ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN 10 T YANG DIBERIKAN BIDAN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2013
MASRIATI PANJAITAN
ABSTRAK Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi stategis”Empat pilar Safe Motherhood”.Akses terhadap pelayanan antenatal(cakupan ibu hamil K1)sebagai pilar kedua cukup baik, yaitu 94% pada tahun 2009, 84% untuk cakupan pelayanan ibu hamil sesuai standar(K4). Selama kehamilan seorang ibu akan mengalami berbagai perubahan-perubahan baik anatomis maupun fisiologis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengetahuan dan masa kerja bidan yang mempengaruhi pelaksanaan 10 T yang diberi pada ibu hamil di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan analitik dengan desain cross sectional dengan tingkat kemaknaan 95% (0,05) dan sampel sebanyak 43 bidan. Hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas bidan dengan pengetahuan baik yang melaksanakan pemeriksaan 10 T yaitu sebesar 23 responden (53,5%) dengan nilai p=0,06 yang berarti faktor pengetahuan bidan mayoritas dengan masa kerja > 3 tahun yaitu 25 responden (58,1%) dengan nilai p=0,002 yang berarti faktor masa kerja bidan mempengaruhi pelaksanaan 10 T yang diberikan pada ibu hamil.Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masa kerja bidan dan pengetahuan bidan dalam praktik kebidanannya di Kecamatan Medan Marelan sudah bauk. Namun demikian dapat diberi saran agar pemeriksaan penyakit menular seksual, tes VDRL, temu wicara dan terapi kebugaran agar juga dilksanakan sesuai dengan pelaksanaan 10 T. Kata Kunci : Pengetahuan, Pengalaman Bidan, Pelaksanaan 10 T Pada Ibu
Hamil 1.1 Latar Belakang Di Indonesia target cakupan ANC sebesar 84%. Persentase cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4 dari tahun 2004-2009 terus meningkat. Pada tahun 2009 K4 tertinggi adalah DKI Jakarta (96,53%) dan yang terendah adalah Papua Barat (10,55%).Sejak tahun 2004-2009 kesenjagan antara K1 dan K4 cenderung menyempit, artinya ibu hamil yang melakukan pemeriksaan pertama (K1) terus melanjutkan kunjungan ke-4 (K4) (Pusat Data dan Survelialis Epidimiologi, 2010). Dalam upaya pencapaian MDG’s dan tujuan pembangunan kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu dengan menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992 (SKRT). Departemen Kesehatan merekomendasi dalam bentuk strategi operasional dalam mempercepat penurunan AKI. Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “Empat pilar Safe Motherhood”. Dewasa ini progran keluarga berencana sebagai pilar pertama telah dianggap berhasil. Namun, untuk mendukung upaya mempercepat penurunan AKI diperlukan penajaman sasaran agar kejadian “4 terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, terlali banyak anak)” dan kehamilan yang tidak diiginkan dapat ditekan serendah
PENDAHULUAN mungkin. Akses terhadap pelayanan antenatal (cakupan ibu hamil K1) sebagai pilar kedua cukup baik, yaitu 94% pada tahun 2009, 84% untuk cakupan pelayanan ibu hamil sesuai standar (K4). Angka kematian maternal di Sumatra Utara pada tahun 2007 tercatat sebesar 349 per 263.837 kelahiran hidup, dan di kota Medan, angka kematian maternal pada tahun 2007 tercatat sebesar 11 per 41.321 kelahiran hidup (Depkes RI, 2010). Kota Medan memiliki berbagai kemajuan diberbagai bidang dibandingkan daerah lain di Sumatera Utara, termasuk dalam hal pelayanan kesehatan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Data profil Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2009, pelayanan antenatal berupa cakupan K1 sudah cukup baik yaitu 92,97% namun untuk cakupan K4 hanya 89,78%. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan cakupan menjadi K1 96,69% ; K4 93,99%.Pencapaian cakupan di Puskesmas Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan tahun 2009 K1 68, 15% dan K4 68, 33%. Dan pada tahun 2010 terjadi peningkatan kunjungan yang sangat bermakna yaitu K1 85,67% dan K4 83,78%.Sementara pencapaian cakupan K1 dan K4 tahun 2010 di Puskesmas Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan masih jauh dari target Nasional dan merupakan cakupan yang masih kurang dikota medan yaitu K1 hanya 78,98% (Target Nasional 92,0% dan pencapaian ratarata kota Medan 97,69%) dan K4 hanya 75,97% sementara ibu hamil risiko tinggi yang ditangani hanya
16,64% (Target Nasional 90% pencapaian rata-rata kota Medan 93,99%) (Profil Dinkes Kota Medan,2011). Salah satu penyebab tidak diadakannya temu wicara di Puskesmas Kalirejo Lampung Selatan adalah dikarenakan pada saat dilakukan observasi tidak terdapat ibu hamil yang mengalami kelainan pada kehamilannya sehingga tidak dilakukan temu wicara. Namun jika dilihat dari pentingnya suatu temu wicara, maka sebenarnya temu wicara tersebut tidak harus menunggu adanya kelainan kehamilan sebagaimana disebutkan bahwa pada saat kunjungan antenatal, petugas kesehatan harus menjelaskan pada klien dan suami tentang kondisi ibu dan janinnya, dan jika penyulit terjadi beritahu ibu suami dan keluarga serta ajak ibu, suami dan keluarga untuk membahas rujukan dn rencana rujukan. Rujukan tepat waktu merupakan unggulan asuhan sayang ibu dalam mendukung keselamatan ibu. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, rumusan masalah adalah bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan 10 T yang diberikan bidan pada ibu hamil di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk menganalisis “Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan 10 T Yang Diberikan Bidan Pada Ibu Hamil di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013”.
1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengidentifikasikan pengetahuan tentang pelaksanaan 10 T yang diberikan bidan pada ibu hamil di Kecamatan Medan Marelan tahun 2013. 2. Untuk mengidentifikasikan pengalaman tentang pelaksnaan 10 T yang diberikan bidan pada ibu hamil di Kecamatan Medan Marelan tshun 2013. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian bagi bidan, yaitu untuk memberikan tambahan pengetahuan tentang pelayanan/asuhan standar “10 T” (timbang berat badan, ukur tekanan darah, pemberian tablet Fe, tes terhadap penyakit menular seksual. TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Konsep Bidan
Kebidanan adalah suatu profesi yang diakui secara internasional dan memiliki praktis diseluruh dunia.Definisi internasional berikut ini tentang bidanruang lingkup praktiknya telah disetujui oleh International Confederationl Fedration of Midwifes,International Federation Gynaecology and Obstetriks, dan world Health Organzation. Bidan memiliki tugas penting memberi konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita, tetapi juga untuk keluarga dan komunitas .Pendidikan ini melibatkan pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua dan meluas mencakup area tertentu bidang ginekologi, keluarga berencana , dan perawatan anak. Ia dapat melakukan praktik di rumah sakit, klinik, uniit
kesehatn , lingkungan tempat tinggal , atau layanan kesehatan (Varney 2006). Definisi bidan menurut IBI adalah seorang perempuan yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah diakui pemerintah, daan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan diberi izin secara sah untuk melaksanakan praktik. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan kebidanan di masyarakat, bidan diberi wewenang tersebut berdasarkan keputusan menteri republik indonesia nomor 900/menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan. Seorang bidan adalah tenaga kesehatan yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak.Bidan harus mampu bertindak secara profesionl dalam melakukan pelayanan kebidanan.Tanggung jawab bidan yang paling utama adalah menyelamatkan nyawa ibu dan anaknya saat melahirkan .Tugas bidan sangat berpengaruh pada kesejahteraan manusia.Pelyanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan kebidanan kepada klien yang menjadi tanggung jawab bidan mulai dari kehamilan , persalinan, nifas ,bayi baru lahir,keluarga berencana,termasuk kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat (Atik,2008). Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi,kegiatan dan tanggung jawab bidan dalam pelayanan yang diberikan kepada klien yang memiliki kebutuhan dan atau masalah kebidanan seperti kehmilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat (Suryani,2008).
2.2
Perinsip Pengelolaan Program KIA
Pemantapan pelayanan KIA pada umumnya terdiri dari berbagai kegiatan pokok,sebagai berikut: 1) Peningkatan pelayanan antenatal ibu hamil (ANC)disemua fasilitas pelayanan KIA maupun dukun dengan mutu yang memadai serta jangkauan yang setinggi-tingginya 2) Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih difokuskan kepada kecenderungan pertolongan oleh tenaga profesional yang secara terus menerus meningkat 3) Peningkatan deteksi dini faktor resiko ibu hamil di institusi pelayanan ANC maupun di masyarakat oleh kader dan dukun Bayi disamping pengamatannya secara terus menerus. 4) Peningkatan pelayanan neonatal pada bayi umur kurang dari 1 bulan dengan mutu yang memadai dan jangkauan setinggi-tingginya (Depkes RI,2011) 2.3 Pengertian Ibu Hamil Kehamilan adalah suatu keadaan dimana terjadi pembuahan ovum oleh spermatozoa yang kemudian mengalami nidasi pada uterus dan berkembang sampai janin lahir, dimana lamanya hamil normal 37-32 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (Wiknjosastro dkk,1999) 2.3.1 Asuhan (ANC)Ibu Hamil.
Antenatal
Menurut Saifuddin,dkk (2002) tujuan dari asuhan antenatal adalah sebagai berikut:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik mental dan sosial ibu dan bayi. 3. Mengenali secara dini adanya ketidak-normalan atau komplikasi yang terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum kebidanan dan pembedahan. 4. Mempersiapkan persalinan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi ekslusif. 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 2.3.2 Pelayanan /Asuhan Standar “10 T” Departemen Kesehatan Republik Indonesia membuat standar antenatal care yaitu minimal pelayanan “10 T”, (Depkes,2010)sebagai berikut: 1.Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 2. Ukur tekanan darah 3. Ukur tinggi fundus uteri 4. Pemberian imunisasi TT lengkap 5. Pemberian tablet zat besi
6. Test terhadap penyakit seksual 7. Temu wicara rujukan
menular
dalam rangka
8. Tes HB 9.
Tes VDRL
10. Terapi kebugaran Hal-hal mempersiapkan “BAKSOKU”
penting
dalam rujukan
B: Bidan ,pendamping ibu yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk menatalaksana kegawat darruratan obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa kefasilitas rujukan. A: Alat, perlengkapan dan bahan diperlukan bila ibu melahirkan sedang dalam perjalanan. K: Keluarga, suami atau anggota keluarga yang lain harus menemani ibu ketempat rujukan. S: Surat, surat mengenai alasan mengapa ibu dirujuk dan kondisi ibu saat ini O: Obat, obat-obatan esensial mungkin diperlukan selama perjalanan ketempat rujukan. K: Kkendaraan,persiapan kendaraan yang memungkinkan untuk merujuk dalam kondisi yang cukup aman. U: Uang,ingatkan keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan yang
diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan bayi tinggal di Fasilitas rujukan (APN, 2003) penting untuk mendiskusikan rencana rujukan dengan ibu dan keluarganya sedini mungkin pada awal pemeriksaan Kerangka Konsep Penelitian
2.4
antenatal atau pada saat di temukannya kesulitan, agar persiapan-persiapan dapat di lakukan dengan cepat sehingga ibu dan bayi mendapat pertolongan terbaik dengan cepat dan tepat.
Gambar 2.1Kerangka Konsep Penelitian Variabel Independen BIDAN 1.Masa Kerja
Variabel Dependen Pemeriksaan 10 T
2.Pengetahuan
2.5
Jenis penelitian ini menggunakan
Hipotesa Penelitian
1.
Ada pengaruh faktor masa kerja
bidan dalam pelaksanaan 10 T yang di berikan
pada ibu hamil di Kecamatan
Medan Marelan.
rancangan
analitik
dengan
desain
crossectional untuk mengetahui faktorfaktor
bidan
yang
memepengaruhi
pelaksanaan 10 T yang di berikan pada ibu hamil di Kecamatan Medan Marelan
2.
Ada pengaruh faktor pengetahuan
Tahun 2013.
bidan dalam pelaksanaan 10 T yang di berikan pada ibu hamil di Kecamatan Medan Marelan. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di laksanakan di
2. Data sekunder yaitu data yang di peroleh
Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013.
dari
bilamana
3.2.2 Waktu Penelitian
tempat
di
penelitian
perlukan
dalam
penelitian. Waktu penelitian di laksanakan bulan Desember 2012 sampai Juli 2013.
3.5 Metode Pengolahan Data Setelah
3.3 Populasi dan Sampel
data
terkumpul
melalui
angket atau kuesioner, maka di lakukan 3.3.1 Populasi
pengolahan data yang melalui berupa
Populasi adalah seluruh bidan yang ada
di
Kecamatan
Medan
tahapan sebagai berikut :
Marelan
a) Data (Editing)
sebanyak 43 bidan.
b) Pemberian kode (Coding) c) Pengelompokan data (Tabulating)
3.3.2 Sampel Sampel yang di peroleh dari populasi
3.6 Aspek Pengukuran
sebanyak 43 responden bidan. 3.4 Metode Pengumpulan Data
Sebelum menentukan kategori baik dan kurang terlebih dahulu menentukan kriteria (tolak ukur) yang di jadikan patokan
Data yang di kumpulkan terdiri dari penelitian.
Masing-masing
mempunyai
data primer dan data sekunder, yaitu : skor 1 untuk jawaban yang benar, dan skor 1. Data primer yaitu data yang di
0
untuk
jawaban
salah.
Untuk
peroleh langsung dari responden
mempermudah dalam peringkat dari hasil
melalui teknik wawancara yang
penelitian,
berpedoman pada kuesioner yang
kategorikan dengan menggunakan rumus
telah di persiapkan sebelumnya.
Sudjana (2005), yaitu :
maka
hasil
penelitian
di
a) Baik
Cara ukur
Bila responden mampu menjawab dengan benar 6-10 soal dari 10 soal.
Hasil ukur
Bila responden mampu menjawab dengan benar < 6 soal dari 10 soal. 3.7 Definisi Operasional 1. Pengetahuan bidan adalah hal-hal yang diketahui bidan berkaitan dengan pelaksanaan 10 T pada ibu hamil. Cara ukur : Wawancara dan kuesioner
: a. Terlaksana jika bidan
melakukan pemeriksaan 10 T pada ibu hamil
b) Kurang
: Wawancara dan kuesioner
secara
lengkap
yang
meliputi
pemeriksaan timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT lengkap, pemberian tablet zat besi, test terhadap penyakit menular seksual, temu wicara dalam rangka rujukan, tes Hb, tes VDRL, terapi kebugaran. b. Tidak terlaksana jika bidan tidak melakukan pemeriksaan 10 T pada ibu
Hasil ukur : a. Baik b. Kurang
hamil
secara
lengkap
yang
meliputi
pemeriksaan timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur
2. Masa kerja adalah waktu yang dilalui tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi bidan dalam pelaksanaan 10 T pada ibu TT lengkap, pemberian tablet zat besi, test hamil. terhadap penyakit menular seksual, temu Cara ukur : Wawancara dan kuesioner
wicara dalam rangka rujukan, test Hb, tes
Hasil ukur : a. 0-3
VDRL,terapi kebugaran.
b. > 3 Tahun (Siagian, 2000) 3. Pelaksanaan 10 T adalah pemeriksaan 10 T yang di lakukan bidan pada ibu hamil
3.8 Metode Analisia Data Analisa data dalam penelitian ini menggunakan
analisis
bivariat,
yaitu
analisa untuk melihat pengaruh variabel
yang bermakna antara variabel
independen dan variabel deoenden dengan
yang di teliti.
menggunakan Chisqueare Test pada taraf kepercayaan 95% dengan rumus : X2 =
0−𝑒 2 𝐸
b. Bila p value ≥ 0,05 maka hipotesa di terima berarti tidak ada pengaruh yang bermakna antara variabel yang di teliti HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
Keterangan : 4.1.1 Analisa Univarit X 2 = Chisquare Analisa univarit dalam penelitian 0= Nilai yang di amati E= Nilai yang di harapkan
ini bertujuan untuk menggambarkan hasil dari pengambilan data responden. Hasil analisis univariat dalam penelitian adalah
Interpensi data adalah : a. Bila p value < 0,05 maka hipotesa
karakteristik bidan (umur, pendidikan, masa kerja) dan pengetahuan bidan.
ditolak berarti terdapat pengaruh 4.1.1.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik 1. Distribusi Frekuensi Umur Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Umur Bidan Di kecamatan Medan Marelan Thun 2013
No
Umur Bidan
Frekuensi
Persentase
1
30-35 Tahun
9
20,9
2
36-40 Tahun
19
44,2
40 Tahun
15
34,9
Jumlah
43
100
3
2.Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pendidikan Bidan Di kecamatan Medan Marelan Thun 2013 No
Pendidikan Bidan
Frekuensi
Persentase
1
D3 Kebidanan
40
93
2
D4 Pendidikan Kebidanan
3
7
Jumlah
43
100
3.Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja Bidan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Masa Kerja Bidan Di kecamatan Medan Marelan Tahun 2013 No
Masa Kerja Bidan
Frekuensi
Persentase
1
0-3 Tahun
11
25,6
3 Tahun
32
74,4
Jumlah
43
100
2
4.2.1.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bidan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bidan di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013 No
Pengetahuan Bidan
Frekuensi
Persentase
1
Baik
30
69,8
2
Kurang
13
30,2
Jumlah
43
100
4.2.2 Analisa Bivariat 4.2.2.1 Faktor Pengetahuan Yang Mempengaruhi Pelaksanaan 10 T Yang di berikan Bidan Pada Ibu Hamil Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Faktor Pengetahuan Yang Mempengaruhi Pelaksanaan 10 T Yang di berikan Bidan Pada Ibu Hamil di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013 Pengetahuan Pelaksanaan 10 T Pada Ibu Hamil Terlaksana
Total
P Value
Tidak
No Terlaksana
1
2
Baik
Kurang
N
%
N
%
N
%
2
5
7
16,3
3
6
3
3,5
0
9,8
5
1
1
3
3
0,2
1,6
8
18,6
0,016
Jumlah
2
6
1
8
5,1
5
34,9
4
1
3
0 0
Berdasarkan uji Chisquare di peroleh p=0,016 di mana p < 0,05 yang berarti ada pengaruh pengetahuan bidan dengan pelaksanaan 10 T yang di berikan pada ibu hamil. 4.2.2.2 Faktor Masa Kerja Yang Mempengaruhi Pelaksanaan 10 T Yang di berikan Bidan Pada Ibu Hamil Dari data melalui kuesioner di peroleh hasil pengalaman bidan pada tabel distribusi sebagai berikut : Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Faktor Masa Kerja Bidan yang Mempengaruhi Pelaksanaan 10 T Pada Ibu Hamil di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2013
No
Masa Kerja Bidan
Pelaksanaan 10 T Pada Ibu Hamil Terlaksana
Tidak Terlaksana
Total
P Value
1
0-3 Tahun
3
2
Tah
N
%
N
%
N
%
3
7,0
8
1
1
2
8,6
1
5,6
1
3
7
6,3
2
4,4
2
5
7
5
8,1
2
6
1
3
4
1
8
5,1
5
4,9
3
0
0,002
un Jumlah
0
Berdasarkan uji Chisquare di peroleh p = 0,002 di mana p < 0,05 yang berarti ada pengaruh masa kerja bidan dengan pelaksanaan 10 T yang di berikan pada ibu hamil. peroleh 8 bidan
4.3 Pembahasan 4.3.1
Faktor
Pengetahuan
Yang
Mempengaruhi Pelaksanaan 10 T Yang
(18,6%). Hasil uji
Chisquare di peroleh nilai p = 0.016 (p < 0,05) yang berarti pengetahuan bidan mempengaruhi pelaksanaan 10 T yang di
di berikan Bidan Pada Ibu Hamil
berikan pada ibu hamil. Berdasarkan hasil yang di peroleh bahwa dari 30 bidan yang mempunyai pengetahuan baik terdapat 23 responden (53,5%) bidan yang melaksanakan 10 T pada ibu hamil dan yang tidak terlaksana di
peroleh
7
bidan
(11,6%)
yang
melaksanakan pemeriksaan 10 T pada ibu hamil sedangkan yang tidak terlaksana di
Hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Febriani (2009) di peroleh nilai p = 0,043 (p < 0,05), sehingga dapat di simpulkan bahwa pengetahuan bidan sangat di perlukan untuk melakukan praktik kebidanannya dalam pemeriksaan 10 T yang di berikan pada ibu hamil.
Apabila bidan melakukan pemeriksaan 10
memberikan keyakinan terhadap hasil
T pada ibu hamil secara lengkap kan
yang diperoleh, sehingga hasilnya lebih
memperkecil resiko kematian ibu hamil
bermanfaat dan dapat diterapkan.
pada kelahiran bayi. Ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi bidan di Kecamatan Medan Marelan dalam pelaksanaan 10 T yang di antaranya adalah kurangnya pelatihan tentang
ANC,
kurang
mengikuti
perkembangan pengetahuan tentang ANC di mana sekarang ini pemeriksaan ANC sudah memakai pemeriksaan 10 T dan bahkan sudah memasuki pemeriksaan 14 T, walaupun sebagian besar bidan telah melakukan pelaksanaan 10 T yang baik namun masih di temukan bidan yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu 13 bidan
sehingga
peneliti
menyarankan
perlunya perencanaan yang matang dalam mempromosikan praktik pelaksanaan 10 T pada ibu hamil, termasuk di dalamnya pelatihan bidan, selain itu penelitian ini perlu ditindak lanjuti melalui penelitian dengan skala yang lebih luas serta dengan metode
yang
lebih
bervariasi
untuk
4.3.2 Faktor Masa Kerja Yang Mempengaruhi Pelaksanaan 10 T Yang Diberikan Bidan Pada Ibu Hamil Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa bidan yang melaksanakan pemeriksaan 10 T yang diberikan pada ibu hamil dengan masa kerja 0 – 3 tahun diperoleh 3 responden (7%), dan masa kerja > 3 tahun diperoleh 25 responden (58,1%) sedangkan yang tidak melaksanakan pemeriksaan 10 T pada ibu hamil dengan masa kerja 0 - 3 tahun di peroleh 8 responden (18,6%) dan masa kerja >3 tahun diperoleh 7 responden (16,3%) sehingga berdasarkan uji Chi Square diperoleh p=0,002 dimana p<0,05 yang berarti masa kerja bidan mempengaruhi pelaksanaan 10 T yang diberikan pada ibu hamil. Menurut Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan diturunkan atau diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman dari orang Lin, pengalaman bekerja seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan memiliki kaitan terhadap hasil kerja yang dilakukan, semakin lama seseorang melakukan bidang kerja tertentu maka diharapkan bahwa hasil kerjanya semakin baik. Pengalaman bidan dapat diartikan bidan yang telah mempunyai waktu kerja atau masa yang dilalui bidan dalam praktik kebidanan. Hal ini menunjukkan bahwa bidan yang sudah mempunyai pengalaman diatas 3 tahun dapat melakukan praktik kebidanannya dengan baik dalam
pemeriksaan 10 T pada ibu hamil. Dari hasil yang diperoleh pada saat penelitian ditemukan walaupun bidan yang mempunyai pengalaman diatas 3 tahun masih ditemukan kurangnya kelengkapan peralatan yang sesuai dengan pelaksanaan 10 T pada ibu hamil sehingga secara otomatis bahwa bidan tidak dapat melaksanakan 10 T pada ibu hamil. KESIMPULAN DAN SARAN
Agar bidan dapat menambah pengetahuan dan perlengkapan pelaksanaan 10 T seperti pemeriksaan VDRL dan terapi kebugaran. 2. Bagi pendidikan Agar instansi pendidikan dapat menambah dan mengembangkan penerapan-penerapan teori-teori tentang pelaksanaan 10 T.
5.1 KESIMPULAN Berdasarkan masa kerja bidan diperoleh mayoritas dengan masa kerja > 3 tahun telah melaksanakan pemeriksaan 10 T pada ibu hamil walaupun masih ditemukan bidan yang yang tidak melaksanakan pemeriksaan 10 T sebanyak 7 responden (16,3%). Hal ini menunjukkan bahwa masa kerja bidan dapat dipengaruhi oleh pengetahuan bidan tersebut yang tidak mengikuti perkembangan pengetahuan tentang pelaksanaan pemeriksaan 10 T pada ibu hamil. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa bidan yang tidak melaksanakan pemeriksaan 10 T lebih cenderung karena tidak melengkapi alat-alatnya sehingga mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan 10 T pada ibu hamil. Hasil penelitian disimpulkan bahwa faktor pengetahuan dan masa kerja bidan mempengaruhi pelaksanaan 10 T pada ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta BKKBN. 2006. Deteksi Dini Komplikasi Persalinan. Jakarta : BKKBN Chayatin & Mubarak. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas, Pengantar dan Teori. Jakarta : Salemba Medika. Demsey, P.A & Demsey, A.D. 2008. Riset Keperawatan : Buku Ajar dan Latihan (edisi 4). Jakarta : EGC Depkes RI, 2010. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes RI
5.2 Saran
Depkes RI, 2008. Panduan Pelayanan Antenatal. Jakarta : Depkes RI
Berdasarkan hasil penelitian, maka beberapa saran dapat disampaikan sebagai berikut:
Harymawan. 2007. Dukungan Suami Dan Keluarga. Sikripsi
1. Bagi bidan
Kusmiyati, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya
Mandriwati. 2007. Setiap Jam Dua Ibu Hamil meninggal. http://www.Indosikripsi.com. Diakses pada tanggal 15 Maret 2011. Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC Mariam. 2006. Faktor-Faktor Penyebab Belum Tercapainya Cakupan K4 Antenatal Care di Desa Sukoharjo I Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Kabupaten Tanggamus. Sikripsi Muninjaya A A. (2004). Manajemen Kesehatan. Jakarta : EGC Metette. 2007. Partisipasi Ibu Hamil Terhadap Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Pembantu Lungbata Kota Banda Aceh. Diakses pada 26 Desember 2011. Sikripsi. Meilani, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya. Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas . Jakarta Salemba Medika. Nababan, Kormiano P.2008. Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Emesis Gravidarum Pada Kehamilan Trimester Pertama di Klinik Bersalin Kasih Bunda Delitua. Sikripsi. Nolan, M. 2004. Kehamilan Melahirkan. Jakarta : Arcan.
dan
Tungkup, Juliana. Skripsi. 2008. FaktorFaktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Melakukan Kunjungan Antenatal di RS Kota Medan. F.Kep USU.