMM Mataram
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah pengelolaan usaha budidaya jamur tiram UD. Nihidafarm mataram feasible ( layak) ditinjau dari segi aspek keuangan. Jenis penelitian bersifat deskripstif dan teknik pengumpulan data menggunakan interveaw, observasi dan kepustaan. Hasil analisis perhitungan kelayakan usaha (feasibility)dari aspek keuangan dalam hal ini (1).pendekatan analisis Break event point cukup layak dimana titik BEP tercapai pada tingkat produksi 5.448,22 polibag lebih rendah dari kapasitas produksiditetapkan yang sebesar 5.775 polibag. (2). Analisis Benefit Cost Ratio (BCR) dengan menggunakan tingkat suku bunga 16 % hasilnya nilai BCR 1 yaitu sebesar 1, 04418 (layak). (3). Pendekatan analisis Net present value (NPV) sangat layak karena hasilnya positif, dimana hasil penjualan yang dilakukan lebih besar dari investasi ( biaya ) yang dikeluarkan. Begitu juga dengan IRR ( Internal rate of return) hasilnya sangat layak/feasible karena hasilnya 17,85% 16% atas tk. Suku bung pinjaman yang dilakukan. (4). Dengan pendekataan analisis sensitivity jika terjadi penurunan penjualan 1% atau kenaikan biaya 1% maka usaha ini tidak layak dilanjutkan Kata kunci : Feasibility, BEP, BCR,NPV, IRR dan sensivity. PENDAHULUAN Kota Mataram sebagai salah satu bagian dari Propinsi Nusa Tenggara Baratmengalamikemajuan perkembangan yang sangat pesat. Sebagai pusat pemerintahan propinsi juga merupakan pusat perekonomian dan perdagangan. Disamping itu daerah Mataram juga dikenal sebagai daerah yang sangat subur dan salah satu komoditas dari daerah ini adalah tembakau dan hasil pertanian lainnya, serta usaha industri olahan seperti usaha pembuatan mebel dan lain sebagainya. Dari usaha kayu tersebut banyak limbah / sisa yang sayang sekali bila disiasiakan hal ini tidak disadari sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai peluang usaha, salah satunya yaitu usaha budidaya jamur tiram. Jamur tiram yang bahan utamanya dari bibit jamur dengan media tanamnya yang terbuat dari ampas gergaji kayu (sisa hasil dari pemotongan kayu), dan bahan lainnya dari dedak hasil dari penggilingan padi serta jagung yang dicampur
menjadi satu kemudian di tempatkan kedalam polibag. Jamur tiram atau lebih dikenal dengan nama jamur kayu merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan berbagai macam vitamin diantaranya : protein, karbohidrat, serat, lemak, kalori, kalsium, besi, fosfor, vitamin B1, vitamin B2 dan vitamin C (Departemen Sains Kementerian Industri Thailand : 2008) Penduduk di wilayah Mataram dan sekitarnya saat ini cukup banyak yang gemar mengkonsumsi hasil dari pertanian yang masih alami tidak banyak mengandung bahan kimia dan mengandung berbagai macam vitamin serta tidak mengandung kolestrol yang menjadikan nilai tambah dari jamur tiram ini. Inilah peluang usaha yang dilirik oleh salah satu pengusaha di kota Mataram yaitu H.Mahrup Kaseh dengan mendirikan suatu badan usaha berupa usaha dagang (UD) bernama UD.NIHIDAFARM berkedudukan di Jalan Panji
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.comVolume 8, No. 1, Februari 2014
74 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
Asmara III No.2 Kecamatan Sekarbela Kota Mataram yang merupakan perusahaan perseorangan yang mulai membuat usaha budidaya jamur tiram dengan memanfaatkan bahan baku tersebut. Adapun produk yang dihasilkan oleh UD.NIHIDAFARM berupa produksi polibag (media jamur) yang dibeli oleh mitra-mitranya dan jamur segar untuk dikonsumsi sehari-hari dan dijual kepada konsumen melalui sales (tengkulak) yang datang tiap harinya untuk memasarkan ke rumah-rumah, pasar, restoran, maupun ke supermarket dan mall yang ada di Mataram dan di daerah-daerah lainnya. Mengenai jumlah penjualan yang dicapai selama 3 tahun adalah sbb :. Tabel1. Jumlah pendapatan dari penjualan polibag jamur tiram dari tahun 2010 sampai tahun 2012 No
Tahun
1.
2010
2.
2011
3.
2012
Jumlah Penjualan Polibag 7.582 Polibag 17.826 Polibag 22.272 Polibag
Jumlah Pendapatan Rp. 5.345.310 Rp.12.567.330 Rp.15.701.760
Sumber : Data Primer diolah Perusahanan ini ingin usaha yang dikelolanya dapat berjalan dengan baik, yang mana umumnya berhasil atau tidaknya perusahaan ditandai dengan kemampuan dalam melihat kemungkinan dan kesempatan yang akan datang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Ukuran yang sering kali dipakai untuk menilai sukses tidaknya suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh. Dalam menentukan usaha yang baru akan dilaksanakan atau yang sedang berjalan perlu dikaji kelayakan sebagaibahan pertimbangan, perbaikan, penilaian dan juga apakah mempunyai manfaat serta keuntungan untuk diusahakan atau dilanjutkan. Dimana aspek-aspek dalam studi kelayakan tersebut antara lain mencakup : aspek pasar, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan organisasi, aspek hukum, aspek ekternal yaitu dampak lingkungan serta aspek _____________________________________________ Volume 8, No. 1, Februari 2014
keuangan. Namun dalam penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pada satu aspek saja yaitu aspek keuangan, dikarenakan keterbatasan waktu peneliti untuk melakukan penelitian terhadap semua aspek yang ada . Dalam analisis kelayakan financial digunakan beberapa pendekatan diantaranya : analisis Break Event Point (BEP), Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR) . Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahannya yaitu apakah pengelolaan usaha budidaya jamur tiram feasible( layak) ditinjau dari segi aspek financialnya ( keuangan )? METODE PENELITIAN Metode penelitian bersifat deskriptif, (M. Nazir,2002:63) yaitu “Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki”. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi lapangan, interview dengan para pengelola, dengan documentasi dari catatan-catatan keuangannya, dan studi kepustakaan dengan mengumpulkan data dari beberapa literature yang berhubungan dengan penelitian. Jenis data yang dipergunakan, data kuantitatif dalam berbentuk angka seperti jumlah investasi modal, biaya tetap, biaya variable dan data kualitatif berupa keterangan-keterangan yang berkaitan dengan proses, kejadian atau peristiwa dengan penelitian ini. Dalam hal ini seperti keterangan kapan usaha ini didirikan berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, apa saja bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat jamur tersebut dan lain sebagainya. Sumber data(1).data primer yang bersumberdari objek penelitian itu sendiri, berupa data atau informasi yang dibutuhkan bagi penelitian ini, seperti keterangan mengenai biaya bahan baku, jumlah produksinya, dan harga jual produksi (2)..Data sekunder yang diperoleh dari http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
Media Bina Ilmiah75
pihak terkait seperti dari dinas terkait atau lembaga lembaga lain. Dalam menganalisis data guna menilai kalayakan l usaha jamur tiram ini digunakan beberapa pendekatan analisis : a.
Analisis Break Event Point (BEP) Adapun untuk mengetahui titik impas dari penjualan jamur, digunakan persamaan sebagai berikut : BEP ( Unit ) =
b.
/
/
Analisis Benefit Cost Ratio (BCR) BCR =
∑ Present
Value (Positif) Io
Dimana : PV (positif) = CFt atau NB x discount Cft atau NB = Pendapatan bersih yang bernilai positif pada periode t Io = Modal Awal investasi Kriteria untuk penilaian Benefit Cost Ratio ini adalah jika nilai B/C rationya > 1 merupakan kriteria layak untuk diterimanya rencana usaha atau usulan usaha. c.
Analisis Net Present Value (NPV) NPV = + NB (1 + i ) -.
atau NPV = + B − C -.
Dimana : NB = Net Benefit = Benefit – Cost C = Biaya Investasi + Biya Operasi B = Benefit yang telah di-discount C = Cost yang telah di-discount I = Discount Faktor n = Tahun ( Waktu ) Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut : Jika NPV > 0, Maka usulan proyek diterima Jika NPV < 0, Maka usulan proyek ditolak Jika NPV = 0, Maka nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima atau ditolak d.
IRR = i. +
3
3 4
.
53
6
. (i8 - i. )
Dimana : IRR = Internal rate of return i. = Tingkat discount rate yang menghasilkan
i8 =
NPV.
Tingkat discount rate yang menghasilkan
NPV8
Kriteria penilaian adalah jika IRR yang diperoleh lebih besar dari rate of return (tingkat pengembalian bunga) yang ditentukan, maka investasi ini dapat diterima. Catatan :Analisis NPV dan IRR diasumsikan pengembalian pinjaman modal menggunakan tingkat suku bunga yaitu sebesar 16% sesuai dengan suku bunga Bank NTB yang berlaku saat ini. HASIL DAN PEMBAHASAN a.
Deskripsi data
1.
Investasi Harta Tetap Adapun investasi harta tetap yang dimiliki oleh perusahaan UD.NIHIDAFARM berupa peralatan-peralatan yang digunakan oleh untuk melakukan proses produksi yang dianggap sebagai modal tetap atau asset tetap yang memiliki umur ekonomis yang sama yaitu untuk jangka waktu operasi selama 5 tahun. Dimana untuk pembelian peralatan-peralatan tersebut perusaahan meminjam modal usaha pada bank NTB dengan tingkat suku bunga sebesar 16% pertahun, dengan asumsi tingkat suku bunga tersebut tetap hingga 5 tahun mendatang. Adapun jenis dan harga perolehan alat-alat tersebut seperti pada tabel 2. Tabel.2. Perhitungan peralatan dan mesin yang digunakan untuk memproduksi polibag
Internal Rate of Return (IRR).
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.comVolume 8, No. 1, Februari 2014
76 Media Bina Ilmiah
2.
Permodalan. Modal berjalan yang diperlukan untuk budidaya jamur tiram selama satu tahun proses produksi, dengan jumlah hasil produksi 50.400 polibag untuk pembelian bibit,serbuk gergaji,dedak,jagung,calsium,givs,pupuk dedak,jagung,calsium,givs,pupuk dan lainnya sebesar Rp. Rp.140.871.000. Tabel Perhitugannya seperti yang nampak pada Tabel 4 berikut ini :
ISSN No. 1978-3787 1978
Dalam 1 (satu) bulan perusahaan melakukan produksi sebanyak 8 kali dan ini dilakukan secara terus menerus tiap bulannya, dalam 1 bulan perusahaan mampu memproduksi sebanyak 4200 polibag, dan untuk 1 (satu) kali produksinya perusahaan menghasilkan 525 polibag jamur. Perusahaan telah menetapkan harga jual perpolibag jamurnya yaitu Rp.3.500. Adapun Perhitungan Harga rga Pokok Produksi Perpolibag Jamur dalam 1 Bulan (8 kali proses produksi) yang dilakukan oleh perusahaan akan diuraikan pada tabel berikut : Tabel4. Perhitungan Harga Pokok Produksi Polibag Jamur dalam 1 (satu) Bulan (8kali proses produksi)
Tabel 3. Perhitungan modall berjalan untuk usaha budidaya jamur tiram selama 1 tahun atau 96 kali proses produksi
3.
Penentuan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Produk
_____________________________________________ Volume 8, No. 1, Februari 2014
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Harga Pokok Produksi per 1 (satu) kali produksi dengan jumlah polibag sebanyak 525 polibag dengan biaya Rp.1.406.650 , sehingga harga pokok produksi perpolibagnya sebagai berikut : Rp. 1.467.225 = Rp.2.794,71 525 polibag atau dibulatkanmenjadi Rp.2.795 Sehingga laba perpolibag jamur dapat diketahui setelah menentukan harga pokok http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
Media Bina Ilmiah77
perpolibag jamur, dengan cara harga jual perpolibag jamur dikurangi harga pokok perpolibagnya dan hasil laba yang diperoleh sebesar Rp.705. Laba = Harga Jual – Harga pokok perpolibag = Rp. 3.500 – Rp.2795 = Rp.705 4.
Biaya Perawatan Mesin dan Peralatan Biaya ini dikeluarkan untuk menjaga mesin dan peralatan tetap awet dan tahan lama saat digunakan dalam proses produksi. Perawatan mesin tersebut dilakukan tiap 6 bulan sekali . Besarnya biaya perawatan dikeluarkan dalam sekali perawatan sebesar Rp.60.000. Sedangkan untuk biaya penyusutan atas peralatan yang digunakan perusahaan menetapkan sebesar 10 % pertahun dari nilai investasi, sehinnga besarnya kedua biaya ini terliahat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah biaya penyusutan dan perawatan mesin per tahun No
Data Perhitungan
Nilai ( Rp )
1. 2.
Penyusuatan 10% Perawatan mesin 2 x Rp. 60.000
Rp. 3.721.000 Rp. 120.000
Jumlah Biaya Tetap Pertahun
Rp. 3.841.000
b.
Analisis data Perhitungan Kelayakan Usaha 1. Analisis Titik Impas ( Break Event Point ) Dengan mendasarkan pada biaya diatas maka besarnya titik impas atau Break Event Point (BEP) perhitungannya sbb: Biaya Tetap Pertahun Harga Jual Perpolibag Biaya Perpolibag 9 . :.;<...=== BEP =9 . :.>== – 9 . 8.@A>
jamur dalam satu tahun telah mencapai tingkat Break Event Point ( BEP ). 2.
Perhitungan Benefit Cost Ratio ( BCR ) Laba kotor penjulan polibag = penjulan polibag selama 1 tahun x harga jual perpolibag. Laba kotor penjulan polibag = 22.272 x Rp. 3.500 = Rp.77.952.000, dan Laba kotor untuk 5 tahun ( jangka waktu usaha) = Rp. 77.952.000 x 5 = Rp. 389.760.000.Untuk tingkat suku bunga pinjamannya perusahaan UD.NIHIDAFARM menggunakan tingkat suku bunga 16% pertahun dengan asumsi tingak suku bunga tersebut tetap hingga lima tahun kedepan. Jadi BCR dapat dihitung dengan menggunakan rumus : BCR =
Io
Dimana : - ∑ PV (Positif) = Rp. 38.854.147 - Io
= Rp. 37.210.000 BCR =
Rp. 38.854.147 = 1,04418 Rp. 37.210.000
Dari hasil perhitungan Benefit Cost Ratio menunjukkan bahwa nilai BCR > 1 sehingga usaha ini layak untuk dilanjutkan atau diusahakan karena nilai BCRnya lebih besar dari satu dan telah memenuhi syarat kelayakan usaha. 3.
Perhitungan Net Present Value ( NPV ) NPV = + NB (1 + i ) -.
= Rp. 3.841.000 = Rp.3.500 = Rp 2.795 = 5.448,22 Polibag
Berdasarkan nilai break event diatas, maka titik impas usaha penjulan jamur tiram pada jumlah kapasitas produksi sejumlah 5.448,22 polibag, modal pembuatan polibag jamur dapat kembali lagi yakni pada 1 bulan 1 minggu 3 hari dengan kapasitas produksi 5.775 polibag. Sehingga dapat dikatakan bahwa produksi polibag
∑ Present Value (Positif)
atau NPV = + B − C -.
Dimana : NB = Net Benefit = Benefit – Cost C = Biaya Investasi + Biya Operasi B = Benefit yang telah di-discount C = Cost yang telah di-discount I = Discount Faktor n = Tahun ( Waktu )
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.comVolume 8, No. 1, Februari 2014
78 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
>
NPV = + Rp. 255.222.643 − Rp. 253.578.496 -.
= Rp 1.644. 147 Dari hasil perhitungan mengunakan kriteria investasi dengan analisis Net Present Value ( NPV ), hasil yang diperoleh dari usaha penjulan polibag jamur ternyata NVPnya lebih besar dari 0 ( nol ), sehingga usaha ini dikatakan layak atau usaha tersebut feasible ( go ) untuk dilaksanakan atau dilanjutkan. Perhitungan Internal Rate of Return ( IRR ) Perhitungannya menggunakan persamaan sebagai berikut :
memilki kesalahan dalam pembangunan sarana fisik serta opersional ataupun kelemahan estimasi produksi. Untuk itu dalam menghitung analisis sensivitas ini dilakukan dengan menggunakan skenario sebagai berikut : a) Sekenario I Pada sekenario I, dianggap pendapatan mengalami penurunan, sedangkan biaya investasi dan biaya operasional tetap. Penurunan pendapatan dapat terjadi karena harga polibag jamur mengalami penurunan atau volume penjualan menurun.
4.
IRR
= i. +
3
3
.
453
6
. (i8 - i. )
Dimana : IRR = Internal rate of return i. = Tingkat discount rate yang menghasilkan
i8
NPV.
= Tingkat discount rate yang menghasilkan
NPV8
Perhitungan Internal Rate of Returnnya sebagai berikut : IRR = 0,16+
9 ...N<<..<@
9 ...N<<..<@ 5 9 ..=8.NA:
.(0,18-0,16)
= 0,16 + 0,9412 = 0,1788 = 17,88% Dari hasil analisis dengan menggunakan IRR dengan cara trial and error ternyata hasil IRR sebesar 17,85%, Dimana tingkat suku bunga pinjaman awal sebesar 16%, Sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha penjualan polibag jamur tiram ini layak untuk diusahakan. Ini dikarenakan hasil IRR lebih besar dari tingkat suku bunga pinjamannya. Analisis Sensivitas Untuk menilai kelayakan usaha yang memiliki ketidak pastian, diperlukan analisis sensivitas guna menguji seberapa jauh proyek atau usaha yang dilaksanakan sensitif terhadap perubahan harga input maupun output, dan
Tabel 6. Hasil analisis sensivitas No. 1. 2. 3.
Penurunan Pendapatan 1% 0,9282 - 2.669.952 12,38
Dari tabel sensivitas skenario I diketahui bahwa pada saat pendapatan turun sebesar 1% dengan suku bunga 16% pertahun, diperoleh BCR kurang dari satu, NPV bernilai negatif dan IRR mencapai 12,38%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penurunan pendapatan sebesar 1% proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. b)
Sekenario II Pada skenario II, biaya operasional mengalami kenaikan, sedangkan biaya investasi dan pendapatan dianggap tetap. Kenaikan biaya produksi dapat terjadi apabila harga input meningkat. Dalam hal ini komponen terbesar adalah bahan baku, seperti : bibit jamur, jagung, dedak, givs, clsium,pupuk sp3, pupuk urea dan lain sebagainya. Tabel 7. Hasil analisis sensivitas No.
5.
_____________________________________________ Volume 8, No. 1, Februari 2014
Kriteria Kelayakan BCR NPV ( Rp ) IRR ( % )
1. 2. 3.
Kriteria Kelayakan BCR NPV ( Rp ) IRR ( % )
Biaya Naik Sebesar 1% 0,9497032 - 1.871.544 13,54
http://www.lpsdimataram.com
ISSN No. 1978-3787
Media Bina Ilmiah79
Dari tabel sensivitas skenario II bahwa pada saat biaya operasional naik sebesar 1% dengan suku bunga 16% pertahun, diperoleh BCR kurang dari satu, NPV negatif dan IRR mencapai 13,54%. Dapat disimpulkan bahwa pada kenaikan biaya operasional sebesar 1% proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Sekenario III Pada skenario III ini merupakan gabungan dari skenario I dan skenario II, yang diasumsikan pada saat bersamaan pendapatan mengalami penurunan dan biaya operasional mengalami kenaikan.
3.
c)
4.
Tabel 9. Hasil analisis sensivitas No 1. 2. 3.
Kriteria Kelayakan BCR NPV ( Rp ) IRR ( % )
Pendapatan Turun dan Biaya Naik 1% 0,8337639 - 6.185.645 6,10
Dari tabel sensivitas skenario III Lampiaran 11 diketahui bahwa pada saat pendapatan turun sebesar 1% dan biaya operasional naik sebesar 1% dengan suku bunga 16% pertahun, diperoleh BCR kurang dari satu, NPV negatif dan IRR mencapai 6,10%. Denagn Demikian dapat disimpulkan bahwa pada penurunan pendapatan sebesar 1% dan kenaikan biaya operasional sebesar 1% proyek tersebut juga tidak layak untuk dilaksanakan.
penjulan polibag jamur tersebut layak untuk diusahakan karena telah memenuhi syarat kelayakan finansial . Analisis Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return ternyata hasil penjulan polibag jamur tersebut feasible / layak untuk diusahakan karena telah memenuhi kriteria kelayakan baik dari nilai NPVnya bernili positif , serta nilai IRRnya lebih besar dari suku bunga pinjaman. Dengan pengukuran analisis sensivitas ternyata usaha penjulan polibag jamur setelah mengalami penurunan pendapatan sebesar 1 % , dan kenaikan biaya sebesar 1 %, serta kenaikan Pendapatan dan biaya secara bersamaan masih belum layak untuk diusahakan.
b.
Saran – saran Dengan melihat hasil analisis diatas dimana pengelolaan usaha jamur tiram sangat layak untuk dikembangkan karena cukup feasible/menguntungkan. Untuk kedepan peneliti menganjurkan pemilik perusahaan ini dapat memproduksi hasil olahan yang berasal dari jamur atau membuka restaurant yang menyajikan menu khusus dari jamur. DAFTAR PUSTAKA Abd. Kadir W . 2007. Analisa Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Nira Lontar Menjadi Produk Nata. http//puslit sosekhu.web.id
PENUTUP a. Simpulan 1. Penilaian aspek keuangan menggunakan perhitungan Break Event Point (BEP), diperoleh perusahaan mampu mengembalikan biaya produksi pembuatan polibag jamur yakni pada 1 bulan 1 minggu 3 hari dengan kapasitas produksi 5.775 polibag. Sehingga dapat dikatakan bahwa produksi polibag jamur dalam satu tahun telah mencapai tingkat Break Event Point (BEP). 2. Menggunakan analisis Benefit Cost Ratio ( BCR) hasilnya BCR > 1, sehingga usaha
Adyca, M Arif, Indah, Sondy. 2008. Feasibility Studi Proyek Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Healty. Jakarta : Universitas Indonesia. http//www.scribd.com AndiApriyono.2009. http//ilmumanajemen.wordpress.co m Anonim. 2009. http//jamur kayu.com
_____________________________________ http://www.lpsdimataram.comVolume 8, No. 1, Februari 2014
80 Media Bina Ilmiah
ISSN No. 1978-3787
Burhanuddin R. 2007. Studi Kelayakan Pendirian Rumah Potong Hewan di Kabupaten Kutai Timur. Kalimantan Timur : http//www.smecda.com Freddy Rangkuti. 2005. Business Plan Teknik Membuat Perencanaan Bisnis dan Analisa Kasus. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Iban Sofyan. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta : Garaha Ilmu Kasmir dan Jakfar. 2004. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Prenada Media. Munawir S. 2002. Akuntansi Keuangan dan manajemen. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Moh. Nazir. 2002. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia M. Yakob Ibrahim. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : PT.Rineka Cipta Murdifin Haming dan Salim Basalamah. 2003. Studi Kelayakan Ivestasi Proyek & Bisnis. Jakarta : PPM. Pakde Sofa. 2008. Studi Kelayakan Agrobisnis : http//cari ilmu online burneo.htm Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabeta. Wikipedia. 2008. Studi Kelayakan Bisnis. http://id.wikipedia.org/wiki
_____________________________________________ Volume 8, No. 1, Februari 2014
http://www.lpsdimataram.com