1
ANALISIS ELASTISITAS PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN MANOKWARI Hans S. M. Salakory StafPengajar STIE Mah-EisaManokwari
Abstract This study aims to determine the financial performance of Manokwari regency using elasticity analysis, used quantitative descriptive analysis, using elasticity analysis tools in order to analyze the relationship or degree of sensitivity of the local taxes and levies toward Gross Regional Domestic Product in Manokwari Regency period 2006 - 2010. The test results showed the average tax elasticity in Manokwari regency reached 1.99% is elastic and thus the research hypothesis is accepted, the elasticity is 0.93% levies is inelastic and thus the research hypothesis was rejected. Kata Kunci: PDRB, Pajak, Ritribusi, Elastisitas Tingkat
pertumbuhan
Bruto
(PDB/PDRB),
namun
ekonomi menjadi salah satu tujuan
demikian indikator ini dianggap tidak
penting pemerintah daerah maupun
selalu
pemerintah
untuk
mencerminkan makna pertumbuhan
meningkatkan pendapatan asli daerah
yang sebenarnya. Indikator lain,
tidak akan memberikan arti apa bila
yaitu pendapatan per
tidak diikuti dengan peningkatan
digunakan
pertumbuhan
pertumbuhan ekonomiini. Indikator
pusat.
Upaya
ekonomi
daerah.
tepat
dikarenakan
kapita dapat
untuk
mengukur
Terdapat dua komponen penerimaan
ini
daerah yang berpengaruh positif
mengukur
secara
terhadap
dikarenakan lebih menekankan pada
regional.
kemampuan
signifikan
pertumbuhan
ekonomi
lebih
tidak
komprehensif pertumbuhan
dalam ekonomi
negara/daerah
untuk
PDB/PDRB
agar
Kedua komponen tersebut adalah
meningkatkan
PAD dan Bagian Sumbangan dan
dapat melebihi tingkat pertumbuhan
Bantuan.
penduduk.
Indikator
simultan
menunjukkan
Pertumbuhan ekonomi sering diukur
dengan
pertumbuhan
Produk
ini
secara apakah
mengunakan
pertumbuhan ekonomi yang terjadi
Domestik
mampu meningkatkan kesejahteraan
2
seiring dengan semakin cepatnya laju
pemerintah Kabupaten Manokwari
pertambahan penduduk.
serta
Secara efek
Makro
ekonomi
dari
investasi
multiplier
pemerintah
tercermin
pertumbuhan merupakan
ekonomi proses
peningkatan
PAD
akan
berlangsung terus menerus. Tujuan
lewat
pembelanjaan
yang
Kabupaten
Utama
dari
pemerintah
Manokwari
adalah
pertumbuhan
kesejahteraan atau peningkatan taraf
kegitan ekonomi yang menyebabkan
hidup masyarakat, gambaran dari
terjadinya kenaikan PDRB karena
kesejahteraan
adanya
secara
membaiknya taraf hidup masyarakat
agregat. Mengingat bahwa kegitan
bisa di lacak dari pertumbuhan
ekonomi adalah basis PAD maka
ekonomi
proses
PDRB-nya.
kenaikan
output
pertumbuhan
kegiatan
ekonomu dalam masyrakat akan
atau
yang
semakin
bersumber
Pertumbuhan
dari
ekonomi
meningkatkan PAD bagi pemerintah
kabupatenManokwariselamatahun
daerah
Manokwari.
2006
ekonomi
yang
Kegiatan
dilakukan
oleh
sampaidengantahun
menunjukan
pertumbuhan
2010 yang
masyarakat juga akan meningkatan
positif, bahkan rerata pertumbuhan
pendapatannya yang pada gilirannya
ekonomi
akan meingkatan konsumsi dan
mencapai 9,56% jauh lebih baik
tuntutan akan ketersediaan barang
diatas
publik oleh pemerintah Kabupaten
ekonomi suatu perekonomian yakni
Manokwari
6%. Laju pertumbuhan ekonomi
logisnya
adalah
konsekwensi
yang selanjutnya
kabupaten
normalnya
Manokwari
pertumbuhan
akan
Manokwari menunjukan akselerasi
penerimaan
yang semakin cepat dari tahun 2007
pemerintah Kabupaten Manokwari
ke 2008 mencapai 10,20%, tapi
dari sektor PAD melalui sumber
kemudian melambat ditahun 2009
pajak daerah, retribusi daerah, laba
sebesar 9,63% dan 2010 sebesar
BUMD, dan lain-lain pendapatan
9,57%,
yang
aliran
pertumbuhan ekonomi Kabupaten
oleh
Manokwari tersebut dianggap masi
meningkatkan
sah.
penyedianbarang
Siklus publik
fenomena
fluktuatifnya
3
wajar
mengingat
Kabupaten
selalu
bertambah
dari
Manokwari adalah derah yang baru
sebelumnya,
berkembang
perumbuhan mencapai 18,86 % atau
hampir
10
tahun
secara
tahun rerata
terakhir, selain itu ada beberapa
pencapaian
distrik yang kemudian dimekarkan
padatahun 2007 meningkatmenjadi
menjadi kabupaten yang sudah tentu
20,32% angka ini berarti terjadi
akan berdapampak pada besaran
perobahan atau pencapaian sebesar
kontribusinya
120,32% dari tahun 2006, ditahun
terhadap
PDRB
Kabupaten Manokwari. telah
sebelumnya
bahwa
ekonomi
yang
pertumbuhan
118,86%,
berikutnya pertumbuhan pajak turun
Sebagaimana dipaparkan
sebesar
menjadi
14,20%
tetapi
tetap
menunjukan pertamhan dari tahun sebelumnya
sebesar
114,20%,
merupakan determinan dari PDRB
ditahun 2009 pertumbuhan bahkan
adalah
merupakan
basis
bagi
menjapai 22% tahun sebelumnya
Daerah,
oleh
atau sebesar 36,26%, sayanhgnya
karena itu maka setiap peningkatan
ditahun 2010 pertumbuhan pajak
PDRB maka harapannya
yang
PajakdanRetribusi
peningkatan
juga
adalah pada
pajakdanretribusi.
besar
di
tahun
sebelumnya tidak terjadi di tahun ini, sebab pertumbuhan ditahun 2010
Hipotesisinibisabisa
di
analisisdenganelastisitas,
Dengan
hipotesa
dengan
tersebut
sangat
maka
hanya mencapai 4,65%. Walaupun pertumbuhan
secara
umum
pungutan
pajak
pertumbuhan ekonomi yang stabil
mencapai rata-rata 18,86% tetapi
seharusnya
sayangnya secara tahunan ternyata
perolehan
Pajakdanretribusidaerah
juga
berfluktuatif
dengan
gap
stabil.Tetapiberdasarkan
data
pertumbuhan yang terlampau jauh,
DPPKAD
karena pertumbuhan tertinggi terjadi
KabupatenManokwaritahun
pada tahun 2009 sebesar 36,26%,
2012didapatiperkembanganpertumbu
tetapi
hanpositif,
tahun
tertinggi itu mencapai anti klimaks
perolehan pajak dari tahun ke tahun
di tahun berikutnya yang sekaligus
artinya
setiap
sayangnya
pertumbuhan
4
merupakan
tahun
dengan
lebih
memerlukan
keberadaan
pertumbuhan terendah yakni sebesar
faktorproduksi yang digunakandalam
4,65%, kondisi ini perlu dicermati
proses
secara
mengingat
merupakan salah satu pencerminan
pencapaian pajak dari tahun ke tahun
kemajuan ekonomi suatu daerah.
menyangkut beberapa faktor yang
Kenaikan PDRB akan menyebabkan
mempengaruhinya.
pendapatan daerah dari sektor pajak
mendalam,
Selain pajak yang adalah sumber pembiyaan konvensional ada juga sumber lain yang berasal dari retribusi daerah, secara keseluruhan atau
rerata
retribusi
pertumbuhan,
darah
mencapai
maka
pertumbuhannya
8,84%,
dengan
pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2007 yakni sebesar 13,96% dari tahun sebelumnya, sementara yang terendah terjadi ditahun 2010 yang mencapai (-2,30%).
PDRB
dan retribusi meningkat. Hal tersebut berdampak pada peningkatan PAD di daerah tersebut Salah satu cara untuk melihat kemajuan ekonomi adalah dengan mencermati PDRB.
nilai
pertumbuhan
Pertumbuhan
ekonomi
diukur berdasarkan nilai PDRB atas dasar harga konstan,
karena nilai
PDRB ini tidak dipengaruhi oleh perubahan
harga,
sehingga
perubahan
yang
diperoleh
merupakan perubahan riil yang tidak
KajianTeori
dipengaruhi oleh fluktuasi harga.
ProdukDomestik Regional Bruto
Nilai
Produk
Domestik
Regional Bruto (PDRB) ini dapat
(PDRB)
dihitung melalui tiga pendekatan,
Menurut(sadono sukirno,2004:56)
PDRB
adalah
merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang diproduksi dalam waktu
produksiitu,
satu
tahun
di
suatu
wilayah tertentu tanpa membedakan kepemilikan faktor produksi, tapi
yaitu: Pertama;Segi produksi, PDRB merupakan jumlah netto atas suatu barang dan jasa yang dihasilkan untuk unit-unit produksi dalam suatu wilayah dan lainnya dalam jangka waktu tertentu (satu tahun),.Kedua; Segi Pendapatan, PDRB merupakan
5
jumlah balas jasa (pendapatan) yang
ekonomi
diterima oleh faktor-faktor produksi
diketahui sektor-sektor mana saja
karena ikut serta dalam proses
yang menyebabkan perubahan pada
produksi suatu wilayah dalam jangka
pertumbuan ekonomi.
waktu tertentu (satu tahun,) dan
Elastisitas
Ketiga: Segi pengeluaran, PDRB
KaitannyaDengan
merupakan jumlah pengeluaran yang
Pajak
dilakukan
oleh
rumah
sektoral
agar
dapat
Dalam Pengenaan
tangga,
Persyaratan pertama dan yang
pemerintah dan lembaga swasta non
paling jelas untuk suatu sumber
profit, investasi serta ekspor netto
pendapatan yaitu sumber tersebut
biasanya
harus menghasilkan pendapatan yang
dalam
jangka
waktu
tertentu (satu tahun).
besar
Pengertian
PDRB
dalam
seluruh
kaitannya
atau
dengan
sebagian
biaya
menurutBadanPusatStatistik (2002:3)
pelayanan yang akan dikeluarkan.
adalahjumlahnilaitambah
Sering kali didalam undang-undang
yang
dihasilkanuntukseluruhwilayahusaha
atau peraturan daerah Pemerintah
dalamsuatuwilayahataumerupakanju
Daerah mempunyai banyak sekali
mlahseluruhnilaibarang
jasa
jenis pajak tetapi tidak ada yang
yang
menghasilkan lebih dari persentase
dan
akhir dihasilkanseluruhunitekonomi
di
suatuwilayah. ProdukDomestik
yang
kecil
dari
anggaran
pengeluarannya. Regional
Meskipun
demikian
Bruto
pengeluran yang terjadi tidaklah
merupakansalahsatuindikatorekonom
bersifat
statis,
imakro
tersebut
bisa
berperandalammembuatperencanaan
berbagai
macam
kebijaksanaandalampembangunan,
inflasi dapat mendorong kenaikan
menentukanarahpembangunansertam
biaya
engevaluasihasilpembangunanwilaya
proporsional
htersebut. PDRB dapat dijadikan
pelayanan pemerintah daerah bersifat
sebagai indikator laju pertumbuhan
pada karya sedangkan tingkat upah
yang
yang
biaya
pelayanan
meningkat alasan.
karena Faktor
seringkali
tidak
kenaikannya
kalau
6
disektor
pemerintah
meningkat
pertumbuhan
potensi
dari
dasar
melebihi kanaikan tingkat inflasi.
pengenaan pajak itu sendiri. Kedua
Selain
untuk memungut pertubuhan pajak
pertumbuhan
terutama
penduduk,
dinegara-negara
dunia
tersebut. Dalam hal lain elastisitas
ketiga pada umumnya dan kota-kota
tergantung pada kepekaan keputusan
besar
permintaan
yang diambil atau tuntutan atas
bertambah,
kemampuan administrasinya.
khususnya,
pelayanan
akan
peningkatan penyediaan lapangan
Davey (1988:42) mengatakan
kerja dan prasarana. Selain itu
bahwa elastisitas merupakan kualitas
peningkatan
struktur
suatu sumber pajak yang penting.
pendapatan penduduk dihubungkan
Elastisitas juga dapat dengan mudah
dengan
ekonomi
diukur dengan membandingkan hasil
nasional menyebabkan permintaan
hasil penerimaan selama beberapa
pelayanan berkualitas tinggi.
tahun
pada
pertumbuhan
dengan
perubahan
dalam
Kalau biaya meningkat maka
indeks harga, penduduk, atau GNP.
pendapatan juga harus meningkat.
Perhitungan elastisitas juga dapat
Paling tidak dari sudut pemerintah
dilakukan dengan membandingkan
dikehendaki
pajak-pajak
dasar pengenaan pajak per kapta
tersebut menunjukan elastisitasnya,
secara riil (dengan memperhitungkan
yakni
untuk
tingkat inflasi). Dasar peneganaan
menghasilkan tambahan pendapatan
pajak yang dimaksud adalah jumlah
agar dapat menutup tuntutan yang
harta tetap, pendapatan atau transaksi
sama atas kenaikan pengeluaran
komersial
pemerintah, dan dasar pengenaan
perhitungan pajak.
agar
kemampuan
pajaknya yang berkembang secara
yang
menjadi
dasar
Hal ini menunjukan bahwa
otomatis misalnya apabila apabila
dari
harga-harga meningkat, penduduk
dalam mengoptimalkan PAD patut
disuatu daerah berkembang, dan
dipertanyakan.
pendapatan
keseriusan
pemerintah
bertambah.
Berdasarkan paparan latar
elastisitas
belakang dan fenomena ekonmi
memiki dua dimensi. Pertama adalah
yang muncul, maka yang menjadi
Dalam
individu
sisi
hubungan
itu
7
masalah dalam penelitian ini adalah:
dikembangkan maka yang menjadi
Bagaimana bentuk Elastisitas Pajak
populasi dari penelitian ini adalah
Daerah dan Elastisitas Retribusi
Laporan Realisasi Anggaran dalam
Daerah terhadap PDRB Kabupaten
hal ini APBD kabupaten Manokwari
Manokwari?
dan PDRB Kabupaten Manokwari.
Tujuanyanghendakdicapaidal
Sampel
penelitian
ampenelitianiniadalah:Untuk
disesuaikan
mengetahui
waktu yang digunakan, oleh karena
elastisitas
dan Pajak
menganalis Daerah
dan
itu
dengan
sampelnya
data
ini
adalah
runtun
APBD
elastisitas Retribusi Daerah terhadap
kabupaten Manokwari dan PDRB
PDRB Kabupaten Manokwari.
Kabupaten Manokwari selama 5
Hipotesis
tahun dari tahun 2006 s.d 2010.
Berdasarkan paparan latar
TeknikAnalisis Data
belakang dan fenomena ekonmi
Untukmenjawabpertanyaanpe
yang muncul, maka yang menjadi
nelitianmakadigunakananalisisdeskri
masalah dalam penelitian ini adalah:
ptifkualitatifdenganmenggunakanbeb
1. Diduga bentuk Elastisitas Pajak
erapaanalisis
Daerah
terhadap
PDRB
serta
Elastis.
data
Retribusi
bentuk Daerah
Elastisitas terhadap
atau
resposifitas dalam bentuk Elastisitas
Kabupaten Manokwari adalah
2. Diduga
Sensitifitas
analisisrasiodisesuikandengan yang
diperoleh,
diantaranyaadalah: 1.
Elastisitas (Elasticity)
PDRB Kabupaten Manokwari
Analisis ini dimaksudkan untuk
adalah Elastis.
mengetahuitingkat
Metode
perubahan
suatu
Populasi Dan Sampel
penerimaan
jika
kepekaan jenis terjadi
Penelitian ini menggunakan
perubahan pada jumlah PDRB
data keuangan pemerintah kabupaten
dan Jumlah Penduduk, tetapi
Manokwari dan data pertumbuhan
untuk kepentingan analisis maka
ekonomi, oleh karena itu maka sesuai
pengabaian
untuk
konsep
penduduk,
dan
penelitian
yang
jumlah formula
8
elastisitas
menurut
Abdulah
Nilai Elastisitas = 1 adalah pajak dan retribusi sifatnya unitary
(2004:93)
Nilai Elastisitas < 1 adalah pajak dan retribusi sifatnya inelastis Untuk
kebutuhan
penelitian
maka
PAD
kemudian
diproksikan
pada
Hasil Pertumbuhan Pajak dan Retribusi
penerimaan
Daerah
dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
dengan
Model
menurut
(2005:106)
dan
Kabupaten
Manokwari
Tahun 2006 sampaidengan 2010.
spesifikasi
Pajak dan retribusi daerah di
Sukirno
setiap daerah otonom merupakan
ditransform
sumber
sebagai berikut:
pendapatan
sekaligus
asli
merupakan
daerah sumber
pendapatan konvensional, sumber ini harus bisa di optimalkan guna kepentingan
pembiayaan
mengurangi terhadap Kriteria pengujian ahsil adalah
Gambaran
dengan skala:
retribusi
Nilai Elastisitas > 1 adalah pajak
ketergantungan
pendanaan realisasi daerah
dari pajak
selama
pusat. dan tahun
pengamatan dapat dilihat pada tabel
dan retribusi sifatnya elastis
berikut: Tabel1
Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Manokwari Tahun 2006 s.d. 2010 Pajak Daerah
dan
g PD
Retribusi Daerah
g RD
2006
2821600019,00
2418268310,00
2007
3395045974,00
20,32
2755934529,00
13,96
2008
3877137851,00
14,20
3121328850,00
13,26
2009
5283160876,00
36,26
3447338460,00
10,44
2010
5529079488,00
4,65
3368214254,00
-2,30
4181204841,60
18,86
3022216880,60
8,84
9
Sumber: DPPKAD Kab. Manokwari, 2012
Pertumbuhan keseluruhan positif,
pajak
secara
pertumbuhan yang terlampau jauh,
menunjukan
angka
karena pertumbuhan tertinggi terjadi
tahun
pada tahun 2009 sebesar 36,26%,
artinya
setiap
perolehan pajak dari tahun ke tahun
tetapi
selalu
tahun
tertinggi itu mencapai anti klimaks
rerata
di tahun berikutnya yang sekaligus
bertambah
sebelumnya,
dari
secara
sayangnya
pertumbuhan
perumbuhan mencapai 18,86 % atau
merupakan
pencapaian
118,86%,
pertumbuhan terendah yakni sebesar
pertumbuhan ditahun 2007 adalah
4,65%, kondisi ini perlu dicermati
sebesar 20,32% angka ini berarti
secara
terjadi perobahan atau pencapaian
pencapaian pajak dari tahun ke tahun
sebesar 120,32% dari tahun 2006,
menyangkut beberapa faktor yang
ditahun
mempengaruhinya.
sebesar
berikutnya
pertumbuhan
pajak turun menjadi 14,20% tetapi tetap menunjukan pertamhan dari tahun sebelumnya sebesar 114,20%, ditahun 2009 pertumbuhan bahkan menjapai 22% tahun sebelumnya atau sebesar 36,26%, sayanhgnya ditahun 2010 pertumbuhan pajak yang
sangat
besar
di
tahun
sebelumnya tidak terjadi di tahun ini, sebab pertumbuhan ditahun 2010 hanya mencapai 4,65%. Walaupun pertumbuhan
secara
umum
pungutan
pajak
sayangnya secara tahunan ternyata dengan
dengan
mendalam,
mengingat
Selain pajak yang adalah sumber pembiyaan konvensional ada juga sumber lain yang berasal dari retribusi daerah, secara keseluruhan atau
rerata
retribusi
pertumbuhan,
darah
mencapai
maka
pertumbuhannya
8,84%,
dengan
pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2007 yakni sebesar 13,96% dari tahun sebelumnya, sementara yang terendah terjadi ditahun 2010
mencapai rata-rata 18,86% tetapi
berfluktuatif
tahun
gap
yang mencapai (-2,30%). Kondisi
pertumbuhan
retribusi
daerah
seperti
tentunya
sangat
memprihatinkan
mengingat
secara
diatas
keseluruhan
10
pertumbuhan kabupaten
retriusi
daerah
Manokwari
justru
menurun di setiap tahunnya.
responsi atau derajat kepekan dari suatu
faribel
perobahan
Mencermati pencapain dari
sebagai
pada
akibat
fariabel-fariabel
yang mempengaruhinya.
pajak dan retribusi daerah, maka
Dari
kacamata
keuangan
pemerintah daerah perlu membuat
negara, basis dari pajak dan retribusi
suatu pola yang baru dalam proses
daerah adalah prestasi ekonomi dari
perencanaan
perekonomiannya,
hingga
pertanggung
artinya
naik
jawaban, karena kegagalan dalam
turunnya persatasi ekonomi yang
dalam perencenaaan akan berdampak
terwujut
pada hasil akhir dari pendapatn pajak
ekonominya
dan
persentase
retribusi
daerah
kabupaten
Manokwari, selain itu kegagalan dalam implementasi, pengawasan, dan
juga
pelaporan
akan
akan
berdampak
pertumbuhan
akan
mempengaruhi
realisasi
pajak
dan
retribusi yang dipungut. a.
Elastisitas
Pajak
Daerah
Kabupaten Manokwari
menyebabkan kebocoran yang pada akhirnya
lewat
Pengaruh
pada
dari
fariabel
pertumbuhan ekonomi terhadap
pencapaiannya.
realisasi pajak daerah kabuapten
Elastisitas Pajak dan Retribusi
Manokwari dapat dilihat pada
Daerah
perhitungan tabel berikut:
Dalam elastisitas
(e)
teori
ekonomi,
diartikan
sebagai
Tabel 2 Elastisitas Pajak Kabupaten Manokwari Tahun 2007 s.d 2010 g PD
g PDRB
e PD/PDRB
Kriteria Pengujian
Sifatnya
2
3
4 (2:3)
5
6
2007
20,32
8,84
2,30
>1
Elastis
2008
14,20
10,20
1,39
>1
Elastis
1
11
2009
36,26
9,63
3,77
>1
Elastis
2010
4,65
9,57
0,49
<1
Inelastis
1,99
>1
Elastis
Rerata Sumber: hasil perhitungan, 2012 Elastisitas dalam kaitannya dengan
turunmenjadi
pajak dan PDRB dalam penelitian
kesuluruhan
ini digunakan untuk mengukur
elastisitas pajak di kabupaten
perobahan relatif dalam satuan
Manokwari mencapai 1,99.
rupiah
pungutan
kabupaten
pajak
Manokwari
0,49%.Secara rerata
angka
daerah
Dari
sebagai
hasil
perhitungan
akibat perobahan satuan rupiah
pembahasan
pada PDRB kabupaten Manokwari.
bahwa elastisitas pajak daerah
didapati
kabupaten Manokwari terhadap
Berdasarkan tabel di atas dari tahun 2007 s.d. 2009 semua
diatas
dan
pertumbuhan
elastisitas
ekonominya
berada pada kriteria > 1 yang
bersifat elastis dalam kriteria
berarti elastis sementara tahun
pengujian >1, temuan kemudian
2010 elastisitasnya berada pada
menerima
kriteria < 1 yang berarti sifatnya
yang
inelastis,
“diduga
elastisitasnya
secara berada
rerata
terhadap
kriteria > 1 dan sifatnya elastis.
penelitian
menyatakan
Elastisitas
pada
hiptesa
bahwa
bahwa,
bentuk
Pajak
Daerah
PDRB
Kabupaten
Manokwari adalah Elastis. Angka elastisitas pajak pada tahun 2007 sebesar 2,30. Pada
b.
Elastisitas
Pajak
Tahun 2008 angka elastisitas
Kabupaten Manokwari
Pajak
Pengaruh
naik
menjadi
1,39%,
dari
Daerah
fariabel
sementara tahun 2009 angka
pertumbuhan ekonomi terhadap
elastisitas naik hampir tiga kali
realisasi
Retribusi
lipat menjadi 3,77% sementara
kabuapten
Manokwari
ditahun 2010 elastisitas pajak
dilihat pada tabel berikut:
daerah dapat
12
Tabel 3 Elastisitas Retribusi Daerah Kabupaten Manokwari Tahun 2007 sampaidengan 2010 g RD g PDRB e RD/PDRB Kriteria Uji
Tahun 1
Sifat
2
3
4 (2:3)
5
6
2007
13,96
8,84
1,58
>1
Elastis
2008
13,26
10,20
1,30
>1
Elastis
2009
10,44
9,63
1,09
>1
Elastis
2010
-2,30
9,57
-0,24
<1
Inelastis
0,93
<1
Inelastis
Rerata Sumber: hasil perhitungan, 2012
Berdasarkan tabel di atas dari
0,24%) artinya setiap perobahan
tahun 2007 s.d. 2009 semua
pertumbuhan ekonomi sebesar
elastisitas berada pada kriteria >
1%
1 yang berarti elastis sementara
Retribusi
tahun 2010 elastisitasnya berada
0,24%).Secara
pada kriteria < 1 yang berarti
rerata angka elastisitas Retribusi
sifatnya inelastis, secara rerata
di
elastisitasnya
mencapai 0,93%.
kriteria
<
berada 1
dan
pada sifatnya
inelastis. Angka pada
diikuti
tahun
Reatribusi
2007
sebesar
perubahan
daerah
sebesar
Dari
hasil
bahwa
(-
kesuluruhan
kabupaten
pembahasan elastisitas
oleh
Manokwari
perhitungan diatas
elastisitas
dan
didapati Retribusi
daerah kabupaten Manokwari
1,58angka ini kemudian turun di
terhadap
Tahun 2008 menjadi 1,30%,
ekonominya
sementara tahun 2009 angka
dalam kriteria pengujian < 1,
elastisitas
turun
temuan ini kemudian menolak
menjadi1,09%
bahkan
elastisitas
tahun
2010
lagi angka
hiptesa
capai
menyatakan
pertumbuhan bersifat
inelastis
penelitian
yang
bahwa
“diduga
angka terendah dari tahun-tahun
bahwa, bentuk Elastisitas Pajak
pengamatan yakni sebesar (-
Daerah
terhadap
PDRB
13
Kabupaten Manokwari adalah
selalu diikuti perubahan Pajak daerah
Elastis”
sebesar 1,39%, sementara tahun 2009
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Pajak
Daerah
dan
Retribusi Daerah Untuk perkembangan
melihat
pengaruh
ekonomi
terhadap
pendapatan asli daerah dilakukan dengan pendekatan elastisitas. Sesuai dengan kerangka pemikiran bahwa perkembangan perekonomian akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan asli daerah. Semakin baik perekonomian atau semakin meningkat
nilai
tambah
yang
dihasilkan
oleh
masing-masing
sektor dalam perekonomian maka kemampuan atau potensi masyarakat untuk membayar pajak dan retribusi akan semakin meningkat. Dari
hasil
perhitungan
sebelumnya angka elastisitas pajak pada tahun 2007 sebesar 2,30 berarti bahwa setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1% akan diikuti perubahan Pajak daerah sebesar 2,30% ini berarti pola hubungan yang terjadi sifatnya positif. Tahun 2008 sebesar 1,39%
berarti
setiap
perobahan
pertumbuhan ekonomi sebesar 1%
angka
elastisitas
berarti
sebesar
setiap
3,77%
perobahan
pertumbuhan sebesar 1% diikuti perubahan Pajak daerah sebesar 3,77, angka
elastisitas
menunjukan sebesar
2010
sebaliknya
0,49%
perobahan
tahun
yakni
artinya
pertumbuhan
setiap ekonomi
sebesar 1% diikuti oleh perubahan Pajak daerah sebesar 0,49%. Secara
kesuluruhan
rerata
angka elastisitas pajak di kabupaten Manokwari mencapai 1,99% yang berarti perobahan 1% pertumbuhan ekonomi
kabupaten
Manokwari
diikuti oleh perubahan Pajak daerah sebesar
1,99%.
Data
mengindikasikan perkembangan
ini bahwa
ekonomi
daerah
sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan PAD yang dalam kasus penelitian ini diwakili oleh Pajak Daerah. Selain Daerah
elestisitas
Kabupaten
Pajak
Manokwari,
angka elastisitas Reatribusi pada tahun 2007 sebesar 1,58 berarti bahwa setiap pertumbuhan ekonomi sebesar 1% akan diikuti perubahan
14
Retribusi daerah sebesar 1,58%.
faktor
Elastisitas
besarnya PAD dari suatu daerah.
1,30%
Tahun
berarti
2008
setiap
sebesar
perobahan
yang
mempengaruhi
Manajemen PAD Sebagai Alternatif
pertumbuhan ekonomi sebesar 1%
Pembiayaan
selalu diikuti perubahan Retribusi
Manokwari
daerah sebesar 1,39%, sementara
Di
Dalam
Kabupaten
rangka pembiayaan
tahun 2009 angka elastisitas sebesar
pemerintah
1,09%
perobahan
Manokwari, maka pertama yang
pertumbuhan sebesar 1% diikuti
menjadi perhatian adalah seberapa
perubahan
sebesar
besar pendapatan yang diterima oleh
1,09%, angka elastisitas tahun 2010
daerah. Secara obyektif Kabupaten
menunjukan
yakni
Manokwari
setiap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang
ekonomi
berkisar sekitar 3,39% dari total
sebesar 1% diikuti oleh perubahan
penerimaan daerah, maka pemerintah
Retribusi daerah sebesar (-0,24%).
daerah harus berusaha menggali dan
sebesar
berarti
Pajak
daerah
sebaliknya
(-0,24%)
perobahan
artinya
pertumbuhan
Secara angka
setiap
kesuluruhan
elastisitas
kabupaten
rerata
Retribusi
Manokwari
di
mencapai
daerah
Kabupaten
dengan
kondisi
mengembangkan potensi penerimaan daerah
khususnya
meningkatkan
untuk
penerimaan
PAD.
0,93% yang berarti perobahan 1%
Dari analisis data penerimaan pajak
pertumbuhan
daerah
ekonomi
kabupaten
dan
retribusi
Manokwari diikuti oleh perubahan
menunjukkan,
Retribusi daerah sebesar 0,93%.
penerimaan daerah dari retribusi
Hasil penelitian ini kemudian memperkuat
beberapa
daerah
selama
ternyata
daerah
periode
kenaikan
analisis
penelitian
rendah dibandingkan dengan rasio
sebelumnya seperti Bachtiar (1992)
kenaikan penerimaan daerah dari
yang menemukan bahwa Semakin
pajak daerah. Hal ini menunjukkan
besar PDRB suatu daerah maka akan
bahwa masyarakat lebih merasa rela
semakin tinggi PAD dari daerah
membayar (willingness to Pay) pajak
yang
daerah dari pada retribusi daerah
bersangkutan.
Jumlah
penduduk adalah juga salah satu
15
yang
manfaat/kontraprestasinya
dirasakan langsung oleh pemakai. Hal yang paling menarik
dimanfaatkan
oleh
pemerintah
daerah kabupaten Manokwari guna pengembangan
tanaman-tanaman
untuk dilakukan oleh Pemerintah
perkebunan, hal ini bisa diusahakan
Daerah Kabupaten Manokwari dalam
sebagai
rangka untuk mengurangi tingkat
penerimaan daerah yang potensial.
ketergantungan
pada
Apabila ada suatu wadah yang
Pemerintah Pusat yang pada akhirnya
dibentuk untuk pengelolaan sumber
akan mandiri dalam pembiayaan
daerah ini dan dimanage oleh orang-
pembangunan adalah adanya suatu
orang yang profesional, bukan suatu
sumber pendanaan lainselain Pajak
hal yang mustahil bahwa penerimaan
dan retribusi Darah. Apabila masih
daerah akan sangat meningkat dari
berharap kepada masyarakat tentu
usaha yang diurus secara profesional.
tidak akan pernah perolehan Pajak
Sebagai daerah yang baru
dan retribusi daerah melebihi 3,39%
berkembang serta merupakan pusat
dari total penerimaan daerah. Hal ini
aktivitas pemerintahan di Provinsi
dikarenakan
Papua
keuangan
kondisi
masyarakat
salah
Barat
satu
maka
adalah
sumber
kabupaten
dengan tingkat kesadaran membayar
Manokwari
daerah
yang
yang terendah.
berpotensi untuk dikembangkan dan
Kabupatenmanokwarihinggak
menarik bagi pihak swasta untuk
inimasihbelummemilikiperusahaanda
berinvestasi. Strategi yang dapat
erahuntukmengelolausaha-
ditempuh dalam rangka menarik
usahaekonomiolehkarenaitupembem
investasi ke daerah, pertama, dari
betukan
kebijakan
BUMD
untukmengelola
fiskal
daerah
perlu
usaha-usaha ekonomi adalah hal
diberikan tax holiday bagi semua
yang paling mendasar. Di sisi lain
pengusaha yang berprospek baik
Kabupaten
untuk
Manokwari
memiliki
berinvesatsi
hal
ini
bisa
lahan yang luas dengan kesuburan
dilakukan dengan pebebasan pajak
tanah yag sangat baik sebagaimana
selama beberapa periode pembayaran
kondisi tanah Papua pada umumnya,
pajak tentunya dengan kesepakatan
hal ini harus bisa disiasati dan
yang rasional antara investor dengan
16
pemerintah daerah. Keduamengenai
bersifat elastis dalam kriteria
status tanah, tanah sering menjadi
pengujian >1, penelitian yang
persoalan
menyatakan
terbesar
bagi
semua
bahwa
“diduga
pendatang di kabupaten Manokwari
bahwa, bentuk Elastisitas Pajak
terutama yang ingin berinvestasi,
Daerah
pemerintah harus bisa menciptakan
Kabupaten Manokwari adalah
regulasi khusus pertanahan bersama
Elastis” diterima.
lembaga adat dan itu merupakan kesepakatan
yang
tidak
boleh
terhadap
2. Rerata
angka
Retribusi
di
PDRB
elastisitas kabupaten
dilanggar oleh siapapun, hal ini akan
Manokwari
membuka kesempatan untuk orang
yang
tertarik berinvestasi di kabupaten
pertumbuhan
Manokwari, selanjutnya pemerintah
kabupaten Manokwari diikuti
harus
fasilitas
oleh perubahan Retribusi daerah
kemudahan di bidang permodalan
sebesar 0,93%. bersifat inelastis
dan perijinan untuk kegiatan industri,
dalam kriteria pengujian < 1, ini
ketiga, menjamin keamanan bagi
berarti
pengusaha
penelitian
memberikan
yang
berinvestasi
di
mencapai
berarti
0,93%
perobahan
1%
ekonomi
menolak yang
hiptesa menyatakan
daerah,
bahwa “diduga bahwa, bentuk
SIMPULAN DAN SARAN
Elastisitas
Simpulan
terhadap
1.
Manokwari adalah Elastis”
Secara kesuluruhan rerata angka elastisitas pajak di kabupaten Manokwari yang
berarti
pertumbuhan
mencapai
1,99%
perobahan
1%
ekonomi
kabupaten Manokwari diikuti oleh perubahan Pajak daerah sebesar 1,99%. ,Elastisitas pajak daerah kabupaten Manokwari terhadap pertumbuhan ekonomi
Pajak PDRB
Daerah Kabupaten
Saran 1. Perencanaan pungutan pajak dan retribusi daerah harus didasari pada penentuan potensi yang tepat hingga realisasi juga jelas, dalam hal pungutan pemerintah Kabupaten bisa
Manokwari
melakukan
harus
pengwasan
17
secara
teratur
hingga
tidak
terjadi kebocoran. 2. Dengan kondisi ketergantungan yang tinggi terhadap pemerintah pusat
sementara
dilain
sisi
kemampuan keuangan daerah sangat rendah maka pemerintah harus
mencari
sumber
pendanaan lain selain Pajak dan retribusi,
seperti
pendirian
BUMD, membuka kesempatan berinvesatasi bagi pihak swasta dengan berbagai kemudahan dan jaminan kemamanan, selain itu kalau
dimungkinkan,
maka
pemerintah sebaiknya menjoba pinjaman daerah. DAFTAR PUSTAKA Arsjad, N. 1992, Keuangan Negara, Intermedia, Jakarta Bachtiar, Nurzaman, 1992, Otonomi dan Implikasinya Terhadap Kemampuan Keuangan Daerah, Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Volume IV No.1 dan 2, Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang. Dasril, M. 2004, Kebijakan Manajenajemen Keuangan Daerah, BPFE, Yogyakarta Davey, K.J., 1988, Pembiayaan Pemerintah Daerah, PraktekPraktek International dan Relevansinya Bagi Dunia
Ketiga, Penerbit UI Press, Jakarta. Devas, 1992, Keuangan Pemerintah Pusat Dan daerah, UI Press, Jakarta Halim Abdul, 2004, Bungan Rampai Manajemen Keuangan Daerah, UPP AMP YPKN, Yogyakarta Kaho, Josef Riwu. 2001. Prospek Otonomi Daerah di Negara Kesatuan Republik Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kuncoro, M., 1995, Desentralisasi Fiskal di Indonesia, Dilema Otonomi dan Ketergantungan, “Prisma”, No. 4, 3-17. Koswara, E. 2000, Menyongsong Pelaksanaan Otonomi daerah Berdasarkan UU No.22 Tahun 1999, CSIS, Jakarta. Kunarjo, 1996, Perencanaan Dan Pembiayaan Pembangunan, Edisi Ke Tiga, UI Press, Jakarta Mardiasmo, 2002, Otonomi Dan Manajemen Keuangan Daerah, Penerbit ANDI, Yogyakarta Mamesah, D, J, 1995, Sisitim Administrasi Keuangan Daerah, Cetakan Ke Tiga, Rineka Cipta, Jakarta Praetya, G, E, 2005, Penyusunan Dan
18
AnalisisLaporanKeuanganPe merintahDaerah, Penerbit ANDI, Yogyakarta Sukirno Sadono, 2005, PengantarEkonomi Teori, Edisi Ketiga, Rajawali Pers, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.