ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Oleh:
LATIF
Oleh: LATIFA AGUSTIN NIM: 205082000266
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010
i
ANALISIS FAKTOR-FAKOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: LATIFA AGUSTIN NIM: 205082000266
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni NIP. 196902032001121003
Rahmawati., SE., MM NIP. 197708142006042003
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
ii
Hari ini Senin, Tanggal 16 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Latifa Agustin NIM:205082000266 dengan judul Skripsi “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Agustus 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Yulianti., SE., M.Si Sekretaris
Rahmawati., SE., MM Ketua
Prof. Dr. Abdul Hamid., MS Penguji Ahli
iii
Hari ini Jumat Tanggal 17 September Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Latifa Agustin NIM: 205082000266 dengan judul Skripsi “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 17 September 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji I
Rahmawati., SE., MM Penguji II
Yusro Rahma, SE., M.Si Penguji Ahli I
Dr. Yahya Hamja, MM Penguji Ahli II
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI Nama
: Latifa Agustin
Tempat & Tanggal Lahir
: Jakarta, 29 Agustus 1986
Alamat
: Jl. Sunan Giri No. 78 Rt/Rw 02/02 Pondok Bahar Karang Tengah Tangerang
Telepon
: (021) 55746097/085691864066
PENDIDIKAN TK Pertiwi Brebes
Tahun 1991-1993
MI Muhammadiyah Brebes
Tahun 1993-1999
SMP 1 Wanasari Brebes
Tahun 1999-2002
MAN 1 Cipondoh Tangerang
Tahun 2002-2005
S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2005-2010
LATAR BELAKANG KELUARGA Ayah
: Azminah Gustin
Ibu
: Takiman
Alamat
: Jl. Sunan Giri No. 78 Rt/Rw 02/02 Pondok Bahar Karang Tengah Tangerang
Telepon
: (021) 55746097
v
ABSTRACT This study aims to examine the effect of audit competence and independence of the audit of the effectiveness of internal audit in achieving good corporate governance. In this study used primary data in the form of dissemination of the questionnaire conducted in Jakarta with the internal auditor respondents who worked in banking. determination of the samples was done using convenience sampling method. Questionnaire distributed amounted to 45 but again only 40 and 37 which can be processed. Analyzing the data for hypothesis testing was done by multiple regression. The result of research indicates that audit competence, audit independence, and relationship between internal auditor have significantly influence to audit efectiveness in good corporate governance . Key Words: Competence, independence, governance.
vi
internal auditor, good corporate
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh kompetensi audit dan independensi audit terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Pada penelitian ini digunakan data primer dalam bentuk penyebaran kuesioner yang dilakukan di Jakarta dengan responden auditor internal yang bekerja pada perbankan. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode convenience sampling. kuesioner yang disebarkan berjumlah 45 tetapi kembali hanya 40 dan yang bisa diolah 37. Penganalisaan data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan regresi berganda. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kompetensi audit dan independensi audit berpengaruh signifikan terhadap efektivitas peran audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Kata kunci: Kompetensi, independensi, internal auditor, good corporate governance.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbill ’Aalamiin, segala puji dan syukur kepada sumber dari suara-suara hati yang bersifat mulia, sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, sang maha cahaya, penabur cahaya ilham, pilar nalar kebenaran dan kebaikan yang terindah, sang kekasih tercinta yang tak terbatas pencahayaan cinta-Nya, Allah SWT. Berkat limpahan taufik dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam teruntuk Nabi akhir zaman baginda Muhammad SAW, yang telah menyampaikan ajaran islam yang telah terbukti kebenarannya. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syaratsyarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1. Kedua orang tua serta nenekku yang telah memberikan semangat serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis. Do’a yang kalian panjatkan dan kepercayaan yang kalian berikan disetiap langkahku. Semangat yang kalian berikan disetiap putus asa ku. 2. Terimakasih untuk kakakku dan kedua adikku yang telah memberikan warna begitu indah dalam hidupku. 3. Untuk Hambali terimakasih buat semuanya. Semua yang indah dan tak terlupakan. Semua jadi serba jadi manis karena ada kamu... tetap jadi kismis manis yach... 4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Yessi Fitri SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
7. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 8. Ibu Rahmawati SE., MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 9. Dr. Yahya Hamja, MM, selaku dosen penguji ahli I yang telah memberikan masukan dalam proses ujian skripsi saya dengan penuh kesabaran. 10. Yusro Rahma, SE., M.Si, selaku dosen penguji ahli II yang telah memberikan masukan dalam proses ujian skripsi saya dengan penuh kesabaran 11. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 12. Teman-teman akuntansi B, ’wahyu’ thanks ya bantuannya dalam penyusunan skripsi ini, teman seperjuanganku ’muthe, veris, dewi dan adi’ dan semua teman-temanku di akuntansi B 2005, terimakasih atas silaturrahmi yang telah terjalin selama ini. Waktu yang telah kita lewati bersama akan menjadi kenangan tak terlupakan. Tetap semangat untuk kalian. 13. Rekan-rekan Akuntansi Audit, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Perpajakan angkatan 2005 yang telah memberikan dukungannya selama ini kepada penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Agustus 2010
(Latifa Agustin)
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .........................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP .....................................................................
v
ABSTRACT ................................................................................................... vi ABSTRAK ..................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................... viii DAFTAR ISI ..................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi BAB I.
BAB II.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ..................................................
1
B. Perumusan Masalah ............................................................
5
C. Tujuan Penelitian ................................................................
6
D. Manfaat Penelitian .............................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas ..........................................................................
8
1. Pengertian Efektivitas ...................................................
8
B. Audit Intern ........................................................................
8
1. Definisi Audit Intern ..................................................... 11 2. Fungsi Audit Intern ....................................................... 12 3. Misi dan Peran Auditor Intern ...................................... 14
x
4. Perbedaan Auditor Intern dengan Auditor Ekstern ....... 15 C. Kompetensi Auditor ........................................................... 23 D. Independensi Auditor ......................................................... 27 F. Good Corporate Governance (GCG) ................................. 30 G. Keterkaitan antar Variabel ................................................. 34 1. Kompetensi terhadap Efektivitas Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance.................. 34 2. Independensi terhadap Efektivitas Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance.................. 35 3. Kompetensi
dan
Independensi
Audit
terhadap
Efektivitas Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance…………………………….. .. 36 H. Penelitian Terdahulu .......................................................... 37 I. Model Penelitian ................................................................. 38 BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 39 B. Metode Penentuan Sampel ................................................. 39 C. Metode Pengumpulan Data ................................................ 40 1. Data Primer ................................................................... 40 2. Data Sekunder ............................................................... 41 D. Metode Analisis Data ......................................................... 42 1. Statistik Deskriptif ........................................................ 42 2. Uji Kualitas Data ........................................................... 42 a. Uji Reliabilitas......................................................... 42 b. Uji Validitas ............................................................ 43
xi
3. Uji Asumsi Klasik ......................................................... 43 a. Uji Multikolonieritas ............................................... 43 b. Uji Normalitas ......................................................... 44 c. Uji Heteroskedastisitas ............................................ 45 4. Uji Hipotesis ................................................................. 45 a. Koefisien Determinasi ............................................. 47 b. Uji Statistik t ........................................................... 47 c. Uji Statistik F .......................................................... 48 E. Operasional Variabel Penelitian ......................................... 49 1. Efektivitas Audit Intern dalam Mewujudkan Good Corporate Governance .................................................. 49 2. Kompetensi Audit ......................................................... 50 3. Independensi Audit ....................................................... 51 BAB IV.
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ........................ 54 1. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 54 2. Karakteristik Responden ............................................... 55 B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ........................................... 56 1. Hasil Uji Kualitas Data ................................................. 56 a. Hasil Uji Validitas ................................................... 56 b. Hasil Uji Reliabilitas ............................................... 60 2. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................... 62 a. Hasil Uji Multikolonieritas...................................... 62 b. Hasil Uji Normalitas ............................................... 62 c. Hasil Uji Heteroskedastisitas................................... 63 3. Hasil Uji Hipotesis ........................................................ 64 a. Hasil Koefisien Determinasi ................................... 64 b. Hasil Uji Statistik t .................................................. 65 c. Hasil Uji Statistik F ................................................. 68 C. Pembahasan ........................................................................ 69
xii
BAB V.
PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................ 71 B. Saran ................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 75 LAMPIRAN ................................................................................................... 75
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
1.1
Perbedaan Auditor Intern dengan Auditor Ekstern
15
2.1
Hasil Penelitian Sebelumnya
37
3.1
Operasional Variabel Penelitian
52
4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian
54
4.2
Data Sampel Penelitian
55
4.3
Deskripsi Responden
55
4.4
Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Audit
57
4.5
Hasil Uji Validitas Variabel setelah Kompetensi Audit
58
dikeluarkan 4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Independensi Audit
58
4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Good
59
CorporateGovernance 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel setelah Good Corporate
60
Governance (GCG) 2 dan 13 dikeluarkan 4.9
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Audit
60
4.10
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independensi Audit
61
4.11
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Good Corporate
61
Governance
4.12
Hasil Uji Multikolonieritas
62
4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
65
4.14
Hasil Uji Secara Individual (Uji Statistik t)
66
4.15
Hasil Uji Secara Simultan (Uji Statistik F)
68
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Perumusan Masalah
38
4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
63
4.2
Grafik Scatterplot
64
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
1
Daftar Kuesioner Penelitian
2
Daftar Jawaban Responden
3
Hasil Uji Data SPSS
xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yang melanda Asia Timur dan Asia Tenggara, khususnya Indonesia yang dimulai pada pertengahan tahun 1987, isu mengenai Corporate Governance telah menjadi salah satu bahasan penting dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi dan pertumbuhan perekonomian yang stabil di masa yang akan datang (Herwidayatmo, 2003:25). Beberapa dekade terakhir, Corporate Governance menjadi topik bahasan penting para pelaku usaha, akademisi, dan regulator. Tercermin dari pernyataan Presiden World Bank, James D. Wolfensohn: “Bahwa bagi perekonomian dunia tata kelola perusahaan yang tepat (The proper governance of companies) sama krusialnya dengan tata kelola Negara yang tepat (The proper governing of countries). Bank Dunia juga menyadari bahwa Corporate Governance yang kuat akan menghasilkan kemajuan sosial yang baik” Tidak berlebihan jika abad ke-19 disebut sebagai “century of the enterpreneur” setelah abad ke-20 merupakan “century of management” dan abad ke-21 disebut akan menjadi “century of governance” (Danu Febrianto, 2007:98). Organisasi dunia seperti Bank Dunia dan The Organization for economic Cooperation and Development (OECD) telah dikembangkan Principles of Corporate Governance yang dijadikan acuan oleh banyak Negara dalam menyusun pedoman Corporate Governance. Kajian OECD tersebut kemudian dirumuskan menjadi empat prinsip utama Good Corporate
1
Governance (GCG) yang berlaku universal, yaitu kewajaran (fairness), keterbukaaan (transparency), akuntabilitas (accountability), dan pertanggung jawaban (responsibility) (Akhmad Syakhroza, 2003:13) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan sarana bagi pemerintah untuk melayani kesejahteraan rakyatnya. Berdasarkan peran tersebut, BUMN senantiasa diawasi pemerintah khususnya di bawah pengawasan Kementrian Badan Usaha Milik Negara mempunyai karakteristik khusus, tidak hanya menyangkut kepemilikannya oleh Negara tetapi juga peran yang diembannya sebagai pelaku bisnis yang melaksanakan fungsi komersial, dan sekaligus sebagai “Agent of Development” yaitu sebagai lembaga yang bertujuan mendukung pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional, mempunyai kegiatan utama menghimpun dana (fanding), dan menyalurkan dana (lending) (Gusnardi, 2006:5) Salah satu pihak yang terkait dalam pelaksanaan prinsip-prinsip GCG adalah Audit Intern. Audit Intern pada BUMN dilaksanakan guna membantu manajemen agar mereka dapat menjalankan tanggung jawabnya secara efektif dan efesien. Dengan adanya mekanisme Audit Intern, diharapkan manajemen dapat mencurahkan perhatiannya pada tugas pengelolaan, sedangkan tugas pengendalian sehari-hari atas perubahan milik Negara (BUMN) tersebut dapat dilaksanakan secara lebih intensif dan efektif tanpa mengurangi tanggung jawabnya. Hubungan Audit Intern dengan Good Corporate Governance di sebutkan oleh Organisasi Profesi Internal Auditor Indonesia yaitu: “Fungsi Internal
Audit
(Satuan
Pemeriksaan
Internal)
yang efektif
mampu
2
menawarkan sumbangan penting dalam meningkatkan proses Corporate Governance, pengelola risiko, dan pengendalian manajemen”. “Internal Auditor merupakan dukungan penting bagi komisaris, komite audit, direksi, dan manajemen senior dalam membentuk fondasi bagi pengembangan Corporate Governance”. Di Indonesia, kurang efektifnya pelaksanaan Corporate Governance merupakan akar permasalahan krisis ekonomi. Annual Report Bapepam tahun 2004 mencatat beberapa kasus sehubungan dengan tidak berperan dan sangat lemahnya Pengadilan Intern dan Audit Intern sehingga tidak mampu mendeteksi terjadinya kesalahan dalam tubuh perusahaan. Hal ini mengindikasikan perusahaan-perusahaan tersebut tidak dijalankan dengan prinsip tata kelola yang baik (Good Corporate Governance). Pengendalian Intern yang memadai harus dapat dipercaya, kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur, hukum dan peraturan, pengamatan aset, pemanfaatan sumber daya secara ekonomis dan efisien, pencapaian tujuan yang ditetapkan (Gusnardi, 2006:11). Baik buruknya Good Corporate governance BUMN di Indonesia memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan Pengendalian Intern pada BUMN tersebut. Lingkungan pengendalian merupakan kondisi obyektif yang ada pada organisasi. Kondisi ini sebagian terbesar ditentukan oleh pimpinan organisasi, dimana lingkungan pengendalian meliputi nilai integritas dan etika, komitmen terhadap kompetensi, partisipasi dewan pengawas, filosofi manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab, kebijaksanaan dan praktik sumber daya manusia (Arens et al, 2006:274).
3
Karena sangat mendasarnya komponen lingkungan pengendalian sebagai aspek Pengendalian Intern, jenis perusahaan merupakan salah satu aspek lingkungan pengendalian yang dapat memiliki keterkaitan dengan Good Corporate Governance BUMN. Dengan berfungsinya Pengendalian Intern dan Audit Intern serta terwujudnya transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan efektifitas maka terwujudlah prinsip Good Corporate Governance. Menyadari pentingnya Good Governance sebagai salah satu agenda reformasi untuk merehabilitasi perekonomian nasional yang terpuruk akibat krisis ekonomi, maka sejak ditanda tanganinya Letter Of Intent pertama dengan IMF pada tanggal 31 Oktober 1997 Pemerintah telah mencanangkan rencana untuk memperbaiki praktek Governance di Indonesia yang dimulai dari sektor perbankan dan terus berlanjut ke sektor-sektor lain. Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Herlianti Utami dan Puji Handayati (2007). Adapun yang membedakannya antara lain dalam hal: 1. Populasi penelitian Pada penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah auditor internal pada bank, sedangkan pada penelitian sebelumnya, populasi penelitian yang digunakan adalah Kantor Akuntan Publik yang berdomisili di Malang dan Surabaya. 2. Periode penelitian Penelitian ini menggunakan data pada tahun 2010, sedangkan pada penelitian sebelumnya, data yang digunakan yaitu data dari tahun 2007.
4
3. Variabel penelitian Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah faktor kompetensi audit dan faktor independensi audit, sedangkan pada penelitian sebelumnya memasukan 4 variabel, yaitu variabel komposisi komite audit, variabel keberadaan pernyataan secara tertulis misi dan tugas komite audit, variabel kepemimpinan komite audit, dan variabel evaluasi kinerja. Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, berdasarkan tinjauan penulis terhadap peneliti sebelumnya, penulis tertarik untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi audit intern dalam mewujudkan GCG serta membahas peran Audit Internal perusahaan dalam mendukung pengembangan dan implementasi Good Corporate Governance. Untuk itu penulis mencoba menelitinya dalam bentuk skripsi yang berjudul, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Audit Internal Dalam Mewujudkan Good Corporate Governance”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas peran auditor internal dalam mewujudkan good corporate governance? 2. Apakah independensi berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas peran auditor internal dalam mewujudkan good corporate governance?
5
3. Apakah kompetensi dan independensi berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap efektivitas peran auditor internal dalam mewujudkan good corporate governance?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian mengenai analisis faktorfaktor yang mempengaruhi efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance adalah sebagai berikut: 1. Menguji pengaruh kompetensi terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance 2. Menguji pengaruh independensi terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance 3. Menguji pengaruh kompetensi dan independensi terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance
D. Manfaat Penelitian 1) Bagi Peneliti a. Memunculkan kesadaran dan kepekaan terhadap isu-isu yang dihadapi bisnis, dan profesi auditor. b. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis berkaitan dengan Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas Audit Internal dalam mewujudkan Good Corporate Governance.
6
2) Bagi Perusahaan a. Mendorong Perusahaan terutama personil yang ada di dalam Audit Intern untuk mengenali dan peka terhadap permasalahan yang terjadi. b. Praktek, implikasi dan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu dari Audit Intern agar mampu menjalankan fungsinya dalam perusahaan. c. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan mewujudkan Good Corporate Governance dalam sebuah perusahaan. 3) Bagi Masyarakat Sebagai sarana informasi tentang faktor-faktor auditor internal serta dapat menambah wawasan pada bidang akuntansi serta dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber referensi bagi penelitian selanjutnya.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Efektivitas 1. Pengertian Efektivitas Menurut (Mardiasmo, 2004:132) mendefinisikan
efektivitas
adalah: “Pengertian efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (Spending wisely) Indikator efektivitas menggambarkan jangkauanya akibatnya dan dampak (outcome) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program semakian besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu organisasi”. Menurut (N. Anthony, 2004:14) mendefinisikan efektivitas: “Efektivitas adalah hubungan antar output yang dihasilkan oleh pusat pertanggung jawaban dengan tujuan jangka pendek (objektivitas), semakin besar output yang dikontribusikan terhadap jangka pendek perusahaan, maka semakin efektiflah unit tersebut “. Jadi, efektivitas adalah hubungan antar variabel satu dengan yang lainnya yang saling berkaitan dan berpengaruh untuk mencapai tujuan atau hasil akhir sasaran.
B. Audit Intern 1. Definisi Audit Intern Pengertian menurut Institute of Internal Auditor dalam penelitian Muh. Arief Effendi (2006:1) “Intern auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization operations.
8
It help an organization accomplish its objective by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk manajement, control and governance process” (Intern Auditing adalah suatu aktivitas independen, yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Intern Auditing membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan manajemen risiko, pengendalian dan proses pengaturan dan pengelolaan organisasi). American Accounting Association mendefinisikan Audit Intern sebagai, “Proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai tindakan dan kejadian-kejadian ekonomis untuk meyakinkan derajat kesesuaian antara asersi ini dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikannya ke pengguna yang berkepentingan”. (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H.Scheiner, 2005:8) Definisi tersebut ditujukan untuk menggambarkan proses yang dilakukan di semua jenis audit, tetapi istilah “tindakan dan kejadian ekonomi” mengarah pada aspek keuangan atau akuntansi. Audit intern sendiri dapat di definisikan sebagai “suatu fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam suatu organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi aktivitas organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan bagi organisasi”. (Muh. Arief Effendi, 2006:1) Dewan direksi Institute of Internal Auditors dalam Sawyer (2005:9-10) memberikan definisi: “Audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan resiko, kecukupan kontrol, dan pengelolaan organisasi.”
9
Selain itu definisi untuk menggambarkan ruang lingkup audit internal modern dan tak terbatas adalah: “Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) resiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasikan dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima dan telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.” “Istilah Intern Auditor terdiri dari dua kata yaitu internal (intern) dan auditing (audit). Bila di artikan secara sederhana adalah suatu audit yang dilakukan oleh pihak intern dalam arti oleh perusahaan dengan menggunakan pegawai perusahaan itu sendiri” (Sucipto, 2007:2) Internal Audit adalah Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijaksanaan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. (Agoes, 2004:2) Menurut Sawyer, et al (2003:10) mengartikan Audit Intern adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah: a. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan b. Resiko
yang
dihadapi
perusahaan
telah
diidentifikasi
dan
diminimalisasi
10
c. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti d. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis e. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif. Menurut Assegaf (2001:233) pengertian Internal Auditing adalah: “Pemerikasaan yang dilakukan oleh auditor internal yang merupakan karyawan perusahaan tersebut, untuk menilai dan mendapatkan bukti ketaatan terhadap kebijaksanaan perusahaan, keyakinan pelaksanaan pengendalian intern yang baik, menghindari penyimpangan, mengungkapkan penyelewengan serta meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Internal Auditing pada umumnya di anggap sebagai bagian dari sistem pengendalian intern (internal control)”. Jadi, auditor Internal memberikan informasi yang diperlukan manajer atau dewan direksi dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Audit internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi sistem kontrol secara efisien dan efektivitas terhadap kinerja perusahaan.
2. Fungsi Audit Intern Fungsi audit Internal menurut Hiro Tugiman (2000:11): “Fungsi audit internal adalah suatu fungsi penilaian bebas dalam suatu organisasi, guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memberikan saran-saran kepada manajemen, agar tanggung jawab dapat dilaksanakan secara efektif”. Tanggung jawab auditor internal menurut Amin Widjaja Tunggal (2000:21) adalah sebagai berikut:
11
a. Tanggung jawab direktur audit internal adalah merupakan program audit internal perusahaan. Direktur audit internal mengarahkan personil dan aktivitas-aktivitas departemen audit internal, juga menyiapkan rencana tahunan untuk pemeriksaan semua unit perusahaan dan menyajikan program yang telah dibuat untuk persetujuan. b. Tanggung jawab auditing supervisor adalah membantu direktur audit internal dalam mengkoordinasi usaha auditing dengan auditor independen agar memberikan cakupan audit yang sesuai tanpa duplikasi usaha. c. Tanggung jawab senior adalah menerima program audit dan instruksi untuk era audit yang ditugaskan dari auditing supervisor. Senior auditor memimpin staf auditor dalam pekerjaan laporan audit. d. Tanggung jawab staf auditor adalah melaksanakan tugas audit pada suatu lokasi audit. Di dalam Standar Profesi Audit Internal (2004), ruang lingkup audit internal adalah sebagai berikut: Fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan resiko, pengendalian dan governance dengan menggunakan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh.
12
a. Pengelolaan risiko Fungsi audit internal harus membantu organisasi dengan cara mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan resiko dan sistem pengendalian intern. b. Pengendalian Fungsi audit internal harus membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan resiko dan sistem pengendalian intern. 1) Efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi. 2) Keandalan informasi. 3) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4) Pengaman aset organisasi. c. Proses governance Fungsi audit internal harus menilai dan memberikan rekomendasi yang sesuai untuk meningkatkan proses governance dalam mencapai tujuantujuan berikut: 1) Mengembangkan etika dan nilai-nilai yang memadai dalam organisasi. 2) Memastikan pengelolaan kinerja organisasi yang efektif dan akuntabilitas.
13
3) Secara efektif mengkomunikasikan resiko dan pengendalian kepada unit-unit yang tepat di dalam organisasi. 4) Secara
efektif
mengkoordinasikan
mengkomunikasikan
informasi
di
kegiatan
antara
dari
pimpinan,
dan dewan
pengawas, auditor internal dan eksternal serta manajemen. Lebih lanjut penulis lain menyebutkan bahwa fungsi Auditor Intern adalah: a. Menentukan baik tidaknya internal auditor dengan memperhatikan pemisahan fungsi dan apakah prinsip akuntansi benar-benar telah dilaksanakan b. Bertanggung jawab dan menentukan apakah pelaksanaannya mentaati peraturan, rencana dan prosedur yang telah ditentukan sampai menilai apakah hal-hal tersebut perlu diperbaiki atau tidak c. Memverifikasi dan menilai tingkat kepercayaan terhadap sistem akuntansi (accounting system) dan pelaporan d. Menilai kehematan, efisiensi dan efektivitas kegiatan e. Melaporkan secara obyektif apa yang diketahuinya kepada manajemen disertai rekomendasi perbaikannya (Sucipto, 2007:4)
3. Misi dan Peran Auditor Intern Auditor Intern memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor Intern bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasionalnya
14
perusahaan dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor Intern memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko-risiko terkait dalam menjalankan usaha. 4. Perbedaan Auditor Intern dengan Auditor Ekstern Tabel 1.1. Perbedaan Auditor Intern dengan Auditor Ekstern Auditor Intern a. Merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen. b. Melayani kebutuhan organisasi, meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan. c. Fokus pada kejadian-kejadian di masa depan dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi. d. Langsung berkaitan dengan pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya atau perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah. e. Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua tingkatan manajemen. f. Menelaah aktivitas secara terusmenerus
Auditor Ekstren a. Merupakan orang yang independen di luar perusahaan. b. Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang dapat diandalkan. c. Fokus pada ketepatan dan kemudahan pemahaman dari kejadian-kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan. d. Sekali-kali memperhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan secara material. e. Independen terhadap manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan maupun secara mental. f. Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik, biasanya setahun sekali.
Sumber : (Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner, (2005:8)
15
Menurut sawyer, et al (2003:10) teknik-teknik audit internal terdiri dari 6 tahap pendekatan, diantaranya : 1) Penentuan risiko Penentuan risiko (risk assessment) merupakan hal penting bagi manajemen dan auditor internal. Auditor internal harus memiliki pemahaman mengenai proses penentuan resiko dan sarana yang digunakan untuk melakukannya. Selain itu, auditor internal harus memasukkan hasil penentuan risiko kedalam program audit untuk memastikan bahwa pengendalian yang dibutuhkan memang survei pendahuluan diterapkan untuk mengurangi resiko. Resiko audit terdiri atas: a) Risiko bawaan (inherent risk) adalah kerentanan suatu asersi atas terjadinya salah saji material, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada kebijakan atau prosedur struktur pengendalian internal terkait yang ditetapkan. b) Risiko pengendalian (control risk) adalah risiko bahwa salah saji material yang bisa terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan atau prosedur pengendalian internal suatu entitas. Resiko ini ditentukan saat mengevaluasi pengendalian dan strategi entitas yang diaudit. c) Risiko deteksi (detection risk) adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu asersi.
16
2) Survei pendahuluan Survei pendahuluan berguna untuk memperoleh gambaran lebih dahulu mengenai aktifitas yang akan direview dimana seorang auditor bisa mendapatkan keadaan perusahaan secara umum baik kekuatan maupun kelemahannya. Terdapat 6 langkah dasar dalam melakukan survei pendahuluan, yaitu : a) Melakukan studi awal Studi awal yang dilakukan mencakup penelahaan atas kerja tahun sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan, organisasi
dan
dokumen-dokumen yang akan membantu untuk lebih memahami subjek audit. b) Mendokumentasikan Auditor akan melakukan beberapa langkah yang akan mengarah pada pertemuan awal antara auditor dengan manajer klien, seperti pembuatan daftar pengingat dan daftar isi untuk kertas kerja dan pembuatan kuesioner untuk wawancara dan diskusi dengan manajer klien. c) Bertemu klien Pertemuan auditor dengan manajer klien memberi peluang bagi auditor untuk menjelaskan tujuan dan pendekatan audit yang akan dijelaskan. Pada kesempatan ini, auditor menjelaskan tujuan, sasaran dan standar operasi serta mengenali gaya manajemen yang diterapkan.
17
d) Mendapatkan
informasi.
Informasi
yang
diperlukan
dapat
diklasifikasikan ke dalam 4 fungsi dasar manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. e) Mengamati Pengamatan yang dilakukan dimaksudkan untuk memperoleh gambaran lebih nyata mengenai kegiatan yang direview. Observasi dapat memberikan gambaran dan kesan tersendiri atas aktivitas yang diamati. f) Membuat bagan alir Bagan alir dapat menjadi alat yang berguna bagi semua auditor. Bagan alir memberikan gambaran sistem dan merupakan sarana untuk menganalisis operasi yang kompleks. g) Melaporkan Jika hasil-hasil survei kemudian membutuhkan audit, ringkasan audit seharusnya mencakup langkah-langkah audit yang disarankan dan rasional. Auditor juga harus mengidentifikasi aktivitasaktivitas yang tidak akan diaudit dan menjelaskan alasannya. Estimasi awal untuk waktu dan kebutuhan sumber daya harus dilakukan, bersama dengan target tanggal pekerjaan lapangan dan fase pelaporan. 3) Program audit Program audit merupakan alat yang menghubungkan survei pendahuluan dengan pekerjaan lapangan. Auditor internal harus
18
menyiapkan program audit segera setelah survei pendahuluan program audit harus menunjukkan lingkup pekerjaan audit. Program tersebut harus memperjelas hal-hal apa yang akan tercakup dalam audit dan yang tidak. Program audit harus mencakup estimasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap segmen audit. Estimasi ini memang merupakan estimasi awal, tetapi membantu penanggung jawab audit dan supervisor audit mengontrol dan menelaah kemajuan audit, penyesuaian-penyesuaian terhadap estimasi mungkin dilakukan, sesuai kemajuan audit, jika keadaan berbeda dari yang diantisipasi. 4) Pekerjaan lapangan Pekerjaan lapangan merupakan suatu proses sistematis untuk mendapatkan keyakinan dengan mengumpulkan bukti mengenai kegiatan suatu aktivitas operasi, termasuk pula penilaian atas bukti yang terkumpul dan temuan yang didapat, apakah operasi dilaksanakan sesuai standar yang telah ditetapkan. Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk melengkapi prosedur audit yang tertuang dalam audit program, dalam rangka mencapai tujuan audit. Auditor dapat mencapai tujuan audit melalui proses yang disebut pengujian. Pengujian dilaksanakan dengan memilih beberapa transaksi sebagai sampel untuk direview. Tujuannya untuk untuk memberikan
19
auditor suatu dasar opini untuk pembentukan opini audit. Langkahlangkah pengujian pokok adalah : a) Penentuan standar b) Perumusan populasi c) Pemilihan sampel transaksi d) Pengujian atas transaksi yang telah dipilih Pada prinsipnya terdapat dua jenis bukti, yaitu bukti hukum dan bukti audit. Bukti hukum dan bukti audit memiliki banyak kesamaan. Keduanya memiliki tujuan yang sama untuk memberikan bukti, yang mendorong keyakinan tentang kebenaran atau kesalahan setiap pernyataan atas suatu masalah. Namun bukti hukum sangat mengandalkan
pengakuan
lisan,
sedang
bukti
audit
lebih
mengandalkan bukti-bukti dokumen. 5) Temuan Audit Selama pelaksanaan pekerjaan, Auditor Intern mengidentifikasi akan
kondisi-kondisi
yang
membutuhkan
tindakan
perbaikan.
Penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma atau kriteria yang dapat diterima disebut temuan audit (audit findings). Beberapa
kelemahan
(temuan)
bersifat
kecil
dan
tidak
membutuhkan perhatian manajemen. Semua temuan audit yang dilaporkan haruslah: a) Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen.
20
b) Didokumentasikan dengan fakta, bukan opini, dan dengan bukti yang memadai, kompeten, dan relevan c) Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka d) Relevan dengan masalah-masalah yang ada e) Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan. Dalam temuan audit ini auditor memberikan rekomendasi kepada manajemen. Rekomendasi menggambarkan tindakan yang mungkin dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol. Mengidentifikasi kondisi yang tidak memuaskan adalah tanggung jawab audit. Sedangkan memperbaikinya adalah tanggung jawab manajemen. Lebih disukai Auditor Intern mengusulkan metode tindakan perbaikan untuk pertimbangan manajemen. Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit adalah membahasnya dengan manajemen operasional sebelum laporan audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai kesepakatan mengenai fakta-fakta dan beberapa tindakan perbaikan untuk memperbaiki kekurangan. 6) Kertas Kerja Kertas kerja (working paper) berisi catatan informasi yang diperoleh dan analisis yang dilakukan selama proses audit. Kertas kerja
21
disiapkan sejak auditor memulai pekerjaannya hingga auditor menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit. Kertas kerja berisi dokumentasi atas langkah-langkah berikut ini dalam proses audit: a) Rencana audit, termasuk program audit. b) Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem kontrol internal. c) Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai. d) Penelaahan kertas kerja. e) Laporan audit. f) Tindak lanjut dari tindakan perbaikan. Audit intern menyiapkan kertas kerja untuk beberapa tujuan yang berbeda, yaitu: a) Untuk mendukung laporan audit. b) Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui tanya jawab, penelaahan instruksi dan arahan, analisis sistem dan proses, pengamatan kondisi, dan pemeriksaan transaksi. c) Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan temuan-temuan audit, mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk menentukan terjadi dan luasnya kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan d) Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan operasi.
22
e) Untuk memberi dukungan dan bukti untuk masalah-masalah yang melibatkan kecurangan, tuntutan hukum, dan klaim asuransi. f) Untuk menjadi sarana bagi auditor ekstern dalam mengevaluasi pekerjaan Audit Intern dan kemudian menggunakannya dalam penilaian audit ekstern atas sistem kontrol internal organisasi. g) Menjadi latar belakang dan data referensi untuk penelaahan selanjutnya. h) Untuk membantu memfasilitasi penelaahan. Baik auditor ekstern atau konsultan perlu mengevaluasi aktivitas Audit Intern. i) Menjadi bagian dokumentasi.
C. Kompetensi Auditor Menurut Webster’s Ninth Collegiate Dictionary (1983) dalam Rani Widyastuti (2009:21) kompetensi atau keahlian adalah keterampilan dari seorang ahli. Robert A. Roe (2001) mengemukakan definisi dari kompetensi yaitu: “Competence is definined as the ability to adequately perform a task, duty of role. Competence integrates knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and skills and is acquired through work experience and learning by doing.” Berdasarkan definisi di atas kompetensi dapat digambarkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas, peran atau tugas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan-keterampilan, sikap-sikap, dan nilai-nilai pribadi, dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan
23
keterampilan yang didasarkan pada pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan. Menurut Mahrissa Kusumamelati (2007:18) kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan, keterampilan, kecakapan, pengetahuan, pemahaman, dan wawasan seseorang terhadap suatu bidang. Secara awam kompetensi juga dapat diartikan sebagai tingkat latar belakang pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang mungkin akan dapat memberikan pengaruh terhadap orang itu sendiri dalam menjalankan tugasnya. Kualifikasi audit internal menurut Amin W. Tunggal (2000:22-27) antara lain : 1. Audit Internal harus memiliki pendidikan dan latihan yang memadai karena Audit berhubungan dengan analisis dan pertimbangan. Oleh karena itu, Audit Internal harus mengerti catatan keuangan dan Akuntansi sehingga dapat memverifikasi dan menganalisis dengan baik. 2. Selain pendidikan dan pelatihan seorang Auditor Internal juga harus berpengalaman dibidangnya. Apabila ia seorang Auditor yang baru, ia harus dibimbing oleh Auditor yang kompeten. Seorang Auditor dikatakan memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a) Auditor Internal harus tertarik dan ingin mengetahui semua operasi, selain itu juga harus mempunyai perhatian terhadap prestasi dan persoalan karyawan perusahaan mulai dari tingkat bawah sampai tingkat atas. b) Seorang Auditor Internal harus tekun dalam pekerjaannya.
24
c) Auditor Internal harus memandang suatu kesalahan sebagai sesuatu yang harus diselesaikan dan kesalahan yang telah dibuat sebisa mungkin harus bisa dihindari. d) Auditor Internal menelaah semua pengaruh yang terjadi terhadap Profitabilitas dan Efesiensi kegiatan perusahaan. e) Mempertimbangkan Audit sebagai mitra, karena tujuan dari Audit Internal bukanlah mengkritik tetapi untuk meningkatkan operasi perusahaan. f) Seorang Auditor Internal harus mempunyai ide-ide cemerlang untuk membangun organisasi. Konsorsium organisasi Profesi Audit Internal (2004:9), menyatakan bahwa penugasan harus dilaksanakan dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan profesional. 1.
Keahlian Ada lima komponen-komponen keahlian seperti yang dikemukakan oleh Abdolmohammadi, Searfoss, dan Seanteau (1992) dalam Rani Widyastuti (2009) yaitu: a) Komponen Pengetahuan Merupakan komponen penting dalam suatu keahlian. Komponenkompunen
pengetahuan
meliputi
pengetahuan
terhadap
fakta,
prosedur, dan pengalaman. b) Ciri-ciri Psikologis
25
Komponen ini meliputi kemampuan di dalam berkomunikasi, kreativitas, kerjasama, dan percaya pada keahlian. c) Kemampuan Berpikir Kemampuan ini merupakan kemampuan untuk mengakumulasi dan mengolah informasi. Beberapa karakteristik yang dapat dimasukan ke dalam
unsur kemampuan berpikir seperti kemampuan untuk
beradaptasi pada situasi baru dan abigius, keamampuan untuk memfokuskan pada fakta-fakta relevan dan kemampuan untuk mengabaikan fakta yang tidak relevan, dan kemampuan untuk menghindari tekanan. d) Strategi Penentuan Keputusan Kemampuan seorang dalam membuat keputusan secara sistematis baik formal
maupun
informal
akan
membantu
dalam
mengatasi
keterbatasan manusia. e) Analisis Tugas Banyak dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dan analisis tugas ini akan mempunyai pengaruh terhadap penentuan keputusan. Audit Internal harus memiliki keahlian, ketrampilan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan. 2.
Kecermatan Profesional Auditor Internal harus menerapkan kecermatan dan layaknya dilakukan oleh seorang Auditor internal yang bijaksana dan kompeten, dengan mempertimbangkan ruang lingkup penugasan, di antaranya
26
kompleksitas dan materialitas yang dicakup dalam penugasan, kecukupan dan Efektifitas manajemen resiko, pengendalian dan proses governance, biaya dan manfaat penggunaan sumber daya dalam penugasan, penggunaan teknik-teknik Audit berbasis komputer dan teknik-teknik analisis lainnya. Menurut Mahrisa Kusumamelati (2008), audit internal yang kompeten dapat dilihat dari: a. Sumber daya manusia yang dimiliki oleh audit internal merupakan orang-orang yang
memiliki
pengetahuan
yang
memadai
dan
pengalaman dibidang audit. b. Setiap orang yang menjadi seorang auditor internal diwajibkan untuk mengembangkan diri melalui peningkatan-peningkatan pengetahuan di bidang audit, akuntasi dan bidang-bidang lainnya yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan. c. Setiap staf audit internal diwajibkan untuk mengikuti pelatihan pendidikan keahlian dalam bidang audit internal.
D. Independensi Auditor Independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang menyatakan bahwa dalam semua yang berhubungan dengan perikatan, independensi dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
27
Berdasarkan ketentuan yang dimuat dalam Pernyataan Standar Audit (PSA) No. 04 (SA Seksi 220), standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum, dalam hal ini dibedakan dengan auditor yang berpraktik sebagai auditor intern. Dengan demikian, ia tidak memihak kepada kepentingan siapapun, sebab sebagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan berpendapatnya. The Indonesian Institite of Corporate Governance (IIGC) dalam Forum for Good Corporate Governance (2001:8) menyebutkan bahwa independensi profesional adalah suatu bentuk sikap mental yang sulit untuk dapat dikendalikan karena berhubungan dengan integritas seseorang. Melakukan fit and proper test terhadap kandidat yang akan menduduki jabatan tertentu di perusahaan merupakan salah satu usaha mengetahui independensi profesional. Akan tetapi, integritas independensi seseorang lebih ditentukan oleh apa yang sebenarnya diyakininya dan dilaksanakannya dalam kenyataan (in fact) dan bukan oleh apa yang terlihat (in appereance). Auditor Intern yang professional harus memiliki independensi objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi, serta melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga. Audit Intern harus bebas dari hambatan dalam melaksanakan auditnya. Hanya dengan begitu Auditor Intern bisa disebut melaksanakan audit professional.
28
Seperti yang dikemukakan IIA (1999:97), sebagai berikut : “ Internal auditor should Be independent of the objective of the activities they audit. Internal auditors are independen when they carry out their work freely and objectively. Independence permits internal auditor to render to impartial and unbiased judgments and essential to the proper conduct of audits. It is achieved throught organization status and objectivity.” (Independensi memungkinkan auditor internal dapat melakukan pekerjaan secara bebas dan objektif juga dapat membuat pertimbangan penting secara netral dan tidak menyimpang. Independensi dapat dicapai melalui status organisasi dan objektifitas). Menurut Hiro Tugiman (2003:16), status organisasi dan objektifitasnya harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu : a. Status Organisasi Status organisasi adalah kedudukam formal dalam organisasi secara keseluruhan. Status organisasi auditor internal haruslah memberikan keleluasaan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, dan memberikan dukungan dari manajemen sehingga mereka dapat bekerjasama dengan pihak yang diperiksa dan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara bebas dari berbagai campur tangan pihak lain. Dalam melaksanakan audit agar pelaksanaan audit internal memadai maka seorang audit internal harus mempunyai independensi yang tinggi dan bertindak secara objektif. b. Objektifitas Objektifitas adalah sikap mental yang independen yang harus dikembangkan
oleh
auditor
internal
dalam
melaksanakan
pemeriksaannya. Auditor tidak boleh menempatkan penilaian sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan secara lebih rendah dibandingkan dengan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain atau menilai sesuatu
29
berdasarkan penilaian orang lain. Para pemeriksa internal haruslah melakukan tugasnya secara objektif. Independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang menyatakan bahwa dalam semua yang berhubungan dengan perikatan, independensi dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Berdasarkan ketentuan yang dimuat dalam Pernyataan Standar Audit (PSA) No. 04 (SA Seksi 220), standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum, dalam hal ini dibedakan dengan auditor yang berpraktik sebagai auditor intern. Dengan demikian, ia tidak memihak kepada kepentingan siapapun, sebab sebagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan berpendapatnya.
E. Good Corporate Governance (GCG) Akhmad Syakhroza (2003:14) mendefinisikan Corporate Governance sebagai berikut: “Corporate Governance adalah suatu sistem yang dipakai “Board” untuk mengarahkan dan mengendalikan serta mengawasi (directing, controlling, and supervising) pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien, efektif, ekonomis, dan produkif (E3P) dengan prinsip-prinsip transparan, accountable, responsible, independent, dan fairness (TARIF) dalam rangka mencapai tujuan organisasi”.
30
Definisi corporate governance menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (2001:1) dalam publikasi yang pertamanya mempergunakan definisi Cadbury Committee, yaitu: "Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan." Selanjutnya Finance Committee On Corporate Governance Malaysia mendefinisikan, “Corporate Governance sebagai proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan akuntabilitas perusahaan. Adapun tujuan akhirnya adalah meningkatkan kemakmuran pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. Definisi ini menekankan bahwa sebaik apapun suatu struktur Corporate Governance namun jika prosesnya tidak berjalan sebagaimana mestinya maka tujuan akhir melindungi kepentingan pemegang saham dan stakeholders tidak akan pernah tercapai” (Herwidayatmo, 2000:25) Corporate governance mempunyai tujuan untuk menciptakan nilai tambah bagi pihak yang berkepentingan (stakeholders). Secara lebih rinci terminologi corporate governance dapat digunakan untuk menjelaskan peranan dan perilaku dari dewan direksi, dewan komisaris, pengelola perusahaan, dan pemegang saham (Forum for Corporate Governance, 2001:1). Jadi, Corporate Governance merupakan proses yang diterapkan dalam menjalankan suatu perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. Jadi yang dimaksud dengan stakeholder lainnya adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, yaitu bagian internal
31
dan eksternal perusahaan seperti kreditor, karyawan, pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat. Good corporate governance pada lembaga keuangan, khususnya bank memiliki keunikan bila dibandingkan good corporate governance pada lembaga keuangan non-bank. Hal ini lebih disebabkan oleh kehadiran deposan sebagai suatu kelompok stakeholders yang kepentingannya harus diakomodir dan dijaga. Corporate governance merupakan suatu konsepsi yang secara riil dijabarkan dalam bentuk ketentuan/peraturan yang dibuat oleh lembaga otoritas, norma-norma dan etika yang dikembangkan oleh asosiasi industri dan diadopsi oleh pelaku industri, serta lembaga-lembaga yang terkait dengan tugas dan peran yang jelas untuk mendorong disiplin, dan melaksanakan fungsi check and balance. Sejumlah perangkat dasar yang diperlukan untuk pembentukan good corporate governance pada perbankan antara lain: sistem pengendalian intern, manajemen risiko, ketentuan yang mengarah pada peningkatan keterbukaan informasi, sistem akuntansi, dan audit ekstern. Ditinjau secara yuridis bank bertanggung jawab kepada banyak pihak (stakeholders). Pihak dimaksud antara lain terdiri dari nasabah penabung, pemegang saham, investor obligasi, bank koresponden, regulator, pegawai perseroan, pemasok serta masyarakat dan lingkungan. Dengan demikian penerapan good corporate governance merupakan suatu kebutuhan bagi setiap bank (Sekar Ayu, 2009). Di dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI 2009 ruang lingkup pelaksanaan good corporate governance adalah:
32
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi. b. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan. c. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern. d. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas audit intern dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengandalian intern, mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan resiko. 1. Prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance a. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan. Dalam mewujudkan transparansi ini sendiri, perusahaan harus menyediakan informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Selanjutnya jika prinsip transparansi dilaksanakan dengan baik dan tepat, akan dimungkinkan terhindarnya benturan kepentingan (conflict of interest) berbagai pihak dalam manajemen. b. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Bila prinsip accountability ini diterapkan secara efektif, maka ada kejelasan fungsi, hak, kewajiban, dan wewenang dan tanggungjawab antara pemegang saham, dewan komisaris serta direksi.
33
Dengan adanya kejelasan inilah maka perusahaan akan terhindar dari kondisi agency problem (benturan kepentingan peran). c. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang undangan yang berlaku dan prinsipprinsip pengelolaan bank yang sehat. d. Independensi (independency) yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk melancarkan pelaksanaan asas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. e. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
F. Kerterkaitan antar variabel 1. Kompetensi terhadap Efektivitas Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance Audit
internal
harus
memiliki
keahlian,
ketrampilan
dan
kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan. Menurut Mahrisa Kusumamelati (2008) dalam penelitiannya audit internal yang kompeten dapat dilihat dari Sumber daya manusia yang
34
dimiliki oleh audit internal merupakan orang-orang yang memiliki pengetahuan yang memadai dan pengalaman dibidang audit, Setiap orang yang menjadi seorang auditor internal diwajibkan untuk mengembangkan diri melalui peningkatan pengetahuan di bidang audit, akuntansi dan bidang-bidang lainnya yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan. Pernyataan tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizki Nurfajri (2009) yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap efektivitas komite audit. Kompetensi dianggap merupakan faktor penting untuk menunjang tugas dari komite audit yang memiliki peranan strategis dalam pelaksanaan fungsi pengawasan dan pengendalian perusahaan secara efektif. Pengalaman dan pengetahuan di bidang keuangan, bisnis, akuntansi, maupun audit akan sangat mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh komite audit.
Dan dari
penelitian tersebut hasilnya kompetensi sangat berpengaruh terhadap efektivitas
audit
internal
dalam
mewujudkan
Good
Corporate
Governance. Ha1 = Kompetensi berpengaruh terhadap efektifitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance 2. Independensi terhadap Efektivitas Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance Independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang menyatakan bahwa dalam semua yang berhubungan dengan
35
perikatan, independensi dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor, hal ini sesuai dengan pernyataan dalam Penelitian yang dilakukan oleh Mahrisa Kusumamelati (2008). Independensi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efektivitas komite audit (Rizki Nurfajri, 2009). Aspek independensi komite audit merupakan hal yang sering dipersoalkan. Dalam hal ini anggota komite audit dirangkap oleh orang yang memiliki kepentingan dengan perusahaan, jelas hal ini akan menjadi permasalahan, karena hal tersebut akan mengurangi kemandirian komite dalam menyatakan sikap atau pendapat. Independensi menjadi alasan utama untuk meme lihara integritas dan penilaian yang objektif dari komite audit dalam laporan dan rekomendasi yang dibuat. Untuk itu dalam melaksanakan audit agar pelaksanaan audit internal memadai maka seorang audit internal harus mempunyai independensi yang tinggi dan bertindak secara objektif. Dan dari penelitian tersebut hasilnya independensi sangat berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan Good Corporate Governance. Ha2 = Independensi berpengaruh terhadap efektifitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance 3. Kompetensi dan Independensi Audit terhadap Efektivitas Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance Kualifikasi audit internal menurut Amin W. Tunggal (2000:22-27) antara lain Audit Internal harus memiliki pendidikan dan latihan yang memadai karena Audit berhubungan dengan analisis dan pertimbangan.
36
Oleh karena itu, Audit Internal harus mengerti catatan keuangan dan Akuntansi sehingga dapat memverifikasi dan menganalisis dengan baik. Menurut Mahrisa Kusumamelati (2008) dalam penelitiannya audit internal yang kompeten dapat dilihat dari Sumber daya manusia yang dimiliki oleh audit internal merupakan orang-orang yang memiliki pengetahuan yang memadai dan pengalaman dibidang audit, Setiap orang yang menjadi seorang auditor internal diwajibkan untuk mengembangkan diri melalui peningkatan-peningkatan pengetahuan di bidang audit, akuntansi dan bidang-bidang lainnya yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan. Audit intern dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dituntut untuk selalu mempertahankan sikap independen karena setiap kali melaksanakan audit, audit internal berkewajiban untuk memberikan laporan mengenai pelaksanaan serta hasil auditnya kepada pimpinan dan audit internal tidak mudah dipengaruhi dan tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Dan dari penelitian tersebut hasilnya kompetensi sangat berpengaruh terhadap efektivitas
audit
internal
dalam
mewujudkan
Good
Corporate
Governance. Ha3 = Kompetensi dan independensi berpengaruh terhadap efektifitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance
37
G. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya Peneliti
Judul
Perbedaan
Persamaan
Alat analisis Regresi berganda
Helianti Utami dan Puji Handayati (2007)
Faktor-faktor 1. Komposisi yang anggota mempengaruhi komite audit. efektivitas 2. Piagam komite audit komite audit dalam dan pembagian mewujudkan tugas serta tata kelola wewenang. perusahaan 3. Kepemimpin yang baik.
Resa Dewita Sari (2009)
Pengaruh Audit Intern dan Pengendalian Intern terhadap Penerapan Good Corporate Governance (Studi kasus pada PT.BNI.Tbk
Pengendalian Intern
Implementasi Regresi berganda Good Corporate Governance, Hubungan dengan internal auditor
Mahrisa Kusuma Melati
Fungsi Audit Internal dalam Meningkatkan Good Corporate Governance
Pelaksanaan audit internal dan laporan yang dihasilkan
Kompetensi, independensi audit internal
Hubungan dengan internal auditor
Regresi berganda
Hasil Hubungan dengan internal auditor dan eksternal auditor kurang berpengaruh signifikan terhadap efektivitas komite audit. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Audit Intern terhadap GCG, dan terdapat pengaruh yang signifikan antara Pengendalian Intern terhadap GCG Terdapat pengaruh yang signifikan antara fungsi audit internal dalam meningkatkan GCG
38
H. Kerangka Pemikiran Variabel Independen
Variabel Dependen
Kompetensi Auditor Internal
Independensi Auditor Internal
Efektivitas audit internal dalam mewujudkan Good Corporate Governance
Standar Uji 1. Normalitas Data 2. Asumsi Klasik 3. Validitas 4. Reliabilitas 5. Uji Statistik t 6. Uji Statistik F
1. Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance 2. Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas Gambar 2.1. audit internal dalam mewujudkan Berfikir goodKerangka corporate governance 3. Kompetensi dan independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif, yakni dengan cara menggambarkan atau menjelaskan secermat mungkin suatu hal dari data-data yang tersedia, setelah itu kemudian peneliti menganalisis data-data tersebut kedalam rumusan masalah yang akan dijadikan objek analisis oleh peneliti. Penelitian ini dibatasi pada pengungkapan masalah yang akan dikaji oleh peneliti terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Populasi penelitian ini adalah auditor internal pada perbankan di Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel Pemilihan perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convinience sampling. Menurut Hamid (2007:30) convenience sampling adalah istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif. Metode ini dipilih untuk menentukan sampel penelitian dengan pertimbangan calon responden yang dihubungi termasuk ke dalam bagian
40
objek penelitian atau sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan yaitu pegawai yang bekerja di bagian internal audit pada bank yang terdapat di Jakarta. Para pegawai tersebut dipilih tanpa adanya kriteria-kriteria tertentu seperti tingkat pendidikan, lamanya bekarja, atau jabatan tertentu.
C. Metode Pengumpulan Data Data merupakan suatu keterangan yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Data yang baik adalah data yang penuh dengan tingkat kepercayaan yang tinggi serta tepat waktu melalui penjajakan dalam observasi. Menurut Sugiono (2008:139) bila dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. “ Sumber primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul, misal melalui orang lain atau melihat dokumen”. Dalam pengumpulan data yang akan di analisis, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu: 1. Data Primer (Primery Data) Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara), berupa persepsi (opini, sikap, pengalaman) secara individual atau kelompok, hasil observasi suatu kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Adapun data primer yang penulis gunakan yaitu:
41
a. Kuesioner Kuesioner merupakan penelitian dengan cara mengajukan daftar pertanyaan langsung kepada responden, yaitu Auditor Intern yang bekerja pada Perbankan yang ada di Jakarta. Skala yang digunakan adalah skala likert untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang kejadian atau gejala sosial. Kuesioner ini terdiri dari dari 2 bagian, yaitu bagian A yang berisi pernyataan data dan keterangan pribadi responden, bagian B berisi pernyataan yang merupakan penjabaran dari operasional variabel untuk Audit Intern, dan Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG). b. Observasi Penelitian ini dilakukan dengan observasi berupa pengamatan langsung dan pengambilan data objek penelitian. 2. Data Sekunder (Secondary Data) Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Adapun data sekunder yang penulis pakai yaitu: a. Riset kepustakaan Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data dari internet.
42
b. Teknik dokumentasi Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari lembaga (instansi) terkait, yang berhubungan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskripstif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Imam Ghozali, 2005:19). 2. Uji Kualitas Data Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji reliabilitas dan validitas. a. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1) Repeated Measure atau pengukuran ulang.
43
2) One Shot atau pengukuran sekali saja, pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach Alfa (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alfa > 0,60. Sedangkan, jika sebaliknya data tersebut dikatakan tidak reliabel (Imam Ghozali, 2005:41-42). b. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada keusioner mampu mengungkapakan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Imam Ghozali, 2005:45). 3. Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti melakukan uji multikolonieritas, uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Multikolonieritas Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem
44
multikoliniearitas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1, sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multiko jika koefisien korelasi antar variabel independen haruslah lemah (dibawah 0,5). Jika korelasinya kuat, maka terjadi problem multiko (Singgih Santoso, 2000:203-206). b. Uji Normalitas Pengujian normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Cara mendeteksinya yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari garfik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka
45
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Singgih Santoso, 2000:212-214). c. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heterokedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Cara
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik, dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di studentized. Jika pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Singgih Santoso, 2000:208-210). 4. Uji Hipotesis regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel
46
independen yang sudah diketahui besarnya (Singgih Santoso, 2000:163). Model regresi berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:211). Analisis regresi linier berganda yang dilakukan dalam penelitian ini, dilakukan dengan memasukkan dua buah variabel independen yang terdiri atas kompetensi dan independensi auditor internal yang dilakukan serta satu variabel dependen yaitu dalam mewujudkan good corporate governance. Secara umum formulasi dari regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 +e Keterangan: Y
= Efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance
a
= Konstanta
b1b2b3 = Koefisien X1
= Kompetensi audit internal
X2
= Independensi audit internal
e
= Error
47
Hipotesis: Ha1:
Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance.
Ha2:
Independensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance.
Ha3 :
Kompetensi signifikan
dan
independensi
terhadap
berpengaruh positif
efektivitas
audit
internal
dan dalam
mewujudkan good corporate governance. Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui: a. Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Imam Ghozali, 2005: 83). b. Uji Statistik t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
48
variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Imam Ghozali, 2005:84). Menurut Singgih Santoso (2000:168) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. 2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. c. Uji Statistik F Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Imam Ghozali, 2005:84). Menurut Singgih Santoso (2000:120) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
49
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen atau terikat. 2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen a. Efektivitas audit intern dalam mewujudkan good corporate governance (Y) Variabel dependen efektivitas audit intern dalam mewujudkan good corporate governance adalah variabel dependen yang diukur dengan seberapa jauh audit intern ini melaksanakan fungsinya secara maksimal seperti disebutkan dalam Forum for Corporate Governance in Indonesia (2001). Indikatornya berupa pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan, pemeriksaan terhadap laporan keuangan, pengawasan dan penilaian audit laporan keuangan, pengawasan terhadap proses manajeman resiko dan pengendalian, identifikasi resiko dan evaluasi resiko, pengawasan terhadap laporan auditor internal
dan
eksternal,
mendorong
manajemen
melaksanakan
50
rekomendasi auditor eksternal dan internal, mengawasi proses corporate governance, memonitor kepatuhan perusahaan terhadap perundang-undangan yang berlaku, dan mengerti pokok persoalan yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Diduga variabel ini dipengaruhi oleh variabel-variabel independen. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), kurang setuju (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5). b. Kompetensi audit (X1) Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan, untuk melaksanakan tugas, peran, kemampuan untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan wawasan seseorang terhadap suatu bidang Robert A. Roe (2001). Indikator pengukuran kompetensi mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Mahrissa Kusumamelati (2008) yaitu pengalaman di bidang bisnis maupun profesional, kemampuan dan pengalaman memimpin, latar belakang pendidikan akuntansi dan keuangan, pemahaman yang baik mengenai resiko dan control, kemampuan berkomunikasi yang baik, dan pengetahuan yang memadai tentang peraturan undang-undang di bidang pasar modal dan undang-undang yang terkait. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari tidak setuju (1), kurang setuju (2), netral (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).
51
c. Independensi audit (X2) Independensi adalah cara pandang yang tidak memihak di dalam pelaksanaan suatu pekerjaan atau wewenang (Arbyantoro, 2007). Indikator untuk menilai independensi menggunakan peraturan Bappepem No. IX.I.5 tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit yaitu anggota komite audit bukan orang dalam KAP yang memberikan jasa pada perusahaan, tidak memiliki hubungan afiliasi dengan perusahaan, komisaris, direksi, dan pemegang saham utama perusahaan, tidak memiliki hubungan bisnis dengan perusahaan, tidak memiliki saham pada perusahaan, dan tidak merangkap sebagai komite audit di perusahaan lain. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin dari tidak setuju (1), kurang setuju (2), netral (3), setuju (4) sampai sangat setuju (5).
52
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Variabel
Sub Variabel
Kompetensi (Sumber: Forum Surat Keputusan Ketua Bappepam KEP41/PM/2003 tanggal 2 Desember 2003)
1. Pengetahuan
Independensi (Sumber: Hiro Tugiman (2003))
1. Status organisasi
2. pengalaman
2. Objektivitas
Efektivitas audit intern (Sumber: Forum for Corporate Governance in Indonesia (2001)).
1. Transparansi
2. Akuntabilitas
Indikator 3. Memiliki pengalaman di bidang bisnis maupun profesional. 4. Memiliki kemampuan dan pengalaman memimpin. 5. Memiliki latar belakang pendidikan akuntansi dan keuangan. 6. Memiliki pemahaman mengenai resiko dan control perusahaan. 7. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik. 8. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan undang-undang yang terkait. 1. Status organisasi dari unit audit internal (bagian pemeriksaan internal) haruslah memberikan keleluasaan untuk memenuhi dan menyelesaikan tanggungjawab pemeriksaan yang diberikan kepadanya 2. Sikap mental yang tidak mudah dipengaruhi yang harus dikembangkan oleh audit internal dalam melaksanakan pemeriksaaan 1. Keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan 2. Kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ
Skala Ordinal Ordinal
Ordinal
Ordinal
53
3. Pertanggung jawaban
4. Independensi
5. Kewajaran
bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. 3. Kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat. 4. Perusahaan dikelola secara professional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. 5. Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangundangan yang berlaku.
54
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada karyawan yang bekerja pada perbankan di DKI Jakarta. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung maupun melalui perantara kepada responden. Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 29 Juli sampai 19 Agustus 2010 dan dilakukan ke 3 bank di wilayah DKI Jakarta dengan distribusi sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian No. 1. 2. 3.
Nama Perbankan Bank Permata Bank Niaga Bank Mandiri
Total Sumber: Data Primer yang diolah
Kuesioner dikirim 15 15 15 45
Kuesioner dikembalikan 14 12 14 40
Kuesioner yang disebarkan berjumlah 45 buah dan jumlah yang kembali adalah sebanyak 40 buah atau 88,89%. Jumlah kuesioner yang tidak kembali adalah 5 buah atau 11,11%. Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 37 buah atau 82,22%, sedangkan yang tidak dapat diolah karena tidak diisi secara lengkap berjumlah 3 buah atau 6,67%.
55
Tabel 4.2 Data Sampel Penelitian No Keterangan . 1. Jumlah kuesioner yang disebar 2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah Sumber: Data primer yang diolah
Auditor internal 45 5 3 37
Persentase 100% 11,11% 6,67% 82,22%
2. Karakteristik Responden Dibawah ini merupakan tabel 4.3 yang menyajikan identitas responden yaitu auditor internal pada bank di wilayah Jakarta berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan lamanya bekerja. Tabel 4.3 Deskripsi Responden No.
Deskripsi Responden
Kriteria
Jumlah
Persentase
Jumlah Sampel
37
100%
21 – 30 Tahun 1 Usia 31 – 40 Tahun > 41 Tahun 2 Jenis Kelamin Pria Wanita D3 3 Pendidikan S1 Terakhir S2 1 – 3 Tahun 4 Lama Bekerja 3 – 10 Tahun > 10 Tahun Sumber: Data primer yang diolah
23 9 5 25 12 2 29 6 10 24 3
62,16% 24,32% 13,52% 67,57% 32,43% 05,41% 78,38% 16,21% 27,03% 64,86% 08,11%
Dalam tabel 4.3 berdasarkan usia menunjukkan bahwa sebesar 23 orang atau 62,16% responden berumur 21-30 tahun, lalu sebesar 9 orang atau 24,32% responden berumur 31-40 tahun, dan sisanya sebesar 5 orang atau 13,52% responden berumur lebih dari 41 tahun. 56
Dalam tabel 4.3 berdasarkan jenis kelamin menunjukan bahwa sebesar 25 orang atau 67,57% responden berjenis kelamin pria, dan sebesar 12 orang atau 32,43% berjenis kelamin wanita. Dalam tabel 4.3 berdasarkan jenjang pendidikan menunjukan bahwa sebesar 2 orang atau 5,41% responden berpendidikan D3, lalu sebesar 29 orang atau 78,38% responden berpendidikan S1, dan sebesar 6 orang atau 16,21% berpendidikan S2. Dalam tabel 4.3 berdasarkan lama bekerja menunjukan bahwa sebesar 10 orang atau 27,03% responden bekerja selama 1-3 tahun, lalu sebesar 24 orang atau 64,86% responden bekerja selama 3-10 tahun, dan sebesar 3 orang atau 8,11% responden bekerja lebih dari 10 tahun.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid, tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari tiga variabel dengan 37 sampel responden.
57
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Audit (KA) Butir Pearson Pertanyaan Corelation Pertanyaan 1 0,643** Pertanyaan 2 0,374* Pertanyaan 3 0,446** Pertanyaan 4 0,129 Pertanyaan 5 0,610** Pertanyaan 6 0,396* Pertanyaan 7 0,636** Pertanyaan 8 0, 742** Pertanyaan 9 0, 577** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,000 0,023 0,006 0,446 0,000 0,015 0,000 0,000 0.000
Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.4 menunjukkan variabel Kompetensi Audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, terkecuali satu pertanyaan dari variabel Kompetensi Audit yaitu KA4 yang dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai signifikan diatas 0,05, sehingga harus dikeluarkan dan tidak diikutsertakan dalam pengujian data selanjutnya. Adapun hasil pertanyaan yang tidak valid kemungkinan disebabkan oleh kesibukan responden dan waktu. Pengujian dilakukan kembali berdasarkan pertanyaan KA4 yang sudah dikeluarkan. Hasil pengujian berdasarkan pertanyaan yang sudah dikeluarkan yaitu KA4 dapat dilihat pada tabel 4.5.
58
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi Audit (KA) 4 yang dikeluarkan Butir Pearson Pertanyaan Corelation Pertanyaan 1 0, 643** Pertanyaan 2 0, 374** Pertanyaan 3 0, 446** Pertanyaan 5 0, 610** Pertanyaan 6 0, 396** Pertanyaan 7 0, 636** Pertanyaan 8 0, 742** Pertanyaan 9 0,577** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,000 0,023 0,006 0,000 0,015 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.5 menunjukkan variabel Kompetensi Audit mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Independensi Audit (IA) Butir Pearson Pertanyaan Corelation Pertanyaan 1 0, 507** Pertanyaan 2 0, 853** Pertanyaan 3 0, 626** Pertanyaan 4 0, 653** Pertanyaan 5 0, 662** Pertanyaan 6 0, 626** Pertanyaan 7 0, 853** Pertanyaan 8 0, 662** Pertanyaan 9 0, 626** Sumber: Data primer yang diolah Tabel
4.6
menunjukkan
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
variabel
Independensi
Audit
mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
59
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Good Corporate Governance (GCG) Butir Pearson Pertanyaan Corelation Pertanyaan 1 0, 431** Pertanyaan 2 0, 235 Pertanyaan 3 0, 410** Pertanyaan 4 0, 866** Pertanyaan 5 0, 491** Pertanyaan 6 0, 866 ** Pertanyaan 7 0, 443** Pertanyaan 8 0, 705** Pertanyaan 9 0, 557** Pertanyaan 10 0, 726** Pertanyaan 11 0, 368** Pertanyaan 12 0, 463** Pertanyaan 13 0, 282 Pertanyaan 14 0, 565** Pertanyaan 15 0, 558** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed)
Keterangan
0,008 0,161 0,012 0,000 0,002 0,000 0,006 0,000 0.000 0,000 0,025 0,004 0,091 0,000 0,000
Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid
Tabel 4.7 menunjukkan variabel Good Corporate Governance mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, terkecuali dua pertanyaan dari variabel Good Corporate Governance yaitu GCG2 dan GCG13 yang dinyatakan tidak valid karena memiliki nilai signifikan diatas 0,05, sehingga harus dikeluarkan dan tidak diikutsertakan dalam pengujian data selanjutnya. Adapun hasil pertanyaan yang tidak valid kemungkinan disebabkan oleh kesibukan responden dan waktu. Pengujian dilakukan kembali berdasarkan pertanyaan GCG2 dan GCG13 yang sudah dikeluarkan. Hasil pengujian berdasarkan pertanyaan yang sudah dikeluarkan yaitu GCG2 dan GCG13 dapat dilihat pada tabel 4.8. 60
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Good Corporate Governance (GCG) 2 dan 13 yang dikeluarkan Butir Pertanyaan
Pearson Corelation Pertanyaan 1 0, 431** Pertanyaan 3 0, 410* Pertanyaan 4 0, 866** Pertanyaan 5 0, 491** Pertanyaan 6 0, 866** Pertanyaan 7 0, 443** Pertanyaan 8 0,705** Pertanyaan 9 0, 557** Pertanyaan 10 0, 726** Pertanyaan 11 0, 368* Pertanyaan 12 0, 463** Pertanyaan 14 0, 565** Pertanyaan 15 0, 558** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed) Keterangan 0,008 0,012 0,000 0,002 0,000 0,006 0.000 0,000 0,000 0,025 0,004 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 4.8 menunjukkan variabel Good Corporate Governance mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menilai konsistensinya dari instrument penelitian, instrument dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha diatas 0,6. Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Audit
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
.715
.754
N of Items 10
Sumber: Data primer yang diolah 61
Tabel 4.9 menunjukkan nilai croanbach’s alpha atas variabel Kompetensi Audit sebesar 0,715, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai croanbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Independensi Audit
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
.764
N of Items
.889
10
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.10 menunjukkan nilai croanbach’s alpha atas variabel Independensi Audit sebesar 0,764, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai croanbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Good Corporate Governance
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
.728
.793
N of Items 16
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.11 menunjukkan nilai croanbach’s alpha atas variabel good corporate governance sebesar 0,728, sehingga dapat disimpulkan
62
bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai croanbach’s alpha lebih besar dari 0,6. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolonieritas Model
1
Constant KA IA
Unstandardized Coefficients Std. B Error 18.160 7.955
Standardized Coefficients
t
Sig.
2.283
.029
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
.603
.403
.337
1.496
.144
.289
3.465
.558
.315
.399
1.770
.086
.289
3.465
a Dependent Variable: GCG
Sumber: Data primer yang diolah Pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa masing-masing variabel mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) dibawah angka 10. Dimana Kompetensi Audit, dan Independensi audit mempunyai nilai Tolerance 0,289, 0,289 dan mempunyai nilai VIF 3,465, 3,465. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak terdapat problem multiko.
63
b. Hasil Uji Normalitas Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: GCG 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Sumber: Data primer yang diolah Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot Gambar 4.1 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual
64
dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.
Scatterplot
Dependent Variable: GCG
Regression Studentized Residual
2
1
0
-1
-2
-3 -2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Sumber: Data primer yang diolah Gambar 4.2 Grafik Scatterplot Gambar 4.2 menunjukkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu serta tersebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi Good Corporate Governance berdasarkan masukan atas variabel Kompetensi Audit, dan Independensi Audit. 3. Hasil Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu: a. Hasil Uji Koefisien Determinasi
65
Uji Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen. Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model 1
R
R Square
.708(a)
Adjusted R Square
.501
.471
Std. Error of the Estimate 4.526
a Predictors: (Constant), IA, KA b Dependent Variable: GCG
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.13 menunjukkan nilai R sebesar 0,708 atau 70,8%. Hal ini berarti bahwa hubungan atau korelasi antara Good Corporate Governance dengan kompetensi audit dan independensi audit adalah kuat dikarenakan berada dikisaran 0,60-0,799 (Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, 2007:62). Nilai Adjusted R Square sebesar 0,471 atau 47,1%, ini menunjukkan bahwa variabel Good Corporate Governance yang dapat dipengaruhi oleh variabel kompetensi audit dan indepedensi audit adalah sebesar 47,1%, sedangkan sisanya sebesar 0,529 atau 52,9% (1- 0,471) dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini. b. Hasil Uji Statistik t Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.14, jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha.
66
Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik t Model
1
(Constant)
Unstandardized Coefficients Std. B Error 13.315 6.568
KA
.815
.401
IA
.984
544
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta 2.027
.050
.477
2.056
.045
.653
2.466
.038
a Dependent Variable: GCG
Sumber: Data primer yang diolah Hipotesis 1: Pengaruh kompetensi audit terhadap good corporate governance Hasil uji statistik t pada tabel 4.14 hipotesis pertama menyatakan bahwa variabel kompetensi audit mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,045. Hal ini berarti menerima Ha1 sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi audit berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance karena tingkat signifikan yang dimiliki variabel kompetensi audit lebih kecil dari dari 0,05. Hipotesis 2: Pengaruh independensi audit terhadap good corporate governance Hasil uji hipotesis kedua menyatakan bahwa variabel independensi audit mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,038. hal ini berarti menerima Ha2 sehingga dapat dikatakan bahwa independensi audit berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance karena tingkat signifikan yang dimiliki variabel independensi audit lebih kecil dari dari 0,05.
67
c. Hasil Uji Statistik F Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.16, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik F
Model 1
Regression
2
Mean Square 349.019
696.394
34
20.482
1394.432
36
Sum of Squares 698.039
Residual Total
df
F 17.040
Sig. .000(a)
a Predictors: (Constant), IA, KA b Dependent Variable: GCG
Sumber: Data primer yang diolah Hipotesis 3: Pengaruh kompetensi dan independensi audit terhadap good corporate governance Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.15 nilai F diperoleh sebesar 17.040 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha3 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi audit dan independensi audit berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance.
68
C. Pembahasan 1. Kompetensi audit berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor Kompetensi audit berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Dengan demikian semakin tinggi kompetensi audit maka efektivitas audit internal dalam pelaksanaan good corporate governance pada bank akan semakin baik, hal ini menunjukan bahwa audit internal yang memiliki kompetensi yang tinggi akan dapat melakukan pengawasan dengan baik dan dapat mengetahui celah-celah mana saja yang menjadi kekurangan dalam mewujudkan good corporate governance pada perusahaan untuk dapat diperbaiki. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahrissa Kusumamelati (2008). 2. Independensi audit berpengaruh terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor independensi audit berpengaruh signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Dengan demikian semakin tinggi independen audit maka efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance pada bank akan semakin baik, karena untuk melakukan tugas pengawasan audit internal dituntut agar terbebas dari segala macam kepentingan yang menyebabkan audit internal menjadi tidak
69
obyektif. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahrissa Kusumamelati (2008). 3. Pengaruh kompetensi audit dan independensi audit terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kompetensi audit dan independensi audit berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Dengan demikian semakin tinggi kompetensi audit dan independensi audit maka efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance pada bank akan semakin baik. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian oleh Mahrissa Kusumamelati (2000).
70
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh kompetensi audit dan independensi audit terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Responden penelitian ini berjumlah 37 orang auditor internal pada perbankan yang terletak di Jakarta. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunkan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaruh kompetensi audit terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahrissa Kusumamelati (2008). 2. Pengaruh independensi audit terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahrissa Kusumamelati (2008). 3. Pengaruh kompetensi audit dan independensi audit terhadap efektivitas audit
internal
dalam
mewujudkan
good
corporate
governance
menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahrissa Kusumamelati (2008).
71
Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukkan bahwa variabel kompetensi, independensi berpengaruh secara signifikan terhadap efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Di dalam menjalankan tugasnya audit internal dituntut untuk selalu profesional dalam pekerjaannya pada perusahaan serta dapat berperan dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance. Kehadiran auditor internal diharapkan dapat memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, karena itulah diperlukan auditor internal yang memiliki kompetensi yang memadai dan independensi agar dapat melakukan pengawasan, menegakan peraturan, dan dapat menjadi penengah antara manajemen dan pihak auditor baik itu internal maupun eksternal. Namun apabila seorang auditor internal kurang memiliki kompetensi, lemah dalam koordinasi, serta mudah dipengaruhi maka akan berpengaruh buruk bagi proses good corporate governance, sebab perusahaan akan menjadi tidak transparan dan rawan akan tindak kecurangan. Apabila hal tersebut dibiarkan akan membuat perusahaan pailit dan akan merugikan para stakeholders. Oleh karena itu audior internal harus memiliki kompetensi yang baik, serta independen, sehingga akan mewujudkan suatu good corporate governance.
72
B. Saran Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Untuk penelitian mendatang, dapat memperluas objek penelitian dengan meneliti perusahaan dari berbagai bidang. 2. Untuk penelitian mendatang, diharapkan menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner pada waktu yang tepat, sehingga jumlah responden dapat lebih banyak dan hasilnya dapat lebih akurat. 3. Untuk penelitian mendatang, sebaiknya menambah variabel independen atau variabel moderating guna mengetahui variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi dan memperkuat atau memperlemah variabel dependen. 4. Untuk penelitian mendatang, disarankan survei dengan metode lain, misalnya wawancara secara langsung agar dapat dilakukan pengawasan atas jawaban responden dalam menjawab pertanyaaan. 5. Untuk penelitian mendatang, hendaknya pihak bank, dalam hal ini audit intern, dewan komisaris, serta direksi bersama saling mendukung mengefektifkan mewujudkan Good Corporate Governance dilingkungan bank, karena dengan melaksanakan prinsip-prinsip Corporate Governance tersebut, diharapkan dapat memperbaiki kinerja bank secara keseluruhan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan shareholder value, memperoleh citra yang baik oleh pemerintah dan masyarakat, mendapatkan dan
73
menjaga kepercayaan investor dan kreditor, timbul kepercayaan terhadap produk dan jasa bank sehingga terjadi peningkatan pasar bagi produk dan jasa bank.
74
DAFTAR PUSTAKA
Arbyantoro “Analisa Efektivitas Komite Audit pada Pengelolaan Perusahaan Property dan Real Estate tahun 2007 yang tercatat di Bursa Efek Jakarta” Skripsi Universitas Tri Sakti, Jakarta, 2007. Assegaf, Ibrahim Abdullah (2001). Kamus Akuntansi, edisi revisi. PT Mario Grafika : Jakarta Dewitasari, Resa “Pengaruh Audit Intern dan Pengendalian Intern terhadap Penerapan Good Corporate Governance”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008. Febrianto, Danu “Konsep Strategis Corporate Governance Perbankan Nasional” Info Bank Artikel, April, 2007. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS”, Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS”, Universitas Diponegoro, Semarang, 2001. Gusnardi “Pengaruh Peran Komite Audit, Pengendalian Internal dan Audit Iternal terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance dan Pencegahan Fraud” Usulan Penelitian Universitas Padjajaran, 2006. Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Herwidayatmo, “Implementasi Good Corporate Governance Untuk Perusahaan Publik Indonesia” ketua BAPEPAM Usahawan No. 10 th XXIX Oktober, 2000. Irawati, Susan . “Auditing”, Penerbit Pustaka, Bandung, 2008 Kaihatu, Thomas. “Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 2006. Kusumamelati, Mahrisa, “Fungsi Audit Internal dalam meningkatkan Good Corporate Governance”, Skripsi Universitas Semarang, 2008. Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, James H. Scheiner “Sawyer’s Internal Auditing” Salemba Empat, Jakarta, 2005. 75
Mardiasmo, “Akuntansi Sektor Publik.” Andi Publisher, yogyakarta, 2004. Moeller, Robert. “Brink’s Modern Internal Auditng” 7th Edition, Jhon Willey and Sons, New Jersey, 2009. Mujani, Syaiful “Sisi lain memakai Good Governance sebagai penerjemahan kongkrit dari demokrasi” 2002. Mulyadi. “Auditing buku 1”, Salemba empat, Jakarta, 2002. N. Antony, Rober dan Vijay Govindarajan. “Sistem Pengendalian Manajemen”. Salemba Empat, Jakarta, 2002. Nurfajri, Rizki “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Komite Audit dalam Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik” Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009. Priantara, Diaz (2002). Peran Akuntan Perusahaan pada Good Corporate Governance. Jurnal Akuntansi/Th.VI/01/Mei/2002. Rosyada, dede. “Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani”, ICCE UIN Syarif Hidayatullah, Theasia Fondation, Prenada Media, Jakarta, 2003. Sayidah, Nur (2007). Pengaruh Kualitas Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik (Studi Kasus Peringkat 10 Besar CGPI Tahun 2003, 2004, 2005). Jurnal Akuntansi/Th.VI/01/Juni/2007. Singgih, Santoso, “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, 2000. Sucipto, “Internal Auditor” Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Digitized by USU digital library 5, 2003. Syakhroza, Ahmad “Best Practices Corporate Governance dalam Konteks Kondisi Lokal Perbankan Indonesia” Kepala pusat pengembangan Akuntansi FEUI, Ketua kajian Corporate Governace FEUI, Juni, 2003. Tugiman, Hiro (2000), Pandangan Baru Internal Auditing, Bandung Tunggal, Amin, W (2000), COSO Based Auditing, Jakarta : Harvarindo Utami, Helianti (2007). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komite Audit dalam Mewujudkan Tata Kelola Perusahaan yang baik. Jurnal Keuangan dan Perbankan/Th.XI/02/Mei/2007.
76
Correlations KA1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KA2
KA3
KA4
KA5
KA6
KA7
KA8
KA9
KA
1
.196
.162
.170
.371(*)
.052
.474(**)
.295
.204
.643(*
.
.245
.338
.316
.024
.761
.003
.080
.227
.00
37
37
37
37
37
37
37
36
37
3
.196
1
.181
-.149
.172
.143
.004
.307
.221
.245
.
.284
.379
.309
.399
.980
.069
.190
.02
37
37
37
37
37
37
37
36
37
3
.162
.181
1
-.345(*)
.015
.254
.359(*)
.323
.301
.446(*
.338
.284
.
.037
.930
.129
.029
.055
.070
.00
37
37
37
37
37
37
37
36
37
3
.170
-.149
-.345(*)
1
-.033
-.163
.148
-.040
.039
.12
.316
.379
.037
.
.845
.336
.382
.819
.820
.44
37
37
37
37
37
37
37
36
37
3
.371(*)
.172
.015
-.033
1
.103
.135
.516(**)
.151
.610(*
.024
.309
.930
.845
.
.543
.425
.001
.372
.00
37
37
37
37
37
37
37
36
37
3
.052
.143
.254
-.163
.103
1
.279
.178
.090
.761
.399
.129
.336
.543
.
.095
.298
.595
.01
37
37
37
37
37
37
37
36
37
3
.474(**)
.004
.359(*)
.148
.135
.279
1
.194
.324
.636(*
.003
.980
.029
.382
.425
.095
.
.256
.051
.00
37
37
37
37
37
37
37
36
37
3
.295
.307
.323
-.040
.516(**)
.178
.194
1
.511(**)
.742(*
.080
.069
.055
.819
.001
.298
.256
.
.001
.00
36
36
36
36
36
36
36
36
36
3
.204
.221
.301
.039
.151
.090
.324
.511(**)
1
.577(*
.227
.190
.070
.820
.372
.595
.051
.001
.
.00
37
37
37
37
37
37
37
36
37
3
.643(**)
.374(*)
.446(**)
.129
.610(**)
.396(*)
.636(**)
.742(**)
.577(**)
.000
.023
.006
.446
.000
.015
.000
.000
.000
37
37
37
37
37
37
36
37
37 n is significant at the 0.05 level (2-tailed). on is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.374
.396
3
Correlations IA1 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
IA2
IA3
IA4
IA5
IA6
IA7
IA8
IA9
IA
1
.337(*)
.055
.120
.275
.392(*)
.337(*)
.055
.275
.507(*
.
.041
.746
.479
.100
.016
.041
.746
.100
.00
37
37
37
37
37
37
37
37
37
3
.337(*)
1
.511(**)
.551(**)
.395(*)
.461(**)
1.000(**)
.511(**)
.395(*)
.853(*
.041
.
.001
.000
.015
.004
.
.001
.015
.00
37
37
37
37
37
37
37
37
37
3
.055
.511(**)
1
.366(*)
.135
.115
.511(**)
1.000(**)
.135
.626(*
.746
.001
.
.026
.427
.496
.001
.
.427
.00
37
37
37
37
37
37
37
37
37
3
.120
.551(**)
.366(*)
1
.437(**)
.325(*)
.551(**)
.366(*)
.437(**)
.653(*
.479
.000
.026
.
.007
.050
.000
.026
.007
.00
37
37
37
37
37
37
37
37
37
3
.275
.395(*)
.135
.437(**)
1
.395(*)
.395(*)
.135
1.000(**)
.662(*
.100
.015
.427
.007
.
.015
.015
.427
.
.00
37
37
37
37
37
37
37
37
37
3
.392(*)
.461(**)
.115
.325(*)
.395(*)
1
.461(**)
.115
.395(*)
.626(*
.016
.004
.496
.050
.015
.
.004
.496
.015
.00
37
37
37
37
37
37
37
37
37
3
.337(*)
1.000(**)
.511(**)
.551(**)
.395(*)
.461(**)
1
.511(**)
.395(*)
.853(*
.041
.
.001
.000
.015
.004
.
.001
.015
.00
37
37
37
37
37
37
37
37
37
3
.055
.511(**)
1.000(**)
.366(*)
.135
.115
.511(**)
1
.135
.626(*
.746
.001
.
.026
.427
.496
.001
.
.427
.00
37
37
37
37
37
37
37
37
37
3
.275
.395(*)
.135
.437(**)
1.000(**)
.395(*)
.395(*)
.135
1
.662(*
.100
.015
.427
.007
.
.015
.015
.427
.
.00
37
37
37
37
37
37
37
37
37
3
.507(**)
.853(**)
.626(**)
.653(**)
.662(**)
.626(**)
.853(**)
.626(**)
.662(**)
.001
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
37
37
37
37
37
37
37
37
37 n is significant at the 0.05 level (2-tailed). on is significant at the 0.01 level (2-tailed).
3
Correlations GCG1 GCG1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG11
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG13
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG14
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
GCG2
GCG3
1
.213
.040
GCG4 .349(*)
GCG5 .220
GCG6 .349(*)
GCG7 .171
GCG8 .163
GCG9 -.310
GCG10 .345(*)
GCG11 -.215
GCG12 .494(**)
GCG13 -.027
GCG14 .350(*)
GCG15 .175
.
.205
.815
.035
.190
.035
.312
.334
.062
.036
.202
.002
.874
.033
.301
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
.213
1
.036
.143
.043
.143
-.048
-.040
-.089
.072
.106
.022
-.103
.128
.342(*)
.205
.
.832
.398
.800
.398
.779
.815
.598
.670
.532
.899
.544
.450
.038
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
.040
.036
1
.326(*)
.142
.326(*)
.206
.219
-.350(*)
.071
.261
.136
.264
.205
.082
.815
.832
.
.049
.403
.049
.222
.193
.034
.677
.119
.421
.114
.224
.631
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
.349(*)
.143
.326(*)
1
.264
1.000(**)
.366(*)
.572(**)
-.551(**)
.534(**)
.258
.481(**)
.144
.413(*)
.402(*)
.035
.398
.049
.
.114
.
.026
.000
.000
.001
.123
.003
.396
.011
.014
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
.220
.043
.142
.264
1
.264
.209
.452(**)
-.192
.314
.089
.257
-.053
.133
.200
.190
.800
.403
.114
.
.114
.215
.005
.254
.058
.599
.124
.756
.431
.235
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
.349(*)
.143
.326(*)
1.000(**)
.264
1
.366(*)
.572(**)
-.551(**)
.534(**)
.258
.481(**)
.144
.413(*)
.402(*)
.035
.398
.049
.
.114
.
.026
.000
.000
.001
.123
.003
.396
.011
.014
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
.171
-.048
.206
.366(*)
.209
.366(*)
1
.277
-.088
.442(**)
-.129
-.129
-.052
.176
.237
.312
.779
.222
.026
.215
.026
.
.097
.605
.006
.445
.446
.762
.298
.158
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
.163
-.040
.219
.572(**)
.452(**)
.572(**)
.277
1
-.495(**)
.616(**)
.340(*)
.242
.275
.251
.200
.334
.815
.193
.000
.005
.000
.097
.
.002
.000
.040
.149
.100
.134
.236
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
-.310
-.089
.350(*)
-.551(**)
-.192
-.551(**)
-.088
-.495(**)
1
-.463(**)
-.261
-.500(**)
-.002
-.507(**)
-.244
.062
.598
.034
.000
.254
.000
.605
.002
.
.004
.119
.002
.992
.001
.145
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
.345(*)
.072
.071
.534(**)
.314
.534(**)
.442(**)
.616(**)
-.463(**)
1
.183
.167
.077
.562(**)
.449(**)
.036
.670
.677
.001
.058
.001
.006
.000
.004
.
.278
.322
.650
.000
.005
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
-.215
.106
.261
.258
.089
.258
-.129
.340(*)
-.261
.183
1
.169
.308
.196
.054
.202
.532
.119
.123
.599
.123
.445
.040
.119
.278
.
.319
.064
.244
.753
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
.494(**)
.022
.136
.481(**)
.257
.481(**)
-.129
.242
-.500(**)
.167
.169
1
.055
.337(*)
-.016
.002
.899
.421
.003
.124
.003
.446
.149
.002
.322
.319
.
.746
.042
.925
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
-.027
-.103
.264
.144
-.053
.144
-.052
.275
-.002
.077
.308
.055
1
-.106
.131
.874
.544
.114
.396
.756
.396
.762
.100
.992
.650
.064
.746
.
.534
.440
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
.350(*)
.128
.205
.413(*)
.133
.413(*)
.176
.251
-.507(**)
.562(**)
.196
.337(*)
-.106
1
.407(*)
.033
.450
.224
.011
.431
.011
.298
.134
.001
.000
.244
.042
.534
.
.012
N GCG15
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
.175
.342(*)
.082
.402(*)
.200
.402(*)
.237
.200
-.244
.449(**)
.054
-.016
.131
.407(*)
1
.301
.038
.631
.014
.235
.014
.158
.236
.145
.005
.753
.925
.440
.012
.
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
.431(**)
.235
.410(*)
.866(**)
.491(**)
.866(**)
.443(**)
.705(**)
-.557(**)
.726(**)
.368(*)
.463(**)
.282
.565(**)
.558(**)
.008
.161
.012
.000
.002
.000
.006
.000
.000
.000
.025
.004
.091
.000
.000
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
37
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
nificant at the 0.05 level (2-tailed). gnificant at the 0.01 level (2-tailed).
Case Processing Summary N Valid
% 36
97.3
1
2.7
Excluded (a) Total
37 100.0 eletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
's
715
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .754
N of Items 10
Item Statistics Mean 4.25
Std. Deviation .604
N
3.97
.506
36
4.08
.649
36
4.33
.632
36
3.94
.893
36
3.89
.747
36
4.08
.692
36
4.14
.762
36
3.94
.754
36
36.64
3.226
36
36
Inter-Item Correlation Matrix KA1 1.000
KA2 .210
KA3 .164
KA4 .150
KA5 .292
KA6 .063
KA7 .428
KA8 .295
KA9 .220
KA .591
.210
1.000
.181
-.149
.186
.143
.007
.307
.220
.413
.164
.181
1.000
-.348
.008
.255
.366
.323
.302
.479
.150
-.149
-.348
1.000
-.067
-.161
.131
-.040
.040
.103
.292
.186
.008
-.067
1.000
.119
.054
.516
.165
.548
.063
.143
.255
-.161
.119
1.000
.295
.178
.090
.445
.428
.007
.366
.131
.054
.295
1.000
.194
.338
.603
.295
.307
.323
-.040
.516
.178
.194
1.000
.511
.742
.220
.220
.302
.040
.165
.090
.338
.511
1.000
.638
.591 .413 .479 .103 nce matrix is calculated and used in the analysis.
.548
.445
.603
.742
.638
1.000
KA 1.150
Inter-Item Covariance Matrix KA1 .364
KA2 .064
KA3 .064
KA4 .057
KA5 .157
KA6 .029
KA7 .179
KA8 .136
KA9 .100
.064
.256
.060
-.048
.084
.054
.002
.118
.084
.675
.064
.060
.421
-.143
.005
.124
.164
.160
.148
1.002
.057
-.048
-.143
.400
-.038
-.076
.057
-.019
.019
.210
.157
.084
.005
-.038
.797
.079
.033
.351
.111
1.579
.029
.054
.124
-.076
.079
.559
.152
.102
.051
1.073
.179
.002
.164
.057
.033
.152
.479
.102
.176
1.345
.136
.118
.160
-.019
.351
.102
.102
.580
.294
1.823
.100
.084
.148
.019
.111
.051
.176
.294
.568
1.551
1.150 .675 1.002 .210 nce matrix is calculated and used in the analysis.
1.579
1.073
1.345
1.823
1.551
10.409
Item-Total Statistics
Scale Mean if tem Deleted 69.03
Scale Variance if Item Deleted 37.399
Corrected Item-Total Correlation .524
Squared Multiple Correlation .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .690
69.31
39.190
.345
.
.707
69.19
38.047
.395
.
.699
68.94
41.197
.005
.
.731
69.33
36.114
.440
.
.688
69.39
37.902
.345
.
.701
69.19
36.733
.528
.
.685
69.14
34.923
.681
.
.666
69.33
36.000
.560
.
.679
36.64
10.409
1.000
.
.647
Scale Statistics Variance 41.635
Std. Deviation 6.453
N of Items 10
ANOVA(a) Sum of Squares 145.722
eople
ple
Between Items Residual Total
df 35
Mean Square 4.163
34372.156
9
3819.128
373.444
315
1.186
34745.600
324
107.240
34891.322
359
97.190
= 7.33 riance matrix is calculated and used in the analysis.
Case Processing Summary N Valid Excluded (a) Total
37
% 100.0
0
.0
37 100.0 eletion based on all variables in the procedure.
F 3221.431
Sig .000
Reliability Statistics
's
764
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .889
N of Items 10
Item Statistics Mean 4.16
Std. Deviation .898
N
4.14
.751
37
3.95
.743
37
4.30
.571
37
4.19
.660
37
3.84
.866
37
4.14
.751
37
3.95
.743
37
4.19
.660
37
36.84
4.457
37
37
Inter-Item Correlation Matrix IA1 1.000
IA2 .337
IA3 .055
IA4 .120
IA5 .275
IA6 .392
IA7 .337
IA8 .055
IA9 .275
.337 .055
1.000
.511
.551
.395
.461
.511
1.000
.366
.135
.115
.120
.551
.366
1.000
.437
.275
.395
.135
.437
.392
.461
.115
.325
.337
1.000
.511
.055
.511
1.000
.275
.395
.135
IA
1.000
.511
.395
.853
.511
1.000
.135
.626
.325
.551
.366
.437
.653
1.000
.395
.395
.135
1.000
.662
.395
1.000
.461
.115
.395
.626
.551
.395
.461
1.000
.511
.395
.853
.366
.135
.115
.511
1.000
.135
.626
.437
1.000
.395
.395
.135
1.000
.662
.507 .853 .626 .653 nce matrix is calculated and used in the analysis.
.662
.626
.853
.626
.662
1.000
.507
Inter-Item Covariance Matrix IA1 .806
IA2 .227
IA3 .037
IA4 .062
IA5 .163
IA6 .305
IA7 .227
IA8 .037
IA9 .163
IA 2.027
.227
.565
.285
.236
.196
.300
.565
.285
.196
2.856
.037
.285
.553
.155
.066
.074
.285
.553
.066
2.074
.062
.236
.155
.326
.164
.161
.236
.155
.164
1.661
.163
.196
.066
.164
.435
.226
.196
.066
.435
1.948
.305
.300
.074
.161
.226
.751
.300
.074
.226
2.417
.227
.565
.285
.236
.196
.300
.565
.285
.196
2.856
.037
.285
.553
.155
.066
.074
.285
.553
.066
2.074
.163
.196
.066
.164
.435
.226
.196
.066
.435
1.948
2.027 2.856 2.074 1.661 nce matrix is calculated and used in the analysis.
1.948
2.417
2.856
2.074
1.948
19.862
Item-Total Statistics
Scale Mean if tem Deleted 69.51
Scale Variance if Item Deleted 72.146
Corrected Item-Total Correlation .426
69.54
68.589
69.73
71.703
69.38 69.49
.
Cronbach's Alpha if Item Deleted .750
.827
.
.727
.571
.
.744
73.131
.614
.
.748
72.090
.618
.
.744
69.84
70.529
.561
.
.741
69.54
68.589
.827
.
.727
69.73
71.703
.571
.
.744
69.49
72.090
.618
.
.744
36.84
19.862
1.000
.
.842
Scale Statistics Variance 79.447
Std. Deviation 8.913
N of Items 10
Squared Multiple Correlation
ANOVA(a) Sum of Squares 286.011
36
Mean Square 7.945
35711.416
9
3967.935
608.584
324
1.878
36320.000
333
109.069
36606.011 369 = 7.37 riance matrix is calculated and used in the analysis.
99.203
eople
ple
Between Items Residual Total
Case Processing Summary N Valid
37
% 100.0
0
.0
Excluded (a) Total
37 100.0 eletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
's
728
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .793
N of Items 16
df
F 2112.463
Sig .000
Item Statistics Mean 4.16
Std. Deviation .374
N
3.86
.631
37
4.11
.658
37
3.76
1.164
37
4.19
.967
37
3.76
1.164
37
4.03
.799
37
3.84
.898
37
4.38
.545
37
4.11
.936
37
4.30
.618
37
4.08
.829
37
4.22
.821
37
4.05
.780
37
3.81
.908
37
60.65
6.224
37
37
orrelation Matrix GCG1 1.000
GCG2 .213
GCG3 .040
GCG4 .349
GCG5 .220
GCG6 .349
GCG7 .171
GCG8 .163
GCG9 -.310
GCG10 .345
GCG11 -.215
.213 .040
1.000
.036
.143
.043
.143
-.048
-.040
-.089
.072
.106
.036
1.000
.326
.142
.326
.206
.219
-.350
.071
.261
.349
.143
.326
1.000
.264
1.000
.366
.572
-.551
.534
.258
.220
.043
.142
.264
1.000
.264
.209
.452
-.192
.314
.089
.349
.143
.326
1.000
.264
1.000
.366
.572
-.551
.534
.258
.171
-.048
.206
.366
.209
.366
1.000
.277
-.088
.442
-.129
.163
-.040
.219
.572
.452
.572
.277
1.000
-.495
.616
.340
-.310
-.089
-.350
-.551
-.192
-.551
-.088
-.495
1.000
-.463
-.261
.345
.072
.071
.534
.314
.534
.442
.616
-.463
1.000
.183
-.215
.106
.261
.258
.089
.258
-.129
.340
-.261
.183
1.000
.494
.022
.136
.481
.257
.481
-.129
.242
-.500
.167
.169
-.027
-.103
.264
.144
-.053
.144
-.052
.275
-.002
.077
.308
.350
.128
.205
.413
.133
.413
.176
.251
-.507
.562
.196
.175
.342
.082
.402
.200
.402
.237
.200
-.244
.449
.054
.431 .235 .410 .866 nce matrix is calculated and used in the analysis.
.491
.866
.443
.705
-.557
.726
.368
GC
Inter-Item Covariance Matrix GCG1 .140
GCG2 .050
GCG3 .010
GCG4 .152
GCG5 .080
GCG6 .152
GCG7 .051
GCG8 .055
GCG9 -.063
GCG10 .121
GCG11 -.050
.050
.398
.015
.105
.026
.105
-.024
-.023
-.031
.043
.041
.010
.015
.432
.249
.090
.249
.108
.129
-.125
.044
.106
.152
.105
.249
1.356
.297
1.356
.340
.598
-.350
.583
.185
.080
.026
.090
.297
.935
.297
.161
.393
-.101
.285
.053
.152
.105
.249
1.356
.297
1.356
.340
.598
-.350
.583
.185
.051
-.024
.108
.340
.161
.340
.638
.199
-.038
.330
-.064
.055
-.023
.129
.598
.393
.598
.199
.806
-.242
.518
.188
-.063
-.031
-.125
-.350
-.101
-.350
-.038
-.242
.297
-.236
-.088
.121
.043
.044
.583
.285
.583
.330
.518
-.236
.877
.106
-.050
.041
.106
.185
.053
.185
-.064
.188
-.088
.106
.381
.153
.011
.074
.465
.206
.465
-.086
.180
-.226
.130
.086
-.008
-.053
.143
.137
-.042
.137
-.034
.203
-.001
.059
.156
.102
.063
.105
.375
.101
.375
.110
.176
-.215
.411
.095
.059
.196
.049
.425
.176
.425
.172
.163
-.121
.382
.030
1.003 .923 1.678 6.273 nce matrix is calculated and used in the analysis.
2.957
6.273
2.204
3.941
-1.891
4.233
1.413
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted 117.14
Scale Variance if Item Deleted 151.065
Corrected Item-Total Correlation .406
117.43
151.641
117.19
148.658
117.54 117.11
Squared Multiple Correlation .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .724
.187
.
.727
.365
.
.720
131.200
.839
.
.681
144.044
.429
.
.713
117.54
131.200
.839
.
.681
117.27
146.758
.390
.
.717
117.46
139.977
.666
.
.701
116.92
162.799
-.586
.
.750
117.19
138.880
.688
.
.699
117.00
149.667
.324
.
.722
117.22
146.063
.408
.
.716
117.08
149.854
.219
.
.725
117.24
144.578
.520
.
.712
117.49
143.146
.505
.
.710
60.65
38.734
1.000
.
.783
GC
Scale Statistics Variance 154.937
Std. Deviation 12.447
ANOVA(a)
eople
ple
N of Items 16
Between Items Residual Total
Sum of Squares 348.608 111164.86 5 1420.635 112585.50 0 112934.10 8
df 36
Mean Square 9.684
15
7410.991
540
2.631
555
202.857
591
191.090
= 7.58 riance matrix is calculated and used in the analysis.
ON
Variables Entered/Removed(b)
Variables Variables Entered Removed IA, KA(a) . ted variables entered. nt Variable: GCG
Method Enter
Model Summary
R R Square .708(a) .501 s: (Constant), IA, KA
Adjusted R Square .471
Std. Error of the Estimate 4.526
F 2817.004
Sig .000
ANOVA(b) Sum of Squares Regressio n Residual
df
Mean Square
698.039
2
349.019
696.394
34
20.482
1394.432 s: (Constant), IA, KA nt Variable: GCG
36
Total
F
Sig.
17.040
.000(a)
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients B (Constant ) KA IA
Standardized Coefficients
Std. Error
18.160
7.955
.603
.403
.558
.315
Beta
nt Variable: GCG
Coefficient Correlations(a) IA 1.000
KA -.843
KA
-.843
1.000
IA
.099
-.107
KA
-.107
.162
Correlati ons
IA
Covarian ces
nt Variable: GCG
ables Entered/Removed(b)
Variables Variables Entered Removed IA, KA(a) . ted variables entered. nt Variable: GCG
Method Enter
t
Sig.
2.283
.029
.337
1.496
.144
.399
1.770
.086
Model Summary(b)
R R Square .708(a) .501 s: (Constant), IA, KA nt Variable: GCG
Adjusted R Square .471
Std. Error of the Estimate 4.526
ANOVA(b) Sum of Squares Regressio n Residual
df
Mean Square
698.039
2
349.019
696.394
34
20.482
1394.432 s: (Constant), IA, KA nt Variable: GCG
36
Total
F
Sig.
17.040
.000(a)
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients B (Constant ) KA IA
Standardized Coefficients
Std. Error
18.160
7.955
.603
.403
.558
.315
Beta
nt Variable: GCG
Coefficient Correlations(a)
Correlati ons
IA
Covarian ces
IA KA
KA
nt Variable: GCG
IA 1.000
KA -.843
-.843
1.000
.099
-.107
-.107
.162
t
Sig.
2.283
.029
.337
1.496
.144
.399
1.770
.086
Value
ted Value
rror of Value
redicted Value
Residuals Statistics(a) Minimum 52.46
Maximum 68.66
Mean 60.65
Std. Deviation 4.403
N
-1.859
1.820
.000
1.000
37
.760
2.566
1.229
.394
37
37
51.28
69.03
60.58
4.553
37
-12.937
7.865
.000
4.398
37
ual
-2.859
1.738
.000
.972
37
dual
-2.900
1.826
.007
1.010
37
-13.312
8.680
.071
4.765
37
sidual
ed Residual
-3.293
1.894
-.006
1.055
37
ance
.042
10.596
1.946
2.053
37
tance
.000
.236
.029
.046
37
everage Value
.001
.294
.054
.057
37
nt Variable: GCG
Scatterplot
Dependent Variable: GCG
-2
-1
0
1
Regression Standardized Predicted Value
es Entered/Removed(b)
Variables Entered
Variables Removed
IA, KA(a)
Method .
ted variables entered. nt Variable: GCG
Model Summary(b)
R R Square .708(a) .501 s: (Constant), IA, KA nt Variable: GCG
Adjusted R Square .471
Std. Error of the Estimate 4.526
2
ANOVA(b) Sum of Squares Regressio n Residual
df
Mean Square
698.039
2
349.019
696.394
34
20.482
1394.432 s: (Constant), IA, KA nt Variable: GCG
36
Total
F
Sig.
17.040
.000(a)
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients B (Constant ) KA IA
nt Variable: GCG
Standardized Coefficients
Std. Error
18.160
7.955
.603
.403
.558
.315
Beta
t
Sig.
2.283
.029
.337
1.496
.144
.399
1.770
.086
KUESIONER ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010
Kepada Yth. Bapak/Ibu Responden Di tempat
Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama
: Latifa Agustin
NIM
: 205082000266
Fak/Jur
: Ekonomi dan Ilmu Sosial/Akuntansi
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance”. Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dengan mengisi kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktu bekerjanya. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu merupakan faktor kunci untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi efektivitas audit internal dalam mewujudkan good corporate governance. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak di isi maka kuesioner dianggap tidak berlaku Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda. Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih. Dosen Pembimbing,
Hormat Saya, Peneliti
(Prof. Dr. Ahmad Rodoni)
(Latifa Agustin)
Petunjuk Pengisian
1. Isilah semua nomor dalam kuesioner ini dengan member tanda silang (X) untuk setiap pertanyaan berisi satu jawaban dan jangan sampai ada yang terlewatkan.
2. Pilihlah jawaban untuk pertanyaan: STS
: Sangat Tidak Setuju (1)
TS
: Tidak Setuju (2)
R
: Ragu-ragu apakah setuju atau tidak (3)
S
: Setuju (4)
SS
: Sangat Setuju (5)
Bagian 1: Pertanyaan Umum Nama Responden
:
………………………………………………..
Umur
:
………………………………………………..
Jenis Kelamin
:
Pria
Jenjang Pendidikan
:
S1
Lama Bekerja
:
2-4 Tahun
Wanita S2
S3 Di atas 4 Tahun
Bagian II: Pertanyaan Tentang Kompetensi Audit
No
Pertanyaan
1.
Memiliki pengetahuan, keahlian dan kompetensi untuk melaksanakan tanggung jawab perorangan
2.
Mampu berkomunikasi dan beradaptasi dengan cepat dengan lingkungan perusahaan
3.
Auditor Intern cermat dan terampil dalam melakukan audit
4.
Setiap staf Audit Intern mendapatkan sanksi jika pekerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan standar profesi yang berlaku
5.
Auditor Intern memiliki kemampuan yang baik dalam mewujudkan good corporate governance
6.
Staf Audit Intern telah dan lulus dalam menjalani pelatihan bidang audit intern lewat masa pendidikan (masa percobaan di perusahaan)
7.
Auditor Intern memiliki pengalaman di bidang akuntansi
8.
Mampu mengambil keputusan
9.
Bagian Audit Intern memiliki pegawai yang berkualifikasi dalam berbagai disiplin ilmu untuk melaksanakan tanggung jawab pemeriksaan
STS
TS
R
S
SS
Bagian III: Pertanyaan Tentang Independensi Audit
No
Pertanyaan
1.
Hubungan departemen Audit Intern dengan departemen yang diperiksa berlaku hanya pada saat dilakukan audit, bukan sebagai mitra dalam menyelesaikan tugas lainnya
2.
Hasil pekerjaaan Auditor Intern ditinjau sebelum dilaporkan, dengan tujuan untuk memberikan jaminan bahwa pekerjaan audit intern telah dilaksanakan secara objektif
3.
Auditor Intern bebas dari pengaruh manajemen
4.
Auditor internal melakukan perencanaan mengenai sasaran jadwal pelaksanaan audit
5.
Auditor internal menyusun prosedur dan kebijakan secara tertulis sebagai pedoman bagi staf auditor
6.
Auditor internal melakukan evaluasi, pengawasan dan pengontrolan dalam pelaksanaan good corporate governance
7.
Bertindak sebagai penilai independen
8.
Auditor Internal melakukan penilaian terhadap program-program yang telah berjalan untuk memastikan bahwa telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
9.
Dalam menjalankan tugasnya, Audit Intern tidak memeriksa kegiatan dimana mereka memiliki kewenangan atau tanggung jawab didalamnya
STS
TS
R
S
SS
Bagian V: Pertanyaan Tentang Perwujudan Good Corporate Governance
Transparansi
No
Pertanyaan
1.
Perusahaan menempatkan laporan keuangan yang telah diaudit melalui internet dan informasi lainnya sebagai perluasan informasi
2.
Nilai kualitas internal audit di perusahaan sangat baik
3.
Pemeriksa laporan keuangan sesuai peraturan yang berlaku di perusahaan
4.
Perusahaan selalu menerbitkan laporan keuangan dan analisa manajemennya untuk dibagikan kepada para analisis
STS
TS
R
S
SS
STS
TS
R
S
SS
Akuntabilitas No
Pertanyaan
1.
Perusahaan mempunyai pejabat khusus (semacam compliance officer) yang bertugas untuk memastikan bahwa Perusahaan tersebut sepenuhnya taat pada hukum dan aturan perundangan yang ada
2.
Perusahaan memiliki kode etik dan tingkah laku yang tertulis
3.
Pedoman kode etik didistribusikan kepada semua karyawan perusahaan untuk dipelajari dan dimengerti
4.
Perusahaan memiliki pedoman Corporate Governance yang tertuli dimana di dalamnya mengatur secara rinci mengenai pengungkapan (disclosure)
Pertanggungjawaban No
Pertanyaan
1.
Internal Audit memonitor pertanggungjawaban Perusahaan pada peraturan yang berlaku
2.
Manajemen Perusahaan ikut berperan dalam menyeleksi karyawan baru
STS
TS
R
S
SS
STS
TS
R
S
SS
Independensi No
Pertanyaan
1.
Pelaksanaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perusahaan dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten untuk semua karyawan perusahaan
2.
Perusahaan memiliki standar professional untuk pegawainya
3.
Perusahaan dikelola secara professional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kewajaran No
Pertanyaan
1.
Kinerja karyawan sesuai dengan kode etik
2.
Pelaporan yang di audit sesuai dengan standar yang ada
STS
TS
R
S
SS
STS
TS
R
S
SS
Keterbukaan No 1.
2.
Pertanyaan Terdapat usaha untuk mendorong semua Pemegang saham untuk menghadiri, dan memberikan suaranya dalam RUPS Terdapat waktu yang diberikan kepada pemegang saham untuk memeriksa laporan keuangan agar dapat menyiapkan pertanyaan dalam RUPS tahunan