ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh: FRIDA AURORA PRAHARTARI NIM: 109082000164
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Identitas Pribadi
Nama
: Frida Aurora Prahartari
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 19 Juni 1992
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl. Pepaya Gg. Pahala No. 41 RT 012 RW 05 Jagakarsa Jakarta Selatan 12620
Agama
: Islam
No.Telp/Hp
: 0217864852/085710535417
E-mail
:
[email protected]
Pendidikan Formal
S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta
: 2009 - 2013
SMAN 38 Jakarta
: 2006 - 2009
SMPN 166 Jakarta
: 2003 - 2006
SDN 06 Jagakarsa Jakarta Selatan
: 1997 - 2003
TK Harapan Utama Jakarta
: 1996 - 1997
Pendidikan Non-Formal
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Brevet AB IAI, Des 2012 - Apr 2013
Pendidikan Musik (Biola) Bina Vokalia Pranadjaya, 2005-2008
Lembaga Bahasa Inggris BBC Pondok Labu, 2001-2004
Pengalaman Organisasi
BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai anggota Div. Forum Akuntansi, 2010-2011
Anggota Foreign Language Association UIN Jakarta, 2009 – 2012
Anggota Tae Kwon Do SMAN 38 Jakarta, 2006-2008
Marching Band SMPN 166 Jakarta sebagai Horn Line, 2003-2004
vi
Pengalaman Kepanitiaan
Panitia Propesa UIN 2011
Panitia FLAT Orientation (FLO) 2010
Seminar dan Workshop
Pelatihan Sekolah Pasar Modal - Basic Training of Fundamental & Technical Analysis, 2012
Seminar Umum: Bongkar Skandal Century Menuju Indonesia Tanpa Korupsi 2012
Seminar oleh Dirjen Pajak: Potret Perpajakan Indonesia Menuju Sistem Perpajakan yang Transparan, 2011
Seminar oleh International Islamic Youth: Unity in Diversity, 2010
Seminar Nasional: Peran Asuransi dalam Era Globalisasi, 2010
Pelatihan Manajemen Kualitas Diri, 2010
Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK, 2009
Think Acct 2009, “To Be Happy In Community Of Accounting”, 2009
Latar Belakang Keluarga
Ayah
: Pramudjito
Ibu
: Sri Hartatiningsih
vii
ABSTRACT THE ANALYSIS OF THE DETERMINANT FACTORS THAT AFFECT AUDITOR SWITCHING The purpose of this research is to examine the effect of change in management, audit opinion, client size, and change in audit fee on the auditor switching. This research used the sample of real estate and property industries which listed in Indonesian Stock Exchange during 2006-2012 period. The number of real estate and property industries sampled in this study were 14 companies with 6 years observation. Based on purposive sampling method, sample consist of 84 financial statements in this research. Hypothesis in this research are tested by logistic regression analytical method. Data analysis show that client size has significantly effect on auditor switching with negative direction. Otherwise, change in management, audit opinion, and change in audit fee do not have significantly effect on the auditor switching. Keywords: Change in management, audit opinion, client size, audit fee, and auditor switching
viii
ABSTRAK ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR SWITCHING Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, dan perubahan fee audit terhadap auditor switching. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2012. Jumlah perusahaan real estate dan properti yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 14 perusahaan dengan pengamatan selama 6 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah 84 laporan keuangan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan klien berpengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap auditor switching. Sedangkan pergantian manajemen, opini audit, dan perubahan fee audit tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan auditor switching. Kata kunci: Pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, fee audit, dan auditor switching
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Sumber Ilmu Pengetahuan, Sumber Cahaya yang mampu menerangi jalan menuju kepada kebenaran, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang tiada henti hingga detik ini sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)” dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan teladan, beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada
kesempatan
ini,
dengan
segala
kerendahan
hati
penulis
menyampaikan terima kasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada: 1. Kedua
orangtuaku
tercinta
yang
tidak
hentinya
melantunkan
doa,
mencurahkan kasih sayang, semangat, dukungan, dan perhatian yang tidak sedikitpun berongga kepada penulis. Terimakasih atas doa, saran, didikan serta nasehatnya sehinggan membuat penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Kakak-kakakku Dian Aurora Pramawati, Pratiwi Wahyu Hidayati, dan Pratitis Wahyu Kusuma Anggraeni yang selalu mendoakan, memberikan inspirasi, dan dukungan untuk kesuksesan penulis. Terutama untuk Mbak Rora, terimakasih untuk saran dan motivasinya, semoga kita menjadi anak yang dapat membanggakan kedua orangtua di dunia dan akhirat kelak. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Dr. Rini, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga sebagai Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk x
berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu, saran, dan bimbingan yang telah Ibu berikan selama ini. 5. Pak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Reskino, SE., Ak., M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian dan kesabaran, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas saran yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi. 7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 8. Teman-teman seperjuangan Lyta, Aya, Una, Nabila, Asad, Heru, Fauzi Raziz, Tege, Dellia, Aris, Eva, Arci, Tsaurah, Fahmi, serta teman-teman yang masih bergulat dengan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih banyak atas doa dan dukungannya. Ayo wisuda bareng. 9. Teman seangkatan Fadlun Usman, Via, Nila, Niday, Imma, Dinda, Destia, Isil, serta Erna dan Fauzi yang memberikan bantuan, masukan dan doa kepada penulis. Terimakasih atas dukungannya. 10. Ka Ipul, Ka Ocid, Heri, Ka Ardi, dan Ka Anna, yang telah memberikan bantuan, saran dan masukannya kepada penulis. Terimakasih atas doa dan dukungannya. 11. Teman-teman angkatan 2009 akuntansi yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas semua persahabatan, doa, dan motivasinya. 12. Lyna dan Retno, teman-teman sejak mengenal rok abu-abu, terimakasih atas doa dan dukungannya. 13. Semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu atas bantuannya dalam terselesainya penyusunan skripsi ini. Semoga amal kebaikan kalian semua dapat dibalas oleh Allah SWT.
xi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran, masukan, maupun kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamualaikum Wr. Wb. Jakarta, 30 Juni 2013
Frida Aurora Prahartari
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................... i Lembar Pengesahan Skripsi ................................................................. ii Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ........................................... iii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi....................................................... iv Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ....................................... v Daftar Riwayat Hidup .......................................................................... vi Abstract ................................................................................................. viii Abstrak.................................................................................................. ix Kata Pengantar ..................................................................................... x Daftar Isi .............................................................................................. xiii Daftar Tabel ........................................................................................ xvii Daftar Gambar ................................................................................... xviii Daftar Lampiran.................................................................................. xix BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Perumusan Masalah ..................................................................... 12 C. Tujuan dan Manfaat penelitian ..................................................... 12 1. Tujuan Penelitian.................................................................... 12 2. Manfaat Penelitian.................................................................. 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 14 A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil ................. 14
xiii
1. Teori Agensi........................................................................... 14 2. Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 ................ 16 3. Auditor Switching ................................................................... 17 4. Pergantian Manajemen ........................................................... 20 5. Opini Audit ............................................................................ 22 6. Ukuran Perusahaan Klien ....................................................... 27 7. Perubahan Fee Audit .............................................................. 28 B. Penelitian Sebelumnya................................................................. 30 C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 35 D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis .................. 37 1. Pergantian Manajemen dengan Auditor Switching .................. 37 2. Opini Audit dengan Auditor Switching ................................... 38 3. Ukuran Perusahaan Klien dengan Auditor Switching .............. 39 4. Perubahan Fee Audit dengan Auditor Switching ..................... 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 43 A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 43 B. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 43 C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 44 D. Metode Analisis Data .................................................................. 44 1. Definisi Regresi Logistik ........................................................ 45 2. Tahapan Regresi Logistik ....................................................... 46 a. Statistik Deskriptif .............................................................. 46 b. Pengujian Hipotesis Penelitian ............................................ 47 xiv
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................ 51 1. Variabel Dependen ................................................................. 51 2. Variabel Independen............................................................... 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 57 A. Sekilas Gambaran Umum Objek penelitian ................................. 57 1. Deskripsi Objek Penelitian ..................................................... 57 2. Deskripsi Sampel Penelitian ................................................... 59 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ..................................................... 60 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif................................................... 60 2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ................................................. 62 a. Hasil Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit) .............. 62 b. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square) ... 64 c. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi .................................... 65 d. Hasil Uji Multikolinieritas .................................................. 66 e. Hasil Matriks Klasifikasi .................................................... 66 f. Hasil Uji Regresi Logistik ................................................... 67 1) Pengaruh Pergantian Manajemen (CEO) terhadap Auditor Switching (CHANGES) ........................................ 69 2) Pengaruh Opini Audit (OPINI) terhadap Auditor Switching (CHANGES) .......................................................70 3) Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien (LnTA) terhadap Auditor Switching (CHANGES) ......................................... 72 xv
4) Pengaruh Perubahan Fee Audit (FEE) terhadap Auditor Switching (CHANGES) ...................................................... 73 BAB V PENUTUP ............................................................................... 76 A. Kesimpulan ................................................................................. 76 B. Implikasi ..................................................................................... 77 C. Keterbatasan ................................................................................ 79 D. Saran ........................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 82 LAMPIRAN ......................................................................................... 86
xvi
DAFTAR TABEL No.
Keterangan
Halaman
1.1
Kasus ......................................................................................... 8
2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ............................................... 31
3.1
Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya ........................... 54
4.1
Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria ................................... 58
4.2
Sampel Penelitian ...................................................................... 59
4.3
Statistik Deskriptif .................................................................... 61
4.4
Menilai Keseluruhan Model ...................................................... 63
4.5
Koefisien Determinasi ............................................................... 65
4.6
Menguji Kelayakan Model Regresi ........................................... 65
4.7
Hasil Uji Multikolinieritas ......................................................... 66
4.8
Matriks Klasifikasi .................................................................... 67
4.9
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ......................................... 68
4.10
Ringkasan Hasil Penelitian ........................................................ 75
xvii
DAFTAR GAMBAR No. 2.1
Keterangan
Halaman
Skema Kerangka Pemikiran........................................................... 36
xviii
DAFTAR LAMPIRAN No.
Keterangan
Halaman
1
Data Sampel……………............................................................... 87
2
Hasil Output SPSS......................................................................... 102
xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah alat utama untuk menginformasikan informasi keuangan perusahaan kepada pihak luar suatu badan usaha. Laporan ini menampilkan sejarah, kejadian, maupun peristiwa dalam perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Menurut PSAK nomor 1 (revisi 2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan dan sebagai pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya oleh para pemegang saham. Perusahaan yang terkena kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan merupakan perusahaan yang telah memenuhi kriteria berikut, yaitu merupakan bentuk usaha, melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus, bertujuan mencari untung/laba, diselenggarakan oleh perseorangan atau badan, serta didirikan dan berkedudukan di wilayah Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1998 menyebutkan bahwa laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik harus disampaikan oleh perusahaan
1
yang merupakan perseroan terbuka, bidang usaha perseroan berkaitan dengan pengerahan dana masyarakat, perseroan mengeluarkan surat pengakuan utang, serta memiliki jumlah aktiva paling sedikit Rp 50.000.000.000. Pelaporan keuangan ini diperkuat dengan adanya Pasal 66 ayat (4) Undang-Undang Republik Indonesia No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) yang mengsyaratkan keharusan bagi perseroan yang bidang usahanya berkaitan dengan pengerahan dana masyarakat, mengeluarkan surat pengakuan hutang, atau merupakan perseroan terbatas terbuka, untuk menyerahkan perhitungan tahunan perseroan kepada akuntan publik untuk diperiksa, sebelum perhitungan tahunan tersebut disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Perusahaan dengan kriteria yang disebutkan diatas wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan yang disampaikan berupa laporan posisi keuangan perusahaan, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan. Informasi keuangan yang asimetris atau informasi keuangan yang salah berpotensi menimbulkan konflik kepentingan antar pihak manajemen perusahaan dengan pihak pengguna laporan keuangan yang berasal dari luar perusahaan. Audit yang dilakukan oleh pihak ketiga yang independen (KAP) terhadap laporan keuangan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan seperti yang dilaporkan oleh pihak manajemen serta dapat meningkatkan kualitas informasi keuangan tersebut sehingga investor akan mendapatkan nilai dari perdagangan sekuritas yang dilakukannya.
2
Menurut Boynton (2008:19), auditor independen di Amerika biasa disebut dengan Certified Public Accountant (CPA) bertindak sebagai praktisi perseorangan ataupun anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing professional kepada klien. Menurut Agoes (2004), akuntan publik adalah akuntan yang memiliki izin dari menteri keuangan atau pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan publik. Sedangkan menurut penulis, akuntan publik adalah badan ataupun perseorangan yang telah mendapat izin dari menteri keuangan Republik Indonesia untuk memberikan assurance services dan jasa atestasi terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, serta dapat memberikan jasa non-atestasi seperti jasa kompilasi, jasa konsultasi, dan jasa-jasa lainnya yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan. Pentingnya peran akuntan publik membuat kebutuhan akan jasa dari akuntan publik semakin banyak dibutuhkan, terlebih lagi dengan berkembangnya perusahaan publik. Meningkatnya kebutuhan jasa audit berpengaruh terhadap perkembangan profesi akuntan publik di Indonesia. Bertambahnya jumlah kantor akuntan publik (untuk selanjutnya disebut KAP) yang beroperasi dapat menimbulkan persaingan antara KAP yang satu dengan lainnya, sehingga memungkinkan perusahaan untuk berpindah dari satu KAP ke KAP lain (Damayanti dan sudarma, 2007:2). Masa perikatan audit yang lama menyebabkan perusahaan merasa nyaman dengan hubungan yang terjalin selama ini antara auditor (KAP) dengan pihak manajemen perusahaan, yang akan mencapai tahap dimana auditor akan terikat secara
3
emosional dan mengancam independensinya. Giri (2010:5) juga menyatakan bahwa hubungan dalam waktu yang lama antara auditor dan klien akan menyebabkan kualitas dan kompetensi kerja auditor cenderung menurun dari waktu ke waktu. Hubungan yang semakin dekat antara auditor dan manajemen dapat menyebabkan auditor lebih mempercayai klien dalam mengaudit sehingga menurunkan kualitas auditnya. Disamping itu, dengan adanya hubungan yang semakin dekat tersebut membuat auditor lebih mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan manajemen daripada dengan kepentingan publik. Dalam melaksanakan tugasnya, auditor mengalami peran konflik yang substansial karena mereka harus menjaga profesionalisme dan pada saat yang sama mempertimbangkan harapan manajer. Mautz dan Sharaf (1961) dalam Nasser, et al. (2006) percaya bahwa hubungan yang panjang bisa menyebabkan auditor memiliki kecenderungan kehilangan independensinya. Auditor yang memiliki hubungan yang lama dengan klien diyakini akan membawa konsekuensi ketergantungan tinggi atau ikatan ekonomik yang kuat antara auditor terhadap klien. Semakin tinggi keterikatan auditor secara ekonomik dengan klien, makin tinggi kemungkinan auditor membiarkan klien untuk memilih metode akuntansi yang ekstrim. Dalam entitas atau perusahaan go public, manajemen memiliki peranan penting dalam memilih KAP yang akan mengaudit perusahaan tersebut. Pihak manajemen ingin mempengaruhi keputusan pemilihan auditor untuk kepentingan mereka sendiri (Williams, 1998 dalam Chadegani et al., 2011:161). Dengan adanya
4
pergantian manajemen, manajemen yang baru akan memilih auditor yang dapat mengakomodasi pilihan mereka dalam kebijakan akuntansi (Schwartz dan Menon, 1985 dalam Chadegani et al., 2011:161). Krishnan dan Ye (2005) dalam Damayanti dan Sudarma (2007:6) menyatakan bahwa penunjukan KAP oleh perusahaan, yang diwakili oleh pemegang saham, berhubungan dengan total fees yang mereka bayarkan. Untuk KAP yang berukuran besar, seperti KAP yang berafiliasi dengan big four, besarnya fee audit yang ditetapkan tentunya menyesuaikan dengan nama besar serta image dari KAP tersebut. Banyak ditemukan perusahaan yang melakukan perpindahan KAP, baik dari KAP yang berafiliasi dengan the big four ke KAP yang tidak berafiliasi dengan the big four dan sebaliknya. Pergantian kelas KAP ini dirasa perlu dilakukan oleh perusahaan karena dapat memperkecil fee audit. Perusahaan dapat menyesuaikan KAP yang dipilih dengan fee audit yang dapat dibayar oleh perusahaan pada KAP tersebut. Timbulnya kajian mengenai masalah pergantian auditor ini berawal dari terbongkarnya kasus enron ke ranah publik pada Desember 2001, dimana KAP nya yang merupakan salah satu dari anggota KAP big five saat itu yakni Arthur Andersen gagal mempertahankan independensinya dalam mengaudit kliennya, Enron. Akibat dari kasus ini, lahirlah The Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun 2002 sebagai solusi dari skandal perusahaan besar yang terjadi di Amerika. Di Indonesia, PT. Kimia Farma Tbk. sempat tidak mendapatkan kepercayaan dari para pemegang sahamnya sendiri yang disebabkan penyajian penjualan yang overstated yang tidak mampu dideteksi
5
oleh KAP Hans Tuanakotta dn Mustofa. The Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun 2002 merupakan pesan yang digunakan oleh banyak negara untuk memperbaiki struktur pengawasan terhadap KAP dengan menerapkan rotasi KAP maupun auditor. Menindaklanjuti The Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun 2002, Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Keuangan (KMK 423/KMK.06/2002 dan KMK 359/KMK.06/2003), mengharuskan perusahaan mengganti auditor yang telah mendapat penugasan audit lima tahun berturut-turut. Perusahaan harus telah menggantinya setelah tahun buku 2003 jika sebelumnya belum mengganti auditor selama lima tahun (belakangan, tahun 2008 batasan itu dirubah menjadi enam tahun, PMK 17/PMK.01/2008). Konkretnya, jika sebuah perusahaan telah menunjuk satu auditor yang sama sejak tahun 1999, maka pada tahun 2004 mereka harus mengganti auditornya dengan auditor yang lain. Menurut (Prastiwi dan Wilsya, 2009), manfaat lain adanya rotasi KAP adalah meningkatkan lingkungan kompetitif audit akibat meningkatnya kebutuhan akan jasa audit pada perusahaan-perusahaan go public maupun yang non-go public, dan mengurangi biaya audit. Perusahaan mempunyai banyak pilihan KAP mana yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, juga adanya pilihan biaya audit (mencari KAP dengan audit fee yang lebih murah). Selain memiliki manfaat, rotasi KAP juga memiliki beberapa kelemahan (Petty dan Cuganesan, 1996 dalam Prastiwi dan Wilsya, 2009:63), yaitu (1) Hubungan baik antara auditor dan klien berakhir secara “premature” akibat adanya pergantian auditor secara mandatory, (2) Kemungkinan kehilangan kualitas kerja, (3) Meningkatnya
6
audit fees, (4) Rotasi KAP yang berakibat pada meningkatnya persaingan diantara KAP dapat juga mengakibatkan solidaritas profesional yang rendah. Keadaan posisi keuangan mungkin juga menjadi faktor dalam proses pergantian auditor. Hubungan berakhir secara premature yang disebabkan adanya kewajiban untuk mengganti auditor setelah jangka waktu tertentu berarti klien harus mencari KAP lain yang sesuai dengan kebijakan akuntansi dan manajemen perusahaan. Klien juga dapat kehilangan kualitas kerja dengan mengganti auditornya karena KAP baru belum tentu memahami entitas bisnis dengan lebih baik dibanding dengan KAP yang lama. Disamping itu, pergantian auditor akan membuat perusahaan mengeluarkan biaya awal audit (start fee audit) yang lebih besar untuk pelaksanaan jasa audit dari KAP baru. Rotasi KAP juga akan menyebabkan solidaritas profesional antar KAP rendah yang disebabkan oleh tingkat persaingan yang tinggi untuk mendapatkan klien.
7
Berikut merupakan kasus-kasus perusahaan yang memiliki hubungan yang panjang dengan auditornya yang disajikan pada tabel 1.1 ini: Tabel 1.1 Kasus No.
Nama Perusahaan
Kasus
1
Enron Corporation
Diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen selama 16 tahun sejak 1985, yang menyebabkan tidak independensinya Kantor Akuntan Publik tersebut karena Arthur juga menyediakan jasa non-audit bagi Enron. Banyak pihak berpendapat bahwa hal ini disebabkan akibat adanya hubungan kerja yang panjang antara KAP dan klien yang memungkinkan menciptakan suatu resiko excessive familiarity (berlebihnya keakraban) yang dapat mempengaruhi obyektivitas dan independensi KAP.
2
PT BAT Indonesia
PT BAT Indonesia hanya memiliki satu auditor yaitu kantor akuntan yang sama dengan yang berafiliasi ke PWC (Price Waterhouse Coopers) sekarang ini, walaupun KAP tersebut telah berganti nama beberapa kali sejak tahun 1979 hingga 2004. Artinya, selama 25 tahun mereka tidak pernah mengganti auditor.
3
PT Aqua Golden Mississippi
Tahun 1989-2001 (13 tahun) Aqua diaudit oleh KAP Utomo dan KAP Prasetio Utomo dimana kedua KAP ini merupakan KAP yang sama. Tahun 2002 mereka pindah ke KAP Prasetio, Sarwoko, dan Sanjaya. KAP ini adalah kelanjutan dari KAP Prasetio Utomo yang bubar dan menggabungkan diri ke KAP Sarwoko dan Sanjaya. Sebagian orang berpendapat bahwa KAP yang baru ini (yang berafiliasi ke Ernst & Young) adalah kelanjutan dari KAP yang pertama (Arthur Andersen). Sehingga, bisa dikatakan bahwa selama 14 tahun PT Aqua diaudit oleh satu KAP.
Sumber: dari berbagai referensi
8
Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Chadegani, et.al., (2011) yang menguji 6 faktor (opini audit, kualitas audit, perubahan fee audit, pergantian manajemen, financial distress, dan ukuran perusahaan klien) yang dianggap berpengaruh terhadap auditor switching di Tehran Stock Exchange, dan hasilnya menunjukkan bahwa hanya kualitas audit yang berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiarini dan Sudarno (2012) menggunakan variabel ukuran KAP, kesulitan keuangan perusahaan, kepemilikan oleh publik, pergantian manajemen, serta pergantian komite audit terhadap auditor switching. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap auditor switching dan pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap auditor switching. Penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi dan Wilsya (2009:62) menyatakan bahwa tipe KAP dan pertumbuhan perusahaan (yang diukur dengan total asset) berpengaruh secara signifikan terhadap kemungkinan pergantian KAP. Sedangkan ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan (yang diukur dengan perubahan sales, perubahan MVE dan perubahan income) dan masalah keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian auditor di Indonesia. Kecenderungan untuk melakukan auditor switching telah ditemukan dipengaruhi oleh pergantian manajemen (Sinarwati, 2010; Wijayani, 2011).
9
Penelitian Divianto (2011) menguji ukuran KAP dan opini auditor terhadap auditor switching. Penelitian ini memberikan bukti bahwa opini audit berpengaruh terhadap auditor switching, sedangkan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Penelitan yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007) menguji pengaruh pergantian manajemen perusahaan, opini akuntan, fee audit, kesulitan keuangan perusahaan, ukuran KAP, dan persentase perubahan ROA sebagai variabel independen, terhadap perusahaan go public di Indonesia berpindah KAP sebagai variabel dependennya. Penelitian ini membuktikan bahwa fee audit memiliki pengaruh positif terhadap auditor switching dan ukuran KAP memiliki pengaruh negatif terhadap auditor switching di Indonesia. Dalam penelitian Nasser, et al,. (2006), ukuran klien serta financial distress berpengaruh secara signifikan terhadap audit switching. Beberapa penelitian yang dilakukan menemukan bahwa perusahaan kecil yang lebih sering menerima opini wajar dengan pengecualian (qualified) dibanding dengan perusahaan besar cenderung untuk melakukan pergantian auditor (Gul et al., 1992; Krishnan et al., 1996 dalam Chadegani et al., 2011:162). Karena hasil yang berbeda-beda tersebut, peneliti akan menguji mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sebenarnya faktor apa saja yang mempengaruhi mempengaruhi auditor switching di Indonesia, mengingat beragamnya hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya.
10
Disamping itu, auditor switching masih sangat menarik untuk diteliti karena banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan auditor switching. Faktor tersebut dapat berasal dari klien ataupun dari auditor. Faktor penyebab pergantian auditor yang berasal dari klien, seperti adanya pergantian manajemen, initial public offering, kondisi keuangan perusahaan, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang berasal dari auditor seperti fee audit, opini audit yang diberikan, kualitas audit, dan sebagainya. Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya terutama pada penelitian yang dilakukan oleh Chadegani et.al (2011) dan Divianto (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu: 1. Penelitian ini menggunakan 4 variabel independen serta 1 variabel dependen, dimana variabel dependen merupakan auditor switching, sedangkan variabel independennya berupa pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, serta perubahan fee audit, dimana variabel penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Divianto (2011) dimana penelitian ini menambah jumlah variabel seperti pergantian manajemen, ukuran perusahaan klien, serta perubahan fee audit. 2. Penelitian ini dilakukan di Indonesia, sedangkan pada penelitian Chadegani et.al (2011) dilakukan di Malaysia.
11
3. Penelitian ini mengambil sampel tahun penelitian yang lebih baru, yaitu dengan menggunakan laporan keuangan dari tahun 2006-2012, sedangkan penelitian Chadegani et al., (2011) mengambil sampel dari tahun 2003-2007. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: Apakah pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, dan perubahan fee audit berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan, dan perubahan fee audit terhadap auditor switching. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta berguna bagi berbagai pihak, antara lain: a. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan akuntansi khususnya dalam bidang auditing dengan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, serta
12
perubahan fee audit terhadap auditor switching. Disamping itu, penelitian ini diharapkan dapat memperkuat temuan-temuan dari penelitian sebelumnya. b. Bagi Auditor Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktik bagi auditor dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan klien melakukan auditor switching serta sebagai referensi agar auditor dapat selalu menjaga profesionalitas serta independensinya saat melakukan hubungan kerja dengan klien. c. Bagi Penulis Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai pengaruh pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, serta perubahan fee audit terhadap auditor switching sebagai kajian dalam bidang akuntansi, khususnya auditing. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang akan datang serta dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian terkait dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan auditor switching.
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkenaan dengan Variabel yang Diambil 1. Teori Agensi Hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa, kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Penyebab timbulnya masalah agensi ini yaitu adanya konflik kepentingan antara principal dan agent, akibat tidak bertemunya tujuan yang sejalan diantara mereka. Pada saat pemegang saham (principal) menunjuk manajer (agent) sebagai pengelola dan pengambil keputusan bagi perusahaan, pada saat itulah muncul hubungan keagenan antara pemegang saham dengan manajer. Manajer mengemban tanggung jawab moral untuk mengoptimalkan kepentingan pemegang saham (principal). Namun, di sisi lain manajer juga memiliki tujuan untuk memaksimumkan kesejahteraan dan kepentingannya sehingga terdapat kemungkinan agent tidak selalu bertindak untuk kepentingan terbaik principal (Jensen dan Meckling, 1976:5). Manajer sebagai pihak yang mengelola perusahaan, dimana ia memiliki informasi internal yang lebih banyak mengenai keadaan serta prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan dengan informasi yang dimiliki oleh
14
14
pemegang saham. Ketidakmampuan atau keenggsanan manajemen untuk mengoptimalkan kepentingan pemegang saham menimbulkan apa yang disebut dengan masalah keagenan (agency problem). Jensen (1986) menyatakan bahwa masalah keagenan timbul karena orang cenderung untuk mementingkan dirinya sendiri serta munculnya konflik ketika beberapa kepentingan bertemu dalam suatu aktivitas bersama. Manajer (agent) yang memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pemegang saham (principal) harus mengungkapkan informasi akuntansi yang memaparkan keadaan perusahaan melalui laporan keuangan. Permasalahan akan muncul saat informasi yang diterima pihak yang berkepentingan tidak sama dengan keadaan perusahaan yang sesungguhnya. Keadaan ini dikenal sebagai asimetri informasi yang terjadi karena agent lebih unggul dalam mengetahui dan memahami informasi dibanding dengan principal. Principal menginginkan pengembalian secepatnya serta menguntungkan atas investasi yang telah dilakukannya terhadap perusahaan. Sedangkan agent memiliki tujuan untuk memperoleh kesempatan menerima bonus dan insentif yang lebih besar atas pencapaian kinerjanya. Penilaian prestasi agent dinilai oleh principal berdasarkan kemampuan agent memperbesar keuntungan yang akan dibagikan pada pembagian dividen. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka agent dianggap sukses sehingga dapat memperoleh bonus dan insentif yang lebih besar. Oleh
15
karena itu, agent berusaha untuk memenuhi tuntutan principal untuk memperoleh insentif yang memadai. Jika tidak dilakukan pengawasan yang cukup, agent bisa melakukan berbagai cara sehingga seolah-olah target perusahaan tercapai. Agent dapat melakukan perubahan-perubahan di beberapa kondisi perusahaan untuk membuat laba yang seolah-olah naik, padahal pada kenyataannya perusahaan merugi ataupun mengalami penurunan laba. Bukti teoritis mengenai pergantian auditor didasarkan pada teori agensi. (Sulistiarini dan Sudarno, 2012:2). Baik principal maupun agent ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya serta ingin terhindar dari resiko yang mungkin terjadi dalam perusahaan. Dalam teori agensi, auditor independen berperan sebagai penengah kedua belah pihak (agent dan principal) yang berbeda kepentingan. Auditor independen juga berfungsi untuk mengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri yang dilakukan oleh manajer. Teori ini digunakan sebagai dasar hipotesis pertama dan ketiga dimana pergantian manajemen dan ukuran perusahaan klien dapat mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan auditor switching. 2. Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 Di Indonesia, peraturan mengenai rotasi KAP telah diterapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan. Pasal 4 ayat 1 dan 2 UU Nomor 5 tahun 2011 tentang akuntan publik menyebutkan bahwa pemberian jasa audit oleh Akuntan Publik dan/atau KAP atas informasi keuangan historis suatu klien untuk tahun
16
buku yang berturut-turut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu. Ketentuan mengenai pembatasan pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis diatur dalam Peraturan Pemerintah. Dimulai diamandemen
dengan menjadi
KMK KMK
No.423/KMK.06/2002 No.359/KMK.06/2003.
yang Aturan
kemudian tersebut
disempurnakan dengan dikeluarkannya PMK No.17/PMK.01/2008. Dalam pasal 3 ayat 1 Peraturan Menteri Keuangan tahun 2008 disebutkan bahwa pemberian jasa audit umum dalam suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama enam tahun berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama tiga tahun buku berturut-turut pada satu klien yang sama. Disamping itu, dalam pasal 3 ayat 2 dan 3 diatur bahwa akuntan publik dan kantor akuntan dapat menerima kembali penugasan audit setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang seperti yang disebutkan di atas. Keputusan
Menteri
Keuangan
Republik
Indonesia
Nomor
359/KMK.06/2003 dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” merupakan dasar yang digunakan dalam penelitian karena periode waktu penelitian ini adalah tahun 2006-2012. 3.
Auditor Switching Auditor switching merupakan perilaku yang dilakukan oleh perusahaan untuk berpindah auditor. Hal itu muncul karena adanya kewajiban rotasi audit.
17
Berdasarkan bukti teoritis, dengan adanya rotasi auditor mengakibatkan masa perikatan audit (audit tenure) yang lebih pendek dan perusahaan akan melakukan perpindahan auditor (Nasser et al, 2006:4). Dalam menerima suatu perikatan, seorang auditor memiliki tanggung jawab profesional terhadap masyarakat, klien, dan anggota profesi akuntan publik lainnya. Oleh karena itu, keputusan untuk menerima klien audit baru atau melanjutkan hubungan dengan klien yang telah ada tidak boleh dianggap remeh. Auditor perlu memperhatikan dengan cermat setiap penugasan audit terutama audit atas klien baru. Klien baru ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) klien yang sama sekali belum pernah diaudit dan (2) klien pindahan dari KAP lain. Auditor harus memahami terlebih dahulu latar belakang serta informasiinformasi yang berhubungan dengan entitas bisnis klien untuk memperoleh pemahaman yang memadai sebelum menandatangani kontrak penugasan audit. Pemerintah
Indonesia
melalui
Keputusan
Menteri
Keuangan
No.423/KMK.06/2002 yang diubah menjadi Keputusan Menteri Keuangan No.359/KMK.06/2003 mengharuskan agar perusahaan mengganti KAP yang telah mendapat penugasan audit selama lima tahun berturut-turut. Perusahaan yang mengganti KAP-nya yang sudah mengaudit selama lima tahun tidak akan menimbulkan pertanyaan karena perpindahan auditor bersifat mandatory. Peraturan tersebut diperbarui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik” pasal
18
3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk enam tahun buku berturu-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk tiga tahun buku berturut-turut. Pergantian auditor secara wajib dengan secara sukarela bisa dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu independensi auditor. Jika pergantian auditor terjadi secara sukarela, maka perhatian utama adalah pada sisi klien. Sebaliknya, jika pergantian terjadi secara wajib, perhatian utama beralih kepada auditor (Febrianto, 2009). Perhatian pada sisi klien seperti kesulitan keuangan perusahaan, manajemen yang gagal, perubahan kepemilikan/ownership, initial public offering, ukuran perusahaan klien, dan sebagainya. Perhatian dari sisi auditor seperti fee audit, kualitas audit, opini audit, dan sebagainya. Perusahaan yang mengganti auditor akan mengeluarkan biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan apabila dia tetap menggunakan auditor yang sama. Contohnya, auditor yang baru ditugaskan atas perusahaan klien, hal pertama yang harus dilakukan adalah memahami lingkungan kerja klien dan menentukan resiko audit. Bagi auditor yang sama sekali belum mengerti dengan keadaan tersebut, maka auditor akan memerlukan biaya awal (start-up) yang lebih tinggi, yang akhirnya dapat menaikkan fee audit. Selain itu, auditor yang menjalankan tugasnya ditahun awal terbukti memiliki kemungkinan kekeliruan yang tinggi (Pratitis, 2012:28).
19
Akibat lain dari adanya rotasi auditor yang terlalu sering adalah dari sisi klien, yaitu auditor yang melaksanakan tugas audit di perusahaan klien di tahun pertama sedikit banyak akan mengganggu kenyamanan kerja karyawan, dengan bertanya semua persoalan tentang perusahaan yang seharusnya tidak dilakukan apabila auditor tidak berganti. American Institute of Certified Public Accountans (AICPA) menyatakan bahwa kelemahan dari rotasi auditor adalah bahwa pengetahuan yang diperoleh selama meningkatkan kualitas pekerjaan audit akan sia-sia dengan pengangkatan auditor baru, dengan kata lain kualitas audit akan menurun. Klien mengganti auditornya ketika tidak ada aturan yang mengharuskan pergantian dilakukan, yang terjadi adalah salah satu dari dua hal yaitu auditor mengundurkan diri atau auditor diberhentikan oleh klien. Manapun di antara keduanya yang terjadi, perhatian adalah pada alasan mengapa peristiwa itu terjadi dan ke auditor mana klien tersebut akan berpindah. Jika alasan pergantian tersebut adalah karena ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu, maka diekspektasi klien akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan klien. 4. Pergantian Manajemen Teori yang berkaitan dengan pergantian manajemen adalah teori agensi yang dikemukakan oleh Anthony dan Govindarajan (2002), yang menyatakan bahwa hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (principle) menyewa pihak lain (agent) untuk melaksanakan suatu jasa dan dalam melakukan hal itu,
20
mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Hubungan antara auditor dengan klien merupakan hubungan timbal balik, dimana klien menyewa jasa auditor untuk mengaudit laporan keuangannya sehingga laporan tersebut dapat diandalkan dan relevan sehingga dapat menarik investor, sedangkan auditor harus secara professional dalam mengaudit laporan keuangan klien serta mengungkapkan secara transparan dan objektif. Jika manajemen menilai auditor tidak kompeten dalam melaksanakan tugasnya, tentu akan membuat manajemen berpikir untuk melakukan auditor switching. Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan memungkinkan manajer yang baru untuk memilih auditor yang memiliki hubungan baik dengan perusahaan ataupun memilih auditor yang dapat menghormati pilihan-pilihan serta kebijakan akuntansi mereka (Schwartz dan Menon, 1985, dalam Chadegani et.al, 2011:161). Menurut Damayanti dan Sudarma (2007:9), pergantian manajemen merupakan pergantian direksi perusahaan yang dapat disebabkan karena keputusan rapat umum pemegang saham atau direksi berhenti karena kemauan sendiri. Adanya manajemen yang baru mungkin juga diikuti oleh perubahan kebijakan dalam bidang akutansi, keuangan, dan pemilihan KAP. Disini manajer yang baru membutuhkan auditor yang mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat.
21
5. Opini Audit Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam proses audit atapun proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan informasi utama yang dapat diinformasikan kepada pemakai informasi tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya. Pemberian opini audit dilakukan oleh auditor melalui beberapa tahap proses audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan kuangan klien yang telah diaudit. Berdasarkan standar profesional akuntan publik seksi 508, pendapat auditor dikelompokkan ke dalam lima tipe, yaitu : a. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified) Pendapat ini dikeluarkan auditor jika tidak adanya pembatasan terhadap auditor dalam lingkup audit dan tidak ada pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran, tidak menemukan adanya kesalahan material atau penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, serta penerapan standar akutansi keuangan dalam laporan keuangan disertai dengan pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan. Laporan audit tipe ini merupakan laporan yang paling diharapkan dan dibutuhkan oleh semua pihak, baik oleh klien maupun oleh pihak-pihak berkepentingan lainnya. Arens et. al., (2004:27) menyatakan bahwa terdapat beberapa kondisi laporan keuangan yang harus dipenuhi untuk menilai laporan keuangan yang
22
dianggap menyajikan secara wajar kepada posisi keuangan dan hasil suatu organisasi agar sesuai dengan standar akuntansi keuangan yaitu: 1) Standar akuntansi keuangan digunakan sebagai pedoman untuk menyusun laporan keuangan, 2) Perubahan standar akuntansi keuangan dari periode ke periode telah cukup dijelaskan, 3) Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Pendapat wajar tanpa pengecualian ini dikeluarkan jika semua laporan keuangan (neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, serta catatan atas laporan keuangan) telah lengkap diberikan dan tidak ada keadaan yang mengharuskan auditor untuk menambah paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit. Dengan mengeluarkan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified), auditor menyatakan bahwa laporan keuangan klien disajikan secara wajar dalam semua hal material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. b. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelas (Unqualified Opinion with Explanatory Paragraph) Suatu paragraf penjelas dalam laporan audit diberikan oleh auditor dalam keadaan tertentu yang mungkin mengharuskannya melakukan hal
23
tersebut, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas
laporan
keuangan.
Keadaan
yang
menjadi
penyebab
utama
ditambahkannya suatu kalimat penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit baku adalah: 1) Ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi berterima umum, 2) Keraguan besar tentang kelangsungan hidup entitas, 3) Auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan, 4) Penekanan atas suatu hal, 5) Di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya, 6) Pendapat wajar sebagian didasarkan pada laporan audit yang melibatkan auditor lain. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas diberikan ketika auditor merasa perlu memberikan informasi tambahan mengenai laporan keuangan yang disajikan klien. Meskipun suatu proses audit telah dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan serta laporan keuangan telah disajikan secara wajar, jika auditor merasa perlu untuk memberikan informasi tambahan, maka dikeluarkanlah pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas.
24
c. Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified) Ada beberapa kondisi yang mengharuskan seorang auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian, diantaranya yaitu: 1) Klien membatasi ruang lingkup audit, 2) Kondisi-kondisi yang ada diluar kekuasaan klien ataupun auditor menyebabkan auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting, 3) Laporan keuangan tidak disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan, 4) Ketidakkonsistenan
penerapan
standar
akuntansi
keuangan
yang
digunakan dalam menyusun laporan keuangan. Auditor menyimpulkan bahwa keseluruhan laporan keuangan memang telah disajikan secara wajar, tetapi lingkup audit telah dibatasi secara material atau terjadi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum pada saat penyiapan laporan keuangan. Dengan adanya kondisi-kondisi tersebut, auditor dapat mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified). d. Pendapat tidak Wajar (Adverse) Pendapat
ini
merupakan
kebalikan
dari
pendapat
wajar
tanpa
pengecualian. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan klien. Hal ini disebabkan karena laporan keuangan tidak disusun berdasar standar akuntansi keuangan.
25
Selain itu, pendapat tidak wajar disebabkan karena ruang lingkup auditor dibatasi sehingga bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya tidak dapat dikumpulkan. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor maka informasi yang disajikan klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. e. Pernyataan tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer) Jika auditor tidak memberikan pendapat atas objek audit, maka laporan ini disebut laporan tanpa pendapat (disclaimer). Hal ini disebabkan beberapa kondisi, yaitu adanya pembatasan yang sifatnya luar biasa terhadap lingkungan auditnya, kemudian karena auditor dan manajemen tidak mencapai kata sepakat dalam aspek kinerja, maka kondisi ini dapat menyebabkan auditor untuk memberikan opini disclaimer. Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar adalah pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran dalam laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer) karena ia tidak cukup memperoleh bukti atau kurang memiliki pengetahuan mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena adanya ketidaktercapaian kata sepakat dengan klien.
26
6. Ukuran Perusahaan Klien Variabel ini menunjukkan besar kecilnya perusahaan klien. Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aktiva, nilai pasar saham, nilai penjualan, dan lain-lain. Umumnya, perusahaan dikategorikan menjadi tiga kelompok berdasarkan total aset perusahaan, yaitu perusahaan besar, perusahaan menengah, dan perusahaan kecil. Menurut Machfoedz (1994) dalam Febrianty (2011:297) mengemukakan bahwa penentuan perusahaan ini didasarkan pada total aset perusahaan. Berikut disajikan kategori ukuran perusahaan: a. Perusahaan Besar Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki penjualan lebih dari Rp 50 Milyar/tahun. b. Perusahaan Menengah Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih Rp 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil penjualan lebih besar dari Rp 1 Milyar dan kurang dari Rp 50 Milyar/tahun. c. Perusahaan Kecil Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil penjualan minimal Rp 1 Milyar/tahun.
27
Selain itu, ukuran perusahaan yang didasarkan pada total aset diatur dengan ketentuan BAPEPAM No. 11/PM/1997, yang menyatakan bahwa: “Perusahaan menengah atau kecil adalah perusahaan yang memiliki jumlah total aset tidak lebih dari 100 milyar rupiah”. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan besarnya total aset yang dimiliki perusahaan karena nilai aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai kapitalisasi pasar dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan ini dihitung dengan menggunakan logaritma natural (Ln) dari total aktiva. Semakin besar total aset yang dimiliki perusahaan, semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. 7. Perubahan Fee Audit Fee audit adalah honorarium atau upah yang dibebankan oleh akuntan publik kepada perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik terhadap laporan keuangan. Fee audit merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam penerimaan penugasan audit. Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung oleh risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan, dan pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi. Masyarakat pada umumnya cenderung mengasosiasikan harga yang mahal sebanding dengan kualitas yang didapatkan, dan sebaliknya.
28
Menurut Halim (2008:36), ada beberapa cara dalam penentuan atau penetapan fee audit antara lain: (1) per diem basis, (2) flat atau kontrak basis dan (3) maksimum fee basis. Penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Per diem basis Pada cara ini fee audit ditentukan dengan dasar waktu yang digunakan oleh tim auditor. Pertama kali audit fee per jam ditentukan, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu atau jam yang dihabiskan oleh tim. Tarif fee audit per jam untuk tiap tingkatan staf tertentu dapat berbeda-beda. b. Flat atau Kontrak basis Pada cara ini audit fee dihitung sekaligus secara borongan tanpa memperhatikan waktu audit yang dihabiskan. Yang penting pekerjaan terselesaikan sesuai dengan aturan atau perjanjian. c. Maksimum fee basis Cara ini menggunakan gabungan dari kedua cara diatas. Pertama kali tentukan tarif per jam, kemudian dikalikan dengan jumlah waktu tertentu tetapi dengan batasan maksimum. Hal ini dilakukan agar auditor tidak mengulur-ulur waktu sehingga menambah jam atau waktu kerja. Seorang auditor tentunya bekerja untuk memperoleh penghasilan yang memadai. Oleh sebab itu, penentuan fee audit harus disepakati bersama baik oleh klien maupun auditor tersebut. Pengurangan fee audit telah diidentifikasi dalam penelitian sebelumnya sebagai alasan utama dalam auditor switching.
29
Eichenseher dan Shields (1983) dalam Chadegani et.al (2011:163) menemukan bahwa fee audit dan hubungan kerja yang baik merupakan dua faktor penting yang dapat mempengaruhi keputusan pemilihan auditor yang dilakukan perusahaan. Perusahaan tentunya dihadapkan dengan persoalan-persoalan baru yang muncul setiap waktu yang dapat memicu kenaikan dalam fee audit. Ketika fee audit melampaui batas toleransi yang ditetapkan perusahaan, perusahaan akan mencari auditor dengan penawaran fee audit yang lebih rendah meskipun mereka harus melepas auditor yang biasa mereka gunakan untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Saat manajer merasa tidak nyaman dengan fee audit yang mereka bayarkan, mereka akan mencoba untuk melakukan auditor switching sehingga dapat menemukan penawaran yang lebih baik dengan fee audit yang mereka tawarkan. B. Penelitian Sebelumnya Adapun hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.1.
30
Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Pergantian Manajemen (X1), Opini Audit (X2), Ukuran Perusahaan Klien (X3), Perubahan Fee Audit (X4), Auditor Swtiching (Y) No 1
Judul & Peneliti The Determinant Factors of Auditor Switch among Companies Listed on Tehran Stock Exchange (Arezoo A.Chadegani, Zakiah M.Mohamed, dan Azam Jari, 2011)
2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor: Studi Empiris Perusahaan Publik di Indonesia (Andri Prastiwi dan Frenawidayuarti Wilsya, 2009)
Metodologi Jenis data: Sekunder Responden: 182 perusahaan yang terdaftar di Tehran Stock Exchange Metode analisis data: Metode regresi logistik Variabel lain: qualified audit opinion, ukuran KAP, dan financial distress. Jenis data: Sekunder Responden: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2002-2006 Metode analisis data: Metode regresi logistik Variabel lain: Masalah keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran KAP
Hasil Ukuran KAP berpengaruh signifikan terhadap auditor switching
X1 √
X2 -
X3 √
X4 √
Y √
Ukuran KAP dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching
-
-
√
-
√
Bersambung pada halaman selanjutnya
31
Tabel 2.1 (Lanjutan) No 3
Judul & Peneliti Analisis Pengaruh Opini Audit Going Concern dan Pergantian Manajemen pada Auditor Switching (Nur Wahyuningsih dan I Ketut Suryanawa, 2012)
4
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan dalam Melakukan Auditor Switch. Studi Kasus Perusahaan Manufaktur di BEI (Divianto, 2011)
Metodologi Jenis data: Sekunder Responden: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2009 Metode analisis data: Metode regresi logistik Variabel lain: Opini audit going concern Jenis data: Sekunder Responden: Perusahaanmanufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009 Metode analisis data: Metode regresi berganda Variabel lain: Ukuran KAP
Hasil Hanya pergantian manajemen yang berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching.
X1 √
X2 -
X3 -
X4 -
Y √
Ukuran KAP dan opini auditor berpengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap auditor switching
-
√
-
-
√
Bersambung pada halaman selanjutnya
32
Tabel 2.1 (Lanjutan) No 5
6
Judul & Peneliti Analisis Faktor-faktor Pergantian Kantor Akuntan Publik. Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2006-2010 (Endina Sulistiarini dan Sudarno, 2012)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor Oleh Klien (R.M Aloysius Pangky Wijaya, 2013)
Metodologi Jenis data: Sekunder Responden: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2010 Metode analisis data: Analisis regresi logistik Variabel lain: Ukuran KAP, financial distress, kepemilikan publik, dan pergantian komite audit Jenis data: Sekunder Responden: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2010 Metode analisis data: Analisis regresi logistik Variabel lain: Ukuran KAP, pertumbuhan perusahaan, financial distress, kepemilikan publik, dan peluang manipulasi income
Hasil Ukuran KAP dan pergantian manajemen berpengaruh signifikan terhadap auditor switching
X1 √
X2 -
X3 -
X4 -
Y √
Opini auditor, ukuran KAP, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pergantian auditor
√
√
-
-
√
Bersambung pada halaman selanjutnya
33
Tabel 2.1 (Lanjutan) No 7
8
Judul & Peneliti Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit (Andayani dan Suparlan, 2010)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik (Damayanti dan Sudarma, 2007)
Metodologi Jenis data: Sekunder Responden: Perusahaan non-keuangan dan investasi yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008 Metode analisis data: Analisis regresi logistik Variabel lain: Kepemilikan institusional, kepemilikan publik, share growth, dewan komisaris, leverage, dan ROE Jenis data: Sekunder Responden: Perusahaan go public yang terdaftar di BEJ tahun 2003-2005 Metode analisis data: Analisis regresi logistik Variabel lain: kesulitan keuangan perusahaan, ukuran KAP, dan ROA
Hasil Kepemilikan publik, share growth, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap auditor switching.
X1 √
X2 -
X3 √
X4 -
Y √
Fee audit dan Ukuran KAP berpengaruh terhadap auditor switching.
√
√
-
√
√
34
C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Faktor-faktor tersebut yaitu pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, dan perubahan fee audit yang dianggap dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan auditor switching. Penelitian ini menguji pengaruh pergantian manajemen (X1), opini audit (X2), ukuran perusahaan klien (X3), serta perubahan fee audit (X4) terhadap auditor switching (Y). Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, gambaran menyeluruh penelitian ini yang mengangkat tentang pengaruh yang terjadi pada pergantian KAP dapat disederhanakan dalam bentuk kerangka berpikir sebagai berikut:
35
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching” Adanya tingkat kedekatan antara auditor dengan klien yang menyebabkan skandal akuntansi yang dilakukan oleh Akuntan Publik. Dikeluarkannya The Sarbanes-Oxley Act tahun 2002 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang pembatasan praktik jasa akuntan publik yang diperbaharui dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik Basis Teori Variabel Independen
Variabel Dependen
Pergantian Manajemen Variabel Independen
Variabel Dependen
Opini Audit Auditor Switching Ukuran Perusahaan Klien Perubahan Fee Audit
Metode Analisis: Regresi Logistik
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
36
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis 1. Pergantian Manajemen dengan Auditor Switching Pergantian manajemen perusahaan terjadi jika perusahaan mengubah jajaran dewan direksinya. Damayanti dan Sudarma (2007:9) menyatakan bahwa pergantian manajemen merupakan pergantian direksi perusahaan yang dapat disebabkan karena keputusan rapat umum pemegang saham atau direksi berhenti karena kemauan sendiri. Apabila perusahaan mengubah dewan direksi, baik direktur maupun komisaris akan menimbulkan adanya perubahan dalam kebijakan perusahaan. Setiap manajemen memiliki gaya kepemimpinan dan tujuan masing-masing. Jadi, jika terdapat pergantian manajemen secara langsung atau tidak langsung mendorong auditor switch karena manajemen perusahaan yang baru cenderung akan mencari KAP yang sesuai dengan kebijakan-kebijakan manajemen. Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu memiliki sifat self interest, maka pihak agen lebih cenderung memilih KAP yang sesuai dengan keinginan agen. Schwartz dan Menon (1985) dalam Chadegani et.al. (2011:161), serta Wahyuningsih dan Suryanawa (2012:7) menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan pergantian manajemen akan mengganti KAPnya karena manajemen akan mencari KAP yang sesuai dengan keinginan perusahaan.
37
Berdasar statistik tersebut bahwa ketika terjadi pergantian CEO di dalam perusahaan, maka pihak CEO cenderung memilih KAP yang sesuai dengan keinginannya. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zadeh dan Roohi (2010), Wijayani dan Januarti (2011), Wahyuningsih dan Suryanawa (2012), Sulistiarini dan Sudarno (2012) menemukan bukti bahwa pergantian manajemen berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007) serta Chadegani et al., (2011) tidak menemukan pengaruh yang signikan antara pergantian manajemen dengan auditor switching. Berdasarkan hasil yang berbeda-beda tersebut, maka dirumuskan hipotesa sebagai berikut: Ha1: Pergantian manajemen berpengaruh positif terhadap auditor switching. 2. Opini Audit dengan Auditor Switching Setelah mengaudit laporan keuangan klien, auditor memberikan opininya terhadap laporan keuangan tersebut. Opini yang diberikan oleh auditor dapat mempengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para pihak yang berkepentingan, misalnya investor. Investor akan merasa lebih yakin untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki opini WTP pada laporan keuangan. Jika auditor tidak dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian (tidak dengan harapan perusahaan), perusahaan akan berpindah KAP yang mungkin dapat
memberikan
opini
sesuai
dengan
yang
diharapkan
perusahaan
38
(Tandirerung, 2006 dalam Damayanti dan Sudarma, 2007:5). Manajemen akan memberhentikan auditornya atas opini yang tidak diharapkan perusahaan atas laporan keuangannya dan berharap untuk mendapatkan auditor yang lebih lunak/more pliable (Carcello dan Neal, 2003 dalam Damayanti dan Sudarma, 2007:5). Divianto (2011) mendapatkan bukti empiris bahwa perusahaan cenderung berpindah KAP setelah menerima qualified opinion atas laporan keuangannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa klien yang mendapat opini audit yang tidak diharapkan atas laporan keuangannya akan cenderung mengganti KAP.
Hal ini didukung oleh penelitian Chow dan Rice (1982), Hudaib dan Cooke (2005) dan Divianto (2011) menemukan bukti empiris bahwa opini audit meningkatkan tingkat auditor switching, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Chadegani, Mohamed, dan Jari (2011) menemukan bahwa opini audit tidak berpengaruh secara signifikan pada perusahaan go public di Malaysia. Dengan adanya hasil penelitian yang beragam tersebut, maka dirumuskan hipotesa sebagai berikut: Ha2: Opini audit berpengaruh positif terhadap auditor switching. 3. Ukuran Perusahaan Klien dengan Auditor Switching Ukuran perusahaan klien merupakan suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan yang dihubungan dengan keadaan keuangan perusahaan. Perusahaan yang besar dipercayai dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil (Mutchler, 1985). Untuk mengukur ukuran perusahaan dapat diproyeksikan pada 39
total aset. Francis et al. (1988), Naaser et al. (2006), serta Suparlan dan Andayani (2010) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan klien memiliki pengaruh signifikan terhadap pemilihan kantor akuntan publik. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Chadegani, Mohamed, dan Jari (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan klien tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching. Sinason et al., (2001:4) mengemukakan bahwa perusahaan besar mungkin memerlukan biaya awal yang lebih besar untuk auditor baru. Kenaikan biaya (baik langsung dan tidak langsung) dapat menyebabkan peningkatan hubungan auditor-klien, sehingga meningkatkan penguasaan auditor. Klien juga dikenai biaya awal saat terlibat auditor baru. Misalnya, personil klien banyak menghabiskan waktu dengan auditor baru untuk memberikan informasi mengenai bisnis klien. Hal itu menimbulkan biaya tidak langsung ketika membina hubungan baru dengan auditor baru. Auditee yang lebih besar, karena kompleksitas operasi mereka dan peningkatan pemisahan antara manajemen dan kepemilikan, sangat memerlukan KAP yang dapat mengurangi agency cost dan ancaman kepentingan pribadi auditor (Hudaib dan Cooke, 2005:8). Hal ini berarti, klien besar memiliki kecenderungan lebih rendah untuk berganti auditor dibandingkan klien yang kecil. Berdasarkan penemuan tersebut, dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut: Ha3: Ukuran perusahaan klien berpengaruh negatif terhadap auditor switching.
40
4. Perubahan Fee Audit dengan Auditor Switching Pengurangan fee audit telah diidentifikasi dalam penelitian-penelitian sebelumnya sebagai alasan utama dalam auditor switching. Menurut Eichenseher dan Shields (1983) dalam Chadegani et al. (2011:163), fee audit dan hubungan kerja yang baik merupakan dua faktor penting yang dapat mempengaruhi keputusan pemilihan auditor yang dilakukan perusahaan. Perusahaan tentunya dihadapkan dengan persoalan-persoalan baru yang muncul setiap waktu yang dapat memicu kenaikan dalam fee audit. Ketika fee audit melampaui batas toleransi yang ditetapkan perusahaan, perusahaan akan mencari auditor dengan penawaran fee audit yang lebih rendah meskipun mereka harus melepas auditor yang biasa mereka gunakan untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Saat manajer merasa tidak nyaman dengan fee audit yang mereka bayarkan, mereka akan mencoba untuk melakukan auditor switching sehingga dapat menemukan penawaran yang lebih baik dengan fee audit yang mereka tawarkan. Auditor
menetapkan fee audit
yang sesuai dan wajar dengan
mempertimbangkan tugas yang akan dikerjakan, apakah dalam pelaksanaannya membutuhkan biaya yang tinggi, tingkat kesulitan, serta waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses auditnya. Tinggi rendahnya fee audit yang ditetapkan menggambarkan image kantor akuntan publik di masyarakat dan apakah auditor professional dalam bidangnya. Dorongan untuk melakukan auditor switching dapat disebabkan oleh fee audit yang terlalu tinggi yang ditawarkan oleh suatu
41
KAP terhadap suatu perusahaan sehingga tidak tercapainya kesepakatan antara perusahaan klien dengan KAP mengenai besarnya fee audit yang akan diterima oleh auditor tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Chadegani, Mohamed, dan Jari (2011) menemukan bahwa perubahan fee audit tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching di Malaysia. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Calderon dan Ofobike (2008), Damayanti dan Sudarma (2007), Zadeh dan Roohi (2010), Wijayanti (2010) memperoleh bukti bahwa fee audit berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching. Oleh karena itu, dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut: Ha4: Perubahan fee audit berpengaruh positif terhadap auditor switching.
42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kausalitas yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan serta pengaruh antara dua atau lebih gejala atau variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, serta perubahan fee audit terhadap auditor switching dengan menggunakan data laporan keuangan perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI dengan periode 2006-2012. B. Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI periode 2006-2012. Penentuan populasi selama enam tahun ini berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tentang auditor swiching yang mengatur pemberian jasa audit oleh KAP paling lama selama 6 tahun berturutturut. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini termasuk dalam purposive sampling karena terlebih dahulu sudah ditentukan kriteria-kriteria sampel yang akan diambil. Purposive sampling adalah teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasar kriteria atau tujuan tertentu (disengaja). Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat faktor-faktor yang mempengaruhi auditor switching pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI sehingga hanya perusahaan-perusahaan
43
43
yang bergerak di bidang tersebut yang dapat dijadikan sampel. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. C. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara dalam memperoleh data, yaitu: 1. Penelitian Pustaka Peneliti memperoleh data mengenai masalah yang diteliti melalui buku, jurnal, tesis, internet, serta perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian. 2. Penelitian Lapangan Data yang digunakan merupakan data sekunder dengan mengambil data laporan keuangan perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2012. Pertimbangan pengambilan data sekunder ini karena data sekunder lebih mudah didapat, lebih murah, dan efisien sesuai dengan bidang yang diteliti oleh penulis. D. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis permasalahan yang diwujudkan dengan data yang dapat dijelaskan secara kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis data.
44
1. Definisi Regresi Logistik Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression). Alasan penggunaan alat analisis regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen bersifat dikotomi (melakukan auditor switching dan tidak melakukan auditor switching). Ghozali (2006:333) menyatakan bahwa metode regresi logistik sebenarnya mirip dengan analisis diskriminan. Analisis ini ingin menguji apakah terjadinya variabel terikat (dependen) dapat diprediksi dengan variabel bebasnya (independen). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Asumsi multivariate normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebasnya merupakan campuran antara kontinyu (metrik) dan kategorikal (non-metrik). Menurut Ghozali (2011:333) penggunaan metode regresi tidak memerlukan asumsi normalitas pada variabel bebasnya. Artinya, variabel penjelasnya tidak harus memiliki distribusi normal, linear, maupun memiliki varian yang sama dalam setiap kelompok. Gujarati (2003) menyatakan bahwa logistic regression juga mengabaikan masalah heteroscedacity. Variabel dependen tidak memerlukan homoscedacity untuk masing-masing variabel independennya, sehingga tahapan analisis hanya akan terdiri dari penjelasan statistik deskriptif dan pengujian hipotesis penelitian.
45
2. Tahapan Regresi Logistik Tahapan dalam analisis regresi logistik terdiri dari statistik deskriptif dan pengujian hipotesis penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Statistik Deskriptif Statistik
deskriptif
digunakan
untuk
menggambarkan
dan
mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian. Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan di interpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel dan grafik. Statistik deskriptif umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama. Penelitian statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varians, dan maksimum-minimum (Ghozali, 2011:19). Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Maksimum-minimum
digunakan untuk
melihat
nilai
minimum
dan
maksimum dari populasi. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel yang brhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian.
46
b. Pengujian Hipotesis Penelitian Uji Wald digunakan untuk menguji parameter βi secara parsial pengaruh masing-masing
variabel independen (x)
terhadap variabel
dependennya (y). Hipotesis yang diuji adalah: Ho: βi = 0 Ha: βi ≠ 0 Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (x) tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan (dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan α = 5%. Umumnya, untuk ilmu sosial, termasuk ekonomi dan keuangan, besarnya α adalah 5% (Nachrowi dan Usman, 2006:15). Nilai α dinyatakan sebagai besarnya tingkat kesalahan yang dapat ditolerir. Kaidah pengambilan keputusan adalah: a) Jika nilai probabilitas (sig.) < α = 5% maka hipotesis alternatif didukung. b) Jika nilai probabilitas (sig.) > α = 5% maka hipotesis alternatif tidak didukung. Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis, dalam penggunaan regresi logistik digunakan analisis sebagai berikut: 1) Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Menurut Ghozali (2011:340), langkah pertama adalah menilai overall model fit terhadap data. Beberapa tes statistik diberikan untuk 47
menilai hal ini. Hipotesis yang digunakan untuk menilai model fit adalah sebagai berikut: H0 = Model yang dihipotesiskan fit dengan data HA = Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. 2) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) Menurut Ghozali (2011:341), Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R2 dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression. Nilai yang kecil berarti
48
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 3) Menguji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya. 4) Uji Multikolinieritas Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini
49
menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Damayanti dan Sudarma, 2007). 5) Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan pergantian KAP yang dilakukan oleh perusahaan. 6) Model Regresi Logistik yang Terbentuk Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, dan perubahan fee audit terhadap pergantian KAP pada perusahaan real estate dan properti. Model regresi dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berkut: CHANGES = βo + β CEO+ β OPINI + β LnTA + β FEE + e 1
2
3
4
Dimana: CHANGES
= Auditor Switching
βo
= Konstanta
β-β 1
4
= Koefisien Arah Regresi 50
CEO
= Pergantian Manajemen
OPINI
= Opini Audit
LnTA
= Ukuran Perusahaan Klien
FEE
= Perubahan Fee Audit
e
= Error (variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model) Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan
antara probabilitas (sig.) dengan tingkat signifikansi (α). Untuk menganalisis pengaruh variabel pergantian manajemen (X1), opini audit (X2), ukuran perusahaan klien (X3), dan perubahan fee audit (X4) terhadap auditor switching (Y) digunakan analisisa regresi logistik dengan tingkat taraf signifikansi sebesar 5%. Auditor switching, pergantian manajemen, opini audit, serta perubahan fee audit merupakan varibel berpasangan serta dapat diukur menggunakan dummy. Untuk ukuran perusahaan klien diukur berdasarkan total asetnya. E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. 1. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah auditor switching. Auditor switching merupakan perilaku yang dilakukan oleh perusahaan untuk berpindah auditor. Pengukuran variabel ini telah dilakukan oleh Prastiwi dan Wilsya (2009),
51
dan Chadegani et al. (2011) yang mengukur variabel ini menggunakan variabel dummy. Perusahaan yang melakukan auditor switch termasuk kategori nilai 1 dan yang tidak melakukan auditor switch termasuk kategori nilai 0. 2. Variabel independen Variabel independen (variabel bebas) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro dan Supomo, 2002:65). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, serta perubahan fee audit. Adapun penjelasan variabel-variabel tersebut sebagai berikut: a) Pergantian Manajemen Pergantian
manajmen
adalah
pergantian
pihak-pihak
yang
bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan, seperti direksi, komisaris, maupun manajer senior lainnya. Pergantian manajemen dalam suatu perusahaan memungkinkan manajer yang baru untuk memilih auditor yang memiliki hubungan baik dengan perusahaan ataupun memilih auditor yang dapat menghormati pilihan-pilihan serta kebijakan akuntansi mereka (Schwartz dan Menon, 1985, dalam Chadegani et.al, 2011). Pengukuran variabel ini sebelumnya telah digunakan oleh Chadegani et al. (2011) serta Damayanti dan Sudarma (2007). Variabel pergantian manajemen diukur menggunakan variabel dummy. Jika terdapat pergantian direksi dalam
52
perusahaan maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika tidak terdapat pergantian direksi dalam perusahaan, maka diberikan nilai 0. b) Opini Audit Opini audit merupakan opini yang dikeluarkan oleh auditor setelah selesai mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan. Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam proses audit atapun proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan informasi utama yang dapat diinformasikan kepada pemakai informasi tentang apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya. Pengukuran variabel ini sudah digunakan oleh Damayanti dan Sudarma (2007) dan Wijaya (2013). Variabel opini audit menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan klien menerima selain opini wajar tanpa pengecualian (unqualified) maka diberikan nilai 1, sedangkan jika perusahaan klien menerima opini wajar tanpa pengecualian (unqualified), maka diberikan nilai 0 (Wijaya, 2013:14). c) Ukuran Perusahaan Klien Ukuran klien merupakan besarnya ukuran sebuah perusahaan yang diukur berdasarkan total aset. Semakin besar total aset sebuah perusahaan mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tersebut besar, begitu juga sebaliknya, semakin kecil total aset sebuah perusahaan mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan tesebut kecil. Variabel ukuran klien dalam
53
penelitian ini dihitung dengan melakukan logaritma natural (Ln) atas total aset perusahaan (Nasser et al., 2006:729). d) Perubahan Fee Audit Fee audit merupakan besarnya biaya yng dibayar oleh perusahaan kepada auditor atas jasa mengaudit laporan keuangannya. Variabel fee audit menggunakan variabel dummy. Jika klien melakukan change class atau perpindahan kelas Kantor Akuntan Publik (KAP), maka diberikan nilai 1. Sedangkan jika klien tidak melakukan perpindahan kelas (change class) Kantor Akuntan Publik (KAP), maka diberikan nilai 0 (Damayanti dan Sudarma, 2007:9) Variabel dan skala pengukuran yang terdapat dalam penelitian disajikan secara ringkas dalam Tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukurannya No
1
Variabel
Auditor Switching (Prastiwi dan Wilsya, 2009)
Jenis Variabel
Indikator
Skala Pengukuran
Dependen
Variabel dummy, nilai 1 diberikan jika perusahaan mengganti KAP, dan 0 untuk perusahaan yang tidak mengganti KAP
Nominal
Bersambung pada halaman selanjutnya
54
Tabel 3.1 (Lanjutan) No
2
3
Variabel
Pergantian Manajemen (Chadegani et.al, 2011)
Opini Audit (Wijaya, 2013)
Jenis Variabel
Indikator
Skala Pengukuran
Independen
Variabel dummy, nilai 1 diberikan jika perusahaan mengganti direktur utama (CEO), dan 0 untuk perusahaan yang tidak mengganti direktur utama (CEO)
Nominal
Independen
Variabel dummy, nilai 1 diberikan jika perusahaan menerima opini selain wajar tanpa pengecualian, dan 0 untuk perusahaan yang menerima opini wajar tanpa pengecualian
Nominal
Logaritma natural (Ln) atas total aset perusahaan
Rasio
Ukuran Perusahaan 4 Klien Independen (Nasser et.al, 2006) Bersambung pada halaman selanjutnya
55
Tabel 3.1 (Lanjutan) No
5
Variabel
Perubahan Fee Audit (Damayanti dan Sudarma, 2007)
Jenis Variabel
Indikator
Skala Pengukuran
Independen
Variabel dummy, jika klien melakukan perpindahan kelas (change class) KAP dari big four ke non big four maupun dari non big four ke big four maka diberikan nilai 1, jika klien tidak melakukan perpindahan kelas (change class) KAP maka diberikan nilai 0
Nominal
56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Deskripsi Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2006-2012. Perusahaan industri real estate dan Properti tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2006 dan selama periode penelitian tersebut tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau mengalami delisting. Industri real estate dan properti dipilih karena penelitian auditor switching di industri tersebut masih tergolong sangat sedikit. Penelitian mengenai auditor switching lebih banyak mengambil sampel pada perusahaan manufaktur. Selain itu juga untuk menghindari adanya industrial effect, yaitu resiko industri yang berbeda antara sektor industri yang satu dengan yang lain. Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, serta fee audit terhadap pergantian KAP pada industri real estate dan properti. Alasan penggunaan data mulai tahun 2006-2012 adalah karena tahun 2006-2012 merupakan data perusahaan yang dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan industri real estate dan properti yang berkaitan dengan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 423/KMK.06/2002 tentang 57
57
jasa akuntan publik yang diperbaharui dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang jasa akuntan publik. Peraturan terbaru menyebutkan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Namun, dalam analisa statistik peneliti hanya menggunakan data enam tahun (2007-2012) karena ada beberapa variabel yang membutuhkan data dari tahun sebelumnya (t-1), yaitu variabel audit fee dan auditor switching, sehingga untuk tahun 2006 tidak dimasukkan dalam analisis statistik karena beberapa data yang dibutuhkan dari tahun 2005 tidak dipakai. Data tahun 2006 hanya untuk melengkapi data tahun 2007. Tabel 4.1 berikut menyajikan tahapan seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Tabel 4.1 Tahapan Seleksi Sampel dengan Kriteria Jumlah perusahaan yang listing di BEI tahun 2006-2012 Terdaftar sebelum 1 Januari 2006 Perusahaan tidak melakukan pergantian KAP Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan dan informasi tidak lengkap Jumlah perusahaan sampel Tahun pengamatan (tahun) Jumlah sampel total selama periode penelitian Sumber: data diolah
43 27 10 3 14 6 84
58
Jumlah perusahaan industri real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2006-2012 berjumlah 43 perusahaan. Dari 43 perusahaan real estate dan properti tersebut terdapat 27 perusahaan yang terdaftar sebelum 1 Januari 2006, dan dari 26 perusahaan real estate dan properti tersebut terdapat 10 perusahaan yang tidak melakukan auditor switching dan 3 perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangannya secara lengkap sehingga perusahaan real estate dan properti yang dijadikan sampel adalah sebanyak 14 perusahaan. Sedangkan total pengamatan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah sebanyak 84 pengamatan. 2. Deskripsi Sampel Penelitian Dalam penelitian ini, sampel dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Sampel dipilih bagi perusahaan industry real estate dan properti yang menyajikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, seperti nama KAP, opini audit, total aset, dan perubahan fee audit. Ringkasan sampel penelitian disajikan dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2 Sampel Penelitian No 1
Nama Perusahaan Sentul City Tbk
Kode BKSL
2
Bintang Mitra Semestaraya Tbk.
BMSR
3
Ciputra Development Tbk.
CTRA
4 Ciputra Surya Tbk. Bersambung pada halaman selanjutnya
CTRS
59
Tabel 4.2 (Lanjutan) 5
Intiland Development Tbk.
DILD
6
Gowa Makassar Tourism Development Tbk.
GMTD
7
Kawasan Industri Jababeka Tbk.
KIJA
8
Global Land Development Tbk.
KPIG
9
Lamicitra Nusantara Tbk.
LAMI
10
Modernland Realty Tbk.
MDLN
11
Metro Realty Tbk.
MTSM
12
Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk.
RBMS
13
Royal Oak Development Asia Tbk.
RODA
14 Suryamas Dutamakmur Tbk. Sumber: data diolah
SMDM
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen (pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, dan perubahan fee audit terhadap variabel dependen yaitu auditor switching. 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif diperoleh sebanyak 84 data observasi yang berasal dari perkalian antara periode penelitian (6 tahun; dari tahun 2006 sampai 2012) dengan jumlah perusahaan sampel (14 perusahaan). Hasil uji statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.
60
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif
N 84 84 84 84 84
Descriptive Statistics Minimum Maximum Mean 0 1 .27 0 1 .19 0 1 .67 25.02 30.34 27.83 0 1 .12
CHANGES CEO OPINI LnTA FEE Valid N 84 (listwise) Sumber: output SPSS
Std. Deviation .449 .395 .474 1.3651945 .326
Tabel 4.3 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian. Berdasarkan Tabel 4.3, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap auditor switching (CHANGES) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,27 dan standar deviasi 0,449. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap pergantian manajemen (CEO) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,19 dan standar deviasi 0,395. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap opini audit (OPINI) menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,67 dan standar deviasi 0,474. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap ukuran perusahaan klien (LnTA) menunjukkan nilai minimum sebesar 25,02, nilai maksimum sebesar 30,34 dengan rata-rata sebesar 27,83 dan standar deviasi 1,365. Hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif terhadap fee audit (FEE) menunjukkan nilai 61
minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-rata sebesar 0,12 dan standar deviasi 0,326. Variabel ukuran perusahaan klien yang menggunakan skala pengukuran rasio, memiliki nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar deviasi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas data dari variabel tersebut cukup baik, karena nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai standar deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel tersebut kecil. Sedangkan untuk variabel auditor switching, pergantian manajemen, opini audit, dan fee audit yang menggunakan skala pengukuran nominal, nilai rata-rata dan standar deviasi tidak tepat digunakan sebagai alat analisis kualitas data, karena kode angka yang digunakan dalam skala pengukuran nominal hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai intrinsik dan tidak memiliki arti apa-apa (Ghozali, 2011:4). 2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian Karena variabel dependen bersifat dummy (melakukan auditor switching dan tidak melakukan auditor switching), maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahapan dalam pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan sebagai berikut (Ghozali, 2011:340):
a) Hasil Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Berdasarkan tabel 4.4, diperoleh informasi bahwa pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number=0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block 62
Number=1). Nilai -2LL awal adalah sebesar 98,618. Setelah dimasukkan keempat variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi 48,669. Penurunan Likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Hasil uji keseluruhan model dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Menilai Keseluruhan Model Iteration Historya,b,c,d
Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients Constant
CEO
OPINI
LnTA
FEE
Step 1 1
58.846
10.315
.582
-.335
-.414
3.503
2
50.889
17.930
1.153
-.581
-.706
5.486
3
49.103
22.502
1.555
-.760
-.882
7.167
4
48.799
23.985
1.687
-.822
-.939
8.420
5
48.716
24.121
1.699
-.828
-.944
9.454
6
48.687
24.124
1.699
-.828
-.944
10.460
7
48.676
24.124
1.699
-.828
-.944
11.462
Bersambung pada halaman selanjutnya
63
Tabel 4.4 (Lanjutan) 8
48.672
24.124
1.699
-.828
-.944
12.463
9
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
13.463
10
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
14.463
11
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
15.463
12
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
16.463
13
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
17.463
14
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
18.463
15
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
19.463
16
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
20.463
17
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
21.463
18
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
22.463
19
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
23.463
20
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
24.463
Initial -2 Log Likelihood: 98.618 Sumber: output SPSS b) Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R. Square) Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,649 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 64,9%, sedangkan sisanya
64
sebesar 35,1% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian, seperti ukuran KAP, opini going concern, financial distress, dan pertumbuhan perusahaan. Tabel 4.5 berikut menyajikan hasil uji koefisien determinasi (Nagelkerke R Square):
Step 1
Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Model Summary -2 Log Cox & Snell Nagelkerke likelihood R Square R Square a 48.669 .448 .649 Sumber: output SPSS
c) Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian menunjukkan nilai Chisquare sebesar 10,676 dengan signifikansi (p) sebesar 0,221. Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya. Hasil uji kelayakan model regresi disajikan pada tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Menguji Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshow Test Step 1
Chi-square 10.676
df
Sig. 8
.221
Sumber: output SPSS 65
d) Hasil Uji Multikolinieritas Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini menggunakan matriks korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen. Hasil Tabel 4.7 menunjukkan tidak ada nilai koefisien korelasi antar variabel yang nilainya lebih besar dari 0,8, maka tidak ada gejala multikolinieritas yang serius antar variabel bebas (Damayanti dan Sudarma, 2007:14). Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas Correlation Matrix Constant CEO OPINI Constant 1.000 .314 .273 CEO Step 1 OPINI LnTA FEE
.314 .273 -.998 .000
1.000 -.092 -.330 .000
-.092 1.000 -.300 .000
LnTA -.998
FEE .000
-.330 -.300 1.000 .000
.000 .000 .000 1.000
Sumber: output SPSS e) Hasil Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan auditor switching yang dilakukan oleh perusahaan sektor real estate dan properti. Matriks klasifikasi disajikan pada tabel 4.8 berikut.
66
Tabel 4.8 Matriks Klasifikasi Classification Tablea Observed
Step 1
Predicted CHANGES Percentage Correct 0 1
0 1 Overall Percentage CHANGES
57 7
4 16
93.4 69.6 86.9
Sumber: output SPSS Kekuatan
prediksi
dari
model
regresi
untuk
memprediksi
kemungkinan perusahaan melakukan pergantian KAP adalah sebesar 69,6%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan, terdapat sebanyak 16 perusahaan (69,6%) yang diprediksi akan melakukan auditor switching dari total 23 perusahaan yang melakukan auditor switching. Kekuatan prediksi model perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP adalah sebesar 93,4%, yang berarti bahwa dengan model regresi yang digunakan ada sebanyak 57 perusahaan (93,4%) yang diprediksi tidak melakukan auditor switching dari total 63 perusahaan yang tidak melakukan auditor switching. Dapat disimpulkan bahwa kekuatan prediksi dari model regresi sebesar 86,9%. f) Hasil Uji Regresi Logistik Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada tabel 4.9 sebagai berikut:
67
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Keterangan 1.699 .926 3.369 1 .066 Tidak Signifikan
CEO OPINI Step LnTA 1a FEE Constant
-.828 .801 -.944 .333 24.463 11828.739 24.124 8.730
1.068 8.054 .000 7.636
1 1 1 1
.301 Tidak Signifikan .005 Signifikan .998 Tidak Signifikan .006 -
Sumber: output SPSS Hasil pengujian terhadap koefisien regresi logistik menghasilkan model berikut ini: CHANGES = 24.124 + 1.699 CEO – 0.828 OPINI – 0.944 LnTA+24.463 FEE Berdasarkan
pengujian
regresi
logistik
(logistic
regression)
sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam empat bagian. Bagian pertama membahas pengaruh pergantian manajemen terhadap auditor switching (CHANGES) (Ha1). Bagian kedua membahas pengaruh opini audit
terhadap auditor switching
(CHANGES) (Ha2). Bagian ketiga membahas pengaruh ukuran perusahaan klien terhadap auditor switching (CHANGES) (Ha3). Bagian keempat membahas pengaruh perubahan fee audit terhadap auditor switching (CHANGES) (Ha4). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
68
1. Pengaruh Pergantian Manajemen (CEO) terhadap Auditor Switching (CHANGES) Variabel pergantian manajemen menunjukkan koefisien positif sebesar 1,699 dengan tingkat signifikansi (ρ) sebesar 0,066. Karena tingkat signifikansi (ρ) lebih besar dari α = 5%, maka hipotesis pertama tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa pergantian manajemen berpengaruh terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sulistiarini dan Sudarno (2012), Hudaib dan Cooke (2005), dan Sinarwati (2010). Meskipun demikian, hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wahyuningsih dan Suryanawa (2012), Damayanti dan Sudarma (2007), Wijaya (2013), serta Chadegani et al., (2011). Hasil pengujian menunjukkan bahwa pergantian manajemen tidak selalu diikuti dengan pergantian kebijakan perusahaan dalam menggunakan jasa suatu Kantor Akuntan Publik (KAP). Hal tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dan pelaporan akuntansi KAP lama tetap dapat diselaraskan dengan kebijakan manajemen baru dengan cara melakukan negosiasi ulang antara kedua pihak (Damayanti dan Sudarma, 2007). Hasil pengujian ini diperkuat dengan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti mengenai pergantian manajemen dan auditor switching PT Sentul City Tbk (BKSL) yang melakukan pergantian manajemen pada tahun 2010 ke
69
2011. Pada tahun 2010, direktur utama dijabat oleh Charles Sidik Jonan dan pada tahun 2011 diganti oleh Kwee Cahyadi Kumala. Pergantian manajemen pada BKSL juga terjadi pada tahun 2009 ke 2010, dimana pada tahun 2009 direktur utama dijabat oleh Albert C.J.D Inkiriwang. Pergantian direktur utama ini tidak diikuti dengan auditor switching karena sejak tahun 2008 PT Sentul City Tbk (BKSL) menggunakan jasa KAP Tanubrata Sutanto dan Rekan untuk mengaudit perusahaannya. 2. Pengaruh Opini Audit (OPINI) terhadap Audior Switching (CHANGES) Variabel OPINI menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 0,828 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,301, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α =5% maka hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh opini audit terhadap auditor switching. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Damayanti dan Sudarma (2007), Wijayani dan Januarti (2011), dan Widiawan (2011) yang menyatakan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap auditor switching. Meskipun demikian hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Divianto (2011) dan Wijaya (2013). Tidak didukungnya hipotesis yang diuji karena perusahaan yang menggunakan jasa KAP big four dan non big four cenderung tidak melakukan pergantian KAP ketika mendapat opini selain wajar tanpa pengecualian
70
(unqualified opinion). Pergantian kelas KAP dari big four ke non big four dikhawatirkan dapat menyebabkan adanya sentimen negatif dari pelaku pasar terhadap kualitas pelaporan keuangan dari perusahaan (Damayanti dan Sudarma, 2007). Sebaliknya, pergantian kelas KAP dari non big four ke big four dikhawatirkan dapat menyebabkan tidak adanya kemungkinan untuk mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian karena pertimbangan kualitas audit yang lebih baik. Dalam penelitian ini, perusahaan yang mendapatkan opini audit wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan banyak disebabkan karena induk perusahaan dan anak perusahaan tidak diaudit oleh auditor yang sama dan pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain sehingga
auditor
harus
mengungkapkannya
dalam
laporan
auditor
independen. Hal seperti ini menyebabkan perusahaan mendapatkan laporan auditor independen yang menyimpang dari format laporan audit bentuk baku sehingga banyak perusahaan industri real estate dan properti yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan. Hasil pengujian ini diperkuat dengan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti mengenai opini audit dan auditor switching. PT Ciputra Surya Tbk (CTRS) pada tahun 2011 yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas, CTRS tetap menggunakan KAP Purwantono, Suherman, dan Surja (Ernst & Young) pada tahun 2012.
71
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien (LnTA) terhadap Audior Switching (CHANGES) Variabel LnTA menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar 0,944 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,005, lebih kecil dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih kecil dari α =5% maka hipotesis ke-3 berhasil didukung. Penelitian ini berhasil membuktikan adanya pengaruh ukuran perusahaan klien terhadap pergantian KAP. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian Nasser et al. (2006), Suparlan dan Andayani (2010). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratitis (2012), dan Chadegani et al. (2011). Sinason et al., (2001:4) mengemukakan bahwa perusahaan besar mungkin memerlukan biaya awal yang lebih besar untuk auditor baru. Dalam penelitian ini, koefisien regresi ukuran perusahaan klien (LnTA) memiliki pengaruh negatif terhadap auditor switching, dimana klien yang total asetnya kecil lebih sering untuk melakukan auditor switching, sedangkan perusahaan klien yang lebih besar cenderung untuk tidak melakukan auditor switching dibandingkan dengan klien yang lebih kecil dikarenakan klien menganggap bahwa mereka akan mengeluarkan biaya awal untuk proses audit yang lebih besar jika terlalu sering melakukan auditor switching. Disamping itu, dengan adanya
kompleksitas
auditee,
klien
yang
lebih
besar
cenderung
mempertahankan auditornya karena klien menganggap auditor yang lama
72
dapat lebih mudah memahami situasi dan kondisi perusahaan. Sedangkan semakin kecil ukuran perusahaan klien mendorong klien melakukan pergantian KAP dan mencari KAP yang harga sewanya tidak mahal (Suparlan dan Andayani, 2010:19). Hasil pengujian ini diperkuat dengan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti mengenai ukuran perusahaan klien dan auditor switching. PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR) yang termasuk perusahaan real estate dan properti dengan ukuran perusahaan kecil yang dihitung dari logaritma natural (ln) terhadap total asetnya, selama kurun waktu tiga tahun sejak tahun 2007 sampai dengan 2009 selalu melakukan auditor switching. Tahun 2007 perusahaan menggunakan jasa KAP Yansen Pasaribu, kemudian pada tahun 2008 menggunakan jasa KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah dan Jerry, sedangkan pada tahun 2009 perusahaan menggunakan jasa KAP Eddy Prakarsa Permana dan Siddharta. 4. Pengaruh Perubahan
Fee
Audit
(FEE)
terhadap
Audior Switching
(CHANGES) Variabel FEE menunjukkan koefisien regresi positif sebesar 24,463 dengan tingkat signifikansi (p) sebesar 0,998, lebih besar dari α = 5%. Karena tingkat signifikansi (p) lebih besar dari α = 5% maka hipotesis ke-4 tidak berhasil didukung. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa fee audit berpengaruh terhadap pergantian auditor switching. Hasil penelitian ini tidak
73
mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007), dan (Mardiyah, 2002 dalam Damayanti dan Sudarma, 2007). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chadegani et al., (2011). Pembayaran audit fee yang mahal pada beberapa kondisi tertentu tidak membebani perusahaan indutri real estate dan properti, sehingga tidak terbukti audit fee mempengaruhi pergantian KAP di Indonesia, khususnya dari KAP big four ke non big four pada industri real estate dan properti. Hal ini mungkin disebabkan adanya penilaian subjektif perusahaan mengenai nama baik KAP yang mengaudit perusahaannya. Tingginya audit fee yang ditetapkan oleh KAP selama ini tidak menyebabkan perusahaan melakukan pergantian KAP kepada KAP yang menetapkan audit fee lebih rendah. Persetujuan fee audit yang besar dan wajar sesuai dengan profesi akuntan publik dalam jumlah yang pantas dapat memberikan jasa sesuai dengan yang diatur dalam Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) yang berlaku.
74
Ringkasan hasil penelitian disajikan dalam tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Penelitian Variabel Independen
Variabel Dependen (Auditor Switching)
CEO
(+)X
OPINI
(-)X
LnTA
(-)√
FEE
(+)X
Keterangan: √ :
Variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen atau hipotesis diterima. X : Variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau hipotesis ditolak.
75
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini meneliti tentang pengaruh pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, dan fee audit terhadap auditor switching. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS). Data sampel perusahaan sebanyak 84 pengamatan perusahaan real estate dan properti go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2006-2012. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh pergantian manajemen terhadap auditor switching selama tujuh tahun pengamatan (2006-2012). Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hudaib dan Cooke (2005), Wahyuningsih dan Suryanawa (2012), serta Sulistiarini dan Sudarno (2012). 2. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa opini audit secara statistik tidak berpengaruh terhadap auditor switching selama tujuh tahun pengamatan (2006-2012). Hasil penelitian ini tidak mendukung
76
76
penelitian yang dilakukan oleh Hudaib dan Cooke (2005), Wijaya (2013), Divianto (2011), dan Chadegani et al. (2011). 3. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan klien secara statistik berpengaruh negatif terhadap auditor switching selama tujuh tahun pengamatan (2006-2012). Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nasser et al (2006) serta Andayani dan Suparlan (2010). 4. Berdasarkan hasil uji regresi logistik (logistic regression) menunjukkan bahwa fee audit secara statistik tidak berpengaruh terhadap auditor switching selama tujuh tahun pengamatan (2006-2012). Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Damayanti dan Sudarma (2007). B. Implikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas mengenai auditor switching. Serta diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perusahaan dalam melakukan auditor switching, pada penelitian ini, faktor yang mempengaruhi adalah ukuran perusahaan klien. Berdasarkan kesimpulan yang menunjukkan bahwa pergantian manajemen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap auditor switching pada perusahaan real estate dan properti. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebijakan dan pelaporan akuntansi KAP lama tetap dapat diselaraskan dengan kebijakan manajemen baru dengan cara 77
melakukan negosiasi ulang antara kedua pihak. Adanya fenomena seperti ini erat kaitannya dengan keadaan perusahaan publik di Indonesia yang mayoritas dikuasai dan dijalankan bersama oleh orang-orang dalam satu keluarga sehingga dengan adanya pergantian manajemen tidak terlalu mengubah kebijakan yang telah ada di perusahaan. Implikasinya, perusahaan sebaiknya tetap menggunakan KAP lama meskipun dalam perusahaan telah terjadi pergantian manajemen karena manajemen tetap dapat menyelaraskan kebijakan akuntansinya dengan KAP lama dengan melakukan negosiasi ulang. Penggunaan KAP lama ini sepanjang masih dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan kebijakan akuntansi dapat diselaraskan serta lebih efisien bagi klien karena KAP yang lama telah mengenal lingkungan bisnis klien dengan lebih baik dibanding dengan KAP baru.
Opini audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pergantian KAP, sehingga perusahaan akan tetap menggunakan KAP yang sama walaupun opini audit yang diterima pada tahun sebelumnya bukanlah opini wajar tanpa pengecualian. Pergantian kelas KAP dari Big Four dikhawatirkan dapat menyebabkan adanya sentimen negatif dari pelaku pasar terhadap kualitas pelaporan keuangan dari perusahaan. Sebaliknya, pergantian kelas KAP ke Big Four dikhawatirkan dapat menyebabkan tidak adanya kemungkinan untuk mendapatkan opini unqualified karena pertimbangan kualitas audit yang lebih baik. Implikasinya adalah pengguna laporan keuangan yang telah
diaudit tidak hanya menilai kualitas pelaporan keuangan hanya berdasarkan opini audit semata, namun harus mempertimbangkan alasan-alasan mengapa auditor mengeluarkan opini tersebut. 78
Ukuran perusahaan klien memiliki pengaruh yang signifikan terhadap auditor switching. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan klien memiliki hubungan yang negatif terhadap auditor switching sehingga mengindikasikan bahwa klien yang total asetnya kecil lebih sering untuk melakukan auditor switching, sedangkan perusahaan klien yang lebih besar cenderung untuk tidak melakukan auditor switching dibandingkan dengan klien yang lebih kecil. Implikasinya, perusahaan dengan total aset yang besar akan memilih untuk mempertahankan auditornya agar kualitas dari laporan keuangannya tetap terjaga dengan diaudit oleh KAP lama yang telah memahami bisnis klien. Fee audit tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pergantian KAP pada perusahaan real estate dan properti. Perusahaan sektor real estate dan properti tidak melakukan perpindahan kelas dari big four berarti telah sepakat dengan fee audit yang ditawarkan oleh KAP. Implikasinya perusahaan dan Akuntan Publik dalam penetapan fee audit seharusnya mematuhi Surat Keputusan No.KEP.024/IAPI/VII/2008, yaitu mempertimbangkan tahapan-tahapan audit
(tahap perencanaan audit,
tahap
pelaksanaan audit, dan tahan pelaporan), serta memenuhi kebutuhan klien, tanggung jawab hukum, independensi, tingkat keahlian, dan waktu yang dibutuhkan. C. Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin dapat melemahkan hasil penelitian. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
79
1. Objek penelitian hanya menggunakan perusahaan industri real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2012. 2. Penelitian ini hanya menguji pengaruh variabel-variabel pergantian manajemen, opini audit, ukuran perusahaan klien, dan fee audit terhadap auditor switching. Variabel-variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap auditor switching, seperti ukuran KAP, financial distress, pergantian dewan komisaris, dan sebagainya tidak diuji dalam penelitian ini. 3. Pengukuran variabel ukuran perusahaan klien menggunakan proksi logaritma natural (ln) dari total aset. Untuk menggambarkan ukuran perusahaan klien, terdapat proksi lain yang dapat digunakan sehingga memungkinkan adanya hasil yang berbeda jika menggunakan proksi lain tersebut. 4. Jumlah sampel yang digunakan relatif sedikit, yaitu hanya 14 perusahaan real estate dan properti yang dijadikan sampel dalam penelitian karena jmlah perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI tidak sebanyak sektor industri lainnya dan tidak semua perusahaan real estate dan properti di BEI memiliki data keuangan yang lengkap pada tahun 2006-2012. D. Saran Penelitian mengenai auditor switching dimasa yang akan datang diharapkan mampu
memberikan
hasil
penelitian
yang
lebih
berkualitas
dengan
mempertimbangkan saran sebagai berikut:
80
1. Penelitian selanjutnya mungkin dapat memperluas sampel penelitian dengan mempertimbangkan penggunaan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI sebagai populasi penelitian. 2. Penelitian
selanjutnya
dapat
mempertimbangkan
beberapa
variabel
independen lain, seperti financial distress, ukuran KAP, pergantian komite audit, dan sebagainya yang mungkin dapat mempengaruhi pergantian KAP untuk meningkatkan pengetahuan mengenai auditor switching di Indonesia. 3. Pengukuran terhadap variabel ukuran perusahaan klien pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan alternatif proksi lain, seperti menggunakan total penjualan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. “Auditing: (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik”. Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta, 2004. Anthony, Robert dan Vijay Govindrajan. “Sistem Pengendalian Manajemen”, Edisi Terjemahan, Salemba Empat, Jakarta, 2002. Arens, Alvin A, Randal J Elder dan Mark S Beasley. “Auditing dan Pelayanan Verifikasi: Pendekatan Terpadu”. Edisi Kesembilan, Indeks, Jakarta, 2004. Boynton, William C., Raymon N. Johnson, dan Walter G. Kell. “Modern Auditing”. Edisi Ketujuh, Erlangga, Jakarta, 2008. Bursa Efek Indonesia. “Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact Book 2012”. Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 2012. Bursa Efek Indonesia. “Indonesian Capital Market Directory 2006-2012”. Bursa Efek Indonesia, Jakarta, diakses April 2013. Calderon, Thomas G. dan Emeka Ofobike. “Determinants of Client-Initiated and Auditor Initiated Auditor Changes”. Managerial Auditing Journal, Vol. 23 No.1, 2008. Chadegani, Arezoo A., Zakiah M.M dan Azam Jari. “The Determinant Factors of Auditor Switch among Companies Listed on Tehran Stock Exchange”. International Research Journal of Finance and Economics. 2011. Damayanti, S. dan M. Sudarma. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik”. Simposium Nasional Akuntansi 11, Pontianak. 2007. Divianto. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan dalam Melakukan Auditor SWITCH”, Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, Vol. 1, No. 2, Mei 2011. 82
82
Febriana, Irma. ”Pengauditan I”, 2012, artikel ini diakses tanggal 20 Januari 2013, dari http://missmabriana.blogspot.com/2012/10/pengauditan-i.html?m=1 Febrianto, Rahmat. “Pergantian Auditor dan Kantor Akuntan Publik”, 2009, artikel ini diakses tanggal 2 Februari 2013, dari http://rfebrianto.blogspot.com/2009/05/pergantian-auditor-dan-kantor akuntan Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19”. Edisi Kelima, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011. Giri, Efraim Ferdinan. “Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP Terhadap Kualitas Audit: Kasus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia”, Jurnal Seminar Akuntansi Nasional 13, Purwokerto, 2010. Gujarati, D. “Ekonometrika Dasar”. Edisi Terjemahan, Erlangga, Jakarta, 2003. Halim, Abdul. “Auditing: Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan”, Edisi Keempat Cetakan Pertama, Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2008. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Holmes, Arthur W. dan David C. Burns. “Auditing: Norma dan Prosedur”, Edisi Kesembilan, Erlangga, Jakarta, 1996. Hudaib, Mohammad. dan T.E. Cooke. “The Impact of Managing Director Changes and Financial Distress on Audit Qualification and Auditor Switching”. Journal of Business Finance & Accounting, Vol. 32, No. 9/10, pp. 170339. 2005. Hudaib, Mohammad dan T.E. Cooke. “Qualified Audit Opinions and Auditor Switching”. Paper Number 02/05, University of Exeter. 2007. Ikatan Akuntan Indonesia. “Kode Etik Akuntan Indonesia”. IAI, Jakarta, 2009.
83
Ikatan Akuntan Indonesia. “Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi 2009”. IAI, Jakarta, 2009. Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Profesional Akuntan Publik Seksi 508:Laporan Auditor atas Laporan Keuangan Auditan “, IAI, Jakarta, 2011. Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002. Jensen, M.C. dan W. H. Meckling. “Theory of the Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost and Capital Structure”, Journal of Financial Economics, Vol. 3, 1976. Menteri Keuangan. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 jo 359/KMK.06/2003 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta, 2003. Menteri Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”, Jakarta, 2008. Nachrowi, Djalal dan Hardius Usman, “Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1998 tentang Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan. Prastiwi, Andri dan Frenawidayuarti Wilsya. “Faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian auditor: Studi Empiris Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 1, No. 1, pp. 62-75. 2009. Pratitis, Yanwar Titi. “Auditor Swtching: Analisis Berdasar Ukuran KAP, Ukuran Klien dan Financial Distress”. Jurnal Akuntansi FE Uiversitas Negeri Semarang. 2012. Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis”. Salemba Empat, Jakarta, 2009
84
Sinarwati, N. “Mengapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik?”. Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto. 2010 Sinason, David H., Jones Jefferson P., dan Shelton Sanda Waller. “An Investigation of Auditor and Client Tenure”, American Journal of Bussiness, Vol. 16 No. 2, 2001. Sulistiarini, Endina dan Sudarno. “Analisis Faktor-Faktor Pergantian antor Akuntan Publik”. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. I, No. 2, Hal 1-12, 2012. Suparlan, dan W. Andayani. “Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit”. Simposium Nasional Akuntansi 13, Purwokerto. 2010. Udaramaya. “Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan”. Udaramaya, 9 Juni, 2010. Diakses tanggal: 7 Mei 2013 dari http://www.udaramaya.com/beritaudaramaya/ekonomi-dan-keuangan-udaramaya/informasi-keuangantahunan-perusahaan-udaramaya.html Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Wahyuningsih, Nur dan I Ketut Suryanawa. “Analisis Pengaruh Opini Audit Going Concern dan Pergantian Manajemen pada Auditor Switching”. Jurnal Akuntansi FE Udayana. 2011. Wijaya, R.M Aloysius Pangky. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor Oleh Klien”. Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. 2013. Wijayani, Evi Dwi dan Indira Januarti. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan di Indonesia Melakukan Auditor Switching”. Simposium Nasional Akuntansi 14, Aceh. 2011.
85
LAMPIRAN
86
Lampiran 1 Data Sampel
87
Daftar Nama Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar No
Nama Perusahaan
Tahun
Kode
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 √ √ √
1 Agung Podomoro Land Tbk.
APLN
2 Alam Sutera Realty Tbk.
ASRI
-
√
√
√
√
√
√
3 Bekasi Asri PemulaTbk.
BAPA
-
-
√
√
√
√
√
4 Bumi Citra Permai Tbk.
BCIP
-
-
-
√
√
√
√
5 Bhuwanatala Indah Permai Tbk.
BIPP
√
√
√
√
√
√
√
6 Bukit Darmo Property Tbk.
BKDP
-
√
√
√
√
√
√
7 Sentul City Tbk
BKSL
√
√
√
√
√
√
√
8 Bintang Mitra Semestaraya Tbk.
BMSR
√
√
√
√
√
√
√
9 Bumi Serpong Damai Tbk.
BSDE
-
-
√
√
√
√
√
10 Cowell Development Tbk.
COWL
-
√
√
√
√
√
√
11 Ciputra Development Tbk.
CTRA
√
√
√
√
√
√
√
12 Ciputra Property Tbk.
CTRP
-
√
√
√
√
√
√
13 Ciputra Surya Tbk.
CTRS
√
√
√
√
√
√
√
14 Duta Anggada Realty Tbk.
DART
√
√
√
√
√
√
√
15 Intiland Development Tbk.
DILD
√
√
√
√
√
√
√
16 Duta Pertiwi Tbk.
DUTI
√
√
√
√
√
√
√
17 Bakrieland Development Tbk. Megapolitan Developments 18 Tbk.
ELTY
√
√
√
√
√
√
√
EMDE
-
-
-
-
-
√
√
19 Fortune Mate Indonesia Tbk. Gowa Makassar Tourism 20 Development Tbk.
FMII
√
√
√
√
√
√
√
GMTD
√
√
√
√
√
√
√
21 Perdana Gapuraprima Tbk.
GPRA
-
√
√
√
√
√
√
22 Greenwood Sejahtera Tbk. Jakarta International Hotel & 23 Development Tbk.
GWSA
-
-
-
-
-
√
√
JIHD
√
√
√
√
√
√
√
24 Jaya Real Property Tbk.
JRPT
√
√
√
√
√
√
√
25 Kawasan Industri Jababeka Tbk.
KIJA
√
√
√
√
√
√
√ 88
26 Global Land Development Tbk.
KPIG
√
√
√
√
√
√
√
27 Lamicitra Nusantara Tbk.
LAMI
√
√
√
√
√
√
√
28 Laguna Cipta Griya Tbk.
LCGP
-
√
√
√
√
√
√
29 Lippo Cikarang Tbk.
LPCK
√
√
√
√
√
√
√
30 Lippo Karawaci Tbk.
LPKR
√
√
√
√
√
√
√
31 Modernland Realty Tbk.
MDLN
√
√
√
√
√
√
√
32 Metropolitan Kentjana Tbk.
MKPI
-
-
-
√
√
√
√
33 Metro Realty Tbk.
MTSM
√
√
√
√
√
√
√
34 Indonesia Prima Property Tbk.
OMRE
√
√
√
√
√
√
√
35 New Century Development Tbk.
PTRA
√
√
√
√
√
-
-
36 Pakuwon Jati Tbk.
PWON
√
√
√
√
√
√
√
37 Panca Wiratama Sakti Tbk. Ristia Bintang Mahkotasejati 38 Tbk. Royal Oak Development Asia 39 Tbk.
PWSI
√
√
√
√
√
√
√
RBMS
√
√
√
√
√
√
√
RODA
√
√
√
√
√
√
√
40 Danayasa Arthatama Tbk.
SCBD
-
-
-
√
√
√
√
SIIP
√
√
√
√
√
-
-
42 Suryamas Dutamakmur Tbk.
SMDM
√
√
√
√
√
√
√
43 Summarecon Agung Tbk.
SMRA
√
√
√
√
√
√
√
41 Suryainti Permata Tbk.
Daftar Perusahaan Real Estate dan Properti yang Tereliminasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Perusahaan yang Tereliminasi Agung Podomoro Land Tbk. Alam Sutera Realty Tbk. Bekasi Asri PemulaTbk. Bumi Citra Permai Tbk. Bhuwanatala Indah Permai Tbk. Bukit Darmo Property Tbk. Bumi Serpong Damai Tbk. Cowell Development Tbk. Ciputra Property Tbk.
Kode APLN ASRI BAPA BCIP BIPP BKDP BSDE COWL CTRP 89
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Duta Anggada Realty Tbk. Duta Pertiwi Tbk. Bakrieland Development Tbk. Megapolitan Developments Tbk. Fortune Mate Indonesia Tbk. Perdana Gapuraprima Tbk. Greenwood Sejahtera Tbk. Jakarta International Hotel & Development Tbk. Jaya Real Property Tbk. Laguna Cipta Griya Tbk. Lippo Cikarang Tbk. Lippo Karawaci Tbk. Metropolitan Kentjana Tbk. Indonesia Prima Property Tbk. New Century Development Tbk. Pakuwon Jati Tbk. Panca Wiratama Sakti Tbk. Danayasa Arthatama Tbk. Suryainti Permata Tbk.
DART DUTI ELTY EMDE FMII GPRA GWSA JIHD JRPT LCGP LPCK LPKR MKPI OMRE PTRA PWON PWSI SCBD SIIP
29
Summarecon Agung Tbk.
SMRA
Daftar Nama Sampel Penelitian No 1
Nama Perusahaan Sentul City Tbk
Kode BKSL
2
Bintang Mitra Semestaraya Tbk.
BMSR
3
Ciputra Development Tbk.
CTRA
4
Ciputra Surya Tbk.
CTRS
5
Intiland Development Tbk.
DILD
6
Gowa Makassar Tourism Development Tbk.
GMTD
7
Kawasan Industri Jababeka Tbk.
KIJA
8
Global Land Development Tbk.
KPIG
9
Lamicitra Nusantara Tbk.
LAMI
10
Modernland Realty Tbk.
MDLN 90
11 12 13
Metro Realty Tbk. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. Royal Oak Development Asia Tbk.
MTSM RBMS RODA
14
Suryamas Dutamakmur Tbk.
SMDM
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria Jumlah perusahaan yang listing di BEI tahun 2006-2012 Terdaftar sebelum 1 Januari 2006 Perusahaan tidak melakukan pergantian KAP Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan dan informasi tidak lengkap Jumlah perusahaan sampel Tahun pengamatan (tahun) Jumlah sampel total selama periode penelitian
43 27 10 3 14 6 84
91
Real Estate dan Properti (Manajemen) No
Kode
2006
1
BKSL
Suhartono Lili
2 3 4
BMSR CTRA CTRS
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
DILD GMTD KIJA KPIG LAMI MDLN MTSM RBMS RODA SMDM
Ir. Lukman Purnomosidi Candra Ciputra Harun Hajadi Hendro S. Gondowokusumo Soeparmadi Setyono D. Darmono Elizabeth Jane Pranowo Kartika Luntungan Honoris Simon Maruli Martinus Tulojo Richard Wiriahardja Kenneth Lian
2007 Yusuf Valent Ir. Lukman Purnomosidi Candra Ciputra Harun Hajadi Leonard Ho Kian Guan Soeparmadi Setyono D. Darmono M. Budi Rustanto Pranowo Kartika Edwyn Lim Simon Maruli Martinus Tulojo Richard Wiriahardja Kenneth Lian
2008 Antonius Hanifah Komala
2009 Albert C.J.D. Inkiriwang
Robinson Candra Ciputra Harun Hajadi
Robinson Candra Ciputra Harun Hajadi
Leonard Ho Kian Guan Soeparmadi Setyono D. Darmono M. Budi Rustanto Pranowo Kartika Edwyn Lim Simon Maruli Martinus Tulojo Subianto Satmaka Kenneth Lian
Leonard Ho Kian Guan Soeparmadi Setyono D. Darmono M. Budi Rustanto Pranowo Kartika Edwyn Lim Simon Maruli Martinus Tulojo Subianto Satmaka Kenneth Lian
92
Real Estate dan Properti (Manajemen) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kode BKSL BMSR CTRA CTRS DILD GMTD KIJA KPIG LAMI MDLN MTSM RBMS RODA SMDM
2010 Charles Sidik Jonan Robinson Candra Ciputra Harun Hajadi Lennard Ho Kian Guan Andi Anzhar Cakra Wijaya Setyono Djuandi Darmono M. Budi Rustanto Pranowo Kartika Edwyn Lim Simon Maruli Parningotan Okto Luther Subianto Satmaka Kenneth Lian
2011 Kwee Cahyadi Kumala Welly Thomas Candra Ciputra Harun Hajadi Hendro S. Gondokusumo Andi Anzhar Cakra Wijaya Setyono Djuandi Darmono Hary Tanoesoedibjo Pranowo Kartika Edwyn Lim Sani Juli Maruli Parningotan Okto Luther Nio Yantony Kenneth Lian
2012 Kwee Cahyadi Kumala Welly Thomas Candra Ciputra Harun Hajadi Hendro S. Gondokusumo Andi Anzhar Cakra Wijaya Setyono Djuandi Darmono Hary Tanoesoedibjo Pranowo Kartika Edwyn Lim Sani Juli Maruli Parningotan Okto Luther Nio Yantony Kenneth Lian
93
Real Estate dan Properti (Opini) No Perusahaan 1 Sentul City Tbk Bintang Mitra Semestaraya 2 Tbk. 3 Ciputra Development Tbk. 4 Ciputra Surya Tbk. 5 Intiland Development Tbk. Gowa Makassar Tourism 6 Development Tbk. Kawasan Industri Jababeka 7 Tbk. Global Land Development 8 Tbk. 9 Lamicitra Nusantara Tbk. 10 Modernland Realty Tbk. 11 Metro Realty Tbk. Ristia Bintang Mahkotasejati 12 Tbk. Royal Oak Development 13 Asia Tbk. 14 Suryamas Dutamakmur Tbk.
Kode BKSL
2007 Wajar Tanpa Pengecualian
2008 Wajar Tanpa Pengecualian
2009 WTP dengan kalimat penjelas
BMSR CTRA CTRS DILD
Wajar Tanpa Pengecualian WTP dengan kalimat penjelas WTP dengan kalimat penjelas WTP dengan kalimat penjelas
Wajar Tanpa Pengecualian WTP dengan kalimat penjelas WTP dengan kalimat penjelas WTP dengan kalimat penjelas
Wajar Tanpa Pengecualian WTP dengan kalimat penjelas WTP dengan kalimat penjelas WTP dengan kalimat penjelas
GMTD
Wajar Tanpa Pengecualian
Wajar Tanpa Pengecualian
Wajar Tanpa Pengecualian
KIJA
WTP dengan kalimat penjelas
WTP dengan kalimat penjelas
WTP dengan kalimat penjelas
KPIG LAMI MDLN MTSM
WTP dengan kalimat penjelas Wajar Tanpa Pengecualian WTP dengan kalimat penjelas Wajar dengan pengecualian
WTP dengan kalimat penjelas Wajar Tanpa Pengecualian WTP dengan kalimat penjelas Wajar dengan pengecualian
WTP dengan kalimat penjelas Wajar Tanpa Pengecualian Wajar Tanpa Pengecualian Wajar Tanpa Pengecualian
RBMS
WTP dengan kalimat penjelas
Wajar Tanpa Pengecualian
Wajar Tanpa Pengecualian
RODA SMDM
Wajar Tanpa Pengecualian WTP dengan kalimat penjelas
WTP dengan kalimat penjelas WTP dengan kalimat penjelas
Wajar dengan pengecualian WTP dengan kalimat penjelas
94
Real Estate dan Properti (Opini) No Perusahaan 1 Sentul City Tbk Bintang Mitra Semestaraya 2 Tbk. 3 Ciputra Development Tbk. 4 Ciputra Surya Tbk. 5 Intiland Development Tbk. Gowa Makassar Tourism 6 Development Tbk. Kawasan Industri Jababeka 7 Tbk. Global Land Development 8 Tbk. 9 Lamicitra Nusantara Tbk. 10 Modernland Realty Tbk. 11 Metro Realty Tbk. Ristia Bintang Mahkotasejati 12 Tbk. Royal Oak Development 13 Asia Tbk. 14 Suryamas Dutamakmur Tbk.
Kode BKSL
2010 WTP dengan kalimat penjelas
2011 WTP dengan kalimat penjelas
2012 WTP dengan kalimat penjelas
BMSR CTRA CTRS DILD
Wajar Tanpa Pengecualian WTP dengan kalimat penjelas WTP dengan kalimat penjelas WTP dengan kalimat penjelas
WTP dengan kalimat penjelas WTP dengan kalimat penjelas WTP dengan kalimat penjelas WTP dengan kalimat penjelas
WTP dengan kalimat penjelas WTP dengan kalimat penjelas WTP dengan kalimat penjelas WTP dengan kalimat penjelas
Wajar Tanpa Pengecualian
WTP dengan kalimat penjelas
GMTD Wajar Tanpa Pengecualian KIJA
WTP dengan kalimat penjelas
WTP dengan kalimat penjelas
WTP dengan kalimat penjelas
KPIG LAMI MDLN MTSM
WTP dengan kalimat penjelas Wajar Tanpa Pengecualian WTP dengan kalimat penjelas Wajar Tanpa Pengecualian
WTP dengan kalimat penjelas Wajar Tanpa Pengecualian WTP dengan kalimat penjelas Wajar Tanpa Pengecualian
WTP dengan kalimat penjelas Wajar Tanpa Pengecualian WTP dengan kalimat penjelas Wajar Tanpa Pengecualian
RBMS
WTP dengan kalimat penjelas
WTP dengan kalimat penjelas
Wajar Tanpa Pengecualian
RODA Wajar dengan pengecualian SMDM WTP dengan kalimat penjelas
WTP dengan kalimat penjelas Wajar Tanpa Pengecualian
WTP dengan kalimat penjelas Wajar Tanpa Pengecualian
95
Real Estate dan Properti (Ukuran Perusahaan Klien) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Perusahaan Sentul City Tbk Bintang Mitra Semestaraya Tbk. Ciputra Development Tbk. Ciputra Surya Tbk. Intiland Development Tbk. Gowa Makassar Tourism Development Tbk. Kawasan Industri Jababeka Tbk. Global Land Development Tbk. Lamicitra Nusantara Tbk. Modernland Realty Tbk. Metro Realty Tbk. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. Royal Oak Development Asia Tbk. Suryamas Dutamakmur Tbk.
Kode BKSL BMSR CTRA CTRS DILD
2007 Rp2,524,873,004,045 Rp188,287,312,651 Rp7,484,109,406,649 Rp1,921,279,990,099 Rp2,015,697,387,214
2008 Rp2,543,182,987,219 Rp543,472,914,016 Rp8,108,443,360,876 Rp2,159,220,314,884 Rp2,111,152,441,704
2009 Rp2,784,021,782,133 Rp780,671,839,151 Rp8,553,946,343,429 Rp2,268,629,009,246 Rp2,140,126,674,921
GMTD Rp278,543,367,878 Rp287,040,432,423 Rp305,635,686,223 KIJA Rp2,506,341,173,188 Rp2,961,051,648,319 Rp3,193,997,429,182 KPIG Rp900,919,394,787 Rp2,019,232,332,119 Rp2,088,221,069,234 LAMI Rp634,587,026,000 Rp639,351,512,000 Rp610,489,273,000 MDLN Rp1,752,492,270,151 Rp1,846,259,737,784 Rp1,770,704,521,774 MTSM Rp98,976,263,517 Rp95,558,557,641 Rp97,913,906,622 RBMS Rp220,746,874,587 Rp118,304,745,665 Rp119,183,355,777 RODA Rp73,807,393,082 Rp1,594,813,607,122 Rp1,494,416,508,472 SMDM Rp2,021,932,008,075 Rp2,031,549,057,065 Rp2,048,242,028,932
96
Real Estate dan Properti (Ukuran Perusahaan Klien) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Perusahaan Sentul City Tbk Bintang Mitra Semestaraya Tbk. Ciputra Development Tbk. Ciputra Surya Tbk. Intiland Development Tbk. Gowa Makassar Tourism Development Tbk. Kawasan Industri Jababeka Tbk. Global Land Development Tbk. Lamicitra Nusantara Tbk. Modernland Realty Tbk. Metro Realty Tbk. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. Royal Oak Development Asia Tbk. Suryamas Dutamakmur Tbk.
Kode BKSL BMSR CTRA CTRS DILD
2010 Rp4,814,315,153,733 Rp736,913,618,738 Rp9,378,342,136,927 Rp2,609,229,793,505 Rp4,599,239,260,454
2011 Rp5,290,382,916,872 Rp665,415,859,006 Rp11,524,866,822,316 Rp3,529,028,283,751 Rp5,691,909,741,708
2012 Rp6,154,231,305,371 Rp670,168,566,886 Rp15,023,391,727,244 Rp4,428,210,643,555 Rp6,091,751,240,542
GMTD KIJA KPIG LAMI MDLN MTSM RBMS
Rp358,990,245,785 Rp3,335,857,281,974 Rp2,091,913,170,503 Rp604,528,491,000 Rp2,032,644,356,215 Rp110,799,166,772 Rp117,301,086,414
Rp487,193,845,496 Rp5,597,356,750,923 Rp1,948,666,123,846 Rp591,979,523,000 Rp2,410,399,588,075 Rp122,140,554,026 Rp135,937,211,458
Rp900,597,066,316 Rp7,077,817,870,077 Rp2,728,806,704,532 Rp614,717,410,000 Rp4,591,920,046,013 Rp108,481,953,974 Rp152,811,855,863
RODA SMDM
Rp1,317,110,188,203 Rp2,063,046,866,205
Rp2,231,729,483,607 Rp2,454,961,990
Rp2,442,055,005,634 Rp2,637,664,776,000
97
Real Estate dan Properti (Perubahan Fee Audit dan Auditor Switching) No
Perusahaan
Kode
1
Sentul City Tbk Bintang Mitra Semestaraya Tbk. Ciputra Development Tbk. Ciputra Surya Tbk. Intiland Development Tbk. Gowa Makassar Tourism Development Tbk. Kawasan Industri Jababeka Tbk. Global Land Development Tbk. Lamicitra Nusantara Tbk. Modernland Realty Tbk. Metro Realty Tbk. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. Royal Oak Development Asia Tbk. Suryamas Dutamakmur Tbk.
BKSL
Purwantono, Sarwoko, & Sandjaja (Ernst & Young)
Purwantono, Sarwoko, & Sandjaja (Ernst & Young)
BMSR CTRA CTRS
Junarto Tjahjadi BAP Aryanto Amir Jusuf & Mawar (RSM AAJ) Aryanto Amir Jusuf & Mawar (RSM AAJ)
Yansen Pasaribu Aryanto Amir Jusuf & Mawar (RSM AAJ) Aryanto Amir Jusuf & Mawar (RSM AAJ)
DILD
Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte)
Mulyamin Sensi Suryanto (Moore Stephens)
GMTD
Drs. Daniel Hassa & Rekan
Drs. Daniel Hassa & Rekan
KIJA
Purwantono, Sarwoko, & Sandjaja (Ernst & Young)
Purwantono, Sarwoko, & Sandjaja (Ernst & Young)
KPIG LAMI MDLN MTSM
Aryanto Amir Jusuf & Mawar (RSM AAJ) Adi Jimmy Arthawan Purwantono, Sarwoko, & Sandjaja (Ernst & Young) Drs. Binsar B. Lumbanradja
Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte) Adi Jimmy Arthawan Purwantono, Sarwoko, & Sandjaja (Ernst & Young) Drs. Binsar B. Lumbanradja
RBMS
Junarto Tjahjadi BAP (Morison International)
Yansen Pasaribu
RODA
Junarto Tjahjadi BAP
Anwar & Rekan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
2006
SMDM Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte)
2007
Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte)
98
Real Estate dan Properti (Perubahan Fee Audit dan Auditor Switching) No Perusahaan 1 Sentul City Tbk 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Bintang Mitra Semestaraya Tbk. Ciputra Development Tbk. Ciputra Surya Tbk. Intiland Development Tbk. Gowa Makassar Tourism Development Tbk. Kawasan Industri Jababeka Tbk. Global Land Development Tbk. Lamicitra Nusantara Tbk. Modernland Realty Tbk. Metro Realty Tbk. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. Royal Oak Development Asia Tbk. Suryamas Dutamakmur Tbk.
Kode
2008
2009
BKSL
Tanubrata Sutanto & Rekan (BDO)
Tanubrata Sutanto & Rekan (BDO)
BMSR
Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry (ARH & J)
Eddy Prakarsa Permana & Siddharta (EPPS)
CTRA CTRS
Aryanto Amir Jusuf & Mawar (RSM AAJ) Aryanto Amir Jusuf & Mawar (RSM AAJ)
Purwantono, Sarwoko, dan Sandjaja (Ernst & Young) Purwantono, Sarwoko, dan Sandjaja (Ernst & Young)
DILD
Mulyamin Sensi Suryanto (Moore Stephens)
Mulyamin Sensi Suryanto (Moore Stephens)
GMTD
Drs. Daniel Hassa & Rekan
Drs. Daniel Hassa & Rekan Tanubrata Sutanto & Rekan (BDO) Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan (Geneva Group International) Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB)
MDLN MTSM
Tanubrata Sutanto & Rekan (BDO) Kosasih & Nurdiyaman (Geneva Group International) Adi Jimmy Arthawan Purwantono, Sarwoko, & Sandjaja (Ernst & Young) Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan
RBMS
Anwar & Rekan (DFK)
Anwar & Rekan (DFK)
RODA
Rama Wendra (Parker Randall)
Rama Wendra (Parker Randall)
KIJA KPIG LAMI
SMDM Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte)
Purwantono, Sarwoko, & Sandjaja (Ernst & Young) Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry
Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte)
99
Real Estate dan Properti (Perubahan Fee Audit dan Auditor Switching) No
Perusahaan
Kode
1
Sentul City Tbk Bintang Mitra Semestaraya Tbk. Ciputra Development Tbk. Ciputra Surya Tbk. Intiland Development Tbk. Gowa Makassar Tourism Development Tbk. Kawasan Industri Jababeka Tbk. Global Land Development Tbk. Lamicitra Nusantara Tbk. Modernland Realty Tbk. Metro Realty Tbk. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. Royal Oak Development Asia Tbk. Suryamas Dutamakmur Tbk.
BKSL
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO)
BMSR
Eddy Siddharta & Rekan (Kreston International)
CTRA CTRS
Purwantono, Suherman, & Surja (Ernst & Young) Purwantono, Suherman, & Surja (Ernst & Young)
DILD
Mulyamin Sensi Suryanto (Moore Stephens)
Purwantono, Suherman, & Surja (Ernst & Young) Purwantono, Suherman, & Surja (Ernst & Young) Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny (Moore Stephens)
GMTD
Hasnil, M. Yasin, & Rekan
Benny, Tony, Frans, & Daniel (BTFD)
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO) Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan (Crowe Horwath)
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO) Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan (Crowe Horwath)
LAMI MDLN MTSM
Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB) Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO) Maksum, Suyamto, Hirdjan & Rekan (HMS)
Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB) Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO) Maksum, Suyamto, Hirdjan & Rekan (HMS)
RBMS
Anwar & Rekan (DFK)
RODA
Rama Wendra (Parker Randall)
Anwar & Rekan (DFK) Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny (Moore Stephens)
SMDM
Osman Bing Satrio & Rekan (Deloitte)
Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB)
2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12 13 14
KIJA KPIG
2010
2011 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO) Hendrawinata Eddy & Siddharta (Kreston International)
100
Real Estate dan Properti (Perubahan Fee Audit dan Auditor Switching) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Perusahaan Sentul City Tbk Bintang Mitra Semestaraya Tbk. Ciputra Development Tbk. Ciputra Surya Tbk. Intiland Development Tbk. Gowa Makassar Tourism Development Tbk. Kawasan Industri Jababeka Tbk. Global Land Development Tbk. Lamicitra Nusantara Tbk. Modernland Realty Tbk. Metro Realty Tbk. Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. Royal Oak Development Asia Tbk. Suryamas Dutamakmur Tbk.
Kode BKSL BMSR CTRA CTRS DILD GMTD KIJA KPIG LAMI MDLN MTSM RBMS RODA SMDM
2012 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO) Hendrawinata Eddy & Siddharta (Kreston International) Purwantono, Suherman, & Surja (Ernst & Young) Purwantono, Suherman, & Surja (Ernst & Young) Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny (Moore Stephens) Benny, Tony, Frans, & Daniel (BTFD) Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO) Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan (Crowe Horwath) Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB) Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (BDO) Maksum, Suyamto, Hirdjan & Rekan (HMS) Anwar & Rekan (DFK) Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny (Moore Stephens) Hadori Sugiarto Adi & Rekan (HLB)
101
Lampiran 2 Hasil Output SPSS
102
Case Processing Summary Unweighted Cases
a
N Included in Analysis
Selected Cases
Missing Cases Total
Unselected Cases Total
Percent 84
100.0
0
.0
84
100.0
0
.0
84
100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding Original Value
Internal Value
0
0
1
1
Iteration Historya,b,c Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients Constant
1
98.702
-.905
2
98.618
-.974
3
98.618
-.975
4
98.618
-.975
Step 0
a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 98.618 c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.
103
Classification Table
a,b
Observed
Predicted Auditor Switching 0
Percentage Correct
1
0
61
0
100.0
1
23
0
.0
Auditor Switching Step 0 Overall Percentage
72.6
a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500
Variables in the Equation B Step 0
Constant
-.975
S.E. .245
Wald
df
15.890
Sig. 1
.000
Exp(B) .377
Variables not in the Equation Score
df
Sig.
CEO
2.663
1
.103
OPINI
5.059
1
.024
LnTA
5.753
1
.016
FEE
30.106
1
.000
42.652
4
.000
Variables Step 0
Overall Statistics
104
Iteration Historya,b,c,d Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients Constant
CEO
OPINI
LnTA
FEE
1
58.846
10.315
.582
-.335
-.414
3.503
2
50.889
17.930
1.153
-.581
-.706
5.486
3
49.103
22.502
1.555
-.760
-.882
7.167
4
48.799
23.985
1.687
-.822
-.939
8.420
5
48.716
24.121
1.699
-.828
-.944
9.454
6
48.687
24.124
1.699
-.828
-.944
10.460
7
48.676
24.124
1.699
-.828
-.944
11.462
8
48.672
24.124
1.699
-.828
-.944
12.463
9
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
13.463
10
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
14.463
11
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
15.463
12
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
16.463
13
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
17.463
14
48.670
24.124
1.699
-.828
-.944
18.463
15
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
19.463
16
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
20.463
17
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
21.463
18
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
22.463
19
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
23.463
20
48.669
24.124
1.699
-.828
-.944
24.463
Step 1
a. Method: Enter b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 98.618 d. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.
105
Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square
Step 1
df
Sig.
Step
49.948
4
.000
Block
49.948
4
.000
Model
49.948
4
.000
Model Summary Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
48.669a
1
.448
.649
a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum iterations has been reached. Final solution cannot be found.
Hosmer and Lemeshow Test Step 1
Chi-square 10.676
df
Sig. 8
.221
106
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test CHANGES = tidak melakukan
CHANGES = melakukan auditor
auditor switching
switching
Observed
Expected
Observed
Total
Expected
1
8
7.933
0
.067
8
2
8
7.863
0
.137
8
3
8
7.780
0
.220
8
4
8
7.727
0
.273
8
5
8
7.444
0
.556
8
6
6
6.742
2
1.258
8
7
5
6.390
3
1.610
8
8
6
5.204
2
2.796
8
9
2
3.483
6
4.517
8
10
2
.433
10
11.567
12
Step 1
Classification Tablea Observed
Predicted CHANGES
Percentage
tidak melakukan
melakukan
auditor switching
auditor
Correct
switching tidak melakukan auditor CHANGES Step 1
switching melakukan auditor switching
57
4
93.4
7
16
69.6
Overall Percentage
86.9
a. The cut value is .500
107
Variables in the Equation B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
CEO
1.699
.926
3.369
1
.066
5.469
OPINI
-.828
.801
1.068
1
.301
.437
LnTA
-.944
.333
8.054
1
.005
.389
FEE
24.463
11828.739
.000
1
.998
Constant
24.124
8.730
7.636
1
.006
a
Step 1
42087814731.4 76 29984688198.6 05
a. Variable(s) entered on step 1: CEO, OPINI, LnTA, FEE.
Correlation Matrix Constant Constant
Step 1
CEO
OPINI
LnTA
FEE
1.000
.314
.273
-.998
.000
CEO
.314
1.000
-.092
-.330
.000
OPINI
.273
-.092
1.000
-.300
.000
LnTA
-.998
-.330
-.300
1.000
.000
FEE
.000
.000
.000
.000
1.000
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CHANGES
84
0
1
.27
.449
CEO
84
0
1
.19
.395
OPINI
84
0
1
.67
.474
LnTA
84
25.0247247407
30.3406295508
27.8299647849
1.36519453125
98
37
0018
6273
FEE
84
0
1
.12
.326
Valid N (listwise)
84
108