Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DAN VARIABEL PRODUKTIVITAS PEKERJAAN FASADE KACA PADA BANGUNAN GEDUNG TINGGI PERKANTORAN DI KAWASAN KUNINGAN JAKARTA SELATAN Manlian Ronald. A. Simanjuntak, Yudhia Anovri* Program Studi Magister Teknik Sipil – Konsentrasi Manajemen Konstruksi Universitas Pelita Harapan *Email:
[email protected] ABSTRAK Pekerjaan konstruksi bangunan gedung tinggi memerlukan pengendalian yang handal agar kinerja konstruksi dapat tercapai sesuai perencanaan awal bangunan gedung tinggi. Bangunan gedung tinggi dalam proses konstruksi memerlukan evaluasi dan kajian, secara khusus dalam konteks produktivitas kerja sesuai tujuan awal proyek. Dalam proses konstruksi, bangunan gedung tinggi yang memiliki fasade kaca didesain dan dibangun agar kinerja waktu dan kinerja kualitas dapat memenuhi kebutuhan pemberi tugas. Keunikan fasade kaca selain menciptakan kesan ruang yang lapang dan terbuka pada bangunan gedung tinggi, secara eksterior juga dapat menambah nilai estetika dan point of interest terhadap keunikan arsitektur bangunan gedung. Penelitian ini selanjutnya akan menyelesaikan permasalahan penelitian untuk menganalisis faktor dan variabel apa saja yang paling mempengaruhi produktivitas pekerja pada pemasangan fasade kaca di proyek konstruksi bangunan gedung tinggi perkantoran di kawasan Kuningan Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk dapat menghasilkan rekomendasi kajian sesuai permasalahan penelitian. Pada penelitian ini dijelaskan bahwa variabel kejadian rework yang terdapat dalam faktor manajemen pengawasan serta variabel tingkat keahlian dan pendidikan tenaga kerja yang merupakan bagian dari faktor sumber daya manusia mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dalam meningkatkan kinerja konstruksi pekerjaan pemasangan fasade kaca pada bangunan gedung tinggi di Kawasan Kuningan Jakarta Selatan. Hal ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi penting dalam kelancaran proses pelaksanaan konstruksi. Melalui penelitian ini diharapkan akan berdampak baik kepada pemberi tugas dan penerima tugas (perancang, kontraktor, supplier), sehingga produktivitas proses pelaksanaan konstruksi tercapai. Kata kunci: produktivitas, bangunan gedung tinggi, fasade PENDAHULUAN Pembangunan gedung merupakan salah satu bagian dari proses pembangunan proyek konstruksi. Perkembangan proyek gedung tinggi di Indonesia kini semakin menjamur. Hal ini disebabkan karena iklim perekonomian Indonesia yang semakin membaik. Terbukti selama kurun waktu 10 tahun, Indonesia mampu membangun lebih dari 800 bangunan gedung dengan tinggi minimal 7 lantai. Bangunan tersebut terdiri dari: hotel, apartemen, perkantoran, shopping center, sekolah/universitas, dll. DKI Jakarta sendiri dalam beberapa tahun terakhir memang masih menjadi primadona bagi para pengembang untuk membuka dan membangun lahan menjadi bangunan komersial. Khususnya bangunan gedung pencakar langit. Sebuah komite yang disebut Emporis Standards Committe telah memasukkan Jakarta sebagai salah satu kota di dunia yang banyak memiliki highrise buildings dengan jumlah lantai cukup banyak. Jakarta berada di peringkat 22 dari 100 kota di dunia (www.citradataconstruction.com/Analisa Perkembangan Proyek Highrise Building di Indonesia periode Januari-Desember 2013) Dalam pembangunan suatu proyek konstruksi gedung, salah satu elemen penting pada proyek bangunan gedung tinggi adalah fasade. Banyak arsitek yang menggunakan olahan pada fasade untuk memberikan keindahan atau kesan khusus sesuai dengan yang diinginkan. Fasade juga memberikan citra tentang kondisi sosial suatu masyarakat dan juga menggambarkan fungsi dan kegiatan yang terjadi di dalam bangunan. Keberhasilan pekerjaan pemasangan fasade kaca pada bangunan gedung tinggi secara 18
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
keseluruhan tergantung dari keberhasilan setiap tahapan pekerjanya. Sedangkan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu pekerjaan fasade kaca adalah produktivitas tenaga kerjanya. Tenaga kerja merupakan salah satu aspek yang sangat menentukan keberhasilan pekerjaan yang dituntut untuk bekerja secara efisien, yaitu dapat bekerja efektif sesuai dengan jumlah jam kerja yang ada dan dapat menghasilkan volume pekerjaan yang sesuai dengan uraian pekerjaan yang ada. Sehingga diharapkan dengan hal tersebut dapat menunjang kemajuan serta mendorong kelancaran pekerjaan fasade kaca pada proyek bangunan gedung tinggi. Kata "produktivitas" sendiri pertama kali disebutkan pada sebuah artikel oleh Quesnay tahun 1766. Pada tahun 1833, Littre mendefinisikan pengertian dari produktivitas sebagai kemampuan dalam memproduksi, Definisi yang lebih spesifik dari produktivitas yaitu sebagai perbandingan antara keluaran dan sumber-sumber yang digunakan dalam menghasilkan keluaran. Definisi ini mulai dikenal sekitar akhir abad sembilan belas. Kata produktivitas dalam bahasa Inggris adalah productivity yang rnenurut kamus Oxford diartikan nilai yang dihasilkan pekerja; produksi barang dari sebuah perasahaan atau negara; dan jumlah yang dihasilkan dibandingkan dengan berapa banyak waktunya, pekerjaannya dan uang yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Dari definisi-definisi di atas, secara umum produktivitas didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran suatu proses terhadap sumber daya masukan dalam proses tersebut yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Produktivitas
Keluaran = --------------Masukan
……………………………………………………. (1)
Keluaran adalah hasil yang bermanfaat bagi manusia yang didapat dari suatu kegiatan, sedangkan masukan adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh hasil tersebut. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa produktivitas berarti juga suatu ukuran efektivitas masukan yang digunakan suatu proses untuk menghasilkan keluarannya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan secara umum produktivitas dapat diketahui dengan dua cara yaitu adalah menghitung perbandingan suatu keluaran dengan masukan atau perbandingan keluaran dengan satuan waktu. Produktivitas sebagai suatu konsep menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk dari seorang tenaga kerja. Seorang tenaga kerja dianggap produktif jika ia mampu menghasilkan keluaran (output) yang lebih banyak dari tenaga kerja lain, untuk satuan waktu yang sama. Atau dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa seorang tenaga kerja menunjukkan tingkat produktivitas yang lebih tinggi bila ia mampu menghasilkan jumlah keluaran yang sama dengan waktu yang lebih singkat. Produktivitas tenaga kerja =
jumlah hasil produksi -------------------------------- …………………………………. (2) Satuan waktu
Bila ukuran produktivitas hanya dikaitkan dengan satuan waktu saja, maka jelas bahwa produktivitas tenaga kerja sangat tergantung kepada keterampilan dan keahlian tenaga kerja secara fisik. Tapi dengan peralatan yang berbeda tingkat teknologinya, akan berbeda pula tingkat produktivitas tenaga kerja tersebut (Ravianto, 1985), Namun, pada prakteknya di lapangan kontraktor sering memberi perhatian pada produktivitas tenaga kerja dengan mendefinisikan satu diantara persamaan berikut (Thomas and Mathews, 1985). Produktivitas tenaga kerja =
output ----------------- …………………………………………… (3) jam kerja
19
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
Berdasarkan latar belakang permasalahan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini merumuskan permasalahan yang akan diselesaikan, yaitu: faktor dan variabel apa saja yang paling mempengaruhi produktifitas pekerja pada pemasangan fasade kaca di proyek konstruksi bangunan gedung tinggi perkantoran di kawasan Kuningan Jakarta Selatan?
METODE PENELITIAN a.
Faktor dan Variabel Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah mengenai pengaruh produktivitas pekerjaan fasade kaca dalam meningkatkan kinerja konstruksi pada bangunan gedung tinggi perkantoran di Jakarta Selatan. Adapun proses penelitian yang dilakukan mengacu pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Proses Penelitian Sumber :Penulis November 2015
Proses penelitian dimulai dengan menentukan topik penelitian terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan mencari dan merumuskan permasalahan penelitian. Setelah ditemukan permasalahan penelitian maka dilanjutkan dengan studi literatur untuk mencari faktor dan variabel yang berpengaruh terhadap produktivitas pekerjaan fasade kaca dalam meningkatkan kinerja konstruksi pada bangunan gedung tinggi perkantoran di Jakarta Selatan. Setelah ditemukan faktor dan variable selanjutnya dilakukan survey dilapangan untuk mencari data primer. Data primer diperoleh melalui instrumen penelitian yang telah disusun. Setelah mendapatkan data primer maka penelitian dilanjutkan dengan melakukan analisis terhadap data primer tersebut. Setelah dilakukan analisis maka dilanjutkan dengan pembahasan hasil penelitian. Kemudian dilanjutkan dengan menarik kesimpulan dari pembahasan penelitian tersebut. Faktor penting dalam pemahaman produktivitas tenaga kerja pada pelaksanaan proyek konstruksi terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas beberapa faktor dan variabel penelitian, yaitu: 20
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
a. Faktor manajemen perencanaan Manajemen perencanaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja. Manajemen dapat menambahkan atau merealokasikan sumber-sumber daya, memodifikasi jadwal dan merubah metode kerja (Halligan dkk.,1994). Faktor ini mempunyai dua belas variabel yaitu penyusunan penjadwalan dan alokasi tenaga kerja pada tahap konstruksi, penyusunan urutan kerja pada tahap konstruksi, program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dan ketersediaan alat keselamatan oleh pihak manajemen, pelatihan-pelatihan teknis dan K3, besarnya upah, ketepatan waktu dan prosedur pembagian upah, insentif, kelengkapan gambar dan spesifikasi, keterlambatan penyerahan desain (gambar dan spesifikasi) oleh konsultan perencana, change rrder, lembur di luar jadwal dan percepatan pengerjaan, pengambilan keputusan teknis oleh pihak manajemen b.
Faktor manajemen pengawasan Pengawasan yang baik dan berkualitas haruslah dilakukan oleh orang-orang yang memang mengerti mangenai apa yang akan dikerjakan dan orang-orang tersebut harus ikut serta secara aktif dalam pelaksanaan pekerjan sehingga dapat memberikan pendapat dan pengalarnan. Hal ini berdampak pada terhindarnya kesalahan-kesalahan yang mungkin akan dilakukan oleh para pekerja (Tesis Lenggogeni, 2002). Faktor ini mempunyai empat variabel yaitu kecakapan/kualitas pengawas, kekurangan Jumlah Pengawas, keterlambatan inspeksi dan instruksi dan rework.
c.
Faktor manajemen komunikasi Komunikasi yang buruk diantara entitas yang ada dan individual di semua proyek konstruksi dapat berpengaruh negatif pada sebuah pekerjaan. Apakah itu percakapan sederhana antara dua pekerja pada suatu pekerjaan atau komunikasi teknis dan informasi kritis antar kontraktor, owner dan engineer, keefektifan komunikasi memainkan peranan penting dalam suksesnya sebuah proyek. Mendesaknya komunikasi untuk membuat instruksi dan ketersediaan informasi kritis bagi ketepatan waktu dan pelaksanaan pekerjaan yang tepat (Mojahed, 2005). Faktor ini mempunyai sepuluh variabel yaitu kualitas keterampilan komunikasi pada level manajemen (pemilik-kontraktor-manajer), koordinasi dan komunikasi dua arah antara manajemen dan pekerja, koordinasi dan komunikasi antara pekerja di lapangan, masukan dari tenaga kerja mengenai hal yang berhubungan dengan proyek konstruksi, hubungan kerja dengan serikat buruh, ketersediaan peralatan dan perkakas, kerusakan bahkan kehilangan alat, kualitas pengadaan alternatif suku cadang alat, tinggirendahnya produktivitas kerja alat dan teknologi, penempatan peralatan.
d.
Faktor manajemen peralatan Kurangnya kelengkapan sarana bantu seperti perkakas dan peralatan konstruksi, akan menaikkan jam-orang untuk menyelesaikan jam-orang untuk menyelesaikan suatu pekerjaaan. Sarana bantu harus selalu diusahakan agar selalu siap pakai dengan jadwal pemeliharaan yang tepat (Soeharto, 2001). Faktor ini mempunyai lima variabel yaitu ketersediaan peralatan dan perkakas, kerusakan bahkan kehilangan alat, kualitas pengadaan alternatif suku cadang alat, tinggi-rendahnya produktivitas kerja alat dan teknologi dan penempatan peralatan.
e.
Faktor manajemen material Manajemen material lapangan dapat didefinisikan sebagai pengalokasian pengiriman penyimpanan, pemindahan, ruang dan sumber daya untuk tujuan mendukung kemampuan tenaga kerja dan meminimalkan hal yang tidak efisien yang disebabkan kemacetan/kepadatan dan perpindahan material berlebihan (Thomas dkk., 2005). Faktor ini mempunyai lima variabel yaitu penempatan material, keterlambatan pengiriman material dari pemasok dan kelangkaan material/ketiadaan material, kondisi transportasi vertical/horizontal, jumlah pembantu pengantar material dan material rusak atau hilang.
f.
Faktor lingkungan kerja Faktor lingkungan kerja tentunya akan mempengarahi produktivitas tenaga kerja. Beberapa hal yang menyebabkan pengaruh pada produktivitas tenaga kerja adalah kondisi lapangan, kompleksitas pekerjaan, kepadatan/kesesakan lokasi, fasilitas-fasilitas proyek, penerangan dan kebisingan. Faktor ini mempunyai delapan variabel yaitu kondisi fisik lapangan (site layout), ukuran dan kompleksitas pekerjaan/ proyek, kepadatan/kesesakan lokasi (akibat penempatan tenaga kerja, peralatan dan 21
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
material), ketersediaan barak peristirahatan, ketersediaan kantin pekerja, ketersediaan sanitasi/MCK umum, ketersediaan penerangan di lapangan dan kebisingan g.
Faktor sumber daya manusia Dalam usaha memperbaiki produktivitas konstruksi dan keefektifan biaya, penting mengingat bahwa sumber daya manusia merupakan elemen dasar dalam proses konstruksi. Pekerja yang kelelahan, bosan atau bermusuhan tidak akan pernah efektif melaksanakan pekerjaan pada level optimum. Beberapa hal yang penting dipertimbangkan dari faktor manusia berhubungan dengan kondisi lingkungannva, kondisi keselamatannya, perlunya upaya fisik, jam kerja, moral dan/atau motivasi pekerja (Nunnally, 2007). Faktor ini mempunyai sembilan variabel yaitu kurva pengalaman/ pengalaman pekerja, usia, karakter budaya pekerja maupun lokal/setempat, tingkat keahlian dan pendidikan tenaga kerja, motivasi dan moral, ketidakhadiran dan pergantian pekerja di lapangan, kelelahan dan stress, perselisihan, kecelakaan kerja.
Faktor eksternal proyek konstruksi Faktor ini mencakup kondisi ekonomi, kondisi politik dan peraturan daerah setempat, force majeure, bencana yang beresiko, kondisi cuaca dan iklim dan lahan yang menyulitkan. Responden Penelitian Responden dari penelitian ini adalah para mandor dan supervisor yang mengawasi pemasangan fasade kaca pada bangunan gedung tinggi perkantoran di Kuningan Jakarta Selatan. Responden tersebut dikelompokkan berdasarkan: umur dan jenis kelamin reponden, jenjang pendidikan responden, dan pengalaman kerja responden.
HASIL DAN PEMBAHASAN a.
Analisis Responden Penelitian
Pada tahap pengumpulan data, peneliti menyebar angket kuesioner kepada sejumlah responden untuk mendapatkan data penelitian yang berkaitan dengan pengaruh produktivitas tenaga kerja terhadap kinerja konstruksi bangunan gedung tinggi di Kuningan Jakarta Selatan. Jumlah responden yang mengisi kuesioner dalam tahap ini ada 54 reponden, namun karena hanya ada 44 angket kuesioner yang terisi dengan baik maka data yang dijadikan sebagai bahan penelitian hanya 44 responden. Berdasarkan hasil pengisian kuesioner responden, karakteristik umur dan jenis responden dapat dilihat dalam tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Karakteristik Umur dan Jenis Kelamin Responden
Sumber : Hasil analisis penulis November 2015 Berdasarkan hasil pengisian kuesioner, karakteristik lama pengalaman kerja responden dapat dilihat dalam tabel 2 berikut ini:
22
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
Tabel 2. Karakteristik Pengelaman Kerja Responden
Sumber : Hasil analisis penulis November 2015 Berdasarkan hasil pengisian kuesioner, karakteristik tingkat pendidikan responden dapat dilihat dalam tabel 3 berikut ini: Tabel 3. Karakteristik Pendidikan Responden
Sumber : Hasil analisis penulis November 2015
b.
Analisis Korelasi
Dari 50 variabel bebas yang terdapat dalam faktor produktivitas tenaga kerja fasade kaca, dilakukan analisis korelasi terhadap kinerja konstruksi dan didapat 12 variabel yang memiliki kategori kuat yang menunjukkan adanya hubungan antara variabel-variabel tersebut dengan variabel kinerja konstruksi. Adapun variabel-variabel bebas yang mempunyai hubungan dengan kinerja pelaksanaan konstruksi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Analisis Korelasi
Nilai Korelasi (r) Hasil Analisis Korelasi Variabel X1 X2 X4 X8 X11 X13 X16 X18 X39 X40 X41 X50
Uraian Penyesuaian Penjadwalan dan alokasi tenaga kerja Penyusunan urutan kerja pada tahap kontruksi Pelatihan-pelatihan teknis dan K3 Kelengkapan Gambar dan Spesifikasi 1 Lembur di luar jadwal dan percepatan pengerjaan Kecakapan atau kualitas pengawas Rework Koordinasi dan komunikasi dua arah antara manejemen pekerja Tingkat keahlian dan pendidikan tenaga kerja Motivasi dan moral Ketidakhadiran dan pengertian di lapangan Lahan yang menyulitkan Sumber : Hasil analisis penulis November 2015
23
dan
r 0,841 0,673 0,783 0,496 0,520 0,447 -0,647 0,501 0,745 0,731 -0,525 0,460
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
c.
Analisis Regresi
Tabel 5. Model Summary Hasil Analisis Regresi
Sumber : Hasil analisis penulis November 2015
Berdasarkan tabel model summary di atas, dapat dilihat dari 12 variabel bebas yang dianalisis hanya terdapat tiga variabel bebas yang terdefinisi sebagai variabel prediktor (variabel penentu) dari variabel terikat Y, yaitu variabel X1, X39 dan X40 Nilai R Square yang dihasil dari analisis regresi linear ini juga cukup baik yaitu 0,806, yang berarti model yang terbentuk mempunyai tingkat kepercayaan hingga 80,6%.
d.
Uji Normalitas
Pembuatan grafik PP-Plot dari residual model dapat dibuat dengan bantuan program SPSS, berikut ini adalah grafik PP-Plot yang terbentuk:
Gambar 2. Hasil Uji Normalitas Sumber : Hasil analisis penulis November 2015 Berdasarkan grafik di atas, data hasil penelitian menyebar mengikut arah garis lurus, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara grafik, residual model berdistribusi normal. Hubungan antara variabel X1, X39 dan X40 juga dapat dilihat dari gambar diagram pencar, berikut ini adalah diagram pencar yang dapat dibuat dari kombinasi ketiga variabel tersebut seperti gambar 3 di bawah ini.
24
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
Gambar 3. Hasil Uji Normalitas Sumber : Hasil analisis penulis November 2015
KESIMPULAN Setelah dilakukan penelitian dan analisis data hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: Produktivitas pekerjaan fasade kaca berpengaruh dalam meningkatkan kinerja konstruksi bangunan gedung tinggi perkantoran di Jakarta Selatan. Faktor-faktor tersebut didominasi oleh 3 variabel penentu yang terdiri dari variabel penyusunan penjadwalan, tingkat keahlian dan pendidikan, serta motivasi dan moral pekerja konstruksi. Variabel penentu penyusunan penjadwalan dan alokasi tenaga kerja mempunyai pengaruh paling besar terhadap kinerja pelaksanaan konstruksi hingga 46,7%. Pengaruh ini bersifat positif, yang berarti bahwa jika penjadwalan dan alokasi tenaga kerja ditingkatkan maka kinerja pelaksanaan konstruksi juga akan meningkat sebesar 46,7%. Variabel penentu tingkat keahlian dan pendidikan tenaga kerja juga memberikan kontribusi cukup besar bagi kinerja konstruksi yaitu sebesar 26,6%, pengaruh ini bersifat positif, yang berarti bahwa peningkatan tingkat pendidikan dan keahlian tenaga kerja dapat meningkatkan kinerja pelaksanaan konstruksi konstruksi sebesar 26,6%. Variabel penentu motivasi dan moral pekerja konstruksi juga berpengaruh secara simultan terhadap kinerja pelaksanaan konstruksi dengan kontribusi sebesar 24,4%. Kontribusi yang diberikan oleh ketiga variabel penentu tersebut secara bersamaan terhadap kinerja konstruksi adalah 97,7%.
DAFTAR PUSTAKA Clifford J. Schexnayder , dan Richard E. Mayo. (2004). Construction Management Fundamentals. Chris Hendricson dan Tung Au. (1989). Project Management for Construction. Donald S. Barrie, dkk. (1990). Manajemen Konstruksi Profesioanal. H. Randolph Thomas, dkk. (1999 ). ACSE.PMBOK, 2002. IK,
Yates, (2007). Global Engineering and Construction.
Iman Soeharto. (2001) Manajemen Proyek. Imade Pawitra Mandala, (2010). Jurnal “Faktor-faktor lapangan yang mempengaruhi produktivitas pekerja pada proyek konstruksi”. J.K Yates, (2007). “Global Engineering and Co`nstruction”. Kaming, P.F., (1997). Manajemen Konstruksi Profesional. Kaming, P.P., (1997) International Journal of “Project Management”. M. Levy, (2007). Project Management in Construction Sidney M. Asad Abdurrahman & Rusdi Usman Latief dalam Prosiding, (2012). “Studi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Konstruksi Pada Pekerjaan Pembesian” Rojas dan Aramvareekul, (2003). Jurnal “Penentu Produktivitas Tenaga Kerja dan Peluang di dalam Industri Konstruksi”. 25
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
Ricson, (2013). Analisis Faktor-Faktor Produktivitas Tukang Dan Pekerja Dalam Proyek Konstruksi Berdasarkan Pengalaman Kerja Wuryanti, Wahyu dan - Andreas Wibowo. (2009). Prosiding Konferensi Nasional Teknik Sipil 3. Zulkifli Lubis & Sandy Tri Putranto (2010). Jurnal “Penentuan Harga Satuan Pekerjaan ditinjau Dari Produktivitas Tenaga Kerja Konstruksi Pada Setiap Jenjang Keahlian Di Lapangan "
26