Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Juli 2016 Volume 26 Nomor 1
266
ANALISIS EFEKTIFITAS PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BANDA ACEH
Oleh Ratna Mutia*
Abstract This study entitled Effectiveness Analysis of Revenue Income Tax Office Primary In Banda Aceh. This research was conducted at the Tax Office Primary Banda Aceh as agency that manages its income tax revenue in the region. Planning and supervision of the tax is a crucial stage in the amount of tax revenue. One function that describes the tax planning is the budget (budget). In addition to the budget report can also be used as a tool to measure the effectiveness of that is by comparing the target with the realization to determine the performance that has been achieved. The purpose of this study was to determine whether the acceptance of Income Tax on the Tax Office Pratama Banda Aceh has been effective or appropriate for the target that has been set. The method used is quantitative and descriptive methods. To find out how effective income tax receipts to the Tax Office Primary Banda Aceh can be done by analyzing the ratio between the planned targets with realized. From the results of this study concluded that income tax revenue target in the STO Banda Aceh has not been fully realized. But supervision performed in income tax revenues are in accordance with the standards of supervision. Keywords: Effectiveness, Tax, Budget, Target, Performance and Realization. Abstrak Penelitian ini berjudul Analisis Efektifitas Penerimaan Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banda Aceh selaku instansi yang mengelola penerimaan pajak penghasilan diwilayah kerjanya. Perencanaan dan pengawasan pajak merupakan tahap yang sangat menentukan dalam jumlah penerimaan pajak. Salah satu fungsi yang menggambarkan perencanaan pajak adalah anggaran (budget). Selain itu laporan budget juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur efektifitas yaitu dengan cara membandingkan target dengan realisasinya untuk mengetahui kinerja yang telah tercapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerimaan Pajak Penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banda Aceh sudah efektif atau sesuai dengan target yang telah di tetapkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dan deskriptif. Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas penerimaan Pajak Penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banda Aceh dapat dilakukan dengan cara menganalisa perbandingan antara target yang direncanakan dengan yang terealisasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa target penerimaan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Banda Aceh belum terealisasi sepenuhnya. Tetapi pengawasan yang dilakukan dalam penerimaan pajak penghasilan sudah sesuai dengan standar pengawasan. Kata Kunci: Efektifitas, Pajak, Anggaran, Target, Kinerja dan Realisasi.
PENDAHULUAN Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia selalu melakukan upaya dalam rangka meningkatkan sumber-sumber
penerimaan negara. Pelaksanaan pembangunan negara menuntut keterlibatan masyarakat dan pemerintah. Bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat ditunjukkan dengan
Ratna Mutia* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Juli 2016 Volume 26 Nomor 1
membayar pajak. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan atau penghasilan yang diperoleh negara yang dominan. Seperti yang diketahui bahwa pajak adalah iuran kepada negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Ditinjau dari penggolongannya, pajak terdiri dari pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan ke pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak yang bersangkutan, contohnya adalah pajak penghasilan. Sedangkan pajak tidak langsung adalah pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain, seperti pajak pertambahan nilai. Sementara itu ditinjau dari segi fungsi dan tujuan pajak penghasilan, sebenarnya tidak terlepas dari fungsi dan tujuan negara, sebab pajak penghasilan yang dipungut tersebut akan digunakan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Secara umum tujuan dari pajak adalah sebagai sumber pendapatan negara, sedangkan fungsi pajak adalah sebagai fungsi penerimaan (budgeter) dan fungsi mengatur (reguler). Pajak sebagai fungsi penerimaan adalah pajak sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pengeluaranpengeluaran pemerintah. Sedangkan pajak sebagai fungsi mengatur adalah pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan ekonomi. Rencana tingkat penerimaan pajak untuk setiap tahunnya diupayakan meningkat, namun dalam realisasinya kadang kala dapat melalui target atau malah sebaliknya. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1) Tingkat kepatuhan wajib pajak, 2) Jumlah wajib pajak yang tercakup, 3) Dunia usaha. Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela di negara berkembang, termasuk Indonesia sangat rendah. Hal ini mengakibatkan tunggakan utang pajak dari waktu ke waktu semakin membengkak, demikian disampaikan oleh Sudjarnadi (1998 :8). Untuk itu, Boediono (2003:3) mengatakan, “upaya pencapaian target peningkatan penerimaan pajak bisa dilakukan melalui peningkatan kepatuhan wajib pajak, karena
267
semakin meningkatnya kepatuhan akan semakin besar jumlah pajak yang diperoleh.” Penerimaan pajak juga dipengaruhi oleh jumlah wajib pajak yang tercakup (tax coverage). Upaya untuk menambah jumlah wajib pajak dapat dilakukan dengan cara ekstensifikasi. Haryo Abduh (2003 :28) mengatakan, “Ekstensifikasi adalah kebijakan dibidang perpajakan yang ditujukan untuk meningkatkan penerimaan pajak melalui penambahan jumlah subjek pajak dan perluasan objek pajak. Secara sederhana, ekstensifikasi dapat diartikan sebagai kegiatan mencari sesuatu yang tersembunyi yaitu subjek pajak yang telah memenuhi syarat sebagai wajib pajak tetapi belum terdaftar di KPP, sedangkan kegiatan ekstensifikasi dapat diartikan sebagai mengungkap laporan wajib pajak yang tidak benar. Pelaksanaan ekstensifikasi dan intensifikasi secara khusus ditujukan untuk menggali potensi pajak secara alami.” Tetapi semua itu juga sangat berhubungan dengan dunia usaha, dimana lingkungan dan kondisi suatu wilayah kerja KPP dalam penerimaan pajak sangat berpengaruh. Mengingat pajak merupakan salah satu aspek yang terpenting bagi pembangunan negara, maka untuk memaksimalkan penerimaan pajak tentu saja harus dibuat suatu perencanaan dan pengawasan yang baik, agar hasil-hasil yang diharapkan dari penerimaan pajak ini benar-benar dapat terealisasi secara maksimal. Berdasarkan uraian di atas, untuk melihat sejauh mana efektifitas terhadap penerimaan pajak penghasilan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banda Aceh, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul : “Analisis Efektifitas Penerimaan Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Banda Aceh “. Penelitian Sebelumnya Arief endika sulistyanto putro (2009) menganalisis “Perlakuan Pajak Penghasilan Atas Employee Stock Option Plan (ESOP)”. Bahwa karyawan memperoleh keuntungan dari stock option dimana pemahaman perlakuan pajak penghasilan atas stock option menjadi sangat penting agar pengahasilan tersebut dapat dilakukan pemajakan. Dessi andika permata hati (2011) melakukan penelitian yang berjudul “Efektifitas Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta Periode 2011-
Ratna Mutia* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh
268
Ratna Mutia, Analisis Efektifitas Penerimaan Pajak Penghasilan
2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan PPh orang pribadi belum sesuai dengan rencana yang ditargetkan, dengan demikian efektifitas penerimaan PPh orang pribadi belum tercapai karena belum mencapai 100 persen target yang direncanakan. Tetapi ada peningkatan 2,07 persen yang terlihat dari persentase ketercapaian. Devy Octaviana S (2012) menganalisis “Analisis Efektivitas Dan Efesienso Pajak Daerah Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Jawa Tengah”. Bahwa sumber pembiayaan yang paling penting adalah sumber pembiayaan yang dikenal dengan Pendapata Asli Daerah (PAD), dimana salah satu komponen utamanya adalah penerimaan yang berasal dari komponen pajak daerah. METODE PENELITIAN Menurut Mahmudi (2007) menjelaskan secara sederhana rumus untuk menghitung efektifitas penerimaan Pajak Penghasilan sebagai berikut : E = x100 Dimana : E = Efektifitas T= Target Pajak Penghasilan R= Realisasi Pajak Penghasilan
sebagaimana dikutip Ridwan (2004) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberikan petunjuk bagaimana variabel itu diukur. Variabel penelitian terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. a) Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diperoleh masyarakat sebagai suatu kewajiban untuk kepentingan negara dan masyarakat. Sedangkan dalam kaitannya dengan wajib pajak badan, pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang di peroleh dari kegiatan usaha perorangan. b) Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Efektifitas antara Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan KPP Pratama Banda Aceh Secara keseluruhan target dan realisasi penerimaan pajak di KPP Pratama Banda Aceh serta efektifitasnya untuk tahun 2008, 2009 dan 2010 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.
Definisi Operasional Secara operasional variabel perlu didefinisikan yang bertujuan untuk menjelaskan makna variabel penelitian. Singarimbun Tabel 4.3 Target, Realisasi dan Efektifitas Penerimaan Pajak Penghasilan KPP Pratama Banda Aceh Tahun 2008, 2009 dan 2010 Tahun
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
Kinerja
Efektifitas %
2008
40,432,098
35,752,523
4,679,575
88,4
2009
57,432,469
44,063,404
13,369,065
76,7
2010
62,449,068
58,041,098
4,407,970
92,9
Sumber : KPP Pratama Banda Aceh 2011 Dari data-data yang di peroleh selama penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Penerimaan pajak penghasilan di wilayah KPP Pratama Banda Aceh untuk tiga tahun terakhir yaitu tahun 2008, 2009 dan 2010 belum efektif, seperti yang terlihat pada tabel 4.3 dimana rencana penerimaan pajak penghasilan tidak terealisasi sepenuhnya.
Dari penerimaan pajak secara keseluruhan untuk tahun anggaran 2008, 2009 dan 2010 dapat diketahui bahwa penerimaan pajak di KPP Pratama Banda Aceh belum pernah mengalami peningkatan dan belum mencapai target yang telah ditetapkan. Dari tabel 4.3 dapat dilakukan analisa perbandingan antara target anggaran dengan realisasi penerimaan PPh dari tahun 2008, 2009 dan 2010. Pada
Ratna Mutia* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh
Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Juli 2016 Volume 26 Nomor 1
tahun 2008 terlihat target anggaran penerimaan sebesar Rp. 40.432.765 sementara yang terealisasi hanya Rp.35.752.523, ini berarti efektifitas penerimaan Pajak Penghasilan pada tahun 2008 hanya sebesar 88,4%, untuk tahun 2009 terlihat target anggaran penerimaan sebesar Rp. 57.423.469 sedangkan yang terealisasi adalah sebesar Rp. 44.063.404. Penerimaan Pajak Penghasilan untuk tahun 2009 lebih rendah dibandingkan tahun 2008 atau turun 11,7% dari tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2010 target anggaran penerimaan adalah sebesar Rp. 62.449.068 dan yang terealisasi adalah sebesar Rp. 58.041.098 . Penerimaan Pajak Penghasilan untuk tahun 2010 memang lebih besar dibandingkan dua tahun sebelumnya yaitu tahun 2008 dan tahun 2009 tetapi juga belum mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya, efektifitas penerimaan Pajak Penghasilan untuk tahun 2010 adalah sebesar 92,7% lebih efektif dari dua tahun sebelumnya. Dari 3 (tiga) periode tahun pajak yang terakhir diketahui bahwa KPP Pratama Banda Aceh belum berhasil merealisasikan rencana anggaran penerimaan pajak sepenuhnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan adalah tingkat kepatuhan wajib pajak yang masih rendah. Jumlah wajib pajak yang terdata di tahun 2008 adalah 90.154 orang tetapi yang membayar pajak hanya 80.096 orang, untuk tahun 2009 jumlah wajib pajak yang terdaftar adalah sebanyak 112.342 orang dan yang membayar pajak hanya 90.658 orang saja. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah wajib pajak yang terdaftar mencapai 278.347 orang tetapi yang patuh dan membayar pajak hanya 205.769 orang untuk seluruh wilayah kerja KPP Pratama Banda Aceh. Perbandingan realisasi anggaran wajar dilakukan jika yang dijadikan perbandingan adalah budget yang telah ditentukan oleh pusat dalam hal ini adalah DJP. Pusat memiliki standar/ukuran tersendiri dalam menentukan budget. Penerimaan Pajak Penghasilan yang telah dibahas di atas merupakan penerimaan Pajak Penghasilan secara keseluruhan atau penggabungan dari semua jenis Pajak Penghasilan yang terdiri dari: a) Pph Pasal 21 Adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium dan pembayaran lain dengan nama apapun yang diterima atau
269
diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa dan kegiatan. b) Pph Pasal 22 1) Yaitu pajak yang di pungut oleh: Bendaharawan pemerintah pusat/dareah, instansi atau lembagalembaga negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang 2) Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta, berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain. c) Pph Pasal 22 Impor Setiap Wajib Pajak yang melakukan impor akan dikenakan Pph Pasal 22 impor oleh Ditjen Bea dan Cukai kecuali yang mendapat fasilitas pembebasan (memperoleh Surat Keputusan Bersama). d) Pph Pasal 23 Adalah Pajak Penghasilan yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari modal penyerahan jasa atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong Pph Pasal 21. e) Pph Pasal 25/29 Orang Pribadi Merupakan angsuran pajak penghasilan pada tahun berjalan. Besarnya Pph Pasal 25 pada umumnya ditentukan oleh besarnya pajak penghasilan terutang tahun sebelumnya dengan memprtimbangkan berbagai faktor. f) Pph Pasal 25/29 Badan Adalah pajak penghasilan yang dikenakan terhadap Wajib Pajak dalam satu periode tertentu dengan cara pembayaran di muka atau pembayaran cicilan setiap bulan. g) Pph Final dan Fiskal luar Negeri Yaitu pajak penghasilan yang wajib dibayar oleh setiap orang pribadi yang akan bertolak keluar negeri. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian di KPP Pratama Banda Aceh, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu: 1. Penerimaaan Pajak Penghasilan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bnada Aceh belum dapat dikatakan efektif, hal ini di sebabkan karena target penerimaan pajak yang telah di rencanakan tidak sesuai dengan realisasinya
Ratna Mutia* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh
Ratna Mutia, Analisis Efektifitas Penerimaan Pajak Penghasilan
2.
3.
4.
Realisasi penerimaan pajak di KPP Pratama Banda Aceh, khususnya untuk PPh belum sesuai dengan target anggaran penerimaan pajak. Tingkat kepatuhan wajib pajak di wilayah kerja KPP Pratama Banda Aceh masih sangat minim, begitu juga dengan ekstensifikasi yang dilakukan juga masih sangat rendah. Target penerimaan pajak di KPP Pratama Banda Aceh seharusnya tidak di susun oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pusat tetapi disusun sendiri oleh KPP Pratama Banda Aceh, Karena KPP Pratama Banda Aceh lebih tahu akan potensi pajak yang ada diwilayah kerjanya.
Saran Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan terhadap penelitian ini maka saransaran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebaiknya menggunakan sistem yang lebih tepat dalam menyusun anggaran perencanaan dan penerimaan pajak agar hasil yang diperoleh lebih realistis lagi, dalam hal ini sebaiknya anggaran perencanaan dan penerimaan pajak disusun oleh KPP yang bersangkutan. 2. KPP Pratama Banda Aceh seharusnya lebih terbuka kepada masyarakat, apalagi kepada mahasiswa/mahasiswi yang ingin memperoleh data untuk menyelesaikan tugas akhir. 3. KPP Pratama Banda Aceh seharus nya lebih giat lagi dalam memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat guna meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. DAFTAR PUSTAKA Abduh, Haryo, (2003). Penghitungan Potensi Pajak di Tingkat KPP. Majalah Berita Pajak No. 1486/Tahun XXXV/1 Maret 2003. Hati, (2011), Efektifitas Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta Periode 2011-2012. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
270
Husein Umar, (2004). Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka. Ikatan Akuntansi Indonesia (2002). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Salemba Empat. Judisseno, Rimsky K. (1999). Perpajakan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka. Kartasapoetra (2002). Pajak Penghasilan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka. Markus Muda. (2002). Pajak Penghasilan. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka. Marihot P.Siahaan. (2006). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta. PT. Raja Grafindo. Mahmudi (2007). Manajemen Kinerja Sektor Publik. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Mohammad Zain. (2005). Manajemen Perpajakan . Jakarta. Salemba Empat. Octaviana S. (2012). Analisis Efektivitas Dan Efesienso Pajak Daerah Serta Kontribusinya Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Jawa Tengah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Dian Nuswantoro. Semarang. PutroArief. (2009). Perlakuan Pajak Penghasilan Atas Employee Stock Option Plan (ESOP). Fakultas Ekonomi Program Magister Akuntansi. Jakarta. Siti Resmi. (2008). Perpajakan Teori dan Kasus edisi empat. Jakarta. Salemba Empat Sondang P. Siagian (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta. Rineka Cipta. Soetrisno, (2002). Kapita Selekta Ekonomi Indonesia edisi kedua. Yogyakarta. Andi Offset. Tjahjono Ahmad, Husain Muhammad F. (2002). Perpajakan. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008. Waluyo, (2002). Perpajakan Indonesia. Jakarta. PT. Salemba Empat.
Ratna Mutia* adalah Dosen Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh