FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BADUNG IDA BAGUS NYOMAN WIRATMAJA NENGAH JAGO Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan ABSTRACT This study aims to determine the factors that affect rice production in Badung, to make regional policy. Factors thought to affect the production of rice is rice field area and the amount of labor. This research was conducted by taking the time series data from 2006 until 2015, all secondary data. Data was analyzed using multiple linear regression with ordinary least squares method (Ordinary Least Squares / OLS), which is run by a software program Statistical Package for the sollution Services (SPSS) Release 15. The results showed that the vast wetland positive and significant impact, as well as the amount of labor and significant positive effect on rice production, with explanatory power is 83.8%, ceteris paribus. Keywords: rice production, multiple linear regression, secondary data PENDAHULUAN Pada umumnya pemerintah bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu indikator tingkat kesejahteraan itu adalah kenaikkan produksi barang dan jasa di berbagai sektor, antara lain sektor pertanian, investasi, perdagangan, perbankan dan lain-lain. Bagi negara sedang berkembang, peranan sektor pertanian dalam peningkatan ekonomi sangat penting karena sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Jika pemerintah ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka upaya yang ditempuh adalah meningkatkan kesejahteraan sebagian besar masyarakat yang hidup di sektor pertanian, dengan cara meningkatkan produksi tanaman pangan dan tanaman perdagangan para petani dengan menaikkan harga yang mereka terima atas produk-produk yang mereka hasilkan. Ada dua pola atau sistem pertanian di dunia yang berbeda. Pertama pola pertanian yang ada di negara maju mempunyai tingkat efisiensi tinggi dengan kapasitas produksi dan rasio output per tenaga kerja yang juga tinggi, sehingga dengan jumlah petani yang sedikit dapat menyediakan bahan pangan bagi seluruh Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
penduduk. Kedua adalah pola pertanian yang tidak efisien yang umumnya terdapat di negaranegara berkembang dengan tingkat produk tivitas rendah, sehingga hasil hanya dapat memenuhi kebutuhan sendiri. Pola yang ada pada negara berkembang secara turun-temurun diwariskan hingga sekarang. Cahyono (1983) mengatakan bahwa halhal yang perlu diperhatikan di dalam pembangunan pertanian adalah : 1) menemukan cara bertani yang dapat dipraktekkan oleh para petani yang mempunyai pengetahuan tertentu; 2) menentukan cara-cara penggunaan tanah untuk usaha tani dengan lebih produktif; dan 3) menciptakan sumber-sumber pendidikan, perlengkapan usaha tani, kredit serta saluran pemasaran sehingga petani tidak sukar dalam usaha peningkatan produksi. Selanjutnya, Partohardjono, dkk., (1990) menyatakan bahwa tugas dan tanggung jawab sektor pertanian dalam pembangunan nasional adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani melalui peningkatan produksi pertanian. Peningkatan produksi pertanian ditujukan untuk : (i) memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang terus menerus meningkat menuju swasembada pangan dan perbaikan gizi; (ii) meningkatkan pendapatan negara dari devisa ekspor hasil273
hasil pertanian; dan (iii) memenuhi kebutuhan bahan baku industri dalam negeri yang terus berkembang. Untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional, pembangunan pertanian akan terus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha, serta mengisi dan memperluas pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri melalui pertanian yang maju, efisien dan tangguh sehingga makin mampu meningkatkan dan menganekaragamkan hasil, meningkatkan mutu dan derajat pengolahan produksi dan menunjang pembangunan wilayah (Baharsjah, 1993). Selanjutnya Mubyarto (1985), menyatakan bahwa pembangunan pertanian yang dilaksanakan melalui penerapan teknologi baru atau lebih dikenal dengan istilah revolusi hijau (green revolution), telah berhasil meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, khususnya pertanian lahan basah. Hal ini antara lain dibuktikan dengan kemampuan Indonesia mencapai swasembada pangan pada tahun 1984, padahal sebelumnya Indonesia tercatat sebagai negara pengimpor beras terbesar di Asia. Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten yang terkaya di Provinsi Bali. Namun selama kurun waktu lima tahun (2011 s.d. 2015) telah terjadi penurunan produksi padi di Kabupaten Badung sebesar 17.100 ton atau 13,76%, yakni dari 124.238 ton pada tahun 2011 menjadi 107.138 ton pada tahun 2015. Atau turun rata-rata per tahun sebesar 3.420 ton atau 2,75% (BPS Kabupaten Badung, 2011 s.d. 2015). Demikian juga halnya, selama kurun waktu yang sama (2011 s.d. 2015) luas lahan sawah di Kabupaten Badung, yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi padi telah mengalami penurunan sebesar 639 hektar atau 6,10%, yakni dari 10.472 ha pada tahun 2011 menjadi 9.833 ha pada tahun 2015. Atau turun rata-rata per tahun sebesar 127,8 ha atau 1,22% (BPS Kabupaten Badung, 2011 s.d. 2015). Tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian di Kabupaten Badung yang juga 274
merupakan komponen yang berpengaruh terhadap produksi padi, selama kurun waktu lima tahun (2011 s.d 2015), juga mengalami penurunan sebesar 3.989 orang atau 11,92%, yakni dari 33.458 orang pada tahun 2011 menjadi 29.469 orang pada tahun 2015. Atau turun rata-rata per tahun sebesar 798 orang atau 2,38% (BPS Kabupaten Badung, 2011 s.d. 2015). Selain hal tersebut di atas, masih banyak faktor yang mempengaruhi produksi padi, seperti misalnya penggunaan bibit, pemanfaatan pupuk, pengairan, penggunaan pestisida, pengendalian hama penyakit tanaman, termasuk pemanfaatan alat-alat panen, dan lain-lain. Faktor-faktor apa yang paling berpengaruh dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi produksi padi di Kabupaten Badung, merupakan maslah yang akan dicoba untuk diamati dan dianalisis. Dalam kenyataannya, banyak faktor yang mempengaruhi produksi padi, akan tetapi tidak dapat semuanya dianalisis dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap produksi padi di Kabupaten Badung adalah luas lahan sawah dan jumlah tenaga kerja. Dengan demikian, rumusan permasalahan pokok dari penelitian ini adalah faktor-faktor apakah yang mempengaruhi produksi padi di Kabupaten Badung periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2015 ? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi di Kabupaten Badung periode 2006 sampai dengan 2015. Selanjutnya, manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini bahwa hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan sebagai landasan bagi pengambilan kebijakan-kebijakan daerah di Kabupaten Badung, khususnya mengenai padi. METODE PENELITIAN Berdasarkan teori dan permasalahan yang ada, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
1. Luas lahan sawah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi di Kabupaten Badung. 2. Jumlah tenaga kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi di Kabupaten Badung. Yang dibahas dalam metode penelitian ini adalah definisi operasional, jenis dan sumber data dan alat analisis. Definisi operasional 1. Luas lahan sawah (LLS) adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang darimana diperolehnya atau status tanah tersebut yang berada di Kabupaten Badung, dalam satuan hektar. 2. Jumlah tenaga kerja (TK ) adalah keseluruhan jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian di Kabupaten Badung, dalam hal ini adalah jumlah tenaga kerja produktif dalam satuan orang. Jenis dan sumber data Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder runtut waktu (time series) mulai tahun 2006 sampai dengan 2015. Baik data produksi padi, luas lahan sawah dan jumlah tenaga kerja, kesemuanya bersumber dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, yakni Badung dalam Angka, Statistik Kabupaten Badung (beberapa tahun : 2006 s.d. 2015). Alat analisis Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi, dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda dengan metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Squares/OLS). Proses pengolahan atau analisis data akan dilakukan dengan bantuan software Statistical Package for Services Sollution (SPSS) Release 15. Analisis regresi adalah analisis yang berkaitan dengan ketergantungan suatu variabel yang dijelaskan atau variabel tidak bebas dengan satu atau beberapa variabel penjelas atau variabel bebas (Gujarati, 1997). Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
Hasil analisis akan diuji agar dapat diketahui, apakah model yang digunakan dapat menjelaskan masalah yang ada atau tidak. Kriteria pengujian yang dilakukan adalah kriteria ekonomika dan kriteria statistika. Uji kriteria ekonomika dilakukan dengan memperhatikan tanda pada parameter hasil estimasi dan kemudian dicocokkan dengan teori ekonomi yang ada. Uji kriteria statistika dilakukan dengan Uji-t (uji parameter secara individu), Uji-F (uji parameter secara keseluruhan) dan Uji-R2 (uji koefisien determinasi). HASIL DAN PEMBAHASAN Data telah diperoleh, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan model regresi dan model yang dipilih adalah sebagai berikut : PP = ß o + ß 1 LLS + ß 2 TK + Ɛ………..........(4) di mana : PP adalah Produksi Padi (ton) LLS adalah Luas Lahan Sawah (hektar) TK adalah Jumlah Tenaga Kerja (orang) ß o adalah Konstanta (Intercept) ß 1 dan ß 2 adalah Koefisien Regresi masingmasing Varibel Bebas Ɛ adalah Faktor Pengganggu Analisis Hasil Penelitian Analisis hasil penelitian didasarkan atas model regresi yang dipilih seperti tersaji pada Lamipran 2, dan selanjutnya akan diuji berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil regresi pada Lampiran 2, estimasi produksi padi di Kabupaten Badung adalah sebagai berikut :
PP = -69171,647 + 13,466 LLS + 1,479 TK + Ɛ ......... (5) p-value (0,159) (0,037) (0,039)
Uji kriteria ekonomika Uji kriteria ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian tanda koefisien regresi dengan teori yang mendukungnya. Besarnya koefisien arah dapat dilihat pada Tabel 1.
275
Tabel 1 Kriteria Ekonomika Variabel Independen
Koefisien
Tanda
LLS
13,466
positif sesuai
TK
1,479
positif sesuai
Sumber : Data diolah
Keterangan
Hasil penelitian dengan model yang digunakan menunjukkan bahwa koefisien parameter luas lahan sawah adalah positif, demikian pula koefisien parameter jumlah tenaga kerja juga positif. Dengan demikian, dari dua variabel independen, seluruhnya sesuai dengan teori ekonomika. Uji kriteria statistika Uji kriteria statistika yang dilakukan adalah Uji-t, Uji –F dan Uji-R2 . 1. Uji-t Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara individu mempunyai pengaruh yang nyata (signifikan) terhadap variabel dependen.
Untuk uji dua sisi, digunakan tstatistik dibandingkan dengan t-tabel (ß /2; df). Apabila t-statistik < - t-tabel (ß /2; df), atau tstatistik > t-tabel (ß /2; df) maka variabel tersebut, secara statistik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya, dan sebaliknya, apabila - t-tabel (ß /2; df) ß t-statistik ß t-tabel (ß /2; df), maka variabel tersebut, secara statistik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya. df = n-k-1, di mana n adalah jumlah data (observasi); k adalah jumlah variabel penjelas (tidak termasuk konstanta). Untuk uji satu sisi, dilakukan dengan membandingkan p-value dengan tingkat signifikansi yang diharapkan (ß = 5%). Apabila p-value lebih kecil dari tingkat signifikansi yang diharapkan (ß = 5%), maka variabel independen tersebut, secara statistik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut : Ho: ß o = 0; ß 1 = 0; ß 2 = 0 Ha: ß o ß 0; ß 1 > 0; ß 2 > 0 Secara ringkas hasil Uji-t yang diperoleh adalah seperti pada Tabel 2.
Tabel 2 Ringkasan Hasil Uji-t Variabel
Parameter Koefisien Constant (C) ß 0 69171,647 LLS ß1 13,466 TK ß2 1,479 Sumber : data diolah Berdasarkan Tabel 2, tampak bahwa nilai t-statistik dari pada konstant (C) sebesar -1,576 > nilai - t-tabel (0,025;7) sebesar -2,365. Atau nilai - t-tabel (0,025;7) sebesar -2,365 < nilai t-statistik sebesar -1,576. Ini berarti konstant (C) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara statistik (tidak bermakna). Variabel luas lahan sawah (LLS), p-valuenya (0,037) < ß (0,05), demikian pula variabel jumlah tenaga kerja (TK), p-value-nya (0,039) < ß (0,05). Ini berarti kedua variabel independen (LLS dan TK) secara individu 276
t-statistik
p-value
-1,576 2,578 2,525
0,037 0,039
Kesimpulan tidak signifikan signifikan signifikan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependennya (PP). 2. Uji-F Uji ini dilakukan untuk menguji secara statistika apakah keseluruhan variabel independen secara serempak atau bersama memberikan pengaruh yang nyata terhadap variabel dependennya. Hipotesis pengujiannya adalah sebagai berikut: Ho: ß o = ß 1 = ß 2 = 0 Ha: ß o ß ß 1 ß ß 2 ß 0 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
(paling sedikit salah satu dari ß o, ß 1 atau ß 2 ß 0) Jika nilai probabilitas F-statistik < tingkat signifikansi yang diinginkan (ß =0,05), maka Ho ditolak, yang berarti bahwa variabelvariabel penjelasnya secara serempak dapat menjelaskan secara nyata perubahan pada variabel yang dijelaskan, dan apabila nilai probabilitas F-statistik > tingkat signifikansi yang diinginkan (ß =0,05), maka Ho tidak dapat ditolak, yang berarti bahwa variabel-variabel penjelasnya secara serempak tidak dapat menjelaskan secara nyata perubahan pada variabel yang dijelaskan. Pada Tabel 3 disajikan hasil Uji-F sebagai berikut. Tabel 3 Hasil Uji-F Variabel Independen
Probabilitas Statistik
LLS, TK
0,002
Sumber : Data diolah
F-
Kesimpulan signifikan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai probabilitas F-Statistik (0,002) < ß (0,05), yang berarti Ho berhasil ditolak, atau variabel-variabel penjelasnya (LLS dan TK) secara serempak dapat menjelaskan secara nyata (signifikan) perubahan pada variabel yang dijelaskan (PP). 3. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien ini menunjukkan berapa besar persentase variasi variabel independen atau variabel penjelas dapat menjelaskan variasi variabel dependennya. Hasil pengujian pada Lampiran 2, diperoleh R 2 = 0,838, yang mengandung arti bahwa sekitar 83,8% variasi variabel dependen (PP) dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen atau variabel penjelasnya (LLS dan TK). Pembahasan Hasil uji ekonomika dan uji statistika menunjukkan bahwa model estimasi yang diperoleh sudah sesuai dengan kriteria ekonomika dan lolos uji statistika, sehingga model sudah sesuai dengan yang diharapkan. Persamaan estimasi produksi padi di Kabupaten Badung tersebut adalah : Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016
PP = -69171,647 + 13,466 LLS + 1,479 TK + Ɛ ......... (5)
Berdasarkan persamaan estimasi dapat diinterpretasikan sebagai berikut : a. Koefisien variabel luas lahan sawah (LLS) sebesar 13,466, berarti bahwa apabila luas lahan sawah bertambah sebesar 1 hektar, akan menyebabkan produksi padi naik ratarata sebesar 13,466 ton, dengan asumsi jumlah tenaga kerja dan kondisi lainnya sama (ceteris paribus), dan sebaliknya yakni apabila luas lahan sawah berkurang sebesar 1 hektar, akan menyebabkan produksi padi turun rata-rata sebesar 13,466 ton, dengan asumsi jumlah tenaga kerja dan kondisi lainnya sama (ceteris paribus). Pengaruh ini terjadi dalam bentuk meningkatnya luas tanam, sehingga menigkatnya luas panen. Dengan meningkatnya luas panen, pada akhirnya menyebabkan produksi juga meningkat. b. Koefisien variabel jumlah tenaga kerja (TK) sebesar 1,479, berarti bahwa apabila jumlah tenaga kerja bertambah sebesar 1 orang, akan menyebabkan produksi padi naik rata-rata sebesar 1,479 ton, dengan asumsi luas lahan sawah dan kondisi lainnya sama (ceteris paribus), dan sebaliknya yakni apabila jumlah tenaga kerja berkurang sebesar 1 orang, akan menyebabkan produksi padi turun rata-rata sebesar 1,479 ton, dengan asumsi luas lahan sawah dan kondisi lainnya sama (ceteris paribus). Pengaruh ini terjadi dalam bentuk meningkatnya produktivitas tenaga kerja. Dengan meningkatnya produktivitas tenaga kerja, pada akhirnya menyebabkan produksi juga meningkat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa luas lahan sawah berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi di Kabupaten Badung ternyata terbukti. Ini berarti semakin luas lahan sawah di Kabupaten Badung, maka 277
produksi padi akan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. 2. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi padi di Kabupaten Badung ternyata terbukti. Ini berarti semakin banyak jumlah tenaga kerja di Kabupaten Badung, maka produksi padi akan semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Saran - Saran Berdasarkan atas kesimpulan, dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Dalam upaya meningkatkan produksi padi di Kabupaten Badung, luas lahan sawah merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan, karena terbukti bahwa luas lahan sawah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produksi padi. Upaya untuk meningkatkan produksi padi tersebut, dapat dicapai dengan jalan bahwa Pemerintah Kabupaten Badung hendaknya mampu menciptakan kebijakan untuk menahan derasnya laju alih fungsi lahan dengan cara memberikan subsidi (bahkan membebaskan) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) lahan sawah, sehingga petani/pemilik lahan sawah tidak termotivasi untuk menjual lahan sawahnya. Selain itu, pengalihfungsian lahan sawah hanya boleh dilakukan dengan cara yang sangat selektif sesuai dengan prinsip the highest and the best use, dengan membuat kebijakan tata guna lahan tersebut. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut berkaitan dengan seleksi lahan-lahan sawah tersebut, sudah sangat diperlukan saat ini. 2. Dalam upaya meningkatkan produksi padi di Kabupaten Badung, jumlah tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan juga, karena terbukti bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produksi padi. Upaya yang hendaknya dilakukan oleh Pemerintah 278
Kabupaten Badung untuk meningkatkan produksi padi tersebut, adalah menciptakan kebijakan yang dapat menarik tenaga kerja khususnya angkatan kerja produktif bekerja di sektor pertanian (khususnya padi sawah) sehingga pekerjaan sebagai petani merupakan profesi, bukan hanya sebagai kerja sambilan atau pengisi waktu luang. Langkah yang harus ditempuh antara lain: - Menjamin tersalurkannya produksi padi ketika panen raya dengan lebih mengaktifkan peran Bulog. - Menjamin rasionalitas perbandingan biaya produksi dengan pandapatan yang diperoleh petani. Jangan sampai biaya produksi lebih tinggi dari pendapatan yang diterima petani. - Terus mengupayakan teknologi bertani yang lebih modern, sehingga mampu menghasilkan produk yang efektif dan efisien, sehingga merangsang generasi muda bekerja di sektor pertanian, yang cenderung meninggalkan sektor pertanian. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, Badung dalam Angka, Statistik Kabupaten Badung (beberapa tahun 2006 s.d. 2015). Baharsjah, Syarifudin, 1993. Pidato Menteri Pertanian pada Seminar Nasional Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia, Unud, Denpasar, 26-29 April 1993. Bilas, RA., 1992. Ekonomi Mikro (Terjemahan: Samomora, Sahat), PT. Rineka Cipta, Jakarta. Cahyono, Bambang Tri, 1983. Masalah Petani Gurem, Liberty, Yogyakarta. Gujarati, Damodar, 1997. Ekonometrika Dasar (Terjemahan Sumarnojain), Erlangga, Jakarta. Mubyarto, 1985. Peluang Kerja dan Berusaha di Pedesaan, Balai Pustaka FE UGM, Yogyakarta. Partohardjono, S., Adiningsih, J. S. dan Ismail, G., 1990. Peningkatan Produktivitas Lahan Kering Beriklim Basah melalui Teknologi Sistem Usahatani, Risalah Lokakarya, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Departemen Pertanian, Jakarta.
Majalah Ilmiah Untab, Vol. 13 No. 2 September 2016