ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PEKERJAAN ULANG PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG (Studi Kasus Kabupaten Aceh Utara Propinsi Aceh) Bakhtiar A1) ABSTRAK Salah satu faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan proyek adalah karena adanya aktivitas pekerjaan ulang (rework) pada satu atau beberapa item pekerjaan konstruksi. Pada pelaksanaan suatu proyek konstruksi sangat jarang untuk tidak terjadi pekerjaan pengulangan (rework). Rework merupakan salah satu kontributor utama pada pembengkakan biaya dan keterlambatan proyek dan dapat memberikan dampak buruk pada performa dan produktifitas, baik konsultan maupun kontraktor. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuisioner dengan skala Likert di Kabupaten Aceh Utara. Dari hasil penelitian, yaitu tinjauan mengenai faktorfaktor penyebab rework, diketahui bahwa untuk faktor desain dan dokumentasi, subfaktor kesalahan desain merupakan penyebab utama rework dengan nilai rerata 1,4412. Ditinjau dari faktor manajerial, penyebab rework yang utama adalah kurangnya teamwork dengan nilai retata 1,000. Jika ditinjau dari faktor sumber daya, penyebab rework yang paling utama adalah kurangnya pengalaman kerja dengan nilai rerata 1,4706. Ditinjau dari intensitas rework pekerjaan yang paling sering terjadi rework adalah pekerjaan mechanical dengan nilai rerata 2,6176. Ditinjau dari fase terjadinya rework diketahui bahwa fase terjadinya rework yang utama adalah pada fase desain. Kemudian jika ditinjau pada efek-efek akibat terjadinya rework, diketahui faktor ketidakpuasan kontraktor menjadi efek utama yang terjadi sehubungan dengan rework. Kata kunci: penyebab rework, intensitas rework, fase rework, proyek bangunan gedung di Kabupaten Aceh Utara
ANALYSIS OF FACTORS CAUSE OF WORK REVIEN BUILDING CONSTRUCTION PROJECTS (Study of North Aceh district of Aceh Province) ABSTRACT One factor of project delay causes is rework activity of one or several construction project items. This study was done with questionnaire method by using Likert scale at Aceh Utara District. Rework is not rare happened in a project implementation. Rework becomes a main contributor in cost overrun and delay of a project and also could give a bad effect for supervisors and contractors performance and productivity. This research was held with Likert questionnaire at Aceh Utara District. From the results of the study that were showed that the main cause of rework of design and documentation factors was mistakes in design with 1.4412 mean scores. Looking at it from the main cause of rework of managerial factors was inadequate teamwork with 1.000. Sub factors of lack of worker’s experiences with 1.4706 mean scores. knowledge and unsuitable procedure of work, were caused of factors of managerial. From the observation of the intensity ranking of rework showed that the first ranking of intensity was mechanical work. The rework phase showed that the first ranking of phase was design phase. From the observation of the rework effects showed that the first ranking of effect was design team dissatisfaction 1
Keywords: rework causes, rework intensity, rework phase, building construction project at Aceh Utara District PENDAHULUAN Setiap proyek konstruksi lazimnya mempunyai rencana pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan yang tertentu, kapan pelaksanaan proyek tersebut harus dimulai, kapan harus diselesaikan dan bagaimana proyek tersebut akan dikerjakan, serta bagaimana penyediaan sumber dayanya. Pembuatan rencana dan jadwal pelaksanaan proyek selalu mengacu pada kondisi anggapan-anggapan dan prakiraan yang ada pada saat rencana dan jadwal tersebut dibuat, karena itu masalah akan timbul apabila terjadi ketidaksesuaian antara prakiraan dan anggapan dengan kenyataan yang sebenarnya. Dampak umum yang sering terjadi adalah keterlambatan waktu pelaksanaan proyek, di samping meningkatnya biaya pelaksanaan proyek. Manajemen proyek adalah suatu cara mengelola beberapa perilaku dari kegiatan proyek dengan lingkungan dan suasana yang relatif stabil. Menurut Wysocki et. al. (2000) manajemen proyek juga bisa diartikan sebagai suatu metode dan sejumlah teknik pada prinsip-prinsip manajemen yang diterima untuk perencanaan, estimasi, dan mengontrol akifitas pekerjaan untuk mencapai penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya – sesuai dengan biaya dan spesifikasi pekerjaan. Dalam hubungan ini Cleland dan King (1983) dalam Ervianto (2005), berpendapat atau menyarankan menggunakan manajemen proyek dalam situasi sebagai berikut : 1. Menyangkut reputasi perusahaan; 2. Derajat keterkaitan dan ketergantungan yang amat besar dalam suatu perusahaan; 3. Besarnya ukuran kegiatan;
penelitian ini adalah faktor-faktor penyebab rework atau pekerjaan ulang, rangking fase dan intensitas pekerjaan rework, dan akibat-akibat dari pekerjaan rework pada pekerjaan konstruksi bangunan gedung Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui penyebaran kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan untuk diisi melalui bimbingan langsung mengenai petunjuk pengisiannya. Data Sekunder berupa data mengenai jumlah pemilik proyek, kontraktor dan konsultan dengann kualifikasi tingkat K (kecil) yang terdapat di Kabupaten Aceh Utara dan diperoleh dari Asosiasi Kontraktor Konstruksi Indonesia (AKSINDO), Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO), GAPENSI, dan DINAS KIMPRASWIL.
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder. Subjek dari penelitian ini adalah proyek-proyek konstruksi bangunan gedung di Kabupaten Aceh Utara. Sementara itu, objek dari
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil kuisioner faktor-faktor penyebab pekerjaan ulang (rework), kuisioner ranking intensitas rework, kuisioner ranking fase terjadinya rework dan kuisioner ranking efek-efek yang terjadi akibat rework. Kuisioner diberikan kepada 46
Skala Ranking Ranking digunakan untuk mengevaluasi informasi yang komplek menurut kriteria-kriteria yang ada. Alternatif penilaian dalam pengukuran dengan posisi relatif dimulai dari jawaban responden mulai dari jawaban tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering dan sangat sering. Skala yang digunakan untuk masing-masing skor sebagai berikut: Untuk skala ranking ini kuantitas tidak pernah ada kejadian termasuk kategori ranking 1 (tidak pernah), 1 kejadian masuk kategori ranking 2 (jarang), 2 kejadian masuk kategori ranking 3 (kadang-kadang), 3-5 kejadian masuk kategori ranking 4 (sering) dan lebih dari 5 kejadian masuk kategori ranking 5 (sangat sering).
2
responden dari kalangan pemilik proyek, konsultan pengawas dan kontraktor pelaksana. Pengolahan dan analisis data dilakukan semuanya dengan bantuan software statistic SPSS Version 13.0. Gambaran Umum Responden Dari pengambilan data berhasil diperoleh jawaban dari 46 responden. RespondenTabel 1 Komposisi Responden No. 1.
Responden Pemilik Proyek
2. Konsultan Pengawas
3.
Kontraktor Pelaksana
Hasil Analisa Faktor-Faktor Pekerjaan Ulang (Rework)
responden ini terdiri dari 8 pemilik proyek, 34 kontraktor pelaksana dan 4 konsultan pengawas yang berkantor di daerah Kabupaten Aceh Utara. Komposisi jumlah responden ini diperlihatkan dalam Tabel 1.
Pekerjaan Sekpro Politeknik Negeri Lhokseumawe Kepala SMP Negeri Syamtalira Arun UPT ATAKI Lhokseumawe Dinas Kimpraswil Kab.Aceh Utara
Jumlah Responden 1 1 1 5
Jumlah Pengawas Quality Control Surveyor
8 2 1
Direktur Jumlah Site Manager Pengawas Direktur Jumlah Jumlah Total Responden
1 4
Penyebab
Hasil analisa faktor-faktor penyebab pekerjaan ulang (rework) ditampilkan dalam Tabel 2. Analisis dibedakan untuk tiap responden pemilik proyek, kosultan pengawas dan kontraktor pelaksana. Hasil analisis berupa respon yang diberikan dari kuesioner likert untuk tiap variabel atau butir pertanyaan varian untuk tiap variabel yang menjadi pertanyaan kuesioner.
34 46
Pada Tabel 2 , nilai-nilai yang ada pada kolom merupakan nilai rata-tata. Makin kecil nilai ratanya, menyatakan bahwa makin dekat respon yang diberikan kepernyataan “sangat setuju” Sementara itu , nilai varian diperoleh dengan cara mengkuadratkan nilai standar deviasi dari distribusi data skor yang diberikan para respon. Nilai varian ini menggambarkan hormagenitis skor jawaban yang telah diberikan.Makin kecil nilai varian maka makin homogen jawaban-jawaban yang telah diberikan sehingga jawaban semakin baik untuk ditarik suatu kesimpulan.
3
Tabel 2 Hasil Analisis Faktor-Faktor Penyebab Pekerjaan Ulang (Rework) Pemilik Faktor-faktor Penyebab Rework
Konsultan Varian
Proyek
Kontraktor Varian
Pengawas
Varian Pelaksana
Faktor
Kesalahan Desain
1.8750
1.839
3.7500
0.2500
1.4412
0.3750
Desain &
Buruknya Koordinasi Dokumen
2.2500
1.357
3.7500
0.2500
2.0000
1.2730
Dokumentasi
Perubahan Desain
2.5000
2.571
3.7500
0.2500
1.7941
0.8350
Detail Tidak Jelas
2.0000
1.714
3.7500
0.2500
1.6471
0.4780
Kurangnya Constructability
2.3750
0.554
2.7500
0.2500
2.2353
0.7310
Kurangnya Pengetahuan Bahan
2.7500
1.929
2.7500
0.2500
2.0882
0.5680
Faktor
Kurangnya Teamwork
1.6250
0.268
3.7500
0.2500
1.2059
0.1680
Manajerial
Jadwal yang terlalu Padat
3.0000
2.000
3.7500
0.2500
2.9706
1.6660
Kurangnya Kontrol
2.0000
0.571
2.2500
0.2500
1.5294
0.2570
Kurangnya Informasi Lapangan
1.8750
0.125
3.7500
0.2500
1.7941
0.3500
Buruknya Alur Informasi
2.3750
1.125
3.0000
0.0000
1.7941
0.2290
Pertimbangan yang salah di Lapangan Kurangnya Antisipasi Keadaan Alam Pengiriman Barang yang Terhambat Kurangnya Pengalaman Kerja Bekerja tidak Sesuai Prosedur Kurangnya Pengetahuan Kerja Jumlah Kerja Lembur terlalu Banyak Material Terkirim tidak Sesuai
2.5000
1.143
2.2500
0.2500
1.9118
0.3250
2.7500
1.071
2.2500
0.2500
2.5882
0.6740
2.3750
1.411
2.2500
0.2500
2.7941
1.0170
1.6250
0.268
2.2500
0.2500
1.4706
0.3170
2.1250
2.000
2.2500
0.2500
1.6471
0.3570
1.7500
0.571
2.2500
0.2500
1.6765
0.3470
3.7500
0.125
3.7500
0.2500
3.2941
0.8200
2.3750
1.125
2.2500
0.2500
1.8529
0.3110
Material Datang Terlambat
2.8750
1.143
2.2500
0.2500
2.8529
0.8570
3.2500
1.071
1.5000
1.0000
3.1471
0.8570
2.1250
1.411
1.5000
1.0000
1.8824
0.1070
2.3750
0.268
1.5000
1.0000
1.8529
0.1900
2.5000
2.000
1.5000
1.0000
1.9412
0.1780
Faktor Sumber Daya
Material tdk Berada pd Tempat yg Tepat saat Dibutuhkan Kurang Mercukupinya Peralatan Peralatan tidak Sesuai dengan Spesifikasi Teknis yang Disyaratkan Peralatan tidak Berada dalam Kondisi yang Baik
Hasil Analisis Ranking Intensitas Terjadinya Pekerjaan Ulang (Rework)
Hasil analisa efek-efek yang terjadi akibat terjadinya pekerjaan ulang (rework) ditampilkan dalam Tabel 3. Analisis dibedakan untuk tiap 4
responden pemilik proyek, kosultan pengawas dan kontraktor pelaksana. Hasil analisis berupa nilai rerata respon yang diberikan dari kuisioner efek-efek yang terjadi akibat pekerjaan ulang (rework) untuk tiap variabel atau butir pertanyaan. Nilai rerata adalah nilai dari hasil pembagian antara jumlah total skor tiap variabel/pertanyaan yang dibagi
varian respon efek-efek yang terjadi akibat terjadinya pekerjaan ulang (rework) untuk kontraktor pelaksana, konsultan pengawas dan pemilik proyek untuk tiap variabel atau butir pertanyaan. Hasil selengkapnya perhitungan nilai rerata dan varian kuesioner efek-efek yang terjadi akibat terjadinya pekerjaan ulang (rework) diperlihatkan pada Tabel 3
dengan jumlah responden/sampel yang mengisi kuisioner. Perhitungan nilai rerata dan
Tabel 3. Hasil Analisis Ranking Fase Terjadinya Pekerjaan Ulang (Rework) Fase Terjadinya Pemilik Konsultan Kontraktor Varian Varian Rework Proyek Pengawas Pelaksana
Varian
Bertambahnya panjangnya waktu pengerjaan konstruksi
3.6250
4.839
1.7500
0.917
2.2941
2.517
Klaim kontrak
5.1250
0.696
2.7500
5.583
4.9412
0.239
Ketidakpuasan klien
5.1250
0.982
2.7500
0.917
5.7059
0.517
Bertambahnya proyek Ketidakpuasan kontraktor Ketidakpuasan desain
3.8750
0.696
4.0000
0.667
3.6471
1.629
3.6250
0.268
3.5000
0.333
4.3529
1.326
2.1250
1.554
1.5000
1.000
4.5588
5.709
biaya
team
Hasil analisa efek-efek yang terjadi akibat terjadinya pekerjaan ulang (rework) ditampilkan dalam Tabel 3. Analisis dibedakan untuk tiap responden pemilik proyek, kosultan pengawas dan kontraktor pelaksana. Hasil analisis berupa nilai rerata respon yang diberikan dari kuisioner efek-efek yang terjadi akibat pekerjaan ulang (rework) untuk tiap variabel atau butir pertanyaan. Nilai rerata adalah nilai dari hasil pembagian antara jumlah total skor tiap variabel/pertanyaan yang dibagi Jumlah lembar kuisioner yang disebar adalah sebanyak 46 eksemplar yang disebarkan kepada 8 pemilik proyek, 34 kontraktor pelaksana dan 4 konsultan pengawas yang berkantor di Kabupaten Aceh Utara. Dari hasil uji validitas, terlihat bahwa seluruh indikator mempunyai nilai korelasi pearson yang lebih dari rtabel pada n = 46 (rtabel = 0.2910). Sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh
dengan jumlah responden/sampel yang mengisi kuisioner. Perhitungan nilai rerata dan varian respon efek-efek yang terjadi akibat terjadinya pekerjaan ulang (rework) untuk kontraktor pelaksana, konsultan pengawas dan pemilik proyek untuk tiap variabel atau butir pertanyaan. Hasil selengkapnya perhitungan nilai rerata dan varian kuesioner efek-efek yang terjadi akibat terjadinya pekerjaan ulang (rework) diperlihatkan pada Tabel 3.
indikator valid dalam mengukur variabel laten. Untuk pengujian reliabilitas instrumen kusioner tiap faktor penyebab rework diperoleh hasil bahwa nilai reliabilitas Alpha Cronbach untuk faktor Desain dan Dokumentasi adalah 0,888, nilai reliabilitas Alpha Cronbach untuk faktor Manajerial adalah 0,767 dan nilai reliabilitas Alpha Cronbach untuk faktor Sumber Daya adalah 0,814, nilai reliabilitas Alpha Cronbach 5
untuk faktor Intensitas Rework adalah 0.969 , reliabilitas Alpha Cronbach untuk faktor Fase Rework adalah 0.978 , reliabilitas Alpha Cronbach untuk faktor Efek Rework adalah 0.648. Semua nilai reliabilitas Alpha Cronbach reliabel, atau dengan kata lain menunjukkan hasil kuisioner dapat memberikan hasil yang tidak berbeda bila dilakukan pengisian kuisioner kembali terhadap pertanyaan yang sama. Analisis terhadap kuisioner Likert untuk faktor Desain dan Dokumentasi, faktor Manajerial dan faktor Sumber Daya, dilakukan dengan melihat nilai skor total rerata (mean) dari total 46 responden yang memberikan jawaban untuk tiap subfaktor atau variabel atau pertanyaan. Jika nilai skor total yang diperoleh
ini lebih besar dari kriteria reliabel Alpha Cronbach yang harus lebih besar dari 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen kuisioner Likert yang telah diberikan adalah berada dalam range 0,000 – 1,000 maka jawaban yang diberikan adalah “sangat setuju”, range 1,001 – 2,000 jawabannya “setuju”, 2,001 – 3,000 jawabannya “netral”, 3,001 – 4,000 jawabannya “tidak setuju”, dan range 4,001 – 5,000 jawabannya “sangat tidak setuju”. Hasil selengkapnya jawaban untuk tiap subaspek dari aspek aspek yang ditanyakan ke responden ditabulasikan dalam Tabel 4 sampai Tabel 6.
Tabel 4 Hasil Akhir Jawaban Responden untuk Faktor Desain & Dokumentasi No.
Pemilik Proyek
Faktor Desain & Dokumentasi
1.
Kesalahan Desain
2.
Buruknya Dokumen
3.
Perubahan Desain
4.
Detail Tidak Jelas
5.
Kurangnya Constructability
6.
Kurangnya Bahan
Mean 1.8750
Koordinasi
Pengetahuan
2.2500 2.5000 2.0000 2.3750 2.7500
Konsultan Pengawas
Jawaban Varian Setuju Netral Netral Setuju Netral Netral
1.839 1.357 2.571 1.714 0.554 1.929
Mean
Jawaban Varian
Kontraktor Pelaksana Mean
Jawaban Varian
3.7500
Netral
0.2500
1.4412
Setuju
0.3750
3.7500
Netral
0.2500
2.0000
Setuju
1.2730
3.7500
Netral
0.2500
1.7941
Setuju
0.8350
3.7500
Netral
0.2500
1.6471
Setuju
0.4780
2.7500
Netral
0.2500
2.2353
Netral
0.7310
2.7500
Netral
0.2500
2.0882
Netral
0.5680
Tabel 5 Hasil Akhir Jawaban Responden untuk Faktor Manajerial No.
Faktor Manajerial
1.
Kurangnya Teamwork
2.
Jadwal yang terlalu Padat
3.
Kurangnya Kontrol
4. 5. 6. 7.
Kurangnya Informasi Lapangan Buruknya Alur Informasi Pertimbangan yang salah di Lapangan Kurangnya Antisipasi Keadaan Alam
Pemilik Proyek Konsultan Pengawas Kontraktor Pelaksana Mean Jawaban Varian Mean Jawaban Varian Mean Jawaban Varian Tdk 1.6250 Setuju 0.268 3.7500 0.2500 1.2059 Setuju 0.1680 Setuju Tdk 3.0000 2.000 3.7500 Netral 0.2500 2.9706 Netral 1.6660 Setuju 2.0000 Setuju 0.571 2.2500 Netral 0.2500 1.5294 Setuju 0.2570 1.8750
Setuju
0.125
3.7500
2.3750
Netral
1.125
3.0000
2.5000
Netral
1.143
2.2500
2.7500
Netral
1.071
2.2500
Tdk Setuju Tdk Setuju
0.2500 1.7941
Setuju
0.3500
0.0000 1.7941
Setuju
0.2290
Netral
0.2500 1.9118
Setuju
0.3250
Netral
0.2500 2.5882
Netral
0.6740
6
8.
Pengiriman Barang yang Terhambat
2.3750
Netral
1.411
2.2500
Netral
0.2500 2.7941
Netral
1.0170
Dari Tabel 4, jika diperhatikan dari nilai varian
jawaban tiap responden rata-rata sama.
skor total jawaban yang diberikan yang juga
Sementara responden pemilik proyek juga juga
menggambarkan homogenitas jawaban, terlihat
memberikan jawaban yang sama tetapi dengan
bahwa pada faktor Desain dan Dokumentasi,
nilai mean score 1.8750 dan varian sebesar
sub aspek kesalahan desain adalah subfaktor
1.839.
yang paling banyak jawaban “setuju” diberikan
sebagian sar memberikan jawaban “netral”
oleh responden kontraktor pelaksana dengan
untuk seluruh subfaktor pada faktor Desain dan
mean score 1.4412 yang masuk dalam kategori
Dokumentasi.
Sedangkan
konsultan
pengawas
jawaban setuju. Nilai varian yang relative kecil sebesar
0,3750
menggambarkan
bahwa
Tabel 6 Hasil Akhir Jawaban Responden untuk Faktor Sumber Daya Pemilik Proyek Konsultan Pengawas Kontraktor Pelaksana Faktor Sumber No. Daya Mean Jawaban Varian Mean Jawaban Varian Mean Jawaban Varian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10.
Kurangnya Pengalaman Kerja Bekerja tidak Sesuai Prosedur Kurangnya Pengetahuan Kerja Jumlah Kerja Lembur terlalu Banyak Material Terkirim tidak Sesuai Material Datang Terlambat Material tdk Berada pd Tempat yg Tepat saat Dibutuhkan Kurang Mercukupinya Peralatan Peralatan tidak Sesuai dengan Spesifikasi Teknis yang Disyaratkan Peralatan tidak Berada dalam Kondisi yang Baik
1.6250 2.1250 1.7500 3.7500 2.3750 2.8750 3.2500 2.1250 2.3750
2.5000
Setuju Netral Setuju Tdk Setuju Netral Netral Tdk Setuju Netral Netral
Netral
0.268 2.000 0.571 0.125 1.125 1.143 1.071 1.411 0.268
2.000
Pada Tabel 5. terlihat bahwa untuk faktor Manajerial subfaktor Kurangnya Teamwork menjadi subfaktor yang paling banyak dipilih responden kontraktor pelaksana sebagai penyebab rework dengan nilai mean score 1.2059 dan varian yang juga relative kecil sebesar 0,1680. Pemilik proyek juga
2.2500
Netral
0.2500
1.4706
Setuju
0.3170
2.2500
Netral
0.2500
1.6471
Setuju
0.3570
2.2500
Netral
0.2500
1.6765
Setuju
0.3470
3.7500
Tdk Setuju
0.2500
3.2941
Tdk Setuju
0.8200
2.2500
Netral
0.2500
1.8529
Setuju
0.3110
2.2500
Netral
0.2500
2.8529
Netral
0.8570
1.5000
Setuju
1.0000
3.1471
Tdk Setuju
0.8570
1.5000
Setuju
1.0000
1.8824
Setuju
0.1070
1.5000
Setuju
1.0000
1.8529
Setuju
0.1900
1.5000
Setuju
1.0000
1.9412
Setuju
0.1780
memberikan jawaban yang sama tetapi bahwa subfaktor Kurangnya Teamwork sebagai subfaktor yang paling banyak menyebabkan rework dengan nilai mean score 1.6250 dan varian 0.268. Sementara itu, konsultan pengawas memberikan jawaban yang “netral” dan “tidak setuju” untuk seluruh subfaktor 7
dalam faktor Manajerial ini. Pada Tabel 5.14 kontraktor pelaksana memberikan jawaban bahwa subfaktor kurangnya pengalaman kerja menjadi subfaktor utama yang menyebabkan rework dalam faktor Sumber Daya dengan nilai mean score 1.4760 dan jawaban “setuju” serta varian 0,3170. Pemilik proyek juga memberikan jawaban yang sama tetapi dengan nilai mean score 1.6250 dan varian 0,268. Pada faktor Sumber Daya ini, konsultan pengawas memberikan jawaban bahwa subfaktor material tidak berada pada tempat yang tepat saat dibutuhkan, subfaktor kurang mencukupinya peralatan, subfaktor peralatan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan dan subfaktor peralatan tidak berada dalam kondisi yang baik, menjadi subfaktor-subfaktor penyebab rework dengan nilai mean score masing-masing 1,5000 dan jawaban “setuju” serta varian masing-masing 1,000. Pada hasil analisa kuisioner rangking intensitas rework, pekerjaan mechanical adalah pekerjaan yang paling sering terjadi rework menurut kontraktor pelaksana dengan nilai mean score 2,6176 dan varian 0,7890. Sementara konsultan pengawas memilih pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela sebagai pekerjaan yang paling sering terjadi rework dengan nilai mean score 2,7500 dan varian 0,2500. Pemilik proyek memilih pekerjaan pondasi dan pekerjaan mechanical sebagai pekerjaan yang paling sering terjadi rework dengan nilai mean score masingmasing 2.3750 dan varian masing-masing 1.411. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan mengenai factor-faktor penyebab pekerjaan ulang (rework), fase dan intensitas terjadinya rework serta efek-efek yang terjadi akibat rework, maka dapat disimpulkan: 1. Pada faktor Desain dan Dokumentasi, sub aspek kesalahan desain adalah subfaktor yang menjadi penyebab utama terjadinya rework menurut responden kontraktor pelaksana dengan mean score 1,4412. Sementara pemilik proyek dan konsultan pengawas memberikan jawaban “netral”
untuk subfaktor tersebut pada faktor Desain dan Dokumentasi. 2. Pada faktor manajerial subfaktor Kurangnya Teamwork menjadi subfaktor penyebab utama terjadinya rework yang dipilih responden kontraktor pelaksana sebagai penyebab rework dengan nilai mean score 1,2059, faktor manajerial ini, pemilik proyek memilih subfaktor pengiriman barang yang terhambat sebagai subfaktor yang paling banyak menyebabkan rework dengan nilai mean score 1,000. 3. Pada faktor Sumber Daya ini, konsultan pengawas memberikan jawaban bahwa subfaktor material tidak berada pada tempat yang tepat saat dibutuhkan, subfaktor kurang mencukupinya peralatan, subfaktor peralatan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan dan subfaktor peralatan tidak berada dalam kondisi yang baik, menjadi subfaktorsubfaktor penyebab rework dengan nilai mean score masing-masing 1,5000 dan jawaban “setuju” serta varian masingmasing 1,000. 4. Solusi dari penyebab pekerjaan ulang (rework) pada pekerjaan ulang proyek konstruksi gedung bertingkat di Kabupaten Aceh Utara adalah : Pada kelompok factor manajerial, responden mengatakan factor kurangnya teamwork, jadwal kerja yang terlalu padat, dan buruknya alur komunikasi adalah factor yang utama. Sedangkan pada factor sumber daya, pengambilan keputusan yang salah dan kurangnya pengalan kerja diidentifikasikan sebagai penyebab utama pengerjaan yang salah di lapangan sehingga terjada pekerjaan ulang. 5. Untuk dapat mengurangi pekerjaan ulang, responden memilih memperbaiki dan meningkatkan komunikasi dan koordinasi semua pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi sebagai cara yang paling efektif. Hal ini harus dilakukan baik pada fase desin maupun pada tahap konstruksi. Selain itu pekerjaan ulang juga dapat dikurangi dengan mengatasi masaalah pada fase desain sebelum masuk ke fase berikutnya. 8
DAFTAR PUSTAKA Andi, Samuel Winata, dan Yanto Hendarlim. 2005. Faktor-faktor Penyebab Rework pada Pekerjaan Konstruksi. Dimensi Teknik Sipil Vol. 7 No. 1, Maret 2005. Universitas Kristen Petra. Surabaya. Asmarahadi, 2009. Analisis Faktor-faktor Penyebab Pekerjaan Ulang (Rework) pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Ervianto, Wulfram I., 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Ervianto, Wulfram I., 2004. Teori Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Riduwan. 2003. Dasar-dasar Statistika. Penerbit Alfabeta.
9