JIE Jurnal Ilmu Ekonomi ISSN : 2301-8828
Volume 2, nomor 1, Januari – Juni 2012
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Produksi Kerajinan Pandan Di Kabupaten Tasikmalaya Apip Supriadi Analisis Potensi Kerajinan Bordir Di Kabupaten Tasikmalaya Andi Rustandi, Chandra Budhi., L.S. Pengaruh Brand Ambassador Terhadap Customer Trust Kartu Prabayar Im3”. (Studi Pada Galeri Pt. Indosat Tbk Tasikmalaya , Gusti Tia Ardiani, Dian Kurniawan
Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Program Kesejahteraan Terhadap Produktivitas Kerja (Suatu Penelitian Pada Karyawan Dealer Mobil Di Kota Tasikmalaya) H. Nana Sahroni Analisis Potensi Kerajinan Industri Makanan Olahan Di Kabupaten Tasikmalaya Budhi Wahyu., F, Dwi Hastuti., L.K. Efek Multiplier Konsumsi, Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat Tahun 2001-2010, Yudi Ferdiana
Alamat Redaksi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Telp : 0265 – 330634 Fax : 0265-325812 e-mail :
[email protected]
SN : i
JIE
ii
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 2, nomor 1, Januari – Juni 2012 DEWAN PENYUNTING
Ketua Penyunting : Apip Supriadi
Wakil Penyunting Jumri
Penyunting Pelaksana: Asep Yusup Hanapia Ade Komaludin Budhi Wahyu Fitriadi Andi Rustandi
Pembantu Penyunting Aso Sukarso Noneng Masitoh
Alamat Redaksi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya Telp : 0265 – 330634 Fax : 0265-325812 e-mail :
[email protected]
i
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 2, nomor 1, Januari – Juni 2012 DAFTAR ISI DEWAN REDAKSI ...................................................................... .... DAFTAR ISI ........................................................................ ................ PENGANTAR REDAKSI .................................................................
i ii iii
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Produksi Kerajinan Pandan Di Kabupaten Tasikmalaya Apip Supriadi ……………………………………….….......................
219
Analisis Potensi Kerajinan Bordir Di Kabupaten Tasikmalaya Andi Rustandi, Chandra Budhi., L.S. ….……………………………
236
Pengaruh Brand Ambassador Terhadap Customer Trust Kartu Prabayar Im3”. (Studi Pada Galeri Pt. Indosat Tbk Tasikmalaya Gusti Tia Ardiani, Dian Kurniawan ......................................................
252
Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Program Kesejahteraan Terhadap Produktivitas Kerja (Suatu Penelitian Pada Karyawan Dealer Mobil Di Kota Tasikmalaya) H. Nana Sahroni , …………………………….....................................
264
Analisis Potensi Kerajinan Industri Makanan Olahan Di Kabupaten Tasikmalaya Budhi Wahyu., F., Dwi Hastuti., L.K. ……………………………….
288
Efek Multiplier Konsumsi, Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) Jawa Barat Tahun 2001-2010, Yudi Ferdiana ………………………………………….. …..
311
ii
ISSN : 2301-8828
Jurnal Ilmu Ekonomi Volume 2, nomor 1, Januari – Juni 2012
PENGANTAR REDAKSI Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan ke hadhirat Allah SWT, atas perkenanNYA, Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) Volume 2 No 1 periode Januari – Juni telah selesai disusun dan siap untuk diterbitkan. Kami menyadari bahwa penerbitan Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran untuk perbaikan penerbitan JIE tahap selanjutnya sangat dinantikan. Semoga Jurnal Ilmu Ekonomi (JIE) ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca, Amiin
Tasikmalaya, Juni 2012 Dewan Penyunting
iii
ANALISIS POTENSI KERAJINAN BORDIR DI KABUPATEN TASIKMALAYA Andi Rustandi1, Chandra Budhi., L.S. Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRACT The objective of the research was to know: (1) the potential of embroidery in Tasikmalaya regency, and (2) the development of the model embroidered in Tasikmalaya regency. The method used is descriptive method. The research concludes that the potential production centers (business units) border, covering business unit, number of workers, number of production spread over 85 villages covering 29 districts. Dominant factor affecting the development of handicraft cluster border is the formation of a business, partnership formation, production by adopting technology development, business partnership development. While the model has been carried out by craftsmen border is the model of the sub-contract. Keyword: embroidery, and business clusters ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) potensi kerajinan bordir di Kabupaten Tasikmalaya, dan (2) model pengembangan kerajinan bordir di Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Potensi sentra produksi (unit usaha) border, meliputi unit usaha, jumlah tenaga kerja, jumlah produksi tersebar di 85 desa yang meliputi 29 wilayah kecamatan. Factor dominan yang mempengaruhi pengembangan kerajinan border adalah pembentukan klaster usaha, pembentukan kemitraan, pengembangan produksi dengan mengadopsi teknologi, pengembangan kemitraan usaha. Sedangkan model yang selama ini dilaksanakan oleh pengrajin border adalah model subkontrak. Kata kunci : bordir, dank usaha
1
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 2, no 1, Januari – Juni 2012
PENDAHULUAN Latar Belakang Kerajinan
Kabupaten Tasikmalaya. Kecamatan bordir
merupakan
salah satu sektor kerajinan yang berada di Kabupaten Tasikmalaya. Sebagai kerajinan yang sudah berkiprah cukup lama,
kerajinan
bordir
cukup
memberikan sumbangan yang berarti bagi
pembangunan
penyerapan
daerah,
yaitu
kerja
dan
tenaga
peningkatan pendapatan masyarakat. Ibu-ibu dan pemuda yang ada di daerah tidak lagi menganggur, mereka
yang paling banyak unit usahanya adalah tersebar di Kecamatan Sukaraja yaitu sebanyak 246 unit usaha. Di sisi lain terjadinya penyebaran unit usaha kerajinan
yang berada di daerahnya masingmasing,
mulai
dari
membordir,
mensorder, memberi mute dan lainlain. Masing-masing unit usaha dalam melakukan kegiatan produksinya telah melibatkan juga banyak tenaga kerja yang berasal dari luar daerah tempat
produsen
pemasarannya
produksi kerajinan
hasil
bordir, selain
melayani permintaan konsumen dalam negeri juga telah menembus pasar ekspor. Potensi kerajinan bordir di Kabupaten
Tasikmalaya
menggembirakan
bordir,
menentukan
dalam
pembagian
hal sasaran
pemasaran, desain produk maupun dalam
menentukan
tingkat
harga
barang. Selain potensi banyaknya unit usaha pada kerajinan bordir, kegiatan produksinya pun cukup memberikan peran yang baik dalam meningkatkan taraf hidup pengrajin khususnya dan masyarakat sekitar sentra kerajinan bordir pada umumnya. Nilai produksi bordir yang cukup tinggi bagi pemerintah Kabupaten Tasikmalaya merupakan peluang bagi
unit usaha beroperasi. Dalam
menyebabkan
lemahnya koordinasi diantara para
dapat bekerja sebagai tenaga kerja tetap atau harian di unit-unit usaha
bordir
karena
cukup banyak
tercipta unit-unit usaha baru yang tersebar di 29 kecamatan di wilayah
peningkatan pendapatan asli daerah. Oleh
karena
itu
mengetahui
keberadaan kemampuan dan potensi kerajinan bordir sangatlah diperlukan. Akan tetapi di dalam kerajinan bordir pun tidaklah berjalan mulus, masih terdapat beberapa permasalahan yang terjadi pada kerajinan bordir, misalnya: 1) Motivasi tenaga kerja 237
ANALISIS POTENSI KERAJINAN BORDIR DI KABUPATEN TASIKMALAYA, Andi Rustandi1, Chandra Budhi., L.S.
dalam
meningkatkan
dan
pertama kali muncul di Byzantium
keterampilan masih
tahun 330 sesudah masehi. Sekarang,
rendah, dimana terjadi ketika mendapat
kita dapat menemukannya di berbagai
pekerjaan peasanan yang sedikit rumit
tempat dengan kekhasannya sendiri.
mereka
Definisi
pengembangan
lebih
menghindar
dari
bordir
menurut
Kamus
pekerjaan tersebut; 2) Para pengarjin
Lengkap Bahasa Indonesia adalah
mayoritas hanya sebagai pekerja yang
hiasan rajutan benang pada kain.
mengerjakan bordiran pesanan saja
Terdapat beberapa alat yang
yang bahan bakunya masih dipasok
digunakan untuk membuat hiasan
oleh pemberi kerja, sehingga saat tidak
bordir. Selain benang dan jarum, alat
ada pesanan mereka tidak bekerja.
lain yang digunakan adalah mesin jahit
Sehubungan hal tersebut di atas,
dan pamidangan kemudian di kenal
maka penulis tertarik untuk melakukan
dengan adanya mesin juki. Seiring
penelitian
perkembangan
Potensi
dengan
judul
Kerajinan
“Analisis
Bordir
di
Kabupaten Tasikmalaya”. Identifikasi Masalah
terdapat
teknologi,
mesin
sekarang
bordir
yang
menggunakan teknologi komputer. Tasikmalaya merupakan salah
1. Bagaimana model pengembangan
satu daerah sentra industri hiasan
kerajinan bordir di Kabupaten
bordir. Industri ini juga dijadikan
Tasikmalaya
sebagai produk unggulan. Industri
Tujuan Penelitian
bordir telah berkembang cukup lama di
Adapun tujuan dari penelitian
Tasikmalaya.
Hiasan
bordir
yang
ini adalah ingin mengetahui dan
terdapat di Tasikmalaya merupakan
menganalisis :
serapan dari kebudayaan Cina. Motif
1. Model pengembangan kerajinan
khas bordir Tasikmalaya adalah motif
bordir di Kabupaten Tasikmalaya
bunga-bunga
yang
diaplikasikan
misalnya pada Kerudung, Kebaya, KERANGKA PEMIKIRAN
Mukena, Tunik, Selendang dan lain
Tinjauan Pustaka
lain. Industri bordir berkembang cukup
Kerajinan bordir
pesat di Tasikmalaya dan industri ini
Seni hiasan bordir telah di temukan sejak dahulu kala. Hiasan ini 238
mampu menyerap tenaga kerja yang
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 2, no 1, Januari – Juni 2012
cukup
banyak
khususnya
kaum
Kerajinan bordir sebagi bagian
perempuan.
dari sektor kerajinan memiliki andil
Penelitian Terdahulu
yang cukup besar dalam mendorong pembangunan
Sri Lestari Hs, 2005, dalam penelitiannya yang berjudul kajian efektivitas model penumbuhan klaster bisnis
UKM
berbasis
agribisnis.
Dengan menggunakan analisis factor, hasil
penelitiannya
mengenai
factor
menjelaskan
dominan
yang
mempengaruhi klaster bisnis umkm. Adapun
factor
dominan
yang
mempengaruhi adalah sebagai berikut; adanya kerjasama produksi antar unit usaha; adanya kelompok unit usaha; adanya kerjasama dalam pemasaran; tingkat teknologi
yang digunakan
tinggi; diperlukan keahlian tenaga kerja;
ekspektasi
pasar;
konsentrasispasial; terdapat interaaksi antar perusahaan; kombinasi sumber daya
dan
interaksi
kompetensi;
terdapat
dalam institusi
bersama;
adanya spesialaisasi, memiliki daya saing;
dan
kemauan
di
Kabupaten
Tasikmalaya. Dengan dukungan unit usaha yang banyak, merupakan sarana bagi penduduk angkatan kerja untuk dapat kerja di kerajinan bordir tersebut. Dari kegiatan kerajinan bordir juga dapat memunculkan investasi-investasi baru, baik dalam pengembangan usaha ataupun dalam perkuatan kerajinan bordir.
Jumlah
produksi
yang
dihasilkan pun cukup menggembirakan dengan memberikan nilai besar bagi pendapatan
daerah.
Dalam
ketersediaan bahan baku tidak begitu menghawatirkan, mengingat sebagian pengrajin bordir dalam operasinya sebagai tenaga maklun, walaupun ada juga yang tidak menggunakan maklun melainkan sebagai tenaga kerja tetap. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah
menambah
investasi Kerangka Pemikiran
239
ANALISIS POTENSI KERAJINAN BORDIR DI KABUPATEN TASIKMALAYA, Andi Rustandi1, Chandra Budhi., L.S.
Analisis : • Deskripsi
Potensi Kerajinan Bordir
• Analisis Faktor
Model Pengembangan Kerajinan Bordir
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Analisis Potensi Kerajinan Bordir METODE PENELITIAN
2. Analisis menjawab
Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif, adalah suatu metode yang
berusaha
memecahkan atau
mejawab permasalahan yang sedang dihadapi
dengan
menggambarkan
tujuan
secara
untuk
sistematis
factual dan akurat mengenai faktafakta yang diteliti. ( Moh Nazir, 2003).
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah : 1. Analisis deskripsi, yaitu untuk menjawab identifikasi pertama, dengan menjelaskan secara naratif dan kuantiatif kondisi potensi kerajinan bordir di Kabupaten
yaitu
identifikasi
untuk kedua,
dalam studi perilaku dan sosial, peneliti
membutuhkan
pengembangan pengukuran untuk bermacam-macam variabel yang tidak
dapat
diukur
secara
langsung, seperti tingkah laku, pendapat, intelegensi, personality dan
lain-lain.
adalah
Tasikmalaya
faktor,
Faktor
metode
digunakan
yang
untuk
analisis dapat
pengukuran
semacam itu. (Subash Sharma, 1996). Tujuan dari analisis faktor adalah untuk
menggambarkan
hubungan-
hubungan kovarian antara beberapa variabel yang mendasari tetapi tidak teramati,
kuantitas
random
yang
disebut faktor, (Johnson &Wichern, 2002). Vektor random teramati X
240
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 2, no 1, Januari – Juni 2012
dengann p komponen, memiliki rata-
varian
rata dan matrik kovarian
intrepretasi dari faktor umum. 5) Jika
.
Tujuan analisis faktor adalah menggunakan
matriks
korelasi
hitungan untuk 1) mengidentifikasi
unik
dari
indikator.
4)
perlu, dilakukan estimasi faktor skor. (Subash Sharma, 1996). Faktor-faktor
yang
jumlah terkecil dari faktor umum
mempengaruhi
(yaitu model
faktor
yang paling
kerajinan relative banyak, dan diantara
parsimoni)
yang
mempunyai
variable tersebut dapat dikelompokkan
atau
sesuai dengan penamaan variable baru
diantara
(Sri Lestari Hs, 2005),. Analisis factor
variabel indikator. 2) mengidentifikasi,
digunakan untuk mereduksi beberapa
melalui faktor rotasi, solusi faktor yang
atribut menjadi beberapa variable yang
paling masuk akal. 3) estimasi bentuk
akan digunakan, yaitu
penjelasan
terbaik
menghubungkan
korelasi
pengembangan
dan struktur loading, komunality dan No. Pertanyaan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13
Tabel 1. Atribut Analisis Faktor Unsur Adanya kerjasama produksi antar unit usaha Adanya kelompok unit usaha Adanya kerjasama dalam pemasaran Tingkat teknologi yang digunakan Tinggi Diperlukan Keahlian tenaga kerja Ekspektasi pasar Konsentrasi spasial Terdapat Interaksi antara perusahaan Kombinasi sumber daya dan kompetensi Terdapat Interaksi dalam institusi bersama Adanya spesialisasi Memiliki Daya saing Kemauan menambah investasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
hanya pasar nasional namun sudah
Potensi Kerajinan Bordir Di Kabupaten Tasikmalaya Periode Tahun 2012 Produk kerajinan bordir
sampai ke mancanegara..
Kabupaten Tasikmalaya sudah terkenal
Potensi sentra produksi (unit usaha) bordir tersebar di 85 desa yang meliputi
29
wilayah
kecamatan.
sejak lama, sasaran pasarnya bukan 241
ANALISIS POTENSI KERAJINAN BORDIR DI KABUPATEN TASIKMALAYA, Andi Rustandi1, Chandra Budhi., L.S.
Meningkatnya permintaan pasar baik
Untuk memberikan gambaran
dalam negeri maupun mancanegara
mengenai
memberikan
terhadap
Kabupaten Tasikmalaya, berikut ini
perkembangan kerajinan bordir di
akan dijelaskan potensi yang terdapat
Kabupaten Tasikmalaya. Kecamatan
pada kerajinan bordir.
dampak
Sukaraja,
Karangnunggal
kerajinan
bordir
di
dan
Potensi unit usaha yang bergerak
Jatiwaras adalah tiga (3) kecamatan
pada kerajinan bordir di Kabupaten
yang memberikan kontribusi tertinggi
Tasikmalaya tersebar di 29 Kecamatan,
dalam Produksi kerajinan bordir.
dengan jumlah unit usaha yang paling
Kerajinan bordir sebagai salah
banyak
terdapat
di
Kecamatan
satu bagian dari sektor kerajinan,
Sukaraja. Begitupun dengan sebaran
dalam peranannya terhadap masalah
tenaga kerja yang berada di sentra
pembangunan cukup berperan dalam
kerajinan bordir, kecamatan yang
penyediaan
paling banyak menyerap tenaga kerja
Tenaga
lapangan
kerja
pekerjaan.
yang berada
pada
sebagai
pengrajin
bordir
adalah
kerajinan bordir, umumnya berasal dari
Kecamatan Sukaraja, Karangnunggal
daerah dimana sentra kerajinan bordir
dan Jatiwaras. Jumlah unit usaha yang
itu berada dan hanya sedikit tenaga
banyak
kerja yang berasal dari luar daerah.
pemerintah Kabupaten Tasikmalaya
Namun demikian seiring dengan munculnya
potensi
bagi
untuk dapat dikembangkan sehingga
dalam
nantinya ke depan, dapat dijadikan
akan
sebagai sumber pendapatan daerah.
mengancam serapan tenaga kerja di
Selain itu juga peranan kerajinan
kerajinan bordir. Oleh karena itu perlu
bordir dalam memabantu program
strategi
pemerintah
industry
komputerisasi
merupakan
kerajinan
lebih
diterapkan
bordir
lanjut
agar
yang
harus
dalam
menanggulangi
dengan
adanya
masalah pengangguran cukup berarti
tidak
terlalu
dengan banyaknya tenaga kerja yang
memberikan dampak besar pada aspek
terserap pada kerajinan birdir ini.
ketenaga
misalnya
Untuk lebih jelasnya mengenai sebaran
kerajinan
jumlah unit usaha dan tenaga kerja
komputerisasi,
kerjaan,
mengembangkan kembali bordir dengan mesin jahit.
pada kerajinan bordir dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
242
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 2, no 1, Januari – Juni 2012
Gambar 2. Sebaran unit usaha dan tenaga kerja bordir di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012. Sumber: Diskoperindag Kabupaten Tasikmalaya, 2012, (diolah) Besarnya biaya yang yang
Gambar di bawah ini,
menjelaskan
digunakan pada komoditi kerajinan
sebaran nilai investasi border
bordir yaitu untuk membiayai kegiatan
Kabupaten
produksi, meliputi pembelian bahan
bahwa
baku, biaya tenaga kerja, maupun
merupakan daerah yang paling besar di
biaya
dalam kegiatan investasinya.
bahan
pendukung
lainnya.
di
di
Tasikmalaya.
tampak
Kecamatan
Sukaraja
243
ANALISIS POTENSI KERAJINAN BORDIR DI KABUPATEN TASIKMALAYA, Andi Rustandi1, Chandra Budhi., L.S.
Gambar 3. Sebaran nilai investasi bordir di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012 Sumber: Diskoperindag Kabupaten Tasikmalaya, 2012, (diolah) Bahan baku kerajinan bordir
baku bordir secara umum belum
utama adalah kain, kancing, dan lain-
terpenuhi semuanya, masih banyak
lain yang, pemenuhan bahan baku
pesanan dari buyers yang belum
tersebut
terpenuhi
diperoleh
Kabupaten
karena disebabkan oleh
Tasikmalaya sendiri, maupun dari luar
kurangnya modal yang dimiliki oleh
daerah. Pemenuhan kebutuhan bahan
pengrajin.
244
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 2, no 1, Januari – Juni 2012
Gambar 4. Sebaran jumlah bahan baku dan jumlah produksi bordir di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012 Sumber: Diskoperindag Kabupaten Tasikmalaya, 2012, (diolah)
Pada gambar di atas dapat kita
bervareasi.
Kecamatan
lihat bahwa sebaran kebutuhan bahan
menempati
baku untuk setiap jumlah produksi
dalam membutuhkan bahan baku yaitu
urutan
paling
Sukaraja banyak
245
ANALISIS POTENSI KERAJINAN BORDIR DI KABUPATEN TASIKMALAYA, Andi Rustandi1, Chandra Budhi., L.S.
9.328.800
meter
dengan
jumlah
Pengadaan sarana produksi dan
produksi sebanyak 2.332.200 potong.
bahan
Dengan memperhatikan gambar di atas
diupayakan sendiri oleh pengrajin,
dapat pula kita lihat, bahwa ternyata
bahan baku dan penunjang industri
kegiatan produksi bordir tidak merata,
kerajinan bordir yang biasa digunakan
masih terpusat di Kecamatan Sukaraja,
oleh para pengrajin. Alur produksi
Kecamatan
kerajinan
Karangnunggal
dan
Jatiwaras, sementara kecamatan yang
baku
kerajinan
bordir
adalah
bordir
sebagai
berikut:
lainnya msih relative kecil jumlah produksinya.
Kain
Pemolaan
Pemotongan Kain
Penggambaran motif/corak/Cap
Pemasangan aksesoris
Penjahitan
Penyolderan
Pembordiran
Barang Jadi
Pencucian
Jemur
Seterika
Agen, Distributor, Pengecer
Baju Koko, Gamis, Mukena,
Pengemasan
KONSUMEN
Gambar 5. Alur Pembuatan Kerajinan Bordir Jenis produk bordir bermacam-
produk dimaksud seperti louper, bed
macam salah satu diantaranya adalah
cover, penunjang alat makan dan lain-
pakaian. Produk bordir berupa pakaian
lain. Sebagian besar produk bordir
permintaannya senantiasa mengalami
ditujukan untuk memenuhi permintaan
peningkatan
menjelang
konsumen luar negeri, hanya 40 %
perayaan hari besar umat islat yaitu
produksi bordir yang ditujukan untuk
idul fitri dan idul adha. Permintaan
konsumen
246
terutama
dalam
negeri.
Untuk
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 2, no 1, Januari – Juni 2012
pengembangan ekspor produk-produk bordir
agar
tetap
diminati
oleh
konsumen di luar negeri, peningkatan
unit-unit
sangat
membantu
mempertahankan selera konsumen.
usaha
kerajinan
yang
kerajinan. Dalam perkembangan usahanya, pengusaha di bidang kerajinan tidak lepas dari permasalahan yang dihadapi,
Model Pengembangan Kerajinan Bordir Di Kabupaten Tasikmalaya Potensi
lain
berhubungan dengan kegiatan usaha
mutu, desain serta diversifikasi produk alkan
usaha
di
baik
permasalahan
di
internal
perusahaannya, maupun permasalahan eksternal. Permasalahan lingkungan
Kabupaten Tasikmalaya cukup baik,
internal dan eksternal tersebut kalau
hal ini dilihat dari jumlah unit usaha
tidak mendapatkan perhatian dapat
yang bergerak pada usaha kerajinan. Unit
usaha kerajinan tersebar
di
wilayah kecamatan, dengan berbagai jenis usaha kerajinan. Masing-masing unit usaha melakukan kegiatannya dengan mempergunakan tenaga kerja dari daerah sekitar lokasi unit usaha
juga dapat menghambat pada rencana pengembangan klaster bisnis UMKM. Faktor-faktor
Peranan sektor kerajinan dalam pembangunan daerah cukup berarti, karena dapat memberikan sumbangan pendapatan
asli
daerah,
yang
mempengaruhi
pengembangan
kerajinan bordir,relative banyak, dan diantara
variabel
dikelompokkan
berada.
terhadap
mengganggu kegiatan usahanya dan
penamaan
tersebut sesuai
variable
baru.
dapat dengan Analisis
faktor digunakan untuk mereduksi beberapa atribut menjadi beberapa variable yang akan digunakan, yaitu
membuka lapangan kerja baru, menjadi pendorong munculnya
247
ANALISIS POTENSI KERAJINAN BORDIR DI KABUPATEN TASIKMALAYA, Andi Rustandi1, Chandra Budhi., L.S.
No. Pertanyaan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13
Unsur Adanya kerjasama produksi antar unit usaha Adanya kelompok unit usaha Adanya kerjasama dalam pemasaran Tingkat teknologi yang digunakan Tinggi Diperlukan Keahlian tenaga kerja Ekspektasi pasar Konsentrasi spasial Terdapat Interaksi antara perusahaan Kombinasi sumber daya dan kompetensi Terdapat Interaksi dalam institusi bersama Adanya spesialisasi Memiliki Daya saing Kemauan menambah investasi
Untuk lebih jelasnya mengenai factor-faktor yang paling dominan
Faktor Dominan Mempengaruhi Bordir
Hasil pengolahan data analisis
mempengaruhi pengembangan klaster bisnis,
secara
berurutan
akan
factor, dengan menggunakan software SPPS 17, diperoleh hasil sebagai
dijelaskan sebagai berikut.
berikut. Tabel 2. Rotated Component Matrixa Kerajinan Bordir
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 248
Yang
Component 1 2
3
4
.156 .697 .864 .025 .864 .471 .827 .158 .334 -.153 .720 .685 .224
-.018 .375 .332 .772 .332 .039 -.418 .010 .735 .001 .300 .015 .875
.348 .125 -.044 -.485 -.044 .167 -.060 .859 .029 .802 .532 .186 .344
.905 .369 .246 -.035 .246 .771 .186 .184 .520 .374 -.176 .598 -.105
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 2, no 1, Januari – Juni 2012
Extraction
Method:
Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 8 iterations.
Dari tabel 2 ternyata dari 13 atribut dapat dikelompokkan menjadi 4
faktor, seperti tampak pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Pengelompokan Atribut Kerajinan Bordir
FAKTO R1
FAKTO R2
FAKTO R3
FAKTO R4
P2
P3
P5
P7
P11
Adanya kelompok unit usaha
Adanya kerjasama dalam pemasaran P6 Ekspektasi pasar
Diperlukan Keahlian tenaga kerja
Konse ntrasi spasial
Adanya Memili spesiali ki Daya sasi saing
P9 Kombinasi sumber daya dan kompetensi
P13 Kemauan menambah investasi
P1 Adanya kerjasama produksi antar unit usaha P4 Tingkat teknologi yang digunakan Tinggi P8 Terdapat Interaksi antara perusahaa n
P12
NAMA FAKTOR Pembentuka n Klaster Usaha
Pembentuka n Kemitraan Usaha
Pengembang an Produksi Dengan Mengadopsi Tekonologi
P10 Terdapat Interaksi dalam institusi bersama
Pengembang an Kemitraan Usaha
Berdasarkan tabel 3, diperoleh
pengrajin akhir dengan pasar, maka
hasil, bahwa factor dominan yang
diperlukan adanya pembentukan
mempengaruhi
kelompok antar pengrajin, sehingga
pengembangan
kerajinan bordir adalah:
dengan kelompok tersebut akan
• Pembentukan klaster usaha Untuk
memudahkan
terjalinnya
interaksi, antara penyedia bahan baku, pengrajin setengah jadi dan
tercipta
spesialisasi
di
dalam
persaingan pasar yang kompetitif • Pembentukan kemitraan usaha Bentuk kerjasama dan interaksi antara pengrajin dan pengusaha di 249
ANALISIS POTENSI KERAJINAN BORDIR DI KABUPATEN TASIKMALAYA, Andi Rustandi1, Chandra Budhi., L.S.
dalam menghasilkan suatu produk,
pelaku kerajinan terhadap pengrajin
dipandang
besar (Bandar dari kota-kota besar),
perlu
di
dalam
memasarkan barang.
oleh karena itu perhatian pemerintah
• Pengembangan produksi dengan
dalam
mengungkit
pendapatan
mengadopsi teknologi
masyarakat pengraji di daerah harus
Pengembangan produk dilakukan
lebih ditingkatkan lagi, baik melalui
dengan
pelatihan, maupun bentuk bantuan
mengkombinasikan
sumberdaya dan teknologi untuk
lainnya,
menghasilkan produk yang baik.
permodalan, pencarian peluang pasar
• Pengembangan kemitraan usaha
baru,
misalnya
dan
yeng
fasilitasi
lebih
pentinag
kekompakan
diantara
Bentuk kerjasama dan interaksi
membangun
antara pengrajin dan pengusaha di
pengrajin di dalam mengembangkan
dalam menghasilkan suatu produk,
usahanya.
dipandang
perlu
di
dalam
KESIMPULAN
memasarkan barang 1. Potensi sentra produksi (unit usaha) Model
Pengembangan
Klaster
tenaga
Kerajinan Bordir Secara
border, meliputi unit usaha, jumlah
umum
model
pengembangan klaster yang dilakukan oleh pengrajin kerajinan bordir adalah
kerja,
wilayah kecamatan. 2. Factor
dominan
mempengaruhi
karena para pengrajin pandan memiliki
kerajinan
keterbatasan
produksi,
pembentukan
keterbatasan dana untuk membiaya
pembentukan
gaji
pengembangan
tetap
tenaga
kerja,
produksi
tersebar di 85 desa yang meliputi 29
model sub-kontrak. Hal ini dilakukan
tempat
jumlah
yang
pengembangan border
adalah
klaster
usaha, kemitraan,
produksi
dengan
memberdayakan masyarakat sekitar
mengadopsi
pengrajin
pengembangan kemitraan usaha.
dan
juga
mengerjakan
barang berdasarkan pesanan
teknologi,
Sedangkan model yang selama ini dilaksanakan oleh pengrajin border
Model sub-kontrak yang selama ini dilaksanakan dikalangan pengrajin, dikarenakan rendahnya daya saing para 250
adalah model sub-kontrak.
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 2, no 1, Januari – Juni 2012
DAFTAR PUSTAKA Agus
Widarjono. 2005. Ekonometrika Teori dan aplikasi. Ekonisia. Depok
Gujarati. D. Dan Sum arsono, Z. 1999. Ekonometrika Dasar. Cetak ke Enam. Jakarta: Erlangga. Hasibuan, N. 1993. Ekonomi Industri. Jakarta: LP3ES Nazir Moh. (2003). Metode Penelitian . Ghalia Indonesia. Jakarta. Johnson, N. And Wichern, D. 1998. Applied Multivariate Statistical Analysis, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, N.J. Sharma, S. 1996. Applied Multivariate Techniques, New-York: John Wiley & Sons, Inc Sutisna, Sarjan (2010). Pemetaan Potensi Industri Kreatif Kerajinan Tasikmalaya Dalam Upaya Meningkatkan Daya
Saing Daerah, Dinas Koperindag Kabupaten Tasikmalaya. Sutisna, Sarjan (2010). Potensi Industri Kreatif Anyaman Tasikmalaya Dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing Daerah, Dinas Koperindag Kabupaten Tasikmalaya. Sutisna, Sarjan (2010). Pemetaan Potensi Industri Kreatif Bordir Tasikmalaya Dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing Daerah, Dinas Koperindag Kabupaten Tasikmalaya. .Sri
Lestari Hs. 2005. Kaajian Efektivitas Model Penumbuhan Klaster Bisnis UKMK Berbasis Agribisbis, Peneliti pad Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK
Widodo, Suseno Sutrisno (1990). Indikator Ekonomi Dasar Perhitungan Perekonomian Indonesia, Penerbit Kanisius.
251