Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
ANALISIS DETERMINAN YIELD OBLIGASI DI PASAR SEKUNDER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PORTOFOLIO OBLIGASI BANK BUKOPIN
Meliawati Program Studi S2 MM Eksekutif Sekolah Tinggi Manajemen PPM Bramantyo Djohanputro Sekolah Tinggi Manajemen PPM
Obligasi sebagai salah satu aset penting dalam pengelolaan likuiditas dan optimalisasi pendapatan menjadi hal yang perlu diketahui apa saja faktor-faktor determinan yang mempengaruhi pergerakan yield-nya di pasar sekunder. Obligasi negara (atau yang disebut juga dengan Surat Berharga Negara/SBN) menjadi instrumen utama pembiayaan Anggaran Pembiayaan Belanja Negara (APBN) sejak tahun 2005. Temuan yang didapat antara lain bahwa perubahan yield obligasi di pasar sekunder dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang terdiri dari faktor domestik (pull factors) dan faktor global (push factors). Keywords: Obligasi, Yield, Likuiditas, Risiko.
162
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
I.
dari penerbitan SBN pada pasar perdana
PENDAHULUAN
Obligasi atau surat utang merupakan instrumen
pasar
keuangan
Pemerintah
Jenderal
Pengelolaan
melalui
Direktorat
Pembiayaan
dan
mulai
Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian
berkembang di Indonesia. Bagi perbankan,
Keuangan secara transparan mengumumkan
obligasi merupakan salah satu aset penting
rencana penerbitan SBN setiap awal tahun
dalam pengelolaan likuiditas dan optimalisasi
dengan jadwal tertentu. Setelah lelang di pasar
pendapatan sehingga perlu diketahui faktor-
perdana, SBN bebas diperdagangkan di pasar
faktor
sekunder dengan mekanisme transaksi diluar
determinan
yang
yang
(auction).
mempengaruhi
pergerakan yield nya di pasar sekunder.
bursa
atau
over
the
counter
(OTC).
Perdagangan di pasar sekunder dapat diakses 1.1
Perkembangan
Obligasi
umum, Bank Indonesia, investor asing, dana
Pemerintah Di
berbagai
negara,
penerbitan
obligasi menjadi sumber dana yang penting bagi
pembangunan
lebih luas oleh pelaku pasar mulai dari bank
yang
berkontribusi
pensiun, asuransi, koperasi, yayasan, hingga individual. Data
Kementerian
Keuangan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Di
menunjukkan, per 30 Desember 2015 total
Indonesia, obligasi negara yang disebut juga
SBN yang telah diterbitkan mencapai Rp
dengan Surat Berharga Negara (selanjutnya
2.409 triliun, dan sebagian besar (88%)
disebut SBN) menjadi instrumen utama
merupakan SBN yang dapat diperdagangkan
pembiayaan Anggaran Pembiayaan Belanja
(tradable
Negara
2005.
merupakan penempatan langsung dari institusi
Pembiayaan utang tersebut dipenuhi terutama
tertentu sesuai dengan tujuannya (private
(APBN)
sejak
tahun
securities)
dan
selebihnya
163
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
placement). Pada pasar sekunder dengan
seluruh seri SBN pada tahun 2015 meningkat
mekanisme OTC, transaksi jual beli SBN
hingga 67.91% dibandingkan tahun 2013,
dapat dilakukan secara luas oleh bank, institusi
dengan peningkatan tertinggi pada SBN
lainnya hingga investor individual. Tabel 1.
dengan jangka waktu (maturitas) antara 5
memperlihatkan peningkatan volume transaksi
hingga 7 tahun.
Tabel 1. Volume Transaksi Surat Berharga Negara Periode 2013-2015 Maturitas 2013 < 5 tahun 471.746.142 5-7 tahun 91.468.256 >7 tahun 2.404.652.221 Total 2.967.866.619 Sumber : DJPPR
Volume Transaksi per Tahun (dalam juta rupiah) % 2014 % 2015 15,90 650.644.520 17,83 971.148.737 3,08 199.554.499 5,47 638.808.163 81,02 2.798.716.789 76,70 3.373.263.630 3.648.915.808 4.983.220.530
% 19,49 12,82 67,69
Peningkatan volume transaksi SBN
perhatian investor tidak hanya domestik
merupakan hal yang positif bagi pasar
namun juga investor asing atau non residen.
keuangan Indonesia, karena menunjukkan
Tingkat keuntungan atau yield yang diberikan
karakter yang penting yaitu likuditas pasar
pemerintah Indonesia relatif masih lebih tinggi
dimana perpindahan kepemilikan SBN terjadi
dibandingkan obligasi pemerintah negara
secara aktif sehingga investor dengan mudah
tetangga di kawasan Asia, sehingga hal ini
dapat memperoleh informasi harga pasar. SBN
menarik dana investor asing (capital inflow).
merupakan instrumen yang penting bagi
Tabel 2. menunjukkan kepemilikan investor
investor karena selain menjadi instrumen
asing per 31 Desember 2015 merupakan
investasi yang dinilai bebas risiko (risk free
kategori tertinggi mencapai Rp 558.2 triliun
asset), juga menjadi acuan atau dasar dalam
atau 38.21% dari total SBN yang dapat
penetapan bunga obligasi korporasi. Oleh
diperdagangkan.
karena
164
itu
perdagangan
SBN
menjadi
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
Tabel 2. Kepemilikan Surat Berharga Negara Periode 2014-2015 Jenis Investor
31-Dec-14 31-Dec-15 Rp triliun Proporsi Rp triliun Proporsi 461,35 38,13% 558,52 38,21% Asing 375,55 31,04% 350,07 23,95% Bank 240,51 19,88% 283,31 19,38% LKNB * 41,63 3,44% 148,91 10,19% Bank Indonesia 30,41 2,51% 42,53 2,91% Individu 60,51 5,00% 78,50 5,37% Korporasi dan Yayasan 1.209,96 100,00% 1.461,85 100,00% Total * LKNB : Lembaga Keuangan Non Bank (asuransi, reksadana, dana pensiun, lembaga pejaminan) Sumber : DJPPR
Investor asing terdiri dari pemerintah
Harga dapat mengalami kenaikan signifikan di
dan bank sentral negara lain, private banking,
saat sentimen positif, namun juga berpotensi
fund/asset management, sekuritas, asuransi,
mengalami penurunan tajam di saat adanya
dan dana pensiun. Kepemilikan asing dapat
sentimen negatif. Oleh karena itu, perilaku
berfluktuasi pada saat terjadi perubahan data
investor asing pada instrumen SBN juga perlu
ekonomi makro baik domestik maupun global.
dicermati, karena sangat berpengaruh terhadap
Minat investor asing pada SBN menyebabkan
likuiditas dan stabilitas harga di pasar
capital inflow meningkat sehingga menopang
sekunder.
penguatan
nilai
ini
Penelitian dari International Monetary
disebabkan karena dana masuk tersebut
Fund (IMF) pada Juni 2015 membuktikan
didominasi
dolar
bahwa Indonesia termasuk negara yang
Amerika Serikat, sehingga untuk melakukan
memiliki sensitivitas tinggi terhadap capital
pembelian aset lokal, mereka harus menjual
flow investor asing, bersama-sama dengan
dolar untuk mendapatkan rupiah. Besarnya
Brazil, Thailand, Turki dan Afrika Selatan.
proporsi investor asing ini menjadi dilema
Sedangkan penelitian Sihombing et al (2013)
bagi stabilitas harga SBN di pasar sekunder.
menyimpulkan bahwa pergerakan yield SBN
valuta
tukar
rupiah.
Hal
asing terutama
165
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
yang fluktuatif pada periode 2003 hingga 2013
5.58% dari total obligasi yang diperdagangkan
dipengaruhi antara lain oleh faktor likuiditas,
di pasar sekunder (Tabel 3.). Pertumbuhan
fundamental makro ekonomi, faktor eksternal
transaksi obligsai korporasi pada tahun 2015
dan risiko pasar.
mencapai 11.86%, atau lebih rendah dari pertumbuhan pasar yang mencapai 19.37%.
1.2
Berdasarkan hasil observasi, likuiditas
Perkembangan Obligasi Korporasi Obligasi yang diterbitkan korporasi
memberikan tingkat
lebih tinggi
kuotasi harga pasar yang sulit ditemukan.
dibandingkan pemerintah, sehingga menjadi
Sebagian besar investor obligasi korporasi
instrumen investasi yang menarik di pasar
tampaknya masih memilih untuk investasi saja
keuangan. Data dari laporan transaksi obligasi
(buy and hold) dan tidak berniat menjualnya
yang dilaporkan ke Bursa Saham Indonesia
kembali
menunjukkan, jumlah obligasi korporasi yang
(capital gain) kecuali jika ada kebutuhan dana
sudah diterbitkan dan beredar di pasar
yang mendesak. Oleh karena itu transaksi di
sekunder (outstanding) mencapai Rp 251.2
pasar sekunder tercatat sangat rendah, karena
triliun per 31 Desember 2015, naik 12.75%
biasanya
dibandingkan
obligasi korporasi di pasar perdana.
tahun
bunga
obligasi korporasi masih rendah karena
2014.
Perdagangan
obligasi korporasi di pasar sekunder hingga saat ini belum terlalu likuid, tampak pada Tabel 3. dimana jumlah obligasi korporasi yang aktif diperdagangkan sepanjang tahun 2015 mencapai Rp 187 triliun, atau hanya
166
untuk
mendapatkan
investor
keuntungan
mengincar
penerbitan
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
Tabel 3. Data Transaksi Obligasi Korporasi Transaksi
2014 2015 Obligasi Korporasi 167.764 187.655 Volume (Rp miliar) 22.153 22.279 Frekuensi Obligasi Pemerintah 2.837.544 3.399.936 Volume (Rp miliar) 159.345 169.822 Frekuensi EBA (Efek Beragun Aset) 289 240 Volume (Rp miliar) 28 10 Frekuensi Total Trading 3.005.597 3.587.831 Volume (Rp miliar) 181.526 192.111 Frekuensi Sumber : Bursa Efek Indonesia
Bagi
investasi,
11,86% 0,57% 19,82% 6,58% -16,96% -64,29% 19,37% 5,83%
obligasi
Indonesia, diantaranya profitabilitas, leverage,
korporasi menjadi komponen penting dalam
likuiditas, dan reputasi auditor. Oleh karena itu
reksadana
karena
investasi
tinggi
dilakukan
memberikan
manajer
Growth
pendapatan keuntungan
tetap, lebih
pada
obligasi
secara
korporasi pruden,
kinerja
harus dengan
dibandingkan SBN. Bagi perbankan, obligasi
memperhatikan
korporasi pada sisi aset menjadi alternatif
keseluruhan serta
risiko kredit emiten
investasi untuk mengoptimalkan pendapatan
(penerbit
yang
bunga. Sedangkan pada sisi kewajiban,
peringkat atau rating obligasi yang diberikan
obligasi yang diterbitkan bank merupakan
dari lembaga penilai efek seperti Pefindo.
alternatif pendanaan untuk modal kerja
Rating tersebut menentukan besaran spread
maupun untuk peningkatan modal inti.
atau premi risiko diatas yield obligasi
obligasi)
keuangan
tercermin
secara
dari
Widowati et al (2013) merumuskan
pemerintah yang menjadi benchmark untuk
faktor keuangan dan non keuangan yang
menentukan tingkat kupon yang wajar untuk
mempengaruhi prediksi peringkat obligasi di
obligasi korporasi yang diterbitkan. Bagi
167
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
perbankan, investasi pada obligasi korporasi
menyebabkan bank memiliki risiko sistemik
dilakukan sebagai bagian dari diversifikasi
sehingga aktivitas bank harus dibatasi pada
risiko sekaligus mengoptimalkan pendapatan
kegiatan yang aman, salah satunya adalah
bunga.
investasi pada aset yang bebas risiko atau berisiko rendah, seperti SBN dan obligasi
II.
korporasi.
RUMUSAN MASALAH
Penempatan dana pada obligasi
merupakan bagian dari alat likuid yang Bank Bukopin (selanjutnya disebut
penting bagi bank, karena dapat menjadi
Bukopin) merupakan salah satu bank swasta
cadangan likuiditas dan dapat memperoleh
nasional di Indonesia yang mengelola SBN
keuntungan dari adanya pendapatan bunga dan
sebagai
kenaikan harga di pasar sekunder (capital
bagian
dari
optimalisasi
aset.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor
gain).
14/26/PBI/2012 tanggal 27 Desember 2012
Berdasarkan laporan publikasi bank
tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor
periode 31 Desember 2015 (unaudited), total
bank Berdasarkan Modal Inti Bank, maka saat
aset Bukopin mencapai Rp 89.5 triliun,
ini Bank Bukopin termasuk bank kelas 3
dimana obligasi mencapai Rp 5.9 trilun atau
(modal inti antara Rp 5 hingga Rp 30 triliun)
sekitar 6.6% dari total aset bank. Obligasi
dengan modal inti Rp 6.5 triliun (laporan
yang dimiliki Bukopin sebagian besar adalah
publikasi per Desember 2015).
SBN mencapai Rp 5.5 triliun atau sekitar 93%
Pengaturan modal tersebut untuk
dari total outstanding obligasi yang dimiliki
membatasi kegiatan usaha bank, yang kini
per 31 Desember 2015 (Tabel 4.). Sedangkan
diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
dari jenis mata uang, obligasi dalam rupiah
Peran sebagai intermediari di pasar keuangan
masih menjadi proporsi terbesar mencapai Rp
168
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
5.3
triliun
atau
sekitar
90%.
Secara
Kenaikan
jumlah
obligasi
lebih
tinggi
keseluruhan, total portofolio obligasi pada aset
dibandingkan kenaikan aset keseluruhan bank
periode yang sama mengalami kenaikan
pada periode yang sama (19.73%).
27.39% dibandingkan 31 Desember 2014. Tabel 4. Portofolio Obligasi Bukopin per 31 Desember 2013, 2014 dan 2015 Jenis Obligasi
Portofolio per 31 Desember (dalam juta rupiah) 2013 2014 2015
Berdasarkan Emiten Pemerintah RI Korporasi (BUMN dan Swasta) Total Berdasarkan Mata Uang IDR USD Total Sumber : Neraca Bank Bukopin
2.357.413 567.329 2.924.742
2.864.970 1.777.329 4.642.299
5.511.580 402.329 5.913.909
2.612.762 311.980 2.924.742
4.387.819 254.480 4.642.299
5.329.429 584.480 5.913.909
Namun kenaikan nominal obligasi
bunga bank lain, yang turun hingga 66.6%
pada portofolio tidak diiringi dengan kenaikan
menjadi Rp 26 miliar. Pendapatan bunga dari
pendapatan bunga. Tabel 5. memperlihatkan
Bank Indonesia merosot 22.21% menjadi Rp
pendapatan bunga Divisi Treasury secara
259 miliar, sedangkan pendapatan bunga
keseluruhan mengalami penurunan 17.72%
obligasi mengalami penurunan tipis hanya
menjadi Rp 682 miliar pada tahun 2015.
4.95% menjadi Rp 396 miliar.
Penurunan terbesar terjadi pada pendapatan Tabel 5. Pendapatan Bunga Divisi Treasury Pendapatan Bunga Pendapatan bunga dari BI Pendapatan bunga dari bank lain Pendapatan bunga obligasi Total pendapatan bunga treasury Sumber : Laporan laba rugi Bukopin
2015 259.569 38,04% 26.146 3,83% 396.713 58,13% 682.428 100,00%
2014 333.681 40,23% 78.340 9,44% 417.455 50,33% 829.476 100,00%
Growth -22,21% -66,62% -4,97% -17,73%
169
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
Turunnya
pendapatan
bunga
jual beli (trading) antar bank yang disebut
disebabkan faktor internal antara lain karena
dengan aktivitas proprietary trading, dan
adanya perubahan kondisi likuiditas bank yang
transaksi jual beli dengan nasabah yang
membatasi investasi pada surat berharga.
disebut dengan squaring position.
Kebutuhan
untuk pencadangan likuiditas
periode tahun 2015, pendapatan dari hasil
tersebut juga menyebabkan kenaikan nominal
trading obligasi tersebut juga merosot hingga
obligasi pada tahun 2015 terjadi pada SBN
60.57% menjadi hanya Rp 17.6 miliar.
(92.4% ke Rp 5.5 triliun) dan pengurangan
Turunnya pendapatan hasil trading tersebut
jumlah obligasi korporasi (-77.4% ke Rp 402
diantaranya disebabkan faktor internal berupa
miliar).
keterbatasan
Sedangkan
faktor
eksternal
jumlah
tenaga
Pada
kerja
yang
diantaranya karena perubahan suku bunga
berkompeten menganalisis dan melakukan
pasar yang cenderung fluktuatif pada tahun
trading obligasi, serta dari faktor eksternal
2015 seperti tampak pada Gambar 1., dimana
diantaranya
suku bunga pinjaman antar bank (Jakarta
pemerintah yang cenderung fluktuatif di tahun
Inter
naik
2015. Gambar 1. memperlihatkan kenaikan
signifikan hingga 229 basis poin (bps) menjadi
yield obligasi pemerintah seri benchmark yaitu
8.55% pada akhir tahun 2015.
FR 70 (maturitas 2024)
Bank
Offered
Rate/JIBOR)
Selain pendapatan bunga, obligasi juga menghasilkan pendapatan non bunga dari hasil jual beli, yaitu pada saat terjadi selisih kenaikan
harga
obligasi
(capital
gain).
Pendapatan ini diperoleh dari dari transaksi
170
pergerakan
yield
obligasi
hingga 290 bps
mencapai yield tertinggi 9.78%.
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
Gambar 1. Pergerakan JIBOR dan Yield SBN seri FR70 Fluktuasi yield obligasi ini disebabkan
ekonomi
makro
domestik
atau
adanya
sentimen pasar yang meningkat di tengah
perubahan sentimen pasar global. Dominasi
rencana kenaikan suku bunga bank sentral
investor asing pada SBN yang mencapai
Amerika Serikat, Federal Reserve yang telah
hampir 40% juga memunculkan kekuatiran
mempengaruhi pergerakan suku bunga global
akan stabilitas harga obligasi pemerintah di
sejak
IBPA
pasar sekunder, karena dampaknya yang
menunjukkan obligasi seri FR 70 merupakan
berantai terhadap indikator ekonomi lainnya
obligasi pemerintah yang paling diminati
terutama nilai tukar rupiah.
awal
tahun
2015.
Data
pelaku pasar, terlihat dari volume transaksi
Fluktuasi harga tersebut merupakan
sepanjang tahun 2015 untuk seri ini saja
salah satu risiko pasar yang dihadapi oleh
mencapai Rp 594 triliun. Peneliti mengalami
perbankan
bahwa seri FR 70 ini juga sangat diminati
obligasi pada sisi aset. Penurunan pendapatan
investor asing sehingga pergerakan harga yang
yang terjadi pada Bank Bukopin pada tahun
signifikan sering terjadi pada saat rilis data
2015 memunculkan urgensi untuk menyusun
dalam
pengelolaan
portofolio
171
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
strategi pengelolaan obligasi yang lebih baik
III.
KAJIAN PUSTAKA
dalam menghadapi risiko pasar tersebut, sehingga
dapat
mendukung
pengelolaan
Obligasi
adalah
surat
berharga
likuiditas yang baik dan mengoptimalkan
(security) yang diterbitkan terkait dengan
pendapatan bagi bank.
pinjaman atau utang, yang diterbitkan dalam
Adanya kebutuhan untuk menyusun
bentuk surat berharga yang dijual secara
strategi portofolio obligasi yang optimal bagi
umum kepada investor institusional dan
Bank Bukopin, mendorong rumusan masalah
individual. Perbedaannya dengan utang biasa
sebagai berikut :
atau kredit bank adalah karena obligasi dijual
1. Apa saja data ekonomi makro domestik
secara terbuka sehingga memiliki banyak
dan
global
pergerakan
yang
yield
mempengaruhi
obligasi
sepanjang
periode tahun 2013 hingga 2015? 2. Apakah
kondisi
likuiditas
kreditor. Obligasi pada umumnya merupakan surat berharga atau utang publik dengan pendapatan tetap (fixed income securities)
bank
karena adanya pembayaran kewajiban yang
menentukan realisasi portofolio obligasi
rutin dan berjumlah tetap kepada investor
di Bank Bukopin pada periode tahun 2013
selama periode obligasi tersebut (Reilly &
hingga 2015?
Brown, 2003).
3. Berdasarkan poin 2 tersebut, apakah
Penerbit obligasi (issuer) adalah
strategi manajemen portofolio obligasi
peminjam
dana
yang
berjanji
akan
yang optimal bagi Bank Bukopin dalam
membayarkan jumlah tertentu pada periode
menghadapi dinamika pasar keuangan ke
tertentu kepada pembeli obligasi sebagai
depan?
pemilik dana (investor), dimana pembayaran ini disebut sebagai pembayaran kupon
172
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
(Bodie, Kane & Marcus, 2002). Kupon
b. Surat utang jangka menengah dengan
merupakan bunga pinjaman yang dibayarkan
waktu jatuh tempo diatas 1 tahun hingga
pada periode tertentu, pada umumnya setiap
kurang dari 10 tahun, yang disebut juga
6 bulan sekali. Pada saat obligasi jatuh
dengan notes.
tempo, peminjam dana akan mengembalikan
c. Surat utang jangka panjang dengan waktu
nominal pokok (face value) obligasi kepada
jatuh tempo diatas 20 tahun yang disebut
investor. Prinsipal atau par value dari
dengan obligasi atau bonds.
obligasi adalah nilai asli dari obligasi tersebut.
Sedangkan
berdasarkan
tipe
penerbitannya, obligasi dibedakan atas 3 jenis (Reilly & Brown, 2003) :
3.1
a. Obligasi senior (secured bonds), yaitu
Manfaat dan Jenis Obligasi Obligasi
pemerintah
dapat
maupun
diterbitkan korporasi,
oleh
sebagai
obligasi
yang
memiliki
jaminan
pembayaran dalam bentuk fisik seperti
alternatif pendanaan selain kredit bank dan
properti.
hutang dari pihak lain. Asosiasi Pasar
b. Debentures
(unsecured
bonds)
yaitu
Keuangan Internasional (ACI Indonesia)
obligasi yang tidak memiliki jaminan
mengelompokkan
tertentu
obligasi
berdasarkan
jangka waktunya ke dalam 3 jenis, yaitu :
melainkan
hanya
janji
pembayaran dengan periode tertentu.
a. Surat utang jangka pendek dengan waktu
c. Obligasi subordinasi (junior bonds), yaitu
jatuh tempo maksimal 1 tahun, yang
obligasi yang diterbitkan dengan klaim
disebut juga dengan surat berharga pasar
pembayaran yang apabila terjadi default,
uang (money market).
hanya dapat dibayarkan apabila klaim terhadap obligasi senior telah dilakukan.
173
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
Berdasarkan
metode
pembayaran
e. Perpetual bonds, yaitu obligasi yang tidak
bunga dan pokok serta jangka waktunya,
memiliki jatuh tempo, sehingga bunga
obligasi dapat dibedakan atas beberapa jenis
dibayarkan secara periodik namun nominal
berikut (Sitorus, 2015) :
pokok tidak pernah dibayarkan (redeemed).
a. Zero coupon bonds, yaitu obligasi yang
f. Convertible bonds, yaitu obligasi yang
tidak memberikan bunga secara periodik
memberikan hak kepada pemegangnya
namun dibayarkan sekaligus pada saat
untuk
jatuh tempo.
dimilikinya ke dalam bentuk saham dari
b. Fixed coupon bonds, yaitu obligasi yang memberikan pembayaran bunga yang telah
mengonversi
obligasi
yang
emiten yang sama. g. Exchangable bonds, yaitu obligasi yang
ditetapkan sebelumnya secara periodik,
memberika
biasanya semi annual (setiap 6 bulan).
untuk mengonversi obligasi miliknya ke
c. Floating coupon bonds, yaitu obligasi yang memberikan pembayaran bunga yang dapat berubah secara periodik mengikuti suatu acuan
(benchmark)
tertentu,
hak kepada pemegangnya
dalam bentuk saham perusahaan afiliasi milik emitennya. h. Callable
bonds,
yaitu
obligasi
yang
misalnya
memberikan hak kepada emiten untuk
tingkat diskonto Sertifikat Bank Indonesia
membeli kembali obligasi pada harga
(SBI).
tertentu sebelum jatuh tempo.
d. Inflation-indexed bonds, yaitu obligasi yang
jumlah
nominal
pokoknya
i. Puttable
bonds,
yaitu
obligasi
yang
memberikan hak kepada pemegangnya
disesuaikan dengan laju inflasi yang terjadi
untuk
mengharuskan
emiten
dalam suatu periode tertentu.
membeli kembali obligasi tersebut pada harga tertentu sebelum jatuh tempo.
174
untuk
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
j. Assets-backed securities, yaitu obligasi yang
dijamin
dengan
suatu
agunan
berbentuk aset seperti tagihan, dengan contoh di Indonesia bernama Efek Beragun
b. Harga at discount atau dibawah 100%, saat harga obligasi dibawah nilai nominalnya. c. Harga at premium atau diatas 100%, saat harga obligasi diatas nilai nominalnya.
Aset (EBA). Salah satu jenis EBA adalah
Setiap obligasi menghasilkan suatu
mortgage bonds, dimana obligasi yang
aliran kas (cashflow) yang berasal dari
pembayaran pokok dan bunganya dijamin
pembayaran kupon secara periodik sepanjang
dengan agunan berbentuk hipotek atas
jangka
tanah dan atau bangunan.
pembayaran nominal pokoknya pada saat
waktu
obligasi
tersebut,
serta
jatuh tempo. Jika setiap aliran kas tersebut 3.2
didiskontokan ke nilai sekarang (present
Harga Obligasi Perhitungan
harga
obligasi
akan
value) dengan menggunakan faktor diskonto,
menentukan jumlah nilai nominal yang harus
maka akan menghasilkan sejumlah nilai
dibayarkan oleh investor yang akan membeli
sekarang dari obligasi tersebut sehingga dapat
obligasi di pasar sekunder. Kupon dan jangka
mencerminkan harga obligasi yang terbentuk
waktu obligasi merupakan dua komponen
di pasar (Sitorus, 2015).
yang ikut menentukan harga obligasi. Harga
Penentuan harga obligasi terdiri dari 3
obligasi dikuotasi dalam persentase (%) dari
tahap (Martellini et al, 2003) :
nilai nominal. Terdapat 3 kondisi harga
a. Penentuan aliran arus kas yang akan
obligasi (Fabozzi, 2002) yaitu : a. Harga at par atau 100%, saat harga obligasi sama dengan nilai nominalnya.
diterima dari obligasi tersebut. b. Penentuan tingkat diskonto dari obligasi sesuai dengan jangka waktunya.
175
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
c. Penentuan harga obligasi dari diskonto arus
3.3
kas tersebut.
Imbal Hasil (Yield) Pada umumnya obligasi diterbitkan
Sehingga formulasi nilai sekarang dari
pada nilai par (100%), yaitu tingkat bunga
obligasi atas pembayaran setiap arus kas
kupon sama dengan tingkat bunga pasar
tersebut menjadi :
(Bodie, Markus & Kane, 2002). Setelah obligasi
diterbitkan
di
pasar
perdana,
investor dapat membelinya di pasar sekunder Dimana,
dengan harga yang bergerak dari nilai par,
PV (Bond) : present value (nilai sekarang) dari
sehingga tingkat bunga yang sebenarnya diterima investor akan berubah seiring
arus kas obligasi R(0,t) t
: discount factor / annual spot rate
perubahan harga. Oleh karena itu dalam mengamati
: periode pembayaran bunga
harga
obligasi,
yang
perlu
dapat
diperhatikan adalah imbal hasil atau yield
terjadi karena beberapa hal, diantaranya
yang akan diperoleh dari pembelian obligasi
perubahan suku bunga pasar serta perubahan
tersebut.
Perubahan
harga
obligasi
persepsi terhadap kualitas kredit dari emiten.
Terdapat 3 jenis yield yang penting
Bagi obligasi dengan fitur opsi (callable
dalam menghitung potensi keuntungan dari
bonds, puttable bonds, convertible bonds),
suatu obligasi, yaitu :
harga
seiring
a. Current yield, yaitu imbal hasil yang
mempengaruhi
menghubungkan bunga kupon tahunan
obligasi
perubahan
dapat
faktor
yang
berubah
langsung nilai opsi tersebut (Fabozzi, 2002).
dengan
harga
obligasi,
sehingga
menggambarkan pendapatan berjalan dari
176
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
investor
(Sitorus,
2015)
dengan
menggunakan formulasi berikut :
kupon tersebut berada pada tingkat bunga yang sama dengan YTM (Fabozzi, 2002). Gambar 2. memperlihatkan bahwa harga dan yield memiliki hubungan negatif,
Current yield hanya memperhitungkan kupon obligasi sebagai keuntungan yang akan diterima investor, sehingga tidak memperkirakan
adanya
kemungkinan
kerugian dari penurunan harga (capital loss) dan tidak memperhitungkan potensi reinvestasi atas kupon obligasi tersebut
dimana semakin tinggi harga maka yield akan
semakin turun.Volatilitas
harga
tampak pada hubungan tersebut dimana volatilitas harga tertinggi adalah pada obligasi dengan jangka waktu yang panjang
dengan
yield
yang
rendah
(Investopedia, 2015).
(interest on interest) (Fabozzi, 2002). b. Yield to Maturity (YTM), memberikan gambaran tingkat bunga yang didapatkan investor apabila obligasi dimiliki hingga jatuh tempo. YTM memperhitungkan pendapatan dari kupon obligasi, serta potensi capital gain atau capital loss dengan menyimpan obligasi hingga jatuh tempo.
Dengan
memperhitungkan
reinvestasi atas kupon,YTM dianggap lebih representatif dibandingkan YTC namun dengan asumsi reinvestasi atas
177
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
Gambar 2. Hubungan Harga dan Yield Obligasi c. Yield to Call (YTC), yang menghitung
Saat tingkat suku bunga pasar turun,
bunga yang akan diperoleh investor
penerbit cenderung melakukan eksekusi
apabila obligasi dimiliki hingga jangka
fitur call tersebut untuk membeli kembali
waktu
obligasi yang telah diterbitkannya pada
tertentu
memutuskan
penerbit call
harga par. Hal ini dilakukan penerbit
(pembelian kembali). Callable bonds
untuk mengurangi kewajiban pembayaran
biasanya merupakan obligasi subordinasi
bunga yang tinggi di saat tren suku bunga
karena karakternya yang mengharuskan
pasar menurun (Bodie, Markus & Kane,
pemberian tingkat kupon yang lebih
2002).
tinggi
untuk
hingga
dibandingkan
melakukan
obligasi
senior.
Perhitungan YTC sama dengan YTM,
3.4
Teori Harga Obligasi
perbedaannya hanya pada YTC, jangka
Terdapat beberapa konsep hubungan
waktu hingga jatuh tempo (time until
antara harga dan yield obligasi menurut
maturity) diganti dengan jangka waktu
Malkiel (1962) seperti dikutip Reilly &
hingga dibeli kembali (time until call).
Brown (2003) :
178
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
a. Harga dan yield berhubungan negatif :
f. Sensitivitas harga berhubungan negatif
pada saat harga naik, yield turun, demikian
dengan yield to maturity pada saat obligasi
sebaliknya.
dijual.
b. Kenaikan yield obligasi menyebabkan penurunan
harga
yang
lebih
kecil
Keenam
poin
tersebut
menggambarkan bahwa maturity atau jangka
dibandingkan kenaikan harga pada saat
waktu
penurunan yield dengan besaran yang
dominan yang menentukan risiko suku
sama.
bunga, namun tidak dapat menjelaskan
c. Harga obligasi jangka panjang cenderung lebih sensitif terhadap perubahan tingkat
jatuh
tempo
merupakan
faktor
secara utuh kaitannya dengan sensitivitas terhadap perubahan suku bunga.
suku bunga dibandingkan obligasi jangka pendek.
3.5
d. Seiring kenaikan jangka waktu jatuh tempo
obligasi,
sensitivitas
terhadap
perubahan harga mengalami kenaikan yang semakin tipis. e. Risiko suku bunga berhubungan negatif dengan tingkat kupon obligasi.
Suku Bunga Menurut Jangka Waktu (Term Structure of Interest Rates) Fabozzi
(2002)
mengemukakan
bahwa hubungan antara yield dan jatuh tempo obligasi disebut dengan term structure of interest rates, dan merupakan elemen
Dengan tambahan konsep menurut
penting dalam penilaian surat berharga.
Homer & Leibowitz (1972) seperti dikutip
Secara sederhana diartikan bahwa obligasi
Reilly & Brown (2003) :
dengan jangka waktu lebih panjang akan memiliki kupon yang lebih tinggi. Karena semakin panjang horizon waktu investasi,
179
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
maka risiko perubahan suku bunga yang
yang memiliki waktu jatuh tempo yang
dihadapi akan semakin besar. Fenomena ini
berbeda-beda (Sihombing et al, 2013).
terjadi pada aset finansial lainnya seperti
Kurva imbal hasil dibutuhkan pelaku
deposito berjangka, yang dalam kondisi
pasar sebagai acuan (benchmark) terutama
normal juga memberikan bunga lebin tinggi
bagi obligasi yang bebas risiko yaitu obligasi
untuk deposito yang jangka waktunya lebih
pemerintah. Gambar 3. memperlihatkan jenis
panjang.
kurva imbal hasil dari bentuknya, yaitu (a)
Namun
pengamatan
terhadap
normal
yaitu
kurva
menaik
(upward
pergeseran struktur suku bunga lebih mudah
sloping); (b) menurun (downward sloping);
jika digambarkan dalam suatu kurva imbal
dan (c) mendatar (flat). Kurva menaik
hasil (yield curve), yang dapat menunjukkan
merupakan bentuk yang normal atau paling
estimasi struktur jangka waktu dari imbal
umum terjadi di pasar keuangan, dimana
hasil obligasi dengan kupon (Sitorus, 2015).
yield untuk jangka waktu pendek cenderung
Yield curve biasanya diestimasi dengan
rendah dan bertahap naik seiring kenaikan
menggunakan
jangka
yield
obligasi
yang
waktu.
Sedangkan
kurva
yang
disetahunkan kemudian dihitung dengan
menurun akan terjadi pada suatu kondisi
metode
(continuously
tidak normal seperti masa krisis ekonomi,
compounded). Yield curve sulit diobservasi
dimana suku bunga jangka pendek sangat
secara langsung karena tidak adanya obligasi
tinggi dan menurun seiring penambahan
diskonto yang memiliki tanggal jatuh tempo
jangka waktu. Kondisi ini memperlihatkan
yang
persepsi pasar bahwa suku bunga tinggi tidak
bunga
berbunga
berkelanjutan,
sehingga
dilakukan
penyesuaian dengan menerapkan metode
akan
stuktur waktu yang membentuk obligasi
biasanya pemerintah dalam kondisi krisis
180
dibiarkan
bertahan
lama
karena
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
akan berusaha menurunkan suku bunga ke
jarang terjadi karena berarti pasar tidak
tingkat yang wajar, sehingga pelaku pasar
memiliki preferensi tertentu terhadap aset
akan menghindari pinjaman berjangka waktu
yang berbeda jangka waktunya (Sitorus,
panjang. Sedangkan kurva mendatar sangat
2015).
Gambar 3. Bentuk-bentuk Yield Curve (Fabozzi, 2002) 3.6
Teori Kurva Imbal Hasil
teori premium risiko dan teori segmentasi
Menurut Martellini et al (2003), term
pasar.
structure of interest rates atau yang disebut juga dengan kurva imbal hasil adalah
3.6.1
Teori Hipotesis Ekspektasi (Pure
serangkaian tingkat bunga yang diurutkan
Expectations Theory)
berdasarkan jangka waktu tertentu. Terdapat
Teori ini merupakan yang paling
4 teori yang menjelaskan terbentuknya kurva
sederhana, dimana bentuk kurva imbal hasil
imbal hasil, yaitu teori hipotesis ekspektasi,
mencerminkan
ekspektasi
pelaku
pasar
181
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
mengenai perkembangan suku bunga ke
a. Teori preferensi likuiditas (the liquidity
depan. Tingkat suku bunga obligasi jangka
theory)
panjang merupakan rata-rata dari suku bunga
Teori preferensi likuiditas memandang
jangka pendek yang diharapkan terjadi
bahwa investor akan menyimpan obligasi
sepanjang waktu obligasi, sehingga dapat
dengan jangka waktu yang leibh panjang
dikatakan tingkat bunga yang diharapkan
jika mereka ditawarkan suku bunga yang
pelaku pasar akan selalu sama dengan
lebih tinggi dibandingkan suku bunga rata-
tingkat bunga forward (Sitorus, 2015).
rata yang diharapkan terjadi di masa depan
Dengan
tidak
(expected future rates), karena adanya
berminat membeli obligasi jangka panjang
premi risiko yang meningkat seiring
karena mereka mengharapkan yield akan
kenaikan jangka waktu. Dengan demikian,
naik di masa depan, menyebabkan harga
forward rates merefleksikan ekspektasi
obligasi akan turun dan terjadi capital loss
suku
pada
Untuk
likuiditas atau premi risiko (Fabozzi,
memilih
2002). Asumsi serupa juga menyebutkan
terjadi
investor lebih menyukai obligasi jangka
kenaikan yield, sehingg ada potensi untuk
pendek karena risiko perubahan suku
reinvestasi pada yield yang lebih tinggi di
bunga lebih kecil, sehingga agar mereka
masa depan (Fabozzi, 2002).
mau membeli obligasi dengan jangka
demikian,
obligasi
menghindari obligasi
jangka
hal
jangka
pelaku
ini,
pasar
panjang. mereka
pendek
hingga
bunga
ditambah
dengan
premi
waktu lebih panjang, perlu diberikan 3.6.2
Teori Premium Risiko (Pure Risk Premium Theory) Teori ini terdiri dari 2 versi yaitu :
182
tambahan premi (Sitorus, 2015).
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
b. Teori preferensi habitat Sedangkan
teori
merupakan
preferensi
habitat
efek
dipertukarkan
yang
(non
tidak
substitute).
dapat Investor
memandang bahwa premi risiko tersebut
memiliki preferensi kuat terhadap obligasi
tidak dapat naik seluruhnya seiring jangka
tertentu sehingga tidak mudah menggeser
waktu. Teori ini menguraikan bahwa
jangka waktu investasinya (Fabozzi, 2002).
investor pada dasarnya akan melikuidasi
Hal ini dapat terjadi pada investor yang
investasi sesuai dengan kebutuhan untuk
memiliki ekspektasi imbal hasil yang tinggi
pembayaran kewajibannya. Jika dari sisi
dari
permintaan dan penawaran pada suatu
menganggap tidak ada risiko terhadap
jangka waktu tertentu tidak seimbang,
perubahan suku bunga (Sitorus, 2015).
suatu
jenis
obligasi
sehingga
maka akan ada pembeli dan penjual yang terpaksa menggeser investasi ke jangka waktu
yang
lebih
sesuai
3.7
dengan
Keuangan Negara Berdasarkan Indonesia
Undang
kebutuhannya (Fabozzi, 2002). Sehingga
Republik
investor mau membeli obligasi dengan
tentang
jangka waktu yang lebih sesuai dengan
keuangan negara dikuasakan oleh Presiden
tujuan investasinya jika diberikan tingkat
sebagai kepala pemerintahan kepada Menteri
imbal hasil yang lebih tinggi (Sitorus,
Keuangan. Tugas Menteri Keuangan dalam
2015).
pengelolaan
Keuangan
fiskal
no.17
Undang
Negara,
tersebut
tahun
2003
pengelolaan
diantaranya
terdiri dari : (1) menyusun kebijakan fiskal 3.6.3
Teori Segmentasi Pasar
dan kerangka ekonomi makro; (2) menyusun
Teori ini memiliki asumsi bahwa
rancangan APBN dan rancangan perubahan
obligasi dengan jangka waktu berbeda-beda
APBN;
(3)
melakukan
perjanjian
183
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
internasional di bidang keuangan; serta
Negara (SUN) adalah surat berharga yang
tugas-tugas lainnya di bidang pengelolaan
berupa surat pengakuan utang dalam mata
fiskal. Sesuai dengan struktur organisasinya,
uang rupiah maupun valuta asing yang
pengelolaan utang negara tersebut dilakukan
dijamin pembayaran bunga dan pokoknya
oleh
oleh Negara Republik Indonesia, sesuai
Direktorat
Jenderal
Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko yang berada dibawah supervisi Kementerian Keuangan.
SUN
Terkait dengan rancangan APBN dan
perubahannya,
terdiri
dari
Surat
Perbendaharaan Negara (SPN) dan Obligasi
Keuangan
Negara (ON). SPN merupakan SUN dengan
melakukan penerbitan surat utang atau
jangka waktu sampai dengan 12 bulan dan
obligasi
pembayaran
sebagai
pembiayaan
Menteri
dengan masa berlakunya.
salah
defisit
satu
bunga
secara
diskonto.
tersebut.
Sedangkan ON merupakan SUN dengan
Penerbitan SUN selain untuk membiayai
jangka waktu diatas 12 bulan, dengan
defisit
mengelola
pembayaran kupon dan atau bunga secara
portofolio utang negara dan untuk menutupi
diskonto. Obligasi Negara terdiri dari Surat
kekurangan arus kas jangka pendek karena
Berharga Negara (SBN) dan Surat Berharga
adanya ketidaksesuaian penerimaan dan
Negara Syariah (SNBS) yang diterbitkan
pengeluaran pada Rekening Kas Negara
berdasarkan prinsip syariah, dan sering juga
dalam satu tahun anggaran.
disebut dengan sukuk negara.
APBN
juga
anggaran
sumber
untuk
Penerbitan
SUN
merupakan
Surat Utang Negara
kewenangan pemerintah yang didelegasikan
Menurut Undang Undang Republik
kepada Menteri Keuangan. dilakukan di
Indonesia No. 24 Tahun 2002, Surat Utang
pasar perdana, baik dalam bentuk lelang
3.8
184
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
(auction) maupun penempatan secara khusus
melakukan
kepada pemodal institusi tertentu (private
investasinya; (2) membantu pelaksanaan tata
placement).
Sejalan
dengan
kebijakan
kelola yang baik sesuai dengan kebutuhan
transparasi
informasi
publik,
informasi
transparansi keuangan yang tinggi di pasar
perihal SUN dapat diakses publik melalui
modal; serta (3) membantu terwujudnya
portal
sistem
Direktorat
Jenderal
Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko (DJPPR).
diversifikasi
keuangan
berkurangnya
SUN merupakan bagian penting dari kegiatan di pasar keuangan. Sebagai aset
yang
risiko
portofolio
stabil
karena
sistemik
akibat
menurunnya ketergantungan modal yang berasal dari sistem perbankan.
yang bebas risiko, tingkat keuntungan (yield) yang diperoleh dari SUN menjadi dasar bagi
3.9
Strategi
pelaku keuangan dalam menentukan tingkat
Obligasi
keuntungan
Terdapat
keuangan
suatu
investasi
lainnya.
Oleh
atau
aset
karena
itu,
manajemen
Manajemen
Portofolio
beberapa
strategi
portofolio
obligasi
menurut
penerbitan SUN secara perdana melalui
konsep Leibowitz (1986) namun yang umum
lelang perlu dilakukan secara teratur dan
digunakan
dinformasikan setiap awal tahun kepada
diantaranya :
publik, agar dapat digunakan oleh investor
a. Strategi pasif
menurut
dalam penyusunan portofolio investasinya
- Buy and hold
dan sekaligus membentuk pasar keuangan
Merupakan
yang efisien. Pasar keuangan yang efisien
sederhana,
yaitu
penting untuk : (1) memberikan peluang
sejumlah
obligasi
yang lebih besar kepada investor dalam
portofolio
sesuai
Sitorus
strategi
yang
(2015)
paling
dengan
membeli
dan
menjaga
tujuan
investasi.
185
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
Strategi ini tidak melakukan jual beli
- Analisis valuasi
aktif untuk mendapatkan capital gain,
Pada strategi ini, pemilihan obligasi
namun mengoptimalkan maturitas dan
didasarkan pada nilai intrinsiknya, yang
durasi portofolio sesuai dengan horizon
ditentukan berdasarkan karakteristik dan
investasi untuk mengurangi risiko harga
nilai rata-ratanya di pasar.
dan risiko reinvestasi.
- Analisis kredit
- Indexing
Strategi ini melibatkan analisis yang
Strategi membentuk indeks ini dilakukan
mendalam perihal penerbit obligasi,
dengan cara membentuk portofolio yang
untuk
menyerupai
diharapkan terkait dengan risiko default
kinerja
indeks
obligasi
pasar.
menentukan perubahan yang
nya, atau terkait dengan perubahan credit
b.Strategi aktif
rating pada obligasi nya.
- Antisipasi suku bunga
- Analisis
selisih
keuntungan
(yield
Strategi ini dinilai memiliki risiko tinggi
spread)
karena melibatkan perkiraan suku bunga
Spread analysis mengasumsikan adanya
di
melakukan
hubungan yang normal antara yield
Misalnya,
obligasi pada sektor tertentu, sehingga
masa
depan
penyesuaian
pada
dengan durasi.
dengan mengurangi durasi portofolio
potensi
saat suku bunga diperkirakan akan naik
obligasi apabila terjadi hubungan yang
dan meningkatkan durasi portofolio saat
abnormal.
mengantisipasi penurunan yield.
untuk
mengeksusi
transaksi
- Bond swaps Strategi swap (tukar menukar) obligasi ini dilakukan dengan menjual posisi
186
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
tertentu dan secara simultan membeli
direinvestasikan
obligasi lain, dengan harapan adanya
bunga yang aman.
return yang lebih baik dibandingkan
kembali
pada
suku
- Classical (pure) immunization
portofolio terdahulu. Swap ini dijalankan
Teknik
terutama untuk meningkatkan kualitas
untuk menghasilkan rate of return yang
portofolio.
secara umum mendekati suku bunga
c. Teknik matched-funding
imunisasi
merupakan
upaya
pasar pada horizon investasi tertentu,
- Dedicated portfolio, exact cash match
apapun
kondisi
pasarnya.
Suatu
Strategi yang paling konservatif, dengan
portofolio obligasi diimunisasi pada
tujuan membentuk portofolio obligasi
periode tertentu apabila nilai pada akhir
yang
aliran
periode tersebut, berapapun perubahan
pembayaran dana dari kupon, sinking
suku bunga yang terjadi di pasar, harus
fund, dan pembayaran pokok obligasi
sama
yang jatuh tempo, yang disesuaikan
dihasilkan
dengan jadwal kebutuhan pembayaran
diasumsikan tetap.
akan
menyediakan
besarnya
dengan
apabila
nilai
suku
yang bunga
kepada pihak lain. - Dedicated portfolio, optimal cash match
IV.
PENGEMBANGAN MODEL
and reinvestment Konsep yang sama dengan poin 4.a,
Metode regresi digunakan untuk
namun diasumsikan bahwa obligasi dan
menjelaskan pengaruh variabel independen
arus
terhadap variabel dependen. Perubahan dapat
kas
tidak
memiliki
jadwal
kewajiban yang sama. Sehingga adanya
terjadi
aliran
berlawanan
dana
dari
obligasi
dapat
secara
searah
arah
(positif),
(negatif).
atau
Variabel
187
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
dependen adalah variabel yang menjadi inti pembahasan dari penelitian, yang akan dijelaskan (Sekaran
dan &
dipahami
Bougie,
pergerakannya
2013).
Penetapan
- Suku bunga antar bank (Jakarta Inter Bank Offered Rate/JIBOR) - Tingkat inflasi tahunan (Customer Price Index)
variabel dependen dan independen yang
- Suku bunga acuan bank sentral (BI Rate)
digunakan didasarkan pada hasil observasi
- Cadangan devisa
yang dilakukan penulis secara partisipatif,
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),
yaitu menjadi bagian dari pelaku pasar keuangan
dalam
mengamati
pergerakan
obligasi pemerintah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
analisis, yaitu : determinan
- Premi risiko sovereign Indonesia (Credit Default Swap/CDS) - Kepemilikan investor asing di obligasi
Penelitian ini terdiri atas 2 kerangka
a. Analisis
Bursa Efek Indonesia
pemerintah - Indeks pergerakan dolar AS terhadap
yield
obligasi
pemerintah di pasar sekunder. Variabel dependen yang akan dianalisis adalah yield obligasi pemerintah seri benchmark dengan jangka waktu 10 tahun.
mata uang lainnya (DXY) - Yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) - Indeks volatilitas pasar global (VIX) b. Analisis determinan portofolio obligasi
Sedangkan variabel independen terdiri
Bukopin
dari:
Pada bagian ini, penelitian dilakukan
- Kurs USD/IDR antar bank (IDR spot
secara kualitatif dengan cara menganalisis
rate)
188
data historis yang terdiri dari :
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
- Yield
obligasi
pemerintah
seri
benchmark tenor 10 tahun
realisasi strategi dengan target portofolio yang optimal. Setelah evaluasi tersebut,
- Indeks obligasi korporasi IBPA
maka dapat dilakukan penyusunan strategi
- Posisi dana pihak ketiga (DPK)
yang dapat digunakan untuk periode tahun
- Kondisi likuiditas harian bank (Liquidity
2016 hingga 2018.
Coverage Ratio/LCR) - Jumlah obligasi pada sisi aset bank
4.1
Analisis Regresi Linier
Analisis kualitatif dilakukan dengan
Metode analisis yang digunakan
metode historical, yaitu mengumpulkan dan
untuk
mengevaluasi data historis untuk menguji
independen
hipotesis terkait penyebab, dampak atau tren
adalah analisis regresi sederhana dengan
dari data historis yang dapat digunakan
model umum sebagai berikut :
untuk mengantisipasi masa depan (Wahyuni,
Y = a + bX
2015). Pada penelitian ini, analisis historis
Dimana :
dilakukan dengan membandingkan posisi
Y = nilai dari variabel dependen
portofolio obligasi dengan kondisi internal
a = intersep
bank dan data pasar obligasi periode Januari
b
2013 hingga Desember 2015. Deskripsi
perubahan rata-rata untuk setiap perubahan
perihal kejadian penting (critical events)
pada variabel X
pada periode tersebut juga dapat menjelaskan
X = nilai dari variabel independen
=
menganalisis terhadap
slope
pengaruh
variabel
variabel
dependen
(kemiringan
garis),
yaitu
pergerakan yield dan keputusan transaksi
Analisis regresi tersebut dilakukan
obligasi yang dilakukan bank. Sehingga
dengan menggunakan alat bantu Bloomber,
dapat terlihat kesenjangan (gap) antara
untuk mengetahui hubungan antara 11
189
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
variabel
independen
terhadap
variabel
JCI
dependen seperti yang telah dirumuskan
= indeks harga saham Bursa Efek Indonesia
pada kerangka analisis 1. Dengan demikian
CDS = premi risiko sovereign Indonesia
terdapat 11 formula dan grafik regresi linier.
DXY = indeks dolar AS terhadap mata uang lainnya
4.2
UST = yield obligasi pemerintah AS tenor
Analisis Regresi Berganda Metode
analisis
regresi
ganda
(multiple regression analysis) digunakan
10 tahun (US Treasury, %) VIX
untuk menganalisis lebih dari satu variabel independen
yang
dibutuhkan
= indeks volatilitas global (global risk appetite)
untuk
CPI
= tingkat inflasi tahunan (%)
menjelaskan pergerakan variabel dependen
BIR
= suku bunga acuan (BI Rate,%)
melalui formulasi berikut :
DEV = cadangan devisa (miliar USD)
Y1 = a + b1IDR + b2JBR + b3JCI + b4CDS
FRG = kepemilikan asing di SBN yang
+ b5DXY + b6UST + b7VIX + b8CPI + b9BIR +b10DEV + b11FRG
A
= koefisien korelasi
+Ɛ
Ɛ
= error
Dimana : Y1
dapat diperdagangkan (%)
= yield obligasi pemerintah seri
Sebelum melakukan analisis regresi tersebut, perlu dilakukan pengujian terhadap
benchmark (%)
beberapa asumsi klasik untuk memastikan
IDR
= kurs USD/IDR antar bank
validitas setiap variabel independen yang
JBR
= suku bunga pinjaman antar bank
digunakan.
(tenor 1 bulan, %)
190
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
4.3
Pengujian Asumsi Klasik
dijelaskan
4.3.1
Uji Multikolinearitas
lainnya (VIF = 1/Tolerance). Besaran nilai
Uji
multikolinearitas
oleh
variabel
independen
dilakukan
toleransi yang umum dipakai biasa adalah
untuk menguji apakah terdapat korelasi anara
maksimal 0.10 atau sama dengan VIF
variabel independen pada model regresi yang
minimal 10.
digunakan. Model regresi yang baik adalah apabila antara variabel independennya tidak
4.3.2
terjadi korelasi (Ghozali, 2013). Beberapa teknik
untuk
mengidentifikasi
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk
menguji ada atau tidaknya korelasi antara
multikolinearitas diantaranya :
residual pada periode t dengan residual pada
a. Nilai koefisien determinasi R2 yang
periode
sebelumnya
(t-1).
Autokorelasi
dihasilkan sangat tinggi, namun secara
muncul karena observasi yang berurutan
individual variabel-variabel independen
sepanjang waktu saling berkaitan sedangkan
banyak
residual (kesalahan penganggu) tidak bebas
yang
tidak
signifikan
mempengaruhi variabel dependen . b. Mengamati
korelasi
antara
daris atu observasi ke observasi lainnya variabel
(Ghozali, 2013).
independen, jika terdapat korelasi yabg
Uji autokorelasi pada penelitian ini
cukup tinggi maka hal ini mengindikasikan
menggunakan uji Durbin-Watson (DW test)
terjadinya multikolinearitas.
karena menggunakan autorelasi tingkat satu,
c. Mengamati nilai toleransi dan lawannya
mensyaratkan adanya intersep atau konstanta
yaitu variance inflation factor (VIF). Nilai
dalam model regresi, dan tidak ada variabel
toleransi mengukur keragaman variabel
lag di antara variabel independen. Hipotesis
independen yang terpilih
yang akan diuji adalah :
yang tidak
191
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
H0
= tidak ada autokorelasi (r = 0)
dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah
HA
= ada autokorelasi (r ≠ 0)
angka 0 pada sumbu Y, berarti tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).
4.3.3
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan
4.3.4
Uji Normalitas
untuk menguji apakah dalam model regresi
Uji normalitas digunakan untuk
terjadi perbedaan variance dari residual
menentukan apakah variabel pengganggu
pengamatan yang satu dengan lainnya. Jika
atau residual dalam model regresi memiliki
variance
disebut
distribusi normal. Deteksi terhadap hal ini
terdapat
dilakukan dengan menggunakan analisis
perbedaan maka disebut heteroskedastisitas.
grafik dan uji statistik untuk memastikan
Adapun model regresi yang baik adalah yang
analisis grafik tersebut (Ghozali, 2013).
homoskedastisita.
a. Analisis grafik
tersebut
homoskedastisitas
Uji
tetap,
maka
dan
jika
pada
Tampilan grafik histogram pada SPSS,
penelitian ini adalah dengan melihat grafik
dapat terlihat apakah grafikhistrogram
plot (scatter diagram) apakah terdapat pola
memberikan pola distribusi normal, atau
tertentu antara prediksi variabel dependen
berat pada salah satu sisi (skewness) yang
(“ZPRED”)
residualnya
berarti tidak normal. Sedangkan pada
(“SRESID”). Jika terdapat pola tertentu yang
grafik normal plot dapat terlihat apakah
teratur misalnya bergelombang, melebar
penyebaran titik-titik berada dekat garis
kemudian
terdapat
diagonal (indikasi distribusi normal) atau
heteroskedastisitas.
berada jauh dari garis tersebut (tidak
indikasinya
heteroskedastisitas
dengan
menyempit, adanya
maka
Sedangkan jika tidak terdapat pola yang jelas
192
normal).
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
b. Analisis statistik
diinginkan pasar (market price) yaitu
Sebagai pelengkap dari analisis grafik
melalui yield obligasi pemerintah seri
yang berpotensi menghasilkan kesimpulan
benchmark tenor 10 tahun yang menjadi
yang keliru, maka perlu dilakukan uji
variabel dependen pada kerangka analisis
statistik sederhana untuk melihat nilai
kuantitatif
yang
kurtosis
sebelumnya.
Obligasi
dan
skewness dari
residual.
telah
diuraikan
seri
10
tahun
Dengan program SPSS, dapat terlihat
digunakan karena merupakan seri SBN
apakah hasil perhitungan Zskewness dan
yang paling banyak diperdagangkan di
Zkurtosis
pasar sekunder mencapai Rp 594 triliun
berada
dibawah
(indikasi
distribusi normal) atau diatas nilai Z tabel (tidak terdistribusi normal).
pada tahun 2015 (IBPA, 2016) b. Indeks obligasi korporasi IBPA Indeks yang dirilis setiap hari kerja oleh
4.4
Indonesian Bond Pricing Agency (IBPA)
Analisis Kualitatif Historis Analisis
dengan
mengukur kinerja obligasi korporasi yang
membandingkan posisi portofolio obligasi
telah terdaftar di bursa. Data ini baru
dengan kondisi internal bank dan data pasar
tersedia di pasar mulai 20 November 2014,
obligasi
hingga
sehingga analisis hanya dapat dilakukan
Desember 2015 untuk variabel sebagai
untuk periode yang lebih pendek yaitu 20
berikut :
November 2014 hingga 31 Desember
a. Yield obligasi pemerintah seri benchmark
2015.
periode
dilakukan
Januari
2013
tenor 10 tahun
c. Posisi dana pihak ketiga (DPK)
Data historis digunakan untuk mengukur
Ketentuan
pergerakan
Minimum
tingkat
keuntungan
yang
BI
perihal
(GWM)
Giro
mewajibkan
Wajib bank
193
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
mencadangkan
likuiditas
tambahan
LCR =
Alat Likuid (15% DPK) + Pinjaman Antar Bank
(secondary reserve) sebesar minal 4% dari Alat
likuid
yang
dimaksud
adalah
jumlah DPK. Secara strategis, Bukopin penempatan bebas risiko (risk free asset) menjaga jumlah cadangan tersebut antara yaitu SBN dan penempatan pada Bank *% hingga 12% tergantung pada posisi Indonesia.Adanya kewajiban pencadangan likuiditas
bank
secara
keseluruhan.
Cadangan
likuiditas tersebut terutama
ini membatasi investasi bank pada aset yang
lebih
berisiko
seperti
obligasi
dalam bentuk kelebihan kas, SBN, dan korporasi. penempatan di Bank Indonesia. Sehingga e. Jumlah obligasi pada sisi aset bank perubahan DPK ikut menentukan jumlah Data kepemilikan obligasi pada sisi aset portofolio obligasi yang dapat dikelola Bukopin yang dilaporkan setiap hari oleh bank. kepada BI dan OJK, yang terdiri dari d. Kondisi likuiditas harian bank (Liquidity trading
book
(portofolio
untuk
Coverage Ratio/LCR) diperdagangkan)
dan
banking
book
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) (portofolio untuk disimpan hingga jatuh Nomor
42/POJK.03/2015
tentang tempo).
Kewajiban Pemenuhan Rasio Kecukupan Pengamatan data historis portofolio Likuiditas (Liquidity Coverage Ratio) Bagi ini akan dihubungkan dengan data likuiditas Bank Umum menyebabkan Bukopin harus tersebut diatas (DPK dan LCR) serta suku mencadangkan
likuiditas
harian
pada bunga pasar (yield obligasi 10 tahun) untuk
tingkat tertentu. LCR secara sederhana menggambarkan pengaruh kondisi internal diformulasikan sebagai berikut : tersebut terhadap realisasi portofolio obligasi
194
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
Bukopin pada periode Januari 2013 hingga
sumber pendapatan. Cadangan likuditas
Desember 2015.
dikelola terkait dengan regulasi yang
Realisasi kinerja portofolio dapat
mewajibkan
perbankan
baik
terutama
diukur dari jumlah outstanding portofolio,
GWM dan LCR. Pendapatan diperoleh dari
pendapatan bunga obligasi, dan pendapatan
pendapatan bunga hasil pembayaran kupon
keuntungan
dan pendapatan keuntungan dari kenaikan
(capital
gain)
yang
dibandingkan dengan target atau anggaran
harga
obligasi
apabila
dibandingkan
kerja tahunan sehingga terlihat kesenjangan
dengan harga pasar (capital gain).
(gap) dan dapat dianalisis penyebab dan
b. Perubahan yield obligasi di pasar sekunder
tindakan yang seharusnya dilakukan pada
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang
periode
digambarkan
terdiri dari faktor domestik (pull factors)
dalam grafik yang juga dilengkapi dengan
dan faktor global (push factors). Faktor
deskripsi kejadian penting (critical events)
domestik terdiri dari data ekonomi makro
yang
diantaranya nilai tukar rupiah, suku bunga
tersebut.
diperkirakan
Analisis
ikut
mempengaruhi
pergerakan yield obligasi di pasar sekunder.
pinjaman
antar
bank,
tingkat
inflasi
tahunan, suku bunga acuan (BI Rate), V.
cadangan devisa, premi risiko negara
KESIMPULAN DAN SARAN
(CDS), 5.1
asing. Sedangkan faktor global adalah
Kesimpulan Kesimpulan
indeks saham, dan kepemilikan
dari
penelitian
ini
adalah sebagai berikut :
indeks dolar AS, yield US Treasury, dan indeks volatilitas global.
a. Obligasi merupakan aset yang penting bagi
c. Portofolio obligasi Bank Bukopin terdiri
bank sebagai cadangan likuiditas dan
dari buku obligasi untuk diperdagangkan
195
Vol.13, No.2, July 2016: 162-197
(trading book) dan buku obligasi untuk
dilakukan pada horizon waktu yang lebih
investasi (banking book). Trading book
panjang untuk melihat konsistensi hasil
dikelola untuk mendapatkan capita gain
analisis kuantitatif dan kualitatif tersebut.
sedangkan
banking
book
merupakan
b. Keterbatasan data harga pasar obligasi
bagian penting dari pengelolaan likuiditas
korporasi
dan untuk perolehan pendapatan bunga.
analisis yang lebih mendalam. Oleh karena
Manajemen
itu ke depannya jika terjadi perkembangan
portofolio
obligasi
yang
pasar
kondisi likuiditas bank yang tercermin dari
dilakukan analisis kuantitatif terhadap
jumlah DPK dan kondisi LCR. Strategi ke
determinan yield obligasi korporasi di
depan
pasar sekunder.
menerapkan
manajemen
portofolio aktif yaitu dengan melakukan prediksi suku bunga pasar (market pricing) dan memanfaatkan terjadi inefisiensi harga pasar (bond picking) untuk membentuk portofolio obligasi yang optimal.
5.2
Saran Dari hasil tersebut, terdapat beberapa
saran pengembangan sebagai berikut : a. Penelitian ini terbatas pada periode Januari 2013 hingga Desember 2015, sehingga untuk
196
penelitian
selanjutnya
dapat
kelengkapan
dilakukannya
dilakukan selama ini didasarkan pada
dapat
dan
menyulitkan
data,
dapat
Analisis Determinan Yield… (Meliawati)
DAFTAR PUSTAKA ACI Indonesia The Financial Markets Association. 2003. Dealers Handbook : Foreign Exchange & Money Market Practices in Indonesia’s Financial Market. ACI Indonesia. Jakarta, Indonesia. Bodie, Zvie et al. 2002. Investments, 5th Edition Mc-Graw Hill/Irwin. New York, United States. Cerutti,Eugenio. et al. 2015. Push Factors and Capital Flows to Emerging Markets : Why Knowing Your Lender Matters More Than Fundamentals. Working Paper International Monetary Fund. Indrawan, Fiskara. et.al. 2012. Capital Flows di Indonesia : Perilaku, Peranan, dan Optimalitas Penggunaannya Terhadap Perekonomian. Working Paper Bank Indonesia. Indonesia Foreign Exchange Market Committee. 2014. Market Code of Conduct : Guideline to Market Practices in the Financial Markets. Sekretariat IFEMC. Jakarta, Indonesia. Liebowitz, Martin L. & Homer, Sidney. 1972. Inside the Yield Book : New Tools for Bond Market Strategy. Englewood Cliffs. Prentice Hall, New Jersey. Martellini, L., Priaulet, P., & Priaulet S. 2003. Fixed Income Securities : Valuation, Risk Management and Portfolio Strategies. John Wiley & Sons Inc. West Sussex, England. Reilly, Frank K & Brown, Keith C. 2003. Investment Analysis and Portfolio Management, 10th Edition. Thomson Learning. Canada. Sekaran, Uma & Bougie, Roger. 2013. Research Methods for Business. 6th Edition.. John Wiley & Sons Ltd. West Sussex, United Kingdom. Sitorus, Tarmiden. 2015. Pasar Obligasi Indonesia : Teori dan Praktik. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sihombing, Pardomuan. Et al. 2012. Analisis Pengaruh Makro Ekonomi Terhadap Term Structure Interest Rate Obligasi Pemerintah (SUN) Indonesia. Journal of Capital Market and Banking. Adler Manurung Press. Jakarta, Indonesia. Laporan Tahunan Bank Bukopin. Tahun 2013, 2014, 2015. Audited. www.bi.go.id www.bps.go.id www.djppr.kemenkeu.go.id www.ibpa.co.id
197