Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENTING ASURANSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG TINGGI PERKANTORAN DI DKI JAKARTA Manlian Ronald. A. Simanjuntak, Paulus. S. Whanarahardja* Program Studi Magister Teknik Sipil – Konsentrasi Manajemen Konstruksi Universitas Pelita Harapan *Email:
[email protected] ABSTRAK Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesiamemiliki peran penting dan sentral dalam rangka penyelenggaraan administrasi negara Indonesia. Dalam rangka penataan ruang, Jakarta selain memiliki peran vital sebagai ibu kota negara, sekaligus juga memiliki risiko tinggi secara khusus dalam rangka penyelenggaraan bangunan gedung. Melalui Perda DKI Jakarta No. 7 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Bangunan Gedung di DKI Jakarta dan Perda DKI Jakarta No. 8 tahun 2008 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di DKI Jakarta, memberikan landasan hukum yang kuat dalam rangka penyelenggaraan bangunan gedung secara khusus di Provinsi DKI Jakarta. Selanjutnya Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang serta Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung juga mendorong kuat untuk dapat terselenggaranya bangunan gedung di DKI Jakarta secara handal. Salah satu risiko bangunan gedung yang pasti hingga saat ini di DKI Jakarta adalah risiko kebakaran.Bangunan gedung tinggi perkantoran sebagai salah satu fungsi bangunan gedung tinggi yang sangat sibuk dan memiliki potensi kerugian jika terjadi kebakaran, memerlukan kajian khusus agar penyelenggaraan bangunan gedung tinggi perkantoran dapat berjalan baik dan lancar.Salah satu treatment terhadap kajian risiko kebakaran yang paling potensial yaitu Asuransi Kebakaran. Penelitian ini selanjutnya memiliki permasalahan penelitian yaitu penelitian ini akan mengkaji faktor-faktor dan diturunkan dalam sejumlah variabel sehubungan dengan Asuransi Kebakaran secara khusus pada bangunan gedung tinggi perkantoran di lingkungan DKI Jakarta. Dari berbagai referensi pendukung, kajian ini akan mencakup faktor-faktor: keandalan bangunan gedung, keandalan lingkungan, keandalan pelaku jasa konstruksi, dan keandalan aspek hukum konstruksi, yang seluruhnya akan diturunkan dalam sejumlah variabel penting, agar arah penelitian sehubungan dengan asuransi kebakaran konstruksi dapat tercapai. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dan survey, yang akan mengkaji dari berbagai referensi dan hasil penelitian yang relevan (jurnal), serta akan mengkaji dari opini para pakar yang terkait, serta melalui proses survey lapangan awal. Hasil penelitian ini sangat penting untuk selanjutnya menjadi masukan bagi analisis implementasi asuransi kebakaran secara khusus pada bangunan gedung tinggi perkantoran di DKI Jakarta. Kata kunci: asuransi, kebakaran, perkantoran PENDAHULUAN Risiko dalam proses penyelenggaraan fungsi bangunan gedung tinggi di DKI Jakarta memiliki keunikan dibandingkan fungsi bangunan gedung tinggi lainnya. Bangunan gedung tinggi perkantoran di DKI Jakarta memiliki keunikan baik dari segi penataan ruang secara vertikal, sistem struktur, sistem transportasi vertikal, sistem komunikasi bangunan gedung, sistem proteksi kebakaran dan sistem lainnya yang mendukung fungsi operasional bangunan gedung tinggi perkantoran. Bangunan gedung tinggi perkantoran di DKI Jakarta tersebar di 5 (lima) area, yang terhubung dengan sistem infratruktur kota.
27
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
Dalam proses operasional bangunan gedung tinggi perkantoran di DKI Jakarta, para pelaku jasa konstruksi berusaha untuk mencegah terjadinya risiko yang berpotensi menghambat keandalan operasional. Beberapa risiko yang dapat terjadi pada bangunan gedung tinggi perkantoran di DKI Jakarta, yaitu: kegagalan bangunan gedung, kebakaran, gempa, dll. Kebakaran sebagai salah satu risiko memiliki dampak yang merugikan jiwa manusia, aset bangunan gedung, serta potensi masa depan operasional perkantoran yang mampu menghambat seluruh program aktifitas perkantoran yang telah dibangun. Melihat dampak inilah, maka pelaku jasa konstruksi seharusnya sangat peduli dan berusaha semaksimal mungkin mencegah risiko kebakaran.Inilah kunikan dari suatu pemahaman tentang risiko dibandingkan bencana.Risiko dapat dicegah, ditanggulangi dan dikendalikan, sedangkan bencana hanya dapat ditanggulangi dan dikendalikan.Namun risiko yang sangat besar dapat mengakibatkan bencana yang jauh lebih besar menghasilkan kerugian yang luar biasa. Dalam studi manajemen konstruksi, secara umum, manajemen risiko berperan untuk mengidentifikasi risiko (identify the risk), menganalisis risiko (analyze the risk), dan mengantisipasi risiko (treat the risk). Penelitian ini memiliki posisi untuk mengidentifikasi risiko, secara khusus risiko kebakaran yang kemudian akan memberikan rekomendasi indikator-indikator risiko apa saja sehubungan dengan asuransi kebakaran sebagai salah satu risk treatment pada bangunan gedung tinggi perkantoran di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini akan mengidentifikasi dan mengkaji faktor-faktor yang diturunkan dalam sejumlah variabel sehubungan dengan asuransi kebakaran secara khusus pada bangunan gedung tinggi perkantoran di lingkungan DKI Jakarta. Didalam penelitian ini akan dikaji, dicermati dan didata unsur unsur yang telah ditentukan berdasarkan peraturan peraturan dan berbagai standar yang relevan.
METODE PENELITIAN a. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey.Penelitian ini meneliti dari beberapa sumber data primer, baik itu Asosiasi, Perusahaan, dll, dan juga mengkaji dari bahan dari sumber referensi dan hasil penelitian yang relevan.
b. Proses Penelitian Proses penelitian ini selanjutnya dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini
Gambar 1. Proses Penelitian c. Instrumen Penelitian - Data Primer Data Primer penelitian ini selanjutnya diperoleh dari hasil survey dan kajian beberapa hasil penelitian yang relevan. - Data Sekunder Data sekunder penelitian ini diperoleh dari beberapa bahan kajian teori dan hasil penelitian pendukung yang relevan.
28
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum membahas faktor dan variabel dari asuransi kebakaran sebagai salah satu treatment risiko, penulisan ini akan dimulai dengan membahas tentang kajian beberapa polis standard kebakaran di Indonesia a. Polis Standard Kebakaran Indonesia tahun 1982 Polis ini lebih dikenal dengan PSKI, yang menjelaskan mengenai polis ganti rugi penanggung terhadap tertanggung apabila objek tertanggung mengalami musibah seperti yang telah dikategorikan dalam kelompok bahaya sebagai berikut: kebakaran, petir, peledakan, kejatuhan pesawat terbang.Pasalpasal yang mengandung klausul untuk asuransi kebakaran termuat di dalam Pasal 290–292 KUHD yang hanya penting diterapkan untuk penafsiran. Beberapa pasal yang menjelaskan keterkaitan dan tanggung jawab antara pihak penanggung dan tertanggung diatur dalam; -
Pasal I Tentang Pembayaran Premi
-
Pasal XVIII tentang gugurnya hak ganti rugi tertanggung.
-
Pasal XIX tentang Pembatalan Polis.
-
Pasal XXI tentang Arbitrase, yang menjelaskan bahwa PSKI menghendaki agar perselisihan antara penanggung dan tertanggung mengenai pelaksanaan dan penafsiran perjanjian asuransi diselesaikan dengan arbitrase.
Beberapa pasal seperti tersebut di atas memuat arti penting mengenai kelayakan dan keandalan tertanggung sehingga dapat terjadinya pengikatan penanggungan asuransi ataupun sebaliknya. Khususnya pada PSKI 1982 penjelasan susunannya cukup sistematis mengenai pencantuman informasi mengenai tertanggung, yaitu: - tertanggung (nama, alamat) - jangka waktu pertanggungan - faktor faktor penentu tarip premi (kelas konstruksi bangunan, okupasi) - jaminan tambahan (resiko khusus) yang ada - nomor kode butir tarip premi dalam buku tarip - uraian harta benda yang menjadi obek asuransi, dengan jumlah asuransi (harga penanggungan) masing masing ; dan - premi ang harus dibayar b. Polis Standard Kebakaran Indonesia tahun 1996 Polis ini merupakan perbaikan dari PSKI 1982 yang memaparkan lebih detil tentang abitrase. Selain itu ada beberapa perubahan dan penambahan klausul terkait pertanggungan kebakaran yaitu mengenai bahaya asap dan secara keseluruhan dalam penjelasan mengenai PSKI H. Gunarto, SH memberikan keterangan dalam buku Asuransi Kebakaran Indonesia pada bab IX yang dalam 15 butir – butir 2, 3 dan 7 mengenai unsur unsur kebakaran dan pembahasan pembahasan terkait. c. Polis Standard Kebakaran Indonesia tahun 2000 Polis ini yang berlaku hingga sekarang lebih memberikan rincian yang lebih detil pada tiap pasalnya. Pada PSKI 2000 sistematiknya tidak banyak perubahan, dimana pembahasan resiko resiko yang dijamin PSKI terkait kebakaran yang termasuk dalam 5 jenis utama bahaya (peril) ditulis juga mengenai Asap. Bahaya asap merupakan tambahan pada PSKI 1982. Pada PSKI 2000 ini pengajuan klaim disertai dengan pengecualian-pengecualian yang landasan kuat untuk proses pengadilan selanjutnya. . Faktor dan Variabel Penelitian -
-
Penelitian ini selanjutnya merekomendasikan beberapa faktor penting, yaitu: Faktor administrasi Dalam konteks administrasi, beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu dimulai adanya dokumen kelaikan kepemilikan asset bangunan gedung termasuk lahan (site) sebagai place bangunan gedung berada. Faktor teknis Faktor lingkungan alam
29
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
- Faktor future value (nilai-nilai di masa mendatang) - Faktor masyarakat Variabel penelitian selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1.Faktor dan Variabel Penelitian No
Faktor Penelitian
A
Faktor Administrasi
B
Faktor Teknis Sistem Proteksi Aktif
Sistem Proteksi Pasif a. Arsitektonis Bangunan
b.
Sistem Struktur Bangunan Gedung
c.
Bahan Bangunan Gedung Tahan Api
Manajemen Keselamatan Bangunan Terhadap Risiko Kebakaran
Variabel Penelitian 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Dokumen Penataan Ruang (RUTR, dll) Surat Hak Kepemilikan Bangunan Sertifikat IMB Dokumen Kontrak As Built Drawings Sertifikasi Profesional Profesi Pelaku Jasa Konstruksi 7. Sertifikasi Kelaikan Alat Konstruksi 8. Sertifikasi Kelaikan Bahan Bangunan 9. Sertifikasi Organisasi Pelaku Jasa Konstruksi 10. Sertifikasi Sistem Metode Pelaksanaan Pembangunan 11. Sistem deteksi panas 12. Sistem deteksi asap 13. Sistem alarm bangunan 14. Sistem sprinkler 15. Sistem hidran di dalam bangunan 16. Sistem hidran di luar bangunan 17. Sistem APAR 18. Sistem alat pemadam api khusus 19. Desain tata ruang dalam bangunan 20. Desain ruang berkumpul untuk penyelamatan 21. Desain ruang evakuasi 22. Desain tata ruang luar bangunan 23. Desain kulit bangunan (fasade) yang tahan api 24. Desain pencahayaan darurat bangunan yang mampu mengarahkan proses penyelamatan 25. Desain sarana transportasi bangunan yang mampu medukung proses penyelamatan 26. Desain kompartemenisasi bangunan 27. Sistem struktur atas bangunan 28. Sistem struktur bawah bangunan 29. Sistem struktur khusus 30. Standar kualitas bahan bangunan 31. Sertifikasi kualitas bahan bangunan 32. Sistem dan penempatan/pemasangan bahan bangunan yang tepat guna 33. Sistem fabrikasi bahan bangunan 34. Organisasi penyelamatan bangunan 35. Sistem audit keselamatan bangunan terhadap risiko kebakaran 36. Sistem pelatihan mencegah dan menanggulangi kebakaran (fire safety training) 37. Sistem komunikasi darurat 38. Tim/organisasi Fire Safety Management 39. Fire drill
30
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
C
D
E
40. Fire safety signage 41. Fire safety housekeeping 42. SOP penyelamatan penghuni terhadap risiko kebakaran 43. Fire Emergency Plan 44. Penanggung jawab lantai bangunan terhadap risiko kebakaran 45. Aspek tapak lahan bangunan Faktor Lingkungan Alam 46. Aspek Amdal 47. Aspek geografis 48. Prosedur pemeliharaan bangunan gedung Faktor Future Value 49. Prosedur penilaian kelaikan fungsi bangunan gedung 50. Prosedur evaluasi kinerja bangunan gedung 51. Potret Masyarakat di Dalam Lingkungan Site Faktor Masyarakat Bangunan 52. Potret Masyarakat di Luar Lingkungan Site Bangunan 53. Potret Masyarakat Umum Sumber: Hasil analisis Simanjuntak – Whanarahardja (2015)
KESIMPULAN Penelitian selanjutnya telah mengidentifikasi dan mengkaji faktor-faktor yang diturunkan dalam sejumlah variabel sehubungan dengan asuransi kebakaran secara khusus pada bangunan gedung tinggi perkantoran di lingkungan DKI Jakarta, yaitu: faktor administrasi, faktor teknis, faktor lingkungan alam, faktor future value, aktor masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA dcktr.surabaya.go.id PP no. 36 tahun 2005 tentang Pengaturan Pelaksanaan UU no. 28 tentang Bangunan Gedung dcktr.surabaya.go.id/peraturan/…UU no. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung H. Gunanto, SH., Asuransi Kebakaran Indonesia Ir.Sulistijo Sidarto Mulyo, MT., Bangunan yang Runtuh - Kegagalan Bangunan Suatu Konstruksi Manlian Ronald, Manajemen Pembangunan Sarwono, A. (n.d.). Kriteria Kelayakan Penerapan Fire System Management (FSM) Pada Bangunan Gedung Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhi. Simanjuntak, Manlian R.A., Safriandi, Trikomara R , Sebayang M. (n.d.). Analisa Keandalan System Keselamatan Simanjuntak, Manlian R.A., Suawa, M. (n.d.).Analisis Sistem Manajemen Mutu Dan Penagruhnya Dalam Meningkatkan Kinerja Operasional Bangunan Gedung Tinggi Perkantoran di Jakarta Pusat. Soeprato, Sistem Proteksi Kebakaran Pasif Kaitannya dengan Aspek Keselamatan Jiwa.(n.d.). Susilo Supandji, Abidin, Trigunarsyach, M. (n.d.).Treatment Factors terhadap Risiko kebakaran pada bangunan tinggi, perkantoran di DKI Jakarta. Rahmad, A. (n.d.). Pengaruh Fire Safety Management Terhadap Kehandalan Bangunan Dalam Mengantisipasi Bahaya Kebakaran Waskito, I. Dani (n.d.). Analisis System Manajemen Pencegahan Dan Penanggulangan Kebakaran www.pmdik.blogspot.com, UU no. 1 tahun 1970 www.bkprn.org UU no. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
tentang
Keselamatan
www.minerba.esdm.go.idPP no. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
31
Kerja