ANALISIS EFEKTIVITAS PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BANK INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN SOFTWARE BIJAK (BANK INDONESIA APLIKASI PERHITUNGAN PAJAK) Marsya Ditia1 dan Ning Rahayu2 1. Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia 2. Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
[email protected] [email protected] ABSTRAK Kemajuan teknologi informasi membawa pengaruh terhadap pelaksanaan pemenuhan kewajiban perpajakan dengan munculnya aplikasi perpajakan. Aplikasi perpajakan yang digunakan dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakan di Bank Indonesia bernama BIJAK (Bank Indonesia Aplikasi Perhitungan Pajak). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas pemenuhan kewajiban perpajakan Bank Indonesia melalui penggunaan BIJAK. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, tujuan penelitian deskriptif dan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan kewajiban perpajakan di Bank Indonesia khususnya pajak penghasilan melalui penggunaan BIJAK sudah efektif, namun masih perlu beberapa perbaikan dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada dalam penggunaan BIJAK. Kata kunci: pajak penghasilan, aplikasi perpajakan, efektivitas, sistem informasi perpajakan ABSTRACT Advances in information technology affects the fulfillment of tax obligations with the presence of taxation applications. Taxation application used in order to fulfill tax obligations in Bank Indonesia named BIJAK (Bank Indonesia’s Tax Calculation Application). Qualitative approach used as the method of this research. This descriptive research used in depth interview and literature study as data collection technique. The result of this study indicates that fulfillment of tax obligations in Bank Indonesia in particular income tax through the use of BIJAK has been effective, but still needs some improvement to solve the existing problems in usage of BIJAK. Key words: corporate income tax, taxation application, effectiveness, taxation information system
Analisis efektivitas pemenuhan ..., Marsya Ditia, FISIP UI, 2014
Pendahuluan Pelayanan e-government yang dikembangkan oleh pemerintah salah satunya adalah Aplikasi Paja yang bertujuan untuk memudahkan wajib pajak unutk melaporkan dan membayar pajak secara online dan real-time. Dengan diberikannya kemudahan dalam melaporkan dan membayar pajak, diharapkan tingkat partisipasi dan kepatuhan wajib pajak dapat meningkat. Selain itu Aplikasi Pajak dapat menjadi sarana untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaporan pajak. Aplikasi Pajak yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak terdiri dari e-registration, efiling dan e-SPT. Layanan Aplikasi Pajak dapat diakses pada situs resmi Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id). Untuk mencapai target penerimaan pajak, perlu terus menerus ditumbuhkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak yang mana merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak tersebut perlu dikaji, khususnya wajib pajak badan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa permasalahan perpajakan kerap muncul baik yang bersumber dari wajib pajak (masyarakat), aparatur pajak (fiskus), maupun yang bersumber dari sistem perpajakan sendiri. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, sistem Aplikasi Pajak menjadi salah satu inovasi yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka memudahkan wajib pajak untuk melaporkan pajaknya. Aplikasi Pajak
pada dasarnya adalah
aplikasi berbasis komputer untuk memudahkan wajib pajak dalam melaporkan dan membayar pajak. Penerapan Aplikasi Pajak diawali dengan dikeluarkannya Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ./2004 tanggal 14 Mei 2004 tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan (e-SPT) secara elektronik. Program ini diciptakan dalam rangka menjawab dan menyikapi meningkatnya kebutuhan komunitas wajib pajak yang tersebar di seluruh Indonesia akan tingkat pelayanan yang harus semakin baik, membengkaknya biaya pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk mengurangi beban proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas. Kemajuan teknologi modern khususnya bidang elektronika, membawa kemudahan dalam melaksanakan tugas-tugas perpajakan. Terutama bagi kantorkantor yang memerlukan pelayanan yang cepat dan memiliki transaksi yang banyak,
Analisis efektivitas pemenuhan ..., Marsya Ditia, FISIP UI, 2014
penggunaan sarana tersebut akan sangat membantu mempercepat proses administrasi perpajakan. Pengaruh teknologi modern memungkinkan
dimanfaatkannya sarana
kearsipan berupa mesin-mesin yang serba otomatis. Salah satu akibat positif dari kemajuan bidang teknologi adalah dimungkinkannya pengiriman dan penyampaian informasi dapat dilakukan dengan lebih cepat. Dengan adanya pengaruh perkembangan sistem informasi, kemajuan teknologi serta berkembangnya penggunaan aplikasi perpajakan, maka perusahaan memanfaatkannya membantu atau mempermudah perusahaan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan. Hal tersebut ditandai dengan adanya suatu software terintegrasi untuk digunakan oleh suatu perusahaan. Perancangan software tersebut adalah upaya suatu perusahaan yang berkaitan dengan modernisasi perpajakan sebagai upaya untuk melaksanakan pelaporan dengan efektif dan efisien. Banyak hal yang menjadi alasan atas penciptaan software tersebut. Dengan kata lain, penciptaan tersebut bukanlah hanya sebagai upaya modernisasi semata, melainkan untuk mengatasi masalah – masalah administratif yang dapat mengganggu kinerja pelaporan pajak yang efektif. Seperti halnya Bank Indonesia yang menggunakan suatu aplikasi pajak terintegrasi dari seluruh satuan kerja di Bank Indonesia dalam melaksanakan administrasi perpajakan. Kegiatan administrasi perpajakan yang dimaksud mencakup penginputan transaksi yang berkenaan dengan pajak, penghitungan serta pelaporan. Bank Indonesia ialah bank sentral negara yang menjadi salah satu pengguna software perpajakan dalam melaksanakan administrasi perpajakan perusahaan. Aplikasi yang digunakan bernama BIJAK (Bank Indonesia Aplikasi Perhitungan Pajak), Bank Indonesia Aplikasi Perhitungan Pajak, yang selanjutnya disebut BIJAK, adalah aplikasi yang digunakan untuk melakukan proses pemotongan dan/atau pemungutan pajak dan penyediaan data laporan pajak. Diciptakannya software ini tentunya memiliki tujuan tersendiri. Secara langsung dapat diketahui bahwa penciptaan aplikasi ini adalah respon teknologi informasi tingkat perkantoran atau perusahaan dari pelaksanaan modernisasi perpajakan, melaksanakan administrasi perpajakan yang paperless dan eco-friendly dalam rangka mengurangi dampak pemanasan global, serta untuk menujang efektivitas kewajiban perpajakan Bank Indonesia. Pada setiap program yang dilaksanakan dalam suatu perusahaan tentu memiiliki suatu tujuan tersendiri, seperti halnya software BIJAK yang diciptakan untuk proses administrasi perpajakan di Bank Indonesia tentu memiliki suatu tujuan. Pencapaian tujuan oleh suatu organisasi tersebut dapat diukur oleh teori efektivitas.
Analisis efektivitas pemenuhan ..., Marsya Ditia, FISIP UI, 2014
Peneliti menganggap teori efektivitas memiliki indikator-indikator atau ukuran tersendiri yang
dapat menjadi tolak ukur keberhasilan pelaksanaan kewajiban
perpajakan Bank Indonesia dengan menggunakan software BIJAK tersebut dan dapat pula menjadi evaluasi untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan jika memang ditemukan kekurangan yang dapat menghambat tujuan dari software BIJAK tersebut. Fenomena penggunaan software atau aplikasi perpajakan ada baiknya dikaji secara mendalam agar dapat dibuktikan bahwa diciptakannya software BIJAK yang digunakan oleh Bank Indonesia tersebut memang mampu menunjang efektivitas pemenuhan kewajiban perpajakan Bank Indonesia Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektivitas pemenuhan kewajiban perpajakan Bank Indoensia melalui penggunaan software BIJAK untuk membuktikan bahwa software BIJAK dapat mendukung efektivitas kewajiban perpajakan Bank Indonesia. Tinjauan Teoritis Administrasi pajak dalam arti sempit adalah penatausahaan dan pelayanan terhadap kewajiban-kewajiban dan hak-hak Wajib Pajak, baik penatausahaan dan pelayanan terdebut dilakukan di kantor fiskus maupun di kantor Wajib Pajak (Nurmantu 1994 : 98). Kegiatan penatausahaan yang dimaksud terdiri dari pencatatan (recording), pengggolongan (classifying), dan penyimpanan (filing) E-Government merupakan sarana atau alat untuk mencapai suatu tujuan, yaitu menuju
perbaikan atau pertumbuhan ekonomi yang signifnkan secara cepat,
pencapaian efisiensi kerja pemerintah dalam waktu singkat, dan pembentukan mekanisme pemerintahan yang bersih dan transparan (Indrajit, Rudianto dan Zainuddin, 2005 : 3-4). Konsep e-Government bukanlah hal yang mudah dan murah. E-Government tidak dapat dibangun dan diterapkan hanya dengan sekedar menyusun peraturan atau kebijakan dari pemerintah atau pimpinan negara semata, namun memerlukan proses kerja yang keras yang diawali dengan perubahan E-Government merupakan sarana atau alat untuk mencapai suatu tujuan, yaitu paradigma yang bermuara pada perekayasaan ulang proses (business process) yang terjadi di pemerintahan. Menurut Robert K. Leitch dan K. Roscoe Davis yang dikutip oleh Jogiyanto (1999 : 11) sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
Analisis efektivitas pemenuhan ..., Marsya Ditia, FISIP UI, 2014
manajerial dan kegiatan strategis dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Menurut Melwin (2007 : 22) mendefinisikan perangkat lunak sebagai berikut : “Berfungsi sebagai pengatur aktivitas kerja komputer dan semua intruksi yang mengarah pada sistem komputer. Perangkat lunak menjembatani interaksi user dengan komputer yang hanya memahami bahasa mesin.” Menurut Alter sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi (dalam Kadir, 2002 : 17). Pendapat tersebut mengemukakan, bahwa sistem informasi merupakan kumpulan kegiatan yang diintegrasikan antara program kerja, informasi ke dalam suatu server database sehingga keinginan suatu organiasi dalam mencapai tujuan bisa terwujudkan. Suatu sistem informasi manajemen memiliki suatu karakteristik sendiri sehinggan suatu sistem tersebut dapat dikatakan sebagai suatu sistem informasi manajemen yang layak. Berikut adalah kutipan karakteristik Sistem Informasi Manajem Menurut Goyal (2003 : 16) , yakni : 1. System Approach and Sub-System Concept Yaitu suatu sistem informasi manajemen memiliki pendekatan sistem yang bersifat suatu entitas yang memiliki komponen-komponen pendukung sistem tersebut yang disebut sub-sistem. Software merupakan sub-sistem di dalam suatu manajemen yang mana sejajar dengan sub-sistem lainnya yaitu, hardware (computer, printer, dll) , user, dan prosedur. 2. Management Oriented Suatu sistem informasi manajemen diciptakan untuk mendukung kinerja suatu manajemen dengan pendekatan kebutuhan bisnis menyeluruh atau top-down. Rencana pengembangan sistem informasi manajemen harus berasal dari keseluruhan rencana target bisnis keseluruhan. Untuk memastikan bahwa sistem yang diimplementasikan senada dengan spesifikasi sistem, diperlukan pengayaan ulang atau review serta partisipasi manajer secara berkelanjutan 3. Need Based Rancangan sistem informasi manajemen sebaiknya memenuhi kebutuhan di dalam tiap tingkatan hierarkhi terpenuhi. Di dalam suatu manajemen terdapat hierarki yang menjalankan proses bisnis suatu manajemen. Dari tingkatan hierarki tersebut terdapat otoritas dan kebutuhan yang berbeda-beda dalam
Analisis efektivitas pemenuhan ..., Marsya Ditia, FISIP UI, 2014
rangka melaksanakan proses bisnis yang ada. Apabila kebutuhan dari tiap level hierarki terpenuhi maka, dapat dikatakan suatu sistem tersebut bersifat needs based. 4. Exception Based Di dalam situasi tertentu atau situasi yang luar biasa sistem informasi manajemen sebaiknya membangun prinsip dimana adanya pengecualian dalam prosedur pengambilan keputusan maupun pelaporan. Dalam situasi tertentu, pengambilan keputusan adakalanya dibutuhkan dalam waktu cepat tanpa melalui hambatan birokrasi agar masalah dapat diatasi. Sistem informasi manajemen diharapkan dapat diandalkan dalam situasi tertentu yang mana keputusan harus cepat diambil. 5. Future Oriented and Long-Term Planning Sistem informasi manajemen harus melihat kedepan agar tidak cepat usang dan dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang. Maka dengan sistem yang tidak cepat usang, otomatis dalam pelaksanaan proses bisnis dengan menggunakan sistem tersebut akan lebih lancer tanpa adanya hambatan karena sistem yang tidak mampu menyesuaikan dengan kebutuhan yang seiring waktu bertambah. Sistem yang dirancang untuk digunakan secara jangka panjang mampu menyesuaikan diri jika ada perubahan yang tidak signifikan karena kebutuhan yang muncul. Dan sistem ini akan terus digunakan dan diandalkan untuk membantu proses bisnis tanpa adanya ragu karena akan usang. 6. Integrated and Central Database Integration Terintegrasi dan pangkalan data terpusat merupakan karakterisitik suatu sistem informasi manajemen yang terpenting karena ketersediaan dan kemudahan pengaksesan data merupakan hal utama didalam sistem informasi manajemen 7. Common Data Flows System Common data flow ini adalah cara untuk menghindari terjadinya tumpang tindih data yang menyebabkan terjadinya kesalahan data disuatu sistem juga merupakan upaya yang memperkecil cakupan suatu sistem informasi manajemen dengan melakukan beberapa evaluasi dari segi fungsi dengan memadukan fungsi-fungsi yang terlihat serupa menjadi satu fungsi sehingga data lebih mudah diakses serta memenuhi kebutuhan pengaksesan data di dalam suatu sistem informasi manajemen. Common data flows sifatnya mampu menunjang kebutuhan data dalam suatu manajemen dengan kemudahan
Analisis efektivitas pemenuhan ..., Marsya Ditia, FISIP UI, 2014
pengaksesan data sehingga kinerja dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan dari segi ketersediaan data. Menurut Dunn (2003 : 429), efektivitas berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil (akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan, yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas teknis, selalu diukur dari unit produk atau layanan atau nilai moneternya. Berdasarkan kutipan Danim (2004) dan melihat definisi dari Krech, Crutchfield dan Ballachey (1962) , maka dapat disimpulkan efektivitas suatu tujuan yang diharapkan dapat dilihat melalui empat indikator berikut : 1. Productivity (Produktivitas) Produktivitas diartikan sebagai jumlah yang didapat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input) dengan keluaran (output). 2. Satisfaction (Tingkat kepuasan) Yang dimaksud adalah seberapa besar kepuasan dari hasil kerja dalam suatu kelompok yang mana dapat diukur dengan kualitatif (berdasar jumlah datanya) maupun kualitatif (berdasarkan jumlah mutu) 3. Creative Outcomes (Hasil kreativitas) Hasil kreativitas ini dapat diartikan sebagai seberapa besar ide yang dikembangan, juga besarnya masalah-masalah yang teratasi dari munculnya ide kreatif tersebut. 4. Intensity (Intensitas) Seberapa besar anggota dapat dimudahkan didalam pekerjaannya sebagaimana hal tersebut menjadi hal yang dibanggakan sehingga timbul rasa ketergantungan atau saling memiliki. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Bank Indonesia melalui Penggunaan software BIJAK (Bank Indonesia Aplikasi Perhitungan Pajak)” adalah Pendekatan Kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Bank Indonesia melalui Penggunaan software BIJAK (Bank Indonesia Aplikasi Perhitungan Pajak)” adalah Pendekatan Kualitatif.
Analisis efektivitas pemenuhan ..., Marsya Ditia, FISIP UI, 2014
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Bank Indonesia melalui Penggunaan software BIJAK (Bank Indonesia Aplikasi Perhitungan Pajak)” adalah Pendekatan Kualitatif. Berdasarkan dimensi waktunya, penelitian ini tergolong sebagai Penelitian Cross Sectional. Menurut Prasetyo dan Jannah (2005: 25), penelitian cross sectional adalah penelitian yang hanya digunakan dalam waktu yang tertentu dan tidak dilakukan peneliian lain di waktu yang berbeda untuk diperbandingkan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif. Proses analisis data kualitatif dalam penelitian ini dilakukan dengan mempelajari hasil wawancara dengan informan penlitian, catatan lapangan, dan dokumentasi terkait dengan pemeriksaan bukti permulaan di bidang perpajakan. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penggunaan BIJAK dilihat dari sudut pandang karakteristik sistem informasi manajemen. Penggunaan BIJAK perlu diketahui lebih mendalam dengan menggunakan teori karakteristik sistem informasi manajemen karena BIJAK merupakan bagian dan sistem informasi manajemen. Karakteristik sistem informasi manajemen menurut Goyal adalah, System Approach and Sub-System Concept, Management Oriented, Needs Based, Exception Based, Future Oriented and LongTerm Planning, , Integrated and Central Database , Common Data Flows. Berikut hasil analisis dari penggunaan BIJAK yang dikaitkan dengan ketujuh karakteristik tersebut. Tabel Penggunaan BIJAK Ditinjau dari Karakteristik Sistem Informasi Manajemen No.
Kategori
1.
System Approach and Sub-System
Korelasi dengan BIJAK BIJAK berperan sebagai sub-sistem.
Concept 2.
Management Oriented
BIJAK dirancang untuk mempermudah pekerjaan PPTK.
3.
Needs Based
BIJAK memenuhi kebutuhan setiap user level dalam melaksanakan tugasnya.
Analisis efektivitas pemenuhan ..., Marsya Ditia, FISIP UI, 2014
4.
Exception Based
BIJAK mampu memberi opsi dalam pengambilan keputsan.
5. 6.
Future Oriented and Long-Term
BIJAK dirancang untuk digunakan
Planning
dalam jangka panjang.
Integrated and Central Database
Terdapat pangkalan data pusat dalam sistem BIJAK.
7.
Common Data Flows
BIJAK memberikan kemudahan pengaksesan data.
Sumber : diolah oleh Peneliti (2014)
Permasalahan yang dihadapi selama penggunaan BIJAK. 1) Kurang meratanya pemahaman dalam teknis penggunaan software BIJAK menjadi permasalahan tersendiri karena dapat menghambat pekerjaan yang mana pekerjaan dapat tertunda. Di dalam permasalahan tentang pemahaman teknis penggunaan ini, masalah berasal dari user sendiri yang kurang memahami 2) Kurang meratanya pemahaman dalam teknis penggunaan software BIJAK menjadi permasalahan tersendiri karena dapat menghambat pekerjaan yang mana pekerjaan dapat tertunda. Di dalam permasalahan tentang pemahaman teknis penggunaan ini, masalah berasal dari user sendiri yang kurang memahami 3) Dalam hal gangguan teknis yang terjadi dalam penggunaan BIJAK dapat berasal dari hardware maupun software, untuk penanggulangan, telah diterbitkan surat edaran yang berisi tentang penanggulangan gangguan dari hadware maupun software. 4) Adanya sumber data yang tidak diketahui dapat menimbulkan keraguan dan ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Terkait dengan kegiatan administrasi data merupakan hal yang tidak dapat terlepas. Semua kegiatan transaksi atau hal sekecil apapun yang berhubungan dengan perpajakan menjelma menjadi sebuah data yang kedepannya akan diolah. Data memberikan informasi, tanpa data banyak hal-hal yang tidak dapat diketahui. Dalam sistem pengadministrasian banyak sekali jumlah data yang masuk. Khususnya pajak penghasilan, untuk data PPh sendiri jumlah datanya sangatlah banyak, karena jumlah yang amat banyak tersebut menyebabkan verifikasi data menjadi sulit Pemenuhan kewajiban perpajakan Bank Indonesia melalui penggunaan software BIJAK sudah efektif. Untuk mengetahui tercapainya atau tidak tujuan suatu organisasi , maka digunakanlah teori efektivitas. Karena dengan memenuhi indikator-indikator efektivitas dapat diketahui apakah tujuan yang dicapai sudah dapat
Analisis efektivitas pemenuhan ..., Marsya Ditia, FISIP UI, 2014
dikatakan berhasil atau tidak. Untuk mengetahui keberhasilan pemenuhan kewajiban pajak penghasilan di Bank Indonesia, peneliti menggunakan teori efektivitas. Indikator efektivitas yang digunakan dalam penelitian ini ialah indikator efektivitas menurut Krech, Cruthfield dan Ballachey di dalam bukunya yang berjudul “Individual in Society” (2004). Menurut Krech, Cruthfield, dan Ballachey (2004) indikator efektivitas dibagi menjadi empat yaitu Produktivitas, Kepuasan, Hasil Kreativitas, dan Intensitas yang akan diuraikan di dalam table di bawah ini No.
Indikator
1.
Productivity
2.
Satisfaction
3.
Creative Outcomes
4.
Intensity
Penjelasan
Keterangan
Produktivitas dirasakan meningkat dengan jumlah pekerjaan yang selesai lebih banyak dalam suatu waktu dibandingkan dengan dikerjakan secara manual Kepuasan dirasakan oleh pihak Bank Indonesia juga pihak account representative Bank Indoensia di KPP Wajib Pajak Besar Empat Banyak masalah yang teratasi dengan penggunaan BIJAK diantaranya : 1. Lebih akurat dan diyakini kebenarannya 2. Perhitungan lebih cepat 3. Sesuai dengan peraturan yang berlaku 4. Kerja tepat waktu 5. Tidak boros space atau ruang karena paperless 6. Koreksi lebih sedikit
Terpenuhi
Penyelesaian kewajiban perpajakan Bank Indonesia memiliki intensitas yang tinggi dan sudah menjadi ketergantungan dengan sistem BIJAK Sumber : diolah oleh Peneliti (2014)
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Saran Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang timbul dalam penerapan software BIJAK disarankan agar Bank Indonesia melakukan hal-hal sebagai berikut : sosialisasi penggunaan BIJAK berkala, mengembangkan sistem verifikasi data, serta update peraturan secara real-time ke dalam sistem software BIJAK.
Analisis efektivitas pemenuhan ..., Marsya Ditia, FISIP UI, 2014
Daftar Referensi Bambang Prasetyo, Miftahul Jannah. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Daulay, Melwin Syafrizal. (2007). Mengenal Hardware-Software dan Pengelolaan Instalasi Komputer. Yogyakarta: Andi. Dunn, William N. (2003). Public Policy Analysis: An Introduction, Second Edition (Terjemahan). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Danim, Sudarwan. (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Bengkulu: PT Rineka Cipta. Goyal, D.P. (2003). Management Information System, Managerial Perspective. India : Macmilan India Limited. Hartono, Jogiyanto. (1999). Analisis Dan Disain Sistem Informasi: pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta : Andi Offset Indrajit, Richardus Eko. (2005). E-Government In Action. Yogyakarta: Andi Offset. Kadir, Abdul. (2002). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta. Andi Offset. Krech, Crutchfield, Ballachey. (1962). Individual in Society. New York : McGrawHill. Nurmantu, Safri. (1994). Dasar-Dasar Perpajakan. Jakarta: Penerbit Ind-Hill. Co.
Analisis efektivitas pemenuhan ..., Marsya Ditia, FISIP UI, 2014