ANALISIS DAN PERANCANGAN VPS BERBASIS KOMPUTASI AWAN PADA CLOUD SERVER di JOGJA DIGITAL VALLEY
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Erwin 10.11.4276
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014
ANALISIS DAN PERANCANGAN VPS BERBASIS KOMPUTASI AWAN PADA CLOUD SERVER di JOGJA DIGITAL VALLEY Erwin1), Sudarmawan, MT2), 1) 2)
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
Ketua Jurusan S1 Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 Email :
[email protected]),
[email protected])
Revolusi dalam dunia teknologi seperti yang dialami oleh JDV yang menginjak tahun pertama sejak didirikan bulan agustus 2013 lalu, sedang mencoba memaksimalkan server Cloud yang dimilikinya untuk membuat sebuah VPS. VPS yang berjalan menggunakan metode komputasi awan merupakan salah satu pilihan guna memaksimalkan server cloud yang ada di JDV, sebagai penunjang fasilitas para start-up yang bernaung dibawahnya. VPS yang berjalan dengan system komputasi awan akan lebih efisien dalam penggunaanya.
Abstraksi- Para pengembang teknologi dibidang industri kreatif dan bidang informasi teknologi yang dikelola oleh sebuah pusat pengembangan usaha bernama JOGJA DIGITAL VALLEY baik yang berupa pembuatan web, program aplikasi, dan bidang programming lainnya belum memiliki sebuah fasilitas untuk menaruh data serta mencoba hasil karya mereka secara online. Belum adanya sebuah virtual private server (VPS) adalah kendala utamanya. Pemanfaatan teknologi komputasi awan sebagai VPS adalah sebuah upaya untuk memberikan pelayanan bagi para pengembang yang tergabung diinstansi ini. Dengan adanya cloud yang difungsikan sebagai VPS, para member yang tergabung didalamnya dapat menggunakan fasilitas ini secara bersama serta sesuai dengan kebutuhan masing-masing pengembang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin mencoba menganalisis dan merancang dari masalah yang dihadapi. Yaitu dengan merancang sebuah VPS yang berjalan menggunakan metode komputasi awan agar fasilitas pusat pengembangan yang dikelola JDV lebih maksimal dalam segi pelayanan terhadap para pelaku start-up.
Sebuah VPS yang dijalankan diatas cloud akan memiliki efisiensitas yang lebih, mulai dari skalabilitas, elastisitas serta penekanan pada segi pembiayaan yang lebih terjangkau karena disesuaikan dengan kebutuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Kata Kunci : VPS, Cloud Computing, Jenis-Jenis Layanan Cloud, Cloud Database
Bagaimana model infrastruktur layanan cloud yang mendukung Virtual Private Server.
Berdasar uraian latar belakang masalah diatas dapat dibuat beberapa rumusan masalah, antara lain :
1. Bagaimana system komputasi awan ini dapat berjalan layaknya sebuah VPS di JDV. 2. Bagaimana pengelolaan jaringan infrastruktur layanan cloud dapat berjalan seefisien mungkin dengan adanya metode GUI administrasi untuk administrator jaringan di JDV.
I. Pendahuluan 1.1 Latarbelakang Masalah Sebuah pusat pengembangan berbasis system informasi yang semakin menjamur beberapa tahun belakangan ini memicu para instansi penggerak start-up untuk berlomba menjadi yang terbaik. Sebagai pusat pengembangan sudah semestinya menyediakan sarana dan prasarana, baik berupa tempat pengembangan, peralatan, dan bahkan system guna mencoba hasil karya para pengembang. Pengembang web aplikasi misalnya, mereka membutuhkan sebuah Virtual Private Server (VPS) yang digunakan untuk mencoba hasil pengerjaan webnya secara terkoneksi dengan internet. Hal ini yang sedang dirintis dan dikerjakan oleh JOGJA DIGITAL VALLEY (JDV) sebagai pusat pengembangan system informasi yang berada di Yogyakarta untuk menyediakan infrastruktur VPS berdasarkan komputasi awan.
1.3 Batasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan infrastruktur yang mengenai komputasi awan, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian dilaksanakan pada jaringan Jogja Digital Valley di Jln. Kartini No. 7 Sagan Yogyakarta 2. Penelitian ini berada di manajeman jaringan. 3. Mesin server yang digunakan sebagai server cloud, system operasi yang dipakai adalah Ubuntu Server 12.04 LTS. 4. Pengelolaan Infrastruktur Layanan Cloud memakai software openstack.
1
5. Tidak membahas secara keseluruhan mengenai infrastruktur sistem layanan cloud. 6. Tidak membahas berbagai bentuk serangan jaringan computer dan menyerang jaringan komputer .
layanan, dan SalesForce.com adalah publik cloud yang menyediakan perangkat lunak sebagai layanan. 2) Community Cloud Dalam model ini, sebuah infrastruktur cloud digunakan bersama-sama oleh beberapa organisasi yang memiliki kesamaan, kepentingan. Jadi community cloud ini merupakan pengembangan terbatas dari privat cloud. Dan sama dengan private cloud, infrastruktur cloud yang ada bisa dikelola oleh salah satu dari oraganisasi itu.
II. Landasan Teori 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil permasalahan tentang analisis dan perancangan VPS berbasis komputasi awan pada cloud server di Jogja Digital Valley.
3) Private Cloud Merupakan infrastruktur layanan cloud yang dioperasikan hanya untuk sebuah organisasi tertentu. Infrastruktur cloud ini bisa saja dikelola oleh sebuah organisasi yang bersangkutan itu sendiri atau menggunakan jasa pihak ketiga. Organisasi yang berskala besarlah yang biasanya mampu memiliki atau mengelola private cloud ini.
Refrensi yang digunakan penulis sebagai tinjauan pustaka salahsatunya dari sebuah buku “ OpenStack Cloud Computing Cookbook “ yang disusun oleh Kevin Jackson dipubikasilan oleh pack publishing serta salah satu buku opensource. Penulis menggunakan refrensi tersebut karena terdapat pokok-pokok bahasan seputar pengembangan cloud computing menggunakan OpenStack Compute.
4) Hybrid Cloud
2.2 Definisi Cloud Computing
Hybrid Cloud satu lingkungan yang terdiri dari beberapa penyedia layanan internal dan atau penyedia layanan eksternal “akan dikhususkan untuk banyak perusahaan”, satu Hybrid Cloud dapat menggambarkan konfigurasi dengan mengkombinasikan satu alat lokal seperti computer dengan layanan cloud. Hal ini juga dapat menjabarkan pengaturan yang mengkombinasikan antara virtual dan physical
Cloud computing merupakan kemajuan teknologi yang berfokus pada cara kita merancang komputasi sistem, mengembangkan aplikasi, dan memanfaatkan layanan yang ada untuk membangun perangkat lunak.[1] Definisi dan batasan dari sebuah system yang disebut Cloud Computing masih mencari bentuk dan standarnya. Dimana pasarlah yang akan menentukan model mana yang akan terus bertahan dan berkembang dan model mana yang akan berakhir. Menurut Gartner Group salah satu lembaga riset ternama yang berbasis di Amerika yang mengunggah hasil risetnya di situs http://www.gartner.com/newsroom/id/2613015 mengatakan bahwa penggunaan Cloud Computing akan terus berkembang dan tidak boleh dilewatkan oleh organisasi IT ataupun praktisi IT yang berkepentingan didunia IT. [2]
Untuk system ini, infrastruktur cloud yang tersedia merupakan gabungan dari dua atau lebih cloud (private, community, public). Meskipun secara entitas mereka tetap berjalan sendiri, tetapi dihubungkan oleh suatu teknologi atau mekanisme yang memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar cloud itu. 2.4 Perbedaan VPS Cloud dengan VPS
2.3 Jangkauan Layanan Cloud Computing Sementara dari sifat jangkauan layanan, Computing terbagi menjadi 4 jenis layanan yaitu :
Cloud dan VPS banyak yang mengartikan mereka ini adalah sama, mulai dari system kerjanya, infrastrukturnya dan lain-lain, tetapi dari sebuah forum cloud Indonesia yang membahas kedua hal ini dijelaskan perbedaan keduanya. Dalam forum tersebut mengatakan “System yang dikatakan cloud computing dimana terdapat kriteria resource pooling, usage based, rapid elastic, self service. Diluar dari itu tidak dapat dikatakan cloud computing. Perlu diperhatikan cloud computing bukan hanya memanfaatkan hardware menjadi host virtual.” Pada dasarnya VPS Cloud itu sama dengan cloud pada umumnya, hanya saja yang membedakan adalah system yang didesain dalam cloud ini difungsikan sebagai VPS.
Cloud
1) Public Cloud Public Cloud mendeskripsikan komputasi cloud pada arti tendensi tradiosional, yang mana sumber daya dengan ketentuan dinamis pada suatu perbaikan, basis pelayanan dengan menggunakan internet, dan aplikasi web / jasa web, dari satu lokasi penyedia off-site oleh pihak ketiga yang berbagi sumberdaya dan daftar kegunaan pada suatu utilitas komputasi. Seperti contoh Amazon EC2 adalah awan publik yang menyediakan infrastruktur sebagai layanan, Google AppEngine adalah publik cloud yang menyediakan platform pengembangan aplikasi sebagai
Tabel 2. 1 Perbandingan VPS dan Cloud (Sumber : (Contreras, 2013)) [3]
2
Yogyakarta dan sekitarnya. JOGJA DIGITAL VALLEY akan menjadi wadah yang sangat strategis bagi potential individual developer dan startup companies yang mensupply creative content untuk IT product dan service yang akan ditawarkan secara aktif ke IT market yang sedang booming saat ini salah satunya melalui jaringan distribusi online dan offline yang dimiliki TELKOM di seluruh Indonesia dan negara lain. Saat ini TELKOM telah menjangkau lebih dari 150 Juta Pelanggan, 220 Ribu Perusahaan skala Kecil, Menengah dan Besar, serta memiliki bisnis di 10 negara lainnya.
Perbandingan Pada Tipe Hosting Hal Pembanding
Pembagian dalam hardware
VPS
Cloud
Ratusa n penggu na dalam satu server
Ribuan penggu na dalam ribuan cluster server
Penyediaan instan
Skala mudah
Ideal untuk lalu lintas tak terduga
Tidak ada kontrak
Bayar sesuai kebutuhan
Kesediaan tinggi
100% garansi uptime daya
100% garansi uptime jaringan
Dedicated cloud +
Migrasi gratis
Termasuk alamat IP khusus
Disertakan dukungan SSL
Akses API
Akses admin penuh
Kemampuan menambahkan modul tambahan untuk php Kemampuan untuk menginstall aplikasi pihak ketiga
3.2 Analisis Masalah
3.2.1 Tinjauan Umum
Akses ke layanan OS
Log akses penuh
Dapat memberikan akses pengguna ke user
Tidak ada pembatasan pada aplikasi yang di install
Dapat dikonfigurasi
Kinerja tinggi untuk lalu lintas tinggi
Terjadwal dalam backup
(CPU,
Langkah-langkah keamanan (seperti beberapa penggunan memiliki kemampuan untuk meng-upload dan mengdownload file yang dapat dijalankan) contoh OS yang sama mendukung akun pengguna lain.
Sumberdaya Memory)
dedicates
server
Sebagai sebuah pusat sumber daya, JOGJA DIGITAL VALLEY didukung oleh berbagai kompetensi yang dibangun dari komunitas-komunitas yang ada. Aspek pendanaan bagi perusahaan pemula (start-up companies) juga akan didukung melalui program inkubasi. JOGJA DIGITAL VALLEY juga akan memberikan edukasi dan pendampingan bisnis bagi seluruh pengembang baik kompetensi teknis maupun kompetensi bisnis sehingga setiap pengembang dapat mengkomersialisasikan hasil inovasinya secara terencana dan tepat sasaran. JOGJA DIGITAL VALLEY juga menyediakan fasilitas pendukung yang lengkap mulai dari tahap pengembangan, desain, hingga komersialisasi
Jogja Digital Valley yang setiap tahunya konsisten melakukan pembinaan untuk para incubator dan pelaku industry digital sampai sekarang ini hanya mampu memenuhi pembinaan sebanyak 5 kelompok setiap tahun serta memberikan fasilitas layanan umum bagi para anggota JDV dan disesuaikan dengan kebijakan pihak JDV. JDV yang kali ini baru berjalan 1 tahun selain memiliki incubator tetap dan member tetap dirasa perlu membuat sebuah layanan sebagai wadah uji coba aplikasi yang mereka kembangkan sebelum dilepas dipasaran yang berupa sebuah layanan berupa media penyimpanan data, webhosting, dan fasilitas pendukung lain yang terintegrasi dengan server. Yang tentusaja infrastruktur ini tidak perlu merombak besarbesaran system yang telah berjalan sekarang, yaitu system cloud storage. Meski alokasi kapasaitas terbatas, setidaknya para pengembang dapat memanfaatkan fasilitas yang telah tersedia sesuai dengan persyaratan yang dimiliki JDV.
III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum
Belum adanya sebuah layanan infrastruktur system cloud yang berjalan secara optimal dan terlebih difungsikan sebagai media penyimpanan data, webhosting, pemakaian server untuk para pelaku industri di JDV, pada keadaan ini penulis berasumsi bahwa fasilitas yang diberikan Jogja Digital Valley bulumlah maksimal dan berharap kedepannya fasilitas yang akan diterapkan dapat dimanfaatkan sebagai peluang bisnis baru oleh JDV.
JOGJA DIGITAL VALLEY merupakan inkubator bisnis ICT kedua yang dikembangkan oleh TELKOM setelah BANDUNG DIGITAL VALLEY untuk melengkapi ekosistem kreatif digital, yang bertujuan untuk meningkatkan akselerasi jumlah pengembang untuk games, edutainment, music, animation dan software services khususnya di kota
3
3.2.2 Pemanfaatan Fasilitas Cloud
V. Penutup
Meninjau dari kebutuhan para pelaku industri yang sebagian besar adalah pengembang layanan website dan pengembang app mobile serta terkadang memerlukan koneksi database tersendiri dan terhubung ke internet sebagai pusat layanan servis. Meski sarana data center sudah ada dan berbasis cloud tetapi pemaksimalan cloud ini yang belum dimaksimalkan secara optimal.
5.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian skripsi ini, dapat diambil kesimpulan agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah : 1. Model infrastruktur cloud yang mendukung sebuah VPS setidaknya memenuhi beberapa keriteria layanan, diantaranya penggunaan virtual penyimpanan data, sistem operasi virtual. (Gambar 4.48 dan 4.50) . 2. Dengan menggunakan dashboard manajemen cloud yang diusung pada sistem openstack, akan memberikan kemudahan bagi Administrator jaringan dalam mengelola cloud server. Sehingga dapat mengurangi intensitas konfigurasi dalam bentuk console. Seperti : a) Mengunggah file image untuk sistem operasi virtual pada server. b) Membuat identitas panel project baru pada cloud server. c) Membuat user baru yang difungsikan sebagai VPS Cloud. d) Mencoba user baru yang difungsikan sebagai vps dengan memasuki area sistem operasi dari user vps. 3. Seluruh kendali jaringan non vps dapat dilakukan secara terpusat dengan menggunakan webmin manajemen jaringan. 4. Seluruh kendali vps dapat dilakukan secara terpusat dengan menggunakan layanan dashboard openstack.
Keadaan seperti inilah, penulis berasumsi untuk memaksimalkan layanan cloud yang telah ada sebagai sarana yang kedepannya dapat dimanfaatkan sebagai sarana layanan untuk para member dan bagi para pengembang dunia industri IT serta dapat menigkatkan peluang usaha di JDV. IV. Implementasi Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan dimana tahapan ini merupakan kelanjutan yang wajib dijalankan setelah adanya tahapan analisis. Beberapa tahapan dalam implementasi sebagai berikut : 4.1 Proses Instalasi Ubuntu Server Openstack adalah sebuah system layanan infrastruktur cloud yang ada di Linux, salahsatunya dalam varian Ubuntu server. Penulis menggunakan linux varian Ubuntu server 12.04.04. langkah instalasi Ubuntu server 12.04.04 dapat dilihat di situs berikut ini : http://askubuntu.com/questions/340965/how-do-i-installubuntu-server-step-by-step.
5.2 Saran Dari perancangan Perancangan VPS Berbasis Komputasi Awan menggunakan openstack havana ini, ada beberapa saran yang dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya. Adapun sebagi berikut :
4.2 Proses Konfigurasi Dalam proses konfigurasi pembangunan infrastruktur layanan cloud, yang nantinya akan difungsikan sebagai VPS cloud terbagi dalam dua cakupan, yaitu instalasi beserta konfigurasi untuk server 1 dan server 2. Cakupan tersebut antara lain
1. VPS cloud menggunakan openstack havana ini dapat di integrasikan dengan layanan web hosting, agar pengguna sistem dapat menentukan sendiri kebutuhan layanan yang akan digunakannya. 2. VPS menggunakan openstack havana ini dapat dikembangan ke openstack icehouse dan manajemen VPS lebih besar lagi dengan menggunakan manajemen server JUJU. 3. Perhitungan detail prosesor yang akan digunakan dalam cloud server dihitung lebih rinci lagi, mulai dari heat prosesor, kemampuan setiap core prosesor mampu melayani berapa pengguna VPS. 4. Autentifikasi log in mode administrator lebih diperhatikan, guna meminimalisir serangan dari pihak luar yang ingin masuk ke dalam sistem secara paksa. 5. Dikembangan dengan menambah fitur manajemen openstack mobile.
4.2.1 Server 1 Server 1 dalam penelitian ini memiliki peran dan fungsi sebagai pengatur layanan cloud, sehingga semua paket yang berhubungan dengan berjalannya sistem akan diatur dan terpusat di server ini. 4.2.2 Server 2 Server 2 akan difungsikan sebagai server compute node yang mana paket openstack tidak akan semuanya terpasang didalamnya.
4
Daftar Pustaka [1] R. V. C. S. S. Buyya, Mastering Cloud Computing, L. L. Todd Green, Ed., United States of America: Elsevier, 2013. [2] S. Shetty, "Pengarah penelitian informasi teknologi dan konsultan perusahaan," 21-24 October 2013. [Online]. Available: http://www.gartner.com [3] R. Contreras, "rackspace," 19 September 2013. [Online]. Available: http://www.rackspace.com/knowledge_center/article/cloudhosting-vs-shared-hosting-vs-vps.
Biodata Penulis Erwin, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2014. Saat ini menjadi freelancer di MAMS Yogyakarta.
5