1/ I :];'(3/ If' ANALISIS DERIV AT BABI DALAM PRODUK MAKANAN DAN FARMASI DENGAN METODE FISIKA-KIMIA DAN BIOLOGI MOLEI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
.
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada FakultasFarmasi Universitas Gadjah Mada
oleh: Prof. Dr. Abdul Rohman, S.Farm., M.Si., Apt.
I
ANALISIS DERIV AT BABI DALAM PRODUK MAKANAN DAN FARMASI DENGAN METODE FISlKA-KIMIA DAN BIOLOGI MOLEItULER UNTUK AUTENTlKASI HALAL
UNIVERSIT AS GADJAH MADA
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada
Diucapkan di depan Rapat Terbuka Dewan Guru Besar Universitas Gadjah Mada pad a tanggal31 Maret 2015 Yogyakarta
oleh: Prof. Dr. Abdul Rohman, S.Farm., M.Si., Apt.
Bismi //ahirrohmaanirrohi im Assa/amu 'a/aikum wa rahmatu/aahi
wa barakaatuh ..
Yang saya hormati Ketua, SeATetaris, dan Anggota Maje/is Wali Amanat Universitas Gadjah Mada Rektor dan Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada Ketua, Sekretaris, dan Anggota Dewan Guru Besar, Universitas Gadjah Mada
Ketua, Sekretaris, dan Anggota Senat Akademik Universitas Gadjah Mada Segenap Civitas Academica Universitas Gadjah Mada Rekan sejawat, tamu undangan, dan sanak saudara yang saya cintai Pertama-tama marilah kita menghaturkan puji syukur ke hadirat Allah Swt., Tuhan yang Mahaluas ilmu-Nya, yang senantiasa memberikan anugerah kepada kita semua berupa kesehatan dan kesempatan sehingga pada hari ini kita semua dapat hadir dalam majeIis terh0l111at ini, untuk mengikuti penyampaian pidato pengukuhan Guru Besar pada Universitas Gadjah Mada. Selanjutnya saya menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada Ketua Dewan Guru Besar yang memberikan kesempatan kepada saya untuk berdiri di mimbar yang terh0l111atini untuk menyampaikan pidato pengukuhan dalam bidang Ilmu Kimia Fal111asiAnalisis yang berjudul: ANALISIS DERIV AT BABI DALAM PRODUK MAKANAN DAN FARMASI DENGAN METODE FISIKA-KIMIA DAN DIOLOGI MOLEKULER UNTUK A UTENTIKASI DALAL
Hadirin yang saya muliakan, Indonesia adalah negara dengan komunitas muslim terbesar di dunia. Halal dapat ditinjau dari 3 perspektif, yakni agama, ekonomi, dan ilmu pengetahuan. Dari sudut pandang agama, setiap orang (baik
2 muslim atau nonmuslim) diperintah oleh Allah Swt. untuk memakan makanan yang halal dan toyyib, sebagaimana dalam Surah AI-Baqarah ayat 168: faa ayyuhaa alnnaasu kllluu mimmaafii..al-ardhi halaalan thayyiban walaa tattabi 'uu khuthuwaatialsysyaythaani innahll lakllm 'aduwwlln mubiinun, yang artinya "Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-Iangkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu". Oari sisi ekonomi, perdagangan produk halal di dunia meningkat secara tajam, seiring dengan meningkatnya kesadaran umat Islam untuk menggunakan. produk-produk halal. Pasar makanan dan minuman halal secara global diprediksi terns tumbuh dari US$ 1,1 triliun tahun 2013, dan diprediksi akan menjadi US$ 1,6 triliun pada tahun 2018. Laporan Kamar Oagang dan Industri Oubai juga mencatat bahwa pangsa pasar makanan dan minuman halal global dapat meningkat sebesar 6,9 persen. Oari sisi ilmu pengetahuan, isu-isu yang terkait dengan halal selalu menarik untuk diteliti. Mengutip pendapat dari Prof. Dr. Ahmed Zewail, seorang ilmuwan Mesir dan profesor di California Institute of Technology, yang menyatakan bahwa "peneliti muslim hendaknya l11em(okuskanpenelitiannya pada hal-hal yang oleh peneliti Barat tidak dipikirkannya", maka kami sangat tertarik untuk mengembangkan metode analisis fisika-kimia dan bioIogi molekuler untuk analisis komponen nonhalal ini. Aspek analisis kehalalan produk tidak terpikirkan atau tidak menarik bagi peneliti Barat karena haI ini tidak terkait langsung dengan kepentingan mereka sehingga menjadi keuntungan bagi kita karena hasiI-hasil penelitian yang terkait dengan halal ini bersifat novel dan lebih mudah dipublikasikan ke jurnal-jurnal berdampak tinggi. Hadirin yang saya l11uliakan,
Ketertarikan saya untuk terlibat dalam analisis kehalalan produk dimulai sejak tahun 2007, waktu kami meIakukan studi banding bersama-sama dengan Prof. Dr. Retno Sunanniningsih, M.Sc., Apt. (Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
3 UGM waktu itu), Prof. Dr. Sismindari, S.U., Apt. (Kepala LPPTUGM saat itu), dan Dr. Harsojo (Sekretaris LPPT-UGM saat itu), ke lnstitut Penyelidikan Produk Halal Universiti Putra Malaysia, yang akhimya menjadi institusi tempat saya mengambil program S-3 pada tahun 2008-2010. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada beliau bertiga yang telah mengarahkan jalan penelitian di bidang Analisis Hala1.Di samping itu, pengembangan metode analisis komponen nonhalal dalam produk makanan, kosmetika, ataupun produk fannasi adalahfardlu kifayah bagi seorang muslim. Hadirin yang saya hormati, Halal merupakan istilah Arab yang artinya "diperbolehkan, legal, dan sesuai hukum Islam atau syariah", dan jika dikaitkan dengan produk fannasetik, makanan, dan minuman, maka halal dapat dimaknai sebagai produk farmasetik, makanan, atau minuman yang diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh seorang muslim (Eliasi dan Dwyer, 2002). Makanan atau produk apa pun yang tidak halal dilarang secara absolut untuk setiap orang Islam, kecuali di bawah kondisi darurat, sebagaimana tertuang dalam kaidah ilmu fikih Addhorurah tllbihll mahdhurot. Dengan mendasarkan pada beberapa ayat Alquran dan Hadis Nabi Muhammad s. a. w., Riaz dan Caudry (2003) menyatakan bahwa makanan adalah halal, kecuali jika mengandung atau tercemar komponen-komponen berikut, yakni (I) bangkai, (2) darah yang mengalir atau yang telah membeku, (3) turunan (derivat) babi seperti daging babi, lemak babi, gelatin babi, dan sebagainya, (4) hewan yang disembelih yang tidak menyebut nama Allah, (5) hewan yang disembelih sedemikian rupa sehingga mencegah darahnya mengalir keluar secara sempuma dari tubuhnya, (6) semua jenis yang memabukkan (intoksikan) seperti alkohol dan narkotika, (7) hewan kamivora (pemakan daging) seperti singa dan harimau, serta (8) burung dengan taring yang ganas seperti burung hantu dan burung rajawali. Di antara kedelapan komponen nonhalal ini, derivat babi merupakan komponen nonhalal yang ditemui secara luas di berbagai produk makanan, farmasi, dan kosmetika.
4 Seiring dengan perkembangan teknologi pemrosesan makanan dan sediaan fannasi, sering kali produsen menggunakan derivat babi dalam produk makanan, kosmetika, ataupun produk obat untuk mengurangi biaya produksi. Derivat-derivat babi ini ditambahkan dalam jumlah banyak atau dalam jumlah sedikit. Dari sisi pengembangan meto~e analisis, keberadaan derivat babi dalam jumlah banyak tidak menimbulkan masalah, tetapi jika derivat babi berada dalam jumlah yang sedikit (low {eve!) atau dalam jumlah sekelumit (trace {eve!)maka diperlukan suatu metode analisis yang peka. Hal ini disebabkan konsep halal hams bersifat tiga nol, yakni kadar not (zero limit), bahaya nol (zero-defect), dan risiko nol (zero risk). Oleh karena itu, para peneliti di bidang analisis halal mengembangkan berbagai metode analisis yang menawarkan kepekaan atau sensitivitas yang tinggi. Berdasarkan hal ini, maka bersama-sama dengan kelompok peneliti di Pusat Penelitian Produk Halal, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, mengembangkan berbagai metode fisika-kimia dan biologi molekuler untuk analisis derivat babi dalam berbagai produk (makanan, fannasi, dan kosmetika). Metode-metode analisis yang banyak dipublikasikan untuk analisis derivat babi meliputi spektroskopi inframerah, berbagai jenis kromatografi, pembau elektronik, dan metode-metode berdasarkan pada analisis DNA seperti polymerase chain reaction (Rohman dan Che Man, 2012a). Apa pun metode yang dikembangkan untuk deteksi derivat babi dalam produk makanan, fannasi, atau kosmetika, metode tersebut hams bersifat spesifik, sensitif, akurat,precise, rugged, praktis, dan murah. Hadirin yang saya hormati, Analisis Derivat Babi dengan Spektroskopi Inframerah Spektroskopi inframerah (IR) menggunakan radiasi elektromagnetik di daerah inframerah, yang bersesuaian dengan bilangan gelombang 4.000-400 cm-1 untuk berinteraksi dengan sampel yang mengandung komponen nonhalal. Spektroskopi IR bersifat sidik jari (jingelprint) dan sifat ini dapat digunakan untuk pembedaan komponen halal dengan komponen nonhalal seperti derivat babi.
5 Seiring dengan perkembangan teknologi komp4ter dan statistika, analisis dengan spektroskopi inframerah kebanyakan digabungkan dengan kemometrika (Rohman dan Che Man, 2012b)... Kemometrika adalah penggunaan matematika dan statistika untuk mcngolah data kimia, dalam hal ini spektra inframerah. Jenis kemometrika yang paling sering digunakan dalam kaitannya dengan data spektra inframerah adalah (I) teknik pengelompokan seperti principle component analysis dan discriminant analysis; serta (2) teknik analisis kuantitatif dengan kalibrasi multivariat seperti partial least square (PLS) dan principle component regression (PCR) (Rohman dkk., 2014a). Mansor dkk. (2011) telah melakukan kajian untuk membedakan lemak babi dari 16 lemak dan minyak makan dengan spektroskopi FTIR yang digabungkan dengan kemometrika principal component analysis (PCA) dan cluster analysis menggunakan nilai-nilai absorbansi di 16 bilangan gelombang yang berbeda. Analisis dengan PCA menunjukkan bahwa minyak zaitun dan lemak ayam mempunyai kemiripan spektra FTIR dengan lemak babi, dibandingkan minyak dan lemak makan lainnya. Berdasarkan loading plot diperoleh bahwa bilangan gelombang yang berkontribusi terhadap pembedaan atau pemisahan lemak babi dari minyak/lemak lainnya berdasarkan pada nilai komponen utama pertama (PC I) adalah 2.852, 2.922 dan 1.465 em-I, sementara bilangan gelombang 1.117 dan 1.236 em-1 berpengaruh pada pemisahan lemak babi dan lainnya berdasarkan pada PC2. Che Man dan Mirghani (200 I) telah menggunakan spektroskopi FTIR untuk menganalisis adanya lemak babi yang tereampur dengan lemak sapi, lemak domba dan lemak ayam dengan bantuan kalibrasi multivariat partial least square (PLS). Sampel lemak-lemak hewani ini diperoleh dengan eara mengekstraksi jaringan adiposa babi, sapi, domba, dan ayam. Persentase lemak babi dalam eampuran dengan lemak domba dianalisis pada bilangan gelombang 3.009-3.000 em-I, menggunakan persamaan yang menyatakan hubungan antara nilai lemak babi sebenamya (sumbu -x) dengan nilai lemak babi terhitung (sumbu -y): y = 0,1616x + 3.002,1. Nilai koefisien detenninasi (R2) dan kesalahan baku prediksi (standard error of prediction atau SEP),
6 masing-masing sebesar 0,946 dan 1,23%. Puneak di bilangan gelombang 3.005,6 em-Idiusulkan untuk penentuan lemak babi dalam lemak ayam. Sementara itu, adanya lemak babi dalam lemak sapi ditentukan pada bilangan gelombang 966,22 enfl dengan nilai R2 dan kesalahan baku yang dapat diterima. Peneliti ini menggunakan bilangan gelombang yang berbedabeda untuk analisis lemak babi yang tereampur dengan lemak hewani lainnya. Di samping itu, kedua kelompok ini juga tidak melakukan analisis diskriminan untuk mengelompokkan lemak babi dan lemak babi dalam eampuran dengan lemak hewani lainnya. Karena alasan ini, maka kami (Rohman dan Che Man, 20103)telah mengembangkan spektroskopi FTiR digabungkan dengan kalibrasi multivariat PLS dan analisis diskriminan (AD) untuk analisis kuantitatif dan pengelompokan lemak babi dan lemak babi yang tereampur dengan lemak hewani lainnya pada satu kisaran bilangan gelombang. Dua daerah bilangan gelombang, yakni di keseluruhan daerah inframerah tengah (3.300-700 em-I) dan di daerah sidik jari terpilih (1.500-900 em-I) dioptimasi untuk tujuan analisis ini. Pemilihan daerah bilangan gelombang didasarkan pada kemampuannya untuk memberikan nilai koefisien detenninasi (R2) terbesar dan nilai kesalahan kalibrasi terkeeil. Berdasarkan pada kriteria ini, kisaran bilangan gelombang 1.500-900 em-I dipilih untuk analisis lemak babi yang tereampur dengan lemak domba, lemak sapi, dan lemak ayam dengan nilai R2> 0,99 dan kesalahan baku kalibrasi yang dilaporkan adalah 0,98% (lemak domba); 0,73% (lemak sapi); dan 0,61% (lemak ayam). Studi ini juga menunjukkan bahwa spektroskopi FTIR di daerah bilangan gelombang 3.300-800 em-I yang digabungkan dengan analisis diskriminan mampu mengelompokkan lemak babi dan lemak babi yang tereampur dengan lemak hewani lainnya. Lemak babi mungkin digunakan sebagai lemak pemalsu dalam minyak yang harganya jauh lebih tinggi. Spektroskopi FTiR yang dikombinasikan dengan PLS dan analisis diskriminan (AD) telah digunakan untuk deteksi dan kuantifikasi lemak babi dalam minyak hati ikan cod (cod liver oil, CLO) (Rohman dan Che Man, 20093). Daerah bilangan gelombang 1.035-1.030 em-I telah digunakan untuk analisis kuantitatif lemak babi dalam minyak hati ikan cod dengan
7 nilai R2dan root mean square error of calibration (RMSEC) masingmasing sebesar 0,967 dan 1,61%. Analisis diskriminan menggunakan 7 komponen utama mampu mengelompokkan lem~k babi yang tercampur dengan minyak hati ikan cod. Dengan tujuan untuk mengurangi biaya produksi selama pemrosesan makanan, lemak babi mungkin ditambahkan ke dalam beberapa minyak nabati. Kami (Rohman dkk., 20 II a) telah menggunakan spektroskopi FTIR untuk kuantifikasi dan klasifikasi lemak babi dalam minyak nabati tertentu, yakni: minyak canola, minyak jagung, minyak zaitun, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari. Disebabkan oleli.kemampuannya untuk memberikan nilai R2 tertinggi dan nilai kesalahan baku kalibrasi terendah, kisaran bilangan gelombang 1,500-1,000 cm-1 dipilih untuk kuantifikasi lemak babi dalam minyak nabati ini. Lebih lanjut, analisis diskriminan mampu mengelompokkan minyak nabati dan minyak nabati yang tercampur dengan lemak babi pada kisaran konsentrasi 1-50% (v/v) secara akurat 100%, kecuali pada minyak kedelai, yang mana ada satu sampel yang tidak terkelompokkan dengan benar. Hasil studi ini menarik perhatian Prof. Gunstone (Editor in Chief Lipid Technology) sehingga kami (Che Man and Rohman, 20 II) diminta untuk membuat suatu ringkasan hasil studi ini untuk dipublikasikan di Jurnal Lipid Technology, suatu jurnal di bawah Penerbit Wiley yang kebanyakan pembacanya adalah pelaku pasar di industri minyak dan lemak. Karena ada disparitas harga antara daging sapi dengan daging babi, beberapa pedagang bakso yang tidak beretika mencampur daging sapi dengan daging babi pada produk bakso. Kami telah menggunakan spektroskopi inframerah yang dikombinasikan dengan kemometrika untuk analisis daging babi dalam bakso babi. Kemometrika yang digunakan adalah kalibrasi partial least square untuk kuantifikasi dan analisis diskriminan untuk pengelompokan daging babi dan daging sapi dalam bakso. Hasilnya menunjukkan bahwa spektroskopi IR dan kemometrika sukses mendeteksi dan menentukan kandungan daging babi dalam bakso sapi. Padi studi ini, kami memanfaatkan nilai rasio absorbansi (R) puncak di bilangan gelombang 1.117 dan 1.097 cm-I yang nilainya tetap untuk lemak babi dan lemak lainnya. Nilai R di bilangan gelombang ini untuk lemak
8 babi yang diekstraksi dari bakso babi 100% adalah 1,054, dan sebesar I, I07 untuk lemak sapi yang diekstraksi dari bakso sapi 100%. (Rohman dkk., 20II b). Analisis lemak babi dalam.. kuah bakso juga telah sukses dianalisis dengan spektroskopi inframerah menggunakan kemometrika PLS untuk analisis kuantitatif Clanprinciple component analysis (PCA) untuk pengelompokan. Spektra inframerah di daerah bilangan gelombang 1.018-1.284 em-I sukses digunakan untuk kuantifikasi lemak babi dalam kuah bakso. Sementara itu, pengelompokan kuah bakso babi dan bakso sapi dilakukan seeara sukses di bilangan gelombang 1.200-1.000 em') (Kumiawati dkk., 2014). Bakso sapi tidak hanya dieampur dengan daging babi untuk mengurangi biaya produksi. Para pedagang nakal bahkan tega meneampur daging sapi dengan daging tikus dalam bakso sapi untuk memperoleh keuntungan ekonomi, sebagaimana pemah diberitakan oleh media massa. Hal ini mendorong sekelompok peneliti (Rahmania dkk., 2015) untuk mengembangkan metode analisis dengan spektroskopi FTIR yang dikombinasikan dengan kemometrika untuk mendeteksi dan menentukan kandungan daging tikus dalam bakso sapi. Kuantifikasi daging tikus dilakukan dengan bantuan kalibrasi PLS, sementara pengelompokan daging sapi dan daging tikus dengan PCA telah sukses dilakukan pada kisaran bilangan gelombang 1.000-750 em'l. Hadirin yang saya hormati, Selain dalam produk makanan, kami juga menggunakan spektroskopi FTIR dan kemometrika untuk analisis lemak babi dalam sediaan farmasi, dalam hal ini sediaan kosmetika lotion. Lemak babi merupakan bahan yang dapat digunakan dalam sediaan krim atau lotion. Spektroskopi FTIR di bilangan gelombang 1.200-1.000 em') digunakan untuk analisis kuantitatif dan pengelompokan lemak babi dalam lotion. Hasilnya menunjukkan bahwa metode ini mampu digunakan untuk identifikasi dan kuantifikasi lemak babi dalam lotion untuk autentikasi kehalalan produk kosmetika (Lukitaningsih dkk., 2012). Metode ini mempunyai keunggulan dapat digunakan untuk
9 analisis lemak babi dalam lotion seeara langsung, bahkan seeara teoretis, lemak babi dalam lotion dapat langsung dianalisis dan tidak memerlukan tahapan penyiapan sampel apa pun. Sebelumnya, kami juga telah menggunakan spektroskopi FTIR dan kemometrika PLS dan analisis diskriminan untuk analisis lemak babi dalam sediaan krim. Setelah melakukan berbagai optimasi, akhirnya spektra FTIR dengan bilangan gelombang kombinasi 3.020-2.995 dan 1.200-1.000 em-I digunakan untuk tujuan kuantifikasi dan pengelompokan krim yang mengandung lemak babi (Rohman dan ehe Man, 20113).
.
Hadirin yang saya muliakan, Oalam Alquran, Allah menyuruh manusia untuk memakan makanan yang halal dan toyyib, sebagaimana finnan Allah dalam Surah AI-Baqarah ayat 168. Salah satu aspek toyyib adalah keaslian (authenticity) makanan. Oleh karena itu, kami menggunakan spektroskopi FTIR yang dikombinasikan dengan kemometrika untuk autentikasi minyak dan lemak berharga tinggi. Rohman dan ehe Man (20 lOb) telah menggunakan spektroskopi FTIR dan kemometrika untuk mengeeek keaslian minyak zaitun yang dieampm dengan minyak sawit. Penggunaan spektra turunan pertama pada bi!angan gelombang di daerah sidik jari (1.500-1.000 em-I) tclah sukses digunakan untuk analisis minyak sawit dalam minyak zaitun. Barubaru ini, Rohman dkk., 2014b juga telah melakukan autentikasi minyak zaitun dari minyak eanola dengan menggunakan data spektra di gabungan bilangan gelombang 3.028-2.985 em-I dan 1.200-987 em-I serta dengan data parameter fisika-kimia. Spektroskopi inframerah yang dikombinasikan dengan profit asam lemak juga telah kami gunakan untuk identifikasi keberadaan minyak wijen dalam minyak zaitun (Rohman dan ehe Man, 2012C). Minyak khas Indonesia yang dapat dipalsukan adalah minyak buah merah. Minyak ini diekstraksi dari buah merah (Pandanus conoideus Lam), yang terdapat di daerah Papua. Spektroskopi FTIR dan kemometrika partial least square (PLS), principle component analysis (peA) dan discriminant analysis telah kami gunakan untuk
10 autentikasi minyak buah merah dari minyak canota dan minyak dedak padi. Pemilihan kedua minyak ini sebagai pemalsu pada minyak buah merah disebabkan kedua minyak ini mempunyai profil spektra yang mirip dengan minyak buah merah, sebagaimana dianalisis dengan PCA. Kuantifikasi minyak eanola dalam minyak buah merah dilakukan pada bilangan 1.200-1.050 em-I, sementara minyak dedak padi dianalisis pada gabungan bilangan gelombang 1.207-1.078 dan 1.747-1.600 em-I. Bilangan-bilangan gelombang ini juga digunakan untuk pengelompokan minyak buah merah dan minyak buah merah yang dieampur dengan minyak canola dan minyak dedak padi, dengan bantuan kemometrika. analisis diskriminan (Rohman dkk., 2011C). Salah satu minyak nabati yang harganya jauh lebih murah dibandingkan minyak buah merah adalah minyak sawit sehingga minyak sawit ini merupakan pemalsu yang potensial pada minyak buah merah. Setelah melakukan optimasi untuk menghasilkan model PLS yang optimal, akhimya spektra FTIR normal pada bilangan gelombang 1.200-1.000 em-1dipilih untuk analisis kuantitatif minyak sawit dalam minyak buah merah (Rohman dkk., 2014C). Minyak lain yang khas Indonesia adalah minyak YCa (virgin coconut oil). Kami telah menggunakan spektroskopi FTIR dan berbagai jenis kemometrika untuk autentikasi minyak YCa dari minyak jagung dan minyak bunga matahari (Rohman dan Che Man, 2011b) dan untuk autentikasi YCa dari minyak sawit (Rohman dan Che Man, 2009). yea merupakan minyak yang mempunyai spektra FTIR yang khas, yang mana YCa tidak mempunyai puncak di sekitar 3.010 em-I karena sangat rendahnya kandungan asam lemak tidak jenuh pada YCa. Minyak YCa merupakan minyak dengan kandungan asam laurat (C12: 0) yang sangat tinggi (sekitar 50%). Meskipun spektroskopi FTIR menawarkan kesederhanaan dan keeepatannya, serta didukung fakta bahwa spektra FTIR bersifat sidik jari, tetapi metode analisis ini mempunyai kelemahan ketika digunakan untuk analisis kualitatif dan analisis kuantitatif derivat babi dalam berbagai produk. Jika matriks sampel yang diduga mengandung lemak babi atau derivat babi lainnya berbeda, maka suatu model harus dibangun kembali untuk menghasilkan suatu model kalibrasi dan validasi yang akurat dan precise. Oi samping itu, penggunaan spektra
II FTIR untuk tujuan analisis kualitatif ataupun kuantitatif harus digabungkan dengan teknik kemometrika yang sesuai sehingga
diperlukanpemilihanjenis kemometrikatertentu.
6
Hadirin yang saya hormati, Aplikasi Kromatografi untuk Analisis Oerivat Babi Kromatografi merupakan metode analisis yang melibatkan fase diam dan fase gerak. Kromatografi dapat digunakan untuk analisis kualitatif (ada tidaknya. derivat babi), analisis kuantitatif (berapa kandungan komponen derivat babi), serta dalam beberapa kasus digunakan untuk tujuan preparatif (penyiapan sampel yang mengandung derivat babi untuk dianalisis lebih lanjut). Berbagai teknik kromatografi menawarkan pemisahan yang cepat dan reliabel untuk penentuan komponen derivat babi dalam matriks yang sangat kompleks. Karena karakteristik kemampuannya untuk melakukan pemisahan, teknik kromatografi yang dihubungkan dengan kemometrika telah digunakan untuk analisis derivat babi dalam berbagai produk. Kromatografi yang sering digunakan untuk analisis derivat babi adalah kromatografi gas (fase geraknya berupa gas) dan kromatografi cair (fase geraknya berupa zat cair) dengan berbagai variasi jenis detektor dan pengembangannya. Analisis lemak babi dengan kromatografi gas dilakukan dengan mengamati asam lemaknya, yang sebelumnya telah diderivatisasi sebagai metil estemya. Rohman dan Che Man (20 II C) telah melakukan analisis profil asam lemak dalam lemak babi dan lemak hewani lainnya, yakni lemak sapi, lemak ayam, dan lemak domba serta minyak hati ikan cod menggunakan kromatografi gas dengan detektor ionisasi nyala. Untuk memudahkan pengelompokan aritara keempat lemak hewani tersebut, maka digunakan pendekatan kemometrika analisis komponen utama (principal component analysis, PCA), menggunakan jenis dan komposisi asam lemak sebagai variabel. Berdasarkan score plot PCA, lemak ayam mempunyai profil asam lemak yang hampir sama dengan lemak babi karena kedua lemak ini mempunyai skor komponen utama pertama
12 (PC I) dan komponen utama kedua (PC2) yang berdekatan. Untuk mengetahui variabel jenis asam lemak yang mampu membedakan lemak babi dengan lemak lainnya dilakukan analisis t. loading plot. Hasilnya menunjukkan bahwa asam palmitat (C 16: 0), asam oleat (C 18: I), dan asam linoleat (C 18: 2) merupakan variabel yang memberikan kontribusi yang 1ebih besar dibandingkan asam lemak lainnya terhadap pengelompokan lemak babi. Identifikasi lemak babi melalui penentuan profil asam lemak penyusun dalam produk yang kompleks sangat sulit dilakukan. Oleh karena \tu, ~ara ~eneht\ mencoba mencar\ marker \\1enanda) asam 1emak tertentu yang setara spesifik terdapat dalam lemak babi dan tidak terdapat dalam minyak dan lemak makan lainnya. Sekelompok peneliti di Institut Penelitian Produk Halal Universiti Putra Malaysia menggunakan kromatografi gas 2 dimensi yang dihubungkan dengan TOF-MS (time of flight-mass spectrometer) untuk mencari marker asam lemak spesifik dalam lemak babi. Oisebabkan oleh kapasitas pemisahan yang baik karena menggunakan 2 kolom dengan polaritas yang berbeda, instrumen ini mampu mengidentifikasi 3 asam lemak yang khas terdapat dalam lemak babi, yakni asam trans-9, 12,15oktadekatrienoat, asam 11,14,17-eikosatrienoat, dan asam 11,14eikosadienoat. Peneliti ini (Indrasti dkk., 2010) menyimpulkan bahwa profil asam lemak ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk deteksi lemak babi untuk tujuan autentikasi halal. Hadirin yang saya muliakan, Analisis derivat babi dengan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) biasanya dilakukan dengan melihat komponen penyusun derivat babi tersebut. Untuk analisis lemak babi biasanya dilakukan dengan mengamati profil triasilgliserolnya, sementara analisis gelatin babi dilakukan dengan melihat profil asam aminonya. Rohman dkk. (2012) telah melakukan pembedaan lemak babi dengan lemak hewani lainnya, yakni lemak sapi, lemak ayam, dan lemak domba, serta minyak hati ikan cod berdasarkan pada profil triasilgliserol (TAG), dihubungkan dengan kemometrika principal component analysis (PCA). Analisis kuantitatif dilakukan dengan teknik nonnalisasi
13 internal. Berdasarkan score plot PCA, dapat dinyatakan bahwa lemak babi mempunyai profil kromatogram TAG yang mirip dengan lemak ayam dibandingkan dengan lemak/minyak lainnya.. Hal ini juga bersesuaian dengan profil score plot PCA menggunakan variabel profil asam lemak sebagaimana di atas. Gelatin merupakan bahan baku yang banyak digunakan pada produk makanan dan sediaan fanllasi. Sebagian besar cangkang kapsul, baik cangkang kapsul lunak maupun cangkang kapsul keras dibuat dari gelatin. Sebagian besar gelatin yang beredar di pasaran umumnya dibuat dari babi atau sapi. Gelatin merupakan protein turunan kolagen yang dip~roleh dari hidrolisis kulit atau tulang hewan dan tersusun dari berbagai jenis asam amino. Hal ini dijadikan sebagai dasar beberapa peneliti untuk pembedaan gelatin sapi dan gelatin babi dalam produk makanan atau produk fanllasi untuk tujuan autentikasi halal. Nemati dkk. (2004) membedakan gelatin sapi dan gelatin babi dengan metode KCKT. Gelatin dihidrolisis dengan HCI untuk membebaskan asam aminonya. Selanjutnya dilakukan derivatisasi prekolom menghasilkan derivat yang berfluoresensi dan dapat dideteksi dengan detektor fluorosens. Profil tinggi dan luas puncak kromatogram asam amino dari masing-masing gelatin dianalisis dengan kemometrika PCA memakai so.liware MATLAB. Metode ini menawarkan hasil yang baik dalam membedakan gelatin sapi dan gelatin babi dari berbagai produsen gelatin. Widyaninggar dkk. (2012) membedakan gelatin sapi dan gelatin babi dalam cangkang kapsul dengan melihat profil asam aminonya dengan KCKT, lalu dilanjutkan dengan analisis data profil asam amino dengan kemometrika PCA. Peneliti ini mampu mengelompokkan gelatin sapi dan gelatin babi komersial dari Sigma, serta cangkang kapsul yang terbuat dari gelatin babi dan gelatin sapi yang dibuatdi laboratorium. Akan tetapi, studi ini belum sukses mengelompokkan cangkang kapsul yang ada di pasaran. Keterbatasan studi ini akhimya diatasi dengan menggunakan metode real-time PCR, yang akan kami sampaikan di belakang. Metode pembedaan gelatin sapi dan gelatin babi berdasarkan kromatografi cair-spektrometer massa dikembangkan oleh Yau dan Betch (2011), dengan melakukan identifikasi peptida penanda (marker peptides) yang terdapat dalam gelatin sapi
14 dan gelatin babi. Setelah dihidrolisis dengan tripsin, sampel gelatin dianalisis menggunakan LC-MS. Didapatkan bahwa gelatin sapi dan gelatin babi memiliki perbedaan susunan asam amino pada beberapa peptida yang dihasilkan selama proses digesti. Peptida-p.eptida tersebut selanjutnya disebut sebagai peptida penanda. Hadirin yang saya l11uliakan,
Analisis Derivat Babi dengan Pembau Elektronik Sistem pembau el~ktronik (electronic nose) melibatkan berbagai jenis sensor gas kimiawi elektronik dengan spesifisitas tertentu. Dengan metode statistika dan kemometrika yang sesuai, teknik ini dapat mengenali bau yang kompleks. Penggunaan teknik ini untuk evaluasi senyawa yang mudah menguap dalam bahan atau produk makanan cukup menarik bagi para peneliti. Teknik ini menyerupai hidung manusia. Dengan menggunakan aroma sidik jari yang bersifat karakteristik, dimungkinkan untuk mendeteksi adanya derivat babi dalam bahan makanan. Nurjuliana dkk. (20 II) mempelajari senyawasenyawa volatil dalam daging babi, daging-daging hewan lain, serta produk berbasis daging dengan menggunakan pembau elektronik yang dihubungkan dengan kromatografi gas-spektrometer massa dengan penanganan sampel headspace analyzer. Pembau elektronik zNose telah sukses digunakan untuk identifikasi dan pembedaan sosis babi dan sosis-sosis sapi, kambing, dan ayam, yang dapat dicapai dengan menggunakan pola bau visual yang disebut dengan VaporPrintâ„¢, yang berasal dari frekuensi detektor slIliace acoustic wave (SAW). Kemometrika principal component analysis (PCA) digunakan untuk interpretasi data. Analisis dengan PCA mampu mengelompokkan dan membedakan daging babi dan daging-daging yang lain. Berbagai jenis sampel daging terpisah dengan baik di sepanjang PC I dan PC2, yang mampu menjelaskan variasi sebesar 94%. Mansor dkk. (20 II) juga menggunakan pembau elektronik untuk analisis pemalsuan minyak YCa (virgin coconut oil) dengan lemak babi. Sebagaimana diketahui bahwa lemak babi mempunyai beberapa kesamaan fisik dengan YCa, yakni sama-sama berwama
15 transparan sampai kekuningan dan bersifat padat pada suhu kamar. Dengan demikian, lemak babi merupakan pemalsu YCa yang potensial. Campuran lemak babi- YCa dengan kisaran konsentrasi 1-50% lemak babi dalam YCa diuji dengan pembau elektronik dengan detektor SAW. Dengan menggunakan sistem pembau elektronik-SA W, sebanyak 10 puncak kromatogram diidentifikasi sebagai puncak penanda karena adanya pemalsuan lemak babi dalam YCa.
Hadirin yang kami hormqti dan kami muliakan, Penggunaan Polymerase Chain Reaction untuk Analisis Derivat Babi Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan salah satu teknik biologi molekuler yang banyak digunakan dalam kajian autentikasi makanan, melalui analisis DNA target, tennasuk deteksi adanya DNA derivat babi (daging babi dan gelatin babi dalam produk makanan ataupun produk fannasi). Teknik PCR digunakan untuk tujuan autentikasi halal karena kemampuannya untuk mendeteksi target spesifik dari sekuen DNA pad a produk makanan ataupun produk fannasi. Seiring dengan kemajuan teknologi instrumentasi, saat ini banyak peneliti sudah beralih dari PCR konvensional yang hanya digunakan untuk tujuan identifikasi menuju ke real time-PCR yang dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Komponen yang diperlukan untuk analisis dengan PCR adalah primer oligonukleotida sintetik yang mengapit daerah DNA target (DNA sampel) yang bekerja sebagai cetakan pertama, polimerase DNA yang stabil pada suhu tinggi, deoksiribonukleotida (dA TP, dGTP, dCTP, dan dTTP), dan bufer yang mengandung MgCh (Sudjadi, 2008). Para peneliti di bidang analisis halal dengan PCR ini selalu merancang primer dengan perangkat lunak tertentu untuk menghasilkan primer yang menawarkan spesifisitas terhadap DNA target derivat babi (daging babi atau gelatin babi) dengan tingkat sensitivitas yang tinggi. PCR dengan RFLP (restriction fragment length polymorphism) dengan enzim pemotong BseDI telah digunakan oleh sekelompok peneliti Halal (Erwanto dkk., 2011) untuk mengidentifikasi
16 keberadaan daging babi dalam sosis sapi dan nugget ayam, baik sebelum atau setelah penggorengan. Primer-primer CYTb 1 dan CYTb2 dirancang dan PCR sukses mengamplifikasi fragmen 359 bp. Uji PCR-RFLP ini memberikan hasil-hasil yang baik ..untuk identifikasi spesies babi dan mernpakan teknik yang reliabel untuk deteksi daging babi dalam makanan untuk autentikasi halal. PCRRFLP dengan menggunakan gen sitoktom b juga digunakan untuk mendeteksi adanya daging babi dalam bakso yang beredar di Yogyakarta dan Surabaya (total 39 sampel bakso). DNA sampel diisolasi dan diamplifikasi, dan selanjutnya amplikon PCR didigesti dengan enzim BseDI untuk mendeteksi adanya daging babi. Enzim pemotong ini mampu memecah gen sitokrom b babi ke dalam 2 fragmen, yakni 131 bp dan 228 bp. Hasil uji menunjukkan bahwa beberapa sampel bakso yang diuji terdeteksi mengandung daging babi (Erwanto dkk., 2014). Real-time PCR dengan menggunakan primer gen mitochondrial displacement Loop (D-Loop) 686 cytochrome b (cytb) digunakan untuk identifikasi daging babi dalam abon dan dendeng. Hasilnya menunjukkan bahwa metode real-time PCR dengan primer tersebut mampu mengidentifikasi secara spesifik keberadaan DNA babi dalam abon dan dendeng dengan batas deteksi 5 pg/Jll DNA babi (Maryam dkk., 2014; Rahmawati dkk., 2014). Barn-barn ini kami juga telah sukses mengidentifikasi asal gelatin dalam cangkang kapsul dengan menggunakan real-time PCR menggunakan primer mitokondria DLoop (Sudjadi dkk., 2015). Hadirin yang saya muliakan, Orang Islam dilarang untuk memakan atau menggunakan produk yang mengandung komponen nonhalal (lemak babi, daging babi, gelatin babi, dan sebagainya). Berbagai metode telah diusulkan, dikembangkan, dan digunakan untuk identifikasi dan kuantifikasi derivat babi dalam prod uk makanan dan fannasi. Ke depan metode analisis yang dikembangkan akan mengarah ke metode-metode analisis yang operasionalisasinya mudah seperti dengan metode imunokromatografi (metode dengan kits). Apa pun metode yang
17 digunakan dan telah dipublikasikan di berbagai jumal ilmiah perlu dilakukan standardisasi sehingga akan dihasilkan suatu metode yang standar untuk ruang lingkup tertentu. Metode yang dikembangkan dan telah distandardisasikan ini dapat dijadikan sebagai metode Stal'ldar Nasional Indonesia (SNI) untuk mendukung implementasi UndangUndang Jaminan Produk Halal (UU JPH) Nomor 33 Tahun 2014, yang telah disahkan oleh DPR pada bulan September 2014. H~d;r;n yang kam; hormat;,
Sebagai akhir dari pidato pengukuhan ini, perkenankanlah saya sekeluarga menyampaikan rasa syukur ke hadirat Allah Swt., Tuhan yang Maha Esa atas segala karunia, rahmat, dan bimbingan-Nya sehingga pada hari ini saya mendapat kesempatan menyampaikan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar dalam bidang IImu Kimia Fannasi, FakuItas Farmasi UGM. Ungkapan terima kasih saya sampaikan kepada Pemerintah RI melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang telah menetapkan saya untuk menduduki jabatan Guru Besar terhitung mulai tanggall Oktober 2014. Terima kasih dan penghargaan yang tinggi saya sampaikan kepada yang terhormat Rektor UGM beserta jajarannya, Pimpinan dan Anggota MWA, Pimpinan dan Anggota Senat Akademik, serta Pimpinan dan Anggota Dewan Guru Besar UGM. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Dekan, Ketua, dan Anggota Senat FakuItas Farmasi serta Ketua, Sekretaris, Anggota Bagian Kimia Fannasi, dan seluruh c;vUas academ;ca FakuItas Farmasi UGM atas persetujuan, bantuan dan kerja samanya sehingga proses pengusulan jabatan Guru Besar saya berjalan cukup lancar. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak dan Ibu Guru di Madrasah Raudlatul Ulum, Trangkil, Pati, Jawa Tengah, tempat saya belajar mulai dari ;bt;da;yyah sampai Ahyah selama 14 tahun atas bekal ilmu agama dan pengetahuan umum yang telah diberikan kepada saya untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, wabUkhllsllskepada Aim. K.H. Humam Suyuthi, AIm. K.H. Juwaini Maimun, Aim. K.H. Ashari, dan Drs. H. Soerodjo. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh Bapak-Ibu Dosen di
18 Fakultas Fannasi UGM yang telah mendidik saya sehingga dapat mencapai jabatan akademik tertinggi. Terima kasih saya sampaikan kepada Prof. Dr. Sudibyo Martono (pembimbing skripsi sekaligus bapak yang selalu mendorong saya untuk menjadi dosen di Laboratorium Kimia Analisis), Prof. Dr. Sugeng Riyanto (pembimbing studi S-2 saya yang telah banyak membantu saya, baik di bidang akademik maupun urusan keluarga), dan kepada Y.Bhg. Prof. Dr. Dato'. Yaakob bin Che Man Allohu yarham, bapak sekaligus pembimbing S-3 saya di lnstitut Penyelidikan Produk Halal yang telah mengarahkan, membantu, dan memberikan inspirasi kepada saya di bidang publikasi karya ilmiah. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Prof. Dr. Achmad Mursyidi, Prof. Dr. Sudjadi, Prof. Dr. Umar Anggara Jenie, Prof. Dr. Kuswandi, dan Prof. Dr. Sugiyanto yang telah mendukung dan membimbing saya selama ini. Saya juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besamya kepada Prof. Dr. lbnu Gholib Gandjar, dekan yang banyak membimbing dan menyetujui pengangkatan saya sebagai tenaga pengajar di Fakultas Fannasi UGM, Prof. Dr. Marchaban, dekan yang mengizinkan saya menempuh studi S-3, serta kepada Prof. Dr. Subagus Wahyuono, dekan yang telah menyetujui usulan jabatan Guru Besar saya. Kepada sejawat dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Farmasi UGM serta pengelola dan tim Indonesian Journal oj"Pharmacy (Dr. Yuswanto, Prof. Dr. Agung Endro Nugroho, Dr. Pudjoko), saya mengucapkan terima kasih atas kerja samanya selama ini. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada pengelola LPPT-UGM (Dr. Tri Joko Raharjo, Dr. Kuwat Triyana, Dr. Arief Nurrochmad, dan Dr. Mona Airin) serta kepada pegawai LPPT -UGM atas dukungannya. Terima kasih dan salam honnat juga saya haturkan kepada kedua orang tua saya, Bapak Sukamdi dan lbu Kamsinah; dan kedua mertua saya, Bapak Drs. H. Budiredjo, M.A. dan lbu Hj. Sri Asriati (almarhumah), atas doa, bantuan, dan kasih sayangnya selama ini, semoga jabatan Guru Besar ini sebagai salah satu bakti saya kepada keempat orang tua saya. Kepada istri saya Rizqi Amalia Rohmah, S.T.P., anak-anak saya Ahza Nabil Muhammad, Fatih Niam Muhammad dan Hafiza Alya, kakak-kakak ipar saya Heni Wardatur Rohmah, S.Pd. dan Nuradi lndra Wijaya, S.Pd., adik-adik semuanya
19 (Kasiasih, S.Ag., Hashim Asroni, S.Ag., Masrukan, S.T.P., Moh. Rifan, S.l.K., Moh Ridwan) serta adik-adik ipar (Fahruddin AI-Razi, S.P., Badruz Zaman, S.Ag., dan Annisa Shofhatur Rohmah), saya mengucapkan terima kasih atas dukungan, pengertian .dan keceriaannya selama ini. Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman angkatan 98 Fakultas Fanl1asi UGM yang berkenan hadir di sini, serta para mahasiswa bimbingan saya (S-I dan S-2) yang banyak membantu penelitian terkait dengan analisis halal dan kemometrika. Masih banyak yang harus saya sebutkan, pihak atau pribadi yang sangat berjasa dalam hidup saya, tetapi waktu dan kesempatan jualah yang m.embatasinya. Oleh karena itu, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhirnya, perkenankan saya mengucapkan terima kasih kepada hadirin dan hadirat yang terhonl1at semuanya, yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, atas kesediaan dan kesabarannya dalam mendengarkan pidato pengukuhan saya, seraya memohon ke hadirat Allah Swt., semoga amalan Bapak, Ibu dan Saudara sekalian dilipatgandakan balasannya oleh Allah Swt.. Ketua dan Sekretaris Dewan Guru Besar serta Bapak-Ibu hadirin semuanya, saya memohon maaf sekiranya dalam pidato ini ada bagian kata atau sikap yang tidak berkenan bagi Bapak-Ibu semuanya. Alhamdulillahi rabbi! 'aalamin Wassalamu 'alaikum wa rahmatul/aahi wa barakaatuh
20 DAFT AR PUST AKA
Che
Man Y.B., Rohman, A., and Mansor, T.S.T. 2011. "Differentiation of Lard from Other Edible Oils by M~ns of Fourier Transfonn Infrared Spectroscopy and Chemometrics". Journal of the American Oil Chemists' Society 88: 187-192. Che Man, Y.B., and Rohman, A. 20 II. "Detection of Lard in Vegetable Oils". Lipid Technology23(8): 180-182. Che Man, Y. B. and Mirghani, M. E. S. 2001. "Detection of Lard Mixed with Body Fats of Chicken, Lamb, and Cow by Fourier Transfonn Infrared Spectroscopy". Journal of the American Oil Chemists' Society 78: 753-761. Eliasi, l.R. and Dwyer, J.T. 2002. "Kosher and Halal: Religious Observances Affecting Dietary Intakes". Journal of the American Dietetic Association 101(7): 911-913. Erwanto, Y., Abidin, M.Z., Rohman, A., and Sismindari. 2011. "PCRRFLP Using BseDI Enzyme for Pork Authentication in Sausage and Nugget Products". Media Peternakan 34: 14-18. Erwanto, Y., Abidin, M.Z., Muslim, E.Y.P., Sugiyono, and Rohman, A. 2014. "Identification of Pork Contamination in Meatballs of Indonesia Local Market Using Polymerase Chain ReactionRestriction Fragment Length Polymorphism (PCR-RFLP) Analysis". Asian Australasian Journal of Animal Science 27(10): 1487-1492. Indrasti, D., Che Man,Y.B., Mustafa, S. and Hashim, D.M. 2010. "Lard Detection Based on Fatty Acids Profile using Comprehensive Gas Chromatography Hyphenated with Timeof-Flight Mass Spectrometry". Food Chemistry 122: 12731277. Kumiati, E., Rohman, A., and Kuwat Triyana. 2014. "Analysis of Lard in Meatball Broth Using Fourier Transfonn Infrared Spectroscopy and Chemometrics". Meat Science 96: 94-98. Lukitaningsih, E., Saadah, M., Purwanto, and Rohman, A. 2012. "Quantitative Analysis of Lard in Lotion Cosmetics Fonnulation using FTIR Spectroscopy and Partial Least Square Calibration". Journal of the American Oil Chemists' Society 89:1537-1543.
I
21 Mansor, T.S.T., Che Man, Y.B., and Rohman, A. 2011. "Application of Fast Gas Chromatography and Fourier Transfonn Infrared Spectroscopy for Analysis of Lard Adulteration in Virgin Coconut Oil". Food Analytical Methods 4:365-372. Maryam, S., Sismindari, Raharjo, T.J., Sudjadi, Rohman, A. 2014. "Analysis of Porcine Contamination in Dendeng Using Mitochondrial D-loop 686 and Cyt B Gene Primers by Real Time Polymerase Chain Reaction". Revised in International Journal of Food Properties. (accept ed). Nemati, M., Oveisi, M.R., Abdollahi, H., Sabzevari, O. 2004. "Differentiation of. Bovine and Porcine Gelatins Using Principal Component Analysis". Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis 34: 485-492. Nurjuliana, M., Che Man, Y.B., Mat Hashim, D., and Mohamed, A.K.S. 2011. "Rapid Identification of Pork for Halal Authentication Using the Electronic Nose and Gas Chromatography Mass Spectrometer with Headspace Analyzer". Meat Science 88: 638-644. Rahmania, H., Sudjadi, and Rohman, A. 2015. "The Employment of FTIR Spectroscopy in Combination with Chemometrics for Analysis of Rat's Meat in Meatball Fonnulation". Meat Science 100: 301-305. doi: 10. 1016/j.meatsci.2014. 10.028. Riaz, M.N., Chaudry, M.M. 2003. Halal Food Production. New York, CRC Press. pp 1-24. Rohman, A., and Che Man, Y.B. 2009a. "Analysis of Cod-liver Oil Adulteration Using Fourier Transform Infrared (FTIR) Spectroscopy". Journal of the American Oil Chemists' Society 86: 1149-1153. Rohman, A., and Y.B. Che Man. 2009b. "Monitoring of Virgin Coconut oil (YCO) Adulteration with Palm Oil Using Fourier Transfonn Infrared (FTIR) Spectroscopy". Journal Food Lipids 16: 618-628. Rohman, A., and Che Man, Y.B. 20103. "FTIR Spectroscopy Combined with Chemometrics for Analysis of Lard in the Mixtures with Body Fats of Lamb, Cow, and Chicken". International Food Research Journal 17: 519-527.
22 Rohman, A., and Che Man, Y.B. 2010b. "Fourier Transfonn Infrared (FTIR) Spectroscopy for Analysis of Extra Virgin Olive Oil Adulterated with Palm Oil". Food Research International 43: 886-892. Rohman, A., and Che Man, Y.B. 201 la. "Analysis of Lard in Cream Cosmetics Fonnulations Using FT-IR Spectroscopy and Chemometrics". Middle-East Journal of Scient(jic Research 7 (5): 726-732. Rohman A., and Che Man. Y.B. 20 II b. "The Use of Fourier Transfonn Mid Infrared (Ft-Mir) Spectroscopy for Detection and Quantificatiorr of Adulteration in Virgin Coconut Oil". Food Chemistry 129(2): 583-588. Rohman, A., and Che Man, Y.B. 20 II b. "Authentication Analysis of Cod Liver Oil from Beef Fat Using Fatty Acid Composition and FTlR Spectra". Food Additives & Contaminants: Part A, 28: 1469-1474. Rohman, A., Che Man, Y.B., Ismail, A., and Puziah, H. 2011 a. "FTlR Spectroscopy Combined with Chemometrics for Analysis of Lard Adulteration in Some Vegetable Oils". Cyta-Journal ol Food 9(2): 96- 101. Rohman, A., Sismindari, Erwanto, Y., and Che Man, Y.B. 2011 b. "Analysis of Pork Adulteration in Beef Meatball Using Fourier Transfonn Infrared (FTIR) Spectroscopy". Meat Science 88: 1-95. Rohman, A., Che Man, Y.B. and Riyanto, S. 2011c. "Authentication Analysis of Red Fruit (Pandanus conoideus Lam) Oil using FTIR Spectroscopy in Combination with Chemometrics". Phytochemical Analysis 22(5): 462--467. Rohman A., and Che Man, Y.B. 2012a. "Analysis of Pig Derivatives for Halal Authentication Studies". Food Review International 28(1): 97-112. Rohman A., and Che Man, Y.B. 2012b. "Application of Fourier Transfonn Infrared Spectroscopy for Authentication of Functional Food Oils". Applied Spectroscopy Reviews 47(1): 113.
23 Rohman, A., and Che Man, Y.s. 2012c. "Authentication of Extra Virgin Olive Oil from Sesame Oil Using FTiR Spectroscopy and Gas Chromatography". International Journal Food Properties 15: 1309-1318. Rohman, A., Triyana, K., Sismindari, and Erwanto, Y. 2012. "Differentiation of Lard and Other Animal Fats Based on Triacylglycerols Composition and Principal Component Analysis". International Food Research Journal 19(2): 475479. Rohman, A., Nugroho, A., Lukitaningsih, E. and Sudjadi. 2014a. "Application of Vi15rational Spectroscopy in Combination with Chemometrics Techniques for Authentication of Herbal Medicine". Applied Spectroscopy Reviews 49: 603-613. Rohman, A., Che Man Y.B. and Yusof, F.M. 2014b. "The Use of FTiR Spectroscopy and Chemometrics for Rapid Authentication of Extra Virgin Olive Oil". Journal of the American Oil Chemists' Socie(v 91(2): 207-213. Rohman, A., Sasi, A.M., Riyanto, S., and Yusoff, F.M. 2014c. "The Use of FTiR Spectroscopy in Combination with Chemometrics for the Authentication of Red Fruit". Food Bioscience 7: 64-70. Sudjadi. 2008. Bioteknologi Kesehatan. Kanisius, Yogyakarta, Indonesia. Widyaninggar, A., TriWahyudi, Triyana, K., and Rohman, A. 2012. "Differentiation between Porcine and Bovine Gelatin in Commercial Capsule Shells Based on Amino acid Profiles and Principal Component Analysis". Indonesian Journal of Pharmacy 23(2): 104-109. Yau, N. and Becht, S. 2011. "Differentation of Bovine and Porcine Gelatin with Marker Peptides Using LC-QToF". Journal of the American Pharmaceutical Association. T 120 1.
BIODATA Nama 1·
: Abdul Rohman
Tempat/tanggallahir: Pati, 20 Januari 1977. NIP
: 1977012020050II 002
Alamat kantor
: Bagian Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi UGM : Ngrukem, Pendowoharjo, Sewon, Bantul.
Nama istri Nama anak
Rizqi Amalia Rohmah, ST.P. 1. Ahza Nabil Muhammad 2. Fatih Niam Muhammad 3. Hafiza A1ya
Riwayat Pendidikan 1. Madrasah Ibtidaiyyah PP. Raudlatul Ulum, Pati, lulus tahun 1989. 2. Madrasah Oiniyyah PP. Raudlatul Ulum, Pati, lulus tahun 1991. 3. Madrasah Tsanawiyyah PP. Raudlatul Ulum, Pati, lulus tahun 1994. 4. Madrasah Aliyah PP. Raudlatul Ulum, Pati; lulus tahun 1997. 5. Sarjana Farmasi, Universitas Gadjah Mada (UGM), 1ulustahun 2002. 6. Apoteker, Fakultas Farmasi UGM, lulus tahun 2003. 7. Magister Sains, Fakultas Farmasi UGM, lulus tahun 2006. 8. Doctor of Philosophy, Universiti Putra Malaysia, lulus tahun 2011. Riwayat Pekerjaan 1. Dosen Fakultas Farmasi UGM, 2003-sekarang. 2. Kepala Bidang Pengujian, Kalibrasi dan Sertifikasi UGM (2011sekarang). 3. Associate Editor indonesian Journal of Pharmacy (2012sekarang).
r 25
4. Regional Editor American Journal of Food Technology (Scopus Indexed Journal, 2011-sekarang). 5. Editor in Chief Journal of Food and Pharmaceutical Sciences .. (DOAJ Indexed Journal, 20 I3-sekarang). Penghargaan I. Prosper.Net-Young Scientist Scopus Award in Sustainable Agriculture tahun 2014. 2. Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa (AKIL) 2014 untuk Kategori Karya Cipta Ihnu Pengetahuan (Publikasi) dari Kemenristek Dikti, Republik Indonesia. 3. Sebagai. penulis publikasi internasional terindeks Scopus dengan tingkat sitasi terbaik di UGM tahun 2013. 4. Insan Berprestasi Universitas Gadjah Mada 2007 dalam bidang Penyiapan Laboratorium Terstandardisasi ISO 17025: 2005.
..
.
.