Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
ISSN 2302-0253 pp. 87- 96
10 Pages
ANALISIS EXTERNAL COST KENDARAAN AKIBAT ON STREET PARKING Firzan1, Renni Anggraini2, M. Isya3 1)
Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
[email protected] Abstract : W.R. Supratman is collector road and part of business center in Banda Aceh. Currently, its condition occurs the congestion caused by on-street parking. It effects external cost which is additional vehicles operation cost (VOC) caused by reduction in velocity of vehicle and does not avail providing on-street parking. This research methode does analysis of W.R. Supratman road performance by collecting its primery data and secondary data. The road is devided into segment A with total length 76 m, and segment B 60 m. The segment A road capacity increases from 2138 smp/hour to 3920 smp/hour. On the other hand, the segment B road capacity increases from 2598 smp/hour to 4234 smp/hour. It shows that the degree saturated (DS) over the segment A is 0.93, it decreases to be 0.51. DS of the segment B is 0.71 that decreases to 0.44. The result of analysis in mean speed (VLV) segment A is 13.55 km/hour that increases to 46.0 km/hour which the external cost value is Rp. 2,970,083 km/hour. Afterwards, VLV of the segment B is 15.18 km/hour that increases to 48.0 km/hour which external cost value is Rp. 2,006,440 km/hour. Keywords: on-street parking, Re-structuring Parking, VOC, external cost. Abstrak: Ruas jalan W. R Supratman merupakan jalan kolektor sekunder (shafir, 2004) dan bagian sentral pusat bisnis campuran di Kota Banda Aceh. Kondisi pada saat ini sering terjadi kemacetan, akibat on street parking yang menimbulkan external cost yaitu biaya penambahan BOK akibat penurunan kecepatan bagi kendaraan yang melintas dan sama sekali tidak ikut langsung dalam memanfaatkan fasilitas parkir. Dengan membagi ruas jalan menjadi dua segmen, yaitu segmen A dengan total panjang 76 m, dan segmen B 60 m. Hasil penelitian menunjukkan volume lalu lintas yang melewati ruas jalan W.R Supratman lebih banyak terjadi pada hari kerja (weekday) tepatnya hari senin, untuk segmen A yaitu sebesar 1980 smp/jam dan untuk segmen B 1855 smp/jam. Adapun untuk segmen A setelah dilakukan penanganan, maka kapasitas (C) meningkat dari 2138 smp/jam menjadi 3920 smp/jam dan pada segmen B meningkat dari 2598 smp/jam menjadi 4234 smp/jam. Sehingga derajat kejenuhan (DS) pada segmen A 0,93 menurun menjadi 0,51 dan pada segmen B 0,71 menurun menjadi 0,44. Untuk kecepatan rata-rata (VLV) segmen A sebesar 13,55 km/jam naik menjadi 46,0 km/jam dengan nilai external cost Rp. 2.970.083 km/jam, dan segmen B 15,18 km/jam naik menjadi 48,0 km/jam dengan nilai external cost Rp. 2.006.440 km/jam. Adapun untuk tingkat pelayanan jalan pada kedua segmen adalah tipe yu arus stabil, Kata Kunci : on-street parking, penataan perparkiran, BOK, external cost.
di
PENDAHULUAN Permasalahan
on
street
kecamatan
Kuta
Raja
menuju
pusat
parking
pemerintahan/kota, pusat pendidikan ataupun
merupakan faktor utama yang menyebabkan
wisata. Dampak on street parking menimbulkan
kemacetan di daerah perkotaan. Khusus pada
external cost bagi pengguna jalan yang melintas
kawasan pasar Peunanyong tepatnya di ruas
yang sama sekali tidak ikut langsung dalam
jalan W.R. Supratman, merupakan CBD dan
memanfaatkan fasilitas parkir.
pilihan jalur alternatif terdekat, bagi masyarakat 87 -
Volume 4, No. 2, Mai 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala External
diperhitungkan
LV
= kendaraan ringan;
berupa biaya penambahan operasi kendaraan
HV
= kendaraan berat;
(BOK) akibat penurunan kecepatan, sehingga
MC = sepeda motor.
kawasan
ini
cost
yang
perlu
dilakukan
penataan
peparkiran agar tingkat pelayanan jalan menjadi
Analisa Kapasitas Ruas Jalan Persamaan
lebih baik.
dasar
kapasitas
jalan
perkotaan menurut MKJI (1997) adalah: KAJIAN KEPUSTAKAAN
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
Parkir
……………………………………….(2.2)
Secara urnum parkir dapat dibagi atas 2
Dimana :
(dua) jenis yaitu parkir di badan jalan (on street
C
=kapasitas;
parking), dan parkir di luar badan jalan (off
Co
=kapasitas dasar (smp/jam);
street parking).
FCw =faktor penyesuain lebar jalan; FCsp =faktor penyesuaian pemisah arah ;
Arus
Lalu
Lintas
(Traffic
Flow)
dan
FCsf
samping dan bahu jalan/kereb;
Komposisinya Nilai
arus
menyatakan
=faktor penyesuaian hambatan
lalu-lintas
(Q)
dengan
dalam
satuan
mobil
arus
penumpang (smp), kedalam ekivalensi mobil
FCcs =faktor penyesuaian ukuran kota. Degree Of Saturation (DS) Derajat kejenuhan (DS) didefenisikan
penumpang (emp) yang diturunkan secara
sebagai rasio arus lalu lintas terhadap kapasitas,
empiris untuk tipe kendaraan berikut :
yang digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen
Tabel 2.1 emp untuk jalan perkotaan tak-
jalan (MKJI, 1997).
Terbagi Tipe Jalan
emp
Arus Lalu Lintas Per lajur (Kend/jam)
Dua – Lajur satu – arah (2/1)
0
HV
MC
1,3
0,40
Sumber : MKJI (1997)
Jumlah arus dapat dihitung dengan
DS = Q/C…………………………….(2.3) Dimana : DS =derajat kejenuhan; Q
=arus lalu lintas (smp/jam);
C
=kapasitas (smp/jam).
menggunakan rumus : Kecepatan Lalu Lintas (Speed of Traffic) Q=[(empLVxLV)+(empHVxHV)+(empMCxMC)]
Kecepatan tempuh didefinisikan sebagai
………………………………….(2.1)
kecepatan rata-rata ruang dari kendaraan ringan
Dimana :
sepanjang segmen jalan (MKJI, 1997).
Q
= jumlah arus kendaraan dalam smp; Volume 4, No. 2, Mai 2015
- 88
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala V = L / TT………........................……(2.4)
e.
Pedagang kaki lima (bobot = 1,0).
Level Of Service (LOS) Dimana:
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
V
= kecepatan rata-rata LV (km/jam);
KM 14 Tahun 2006 tingkat pelayanan adalah
L
= panjang segmen (km);
kemampuan ruas jalan dan atau persimpangan
TT
= waktu tempuh rata-rata LV
untuk menampung lalu lintas pada keadaan
sepanjang segmen (jam).
tertentu.
Kecepatan Arus Bebas (Free Flow Speed) Kecepatan
arus
bebas
(FV)
yang
Tabel 2.2. Tingkat pelayanan untuk jalan Tingkat Pelayanan
didefinisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus nol (MKJI, 1997).
V/C
A
0,0 – 0,20
B
0,21 – 0,44
C
0,45 – 0,75
D
0,76 – 0,84
E
0,85 – 1,00
FV = (FVo + FVw) x FFVsf x FFVcs…… (2.5) Dimana: FV
= kecepatan arus bebas (km/jam);
FVo = kecepatan arus bebas dasar ≥ 1,00
F
(km/jam);
Karakteristik Kondisi arus bebas kecepatan tinggi volume lalu lintas rendah Arus stabil kecepatan mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas Arus stabil kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan Arus mendekati tidak stabil kecepatan masih dapat dikendalikan V/C masih dapat ditolerir Arus tidak stabil kecepatan kadang terhenti permintaan mendekati kapasitas Arus dipaksakan kecepatan rendah volume dibawah kapasitas antrian panjang
Sumber : Departemen Perhubungan (1995).
FVw = penyesuaian lebar jalur lalu lintas jalan (km/jam); FFVsf = faktor penyesuaian hambatan
Biaya eksternal (External Cost) Biaya
Samping; FFVcs = faktor penyesuaian ukuran kota.
muncul
dari
eksternal suatu
adalah
biaya
yang
kegiatan
yang
tidak
sepenuhnya ditanggung oleh individu yang Hambatan Samping Hambatan samping, yaitu aktivitas samping jalan yang dapat menimbulkan konflik dan
terlibat dalam kegiatan tersebut, bahkan mereka sama sekali tidak menyadarinya (Maddison dan Pearce ,1996).
berpengaruh terhadap pergerakan arus lalu lintas serta menurunkan kinerja jalan. Adapun tipe
Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Menurut Departemen Pekerjaan Umum
kejadian hambatan samping, adalah : a.
Jumlah pejalan kaki berjalan (bobot = 0,5);
(2005), biaya operasional kendaraan adalah
b.
Jumlah kendaraan berhenti (bobot = 1,0);
biaya
c.
Jumlah kendaraan bermotor yang masuk dan
mengoperasikan kendaraan pada suatu kondisi
keluar dari lahan samping jalan dan jalan
lalu-lintas dan jalan untuk satu jenis kendaraan
samping (bobot = 0,7);
per kilometer jarak tempuh (dalam Rp/km).
Kendaraan Lambat (bobot = 0,4);
BOK = BTT + BT…………………... (2.6)
d.
89 -
Volume 4, No. 2, Mai 2015
total
yang
dibutuhkan
untuk
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dimana:
kanan jalan pada segmen B adalah parkir
BOK = biaya operasional kendaraan
campuran, namun sisi kanan lebih dominan
(Rp/km);
untuk kendaraan roda empat sebesar 5,0m dan
BTT = biaya tidak tetap (Rp/km);
sisi kiri untuk sepeda motor sebesar 2,0 m.
BT = biaya tetap (Rp/km).
Kapasitas dasar jalan adalah sebesar 1650 smp/jam per lajurnya, on street parking untuk tetap
kendaraan roda empat memiliki pola 450,
komponen-
sedangkan untuk kendaraan roda dua 900.
komponen yang terdiri dari biaya penyusutan,
Gambar studi penelitian segmen A dan segmen
biaya awak kendaraan, biaya asuransi dan biaya
B adalah sebagai berikut :
Menurut merupakan
PCI
(2000),
penjumlahan
biaya
dari
bunga modal. Biaya tidak tetap (variable cost atau running cost) merupakan penjumlahan dari komponen-komponen konsumsi
yang
terdiri
bahan bakar, biaya
dari
oli, biaya
konsumsi suku cadang, biaya upah tenaga pemeliharaan dan biaya ban.
METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam suatu bentuk
diagram
alir.
Diagram
alir
dari
sistematika penelitian ini dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
HASIL PEMBAHASAN Gambaran Umum Ruas jalan W.R Supratman satu- arah, pada kondisi eksisting untuk segmen A dengan panjang 70 m dan lebar lajur 3,5 m bertipe 2/1 UD. Sisi kiri jalan segmen A dimanfaatkan sebagai on street parking kendaraan roda dua sebesar 2,0 m dan pada sisi kanan jalan diperuntukkan kendaraan roda empat sebesar 5 m. Untuk segmen B panjang 60 m, bertipe 2/1 UD dengan lebar lajur 4,0 m. Sisi kiri dan Volume 4, No. 2, Mai 2015
- 90
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume lalu lintas Data yang diperoleh di lapangan selama tiga hari pengamatan yaitu dua hari kerja (senin, kamis) dan satu hari libur (sabtu). Jumlah volume tertinggi saat jam puncak adalah dari pukul 07.00-08.00 WIB pada hari Senin, volume lalu lintas untuk segmen A sebesar 1980 smp/jam dan segmen B sebesar 1855 smp/jam. Sedangkan pada hari libur (weekend) tepatnya hari sabtu volume lalu lintas untuk segmen A yaitu sebesar 1643 smp/jam dan segmen B adalah 1508 smp/jam. Berikut grafik fluktuasi volume lalu lintas dalam Gambar 3 dan Gambar 4 berikut : Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Gambar 2. Sketsa lokasi penelitian
Fluktuasi pergerakan volume lalu-lintas untuk segmen B dapat dilihat pada Gambar 4 berikut: 91 -
Volume 4, No. 2, Mai 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Skenario 1 (Penataan Ulang On Street Parking)
Salah satu upaya optimalisasi kinerja jalan
pada penelitian ini
adalah
dengan
melakukan penataan ulang on-street parking. On-street parking untuk kendaraan roda empat yang awalnya memiliki pola parkir 450, berubah menjadi paralel 00. Pola parkir paralel memiliki Gambar 4. Grafik Pengamatan Fluktuasi Volume Lalu-lintas Selama Tiga Hari Pada Segmen B
dimensi satuan ruang parkir 2,5 m x 6,0 m, sehingga lebar efektif jalan menjadi 3/1 UD. Untuk on-street parking kendaraan roda dua
Analisis Kinerja Jalan dan External Cost
dan kendaraan berat di relokasi, sehingga bobot
Eksisting
hambatan
samping
diasumsikan
hanya
Kapasitas (C) ruas jalan eksisting bertipe
sebanyak kendaraan roda empat saja. Setelah
2/1 UD, untuk segmen A adalah 2138 smp/jam
dilakukan penataan ulang, maka kapasitas jalan
dan segmen B 2598 smp/jam. Kinerja jalan
untuk segmen A yang awalnya 2138 smp/jam
paling buruk pada kondisi eksisting adalah pada
meningkat menjadi 3609 smp/jam dan untuk
hari senin terjadi pada pukul 07.00-08.00 WIB
segmen B yang awalnya 2598 smp/jam
dengan nilai ratio derajat kejenuhan untuk
meningkat menjadi 3897 smp/jam.
segmen A adalah 0,93 > 0,75 dan untuk segmen
Ditinjau dari DS dan LOS untuk segmen A nilai DS yang awalnya
B 0,71 mendekati < 0,75.
0,93 menurun
Ditinjau berdasarkan LOS untuk segmen
menjadi 0,55 dengan LOS awalnya pada level E
A berada pada level E yaitu arus tidak stabil,
menjadi C yaitu arus kecepatan stabil dan gerak
kecepatan
permintaan
kendaraan terkendali. Sedangkan untuk segmen
mendekati kapasitas sehingga berpengaruh pada
B nilai DS yang awalnya 0,71 menurun menjadi
kapasitas dan kecepatan. Sedangkan untuk
0,48 dengan LOS tetap berada pada level C .
kadang
terhenti,
segmen B, LOS berada pada level C yaitu arus
Ditinjau dari external cost pada jam
kecepatan stabil dan gerak kendaraan terkendali,
puncak, untuk segmen A dengan kecepatan
namun rasio mendekati 0,75 yang artinya
aktual (VLv) 13,55 km/jam naik menjadi 42,0
kinerja jalan bisa saja buruk sewaktu-waktu.
km/jam
adalah
Rp.
2.828.277,-
km/jam.
Ditinjau berdasarkan BOK pada jam
Sedangkan untuk segmen B dengan kecepatan
puncak, untuk segmen A dengan kecepatan
aktual 15,18 km/jam naik menjadi 41,0 km/jam
aktual (VLv)
adalah Rp. 1.827.278,- km/jam.
13,55 km/jam adalah Rp.
5.181.877,- km/jam. Sedangkan untuk segmen B dengan kecepatan aktual 15,18 km/jam adalah Rp. 3.598.304,- km/jam. Volume 4, No. 2, Mai 2015
- 92
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala menjadi baik di setiap hari pelayanannya,
Skenario 2 (Relokasi PKL)
Kinerja jalan dengan penerapan skenario
walaupun kecepatan tempuh perhitungan pada
ini dianalisis hampir sama dengan kondisi
kondisi ini diperoleh lebih besar dari kondisi
eksisting, dimana lebar efektif jalan tetap
eksisting. Hal ini dikarenakan derajat kejenuhan
dipertahankan 2/1 UD. Untuk segmen A lebar
dari penerapan skenario menghasilkan DS yang
lajur 3,5 m dan segmen B 4,0 m, pola parkir
jauh lebih kecil dari kondisi sebelumnya
sama dengan kondisi eksisting, bobot PKL
(eksisting).
diabaikan sehingga membuat jarak antar kereb ke penghalang menjadi > 2,0 m.
Skenario 3 (Penataan ulang On street Parking dan
Setelah dilakukan relokasi PKL, maka kapasitas jalan untuk segmen A yang awalnya
Relokasi PKL)
Analisis kinerja jalan dalam skenario ini
2435
yaitu dengan melakukan penataan ulang on
smp/jam dan untuk segmen B yang awalnya
street parking dan merelokasi PKL, kondisi
2598
skenario 3 sama dengan Skenario 1, dimana
2138
smp/jam
smp/jam
meningkat
meningkat
menjadi
menjadi
2823
besarnya jumlah bobot kejadian per jam untuk
smp/jam. Ditinjau dari DS dan LOS untuk segmen
kendaraan parkir hanya sebanyak kendaraan
0,93 menurun
roda empat yang parkir saja (eksisting),
menjadi 0,81, dengan LOS awalnya pada level
sementara jumlah kendaraan parkir lainnya
E menjadi D yaitu arus mendekati tidak stabil
diasumsikan nol. Demikian juga untuk bobot
kecepatan masih dapat dikendalikan V/C masih
jumlah PKL adalah nol.
A nilai DS yang awalnya
dapat ditolerir. Sedangkan untuk segmen B nilai
Setelah dilakukan penataan ulang dan
DS yang awalnya 0,71 menurun menjadi 0,66,
merelokasi PKL, maka kapasitas jalan untuk
dengan LOS tetap berada pada level C yaitu
segmen A yang awalnya 2138 smp/jam
arus kecepatan stabil dan gerak kendaraan
meningkat menjadi 3920 smp/jam dan untuk
terkendali.
segmen B yang awalnya 2598 smp/jam
Ditinjau dari external cost pada jam
meningkat menjadi 4234 smp/jam.
puncak, untuk segmen A dengan kecepatan
Ditinjau dari DS dan LOS untuk segmen
aktual (VLv) 13,55 km/jam naik menjadi 35,0
A nilai DS yang awalnya 0,93 menurun menjadi
km/jam
km/jam.
0,51 dengan LOS awalnya pada level E menjadi
Sedangkan untuk segmen B dengan kecepatan
C yaitu arus kecepatan stabil dan gerak
aktual 15,18 km/jam naik menjadi 46,0 km/jam
kendaraan terkendali. Sedangkan untuk segmen
adalah Rp. 1.995.477,- km/jam.
B nilai DS yang awalnya 0,71 menurun menjadi
adalah
Secara
Rp.
umum
2.497.950,-
ini
membuktikan
0,44 dengan LOS tetap berada pada level C.
upaya
Dalam upaya optimalisasi kinerja jalan di ruas
optimalisasi kinerja jalan di ruas jalan ini untuk
jalan ini untuk segmen A dan segmen B mampu
segmen A belum mampu membuat kinerja jalan
membuat kinerja jalan menjadi lebih baik di
penerapan
93 -
relokasi
PKL,
dalam
Volume 4, No. 2, Mai 2015
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala setiap hari pelayanannya.
aktual 15,18 km/jam naik menjadi 48,0 km/jam
Ditinjau dari external cost pada jam
adalah
Rp.
2.006.440,-
km/jam.
Berikut
puncak, untuk segmen A dengan kecepatan
Gambar rencana penanganan untuk segmen A
aktual (VLv) 13,55 km/jam naik menjadi 46,0
dan segmen B adalah:
km/jam
adalah
Rp.
2.970.083,-
km/jam.
Sedangkan untuk segmen B dengan kecepatan
Gambar 5. Penataan ulang on street parking.
Berdasarkan hasil perhitungan kinerja
ini:
jalan dan external cost untuk setiap skenario dapat dilihat pada tabel 2.3 dan table 2.4 berikut Tabel 2.3. Analisa Kinerja Jalan Untuk Penataan Parkir
Skenario Penataan Parkir
(C) (smp/jam)
(VLV) (km/jam)
(DS = Q/C)
Tingkat Pelayanan Jalan
Segmen Awal
Setelah Penanganan
Awal
Setelah Penanganan
Awal
Setelah Penanganan
Awal
Setelah Penanganan
A
2138
3609
0,93
0,55
13,55
42,0
E
C
B
2598
3897
0,71
0,48
15,18
41,0
C
C
A
2138
2435
0.93
0,81
13,55
35,0
E
D
B
2598
2823
0,71
0,66
15,18
46,0
C
C
A
2138
3920
0,93
0,51
13,55
46,0
E
C
B
2598
4234
0,71
0,44
15,18
48,0
C
C
Skenario 1
Skenario 2
Skenario 3
Volume 4, No. 2, Mai 2015
- 94
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Tabel 2.4. Nilai External Cost berdasarkan skenario penataan parker Volume
Segmen
Biaya Operasional Kendaraan
Lalu
BOK eksisting
BOKSK1
BOKSK2
BOKSK3
Lintas
External
External
External
Cost
Cost
Cost
Skenario 1
Skenario 2
Skenario 3
(smp/jam )
(Rp/km/jam)
(Rp/km/jam)
(Rp/km/jam)
(Rp/km/jam)
(Rp/km/jam)
(Rp/km/jam)
(Rp/km/jam)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7 = 3 - 4)
(8 = 3 - 5)
(9 = 3 - 6 )
A
1980
5.181.876,6
2.683.927,0
2.211.793,6
2.828.276,5
2.497.949,6
2.970.082,9
B
1855
3.598.303,7
1.771.025,9
1.602.826,4
1.591.863,5
1.827.277,8
1.995.477,3
2.006.440,2
Jumlah
8.780.180,3
4.124.626,0
4.286.753,4
3.803.657,2
4.655.554,3
4.493.426,9
4.976.523,1
2.353.600,0
Penghematan nilai External cost dengan
KESIMPULAN DAN SARAN
menerapkan scenario III untuk kedua segmen
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, volume lalu
pada jam puncak adalah Rp.4.976.523,- km/jam.
lintas pada ruas jalan W.R. Supratman lebih tinggi pada hari kerja (weekday) dibandingkan hari libur (weekend).
Kepemilikan
Untuk penataan ulang on street parking maka diterapkan scenario III yaitu
PKL,
sehingga
kapasitas
kendaraan
semakin
bertambah dari tahun ke tahun, sehingga nilai external cost yang diakibatkan on street parking
relokasi on street parking roda dua dan relokasi
Saran
cukup besar, untuk itu pemerintah atau instansi
(C)
terkait diharapkan harus segera membangun
meningkat, derajat kejenuhan (DS) menurun,
fasilitas off street parking pada ruas jalan W.R
kecepatan rata-rata (VLV) naik, dan pemanfaatan
Supratman.
trotoar untuk pedestrian yang awalnya < 2 m, menjadi > 2m.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Untuk tingkat pelayanan jalan (LOS) yang awalnya untuk segmen A pada level E yaitu arus tidak stabil, kecepatan kadang terhenti, dan permintaan mendekati kapasitas sehingga setelah dilakukan penanganan menjadi level C yaitu arus stabil kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan. 95 -
Volume 4, No. 2, Mai 2015
Bukhari R.A & Saleh M.S (2002), Rekayasa Lalu Lintas I, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Dirjen perhubungan Darat (1996), Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir. Departemen Perhubungan Republik Indonesia, Jakarta.
Jurnal Teknik Sipil Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Khisty C. J ; and Lall B. K (2006), Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, Edisi Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta. Madison, D, Pearce, D, Johansson, O, Calthrop, E, Litman, T, Verhoef, E. (1994), Blueprint 5: The true cost of road transport, Earthscan, London. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Bina Jalan Kota (BINKOT). Marhush, U.M, 2013, Kajian Karakteristik Pedagang Kaki Lima (PKL) Yang Mempengaruhi Terganggunya Sirkulasi Lau-lintas Di Jalan Utama Perumahan Bumi Tlogosari Semarang, Universitas Diponegoro, Semarang. Metode
Perhitungan Biaya Kendaraan, Pacific International (PCI).
Operasional Consultant
Pedoman Perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (2005), Pd T-15-2005-B Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 14 Tahun 2006 Tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan. Shafir, A., 2004, Penentuan Klasifikasi Fungsi Jaringan Jalan Perkotaan Studi Kasus Kota Banda Aceh, Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Universitas Gunadarma, Jakarta.
Volume 4, No. 2, Mai 2015
- 96