ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT DITINJAU DARI FAKTOR EKSTERNAL DAN FAKTOR INTERNAL AUDITOR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh: Nama : Hanifah Silfianie NIM : 1111082000051
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Hanifah Silfianie
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Januari 1993 3. Alamat
: Jl. Dewi Sartika, Gang H. Raba No.23 Rt.003 Rw.01 Ciputat, Tangerang Selatan 15411.
4. Telepon
: 0896 0129 5756
5. Email
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN 1. SDN Ciputat II
Tahun 1999-2005
2. MTsN Tangerang II Pamulang
Tahun 2005-2008
3. SMA Negeri I Kota Tangerang Selatan
Tahun 2008-2011
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2011-2015
III. DATA KELUARGA 1. Ayah
: Drs. Cecep Suryadi
2. Pekerjaan Ayah
: PNS
3. Ibu
: Apong Resmi
4. Pekerjaan Ibu
: Ibu Rumah Tangga
5. Alamat
: Jl. Dewi Sartika, Gang H. Raba No.23 Rt.003 Rw.01 Ciputat, Tangerang Selatan 15411.
vi
THE FACTORS ANALYSIS OF INFLUENCE TO PREMATURE SIGN-OFF OF AUDIT PROCEDURE BASED ON EXTERNAL AND INTERNAL FACTORS OF AUDITOR
ABSTRACT This research was aimed to examine the influence of audit risk, supervisory action, self esteem and equity sensitivity on premature sign-off of audit procedure. This research used primary data which collected by distributing questionnaires to respondents. Questionnaires were distributed to auditors junior, auditors senior, supervisors, and manager that working at Public Accountant Firms in Jakarta. From 85 questionnaires that have been distributed, only 73 questionnaires have been received, and only 72 questionnaires that full filled and could be processed. The research uses multiple regression analysis method. The result of this research show that: (1) audit risk and supervisory action have no significant influence on premature sign-off of audit procedure. (2) self esteem and equity sensitivity have significantly influence to premature sign-off of audit procedure. (3) audit risk, supervisory action, self esteem, and equity sensitivity have significant influence on premature sign-off of audit procedure. Keywords: audit risk, supervisory action, self esteem, equity sensitivity, premature sign-off of audit procedure.
vii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT DITINJAU DARI FAKTOR EKSTERNAL DAN FAKTOR INTERNAL AUDITOR
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, dan equity sensitivity terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner ke responden. Kuesioner dibagikan kepada auditor junior, auditor senior, supervisor dan manajer yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta. Dari 85 kuesioner yang dibagikan, hanya 73 kuesioner yang diterima kembali, dan hanya 72 kuesioner yang diisi lengkap dan dapat diproses. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) risiko audit dan tindakan supervisi tidak berpengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. (2) self esteem dan equity sensitivity berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. (3) risiko audit, tindakan supervisi, self esteem dan equity sensitivity berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Kata kunci: risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, equity sensitivity, penghentian prematur atas prosedur audit.
viii
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Ditinjau dari Faktor Eksternal dan Faktor Internal Auditor. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1. Kedua orang tuaku yang telah memberikan semangat, dukungan baik moril maupun materil serta curahan doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis (aku berjanji suatu saat nanti akan membuat kalian bangga, kalian adalah orang tua terbaik dalam hidupku). 2. Kakanda-kakanda dan adinda tersayang teh Riny, teh Amel, teh Ica, dan Rosy terimakasih untuk dukungan, canda tawa, suka duka yang telah kita lalui selama ini, kalian adalah saudari-saudari ku yang luar biasa. 3. Suamiku tercinta Abang Fahri Adrian dan anakku tersayang Athifah Irshania, terimakasih banyak atas support, doa, motivasi serta pengorbanan nya selama ini. Kalian berdua inspirasiku, jangan pernah bosen nyemangatin aku ya Love u so much...!
ix
4. Bapak Afif Sulfa, S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan motivasi, bimbingan dan semangat nya. 5. Ibu Dr. Rini, Ak., CA. selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia
meluangkan
waktu,
membimbing,
mengarahkan
demi
terselesaikannya penyusunan skripsi ini. 6. Ibu Atiqah, S.E., M.S., Ak. selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia
meluangkan
waktu,
membimbing,
mengarahkan
demi
terselesaikannya penyusunan skripsi ini. 7. Ibu Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Bapak Hepi Prayudiawan, S.E., M.M., Ak., CA. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 10. Sahabat-sahabatku tersayang s’Thanny Amitie (Lita, Nisa, Nuni) yang telah mewarnai hari-hariku sedih senang bareng, ngebolang bareng, dan semoga persahabatan kita akan terus terjalin yaa dan semoga tetap kompak nyemangatin satu sama lain dalam hal kebaikan. Sayang kalian ...!! 11. Special thanks to sahabat-sahabat Celoteh (Kaje, Kawe, Syaifa, Upa, Emen, Mute, Fia, Dian, Usni) makasih yaa udah banyak mensupport baik dalam hal akademik, maupun non akademik, kita udah banyak ngeluangin waktu bersama, canda tawa, suka duka semua udah kita lakukan selama ini, keep contact ya...!! semoga kita semua sukses kelak aamiin.
x
12. Kawan-kawanku seperjuangan Akuntansi B yang sangat luar biasa, kompak, dan kalian banyak memotivasi selama ini, mengenal kalian adalah anugerah terindah. Dan ngga akan pernah terlupakan kebersamaan yang pernah kita lewati selama masa kuliah. 13. Rekan-rekan Audit, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Perpajakan angkatan 2011 yang telah memberikan dukungan selama ini kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga Allah SWT memberikan semua kebaikan, kepada pihak yang telah disebutkan atas semua bantuannya kepada penulis. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu para pembaca dan rekan-rekan mahasiswa atau mahasiswi lainnya. Jakarta, 19 Agustus 2015
(Hanifah Silfianie)
xi
DAFTAR ISI Halaman Judul ........................................................................................
i
Lembar Pengesahan Skripsi...................................................................
ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ................................................
iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi ............................................................
iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ........................................
v
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................
vi
Abstract .....................................................................................................
vii
Abstrak .....................................................................................................
viii
Kata Pengantar .......................................................................................
ix
Daftar Isi ..................................................................................................
xii
Daftar Tabel.............................................................................................
xvi
Daftar Gambar ........................................................................................
xviii
Daftar Lampiran .....................................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ...................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................
11
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................
12
1.3.1 Tujuan Penelitian ......................................................................
12
1.3.2 Manfaat Penelitian ....................................................................
13
xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ....................................................................................
14
2.1.1 Definisi Auditing ......................................................................
15
2.1.2 Prosedur Audit ..........................................................................
16
2.1.3 Perilaku Penghentian Prematur atas Prosedur Audit ................
19
2.1.4 Risiko Audit ..............................................................................
20
2.1.5 Tindakan Supervisi ...................................................................
21
2.1.6 Self Esteem ................................................................................
25
2.1.7 Equity Sensitivity .......................................................................
27
2.2 Penelitian Terdahulu ...........................................................................
29
2.3 Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis ...........................................
45
2.3.1 Risiko Audit dengan Penghentian Prematur atas Prosedur Audit ...................................................................................
45
2.3.2 Tindakan Supervisi dengan Penghentian Prematur atas Prosedur Audit ...................................................................................
47
2.3.3 Self Esteem dengan Penghentian Prematur atas Prosedur Audit ...................................................................................
49
2.3.4 Equity Sensitivity dengan Penghentian Prematur atas Prosedur Audit ...................................................................................
51
2.4 Kerangka Pemikiran ............................................................................
52
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................
54
3.2 Metode Penetuan Sampel ....................................................................
54
3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................
55
3.4 Metode Analisis Data ..........................................................................
56
3.4.1 Statistik Deskriptif ...................................................................
56
3.4.2 Uji Kualitas Data .......................................................................
56
3.4.3 Uji Asumsi Klasik .....................................................................
57
3.4.4 Uji Hipotesis .............................................................................
59
3.5 Operasional Variabel Penelitian ..........................................................
62
3.5.1 Risiko Audit ..............................................................................
62
3.5.2 Tindakan Supervisi ...................................................................
63
3.5.3 Self Esteem ................................................................................
64
3.5.4 Equity Sensitivity .......................................................................
64
3.5.5 Penghentian Prematur atas Prosedur Audit ...............................
65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................
71
4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................
71
4.1.2 Karakteristik Profil Responden .................................................
73
4.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................
75
4.2.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif .....................................................
76
xiv
4.2.2 Hasil Uji Kualitas Data .............................................................
76
4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik .....................................................................
84
4.3.1 Hasil Uji Multikolineritas .........................................................
85
4.3.2 Hasil Uji Normalitas .................................................................
85
4.3.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................
86
4.3.4 Hasil Uji Hipotesis ....................................................................
87
4.4 Pembahasan .........................................................................................
92
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan .........................................................................................
96
5.2 Saran ....................................................................................................
98
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
99
LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................
102
xv
Daftar Tabel No.
Keterangan
Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu .........................................................................
30
3.1 Operasional Variabel Penelitian ........................................................
67
4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian ....................................................
71
4.2 Data Sampel Penelitian .....................................................................
72
4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............
73
4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir............................................................................................
74
4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan .......................
74
4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja .............................................................................................
75
4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif ...........................................................
76
4.8
Hasil Uji Validitas Risiko Audit (AR) .............................................
77
4.9
Hasil Uji Validitas Tindakan Supervisi (SA) ...................................
78
4.10 Hasil Uji Validitas Self Esteem (SE).....................................................
78
4.11 Hasil Uji Validitas Equity Sensitivity (ES) ................................................
79
4.12 Hasil Uji Validitas Penghentian Prematur atas Prosedur Audit (PSO) ..............................................................................................
79
4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Risiko Audit ............................................
80
4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tindakan Supervisi .........................
81
xvi
4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Self Esteem.....................................
82
4.16 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Equity Sensitivity ...........................
82
4.17 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penghentian Prematur atas Prosedur Audit .................................................................................
83
4.18 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................
83
4.19 Hasil Uji Multikolineritas ...............................................................
85
4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi .....................................................
88
4.21 Hasil Uji Statistik t ..........................................................................
89
4.22 Hasil Uji Statistik F .........................................................................
92
xvii
Daftar Gambar No.
Keterangan
Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ..............................................................
53
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ...........................
86
4.2 Grafik Scatterplot ..............................................................................
87
xviii
Daftar Lampiran No.
Keterangan
Halaman
1. .................................................................................................... Surat Penelitian Skripsi...........................................................................
102
2. .................................................................................................... Kuesioner Penelitian .......................................................................................
108
3. .................................................................................................... Jawaban Responden .....................................................................................
117
4. .................................................................................................... Hasil Uji Data SPSS .....................................................................................
xix
128
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan
perusahaan
di
suatu
negara
sejalan
dengan
berkembangnya profesi akuntan publik di negara tersebut. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat, dari profesi akuntan publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 4). Jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik digolongkan ke dalam dua kelompok yaitu jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan, pengambil keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai basis untuk pengambilan keputusan. Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain kenyakinan (Mulyadi, 2002). Arens, dkk. (2001) mendefinisikan pelayanan assurance sebagai pelayanan atau jasa profesional independen yang dapat meningkatkan kualitas informasi bagi para pembuat keputusan. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, Pengauditan ini melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi pengambil
1
keputusan serta independensi dan kompetensi dari pihak yang melakukan audit, sehingga kesalahan yang terjadi dalam proses pengauditan akan berakibat pada berkurangnya kualitas informasi yang diterima oleh pengambil keputusan (Suryanita et al, 2007). Sehingga profesi akuntan publik hadir untuk memberikan penilaian atas keandalan (reliability) informasi akuntansi yang disajikan perusahaan dalam laporan keuangan. Untuk itulah maka pengujian oleh akuntan publik melalui proses audit diperlukan guna menetralisir bias yang melekat pada informasi tersebut, sehingga laporan yang telah dinyatakan wajar oleh akuntan publik akan berisi informasi yang reliable. Pengurangan kualitas dalam audit (Reduced Audit Quality) merupakan pengurangan mutu dalam pelaksanaan audit yang dilakukan secara sengaja oleh auditor (Coram, Juliana, dan Woodliff, 2004). Pengurangan mutu ini dapat berupa tindakan seperti mengurangi jumlah sampel audit, melakukan review dangkal terhadap dokumen klien, tidak memperluas pemeriksaan ketika terdapat item yang dipertanyakan dan pemberian opini saat semua prosedur yang disyaratkan belum dilaksanakan secara lengkap. Salah satu bentuk perilaku pengurangan kualitas audit (reduced audit quality-RAQ behaviors) adalah penghentian prematur atas prosedur audit (Coram, Glovovic, Ng, & Woodliff 2008; Sososutiksno, 2005). Praktik ini berhubungan dengan pengabaian atau bahkan penghentian terhadap prosedurprosedur yang harus dilaksanakan dalam program audit (audit program), 2
auditor tidak melakukan prosedur tersebut secara tuntas, tetapi auditor memberikan suatu opini audit sebelum auditor melakukan pekerjaannya secara
tuntas.
Penghentian
prematur
atas
prosedur
audit
tersebut
menyebabkan pengurangan kualitas dalam audit yang diartikan sebagai pengurangan mutu dalam pelaksanaan audit yang dilakukan secara sengaja oleh auditor (Coram et al., 2008). Malone, dkk. (1996) mendeskripsikan penghentian prematur atas prosedur audit sebagai tindakan yang dapat mengurangi ketepatan dan keefektifan pengumpulan bukti audit. Praktik penghentian prematur atas prosedur audit yang terjadi tentu saja sangat berpengaruh secara langsung terhadap kualitas laporan audit yang dihasilkan auditor karena apabila salah satu langkah dalam prosedur audit dihilangkan maka kemungkinan auditor membuat judgment yang salah akan semakin tinggi. Kesalahan pembuatan opini atau judgment yang disebabkan karena auditor tidak melakukan prosedur audit yang mencukupi dapat menyebabkan auditor dituntut secara hukum (Heriningsih, 2001). Graham (dalam Shapero et al., 2003) menyimpulkan bahwa kegagalan audit sering disebabkan karena penghapusan prosedur audit yang penting serta prosedur audit tidak dilakukan secara memadai. Adapun salah satu contoh kasus yang diakibatkan oleh praktek penghentian prematur atas prosedur audit yaitu PT Kimia Farma yang merupakan salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia pada tahun 2002 sempat mendapat kasus yang membuat kepercayaan publik
3
pada laporan keuangan yang telah diaudit menurun. Pada pelaksanaan audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp132 milyar, dan laporan tersebut diaudit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanya sebesar Rp99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan
4
kecurangan tersebut. (TEMPO Interaktif, Jakarta: 2002); Oleh Yura Syahrul. Kasus ini terjadi karena kelalaian akuntan publik dalam pelaksanaan audit yang tidak memadai, sehingga disinyalir bahwa auditor gagal mendeteksi kecurangan maupun kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja, serta pelanggaran prinsip independensi profesi akuntan publik karena telah gagal mematuhi standar profesi di dalam kinerjanya. Ada beberapa alasan mengapa auditor melakukan penghentian prematur atas prosedur audit: (a) terbatasnya jangka waktu pengauditan yang ditetapkan, (b) anggapan bahwa prosedur audit yang dilakukan tidak penting, (c) prosedur audit tidak material, (d) prosedur audit yang kurang dimengerti, (e) terbatasnya waktu penyampaian laporan audit, dan (f) faktor kebosanan auditor (Alderman & Deitrick, 1982; Raghunathan, 1991). Berdasarkan alasan-alasan tersebut dapat disimpulkan penghentian prematur atas prosedur audit disebabkan oleh faktor karakteristik personal auditor, di mana faktor karakteristik tersebut merupakan faktor internal dan faktor situasional saat melakukan audit yang merupakan faktor eksternal (Weningtyas dkk., 2006). Faktor risiko audit terindikasi sebagai faktor eksternal yang berpengaruh pada penghentian prematur prosedur audit. Risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak melakukan modifikasi pada pendapatnya sebagaimana mestinya atas salah saji sebuah laporan keuangan disebut sebagai risk audit (Kumala, 2013). Di dalam proses perencanaan audit, auditor juga harus mempertimbangkan risiko audit, dalam penelitian ini risiko yang dimaksud adalah risiko deteksi yang ditentukan oleh efektivitas 5
prosedur audit dan penerapannya oleh auditor (Kurniawan, 2008). Ketika risiko deteksi rendah, maka auditor harus lebih banyak melakukan prosedur audit sehingga kemungkinan melakukan penghentian prematur atas prosedur audit akan semakin rendah (Weningtyas, dkk., 2006). Penelitian terhadap variabel risiko audit yang dilakukan oleh Weningtyas dkk (2006), Puji (2010), Indarto (2011) dan Kusuma (2013) mendukung penelitian Heriningsih (2002) yang menunjukan hasil berpengaruh positif dan signifikan, penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Wahyudi dkk (2006) dan Yuliana dkk (2009) yang menunjukan hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Penghentian prematur atas prosedur audit juga dimungkinkan terjadi karena pengaruh tindakan supervisi yang disinyalir sebagai faktor eksternal. Pengendalian atas penghentian pekerjaan lebih dini merupakan hal yang sangat penting pada setiap Kantor Akuntan Publik. Penghentian pekerjaan lebih dini akan menyebabkan perubahan tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam perencanaan audit, karena akan menghasilkan suatu tingkat risiko audit aktual yang tidak terkontrol dan tidak diketahui. Untuk mengontrol hal ini maka Kantor Akuntan Publik harus menyediakan tindakan supervisi. Supervisor yang berorientasi pada pekerjaan, ikut menentukan tujuan yang dicapai, membantu memecahkan masalah, menyediakan dukungan sosial dan material serta memberikan umpan balik atas kinerja bawahan, juga membantu mengurangi kebingungan peran dan ketidakpastian yang dialami bawahan
6
sehingga kepuasan kerja bawahannya akan meningkat. Tindakan supervisi harus
mempertimbangkan
kondisi
yang
memungkinkan
terjadinya
penghentian pekerjaan lebih dini (Maulina, dkk. 2010). Comstock, (1994) dalam Martamin (2006) mengatakan supervisi merupakan proses yang berkelanjutan untuk mengawasi atau mengarahkan pekerjaan
yang
dimulai
dengan
perencanaan
dan
diakhiri
dengan
penyimpulan atas jalannya tugas. Seiring dengan perjalanan waktu, supervisi dikatakan sebagai proses yang dinamis. Pada awalnya, supervisi bersifat kaku atau otoriter. Jika seorang karyawan tidak bekerja seperti yang diperintahkan maka ia akan dihukum. Pada masa sekarang ini, supervisi diwarnai dengan gaya kepemimpinan partisipatif. Trempe et al, (1985) dalam Martamin (2006) mengatakan ketika pekerja merasakan bahwa supervisor berlaku adil dan kompeten serta yakin bahwa supervisor mempunyai niat baik dan sepenuh hati maka kepuasan akan cenderung meningkat atau naik. Sebaliknya, ketika pekerja memandang bahwa supervisor berlaku tidak adil, tidak kompeten atau mendorong motivasi pribadi maka kepuasan akan cenderung menurun. Penelitian Maulina, dkk (2010) tentang pengaruh tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit mendukung penelitian yang dilakukan oleh Setya (2008). Berdasarkan hasil analisis data bahwa terdapat hubungan negatif antara pelatihan dan tindakan supervisi pada penghentian prematur atas prosedur audit. Self esteem berhubungan dengan depresi, tekanan kerja kecemasan dan motivasi yang terjadi pada setiap individu. Seseorang yang mempunyai 7
self esteem rendah berkemungkinan akan mengalami tekanan dalam lingkungan kerjanya. Seseorang dengan self esteem tinggi merasa yakin akan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya dan diharapkan memiliki tekanan kerja yang rendah. Seorang auditor yang memiliki self esteem rendah cenderung tidak berkomitmen lebih baik dalam melakukan pekerjaan auditnya. Auditor tersebut merasa mengalami tekanan kerja yang tinggi, sehingga ada kecenderungan bagi auditor yang memiliki self esteem rendah untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit (Budiman, 2013). Equity sensitivity merupakan suatu persepsi seseorang terhadap keadilan dengan membandingkan antara inputs dan outcomes yang diperoleh dari orang lain [(Ustadi & Utami, 2005)], dalam Lucyanda dan Gunardi (2010). Equity sensitivity menjelaskan perbedaan perilaku etis dan tidak etis yang disebabkan oleh karakter individual (Fauzi, 2001). Mowday (1991) dalam Mueller dan Clarke (1998) menjelaskan bahwa equity theory sebagai teori universal dari human motivation dan behavior harus dapat mengukur perbedaan perilaku seseorang di tempat kerja. Konsep equity sensitivity theory yang dikembangkan Huseman et al. (1987) dari equity theory Adams (1965) dalam Lee (2007) menyatakan bahwa orang memiliki persepsi tersendiri terhadap equity (adil) dan inequity (tidak adil). Selanjutnya Huseman et al. (1987) membagi persepsi individu terhadap equity dan inequity dalam tiga kategori, yaitu 1) benevolents adalah individu yang merasa adil ketika apa yang diberikan kepada organisasi lebih besar
8
daripada apa yang diterima dari organisasi; 2) equity sensitives adalah individu yang merasa adil ketika apa yang diberikan kepada organisasi sama dengan apa yang diterima dari organisasi; dan 3) entitleds adalah individu yang merasa adil ketika apa yang diterima dari organisasi lebih besar daripada apa yang diberikan kepada organisasi. Individu yang berada di tengah-tengah benevolents dan entitleds adalah equity sensitives yang sama-sama menitikberatkan pada pekerjaan yang maksimal dan mencapai penghargaan yang diinginkannya. Individu yang termasuk kategori benevolents akan merasa puas ketika dapat memberikan sumbangan kepada organisasi lebih besar dibandingkan dengan apa yang didapatkan dari organisasi. Dengan demikian, individu benevolents tidak terlalu mengejar penghargaan seperti kecenderungan
yang dilakukan oleh individu
entitleds
yang lebih
mementingkan apa yang didapat dari organisasi daripada apa yang diberikan kepada organisasi. Seorang auditor dengan tipe entitleds cenderung melakukan hal-hal yang kurang etis untuk mencapai apa yang diinginkannya dibandingkan auditor dengan tipe benevolents. Auditor yang termasuk tipe entitleds
cenderung
mengabaikan
salah
satu
prosedur
audit
atau
menghentikan prosedur audit yang sudah ditetapkan hanya untuk mencapai apa yang diinginkannya tersebut (Budiman, 2013). Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Maulina, dkk (2010) dan Budiman (2013) yang menguji apakah risiko audit, tindakan supervisi, self esteem dan equity sensitivity memiliki dampak terhadap keputusan untuk melakukan penghentian prematur
9
atas prosedur audit. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada beberapa hal. Pertama, penelitian ini juga menginvestigasi apakah variabel tindakan supervisi yang dilakukan oleh Maulina, dkk (2010) pada Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Kedua, perbedaan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya terletak dalam sampel penelitian. Sampel penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta. Dipilihnya sampel pada wilayah ini, berdasarkan direktori daftar Kantor Akuntan Publik tahun 2013 bahwa mayoritas Kantor Akuntan Publik tersebar di wilayah DKI Jakarta, dari 492 jumlah KAP di Indonesia, sebanyak 236 Kantor Akuntan Publik tersebar luas di wilayah DKI Jakarta. Sementara penelitian sebelumnya mengambil sampel penelitian pada auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta yang masih aktif. Ketiga,
metode
pengujian
hipotesis
dalam
penelitian
ini
menggunakan metode analisis regresi berganda (multiple regression analysis) untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sementara penelitian sebelumnya menggunakan metode analisis SEM (Structural Equation Modeling). Dari alasan-alasan di atas maka peneliti merasa termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena pentingnya untuk mengetahui faktor-faktor
10
baik eksternal maupun internal yang mempengaruhi auditor dalam melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Selain itu, yang juga ingin diketahui dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen, terkait dengan membahas pengaruh risiko audit, tindakan supervisi, self esteem dan equity sensitivity terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Maka penulis memilih judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Ditinjau dari Faktor Eksternal dan Faktor Internal Auditor” 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah risiko audit, tindakan supervisi, self esteem,dan equity sensitivity berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit? 2. Apakah risiko audit berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit? 3. Apakah tindakan supervisi berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit? 4. Apakah self esteem berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit?
11
5. Apakah equity sensitivity berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk memberikan bukti empiris mengenai ada tidaknya pengaruh antara variabel risiko audit, tindakan supervisi, self esteem serta equity sensitivity auditor terhadap perilaku penghentian prematur prosedur audit. 2. Untuk menguji pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 3. Untuk menguji pengaruh tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 4. Untuk menguji pengaruh self esteem terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 5. Untuk menguji pengaruh equity sensitivity terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
1.3.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai: 1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan serta memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh risiko audit, tindakan supervisi, self esteem serta equity sensitivity terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Serta dapat 12
dijadikan referensi bagi para peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan masalah ini. 2. Bagi praktisi, hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat dalam penentuan perilaku auditor dan memberikan implikasi terhadap Kantor Akuntan Publik khususnya dalam melaksanakan training, alat bantu keputusan, penugasan personel pada penugasan audit, dan proses penugasan audit. 3. Bagi Ikatan Akuntan Indonesia, hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya acuan prosedur audit yang dapat digunakan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan yang ditunjukkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik. 4. Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai acuan dan referensi bagi penelitian yang lebih lanjut dengan variabel yang berbeda serta sebagai input untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Teori keagenan (Agency theory) yang
dijadikan landasan teori
dalam penelitian mengenai penghentian prematur atas prosedur audit. Jansen (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah suatu kontrak di mana satu atau lebih orang (principal) melibatkan orang lain (agent) untuk melakukan
beberapa
layanan
atas
nama
mereka
dan
kemudian
mendelegasikan sebagian kewenangan pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Sehingga para pemilik perusahaan atau pemegang saham menunjuk auditor yang bertujuan untuk melakukan pemeriksaan atau audit pada kegiatan perusahaan yang telah dilakukan atau sedang dilakukan. Teori keadilan (equity sensitivity theory) yang dikembangkan Huseman et al. (1987) dari equity theory Adams (1965) dalam Lee (2007) menyatakan bahwa orang memiliki persepsi tersendiri terhadap equity (adil) dan inequity (tidak adil) yang menyatakan bahwa terdapat tiga tipe individu yaitu 1) benevolents adalah individu yang merasa adil ketika apa yang diberikan kepada organisasi lebih besar daripada apa yang diterima dari organisasi; 2) equity sensitives adalah individu yang merasa adil ketika apa yang diberikan kepada organisasi sama dengan apa yang diterima dari organisasi; 3) entitleds adalah individu yang merasa adil ketika apa yang diterima dari organisasi lebih besar dari apa yang diberikan kepada
14
organisasi. Teori ini berkaitan dengan variabel self esteem yang berhubungan dengan depresi, kecemasan dan motivasi yang terjadi pada setiap individu.
2.1.1 Definisi Auditing Auditing menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2009:4) adalah sebagai berikut: “Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”. Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Menurut Agoes (2004:3) auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
15
Sedangkan menurut Halim (2008:1) definisi audit yang berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic Accounting Concepts) adalah sebagai berikut: “Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.” 2.1.2 Prosedur Audit Menurut Arens, et al (2009:172), prosedur audit adalah rincian instruksi untuk pengumpulan jenis bukti audit yang diperoleh pada suatu waktu tertentu saat berlangsungnya prosedur audit. Agoes (2004:125) mendefinisikan prosedur audit sebagai langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif. Dalam melaksanakan tugasnya, auditor harus memperoleh bukti-bukti audit yang kompeten serta cukup melalui proses inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan (IAI, 2001:150.1). Dalam usaha memperoleh bukti audit yang kompeten dan 16
cukup, maka auditor harus menyusun program audit sebelum melaksanakan penugasan audit yang merupakan kumpulan dari serangkaian prosedur audit yang akan dijalankan serta dibuat secara tertulis. Kualitas kerja auditor dapat diketahui dari seberapa jauh auditor melaksanakan prosedur-prosedur audit yang tercantum dalam program audit (Malone dan Robert, 1996 dalam Ulum, 2005). Standar pekerjaan lapangan ketiga menyebutkan beberapa prosedur
audit
yang
harus
dilaksanakan
oleh
auditor
dalam
mengumpulkan berbagai tipe bukti audit. Prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Prosedur audit yang disebutkan dalam standart tersebut meliputi (Mulyadi, 2002) : 1. Inspeksi Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen atau kondisi fisik sesuatu. Prosedur audit ini banyak dilakukan oleh auditor. Dengan melakukan inspeksi terhadap sebuah dokumen, auditor akan dapat menentukan keaslian dokumen tersebut. 2. Pengamatan Pengamatan merupakan prosedur audit yang digunakan oleh auditor untuk melihat atau menyaksikan pelaksanaan suatu kegiatan. Objek yang diamati auditor adalah karyawan, prosedur, dan proses.
17
3. Permintaan Keterangan Permintaan
keterangan
merupakan
prosedur
audit
yang
dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan. Bukti audit yang dihasilkan dari prosedur ini adalah bukti lisan dan bukti dokumenter. 4. Konfirmasi Konfirmasi
merupakan
bentuk
penyelidikan
yang
memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas. Di samping auditor memakai prosedur audit yang disebutkan dalam standar tersebut, auditor melaksanakan
berbagai
prosedur
audit
lainnya
untuk
mengumpulkan bukti audit yang akan dipakai sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. Prosedur audit ini sangat diperlukan bagi asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif (Malone dan Roberts, 1996) dalam Suryanita (2007). Dalam penelitian ini, prosedur audit yang digunakan adalah yang ditetapkan dalam Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang menurut Heriningsih (2002) mudah untuk dilakukan praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Prosedur tersebut adalah : 1.
Pemahaman bisnis dan industri klien (PSA No.5 2001)
2.
Pertimbangan pengendalian internal (PSA No.69 2001)
18
3.
Review kinerja internal auditor klien (PSA No.33 2001)
4.
Informasi asersi manajemen (PSA No. 07 2001)
5.
Prosedur analitik (PSA No.22 2001)
6.
Proses konfirmasi (PSA No.07 2001)
7.
Representasi manajemen (PSA No.17 2001)
8.
Pengujian pengendalian tekhnik audit berbantu komputer (PSA No. 59 2001)
9.
Sampling audit (PSA No.26 2001)
10. Perhitungan fisik persediaan dan kas (PSA No.07 2001) 2.1.3 Perilaku Penghentian Prematur atas Prosedur Audit SAS (Statement on Auditing Standards) No 82 dalam Donelly et al (2003) menyatakan bahwa sikap auditor menerima perilaku disfungsional merupakan indikator dari perilaku disfungsional aktual. Dysfunctional Audit Behavior merupakan reaksi terhadap lingkungan (Donelly et al, 2003). Beberapa perilaku disfungsional yang membahayakan kualitas audit yaitu: Underreporting of time, premature sign off, dan altering replacement of audit procedure. Premature Sign Off (PMSO) merupakan suatu keadaan yang menunjukkan auditor menghentikan satu atau beberapa langkah audit yang diperlukan dalam prosedur audit tanpa menggantikan dengan langkah yang lain (Marxen, 1990 dalam Sososutikno, 2003). PMSO ini secara langsung mempengaruhi kualitas audit dan melanggar standar profesional. Graham (1985) dalam Shapero et al. (2003) menyimpulkan
19
bahwa kegagalan audit sering disebabkan karena penghapusan prosedur audit yang penting dari pada prosedur audit tidak dilakukan secara memadai. Samsul Ulum (2005) menyatakan bahwa perilaku Prematur Sign-Off Audit Procedures timbul karena rendahnya orientasi etis para auditor (sifat relativisme yang tinggi). Chan dan Leung (2006); Leung dan Cooper (2005) menyatakan bahwa perilaku etis yang rendah disebabkan oleh orientasi etis individu yang rendah sehingga para auditor tidak berperilaku etis dalam menjalankan profesinya. 2.1.4 Risiko Audit Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko audit. Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material (SA Seksi 312). Salah saji material bisa terjadi karena adanya kesalahan (error) atau kecurangan (fraud). Error merupakan kesalahan yang tidak disengaja (unintentional mistakes) sedangkan fraud merupakan kecurangan yang disengaja, bisa dilakukan oleh pegawai perusahaan (misalnya penyalahgunaan harta perusahaan untuk kepentingan pribadi) atau oleh manajemen dalam bentuk rekayasa laporan keuangan. Dalam penelitian ini risiko audit yang dimaksud adalah risiko deteksi. Menurut (Mulyadi, 2002) Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi ditentukan oleh efektivitas prosedur
20
audit dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul sebagian karena ketidakpastian yang ada pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan transaksi dan sebagian lagi karena ketidakpastian seperti yang telah dinyatakan sebelumnya bahwa risiko ini menyatakan suatu ketidakpastian yang dihadapi auditor di mana kemungkinan bahan bukti yang telah dikumpulkan oleh auditor tidak mampu untuk mendeteksi adanya salah saji yang material. 2.1.5 Tindakan Supervisi Menurut Agus (2001) dalam Rapina dan Fransiska (2011) supervisi merupakan kegiatan yang mengkoordinasikan pelaksanaan tugas melalui pengarahan dan umpan balik (feedback) yang efektif dan efisien. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam SA Seksi 311, PSA No. 05 mendefinisikan : “Supervisi mencakup pengarahan usaha asisiten dalam mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai.” Tindakan supervisi didefinisikan sebagai pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai (Maulina, dkk. 2010). Konsep tindakan supervisi diterjemahkan ke beberapa aspek dari tindakan supervisi menurut AECC Statement No. 4 yang salah satu pembahasannya adalah AECC Recommendations for Supervisors of Early Work Experience, issues
21
statement No. 4 ini merupakan upaya AECC dalam mengatasi kesenjangan antara harapan yang dibawa mahasiswa akuntansi dengan pengalama kerja akuntan pemula yang dikhawatirkan akan menurunkan kepuasan kerja akuntan pemula dan rendahnya kepuasan kerja tersebut akan menurunkan daya tarik profesi akuntan sebagai profesi pilihan. Rincian saran-saran pelaksanaan tindakan supervisi tersebut adalah: 1. Supervisor hendaknya menunjukkan sikap kepemimpinan dan mentoring yang kuat. Rincian aktifitas yang disarankan oleh AECC adalah: a.
Supervisor sering memberikan feedback yang jujur, terbuka dan interaktif kepada akuntan pemula di bawah supervisinya.
b.
Supervisor memperhatikan pesan-pesan tak langsung dari akuntan
pemula
ketidakpuasan,
dan
secara
jika
yang
langsung
disampaikan
supervisor
adalah
menanyakan
keadaan dan penyebabnya. c.
Supervisor meningkatkan konseling dan mentoring, misalnya dengan memberikan pujian terhadap kinerja yang baik, memperlakukan
akuntan
pemula
sebagai
profesional,
membantu akuntan pemula untuk mengenali peluang kerja masa datang dan mempedulikan minat serta rencana akuntan pemula. d.
Supervisor dituntut untuk mampu menjadi panutan sebagai profesional di bidangnya, mampu menumbuhkan kebanggaan
22
akan profesi dan mampu menunjukkan kepada klien dan masyarakat akan peran penting profesi yang digeluti tersebut. 2. Supervisor hendaknya menciptakan kondisi kerja yang mendorong tercapainya kesuksesan. Rincian aktivitas yang disarankan AECC adalah: a.
Menumbuhkan sikap mental pada akuntan pemula untuk bekerja dengan benar sejak awal dan menciptakan kondisi yang memungkinkan hal itu terjadi. Ini dapat dilaksanakan dengan menjelaskan suatu penugasan kepada akuntan pemula secara gamblang, mengalokasikan waktu yang cukup dalam penugasan yang rumit sehingga bisa terselesaikan dengan baik, menampung semua keluhan dan hambatan yang dihadapi termasuk
di
antaranya
hambatan
anggaran
(budgetary
constraints), dan menjelaskan bagaimana suatu bagian penugasan sesuai dengan penugasan keseluruhan serta senantiasa mengawasi akuntan pemula sampai penugasan selesai. b.
Mendistribusikan tugas dan beban secara adil dan sesuai dengan tingkat kemampuan akuntan pemula.
c.
Meminimalkan stress yang berkaitan dengan pekerjaan.
3. Supervisor hendaknya memberikan penugasan yang menantang dan menstimulasi terselesaikannya tugas. Rincian aktifitas yang disarankan oleh AECC adalah:
23
a. Supervisor mendelegasikan tanggung jawab sesuai dengan kemampuan dan kesiapan akuntan pemula. b. Memaksimalkan
kesempatan
akuntan
pemula
untuk
menggunakan kemampuan, baik lisan (verbal) maupun tulisan, berpikir kritis dan menggunakan teknik analitis serta membantu akuntan pemula untuk meningkatkan kemampuan tersebut. Berdasarkan beberapa pernyataan yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa supervisi merupakan suatu tindakan atau kegiatan
yang
mempunyai
fungsi
sebagai
alat
untuk
memotivasi serta mengarahkan karyawan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan. Comstock, (1994) dalam Martamin (2006) mengatakan supervisi merupakan proses yang berkelanjutan untuk mengawasi atau mengarahkan pekerjaan yang dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan penyimpulan atas jalannya tugas. Seiring dengan perjalanan waktu, supervisi dikatakan sebagai proses yang dinamis. Pada awalnya, supervisi bersifat kaku atau otoriter. Jika seorang karyawan tidak bekerja seperti yang diperintahkan maka ia akan dihukum. Pada masa sekarang
ini,
supervisi
diwarnai
dengan
gaya
kepemimpinan
partisipatif. Trempe et al, (1985) dalam Martamin (2006) mengatakan ketika pekerja merasakan bahwa supervisor berlaku adil dan kompeten serta yakin bahwa supervisor mempunyai niat baik dan sepenuh hati
24
maka kepuasan akan cenderung meningkat atau naik. Sebaliknya, ketika pekerja memandang bahwa supervisor berlaku tidak adil, tidak kompeten atau mendorong motivasi pribadi maka kepuasan akan cenderung menurun. Penghentian prematur atas prosedur audit juga dimungkinkan terjadi
karena
adanya
tindakan
supervisi.
Pengendalian
atas
penghentian pekerjaan lebih dini merupakan hal yang sangat penting pada setiap kantor akuntan publik. Penghentian pekerjaan lebih dini akan menyebabkan perubahan tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam perencanaan audit, karena akan menghasilkan suatu tingkat risiko audit aktual yang tidak terkontrol dan tidak diketahui. Untuk mengontrol hal ini maka Kantor Akuntan Publik harus menyediakan tindakan supervisi. Supervisor yang berorientasi pada pekerjaan, ikut menentukan tujuan yang dicapai, membantu memecahkan masalah, menyediakan dukungan sosial dan material serta memberikan umpan balik atas kinerja bawahan, juga membantu mengurangi kebingungan peran dan ketidakpastian yang dialami bawahan sehingga kepuasan kerja bawahannya mempertimbangkan
akan meningkat. kondisi
yang
Tindakan supervisi memungkinkan
harus
terjadinya
penghentian pekerjaan lebih dini (Maulina, dkk. 2010). 2.1.6 Self Esteem Istilah self esteem terindikasi sebagai faktor internal yang berpengaruh
pada
penghentian
prematur
prosedur
audit. Self
25
esteem sering digunakan para ahli untuk menandakan bagaimana seseorang mengevaluasi dirinya. Evaluasi ini akan memperlihatkan bagaimana penilaian individu tentang penghargaan terhadap dirinya, percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan atau tidak, adanya pengakuan
(penerimaan)
atau
tidak.
Definisi self
esteem
menurut Coopersmith (1967: 4-5) : “ Self esteem we refer to the evaluation which the individual makes and customarily maintains with regard to himself : it expresses an attitude of approval or disapproval, and indicates the extent to which the individual believes himself to be capable, significant, successful and worthy. In short, self esteem is a personal judgment of worthiness that is expressed in the attitudes the individual holds toward himself ”. Artinya Self esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima atau menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuannya, keberartian, kesuksesan dan keberhargaan. Secara singkat self esteem adalah “personal judgment” mengenai perasaan berharga atau berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya. Self esteem berhubungan dengan depresi, tekanan kerja, kecemasan dan motivasi yang terjadi pada setiap individu. Seseorang yang mempunyai self esteem rendah berkemungkinan akan mengalami
26
tekanan dalam lingkungan kerjanya. Seseorang dengan self esteem tinggi merasa yakin akan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya dan diharapkan memiliki tekanan kerja yang rendah. Seorang auditor yang memiliki self esteem rendah cenderung tidak berkomitmen lebih baik dalam melakukan pekerjaan auditnya. Auditor tersebut merasa mengalami tekanan kerja yang tinggi, sehingga ada kecenderungan bagi auditor yang memiliki self esteem rendah untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit (Budiman, 2013). 2.1.7 Equity Sensitivity Equity merupakan fairness (keadilan) yang dirasakan oleh seseorang dibanding orang lain (Sashkin dan Williams dalam Fauzi, 2001).Equity Theory menurut Adams dan Homans (dalam Ustadi, 2005) mengemukakan bahwa terdapat tiga tipe individu tentang teori keadilan yaitu : equity sensitives, benevolents dan entitleds. Seseorang membandingkan rasio outcomes dan inputs yang dimilikinya dengan rasio outcomes dan inputs orang lain. Bila rasio tersebut dipandang tidak sama, maka timbul inequity. Equity sensitivity yang juga diindikasi sebagai faktor internal yang menyebabkan penghentian prematur atas prosedur audit. Keadaan tersebut menggambarkan keseimbangan antara inputs dan outcomes sehingga berada ditengah-tengah antara benevolents dan entitleds. Individu yang termasuk kategori benevolents akan merasa puas ketika
27
dapat
memberikan
sumbangan
kepada
organisasi
lebih
besar
dibandingkan dengan apa yang didapatkan dari organisasi. sehingga individu tipe ini lebih cenderung untuk menerima keadaan inequity, dengan demikian akan lebih kecil kemungkinannya untuk melakukan tindakan tidak etis (King et. al., 1993; Miles et. al., 1994 dalam Ustadi, 2005). Adapun entitleds (takers) menggambarkan individual yang memiliki persepsi bahwa mereka lebih suka untuk memperoleh lebih banyak daripada yang dapat mereka berikan kepada organisasi (outcomes>inputs). Entitleds akan lebih banyak menuntut haknya daripada memikirkan tindakan yang akan dapat diberikan. Individual. Dengan karakter entitleds, individu akan cenderung untuk melakukan tindakan tidak etis bila hasil yang diperoleh lebih kecil dari input yang diberikan (Mudrack, 1999 dalam Ustadi, 2005). Individu yang berada di tengah-tengah benevolents dan entitleds adalah equity sensitives yang sama-sama menitikberatkan pada pekerjaan yang maksimal dan mencapai penghargaan yang diinginkannya. Dengan demikian, individu benevolents tidak terlalu mengejar penghargaan seperti kecenderungan yang dilakukan oleh individu entitleds yang lebih mementingkan apa yang didapat dari organisasi daripada apa yang diberikan kepada organisasi. Seorang auditor dengan tipe entitleds cenderung melakukan hal-hal yang kurang etis untuk mencapai apa yang diinginkannya dibandingkan auditor dengan tipe benevolents.
Auditor
yang
termasuk
tipe
entitleds
cenderung
28
mengabaikan salah satu prosedur audit atau menghentikan prosedur audit yang sudah ditetapkan hanya untuk mencapai apa yang diinginkannya tersebut (Budiman, 2013). 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang penghentian prematur atas prosedur audit serta faktor-faktor baik eksternal maupun internal auditor seperti risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, serta equity sensitivity telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Beberapa penelitian tersebut telah banyak berkontribusi dalam memberikan masukan bagi auditor dalam mendeteksi dan mengatasi terjadinya perilaku penghentian prematur atas prosedur audit. Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu terkait penghentian prematur atas prosedur audit.
29
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu No. 1.
Peneliti/ Judul/ Sumber Mutia Maulina Ratna Anggraini Choirul Anwar
Persamaan & Perbedaan Metodologi Penelitian
Hasil X1
Jenis penelitian: kuantitatif Sumber data: kuesioner
Pengaruh Tekanan Waktu dan Tindakan Supervisi Terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit
Sampel: auditor junior dan senior yang bekerja di KAP wilayah Jakarta Selatan. Dari 70 kuisioner yang disebar ada 57 kuisioner yang Simposium Nasional kembali dan digunakan Akuntansi XIII sebagai data penelitian. Purwokerto 2010 Tahun data: -
X2 v
X3
X4
Y v
1. Ada pengaruh yang signifikan antara tekanan waktu terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 2. Tindakan supervisi tidak berpengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Metode analisis: metode analisis regresi linier berganda, uji f, uji Berlanjut ke halaman berikutnya
30
No.
Peneliti/ Judul/ Sumber
Persamaan & Perbedaan Tabel 2.1 (Lanjutan) Metodologi Penelitian X1 X2 X3 X4 Y
Hasil
t dan uji koefisien determinasi Variable lainnya: time budget pressure (variabel independen). 2.
Imam Wahyudi, Jurica Lucyanda dan Loekman H. Suhud Praktik Penghentian Prematur atas Prosedur Audit ISSN 2088-2106 Media Riset Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Agustus 2011
Jenis penelitian: kuantitatif Sumber data: kuesioner Sampel: auditor (partner, senior dan junior) yang bekerja di KAP wilayah Jakarta yaitu sebanyak 100 KAP. 110 jumlah kuisioner, 78 yang kembali dan 75 kuisioner yang dapat diolah datanya karena 5 kuisioner datanya tidak
v
v
1) Prosedur audit yang paling sering ditinggalkan saat time pressure adalah uji kepatuhan terhadap sistem komputer online klien, sedangkan prosedur audit yang paling jarang ditinggalkan oleh auditor adalah konfirmasi kepada pihak ketiga. 2) Dari lima variabel bebas yang digunakan dalam memprediksi praktik penghentian prematur, hanya variabel materialitas yang memiliki pengaruh,
31
Berlanjut ke halaman berikutnya
No.
Peneliti/ Judul/ Sumber
Persamaan & Perbedaan Metodologi Penelitian
Hasil X1
X2
X3
lengkap. Tahun data: 2011
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Metode analisis : Urutan prosedur yang dihentikan : Uji Friedman
X4
Y sedangkan variabel time pressure, risiko adit, prosedur review dan kontrol kualitas serta komitmen profesional tidak mempunyai pengaruh terhadap penghentian prematur.
Uji hubungan variabel : regresi logistik. Uji validitas : pearson correlation Uji reliabilitas : cronbach alpha Variable lainnya: materialitas, time pressure, komitmen profesional, serta prosedur review dan kontrol kualitas (variabel 32
No.
Peneliti/ Judul/ Sumber
Persamaan & Perbedaan Metodologi Penelitian
Hasil X1
X2
X3
X4
Y
independen). 3.
Anisa Kusuma Wardani
Jenis penelitian: kuantitatif
v
Decision Of Sign Off Sumber data: kuesioner Tabel 2.1 (Lanjutan) Premature Based On Sampel: auditor Audit Risk and Time independen yang bekerja Budget Pressure By pada Kantor Akuntan The Public Publik (KAP) yang Accountant Firms in berada yang berada di East Kalimantan Kalimantan Timur Journal of Tahun data: Economics,
v
Risiko audit dan time budget pressure berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan premature sign off, karena auditor mengindikasikan terjadinya salah saji informasi untuk risiko audit sehingga kondisi ini mempercepat keputusan premature sign off. Berlanjut ke halaman berikutnya
Business, and Metode analisis: metode Accountancy analisis regresi linier Ventura Volume 16, berganda No. 2, August 2013, pages 299 – 308 Variable lainnya: time Accreditation No. budget pressure (variabel 80/DIKTI/Kep/2012 independen).
33
No. 4.
Peneliti/ Judul/ Sumber
Persamaan & Perbedaan Metodologi Penelitian
Hasil X1
X2
X3
v Taufik Qurrahman, Jenis penelitian: Susfayetti, Andi kuantitatif Mirdah Sumber data: kuesioner Pengaruh Time Sampel: auditor Tabel 2.1 (Lanjutan) Pressure, Resiko independen yang bekerja Audit, Materialitas, pada Kantor Akuntan Prosedur Review dan Publik (KAP) yang Kontrol Kualitas, berada yang berada di Locus Of Control Palembang. serta Komitmen Profesional Terhadap Tahun data: Penghentian Metode analisis: metode Prematur atas regresi logistik Prosedur Audit (Studi Empiris pada KAP di Variable lainnya: time Palembang) pressure, materialitas, AKUNTANSI Vol. 1 No. 1, September 2012 e-Jurnal BINAR
prosedur review dan kontrol kualitas, locus of control, dan komitmen profesional (variabel
X4
Y v
1.Hasil penelitian menunjukan sebesar 31,1 % probabilitas penghentian prematur proses audit secara simultan dapat dipengaruhi oleh time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas, locus of control dan komitmen profesional, sedangkan 68,9 % perubahan Berlanjut ke halaman berikutnya yang menyebabkan penghentian prematur prosedur audit tidak diamati oleh peneliti. 2. Terdapat dua variabel yang memiliki pengaruh secara parsial terhadap praktik penghentian prematur prosedur audit yaitu variabel Risiko Audit dan Prosedur Review, sedangkan empat variabel lainnya yaitu Time Pressure, 34
No.
Peneliti/ Judul/ Sumber ISSN 2303 – 1522
Persamaan & Perbedaan Metodologi Penelitian
Hasil X1
X2
X3
X4
Y
independen)
Materialitas, Locus of Control dan Komitmen Profesional tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap praktik penghentian prematur prosedur audit.
Tabel 2.1 (Lanjutan)
5.
Nita Andriyani Budiman Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Auditor Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur dan Kualitas Audit Jurnal Akuntansi dan Manajemen
jenis penelitian: kuantitatif sumber data: kuesioner sampel: auditor yang bekerja di 13 kap di daerah istimewa yogyakarta dan surakarta yang masih aktif, hanya 12 kap yang dapat dijadikan sebagai obyek penelitian.
v
v
v
v
1) Lokus kendali berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara lokus kendali dan penghentian prematur atas prosedur audit bersifat positif. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Donnelly et al. (2003). 2) Self esteem tidakberpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
35
No.
Peneliti/ Judul/ Sumber Vol. 24, No. 3, Desember 2013 Hal. 131-142
Persamaan & Perbedaan Metodologi Penelitian
Hasil X1
tahun data: -
X2
X3
X4
Y
Tabel 2.1 (Lanjutan)
3) Equity sensitivity tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
metode analisis: SEM (Structural Equation Modeling)
4) Tekanan waktu berpengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan Coram et al. (2000), Heriningsih (2001), Soobaroyen dan Chengabroyan (2005), serta Weningtyas et al. (2006).
variable lainnya : lokus kendali, tekanan waktu, prosedur review dan kontrol kualitas (variabel independen). dan kualitas audit (variabel dependen).
5) Risiko deteksi berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 6.
Ni Made Surya Jenis Penelitian: Andani dan I Made Kuantitatif
v
v
1. Variabel time pressure serta audit risk memiliki pengaruh
36
No.
Persamaan & Perbedaan
Peneliti/ Judul/ Sumber
Metodologi Penelitian
Mertha
Sumber Data: Kuesioner
Pengaruh Time Pressure, Audit Risk, Professional Commitment dan Locus Of Control Pada Penghentian Prematur Prosedur Audit
Hasil X1
X2
X3
Sampel: 41 Orang Auditor Di BPK-RI Perwakilan Provinsi Bali. Namun Hanya 34 Tabel 2.1 (Lanjutan) Yang Menjadi Sampel Karena 7 Responden Tidak Berada Di Tempat, Mengingat Kesibukan Sebagai Auditor.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Tahun Data: 2013 Udayana 6.2 Metode Analisis: Regresi (2014):185-196 Berganda ISSN: 2302-8556 Variable Lainnya: time pressure, audit risk, professional commitment dan locus of control (variabel independen).
X4
Y positif signifikan pada penghentian prematur prosedur audit. Dimana semakin tinggi time pressure dan audit risk maka semakin tinggi peluang auditor untuk melakukan penghentian prematur prosedur audit. 2. Variabel professional commitment serta locus of control mempunyai pengaruh negatif signifikan pada penghentian prematur prosedur audit. Dimana semakin tinggi professional commitment dan locus of control maka semakin rendah peluang auditor untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit.
37
No. 7.
Peneliti/ Judul/ Sumber Qianhua (Q) Ling, Michael D. Akers, Marquette University, USA An Examination Of Underreporting of Time And Premature Signoffs by Internal Auditors
Persamaan & Perbedaan Metodologi Penelitian
Hasil X1
Jenis penelitian: kuantitatif Sumber data: kuesioner dengan SurveyMonkey.com yang memungkinkan responden untuk menyelesaikan survei online dan juga dijamin anonimitas nya.
Review of Business Information Sampel: Anggota dari Systems – Fourth the Institute of Internal Quarter 2010 Auditors (IIA) di Volume 14, Number Midwest. Data yang 4 diterima 123 tanggapan secara total dari populasi 3.571 anggota bab yakni tiga bab Wisconsin ( Fox Valley, Madison , dan Milwaukee ) dan tiga bab
X2
X3
X4
Y v
1. Premature sign off terjadi terutama pada audit kepatuhan , diikuti oleh audit operasional dan audit keuangan. 2. Responden dalam penelitian ini percaya bahwa keterlambatan waktu pelaporan adalah perilaku tidak etis dan harus diantisipasi oleh mereka dengan melakukan pelaporan sepanjang masa bekerja, bahkan jika waktu yang Berlanjut ke halaman berikutnya dibutuhkan tersebut melebihi waktu yang di anggarkan. 3. Temuan ini juga menunjukkan bahwa responden merasa premature sign-off adalah salah satu perilaku yang tidak etis.
38
Berlanjut ke halaman berikutnya
No.
Peneliti/ Judul/ Sumber
Persamaan & Perbedaan Metodologi Penelitian
Hasil X1
X2
X3
X4
Y 4. Premature sign off merupakan akibat terutama dari kurangnya skeptisme profesional dan pelatihan yang tidak memadai.
Northern Illinois ( Chicago , Chicago Barat , dan Barat Laut Metro Chicago ). Tahun data: Metode analisis : (tidak disebutkan di dalam jurnal) Variabel lainnya : Tabel 2.1 (Lanjutan) Underreporting of time 8.
Halil Paino, Zubaidah Ismail dan Malcolm Smith Dysfunctional Audit Behaviour: An Exploratory study In Malaysia
Jenis penelitian: kuantitatif Sumber data: riset survey Sampel:244 auditors yang bekerja di KAP berukuran kecil, sedang hingga besar di negara
v
1. Premature sign off kerap terjadi, dengan 57 persen responden mengakui pernah Berlanjut ke halaman berikutnya melakukan penghentian prematur (PMSO) dalam melakukan prosedur audit. 2. Kejadian PMSO paling sering terjadi pada review / pengujian 39
No.
Peneliti/ Judul/ Sumber Edith Cowan UniversityResearch OnlineECU Publications Pre. 2011
Persamaan & Perbedaan Metodologi Penelitian
Hasil X1
Malaysia yang terdaftar di Malaysian Institute of Accountants (MIA). Tahun data: 2007 Metode analisis : ANOVA Variabel lainnya : dysfunctional behavior, audit quality (variabel dependen)
X2
X3
X4
Y Sistem Pengendalian Intern (ICS), diikuti oleh PMSO pada saat vouching biaya. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Alderman dan Deitrick (1982) dan Otley dan Pierce (1996).yang menyoroti pada objek yang sama. 3. Daerah paling mungkin dari kejadian PMSO adalah kas , piutang dan hutang . Ketiga rekening yang saling terkait secara tunai , uang tunai terlibat dalam kas penjualan , penjualan kredit ( piutang ) dan pembayaran tunai ( hutang ) . Ini adalah daerah kritis audit di mana auditor harus Berlanjut ke halaman berikutnya mendapatkan bukti yang cukup dan tepat tentang masingmasing pernyataan yang 40
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No.
Peneliti/ Judul/ Sumber
Persamaan & Perbedaan Metodologi Penelitian
Hasil X1
X2
X3
X4
Y signifikan untuk transaksi dan saldo yang berlaku . 4. Bahwa 72 persen dari semua responden mengaku terlibat dalam satu atau lebih dari perilaku tertentu yang menurukan kualitas audit, setidaknya 'kadang-kadang'. 5. Auditor lebih cenderung terlibat dalam perilaku disfungsional yang melibatkan 'pengurangan mutu pekerjaan audit untuk memenuhi anggaran waktu.
Tabel 2.1 (Lanjutan)
9.
David O Bryan, Jeffrey J. Quirin, dan David P. Donnelly
Jenis penelitian: kuantitatif Sumber data: riset survei
Locus Of Control and Sampel:205 auditor yang
v
1. Mengubah / mengganti prosedur auditberikutnya dipersepsikan Berlanjut ke halaman memiliki tingkat tertinggi terjadinya diikuti oleh underreporting waktu.
41
No.
Peneliti/ Judul/ Sumber Dysfunctional Audit Behavior Journal of Business & Economics Research - October 2005 Volume 3, Number 10
Persamaan & Perbedaan Metodologi Penelitian
Hasil X1
X2
X3
X4
Y
bekerja di 10 KAP yang beragam yakni terdiri dari KAP Big 5, large international, large national, multi-state regional, dan single state. Hanya 125 data yang dapat diolah hasilnya (65 persen).
Premature sign-off dianggap memiliki tingkat terendah terjadinya. Urutan ranking ini adalah sama untuk auditor internal dan eksternal. 2. Bahwa eksternal auditor lebih mungkin untuk terlibat dalam tiga perilaku disfungsional . 3. Mengubah / mengganti prosedur audit dianggap memiliki kemungkinan tertinggi terdeteksi diikuti dengan premature sign-off. Underreporting time dianggap paling tidak mungkin untuk dideteksi.
Tahun data: 2007 Metode analisis : analisa statistik deskriptif Variabel lainnya : Tabel 2.1 (Lanjutan) underreporting of time, replacing audit procedures(variabel dependen) 10.
Shapeero,
Type of research :
v
1. Para
akuntan
memandang
Berlanjut ke halaman berikutnya
42
No.
Peneliti/ Judul/ Sumber Mike;Koh, Hian Chye;Killough, Larry N Underreporting and Premature Sign-Off In Public Accounting Managerial Auditing Journal; 2003; 18, 6/7; ABI/INFORM Complete pg. 478
Persamaan & Perbedaan Metodologi Penelitian
Hasil X1
kuantitatif Source of data : data diperoleh dengan kuisioner yang dikirimkan melalui surat Sampling : dari 82 kuisioner yang disebarkan kepada akuntan yang bekerja di KAP, ada 81 data yang dapat diolah hasilnya. Year : 2003 Analysis method : SEM (Structural equation modelling) Other variables: Underreporting time (variable dependent),
X2
X3
X4
Y aktifitas premature sign off/ penghentian prematur berbeda dengan underreporting time/ keterlambatan dan segala hal yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan dapat disebabkan oleh nilai etika dari keputusan tersebut. 2. Hasil menunjukkan bahwa akuntan yang memiliki nilai etika yang rendah maka akan cenderung untuk melakukan underreporting time ketika mengambil keputusan. Dan untuk akuntan yang memiliki nilai etika yang besar melakukan proses pengambilan keputusan dengan menghindari penghentian prematur pada proses audit.
43
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No.
Peneliti/ Judul/ Sumber
Persamaan & Perbedaan Metodologi Penelitian
Hasil X1
evaluation experience, locus of control (variabel independent).
X2
X3
X4
Y 3. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa supervisor dan manajer lebih jarang untuk melakukan keterlambatan dalam pelaporan dan penghentian prematur dibandingkan dengan senior auditor. 4. Individu yang memiliki locus of control internal, lebih mungkin (dari eksternal) bergantung pada tekad mereka sendiri benar dan salah dan mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mereka yang memiliki locus of control internal kurang rentan terhadap pengaruh luar dan lebih mungkin untuk berperilaku
Berlanjut ke halaman berikutnya
44
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No.
Peneliti/ Judul/ Sumber
Persamaan & Perbedaan Metodologi Penelitian
Hasil X1
X2
X3
X4
Y etis.
Sumber : Diolah dari berbagai referensi
45
2.3 Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis 2.3.1 Risiko Audit dengan Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Dalam literatur penilaian risiko audit, auditor mengevaluasi tingkat risiko audit tinggi, sedang atau rendah untuk mengidentifikasi salah
saji
material
yang
potensial
dan
untuk
merencanakan
pengumpulan bukti audit yang diharapkan dari cukup dan tepat untuk menghasilkan laporan audit yang relevan, dapat diandalkan, dan tepat waktu (Shin dan Han, 2004). Oleh karena itu, audit penilaian risiko akan diasumsikan mempengaruhi peencanaan audit berikutnya, pengambilan keputusan profesional, laporan audit, dan kinerja auditor. Penelitian yang dilakukan oleh Qurrahman, dkk. (2012:31) menemukan bahwa penelitian menunjukan sebesar 31,1 % probabilitas penghentian prematur proses audit secara simultan dapat dipengaruhi oleh time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas, locus of control dan komitmen profesional, sedangkan 68,9 % perubahan yang menyebabkan penghentian prematur prosedur audit tidak diamati oleh peneliti. Variabel risiko audit memiliki pengaruh secara parsial terhadap praktik penghentian prematur prosedur audit. Responden menganggap bahwa melakukan perhitungan fisik terhadap kas, investasi, melakukan pengurangan sampel dan tidak melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga merupakan tindakan yang berisiko tinggi, sehingga jika auditor tidak melakukan prosedur tersebut akan mempengaruhi hasil dari proses audit dan mengindikasikan bahwa 46
auditor telah melakukan penghentian prematur prosedur audit. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Raghunatan (1991), Heriningsih (2002), Weningtyas dkk. (2006), Yuliana dkk. (2009), Wibowo (2010) dan Lestari (2010). Penelitian Wardani (2013:307) menunjukkan hasil bahwa risiko audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan premature sign off, karena auditor mengindikasikan terjadinya salah saji informasi untuk risiko audit sehingga kondisi ini mempercepat keputusan premature sign off. Penelitian lain yang dilakukan oleh Budiman (2013:139) memperoleh hasil bahwa risiko deteksi berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Sementara self esteem dan equity sensitivity tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Ketika auditor menginginkan risiko deteksi yang rendah berarti auditor menginginkan semua bahan bukti yang terkumpul dapat mendeteksi adanya salah saji yang material. Agar bahan bukti tersebut dapat mendeteksi adanya salah saji yang material, maka diperlukan jumlah bahan bukti yang lebih banyak dan jumlah prosedur yang benar dan lengkap. Dengan demikian, ketika risiko deteksi rendah, auditor harus lebih banyak melakukan prosedur audit, sehingga kemungkinan melakukan penghentian prematur atas prosedur audit akan semakin rendah. Sebaliknya, jika auditor menetapkan risiko deteksi yang besar, maka semakin besar kecenderungan auditor untuk melakukan
47
penghentian prematur. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Weningtyas et al. (2006). Penelitian selanjutnya dari Andani dan Mertha (2014:194) Atas dasar hasil analisis data serta pembahasan yang sudah diuraikan, bahwa faktor eksternal (situasional) auditor yakni audit risk mempunyai pengaruh positif signifikan pada penghentian prematur atas prosedur audit di Kantor BPK-RI Perwakilan Provinsi Bali. Di mana semakin tinggi audit risk maka semakin tinggi peluang auditor untuk melakukan penghentian prematur prosedur audit. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Qurrahman, dkk. (2012), Wardani (2013), Budiman (2013), serta Andani dan Mertha (2014) dapat disimpulkan bahwa risiko audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian keterkaitan antara risiko audit dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut: Ha1 : Risiko audit berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 2.3.2 Tindakan Supervisi dengan Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Supervisi merupakan proses
yang berkelanjutan untuk
mengawasi atau mengarahkan pekerjaan yang dimulai dengan 48
perencanaa dan diakhiri dengan penyimpulan atas jalannya tugas. Seiring dengan perjalanan waktu, supervisi dikatakan sebagai proses yang dinamis. Pada awalnya, supervisi bersifat kaku atau otoriter. Jika seorang karyawan tidak bekerja seperti yang diperintahkan maka ia akan dihukum. Pada masa sekarang ini supervisi diwarnai dengan gaya kepemimpinan partisipatif (Comstock, 1994). Murtanto
dan
Djasmin
(2005)
dalam
Amilin
dan
Supriatiningsih (2009), menyebutkan bahwa aspek utama yang harus diperhatikan bagi supervisor akuntan pemula yaitu: (1) menunjukkan sikap kepemimpinan dan mentoring yang kuat, (2) menciptakan kondisi kerja yang mendorong tercapainya kesuksesan, dan (3) memberikan penugasan yang menantang dan menstimulasi terselesaikannya tugas. Penelitian yang dilakukan oleh Maulina, dkk. (2010:13) memperoleh hasil bahwa tidak terdapat pengaruh antara tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil pengujian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Setya (2008) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara pelatihan dan tindakan supervisi pada penghentian prematur atas prosedur audit. Namun, tindakan supervisi tetap diikutsertakan dalam model penelitian ini untuk menguji kembali pengaruh tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena penghentian prematur atas prosedur audit juga dimungkinkan terjadi karena adanya tindakan supervisi. Pengendalian atas penghentian 49
pekerjaan lebih dini merupakan hal yang sangat penting pada setiap kantor akuntan publik. Penghentian pekerjaan lebih dini akan menyebabkan perubahan tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam perencanaan audit, karena akan menghasilkan suatu tingkat risiko audit aktual yang tidak terkontrol dan tidak diketahui. Untuk mengontrol hal ini maka Kantor Akuntan Publik harus menyediakan tindakan supervisi. Supervisor yang berorientasi pada pekerjaan, ikut menentukan tujuan yang dicapai, membantu memecahkan masalah, menyediakan dukungan sosial dan material serta memberikan umpan balik atas kinerja bawahan, akan membantu mengurangi kebingungan peran dan ketidakpastian yang dialami bawahan sehingga kepuasan kerja bawahannya
akan
mempertimbangkan
meningkat. kondisi
yang
Tindakan
supervisi
memungkinkan
harus
terjadinya
penghentian pekerjaan lebih dini (Maulina, dkk. 2010). Dengan demikian, keterkaitan antara tindakan supervisi dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut: Ha2 : Tindakan supervisi berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 2.3.3 Self Esteem dengan Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Penelitian
yang
dilakukan
oleh
(Budiman,
2013:138)
menunjukkan hasil bahwa self esteem tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Auditor dengan self esteem 50
tinggi kemungkinan dapat mengatasi kegagalan dengan baik daripada auditor dengan self esteem rendah. Auditor dengan self esteem rendah dalam penelitian ini ternyata tidak begitu mempengaruhi kinerja dan tidak mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit. Walaupun seorang auditor memiliki self esteem rendah, akan tetapi tetap saja auditor tersebut melakukan prosedur audit sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa mengabaikan salah satu prosedur audit. Namun, self esteem tetap diikutsertakan dalam model penelitian ini untuk menguji kembali pengaruh self esteem terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena self esteem berhubungan dengan depresi, kecemasan dan motivasi yang terjadi pada setiap individu. Self esteem juga berhubungan dengan tekanan kerja. Seseorang yang mempunyai self esteem rendah berkemungkinan akan mengalami tekanan dalam lingkungan kerjanya. Seseorang dengan self esteem tinggi merasa yakin akan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya dan diharapkan memiliki tekanan kerja yang rendah. Seorang auditor yang memiliki self esteem rendah cenderung tidak berkomitmen lebih baik dalam melakukan pekerjaan auditnya. Auditor tersebut merasa mengalami tekanan kerja yang tinggi, sehingga ada kecenderungan bagi auditor yang memiliki self esteem rendah untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit (Budiman, 2013).
51
Dengan demikian, keterkaitan antara self esteem dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut: Ha3 : Self esteem berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 2.3.4 Equity Sensitivity dengan Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Penelitian yang dilakukan (Budiman, 2013:138) menunjukkan bahwa equity sensitivity tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Auditor dengan tipe benevolents cenderung tidak melakukan hal-hal yang kurang etis untuk mencapai apa yang diinginkannya dibandingkan auditor dengan tipe entitleds. Auditor dengan tipe entitleds dalam penelitian ini ternyata masih tetap berperilaku etis untuk mencapai apa yang diinginkannya dan tetap melakukan prosedur audit sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan tanpa mengabaikan salah satu prosedur audit. Meskipun demikian, equity sensitivity tetap diikutsertakan dalam model penelitian ini untuk menguji kembali pengaruh equity sensitivity terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena seorang auditor dengan tipe entitleds cenderung melakukan hal-hal yang kurang etis untuk mencapai apa yang diinginkannya dibandingkan auditor dengan tipe benevolents. Auditor yang termasuk tipe entitleds cenderung mengabaikan salah satu prosedur audit atau menghentikan prosedur 52
audit yang sudah ditetapkan hanya untuk mencapai apa yang diinginkannya tersebut (Budiman, 2013). Dengan demikian, keterkaitan antara equity sensitivity dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut: Ha4 : Equity sensitivity berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 2.4
Kerangka Pemikiran Suryanita, et al (2007) menyimpulkan bahwa proses penghentian prematur atas prosedur audit tersebut dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor karakteristik personal dari auditor (faktor internal) dan faktor situasional saat melakukan audit (faktor eksternal). Faktor internal dalam penelitian ini diwakili oleh self esteem dan equity sensitivity dari auditor dan faktor eksternal yang mempengaruhi adalah risiko audit dan tindakan supervisi. Dari uraian di atas maka gambaran menyeluruh mengenai penghentian prematur atas prosedur audit disusun dalam kerangka pemikiran sebagai berikut:
53
Variabel Independen
Variabel Dependen
Risiko Audit (X1)
Eksternal
Wahyudi, dkk. (2011), Qurrahman, dkk. (2012), Wardani (2013), Budiman (2013), serta Andani dan Mertha (2014))
Tindakan Supervisi (X2) Maulina, dkk. (2010) Self Esteem (X3)
Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Maulina, dkk. (2010), Wahyudi, dkk. (2011), Qurrahman, dkk. (2012), Wardani (2013), Budiman (2013), serta Andani dan Mertha (2014)
Budiman (2013) Internal
sSupervisi
Equity Sensitivity (X4) Budiman (2013)
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih (Indriantoro dan Supomo, 2002:27). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu risiko audit, tindakan supervisi, self esteem serta equity sensitivity terhadap variabel dependen, yaitu penghentian prematur atas prosedur audit. Populasi dari penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta.
3.2 Metode Penentuan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), dengan teknik berdasarkan pertimbangan (judgement sampling) yang merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh
dengan
menggunakan
pertimbangan
tertentu
(umumnya
disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian) (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002) dengan kriteria sebagai berikut: 1.
Populasi dalam penelitian ini merupakan auditor yang bekerja pada seluruh Kantor Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2013 yang diterbitkan oleh Institut
55
Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang berjumlah 236 Kantor Akuntan Publik dan yang digunakan sebagai sampel sebanyak 10 Kantor Akuntan Publik yang tersebar di wilayah DKI Jakarta. 2.
Responden yang digunakan dalam peneltian ini adalah partner, manajer, auditor senior, supervisor dan auditor junior yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah DKI Jakarta.
3.3 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. 3.3.1 Penelitian Pustaka (Library Research) Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder (Indriantoro dan Supomo, 2002:150). Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan penghentian prematur atas prosedur audit. 3.3.2 Penelitian Lapangan (Field Research) Data utama penelitian ini adalah diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah auditor yang masih aktif bekerja pada Kantor Akuntan Publik. Pengumpulan data kuisioner dilakukan dengan teknik personally administered
questionnaires,
yaitu
kuisioner
disampaikan
dan
56
dikumpulkan langsung oleh peneliti (Indriantoro dan Supomo, 2002:154). 3.4 Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. 3.4.1 Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum,
sum,
range,
kurtosis
dan
skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19). 3.4.2 Uji Kualitas Data Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. 3.4.2.1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk menguji sah atau tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan pearson correlation yaitu dengan menghitung korelasi
antara nilai
yang diperoleh dari
pertanyaan-pertanyaan. Apabila pearson correlation yang diperoleh memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2013).
57
3.4.2.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban responden. Suatu kuisioner dikatakan reliabel, jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) Repeated measure atau pengukuran ulang. 2) One shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha. suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,70 (Ghozali, 2013). 3.4.3 Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolineritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. 3.4.3.1 Uji Multikolineritas Bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolineritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) (Ghozali, 2013). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
58
terdapat problem multikolineritas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Suatu model regresi dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di bawah angka 10 dan mempunyai angka tolerance > 0,10. sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (di bawah 0,5). Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko (Santoso, 2004:203-206). 3.4.3.2 Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen, keduanya memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Santoso, 2004:212). 3.4.3.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik
59
plot antara nilai pediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik seperti titik yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). 3.4.4 Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004:163). Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002:211). Variabel independen terdiri dari risiko audit, tindakan supervisi, self esteem dan equity sensitivity. Sedangkan variabel dependennya adalah penghentian prematur atas prosedur audit.
60
Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y= a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+e
Keterangan : Y
: Penghentian prematur atas prosedur audit
A
: Konstanta (harga Y, bila X=0)
b1-4
:Koefisien regresi (menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independen).
X1
: Risiko audit
X2
: Tindakan supervisi
X3
: Self esteem
X4
: Equity sensitivity
e
: Error
Pengujian hipotesis dilakukan melalui: 3.4.4.1 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai (R2) yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua
61
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). 3.4.4.2 Uji statistik F Uji statistik F menujukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam
model regresi yang
secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Menurut santoso (2004:120) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1)
Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima atau Ha ditolak. Ini berarti menyatakan bahwa
variabel
independen
tidak
mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. 2)
Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima. Ini berarti menyatakan bahwa variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
3.4.4.3 Uji statistik t
62
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2013). Menurut Santoso (2004:168), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1)
Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima atau Ha ditolak. Ini berarti menyatakan bahwa
variabel
pengaruh
secara
independen individual
tidak
mempunyai
terhadap
variabel
dependen. 2)
Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima. Ini berarti menyatakan bahwa variabel independen mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen.
3.5 Operasional Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan definisi operasional dan cara pengukurannya: 3.5.1 Risiko Audit (X1)
63
Risiko audit dalam penelitian ini terkait dengan risiko deteksi yang merupakan suatu ketidakpastian yang dihadapi oleh auditor dengan kemungkinan bahwa bahan bukti yang dikumpulkan tidak mampu mendeteksi adanya salah saji material. Risiko ini muncul saat auditor tidak melakukan konfirmasi, perhitungan fisik, dan melakukan pengurangan jumlah sampel. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Herningsih (2001) dan digunakan oleh Wahyudi, dkk. (2011), Budiman (2013) serta Andani dan Merta (2014) daftar pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel risiko deteksi terdiri dari 3 item pertanyaan dengan menggunakan skala likert yang berkaitan dengan lima poin penilaian, dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), cukup setuju (3), setuju (4), dan sangat setuju (5). 3.5.2 Tindakan Supervisi (X2) Tindakan supervisi didefinisikan sebagai pengarahan usaha asisten dalam mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai. Konsep tindakan supervisi diterjemahkan ke beberapa aspek dari tindakan supervisi menurut AECC Statement No. 4 yang salah satu pembahasannya adalah AECC Recommendations for Supervisors of Early Work Experience, yaitu aspek kepemimpinan dan mentoring, aspek kondisi kerja, dan aspek penugasan. Variabel tindakan supervisi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Galih (2008) dan digunakan oleh Maulina,
64
dkk. (2010) yaitu sebanyak 15 instrumen. Instrumen-instrumen tersebut kemudian dimodifikasi dengan jumlah pernyataan sebanyak 7 butir dengan menggunakan skala likert 5 poin, dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), cukup setuju (3), setuju (4), dan sangat setuju (5). 3.5.3 Self Esteem (X3) Self esteem berhubungan dengan depresi, kecemasan dan motivasi yang terjadi pada setiap individu. Self esteem berhubungan dengan tekanan kerja. Seseorang yang mempunyai self esteem rendah berkemungkinan akan mengalami tekanan dalam lingkungan kerjanya. Seseorang dengan self esteem tinggi merasa yakin akan kemampuan dan keahlian yang dimilikinya dan diharapkan memiliki tekanan kerja yang rendah. Seorang auditor yang memiliki self esteem rendah cenderung tidak berkomitmen lebih baik dalam melakukan pekerjaan auditnya. Auditor tersebut merasa mengalami tekanan kerja yang tinggi, sehingga ada kecenderungan bagi auditor yang memiliki self esteem rendah untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit (Budiman, 2013). Variabel ini diukur menggunakan 7 item pertanyaan. dengan menggunakan skala likert 5 poin, dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), cukup setuju (3), setuju (4), dan sangat setuju (5). 3.5.4 Equity Sensitivity (X4) Equity berhubungan dengan fairness (keadilan) yang dirasakan seseorang dibanding orang lain (Sashkin dan Williams dalam Fauzi, 2001. Equity sensitivity mencoba menjelaskan perbedaan perilaku etis
65
dan tidak etis yang disebabkan oleh karakteristik individual (Fauzi, 2001). Terdapat tiga tipe individu tentang teori keadilan yaitu 1) benevolent, adalah individu yang merasa adil ketika apa yang diberikan kepada organisasi lebih besar daripada apa yang diterima dari organisasi; 2) equity sensitives adalah individu yang merasa adil ketika apa yang diberikan kepada organisasi sama dengan apa yang diterima dari organisasi; dan 3) entitleds adalah individu yang merasa adil ketika apa yang diterima dari organisasi lebih besar daripada apa yang diberikan kepada organisasi. Dengan demikian, individu benevolents tidak terlalu mengejar penghargaan seperti kecenderungan yang dilakukan oleh individu entitleds yang lebih mementingkan apa yang didapat dari organisasi daripada apa yang diberikan kepada organisasi. Seorang auditor dengan tipe entitleds cenderung melakukan hal-hal yang kurang etis untuk mencapai apa yang diinginkannya dibandingkan auditor dengan tipe benevolents. Auditor yang termasuk tipe entitleds cenderung mengabaikan salah satu prosedur audit atau menghentikan prosedur audit yang sudah ditetapkan hanya untuk mencapai apa yang diinginkannya tersebut (Budiman, 2013). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Budiman, 2013), Variabel equity sensitivity diukur dengan menggunakan 8 item pertanyaan dengan menggunakan skala likert 5 poin, dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), cukup setuju (3), setuju (4), dan sangat setuju (5). 3.5.5 Penghentian Prematur atas Prosedur Audit
66
Penghentian
prematur
atas
prosedur
audit
merupakan
penghentian satu atau beberapa langkah audit yang diperlukan dalam prosedur audit Maulina, dkk. (2010). Indikator penghentian prematur atas prosedur audit berupa mengakhiri program audit sebelum waktunya, penghentian terhadap prosedur audit yang diisyaratkan, mengabaikan prosedur audit, dan pemberian opini atas laporan keuangan tanpa peninjauan mendalam. Variabel penghentian prematur atas prosedur audit dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen dengan jumlah pernyataan sebanyak 10 butir dengan menggunakan skala likert 5 poin dari tidak pernah (1), jarang (2), kadang-kadang (3), sering (4), dan selalu (5).
67
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Variabel Risiko Audit
Sub Variabel Risiko tinggi
deteksi
Weningtyas, dkk (2006)
Tindakan Supervisi
Sikap kepemimpinan dan mentoring
Maulina, dkk (2010) Kondisi kerja
Self Esteem Budiman (2013)
Harga diri
Indikator 1. Tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga 2. Mengurangi jumlah sampel 3. Tidak melakukan penghitungan fisik pada kas, investasi, persediaan dan aktiva tetap 1. Perhatian supervisor 2. Konseling dan mentoring 3. Feedback 1. Penjelasan mengenai penugasan 2. Alokasi waktu 3. Pengawasan dan penugasan 4. Meminimalkan stress 1. Membina hubungan baik dengan rekan sekerja 2. Mencapai aktualisasi diri 3. Saling membutuhkan antara auditor dengan organisasi dan rekan kerja
Skala No. Butir Pengukuran Pertanyaan Skala Interval
1
Skala Interval
2
Skala Interval
3
Skala Interval
1-3
Skala Interval
4-7
Skala Interval
1
Skala Interval
2
Skala Interval
3
Berlanjut ke halaman berikutnya
68
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel
Sub Variabel
Indikator 4. Ingin dihormati dan dihargai oleh rekan sekerja 5. Merasa puas dengan kinerja diri sendiri 6. Merasa berguna bagi orang lain 7. Yakin memiliki potensi dan kualias diri
Equity Sensitivity
Perbedaan perilaku etis dan tidak Clark, et. al etis yang (2010); disebabkan Budiman oleh (2013) karakteristik individual
1. Individu yang cenderung merasa adil ketika pengorbanan yang dilakukan lebih sedikit daripada hasil 2. Individu yang merasa puas ketika pengorbanan yang dilakukan lebih sedikit daripada hasil 3. Puas akan hasil yang diperoleh bukan dari usahanya 4. Merasa cerdas ketika pengorbanan yang dilakukan lebih sedikit daripada hasil
Skala No. Butir Pengukuran Pertanyaan Skala Interval
4
Skala Interval
5
Skala Interval
6
Skala Interval
7
Skala Interval
1
Skala Interval
2
Skala Interval
3
Skala Interval
4
Berlanjut ke halaman berikutnya
69
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel
Penghentian Prematur atas Prosedur Audit
Sub Variabel
Prosedur audit pada tahap perencanaan audit dan pekerjaan Weningtyas, lapangan dkk (2006) yang telah ditetapkan dalam SPAP
Indikator 5. Merasa tidak nyaman ketika memperoleh sedikit pekerjaan 6. Merasa tidak puas ketika memperoleh sedikit pekerjaan 7. Pekerjaan dengan tugas dan tanggung jawab yang banyak adalah lebih baik 8. Tetap melakukan yang terbaik meskipun keuntungan yang diperoleh sedikit 1. Tidak melakukan pemahaman bisnis klien dan mengakhiri progran audit sebelum waktunya 2. Tidak menggunakan Sistem Pengendalian Intern 3. Tidak menggunakan informasi asersi dalam merumuskan tujuan audit dan merancang pengujian substantif
Skala No. Butir Pengukuran Pertanyaan Skala Interval
5
Skala Interval
6
Skala Interval
7
Skala Interval
8
Skala Interval
1
Skala Interval
2
Skala Interval
3
Berlanjut ke halaman berikutnya
70
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel
Sub Variabel
Indikator 4. Tidak menggunakan fungsi auditor internal 5. Tidak melakukan prosedur analitis dalam perencanaan dan review audit 6. Tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga 7. Tidak menggunakan representasi manajemen 8. Tidak melakukan uji kepatuhan terhadap pengendalian atas transaksi dalam aplikasi sistem computer on-line 9. Mengurangi jumlah sampel yang direncanakan 10. Mengabaikan perhitungan fisik terhadap kas atau persediaan
Skala No. Butir Pengukuran Pertanyaan Skala Interval
4
Skala Interval
5
Skala Interval
6
Skala Interval
7
Skala Interval
8
Skala Interval
9
Skala Interval
10
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
71
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi manajer, supervisor, auditor senior, dan auditor junior. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung kepada responden yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2013 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 14 April 2015 hingga 29 Mei 2015. Peneliti mengambil sampel sebanyak 10 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah Jakarta, dengan peta distribusi yang terlihat dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian No.
Nama Kantor Akuntan
Kuesioner
Kuesioner
Publik
dikirim
dikembalikan
1.
Usman & Rekan
5
5
2.
Kartoyo & Rekan
5
5
Berlanjut ke halaman berikutnya
72
Tabel 4.1 (Lanjutan) No.
Nama Kantor Akuntan
Kuesioner
Kuesioner
Publik
dikirim
dikembalikan
10
10
12
0
5
5
3.
Chaeroni & Rekan
4. 5.
Tanubrata Susanto Fahmi & Rekan Abubakar Usman & Rekan
6.
Nugroho & Rekan
5
5
7.
Gatot Victor
14
14
8.
15
15
9.
Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny Hananta Budianto & Rekan
6
6
10.
Sukardi Hasan
8
8
Total
85
73
Sumber: Data Primer
Kuesioner yang disebar berjumlah 85 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 73 kuesioner atau 85,88%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 12 buah atau 14,12%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 72 buah atau 84,70%, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 1 buah atau 1,18%. Gambaran mengenai data sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian No.
Keterangan
Auditor Persentase
1.
Jumlah kuesioner yang disebar
85
100%
2.
Jumlah kuesioner yang kembali
73
85,88%
3.
Jumlah kuesioner yang tidak kembali
12
14,12%
Berlanjut ke halaman berikutnya
73
Tabel 4.2 (Lanjutan) No.
Keterangan
Auditor Persentase
4.
Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah
1
1,18%
5.
Jumlah kuesioner yang dapat diolah
72
84,70%
Sumber: Data primer yang diolah
4.1.2 Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan terakhir, jabatan, dan pengalaman bekerja. 4.1.2.1 Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
PRIA
38
52,8
52,8
52,8
WANITA
34
47,2
47,2
100,0
Total
72
100,0
100,0
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sekitar 38 orang atau 52,8% responden didominasi oleh jenis kelamin pria, dan sisanya sebesar 34 orang atau 47,2% responden berjenis kelamin wanita. 4.1.2.2 Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
74
Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
D3
21
29,2
29,2
29,2
S1
51
70,8
70,8
100,0
Total
72
100,0
100,0
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 51 responden atau 70,8%. Sisanya sebesar 29,2% atau sebanyak 21 orang berpendidikan terakhir Diploma III (D3). 4.1.2.3 Deskripsi responden berdasarkan jabatan Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
AUDITOR JUNIOR
54
75,0
75,0
AUDITOR SENIOR
14
19,4
19,4
94,4
4
5,6
5,6
100,0
72
100,0
100,0
SUPERVISOR Total
75,0
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan
tabel 4.5 di atas diperoleh informasi bahwa
mayoritas responden sebanyak 54 orang atau sebesar 75% menduduki posisi sebagai auditor junior. Responden yang menduduki jabatan sebagai auditor senior sebanyak 14 orang atau 19,4%, dan sisanya adalah sebagai supervisor sebanyak 4 orang atau 5,6%. 4.1.2.4 Deskripsi responden berdasarkan pengalaman bekerja 75
Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Bekerja
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
<3 Tahun
63
87,5
87,5
87,5
3-5 Tahun
8
11,1
11,1
98,6
5-10 Tahun
1
1,4
1,4
100,0
72
100,0
100,0
Total
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden atau sebanyak 87,5% atau sekitar 63 auditor memiliki pengalaman bekerja kurang dari 3 tahun , 11,1% atau sekitar 8 auditor memiliki pengalaman kerja 3-5 tahun dan sisanya 1,4% atau sekitar 1 orang auditor memiliki pengalaman 5-10 tahun. 4.2 Hasil Uji Instrumen Penelitian 4.2.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi variabel risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, equity sensitivity dan penghentian prematur atas prosedur audit akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.7.
76
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif N TAR TSA TSE TES TPSO Valid N (listwise)
Minimum
72 72 72 72 72 72
4 20 16 8 10
Maximum 15 35 35 36 43
Sum 869 1984 1901 1551 1511
Mean 12,07 27,56 26,40 21,54 20,99
Std. Deviation 2,279 3,288 3,641 5,816 8,680
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.7 di atas menjelaskan bahwa pada variabel risiko audit jawaban minimum responden sebesar 4 dan maksimum sebesar 15, dengan rata-rata total jawaban 12,07 dan standar deviasi sebesar 2,279. Variabel tindakan supervisi jawaban minimum responden sebesar 20 dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban 27,56 dan standar deviasi sebesar 3,288. Pada variabel self esteem jawaban minimum responden sebesar 16 dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban 26,40 dan standar deviasi sebesar 3,641. Untuk variabel equity sensitivity jawaban minimum responden sebesar 8 dan maksimum sebesar 36, dengan rata-rata total jawaban 21,54 dan standar deviasi sebesar 5,816. Dan untuk variabel penghentian prematur atas prosedur audit jawaban minimum responden sebesar 10 dan maksimum sebesar 43, dengan rata-rata total jawaban 20,99 dan standar deviasi sebesar 8,680. 4.2.2 Hasil Uji Kualitas Data 4.2.2.1 Hasil Uji Validitas
77
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya di bawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid. Hasil uji validitas untuk variabel risiko audit dapat dilihat pada Tabel 4.8, hasil uji validitas untuk variabel tindakan supervisi dapat dilihat pada Tabel 4.9, hasil uji validitas untuk variabel self esteem ditunjukkan pada Tabel 4.10, dan Tabel 4.11 menunjukkan hasil uji validitas untuk variabel equity sensitivity, serta Tabel 4.12 menunjukkan hasil uji validitas untuk variabel penghentian prematur atas prosedur audit. Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Risiko Audit (AR) Butir Pertanyaan AR1 AR2 AR3
Pearson Correlation 0,756** 0,930** 0,919**
Sig (2-tailed)
Kriteria
0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel risiko audit (X1) mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi di bawah 0,05. Untuk itu item-item tersebut dapat digunakan dalam pengujian.
78
Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Tindakan Supervisi (SA) Butir Pertanyaan SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7
Pearson Correlation 0,832** 0,742** 0,832** 0,803** 0,810** 0,690** 0,556**
Sig (2-tailed)
Kriteria
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabel tindakan supervisi (X2) mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi di bawah 0,05. Untuk itu item-item tersebut dapat digunakan dalam pengujian. Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Self Esteem (SE) Butir Pertanyaan SE1 SE2 SE3 SE4 SE5 SE6 SE7
Pearson Correlation 0,441** 0,524** 0,713** 0,740** 0,838** 0,779** 0,762**
Sig (2-tailed)
Kriteria
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel self esteem (X3) mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi di bawah
79
0,05. Untuk itu item-item tersebut dapat digunakan dalam pengujian. Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Equity Sensitivity (ES) Butir Pertanyaan ES1 ES2 ES3 ES4 ES5 ES6 ES7 ES8
Pearson Correlation 0,602** 0,688** 0,635** 0,645** 0,759** 0,829** 0,757** 0,567**
Sig (2-tailed)
Kriteria
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa variabel equity sensitivity (X4) mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi di bawah 0,05. Untuk itu item-item tersebut dapat digunakan dalam pengujian. Tabel 4.12 Hasil Uji Validitas Penghentian Prematur atas Prosedur Audit (PSO) Butir Pertanyaan PSO1 PSO2 PSO3 PSO4 PSO5 PSO6
Pearson Correlation 0,710** 0,822** 0,854** 0,803** 0,849** 0,846**
Sig (2-tailed)
Kriteria
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berlanjut ke halaman berikutnya
80
Tabel 4.12 (Lanjutan) Butir Pertanyaan PSO7 PSO8 PSO9 PSO10
Pearson Correlation 0,833** 0,804** 0,762** 0,759**
Sig (2-tailed)
Kriteria
0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil output pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa variabel
Penghentian
Prematur
atas
Prosedur
Audit
(Y)
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi di bawah 0,05. Untuk itu item-item tersebut dapat digunakan dalam pengujian.
4.2.2.2 Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha berada di atas 0,70. Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas variabel risiko audit. Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Risiko Audit Reliability Statistics Cronbach’s Cronbach’s N of Items Alpha Alpha Based on Standardized Items ,842
,839
3
Sumber: Data primer yang diolah
81
Tabel 4.13 menunjukkan nilai cronbach alpha atas variabel
risiko
audit
sebesar
0,839.
Sehingga
dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,70. Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas variabel tindakan supervisi. Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Tindakan Supervisi Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's N of Items Alpha Alpha Based on Standardized Items ,874 ,873 7 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.14 menunjukkan nilai cronbach alpha atas variabel tindakan supervisi sebesar 0,873. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,70. Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas variabel self esteem.
82
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Self Esteem Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
,824
,816
N of Items
7
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.15 menunjukkan nilai cronbach alpha atas variabel self esteem sebesar 0,816. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,70. Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas variabel equity sensitivity. Tabel 4.16 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Equity Sensitivity Reliability Statistics Cronbach's Alpha
,836
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,840
N of Items
8
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.16 menunjukkan nilai cronbach alpha atas variabel equity sensitivity sebesar 0,840. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,70.
83
Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas variabel penghentian prematur atas prosedur audit. Tabel 4.17 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
,937
N of Items
,939
10
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.17 menunjukkan nilai cronbach alpha atas variabel penghentian prematur atas prosedur audit sebesar 0,939. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,70. Tabel 4.18 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Risiko Audit Tindakan Supervisi Self Esteem Equity Sensitivity Penghentian Prematur atas Prosedur Audit
Cronbach's Alpha 0,839 0,873 0,816 0,840
Jumlah Item 3 7 7 8
0,939
10
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.18 menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini memperoleh hasil yang 84
reliabel. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pertanyaan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. 4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Hasil Uji Multikolineritas Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.19 Hasil Uji Multikolineritas
Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant)
Std. Error
-3,597
11,452
Coefficientsa Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
-,314
,754
VIF
TAR
-,318
,408
-,084
-,779
,439
,913
1,095
1 TSA
-,255
,322
-,097
-,791
,432
,704
1,420
TSE
,715
,275
,300
2,604
,011
,790
1,265
TES
,769
,168
,515
4,588
,000
,833
1,201
a. Dependent Variable: TPSO Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.19 di atas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) di bawah angka 10 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance 0,913; 0,704; 0,790; dan 0,833 serta VIF sebesar 1,095; 1,420; 1,365; dan 1,201 untuk variabel risiko audit, tindakan supervisi, self esteem,
85
serta equity sensitivity. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini. 4.3.2 Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Gambar 4.1 menampilkan penyebaran data yang berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. 4.3.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
86
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan pada gambar 4.2
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot
Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi
87
penghentian prematur atas prosedur audit berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, dan equity sensitivity. 4.3.4 Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu: 4.3.4.1 Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Tabel 4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model 1
R ,545a
Model Summaryb R Square Adjusted R Square ,297
Std. Error of the Estimate
,255
7,493
a. Predictors: (Constant), TES, TAR, TSE, TSA b. Dependent Variable: TPSO Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.20 menunjukkan nilai R sebesar 0,545 atau sebesar 54,5%. Hal ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit adalah cukup kuat karena berada dikisaran 0,40-0,599 (Ridwan dan Ahmad, 2007:62). Nilai adjusted R Square sebesar 0,255 atau 25,5%, ini menunjukkan bahwa variabel penghentian prematur atas prosedur audit yang dapat
88
dijelaskan oleh variabel risiko audit, tindakan supervisi, self esteem dan equity sensitivity adalah sebesar 25,5%, sedangkan sisanya sebesar 0,745 atau 74,5% (1-0,255) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini seperti tekanan waktu (Maulina, dkk. 2010; Wahyudi, dkk. 2011; Wardani 2013; Qurrahman, dkk. 2012; Budiman, 2013), materialitas (Wahyudi, dkk. 2011; Qurrahman, dkk. 2012; Andani dan Mertha, 2014), prosedur review (Wahyudi, dkk. 2011; Qurrahman, dkk. 2012; Budiman, 2013), kontrol kualitas (Wahyudi, dkk. 2011; Qurrahman, dkk. 2012; Budiman, 2013), komitmen profesional (Wahyudi, dkk. 2011; Qurrahman, dkk. 2012; Andani dan Mertha, 2014), lokus kendali (Budiman, 2013; Andani dan Mertha, 2014). 4.3.4.2 Hasil Uji Statistik F Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.22, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha.
89
Tabel 4.22 Hasil Uji Statistik F ANOVAa Model
Sum of Squares
Regression
df
Mean Square
1586,788
4
396,697
1 Residual
3762,198
67
56,152
Total
5348,986
71
F
Sig.
7,065
,000b
a. Dependent Variable: TPSO b. Predictors: (Constant), TES, TAR, TSE, TSA Sumber: Data primer yang diolah
Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, dan equity sensitivity terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.22 nilai F diperoleh sebesar 7,065 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha1 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa risiko audit, tindakan
supervisi,
berpengaruh
secara
self
esteem
simultan
dan
dan
equity
signifikan
sensitivity terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. 4.3.4.3 Hasil Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.21, jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha
90
diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Tabel 4.21 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
1
Std. Error
-3,597
11,452
TAR
-,318
,408
TSA
-,255
TSE TES
t
Sig.
Beta -,314
,754
-,084
-,779
,439
,322
-,097
-,791
,432
,715
,275
,300
2,604
,011
,769
,168
,515
4,588
,000
a. Dependent Variable: TPSO Sumber: Data primer yang diolah
Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.21, variabel risiko audit mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,439. Hal ini berarti menolak Ha2 sehingga dapat dikatakan bahwa risiko audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel risiko audit lebih besar dari 0,05. Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh tindakan supervisi terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.21, variabel tindakan supervisi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 91
0,432. Hal ini berarti menolak Ha3 sehingga dapat dikatakan bahwa tindakan supervisi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel tindakan supervisi lebih besar dari 0,05. Hasil Uji Hipotesis 4: Pengaruh self esteem terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.21, variabel self esteem mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,011. Hal ini berarti menerima Ha4 sehingga dapat dikatakan bahwa self esteem berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel self esteem lebih kecil dari 0,05. Hasil Uji Hipotesis 5: Pengaruh equity sensitivity terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.21, variabel equity sensitivity mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti menerima Ha5 sehingga dapat dikatakan bahwa equity sensitivity berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel equity sensitivity lebih kecil dari 0,05.
92
4.4
Pembahasan 4.4.1 Pengaruh risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, dan equity sensitivity terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, dan equity sensitivity berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, auditor yang mengalami risiko audit, tindakan supervisi, self esteem, dan equity sensitivity yang tinggi lebih cenderung melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulina, dkk (2010), Wahyudi, dkk (2011), Qurrahman, dkk (2012), Wardani (2013), Budiman (2013), serta Andani dan Mertha (2014). 4.4.2 Pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel risiko audit sebesar 0,439 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa risiko audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
prematur
atas
prosedur
audit.
Ketika
responden
menganggap bahwa melakukan perhitungan fisik terhadap kas, investasi, melakukan pengurangan sampel dan tidak melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga merupakan tindakan yang tidak berisiko tinggi, sehingga jika auditor tidak melakukan prosedur tersebut, tidak akan mempengaruhi hasil dari proses audit dan tidak mengindikasikan
93
bahwa auditor telah melakukan penghentian prematur atas prosedur audit (Wahyudi, dkk. 2011). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi, dkk (2011). Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Qurrahman, dkk (2012), Wardani (2013), Budiman (2013), serta Andani dan Mertha (2014). 4.4.3 Pengaruh tindakan supervisi terhadap terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel tindakan supervisi sebesar 0,432 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha2 ditolak atau tindakan supervisi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Penjelasan yang mungkin untuk ditolaknya Ha2 pada penelitian ini adalah supervisi auditor yang dijadikan landasan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan bukan menjadi faktor penghalang bagi auditor untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Hal ini disebabkan karena selama praktik penghentian prematur atas prosedur audit dapat menghasilkan output audit yang sejalan dengan kesimpulan yang disajikan dalam laporan keuangan, auditor akan tetap melakukannya meskipun telah dilakukan pengarahan kepadanya (Maulina, dkk. 2010). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulina, dkk (2010) yang menyatakan bahwa tindakan supervisi memiliki hubungan yang tidak signifikan
94
terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit, seperti penghentian prematur atas prosedur audit. 4.4.4 Pengaruh self esteem terhadap terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel self esteem sebesar 0,011 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa self esteem berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara self esteem dan penghentian prematur atas prosedur audit bersifat positif. Hal ini dapat disebabkan karena seorang auditor yang memiliki self esteem rendah cenderung tidak berkomitmen lebih baik dalam melakukan pekerjaan auditnya. Auditor tersebut merasa mengalami tekanan kerja yang tinggi, sehingga ada kecenderungan bagi auditor yang memiliki self esteem rendah untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Namun hasil dari penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2013) yang menyatakan bahwa self esteem memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 4.4.5 Pengaruh equity sensitivity terhadap terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel equity sensitivity sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat
95
disimpulkan bahwa equity sensitivity berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara equity sensitivity dan penghentian prematur atas prosedur audit bersifat positif. Hal ini dapat disebabkan karena seorang auditor dengan tipe entitleds cenderung melakukan hal-hal yang kurang etis untuk mencapai apa yang diinginkannya sehingga auditor tipe ini memiliki kecenderungan untuk mengabaikan salah satu prosedur audit atau melakukan penghentian prematur atas prosedur audit hanya untuk mencapai apa yang diinginkannya. Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2013) yang menyatakan bahwa equity sensitivity memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian dengan analisis regresi berganda yang telah dilakukan terhadap permasalahan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Self esteem berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2013) yang menyatakan bahwa self esteem memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Perbedaan ini mungkin terjadi karena perbedaan wilayah sample yaitu penelitian terdahulu pada auditor yang bekerja di KAP Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta.
2.
Equity
sensitivity
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiman (2013) yang menyatakan bahwa self esteem memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Perbedaan ini mungkin terjadi karena perbedaan wilayah sample yaitu penelitian terdahulu pada auditor yang bekerja di KAP Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta.
97
3.
Risiko audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi, dkk (2011). Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Qurrahman, dkk (2012), Wardani (2013), Budiman (2013), serta Andani dan Mertha (2014) yang menyatakan risiko audit berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
4.
Tindakan supervisi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulina, dkk (2010) dan Wahyudi, dkk (2011).
5.
Risiko audit, tindakan supervisi, self esteem dan equity sensitivity berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Maulina, dkk (2010) dan Wahyudi, dkk (2011).
5.2 Saran Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
98
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah variabel independen lainnya seperti tekanan waktu, materialitas, prosedur review, kontrol kualitas, komitmen profesional dan lokus kendali guna dapat mempengaruhi dan memperkuat variabel dependen. 2. Penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu penelitian yang tepat saat menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner, sehingga tingkat pengembalian kuesioner dapat lebih tinggi dan memperoleh hasil yang akurat. 3. Penelitian selanjutnya agar memperluas wilayah sampel penelitian serta menambah jumlah sampel penelitian agar dapat diperoleh hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi. 4. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan metode penelitian yang berbeda seperti metode wawancara langsung kepada responden untuk memperoleh data yang lebih berkualitas.
99
DAFTAR PUSTAKA
Accounting Education Change Commision (AECC), 1993, Issue Statement Number 4 Improving the Early Employment Experience, April 1993, http://aaahq.org/AECC/Positionsandissue4.htm,internet. Agoes, Sukrisno. 2004. “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP”, Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Jakarta. Amilin dan Supriatiningsih. 2009. “Analisis Pengaruh Tindakan Supervisi, Komitmen Organisasional dan Komitmen Profesional Terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Publik Dengan Motivasi Sebagai Variabel Interventing.” (Jurnal Ilmiah ESAI Volume 3 Nomor I). Andani , Ni Made Surya &I Made Mertha. 2014. “Pengaruh Time Pressure, Audit Risk, Professional Commitment dan Locus Of Control pada Penghentian Prematur Prosedur Audit..”E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.2, 185-196. Arens, Alvin A., Randal K. Elder, Mark S. Beasley, dan Amir Abadi Jusuf. 2009.“Auditing and Assurance Services An Integrated Approach: An Indonesian Adaptation”, 13th edition, Salemba Empat, Jakarta. Budiman, Nita Andriyani. 2013. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Auditor Terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur dan Kualitas Audit.”Jurnal Akuntansi & Manajemen, Vol. 24, No. 3, Hal. 131-142. Coram, P., Glovovic, A., Ng, J., & Woodliff, D. 2008. “The Moral Intenstiy of Reduced Audit Quality Acts.” Auditing: A Journal of Practices & Theory. Vol. 27, No. 1, 127-150. Dewi, Maya Setya. 2008. “Pengaruh Pelatihan dan Tindakan Supervisi pada Keputusan Premature Sign-Off.” Tesis Magister Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Donnelly David P., Jeffrey J. Quirin dan David O’ Bryan. 2003. “Auditor Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior: An Explanatory Model Using Auditors’ Personal Characteristics.”Behavioral Research in Accounting. 15(3): 211-224. Fauzi, Achmad. 2001. “Pengaruh Perbedaan Faktor-Faktor Individual terhadap Perilaku Etis Mahasiswa Akuntansi.” Thesis tidak dipublikasikan. Program Pasca Sarjana,Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ghozali, Imam. 2005.“Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
100
Halil, Paino. 2011. “Dysfunctional Audit Behaviour: An Exploratory Study in Malaysia. Edith Cowan University.” Research Online. ECU Publications Pre. Halim, Abdul., 2008. “Auditing Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan.” Jilid 1. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Herningsih, Sucahyo. 2001.” Penghentian Prematur atas Prosedur Audit: Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik”. Tesis, Universitas Gajah MadaYogyakarta. Huda, Syafril., Herawati, & Ethika.“Pengaruh Time Pressure, Resiko Audit, Tindakan Supervisi, Komitmen Profesional dan Materialitas Terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Study Empiris : Pada Kantor Akuntan Publik Di Sumatera).” Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta. IAI Kompartemen Akuntan Publik (2001). Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Kumala, Sari Nova. 2013. “Pemengaruh Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit pada Auditor Di Kap Surabaya.”Jurnal Riset Manajemen Dan Akuntansi, 1 (1). Kurniawan, Puji Wibowo. 2008. “Profesionalisme Auditor dalam Penghentian Prematur atas Prosedur Audit (Studi Empiris Pada Kap Di Semarang). Skripsi S1.” Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Lestari, Ayu Puji. 2010. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku dalam Penghentian Prematur Prosedur Audit.” Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. Martamin, Irvan. 2006. “Analisis Pengaruh Tindakan Supervisi terhadap Kepuasan Kerja Auditor.” Tesis Program Studi magister Sains Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Maulina, Mutia, Ratna Anggraini, Choirul Anwar. 2010. “Pengaruh Tekanan Waktu dan Tindakan Supervisi terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit.” Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Mulyadi. 2002. Auditing 1 : Edisi Enam. Jakarta : Salemba Empat. Murtanto dan Melva Djasmin. 2005. “Analisa Hubungan Tindakan Supervisi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Individual Akuntan Yunior di Kantor Akuntan Publik dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening.” Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.7, No.1, hlm.84-109. Qurrahman Taufik, Susfayetti, & Andi Mirdah. 2012. “Pengaruh Time Pressure, Audit risk, Materialitas, Prosedur Review dan Kontrol Kualitas, Locus Of
101
Control Serta Professional commitment Terhadap Penghentian Prematur Prosedur Audit.”E-Jurnal Binar Akuntansi, 1 (1). Shapeero, Mike, Hian Chye Koh dan Larry N. Killough. 2003. “Underreporting and Premature Sign-Off in Public Accounting.”Management AuditingJournal. 16(2):113-127. Ling, Qianhua., & Michael D. Akers. 2010. “An Examination Of Underreporting Of Time And Premature Signoffs By Internal Auditors.” Review of Business Information Systems – Fourth Quarter 2010 Volume 14, No. 4. Bryan, David O., Jeffrey J. Quirin & David P. Donelly. 2005. “Locus Of Control And Dysfunctional Audit Behavior.” Journal of Business & Economics Research - October 2005 Volume 3, Number 10. Sososutikno, Christina., 2003. “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku dengan Disfungsional serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Audit.”Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. Suryanita, Doddy, Dan Hanung Triatmoko. 2006. “Penghentian Prematur atas Prosedur Audit” Simposium Nasional IX di Padang. Ulum, Akhmad Samsul. 2005,”Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Hubungan Antara Time Pressure dengan Prilaku Premature Sign-Off Prosedur Audit,” Jurnal Maksi, Vol.5, No.2. Wahyudi, Imam, Jurica Lucyanda, Loekman H. Suhud. 2011. “Praktik Penghentian Prematur atas Prosedur Audit.”. Media Riset Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Agustus. Weningtyas, S., Setiawan, D., & Triatmoko. H. 2007. “Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.10, No.1, 119. Yuliana, A.,Herawati, N.,& Arum, E. D. P. 2009. “Pengaruh Time pressure dan Risiko Audit Terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit.” Jurnal Cakrawala Akuntansi, Volume 1, Nomor 1, Februari, 21-32. Pransiska, Lucky. 18 Mei 2010. “Kredit Macet Rp52Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat.” (Kompas.com). http://regional.kompas.com/read/2010/05/18/21371744/akuntan.publik.di duga.terlibat. (Diakses pada 17 Mei 2014, pukul 16.32). Syahrul, Yura. 04 November 2002. “Bapepam: Kasus Kimia Farma Merupakan Tindak Pidana.” (TEMPO Interakif, Jakarta). http://www.tempo.co/read/news/2002/11/04/05633339/Bapepam-KasusKimia-Farma-Merupakan-Tindak-Pidana. (Diakses pada 23 Mei 2014, pukul 19.25).
102
LAMPIRAN 1 Surat Penelitian Skripsi
103
104
105
106
107
108
LAMPIRAN 2 Kuesioner Penelitian
109
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Ditinjau dari Faktor Eksternal dan Faktor Internal Auditor
Disusun Oleh : Hanifah Silfianie NIM : 1111082000051
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M
110
Jakarta, 13 April 2015 Kepada, Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Responden Di Tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Saya : Nama : Hanifah Silfianie NIM : 1111082000051 Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Ditinjau Dari Faktor Eksternal dan Faktor Internal Auditor”. Berkaitan dengan hal tersebut, Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap. Sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktu bekerja Bapak/Ibu/Saudara/i. Bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i sangat berarti demi terselesaikannya penelitian ini. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penghentan prematur atas prosedur audit. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Saudara/i bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Dimohon kepada Bapak/Ibu/Saudara/i untuk membaca setiap pertanyaan secara seksama dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi, maka kuesioner dianggap tidak berlaku. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan Anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat Anda. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i dalam meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih. Hormat saya, Peneliti
(Hanifah Silfianie)
111
A. Data Demografi Responden IDENTITAS RESPONDEN Nama
: ..............................
Nama KAP
: ..............................
Jenis Kelamin : ( ) Pria ( ) Wanita Pendidikan terakhir : ( ) D3 ( ) S1 ( ) S2 ( ) S3 Posisi saat ini : ( ) Auditor Junior ( ) Auditor Senior ( ) Supervisor ( ) Manajer ( ) Partner Lama bekerja sebagai auditor : ( ) < 3 tahun ( ) 3-5 tahun ( ) 5-10 tahun ( ) > 10 tahun
112
B. Variabel Penelitian Pertanyaan berikut berhubungan dengan penghentian prematur atas prosedur audit Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, di mana : 1 = (TP) Tidak Pernah 2 = (J) Jarang
No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
3 = (KK) Kadang-kadang 4 = (SR) Sering
Pertanyaan
5 = (S) Selalu
TP
Frekuensi J KK SR
S
Seberapa sering dalam merencanakan audit, Anda tidak memerlukan pemahaman bisnis klien? Seberapa sering Anda tidak menggunakan pertimbangan Sistem Pengendalian Intern dalam audit laporan keuangan? Seberapa sering Anda tidak menggunakan informasi asersi dalam merumuskan tujuan audit dan merancang pengujian substantif? Seberapa sering Anda tidak menggunakan fungsi auditor internal dalam audit? Seberapa sering Anda tidak melakukan prosedur analitis dalam perencanaan dan review audit? Seberapa sering Anda tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga dalam audit laporan keuangan? Seberapa sering Anda tidak menggunakan representasi manajemen dalam audit laporan keuangan? Seberapa sering Anda tidak melakukan uji kepatuhan terhadap pengendalian atas transaksi dalam aplikasi sistem computer on-line? Seberapa sering Anda mengurangi jumlah sampel yang direncanakan dalam audit laporan keuangan? 113
No.
Pertanyaan
TP
J
Frekuensi KK SR
S
10. Seberapa sering Anda tidak melakukan perhitungan fisik terhadap kas atau persediaan?
Pertanyaan berikut berhubungan dengan variabel risiko audit Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda : 1 = (STS) Sangat Tidak 3 = (CS) Cukup Setuju Setuju 2 = (TS) Tidak Setuju 4 = (S) Setuju
No.
Pertanyaan
5 = (SS) Sangat Setuju
STS
TS
Frekuensi CS S
SS
1. Tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga merupakan tindakan beresiko tinggi. 2. Melakukan pengurangan jumlah sampel dalam melakukan audit merupakan tindakan beresiko tinggi. 3. Tidak melakukan perhitungan fisik terhadap kas, investasi, persediaan/ aktiva tetap dalam audit laporan keuangan merupakan tindakan beresiko tinggi.
Pertanyaan berikut berhubungan dengan variabel tindakan supervisi Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda : 1 = (STS) Sangat Tidak 3 = (CS) Cukup Setuju Setuju 2 = (TS) Tidak Setuju 4 = (S) Setuju
5 = (SS) Sangat Setuju
114
No.
Pernyataan
STS
Frekuensi TS CS S
SS
1. Supervisor saya memperhatikan keluhan-keluhan saya tentang pekerjaan. 2. Supervisor saya sering memberikan konseling dan mentoring. 3. Supervisor saya sering memberikan feed back atas kinerja saya yang jujur dan terbuka. 4. sSupervisor saya memberikan penjelasan u mengenai penugasan. 5. Supervisor saya memberikan alokasi waktu yang sesuai dengan tugas yang diberikan. 6. Supervisor melakukan pengawasan dalam penugasan. 7 Memonitoring dan konseling yang . diberikan supervisor dalam tugas dapat meminimalkan stress dalam menghadapi pekerjaan.
Pertanyaan berikut berhubungan dengan variabel Harga Diri (Self Esteem) Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda : 1 = (STS) Sangat Tidak Setuju 2 = (TS) Tidak Setuju
No.
3 = (CS) Cukup Setuju
5 = (SS) Sangat Setuju
4 = (S) Setuju
Pernyataan
STS
Frekuensi TS CS S
SS
1. Saya cenderung membina hubungan yang karib dengan rekan sekerja. 2. Menurut saya aktualisasi diri harus
115
No. 3. 4. 5. 6.
7.
Pernyataan
STS
Frekuensi TS CS S
SS
dicapai Saya merasa organisasi ini dan rekanrekan sekerja saya membutuhkan saya. Saya ingin disukai dan dihormati teman-teman sekerja saya. Secara keseluruhan, saya puas dengan diri saya sendiri. Kadang-kadang saya berpikir bahwa keberadaan saya saat ini sangat berguna. Saya merasa bahwa dalam diri saya banyak memiliki potensi dan kualitas yang baik.
Pertanyaan berikut berhubungan dengan variabel (Equity Sensitivity) Petunjuk : Berilah tanda ( ) pada pertanyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda : 1 = (STS) Sangat Tidak Setuju 2 = (TS) Tidak Setuju
No.
3 = (CS) Cukup Setuju
5 = (SS) Sangat Setuju
4 = (S) Setuju
Pernyataan
STS
Frekuensi TS CS S
SS
1. Saya cenderung untuk melakukan pekerjaan sesedikit mungkin, sementara mendapatkan imbalan sebanyak mungkin atas pekerjaan saya. 2. saya merasa sangat puas di tempat kerja ketika saya harus melakukan pekerjaan sesedikit mungkin. 3. Sangat memuaskan bagi saya, ketika saya mendapatkan sesuatu tanpa melakukan apapun dalam pekerjaan. 4. Pekerja yang cerdas adalah dia yang bisa mendapatkan sebanyak mungkin imbalan yang ia inginkan dengan memberikan sesedikit mungkin 116
No.
Pernyataan
STS
Frekuensi TS CS S
SS
pekerjaan.
5. Di tempat kerja, saya merasa tidak nyaman ketika hanya ada sedikit pekerjaan yang harus dikerjakan oleh saya. 6. Saya akan menjadi sangat tidak puas dengan pekerjaan saya, jika saya punya sedikit atau tidak ada pekerjaan yang harus dilakukan. 7. Lebih baik untuk memiliki pekerjaan dengan banyak tugas dan tanggung jawab dari pada hanya sedikit tugas dan tanggung jawab. 8. Jika saya menerima upah rendah dan keuntungan yang sedikit, saya akan terus mencoba untuk melakukan yang terbaik dalam pekerjaan saya.
117
LAMPIRAN 3 Jawaban Responden
118
Jawaban Responden Variabel Risiko Audit
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 3 4 2 5 4 5 3
RISIKO AUDIT (RA) 2 3 TRA 5 5 15 2 2 8 2 2 8 5 5 15 2 2 8 4 4 12 5 4 13 4 4 12 4 4 12 4 4 12 4 4 12 5 5 14 5 5 15 4 4 12 5 5 15 4 5 14 5 5 14 5 5 14 4 3 11 3 5 13 4 4 12 5 5 15 3 3 9 4 5 13 2 3 7 4 4 13 4 4 12 5 5 15 3 3 9
119
No 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
1 5 5 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 1 5 5 4 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
RISIKO AUDIT (RA) 2 3 TRA 5 5 15 4 4 13 5 4 13 5 5 15 4 5 13 5 5 14 3 4 10 4 4 12 5 5 14 4 3 10 4 4 12 4 4 12 5 4 14 4 5 13 4 4 12 4 4 12 4 4 12 4 5 13 4 4 11 4 4 12 1 2 4 4 5 14 4 4 13 4 4 12 5 5 15 5 5 15 4 4 13 4 3 10 4 4 12 4 4 12 4 4 12 4 4 12 4 5 13 4 5 13 4 4 12 2 2 8 2 2 8 4 4 12 4 4 12
120
No
1 4 4 5 4
69 70 71 72
RISIKO AUDIT (RA) 2 3 TRA 2 2 8 2 2 8 4 4 13 4 4 12
Jawaban Responden Variabel Tindakan Supervisi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4
2 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 2 5 4
TINDAKAN SUPERVISI (SA) 3 4 5 6 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4
7 5 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4
TSA 35 28 28 35 28 26 29 27 29 28 27 31 25 28 29 27 29 23 28 28 28 27 20 30 28
121
No 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
1 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 2 2 4 4
2 4 4 4 5 5 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 5 5 3 5 4 4 3 3 4 4
TINDAKAN SUPERVISI (SA) 3 4 5 6 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 2 3 3 4 4 3 4 3 4 5 5 4
7 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4
TSA 26 28 28 35 35 28 26 26 26 30 28 28 28 28 25 31 29 28 26 32 29 27 30 27 23 26 26 28 31 35 26 27 28 28 21 21 26 30
122
No 64 65 66 67 68 69 70 71 72
1 2 4 4 2 2 4 4 4 4
2 3 4 4 3 3 4 4 4 4
TINDAKAN SUPERVISI (SA) 3 4 5 6 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 5 3 3 3 3
7 4 4 4 4 4 5 4 4 4
TSA 20 28 28 20 21 27 28 27 24
Jawaban Responden Variabel Self Esteem
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4
2 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 3 5 4 4 4 3 3
3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3
SELF ESTEEM (SE) 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 4 5 3 2 4 3 1 4 2 2 3 3 3 3 3 3 1
6 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 3 1 2 4 3 4 3 2 3 3 3 1
7 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 2 3 4 3 1
TSE 35 29 29 35 29 28 29 27 29 28 26 25 22 28 27 25 23 22 23 24 21 16
123
No 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
1 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4
3 4 3 4 3 4 2 5 5 3 4 5 4 4 5 4 4 3 4 5 2 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 3 3 4 4 4
SELF ESTEEM (SE) 4 5 4 3 4 3 4 2 3 3 4 4 2 2 5 5 5 5 3 3 3 3 3 2 5 3 4 3 5 3 3 4 3 3 3 3 3 3 5 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 4 5 4 4 3 3 4 3 3 5 3 3 3 4 4 5 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
6 3 3 3 3 4 2 5 5 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 3 3 4 4 4
7 3 4 3 4 4 2 5 5 4 4 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 5 5 5 3 4 3 3 4 5 4 3 3 4 4 4
TSE 25 25 24 24 28 18 35 35 26 24 22 26 26 30 26 26 24 24 29 20 25 25 28 29 30 27 26 24 28 22 28 34 28 22 21 28 28 28
124
No
1 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4
61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
2 4 4 5 4 4 3 4 4 4 3 5 4
3 4 3 5 4 4 3 4 4 5 3 5 3
SELF ESTEEM (SE) 4 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
6 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4
TSE
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
28 24 28 28 26 26 28 28 29 26 28 24
Jawaban Responden Variabel Equity Sensitivity
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 1 2 3 2 3 4 1 2 1 1 2 2 4 4 3 1 2 4 2 2 2
2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 1 3 3 1 2 1 3 2 2
3 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 3 3 1 2 1 2 2 2
EQUITY SENSITIVITY (ES) 4 5 6 1 1 1 2 2 3 2 2 3 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 4 1 3 4 4 3 3 1 2 5 4 3 4 5 4 4 1 4 3 4 3 3 1 2 5 2 3 3 2 4 4 2 4 4
7 1 4 4 1 4 2 1 2 1 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4
8 1 4 4 1 4 2 1 2 2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4
TES 8 20 21 9 21 18 13 16 14 19 23 23 21 29 30 19 22 20 22 24 24
125
No 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
1 4 4 1 4 2 2 2 1 1 2 2 1 4 1 4 4 3 3 2 1 2 1 2 1 4 4 4 2 2 2 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 3 3 4 2 1 2 1 2 1 4 4 4 2 1 3 3 2 5 2 2 3 2 3 3 3 2 1
3 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 3 2 4 2 1 2 1 2 1 4 5 3 2 1 3 2 1 4 2 2 3 2 4 3 3 2 1
EQUITY SENSITIVITY (ES) 4 5 6 1 2 5 2 5 5 1 4 4 4 3 3 2 4 3 2 2 2 2 2 4 1 1 1 1 1 1 2 4 4 2 4 4 2 5 4 2 5 5 1 5 5 4 4 4 5 3 4 2 3 3 4 4 4 2 3 3 1 3 3 2 4 4 1 3 4 2 1 2 1 1 1 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 4 2 2 4 4 2 4 4 5 4 5 2 4 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 3 1 1 1
7 4 5 5 4 4 2 4 1 1 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 2 1 3 4 3 3 1 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 1
8 4 4 4 4 4 2 4 1 1 4 4 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 2 1 1 1 1 1 1 2 4 2 5 4 4 1 2 4 3 3 4 1
TES 22 29 21 26 23 16 22 8 8 24 24 22 29 24 29 30 25 30 21 18 24 19 15 8 28 31 27 19 12 21 26 21 36 24 24 22 24 25 24 24 23 9
126
No
1 2 3 3 2 2 2 3 2 2
64 65 66 67 68 69 70 71 72
2 3 2 2 3 3 2 2 2 2
3 3 1 1 3 3 1 1 2 2
EQUITY SENSITIVITY (ES) 4 5 6 2 4 4 1 2 3 2 2 3 2 4 4 2 4 4 2 2 3 2 2 3 2 3 4 2 3 3
8 3 4 4 3 3 4 4 3 4
7 3 4 4 3 3 4 4 4 4
TES 24 20 21 24 24 20 21 22 22
Jawaban Responden Variabel Penghentian Prematur atas Prosedur Audit
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (PSO) 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 4 2 4 3 3 2 4
2 1 2 2 1 2 1 1 1 3 4 2 3 2 3 2 2
3 1 2 2 1 2 1 2 1 2 4 3 4 2 3 2 4
4 1 3 3 1 3 2 2 1 1 4 3 3 1 4 3 2
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 2 3 1 3 2 4
6 1 1 1 1 1 1 2 1 1 4 1 4 1 4 3 2
7 1 1 1 1 1 1 2 1 1 4 2 2 1 4 3 1
8 1 2 2 1 2 2 2 1 1 4 2 3 1 4 3 1
9 1 3 3 1 3 2 1 1 1 4 1 4 2 3 3 2
10 1 4 4 1 4 1 2 1 1 4 2 4 2 4 4 1
TPSO 10 21 21 10 21 13 17 10 14 40 20 34 16 35 27 23
127
No 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (PSO) 1 4 3 2 1 2 3 3 1 5 1 3 1 2 1 1 2 3 2 1 2 3 3 2 2 2 2 3 1 2 4 4 4 1 2 2 4 1 1 1 4
2 3 2 2 1 2 2 2 1 4 1 3 1 2 1 1 2 3 2 1 2 3 2 3 1 2 1 3 1 2 4 4 4 1 2 2 2 1 2 1 2
3 4 2 2 1 2 1 2 2 3 1 3 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 2 2 2 2 1 2 1 3 4 4 4 2 2 1 2 2 4 1 2
4 3 1 2 2 2 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2 3 1 1 2 1 3 2 2 1 1 1 2 1 3 4 5 4 1 1 2 4 3 4 3 4
5 3 1 2 2 2 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 4 2 2 2 1 1 3 1 3 5 4 5 2 1 1 2 2 4 1 2
6 4 1 1 1 2 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 1 3 1 2 4 4 4 1 2 1 1 1 5 1 1
7 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2 2 1 1 1 1 4 2 2 1 2 1 3 1 2 4 5 4 1 3 2 1 1 5 1 1
8 3 1 2 2 2 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2 2 2 1 1 2 4 2 2 2 2 2 3 1 2 5 4 5 1 2 3 4 1 3 1 4
9 4 2 1 3 2 3 2 1 1 2 3 1 2 1 3 2 3 2 1 1 4 1 2 1 2 2 3 1 1 4 4 4 1 3 2 2 2 4 1 2
10 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 3 1 2 1 2 2 3 2 1 2 4 1 2 1 2 2 3 1 1 5 5 5 1 1 2 1 1 5 1 1
TPSO 32 16 18 17 20 17 16 11 25 11 30 10 20 10 18 19 19 14 11 14 35 19 21 14 17 14 28 10 21 43 43 43 12 19 18 23 15 37 12 23 128
No 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (PSO) 1 1 1 4 5 5 2 1 5 2 2 5 5 2 2 2 3
2 2 1 4 4 4 2 1 4 2 2 4 4 2 2 2 3
3 2 1 4 4 4 2 1 4 2 2 4 4 3 2 2 2
4 2 1 1 4 4 2 1 4 2 1 4 4 3 3 2 2
5 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 4 4 2 2 2 2
6 2 1 1 2 2 3 1 2 1 2 2 2 3 2 2 3
7 2 1 3 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2
8 2 1 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2
9 2 1 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 3 3 2 2
10 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 4 3 3 1
TPSO 19 10 26 29 29 21 11 29 19 18 31 31 26 23 20 22
LAMPIRAN 4 Hasil Uji Data SPSS
129
HASIL UJI VALIDITAS RISIKO AUDIT Correlations AR1
AR2
Pearson Correlation
1
AR1 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation AR2 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation AR3 Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation TAR Sig. (2-tailed) N
72 ,551
**
,000 72
AR3
TAR
,551**
,517**
,756**
,000
,000
,000
72
72
72
1
**
,930** ,000 72
,837
72
,000 72
**
,837**
1
,919**
,000 72
,000 72
72
,000 72
,756**
,930**
,919**
1
,000
,000
,000
72
72
72
,517
72
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
130
HASIL UJI VALIDITAS TINDAKAN SUPERVISI Correlations SA1
SA1
SA2
SA3
SA4
SA5
SA6
SA7
TSA
Pearson Correlation
SA2 1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
SA5
SA6
SA7
TSA
,772**
,577**
,552**
,386**
,297*
,832**
,000
,000
,000
,000
,001
,011
,000
72
72
72
72
72
72
72
1
**
**
**
**
**
,742**
**
,000 72
SA4
,699**
72 ,699
SA3
,553
,438
,398
,362
,380
72
,000 72
,000 72
,001 72
,002 72
,001 72
,000 72
,772**
,553**
1
,630**
,726**
,390**
,220
,832**
,000 72
,000 72
72
,000 72
,000 72
,001 72
,063 72
,000 72
,577**
,438**
,630**
1
,654**
,618**
,358**
,803**
,000 72
,000 72
,000 72
72
,000 72
,000 72
,002 72
,000 72
,552**
,398**
,726**
,654**
1
,580**
,385**
,810**
,000 72
,001 72
,000 72
,000 72
72
,000 72
,001 72
,000 72
,386**
,362**
,390**
,618**
,580**
1
,418**
,690**
,001 72
,002 72
,001 72
,000 72
,000 72
72
,000 72
,000 72
*
**
,220
**
**
,418**
1
,556**
,011 72
,001 72
,063 72
,002 72
,001 72
,000 72
72
,000 72
,832**
,742**
,832**
,803**
,810**
,690**
,556**
1
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
72
72
72
72
72
72
72
,297
N
,380
,358
,385
72
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS SELF ESTEEM Correlations SE1
SE1
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N
72
SE2
SE3
SE4
SE5
SE6
SE7
TSE
,649**
,479**
,192
,110
,023
,103
,441**
,000
,000
,107
,358
,846
,389
,000
72
72
72
72
72
72
72
131
SE2
SE3
SE4
SE5
SE6
SE7
TSE
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
,649**
1
,511**
,328**
,167
,108
,134
,524**
,000 72
72
,000 72
,005 72
,160 72
,367 72
,263 72
,000 72
,479**
,511**
1
,575**
,462**
,268*
,295*
,713**
,000 72
,000 72
72
,000 72
,000 72
,023 72
,012 72
,000 72
,192
,328**
,575**
1
,490**
,503**
,423**
,740**
,107 72
,005 72
,000 72
72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,110
,167
**
,490**
1
,830**
,755**
,838**
,358 72
,160 72
,000 72
,000 72
72
,000 72
,000 72
,000 72
,023
,108
,268*
,503**
,830**
1
,750**
,779**
,846 72
,367 72
,023 72
,000 72
,000 72
72
,000 72
,000 72
,103
,134
,295*
,423**
,755**
,750**
1
,762**
,389 72
,263 72
,012 72
,000 72
,000 72
,000 72
72
,000 72
,441**
,524**
,713**
,740**
,838**
,779**
,762**
1
Sig. (2-tailed)
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
72
72
72
72
72
72
72
N
,462
72
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS EQUITY SENSITIVITY Correlations ES1
ES1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
ES2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
ES3
1
Pearson Correlation
ES2
ES3
ES4
,464**
,368**
,515**
ES5
ES6
ES7
ES8
TES
,114
,441**
,361**
,145
,602**
,000
,001
,000
,342
,000
,002
,223
,000
72
72
72
72
72
72
72
72
72
,464**
1
,881**
,678**
,399**
,358**
,181
,048
,688**
,000 72
72
,000 72
,000 72
,001 72
,002 72
,127 72
,688 72
,000 72
,368**
,881**
1
,668**
,464**
,363**
,067
-,081
,635**
132
Sig. (2-tailed) N
ES4
ES5
ES6
,001 72
,000 72
72
,000 72
,000 72
,002 72
,577 72
,499 72
,000 72
,515**
,678**
,668**
1
,334**
,259*
,209
,032
,645**
Sig. (2-tailed) N
,000 72
,000 72
,000 72
72
,004 72
,028 72
,077 72
,789 72
,000 72
Pearson Correlation
,114
,399**
,464**
,334**
1
,720**
,617**
,438**
,759**
Sig. (2-tailed) N
,342 72
,001 72
,000 72
,004 72
72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,441**
,358**
,363**
,259*
,720**
1
,781**
,534**
,829**
,000 72
,002 72
,002 72
,028 72
,000 72
72
,000 72
,000 72
,000 72
,361**
,181
,067
,209
,617**
,781**
1
,737**
,757**
,002 72
,127 72
,577 72
,077 72
,000 72
,000 72
72
,000 72
,000 72
**
**
,737**
1
,567**
Pearson Correlation
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
ES7
ES8
TES
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,145
,048
-,081
,032
,438
,534
,223 72
,688 72
,499 72
,789 72
,000 72
,000 72
,000 72
72
,000 72
,602**
,688**
,635**
,645**
,759**
,829**
,757**
,567**
1
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
72
72
72
72
72
72
72
72
72
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT Correlations PSO1
PSO1
PSO2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
PSO2
PSO3
PSO4
PSO5
PSO6
PSO7
PSO8
PSO9
PSO10
TPSO
1
,871**
,760**
,559**
,535**
,402**
,349**
,495**
,359**
,308**
,710**
72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,003 72
,000 72
,002 72
,009 72
,000 72
,871**
1
,798**
,589**
,605**
,560**
,590**
,586**
,479**
,503**
,822**
133
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 N 72 72 72 Pearson ,760** ,798** 1 Correlation PSO3 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 N 72 72 72 Pearson ** ** ,559 ,589 ,702** Correlation PSO4 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 N 72 72 72 Pearson ** ** ,535 ,605 ,761** Correlation PSO5 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 N 72 72 72 Pearson ** ** ,402 ,560 ,678** Correlation PSO6 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 N 72 72 72 Pearson ** ** ,349 ,590 ,631** Correlation PSO7 Sig. (2-tailed) ,003 ,000 ,000 N 72 72 72 Pearson ** ** ,495 ,586 ,552** Correlation PSO8 Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 N 72 72 72 Pearson ** ** ,359 ,479 ,477** Correlation PSO9 Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 N 72 72 72 Pearson ,308** ,503** ,483** Correlation PSO10 Sig. (2-tailed) ,009 ,000 ,000 N 72 72 72 Pearson ** ** ,710 ,822 ,854** Correlation TPSO Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 N 72 72 72 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,702**
,761**
,678**
,631**
,552**
,477**
,483**
,854**
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
1
,696**
,598**
,576**
,618**
,540**
,547**
,803**
72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,696**
1
,791**
,724**
,628**
,567**
,524**
,849**
,000 72
72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,598**
,791**
1
,838**
,643**
,678**
,655**
,846**
,000 72
,000 72
72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,576**
,724**
,838**
1
,746**
,629**
,675**
,833**
,000 72
,000 72
,000 72
72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,618**
,628**
,643**
,746**
1
,621**
,610**
,804**
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
72
,000 72
,000 72
,000 72
,540**
,567**
,678**
,629**
,621**
1
,815**
,762**
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
72
,000 72
,000 72
,547**
,524**
,655**
,675**
,610**
,815**
1
,759**
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
72
,000 72
,803**
,849**
,846**
,833**
,804**
,762**
,759**
1
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
,000 72
72
HASIL UJI RELIABILITAS RISIKO AUDIT Reliability Scale: ALL VARIABLES
Cases
Case Processing Summary N
%
Valid
72
100,0
0
,0
72
100,0
Excluded Total
a
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
134
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
,842
N of Items
,839
3
Item Statistics Mean AR1 AR2 AR3
Std. Deviation
4,11 3,93 4,03
N
,723 ,939 ,934
72 72 72
Inter-Item Correlation Matrix AR1 AR1 AR2 AR3
AR2
1,000 ,551 ,517
AR3
,551 1,000 ,837
,517 ,837 1,000
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted AR1 AR2 AR3
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
3,224 2,093 2,153
,557 ,816 ,790
7,96 8,14 8,04
Squared Multiple Correlation ,314 ,720 ,705
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,911 ,667 ,695
Scale Statistics Mean 12,07
Variance 5,192
Std. Deviation 2,279
N of Items 3
135
HASIL UJI RELIABILITAS TINDAKAN SUPERVISI Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Valid
% 72
100,0
0
,0
72
100,0
Excludeda
Cases
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
,874
N of Items
,873
7
Item Statistics Mean SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7
Std. Deviation
3,85 3,90 3,93 4,03 3,92 3,94 3,99
N
,685 ,675 ,699 ,581 ,599 ,554 ,544
72 72 72 72 72 72 72
Inter-Item Correlation Matrix SA1 SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7
1,000 ,699 ,772 ,577 ,552 ,386 ,297
SA2 ,699 1,000 ,553 ,438 ,398 ,362 ,380
SA3 ,772 ,553 1,000 ,630 ,726 ,390 ,220
SA4 ,577 ,438 ,630 1,000 ,654 ,618 ,358
SA5 ,552 ,398 ,726 ,654 1,000 ,580 ,385
SA6 ,386 ,362 ,390 ,618 ,580 1,000 ,418
SA7 ,297 ,380 ,220 ,358 ,385 ,418 1,000
136
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted SA1 SA2 SA3 SA4 SA5 SA6 SA7
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
7,533 7,976 7,477 8,084 7,980 8,607 9,122
,748 ,625 ,746 ,725 ,731 ,585 ,425
23,71 23,65 23,63 23,53 23,64 23,61 23,57
Squared Multiple Correlation ,710 ,531 ,753 ,584 ,666 ,485 ,288
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,843 ,861 ,843 ,848 ,846 ,865 ,882
Scale Statistics Mean 27,56
Variance
Std. Deviation
10,814
N of Items
3,288
7
HASIL UJI RELIABILITAS SELF ESTEEM Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Valid Cases
Excluded
% 72
100,0
0
,0
72
100,0
a
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
,824
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,816
N of Items
7
Item Statistics
137
Mean SE1 SE2 SE3 SE4 SE5 SE6 SE7
Std. Deviation
4,13 4,18 3,89 3,69 3,39 3,47 3,65
N
,529 ,589 ,723 ,799 ,848 ,855 ,808
72 72 72 72 72 72 72
Inter-Item Correlation Matrix SE1 SE1 SE2 SE3 SE4 SE5 SE6 SE7
SE2
1,000 ,649 ,479 ,192 ,110 ,023 ,103
SE3
,649 1,000 ,511 ,328 ,167 ,108 ,134
SE4
,479 ,511 1,000 ,575 ,462 ,268 ,295
SE5
,192 ,328 ,575 1,000 ,490 ,503 ,423
SE6
,110 ,167 ,462 ,490 1,000 ,830 ,755
SE7
,023 ,108 ,268 ,503 ,830 1,000 ,750
,103 ,134 ,295 ,423 ,755 ,750 1,000
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted SE1 SE2 SE3 SE4 SE5 SE6 SE7
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
11,837 11,358 10,028 9,590 8,803 9,136 9,430
,313 ,391 ,591 ,613 ,742 ,656 ,640
22,28 22,22 22,51 22,71 23,01 22,93 22,75
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
,473 ,486 ,585 ,480 ,785 ,765 ,623
,834 ,826 ,797 ,793 ,768 ,785 ,788
Scale Statistics Mean 26,40
Variance 13,258
Std. Deviation
N of Items
3,641
7
HASIL UJI RELIABILITAS EQUITY SENSITIVITY Reliability Scale: ALL VARIABLES 138
Case Processing Summary N Valid Cases
Excluded
% 72
100,0
0
,0
72
100,0
a
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
,836
N of Items
,840
Item Statistics Mean Std. Deviation ES1 ES2 ES3 ES4 ES5 ES6 ES7 ES8
2,33 2,13 1,96 2,19 3,08 3,38 3,33 3,14
,993 ,887 ,926 1,083 1,123 1,093 1,138 1,237
8
N 72 72 72 72 72 72 72 72
Inter-Item Correlation Matrix ES1 ES1 ES2 ES3 ES4 ES5 ES6 ES7 ES8
1,000 ,464 ,368 ,515 ,114 ,441 ,361 ,145
ES2 ,464 1,000 ,881 ,678 ,399 ,358 ,181 ,048
ES3 ,368 ,881 1,000 ,668 ,464 ,363 ,067 -,081
ES4 ,515 ,678 ,668 1,000 ,334 ,259 ,209 ,032
ES5 ,114 ,399 ,464 ,334 1,000 ,720 ,617 ,438
ES6 ,441 ,358 ,363 ,259 ,720 1,000 ,781 ,534
ES7 ,361 ,181 ,067 ,209 ,617 ,781 1,000 ,737
ES8 ,145 ,048 -,081 ,032 ,438 ,534 ,737 1,000
139
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
ES1 ES2 ES3 ES4 ES5 ES6 ES7 ES8
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
27,857 27,514 27,852 26,878 25,181 24,479 25,097 27,202
,476 ,594 ,524 ,515 ,656 ,754 ,652 ,395
19,21 19,42 19,58 19,35 18,46 18,17 18,21 18,40
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
,553 ,824 ,868 ,600 ,710 ,793 ,813 ,578
,827 ,815 ,822 ,823 ,804 ,791 ,805 ,843
Scale Statistics Mean 21,54
Variance
Std. Deviation
33,829
N of Items
5,816
8
HASIL UJI RELIABILITAS PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Valid Cases
Excluded Total
% 72
100,0
0
,0
72
100,0
a
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
,937
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,939
N of Items
10
140
Item Statistics Mean PSO1 PSO2 PSO3 PSO4 PSO5 PSO6 PSO7 PSO8 PSO9 PSO10
Std. Deviation
2,42 2,17 2,21 2,24 1,90 1,81 1,85 2,10 2,13 2,18
1,253 1,007 1,061 1,144 1,090 1,057 1,016 1,023 ,978 1,191
N 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72
Inter-Item Correlation Matrix PSO1
PSO2
PSO3
PSO4
PSO5
PSO6
PSO7
PSO8
PSO9
PSO10
PSO1
1,000
,871
,760
,559
,535
,402
,349
,495
,359
,308
PSO2
,871
1,000
,798
,589
,605
,560
,590
,586
,479
,503
PSO3
,760
,798
1,000
,702
,761
,678
,631
,552
,477
,483
PSO4
,559
,589
,702
1,000
,696
,598
,576
,618
,540
,547
PSO5
,535
,605
,761
,696
1,000
,791
,724
,628
,567
,524
PSO6
,402
,560
,678
,598
,791
1,000
,838
,643
,678
,655
PSO7
,349
,590
,631
,576
,724
,838
1,000
,746
,629
,675
PSO8
,495
,586
,552
,618
,628
,643
,746
1,000
,621
,610
PSO9
,359
,479
,477
,540
,567
,678
,629
,621
1,000
,815
PSO10
,308
,503
,483
,547
,524
,655
,675
,610
,815
1,000
Item-Total Statistics
141
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
PSO1
18,57
61,460
,626
,864
,938
PSO2
18,82
61,981
,778
,868
,930
PSO3
18,78
60,739
,815
,810
,928
PSO4
18,75
60,697
,748
,617
,931
PSO5
19,08
60,472
,807
,753
,928
PSO6
19,18
60,939
,805
,803
,928
PSO7
19,14
61,671
,792
,840
,929
PSO8
18,89
62,100
,756
,684
,931
PSO9
18,86
63,361
,708
,723
,933
PSO10
18,81
61,060
,691
,737
,934
Scale Statistics Mean
Variance
20,99
Std. Deviation
75,338
N of Items
8,680
10
HASIL UJI ASUMSI KLASIK 1. HASIL UJI MULTIKOLINERITAS Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant) 1
Std. Error
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
-3,597
11,452
TAR
-,318
,408
-,084
TSA
-,255
,322
TSE
,715
,275
VIF
-,314
,754
-,779
,439
,913
1,095
-,097
-,791
,432
,704
1,420
,300
2,604
,011
,790
1,265
142
TES
,769
,168
,515
4,588
,000
,833
1,201
a. Dependent Variable: TPSO
Coefficient Correlationsa Model
TES
Correlations 1 Covariances
TAR
TSE
TSA
TES
1,000
-,111
,149
,298
TAR
-,111
1,000
,151
-,287
TSE
,149
,151
1,000
-,365
TSA
,298
-,287
-,365
1,000
TES
,028
-,008
,007
,016
TAR
-,008
,167
,017
-,038
TSE
,007
,017
,075
-,032
TSA
,016
-,038
-,032
,104
a. Dependent Variable: TPSO
Collinearity Diagnosticsa Model Dimension
1
Eigenvalue
Condition Index
Variance Proportions (Constant)
TAR
TSA
TSE
TES
1
4,889
1,000
,00
,00
,00
,00
,00
2
,069
8,438
,00
,01
,02
,02
,62
3
,029
12,955
,00
,77
,01
,11
,02
4
,008
24,051
,03
,20
,55
,74
,00
5
,005
32,961
,97
,02
,43
,13
,35
a. Dependent Variable: TPSO
2. HASIL UJI NORMALITAS
143
3. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
144
HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Sum
Mean
Std. Deviation
TAR
72
4
15
869
12,07
2,279
TSA
72
20
35
1984
27,56
3,288
TSE
72
16
35
1901
26,40
3,641
TES
72
8
36
1551
21,54
5,816
TPSO
72
10
43
1511
20,99
8,680
Valid N (listwise)
72
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
145
Variables Entered/Removeda Model
1
Variables Entered
Variables Removed
Method
TES, TAR, TSE, TSAb
. Enter
a. Dependent Variable: TPSO b. All requested variables entered.
Model Summaryb Model 1
R
R Square
,545a
Adjusted R Square
,297
Std. Error of the Estimate
,255
7,493
a. Predictors: (Constant), TES, TAR, TSE, TSA b. Dependent Variable: TPSO
ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1586,788
4
396,697
Residual
3762,198
67
56,152
Total
5348,986
71
F 7,065
Sig. ,000b
a. Dependent Variable: TPSO b. Predictors: (Constant), TES, TAR, TSE, TSA
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant) 1
Standardized Coefficients
Std. Error
-3,597
11,452
TAR
-,318
,408
TSA
-,255
,322
TSE
,715
TES
,769
t
Sig.
Beta -,314
,754
-,084
-,779
,439
-,097
-,791
,432
,275
,300
2,604
,011
,168
,515
4,588
,000
a. Dependent Variable: TPSO
146