ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh: Nama : Rahmah Liantih NIM : 105082002724
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Rahmah Liantih NIM: 105082002724
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
ii
Hari ini Jumat Tanggal 13 Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Rahmah Liantih NIM: 105082002724 dengan
judul
Skripsi
“Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 November 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
iii
Hari ini Jumat Tanggal 11 Bulan Juni Tahun 2010 telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Rahmah Liantih NIM: 105082002724 dengan judul Skripsi “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”.
Memperhatikan
penampilan
mahasiswa
tersebut
selama
ujian
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Juni 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
iv
THE FACTORS ANALYSIS OF INFLUENCE TO PREMATURE SIGN-OFF OF AUDIT PROCEDURE ABSTRACT The research aimed to analyse the influence of time pressure, audit risk, materiality, review procedure and quality control by Public Accountant Firms, external locus of control, self esteem in relation to ambition, and turnover intentions to premature sign-off of audit procedure. The respondent from this research are auditors that working at Public Accountant Firms in Jakarta. The retrieval of sample has been using convenience sampling method. The data that used by this research is primary data, it was collected by questionnaires. The questionnaires can be used in analysis are 85 questionnaires from 120 questionnaires were distributed. This research used multiple regression analysis. The result of this research indicates that audit risk, materiality, review procedure and quality control by Public Accountant Firms, external locus of control, and turnover intentions have significantly influence to premature sign-off of audit procedure, but time pressure and self esteem in relation to ambition don’t have significantly influence to premature sign-off of audit procedure. Keywords:
Premature Sign-Off of Audit Procedure, Time Pressure, Audit Risk, Materiality, Review Procedure and Quality Control by Public Accountant Firms, External Locus of Control, Self Esteem In Relation to Ambition, Turnover Intentions.
vi
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tekanan waktu, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, lokus kendali eksternal, harga diri dalam kaitannya dengan ambisi, serta keinginan untuk berhenti bekerja terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Responden dari penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta. Penentuan sampel dengan metode convenience sampling. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner. Kuesioner yang bisa diolah adalah sejumlah 85 kuesioner dari 120 kuesioner yang disebarkan. Penelitian ini menggunakan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, lokus kendali eksternal, serta keinginan untuk berhenti bekerja berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Sedangkan tekanan waktu dan harga diri dalam kaitannya dengan ambisi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Kata kunci: Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit, Tekanan Waktu , Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP, Lokus Kendali Eksternal, Harga Diri Dalam Kaitannya dengan Ambisi, Keinginan untuk Berhenti Bekerja.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1. Ayah dan Mamaku tersayang yang telah memberikan semangat, dukungan, serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis (kalian adalah orang tua terbaik dalam hidupku, lentera hatiku yang selalu menyinari setiap relung hatiku dengan kasih dan sayangnya, Love U soo Much..). 2. Adik-adikku Ozi dan Novi (thanks bwt support, celotehan dan canda tawa kalian.. belajar yang bener dan tetap semangat ya!! masa depan yang cerah menanti kalian), serta My Big Family yang telah memberikan semangat, doa dan inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan semangat, pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 5. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
7. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 8. Sahabat-sahabatku teman seperjuangan yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan selama ini, Sari (thanks ya ai’ untuk penginapannya and aLL u gives), Siwi (Jangan Menyerah wi! Thanks udah mau dengerin keluh kesah dan nyemangatin Li), Husnul (Ma’ku sayang, thanks ya ma’ untuk kesabaran dan kebaikan hatimu padaku, kapan-kapan kita ngiterin bunderan HI lgi ya ma’?!hehe..), Rurry (thanks bwt nasehat dan kata-kata bijaknya+hiburannya ya bu, jangan lupa trio lebay kita, hehe..), Rochmah (ehm.. kapan ya bisa menyusul dirimu..?!), Zahidah (Semangat dan tetap ceria Da..!! thanks buat semua kebaikannya) dan Zizah (nanti kita konvoi bareng keliling jakarta lagi ya bu.. thanks for everything). All, I’ll be miss u.. keep contact, ok!!. 9. Special thanx’s to Rika Wati yang dengan sabar telah banyak memberikan bantuan serta kontribusi yang besar dalam penyusunan skripsi ini (ka’.. u’re the best sister akun D, Semangat!!). 10. Kawan-kawanku di akuntansi D Iis, Zakiyah, Tiur, Ichi, Yuli, Asri, Adzilah, Putri, Puput, Santi, Novia, Kibaq, Erna, Reza, Anwar, Mas Mul, Andre, Ian, Ridho, Arif, Hirfan, dan lain-lain (mengenal kalian adalah anugerah terindah dalam hidupQu, keep contact ya..) 11. Sahabat-sahabatQu NaToyCityDinChanDa (10-10-2010 sebentar lagi ni, ada kejutan apa lagi ya nanti..?! apapun yang terjadi tetap jaga ukhuwah Qta ya Sob..), Sulis, Fitriah, Lisna (Thanks ya fren’z support dan do’anya, jalan bareng lagi yuk... ?!!). 12. Keluarga besar Ika Jaya Photo yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan selama ini (Big Bossku&keluarga, Thank you very much buat fotofoto wisudaku yang bagus, keren & banyak sangat..). 13. Teman-temanku di SU Gramed Jamson’s Handa, Daus, Arfan, Arif, Rahmat, Wilman, Ka’ Tuza, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu (kapan kita kongkow bareng lagi?? Miss U aLL..).
ix
14. Rekan-rekan Audit, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Perpajakan angkatan 2005 yang telah memberikan dukungannya selama ini kepada penulis (Pertemuan yang singkat tapi sangat berkesan, tetap jaga tali silaturahmi kita ya..). Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga Allah SWT memberikan semua kebaikan, kepada pihak yang telah disebutkan atas semua bantuannya kepada penulis. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu para pembaca dan rekan-rekan mahasiswa atau mahasiswi lainnya.
Jakarta, 28 Maret 2010
(Rahmah Liantih)
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................
i
Lembar Pengesahan Skripsi..................................................................
ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ................................................
iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi............................................................
iv
Daftar Riwayat Hidup ...........................................................................
v
Abstract..................................................................................................
vi
Abstrak...................................................................................................
vii
Kata Pengantar ......................................................................................
viii
Daftar Isi ................................................................................................
xi
Daftar Tabel ...........................................................................................
xvi
Daftar Gambar ......................................................................................
xvii
Daftar Lampiran....................................................................................
xviii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ..............................................
1
B. Perumusan Masalah .......................................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.......................................
7
1. Tujuan Penelitian .....................................................
7
2. Manfaat Penelitian ...................................................
8
xi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Atas Audit ...........................................
10
1. Pengertian Auditing .................................................
10
2. Standar Auditing......................................................
11
3. Prosedur Audit.........................................................
13
B. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit....................
19
C. Time Pressure................................................................
20
D. Risiko Audit ..................................................................
21
E. Materialitas....................................................................
23
F. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh Kantor Akuntan Publik ............................................................................
24
G. Locus of Control ............................................................
26
H. Self Esteem In Relation to Ambition ...............................
27
I. Turnover Intentions........................................................
28
J. Penelitian Terdahulu ......................................................
30
K. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis ......................
33
1. Time Pressure dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit.........................................................
33
2. Risiko Audit dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit.........................................................
35
3. Materialitas dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit.........................................................
xii
37
4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit..............
37
5. Locus of Control dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit.........................................................
39
6. Self Esteem in Relation to Ambition dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit..................................
40
7. Turnover Intentions dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit.........................................................
41
8. Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP, Locus Of Control, Self Esteem in Relation to Ambition, serta Turnover Intentions dengan Penghentian Prematur Atas
BAB III
Prosedur Audit.........................................................
42
L. Kerangka Pemikiran.......................................................
44
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian..............................................
45
B. Metode Penentuan Sampel .............................................
45
C. Metode Pengumpulan Data ............................................
46
D. Metode Analisis Data.....................................................
47
1. Statistik Deskriptif ...................................................
47
2. Uji Kualitas Data .....................................................
47
xiii
BAB IV
3. Uji Asumsi Klasik....................................................
48
4. Uji Hipotesis ............................................................
50
E. Operasional Variabel Penelitian .....................................
53
1. Time Pressure..........................................................
53
2. Risiko Audit ............................................................
54
3. Materialitas .............................................................
54
4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP .....
55
5. Locus of Control ......................................................
55
6. Self Esteem In Relation to Ambition .........................
56
7. Turnover Intentions..................................................
56
8. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit..............
57
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian....................
61
1. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................
61
2. Karakteristik Profil Responden ................................
63
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .......................................
65
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................
65
2. Hasil Uji Kualitas Data ............................................
67
3. Hasil Uji Asumsi Klasik...........................................
71
4. Hasil Uji Hipotesis...................................................
74
C. Pembahasan ...................................................................
81
xiv
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan....................................................................
88
B. Implikasi........................................................................
89
C. Keterbatasan dan Saran..................................................
89
1. Keterbatasan ............................................................
89
2. Saran .......................................................................
90
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
91
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................
94
xv
Daftar Tabel
No.
Keterangan
2.1
Penelitian Terdahulu.....................................................................
30
3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian.............................................
58
4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian.................................................
61
4.2
Data Sampel Penelitian.................................................................
62
4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..........
63
4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
63
4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir.........
64
4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja....
65
4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif.........................................................
66
4.8
Hasil Uji Locus of Control yang Dimiliki oleh Responden............
67
4.9
Hasil Uji Validitas ........................................................................
68
4.10
Hasil Uji Reliabilitas ....................................................................
70
4.11
Hasil Uji Multikolonieritas ...........................................................
71
4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................................
74
4.13
Hasil Uji Statistik t .......................................................................
76
4.14
Hasil Uji Statistik F ......................................................................
80
xvi
Halaman
Daftar Gambar
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Skema Kerangka Pemikiran ............................................................
44
4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ...........................
72
4.2
Grafik Scatterplot............................................................................
73
xvii
Daftar Lampiran
No.
Keterangan
Halaman
1.
Kuesioner Penelitian.....................................................................
94
2.
Daftar Jawaban Responden...........................................................
103
3.
Hasil Uji Data SPSS .....................................................................
106
4.
Surat Izin Penelitian Skripsi..........................................................
133
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Akuntan publik atau auditor independen dalam mengaudit perusahaan klien memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga di lingkungan perusahaan klien, yaitu ketika auditor mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen (agent) untuk mengaudit laporan keuangan pada perusahaan yang dikelolanya. Disatu sisi, manajemen menginginkan agar kinerjanya terlihat selalu baik di mata pihak eksternal dan internal perusahaan terutama pemilik (principal), namun disisi lain pemilik (principal) menginginkan agar auditor melaporkan dengan sejujurnya keadaan yang ada pada perusahaan yang telah dibiayainya. Berdasarkan uraian tersebut, terlihat adanya suatu perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemakai laporan keuangan. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh auditor inilah yang akhirnya mengharuskan auditor memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Kualitas audit merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh auditor karena kualitas audit yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Kualitas audit ditentukan oleh proses yang tepat yang harus diikuti dengan pengendalian personal pengaudit. Sistem pengendalian yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya konflik dan mengarah kepada perilaku disfungsional auditor
1
(Otley dan Pierce, 1996 dalam Kartika dan Wijayanti, 2007:2). Dysfunctional audit behavior merupakan reaksi terhadap lingkungan (Donelly, Quirin, dan O’Bryan, 2003). Perilaku disfungsional auditor akan menyebabkan terjadinya perilaku pengurangan kualitas audit (Reduced Audit Quality atau RAQ behavior). Pengurangan kualitas dalam audit (Reduced Audit Quality) merupakan pengurangan mutu dalam pelaksanan audit yang dilakukan secara sengaja oleh auditor (Coram, Juliana, dan Woodliff, 2004). Pengurangan mutu ini dapat dilakukan melalui tindakan seperti mengurangi jumlah sampel audit, melakukan review dangkal terhadap dokumen klien, tidak memperluas pemeriksaan ketika terdapat item yang dipertanyakan dan pemberian opini saat semua prosedur yang disyaratkan belum dilakukan dengan lengkap. Salah satu bentuk perilaku pengurangan kualitas audit (RAQ behavior) adalah penghentian prematur (premature sign-off) atas prosedur audit (Coram, Juliana, dan Woodliff, 2004; McNamara dan Liyanarachchi, 2005; Soobaroyen dan Chengabroyan, 2005; serta Sososutiksno, 2005). Tindakan ini berkaitan dengan penghentian terhadap prosedur audit yang disyaratkan, tidak melakukan pekerjaan secara lengkap dan mengabaikan prosedur audit tetapi auditor berani mengungkapkan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Menurut Marxen, D.E. (1990) dalam Ulum (2005:199), penghentian prematur atas prosedur audit merupakan suatu keadaan yang menunjukkan auditor menghentikan satu atau beberapa langkah yang diperlukan dalam prosedur audit tanpa menggantikannya dengan langkah yang lain.
2
Praktik penghentian prematur atas prosedur audit dapat disebabkan oleh faktor karakteristik personal auditor (faktor internal) dan faktor situasional saat melakukan audit (faktor eksternal) (Weningtyas, Setiawan dan Triatmoko, 2006:3). Karakteristik personal auditor (faktor internal) yang mempengaruhi penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit, diantaranya locus of control, self rate employee performance, turnover intentions, serta self esteem in relation to ambition (Kartika dan Wijayanti, 2007; Irawati dan Mukhlasin, 2005; serta Donelly, Quirin, dan O’Bryan, 2003). Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara locus of control eksternal dan turnover intentions dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Menurut Irawati dan Mukhlasin (2005:930) penerimaan auditor atas dysfunctional audit behavior yang lebih tinggi akan mengarah pada tindakan pengurangan kualitas audit, seperti praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Menurut Weningtyas, et al. (2006:4), faktor situasional saat melakukan audit (faktor eksternal) yang dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit meliputi time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh Kantor Akuntan Publik. Auditor harus melakukan prosedur audit agar memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung laporan auditor. Pertimbangan risiko audit dan tingkat materialitas yang ditetapkan dalam batas perencanaan dan pekerjaan lapangan akan mempengaruhi pelaksanaan prosedur audit. Dengan demikian, saat auditor menginginkan risiko deteksi rendah maka diperlukan
3
jumlah bukti dan jumlah prosedur yang lebih banyak. Sedangkan saat auditor menetapkan bahwa materialitas yang melekat pada suatu prosedur rendah, maka terdapat kemungkinan auditor memiliki
kecenderungan untuk
mengabaikan prosedur audit. Untuk meningkatkan kemungkinan terdeteksinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit tersebut, diperlukan prosedur review dan kontrol yang baik oleh Kantor Akuntan Publik. Praktik penghentian prematur atas prosedur audit banyak dilakukan auditor dalam keadaan time pressure. Kondisi time pressure adalah kondisi dimana auditor mendapatkan tekanan dari Kantor Akuntan Publik tempatnya bekerja untuk menyelesaikan audit pada waktu dan anggaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya (time deadline dan time budget pressure). Schuler (1980) dalam Coram et al. (2004) menyatakan bahwa time pressure membatasi individu dalam pencapaian tugas mereka. Pernyataan ini juga didukung dalam literatur auditing, dimana time pressure memiliki dampak yang tidak diinginkan terhadap efektifitas pelaksanaan audit, khususnya kualitas audit (McDaniel, 1990 dalam Sososutiksno, 2005:115) dan perilaku pengurangan kualitas audit, seperti praktik penghentian prematur atas prosedur audit (Herningsih, 2002; Coram et al., 2004; McNamara dan Liyanarachchi, 2005; Sososutiksno, 2005; Soobaroyen dan Chengabroyan, 2005; Ulum, 2005; serta Weningtyas, et al., 2006). Berdasarkan uraian di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit. Selain itu,
4
peneliti juga ingin mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Ada penambahan tiga variabel independen berupa karakteristik personal auditor, yaitu variabel locus of control, turnover intentions, dan self esteem in relation to ambition yang diperoleh dari penelitian Donelly et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Wijayanti (2007). Penambahan variabel locus of control, turnover intentions, dan self esteem in relation to ambition selain disarankan oleh peneliti terdahulu, variabel tersebut juga merupakan bagian dari karakteristik personal yang terkait dengan tindakan seseorang dalam menghadapi suatu peristiwa yang terjadi pada dirinya atau kepercayaan seseorang tentang hubungan antara perilaku dan konsekuensi dari perilaku tersebut. Penelitian sebelumnya hanya menguji pengaruh faktor situasional pada saat melakukan audit, seperti time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas terhadap keputusan untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit, sedangkan penelitian ini menguji pengaruh faktor situasional dan faktor karakteristik personal auditor pada saat melakukan audit terhadap tindakan penghentian prematur atas prosedur audit.
5
2. Metode pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda (multiple regression analysis) untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan metode analisis regresi logistik (logistic regression analysis) untuk mengetahui hubungan satu variabel dependen yang dummy variabel (terjadi penghentian prematur atas prosedur audit dan tidak terjadi penghentian prematur atas prosedur audit) terhadap variabel independennya. 3. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah time pressure berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit? 2. Apakah risiko audit berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit? 3. Apakah materialitas berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit?
6
4. Apakah prosedur review dan kontrol kualitas oleh Kantor Akuntan Publik berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit? 5. Apakah locus of control berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit? 6. Apakah self esteem in relation to ambition berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit? 7. Apakah turnover intentions berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit? 8. Apakah time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut: a. Menguji pengaruh time pressure terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. b. Menguji pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
7
c. Menguji pengaruh materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. d. Menguji pengaruh prosedur review dan kontrol kualitas oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. e. Menguji pengaruh locus of control terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. f. Menguji pengaruh self esteem in relation to ambition terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. g. Menguji pengaruh turnover intentions terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. h. Menguji pengaruh time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya: a. Kantor Akuntan Publik (KAP) Sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemungkinan terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit, dengan tetap meningkatkan kualitas audit melalui peningkatan kualitas informasi yang disajikan.
8
b. Auditor Menghindari terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit pada saat melakukan audit dengan cara meningkatkan profesionalisme dan kualitasnya dalam menjalankan prosedur audit yang sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). c. Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Menambah pengetahuan auditor mengenai pengaruh faktor situasional pada saat melakukan audit dan faktor karakteristik personal auditor terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan akan pentingnya prosedur audit yang ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) untuk meningkatkan kualitas audit, dan sebagai pedoman bagi auditor untuk tetap memelihara profesionalisme dan independensinya. d. Pemakai Laporan Keuangan yang telah diaudit (klien) Melalui peningkatan kualitas audit secara berkesinambungan, klien dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan laporan keuangan klien yang berkualitas, handal dan dapat dipercaya yang telah dihasilkan oleh auditor. e. Ilmu Auditing Menambah literatur dan acuan penelitian pada bidang auditing, terutama untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Atas Audit 1. Pengertian Auditing Auditing menurut Arens, Elder, Beasley, dan Jusuf (2009:4) adalah sebagai berikut: “Auditing is the accumulation an evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”. Artinya auditing adalah pengumpulan dan penilaian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Menurut Halim (2008:1), definisi audit yang berasal dari ASOBAC (A Statement of Basic Accounting Concepts) adalah sebagai berikut: “Auditing adalah suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan”. Sedangkan Agoes (2004:3) mendefinisikan auditing sebagai berikut: “Pemeriksaan (Auditing) adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.
10
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses sistematis dan kritis yang dilakukan oleh pihak yang independen untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai informasi dengan tujuan untuk menetapkan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan. 2. Standar Auditing Standar auditing berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu pelaksanaan audit serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai. Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar ini meliputi pertimbangan kualitas
profesional
auditor,
seperti
persyaratan pelaporan, dan bahan bukti.
keahlian
dan
independensi,
Standar auditing terdiri dari
sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan (IAI, 2001:150.1). a. Standar Umum 1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2) Dalam
semua
hal
yang
berhubungan
dengan
perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
11
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. b. Standar Pekerjaan Lapangan 1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. 2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. c. Standar Pelaporan 1) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2) Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan
prinsip
akuntansi
dalam
penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip tersebut dalam periode sebelumnya.
12
3) Pengungkapan
informatif
dalam
laporan
keuangan
harus
dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. 3. Prosedur Audit Menurut Arens, et al. (2009:172), prosedur audit (audit procedure) adalah rincian instruksi untuk pengumpulan jenis bukti audit yang diperoleh pada suatu waktu tertentu saat berlangsungnya proses audit. Sedangkan Agoes (2004:125) mendefinisikan prosedur audit sebagai langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif. Auditor dalam melaksanakan tugasnya harus mendapatkan bukti audit kompeten yang cukup melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan (IAI, 2001:150.1). Dalam usaha
13
memperoleh bukti audit kompeten yang cukup, maka auditor sebelum melaksanakan penugasan audit harus menyusun program audit yang merupakan kumpulan dari prosedur audit yang akan dijalankan dan dibuat secara tertulis. Kualitas kerja auditor dapat diketahui dari seberapa jauh auditor melaksanakan prosedur-prosedur audit yang tercantum dalam program audit (Malone dan Roberts, 1996 dalam Ulum, 2005). Prosedur audit yang digunakan dalam penelitian ini ialah prosedur audit yang dilaksanakan pada tahap perencanaan audit dan tahap pekerjaan lapangan yang telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Menurut
Herningsih
(2002:113),
prosedur
audit
yang
dilaksanakan pada tahap perencanaan audit dan tahap pekerjaan lapangan tersebut mudah untuk dilakukan praktik penghentian prematur, antara lain: a. Membangun pemahaman bisnis industri klien Auditor harus membangun pemahaman dengan klien tentang jasa yang akan dilaksanakan untuk setiap perikatan. Pemahaman tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya salah interpretasi kebutuhan atau harapan pihak lain, baik di pihak auditor maupun klien. Pemahaman dengan klien tentang jasa yang akan dilaksanakan untuk setiap perikatan harus mencakup tujuan perikatan, tanggung jawab manajemen, tanggung jawab auditor, dan batasan perikatan. Auditor harus mendokumentasikan pemahaman tersebut dalam kertas kerjanya atau lebih baik dalam bentuk komunikasi tertulis dengan klien (PSA No.05 SA Seksi 310, 2001).
14
b. Pertimbangan atas pengendalian intern dalam audit laporan keuangan Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personal lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai atas keandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan ketentuan yang berlaku. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh auditor untuk merencanakan audit dengan melaksanakan prosedur untuk memahami desain pengendalian yang relevan dengan audit atas laporan keuangan, dan apakah pengendalian intern tersebut dioperasikan (PSA No.69 SA Seksi 319, 2001). c. Pertimbangan auditor atas fungsi auditor intern klien Auditor intern bertanggung jawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi, dan informasi lain kepada manajemen entitas dan dewan komisaris, atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya dengan tetap mempertahankan objektivitasnya berkaitan dengan aktivitas yang diaudit. Tanggung jawab penting fungsi audit intern adalah memantau kinerja pengendalian entitas. Pada saat auditor berusaha memahami pengendalian intern, auditor harus berusaha memahami fungsi audit intern yang cukup untuk mengidentifikasi aktivitas audit intern yang relevan dengan perencanan audit (PSA No.33 SA Seksi 322, 2001).
15
d. Informasi asersi manajemen Asersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan. Asersi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 4,
yaitu
keberadaan atau keterjadian (existence or
occurrence), kelengkapan (completeness), hak dan kewajiban (right and obligation), penilaian (valuation) atau alokasi, serta penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure). Informasi asersi manajemen digunakan oleh auditor untuk memperoleh bukti audit yang mendukung asersi dalam laporan keuangan (PSA No.7 SA Seksi 326, 2001). e. Prosedur analitik Prosedur analitik merupakan bagian penting dalam proses audit dan terdiri dari evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data keuangan yang lainnya, atau antara data keuangan dengan data nonkeuangan. Tujuan dari dilakukannya prosedur analitik adalah membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur
audit
lainnya,
sebagai
pengujian
substantif
untuk
memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi, serta sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit (PSA No.22 SA Seksi 329, 2001).
16
f.
Konfirmasi Konfirmasi
adalah
proses
pemerolehan
dan
penilaian
suatu
komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas suatu permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Konfirmasi dilaksanakan untuk memperoleh bukti dari pihak ketiga mngenai asersi laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Proses konfirmasi mencakup pemilihan unsur yang dimintakan
konfirmasi,
pendesainan
permintaan
konfirmasi,
pengkomunikasian informasi kepada pihak ketiga yang bersangkutan, memperoleh jawaban dari pihak ketiga, serta penilaian terhadap informasi atau tidak adanya informasi yang disediakan oleh pihak ketiga mengenai tujuan audit termasuk keandalan informasi tersebut (PSA No.7 SA Seksi 330, 2001). g. Representasi manajemen Representasi manajemen (lisan maupun tertulis) merupakan bagian dari bukti audit yang diperoleh auditor tetapi tidak merupakan pengganti bagi penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk memperoleh dasar memadai bagi pendapat auditor atas laporan keuangan. Representasi tertulis bagi manajemen biasanya menegaskan representasi lisan yang disampaikan oleh manajemen kepada auditor, menunjukkan dan
mendokumentasikan
lebih
lanjut
ketepatan
representasi tersebut, serta mengurangi kemungkinan salah paham mengenai yang direpresentasikan (PSA No.17 SA Seksi 333, 2001).
17
h. Pengujian pengendalian Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) Penggunaan
TABK
harus
dikendalikan
oleh
auditor
untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan audit dan spesifikasi rinci TABK telah terpenuhi, serta bahwa TABK tidak dimanipulasi semestinya oleh staf entitas (PSA No.59 SA Seksi 327, 2001). i.
Sampling audit Sampling audit adalah penerapan terhadap prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok
transaksi
dengan
tujuan
untuk
menilai
beberapa
karakteristik saldo akun atau kelompok tersebut. Sampling audit diperlukan oleh auditor untuk mengetahui saldo-saldo akun dan transaksi yang mungkin sekali mengandung salah saji. Auditor harus menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi yang berkaitan (PSA No.26 SA Seksi 350, 2001). j.
Perhitungan fisik Perhitungan fisik berkaitan dengan pemeriksaan auditor melalui pengamatan, pengujian, dan permintaan keterangan memadai atas efektifitas metode perhitungan fisik persediaan atau kas dan mengukur keandalan atas kuantitas dan kondisi fisik persediaan atau kas klien (PSA No.7 SA Seksi 331, 2001).
18
B. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Auditor terkadang menghentikan (meniadakan) prosedur audit tertentu dalam pelaksanaan penugasan. Menurut Ragunathan (1991) dalam Ulum (2005:198), penghentian prematur atas prosedur audit adalah dihentikannya langkah-langkah dalam audit program sehingga satu atau lebih dari prosedur audit tidak terlengkapi. Public Overshigt Board (2000) menyatakan bahwa 85% bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh auditor adalah penyelesaian langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur audit (Donelly et al., 2003). The Wall Street Journal juga melaporkan bahwa pada periode 1971-1985 prosedur audit mengalami banyak tuntutan hukum karena membuang (memotong) prosedur audit, dan tidak melakukan kontrol yang cukup atas prosedur audit (Graham, 1995 dalam Ulum, 2005). Penghentian prematur atas prosedur audit mengacu pada penghentian suatu langkah (prosedur) audit yang penting dimana tidak dapat digantikan oleh langkah lainnya, tanpa melengkapi pekerjaan atau sama sekali menghilangkan langkah audit (Otley dan Pierce (1996) dalam McNamara dan Liyanarachchi (2005:6)). Jika perilaku disfungsional ini dilakukan, sudah pasti akan berpengaruh langsung terhadap kualitas audit, sebab apabila salah satu langkah dalam prosedur audit dihilangkan, maka kemungkinan auditor akan membuat judgment yang salah semakin tinggi. Menurut Van Dijk (2009), perilaku penghentian prematur atas prosedur audit menyebabkan terjadinya peningkatan tuntutan hukum terhadap auditor. Penghilangan prosedur audit
19
akan meningkatkan risiko audit yang menyebabkan terjadinya tuntutan hukum jika kesalahan material ditemukan oleh pengguna laporan dan mengakibatkan kerugian keuangan. Menurut Boynton dan Johnson (2006:916), tanggung jawab auditor tidak hanya dalam penyelesaian audit, tetapi juga tanggung jawab setelah audit (post audit responsibility). Tanggung jawab setelah audit mencakup pertimbangan atas peristiwa kemudian antara tanggal dan penerbitan laporan auditor, penemuan fakta yang ada, serta penemuan prosedur yang dihilangkan. Berdasarkan hal ini, penemuan adanya penghentian prematur atas prosedur audit merupakan tanggung jawab auditor setelah dilaksanakannya pekerjaan lapangan. Auditor akan memiliki kecenderungan untuk memilih prosedur yang paling tidak berisiko diantara sepuluh prosedur audit (pada tahap perencanaan audit dan tahap pekerjaan lapangan) yang ditetapkan dalam SPAP ketika melakukan pengabaian atas prosedur audit yang disyaratkan.
C. Time Pressure Time pressure merupakan suatu tekanan terhadap anggaran waktu audit yang telah disusun, sehingga adanya pressure ini akan mengakibatkan berkurangnya efisiensi dan efektifitas audit, kualitas audit, kepuasan kerja serta dapat meningkatkan tingkat stres seseorang (Kelly, 1991 dalam Herningsih, 2002:113). Time pressure memiliki dua dimensi yaitu time budget pressure dan time deadline pressure. Time budget pressure merupakan keadaan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran
20
waktu yang telah disusun, atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang sangat ketat (Ragunathan, 1991 dalam Ulum, 2005:197). Sedangkan time deadline
pressure
adalah
kondisi
dimana
auditor
dituntut
untuk
menyelesaikan tugas audit tepat pada waktunya (Herningsih, 2002:113). Time pressure yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik kepada auditornya bertujuan untuk mengurangi biaya audit, melalui efisiensi biaya dan waktu dalam melaksanakan audit. Semakin cepat waktu pengerjaan audit, maka biaya pelaksanaan audit akan semakin kecil. Keberadaan time pressure akan memaksa auditor untuk menyelesaikan tugas secepatnya atau sesuai dengan anggaran waktu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan prosedur audit seperti ini tentu saja tidak akan sama hasilnya bila prosedur audit dilakukan dalam kondisi tanpa time pressure. Agar menepati anggaran waktu yang telah ditetapkan, ada kemungkinan bagi auditor untuk melakukan pengabaian terhadap prosedur audit bahkan pemberhentian prosedur audit.
D. Risiko Audit Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material (Halim, 2008:136). Tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Dalam memberikan pendapatnya, auditor harus mempertimbangkan risiko audit dan materialitas untuk merencanakan audit dan merancang prosedur audit serta memperoleh bukti audit kompeten yang cukup. Ini artinya risiko
21
harus dipertimbangkan oleh auditor pada saat perencanaan audit sebagai dasar yang memadai untuk mengevaluasi laporan keuangan secara keseluruhan yang disajikan dengan wajar atau tidak dalam semua hal yang material, sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berterima Umum (PABU). Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa, sehingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut pertimbangan profesionalnya memadai untuk menyatakan pendapat terhadap laporan keuangan. Risiko audit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah risiko deteksi. Menurut Rahayu dan Suharyati (2010:203), risiko deteksi merupakan risiko dimana auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi atau segmen. Risiko deteksi timbul karena adanya kekeliruan auditor dalam menerapkan prosedur audit, kekeliruan dalam menafsirkan bukti yang diperoleh, serta kekeliruan pada keputusan auditor mengenai prosedur audit, besar sampel dan saldo akun atau golongan transaksi yang dipilih, timing, serta staffing (Rahayu dan Suharyati, 2010:204). Ketika auditor menginginkan risiko deteksi yang rendah, berarti auditor ingin semua bahan bukti yang terkumpul dapat mendeteksi adanya salah saji yang material. Agar bahan bukti tersebut dapat mendeteksi adanya salah saji yang material, maka diperlukan jumlah bahan bukti yang lebih banyak dan jumlah prosedur yang lebih banyak pula. Dengan demikian ketika risiko audit rendah, auditor harus lebih banyak melakukan prosedur audit sehingga kemungkinan melakukan penghentian prematur atas prosedur audit akan semakin rendah.
22
E. Materialitas Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan yang meletakkan kepercayaan atas informasi tersebut (Rahayu dan Suharyati, 2010:185). Dalam menentukan sifat, saat dan luas prosedur audit yang akan diterapkan, auditor harus merancang suatu prosedur audit yang dapat memberikan keyakinan memadai untuk dapat mendeteksi adanya salah saji yang material (IAI, 2001:312.7). Menurut
Halim
(2008:128),
auditor
harus
mempertimbangkan
materialitas untuk merencanakan audit dan merancang prosedur audit. Dengan mempertimbangkan materialitas, auditor dapat merancang prosedur audit secara efisien dan efektif untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup. Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif (berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah saldo tertentu) dan kualitatif (berkaitan dengan penyebab salah saji) (Herningsih, 2001 dalam Weningtyas, et al., 2006:8). Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi dari auditor sendiri. Saat auditor menetapkan bahwa materialitas yang melekat pada suatu prosedur audit rendah, maka terdapat kecenderungan bagi auditor untuk mengabaikan prosedur audit tersebut. Pengabaian ini dilakukan karena auditor beranggapan jika ditemukan salah saji dari pelaksanaan suatu prosedur audit, nilainya
23
tidaklah material sehingga tidak berpengaruh pada opini audit. Pengabaian seperti inilah yang menimbulkan praktik penghentian prematur atas prosedur audit.
F. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh Kantor Akuntan Publik Prosedur review adalah pemeriksaan terhadap kertas kerja yang dilakukan oleh auditor pada level tertentu (Heriyanto, 2002 dalam Weningtyas et al., 2006:9). Fokus dari prosedur review ini terutama pada permasalahan yang terkait dengan pemberian opini. Prosedur review merupakan proses memeriksa atau meninjau ulang hal atau pekerjaan untuk mengatasi terjadinya indikasi ketika staf auditor telah menyelesaikan tugasnya, padahal tugas yang disyaratkan tersebut gagal dilakukan. Kantor Akuntan Publik perlu melakukan prosedur review (prosedur pemeriksaan) untuk mengontrol kemungkinan terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit yang dilakukan oleh auditornya (Waggoner dan Cashell, 1991 dalam Weningtyas, et al., 2006:9). Prosedur ini berperan dalam memastikan bahwa bukti pendukung telah lengkap dan juga melibatkan pertimbangan ketika terdapat sugesti bahwa penghentian prematur telah terjadi. Sugesti bisa muncul, misalnya jika ada auditor yang selalu memenuhi target (baik waktu maupun anggaran) dan tampak memiliki banyak waktu luang.
24
Kontrol kualitas lebih berfokus pada pelaksanaan prosedur audit sesuai standar auditing. SPM Seksi 100 (IAI, 2001) menyatakan unsur-unsur pengendalian mutu (kontrol kualitas) meliputi independensi, penugasan personel,
konsultasi,
supervisi,
pemekerjaan
(hiring),
pengembangan
profesional, promosi (advancement), penerimaan dan keberlanjutan klien, serta inspeksi. KAP harus mempertimbangkan setiap unsur pengendalian mutu dalam menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya. Menurut Arens et al. (2009:36), kontrol kualitas (quality control) adalah metode-metode yang digunakan oleh sebuah KAP untuk memastikan bahwa KAP tersebut telah memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien maupun pihak lainnya. Arens et al. (2009:37) menyatakan terdapat lima elemen dari kontrol kualitas yaitu independensi, integritas dan objektivitas, manajemen personalia, penerimaan dan keberlanjutan serta perjanjian dengan klien, performa yang menjanjikan serta monitoring. Kuatnya pengendalian mutu, prosedur review, disiplin penerapan audit program dan pemahaman auditor terhadap prosedur akan menurunkan perilaku yang menyebabkan rendahnya mutu audit (Malone,1996 dalam Christiawan, 2005:66). Pelaksanaan prosedur review dan kontrol kualitas yang baik akan meningkatkan kemungkinan terdeteksinya perilaku auditor yang menyimpang, seperti praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Kemudahan pendeteksian ini akan membuat auditor berpikir dua kali ketika akan melakukan tindakan semacam penghentian prematur atas prosedur audit.
25
G. Locus of Control Locus of control merupakan tingkat dimana individu meyakini bahwa mereka adalah penentu nasib mereka sendiri (Robbins, 2006:132). Menurut Setiawan dan Ghozali (2006:66), locus of control atau pusat kendali menunjukkan pada sejauhmana individu meyakini bahwa dia dapat mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi dirinya. Locus of control dibedakan menjadi dua tipe, yaitu locus of control internal dan locus of control eksternal (Robbins, 2006:132). 1. Locus of control internal, yaitu suatu kondisi dimana individu-individu meyakini bahwa mereka dapat mengendalikan apa yang terjadi pada diri mereka. 2. Locus of control eksternal, yaitu suatu kondisi dimana individu-individu meyakini bahwa apa yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar, seperti nasib baik dan kesempatan. Situasi dimana individu-individu dengan lokus kendali eksternal merasa tidak mampu dalam mendapatkan dukungan kekuatan yang dibutuhkannya untuk bertahan dalam suatu organisasi, maka mereka akan memiliki potensi untuk mencoba memanipulasi rekan atau objek lainnya sebagai kebutuhan pertahanan mereka (Solar dan Bruehl, 1971 dalam Irawati dan Mukhlasin, 2005:930). Lebih jauh, perilaku ini jelas terlihat dalam situasi dimana pegawai merasakan tingkat struktur atau pengawasan kontrol yang tinggi (Gable dan Dangello, 1994 dalam Irawati dan Mukhlasin, 2005:930).
26
Donelly et al. (2003) menyatakan bahwa terdapat penelitian yang menunjukkan hubungan positif yang kuat antara individu dengan eksternal locus of control dan kesediaan untuk melakukan manipulasi atau penipuan untuk mencapai tujuan pribadi (Gable dan Dangello, 1994; Comer, 1986; Solar dan Breuhl, 1971). Dalam konteks auditing, manipulasi atau ketidakjujuran pada akhirnya akan menimbulkan penyimpangan perilaku dalam audit. Perilaku yang dimaksud salah satunya dapat berbentuk praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil dari perilaku ini adalah penurunan kualitas audit yang dapat dilihat sebagai hal yang perlu dikorbankan oleh individu untuk bertahan dalam lingkungan kerja audit. Hal ini menghasilkan dugaan bahwa makin tinggi lokus kendali eksternal individu, semakin mungkin mereka menerima penyimpangan perilaku dalam audit.
H. Self Esteem In Relation to Ambition Menurut Robbins (2006:134), self esteem (harga diri) adalah tingkatan dimana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri. Self esteem merupakan hasil evaluasi individual secara terus-menerus terhadap dirinya sendiri (Setiawan dan Ghozali, 2006:65). Individu dengan harga diri rendah lebih rentan terhadap pengaruh luar. Sebaliknya, individu dengan harga diri tinggi yakin bahwa mereka memiliki kemampuan yang mereka butuhkan untuk berhasil dalam bekerja. Harga diri yang tinggi mampu mendorong individu memiliki ambisi yang tinggi dan dapat menyebabkan individu menggunakan segala cara untuk mencapainya. Individu dengan harga
27
diri dalam kaitannya dengan ambisi yang tinggi memiliki tingkat kinerja pribadi yang lebih rendah. Hal ini dikarenakan ambisi dapat menjadi suatu sifat yang mendorong karyawan untuk menempuh cara apapun untuk mendapatkan penilaian evaluasi yang baik sebagai ukuran kinerja, bukannya secara riil meningkatkan kinerja. Irawati dan Mukhlasin (2005:929) menyatakan bahwa dalam bidang audit, individu yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya
dapat
menimbulkan
penyimpangan
perilaku
dalam
menjalankan tugasnya sebagai auditor. Atas dasar ini, maka auditor yang memiliki harga diri tinggi sebagai faktor penyebab tingginya ambisi lebih dapat menerima dan melakukan penyimpangan perilaku dalam audit, yang termasuk di dalamnya penghentian prematur atas prosedur audit.
I. Turnover Intentions Keinginan berhenti dari organisasi (turnover intentions) mencerminkan keinginan (kesadaran atau kesengajaan) individu untuk meninggalkan organisasi dan mencari alternatif pekerjaan di tempat lain (Setiawan dan Ghozali, 2006:15). Turnover intentions harus disikapi sebagai suatu fenomena dan perilaku manusia yang penting dalam kehidupan organisasi dari sudut pandang individu maupun sosial, mengingat bahwa tingkat keinginan berpindah karyawan tersebut akan mempunyai dampak yang cukup signifikan bagi perusahaan dan individu yang bersangkutan (Suartana, 2000 dalam Toly, 2001:103).
28
Tingginya tingkat turnover pada akuntan akan menimbulkan berbagai biaya potensial untuk Kantor Akuntan Publik (KAP), baik biaya pelatihan yang sudah diinvestasikan pada karyawan, tingkat kinerja yang harus dikorbankan, maupun biaya rekruitmen dan pelatihan kembali (Suwandi dan Indriantoro, 1999 dalam Toly, 2001:103). Turnover intentions dalam beberapa kasus tertentu diperlukan oleh KAP, terutama untuk karyawan dengan kinerja rendah. Namun, tingkat turnover tersebut harus diupayakan agar tidak terlalu tinggi sehingga KAP masih memiliki kesempatan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan atas peningkatan kinerja dari karyawan baru yang lebih besar dibanding biaya rekruitmen yang ditanggung organisasi (Hollenbeck dan Williams (1986) dalam Toly (2001:103)). Turnover intentions merupakan perilaku yang dianggap disfungsional. Perilaku disfungsional ini terjadi karena sebagian besar KAP mengalaminya dan sekaligus menjadi kekhawatiran KAP (Setiawan dan Ghozali, 2006:13). Menurut Malone dan Roberts (1996) dalam Donelly et al. (2003), auditor yang memiliki keinginan untuk meninggalkan perusahaan lebih dapat terlibat dalam
penyimpangan
perilaku
karena
menurunnya
ketakutan
akan
kemungkinan jatuhnya sanksi apabila perilaku tersebut terdeteksi. Lebih lanjut, individu yang berniat meninggalkan perusahaan dapat dianggap tidak begitu peduli dengan dampak buruk dari penyimpangan perilaku terhadap penilaian kinerja dan promosi. Jadi, auditor yang memiliki keinginan tinggi untuk berhenti dari KAP lebih dapat menerima penyimpangan perilaku dalam audit (Irawati dan Mukhlasin, 2005:931).
29
J. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai penghentian prematur atas prosedur audit dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi auditor untuk mendeteksi dan mengatasi terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit. Tabel 2.1 menunjukkan hasil-hasil penelitian terdahulu mengenai penghentian prematur atas prosedur audit. Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terdahulu Peneliti (Tahun) Herningsih (2002)
Donelly, Quirin, dan O’Bryan (2003)
Judul Penelitian Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit: Sebuah Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik
Variabel Yang Diteliti 1.Time pressure (X1) 2.Risiko audit (X2) 3.Materialitas (X3) 4. Penghentian prematur atas prosedur audit (Y)
Auditor Acceptance of Disfunctional Audit Behavior: An Explanatory Model Using Auditors’ Personal Characteristics
1. Locus of control (X1) 2. Turnover intentions (X2) 3. Self-rate employee performance (X3) 4. Organizational commitment (X4) 5. Disfunctional Audit Behavior (Y)
Metodologi Penelitian Sampel: auditor yang bekerja pada KAP di Jawa. Metode analisis data menggunakan Regresi Logistik. Sampel: auditor yang bekerja di KAP Big 5. Metode analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM).
Hasil Penelitian (Kesimpulan) Time pressure (X1) dan Risiko audit (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap Penghentian prematur atas prosedur audit (Y). Locus of control eksternal (X1) dan Turnover intentions (X2) memiliki hubungan positif dengan Tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit (Y).
Bersambung pada halaman selanjutnya 30
Tabel 2.1 (Lanjutan) Peneliti (Tahun) Irawati dan Mukhlasin (2005)
Judul Penelitian Hubungan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit
1. 2.
3.
4.
5. 6.
McNamara dan . Liyanarachchi (2005)
Soobaroyen dan Chengabroyan (2005)
Time Budget Pressure and Auditor Dysfuncftional Behaviour Within an Occupational Stress Model
Auditors’ Perceptions of Time Budget Pressure, Premature Sign Offs and UnderReporting of Chargeable Time: Evidence from a Developing Country.
1. 2.
Variabel Yang Diteliti Lokus Kendali (X1) Tingkat Kinerja Pribadi Karyawan (X2) Keinginan Untuk Berhenti Bekerja (X3) Harga Diri Dalam Kaitannya Dengan Ambisi (X4) Komitmen Organisasi (X5) Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit (Y) Time budget pressure (X1) Auditor dysfunctional behaviour (Y)
1. Time Budget Pressure (X1) 2. Premature Sign Offs (Y1) 3. Under-Reporting of Chargeable Time (Y2)
Metodologi Penelitian Sampel: auditor yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta. Metode analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM).
Sampel: Auditor yang bekerja di KAP BigFour dan non Big-Four di negara New Zealand. Metode analisis data menggunakan Categorical Regression (CATREG). Sampel: Auditor yang bekerja pada KAP di negara Mauritius. Metode analisis data menggunakan ANOVA
Hasil Penelitian (Kesimpulan) Lokus kendali eksternal (X1) dan Keinginan untuk berhenti bekerja (X3) memiliki hubungan yang positif signifikan terhadap Tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit (Y).
Time budget pressure (X1) berpengaruh terhadap Auditor dysfunctional behaviour (Y).
Time budget pressure (X1) berpengaruh terhadap praktik Premature Sign Offs (Y1) dan Under-Reporting of Chargeable Time (Y2).
31
Tabel 2.1 (Lanjutan) Peneliti (Tahun) Sososutiksno (2005)
Judul Penelitian Relation of Time Budget Pressure by Dysfunctional Behaviour and its Influence to Audit Quality
Variabel Yang Diteliti 1. Time Budget Pressure (X1) 2. Dysfunctional behaviour (Y1) 3. Audit Quality (Y2)
Metodologi Penelitian Sampel: auditor senior di BPK Perwakilan III Yogyakarta, BPKP DIY, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta
Hasil Penelitian (Kesimpulan) Time budget pressure (X1) memiliki hubungan yang positif dengan Perilaku disfungsional auditor (Y1).
Time budget pressure (X1) secara tidak langsung memiliki hubungan yang negatif dengan Kualitas audit (Y2). 1. Time Pressure Sampel: Time pressure (X1) (X1) auditor BPK di tidak berpengaruh 2. Orientasi Etika: seluruh terhadap Premature Idealisme (X2) Indonesia yang sign-off prosedur dan Relativisme tersebar di 7 audit (Y). Interaksi (X3) kantor Idealisme (X2) dan 3. Premature Sign- perwakilan Relativisme (X3) Off Prosedur BPK dengan Time Audit (Y) pressure Metode analisis berpengaruh terhadap Premature data menggunakan sign-off prosedur Regresi audit. Berganda. Sampel: 1. Time Pressure Time pressure (X1), auditor yang (X1) Risiko audit (X2), bekerja pada Materialitas (X3), 2. Risiko Audit KAP di (X2) Prosedur review wilayah Jawa dan kontrol kualitas 3. Materialitas (X3) Tengah dan (X4) oleh KAP 4. Prosedur Daerah berpengaruh secara Review dan Istimewa signifikan terhadap Kontrol Yogyakarta. Penghentian Kualitas oleh prematur atas KAP (X4) Metode analisis prosedur audit (Y). 5. Penghentian data Regresi Prematur Atas Logistik. Prosedur Audit (Y) Metode analisis data menggunakan Structural Equation Model (SEM).
Ulum (2005)
Weningtyas, Setiawan dan Triatmoko (2006)
Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Hubungan Antara Time Pressure dengan Perilaku Premature SignOff Prosedur Audit
Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit
32
Tabel 2.1 (Lanjutan) Peneliti (Tahun) Kartika dan Wijayanti (2007)
Judul Penelitian Locus Of Control Sebagai Anteseden Hubungan Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Studi Pada Auditor Pemerintah yang Bekerja pada BPKP di Jawa Tengah dan DIY)
Variabel Yang Diteliti 1. Locus of Control (X1) 2. Kinerja Pegawai (X2) 3. Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Y)
Metodologi Penelitian Sampel: auditor pemerintah yang bekerja pada BPKP di Jawa Tengah dan DIY. Metode analisis data menggunakan Pertial Least Square (PLS).
Hasil Penelitian (Kesimpulan) Locus of control eksternal (X1) berpengaruh positif terhadap penerimaaan perilaku disfungsional audit (Y). Locus of control (X1) sebagai anteseden hubungan Kinerja pegawai (X2) dan Penerimaan perilaku Disfungsional audit (Y).
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
K. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis 1. Time Pressure dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006:14) menyatakan bahwa time pressure mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara time pressure dan penghentian prematur bersifat positif. Semakin besar pressure terhadap waktu pengerjaan audit, maka semakin besar pula kecenderungan untuk melakukan penghentian prematur. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Herningsih (2002), Coram et al. (2004), McNamara dan Liyanarachchi (2005), serta Soobaroyen dan Chengabroyan (2005).
33
Herningsih (2002:120) menyatakan bahwa penghentian prematur atas prosedur audit dipengaruhi oleh time pressure dan risiko audit. Auditor yang mengalami time pressure tinggi dan risiko audit yang rendah lebih cenderung melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Coram et al. (2004:159) menyatakan bahwa time budget pressure yang rendah memungkinkan perilaku pengurangan kualitas audit menjadi berkurang. Penelitian yang dilakukan oleh McNamara dan Liyanarachchi (2005:18) juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara time budget pressure dengan perilaku disfungsional auditor. Penelitian yang dilakukan oleh Soobaroyen dan Chengabroyan (2005) menemukan adanya time budget pressure yang terdapat di negara berkembang (Mauritius) jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan negaranegara maju (Inggris, Irlandia, New Zealand dan Amerika Serikat). Soobaroyen dan Chengabroyan (2005) juga menemukan bahwa semakin tinggi tingkat pengetatan anggaran (budget tightness), maka praktik penghentian prematur atas prosedur audit semakin meningkat pula. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ulum (2005:209) mengenai pengaruh orientasi etika terhadap hubungan antara time pressure dengan perilaku premature sign-off prosedur audit, hasilnya menunjukkan bahwa time pressure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku penghentian prematur atas prosedur audit, tetapi time pressure dengan premature sign-off prosedur audit dapat berpengaruh secara signifikan setelah memoderasi orientasi etika (idealisme dan relativisme) dalam
34
hubungan antara time pressure dengan premature sign-off prosedur audit. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Sososutiksno (2005:121), yang menunjukkan bahwa time budget pressure memiliki hubungan yang positif dengan perilaku disfungsional auditor yang tercermin dalam perilaku premature sign-off, melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya (underreporting of audit time), dan pengurangan kualitas audit (RAQ behaviors), tetapi time budget pressure secara tidak langsung memiliki hubungan yang negatif dengan kualitas audit. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006), Herningsih (2002), Coram et al. (2004), McNamara dan Liyanarachchi (2005), Soobaroyen dan Chengabroyan (2005), serta Sososutiksno
(2005),
dapat
disimpulkan
bahwa
time
pressure
mempengaruhi tindakan penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antara time pressure dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut: Ha1: Time pressure berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 2. Risiko Audit dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Weningtyas, et al. (2006:15) menyatakan bahwa risiko audit mempunyai pengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara risiko audit dengan penghentian prematur
35
bersifat positif. Ketika auditor menginginkan risiko deteksi yang rendah berarti auditor ingin semua bahan bukti yang terkumpul dapat mendeteksi adanya salah saji yang material. Agar bahan bukti tersebut dapat mendeteksi adanya salah saji yang material, maka diperlukan jumlah bahan bukti yang lebih banyak dan jumlah prosedur yang lebih banyak pula. Jadi ketika risiko audit rendah, auditor harus lebih banyak melakukan prosedur audit sehingga kemungkinan melakukan penghentian prematur atas prosedur audit akan semakin rendah, dan sebaliknya. Penelitian Herningsih (2002:120) juga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara risiko audit dengan penghentian prematur atas prosedur audit. Namun dalam hal arah hubungan antara risiko audit dan penghentian prematur, penelitian ini menghasilkan hal yang berbeda. Herningsih (2002:120) menyatakan bahwa risiko audit memiliki hubungan negatif dengan penghentian prematur atas prosedur audit. Auditor yang menilai risiko audit yang melekat pada prosedur audit rendah lebih cenderung melakukan penghentian prematur atas prosedur audit tertentu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006) dan Herningsih (2002), dapat disimpulkan bahwa risiko audit mempengaruhi tindakan penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antara risiko audit dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut: Ha2: Risiko audit berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
36
3. Materialitas dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Herningsih
(2002:120)
menunjukkan bahwa tingkat materialitas secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006:16) yang menunjukkan bahwa materialitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, hubungan antara materialitas dan penghentian prematur bersifat negatif. Jika auditor menganggap bahwa prosedur audit memiliki materialitas rendah dalam mendeteksi kemungkinan adanya salah saji, maka kecenderungan auditor untuk meninggalkan atau mengabaikan prosedur tersebut akan semakin tinggi, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006), dapat disimpulkan bahwa materialitas berpengaruh terhadap praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antara materialitas dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut: Ha3: Materialitas berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh Kantor Akuntan Publik dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006:16) menunjukkan bahwa prosedur review dan kontrol kualitas mempunyai
37
pengaruh signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara prosedur review dan kontrol kualitas dengan penghentian prematur bersifat negatif. Semakin efektif penerapan prosedur review dan kontrol kualitas dalam suatu Kantor Akuntan Publik, maka
semakin
kecil
kemungkinan
auditor
untuk
melakukan
penyimpangan dalam pelaksanaan audit seperti penghentian prematur, begitu pula sebaliknya. Hasil penelitian Weningtyas, et al. (2006) mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Malone dan Roberts (1996). Malone dan Roberts (1996) dalam Weningtyas, et al. (2006:10) menyatakan bahwa semakin tinggi kemungkinan terdeteksinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit melalui prosedur review dan kontrol kualitas, maka semakin rendah kemungkinan auditor melakukan praktik tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Malone dan Roberts (1996), serta Weningtyas, et al. (2006), dapat disimpulkan bahwa prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antara prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut: Ha4: Prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
38
5. Locus of Control dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Menurut Donelly, et al. (2003), penyimpangan perilaku yang biasanya dilakukan oleh seorang auditor antara lain melaporkan waktu audit dengan total waktu yang lebih pendek daripada waktu yang sebenarnya (underreporting of audit time), merubah prosedur yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan audit di lapangan (replacing and altering original audit procedures) dan penyelesaian langkah-langkah audit yang terlalu dini tanpa melengkapi keseluruhan prosedur (premature signing–off of audit steps without completion of the procedure). Penyebab auditor melakukan penyimpangan tersebut adalah karakteristik personal yang berupa lokus kendali eksternal (external locus of control), keinginan untuk berhenti kerja (turnover intentions), dan tingkat kinerja pribadi karyawan (self rate employee performance) yang dimiliki oleh para auditor. Hasil penelitian Donelly, et al. (2003) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara lokus kendali eksternal dan keinginan untuk berhenti bekerja dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan Mukhlasin (2005:936) juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara lokus kendali eksternal dengan penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit. Hal ini diyakini kebenarannya karena individu dengan lokus kendali eksternal belum dapat mengendalikan hasil yang dicapai, oleh karena itu mereka lebih dapat menerima penyimpangan perilaku untuk dapat mengendalikan hasil yang ingin mereka capai agar dapat bertahan dalam lingkungannya.
39
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartika dan Wijayanti (2007:14), yang menyatakan bahwa locus of control eksternal mempunyai pengaruh positif terhadap penerimaan perilaku disfungsional audit. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Donelly, et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Wijayanti (2007), dapat disimpulkan bahwa locus of control mempengaruhi praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antara locus of control dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan dalam hipotesis sebagai berikut: Ha5: Locus
of
control
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. 6. Self Esteem in Relation to Ambition dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Menurut Irawati dan Mukhlasin (2005:936), harga diri dalam kaitannya dengan ambisi (self esteem in relation to ambition) memiliki hubungan
positif
yang
tidak
signifikan
terhadap
penerimaan
penyimpangan perilaku dalam audit. Hal ini dapat disebabkan karena ada faktor lain yang lebih dapat mempengaruhi penerimaan penyimpangan perilaku dalam diri auditor, seperti lokus kendali dan keinginan untuk berhenti bekerja. Meskipun demikian, self esteem in relation to ambition tetap diikutsertakan dalam model penelitian ini untuk menguji kembali pengaruh self esteem in relation to ambition terhadap penghentian
40
prematur atas prosedur audit karena auditor yang memiliki harga diri tinggi sebagai faktor penyebab tingginya ambisi memiliki peluang dalam melakukan berbagai cara untuk memperoleh apa yang diinginkannya, sehingga auditor dengan harga diri dan ambisi yang tinggi lebih dapat menerima dan melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antara self esteem in relation to ambition dengan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan melalui hipotesis sebagai berikut: Ha6: Self esteem in relation to ambition berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 7. Turnover Intentions dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan Mukhlasin (2005:936) menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara keinginan untuk berhenti bekerja (turnover intentions) dengan penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit dengan kondisi adanya lokus kendali eksternal dan komitmen pada organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan untuk berhenti bekerja dapat membuat seseorang menjadi kurang peduli terhadap apa yang ia lakukan di dalam organisasinya, sehingga lebih dapat terlibat dalam penyimpangan perilaku karena menurunnya ketakutan akan kemungkinan jatuhnya sanksi apabila perilaku tersebut terdeteksi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Donelly, et al. (2003). Menurut Donelly et al. (2003), keinginan untuk
41
berhenti bekerja memiliki hubungan positif dengan tingkat penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit, dimana auditor dengan tingkat turnover intentions yang tinggi lebih dapat menerima penyimpangan perilaku dalam audit. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Donelly, et al. (2003), dapat disimpulkan bahwa turnover intentions mempengaruhi tindakan penghentian prematur atas prosedur audit, maka keterkaitan antara turnover intentions terhadap penghentian prematur atas prosedur audit dapat dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut: Ha7: Turnover intentions berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 8. Time Pressure, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP, Locus of Control, Self Esteem in Relation to Ambition, serta Turnover Intentions dengan Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit. Praktik
penghentian
prematur
atas
prosedur
audit
dapat
disebabkan oleh faktor karakteristik personal auditor (faktor internal) dan faktor situasional saat melakukan audit (faktor eksternal). Menurut Herningsih (2002) dan Weningtyas, et al. (2006), faktor eksternal yang dapat menyebabkan terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit meliputi time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP. Sedangkan menurut Kartika dan Wijayanti
42
(2007), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Donelly, et al. (2003), faktor internal yang mengarah pada tindakan praktik penghentian prematur atas prosedur audit, diantaranya locus of control, turnover intentions, serta self esteem in relation to ambition. Interaksi antara karakteristik personal yang dimiliki auditor dengan tingkat penggunaan yang berlebihan dan faktor situasional saat melakukan audit yang kurang menguntungkan bagi auditor akan mendesak auditor untuk melakukan praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Oleh karena itu, diperlukan prosedur review dan kontrol yang baik oleh KAP untuk mendeteksi terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Berdasarkan hasil dari penelitian Herningsih (2002), Weningtyas, et al. (2006), Kartika dan Wijayanti (2007), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Donelly, et al. (2003), dapat disimpulkan bahwa secara simultan time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, keterkaitan antar faktor-faktor yang mempengaruhi
penghentian
prematur
atas
prosedur
audit
dapat
dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut: Ha8: Time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
43
L. Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian di atas, gambaran menyeluruh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit yang merupakan kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Variabel Independen
Variabel Dependen
Time Pressure (X1) (Herningsih (2002) dan Weningtyas, et al. (2006)) Risiko Audit (X2) (Herningsih (2002) dan Weningtyas, et al. (2006)) Materialitas (X3) (Herningsih (2002) dan Weningtyas, et al. (2006))
Penghentian Prematur
Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP (X4) (Weningtyas, et al. (2006))
Atas Prosedur Audit (Y) (Herningsih (2002) dan
Locus of Control (X5) (Donelly, et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Wijayanti (2007))
Weningtyas, et al. (2006))
Self Esteem In Relation to Ambition (X6) Irawati dan Mukhlasin (2005)
Turnover Intentions (X7) (Donelly, et al. (2003) dan Irawati dan Mukhlasin (2005))
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih (Indriantoro dan Supomo, 2002:27). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions terhadap variabel dependen, yaitu penghentian prematur atas prosedur audit. Populasi dari penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampling yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007:30). Metode convenience sampling digunakan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel dengan cepat dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah partner, manajer, auditor senior,
45
supervisor dan auditor junior yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta.
C. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan. 1. Penelitian Pustaka (Library Research) Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder (Indriantoro dan Supomo, 2002:150). Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, directory kantor akuntan publik 2009, internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan penghentian prematur atas prosedur audit. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah auditor yang masih aktif bekerja di Kantor Akuntan Publik. Pengumpulan data kuisioner dilakukan dengan teknik personally administered questionnaires, yaitu kuisioner
disampaikan
dan
dikumpulkan
langsung
oleh
peneliti
(Indriantoro dan Supomo, 2002:154).
46
D. Metode Analisis Data Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2005:19). 2. Uji Kualitas Data Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti menggunakan uji validitas dan reliabilitas. a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2005:45). b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban responden. Suatu kuesioner dikatakan reliable, jika jawaban seseorang
47
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang. 2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnaly, 1967 dalam Ghozali, 2005:42). 3. Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya
korelasi
antar
variabel
independen.
Uji
multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) (Ghozali, 2005:91). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolonieritas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji multikolonieritas dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflantion Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel
48
independen (Ghozali, 2005:91). Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko (Santoso, 2004:203-206). b. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan Normal Probability Plot (P-P Plot). Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal (Santoso, 2004:212). c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual (SRESID). Jika grafik plot
49
menunjukkan suatu pola titik seperti titik yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005:105). 4. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2004:163). Model ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002:211). Variabel independen terdiri dari time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions. Sedangkan variabel dependennya adalah penghentian prematur atas prosedur audit. Rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut. Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + e
Keterangan: Y
: Penghentian prematur atas prosedur audit
a
: Konstanta (harga Y, bila X=0)
50
b 1-7
: Koefisien regresi (menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independen)
X1
: Time pressure
X2
: Risiko audit
X3
: Materialitas
X4
: Prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP
X5
: Locus of control
X6
: Self esteem in relation to ambition
X7
: Turnover intentions
e
: Error
Pengujian hipotesis dilakukan melalui: a. Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2005: 83).
51
b. Uji statistik t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2005:84). Menurut Santoso (2004:168), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. 2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. c. Uji statistik F Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap
52
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2005:84). Menurut Santoso (2004:120), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen atau terikat. 2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
E. Operasional Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan definisi operasional dan cara pengukurannya. 1. Time Pressure (X₁) Time pressure merupakan suatu keadaan dimana auditor mendapatkan tekanan dari Kantor Akuntan Publik untuk menyelesaikan tugas secepatnya atau sesuai dengan anggaran waktu yang telah ditetapkan (time budget pressure dan time deadline pressure). Instrumen pengukuran variabel
ini menggunakan
pertanyaan
yang
dikembangkan
oleh
Herningsih (2001) dan digunakan oleh Weningtyas et al. (2006). Terdiri dari 5 (lima) item pertanyaan dengan menggunakan skala interval
53
(interval scale) 5 poin dari tidak pernah (1), jarang (2), kadang-kadang (3), sering (4) sampai selalu (5). 2. Risiko Audit (X₂) Risiko audit dalam penelitian ini terkait dengan risiko deteksi, yang merupakan suatu ketidakpastian yang dihadapi oleh auditor dengan kemungkinan bahwa bahan bukti yang dikumpulkan tidak mampu mendeteksi adanya salah saji material. Risiko ini muncul saat auditor tidak melakukan konfirmasi, perhitungan fisik, dan melakukan pengurangan jumlah sampel. Variabel ini diukur menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Herningsih (2001) dan digunakan oleh Weningtyas et al. (2006) dengan menggunakan skala interval (interval scale). Setiap responden diminta untuk menjawab 3 butir pertanyaan yang berkaitan dengan 5 poin penilaian dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5). 3. Materialitas (X₃) Materialitas ialah besarnya salah saji dari informasi akuntansi yang dalam kondisi tertentu akan berpengaruh terhadap perubahan pengambilan keputusan yang diambil oleh para pengambil keputusan. Auditor dapat menggunakan profesionalismenya untuk menetapkan tingkat materialitas pada suatu prosedur audit, seperti konfirmasi, perhitungan fisik, serta penentuan jumlah sampel. Variabel ini diukur dengan mengunakan 3 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Herningsih (2001) dan digunakan Weningtyas et al. (2006). Peneliti menggunakan skala interval (interval 54
scale) 5 poin berdasarkan penilaian dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5). 4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP (X₄) Prosedur review adalah pemeriksaan terhadap kertas kerja audit yang terkait dengan pemberian opini. Kontrol kualitas lebih berfokus pada pelaksanaan prosedur audit yang ditetapkan KAP sesuai dengan standar auditing. Metode pengukuran variabel menggunakan 5 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Malone dan Robert (1996) dan digunakan oleh Weningtyas et al. (2006) dengan menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin berdasarkan penilaian dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5). 5. Locus of Control (X₅) Locus of control merupakan kondisi dimana individu meyakini bahwa mereka dapat menentukan nasibnya sendiri. Locus of control eksternal merupakan kondisi dimana individu-individu meyakini bahwa apa yang terjadi pada diri mereka dikendalikan oleh kekuatan luar, seperti nasib baik dan kesempatan. Variabel ini diukur berdasarkan 6 item pertanyaan locus of control eksternal menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5). Pertanyaan dalam variabel ini berdasarkan instrumen The Work Locus of Control (WLCS) yang dikembangkan oleh Spector (1988) dan digunakan oleh Donelly et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Mukhlasin (2007). Kriteria penilaian 55
locus of control eksternal ditunjukkan oleh nilai jawaban responden yang lebih besar dari mean score. 6. Self Esteem In Relation to Ambition (X₆) Self esteem in relation to ambition mencerminkan kondisi dimana individu dengan harga diri tinggi yakin bahwa mereka memiliki kemampuan yang mereka butuhkan untuk berhasil dalam bekerja. Sebaliknya, individu dengan harga diri rendah lebih rentan terhadap pengaruh luar. Pengukuran variabel ini menggunakan 4 item pertanyaan berdasarkan instrumen yang dikembangkan oleh Robbins (1996) dan Irawati dan Mukhlasin (2005) dengan menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5). 7. Turnover Intentions (X ) Turnover intentions merupakan keinginan (kesadaran atau kesengajaan) auditor untuk meninggalkan organisasi atau mencari alternatif pekerjaan di tempat lain. Auditor yang memiliki keinginan tinggi untuk berhenti dari KAP lebih dapat menerima penyimpangan perilaku dalam audit, seperti penghentian prematur atas prosedur audit. Pengukuran variabel ini menggunakan
4
item
pertanyaan
berdasarkan
instrumen
yang
dikembangkan oleh Scandura dan Viator (1994), Aranya et al. (1982) Dillard dan Ferris (1979) dan digunakan oleh Donelly et al. (2003) serta Irawati dan Mukhlasin (2005). Pertanyaan dinilai terbalik untuk menghindari adanya order effect dengan skala interval (interval scale) 5
56
poin dari sangat setuju (1), setuju (2), netral (3), tidak setuju (4) sampai sangat tidak setuju (5). 8. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Y) Penghentian
prematur
atas
prosedur
audit
merupakan
tindakan
penghentian terhadap prosedur audit yang disyaratkan, tidak melakukan pekerjaan secara lengkap dan mengabaikan prosedur audit tetapi auditor berani untuk mengungkapkan opini atas laporan keuangan. Prosedur audit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman bisnis dan industri klien, pertimbangan pengendalian internal, pertimbangan internal auditor klien, informasi asersi manajemen, prosedur analitik, konfirmasi, representasi manajemen, pengujian pengendalian teknik audit berbantuan komputer, sampling audit, serta perhitungan fisik. Pengukuran variabel ini menggunakan 10 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Herningsih (2001) dan digunakan oleh Weningtyas et al. (2006) dengan menggunakan skala interval (interval scale) 5 poin dari tidak pernah (1), jarang (2), kadang-kadang (3), sering (4) sampai selalu (5).
57
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Variabel
Sub Variabel
Time Pressure
Anggaran waktu audit
(X₁) (Sumber: Herningsih (2001) dan Weningtyas et al. (2006))
Risiko Audit (X₂)
Risiko deteksi tinggi
(Sumber: Herningsih (2001) dan Weningtyas et al. (2006))
Materialitas (X₃) (Sumber: Herningsih (2001) dan Weningtyas et al. (2006))
Materialitas yang melekat pada prosedur audit rendah
Indikator 1. Kurangnya anggaran waktu audit 2. Mengaudit beberapa perusahaan pada periode yang bersamaan 3. Melanggar anggaran waktu audit yang telah direncanakan 4. Penggunaan jam lembur saat mengaudit 5. Waktu cadangan yang disediakan untuk mengaudit hal-hal yang tidak terduga 1. Tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga 2. Tidak melakukan perhitungan fisik pada kas, investasi, persediaan, dan aktiva tetap 3. Mengurangi jumlah sampel audit 1. Tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga 2. Pengurangan jumlah sampel audit 3. Tidak melakukan pemeriksaan fisik terhadap kas dan persediaan
Skala Pengukuran Skala Interval
Skala Interval
Skala Interval
No. Butir Pertanyaan 1
2
3
Skala Interval
4
Skala Interval
5
Skala Interval
1
Skala Interval
2
Skala Interval
3
Skala Interval
1
Skala Interval
2
Skala Interval
3
Bersambung pada halaman selanjutnya 58
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel
Sub Variabel
Indikator
Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh
Review kertas kerja audit dan kebijakan prosedur pengendalian mutu KAP
1. Tindakan penghentian prematur atas prosedur audit dapat dideteksi 2. Kebijakan dan prosedur pengendalian mutu dapat mendeteksi adanya masalah di KAP 3. Proses review akan menemukan penjelasan yang lemah dari klien 4. Efektifitas sistem kualitas kontrol KAP 1. Memperoleh pekerjaan adalah keberuntungan 2. Faktor koneksi dan keahlian dalam memperoleh jabatan dan pekerjaan 3. Promosi jabatan merupakan nasib baik 4. Jumlah peghasilan yang diperoleh tergantung pada keberuntungan 1. Membina hubungan baik dengan rekan sekerja 2. Mencapai aktualisasi diri 3. Saling membutuhkan antara auditor dengan organisasi dan rekan 4. Ingin disukai dan dihormati rekan sekerja
KAP (X₄) (Sumber: Herningsih (2001) dan Weningtyas et al. (2006))
Locus of Control (X₅)
Locus of control eksternal
(Sumber: Spector (1988) dan Donelly et al. (2003))
Self Esteem In Relation to Ambition (X₆) (Sumber: Robbins (1996), Irawati dan Mukhlasin (2005))
Harga diri (ambisi tinggi)
Skala Pengukuran
No. Butir Pertanyaan
Skala Interval
1
Skala Interval
2 dan 3
Skala Interval
4
Skala Interval
5
Skala Interval
1
Skala Interval
2 dan 3
Skala Interval
4
Skala Interval
5 dan 6
Skala Interval
1
Skala Interval
2
Skala Interval
3
Skala Interval
4
59
Tabel 3.1 (Lanjutan) Variabel
Sub Variabel
Indikator
Turnover Intentions (X )
Keinginan untuk berhenti bekerja
1. Menyetujui tawaran bekerja di KAP lain 2. Meninggalkan organisasi (KAP) 2 tahun lagi 3. Meninggalkan organisasi (KAP) 5 tahun lagi 4. Tetap berada dalam organisasi (KAP) sampai masa pensiun
(Sumber: Scandura dan Viator (1994), Aranya et al. (1982), Dillard dan Ferris (1979), serta Donelly et al. (2003)) Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Y) (Sumber: Herningsih (2001) dan Weningtyas et al. (2006))
Prosedur audit pada tahap perencanaan audit dan pekerjaan lapangan yang telah ditetapkan dalam SPAP
Tidak melakukan secara lengkap atau mengabaikan, bahkan menghentikan salah satu atau beberapa prosedur dari 10 Prosedur audit, yaitu: 1. Pemahaman bisnis klien 2. Pertimbangan Sistem Pengendalian Intern klien 3. Pertimbangan informasi asersi 4. Pertimbangan internal auditor klien 5. Prosedur analitis 6. Konfirmasi 7. Penggunaan representasi manajemen 8. Penggunaan Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) 9. Sampel audit 10. Perhitungan fisik
Skala Pengukuran Skala Interval
No. Butir Pertanyaan 1
Skala Interval
2
Skala Interval
3
Skala Interval
4
Skala Interval
1
Skala Interval
2
Skala Interval Skala Interval
3
Skala Interval Skala Interval Skala Interval
5 6
4
7
Skala Interval
8
Skala Interval Skala Interval
9 10
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
60
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta. Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi manajer, supervisor, auditor senior, dan auditor junior. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung kepada responden yang bekerja pada KAP di wilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2009 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 10 Februari 2010 hingga 5 Maret 2010. Peneliti mengambil sampel sebanyak 21 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah Jakarta, dengan peta distribusi yang terlihat dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian No.
Nama Kantor Akuntan Publik
1. Drs. A. Kadir Rahman 2. Abdul Hamid & Khairunnas 3. Drs. Adenan 4. Akhyadi & Chris 5. Drs. Amir Hadyi 6. Anton Silalahi Bersambung pada halaman selanjutnya
Kuisioner dikirim
Kuisioner dikembalikan
5 5 10 5 5 5
0 4 10 5 5 0
61
Tabel 4.1 (Lanjutan) No. Nama Kantor Akuntan Publik Kuisioner dikirim 7. Armanda & Enita 10 8. Drs. Bayudi Watu&Rekan 5 9. Drs. Chaeroni & Rekan 10 10. Chathim, Atjeng, Jusuf & Rekan 5 11. Drs. Djamrud Abdullah 5 12. Ghazali, Sanat & Rekan 5 13. Handoko & Suparmun 5 14. Jamaludin, Aria, Sukimto & Rekan 5 15. Jimmy Budhi & Rekan 5 16. Jojo Sunarjo, Ruchiat & Arifin 5 17. Drs. Rasin, Ichwan & Rekan 5 18. Sugijadi, Kurdi & Riyono 5 19. Drs. Tasnim Ali Widjanarko & Rekan 5 20. Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja 5 21. Drs. Usman & Rekan 5 Total 120 Sumber: Data Primer
Kuisioner dikembalikan 10 0 10 5 5 0 3 5 0 5 5 5 4 5 4 90
Kuesioner yang disebarkan berjumlah 120 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 90 kuesioner atau 75%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 30 buah atau 25%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 85 buah atau 70,83%, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 5 buah atau 4,17%. Gambaran mengenai data sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian No. Keterangan 1. Jumlah kuesioner yang disebar 2. Jumlah kuesioner yang kembali 3. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 5. Jumlah kuesioner yang dapat diolah Sumber: Data primer yang diolah
Auditor 120 90 30 5 85
Persentase 100% 75% 25% 4,17% 70,83%
62
2. Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di Jakarta. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan terakhir, posisi terakhir, dan pengalaman kerja responden. a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Valid Pria Wanita
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
47
55.3
55.3
55.3
38
44.7
44.7
100.0
100.0
100.0
Total 85 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 47 orang atau 55,3% responden didominasi oleh jenis kelamin pria, dan sisanya sebesar 38 orang atau 44,7% responden berjenis kelamin wanita. b. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid D3
12
14.1
14.1
14.1
S1
68
80.0
80.0
94.1
S2
5
5.9
5.9
100.0
Total 85 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
100.0
63
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 68 responden atau 80%. Sisanya sebesar 14,1% atau sebanyak 12 orang berpendidikan terakhir Diploma III (D3) dan sebesar 5,9% atau sebanyak 5 orang berpendidikan terakhir Strata Dua (S2). c. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir Valid Frequency Percent Percent
Cumulative Percent
Valid Auditor Junior
39
45.9
45.9
45.9
Auditor Senior
39
45.9
45.9
91.8
Supervisor
4
4.7
4.7
96.5
Manajer
3
3.5
3.5
100.00
Total 85 Sumber: Data primer yang diolah
100.0
100.0
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden sebanyak 39 orang atau sebesar 45,9% menduduki posisi sebagai auditor junior dan auditor senior. Responden yang menduduki jabatan sebagai supervisor sebanyak 4 orang atau 4,7% dan sisanya adalah manajer sebanyak 3 orang atau sekitar 3,5%.
64
d. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 1 Tahun
26
30.6
30.6
30.6
1-3 Tahun
47
55.3
55.3
85.9
> 3 Tahun
12
14.1
14.1
100.0
100.0
100.0
Total 85 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden atau sebanyak 55,3% atau sekitar 47 auditor memiliki pengalaman bekerja 1-3 tahun, 30,6% atau sekitar 26 auditor memiliki pengalaman kerja kurang dari 1 tahun dan sisaya 14,1% atau sekitar 12 auditor memiliki pengalaman di atas 3 tahun.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, turnover intentions dan penghentian prematur atas prosedur audit akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.7.
65
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif N TPSO TTP TRA TM TPK TLOC TSE TTI Valid N (listwise)
Minimum Maximum 85 85 85 85 85 85 85 85 85
10 7 3 3 10 6 12 12
35 20 15 12 25 25 20 20
Mean 17.59 14.79 11.16 6.32 17.85 16.39 16.38 15.61
Std. Deviation 4.658 3.277 2.947 2.089 3.250 4.141 2.330 2.786
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel penghentian prematur atas prosedur audit jawaban minimum responden sebesar 10 dan maksimum sebesar 35, dengan rata-rata total jawaban 17,59 dan standar deviasi sebesar 4,658. Variabel time pressure jawaban minimum responden sebesar 7 dan maksimum sebesar 20, dengan rata-rata total jawaban 14,79 dan standar deviasi sebesar 3,277. Pada variabel risiko audit minimum jawaban responden sebesar 3 dan maksimum sebesar 15, dengan rata-rata total jawaban 11,16 dan standar deviasi sebesar 2,947. Variabel materialitas minimum jawaban responden sebesar 3 dan maksimum sebesar 12, dengan rata-rata total jawaban 6,32 dan standar deviasi sebesar 2,089. Pada variabel prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP jawaban minimum responden sebesar 10 dan maksimum sebesar 25, dengan rata-rata total jawaban 17,85 dan standar deviasi sebesar 3,250. Variabel locus of control jawaban minimum responden sebesar 6 dan maksimum sebesar 25, dengan rata-rata total jawaban 16,39 66
dan standar deviasi sebesar 4,141. Pada Variabel self esteem in relation to ambition minimum jawaban responden sebesar 12 dan maksimum sebesar 20, dengan rata-rata total jawaban 16,38 dan standar deviasi sebesar 2,330. Variabel turnover intentions minimum jawaban responden sebesar 12 dan maksimum sebesar 20, dengan rata-rata total jawaban 15,61 dan standar deviasi sebesar 2,786. Tabel 4.8 Hasil Uji Locus of Control yang Dimiliki oleh Responden Responden
External locus of control
Pria 29 Wanita 22 Total 51 Sumber: Data primer yang diolah
Internal locus of control
Total
18 16 34
47 38 85
Tabel 4.8 menunjukkan jumlah responden yang memiliki external locus of control lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki internal locus of control. Responden pria yang mempunyai external locus of control berjumlah 29 orang, sedangkan responden wanita 22 orang. Responden pria yang mempunyai internal locus of control berjumlah 18 orang, sedangkan responden wanita berjumlah 16 orang. 2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat 67
dikatakan valid. Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji validitas dari delapan variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu time pressure (TP), risiko audit (RA), materialitas (M), prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP (PK), locus of control (LOC), self esteem in relation to ambition (SE), turnover intentions (TI), serta penghentian prematur atas prosedur audit (PSO). Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Butir Pearson Pertanyaan Corelation TP1 0,649** TP2 0,747** TP3 0,569** TP4 0,660** TP5 0,731** RA1 0,914** RA2 0,852** RA3 0,906** M1 0,853** M2 0,752** M3 0,841** PK1 0,836 ** PK2 0,792** PK3 0,620** PK4 0,760** PK5 0,685** LOC1 0,670 ** LOC2 0,459** LOC3 0,565** LOC4 0,722** LOC5 0,797** LOC6 0,711** SE1 0,770 ** SE2 0,733** SE3 0,697** SE4 0,815** Bersambung pada halaman selanjutnya
Sig (2-Tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
68
Tabel 4.9 (Lanjutan) Butir Pearson Sig Pertanyaan Corelation (2-Tailed) TI1 0,943** 0,000 TI2 0,954** 0,000 TI3 0,961** 0,000 TI4 0,936** 0,000 PSO1 0,238* 0,028 PSO2 0,559** 0,000 PSO3 0,567** 0,000 PSO4 0,527** 0,000 PSO5 0,699** 0,000 PSO6 0,648** 0,000 PSO7 0,541** 0,000 PSO8 0,610** 0,000 PSO9 0,480** 0,000 PSO10 0,708** 0,000 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.9 menunjukkan variabel time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, turnover intentions, serta penghentian prematur atas prosedur audit memiliki kriteria valid untuk setiap item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,6. Tabel 4.10 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk delapan variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. 69
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Time Pressure Risiko Audit Materialitas Prosedur Review dan Kontrol Kualitas oleh KAP Locus Of Control Self Esteem In Relation to Ambition Turnover Intentions Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Sumber: Data primer yang diolah
Cronbach’s Alpha 0,699 0,869 0,747 0,793
Keterangan
0,743 0,741
Reliable Reliable
0,960 0,752
Reliable Reliable
Reliable Reliable Reliable Reliable
Tabel 4.10 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel time pressure sebesar 0,699, risiko audit sebesar 0,869, materialitas sebesar 0,747, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP sebesar 0,793, locus of control sebesar 0,743, self esteem in relation to ambition sebesar 0,741, turnover intentions sebesar 0,960, serta penghentian prematur atas prosedur audit sebesar 0,752. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliable karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
70
3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
1 (Constant) 22.216
Collinearity Statistics
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
5.347
t
Sig. Tolerance VIF
4.155 .000
TTP
.213
.156
TRA
-.423
.198
TM
.652
.235
TPK
-.322
.152
.326
.118
.290
2.768 .007
.797 1.255
-.069
.199
-.035
-.347 .730
.882 1.134
TTI -.361 a. Dependent Variable: TPSO
.170
-.216 -2.121 .037
.843 1.186
TLOC TSE
.150
1.365 .176
.726 1.378
-.268 -2.136 .036
.557 1.794
.292
2.772 .007
.788 1.270
-.225 -2.116 .038
.776 1.288
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.11 diatas terlihat bahwa nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance 0,726; 0,557; 0,788; 0,776; 0,797; 0,882; dan 0,843 serta VIF sebesar 1,378; 1,794; 1,270; 1,288; 1,255; 1,134; dan 1,186 untuk variabel time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition,
71
serta turnover intentions. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini. b. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Sumber: Data primer yang diolah Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
72
Gambar 4.1 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan
bahwa
model regresi
telah
memenuhi
asumsi
normalitas. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan pada gambar 4.2.
Sumber: Data primer yang diolah Gambar 4.2 Grafik Scatterplot 73
Berdasarkan gambar 4.2, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi penghentian prematur atas prosedur audit berdasarkan variabel yang mempengaruhinya, yaitu time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions. 4. Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu: a. Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model 1
R
R Square
.571a
.326
Adjusted R Square .264
Std. Error of the Estimate 3.996
a. Predictors: (Constant), TTI, TPK, TM, TSE, TLOC, TTP, TRA b. Dependent Variable: TPSO Sumber: Data primer yang diolah
74
Tabel 4.12 menunjukkan nilai R sebesar 0,571 atau 57,1%. Hal ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit adalah cukup kuat karena berada dikisaran 0,40-0,599 (Riduwan dan Ahmad, 2007:62). Nilai Adjusted R Square sebesar 0,264 atau 26,4%, ini menunjukkan bahwa variabel penghentian prematur atas prosedur audit yang dapat dijelaskan oleh variabel time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions adalah sebesar 26,4%, sedangkan sisanya sebesar 0,736 atau 73,6% (1-0,264) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini. b. Hasil Uji Statistik t Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.13, jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha.
75
Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B
Standardized Coefficients
Std. Error
22.216
5.347
TTP
.213
.156
TRA
-.423
.198
TM
.652
.235
TPK
-.322
t
Beta
Sig.
4.155
.000
.150
1.365
.176
-.268
-2.136
.036
.292
2.772
.007
.152
-.225
-2.116
.038
.326
.118
.290
2.768
.007
-.069
.199
-.035
-.347
.730
-.361 TTI a. Dependent Variable: TPSO
.170
-.216
-2.121
.037
TLOC TSE
Sumber: Data primer yang diolah Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh
time pressure terhadap
penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel time pressure mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,176. Hal ini berarti menolak Ha1 sehingga dapat dikatakan bahwa time pressure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel time pressure lebih besar dari 0,05. Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel risiko audit mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,036. Hal ini berarti menerima Ha2 sehingga dapat dikatakan bahwa risiko
audit
76
berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel risiko audit lebih kecil dari 0,05. Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel materialitas mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,007. Hal ini berarti menerima
Ha3 sehingga
dapat
dikatakan
bahwa
materialitas
berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel materialitas lebih kecil dari 0,05. Hasil Uji Hipotesis 4: Pengaruh prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,038. Hal ini berarti menerima Ha4 sehingga dapat dikatakan bahwa prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP lebih kecil dari 0,05.
77
Hasil Uji Hipotesis 5: Pengaruh locus of control terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel locus of control mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,007. Hal ini berarti menerima Ha5 sehingga dapat dikatakan bahwa locus of control berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel locus of control lebih kecil dari 0,05. Hasil Uji Hipotesis 6: Pengaruh terhadap self esteem in relation to ambition penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 6 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel self esteem in relation to ambition mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,730. Hal ini berarti menolak Ha6 sehingga dapat dikatakan bahwa self esteem in relation to ambition tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel self esteem in relation to ambition lebih besar dari 0,05. Hasil Uji Hipotesis 7: Pengaruh turnover intentions terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 7 dapat dilihat pada tabel 4.13, variabel turnover intentions mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,037. Hal ini berarti menerima Ha7 sehingga dapat dikatakan bahwa turnover intentions berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian
78
prematur atas prosedur audit karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel turnover intentions lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan tabel 4.13, maka diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut. Y = 22,216+ 0,213X1-0,423X2+0,652X3 -0,322X4+ 0,326X5-0,069X6-0,361X7+ e
Keterangan: Y = Penghentian prematur atas prosedur audit X1 = Time Pressure X2 = Risiko Audit X3 = Materialitas X4 = Prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP X5 = Locus of control X6 = Self esteem in relation to ambition X7 = Turnover intentions e = Error c. Hasil Uji Statistik F Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.14, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak
79
H0, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik F ANOVAb
Model 1
Regression Residual
Sum of Squares
df
Mean Square
593.254
7
84.751
1229.334
77
15.965
F 5.308
Sig. .000a
Total 1822.588 84 a. Predictors: (Constant), TTI, TPK, TM, TSE, TLOC, TTP, TRA b. Dependent Variable: TPSO
Sumber: Data primer yang diolah Hasil Uji Hipotesis 8: Pengaruh time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis 8 dapat dilihat pada tabel 4.14 nilai F diperoleh sebesar 5,308 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha8 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
80
C. Pembahasan 1. Pengaruh time pressure terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel time pressure 0,176 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa time pressure tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hal ini dapat disebabkan karena penyelesaian penugasan audit ditentukan berdasarkan akurasi estimasi alokasi waktu audit dan penentuan audit fee, pemahaman auditor mengenai sistem informasi dan komputerisasi, lamanya kontrak yang disepakati antara klien dan KAP, serta jangka waktu (pembatasan masa) pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan klien sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 17/PMK.01/2008 yaitu, paling lama 6 tahun buku berturut-turut oleh KAP dan 3 tahun buku berturut-turut oleh seorang Akuntan. KAP dan Akuntan dapat menerima kembali penugasan audit untuk klien yang sama setelah 1 tahun buku tidak memberikan jasa audit
umum
atas
laporan
keuangan
klien
tersebut.
Dengan
mempertimbangkan pengetahuan dan kemahiran profesionalnya atas halhal tersebut, auditor dapat memprediksikan waktu dan anggaran yang tepat dan terukur, serta mengoptimalkan pemanfaatan teknologi audit yang tersedia untuk meminimalisir pressure yang ada. Menurut Ulum (2005:208), penggunaan target yang tepat dan terukur tersebut dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan jika tidak ada
81
target yang ditetapkan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ulum (2005:209), tetapi tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006), Herningsih (2002), Coram et al. (2004), Sososutiksno (2005), McNamara dan Liyanarachchi (2005), serta Soobaroyen dan Chengabroyan (2005) yang menyatakan bahwa time pressure berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 2. Pengaruh risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel risiko audit 0,036 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa risiko audit berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara risiko audit dengan penghentian prematur bersifat negatif. Jadi ketika auditor menetapkan bahwa risiko audit rendah, maka auditor cenderung mengurangi prosedur audit yang dilakukan sehingga kemungkinan melakukan penghentian prematur atas prosedur audit akan semakin besar. Sebaliknya, jika auditor menetapkan risiko sudit yang besar maka semakin kecil kecenderungannya untuk melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Herningsih (2002), tetapi dalam hal arah hubungan antara risiko audit dan penghentian prematur atas prosedur audit, penelitian ini menghasilkan hal yang berbeda dengan penelitian Weningtyas, et al. (2006) yang menyatakan bahwa risiko audit
82
berpengaruh secara positif signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. 3. Pengaruh materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel materialitas 0,007 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa materialitas berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara materialitas dan penghentian prematur bersifat positif. Dengan demikian, jika auditor menganggap bahwa prosedur audit memiliki tingkat materialitas rendah untuk mendeteksi kemungkinan adanya salah saji, maka kecenderungan auditor untuk meninggalkan atau mengabaikan prosedur tersebut akan semakin rendah, begitu pula sebaliknya. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006). 4. Pengaruh prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP 0,036 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP dengan penghentian prematur bersifat negatif. Dengan demikian, semakin efektif penerapan prosedur review dan kontrol kualitas dalam suatu Kantor Akuntan Publik maka semakin kecil kemungkinan auditor
83
untuk melakukan penyimpangan dalam pelaksanaan audit seperti penghentian
prematur.
Begitu
pula
sebaliknya,
semakin
tinggi
kemungkinan terdeteksinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit melalui prosedur review dan kontrol kualitas, maka semakin rendah kemungkinan auditor melakukan praktik tersebut. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Weningtyas, et al. (2006). 5. Pengaruh locus of control terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel locus of control 0,007 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa locus of control eksternal berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hubungan antara locus of control eksternal dan penghentian prematur bersifat positif. Dengan demikian, semakin tinggi locus of control eksternal yang dimiliki oleh auditor, semakin tinggi juga kecenderungan auditor dalam melakukan praktik penghentian prematur atas prosedur audit, begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena auditor dengan locus of control eksternal yang tinggi belum dapat mengendalikan hasil yang ingin dicapai dan cenderung melakukan berbagai cara, seperti manipulasi atau penipuan untuk mencapai tujuan pribadinya. Perilaku auditor yang seperti inilah yang memicu terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini
84
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Donelly, et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Wijayanti (2007). 6. Pengaruh self esteem in relation to ambition terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel self esteem in relation to ambition 0,730 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa self esteem in relation to ambition tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hal ini dapat disebabkan karena ambisi yang dimiliki auditor bukan merupakan karakteristik personal dominan yang mendorong auditor untuk menempuh berbagai cara dalam mendapatkan penilaian evaluasi yang baik sebagai ukuran kinerja. Sebaliknya, harga diri dalam kaitannya dengan ambisi yang tinggi dapat memotivasi auditor agar dapat meningkatkan kinerja dan kemampuan yang mereka butuhkan untuk berhasil dalam bekerja. Dengan demikian, tinggi atau rendahnya harga diri dalam kaitannya dengan ambisi (self esteem in relation to ambition) dapat mempengaruhi tingkat kinerja auditor dan tidak mempengaruhi tindakan penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan Mukhlasin (2005), yang menyatakan bahwa self esteem in relation to ambition memiliki hubungan yang tidak signifikan terhadap penerimaan penyimpangan perilaku dalam audit, seperti penghentian prematur atas prosedur audit.
85
7. Pengaruh turnover intentions terhadap penghentian prematur atas prosedur audit Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel turnover intentions 0,037 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan turnover intentions berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Irawati dan Mukhlasin (2005) serta Donelly, et al. (2003). Namun
berbeda
dengan
penelitian-penelitian
sebelumnya
yang
menyatakan bahwa turnover intentions dan penghentian prematur atas prosedur audit memiliki hubungan positif, pada penelitian ini hubungan antara turnover intentions dan penghentian prematur atas prosedur audit bersifat negatif. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat turnover intentions yang dimiliki oleh auditor, maka semakin rendah kemungkinan terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit, dan sebaliknya. Perbedaan ini dapat disebabkan karena turnover intentions dalam beberapa kasus tertentu diperlukan oleh KAP, terutama untuk karyawan dengan kinerja rendah (Hollenbeck dan Williams (1986) dalam Toly (2001:103)). Auditor dengan tingkat turnover intentions yang tinggi dan tingkat kinerja yang rendah dapat membuat praktik penghentian prematur atas prosedur audit semakin rendah karena adanya peningkatan kualitas audit melalui kinerja yang tinggi dari auditor yang tetap bertahan dalam organisasi dan peningkatan kinerja yang lebih baik dari auditor baru.
86
8. Pengaruh time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Dengan demikian, auditor yang mengalami time pressure dan tingkat materialitas yang tinggi, serta risiko audit yang rendah lebih cenderung melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Selain itu, auditor yang memiliki tingkat eksternal locus of control yang tinggi, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions yang rendah lebih cenderung melakukan penghentian prematur atas prosedur audit. Oleh karena itu, untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan audit diperlukan adanya penerapan prosedur review dan kontrol kualitas yang efektif dalam suatu Kantor Akuntan Publik. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Herningsih (2002), Weningtyas, et al. (2006), Donelly, et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Wijayanti (2007).
87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian dengan analisis regresi berganda yang telah dilakukan terhadap permasalahan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control eksternal, serta turnover intentions berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Herningsih (2002), Weningtyas, et al. (2006), Donelly, et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Wijayanti (2007). 2. Time pressure dan self esteem in relation to ambition tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulum (2005), serta Irawati dan Mukhlasin (2005). 3. Time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas oleh KAP, locus of control, self esteem in relation to ambition, serta turnover intentions berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Herningsih (2002),
88
Weningtyas, et al. (2006), Donelly, et al. (2003), Irawati dan Mukhlasin (2005), serta Kartika dan Wijayanti (2007).
B. Implikasi Interaksi antara karakteristik personal yang dimiliki auditor dengan tingkat penggunaan yang berlebihan dan faktor situasional saat melakukan audit yang kurang menguntungkan bagi auditor akan mendesak auditor untuk melakukan praktik penghentian prematur atas prosedur audit. Oleh karena itu, pertimbangan kualitas profesional auditor ketika melakukan penugasan audit sangat diperlukan untuk menghadapi berbagai perilaku disfungsional auditor yang terjadi. Selain itu, diperlukan juga peran penting Kantor Akuntan Publik untuk mengatasi terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit melalui evaluasi kebijakan, seperti pengawasan yang ketat dalam perekrutan dan kinerja auditor, menciptakan suasana lingkungan kerja yang kondusif, evaluasi jangka waktu audit, perencanaan jenis prosedur audit yang tepat, serta penerapan prosedur review dan kontrol kualitas yang efektif.
C. Keterbatasan dan Saran 1. Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya sampel dalam penelitian ini hanya mencakup KAP di wilayah Jakarta, faktor internal dan eksternal yang dianalisis dalam penelitian ini sangat terbatas, penelitian ini tidak menggunakan metode wawancara dan hanya sedikit
89
terlibat dalam aktivitas KAP, serta waktu penyebaran dan pengumpulan kuisioner antara bulan Februari hingga Maret kurang tepat karena dilakukan saat auditor sedang sibuk mengaudit. 2. Saran Saran-saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, adalah sebagai berikut: a. Penelitian selanjutnya agar memperluas wilayah sampel penelitian. b. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah variabel independen lainnya, seperti sistem komputerisasi KAP, jangka waktu pemberian jasa audit KAP, serta karakteristik personal auditor lainnya. c. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode wawancara langsung kepada responden. d. Penelitian selanjutnya agar lebih memperhatikan waktu penelitian yang tepat saat menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner.
90
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno, “Auditing (Pemeriksaan Akuntansi) oleh KAP”, Edisi Ketiga, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), Jakarta, 2004. Arens, Alvin A., Randal K. Elder, Mark S. Beasley, dan Amir Abadi jusuf. “Auditing and Assurance Services An Integrated Approach: An Indonesian Adaptation”, 13th edition, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Boynton, William C., dan Raymond N. Johnson. “Modern Auditing: Assurance Services and The Integrity of Financial Reporting”, 8th edition, John Wiley&Sons Inc., United States of America, 2006. Christiawan, Yulius Jogi, “Aktivitas Pengendalian Mutu Jasa Audit Laporan Keuangan Historis”, Vol.7 No.1, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Mei 2005. Coram, Paul, Juliana Ng, dan David R. Woodliff, “The Effect of Risk of Misstatement On The Propensity To Commit Reduced Audit Quality Acts Under Time Budget Pressure”, Vol. 23 No.2, Auditing: A Journal of Practice and Theory, September 2004. Donelly, P. David, Jeffrey J. Quirin, dan David O’Bryan, “Auditor Acceptance of Disfunctional Audit Behavior: An Explanatory Model Using Auditors’ Personal Characteristic”, Vol. 15, Behavioral Research In Accounting, 2003. Dijk, M.Van, “Litigation and Audit Quality: Two Experimental Studies”, artikel diakses tanggal 7 Juni 2009, dari http://som.eldoc.uc.rug.nl. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Edisi Ketiga, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. Halim, Abdul, “Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan”, Edisi 4, Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, Yogyakarta, 2008. Hamid, Abdul, “Panduan Penulisan Skripsi”, Cetakan 1, FEIS UIN Press, Jakarta, 2007. Herningsih, Sucahyo, “Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit: Sebuah Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik”, Vol.5 No.2, Wahana, Agustus 2002. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Kompartemen Akuntan Publik, “Standar Profesional Akuntan Publik”, Salemba Empat, Jakarta, 2001. 91
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), “Directory 2009 Kantor Akuntan Publik dan Akuntan Publik”, IAPI, Jakarta, 2009. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”, BPFE, Yogyakarta, 2002. Irawati, Yuke dan Thio Anastasia Petronila Mukhlasin, “Hubungan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit”, artikel diakses tanggal 5 Juni 2009, dari http://pustakaakuntansi.co.cc/sna9.html. Kartika, Indri dan Provita Wijayanti, “Locus Of Control Sebagai Anteseden Hubungan Kinerja Pegawai dan Penerimaan Perilaku Disfungsional Audit (Studi Pada Auditor Pemerintah yang Bekerja pada BPKP di Jawa Tengah dan DIY)”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 2007. McNamara, Shaun M. dan Greyory A. Liyanarachchi, “Time Budget Pressure and Auditor Dysfuncftional Behaviour Within an Occupational Stress Model”, artikel diakses tanggal 5 Juni 2009, dari http://visar.csustan.edu/aaba/ liyanarachchi2008.pdf. Peraturan Menteri Keuangan No.17/PMK.01/2008, “Jasa Akuntan Publik”, Menteri Keuangan, Jakarta, 2008. Rahayu, Siti Kurnia dan Ely Suhayati, “Auditing: Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik”, Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010. Riduwan dan Engkos Ahmad, “Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur”, Cetakan 1, Alfabeta, Bandung, Januari 2007. Robbins, Stephen P., “Perilaku Organisasi”, Edisi Kesepuluh, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2006. , “Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi”, PT. Prenhallindo, Jakarta, 1996. Santoso, Singgih, “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2004. Setiawan, Ivan Aries dan Imam Ghozali, “Akuntansi Keperilakuan: Konsep dan Kajian Empiris Perilaku Akuntansi”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2006.
92
Soobaroyen, Teerooven and Chelven Chengabroyan, “Auditors’ Perceptions of Time Budget Pressure, Premature Sign Offs and Under-Reporting of Chargeable Time: Evidence from a Developing Country”, 2005, artikel diakses tanggal 3 Juni 2009, dari http://www.aber.ac.uk/smba/en/Research/ research_papers/2005/res2005-2.pdf. Sososutiksno, Christina, “Relation of Time Budget Pressure by Dysfunctional Behaviour and its Influence to Audit Quality”, Vol.7 No.2, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Agustus 2005. Toly, Agus Arianto, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Turnover Intentions Pada Staf Kantor Akuntan Publik”, Vol.3 No.2, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, November 2001. Ulum, Akhmad Samsul, “Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Hubungan Antara Time Pressure dengan Perilaku Premature Sign-Off Prosedur Audit”, Vol.5 No.2, Maksi, Agustus 2005. Weningtyas, Suryanita, Doddy Setiawan dan Hanung Triatmoko, “Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 2006.
93
LAMPIRAN 1 Kuisioner Penelitian
94
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit
Disusun Oleh: Rahmah Liantih NIM : 105082002724
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
95
Jakarta, Februari 2010 Kepada, Yth Bpk/Ibu/Sdr/i Responden di Tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama : Rahmah Liantih NIM : 105082002724 bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit”. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerjanya. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penghentian prematur atas prosedur audit. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak di isi maka kuesioner dianggap tidak berlaku. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan Anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat Anda. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam kuisioner ini, saya ucapkan terima kasih. Mengetahui, Dosen Pembimbing,
Hormat saya, Peneliti,
(Dr. Amilin, S.E., Ak., M.Si.)
(Rahmah Liantih)
Jika ada kritik, saran dan pertanyaan, dapat menghubungi Rahmah di 08561544400, terima kasih
96
IDENTITAS RESPONDEN Isilah dengan singkat dan jelas berdasarkan diri Bapak/Ibu/Saudara/I dengan memberi tanda () pada jawaban yang telah disediakan.
Nama
: …………………….
Nama KAP
: …………………….
Jenis kelamin anda: Pria Wanita
Pendidikan terakhir anda: D3 S1 S2 S3
Posisi anda saat ini: Auditor Junior Auditor Senior Supervisor Manajer Partner
Lama anda bekerja sebagai auditor: < 1 tahun 1-3 tahun > 3 tahun
Jika ada kritik, saran dan pertanyaan, dapat menghubungi Rahmah di 08561544400, terima kasih
97
1. Time Pressure Petunjuk: Berilah tanda () pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1 = Tidak Pernah (TP)
3 = Kadang-kadang (KK)
2 = Jarang (J)
4 = Sering (SR)
No.
PERTANYAAN
1.
Seberapa sering anda merasa anggaran waktu anda
5 = Selalu (S)
TP
J
KK
SR
S
dalam melakukan audit kurang? 2.
Seberapa sering dalam periode bersamaan, anda mengaudit beberapa perusahaan?
3.
Seberapa sering anda melanggar anggaran waktu yang telah direncanakan dalam melakukan audit?
4.
Seberapa sering anda lembur dalam audit?
5.
Seberapa sering anda menyediakan waktu cadangan untuk hal-hal yang tidak terduga dalam melakukan audit?
2. Risiko Audit Petunjuk: Berilah tanda () pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
3 = Kurang Setuju (KS)
2 = Tidak Setuju (TS)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
STS
No.
PERTANYAAN
1.
Tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga
TS
KS
S
merupakan tindakan beresiko tinggi. 2.
Tidak melakukan perhitungan fisik terhadap kas, investasi, persediaan/aktiva tetap dalam audit laporan keuangan merupakan tindakan beresiko tinggi.
3.
Melakukan pengurangan jumlah sampel dalam melakukan audit merupakan tindakan beresiko tinggi.
Jika ada kritik, saran dan pertanyaan, dapat menghubungi Rahmah di 08561544400, terima kasih
98
SS
3. Materialitas Petunjuk: Berilah tanda () pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
3 = Kurang Setuju (KS)
2 = Tidak Setuju (TS)
4 = Setuju (S) STS
No.
PERTANYAAN
1.
Melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga adalah sesuatu yang tidak material. Pengurangan jumlah sampel audit adalah tidak material. Pemeriksaan fisik terhadap kas/persediaan adalah tidak material.
2. 3.
5 = Sangat Setuju (SS)
TS
KS
S
SS
4. Prosedur Review dan Kontrol Kualitas Oleh KAP Petunjuk: Berilah tanda () pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
3 = Kurang Setuju (KS)
2 = Tidak Setuju (TS)
4 = Setuju (S)
No.
PERNYATAAN
1.
Dalam KAP tempat saya bekerja, jika terdapat auditor yang melakukan penghentian prematur, maka tindakan tersebut tersebut akan ditemukan. Jika auditor memberi tanda tickmark (√) pada jadwal audit, padahal dia melakukan review dangkal pada dokumen klien, maka prosedur review dan kontrol kualitas di KAP tempat saya bekerja akan mampu menemukannya. Prosedur review dan kontrol kualitas yang terdapat dalam KAP tempat saya bekerja akan mampu menemukan adanya kegagalan auditor dalam meneliti masalah teknis klien yang menurutnya tidak meyakinkan. Jika auditor menerima penjelasan yang lemah dari klien, proses review akan menemukan hal ini dan Kantor Akuntan Publik akan mensyaratkan kerja tambahan. Kantor Akuntan Publik tempat saya bekerja memiliki sistem kualitas kontrol yang efektif.
2.
3.
4.
5.
5 = Sangat Setuju (SS)
STS TS KS
S
Jika ada kritik, saran dan pertanyaan, dapat menghubungi Rahmah di 08561544400, terima kasih
99
SS
5. Locus of Control Petunjuk: Berilah tanda () pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
3 = Netral (N)
2 = Tidak Setuju (TS)
4 = Setuju (S)
No.
PERNYATAAN
1.
Pada umumnya untuk mendapatkan pekerjaan yang
5 = Sangat Setuju (SS)
STS TS
N
S
anda inginkan tergantung nasib. 2.
Untuk memperoleh pekerjaan yang benar-benar baik, anda membutuhkan koneksi dengan orang yang mempunyai kedudukan tinggi.
3.
Untuk mendapatkan pekerjaan yang cocok, koneksi yang anda miliki lebih penting dari pada kemampuan yang anda punyai.
4.
Kenaikan
jabatan
(promosi)
lebih
merupakan
masalah nasib baik seseorang. 5.
Besar kecilnya penghasilan seseorang tergantung pada nasib baik.
6.
Perbedaan
utama
antara
orang-orang
yang
mendapatkan penghasilan yang banyak dan orang yang mendapat penghasilan yang sedikit adalah keberuntungan.
Jika ada kritik, saran dan pertanyaan, dapat menghubungi Rahmah di 08561544400, terima kasih
100
SS
6. Self Esteem In Relation to Ambition Petunjuk: Berilah tanda () pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
3 = Netral (N)
5 = Sangat Setuju (SS)
2 = Tidak Setuju (TS)
4 = Setuju (S)
4 = Setuju (S)
No
PERNYATAAN
STS TS
1.
Anda cenderung membina hubungan yang baik
N
S
SS
dengan rekan sekerja. 2.
Menurut anda aktualisasi diri harus dicapai.
3.
Anda merasa organisasi ini dan rekan-rekan sekerja anda membutuhkan anda.
4.
Anda ingin disukai dan dihormati teman-teman sekerja anda.
7. Turnover Intentions Petunjuk: Berilah tanda () pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1 = Sangat Setuju (SS)
3 = Netral (N)
2 = Setuju (S)
4 = Tidak Setuju (TS)
No 1.
5 = Sangat Tidak Setuju (STS)
PERNYATAAN Jika
anda
memperoleh
SS
kesempatan
S
N
TS
untuk
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di KAP lain, anda akan menyetujuinya. 2.
Anda akan meninggalkan KAP tempat anda bekerja 2 tahun lagi.
3.
Anda akan meninggalkan KAP tempat anda bekerja 5 tahun lagi.
4.
Anda akan tetap berada pada KAP tempat anda bekerja sampai masa pensiun.
Jika ada kritik, saran dan pertanyaan, dapat menghubungi Rahmah di 08561544400, terima kasih
101
STS
8. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Petunjuk: Berilah tanda () pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana:
1 = Tidak Pernah (TP)
3 = Kadang-kadang (KK)
2 = Jarang (J)
4 = Sering (SR)
No.
PERTANYAAN
TP
1.
Seberapa sering dalam merencanakan audit, anda
5 = Selalu (S)
J
KK SR
tidak memerlukan pemahaman bisnis klien? 2.
Seberapa
sering
anda
tidak
menggunakan
pertimbangan Sistem Pengendalian Intern dalam audit laporan keuangan? 3.
Seberapa sering anda tidak menggunakan informasi asersi dalam merumuskan tujuan audit dan merancang pengujian substantif?
4.
Seberapa sering anda tidak menggunakan fungsi auditor internal dalam audit?
5.
Seberapa sering anda tidak melakukan prosedur analitis dalam perencanaan dan review audit?
6.
Seberapa sering anda tidak melakukan konfirmasi dengan pihak ketiga dalam audit laporan keuangan?
7.
Seberapa sering anda tidak menggunakan representasi manajemen dalam audit laporan keuangan?
8.
Seberapa sering anda tidak melakukan uji kepatuhan terhadap pengendalian atas transaksi dalam aplikasi sistem komputer on-line?
9.
Seberapa sering anda mengurangi jumlah sampel yang direncanakan dalam audit laporan keuangan?
10.
Seberapa sering anda tidak melakukan perhitungan fisik terhadap kas atau persediaan?
Jika ada kritik, saran dan pertanyaan, dapat menghubungi Rahmah di 08561544400, terima kasih
102
S
LAMPIRAN 3 Hasil Uji Data SPSS
106
HASIL UJI VALIDITAS TIME PRESSURE Correlations TP1 TP1
Pearson Correlation
TP2
1.000
.403
Sig. (2-tailed) N TP2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.153
.341
.000
.012
.162
.001
85
85
85
85
**
1.000
.403
.386
**
.347
**
**
.353
.649
**
.000 85 .747
**
.000
.001
.001
.000
85
85.000
85
85
85
85
*
**
1.000
.164
.202
.133
.063
.000
85
85
85
1.000
**
.660**
.012
.000
85
85
Pearson Correlation
.153
**
.164
Sig. (2-tailed)
.162
.001
.133
.000
.000
85
85
85
85.000
85
85
**
**
.202
**
1.000
.001
.063
Pearson Correlation
.386
.347
.341
.353
.001
N
85
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
85.000
85
**
.649
.747
**
.521
.731
.000
85 .569
.521
.569
**
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed) TTP
.271
TTP **
.271
N TP5
TP5
Pearson Correlation N
TP4
TP4 *
85.000 .000
N TP3
TP3 **
.000
85
**
.660
**
85.000
85
**
1.000
**
.731
.000
.000
.000
.000
.000
85
85
85
85
85
85.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS RISIKO AUDIT Correlations RA1 RA1
Pearson Correlation
RA2
1.000
Sig. (2-tailed) N RA2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
RA3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
TRA
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
85.000 **
.663
RA3
.914**
.000
.000
.000
85
85
85
1.000
**
.852**
.000
.000
.000 85 **
.760
TRA **
.663
**
.760
.646
85.000
85
**
1.000
.646
85 .906
**
.000
.000
85
85
85.000
85
**
**
**
1.000
.914
.852
.000
.906
.000
.000
.000
85
85
85
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
107
85.000
HASIL UJI VALIDITAS MATERIALITAS Correlations M1 M1
Pearson Correlation
M2 1.000
M3 .424
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
1.000
**
.653
Sig. (2-tailed)
85 1.000
.752
.000
.000 85 .841
**
85.000
85
**
1.000
**
.841
.000
.000
85
85
N 85 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
.000
85
**
.853
Sig. (2-tailed)
.752
.000
85
Pearson Correlation
85
**
**
.414
**
.000
85 .414
85.000
.000
N
.853
.000
85
Pearson Correlation
**
.000
.000
N
TM
85
**
.424
Sig. (2-tailed)
M3
85.000
TM .653
.000
N M2
**
85.000
HASIL UJI VALIDITAS PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS OLEH KAP Correlations PK1 PK1
Pearson Correlation
PK2
1.000
Sig. (2-tailed) N PK2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PK3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PK4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PK5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
TPK
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PK3
.657
**
.000 85.000
85
**
1.000
.657
.000 85
85.000
**
**
.292
.524
PK4
.292
**
.007 85 .524
**
.000 85 .407
**
TPK **
.518
.000 85 **
.283
.836
**
.000 85 .792
**
.000
.009
.000
85
85
85
85
1.000
*
.204
.017
.062
.000
85
85
85
1.000
**
.000
85
85
85.000
**
**
*
.407
**
.000
.007 .576
PK5
.576
.258
.258
.612
.620
.760
**
**
.000
.000
.017
85
85
85
**
**
.204
.000
.009
.062
.000
85
85
85
85
85.000
85
**
**
**
**
**
1.000
.518
.836
.283
.792
.620
.000
.000
85.000
85
85
**
1.000
.685**
.612
.760
.000 .685
.000
.000
.000
.000
.000
85
85
85
85
85
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
108
85.000
HASIL UJI VALIDITAS LOCUS OF CONTROL Correlations LOC1 LOC1
Pearson Correlation
LOC2
1.000
Sig. (2-tailed) N LOC2
Pearson Correlation
.114
Sig. (2-tailed)
.300
N LOC3
.157
Sig. (2-tailed)
.150
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LOC5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
LOC6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
TLOC
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
85
LOC4
.000
.000
.000
85
85
85
85
1.000
**
.147
.130
.205
.459**
.000
.178
.234
.060
.000
85
85
85
85
85
1.000
*
**
*
.414
.000
.234
.031
85 85.000
85
*
1.000
.006
.178
.031
85
85
**
.130
.000
.234
**
.003
.003 85 **
.689
.000
85 85.000 .314
.314
**
.689
85 1.000
.000
85
85
85
.205
.262*
.368**
.422**
.000
.060
.015
.001
.000
85
85
85
85
**
.459
**
.565
85 85.000
**
.722
.262
.015 85 **
.368
.001 85 **
.422
.000
.508**
**
.508
**
.000 85 .722
**
.000 85 .797
**
.000 85 .711** .000
**
.711
.000
.000
.000
.000
.000
85
85
85
85
85
85
109
**
85
.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.565
1.000
85 85.000 .797
.670
**
.006
.234
.670
TLOC
85
**
.479
**
.150
.147
.479
LOC6
85
.414
.295
**
.300
**
.295
LOC5 **
.157
85 85.000
Pearson Correlation N
LOC4
85.000
LOC3
.114
85 1.000 85.000
HASIL UJI VALIDITAS SELF ESTEEM IN RELATION TO AMBITION Correlations SE1 SE1
Pearson Correlation
SE2
1.000
.433
Sig. (2-tailed) N SE2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.000 85.000
85
**
1.000
.433
.000
N SE3
Sig. (2-tailed)
.301
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
.562
**
85 1.000
.001
.770
.000
85 .353
**
.353
.000
85 .512
**
85 .733
.000 **
**
.000
85 .392
**
85 .697
.000
**
.000
85
85
85.000
85
85
.512**
.392**
1.000
.815**
.000
.000
.000
85
Pearson Correlation
.005
TSE **
.562**
N TSE
.301
85.000
**
.005
N SE4
SE4 **
.001
85
Pearson Correlation
SE3 **
.770
85
**
.733
**
85 .697
**
.000 85.000
85
**
1.000
.815
.000
.000
.000
.000
85
85
85
85
N
85.000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI VALIDITAS TURNOVER INTENTIONS Correlations TI1 TI1
Pearson Correlation
TI2
1.000
.940
Sig. (2-tailed) N TI2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
TI3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
TI4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
TTI
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
TI3 **
.000 85.000
85
**
1.000
.940
.000 85 .860
TI4
.860
**
.000 85 .876
**
.000 85.000
85
**
1.000
**
.876
TTI
.798
**
.000 85 .823
**
.000 85 .905
**
.943
**
.000 85 .954
**
.000 85 .961
**
.000
.000
.000
.000
85
85
85.000
85
85
**
**
**
1.000
.798
.823
.905
.936
**
.000
.000
.000
85
85
85
85.000
85
**
**
**
**
1.000
.943
.954
.961
.000 .936
.000
.000
.000
.000
85
85
85
85
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
110
85.000
HASIL UJI VALIDITAS PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT Correlations PSO1 PSO2 PSO3 PSO4 PSO5 PSO6 PSO7 PSO8 PSO9 PSO10 PSO1 Pearson Correlation
1.000 .341
Sig. (2tailed) N
PSO2 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N PSO3 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N PSO4 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N PSO5 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N PSO6 Pearson Correlation Sig. (2tailed)
85.00 0 .341
**
**
.223
*
-.120 -.031
Sig. (2tailed)
-.169 -.145
-.037
.238
*
.001
.040
.274
.780
.392
.028
.122
.186
.736
.028
85
85
85
85
85
85
85
85
85
85
*
**
**
.082
.064
.144
**
1.000 .517
.001 85
85.00 0
*
**
.040
.000
85
85
.223 .517
-.120 .330
**
**
.330
.238 .308
**
.029
.004
.009
.458
.562
.188
.000
85
85
85
85
85
85
85
85
85
*
.084
**
1.000 .314
85.00 0 **
.314
.345
**
.175 .321
.567
**
.110
.003
.275
.042
.443
.000
85
85
85
85
85
85
85
85
**
.165
.166 .340
**
.132
.007
.131
.128
.001
.004
.229
.000
85
85
85
85
85
85
85
1.000 .291
85
85
85
*
**
.780
.029
.001
.007
85
85
85
85
**
.175
.165 .388
.392
.004
.110
.131
.000
85
85
85
85
85
*
**
**
.166
.113 .433
.028
.009
.003
.128
.303
.000
85
85
85
85
85
85
.321
.120 .221
.001
.003
-.031 .238 .345
**
.003
.002
.238 .283
.559
.002
.274
.094 .308
.283
.000
85.00 0 **
.291
1.000 .388
85.00 0 **
N
PSO7 Pearson Correlation
*
.094 .238
TPSO
**
**
.306
.352
**
.644
**
.527
.699
**
**
.000
.303
.000
.001
.000
.000
85
85
85
85
85
85
.255
*
.151
.000
.019
.169
.000
.000
85
85
85
85
85
1.000
.123
.074
.262
.502
.010
.000
85
85
85
85
1.000 .433
85.00 0 **
N
111
.113 .499
**
**
85.00 0
.603
.278
**
**
.648
.541
**
**
PSO8 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N PSO9 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N PSO1 Pearson 0 Correlation Sig. (2tailed) N TPSO Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
**
.120 .340
.122
.458
.275
.001
.000
.019
.262
85
85
85
85
85
85
85
*
**
**
.151
.074 .371
.064 .221 .306
.352
.255
*
.082
-.145
.499
**
-.169
.123 1.000 .371
85.00 0 **
**
85
85
85
1.000
.004
.001
.169
.502
.000
85
85
85
85
85
85
85
85
-.037
.144
.084
.132 .644
.736
.188
.443
.229
.000
.000
.010
.000
.002
85
85
85
85
85
85
85
85
85
*
**
.028
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
85
85
85
85
85
85
85
85
85
.238 .559
**
.567
**
.527
.699
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
112
**
.648
**
.278
.541
**
**
.637
.610
**
**
**
.000
.042
**
.610
.000
.562
.603
**
.000
.186
**
.637
85.00 0 .331
.480
**
**
.331
**
.480
**
.002
.000
85
85
1.000
.708
**
.000 85.000
85
**
1.000
.708
.000 85 85.000
HASIL UJI RELIABILITAS TIME PRESSURE
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
% 85
100.0
0
.0
85
100.0
a
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha Standardized Items .699
N of Items
.696
5
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
TP1
2.82
.990
85
TP2
2.82
1.026
85
TP3
2.32
.834
85
TP4
3.58
.993
85
TP5
3.25
1.011
85
113
Inter-Item Correlation Matrix TP1
TP2
TP3
TP4
TP5
TP1
1.000
.403
.271
.153
.341
TP2
.403
1.000
.386
.347
.353
TP3
.271
.386
1.000
.164
.202
TP4
.153
.347
.164
1.000
.521
TP5
.341
.353
.202
.521
1.000
Item-Total Statistics Corrected
Squared
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance
Item-Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
TP1
11.96
7.511
.414
.228
.667
TP2
11.96
6.773
.546
.316
.608
TP3
12.47
8.324
.358
.167
.686
TP4
11.21
7.431
.430
.309
.661
TP5
11.54
6.918
.527
.350
.618
Scale Statistics Mean 14.79
Variance
Std. Deviation
10.740
3.277
114
N of Items 5
HASIL UJI RELIABILITAS RISIKO AUDIT
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
a
Total
% 85
100.0
0
.0
85
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items
.869
N of Items
.870
3
Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N
RA1
3.71
1.163
85
RA2
3.85
1.006
85
RA3
3.61
1.135
85
115
Inter-Item Correlation Matrix RA1
RA2
RA3
RA1
1.000
.663
.760
RA2
.663
1.000
.646
RA3
.760
.646
1.000
Item-Total Statistics Corrected
Squared
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance
Item-Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
if Item Deleted
RA1
7.46
3.775
.787
.629
.781
RA2
7.32
4.648
.698
.487
.864
RA3
7.55
3.917
.775
.614
.792
Scale Statistics
Mean 11.16
Variance
Std. Deviation
8.687
2.947
116
N of Items 3
HASIL UJI RELIABILITAS MATERIALITAS
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid Excluded
85
100.0
0
.0
85
100.0
a
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha Standardized Items .747
N of Items
.748
3
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
M1
2.01
.880
85
M2
2.24
.854
85
M3
2.07
.828
85
117
Inter-Item Correlation Matrix M1
M2
M3
M1
1.000
.424
.653
M2
.424
1.000
.414
M3
.653
.414
1.000
Item-Total Statistics Corrected
Squared
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance
Item-Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
M1
4.31
2.001
.638
.455
.585
M2
4.08
2.410
.461
.213
.789
M3
4.25
2.141
.634
.449
.595
Scale Statistics Mean 6.32
Variance
Std. Deviation
4.362
2.089
118
N of Items 3
HASIL UJI RELIABILITAS PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS OLEH KAP Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Cases
%
Valid Excluded
85
100.0
0
.0
85
100.0
a
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items
.793
N of Items
.792
5
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
PK1
3.49
.983
85
PK2
3.47
.907
85
PK3
3.47
.881
85
PK4
3.58
.836
85
PK5
3.84
.769
85
119
Inter-Item Correlation Matrix PK1
PK2
PK3
PK4
PK5
PK1
1.000
.657
.292
.576
.518
PK2
.657
1.000
.524
.407
.283
PK3
.292
.524
1.000
.258
.204
PK4
.576
.407
.258
1.000
.612
PK5
.518
.283
.204
.612
1.000
Item-Total Statistics Corrected
Squared
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance
Item-Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
PK1
14.35
6.183
.697
.589
.710
PK2
14.38
6.714
.643
.561
.731
PK3
14.38
7.785
.407
.292
.806
PK4
14.27
7.128
.612
.473
.743
PK5
14.01
7.726
.524
.428
.770
Scale Statistics Mean 17.85
Variance
Std. Deviation
10.560
3.250
120
N of Items 5
HASIL UJI RELIABILITAS LOCUS OF CONTROL
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid
85
100.0
0
.0
85
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items
.743
N of Items
.735
6
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
LOC1
2.89
1.113
85
LOC2
2.58
.864
85
LOC3
2.59
.904
85
LOC4
2.87
1.153
85
LOC5
2.82
1.125
85
LOC6
2.64
1.067
85
121
Inter-Item Correlation Matrix LOC1
LOC2
LOC3
LOC4
LOC5
LOC6
LOC1
1.000
.114
.157
.295
.479
.508
LOC2
.114
1.000
.414
.147
.130
.205
LOC3
.157
.414
1.000
.234
.314
.262
LOC4
.295
.147
.234
1.000
.689
.368
LOC5
.479
.130
.314
.689
1.000
.422
LOC6
.508
.205
.262
.368
.422
1.000
Item-Total Statistics Corrected
Squared
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance
Item-Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
if Item Deleted
LOC1
13.49
12.205
.476
.354
.707
LOC2
13.81
14.607
.271
.187
.755
LOC3
13.80
13.733
.388
.250
.729
LOC4
13.52
11.586
.539
.490
.688
LOC5
13.56
10.987
.656
.579
.650
LOC6
13.75
11.998
.542
.338
.688
Scale Statistics Mean 16.39
Variance
Std. Deviation
17.145
4.141
122
N of Items 6
HASIL UJI RELIABILITAS SELF ESTEEM IN RELATION TO AMBITION
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid
85
100.0
0
.0
85
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items
.741
N of Items
.748
4
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
SE1
4.22
.822
85
SE2
4.22
.661
85
SE3
3.76
.840
85
SE4
4.16
.769
85
123
Inter-Item Correlation Matrix
SE1
SE2
SE3
SE4
SE1
1.000
.433
.301
.562
SE2
.433
1.000
.353
.512
SE3
.301
.353
1.000
.392
SE4
.562
.512
.392
1.000
Item-Total Statistics Corrected
Squared
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance
Item-Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
if Item Deleted
SE1
12.15
3.155
.547
.348
.675
SE2
12.15
3.607
.550
.314
.680
SE3
12.61
3.407
.424
.189
.749
SE4
12.21
3.097
.642
.431
.619
Scale Statistics Mean 16.38
Variance
Std. Deviation
5.428
2.330
124
N of Items 4
HASIL UJI RELIABILITAS TURNOVER INTENTIONS
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid
85
100.0
0
.0
85
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items
.960
N of Items
.963
4
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
TI1
3.84
.705
85
TI2
3.80
.669
85
TI3
3.92
.743
85
TI4
4.06
.822
85
125
Inter-Item Correlation Matrix
TI1
TI2
TI3
TI4
TI1
1.000
.940
.860
.798
TI2
.940
1.000
.876
.823
TI3
.860
.876
1.000
.905
TI4
.798
.823
.905
1.000
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Item Deleted
if Item Deleted
Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
TI1
11.78
4.557
.901
.889
.948
TI2
11.81
4.655
.922
.902
.944
TI3
11.69
4.334
.930
.876
.940
TI4
11.55
4.155
.876
.822
.960
Scale Statistics
Mean 15.61
Variance
Std. Deviation
7.764
2.786
126
N of Items 4
HASIL UJI RELIABILITAS PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid Excluded
a
Total
85
100.0
0
.0
85
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
Cronbach's Alpha .752
N of Items .755
10
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
PSO1
1.84
.871
85
PSO2
1.60
.658
85
PSO3
1.66
.749
85
PSO4
1.93
.910
85
PSO5
1.72
.868
85
PSO6
1.64
.857
85
PSO7
1.62
.845
85
PSO8
2.04
.932
85
PSO9
1.87
.737
85
PSO10
1.68
.903
85
127
Inter-Item Correlation Matrix PSO1 PSO2 PSO3 PSO4 PSO5 PSO6 PSO7 PSO8 PSO9 PSO10 PSO1
1.000
.341
.223
-.120
-.031
.094
.238
-.169
-.145
-.037
PSO2
.341 1.000
.517
.330
.238
.308
.283
.082
.064
.144
PSO3
.223
.517 1.000
.314
.345
.175
.321
.120
.221
.084
PSO4
-.120
.330
.314 1.000
.291
.165
.166
.340
.306
.132
PSO5
-.031
.238
.345
.291 1.000
.388
.113
.499
.352
.644
PSO6
.094
.308
.175
.165
.388 1.000
.433
.255
.151
.603
PSO7
.238
.283
.321
.166
.113
.433 1.000
.123
.074
.278
PSO8
-.169
.082
.120
.340
.499
.255
.123 1.000
.371
.637
PSO9
-.145
.064
.221
.306
.352
.151
.074
.371 1.000
.331
PSO10
-.037
.144
.084
.132
.644
.603
.278
.637
.331
1.000
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted PSO1
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
15.75 15.99
20.522 18.702
.053 .450
.235 .412
.782 .730
15.93
18.304
.442
.430
.729
PSO4
15.66
18.061
.363
.334
.740
PSO5
15.87
16.804
.582
.548
.706
PSO6
15.95
17.260
.520
.492
.716
PSO7 PSO8
15.96 15.55
18.154 17.274
.393 .459
.317 .523
.735 .725
PSO9
15.72
18.943
.345
.240
.741
PSO10
15.91
16.562
.588
.724
.704
PSO2 PSO3
Scale Statistics Mean 17.59
Variance
Std. Deviation
N of Items
4.658
10
21.697
128
HASIL UJI ASUMSI KLASIK
1. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS a
Coefficients
Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients Model
B
1
22.216
5.347
TTP
.213
.156
TRA
-.423
TM TPK
(Constant)
Std. Error
Collinearity Statistics t
Beta
Sig.
Tolerance
VIF
4.155
.000
.150
1.365
.176
.726
1.378
.198
-.268
-2.136
.036
.557
1.794
.652
.235
.292
2.772
.007
.788
1.270
-.322
.152
-.225
-2.116
.038
.776
1.288
.326
.118
.290
2.768
.007
.797
1.255
TSE
-.069
.199
-.035
-.347
.730
.882
1.134
TTI
-.361
.170
-.216
-2.121
.037
.843
1.186
TLOC
a. Dependent Variable: TPSO
a
Coefficient Correlations Model 1
Correlations
Covariances
TTI
TPK
TM
TSE
TLOC
TTP
TRA
TTI
1.000
-.114
-.057
-.116
-.077
-.061
.346
TPK
-.114
1.000
.258
-.117
.027
-.186
-.379
TM
-.057
.258
1.000
-.068
-.076
-.253
-.260
TSE
-.116
-.117
-.068
1.000
.065
.107
.189
TLOC
-.077
.027
-.076
.065
1.000
-.210
-.233
TTP
-.061
-.186
-.253
.107
-.210
1.000
-.143
TRA
.346
-.379
-.260
.189
-.233
-.143
1.000
TTI
.029
-.003
-.002
-.004
-.002
-.002
.012
TPK
-.003
.023
.009
-.004
.000
-.004
-.011
TM
-.002
.009
.055
-.003
-.002
-.009
-.012
TSE
-.004
-.004
-.003
.040
.002
.003
.007
TLOC
-.002
.000
-.002
.002
.014
-.004
-.005
TTP
-.002
-.004
-.009
.003
-.004
.024
-.004
TRA
.012
-.011
-.012
.007
-.005
-.004
.039
a. Dependent Variable: TPSO
129
a
Collinearity Diagnostics
Model Dimension Eigenvalue 1
1
7.721
2 3
Variance Proportions Condition Index (Constant) TTP TRA TM TPK TLOC TSE
TTI
1.000
.00
.00
.00
.00
.00
.00
.00
.00
.095
9.029
.00
.01
.04
.36
.01
.01
.03
.05
.069
10.584
.00
.01
.14
.42
.03
.06
.01
.04
4
.043
13.443
.00
.00
.13
.02
.07
.76
.01
.01
5
.030
15.914
.00
.86
.10
.02
.00
.08
.03
.00
6
.019
20.260
.00
.05
.11
.00
.00
.02
.36
.69
7
.018
20.828
.01
.05
.37
.18
.87
.05
.06
.03
8
.005
38.357
.98
.02
.11
.00
.02
.02
.50
.18
a. Dependent Variable: TPSO
2. HASIL UJI NORMALITAS
130
3. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
HASIL UJI STATISTIK DESKRIPTIF Descriptives Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
TPSO TTP
85 85
10 7
35 20
17.59 14.79
4.658 3.277
TRA TM TPK
85 85 85
3 3 10
15 12 25
11.16 6.32 17.85
2.947 2.089 3.250
TLOC TSE
85 85
6 12
25 20
16.39 16.38
4.141 2.330
TTI Valid N (listwise)
85
12
20
15.61
2.786
85
131
HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Regression Variables Entered/Removed Variables Entered
Model 1
b
Variables Removed
Method
TTI, TPK, TM, TSE, TLOC, a TTP, TRA
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: TPSO b
Model Summary Model
R a
1
Adjusted R Square
R Square
.571
.326
Std. Error of the Estimate
.264
3.996
a. Predictors: (Constant), TTI, TPK, TM, TSE, TLOC, TTP, TRA b. Dependent Variable: TPSO b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
593.254
7
84.751
Residual
1229.334
77
15.965
Total
1822.588
84
F
Sig.
5.308
.000
a
a. Predictors: (Constant), TTI, TPK, TM, TSE, TLOC, TTP, TRA b. Dependent Variable: TPSO a
Coefficients
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 22.216
5.347
TTP
.213
.156
TRA
-.423
.198
TM
.652
.235
TPK
-.322
.152
TLOC TSE TTI a. Dependent Variable: TPSO
Standardized Coefficients t
Beta
Sig. 4.155
.000
.150
1.365
.176
-.268
-2.136
.036
.292
2.772
.007
-.225
-2.116
.038
.326
.118
.290
2.768
.007
-.069
.199
-.035
-.347
.730
-.361
.170
-.216
-2.121
.037
132
LAMPIRAN 4 Surat Izin Penelitian Skripsi
133
134
Lampiran 2
Jawaban Responden PREMATURE SIGN OFF OF AUDIT PROCEDURE
TIME PRESSURE
8
9
10 TPSO
1
2
(TP) 3 4
5
TTP
4 4 1 1 1 1 4 1 3 3 1 3 1 4 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 1 2 1 1
2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 1 1 3 2
4 4 1 2 1 2 4 2 2 2 1 2 1 5 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 1 2 1 1 3 1 2 3 1 1 2 1
1 1 1 3 1 3 1 3 3 2 1 2 4 3 1 2 2 2 4 4 4 3 2 2 4 2 2 1 1 3 4 3 4 4 3 3 3 3
3 3 1 4 1 4 3 4 2 2 1 2 1 4 2 1 1 2 4 4 3 4 3 3 3 3 1 4 2 3 4 3 4 4 3 4 2 4
2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 3 1 3 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 1 3 3 4 3 2 3
3 3 2 3 2 3 3 3 4 1 2 3 3 2 1 2 2 3 4 4 4 5 3 3 4 3 4 5 4 2 4 2 3 4 4 3 3 3
13 13 7 15 7 15 13 15 15 8 10 13 13 15 9 9 11 14 19 19 18 19 15 15 17 15 14 18 13 12 19 12 17 19 19 17 13 16
NO. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
1 1 4 3 4 3 1 3 3 1 1 3 3 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 3 2 3 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2
2
3
4
(PSO) 5 6 7
1 1 1 2 1 2 1 2 3 1 1 3 3 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 3 2 3 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1
1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 3 3 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1
2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 3 3 1 2 1 1 3 1 1 3 3 3 2 3 2 2 2 1 3 1 4 3 1 2 1 1
4 4 1 2 1 2 4 2 2 2 2 4 2 4 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 2 3 1 2 3 1
2 2 1 3 1 3 2 3 2 2 2 2 2 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1
1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 3 3 4 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 1
22 22 14 19 14 19 22 19 22 16 14 25 22 35 10 14 10 15 14 11 12 17 14 18 21 18 13 20 15 12 21 12 23 21 10 17 19 12
4 4 2 4 2 4 4 4 4 1 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 3 4 5 4 3 3
RISIKO AUDIT MATERIALITAS 1
(RA) 2 3 TRA 1
(M) 2 3
1 1 4 4 4 4 1 4 2 2 1 4 1 3 2 1 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 5 5 2 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 1 2 2 3 2 1 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 3 4 4
3 3 4 2 4 2 3 2 3 1 1 3 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 1 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2
2 2 3 4 3 3 2 5 1 2 1 4 2 4 1 1 2 2 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 2 3 3
7 1 7 1 11 1 11 3 11 1 11 3 7 1 13 3 5 4 6 1 3 1 10 3 5 2 10 2 5 1 3 1 6 1 8 2 12 2 11 2 12 1 12 2 10 1 11 2 11 3 11 3 10 1 12 1 14 2 12 1 13 2 13 2 12 3 13 1 15 2 7 2 11 2 11 2
2 6 2 6 1 6 3 8 1 6 3 8 2 6 3 8 3 10 1 3 1 3 3 9 2 5 2 6 1 3 1 3 2 4 1 5 2 6 2 6 2 5 2 6 2 5 2 5 3 9 3 9 1 4 1 3 2 6 2 5 2 7 2 6 3 9 2 6 2 6 1 5 1 5 2 6
104
PROSEDUR REVIEW &
LOCUS OF CONTROL
KONTROL KUALITAS (PK) TM 1 2 3 4 5 TPK 1
1 1 3 5 3 5 1 5 4 2 3 3 3 4 2 2 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 3 2 5
1 1 3 4 3 4 1 4 3 4 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 2 5
4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 5 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 2 5
3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 5 4 4 4 4 4 2 3 2 5
4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 2 3 3 3 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 2 5
13 13 15 21 16 21 13 21 17 17 18 17 17 18 14 14 14 17 20 20 21 21 16 17 15 17 20 17 19 19 19 19 20 18 15 18 10 25
1 1 2 3 2 3 1 3 1 1 1 2 1 3 2 2 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 3 3
SELF ESTEEM IN RELATION
2
3
(LOC) 4 5 6 TLOC Ket.
3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 1 4 2 4 2 1 2 1 2 4 4 3 3 3 4 4 4 2 1 2 2 3 2 3 2 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 3 4 3 5 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 4 4 4 2 2 2 2 3 2 3 2 4 2 2
5 5 2 1 2 1 5 1 3 1 1 4 2 3 2 1 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 2 2
3 3 2 1 2 1 3 1 2 1 1 2 3 3 2 2 1 2 2 2 3 2 3 3 4 3 4 2 2 2 3 3 2 3 2 4 2 2
2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 4 2 1 1 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 4 4
16 16 12 11 12 11 16 11 14 6 8 18 13 22 12 9 9 13 14 16 19 15 17 19 21 21 18 12 10 13 15 16 14 19 12 21 16 16
e e i i i i e i i i i e i e i i i i i e e i e e e e e i i i e e i e i e e e
1
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 3 5 5 4 4 5 5 4 3 3 5 4 3
TO AMBITION (SE) 2 3 4 TSE
4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5
1 1 4 3 4 3 5 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 3 3 4 3 3 3 3 4 5 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3
5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 3 3 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3 5 3 4
15 15 17 17 17 17 19 17 20 20 20 16 20 17 18 20 20 20 16 15 14 16 14 12 14 13 17 20 16 15 16 16 16 14 14 18 15 15
TURNOVER INTENTIONS ( 1 2 3 4
4 4 3 3 3 3 4 3 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 3 3 4 3 5 3 4 5 4 4 3 4 4 4 3 3
4 4 3 3 3 3 4 3 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 3 3 4 3 5 3 4 5 4 4 3 4 4 4 3 3
4 4 3 3 3 3 4 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 3 4 4 3 3 4 3 5 3 4 5 5 4 3 5 4 4 4 3
4 4 3 3 3 3 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 3 3 4 3 5 3 4 5 5 4 3 5 5 5 4 4
39
2
2
3
3
2
1
2
2
2
2
21
2
1
2
3
3
11
5
5
5
15
1
1
1
3
3
3
3
3
3
15
3
3
3
3 3 3
18
e
3
3
3
3
12
3
3
3
3
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83
4 1 3 2 2 1 1 1 1 1 2 2 3 1 2 2 3 1 3 3 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 3 3 1 1 1 1 2 1 3 2 2 1 2
1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 1 2 1 1 1 1 3 2 2 2
1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 3 1 1 2 2 1 2 3 3 3 3 2 1 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2
2 2 1 1 3 4 1 1 2 2 2 1 1 3 1 1 3 1 1 1 2 3 1 4 2 3 2 2 3 3 3 1 1 1 1 3 1 2 2 3 4 2 2 2
1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 3 1 1 1 1 3 1 3 3 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2
1 1 1 1 1 4 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 3 2 1 4 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 4 2 2 2
1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 3 1 5 4 3 2 1 1 2 2 1 2 3 3 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2
2 2 3 1 3 1 4 3 2 3 2 1 1 2 2 1 3 3 1 3 2 2 3 3 2 3 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 3 3 3 4 3 2 2
1 1 2 1 2 1 3 2 1 3 2 1 2 3 1 1 3 1 1 3 3 2 1 3 3 2 3 1 2 2 2 1 2 2 1 3 3 2 3 2 2 3 2 2
1 1 3 1 1 1 2 1 1 3 2 1 1 1 1 1 3 2 1 3 1 2 2 1 2 3 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 3 3 2 2
15 12 21 11 18 18 17 16 12 22 20 11 13 18 13 11 28 14 16 24 18 24 14 19 22 23 16 17 22 19 20 17 17 16 11 18 14 17 18 18 29 23 19 20
2 3 3 2 4 4 2 3 3 5 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 5 3 4 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3 2 4 4 4 2 4
3 3 4 3 4 3 1 3 3 3 2 1 2 4 3 1 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 3 2 2 2 4 2 2 3 2 3 4 4 4 3 3 1 2
2 1 3 2 2 4 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 4 1 4 1 3
4 5 4 5 4 2 2 3 4 5 5 2 3 5 3 3 5 4 3 3 4 3 4 4 5 4 1 4 3 3 3 5 2 2 3 3 5 4 4 4 3 4 4 1
5 5 3 5 4 2 2 2 5 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 5 1 3 4 5 4 4 3 2 2 3 3 4 4 3 4 5 4 3 4
16 17 17 17 18 15 9 13 18 19 15 8 13 18 14 12 18 18 16 15 18 17 17 18 20 14 12 16 15 14 14 18 10 10 14 12 19 18 16 20 16 19 11 14
5 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 2 5 3 5 5 5 3 3 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 5 5 4 4
5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 3 5 5 4 3 3 5 5 3 4 5 5 4 4 4 4 5 2 2 3 4 4 5 5 4 4 3 3
4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 5 5 2 3 4 5 5 5 4 5 3 3 4 4 4 2 2 4 3 4 5 5 5 5 5 5
14 1 13 1 12 2 14 4 12 2 10 4 13 3 13 4 14 1 11 2 12 2 12 1 14 2 14 3 12 2 15 1 9 3 14 3 15 2 14 1 8 2 9 1 14 2 15 4 12 3 14 3 14 2 15 3 11 2 11 2 12 2 12 2 13 2 6 2 6 1 10 1 11 2 12 2 14 2 13 3 14 3 14 3 12 2 12 3
2 2 4 4 2 3 4 3 2 4 2 2 1 3 2 2 3 2 1 2 2 1 2 4 3 3 2 2 3 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 3 3 2 3
1 2 2 4 2 2 2 4 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 4 3 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 4 1 2
4 5 8 12 6 9 9 11 4 8 6 5 5 8 6 5 9 8 5 5 6 3 7 12 9 9 5 6 7 5 6 6 5 6 4 5 6 6 5 7 11 10 5 8
5 5 4 4 3 2 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 3 2 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 5 4 4 3 2 3 4 3
5 5 4 4 2 2 4 3 5 3 3 3 3 4 5 3 3 4 5 4 4 2 4 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 5 5 4 4 3 4 4 3 3
5 5 3 3 2 2 4 3 5 4 2 4 4 2 4 2 3 5 4 4 4 2 5 3 2 3 4 2 4 3 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 2 3 3 3
5 5 2 5 3 5 3 2 5 4 4 4 3 3 4 4 3 4 5 5 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 5 3 3 3
5 5 3 4 3 5 3 4 5 4 4 4 3 3 4 5 3 4 5 5 3 3 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3
25 25 16 20 13 16 18 16 25 18 17 19 17 16 21 18 15 21 24 23 17 12 21 15 13 17 19 16 20 18 20 20 20 14 20 23 22 20 19 15 16 17 16 15
3 5 3 2 2 1 5 4 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 5 4 4 4 5 4 4 2 2 3 4 5 4 3 4 3 4 5 2 4 5 4 4
4 2 4 2 3 2 2 2 2 4 4 3 2 2 2 2 2 3 3 3 4 2 3 2 2 4 1 3 2 2 3 3 2 3 1 2 2 1 3 3 3 2 2 2
3 2 1 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 3 3 3 4 2 3 2 3 4 3 5 3 3 3 3 2 2 4 2 2 2 1 2 4 3 2 5
5 5 2 2 2 1 3 3 5 3 2 3 2 5 4 1 2 4 3 3 2 4 4 4 4 3 2 4 2 2 2 2 3 3 3 2 2 5 2 2 4 5 4 4
24 24 13 12 15 10 19 18 18 22 16 18 12 16 17 12 14 21 18 18 19 20 21 18 19 24 16 23 14 13 15 18 17 19 15 14 18 20 15 15 23 25 20 23
e e i i i i e e e e e e i e e i i e e e e e e e e e e e i i i e e e i i e e i i e e e e
4 4 5 5 3 3 4 5 5 5 4 5 5 5 3 5 2 5 3 4 4 4 3 5 5 5 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 3 3 3 5 3 5
4 5 5 4 3 4 4 3 5 5 4 5 4 5 4 5 3 3 3 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 3 4 3 4 5 4 4 3 4 5 4 4 5
4 3 4 4 3 3 4 4 5 4 3 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 3 3 4 4 4 5 4 4 3 3 3 3 4 5
4 5 4 4 3 4 4 4 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 4 4 5 4 3 4 5 5 5 5 3 3 3 4 3 3 4 4 5 5 3 4 5 4 3 5
16 17 18 17 12 14 16 16 20 19 14 20 18 20 14 20 14 17 14 16 18 16 14 17 18 19 20 17 14 14 12 14 14 14 16 18 18 17 12 14 16 16 14 20
4 4 3 4 3 5 4 5 5 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 5 3 3 3 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 5 3 4
4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 5 3 4
4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 5 5 4 5 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4 5 3 4
4 4 3 4 3 5 4 5 4 4 3 4 4 3 4 3 4 5 5 5 5 3 4 5 4 3 3 4 3 3 3 5 5 5 5 3 4 5 5 4 4 5 3 4
104
5 5 2 2 2 2 4 4 5 4 2 3 2 2 4 2 3 3 3 3 2 5 3 4 4 4 2 5 3 2 2 2 2 2 2 2 4 5 3 4 5 5 4 4
4 5 1 2 3 2 3 3 2 4 2 3 2 2 2 2 3 4 3 3 3 2 4 2 2 4 4 2 2 2 2 4 3 5 2 2 5 3 1 2 3 5 4 4
84 85
3 2
2 2
4 1
2 2
3 1
1 2
1 2
1 2
3 2
1 2
21 18
4 2
3 3
1 3
5 1
4 1
17 10
5 2
4 3
5 2
14 7
1 2
3 3
3 1
104
7 6
4 2
4 2
3 1
5 3
5 3
21 11
4 3
3 3
4 1
5 5 3 3 2 5
24 17
e e
5 3
5 5
3 4
5 5
18 17
3 4
3 4
3 4
3 4
(TI) TTI
16 16 12 12 12 12 16 12 20 20 20 17 18 17 18 20 20 20 16 12 16 17 12 12 16 12 20 12 16 20 18 16 12 18 17 17 14 13
104
12
16 16 12 16 12 20 16 18 17 16 12 16 16 12 16 12 16 18 17 16 18 12 16 17 16 12 12 17 12 12 12 17 20 17 20 12 16 18 17 16 16 20 12 16
104
12 16
104