ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Hasil Estimasi Vertical Displacement
Intensitas II MMI: Cisarua Intensitas II-III MMI: Jakarta Intensitas III-IV MMI: Bandung dan Pangandaran (Suryanto, 2012) LOKASI GEMPA (121 km BaratDaya Kab. Sukabumi-Jabar)
04/06/2012_11:18:15 UTC (5,9 SR; 82 km) ISOLA_GUI (strike: 108, dip: 65, dan rake: 103)
04/06/2012_11:18:16 UTC (5,8 SR; 65,2 km) IRIS (strike: 111, dip: 69, dan rake: 100)
LOKASI GEMPA (95 km BaratDaya Pandeglang-Banten)
14/04/2012_19:26:42 UTC (5,9 SR; 63 km) ISOLA_GUI (strike: 154, dip: 66, dan rake: 98)
14/04/2012_19:26:43 UTC (5,9 SR; 62,7 km) IRIS (strike: 136, dip: 72, dan rake: 86)
Intensitas II-III MMI di Jakarta (Suryanto, 2012)
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Hasil Estimasi Vertical Displacement
LOKASI GEMPA (286 km Selatan Bandung) ISOLA_GUI: Mw: 7,7 SR Depth: 20 km 17/07/2006_08:19:26 UTC ISOLA_GUI (strike: 236, dip: 86, dan rake: 96)
17/07/2006_08:20:38 UTC IRIS (strike: 98, dip: 80, dan rake: 88)
Gempa dirasakan:
IRIS: Mw: 7,7 SR Depth: 20 km
Data run up tsunami Pangandaran 2006
Intensias IV MMI: Pangandaran Intensitas III – IV MMI: Tasikmalaya, Bandung, dan Jakarta Intensitas III MMI: Cianjur Intensitas II – III MMI: Jogya, Intensitas I – II MMI: Sawahan-Karangkates (Suryanto, 2006) (Rahmawan dkk, 2012)
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Hasil vertical displacement pada gempa bumi di laut selatan Jawa periode 2009 – 2014 dan tsunami Pangandaran 2006
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil esimasi CMT dengan menggunakan full-wavefom tiga komponen diketahui bahwa: • Terdapat sedikit selisih perbedaan korelasi antara full-waveform terukur dan sintetiknya • Waktu centroid memiliki keterlambatan jika dibandingkan dengan waktu origin • Kedalaman centroid yang terjadi di masing-masing event terdapat variasi yaitu mulai 5 km sampai 47 km yangmana nilai kedalaman centroid ini lebih dangkal jika dibandingkan dengan kedalaman hiposenter • Untuk lintang dan bujur centroid memiliki nilai yang sama dengan lintang dan bujur hiposenter • Besar Moment Tensor Pada masing-masing komponen yaitu: M11 = 1,546 exp17 sampai 0,033 exp20 M22 = 0,307 exp17 sampai 1,682 exp20 M33 = 2,018 exp17 sampai 1,649 exp20 M31 = 1,203 exp17 sampai 4,211 exp20 M32 = 0,324 exp17 sampai 2,434 exp20 M12 = 0,651 exp17 sampai 0,872 exp20
KESIMPULAN
Jenis patahan yang terjadi di laut selatan Jawa adalah pola patahan normal (normal fault) dan patahan naik (reverse fault). Skenario IRIS lebih mendekati kondisi geologi Jawa. Dimana arah bidang patahan di selatan laut Jawa cenderung ke arah Utara-Selatan. Tdur tsunami Pangandaran pada 17 Juli 2006 yaitu Tdur 144,82 s. Sedangkan untuk gempa signifikan yang terjadi di laut selatan Jawa pada periode 2009 sampai 2014 tidak berpotensi tsunami dan merupakan gempa bumi dirasakan yang memiliki Tdur ≤ 78,04 s. Berdasarkan hasil estimasi vertikal displacement diketahui bahwa semakin besar magnitudo suatu gempa, maka semakin besar vertical displacement yang dihasilkan. •
•
Skenario ISOLA_GUI Minimum vertical displacement: -7,91x10-5 m dengan Mw 5,6 SR sampai 7,19x10-1 m dengan Mw 7,7 SR Maksimum vertical displacement :7,91x10-5 m dengan Mw 5,6 SR sampai 7,19x10-1 m dengan Mw 7,7 SR Skenario IRIS Minimum vertical displacement : -9,99x10-5 m dengan Mw 5,9 SR sampai 7,11x10-1 m dengan Mw 7,7 SR Maksimum vertical displacement : 9,99x10-5 m dengan Mw 5,9 SR sampai 7,11x10-1 m dengan Mw 7,7 SR
DAFTAR PUSTAKA Diposaptono, S dan Budiman. 2006. Tsunami. Buku Ilmiah Populer. Bogor: ITB. Hanks T.C and Kanamori H. 1979. A moment magnitude scale.J. Geophys. Res., 84, 2348-2350. Haslinger, F., Kissling, E., Ansorge, J., Hatzfeld, D., Papadmitriou, E., Karakostas, V., Makropoulos., Kahle., H.G. and Peter, Y. 1999. 3D crustal structure form local earthquake tomography around the Gulf of Arta (Ionian region, NW Greece). Techtonophysics, 304:201-218. Imamura, F., Yalciner, Ahmet C., Ozyurt, and Gulizar. 2006. Tsunami Modelling Manual. DCRC (Disaster Control Research Center), Tohoku University, Japan. JMA (Japan Meteorologi Agency). 2007. Draft of Manual on Operation Systems for Tsunami Warning Service. March 2007 Edition. Lasitha, S., Radhakrishna, M., and Sanu, T.D. 2006. Seismically active deformation in the Sumatra – Java trench arc region. Geodynamic Implication. Current Science, 90 (5), 690-696. Masturyono, Thomas H., Madlazim, and Karyono. 2013. Validation of Joko Tingkir in the Real Time Tsunami Warning System: A Preliminary Result. In the 3rd International Symposium on Earthquake and Disaster Mitigation (ISEDM), Yogyakarta, December 2013. Natawidjaja, D.H. 2007. Gempabumi dan Tsunami di Sumatra dan Upaya Untuk Mengembangkan Lingkungan Hidup yang Aman Dari Bencana Alam. Vol. 136. Pranata, D. A. 2010. Analisis Mekanisme Fokus Gempa Bumi Di Meulaboh (Nangroe Aceh Darussalam) 9 Mei 2010. Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Sains dan Teknologi Program Studi Fisika. Rahmawan, S. H., Gunawan I., Musa A.M., dan Muhammad A. 2012. Studi Potensial Bahaya Tsunami Di Selatan Jawa. Fakultas Imu dan Teknologi Kebumian, Program Studi Meteorologi, ITB. Rasmid. 2006. Identifikasi Mekanisme Sumber Gempa Bumi di Selatan Pulau Jawa. Skripsi, Universitas Indonesia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Sarjana Ekstensi Fisika.
DAFTAR PUSTAKA Santosa, B.J. 2008. Analyzing the seismogram of earthquake on Sumatra – Java Subduction plane at CHTO observation station. Jurnal MIPA, 13:25-43. Satake, K. 2006. Tsunami and Earthquake. Geological Survey of Japan, National Institute of Advance Industrial Science and Technology, IISEE (International Institute of Seismology and Earthquake Engineering), Tsukuba. Setyonegoro, W., Bambang S., Sulastri, Jimmi N., dan Pupung S. 2012. Analisis Sumber Gempa Bumi Pada Segmen Mentawai (Studi Kasus: Gempa Bumi 25 Oktober 2010). Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol. 13 No. 2 tahun 2012: 139-148. Steith, S. and Michael W. 2003. An Introduction to Seismology, Earthquakes, and Earth Structure. Oxford : Blackwell Publishing Ltd. Suryanto, E. 2006. Berita Gempa Bumi No.: 547/InaTEWS/VII/2006. Jakarta: BMKG. Suryanto, E. 2009. Berita Gempa Bumi No.: 1703/InaTEWS/IX/2009. Jakarta: BMKG. Suryanto, E. 2010. Berita Gempa Bumi No.: 1929/InaTEWS/VI/2010. Jakarta: BMKG. Suryanto, E. 2012. Berita Gempa Bumi No.: 2448/InaTEWS/IV/2012. Jakarta: BMKG. Suryanto, E. 2012. Berita Gempa Bumi No.: 2490/InaTEWS/VI/2012. Jakarta: BMKG. Suryanto, E. 2012. Berita Gempa Bumi No.: 2550/InaTEWS/IX/2012. Jakarta: BMKG. Suryanto, E. 2013. Berita Gempa Bumi No.: 2743/InaTEWS/VI/2013. Jakarta: BMKG. Suryanto, E. 2013. Berita Gempa Bumi No.: 2767/InaTEWS/VII/2013. Jakarta: BMKG. Suryanto, E. 2014. Berita Gempa Bumi No.: 2910/InaTEWS/IX/2014. Jakarta: BMKG. Tim BMKG. 2011. Modul Pemodelan Focal Mechanism dengan Metode Impulse Pertama Gelombang P. Jakarta: BMKG. Wells D.L. and Coppersmith K.J. 1994. New Empirical Relationships among Magnitude, Rupture Length, Rupture Width, Rupture Area, and Surface Displacement. Bulletin of the Seismological Society of America, Vol. 84, No. 4, pp. 974-1002, August 1994.